perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id peran komunikasi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PARENTS
TEACHERS ASSOCIATION (PTA) UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN
HARMONIS, MENANAMKAN KEPERCAYAAN DAN MENCEGAH
KONFLIK DI FOCUS INDEPENDENT SCHOOL SOLO
Disusun Oleh :
ESTI WARDANI
D 1206525
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Penulisan Skipsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dosen Penguji
Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II
Dra. Hj. Sofiah, M.Si Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si
NIP. 19530726 197903 2 001 NIP. 19690207 199512 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
(…………………….)
(…………………….)
(…………………….)
(…………………….)
PENGESAHAN
Penulisan Skripsi ini telah diterima dan disahkan
Oleh Dosen Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada
Hari : Senin
Tanggal : 18 April 2011
DOSEN PENGUJI
1. Ketua : Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D
NIP. 19600813 198702 2 001
2. Sekretaris: Drs. Hamid Arifin, M.Si
NIP. 19600517 198803 1 002
3. Penguji I : Dra. Hj. Sofiah, M.Si
NIP. 19530726 197903 2 001
4. Penguji II: Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si
NIP. 19690207 199512 2 001
Mengetahui,
Dekan
Drs. H. Supriyadi SN, SU
NIP. 195301281981031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Entah pebagaimana............
Dalam perjalanan kehidupanmu
Kamu belajar tentang dirimu sendiri
Dan menyadari bahwa penyesalan
Tidak seharusnya ada
Hanya penghargaan abadi atas pilihan kehidupan
Yang telah kamu buat
(Marian Jones)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Skripsi ini Kupersembahkan
Untuk insan-insan yang telah menyebutku Cucu, Anak, Adik,
Kakak, Istri dan Bunda
Dalam setiap lafal do’anya
Yang menjadi kekuatanku untuk melangkah dan tegar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul , PERAN PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) SEBAGAI
WAHANA KOMUNIKASI DALAM RANGKA MEMBANGUN
HUBUNGAN HARMONIS, MENANAMKAN KEPERCAYAAN DAN
MENCEGAH KONFLIK DI FOCUS INDEPENDENT SCHOOL SOLO,
sebagai syarat memperoleh gelar sarjana (S-1) Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga Skipsi
ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi.
Penulis menyadari, penyusunan skripsi ini tidak lepas dari semua pihak
yang telah membantu. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dukungan, dan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan sekripsi ini. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Supriyadi SN, SU , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin
penulisan skripsi ini.
2. Drs. Surisno S.U, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dra. Hj. Sofiah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I terima kasih atas
bimbingan dan pengarahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
4. Tanti Hermawati, S.sos, M.Si, selaku pembimbing II terima kasih atas
bimbingan dan pengarahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Dra. Christina Th., M.Si, selaku Pembimbing Akademis, terima kasih atas
bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, terima kasih atas semua ilmu
yang telah dibagikan.
7. Segenap keluarga besar Focus Independent School Solo, penulis ucapkan
terimakasih karena penulis diijinkan melakukan penelitian sehingga
skripsi ini dapat selesai dengan baik.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih ada beberapa kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, oleh karena itu penulis terbuka akan setiap kritik dan saran yang
membangun.
Surakarta, Maret 2011
Esti Wardani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
ABSTRAK ................................................................................................... xiii
ABSTRACT ................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 8
D. Kerangka Teori............................................................... 9
1. Pengertian Komunikasi.............................................. 9
2. Komunikasi Organisasi.............................................. 14
3. Komunikasi Interpersonal.......................................... 15
3.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal................ 15
3.1 Evektivitas Komunikasi Interpersonal................ 20
3.2 Fungsi Komunikasi Interpersonal....................... 24
E. Kerangka Berpikir........................................................ 26
F. Metode Penelitian.......................................................... 29
1. Jenis Penelitian.......................................................... 29
2. Metode Penelitian...................................................... 30
3. Lokasi Penelitian........................................................ 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Jenis Data............................................................. 31
5. Teknik Pengambilan Sampel................................ 32
6. Sumber Data......................................................... 32
7. Teknik Pengumpulan Data................................... 33
8. Validitas Data....................................................... 34
9. Teknik Analisis Data............................................. 35
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN.............................. 38
A. Sejarah Berdirinya Focus Independent School.......... 38
B. Visi dan Misi Focus Independent School.................. 39
C. Value/Nilai………………………………………… 40
D. Fasilitas Sekolah…………………………………… 40
E. Struktur Organisasi Sekolah……………………….. 41
F. Customer Relations………………………………… 42
1. Public Relations Officer………………………… 44
2. Public Relations Officers Services……………… 46
G. Parents Teachers Associations (PTA) Focus
Independent School………………………………… 47
1. Peran dan Fungsi PTA…………………………. 47
2. Kepengurusan PTA……………………………. 48
3. Tata Cara Pemilihan Pengurusan PTA………… 48
4. Tugas Ketua dan Pengurus PTA……………….. 48
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………… 49
A. Peran Pengurus Parents Teachers Association
(PTA) selaku Komunikator dalam Membangun
Hubungan Harmonis dengan Orangtua Murid……….. 49
B. Upaya Orangtua Murid selaku Komunikan
dalam berkomunikasi dengan Pihak Sekolah................. 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
C. Upaya Media PTA Dalam Menyelesaikan Konflik antara
Pihak Sekolah dengan Orangtua Murid……………… 67
BAB IV PENUTUP.......................................................................... 79
A. Kesimpulan .................................................................. 79
B. Saran............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 85
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Hasil Evaluasi Kegiatan PTA Focus Independent School
Tahun 2008/2009................................................................. 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan l Proses Komunikasi............................................................. 12
Bagan 2 Struktur Organisasi Sekolah............................................... 42
Bagan 3 Penyelenggaraan Sistem..................................................... 43
Bagan 4 Standar Prosedur Operasional Pelayanan........................... 44
Bagan 5 Hubungan PRO dengan Staf Sekolah................................ 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRAK
ESTI WARDANI, D 1206525, PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN HARMONIS, MENANAMKAN KEPERCAYAAN DAN MENCEGAH KONFLIK DI FOCUS INDEPENDENT SCHOOL SOLO, Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.
Parents Teachers Associations (PTA) dibentuk dengan tujuan untuk
kemajuan pendidikan murid-murid Focus Independent School. Peran dan fungsi PTA yakni pertama, sebagai supporter, membantu kegiatan sekolah di luar program-program akademis sekolah. Kedua, sebagai aspirator, memberi masukan-masukan sehubungan dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah.
Penelitian ini dilaksanakan di Parents Teachers Associations (PTA) Focus Independent School yang berlokasi di Jl. K.S Tubun No 27, Manahan Solo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus tunggal yaitu peran komunikasi interpersonal dalam PTA untuk membangun hubungan harmonis, menanamkan kepercayaan dan mencegah konflik. Sampel diambil dari pengelola PTA yaitu manager, guru, Public Relations Officer (PRO) dan anggota PTA yaitu orangtua murid. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi pustaka. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Adanya peran komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh pengurus PTA selaku komunikator dalam upayanya membangun hubungan harmonis dengan orangtua murid melalui kegiatan penyampaian informasi maupun kebijakan sekolah, baik yang bersifat akademis maupun non akademis yang diselenggarakan secara rutin/berkala maupun insidental. Selain itu, pengurus PTA juga merencanakan agenda yang melibatkan partisipasi aktif orangtua murid sebagai komite berbagai kegiatan perayaan sekolah, maupun penyelenggaraan kegiatan sosial, seperti menyalurkan sumbangan ke beberapa panti asuhan di Surakarta maupun memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban banjir yang sempat melanda Kota Surakarta beberapa waktu lalu. (2) Upaya orangtua murid selaku komunikan dalam berkomunikasi dengan pihak sekolah terlihat dari adanya dialog langsung (face to face) dengan pihak sekolah, penyampaian pesan melalui media internet, maupun diskusi forum PTA untuk memperoleh penjelasan atas informasi maupun kebijakan sekolah. (3) Upaya PTA dalam menyelesaikan konflik antara pihak sekolah dengan orangtua murid adalah dengan melakukan sosialisasi ulang atas informasi maupun kebijakan yang menimbulkan komplain, serta melakukan diskusi/musyawarah dengan orangtua murid untuk membahas secara mendalam melalui forum PTA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRACT
ESTI WARDANI, D 1206525, THE ROLES OF AN INTERPERSONAL COMMUNICATION IN PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) IN ESTABLISHING GOOD RELATION, BUILDING TRUST AND AVOIDING CONFLICT IN FOCUS INDEPENDENT SCHOOL, A Thesis, Communication Department, The Faculty of Communication and Politics, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011. Parents Teachers Association (PTA) was established with the purpose of improving the education quality for the students of Focus Independent School. The first role and function of PTA is as a supporter, PTA involves in school activities other than academic activities. Secondly, PTA functions as aspirator; giving inputs in relation to the programs conducted by school. This research is held in Parents Teachers Associations (PTA) Focus Independent School located in Jl. K.S Tubun No 27, Manahan-Solo. This research is a descriptive-qualitative research. The strategy used in this research is a single case study. It is the role of interpersonal communication in PTA in establishing good relation, building trust and avoiding conflict. The sample is taken from the committee of PTA, they are; the managers, teachers, Public Relations Officer (PRO) and the members of PTA who are the parents. The data collected is taken from an interview, observation and research study. The data validity in the research is using resource triangulation. The data analysis procedure used in this research is an interactive analysis model.
The research result shows that (1) There is the role of interpersonal communication done by PTA committee as the communicator in establishing good relation with parents through the sharing of information or school policy both academically and non academically. The activity is held both as a routine or incidentally. Besides, the PTA committee also sets up an opportunity that involves parents to actively participates as the committee in many school events or in many social activities such as in giving donation to some orphanages in Surakarta, giving donation to the victims of flood that happened in Surakarta last time. (2) The effort of parents as the communicant in communicating with school is seen from a direct dialogue with the school, indirect information sharing through the internet or discussion in PTA forum in order to get the clarification of school information and school policy. (3) The effort done by PTA in solving conflict between school and parents is by re-socializing the information or school policy that might raise conflict and by having a discussion with parents in seriously discuss the matter through PTA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik
individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak
komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Sementara itu,
untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian
sesama anggota masyarakat. Menurut Onong Uchjana Effendy1 menyatakan
bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.
Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang
kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila timbul saling
pengertian yaitu kedua belah pihak pengirim dan penerima dapat memahami.
Dalam hal seperti inilah baru dapat dikatakan bahwa komunikasi telah berhasil
baik atau komunikatif.
Masalah penting yang dihadapi lembaga/perusahaan baik bisnis
maupun jasa adalah masalah “hubungan” (relationship), dan masalah ini tentu
saja berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan. Permasalahannya berkisar
pada pertanyaan “bagaimana menciptakan komunikasi untuk membangun dan
1 Effendy, Onong Uchjana. 2004. Dinamika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung. Hal. 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengembangkan hubungan-hubungan yang baik antara lembaga tersebut
dengan publiknya demi tercapainya tujuan dari lembaga tersebut”.
Dalam sebuah organisasi banyak aktivitas yang perlu dikomunikasikan
dengan khalayak. Dalam mengkomunikasi sebuah dengan khalayak ini
memerlukan media komunikasi yang dapat menampung semua aspirasi.
Media komunikasi yang banyak digunakan oleh organisasi adalah media
kelompok, misalnya rapat, seminar dan konferensi dan lain-lain Rapat
biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh
suatu organisasi.
Focus Independent School atau dahulu dikenal dengan Palm Kids
sebagai perusahaan penyedia jasa pendidikan di kota Solo, senantiasa
berusaha menciptakan hubungan baik dan menjalin relasi dengan berbagai
publiknya, salah satunya adalah dengan orangtua murid selaku customer
(pelanggan). Focus Independent School menyediakan jasa pendidikan untuk
anak-anak usia pre-school (1-4 tahun), TK/Kindergarten (5-6 tahun), dan
SD/Primary (6-12 tahun). Customer Focus Independent School adalah
orangtua murid yang menyekolahkan anak-anak mereka di Focus Independent
School.
Hubungan pelanggan atau yang dikenal sebagai customer relations
merupakan bagian dari aktivitas public relations. Focus Independent School
melalui divisi Public Relations Officer (PRO) telah menerapkan fungsi ini
terhadap customernya yakni orang tua murid. Hubungan ini pada umumnya
didasarkan pada suatu komitmen untuk berkembang, dan hal tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mendukung adanya sebuah ide hubungan yang saling percaya dan
menghargai.
Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin selektif
dan berpengalaman, mengharuskan Focus Independent School untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanannya. Kepuasan pelanggan pada bisnis
pendidikan tidak hanya ditentukan oleh mutu pelayanan saja, akan tetapi juga
didukung oleh komunikasi yang baik dan berkesinambungan. Keberhasilan
komunikasi yang dijalankan akan menciptakan hubungan yang harmonis
dengan customer. Hubungan yang harmonis tersebut nantinya akan
menumbuhkan kepercayaan customer terhadap perusahaan sehingga
membantu terbentuknya image yang positif di mata masyarakat.
Tidak mudah bagi sebuah organisasi yang memiliki tujuan profit bisnis
karena secara ekonomi, organisasi tersebut akan mencari keuntungan yang
signifikan. Demikian halnya dengan Focus Independent School. Di satu sisi
Focus Independent School senantiasa membenahi dirinya dengan
meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembangunan struktur dan
peningkatan fasilitas pendidikan di dalamnya. Namun di sisi lain, dana
operasional peningkatan fasilitas pendidikan tersebut tentu tidak lepas dari
biaya pendidikan yang di keluarkan oleh orang tua wali murid. Sehingga tidak
salah apabila orang tua wali murid senantiasa berpersepsi bahwa biaya
pendidikan di Focus Independent School pada saat ini memang terbilang
mahal, apalagi jika dilihat dengan pertimbangan kondisi finansial masyarakat
kebanyakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Setiap tahun ajaran baru, biaya pendidikan di Focus Independent
School terus merangkak naik, walaupun sebagian orang tua wali murid masih
tetap dapat menjangkau biaya tersebut meskipun dengan kemampuan minimal.
Namun, ada juga sebagian orang tua wali murid yang beranggapan bahwa
biaya mahal identik dengan bonafiditas, excellent, dan tentunya gengsi
sekalipun persepsi ini hanya mewakili sebagian orang tua wali murid.
Adanya program-program sekolah tersebut apabila tidak di
komunikasikan baik dengan orang tua wali murid tentu akan berdampak pada
citra sekolah karena efek dari naiknya biaya pendidikan. Tidak jarang
muncul ketidakpuasan atas informasi maupun kebijakan sekolah.
Ketidakpuasan tersebut menimbulkan komplain (keluhan) sehingga perlu
ditangani secara cepat. Komplain orangtua murid terhadap sekolah biasanya
disampaikan langsung terhadap guru maupun front-line staff. Salah satu
contoh adalah komplain orangtua murid terhadap kurikulum Focus
Independent School yang dinilai terlalu maju jika dibandingkan dengan
kurikulum di sekolah nasional plus yang lain. Tanggapan langsung yang
disampaikan oleh pihak sekolah baik melalui guru maupun front-line staff
menimbulkan reaksi yang beragam dari masing-masing orangtua murid. Ada
yang puas dengan jawaban yang diberikan, tetapi ada pula yang mengaku
kurang puas.
Fenomena konflik yang terjadi antara pihak sekolah dengan orangtua
murid seringkali terjadi akibat kurangnya komunikasi yang terbentuk sehingga
banyak terjadi kesalahpahaman. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
belah pihak, baik sekolah itu sendiri maupun orangtua murid. Hubungan yang
terjalin antara pihak sekolah dengan orangtua murid menjadi tidak harmonis
yang tentu saja mempengaruhi citra yang terbangun menjadi menurun akibat
ketidakpercayaan orangtua murid terhadap sekolah. Selain itu, efek dari
konflik yang terjadi juga dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa
di sekolah.
Hal ini seperti yang terjadi di TK dan SD Tri Amerta milik Yayasan
Tri Atma Surya Jaya di kawasan Lovina Desa Anturan Kecamatan Buleleng,
Bali. Sejumlah orang tua siswa di sekolah itu mengancam memindahkan anak-
anak mereka dari sekolah tersebut karena kecewa terhadap pengelolaan
sekolah yang dinilai amburadul. Sejumlah orang tua siswa mengatakan di TK
dan SD Tri Amerta itu terdapat sejumlah persoalan yang tidak bisa dijelaskan
secara transparan kepada orang tua siswa. Salah satunya adalah konflik antara
kepala sekolah dan guru yang sempat membuat para guru mengadu ke yayasan
pusat dan Denpasar dan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu terganggu.
Selain itu, pihak sekolah juga diduga memotong beasiswa yang diperoleh
siswa dan memotong hadiah siswa yang berhasil memenangkan kejuaraan.
Untuk mendapatkan penjelasan tentang persoalan tersebut, ratusan orang tua
menggelar pertemuan dengan pihak pengelola sekolah dan pihak yayasan.
Namun, pertemuan itu berlangsung gaduh dan diwarnai aksi walk out
sehingga tidak berhasil menelurkan keputusan apa pun2.
2 BALI POST Edisi Senin, 25 April 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Beberapa konflik juga terjadi antara sejumlah orangtua murid SDN
RSBI Rawamangun 12 Pagi, Jakarta. Seperti dikutip dari harian Kompas edisi
Rabu, 9 Juni 2010, orangtua murid menuntut transparansi atas pemanfaatan
dana bantuan operasional sekolah dan bantuan operasional pendidikan di
sekolah itu. Konflik meruncing setelah orangtua murid membuat laporan
dugaan penyimpangan dana pendidikan kepada Kejaksaan Tinggi DKI
Jakarta.
Konflik antara sejumlah orangtua murid SMP Negeri 6 Makasar yang
menolak politisasi di tubuh komite sekolah yang berimbas munculnya konflik
antara komite sekolah dengan orangtua siswa. Konflik yang bernuansa politik
antara komite sekolah dengan orangtua siswa telah mengganggu proses belajar
mengajar, utamanya bagi siswa kelas tiga yang sedang melakukan persiapan
ujian nasional. Konflik pemilihan ketua komite terjadi akibat pro dan kontra
kenaikan iuran komite. Saat ini iuran komite telah diturunkan dari Rp 250 ribu
dan Rp 200 ribu menjadi Rp 150 ribu yang dinilai memberatkan sebagian
orangtua murid.3
Untuk mengkomunikasikan permasalahan orang tua wali murid
dengan pihak sekolah maka Focus Independent School memerlukan media
komunikasi untuk menjembatani antara kepentingan sekolah dan orangtua
murid sehingga dapat tercapai keselarasan antara kedua belah pihak.
Seiring dengan munculnya berbagai fenomena konflik yang terjadi
antara sekolah dengan orangtua murid, Focus Independent School membentuk
3 Harian Tribun Timur, Makasar Edisi Minggu, 20 Februari 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
media Parents Teachers Associations (PTA). Tujuan dibentuknya PTA adalah
untuk kemajuan pendidikan murid-murid Focus Independent School. Anggota
PTA adalah seluruh orang tua murid dan guru-guru Focus Independent
School. Focus Independent School tidak memisahkan PTA kelompok Pre-
School & Kindergarten dan Primary School. Kegiatannya meliputi semua
kegiatan yang sifatnya untuk kemajuan sekolah dan sosial kemasyarakatan.
Peran dan fungsi media komunikasi PTA yakni pertama, sebagai supporter,
membantu kegiatan sekolah di luar program-program akademis sekolah.
Kedua, sebagai aspirator, memberi masukan-masukan sehubungan dengan
program-program yang dilakukan oleh sekolah.
Dalam kegiatan media PTA, pihak sekolah secara formal dapat
menyampaikan setiap kebijakan maupun program-program sekolah.
Sebaliknya, pihak orangtua murid dapat menyampaikan aspirasinya sekaligus
menggunakan media komunikasi PTA sebagai sarana mengemukakan
keluhan (komplain) apabila kurang atau tidak setuju terhadap kebijakan
maupun program sekolah tersebut. Dalam forum ini, pihak sekolah dapat
memberikan penjelasan secara lebih detail sekaligus menanggapi komplain
yang disampaikan oleh orangtua murid. Media PTA disini merupakan wadah
yang diharapkan mampu menjembatani kepentingan antara pihak sekolah
dengan orangtua murid sehingga dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai
bersama yakni terciptanya hubungan yang harmonis, menanamkan
kepercayaan dan mencegah terjadinya konflik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti menarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana peran pengurus Parents Teachers Association (PTA) sebagai
komunikator dalam membangun hubungan harmonis dengan orangtua
murid?
2. Bagaimana upaya orangtua murid selaku komunikan dalam berkomunikasi
dengan pihak sekolah?
3. Bagaimana upaya PTA dalam menyelesaikan konflik antara pihak sekolah
dengan orangtua murid?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran tentang peran pengurus Parents Teachers
Association (PTA) sebagai komunikator dalam membangun hubungan
harmonis dengan orangtua murid
2. Untuk mengetahui upaya orangtua murid selaku komunikan dalam
berkomunikasi dengan pihak sekolah.
3. Untuk mengetahui upaya media PTA dalam menyelesaikan konflik antara
pihak sekolah dengan orangtua murid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
D. Kerangka Teori
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik
individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau
tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.
Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan
saling pengertian sesama anggota masyarakat.
Menurut Wilbur Schramm, bila kita mengadakan komunikasi,
maka kita berusaha untuk menciptakan persamaan mengenai informasi, ide
atau pemikiran, serta sikap kita dengan orang lain. Inti dari komunikasi
tersebut adalah membawa komunikan (khalayak komunikasi) dan
komunikator menuju kesepakatan pesan.4 Jadi komunikasi diartikan
sebagai suatu penyampaian pesan yang diharapkan dapat menumbuhkan
terciptanya suatu mengenai pesan tertentu antara komunikator dengan
komunikan.
Komunikasi merupakan kemampuan yang tidak hanya memerlukan
bakat, tetapi juga kemauan untuk melakukan proses belajar yang kontinu.
Keterampilan berkomunikasi yang baik meliputi kemampuan dasar untuk
mengirim dan menguraikan pesan secara akurat dan efektif, serta untuk
memahami makna simbolis tindakan-tindakan seseorang. Komunikasi
adalah suatu pertukaran sebuah konsep yang sederhana tetapi vital.
4 Wilbur Schramm. 1995. The Process and Effects of Mass Communicaions. University of
Illinois Press. Urbana. Hal. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Bertahan atau tidaknya suatu perusahaan tergantung bagaimana
cara mereka menyampaikan pesan kepada konsumen. Melalui pesan-pesan
tersebut, informasi penting tersalurkan, termasuk untuk memperkuat posisi
perusahaan di mata konsumen.
Kata ”komunikasi” berasal dari kata dalam bahasa latin communis,
yang berarti ”sama” (dalam bahasa Inggris : common). Komunikasi
kemudian dapat dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan
(commoness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dan penerima.
Sedangkan cara yang tepat untuk memahami komunikasi menurut
Lasswell adalah dengan menjawab pertanyaan : who, says what, in which
channel, to whom, with what effect? Rumusan pertanyaan tersebut
mengandung lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu :
a. Siapa yang mengatakan? (komunikator, pengirim atau sumber) b. Apa yang disampaikan? (pesan, ide, gagasan) c. Dengan saluran mana? (media atau sarana) d. Kepada siapa? (komunikan atau penerima) e. Apa dampaknya? (efek atau hasil komunikasi)5
Kesimpulannya bahwa komunikasi merupakan penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator kepada komunikan
melalui media tertentu dan menghasilkan dampak-dampak tertentu pula.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.
Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara,
tulisan, gesture dan broadcasting. Komunikasi dapat berupa interaktif,
transaltif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan
5 Cangara, Hafield. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. RajaGrafindo. Jakarta. Hal. 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Proses komunikasi tradisional, dimana menggambarkan aliran pesan
dari pengirim kepada penerima melalui sandi, media, dan memecahkan
kode, terlihat dari perubahan yang nyata dan teribat dalam proses yang lebih
interaktif dan dinamis. “(The traditional communication process, which
depicts the flow of messages from senders to receivers via elements such as
encoding, media, and decoding, has undergone noticeable changes and has
evolved into a more interactive and dynamic process)” 6
Dalam suatu proses komunikasi terdapat sejumlah komponen atau
unsur persyaratan terjadinya komunikasi sebagai berikut:7
a. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan;
b. Pesan, yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang;
c. Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan;
d. Media, yaitu sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;
e. Efek, yaitu dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Komunikasi terjadi antara sebuah sumber (pengirim berita) dan
sebuah penerima berita. Pesan disandikan (diubah dalam bentuk simbol) dan
6 Madhavaram, Sreedhar, Vishag Badrinarayanan, dan Robert E. McDonald. 2005. “Integrated Marketing Communication (IMC) and Brand Identity as Critical Components of Brand Equity Strategy”. Journal of Advertising, vol. 34, no. 4 (Winter 2005), pp. 69–80. American Academy of Advertising. ISSN 0091-3367 / 2005. 7 Onong Uchjana Effendy. 2004. Dinamika Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
disalurkan kepada si penerima pesan yang menterjemahkan (memecahkan
sandi) pesan yang disampaikan oleh pengirim berita, hasilnya berupa sebuah
pemindahan maksud dari satu orang kepada orang lain.
Bagan 1 Proses Komunikasi
Pesan Pesan Pesan Pesan
umpan balik
Sumber: Robbins (2006: 393)
Aktivitas komunikasi melibatkan delapan elemen sebagai berikut.8
a. Sumber (source) atau pengirim adalah orang atau kelompok orang
(misalnya sebuah perusahaan) yang memiliki pemikiran (ide, rencana
penjualan, dan lain-lain) untuk disampaikan kepada orang atau kelompok
orang yang lain.
b. Penerjemahan. Sumber kemudian diterjemahkan (encoding). Encoding
adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran ke dalam bentuk-bentuk
simbolis. Sumber tersebut memilih tanda-tanda spesifik dari berbagai
kata, struktur kalimat, simbol, dan unsur nonverbal yang luas pilihannya
untuk menerjemahkan sebuah pesan sehingga dapat dikomunikasikan
dengan efektif kepada khalayak sasaran.
8 Shimp, Terence A.. 2003. Periklanan Promosi; Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu, Penterjemah Revyani Sahrial. Jakarta : Erlangga.
Sumber Berita
Penyandian Saluran Komunikas
i
Pemecahan Sandi
Penerima Berita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Pesan (message) adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang
pengirim. Dalam komunikasi pemasaran, pesan dapat berbentuk sebuah
iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah rancangan kemasan, berbagai
petunjuk di tempat-tempat pembelian (point of purchase) dan sebagainya.
d. Saluran penyampaian pesan (message channel) adalah suatu saluran yang
dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak
penerima. Perusahaan menggunakan media elektronik dan media cetak
sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan kepada pelanggan dan
calon pelanggan. Pesan-pesan juga dapat disampaikan kepada pelanggan
secara langsung melalui wiraniaga, melalui telepon, brosur-brosur surat
langsung, display di tempat pembelian, dan secara tidak langsung melalui
berita dari mulut ke mulut.
e. Penerima (receiver) adalah orang atau kelompok orang yang dengan
pihak pengirim berusaha untuk menyampaikan ide-idenya. Dalam
komunikasi pemasaran, penerima adalah pelanggan atau calon pelanggan
suatu produk atau jasa perusahaan.
f. Intepretasi. Decoding melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak
penerima dalam menginterpretasi atau mengartikan pesan pemasaran.
Hal ini dikarenakan proses pembentukan arti mempunyai peran yang
penting dalam semua kegiatan komunikasi pemasaran.
g. Gangguan. Sebuah pesan yang melintas dalam suatu saluran dipengaruhi
oleh stimulus-stimulus eksternal yang menganggu. Stimulus ini
menganggu penerimaan pesan dalam bentuk yang murni dan orisinil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
h. Umpan Balik (feedback). Umpan balik memungkinkan sumber untuk
menentukan apakah pesan sampai pada target secara akurat atau apakah
pesan tersebut perlu diubah untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas di benak penerima.
2. Komunikasi Organisasi
Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin
Communication mengacu pada kata comunis yang berarti sama makna.
Komunikasi ialah penyampaian pesan dari komunikator (sender) kepada
komunikan (receiver) melalui media tertentu dan menyebabkan efek.
Organisasi ialah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu dan komunikasi merupakan perekat yang
memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama
melakukan fungsinya dengan baik9. Unsur-unsur dasar organisasi ialah
anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktik-praktik
pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman organisasi.
Komunikasi organisasi ialah komunikasi dalam kumpulan yang
mempunyai hirarki dan tujuan. Komunikasi organisasi merupakan proses
untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan
organisasinya dan merubah yang terjadi di dalamnya.10
Definisi komunikasi organisasi secara fungsional ialah pertunjukan
dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan
9 Purwanto, Joko, 2006, Komunikasi Bisnis, Jakarta: Edisi Kedua, Erlangga 10 Kreps. 1990. Organizational communication: Theory and practice. New York: Longman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu komunikasi terdiri dari unit
komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan
lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Secara interpretatif dapat
diartikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan
organisasi.11
Keterkaitan komunikasi dengan organisasi menurut William V.
Hanney bahwa “organisasi terdiri dari sejumlah orang, melibatkan keadaan
saling bergantung, kebergantungan memerlukan koordinasi yang
mensyaratkan komunikasi”.
Komunikasi organisasi melingkupi komunikasi interpersonal dan
komunikasi kelompok. Kepentingan bersama dan tujuan organisasi
menjadi orientasi komunikasi organisasi. Hirarki organisasi menentukan
pola komunikasi yang terjadi.
3. Komunikasi Interpersonal
3.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan
antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat atau
organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan media
11 R.Wayne Pace, dan Don F.Faules.,Editor Mulyana,Deddy. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi MeningkatkanKinerja Perusahaan. Jakarta: Erlangga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang
lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.12
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi antara dua orang
(diadik) secara tatap muka (face to face), walaupun dapat juga melalui
media telepon. Komunikasi interpersonal terbangun dari komunikasi
intrapersonal karena seseorang akan menyusun komunikasi efektif
saat interaksi. Hal terpenting ialah komunikasi interpersonal
membangun hubungan antar manusia.
Komunikasi oganisasi menunjuk pada pola dan bentuk
komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi
(interpersonal communications) dan komunikasi kelompok.
Efektivitas komunikasi interpersonal baru tercapai bila memenuhi
paling sedikit lima komponen, yaitu :
a. Adanya kesamaan kepentingan antara komunikator dengan komunikannya.
b. Adanya sikap yang mendukung dari kedua belah pihak. c. Sikap positif, artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima
sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya. d. Sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh kedua belah pihak. e. Masing-masing pihak mencoba menempatkan diri (ada unsur empati)
pada lawan bicaranya.13
12 Effendy. Op.Cit. hal.30
13 F. Rachmadi. Op.Cit. Hal. 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Djoko Purwanto memaparkan bahwa suatu komunikasi bisa
dimasukkan dalam lingkup komunikasi kelompok apabila, pertama,
proses komunikasi dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih banyak
daripada tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan
bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima (receiver). Umpan
balik atau feedback yang didapat tidak maksimal karena waktu
terbatas dan khalayak relatif banyak. Ketiga, pesan yang disampaikan
terencana dan bukan spontanitas untuk kalangan tertentu.
Komunikasi kelompok terlibat di dalam lingkup komunikasi
organisasi. Kelompok-kelompok kecil saling berinteraksi sehingga
terjadi komunikasi organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Ernest Bormann bahwa grup berasal dari berbagai macam
share kepribadian. Teori Tindakan simbolik yaitu menjelaskan
bagaimana tipe komunikasi membentuk identitas grup dan budaya,
yang berdampak pada konsensus bersama dengan berbagi emosi,
motivasi dan makna.14
Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya
jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi
yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor
penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses
14 Beebe, Steven A, Susan J. Beebe, dan Diana K. Ivy. 2001. Communication Principles for a
Lifetime. Boston: Allyn and Bacon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses
komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan,
dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang
kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu
dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses
komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai
masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama
dengan timbulnya salah faham dan konflik.
3.2. Faktor-Faktor dalam Komunikasi Interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal
yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita
dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita
Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak
unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal,
kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:
1. Percaya (trust)
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan,
tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah
membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada
faktor-faktor sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut
memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang
tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan,
jujur dan konsisten.
b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai
kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya
keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah
dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
2. Perilaku supportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa
ciri perilaku suportif yaitu:
a. Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan
kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.
b. Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja
sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain
bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra mencapai
tujuan.
c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif
yang pendendam.
d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona.
e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak
melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan
keyakinan.
f. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat
sendiri.
3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan
membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke
isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah
keyakinannya, profesional dll.15
3.3. Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini
dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku
seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik
bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu
juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti
apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia
dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-
luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
15 Jalaluddin Rahmat. 1993. Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya. Bandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).(Devito, 1997, p.259-264).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti
bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu
kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap
pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita
ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan
kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada
ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan
terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan
dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini
adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah
memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan
seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata
orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain
atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan
merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang
lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka
untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik
secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat
mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif
dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2)
konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh
perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang
sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya
dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.
Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif,
bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan
sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara
positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap
positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap
positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi
komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan
orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara
menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih
atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang
ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat
sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada
sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak
mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku
verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak
lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk
memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
3.4. Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang ada dalam suatu organisasi memiliki
beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda
efektivitas proses komunikasi.
2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.
3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat
melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.
Proses yang terjadi dalam komunikasi intrapersonal melibatkan beberapa
unsur atau elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002):
1. Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun
non verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera
manusia sangat dibutuhkan, khususnya mata dan telinga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang
ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif.
Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman
tidakkah proses komunikasi dengan orang tersebut?
3. Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam
kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut
akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun
tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling.
4. Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk
memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah
mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada
antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika
kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan dosen maka kita
mempunyai cara untuk antisipasi agar komunikasi di kemudian hari
menjadi lancar.
Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi
dari lawan bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara:
a. Komunikator;
1. Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.
2. Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.
3. Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap
lawan bicaranya yang laki-laki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Media;
1. Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi
(microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
2. Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga
signal HP tidak dapat ditangkap.
3. Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada
komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa
Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan versi
orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.
4. Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses
komunikasi.
c. Komunikate;
1. Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.
2. Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak berkonsentrasi
dengan pembicaraan.
3. Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika
membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki.
E. Kerangka Berpikir
Pendidikan yang bermutu merupakan tuntutan masyarakat Indonesia
untuk menghasilkan sumber daya manusia bermutu yang mampu bersaing
secara lokal, regional maupun global. Upaya mewujudkan pendidikan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
bermutu diperlukan strategi, langkah-langkah konkrit dan operasional yang
dilakukan secara berkelanjutan.
Salah satu langkah konkrit peningkatan mutu pendidikan adalah
pemberdayaan satuan pendidikan agar mampu berperan sebagai subjek
penyelenggara pendidikan, yang diberi kewenangan untuk merancang serta
melaksanakan pendidikan sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing
sekolah.
Sebagai salah satu pilar pemberdayaan masyarakat di era global ini,
sekolah mempunyai tanggung jawab besar. Tanggung jawab yang tidak hanya
sebagai pelaksana dan tempat dimana masyarakat bisa menempuh pendidikan
tetapi juga tanggung jawab moril sebagai bagian dari masyarakat yang harus
mampu memahami kondisi dan permasalahan yang sedang berkembang.
Sebuah hal yang memaksa sekolah untuk terus berbenah, baik secara fisik
maupun manajerial
Sekolah merupakan organisasi yang komplek. Organisasi yang terdiri
dari puluhan atau bahkan ratusan anggota, mulai dari siswa yang didalam alur
organisasi berada di posisi paling bawah, guru dan pegawai sekolah, kepala
sekolah dan komite sekolah. Tentunya masing-masing dari mereka
mempunyai latar belakang yang berbeda yang nantinya turut mempengaruhi
bagaimana konsep mereka menjalankan proses komunikasi di organisasi
sekolah. Oleh karena itu harus dipahamai bagaimana konsep komunikasi yang
diaplikasikan di organisasi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Untuk membangun sebuah proses komunikasi yang berjalan sesuai
dengan koridor fungsi dan tujuan berorganisasi, di Focus Independent School
di bentuklah sebuah media komunikasi yang disebut sebagai Parents Teachers
Association (PTA). Pada Media PTA ini seluruh anggota organisasi
melakukan fungsi komunikasi khususnya komunikasi interpersonal antara
pihak sekolah dengan orangtua murid diantaranya untuk mengkomunikasikan
informasi dari pihak sekolah kepada orangtua murid yang tergabung dalam
kepengurusan dan anggota PTA dengan efektif, sehingga tingkat gangguan
komunikasi bisa diminimalkan, dan kesenjangan persepsi bisa dikurangi.
Dengan adanya media PTA ini, maka Focus Independent School harus bisa
membangun iklim komunikasi yang sehat dan positif.
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat
dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa
organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan
dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung
jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang
terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian
serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari
anggota organisasi, secara aktif member penyuluhan kepada para anggota
organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting
bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, menaruh perhatian pada
pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Berdasarkan paparan tersebut diatas, maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 2
Kerangka Berpikir
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian
yang dimaksudkan menggambarkan suatu fenomena atau kenyataan sosial.
Jenis penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi untuk
menjelaskan variabel-variabel yang menyebabkan gejala atau kenyataan
sosial.16 Whitney (1960) menjelaskan bahwa metode deskriptif merupakan
upaya pencari fakta dengan interpretasi yang lengkap, mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk
16 Faisal, Sanapiah. 1995. Format-Format Penelitian Sosial. Dasar-Dasar dan Aplikasi.
Rajawali Pers. Jakarta. Hal. 20
Pesan
Peran dan fungsi PTA Proses
komunikasi interpersonal
Media Komunikasi (PTA)
Orang tua wali murid
FIS (Focus Independent School)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap dan pandangan-pandangan serta proses-
proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena.17
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan peran
komunikasi interpersonal dalam PTA sebagai media komunikasi antara
Focus Independence School dengan orangtua murid selaku customer untuk
membangun hubungan harmonis, menanamkan kepercayaan dan
mencegah konflik.
2. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif tidak bekerja
dengan mempergunakan data untuk ditransformasikan dalam bilangan atau
angka. Penelitian ini juga tidak mengolah rumus dan tidak ditafsirkan atau
diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan statistik atau matematik.
Menurut Lexy Moleong, metode kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.18
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan
data mengenai kebijakan Focus Independent School Solo melalui sumber-
sumber data yang dipaparkan diatas.
17 Mohammad Nazir.1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal. 64 18 Lexy Moleong. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal. 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus tunggal yaitu peran
komunikasi interpersonal dalam PTA untuk membangun hubungan
harmonis, menanamkan kepercayaan dan mencegah konflik antara Focus
Independent School dengan orangtua murid. Studi kasus tunggal diperoleh
karena fokus penelitian sudah ditentukan dari awal. Penelitian mengarah
pada tujuan yang biasanya berupa fokus permasalahan.
3. Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini, lokasi yang digunakan penelitian adalah forum
Parents Teachers Associations (PTA) Focus Independent School yang
berlokasi di Jl. K.S Tubun No 27, Manahan Solo.
4. Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari lapangan, yaitu
yang langsung diperoleh dari lokasi penelitian di Focus Independent
School Solo melalui interview dengan pengurus PTA dan orang tua
wali murid selaku anggota PTA.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber utamanya
yaitu dengan cara mengutip atau memperoleh data yang sudah tersedia
dan berkaitan dengan aktivitas PTA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Penarikan sampel secara purposive yaitu
dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan
dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui
masalah secara mendalam.19 Dalam penelitian ini penulis mengambil
sampel dari pengurus PTA diantaranya : Mrs. Ririen Wiropranoto Lim
selaku penasehat PTA, Ms. Anastasia Risna selaku PRO/ humas PTA, Bp
Wijanarko selaku orangtua murid dan ketua PTA, dan Ibu Febri Haryu
Apsari selaku orangtua murid dan Ibu Atit Andriyani selaku orang tua
wali.
6. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber
data internal. Data internal adalah data yang diperoleh atau bersumber dari
dalam perusahaan bersangkutan. Data tersebut dikumpulkan dari hasil
wawancara dengan menggunakan interview guide terhadap pengurus dan
anggota PTA Focus Independent School, yaitu :
a. Mrs. Ririen Wiropranoto Lim selaku penasehat PTA.
b. Ms. Anastasia Risna selaku PRO/humas PTA.
c. Bp Wijanarko selaku orangtua murid dan ketua PTA.
d. Ibu Febri Haryu Apsari selaku orangtua murid dan anggota PTA.
19 HB. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan Terapannya
dalam Penelitian. UNS Press. Solo. Hal. 21-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
e. Ibu Atit Andriyani selaku orang tua murid dan anggota PTA.
7. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menerapkan teknik pengumpulan data yang dapat di
golongkan sebagai penelitian lapangan (field research) yang dilakukan
dengan mengamati secara langsung terhadap aktivitas dan peran PTA
khususnya dalam berkomunikasi dengan orangtua murid selaku customer
Focus Independent School berusaha memahami gejala yang tidak
diramalkan sebelumnya dan mengembangkan kesimpulan-kesimpulan
umum sementara yang mendorong pengamatan lebih lanjut. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu :
a. Wawancara mendalam
Wawancara yang dilakukan kepada responden yang menggunakan
interview guide yang pertanyaannya tidak berstruktur dan dengan
bentuk open ended question. Dalam melakukan pengumpulan
informasi, peneliti menggunakan hand record untuk merekam hasil
wawancara sehingga lebih mudah menginterpretasikan dan
menganalisa informasi yang diperoleh.
b. Observasi
Yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung ke lapangan
terhadap objek penelitian.
c. Studi Pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Studi pustaka adalah cara pengumpulan data yang melakukan
penelitian kepustakaan. Selain itu dilakukan penelusuran data-data
teoristis.
8. Validitas Data
Untuk mengembangkan validitas data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi data, yaitu suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu. Hal tersebut dimaksudkan untuk pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data.
Dalam hal ini, penelitian dengan menggunakan teknik triangulasi
dengan sumber, yaitu dengan cara membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan suatu penelitian. Dengan
demikian keberadaan data yang satu akan berkaitan dengan suatu
penelitian. Dengan demikian keberadaan data yang satu akan
dikonfirmasikan dengan data yang diperoleh dari sumber data yang lain,
sehingga datanya akan terjamin validitasnya. Data yang dikumpulkan tidak
semuanya dianggap valid oleh karena itu perlu dilakukan reduksi agar data
yang dianalisis benar-benar memiliki validitas dan variabel yang tinggi.
Perbandingan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
data hasil wawancara antara pihak pengurus PTA dengan wawancara
dengan orangtua murid. Selain itu, data akan dibandingkan lagi dengan
dokumen dan studi pustaka hasil-hasil rapat PTA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
9. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data terkumpul terutama sekali terdiri
atas kata-kata dan bukan dari angka-angka. Kalaupun angka-angka itu ada,
dipisahkan dari kata-kata yang bermakna. Selain itu dalam penelitian
kualitatif tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan
semua penelitian. Salah satu cara yang dapat dianjurkan adalah mengikuti
langkah-langkah yang masih bersifat umum yaitu : reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan. Seperti yang dikemukakan oleh HB.
Sutopo: ”Data dianalisis melalui tiga tahap yaitu mereduksi data,
menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan dilakukan pada siklus
antara ketiga tahap tersebut sehingga data yang terkumpul berhubungan
satu sama lain secara sistematis”.20
Langkah pertama dari analisis data adalah reduksi data yaitu proses
seleksi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan di Focus Independent School. Data tersebut dipilih dan
disederhanakan berdasarkan fokus permasalahan yang akan di bahas.
Langkah selanjutnya adalah penyajian data hasil seleksi yang sesuai
dengan pokok permasalahan yang akan diteliti, dengan penyajian data
peneliti akan mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
harus dilakukan lebih jauh menganalisa berdasarkan atas pemahaman yang
didapat dari data tersebut. Sedangkan data terakhir adalah penarikan
kesimpulan. Penarikan simpulan dalam penelitian kualitatif bukan berarti
20 Ibid. Hal. 21-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
sudah berakhir, namun peneliti tetap beraktivitas dengan waktu yang
tersisa. Model analisis seperti ini disebut model analisis interaktif.
Bagan 3 Model Analisis Interaktif
(Sumber: HB. Sutopo, 2002 : 96)
Yang dimaksud dengan ketiga komponen dalam proses analisa kualitatif
interaktif di atas adalah :
a. Reduksi data
Reduksi data adalah bagian analisis, merupakan bentuk analisis yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang
tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan
akhir dapat dilakukan.
b. Penyajian data
Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian Data
Penarikan Simpulan / Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan terjadi saat proses pengumpulan data berakhir, dan
diverifikasi sehingga makna data lebih lanjut dapat diuji validitasnya dan
kesimpulan menjadi lebih kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Focus Independent School
Focus Independent School dahulu dikenal dengan Palm Kids School
Solo. Palm Kids School Solo adalah sekolah nasional plus yang merupakan
franchise dari Palm Kids School Palembang. Palm Kids School Solo didirikan
pada tanggal 16 April 2002 di Jalan Dr. Supomo 48 Solo. Pada awalnya, Palm
Kids Solo hanya membuka kelas Pre-school dan Kindergarten dengan jumlah
murid 48 anak. Pada tahun 2006, Palm Kids School Solo membuka Palm Kids
Primary School di Jalan RM. Said No 208 Solo. Setelah 6 tahun lebih berdiri,
Palm Kids School Solo kini memiliki gedung sendiri yang terletak di Jalan
KS. Tubun No 27 Manahan Solo.
Palm Kids School Solo adalah sekolah yang didirikan secara
independen dan tidak berbasis agama. Palm Kids School Solo menyediakan
pendidikan mulai dari Pre-school, TK (Kindergantern), dan SD (Primary).
Pendidikan disampaikan dengan dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan
Indonesia serta mengacu pada kurikulum Palm Kids dan International
Primary Curiculum.
Seiring dengan berkembangnya Palm Kids School di kota Solo, maka
pihak manajemen bekerjasama dengan PT. Fokus Edukasi Internasional untuk
lebih memperluas prospek bisnis dalam jasa pendidikan ini. PT. Fokus
Edukasi Internasional adalah perusahaan yang bergerak dibidang pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mulai dari tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. PT. Fokus Edukasi
Internasional didirikan di Solo pada tanggal 27 April 2005 sesuai dengan akte
notaris No 112, yang disahkan oleh Notaris Pujiastuti Pangestu, SH.
Mengingat semakin tingginya arus globalisasi, maka dibuatlah FIS
(Focus Independent School). FIS adalah sekolah nasional plus yang
menggunakan kurikulum internasional IPC (International Primary
Curriculum) dari Inggris. IPC adalah kurikulum yang sudah digunakan di
hampir 54 negara di seluruh dunia. FIS adalah sekolah nasional pertama di
Indonesia yang menggunakan kurikulum IPC.
B. Visi dan Misi Focus Independent School
1. Visi
“we are providing the best quality education services”.
2. Misi
a. memberi layanan pendidikan kepada masyarakat dengan cara yang
memuaskan
b. mencapai tingkat masukan murid yang merata serta keluaran murid
yang bermutu
c. menciptakan kegairahan dan motivasi belajar yang tinggi dari murid-
murid dan semangat kepemimpinan yang besar
d. menciptakan dan memelihara kepercayaan dari berbagai pihak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
C. Value/Nilai
Setiap orang yang bekerja di Focus Independent School harus
memiliki sikap dan perilaku (value) yang terkandung pada kata
EDUCATIONS, antara lain:
1. E : Eager to learn; memiliki keinginan untuk terus belajar
memperbaiki diri.
2. D : Discipline; memiliki disiplin yang tinggi.
3. U : Unique & Dynamic; Memiliki sifat yang unik dan selalu dinamis.
4. C : Creative; memiliki kreativitas yang tinggi.
5. A : Adventurer; memiliki jiwa berpetualang.
6. T : Tactical; memiliki sikap yang taktis dalam menghadapi setiap
persoalan.
7. I : Innovative; memiliki keinginan untuk selalu membuat inovasi.
8. P : Purposive; memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan setiap
tindakan.
9. N : Noteworthy; memiliki arti dan fungsi dimanapun berada.
10. S : Spriritual; memiliki jiwa spiritual.
D. Fasilitas Sekolah
Focus Independent School memiliki bentuk bangunan menarik yang
dilengkapi dengan fasilitas yang bersifat mendidik. Setiap kelas dilengkapi
dengan pintu keluar/masuk dan AC. Sekolah juga memiliki kolam renang,
taman bermain, ruang komputer, ruang seni dan area belajar bagi murid-murid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
yang lebih kecil. Sebagai tambahan, perpustakaan FIS telah memiliki lebih
dari 1000 buku baik dalam bahasa Inggris maupun Indonesia.
E. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur Organisasi Focus Independent School terdiri dari :
1. Director
2. Director of Study
3. Principal
a. Berfungsi sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, leader,
innovator, motivator, dan pembimbing.
b. Bertugas menyusun rencana dan program sekolah, membina
kesiswaan, pembelajaran dan membina serta melaksanakan kerjasama
dengan masyarakat.
4. Trainer
5. Psychologist
6. Teacher
7. Staff
a. Public Relations Officer (PRO)
b. Helper
c. Office Boy
8. Non Academic Director
9. Marketing
10. Human Resources Departement (HRD)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
11. Accountant
12. Research Development
Berikut Bagan Organisasi Focus Independent School.
Bagan 2 Struktur Organisasi Sekolah
F. Customer Relations
Customer Relations merupakan salah satu aktivitas PR yang dilakukan
dalam rangka membangun hubungan baik dengan pihak luar, maksudnya
menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan public dan hubungan
dengan konsumen. Pelaksana fungsi customer relations di Focus Independent
School adalah seluruh jajaran manajemen dan staff Focus Independent School
pada umumnya dan Public Relations Officers (PRO) Focus Independent
School pada khususnya.
director
director of study non academic director
marketing
HRD accountant
research& development
principal
psychologist
trainer
teachers staff
Public Relations Officers helper Office boy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pelaksanaan fungsi customer relations merupakan bagian dari sistem
service yang dilakukan Focus Independent School seperti terlihat dalam bagan
berikut ini :
Bagan 3 Penyelenggaraan Sistem
Sebagai bagian dati sistem sekolah, service atau pelayanan yang
diberikan terhadap konsumen memiliki prosedur operasional standar yang
sudah ditetapkan dan harus dijalankan oleh setiap staf sekolah.
Prosedur Operasional Standar dari system service yang dijalankan
diantaranya bertujuan :
1. Memberikan service yang paling baik kepada murid, parents,
client, teacher & staff.
2. Memberi kepuasan dan kenyamanan pada murid, parents, client,
teachers & staff selama berada di sekolah.
Berikut gambar dari prosedur operasional standar service Focus
Independent School:
SISTEM
Curriculum
siswa
personalia Fasilitas
keuangan
service
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Bagan 4 Standard Prosedur Operasional Pelayanan
1. Public Relations Officer
Public Relations Officers (PRO) Focus Independent School
merupakan pelaksana tugas utama sekolah dalam menjalankan fungsi
customer relations. PRO Focus Independent School adalah Ms. Chen-
Chen Rastana yang dibantu oleh 2 staf lainnya yaitu Ms. Retna dan Ms.
Tanti. PRO berhubungan langsung dengan konsumen maupun calon
konsumen untuk menawarkan service sekolah. Selain itu, PRO juga
berhubungan dengan staf-staf sekolah yang lain dalam proses berjalannya
service tersebut, seperti tampak dalam bagan berikut ini.
principal
teacher
administrative
staff
student
parents
guest
service school
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Bagan 5 Hubungan PRO dengan Staf Sekolah
PRINCIPAL
a. Mendiskusikan jadwal trial calon murid dengan kepala sekolah.
b. Melaporkan update jumlah murid terbaru dan hasil trial.
c. Menyampaikan kebijakan principal kepada parents.
d. Mengatur meeting principal dengan pihak-pihak tertentu.
e. Menggunakan bahasa Inggris untuk komunikasi.
reports to
reports to reports to STAFF ADMINISTRASI
· Melaporkan transaksi setiap hari
· Setiap bulan melakukan stock
checking
· Menginformasikan tentang hal-
hal penting yang berhubungan
dengan administrasi
GURU
§ Mencatat student permission check list
§ Menginformasikan kepada teacher jadwal trial
§ Menyampaikan pesan parents kepada teacher yang dimaksud
Public Relations Officers
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Public Relations Officers Services
Bentuk pelayanan yang dilakukan oleh PRO Focus Independent
School tergambar dalam bagan berikut ini.
Bagan 6 Bentuk Pelayanan PRO
PROSPECT PARENT
· Menyampaikan Focus Independent School Product Knowledge
· Mencatat prospect parents di buku tamu
· Menawarkan prospect student untuk mengikuti trial
· Mendiskusikan hasil trial · Memfollow-up hasil trial kepada
prospect parents · Memberikan informasi tentang
prosedur penerimaan murid · Bersikap sopan, ramah, smart
dan professional
SUPPLIER · Menerima dan mendengarkan informasi yang
disampaikan · Meminta mereka mengisi buku tamu · Menyimpan informasi dan mengatakan akan dipelajari
dahulu untuk selanjutnya dihubungi jika sekolah berminat.
· Bersikap sopan, ramah, smart dan profesional ORANG YANG MENAWARKAN KERJASAMA · Menanyakan informasi tentang proposal/brosur yang dibawa · Menyimpan brosur, jika bermutu bisa di-display di sekolah · Mempelajari proposal, jika bermutu bisa di follow-up · Bersikap sopan, ramah, smart dan profesional
PRO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
G. Parents Teachers Association (PTA) Focus Independent School
Parents Teachers Association atau biasa dikenal dengan PMOG
(Persatuan Orangtua-Murid dan Guru) merupakan wadah yang dibentuk oleh
lembaga sekolah dengan konsumen mereka yaitu orangtua murid, dengan
tujuan sebagai sarana komunikasi untuk menciptakan hubungan baik,
menanamkan kepercayaan dan sekaligus dapat mencegah konflik diantara
kedua belah pihak.
Anggota PTA Focus Independent School adalah seluruh orangtua
murid dan guru-guru Focus Independent School. Selain itu, Focus
Independent School tidak memisahkan PTA kelompok Preschool &
Kindergarten dan Primary School.
Tujuan utama dibentuknya PTA adalah kemajuan pendidikan murid-
murid Focus Independent School. Kegiatan dalam lingkup PTA mencakup
semua kegiatan yang sifatnya untuk kemajuan sekolah dan sosial
kemasyarakatan.
1. Peran dan Fungsi PTA
Peran dan fungsi yang dijalankan oleh PTA Focus Independent School
diantaranya adalah :
a. Sebagai supporter, yaitu membantu kegiatan sekolah di luar program-
program akademis sekolah.
b. Sebagai aspirator; yaitu memberi masukan-masukan sehubungan
dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Kepengurusan PTA
Kepengurusan PTA terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
Bendahara, dan Hubungan Masyarakat.
a. Ketua PTA dipilih langsung oleh perwakilan parents dari masing-
masing kelas dan guru-guru di Focus Independent School.
b. Pengurus PTA dipilih bersamaan dengan pemilihan Ketua PTA.
c. Periode kepengurusan PTA adalah 1 tahun.
d. Ketua PTA dapat dipilih kembali maksimal 2 periode.
3. Tata Cara Pemilihan Pengurusan PTA
a. Untuk memilih wakil parents dari masing-masing kelas diberikan
angket kepada seluruh parents Focus Independent School.
b. Tiap kelas diwakili oleh 2 parents dan 1 guru.
c. Wakil-wakil parents dan tiap kelas dan guru akan memilih Ketua dan
pengurus PTA.
d. Sistem dan Proses pemilihan Ketua dan Pengurus PTA akan diatur
dalam tata cara tersendiri.
e. Proses pemilihan Ketua dan Pengurus PTA diketuai oleh wakil parents
yang bukan pengurus PTA yang masih dan wakil dari guru/sekolah.
4. Tugas Ketua dan Pengurus PTA
a. Tugas Ketua adalah menjadi koordinator kegiatan PTA.
b. Pengurus PTA bertugas membantu Ketua PTA dalam pelaksanaan
kegiatan PTA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Pengurus Parents Teachers Association (PTA) selaku Komunikator
dalam Membangun Hubungan Harmonis dengan Orangtua Murid
Parents Teachers Association (PTA) atau biasa dikenal dengan PMOG
(Persatuan Orangtua-Murid dan Guru) merupakan wadah yang dibentuk oleh
lembaga sekolah dengan konsumen mereka yaitu orangtua murid.
Pembentukan PTA ini bertujuan sebagai sarana komunikasi untuk menciptakan
hubungan baik, menanamkan kepercayaan dan sekaligus dapat mencegah
konflik diantara kedua belah pihak. Dengan kata lain, PTA merupakan forum
kemitraan orangtua-sekolah yang misinya memfasilitasi komunikasi dan kerja
sama orangtua dan guru dalam mendukung program-program sekolah.
Anggota PTA Focus Independent School adalah seluruh orangtua murid
dan guru-guru Focus Independent School. Selain itu, Focus Independent
School tidak memisahkan PTA kelompok Preschool & Kindergarten dan
Primary School. Dengan dibentuknya PTA, maka ada sebuah wadah untuk
menjembatani hubungan antara orangtua murid dengan pihak sekolah. PTA ini
berfungsi sebagai supporter, yaitu membantu kegiatan sekolah di luar program-
program akademis sekolah dan sebagai aspirator, yaitu memberi masukan-
masukan sehubungan dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Peran PTA FIS Surakarta dapat diketahui dari peran yang dapat
dilakukan orang tua siswa dengan pihak sekolah. Orang tua siswa dapat
berperan dalam kegiatan sebagai berikut:
Tabel 1. Peran PTA
Peran PTA Keterangan
Class Parents Perwakilan orang tua setiap kelas yang
bertanggung jawab memfasilitasi
komunikasi dan kerjasama guru-orang
tua guna mendukung program
kelas/sekolah.
Special Events Ikut serta dalam kepanitian acara-acara
khusus sekolah (book/science/cultural
week, perayaan keagamaan, sports
carnival, family fun day).
Social dan community welfare Melaksanakan kegiatan sosial
kemasyarakatan bersama sekolah.
School committee Ikut serta dalam berbagai komite sekolah
(seragam, ekskul, year book, school
trips, dll).
Sumber: FIS Surakarta
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa peran PTA atau dalam
hal ini adalah keterlibatan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar anak di
sekolah memiliki peran yang strategis. Apabila orang tua siswa ikut dilibatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dalam kegiatan belajar mengajar siswa maka orang tua juga akan memberikan
dukungan penuh terhadap program-program sekolah. Keterlibatan orang tua
yang tergabung dalam PTA dapat berupa Class Parents, Special Events, Social
dan Community Welfare maupun School Committee. Kerjasama yang dibina
antara sekolah dan orang tua tentunya dibatasi dengan prinsip-prinsip yang
harus dihargai oleh kedua belah pihak.
FIS Surakarta sebagai salah satu sekolah yang berbasis internasional di
Kota Surakarta, maka sekolah ini berusaha menjadikan orang tua siswa sebagai
mitra. Hal ini dikarenakan, pihak sekolah menyadari sekali peran orang tua
sebagai klien sekaligus mitra dalam mewujudkan rencana sekolah untuk
memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya. Rencana tersebut dapat saja
yang berhubungan dengan bidang akademis sampai hal lain yang intinya
membuat siswa menjadi individu yang utuh dan menjadi seorang pembelajar
sepanjang hayat. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan timbul suatu
permasalahan antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. Oleh karena itu,
dengan adanya PTA di FIS dapat sebagai tempat untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Kegiatan PTA di FIS Surakarta tidak hanya diadakan
secara rutin atau periodik setiap bulan tetapi juga dapat diadakan secara
insidental, misalnya ketika ada kejadian-kejadian khusus yang membutuhkan
penanganan segera. Kegiatan PTA yang dilaksanakan dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 2. Kegiatan PTA FIS Surakarta
Kegiatan rutin (Setiap Bulan) Insidental
Kebijakan Sekolah Informasi atau Pengetahuan
Mengenai Siswa/Orang Tua
1. Peraturan sekolah
(khususnya untuk
siswa baru)
2. Perubahan school fee
3. Kurikulum sekolah
4. Jadwal kegiatan
ekstra kurikuler
1. Mengadakan seminar dengan
mengundang pakar psikologi.
2. Mengundang tokoh IPC dari
Inggris, yaitu Mrs. Theresa
Forbes.
3. Mengadakan kegiatan bazar
buku, alat-alat tulis dan
sebagainya di sekolah.
1. Seringnya
pergantian guru
kelas (guru sering
keluar masuk FIS).
2. Perubahan
kurikulum.
3. Perubahan school
fee.
Sumber: FIS Surakarta
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan PTA FIS
Surakarta dilakukan secara rutin (setiap bulan) maupun insidental. Kegiatan
PTA yang dilakukan secara rutin merupakan kegiatan yang pasti
diselenggarakan setiap bulan misalnya berkaitan dengan infomasi dari sekolah
mengenai kebijakan baru maupun berkaitan dengan perkembangan siswa di
sekolah. Adapun kegiatan PTA yang dilakukan secara insidental merupakan
kegiatan yang diselenggarakan apabila ada kejadian-kejadian khusus yang
membutuhkan penanganan segera, misalnya isu mengenai sering keluar
masuknya guru di FIS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PTA ini sebagai media
komunikasi antara orangtua murid dengan pihak sekolah sehingga pihak
sekolah harus dapat menjadi komunikator yang baik bagi orangtua murid
sebagai komunikan (konsumen) yang menggunakan jasanya. Pengurus PTA
selaku komunikator telah melaksanakan fungsi komunikasi interpersonal dalam
upaya menyampaikan pesan kepada masyarakat agar maksud yang
disampaikan dapat diterima baik dan dapat mencapai tujuan yang dimaksud.
Demikian halnya dengan Focus Independent School Surakarta,
pelaksana fungsi dari komunikasi interpersonal atau selaku komunikator disini
adalah seluruh jajaran manajerial, guru, staff dan karyawan pada umumnya
serta Public Relations Officers (PRO) pada khususnya, yang menjalin
komunikasi langsung sehari-hari dengan orangtua murid. Public Relations
Officers (PRO) Focus Independent School merupakan pelaksana tugas utama
sekolah dalam menjalankan fungsi customer relations dalam upayanya
membangun komunikasi yang baik dengan orangtua murid selaku customer.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ms. Anastasia Risna selaku Public
Relations Officers dan Humas PTA sebagai berikut.
“Kebetulan untuk PTA, saya memang sebagai humas atau PR nya. Tapi keseharian saya adalah sebagai PRO (Parents Relation Officer) di FIS. Job Description saya diantaranya: menyelesaikan segala urusan administrasi baik ke dalam maupun keluar sekolah, merencanakan event-event pemasaran, menyediakan keperluan belajar mengajar seperti buku, folder, seragam dan sebagainya” (wawancara, tanggal 17 Maret 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dalam kaitan dengan keluhan atau komplain dari orang tua murid,
pihak FIS, dalam hal ini ditangani oleh PRO/Humas PTA yang saat ini dijabat
oleh Ms. Anastasia Risna menyatakan sebagai berikut:
“Saya berusaha untuk membentuk komunikasi intensif dengan mereka. Jadi selain saya melayani kebutuhan administrasi, saya juga biasanya menjadi orang pertama yang ditanyai parents jika ada keluhan atau komplain. Selain itu, dalam berkomunikasi dengan calon customer, saya menawarkan sekolah atau berpromosi kepada mereka supaya menyekolahkan anak mereka di FIS. Setelah mereka mendaftar, saya kemudian mem”follow up” mereka” (wawancara, tanggal 17 Maret 2010).
Dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Atit Andriyani selaku wali
murid mengatakan bahwa,
“Selama ini memang media PTA memiliki beberapa kegiatan yang melibatkan wali murid. Namun, karena aktivitas kerja saya yang padat, saya tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut secara rutin. Biasanya saya hanya mendapatkan pemberitahuan atau pengumuman tertulis dari pihak sekolah bila akan ada kegiatan atau membahas suatu permasalahan. Namun kembali lagi karena waktu saya terbatas, biasanya saya setuju saja dengan suara terbanyak. Saya pikir sudah banyak orang tua murid yang aktif dalam PTA sehingga suara saya mungkin sudah terwakili. Tapi kadang kalau ada permasalahan yang saya sendiri kurang setuju dengan kebijakan sekolah, biasanya saya sampaikan langsung kepada perwakilan orangtua murid dari kelas anak saya yang menjadi anggota aktif PTA(Wawancara tanggal 18 Maret 2010)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Parents Teachers
Association atau biasa dikenal dengan PMOG (Persatuan Orangtua-Murid dan
Guru) di Focus Independent School (FIS) Surakarta merupakan suatu wadah
untuk menjembatani komunikasi antara orang tua murid dengan pihak sekolah.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menjembatani apabila ada konflik
yang timbul antara orang tua murid dengan pihak sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1. Kegiatan atau aktivitas media PTA tidak hanya dalam hal penyelesaian
konflik antara orangtua murid dengan pihak sekolah saja. Kegiatan PTA
yang dilakukan oleh PTA dapat diketahui dari kegiatan yang dilaksanakan
pada periode tahun 2008/2009. Adapun kegiatan atau aktivitas PTA tersebut
antara lain sosialisasi kurikulum IPC (International Primary Curiculum),
pertemuan dengan orang tua murid untuk membahas kenaikan school fee
10% untuk tahun ajaran 2008/2009 per juli 2008, sosialisasi program sosial
sumbangan ke 5 panti asuhan di Solo. Sosialisasi program star students dan
lain-lain.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam PTA sebagaimana tersebut di
atas merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang tua murid dengan pihak
sekolah, baik dalam kegiatan formal maupun non formal. Kegiatan formal yang
dimaksud adalah kegiatan yang berkaitan dengan bidang pendidikan sekolah
sedangkan kegiatan non formal adalah kegiatan yang dilakukan di luar bidang
pendidikan, misalnya dalam hal ini adalah di bidang sosial yaitu dengan
memberikan bantuan kepada beberapa panti asuhan yang ada di Kota
Surakarta.
Acara pertemuan dengan orang tua murid berlangsung dengan baik.
Berikut keterangan Mrs Anastasia Risna selaku PRO FIS:
“Orang tua mengikuti acara itu dengan simpatik. Mereka sangat menaruh perhatian. Ketika dibuka sesi tanya jawabpun sangat interaktif”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 1. Menyambut Kedatangan Orang Tua Murid
Pada kesempatan tersebut para orang tua murid dapat membahas
tentang berbagai hal yang bersifat formal maupun non formal. Dalam forum
tersebut orang tua murid dapat membahas mengenai perkembangan pendidikan
murid saja tetapi juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar sekolah.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Ibu Febri Haryu selaku
orangtua murid dan anggota PTA sebagai berikut:
“Kegiatan PTA selama saya menjadi anggota adalah kegiatan PTM (Parents Teacher Meeting) yang membahas tentang kurikulum dan target belajar anak dalam 1 tahun ajaran. PTM ini rutin diadakan setiap tahun mulai dari level toddler, nursery, EYI dan EY2 (TK A dan TK B hingga Primary (SD)). Selain itu, saya juga ikut serta ketika PTA menyalurkan sumbangan ke beberapa panti asuhan di Solo dan masalah banyak aktivitas lainnya” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
Selanjutnya Ibu Haryu selaku orang tua murid dan anggota PTA juga
mengatakan sebagai berikut:
”Saya setuju dengan forum PTA ini, kita sebagai parents tidak hanya peduli dengan pendidikan anak kita saja, tapi juga bisa lebih mendapat informasi tentang banyak hal. Selain itu juga saya setuju sekali dengan adanya program sosial PTA apalagi dengan PTA kita bisa lebih saling mengenal dengan parents-parents yang lain” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Bp. Wijanarko selaku orang
tua murid dan Ketua PTA sebagai berikut:
“Kegiatan yang dilakukan selama menjadi anggota (Ketua Pengurus PTA) yaitu mengagendakan pertemuan jika sekiranya ada permasalahan yang perlu dibahas dan diselesaikan. Sebagai wakil orang tua murid, saya menyadari bahwa kepentingan anak-anak kita yang bersekolah di FIS adalah yang utama, sehingga juka ada kabar atau selentingan diantara parents-parents yang lain saya pasti sampaikan kepada FIS supaya dicari titik temu atau jalan keluarnya” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
Lain halnya yang di jelaskan oleh Ibu Atit Andriyani yang mengatakan
bahwa,
”Kalau saya pribadi, secara prinsip saya belum pernah merasakan manfaatnya mungkin karena saya kurang aktif sehingga apapun program sekolah saya selalu menuruti, namun bagi pihak lain mungkin ada yang puas karena sudah terbantu dalam menyelesaikan masalahnya” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
Kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang dilakukan PTA selama tahun
ajaran 2008/2009 merupakan kegiatan rutin atau program kerja dalam
menjembatani hubungan antara orang tua murid dengan pihak sekolah. PTA
merupakan sebuah wadah dalam menjalin komunikasi antara orang tua murid
dengan pihak sekolah sehingga akan dapat tercapai hubungan yang harmonis
antara orang tua murid dengan pihak sekolah. Dengan adanya PTA ini, maka
segala permasalahan yang menyangkut perkembangan bidang pendidikan dapat
diselesaikan dengan baik sehingga dapat meninimalkan konflik yang mungkin
terjadi. Konflik dapat terjadi karena kurangnya komunikasi antara dua belah
pihak sehingga dapat menimbulkan persepsi yang berbeda terhadap suatu
informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Media PTA merupakan forum terbuka, dimana seluruh orang tua dan
staf pengajar yang secara otomatis menjadi anggota dimaksudkan untuk
menciptakan interaksi sosial antara orang tua dan tenaga pengajar melalui
kegiatan sosial. Media PTA adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar
psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, maka media
yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindera selanjutnya
diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya
terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.
Di samping itu, PTA juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk
menyelesaikan konflik antara orang tua murid dengan sekolah yang berkaitan
dengan kebijakan dan program pendidikan sekolah. Oleh karena itu, dengan
adanya PTA menujukkan pentingnya peran orang tua di sekolah sebagai
Partner. Sebagai partner yang baik, tentunya saling menghormati menjadi
sangat penting sehingga kerjasama akan terjalin dengan baik.
Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15
orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media
kelompok seperti halnya media PTA. Media PTA digunakan untuk
membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh Focus Independence
School. Tujuannya ialah membicarakan suatu masalah dengan menampilkan
pembicara, kemudian meminta pendapat atau tanggapan dari peserta dalam hal
ini orang tua murid yang biasanya dari kalangan pakar sebagai nara sumber
dan pemerhati dalam bidang itu. Dalam agenda media PTA biasanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
membicarakan topik-topik tertentu yang hangat dipermasalahkan oleh orang
tua murid.
Agar sekolah dan orang tua berjalan harmonis dan tujuan terbentuknya
forum tersebut tercapai, yaitu membantu peningkatan kualitas pendidikan maka
dilakukan kegiatan seperti PTM (Parents Teacher Meeting) yang membahas
tentang kurikulum dan target belajar anak dalam 1 (satu) tahun ajaran.
Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun mulai dari dari level toddler, nursery,
EYI dan EY2 (TK A dan TK B hingga Primary (SD). Selain itu, juga
melakukan kegiatan sosial, seperti menyalurkan sumbangan ke beberapa panti
asuhan di Solo maupun memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban
banjir yang sempat melanda Kota Surakarta beberapa waktu lalu.
Media PTA ini bertujuan agar terwujud komunikasi antara sekolah
dengan orang tua murid. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara
manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari
disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri. Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab
diperlukan saling pengertian sesama anggota masyarakat. komunikasi yang
dilakukan oleh sekolah kepada orang tua murid melalui media PTA adalah
penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.
Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila sekiranya timbul saling
pengertian yaitu kedua belah pihak sekolah sebagai pengirim dan orang tua
murid sebagai penerima dapat memahami. Hal ini tidak berarti bahwa kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
belah pihak sama-sama memahami gagasan tersebut. Dalam hal seperti inilah
baru dapat dikatakan bahwa komunikasi telah berhasil baik atau komunikatif.
Dengan dibentuknya PTA di FIS, maka dapat menjadi sarana atau
media komunikasi antara orang tua murid dengan sekolah. Komunikasi yang
terjalin tidak hanya antara orang tua murid dengan pihak sekolah saja tetapi
juga antara sesama orang tua murid. Oleh karena itu, PTA merupakan sarana
komunikasi dan silaturahmi antara sekolah dan orang tua. Partisipasi aktif dari
PTA sangat diperlukan untuk mendukung terlaksananya program sekolah.
Orang tua bukan hanya terlibat sebagai peserta, namun diharapkan dapat
menyelenggarakan kegiatan yang dapat mendukung pengembangan siswa,
guru, orang tua maupun sekolah.
B. Upaya Orangtua Murid selaku Komunikan dalam berkomunikasi dengan
Pihak Sekolah
Peran masyarakat tetap sangat dibutuhkan dalam melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran, oleh karena itu dibutukan kepercayaan antara
kedua belah pihak, terutama adalah kepercayaan orang tua terhadap sistem
pembelajaran di sekolah. Peran penghubung antara sekolah dengan orang tua
sangat diperlukan sebagai upaya tercipta sense of belonging dari mereka. Oleh
karena itu, dengan adanya PTA akan dapat menjadi peran penghubung antara
orang tua murid dengan sekolah. Peran PTA yang dapat dikembangkan untuk
menanamkan kepercayaan orang tua murid adalah dengan membangun
komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid tentang kebijakan sekolah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
karena adanya konflik yang timbul biasanya mengenai kebijakan. Selain itu,
melakukan sosialisasi kepada orang tua murid mengenai program sekolah yang
akan dilakukan.
Pentingnya peran PTA ini juga diakui oleh orang tua murid. Dengan
adanya PTA ini dapat menjadi sarana dalam menyelesaikan konflik antara
orang tua murid dengan sekolah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak
Wijanarko selaku orang tua murid dan Ketua PTA sebagai berikut:
”Peran PTA saya lihat cukup bagus ya dalam menangani konflik antara parents dan FIS. Terbukti dari dapat terselesaikannya setiap masalah yang ada” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
Pernyataan tersebut di atas, juga hampir sama dengan yang
diungkapkan oleh Ibu Febri Haryu, selaku orang tua murid dan anggota PTA
sebagai berikut:
“Peran PTA sebagai corong FIS dalam menyampaikan kebijakan baru seperti kenaikan school fee, kurikulum baru dan sebagainya cukup bermanfaat artinya memberikan informasi di awal sehingga mengantisipasi komplain. Jadi PTA tidak melulu membahas komplain tapi juga media antisipasi komplain itu sendiri”.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran PTA sangat penting
dalam menumbuhkan tingkat kepercayaan orang tua murid dengan pihak
sekolah. Dengan adanya PTA, orang tua murid dapat memperoleh semua
informasi yang berkaitan dengan sekolah bahkan dapat digunakan sebagai
sarana dalam menyelesaikan konflik yang timbul antara orang tua murid
dengan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mrs. Anastasia Risna, selaku
Humas PTA sebagai berikut:
“Tentu saja dengan adanya PTA, pihak sekolah dan parents dapat berkomunikasi secara langsung dengan baik. Sekolah dapat menyampaikan setiap informasi dan kebijakan sehingga dapat membantu menanamkan kepercayaan bagi parents untuk terus menyekolahkan anak mereka di FLS. Selain itu juga dapat mengantisipasi konflik. Kalaupun konflik-konflik, kita bisa selesaikan secara bersama-sama dengan baik” (wawancara, tanggal 17 Maret 2010).
Selanjutnya, Bapak Wijanarko selaku orang tua murid dan Ketua PTA
juga mengatakan sebagai berikut:
”Saya puas karena PTA merupakan wadah komunikasi antara parents dan FIS. Selain itu juga membentuk program-program sosial seperti yang saya sebutkan tadi. Tapi saya berharap, tidak hanya kami, parents yang aktif dalam PTA saja yang terpuaskan, tetapi semua parents di FIS dapat menjadi anggota yang secara aktif mengikuti aktivitas PTA sehingga masalah-masalah yang ada dapat tersalurkan. Kalau parentsnya tidak aktif atau tidak tahu adanya PTA biasanya kan ”nggrundel di belakang” saja kalau ada masalah. Jadi kalau bisa aktif mengikuti PTA kan nantinya kita dan anak-anak semua yang merasakan dampaknya” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
Media PTA merupakan wadah yang menghubungkan antara orang tua
murid dan sekolah sebagai sarana komunikasi yang efektif dalam
menyelesaikan segala persoalan maupun penyampaian informasi tentang
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, peran PTA ini sangat
bermanfaat bagi bagi sekolah maupun bagi orang tua murid karena dengan
PTA ada komunikasi timbal balik antara pihak sekolah dengan orang tua
murid. Dengan demikian, secara umum PTA berusaha membentuk atau
mendorong sinergi berbagai sumber daya orang tua murid, guru maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui komunikasi yang
dimungkinkan secara efektif dan efisien sehingga akan dapat memberikan
kepercayaan kepada orang tua murid.
Sebagaimana yang pernyataan Ibu Febri Haryu, selaku orang tua murid
dan anggota PTA juga mengatakan bahwa komunikasi antara pihak sekolah
dengan orang tua murid sudah cukup efektif. Pihak sekolah cukup terbuka
dalam memberikan informasi mengenai kebijakan sekolah maupun dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada melalui forum PTA.
Adapun pernyataan Ibu Febri Haryu, selaku orang tua murid dan
anggota PTA adalah sebagai berikut:
”Menurut saya komunikasi yang ada selama ini antara FIS dengan parents cukup efektif ya kalau toh ada masalah yang besar, semua dapat terselesaikan dengan baik” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
Mrs. Ririen Wiropranoto, selaku penasehat PTA juga mengatakan hal
yang sama, bahwa dengan adanya PTA cukup efektif dalam menjembatani
komunikasi antara orang tua murid dengan pihak sekolah. Berikut cuplikannya:
“Ya cukup efektif, tetapi tidak memungkiri bahwa setiap masalah yang terjadi antara pihak sekolah dengan orang tua murid pasti ada, Cuma dengan adanya PTA menjadi cukup terjembatani. Jadi PTA bisa mewakili sekolah sekaligus menyuarakan uneg-uneg orang tua murid” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010). Dengannya adanya PTA, maka hubungan antara orang tua murid
dengan pihak sekolah dapat terjalin dengan baik. Secara formal, sekolah dapat
menyampaikan kebijakan maupun program-program sekolah melalui forum ini.
Demikian juga bagi orang tua murid dapat menggunakan forum ini untuk
menyampaikan aspirasi sekaligus mengemukakan komplain apabila kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
atau tidak setuju terhadap kebijakan maupun program sekolah tersebut. Dalam
forum ini, pihak sekolah dapat memberikan penjelasan secara lebih detail
sekaligus menanggapi komplain yang disampaikan oleh orangtua murid. PTA
merupakan suatu wadah yang diharapkan mampu menjembatani kepentingan
antara pihak sekolah dengan orangtua murid sehingga dapat mewujudkan
tujuan yang ingin dicapai bersama yaitu terciptanya hubungan yang harmonis,
menanamkan kepercayaan dan mencegah terjadinya konflik.
Gambar 2. Dialog Terbuka Saat Pertemuan Orang Tua Murid
Dari hasil wawancara dengan Ibu Atit Andriyani selaku orang tua murid
mengatakan bahwa
“Menurut saya adanya media PTA ini cukup bagus, hanya saja mungkin pengurus di dalamnya harus lebih obyektif dalam arti memang berpihak pada kepentingan orang tua murid dan bukan semata-mata menjadi ujung tombak sekolah yang selalu mengamini program-program sekolah” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
PTA merupakan wadah resmi FIS dalam menjalin komunikasi antara
pihak sekolah dengan orang tua murid. PTA merupakan forum resmi atau
formal yang digunakan sebagai media komunikasi antara orang tua murid
denga pihak sekolah untuk menyampaikan kebijakan atau menanggapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
keluhan. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pertemuan rutin orang tua murid
dengan guru kelas. PTA juga dapat digunakan sebagai media untuk
menyampaikan komplain maupun dalam menanggapi komplain tersebut. Selain
PTA, media komunikasi lain yang digunakan adalah melalui surat-surat atau
news letter yang setiap bulan diterbitkan oleh FIS untuk kalangan sendiri,
artinya untuk orang tua murid FIS. Kemudian ada buku ”my learning journal”
yang setiap minggu diberikan kepada orang tua murid, yang isinya kegiatan
siswa selama seminggu dan hasil belajar anak. Jadi, orang tua murid dapat
mengetahui aktivitas anak di sekolah termasuk perkembangan belajarnya. Di
samping itu, dalam menyampaikan informasi kepada orang tua murid juga
dilakukan melalui telepon, email atau media online di
www.focusindependentschool.com serta facebook.
Komunikasi yang baik yang dilakukan oleh FIS dimaksudkan untuk
jalinan pengertian antara pihak sekolah dengan pihak orang tua murid,
sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan akhirnya
dilaksanakan. Kegiatan komunikasi pada FIS melalui media PTA pada
umumnya terjadi secara lisan dan tulisan antara sekolah dengan orang tua
murid sebagai audience/ khalayak baik terjadi secara antar personal maupun
kelompok.
FIS harus dapat menciptakan komunikasi timbal balik ke segala arah
dalam rangka usaha melaksanakan komunikasi yang baik. Komunikasi timbal
balik yang bisa diciptakan adalah komunikasi timbal balik antara tujuan FIS
dan orang tua murid, komunikasi timbal balik antara FIS dengan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
orang tua murid dan komunikasi timbal balik antara tingkat-tingkat yang
sejajar.
Menciptakan komunikasi timbal balik ini sangat penting, sebagai syarat
agar komunikasi dapat berjalan secara baik. Meskipun FIS telah berusaha agar
komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti, lengkap serta tepat
waktunya (menurut yang menyampaikan), tapi dapat saja terjadi kemungkinan
bahwa komunikasi yang disampaikan kurang dimengerti oleh orang tua murid
sebagai penerima komunikasi.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan utama
dibentuknya PTA adalah kemajuan pendidikan murid-murid Focus
Independence School. Kegiatan dalam lingkup PTA mencakup semua kegiatan
yang sifatnya untuk kemajuan sekolah dan sosial kemasyarakatan. Oleh karena
itu, forum ini memiliki peranan yang cukup penting sebagai sarana komunikasi
baik formal maupun informal antara pihak sekolah dengan orang tua murid.
Hal ini dapat diketahui dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam PTA.
Kegiatan formal, misalnya adalah membahas masalah kebijakan dan program
sekolah sedangkan kegiatan informal yang dilakukan adalah melakukan
kegiatan sosial kemasyarakatan, misalnya member bantuan kepada panti
asuhan yang ada di Kota Surakarta maupun memberikan bantuan kemanusiaan
bagi korban banjir yang sempat melanda Kota Surakarta beberapa waktu yang
lalu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sekolah dan PTA adalah suatu
perangkat yang saling melengkapi satu sama lain dan saling mengisi.
Keduanya menjadi tidak lengkap apabila tidak ada salah satu diantara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
keduanya. Hal ini menjadikan pentingnya peran PTA bagi sekolah maupun
sebaliknya dalam menanamkan kepercayaan terutama bagi orang tua murid.
Berdasarkan paparan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
peran media PTA dalam menanamkan kepercayaan terhadap orang tua murid
dalam dilakukan dengan cara melakukan komunikasi yang baik untuk
menjembatani antara FIS dan orang tua murid sehingga terjalin hubungan
yang harmonis dalam mencapai tujuan organisasi dalam hal ini FIS.
C. Upaya Media PTA Dalam Menyelesaikan Konflik antara Pihak Sekolah
dengan Orangtua Murid
Dalam suatu lembaga organisasi tidak terlepas dari suatu permasalahan
atau konflik. Konflik yang timbul ini tidak hanya konflik internal saja tetapi
kemungkinan juga ada konflik eksternal, misalnya dengan konsumen yang
menggunakan jasa dari lembaga terkait, dalam hal ini adalah lembaga
pendidikan FIS Surakarta. Munculnya konflik sebenarnya dapat diantisipasi
oleh setiap organisasi, misalnya saja dengan mengamati perilaku konsumen
seperti munculnya komplain/keluhan. Jika komplain tersebut dapat diatasi
dengan cepat maka kemungkinan terjadinya konflik yang menimbulkan krisis
dapat terhindarkan.
Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar
kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik
dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat
berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya.
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang
sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada
kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan
konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan
campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik
yang muncul. Adapun cara mengatasi konflik dengan pihak-pihak yang
bersengketa sebagai berikut:21
1. Rujuk merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja sama dan
menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
2. Persuasi adalah usaha mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukkan
kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan
menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan
norma dan standar keadilan yang berlaku.
3. Tawar-menawar adalah suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua
pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam
cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan
janji secara eksplisit.
4. Pemecahan masalah terpadu merupakan usaha menyelesaikan masalah
dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi,
fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur.
21 www.google.com. “Manajemen Konflik: Cara Mengelola Konflik Secara Efektif”.
Sumber : Majalah Eksekutif Edisi Februari 1987.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif
pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi
kedua pihak.
5. Penarikan diri merupakan suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu
atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila
dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila
tugas saling bergantung satu sama lain.
6. Pemaksaan dan penekanan merupakan cara memaksa dan menekan pihak
lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai
wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan
wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi
lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams
mengalah dan menyerah secara terpaksa.
Demikian halnya dalam bidang jasa pelayanan pendidikan, seperti di
FIS Surakarta timbulnya konflik selalu ada. Konflik yang biasanya muncul
adalah adanya komplain atau keluhan dari orangtua murid terhadap kebijakan
dan program sekolah FIS Surakarta. Hal ini sebagaimana pendapat dari Ibu
Febri Haryu, orangtua murid dan anggota PTA sebagai berikut:
“Kalau konflik pasti ada ya tapi sejauh ini dapat terselesaikan dengan baik”.
Selanjutnya Bapak Wijanarko selaku orang tua murid dan Ketua PTA
menyatakan sebagai berikut:
”Biasanya paling sering ketika memasuki tahun anggaran baru. Ya seputar kenaikan school fee, uang buku/seragam yang tinggi. Bahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
kemarin ketika pihak sekolah berganti nama dari Palm Kids menjadi Focus Independent School yang kemudian juga mengganti kurikulum menjadi IPC (International Primary Curiculum), wah...betul-betul menjadikan banyak parents yang bingung dan bertanya-tanya tentang kelanjutan sekolah mereka nantinya” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
Pendapat dari orangtua murid di atas, juga sama dengan yang
disampaikan oleh Mrs. Ririen Wiropranoto selaku penasehat PTA sebagai
berikut:
”Konflik yang biasanya muncul, misalnya kenaikan uang sekolah padahal sebenarnya sebelum terjadi kenaikan, sekolah sudah menginformasikan melalui surat jauh-jauh hari bahkan 2 tahun sebelumnya. Tetapi mungkin karena mereka lupa atau dulu belum atau tidak membaca surat, jadi ribut dan pada akhirnya mereka juga bisa memahami. Selain itu juga masalah pergantian guru” (wawancara, tanggal 17 Maret 2010).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa konflik yang
terjadi antara orangtua murid dengan pihak sekolah biasanya terjadi karena
kurangnya komunikasi. Hal ini terjadi karena informasi yang diperoleh
orangtua murid tidak diperoleh langsung dari pihak sekolah tetapi hanya dari
mendengar rumor saja.
Menurut T. Hani Handoko dalam Martoyo22 konflik yang timbul dalam
suatu organisasi sebagai akibat adanya berbagai masalah dalam hal
komunikasi, hubungan pribadi atau karena masalah struktur organisasi.
Masalah komunikasi disebabkan karena adanya salah pengertian yang
berkenaan dengan kalimat, bahasa yang kurang atau sulit dimengerti, atau
22 Martoyo, Susilo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta Hal. 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
informasi yang mendua dan tidak lengkap serta gaya individu yang tidak
konsisten. Masalah struktur organisasi disebabkan karena adanya pertarungan
kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem
penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya
yang terbatas atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok
kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka. Masalah pribadi, penyebab
konflik ini disebabkan karena tidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial
pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka dan
perbedaan dalam nilai-nilai presepsi.
Jadi, berdasarkan penyebab konflik di atas maka yang menjadi
penyebab konflik antara orang tua murid dengan pihak sekolah (FIS Surakarta)
adalah masalah komunikasi. Masalah komunikasi ini dikarenakan adanya salah
pengertian yang berkenaan dengan penyampaian berita yang kurang benar atau
informasi yang mendua dan tidak lengkap sehingga mengakibatkan orangtua
murid menjadi salah dalam menerima informasi tentang kebijakan sekolah.
Komplain adalah respon konsumen pada penyelenggara, karena tidak
puas dengan kualitas pelayanan yang diterimanya. Komplain terjadi karena ada
kesenjangan antara harapan konsumen dengan pelayanan (senyatanya) yang
diberikan penyelenggara. Penyebab munculnya komplain diantaranya adalah
adanya ketidakpuasan pelanggan atas produk barang dan jasa, kegagalan
organisasi pelayanan memenuhi harapan pelanggan, dan rendahnya respon
aparat pelayanan atas keluhan pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Upaya yang dilakukan oleh FIS Surakarta dalam mengatasi konflik
dengan orangtua murid adalah dengan melakukan musyawarah dalam wadah
PTA yang sudah dibentuk. Biasanya sebelum dibahas di forum PTA, komplain
atau permasalahan yang ada disampaikan terlebih dahulu ke FO (front Office).
Berdasarkan cara-cara menyelesaikan konflik sebagaimana telah
disebutkan di atas, maka upaya yang dilakukan FIS Surakarta dalam mengatasi
konflik dengan orang tua murid dilakukan dengan pemechan masalah terpadu.
Usaha menyelesaikan masalah tersebut dilakukan dengan memadukan
kebutuhan kedua pihak, yaitu antara orang tua murid dengan pihak sekolah
mengenai permasalah yang ada. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan,
dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling
percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama dengan
keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
Gambar 3. Orang Tua Murid Yang Hadir
Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Febri Haryu
selaku orangtua murid dan anggota PTA sebagai berikut:
”PTA saya lihat cukup bermanfaat dalam menjembatani hubungan antara parents dengan FIS. Biasanya kami (parents) kalau ada komplain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
atau keluhan, ngobrol dulu dengan parents yang lain. Kalau nanti banyak parents yang punya masalah sama, baru kita sampaikan ke FO (Front Office). Tapi kalau masalahnya rumit, kita bawa ke PTA baru FIS menanggapi atau memberikan respon dan sejauh ini respon FIS cukup baik dan menjawab pertanyaan parents” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010).
Jadi, dalam hal ada komplain atau masalah yang timbul dari pihak
orang tua murid terhadap kebijakan sekolah, baik orang tua murid maupun
pihak sekolah menggunakan PTA sebagai forum untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Mrs Anastasya
Risna selaku Humas PTA sebagai berikut:
“Biasanya saya terima dulu informasi yang mereka sampaikan. Untuk masalah-masalah yang biasa saya handle, saya bisa langsung memberikan jawaban. Tetapi jika komplain yang parents disampaikan itu kompleks, dalam arti membutuhkan kebijakan sekolah.... saya sampaikan terlebih dahulu kepada management sekolah untuk dianalisa...baru kita berikan jawaban jika sudah ada keputusan atau kesepakatan bersma. Akan tetapi jika belum ada keputusan ...baru kita upayakan penyelesaian atau jalan tengahnya melalui forum PTA”.
Pernyataan di atas, hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Mrs.
Ririen Wiropranoto selaku penasehat PTA sebagai berikut:
“Kita mencari info dari sumbernya langsung dalam arti seandainya ada komplain tentang sekolah, mereka akan datang ke pihak management dan menanyakan tentang kebenaran dari apa yang mereka dengar. Setelah mereka tahu apa/jawaban versi sekolah, mereka akan menyampaikan kepada orang tua murid lainnya jadi terkadang setiap komplain yang dihadapi sekolah, dapat terselesaikan langsung begitu ada parents yang bertanya langsung ke FO atau kepala sekolah dan mendapat penjelasan langsung tentang kebenaran dari gosip/info yang mereka dengar tentang sekolah. Nah, ketika komplain itu tentang masalah yang besar dan menyangkut hampir seluruh orang tua murid, sekolah tidak mungkin menjawab satu-satu semua pertanyaan orang tua, oleh sebab itu dibahas di PTA”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Selanjutnya, Mrs. Ririen Wiropranoto selaku penasehat PTA juga
mengatakan bahwa dalam menyelesaikan masalah yang ada antara orangtua
murid dengan pihak sekolah, maka pihak sekolah menggunakan PTA untuk
menampung segala permasalahan yang ada. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Mrs. Ririen Wiropranoto sebagai berikut:
“Ya tentunya resiko adanya masalah, sekolah menggunakan PTA sebagai wadah untuk menampung masalah tersebut kemudian membahasnya ”win-win solution” sehingga permasalahan tidak berkembang dan melebar” (wawancara, tanggal 19 Maret 2010). PTA dapat digunakan sebagai wadah untuk menampung masalah.
Sebelum masalah tersebut dibahas dalam forum PTA, biasanya orang tua
murid terlebih dahulu menyampaikan masalah tersebut melalui customer
relations. Customer Relations merupakan salah satu aktivitas PR yang
dilakukan dalam rangka membangun hubungan baik dengan pihak luar,
maksudnya menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan publik dan
hubungan dengan konsumen. Pelaksana fungsi customer relations di Focus
Independence School adalah seluruh jajaran manajemen dan staff Focus
Independence School pada umumnya dan Public Relations Officers (PRO)
Focus Independence School pada khususnya.
Public relation berfungsi untuk menumbuhkan hubungan baik antara
segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan pengertian dan kemauan baik (goodwill)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (atau untuk
menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang baik dengan publik).23
Jadi fungsi dari Public Relations adalah menumbuhkan, memupuk,
mendorong sikap dan perilaku yang dapat membantu tercapainya mutual
understanding. Public Relations adalah pelaksana fungsi manajemen secara
terencana dan berkesinambungan dalam upaya membina pengertian, simpati
dan dukungan dari publiknya dengan jalan menilai pendapat umum, untuk
mengkorelasikan kebijaksanaan guna mencapai pemenuhan kepentingan
bersama.
Oleh karena itu, dengan adanya Public Relations Officers (PRO) Focus
Independence School berguna untuk mengantisipasi konflik yang terjadi pada
lembaga pendidikan sebagai media penghubung agar komunikasi antarpihak
yang berkonflik berjalan dengan baik. Dengan demikian, PRO Focus
Independence School dapat menjadi sarana untuk menampung semua
permasalahan yang ada, terutama yang berkaitan dengan kebijakan dan
program pendidikan sekolah. Dengan adanya PRO Focus Independence School
dapat memberikan penjelasan atas semua informasi mengenai kebijakan dan
program pendidikan di FIS.
Dalam kegiatannya, humas tidak akan terlepas dari kegiatan
komunikasi. Inti dari kegiatan kehumasan adalah komunikasi dua arah antara
organisasi dengan publik, baik publik internal maupun eksternal secara timbal
balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan organisasi, untuk
23 F. Rachmadi. Op.cit. Hal. 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
menciptakan pemahaman (mutual understanding) melalui pengetahuan dan
melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak,
yakni berupa perubahan yang positif. Termasuk dalam hal ini adalah
menyelesaikan konflik yang terjadi antara orang tua murid dengan pihak
sekolah.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PTA merupakan sebuah
wadah jembatan komunikasi antara orang tua murid dengan pihak sekolah.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan antara orang tua murid dengan sekolah
adalah komunikasi langsung maupun komunikasi tidak langsung.
Komunikasi langsung adalah bentuk dari komunikasi dengan cara
bertatap muka (face to face) antara komunikator dengan komunikan, dalam
proses ini yang disebut komunikator adalah Humas sedangkan komunikatornya
adalah orang tua murid FIS Surakarta. Jadi dalam kegiatan ini Humas terlibat
secara langsung dengan orang tua murid dengan berdialog secara langsung
kepada orang tua murid dalam forum PTA. Kegiatan PTA ini bersifat
incidental yaitu menyesuaikan jika ada hal-hal yang memang harus
dikomunikasi dengan orang tua murid mengenai kegiatan belajar mengajar
maupun jika ada kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah.
Adapun komunikasi tidak langsung adalah bentuk dari komunikasi
dengan memanfaatkan fasilitas dari media eksternal yang digunakan oleh
Humas, antara lain : media internet dan penerbitan journal eksternal. Dalam
forum PTA, Humas sering menggunakan media tersebut di atas untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
membangun komunikasi dengan orang tua murid. Dengan penjelasan sebagai
berikut :
1. Internet
Dengan tujuan menyebarluaskan informasi tentang pentingnya
kebijakan sekolah maupun melakukan komplain terhadap kebijakan sekolak
maka, FIS juga menggunakan internet sebagai salah satu media komunikasi.
Orang tua murid dapat menggunakan sarana email atau facebook serta
media online di www.focusindependentschool.com untuk mengaksesnya.
Dalam website tersebut banyak berisi tentang artikel-artikel atau tulisan-
tulisan mengenai kebijakan sekolah, kegiatan sekolah dan lain-lain.
2. Penerbitan Jurnal Eksternal
Jurnal eksternal adalah suatu bentuk terbitan dari sebuah organisasi
yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan hubungan dengan
khalayaknya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari orang tua
murid maupun sebagai sarana informasi mengenai perkembangan belajar
maupun aktivitas anak di sekolah. Bentuk-bentuk dari jurnal eksternal FIS
Surakarta adalah surat-surat atau news letter yang setiap bulan diterbitkan
oleh FIS untuk kalangan sendiri, artinya untuk orang tua murid FIS. Buku
”my learning journal” yang setiap minggu diberikan kepada orang tua
murid, yang isinya kegiatan siswa selama seminggu dan hasil belajar anak.
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh FIS dengan orang tua murid
melalui forum PTA merupakan penyebaran informasi, pengetahuan, gagasan
atau ide untuk membangun dan menciptakan kesadaran dan pengertian melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
teknik komunikasi. Bentuk-bentuk komunikasi sebagaimana tersebut di atas
merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh pihak sekolah dengan
orang tua murid dalam memberikan informasi mengenai perkembangan dan
aktivitas anak di sekolah. Oleh karena itu, dengan adanya sarana komunikasi
ini dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara pihak sekolah dengan
orang tua siswa dan meminimalkan kemungkinan adanya konflik yang timbul
antara orang tua siswa dengan pihak sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Proses Komunikasi Media Parents Teachers Association (PTA) Dalam
Rangka Membangun Hubungan Harmonis dengan Orang Tua Murid
Parents Teachers Associations (PTA) Focus Independent School
Surakarta merupakan wadah yang dibentuk oleh lembaga sekolah dengan
konsumennya, yaitu orangtua murid. Pembentukan PTA bertujuan sebagai
sarana komunikasi untuk menciptakan hubungan baik, menanamkan
kepercayaan dan sekaligus dapat mencegah konflik antara orang tua murid
dengan pihak sekolah. Dalam rangka membangun hubungan harmonis
dengan orang tua murid dilakukan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan
orang tua murid dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah.
Kegiatan yang dilakukan PTA FIS Surakarta adalah PTM (Parents
Teacher Meeting) yang membahas tentang kurikulum dan target belajar
anak dalam 1 (satu) tahun ajaran. Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun
mulai dari dari level toddler, nursery, EYI dan EY2 (TK A dan TK B
hingga Primary (SD). Selain dalam kegiatan pendidikan, juga melakukan
kegiatan sosial, seperti menyalurkan sumbangan ke beberapa panti asuhan
di Solo maupun memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban banjir
yang sempat melanda Kota Surakarta beberapa waktu lalu. Partisipasi aktif
dari PTA sangat diperlukan untuk mendukung terlaksananya program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
sekolah. Orang tua bukan hanya terlibat sebagai peserta, namun juga dapat
menyelenggarakan kegiatan yang dapat mendukung pengembangan siswa,
guru, orang tua maupun sekolah.
Forum PTA merupakan wadah yang cukup efektif dalam
melakukan komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua murid. Hal
ini dikarenakan melalui PTA orang tua murid mendapatkan penjelasan
baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak sekolah melalui
media komunikasi yang ada, yaitu dengan melakukan dialog langsung
(face to face) dengan orang tua murid maupun dengan media internet
(website, e-mail, dan facebook) serta melalui jurnal eksternal (news letter
dan buku my learning journal).
b. Peran Media PTA Dalam Menanamkan Kepercayaan Terhadap
Orang Tua Murid
PTA merupakan wadah yang menghubungkan antara orang tua
murid dan sekolah sebagai sarana komunikasi yang efektif dalam
menyelesaikan segala persoalan maupun penyampaian informasi tentang
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, peran PTA ini
sangat bermanfaat bagi bagi sekolah maupun bagi orang tua murid karena
dengan PTA ada komunikasi timbal balik antara pihak sekolah dengan
orang tua murid. Dengan demikian, secara umum PTA berusaha
membentuk atau mendorong sinergi berbagai sumber daya orang tua
murid, guru maupun sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
melalui komunikasi yang dimungkinkan secara efektif dan efisien
sehingga akan dapat memberikan kepercayaan kepada orang tua murid.
Peran PTA yang dapat dikembangkan untuk menanamkan kepercayaan
orang tua murid adalah dengan membangun komunikasi antara sekolah
dengan orang tua murid tentang kebijakan sekolah. Kebijakan sekolah
yang sering menimbulkan konflik adalah mengenai kenaikan school fee.
Selain itu, forum PTA juga digunakan sebagai sarana melakukan
sosialisasi kepada orang tua murid mengenai program sekolah yang akan
dilakukan.
c. Upaya Media PTA Untuk Menyelesaikan Konflik
Upaya yang dilakukan oleh FIS Surakarta dalam mengatasi konflik
dengan orangtua murid adalah dengan melakukan musyawarah dalam
wadah PTA yang sudah dibentuk. Konflik muncul karena kurangnya
komunikasi atau salah dalam menerima informasi mengenai kebijakan
maupun program sekolah sehingga menimbulkan komplain dari orang tua
murid. Oleh karena itu, apabila ada komplain atau masalah yang timbul
dari pihak orang tua murid terhadap kebijakan sekolah, baik orang tua
murid maupun pihak sekolah menggunakan PTA sebagai forum untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada. Dengan menggunakan PTA
sebagai forum menyelesaikan masalah maka penyelesaikan permasalahan
akan dapat menghasilkan win-win solution bagi kedua belah pihak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2. Saran
a. Perlunya pihak sekolah menambah sarana, seperti kotak kritik dan saran
untuk menampung keluhan atau komplain dari orang tua murid sehingga
setiap keluhan yang ada dapat langsung ditulis dan dimasukkan ke dalam
kotak tersebut tanpa harus orang tua murid menyampaikan secara langsung
kepada pihak sekolah melalui front office. Keluhan atau komplain yang
dilakukan secara tertulis akan lebih memudahkan bagi pihak sekolah untuk
menanggapinya dibandingkan jika hanya disampaikan secara lisan melalui
front office. Hal ini dikarenakan apabila keluhan ini disampaikan secara
lisan, ada kemungkinan front office lupa atau keluhan yang disampaikan
menjadi tidak utuh informasinya.
b. Perlunya menyusun agenda tetap untuk kegiatan PTA selanjutnya. Hal ini
dikarenakan kegiatan yang selama ini dilakukan PTA hanya berdasarkan
kebutuhan saja, misalnya ketika ada timbul permasalahan. Dengan adanya
kegiatan tetap yang dilakukan dalam PTA maka komunikasi yang terjalin
antara orang tua murid dengan pihak sekolah dapat terjaga dengan baik
sekaligus dapat dijadikan sebagai sarana silaturahmi antara sesama orang
tua murid.
c. Perlunya dilakukan komunikasi yang intensif, misalnya dengan melakukan
dialog secara rutin antara orang tua murid dengan pihak sekolah untuk
menghindari timbulnya konflik. Dengan adanya dialog yang rutin
dilakukan diharapkan akan dapat meminimalkan timbulnya konflik atau
bahkan dapat terhindar dari konflik yang mungkin terjadi. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dikarenakan komunikasi merupakan kunci utama dalam menciptakan
hubungan baik atau kepercayaan diantara kedua belah pihak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
SKEMA ALUR PEMIKIRAN PERAN PARENTS TEACHERS ASSOCIATION (PTA) SEBAGAI WAHANA KOMUNIKASI DALAM
RANGKA MEMBANGUN HUBUNGAN HARMONIS, MENANAMKAN KEPERCAYAAN DAN MENCEGAH KONFLIK DI FOCUS
INDEPENDENT SCHOOL SOLO
Membahas mengenai kebijakan sekolah maupun aktivitas lain di luar sekolah yang berkaitan dengan kegiatan siswa
Peran Parents Teachers Association (PTA) · Forum komunikasi antara pihak
sekolah dengan orang tua murid
Adanya konflik antara orang tua murid dengan Focus Independent School (FIS) Solo
Komplain orang tua murid terhadap kebijakan sekolah maupun hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas belajar mengajar anak
Agenda kegiatan PTA: · Sosialisasi kurikulum sekolah · Menbahas mengenai masalah-
masalah yang berkembang di sekolah
Hasil evaluasi kegiatan PTA di FIS Solo
KESIMPULAN 1. Cukup efektif sebagai
sarana komunikasi antara orang tua siswa dengan sekolah.
2. Kegiatan sosialisasi dilakukan jika akan membahas mengenai kebijakan sekolah maupun komplain dari orang tua murid.
3. Konflik atau komplain dari orang tua siswa ditanggapi dengan baik oleh pihak sekolah.
SARAN 1. Penambahan sarana
komunikasi seperti kotak saran/kritik.
2. Perlunya menyusun agenda tetap untuk kegiatan PTA selanjutnya.
3. Perlunya melakukan diaolog secara rutin dengan orang tua murid guna menghindari timbulnya konflik.
HASIL Forum PTA merupakan sarana komunikasi yang cukup efektif guna menciptakan hubungan harmonis, menanamkan kepercayaan, dan mencegah konflik antara pihak sekolah FEEDBACK