perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penerapan model...

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : ANGGYTA PUTRI RATNA SARI NIM K1506006 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: lamduong

Post on 27-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL

BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI

KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh :

ANGGYTA PUTRI RATNA SARI

NIM K1506006

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL

BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI

KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA

Oleh :

ANGGYTA PUTRI RATNA SARI

NIM K1506006

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan

Pendidikan Teknik dan Kejuruan

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Hari : Selasa

Tanggal : 27 Oktober 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Drs H Suhardjono, M.Si Eko Supri Murtiono, ST, MT

NIP.19510505 198103 1 004 NIP. 19760224 200604 1 014

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 10 November 2010

Tim penguji Skripsi :

Nama terang Tanda Tangan

Ketua : Drs AG. Tamrin, M.Pd, M.Si ____________

Sekretaris : Abdul Haris setyawan,S.Pd, M.Pd ____________

Anggota 1 : Drs H Suhardjono, M.Si ____ _______

Anggota 2 : Eko Supri Murtiono, ST, MT ____________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP.19600727 198702 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Anggyta Putri Ratna Sari. K1506006. PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA

UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA

KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA.

Skripsi. 2010. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Efektfitas penerapan

model pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK SMK Negeri 2

Surakarta, (2) Peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika dengan

menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK

SMK Negeri 2 Surakarta Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKK SMK

Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, berjumlah 23 siswa laki – laki.

Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran model Problem

Based Instruction, membuat lembar observasi, membuat pedoman wawancara,

membuat alat tes evaluasi serta menyiapkan dokumentasi. Validitas data

menggunakan Triangulasi, member chek dan Audit Trail. Teknik analisis

menggunakan analisis interaktif. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan alur

siklus model spiral, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, disetiap siklus

terdapat beberapa tahapan berupa perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Untuk mengetahui hasil belajar tiap siklus dilaksanakan 2 kali tindakan tes

evaluasi. Tahap berikutnya dilakukan observasi berupa data yang akan

dikumpulkan, dianalisis, dan direfleksi.

Berdasarkan hasil selama penelitian, sebelum tindakan siklus: siswa

kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Banyak siswa beranggapan bahwa

mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya

sangat sedikit dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan kurangnya minat

siswa terhadap mata pelajaran Statika. Hal ini tampak dari nilai raport yang

dilaksanakan sebelum penelitian yaitu semester gasal tahun 2009/2010. Penelitian

tindakan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dengan model Problem Based

Instruction mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi,

hasil pengamatan dalam ranah afektif dan psikomotorik pada siklus I ke siklus II,

tidak hanya itu peningkatan juga berasal dari dukungan guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan model Problem Based Instruction. Kesimpulan penelitian

adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika kelas X TKK SMK

Negeri 2 Surakarta. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan

metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar statika

misalnya: terdapat bebrapa kendala diantaranya : masih terdapat sebagian kecil

siswa yang belum terfokus pada saat dikelompokkan.

Kata kunci : Model Problem Based Instruction , Hasil belajar siswa

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta

pertolongan” (Surat Al Fatihah:5)

“Orang yang bahagia bukanlah orang yang berlimpah harta maupun berpangkat

tinggi, melainkan orang yang mampu dan selalu mensyukuri nikmatnya sekecil

apapun”. (Siti Markhamah)

“Jangan berpikir untuk menjadi yang terbaik, tetapi berbuatlah yang terbaik yang

kamu bisa” (Benjamin Franklin).

“ Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan

kesiapan ( Thomas A.Edison)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Penulisan Skripsi ini kupersembahkan

kepada:

Karya ini dipersembahkan untuk:

Bapak dan Ibu yang selalu menjadi

embun

penyejuk jiwa dan cahaya jiwaku

Mas Eka dan dik Yayang yang

kusayangi

Mas Prie yang selalu memberikan

dukungan dan kasih sayang

Ai, Arin, Heny yang penuh

kebersamaan

Teman-teman PTS/B angkatan 2006

yang selalu memberikan semangat

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa

atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Universitas

Sebelas Maret.

2. Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. AG.Thamrin, M.Pd, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Bapak Drs. Sutrisno, M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. H Suhardjono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta

memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai

terselesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak Eko Supri Murtiono, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana

serta memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai

terselesainya penulisan skripsi ini.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Ibu Anis Rahmawati, ST, MT selaku Pembimbing Akademik, yang telah

memberikan arahan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program

Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta

8. Kedua orang tuaku dan keluarga atas dukungan moril dan material yang

telah diberikan selama ini.

9. Drs. Susanta, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta yang

telah mengizinkan untuk penelitian di sekolah.

10. Bapak Hanang Yulianto, S.Pd, selaku guru mata pelajaran statika

sekaligus pembimbing pada saat penelitian di SMK Negeri 2 Surakarta.

11. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan Angkatan Tahun

2006.

12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

memberikan dukungan dan bantuan sehingga dapat selesainya skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di

dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata

penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan

oleh semua pihak. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua. Amin.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

JUDUL ........................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ............................................................................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Pembatasan masalah……………………………………………………. 3 4

C. Perumusan Masalah .......................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

1. Manfaat Praktis ............................................................................ 5

2. Manfaat Teoritis ........................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6

1. Pengertian Belajar. ....................................................................... 6

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

2. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 7

3. Pengertian Efektifitas Pembelajaran ............................................ 8

4. Model Pembelajaran PBI ............................................................ 9

a. Hakikat PBI ........................................................................... 9

b. Proses Pemecahan Masalah ................................................... 12

c. Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah ................. 14

5. Hasil Belajar ................................................................................. 15

B. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................ 17

C. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 20

A. Perencanaan Penelitian .................................................................... 20

1. Tempat Penelitian ...................................................................... 20

2. Subyek Penelitian ....................................................................... 20

3. Waktu Penelitian ........................................................................ 20

B. Prosedur Penelitian .......................................................................... 21

1. Siklus I ....................................................................................... 23

2. Siklus II ...................................................................................... 26

C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 28

1. Pedoman Observasi ................................................................... 28

2. Pedoman Wawancara ................................................................ 28

3. Tes ............................................................................................. 28

4. Kajian dokumen ......................................................................... 28

D. Data dan Sumber Data ..................................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29

1. Metode Observasi ....................................................................... 29

2. Catatan lapangan ........................................................................ 29

3. Dokumentasi ............................................................................... 30

F. Validitas data ................................................................................... 30

G. Analisis Data ..................................................................................... 31

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

H. Tolak Ukur Keberhasilan ................................................................. 32

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 33

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 33

1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta ................................................... 33

2. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta ....................................... 33

3. Profil Sekolah ................................................................................. 34

4. Bidang Studi Keahlian Dan Program Studi Keahlian

Di SMK Negeri 2 Surakarta ........................................................... 35

B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 36

1. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................ 36

a. Tahap Perencanaan Tindakan I ................................................ 36

b. Pelaksanaan Tindakan I ........................................................... 37

c. Pengamatan .............................................................................. 38

d. Evaluasi siklus I ....................................................................... 39

e. Pelaksanaan refleksi Siklus I.................................................... 40

2. Siklus II ......................................................................................... 40

a. Tahap Perencanaan Tindakan II ............................................... 40

b. Pelaksanaan Tindakan II .......................................................... 41

c. Pengamatan .............................................................................. 42

d. Evaluasi siklus II ...................................................................... 44

e. Pelaksanaan refleksi Siklus II .................................................. 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 47

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 51

A. Kesimpulan ......................................................................................... 51

B. Implikasi .............................................................................................. 51

C. Saran ................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 54

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Tahap-Tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah .......................... 14

Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 20

Tabel 3 Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta ..................................... 35

Tabel 4 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ................................................ 38

Tabel 5 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I………………………... 39

Table 6 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II…………………………...... 43

Tabel 7 Hasil belajar Psikomotorik Siklus II……………………………… 43

Table 8 Ringkasan Hasil Belajar Kongnitif Siswa

Sebelum dan sesudah Penerapan PBI…………………………….. 44

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka berfikir ........................................................................... 18

Gambar 2 Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas

Kemmis & Mc Taggart ................................................................. 22

Gambar 3 Model Analisis Interaktif ............................................................... 31

Gambar 4 Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta......................................... 34

Gambar 5 Grafik Hasil Belajar Kongnitif Siswa ............................................ 45

Gambar 6 Grafik Hasil Belajar Afektif Siswa ............................................... 45

Gambar 7 Grafik Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ..................................... 46

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Nama Kelas pnelitian Siswa X TKK

SMK Negeri 2 Surakarta ............................................................... 56

Lampiran 2 Dasar Nilai Ulangan harian Sebelum Tindakan ........................... 57

Lampiran 3 Silabus ......................................................................................... 58

Lampiran 4 Satuan acara pembelajaran……………………………………. .. 61

Lampiran 5 Daftar Nama Kelompok ............................................................... 67

Lampiran 6 RPP Siklus I Pertemuan I ............................................................. 68

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ................................... 72

Lampiran 8 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siklus I Pertemuan I .... 76

Lampiran 9 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik

Siklus I Pertemuan I ...................................................................... 79

Lampiran 10 RPP Siklus I Pertemuan II .......................................................... 81

Lampiran 11 Lembar Kerja Kognitif Siswa Siklus I Pertemuan II………….. 85

Lampiran 12 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif

Siklus I Pertemuan II .................................................................. 92

Lampiran 13 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik

Siklus I Pertemuan II .................................................................. .. 95

Lampiran 14 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Kongnitif Siklus I ................................ 97

Lampiran 15 Lembar Evaluasi Siklus I .......................................................... 98

Lampiran 16 Daftar Nilai Siklus I................................................................... 101

Lampiran 17 RPP Siklus II Pertemuan I ......................................................... 103

Lampiran 18 Lembar Kerja Kongnitif Siswa Siklus II Pertemuan I .............. 107

Lampiran 19 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif

Siklus II Pertemuan I .................................................................. 113

Lampiran 20 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik

Siklus II Pertemuan I................................................................. 116

Lampiran 21 RPP Siklus II Pertemuan II ....................................................... 118

Lampiran 22 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif

Siklus II Pertemuan II ................................................................ 122

Lampiran 23 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik

Siklus II Pertemuan II ............................................................... 125

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

Lampiran 24 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Kongnitif Siklus II .............................. 127

Lampiran 25 Lembar Evaluasi Kongnitif Siswa Siklus II ............................. 128

Lampiran 26 Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ........................................ 132

Lampiran 27 Pedoman Wawancara Untuk Peserta Didik ............................... 134

Lampiran 28 Pedoman Wawancara Untuk Pendidik …… ............................ 136

Lampiran 29 Catatan Lapangan Hasil Wawancara ……………………….... . 139

Lampiran 30 Dokumentasi Pengamatan ……………………………………. 157

Lampiran Surat – surat Izin Penelitian

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini demikian pesatnya,

sejalan dengan laju teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan pendidikan

yang cukup pesat ini juga ditopang oleh usaha pemerintah, dalam hal ini

Departemen Pendidikan Nasional yang senantiasa melakukan pembenahan sistem

pendidikan kita. Dengan harapan agar dapat dicapai hasil tamatan yang cukup

baik, tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga kualitas, termasuk pembenahan

sistem pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan

formal yang menyiapkan anak didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang

profesional sesuai dengan keahliannya. Untuk mencapai tujuan tersebut,

pendidikan kejuruan dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional berusaha

memperbaiki bidang pendidikan yang meliputi kurikulum, guru dan proses

pengajaran. Ketiga hal tersebut merupakan variabel utama yang saling berkaitan

dalam strategi pelaksanaan di sekolah.

Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja tetapi

lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun

pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup

(life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Mata pelajaran statika salah satu pelajaran yang diberikan pada siswa

teknik bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta. Mata pelajaran statika berisikan

konsep-konsep dasar perhitungan untuk konstruksi bangunan yaitu pengetahuan

cara-cara pengidentifikasian suatu konstruksi bangunan sederhana dan cara

perhitungan kekuatan konstruksi bangunan.

Mata pelajaran Perhitungan statika berisikan konsep – konsep dasar

perhitungan untuk konstruksi bangunan sederhana. Oleh karena keberhasilan

proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran statika lebih menekankan

pada pemahaman dan penguasaan materi.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 2 Surakarta Kelas X Teknik

Konstruksi Kayu mengalami permasalahan hasil belajar mata pelajaran produktif

statika. Nilai rata-rata standar tuntas pelajaran produktif di SMK Negeri 2

surakarta adalah 75. Siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu pada semester 1

masih banyak yang mendapatkan nilai kurang dari 75 atau belum tuntas. Dari data

menunjukan bahwa dalam pelajaran statika tersebut hanya 52,17 % siswa yang

mendapat nilai 75 keatas.

Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit,

banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan

manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran

Statika. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar statika siswa rendah yaitu

faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi

belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal

adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan

belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.

Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat

menghambat kemampuan berpikir siswa dan keterampilan pemecahan masalah

sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk

mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pengajarn statika

diharapkan siswa benar-benar aktif sehingga akan berdampak pemahaman siswa

tentang apa yang dipelajari akan bertahan lama. Dalam hal ini hendaknya seorang

guru dapat membantu siswanya dalam membangun keterkaitan antara

pengetahuan dengan pengalaman lain guna memecahkan permasalahan

pembelajaran.

Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata,

masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk

memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah

pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI).

Menurut Nurhadi (2004:109), Problem Based Instruction merupakan

model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata

pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas

berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu

menyelidiki masalah autentik dari suatu materi.

Mata pelajaran statika merupakan salah satu pelajaran produktif yang

berisikan tentang konsep-konsep dasar perhitumgan untuk konstruksi bangunan

yaitu cara-cara untuk mengidentifikasi suatu konsep bangunan sederhana.

Dengan penerapan Problem Based Instruction, guru berusaha menunjukkan

kepada siswa bahwa materi pelajaran statika konkrit dan berkaitan langsung

dengan pengalaman keseharian siswa.

Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka peneliti akan melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul: PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA

UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA

KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA.

B. Pembatasan Masalah

Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberikan batasan

pengkajian sebagai berikut :

1. Efektifitas penerapan model pembelajaran Problem Bases Instruction pada

siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta pada mata

pelajaran statika.

2. Hasil belajar siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta

pada mata pelajaran statika belum tuntas.

Dari pembatasan masalah diatas, timbul beberapa definisi operasional

sebagai berikut :

1. Penelitian ini mengambil studi kasus Peserta didik Kelas X Teknik

Konstruksi Kayu (TKK) SMK N 2 Surakarta yang berjumlah 23 siswa.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Penelitian diarahkan pada hasil belajar siswa dalam penggunaan metode

pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK SMK N 2

Surakarta.

3. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pembelajaran statika dalam

menetukan titik berat dan bidang datar di kelas X Teknik Konstruksi Kayu

SMK N 2 Surakarta yang belum efektif.

C. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, timbul beberapa permasalahan yang

diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana efektifitas penerapan model Problem Based Instruction pada

siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta dalam

mata pelajaran Statika ?

2. Apakah penerapan Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil

belajar statika pada siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2

Surakarta?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan efektifitas penerapan model pembelajaran

Problem Based Instruction di kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK

Negeri 2 Surakarta dalam mata pelajaran Statika.

2. Untuk mengetahuai peningkatan hasil belajar statika pada siswa kelas X

Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta melalui penerapan

Problem Based Instruction.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Manfaat Hasil Penelitian

Secara teoritis dan praktis,penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan

bekerja sama, dan kemampuan berkomunikasi

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tentang model

pembelajaran yang efektif untuk menigkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu

pembelajaran statika di sekolah.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang

sejenis dan relevan.

b. Sebagai bahan pustaka bagi siswa Program Pendidikan Teknik Bangunan,

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Pustaka

1. Pengertian Belajar

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses

perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman. Dengan

pengembangan tekhnologi informasi, belajar tidak hanya diartikan sebagai suatu

tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan yang mengatakan

belajar menurut sudut pandang mereka. Beberapa definisi belajar sebagai suatu

perubahan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

a. Gagne dan Berliner dalam (Ani Tri, 2004:2) menyatakan bahwa belajar

merupakan proses dimana sesuatu organisme mengubah perilakunya

karena hasil dari pengalaman.

b. Menurut Teori Belajar Konstruktivisme dalam (Ani Tri, 2004:49-50)

belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa yang memahami dan

mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus bisa

menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan berkutat

dalam berbagai gagasan. Guru adalah bukan orang yang mampu

memberikan pengetahuan kepada siswa, sebab siswa yang harus

mengkonstruksikan pengetahuan didalam memorinya sendiri. Sebaliknya

tugas guru yang paling utama adalah :

1) Memperlancar siswa dengan cara mengajarkan cara-cara membuat

informasi bermakna dan relevan dengan siswa.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan gagasannya sendiri.

3) Memanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya

sendiri. Disamping itu guru harus mampu mendorong siswa untuk

memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang

dipelajarinya .

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru berinteraksi dengan masing-masing siswa untuk mengamati bagaimana

ia memperoleh informasi baru, membantu siswa merekonstruksi pengetahuan

secara benar, memotivasi serta membimbing siswa dalam memecahkan masalah.

Jadi adanya informasi dan pengalaman baru mengakibatkan terjadinya

rekonstruksi pengetahuan yang lama sehingga terbentuk pengetahuan baru.

c. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:19) mengartikan bahwa belajar

merupakan suatu proses karena adanya usaha untuk mengadakan

perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud

memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,

ketrampilan maupun sikap

Berdasarkan definisi-definisi tersebut batasan-batasan belajar dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

2. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan yang berkenaan dengan aspek

psikis dan fisik terhadap sesuatu yang pernah dipelajari.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan

pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam kegiatan

pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat

dicapai. Pada setiap kegiatan pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan

tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran harus bersifat "behavioral", atau

berbentuk tingkah laku yang dapat diamati, dan "measureable", atau dapat diukur

artinya dapat dengan tepat dinilai apakah tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan pada awal kegiatan pembelajaran dapat dicapai atau belum (Dewi

Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar, 2004: 4).

Gagne dalam Benny A. Pribadi, (2005 : 15) “ Pembelajaran adalah

serangkaian aktivitas yang sengaja diciptkana dengan maksud untuk memudahkan

terjadinya proses belajar”. Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan dalam Benny

A. Pribadi (2005 : 15) ” Pembelajaran adalah pengembangan cara penyampaian

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan

spesifik”

Yusufhadi Miarso dalam Benny A. Pribadi (2005 : 15) “ Pembelajaran

sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan

pembelajar. Istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah “

pengajaran “ yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru (

teacher centered )…dst

3. Pengertian Efektifitas Pembelajaran

Proses belajar mengajar yang ada baik di sekolah dasar maupun di sekolah

menengah, sudah barang tentu mempunyai target bahan ajar yang harus dicapai

oleh setiap guru, yang didasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu.

Kurikulum yang sekarang ada sudah jelas berbeda dengan kurikulum zaman dulu,

ini ditenggarai oleh sistem pendidikan dan kebutuhan akan pengetahuan

mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan zaman. Bahan ajar yang banyak

terangkum dalam kurikulum tentunya harus disesuaikan dengan waktu yang

tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun ajaran tersebut. Namun terkadang

materi yang ada dikurikum lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Ini sangat

ironis sekali dikarenakan semua mata pelajaran dituntut untuk bisa mencapai

target tersebut. Untuk itu perlu adanya strategi efektivitas pembelajaran.

Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat

atau manjur. Efektivitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha

dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:584) mendefinisikan efektif dengan

“ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)” atau “dapat membawa hasil,

berhasil guna (usaha, tindakan)” dan efektivitas diartikan “keadaan berpengaruh;

hal berkesan” atau ” keberhasilan (usaha, tindakan)”.

The Liang Gie dalam Ensiklopedi Administrasi (1989:108) mendefinisikan

efektivitas sebagai berikut. “Suatu keadaan yang mengandung pengertian

mengenai terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki. Jika seseorang melakukan

suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

itu dikatakan efektif kalau memang menimbulkan akibat dari yang

dikehendakinya itu.”

Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap

elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil

pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan metode

affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektivitas pembelajaran adalah

outputnya, yaitu kompetensi siswa.Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur

dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan

tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas pembelajaran dapat dicapai

apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan

sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan

masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau

manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta

masalah tingkat kepuasaan pengguna/client. Kriteria Efektivitas Pembelajaran

Didalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhi terhadap

berhasilnya sebuah pembelajaran, antara lain :kurikulum, daya serap, presensi

guru, presensi siswa dan prestasi belajar.

4. Model Pembelajaran PBI

a. Hakikat PBI

Model pembelajaran PBI mempunyai beberapa nama lain seperti Project-

based Teaching (belajar proyek), experienced-based Education (pembelajaran

berdasar pengalaman), Authentic Learning (belajar autentik) dan Anchored

Instruction (belajar berdasar kehidupan nyata). Problem Based Instruction biasa

diterjemahkan menjadi pembelajaran berdasarkan masalah atau pembelajaran

berbasis masalah. Pembelajaran berdasar masalah merupakan pembelajaran yang

menyajikan masalah, yang kemudian digunakan untuk merangsang berfikir

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah, dan termasuk didalamnya belajar

bagaimana belajar. (Ibrahim, M 2000:14).

Pembelajaran berdasarkan masalah bukanlah sekedar pembelajaran yang

dipenuhi dengan latihan-latihan soal seperti pada bimbingan belajar (les). Dalam

pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa lebih diberdayakan dengan

dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki

masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan

hasil karyanya kepada orang lain.

Model pembelajaran berdasarkan masalah memberikan kesempatan kepada

siswa untuk belajar mengembangkan potensi melalui suatu aktivitas untuk mencari,

memecahkan dan menemukan sesuatu. Dalam pembelajaran siswa didorong bertindak

aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan atau situasi yang dihadapi dan menarik

simpulan melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Siswa tidak

lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau

yang terdapat dalam buku teks saja.

Pemecahan masalah adalah suatu jenis belajar discovery. Dalam hal ini, siswa

secara individu maupun secara kelompok berusaha memecahkan masalah autentik.

Memecahkan masalah secara kelompok dipandang lebih menguntungkan karena

dapat memperoleh latar belakang yang lebih luas dari anggota kelompok, sehingga

dapat menstimulasi munculnya ide, permasalahan dan solusi pemecahan masalah.

Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan

masalah adalah memunculkan masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk

proses penyelidikan. Di sini guru membimbing dan memberikan petunjuk minimal

kepada siswa dalam memecahkan masalah.

Pembelajaran jenis ini tidak difokuskan apa yang menjadi perilaku siswa

tetapi lebih kepada apa yang mereka pikirkan pada saat melakukan kegiatan

tersebut.

Terdapat 3 aliran utama yang berpengaruh pada pembelajaran berdasar

masalah:

1. Dewey dan kelas demokrasi

Dewey (Ibrahim dkk, 2000:15) mengemukakan pandangan bahwa :

Sekolah seharusnya menjadi laboratorium untuk pemecahan masalah

kehidupan secara nyata. Untuk itu, guru harus mendorong siswa terlibat

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam tugas-tugas berorientasi masalah dan membimbing mereka

menyelidiki suatu masalah. Pembelajaran di sekolah akan lebih bermanfaat

jika dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk

menyelesaikan tugas yang menarik. 2. Piaget, Vygotsky dan konstruktivisme

Piaget (Ibrahim dkk, 2000:17) mengemukakan pandangan bahwa : Anak

mempunyai rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha

memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini memotivasi mereka

secara aktif membangun pengetahuan mereka tentang lingkungan yang

mereka hadapi. Oleh karena itu pada semua tahap perkembangan, anak

perlu memahami lingkungan, diberi motivasi untuk menyelidiki dan

membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu.

Pandangan Konstruktivis-Kognitif mengemukakan bahwa siswa

dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses memperoleh informasi

dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis

tetapi secara terus-menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa

menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan

memodifikasi pengetahuan awal mereka.

Sedangkan Vygotsky (Ibrahim dkk, 2000:18) bahwa

perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan

pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk

menyelesaikan masalah yang muncul. Oleh karena itu, individu

mengkaitkan pengalaman baru dengan pengetahuan awal yang telah

dimilikinya dan membangun pengetahuan baru.

3. Bruner dan pembelajaran penemuan

Bruner mengemukakan suatu teori pendukung penting yang dikenal

sebagai pembelajaran penemuan, yaitu suatu model penemuan yang

menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide

kunci dari suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi

melalui penemuan pribadi.Pembelajaran berdasar masalah juga bergantung

pada konsep lain dari Bruner yaitu Scaffolding, yaitu suatu proses dimana

seorang siswa dibantu menuntaskan masalah tertentu melalui kapasitas

perkembangannya melalui bantuan dari guru atau orang yang mempunyai

kemampuan lebih.

Menurut Sears dan Hersh (dasari 2003:9) pembelajaran berdasar masalah

ini dapat melibatkan siswa dalam berpikir tingkat tinggi dan pemecahan

masalah. (http://agungprudent.wordpress.com) Pembelajaran berdasar

masalah membantu siswa untuk memecahkan masalah dengan proses

penemuan yang berkelanjutan dari tipe masalah yang tidak terstruktur

yang dihadapkan oleh orang-orang dewasa atau praktisi profesional.

Intinya pembelajaran berdasar masalah mengembangkan siswa agar dapat:

1. Mendefinisikan masalah dengan jelas

2. Membangun hipotesis alternatif

3. Memberikan informasi baru setelah hipotesis

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Membangun solusi yang jelas yang sesuai dengan masalah dan

kondisi yang seharusnya berdasatkan informasi dan penjelasan

dengan alasan yang jelas.

Ibrahim dkk (2000:7) merumuskan bahwa pembelajaran berdasarkan

masalah atau Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu

siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah,

belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman

nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif

untuk pembelajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu

siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun

pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar

maupun kompleks. Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan sebuah proses

pembelajaran otonom yang mandiri. Pembelajaran berbasis masalah berusaha

membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru

yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa mengajukan pertanyaan,

mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan

demikian siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara

mandiri.Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan

siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman

belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok

b. Proses Pemecahan Masalah

Dalam proses pemecahan masalah, aktivitas yang dilakukan cukup

kompleks karena memerlukan keterampilan berpikir yang sangat beragam

antara lain mengamati, melaporkan, menganalisis, mengklasifikasi,

menafsirkan, mengkritik, memprediksi dan menarik simpulan berdasarkan

informasi yang diperoleh dan diolah. Pemecahan masalah dapat dipandang

sebagai proses mencari atau memperoleh informasi secara sistematis,

langkah demi langkah dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui

pengamatan untuk mencapai suatu hasil pemikiran sebagai respon

terhadap masalah yang dihadapi (Nasution, 2001:117).

Pada proses pemecahan masalah, setiap siswa harus memiliki konsep awal

terhadap suatu masalah. Pada kegiatan pembelajaran, penguasaan konsep pada

taraf tertentu memerlukan penguasaan konsep pada taraf di bawahnya, karena ini

berguna untuk menentukan kelancaran proses pemecahan masalah. Bila ada

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sesuatu yang tidak dikuasai dalam konsep, maka siswa akan menghadapi masalah

dalam pemecahan masalah.

Metode pemecahan masalah yang dikenalkan para ahli (Nasution,

2001:121) adalah sebagai berikut.

a. Model John Dewey

Langkah-langkah pemecahan masalah, sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

2) Mengemukakan hipotesis

3) Mengumpulkan data

4) Menguji hipotesis

5) Menarik kesimpulan

b. Model Karl Albreacht

Terdiri dari enam langkah yang dapat digolongkan dalam dua fase utama:

Fase perluasan atau ekspansi atau fase divergen

1) Menemukan masalah

2) Merumuskan masalah

3) Mencari pilihan atau alternatif

Penyelesaian atau fase konvergen

1) Mengambil keputusan (memilih diantara dua alternatif)

2) Mengambil tindakan (komitmen untuk melaksanakan keputusan

demi hasil yang diperoleh)

3) Mengevaluasi hasil (menentukan sampai manakah jerih payah itu

berhasil atau menemui kegagalan)

c. Model Berry K beyer

1) Mengidentifikasi masalah

2) Membuat rencana pemecahan

3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah

4) Memeriksa jawaban

c. Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah terdiri darai 5 tahap yang disajikan

pada tabel 1

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1. Tahap-tahap pembelajaran berdasarkan masalah

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi siswa pada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran,

logistik yang dibutuhkan, memotivasi

siswa terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk

belajar

Membantu siswa mengidentifikasi

dan mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan tugas

belajar tersebut

Tahap 3

Membimbing penyelidikan

individu maupun kelompok

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan percobaan

untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah

Tahap 4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Mendorong siswa merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti

laporan

Tahap 5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Membantu siswa untuk merefleksi

atau mengevaluasi penyelidikan

mereka dan proses yang mereka

gunakan

Sumber : Ibrahim dkk, 2000:12

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran ( Dimyati dan Mudjiono, 1999 :

250 - 251).

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti ( Oemar Hamalik, 2006 : 30 ).

Benyamin Bloom ( Nana Sudjana, 2009 : 22) mengklasifikasikan

kemampuan belajar menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Ranah kognitif, meliputi kemempuan intelektual yang terdiri dari

pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi.

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan minat yang terdiri

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan

internalisasi.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa

keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas gerakan

reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan

gerakan ekpresif dan interpretative.

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus

menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar (Dalyono,

2005:55) adalah sebagai berikut.

1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri)

a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam,

pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk

belajar.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Minat dan Motivasi

Sebagaimana halnya dengan intelegensi dan bakat maka minat dan motivasi

adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian

prestasi belajar.

c. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor fisiologis, psikologis, dan

ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

2. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri)

a. Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi

penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan anak dalam belajar.

b. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut, mempengaruhi tingkat keberhasilan

belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan

kemampuan anak, keadaan fasilitas/ perlengkapan di sekolah, keadaan

ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan

sebagainya, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

c. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat

tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan,

terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini

akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di

lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan

pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat

dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

d. Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam

mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah,

suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Dalam

hal ini pembelajaran statika masih banyak ditemukan masalah antara lain kurang

efektifnya siswa dalam mengikuti pelajaran statika yang berdampak pada

rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran statika strategi guru sangat

diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dengan menggunakan

metode PBI .

Pada siklus pertama perlu adanya tes untuk mengetahui bagaimana hasil

belajar siswa. Apabila hasil belajar siswa belum memenuhi dari indicator

keberhasilan yang telah ditentukan maka perlu diadakan evalusi untuk

melaksanakan siklus kedua.

Pembelajaran statika dengan menerapkan metode PBI berdampak positif

bagi siswa yaitu siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, karena

pengalaman dan percobaan langsung siswa akan berpengaruh besar terhadap hasil

belajar, membuat guru untuk lebih menguasai materi karena guru sebagai

fasilitator harus menguasai materi dan mampu mengembangkannya serta guru

sebagai motivator yang mampu memotivasi siswa untuk mengekspresikan

gagasan-gagasannya dan menyediakan kesempatan dan pengalaman yang

mendukung proses belajar.

Hasil belajar statika adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah

mengikuti proses pembelajran statika berupa pemahaman dan penguasaan materi

dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan baik untuk masa kini maupun

masa yang akan datang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Kondisi Awal Siswa : Hasil

Belajar masih

rendah

Guru : Belum

menggunakan model

pembelajaran PBI

Tindakan

Siklus

II

Tes

Siklus

I

Siklus

I

Tes

Siklus

II

Guru :

Menggunakan

model

pembelajaran

PBI

Terselesaikan Belum Terselesaikan

Melalui model

pembelajara

PBI dapat

meningkatkan

hasil belajar

siswa pada

mata pelajaran

statika

terselesaikan Belum Terselesaikan

Siklus Selanjutnya

Siswa : kurang efektif

dalam mengikuti

pelajaran statika

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka

hipotesis tindakan adalah:

1. Dengan penerapkan model pembelajaran PBI dalam mata pelajaran

statika dapat meningkatkan efektifitas siswa kelas X Teknik Konstruksi

Kayu SMK N 2 Surakarta.

2. Dengan penerapkan model pembelajaran PBI dalam mata pelajaran

statika dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X Teknik

Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Perencanaan Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Surakarta,Jalan LU.Adi Sucipto No.33. Lokasi ini dipilih sebagai tempat

penelitian karena.

a. SMK Negeri 2 Surakarta memerlukan evaluasi kegiatan belajar mengajar

supaya dapat menigkatkan kualitas hasil belajar statika.

b. SMK Negeri 2 Surakarta terdapat data yang memadai untuk keperluan

penelitian untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika.

2. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X

Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta. Dengan jumlah siswa

sebanyak 23 siswa.

3. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan mulai

bulan Mei sampai Awal bulan Agustus 2010.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Nama Kegiatan Waktu Kegiatan

1 Pengajuan Judul 14 Januari 2010 – 20 Januari 2010

2 Pembuatan Proposal 26 Januari 2010 – 3 Maret 2010

3 Seminar Proposal 30 Maret 2010

4 Perijinan Penelitian 12 April 2010 – 25 April 2010

5 Pelaksanaan Penelitian 3 Mei 2010 – 3 Agustus 2010

6 Penulisan Laporan Penelitian 26 Januari 2010 -

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas bekerjasama dengan

guru yang menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya proses

pembelajaran. Penelitian Tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui

sistem bersiklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Adapun prosedur penelitian

yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc

Taggart dalam Suharsimi Arikunto, (2006 : 93). Siklus model Kemmis dan Mc

Taggart ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, seperti siklus di bawah

ini :

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2. Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart

(Suharsimi Arikunto,2006 : 93)

Belum

terselesaika

n

SIKLUS I

SIKLUS II

Perencanaan

Evaluasi I

Refleksi I

Observasi

I

Tindakan I

Rencana Terevisi

Tindakan II

Observasi

II

Evaluasi II

Refleksi II

Tindak

Lanjut

Persiapan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Langkah-langkah pada modul siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai

berikut :

1. Perencanaan tindakan (planning)

2. Pelaksanaan tindakan (acting)

3. Pengamatan (observing)

4. Refleksi. (reflecting)

Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Rencana tindakan siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis

masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi.

b. Berkolaborasi dengan guru menentukan tindakan perbaikkan yaitu

dengan penerapan model pembelajaran PBI

c. Berkolaborasi dengan guru bidang studi untuk menyusun silabus, LKS,

dan skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran dengan model

pembelajaran PBI

d. Menyiapkan alat evaluasi berupa soal pretes dan postes beserta kisi-

kisinya.

e. Menyusun lembar observasi

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu

pada perencanaan yang telah dibuat yaitu :

a. Tahap awal pembelajaran :

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran.

3) Guru mengecek kehadiran siswa.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tahap Inti Pembelajaran :

Secara garis besar tahapan pembelajaran PBI :

1). Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah

Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur

yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah.

Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik

sehingga dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan

motivasi.

2). Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan

tingkat kemampuan.

3). Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.

a) Pengumpulan data.

Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah

dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk

mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai

mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi.

Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup

informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri.

b) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan

Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan

pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru

mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut,

melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah.

4).Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan

dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara

pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

5). Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan

keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil

penyelidikan.

c. Tahap akhir Pembelajaran :

Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan pada inti

pembelajaran.

Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual siswa

dengan mengadakan tes kemampuan kognitif.

3. Observasi.

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati

aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran statika dari awal

pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum

dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada

siklus berikutnya.

4. Refleksi

Dari hasil tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini

pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi,untuk

mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran statika. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan

pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya

yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Refleksi merupakan

bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap

proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama

proses tindakan.

2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala

sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan

lapangan, dan lain-lain.

3) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario

pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam

tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah

dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan

pada siklus II.

2. Rencana tindakan siklus II

1. Perencanaan

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada pada siklus I.

b. Menetukan Indikator pencapaian hasil belajar.

2. Pelaksanaan

Pelaksaan program tindkan II mengacu pada identifikasi dan rumusan

masalah pada siklus I.

Tahapan pembelajaran PBI :

1). Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah

Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur

yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah.

Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik.

2). Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan

memperhatikan tingkat kemampuan.

3). Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.

a) Pengumpulan data.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah

dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk

mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai

mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi.

Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan

cukup informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka

sendiri.

b) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan

Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan

pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru

mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut,

melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah.

4).Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan

dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami

kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil

pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

5). Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan

keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil

penyelidikan.

Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual

siswa dengan mengadakan tes kemampuan kognitif pasca siklus II.

3. Observasi.

Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan

mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah

dikembangkan.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.

b. Mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil evaluasi untuk mendapat

kesimpulan diharapkan akhir siklus II ini penerapan PBI dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika.

C. Instrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi

Observasi dilakukan dengan mengumpulan data melalui pengamatan

langsung terhadap obyek penelitian untuk mendapatkan gambaran yang

senyatanya kemudian mengadakan pencatatan atas data. Observasi dilaksanakan

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan peneliti untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai adalah guru dan

siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Tujuan diadakan wawancara ini adalah untuk memperoleh data atau

konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam

memahami pelajaran statika.

3. Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan

untuk mengukur ketrampilan,pengetahuan dan intelegasi kemampuan atau bakat

yang dimiliki individu atau kelompok” ( Suharsimi Arikunto, 1998:25). Tes dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemamupan siswa dalam memahami

statika. Tes yang dilakukan berupa tes tertulis mengunakan butir soal.

4. Kajian Dokumen

Suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mencari dan mengumpulkan

data-data yang diperlukan melalui sumber data yang lain. Data ini berupa catatan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau arsip SMK N 2 Surakarta yang berkaitan dengan obyek penelitian,misalnya

Rencana Pelaksanaan Pembelajran(RPP) dan silabus.

D. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data hasil setiap akhir

siklus. Data-data tersebut akan digali dari beragam sumber data. Data-data dalam

penelitian ini dibagi menjadi dua,yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat melalui sumber utama yaitu

siswa dan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen sekolah. Selain

tersebut diperoleh juga dari hasil observasi,wawancara dan tes yang dilakukan

terhadap siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat dari berbagai referensi yang

berasal dari berbagai dokumen.Data ini diperoleh dari dokumen dan arsip

yang dimiliki sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengukur dan memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini

peneliti menggunkan teknik pengumpulan data dengan :

1. Metode Observasi.

“Metode Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis”. (Suharsimi Arikunto,

1998:28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti

pada kelas yang dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung

kegiatan belajar siswa dikelas.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran

yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar observasi bentuk

temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran. Catatan lapangan menurut Bagdad dan Biklen

(Moleong,1990:153) adalah “Catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami dan dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi terhadap data

dalam penelitian kualitatif ”.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui

sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas X

Teknik Konstruksi Kayu , serta foto rekaman proses tindakan penelitian.

F. Validitas Data

Validasi data yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada

pendapat Hopkins dalam Wiraatmadja, (2005 : 168-171), yaitu :

1. Member chek, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi

yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara

mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir

pembelajaran.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti

dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti

secara kolaboratif oleh sekolah.

3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan

data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

Berdasarkan validasi diatas, maka validasi data yang akan digunakan oleh

peneliti yaitu member chek dan triangulasi. Untuk validasi member chek, setelah

wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap kinerja guru dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran statika. Peneliti memeriksa hasil wawancara

dan obsevasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum

tercatat.

Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap

kinerja guru dan aktivitas siswa peneliti akan membandingkan serta

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas X pada saat

pembelajaran statika.

G. Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini,analisis data yang dilakukan secara

deskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis

interaktif. Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis

interaktif yang terdiri dari reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan

dilakukan dalam bentuk interaktif dpengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Pada waktu pengumpulan data peneliti membuat reduksi data dan sajian data yaitu

data yang berupa catatan lapangan adalah data yang dicatat dan di gali.

Menurut M.B Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat digambarkan

sebagi berikut :

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan kesimpulan

Gambar 3. Proses analisis Interaktif

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H. Tolak Ukur Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini tercermin dengan adanya

efektifitas dari penerapan model pembelajaran PBI dan peningkatan hasil belajar

siswa setiap siklusnya berupa kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar baik dari

aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik

Indikator keberhasilan meliputi :

1. Aspek kognitif yang meliputi ketuntasan hasil belajar siswa mencapai

80 % dengan nilai minimal 75.

2. Aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang meliputi minat, sikap dan nilai

siswa mencapai 80% dengan nilai minimal 75. Aspek afektif juga menjadi

indikator keberhasilan dari efektifitas penerapan model PBI.

3. Aspek psikomotorik dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa

mencapai 80% dengan nilai minimal 75.

Nilai ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh data dari SMK N 2 Surakarta

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta

SMK Negeri 2 Surakarta berdiri pada tanggal 1 Juli 1952 yang diberi

nama STM Solo yang berlokasi di Gendengan Solo dengan membuka tiga jurusan

yaitu mesin,listrik,dan bangunan. Pada tanggal 12 Juli 1952 STM Solo resmi

menjadi STM Negeri Solo, pada tahun 1966 dari STM Negeri 1 Surakarta

diperbaiki namanya menjadi STM Negeri 1 Surakarta.

Pada tahun pelajaran 1999/2000 STM Negeri 1 Surakarta diganti dengan

nama SMK Negeri 2 Surakarta. Kemudian pada tanggal 9 Mei 2006 SMK Negeri

2 Surakarta dinyatakan lulus seleksi Sekolah Nasional Bertaraf Intrenasional

ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan Nomer : 0004/C5.2/Kep/MN/2006 tentang Penetapan

Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI) tahun 2006.

2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.33

Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 2 Surakarta dekat

dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di

lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi

motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi

mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta

3. Profil Sekolah

Profil Sekolah Menengah Kejuruan (SMK ) Negeri 2 Surakarta :

1. Lokasi : Jalan LU. Adisucipto No 33

Kelurahan Manahan

Kecamatan Banjarsari

Kota Surakarta

Kode Pos 57139

Provinsi Jawa Tengah

2. Alamat Surat : SMK Negeri 2 Surakarta

JL.LU. Sdisucipto No 33

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Telp (0271)714901

Kode Pos 57139

3. Faximile : (0271)727003

4. E-Mail : [email protected]

5. Kepala Sekolah : Drs Susanta, MM

6. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 32.103.61.05.001

7. Status Sekolah : Negeri

Nomor : 3095/B

Tanggal : 22 Juli 1952

8. Penyelenggara : Pemerintah Kota Surakarta

9. No. SK terakhir status sekolah : No 188/0/2001 tanggal 28 Oktober

2002

4. Bidang Studi Keahlian dan Program Studi Keahlian

Di SMK Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah Nomor : 251/C/kep/2008 tanggal 22 Agustus 2008, maka bidang

Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan SMK Negeri 2 Surakarta :

Tabel 3. Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta

No Bidang Studi

Keahlian

Program Studi

Keahlian Kompetensi Keahlian

A Teknologi dan

Rekayasa

1.Teknik

Bangunan

1.1 Teknik Konstruksi Kayu

1.2 Teknik Konstruksi Batu

dan Beton

1.3Teknik Gambar Bangunan

2.Teknik

Ketenaga-

listrikan

Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.Teknik Mesin Teknik Pemesinan

4.Teknik

Otomotif

Teknik Kendaraan Ringan

5.Teknik

Elektronika

Teknik Audio Video

B Teknologi Informasi

dan Komunikasi

1.Teknik

Komputer dan

Informatika

1.1 Rekayasa Perangat lunak

1.2 Teknik Komputer

dan Jaringan

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus I

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKK SMK

Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 10 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 17 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan

alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus I dengan alokasi waktu 6 x

45 menit (jam pelajaran), maka untuk siklus I tersedia waktu 6 jam pelajaran (270

menit).

2. Pelaksanaan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1. Peneliti mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi jumlas siswa

dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunkan metode

PBI.

2. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul dalam kelas,pada

kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam

mengikuti pelajaran ststika ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

kurang memperhatikan selama pelajaran statika berlagsung.

3. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model

pembelajaran menggunakan model PBI.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Peneliti membuat jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas dengan

bantuan guru.

5. Peneliti menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana

pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Berkolaborasi dengan guru melaksanakan rencanan pelaksanaan

pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan

bidang datar menggunakan model PBI.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa

kegiatan yang akan dilakukan, serta membagi siswa menjadi 5 kelompok,

kemudian membantu mengorientasikan siswa pada suatu masalah dengan

cara menyampaikan cerita yang harus dirumuskan sendiri oleh siswa.

3. Guru membimbing siswa mendefinisikan masalah dengan menanyakan

pada siswa permasalahan apa yang muncul dan bagaimana cara

memecahkan masalah tersebut dengan jalan mengadakan curah pendapat,

guru menampung semua jawaban siswa kemudian mengarahkan

pemecahan permasalahan yang ada di soal pada tiap-tiap kelompok, dalam

curah pendapat siswa kurang aktif, hanya siswa yang pintar dan berani

mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan.

4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan

melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari

permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan

percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing

siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk

mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya

memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan

mengemukakan pendapat.

5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan

hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan

tulis.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru

membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan

yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun

melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang

diharapkan.

7. Pada pertemuan kedua tanggal 17 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan

diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta

mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada

pertemuan kedua terdapat peningkatan keefektifan siswa dalam bertanya.

8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus

1 selama 45 menit.

c. Tahap Pengamatan

Hasil pengamatan keefektifan siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I

No Aspek yang

diamati Indikator

Hasil Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Minat Kehadiran di kelas B B

Perhatian mengikuti pelajaran C B

Partisipasi dalam kegiatan

pembelajaran B B

Keaktifan mengerjakan tugas C B

2 Sikap

Tanggung jawab B B

Kejujuran B B

Berinteraksi dengan guru B B

Teliti dan sistematis B B

3 Menilai/

menghargai

Kerjasama dalam kelompok B B

Menghargai pendapat orang

lain B B

Menghargai waktu C B

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerapian menggunakan alat

tulis B B

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 dan 12 halaman 75 dan 90

Tabel 5. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati

Hasil pengamatan

Pertemuan

1

Pertemuan

2

1 Mempersiapkan alat dan bahan dalam

mengikuti pelajaran

B B

2 Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan

dengan pelajaran statika

(mengukur,menghitung,menggambar,membaca

hasil pengukuran)

B B

3 Melakukan kerjasama dalam kelompok B B

4 Kemampuan memberikan usulan/tanggapan

saat berdiskusi

C B

5 Penyampaian hasil diskusi secara berurutan B B

6 Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi B B

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 13 halaman 78 dan 93

d. Hasil Evaluasi Siklus I

Hasil tes pada siklus I terdapat 23 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data

sebagai berikut :

1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa atau 73,91

% dengan nilai rata-rata 79,5 (dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 105)

Siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 26,09 %

2) Aspek Afektif dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 75,18 %

3) Aspek Psikomotorik dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 77,08 %

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Refleksi

1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya

baik,meskipun dalam membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil

diskusi masih cukup baik.

2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh

tes sebanyak 73,91 % hal ini belum memenuhi tolok ukur keberhasilan

yaitu 80,00%. Sedangkan untuk hasil belajar afektif sebanyak 75,18 %

belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00 % karena masih ada

beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau berbicara

sendiri ketika pelajaran berlangsung. Untuk hasil belajar psikomotorik

sebanyak 77,08 % sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00%

3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 1 pada umumnya baik,

meskipun masih ada beberapa hal yang masih cukup sehingga perlu ada

peningkatan pada siklus II.

3. Hasil Penelitian Siklus II

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKK SMK

Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 24 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 31 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan

alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus dengan alokasi waktu 6 x 45

menit (jam pelajaran), maka untuk siklus II tersedia waktu 6 jam pelajaran (270

menit).

Berdasarkan kajian dari siklus I peneliti berusaha mencoba mengurangi

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Pelaksanaan Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1. Peneliti tidak lagi mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi

jumlas siswa dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum

menggunkan metode PBI karena sudah dilaksanakan pada siklus 1

2. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul pada siklus 1 dalam

kelas,pada kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat

dalam mengikuti pelajaran statiska ini dapat dilihat dari adanya beberapa

siswa siswa yang kurang memperhatikan selama pelajaran statika

berlagsung selama siklus 1.

3. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model

pembelajaran menggunakan model PBI.

4. Peneliti tidak perlu membagi kelompok lagi karena kelompok pada siklus

1 sudah efektif.

5. Peneliti menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana

pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1.

b. Tahap Pelaksanan

1. Berkolaborasi dengan guru melaksanakan rencanan pelaksanaan

pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan

bidang datar menggunakan model PBI.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa

kegiatan yang akan dilakukan, serta membagi siswa menjadi 5 kelompok,

kemudian membantu mengorientasikan siswa pada suatu masalah dengan

cara menyampaikan cerita yang harus dirumuskan sendiri oleh siswa.

3. Guru membimbing siswa mendefinisikan masalah dengan menanyakan

pada siswa permasalahan apa yang muncul dan bagaimana cara

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memecahkan masalah tersebut dengan jalan mengadakan curah pendapat,

guru menampung semua jawaban siswa kemudian mengarahkan

pemecahan permasalahan yang ada di soal pada tiap-tiap kelompok, dalam

curah pendapat siswa kurang aktif, sudah banyak siswa yang aktif dan

berani mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan.

4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan

melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari

permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan

percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing

siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk

mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya

memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan

mengemukakan pendapat.

5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan

hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan

tulis.

6. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru

membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan

yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun

melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang

diharapkan.

7. Pada pertemuan kedua tanggal 31 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan

diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta

mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada

pertemuan kedua terdapat peningkatan keefektifan siswa dalam bertanya.

8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus

1 selama 45 menit.

c. Tahap Pengamatan

Hasil pengamatan keefektifan siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung sebagai berikut :

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 6. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II

No Aspek yang

diamati Indikator

Hasil Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Minat Kehadiran di kelas B B

Perhatian mengikuti pelajaran B B

Partisipasi dalam kegiatan

pembelajaran B B

Keaktifan mengerjakan tugas B B

2 Sikap

Tanggung jawab B B

Kejujuran B B

Berinteraksi dengan guru B B

Teliti dan sistematis B B

3 Menilai/

menghargai

Kerjasama dalam kelompok B B

Menghargai pendapat orang

lain B B

Menghargai waktu C B

Kerapian menggunakan alat

tulis B B

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 dan 22 halaman 110 dan 118

Tabel 7. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II

No Aspek yang diamati

Hasil pengamatan

Pertemuan

1

Pertemuan

2

1 Mempersiapkan alat dan bahan dalam

mengikuti pelajaran

BS BS

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan

dengan pelajaran statika

(mengukur,menghitung,menggambar,membaca

hasil pengukuran)

BS BS

3 Melakukan kerjasama dalam kelompok B B

4 Kemampuan memberikan usulan/tanggapan

saat berdiskusi

B B

5 Penyampaian hasil diskusi secara berurutan C B

6 Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi B BS

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 113 dan 121

d. Hasil Evaluasi Siklus II

Hasil tes pada siklus I terdapat 23 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data

sebagai berikut :

1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 siswa atau 82,61

% dengan nilai rata-rata 80,03(dapat dilihat pada lampiran 30 halaman

140)

Peningkatan hasil tes kognitif sebelum tindakan, siklus I dan siklus

II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini :

Tabel 8. Ringkasan Hasil Belajar Kongnitif Siswa Sebelum dan Sesudah

Penerapan PBI

No Keterangan Sebelum

Tindakan

Sesudah Tindakan

Siklus I Siklus II

1

2

3

4

Nilai tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Ketuntasan

85

60

78,60

52,17

96,00

52

79,50

73,91

90,00

70

80,03

82,61

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 5. Grafik hasil belajar kongnitif siswa

2) Aspek Afektif dari siklus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak 80,43

%. (dapat dilihat pada lampiran 19 dan 22 halaman 110 dan 118)

Peningkatan hasil belajar afektif dari sikus I dan siklus II dapat

dilihat melalui diagram batang berikut ini :

Gambar 6. Grafik hasil belajar afektif siswa

85

60

78.6

52.17

96

52

79.573.91

90.6

70

80.03 82.61

0

20

40

60

80

100

120

Nilai

Keterangan

sebelum Tindakan

Siklus I

Siklus II

73.91

80.07

76.49

80.79

70

72

74

76

78

80

82

Siklus I Siklus I

Nilai

Keterangan

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Aspek Psikomotorik dari silus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak

85,43%. (dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 113 dan 121)

Peningkatan hasil belajar psikomotorik dari sikus I dan siklus II dapat

dilihat melalui diagram batang berikut ini :

Gambar 7. Grafik hasil belajar psikomotorik siswa

e. Refleksi

1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya

semakin baik dibandingkan dengan siklus I.

2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes

sebanyak 82,61 % hal ini sudah memenuhi tolok ukur keberhasilan yaitu

80,00% dengan nilai standar kelulusan 75,00. Sedangkan untuk hasil

belajar afektif sebanyak 80,43 % sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan

yaitu 80,00 %. Untuk hasil belajar psikomptorik sebanyak 85,43 % sudah

memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00%.

3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II pada umumnya baik,

karena semua aspek hasil belajar telah mencapai tolak ukur keberhasilan.

75

83.33

79.16

87.5

65

70

75

80

85

90

Siklus I Siklus II

Nilai

Keterangan

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Pembahasan

Pada penelitian tindakan kelas hasil penelitian yang diperoleh dari kerja

sama antara peneliti dan guru kolaborasi. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran

ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan

pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran

sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PBI.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru ( dapat dilihat pada lampiran

29 halaman 149) Proses kegiatan belajar mengajar sebelum menggunakan model

PBI pada dasarnya guru telah menggunakan metode dua arah yaitu terdapat

interaksi antara guru dan siswa tetapi karena siswa beranggapan bahwa statika itu

sulit berdampak kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran statika, selain itu

guru juga belum menerapkan diskusi secara aktif,setelah adanya penerapan model

pembelajaran PBI dalam kegiatan pembelajaran statika minat siswa terhadap

pelajaran statika dapat terlihat,dengan diadakannya diskusi kelompok antar siswa

dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap akifitas siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa (dapat dilihat pada lampiran

29 halaman 135). Sebagian dari siswa beranggapan bahwa pelajaran statika

memang sulit sehingga memunculkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan model pembelajaran PBI mereka

lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dapat terlihat pada selama proses kegiatan

belajar mengajar dengan diskusi kelompok tiap-tiap siswa berusaha untuk

bertanya pada guru ataupun pada teman-temanya mengenai hal yang belum

mereka pahami.

Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan

motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih

banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil

belajar siswa melalui model pembelajaran PBI.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil belajar siswa dikatakan tuntas jika mencapai tolak ukur keberhasilan

untuk aspek kognitif 80 % dengan nilai standar kelulusan 75,00. Berdasarkan

tabel 10 dan gambar 5 pada penilaian aspek kognitif diperoleh nilai tes rerata

sebelum tindakan adalah 78,60 dengan ketuntasan belajar klasikal 52,17%. Pada

siklus I, hasil belajar kognitif meningkat menjadi 79,50 dengan ketuntasan belajar

klasikal 73,91%. Pada siklus II, hasil belajar kognitif juga mengalami

peningkatan rata-rata nilai menjadi 80,03 dengan ketuntasan belajar klasikal

82,61%. Ini berarti pada silus II, 82,61% siswa mendapat nilai tes minimal 75,00

sehingga secara klasikal hasil belajar kognitif telah tuntas. Peningkatan hasil

belajar tersebut menunjukkan bahwa penguasaan dan tingkat pemahaman siswa

terhadap materi statika semakin meningkat.

Peningkatan nilai tes rerata maupun ketuntasan belajar klasikal pada aspek

kognitif, terjadi karena dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa

lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan

rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui

kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain.Siswa tidak

lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru

atau yang terdapat dalam buku teks saja. Ini sesuai dengan pendapat Ibrahim dkk

(2000:7) yang merumuskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah atau

Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah,belajar berbagai

peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi

pebelajar yang otonom dan mandiri.

Walaupun pada siklus I terjadi peningkatan nilai tes rerata dan ketuntasan

belajar klasikal, hasil belajar kognitif siswa belum tuntas berdasarkan indikator

keberhasilan.Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I,dikarenakan

beberapa kendala,antara lain siswa kurang membaca dan kurang memahami

materi karena jarang belajar,kebanyakan siswa belajar apabila menghadapi

ulangan. Sebagian siswa jarang melakukan latihan soal, walaupun banyak soal

yang tersedia dapat digunakan untuk latihan memecahkan masalah dan cenderung

mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Materi titik

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berat memerlukan berpikir analisis yang baik terutama dalam pembacaan ukuran

gambar dan penerapan rumus,sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan

karena tidak terbiasa dan kurang persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran.

Tolak ukur keberhasilan untuk aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang

dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas.

Berdasarkan pada gambar 6, pada sikuls I penilaian afektif diperoleh ketuntasan

belajar klasikal 75,18 %. Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami

peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 80,43 %,sehingga secara klasikal

hasil belajar afektif siklus I belum mencapai tolak ukur keberhasilan yang

ditentukan sedangkan untuk siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur

keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurang-

kurangnya 80 %.

Meskipun hasil belajar afektif secara klasikal telah tuntas, namun

berdasarkan pengamatan selama pembelajaran masih terlihat kekurangan, yaitu

keterlibatan dan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi belum optimal,terlihat

hanya beberapa anak yang aktif,sebagian ada yang duduk diam atau mondar-

mandir melihat pekerjaan kelompok lain. Masih banyak siswa yang malu atau

takut untuk bertanya,menjawab dan mengemukakan pendapat.

Peningkatan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal aspek afektif

terjadi karena dalam pembelajaran masalah yang disajikan atau muncul berasal

dari peristiwa kehidupan sehari-hari siswa sehingga memberikan kesempatan

kepada siswa terlibat aktif untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini sesuai

dengan pendapat Piaget dan Vygotsky dalam Ibrahim dkk (2000:14) yang

menegaskan bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa

berusaha menyelesaikan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman baru yang

ditemuinya.Siswa mempunyai rasa ingin tahu dan secara terus menerus berusaha

memahami dunia sekitarnya.

Tolak ukur keberhasilan untuk aspek psikomotorik dapat dilihat dari hasil

yang dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas.

Berdasarkan pada gambar 7, pada siklus I penilaian psikomotorik diperoleh

ketuntasan belajar klasikal 77,08%. Pada siklus II, hasil belajar psikomotorik

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 85,43%,sehingga

secara klasikal hasil belajar afektif siklus I dan siklus II sudah tuntas berdasarkan

tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa

sekurang-kurangnya 80 %.

Pada siklus I dan II, hasil belajar pasikomotorik mengalami peningkatan

ketuntasan belajar klasikalnya. Peningkatan hasil belajar psikomotorik

dikarenakan beberapa hal yaitu selama pembelajaran berlangsung siswa lebih

serius dan aktif, misalnya siswa telah mempersiapkan alat-alat yang digunkan

untuk mengikuti pelajaran statika,melakukan perhitungan dengan teliti dan

membandingkan hasil perhitungan dengan perhitungan teman. Melalui

pengalaman tersebut siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari.

Selama pembelajaran berlangsung,penyelidikan autentik sebagai usaha

memecahkan suatu masalah merupakan sarana melibatkan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif untuk meningkatkan

hasil belajar. Guru membimbing siswa dalam proses penyelidikan untuk

menemukan solusi atau jawaban dari permasalahan yang dirumuskan. Solusi dari

masalah tersebut dikemukakan dan didiskusikan yang pada akhirnya diperoleh

pengalaman. Pengetahuan baru yang diperoleh berupa konsep yang jelas dan

benar tentang suatu materi. Pengalaman, pengetahuan dan konseptualisasi yang

terjadi pada siswa merupakan hasil pemecahan masalah yang ditemukan siswa

yang tentunya dengan bimbingan guru.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model

pembelajaran Problem Based Instruction pada mata pelajaran statika pokok

bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat

meningkatkan efektifitas siswa pada mata pelajaran statika pokok bahasan

titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2009/2010

2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika pokok

bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri

2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction

dalam pelaksanaan pembelajaran statika.

Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan

implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan hasil belajar materi

“menentukan titik berat garis dan bidang datar”.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan efektifitas

dan hasil belajar siswa pada materi ““menentukan titik berat garis dan bidang

datar”, hal tersebut dapat ditinjau dari hal berikut:

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Instruction dalam pelaksanaan pembelajaran statika karena model

Problem Based Instruction melibatkan interaksi antara siswa yaitu

dengan pengajuan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,

kemudian siswa dikelompokkan secara bervariasi untuk melakukan

penyelidikan. Siswa dituntut untuk melaporkan hasil penyelidikan dan

menyimpulkan pemecahan dari masalah yang telah diajukan

b. Secara umum telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam

prosentase hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Hal ini

terbukti adanya peningkatan siswa mengeluarkan pendapat, berinteraksi

dengan guru, peningkatan siswa dalam bertanya, kerjasama dengan

kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan

adanya partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa, maka dalam

pembelajaran tersebut semakin meningkat, suasana kelas bisa menjadi

lebih hidup dan menyenangkan, serta tidak membosankan dan pada

akhirnya hasil belajar siswa pada pelajaran statika meningkat.

C. Saran

Setelah melihat hasil penelitian,pembahasan dan kesimpulan maka saran

yang dapat diberikan adalah :

1. Problem Based Instruction atau Pembelajaran berdasarkan masalah dapat

dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pengajaran dengan PBI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun,

dalam penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan titik berat

garis dan bidang datar. Sehingga peneliti menganggap perlu dilakukan

pengembangan pelaksanaan pengajaran dengan model PBI untuk pokok

bahasan yang lain.

3. Agar penguasaan keterampilan proses dapat seimbang antar siklus,

sebaiknya diberikan tindakan yang berbeda sesuai dengan tingkat

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ...eprints.uns.ac.id/4260/1/192801511201110051.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kayu smk negeri 2 surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesukaran materi, misalnya memberikan kesempatan diskusi lebih lama

untuk materi yang lebih sukar.

4. Agar pelaksanaan diskusi kelompok berjalan efektif sebaiknya guru lebih

bersikap disiplin agar siswa bekerja kelompok dengan serius.

5. Pemberian pertanyaan atau masalah pada model Problem Based

Instruction seharusnya jelas, autentik, mudah difahami, luas dan sesuai

tujuan pembelajaran.

6. Untuk memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa, diperlukan

variasi metode dalam mengajar menggunakan model PBI, sehingga hasil

belajar siswa dapat lebih meningkat.

7. Pelaksaanaan Problem Based Instruction pada penelitian ini waktu yang

digunakan pada saat diskusi kelompok masih kurang sehingga perlu

adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.

8. Perlu diadakannya sosialisasi model pembelajaran Problem Based

Instruction agar para tenaga pengajar bisa memahami dan dapat

menerapkan secara baik di lapangan .