perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hubungan antara ... filehubungan antara persepsi atlet...

96
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi Disusun oleh : Zhaifa Kharisia Equata G 0106018 Pembimbing : 1. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi 2. Tri Rejeki Andayani, S.Psi, M.Si PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: dohanh

Post on 18-May-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR

PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN

MOTIVASI BERPRESTASI

SKRIPSI

Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi

Disusun oleh :

Zhaifa Kharisia Equata

G 0106018

Pembimbing :

1. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi

2. Tri Rejeki Andayani, S.Psi, M.Si

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya tidak pernah

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat

hal-hal yang tidak sesuai dengan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya

dicabut.

Surakarta, Juli 2012

Zhaifa Kharisia Equata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

v

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S. Al Insyirah : 5-6)

Banyak orang-orang mencapai sukses berkat banyaknya kesulitan dan

kesukaran yang mesti mereka hadapi.

(Burn)

Percaya pada diri sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai sukses.

(Emerson)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

Papa Kangko B Prasetyo dan Mama Endang Tri Lestari selaku kedua

orang tua tercinta serta adik-adik Gezha Icsvanditra dan Arinta

Kamesjwara atas

dukungan yang tiada habisnya

Semua yang telah memberikan pelajaran dalam hidup saya

Almamater saya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat

memperoleh gelar sarjana Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Butuh waktu yang tidak sebentar untuk dapat menyelesaikan karya ini.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan,

bantuan, bimbingan dan dorongan semua pihak. Oleh karena itu penulis

menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret dan selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan serta arahan selama menempuh studi di UNS.

3. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi., selaku Koordinator Skripsi Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Munawir Yusuf, M.Psi., selaku Pembimbing Utama dan Ibu Tri

Rejeki Andayani, S.Psi, M.Si., selaku Pembimbing Pendamping, yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, serta masukan yang

sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Suci Murti Karini, M.Si., selaku Penguji I dan Bapak H. Arista Adi

Nugroho, S.Psi, M.M., selaku Penguji II yang telah bersedia memberikan saran

dan kritik bagi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

viii

6. Seluruh staf pengajar Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan banyak bekal dan ilmu pengalaman sangat berharga.

7. Seluruh staf tata usaha dan staf perpustakaan Program Studi Psikologi Universitas

Sebelas Maret yang telah membantu kelancaran studi penulis.

8. Sabuem Nim Ali, Sabeum Nim Bangun, Sabeum Nim Adit, Sabeum Nim Munif,

selaku Pengurus dan Pelatih Taekwondo Kota Surakarta.

9. Atlet Taekwondo junior Kota Surakarta selaku subjek penelitian, yang telah

bersedia membantu dalam pengumpulan data penelitian.

10. Sahabat-sahabatku di Psikologi : Sheila, Arfi, Rika, Indri, Rasty, Burhan, Pre,

Wildan, Aminah, Ayu, Uwie, Nina, Aza, dan Vera, yang telah banyak membantu

dalam diskusi serta memberikan keceriaan, dukungan, dan kebersamaan yang

indah.

11. Keluarga UKM Taekwondo UNS dan Indonesian Dragon Taekwondo

Demonstration Team.

12. S

ahabat-sahabatku Mbak Ida, Mbak Dian, Mbak Andi’, Indah, Iras, Tya, Niar,

Linda, Mas Ade, Mas Eko yang selalu memberi semangat dan mendoakanku.

Semoga Allah SWT memberikan karunia yang melimpah kepada kita semua

dan semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

ix

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR

PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN

MOTIVASI BERPRESTASI

Zhaifa Kharisia Equata

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mengerjakan sesuatu supaya

menjadi lebih baik atau lebih efisien dari sebelumnya. Persepsi atlet taekwondo

junior pada program latihan adalah penilaian, penafsiran dan pandangan atlet

junior terhadap pelaksanaan pedoman latihan yang telah direncanakan oleh

pelatih. Atlet junior yang pernah mengalami kegagalan saat bertanding, pada

kejuaraan selanjutnya akan mengalami kondisi bahwa atlet takut gagal lagi.

Adanya dukungan dari pengurus, pelatih serta teman-teman latihan akan

menambah semangat serta motivasi atlet, maka ketakutan akan kegagalan

berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi.

Penelitian ini menggunakan studi populasi pada atlet taekwondo junior Kota

Surakarta dengan jumlah sampel 50 responden. Ciri-ciri populasi pada penelitian

ini meliputi atlet junior usia 13-18tahun, merupakan atlet taekwondo Kota

Surakarta, dan aktif mengikuti latihan. Alat pengumpulan data yang digunakan

adalah Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan

validitas 0,302 – 0,886 serta reliabilitas 0,949 dan Skala Motivasi Berprestasi

dengan validitas 0,452 – 0,873 serta reliabilitas 0,962. Analisis data menggunakan

teknik korelasi product moment Pearson.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan uji Korelasi Product

Moment, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,531; p = 0,000 (p < 0,05)

artinya ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi atlet taekwondo

junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi pada atlet taekwondo

junior. Semakin positif persepsi pada program latihan, maka akan semakin tinggi

motivasi berprestasi pada atlet taekwondo junior. Kontribusi persepsi atlet

taekwondo junior pada program latihan terhadap motivasi berprestasinya sebesar

28,2%.

Kata kunci: persepsi pada program latihan, motivasi berprestasi, atlet taekwondo

junior

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

x

THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCEPTION OF JUNIOR

TAEKWONDO ATHLETES IN TRAINING PROGRAM WITH

ACHIEVEMENT MOTIVATION

Zhaifa Kharisia Equata Psychology Department, Medical Faculty Sebelas Maret University

ABSTRACT

Achievement motivation is the drive to do something to get better or more

efficiently than ever. The perception of junior taekwondo athletes in training

program evaluation, interpretation and views on the implementation of junior

athletes training manuals that have been planned by the coach. Junior athletes who

have experienced failure during a match, the next championship will have a

condition that athletes are afraid to fail again. The support of administrators,

coaches and friends will add to the spirit of training and motivation of athletes, the

fear of failure is reduced. The purpose of this research was to determine the

connection between perception of junior taekwondo athletes in the training

program with achievement motivation. This study uses a population study in junior taekwondo athlete Surakarta

with a sample of 50 respondents. Characteristic feature of the population in this

study included junior athletes aged 13-18 years, the city of Surakarta taekwondo

athlete and active training. Data collection tool used is the scale on the perception

of junior taekwondo athlete training program in 0302 to 0.886 validity and

reliability of 0.949 and the validity of the achievement motivation scale from

0.452 to 0.873 and 0.962 reliabilities. Analysis of data using correlation technique

product moment Pearson.

Based on data analysis by Product Moment Correlation test, value of the

correlation coefficient (r) of 0.531:p = 0.000 (p <0.05) means that there is a

significant positive relationship between the perception of junior taekwondo

athletes in training program with achievement motivation in junior taekwondo

athletes. The more positive perception in training program, so will be higher the

achievement motivation in junior taekwondo athletes. Contribution perception

junior taekwondo athletes in training program their achievement motivation by

28.2%.

Keywords: Perception in training programs, motivation achievement, junior

taekwondo athletes.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….... iii

HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………... iv

MOTTO …………………………………………………………………. v

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………… vii

ABSTRAK ………………………………………………………………. ix

ABSTRACT ………………………………………………………………. x

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xvi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................……………….................. 1

B. Perumusan Masalah …………………………………….............. 8

C. Tujuan Penelitian...….…………………………………................ 8

D. Manfaat Penelitian ………..………………...........…………..…. 9

E. Manfaat Teoritis ......................................................................... 9

F. Manfaat Praktis .......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………….. 10

A. Motivasi Berprestasi …………………………………………....... 10

1. Pengertian Motivasi Berprestasi .……………………………... 10

2. Ciri-ciri Motivasi berprestasi ..................................................... 11

3. Aspek Motivasi Berprestasi …………………………………... 13

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi……... 17

B. Persepsi Atlet taekwondo Junior pada Program

Latihan……………………………………….................................

19

1. Pengertian Persepsi Atlet taekwondo Junior pada Program 19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

xii

Latihan ………………………...................................................

a. Pengertian Persepsi ............................................................... 19

b. Program Latihan .................................................................... 20

c. Persepsi Atlet taekwondo Junior pada Program

Latihan....................................................................................

30

2. Aspek Persepsi terhadap Program Latihan …………………. 32

C. Hubungan Antara Persepsi Atlet taekwondo Junior terhadap

Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi.............................

37

D. Kerangka Pemikiran.....…………………………………………... 40

E. Hipotesis ......................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN…………..…………………………... 42

A. Identifikasi Variabel Penelitian. ..………………………………... 42

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian..……………………….. 42

C. Populasi dan Sampel ………………............................................... 43

1. Populasi ……………………………………………………….. 43

2. Sampel ………………………………………………………… 44

D. Metode Pengumpulan Data ……………………………………… 45

1. Sumber data …………………………………………………... 45

2. Teknik pengumpulan data …………………………………….. 45

E. Validitas dan Reliabilitas…………………………………………. 49

F. Teknik analisis data ....……………..………………………......... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 52

A. Persiapan Penelitian ……………………………………………… 52

1. Orientasi Kancah Penelitian ………………………………….. 52

2. Persiapan Penelitian ………………………………………….. 54

3. Pelaksanaan Uji Coba Penelitian …………………………….. 55

4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ……………………………… 56

5. Distribusi Ulang Alat Ukur Penelitian ………………………. 59

B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………… 61

1. Penentuan Sampel Penelitian …………………………………. 61

2. Pengumpulan Data ……………………………………………. 61

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

xiii

3. Pelaksanaan Skoring ………………………………………….. 61

C. Analisis Data ……………………………………………………... 62

1. Uji Asumsi Dasar ……………………………………………… 62

a. Uji Normalitas …………………………………………….. 62

b. Uji Linieritas ………………………………………………. 63

2. Uji Hipotesis …………………………………………………... 64

3. Kontribusi persepsi atlet taekwondo junior pada program

latihan terhadap motivasi berprestasi ………………………

65

4. Analisis Deskriptif ……………………………………………. 66

D. Pembahasan ……………………………………………………… 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 77

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 77

B. Saran ……………………………………………………………... 78

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….... 79

LAMPIRAN ……………………………………………………………... 83

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Aspek Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan..... 35

Tabel 2. Penilaian Pernyataan Favourable dan Pertanyaan Unfavourable.. 46

Tabel 3. Blueprint Skala Motivasi Berprestasi ............................................. 47

Tabel 4. Blueprint Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada

Program Latihan ...............................................................................

48

Tabel 5. Nama dojang (tempat latihan Taekwondo) di Surakarta………... 53

Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi yang Valid dan

Gugur ……………………………………………………………

57

Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada

Program Latihan yang Valid dan Gugur ………………………...

58

Tabel 8. Distribusi Ulang Aitem Skala Motivasi Berprestasi …………… 59

Tabel 9. Distribusi Ulang Aitem Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior

Pada Program Latihan …………………………………………

60

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ……………………………………………. 62

Tabel 11. Hasil Uji Linieritas ……………………………………………… 64

Tabel 12. Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson Correlations ……….. 64

Tabel 13. Kontribusi Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program

Latihan terhadap Motivasi Berprestasi ………………………..

66

Tabel 14. Hasil Analisis Deskriptif ………………………………………... 66

Tabel 15. Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Penelitian …………… 67

Tabel 16. Deskripsi Subjek Berdasar Jenis Kelamin …………………….. 69

Tabel 17. Deskripsi Subjek Berdasar Usia ………………………………… 70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Persepsi Atlet

Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan Motivasi

Berprestasi ..............................................................................

40

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Alat Ukur Penelitian.…………………………………………. 84

1. Alat Ukur Penelitian Sebelum Uji Coba…………………… 85

2. Alat ukur Penelitian Setelah Uji Coba..………...………….. 91

Lampiran B Data Uji Coba dan Penelitian Alat Ukur Penelitian………….. 97

1. Data Uji Coba Skala Motivasi Berprestasi………………… 98

2. Data Uji Coba Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada

Program Latihan …………………………………………..

100

3. Data Penelitian Skala Motivasi Berprestasi ……………….. 101

4. Data Penelitian Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior

Pada Program Latihan ……………………………………..

103

Lampiran C Uji Daya Beda dan Reliabilitas Aitem.……………………… 105

1. Skala Motivasi Berprestasi…………………………………. 106

2. Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program

Latihan……………………………………………………..

108

Lampiran D Analisis Data Penelitian.……………………………………… 110

1. Hasil Uji Normalitas …….....……………………..……….. 111

2. Hasil Uji Linieritas….……………………………………… 111

3. Hasil Deskripsi Statistik……....……………………………. 111

4. Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson……………..….. 112

5. Hasil Analisis Koefisien Determinan (R square)………….. 112

6. Kategorisasi Nilai Berdasar Skor Skala

Penelitian….……

113

7. Hasil Deskripsi Subjek Berdasar Jenis

Kelamin dan Usia…

115

Lampiran E Surat Ijin dan Keterangan Penelitian………………………….. 119

Lampiran F Dokumentasi Penelitan dan Piagam Penghargaan Atlet…….... 121

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Taekwondo merupakan olahraga bela diri modern yang berakar pada bela

diri tradisional Korea, olahraga bela diri ini berasal dari Korea. Taekwondo berarti

seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri dengan menggunakan teknik

kaki dan tangan kosong. Selain sebagai olahraga seni bela diri, Taekwondo juga

menjadi olahraga prestasi yang resmi dipertandingkan pada Pekan Olahraga

Nasional (PON XI) 1985, Olmpyc Games 1992, Asian Games, SEA Games, dan

Olimpiade Sydney 2000 (Suryadi, 2002).

Setiap kejuaraan dunia yang diikuti kemampuan para atlet tidak diragukan

lagi, meskipun dari berbagai negara memberikan perlawanan sengit terhadap atlet

Korea. Atlet-atlet taekwondo dari negara ginseng Korea menjadi juara umum

dalam Kejuaraan 10th

World University Championship Taekwondo 2008 di

Beograd, Serbia (Wongso, 2009). Sedangkan di Indonesia, selain PON (Pekan

Olahraga Nasional), kejuaraan nasional dan kejuaraan daerah resmi

dipertandingkan. Beberapa waktu lalu diadakan seleksi atlet untuk bisa lolos PON

di Riau 2012. Kejuaraan PRA PON XVIII di Pekanbaru, Riau bulan Desember

2011, menunjukkan persaingan antar atlet dari berbagai propinsi sangat ketat

(Hidayat, 2011). Kemampuan para atlet merata, namun propinsi Jawa Barat

meraih emas terbanyak di ajang tersebut, disusul DKI Jakarta menempati urutan

kedua dan Jawa Tengah di urutan ketiga. Kemudian di ajang Kejuaraan Nasional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

2

Junior Korean Ambassador Cup 2011, Jawa Tengah mampu meraih keberhasilan

menjadi juara umum dengan perolehan medali 12 emas 4 perak dan 4 perunggu

(Hidayat, 2011).

Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional Pasal 21 Ayat 5, pembinaan dan pengembangan

keolahragaan dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan,

pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi. Kementerian

Negara Pemuda dan Olahraga, berupaya melakukan pembinaan olahraga secara

berjenjang. Pembinaan Taekwondo dilakukan dengan suatu kompetisi atau

kejuaraan di Indonesia yang merupakan tolok ukur dari keberhasilan atlet

Taekwondo. Kyorugi sebagai teknik serangan dan bertahan dari lawan tanding

yang digunakan saat kompetisi atau kejuaraan.

Penjaringan bibit-bibit atlet dimulai sejak dini, dalam olahraga Taekwondo

di setiap kejuaraan atau kompetisi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu pra junior

(kelompok usia dibawah 13 tahun), junior (kelompok usia 13-18 tahun), dan

senior (kelompok usia diatas 18 tahun) (Suryadi, 2002). Atlet-atlet kelompok

junior nantinya akan menggantikan posisi atlet senior. Nurjaya (2009)

menambahkan, atlet-atlet junior pada umumnya memiliki karakteristik masa

pubertas, mudah goyah, dan meninggalkan olahraga untuk pindah ke bidang lain.

Adanya karakteristik tersebut, atlet junior nantinya dibina secara terus menerus

oleh pelatih.

Keinginan atlet junior bersumber pada kebutuhan masing-masing atlet.

Masing-masing atlet junior meletakkan titik berat yang berlainan mengenai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

3

kebutuhan dan keinginan atlet itu sendiri. Apabila keinginan dan kebutuhan

tersebut tidak dapat dicapai, atlet akan berusaha mencapainya dengan berlatih

keras serta mengikuti berbagai kompetisi, dan di sini dimulai karir seseorang

sebagai atlet. Kebutuhan tersebut oleh McClelland (1987) dikenal dengan istilah

need for achievement atau motivasi berprestasi.

McClelland (1987), menggunakan istilah n-Ach (need for achievement) atau

motivasi berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi. Motivasi

berprestasi ditemukan pada pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu

yang baik, lebih baik dari sebelumnya dan lebih efisisien. Adanya motivasi

berprestasi yang dimiliki oleh kebanyakan orang, khususnya atlet junior, dapat

menunjang keberhasilan atlet junior di setiap performa saat bertanding.

Gill (dalam Satiadarma, 2000) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi

adalah orientasi seorang atlet untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin

dengan dasar kemampuan tetap bertahan sekalipun gagal, dan berupaya

menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena merasa bangga mampu

menyelesaikan tugas. Pandangan yang sama dikemukakan oleh Murray (dalam

Satiadarma, 2000) bahwa motivasi adalah upaya seseorang untuk menguasai

tugas, mencapai hasil maksimum, mengatasi rintangan memiliki kinerja lebih baik

dari orang lain, dan bangga terhadap kemampuan yang dimiliki.

Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah faktor

internal, faktor yang berasal dari dalam diri individu (Walgito, 2003).

Karakteristik atlet junior yang dinilai mudah goyah, akan merasa mudah puas

dengan hasil yang telah dicapai, mudah putus asa, akan terlihat asal-asalan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

4

berlatih maupun saat menghadapi pertandingan, dan target hasil sebagai tugas

yang diterima akan dianggap beban berat. Namun, apabila atlet junior terus

menanamkan motivasi berprestasi dalam diri atlet, karakter yang mudah goyah

tersebut akan hilang. Atlet akan rajin dan tekun berlatih, selalu berusaha mencapai

hasil yang lebih baik, serta tidak mudah puas dengan hasil yang telah atlet capai.

Jumlah atlet taekwondo di Indonesia 10% hingga 15% dari jumlah seluruh

masyarakat yang mengikuti taekwondo (Suryadi, 2002). Perbandingan jumlah

atlet dari tiap daerah atau cabang tidak terlalu jauh, misal antara atlet cabang Kota

Surakarta dengan cabang Kabupaten Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, dan

Klaten. Jumlah atlet yang mengikuti kompetisi atau kejuaraan taekwondo junior

dan pra junior di UNS Surakarta lalu, total atlet dari cabang Kota Surakarta

berjumlah 126 atlet, Sukoharjo 77 atlet, Karanganyar 52 atlet, Boyolali 21 atlet,

dan Klaten 10 atlet (Hidayat, 2011).

Diharapkan semua atlet junior di setiap dojang memiliki motivasi

berprestasi tinggi. Hal ini karena motivasi berprestasi dapat berfungsi sebagai

sarana untuk meningkatkan kemajuan dan pengembangan atlet maupun dojang

atau klub. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh McClelland (1987),

motivasi berprestasi sangat penting karena dapat berfungsi sebagai (1) energizer,

yakni motor penggerak yang mendorong individu untuk berbuat sesuatu, (2)

directedness, yakni menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang ingin dicapai,

(3) patterning, yakni menyelesaikan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

5

Motivasi berprestasi diharapkan akan meningkat jika atlet junior memiliki

persepsi yang positif terhadap program latihan. Oleh sebab itu, pelatih dituntut

agar dapat menyusun dan merencanakan program latihan sesuai porsi atlet junior

dan komposisi lebih menarik. Adanya program latihan yang terencana baik dari

pelatih untuk atlet junior, maka terbuka peluang bagi atlet junior untuk

meningkatkan motivasi berprestasi.

Harapan untuk memiliki motivasi berprestasi tinggi tidak semua terlaksana

dengan baik, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dapat

dikatakan dalam olahraga tidak hanya ditanamkan aspek fisik dan psikis saja,

tetapi juga sikap mental. Ini berarti bahwa faktor tersebut akan mempengaruhi

persepsi seseorang terhadap segala respon dan perilaku yang ditampilkan

(Maksum, 2007).

Seperti yang dikatakan oleh Fishbein dan Ajzen (dalam

Sarwono&Meinarno, 2009) bahwa sikap mempengaruhi perilaku seseorang,

norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku. Persepsi kontrol perilaku

menunjukkan cara pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman masa lalu

yang nantinya berpengaruh pada niat maupun perilaku tersebut. Atlet selalu ingin

meraih keberhasilan di setiap kompetisi yang diikuti. Keberhasilan memiliki nilai

yang dihargai tinggi oleh atlet, dan nilai tersebut dikehendaki oleh keluarga,

teman-teman serta pelatih. Akan tetapi prediksi mengenai keberhasilan dapat

mengalami kekeliruan jika persepsi atlet mengenai kemampuan atlet tersebut tidak

diperhatikan. Oleh sebab itu, pihak pelatih menerapkan program latihan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

6

tepat supaya atlet dapat mengukur kemampuan sekaligus meningkatkan

kemampuan saat bertanding.

Menurut Mulyasa (2007), salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi

berprestasi adalah faktor psikologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan

kondisi psikis individu. Seorang atlet mempersepsikan program latihan

dipengaruhi oleh pemahaman tentang program latihan. Suranto (dalam Suharnan,

2005) menambahkan persepsi antara atlet junior satu dengan yang lain menjadi

berbeda walaupun dalam kejadian atau kondisi maupun situasi sama, disebabkan

karena beberapa faktor antara lain luasnya pengetahuan, tingkat pendidikan, dan

pengalaman atlet junior itu sendiri.

Program latihan yang akan diberikan seorang pelatih akan dipersepsi oleh

atlet. Menurut Maclin dan Solso (2007), persepsi adalah suatu proses penggunaan

pengetahuan (tersimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan

menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan

hidung. Definisi lain dikemukakan oleh Walgito (1989) bahwa persepsi merupakan

suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus

oleh individu melalui alat reseptornya.

Rakhmat (2009) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang

objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan. Melalui berbagai pengalaman dan peristiwa

yang dialami atlet, maka atlet dapat memaknai dan memahami bagaimana

program latihan yang diberikan oleh pelatih bermanfaat baginya. Begitu pula atlet

taekwondo junior, dari pengalaman berlatih antara pelatih satu dengan lainnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

7

yang memiliki ciri atau khas masing-masing akan diserap dan dipahami atlet.

Adanya peningkatan mengenai perkembangan dan metode baru setiap tahunnya

dalam program latihan taekwondo serta membekali atlet dengan pengetahuan-

pengetahuan olahraga sangat bermanfaat untuk atlet, sebab atlet dapat

memperbaiki kesalahannya secara bertahap.

Marro (dalam Wijanarko, 2009) menjelaskan program latihan merupakan

suatu pedoman mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang ditempuh untuk

mencapai tujuan masa mendatang yang telah ditetapkan. Melalui persepsi ini atlet

akan memberikan pemaknaan tersendiri terhadap program latihan dari pelatih,

pemaknaan tersebut dapat bersifat positif maupun negatif. Sama halnya dengan

seorang siswa atau pelajar yang memiliki persepsi mengenai program belajar

mengajar oleh guru. Seorang atlet dapat dikatakan juga seorang siswa, perbedaan

antara keduanya adalah atlet berprestasi di dunia olahraga yang bersifat non

akademik, sedangkan siswa berprestasi di dunia pendidikan atau bersifat

akademik.

Pada penelitian Nugrahani (2010) menyebutkan persepsi siswa terhadap

tugas akademik mempengaruhi motivasi belajar siswa. Tugas akan dirasa

berharga bagi siswa dan dinilai positif ketika tugas tersebut dapat mendukung

kesuksesan yang ingin diraihnya. Demikian juga dalam taekwondo, seorang

pelatih memberikan tugas kepada atlet berupa latihan strategi saat menghadapi

lawan sparing maupun bertanding mempengaruhi motivasi atlet. Strategi tersebut

penting dan berharga untuk atlet di setiap performanya, sebab dengan strategi

yang diterima dari pelatih, atlet dapat meraih kesuksesan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

8

Persepsi atlet junior pada program latihan merupakan penilaian dan

penginterpretasian atlet terhadap latihan yang diterimanya. Untuk menciptakan

program latihan tentu harus didukung oleh penyediaan fasilitas, sarana dan

prasarana latihan yang memadai. Dibuatnya suatu program latihan di tempat-

tempat latihan dimaksudkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas

pelatihan serta menghasilkan atlet yang berkualitas.

Dari berbagai harapan dan fakta diatas atlet diharapkan dapat memiliki

persepsi yang positif terhadap program latihan dan menambah motivasi untuk

berprestasi, sehingga memiliki komitmen serta semangat juang dalam

merealisasikan tekadnya menjadi atlet, kedepannya pun atlet dapat mencapai hasil

prestasi secara optimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Hubungan antara Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada

Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diuraikan perumusan masalah

sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan antara persepsi atlet taekwondo

junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi atlet

taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

9

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini memberikan sumbangan ilmiah untuk memperluas dunia ilmu

pengetahuan dalam disiplin ilmu psikologi. Khususnya psikologi sosial dan

psikologi olahraga.

b. Penelitian ini memperkaya bukti empirik tentang hubungan antara persepsi

atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pelatih

Penelitian ini memberikan gambaran psikologis dan bahan tambahan dalam

mengetahui persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan

motivasi berprestasi atlet.

b. Bagi Atlet

Memberikan pemahaman mengenai kondisi atlet junior terkait hal-hal yang

mempengaruhi motivasi berprestasi, sehingga motivasi berprestasi dapat

ditingkatkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi Berprestasi

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

McClelland (1987), menggunakan istilah n-Ach (need for achievment) atau

motivasi berprestasi yaitu dorongan untuk mengerjakan sesuatu supaya menjadi

lebih baik atau lebih efisien dari sebelumnya. Oleh sebab itu, motivasi berprestasi

akan mendorong seseorang untuk mengembangkan dan mengerahkan segenap

kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi semaksimal

mungkin. Keberhasilan menjadi tujuan seseorang, agar kemampuan yang telah

dikerahkan dalam mengerjakan sesuatu tidak mengalami kegagalan.

Santrock (dalam Sobur, 2003) merumuskan bahwa motivasi berprestasi

adalah suatu dorongan untuk menyempurnakan sesuatu, untuk mencapai sebuah

standar keunggulan dan mencurahkan usaha atau upaya untuk mengungguli.

Individu seperti ini menyenangi tugas-tugas yang menantang tanggung jawab

secara pribadi dan terbuka untuk umpan balik guna memperbaiki prestasi inovatif

produktifnya. Individu yang menyukai tugas-tugas menantang membawa diri

individu untuk menjadi dewasa, sebab individu tersebut memiliki tanggung jawab

besar pada tugas-tugas.

Dwivedi dan Herbert (dalam Asnawi, 2002) mengartikan motivasi berprestasi

sebagai dorongan untuk sukses dalam situasi kompetisi yang didasarkan pada ukuran

keunggulan dibanding standard diri sendiri maupun orang lain. Motivasi berprestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

11

berhubungan dengan kemampuan mengatasi rintangan dan memelihara semangat

kerja yang tinggi, bersaing melalui usaha yang keras untuk mengungguli orang

lain. Semangat tinggi dan memiliki kemampuan mengatasi segala rintangan,

membuat seseorang ingin bersaing agar usaha yang telah dilakukan dapat

mengungguli orang lain serta mendapat pengakuan.

Gill (dalam Satiadarma, 2000) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi

adalah orientasi seorang atlet untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin

dengan dasar kemampuan tetap bertahan sekalipun gagal, dan berupaya

menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena merasa bangga mampu

menyelesaikan tugas.

Seseorang yang memiliki kebutuhan atau n-Ach dapat meningkatkan

performance, sehingga dengan demikian akan terlihat tentang kemampuan

berprestasinya (Walgito, 2003).

Berdasarkan uraian diatas motivasi berprestasi adalah dorongan untuk

mengerjakan sesuatu supaya menjadi lebih baik atau lebih efisien dari

sebelumnya.

2. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai n-

achievement tinggi akan mempunyai performance yang lebih baik apabila

dibandingkan dengan orang yang mempunyai n-achievement rendah (Walgito,

2003). Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

12

a. Selalu bekerja keras dan tangguh, serta tidak mudah putus asa.

b. Berorientasi kemasa depan dan menyenangi tugas.

c. Menyukai balikan yang cepat dan efisien.

d. Bertanggung jawab dalam memecahkan masalah

e. Efektif dan efisien dalam usahanya mencapai tujuan

f. Memilih tugas yang ada tantangan dan menurut kemampuannya.

Mc. Clelland (1987) menyebutkan ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi

berprestasi tinggi adalah sebagai berikut :

a. Mempunyai perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan dengan hasil yang

sebaik-baiknya

b. Memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang besar, mampu bertanggung jawab

terhadap dirinya sendiri dan menentukan masa depannya, sehingga apa yang

dicita-citakan berhasil dicapai

c. Mempergunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif

guna mencapai prestasi, kegagalan-kegagalan yang dialami tidak membuatnya

putus asa, melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil

d. Cenderung mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai

dengan batas kemampuan yang dimilikinya

e. Cenderung bertindak secara kreatif dan inovatif

f. Menyukai hal-hal baru yang penuh tantangan

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui ciri-ciri individu yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi adalah mempunyai perasaan kuat untuk mencapai

tujuan, memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang besar, mempergunakan umpan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

13

balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif, cenderung mengambil resiko

“sedang”, cenderung bertindak secara kreatif dan inovatif, serta menyukai hal-hal

baru yang penuh tantangan.

3. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi

Aspek merupakan unsur yang digunakan untuk mengukur dan menentukan

intensitas perilaku seseorang. Dengan kata lain, bagaimana unsur-unsur di dalam

motivasi berprestasi dapat diukur berdasarkan pengamatan terhadap perilaku atau

penampilan orang tersebut. Menurut Asnawi (2002) terdapat empat aspek utama

dalam membedakan tingkat motivasi berprestasi individu, antara lain:

a. Mengambil tanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi merasa dirinya bertanggung jawab

terhadap tugas yang dikerjakan. Seseorang akan berusaha menyelesaikan setiap

tugas yang dilaksanakan.

b. Memperhatikan umpan balik tentang perbuatannya.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi, sangat menyukai pemberian

umpan balik atas usaha yang dilakukan dan berusaha melakukan perbaikan

hasil kerja dimasa yang akan datang.

c. Mempertimbangkan risiko.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung mempertimbangkan

risiko yang akan dihadapi sebelum memulai pekerjaan. Individu dengen

motivasi berprestasi tinggi akan cenderung memilih tugas dengan derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

14

kesukaran sedang dan menantang kemampuan, namun masih memungkinkan

untuk berhasil menyelesaikan dengan baik.

d. Kreatif-inovatif.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bertindak kreatif,dan

mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas seefektif dan seefisien mungkin.

Kemudian McClelland (1987) menggambarkan beberapa aspek dari

motivasi berprestasi, yaitu :

a. Kreatif dan inovatif

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bosan dengan

rutinitas dan berusaha menghasilkan sesuatu yang baru atau original, terlibat

dalam kegiatan inovasi, mampu berdaya cipta dan penuh semangat. Individu lebih

suka perbedaan dan kekhasan tersendiri sesuai dengan kompetensi profesional

yang dimiliki. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung

mencari cara baru atau ide baru untuk menghasilkan produk.

b. Ukuran atas hasil dan umpan balik

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung membutuhkan

umpan balik untuk mengetahui hasil atas tindakan yang dilakukan. Umpan balik

diartikan sebagai reward bisa dalam bentuk keuntungan, masukan dari orang lain,

dan penghargaan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung senang

menyelesaikan tugas dengan tuntas dan setiap tugas akan diselesaikan sesuai

dengan batas waktu yang sudah ditentukan dan ukuran yang jelas. Individu yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi selalu ingin mengetahui hasil nyata dari

tindakannya, agar segera dapat memperbaiki kesalahannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

15

c. Tanggung jawab pribadi

Umpan balik diartikan sebagai reward bisa dalam bentuk keuntungan,

masukan dari orang lain, dan penghargaan. Individu dengan motivasi berprestasi

tinggi cenderung senang menyelesaikan tugas dengan tuntas dan setiap tugas akan

diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan dan ukuran yang

jelas. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi selalu ingin mengetahui

hasil nyata dari tindakannya, agar segera dapat memperbaiki kesalahanya.

d. Pemilihan tugas

Menurut McClelland (1987), terdapat tiga jenis pemilihan tugas, yakni :

1) Tugas-tugas yang menantang

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi senang dengan tugas-

tugas yang dapat menguji kemampuan yang dimilikinya.

2) Tugas-tugas yang memperlihatkan keunggulan

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan tertarik dan

memilih tugas yang melibatkan persaingan.

3) Pengambilan risiko sedang

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk memilih

risiko yang relatif sedang (moderat) supaya kesempatan berhasil lebih besar

dari pada gagal.

e. Berorientasi sukses

Berorientasi sukses artinya apabila individu dihadapkan pada situasi

berprestasi maka akan merasa optimis bahwa sukses akan diraihnya dan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

16

mengerjakan tugas akan lebih terdorong oleh harapan untuk sukses dari pada

menghindar yang berakhir dengan kegagalan. Individu dengan motivasi

berprestasi tinggi cenderung bertahan dalam menghadapi rintangan, tidak mudah

putus asa, optimis, dan percaya diri serta membuat tujuan-tujuan yang hendak

dicapainya di waktu yang akan datang, sangat menghargai waktu, dan lebih dapat

menangguhkan pemuasan untuk mendapatkan penghargaan di waktu mendatang.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa aspek-aspek motivasi

berprestasi menurut Asnawi (2002) yaitu mengambil tanggung jawab atas

perbuatan-perbuatannya, memperhatikaan umpan balik tentang perbuatannya,

mempertimbangkan risiko, kreatif inovatif. Kemudian aspek motivasi berprestasi

menurut McClelland (1987) yaitu kreatif dan inovatif, ukuran atas hasil dan

umpan balik, tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas (tugas yang menantang,

tugas yang memperlihatkan keunggulan, pengambilan risiko sedang), berorientasi

sukses. Aspek menurut kedua ahli terdapat kesamaan, semisal aspek mengambil

tanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya sama seperti aspek tanggung jawab

pribadi, aspek memperhatikan umpan balik tentang perbuatannya sama seperti

aspek ukuran atas hasil dan umpan balik, aspek mempertimbangkan risiko sama

seperti aspek pemilihan tugas yakni pengambilan risiko sedang, kemudian aspek

kreatif inovatif sama seperti aspek kreatif dan inovatif.

Pada penelitian ini aspek yang digunakan adalah aspek menurut McClelland

(1987) yaitu kreatif dan inovatif, ukuran atas hasil dan umpan balik, tanggung

jawab pribadi, pemilihan tugas (tugas yang menantang, tugas yang

memperlihatkan keunggulan, pengambilan risiko sedang), berorientasi sukses,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

17

karena aspek-aspek tersebut sudah mewakili seluruh aspek motivasi berprestasi.

Salah satu penelitian yang menggunakan aspek menurut McClelland (1987) yakni

Fadhilah (2011).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Secara umum motivasi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor

(Walgito, 2003), yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu,

misalnya kebutuhan fisiologis, inteligensi, dan psikologis.

Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan dimana keadaan belajar individu

dipengaruhi oleh faktor ini, misal, persepsi. Individu akan mencermati hal yang

telah dipelajari.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal berasal dari luar, misalnya sosiologis, sesuatu yang

berhubungan dengan keadaan sosial.

Selanjutnya, Mulyasa (2007) mengemukakan empat faktor yang

mempengaruhi motivasi seseorang yaitu :

a. Inteligensi

Merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan tingkat motivasi

yang dimiliki oleh seseorang untuk memiliki pengetahuan serta mempelajari

sesuatu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

18

b. Psikologis

Faktor dari dalam diri individu yang berhubungan dengan psikis. Faktor ini

dapat mempengaruhi keadaan belajar individu, ketika seseorang memiliki

psikis yang stabil, tidak terganggu.

c. Sosiologis

Faktor yang timbul dari luar diri, terdiri dari faktor lingkungan. Lingkungan

mencakup situasi, kondisi, interaksi individu satu dengan individu lain, selain

itu lingkungan juga terkait masalah cuaca.

d. Fisiologis

Faktor yang berkaitan dengan keadaan jasmani. Apabila jasmani seseorang

terganggu, maka motivasinya akan terganggu.

Kemudian Monks, dkk (2002) mengemukakan dua faktor dasar yang

mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu :

a. Penghargaan akan sukses, berarti apabila ada sesuatu yang baik, yang

menyenangkan atau bernilai, maka orang juga mempunyai keinginan untuk

mendapatkan atau mempunyainya.

b. Ketakutan akan gagal, berarti apabila ada sesuatu yang tidak enak, tidak

menyenangkan atau sukar, maka orang akan cenderung menghindari.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor yang dapat

mempengaruhi motivasi seseorang adalah adanya faktor internal (intelegensi,

psikologis, fisiologis), faktor eksternal (fisiologis), penghargaan akan sukses dan

ketakutan akan gagal yang dapat menjadi pendorong ataupun melemahkan

keinginan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

19

B. Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan

1. Pengertian Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan

a. Pengertian Persepsi

Persepsi dalam arti sempit berarti penglihatan, bagaimana cara seseorang

melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu

bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, dalam

Sobur, 2003).

Rakhmat (2009) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang

objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan. Berdasarkan definisi ini, terjadinya proses

persepsi yakni adanya pengalaman atau peristiwa yang kemudian diartikan,

dimaknai, dikumpulkannya berbagai informasi terkait pengalaman tersebut, dan

dipahami melalui pancaindera.

Definisi lain dikemukakan oleh Walgito (1989), menyatakan bahwa persepsi

merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses yang

berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Pada

proses persepsi stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf yakni otak, dan terjadi

proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang dilihat serta didengar.

Menurut Matlin dan Solso (2007), persepsi adalah suatu proses penggunaan

pengetahuan (tersimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan

menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan

hidung. Singkatnya bahwa persepsi merupakan proses menginterpretasi atau

menafsirkan informasi diperoleh dari sistem alat indera manusia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

20

Pareek (dalam Arisandy, 2004) mendefinisikan bahwa persepsi sebagai

suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti

terhadap rangsang yang diterima. Namun, proses tersebut tidak hanya sampai

pada pemberian arti saja, tetapi akan mempengaruhi perilaku yang dipilih sesuai

dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya.

Berdasarkan uraian diatas persepsi ialah hasil dari suatu proses didahului

oleh penginderaan, di mana individu memberikan penilaian, penafsiran dan

pandangan terhadap suatu obyek, terjadinya peristiwa atau fenomena melibatkan

pengalaman-pengalaman berkaitan dengan obyek yang dipersepsi untuk

memberikan makna kepada lingkungannya berdasarkan kesan yang ditangkap

oleh panca indera.

b. Program Latihan

Olahraga atau latihan adalah segala kegiatan yang sistematis untuk

mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial

(Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

Pasal 1 Ayat 4). Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional Pasal 1 Ayat 7, olahragawan atau atlet adalah

pengolahraga yang mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh

dedikasi untuk mencapai prestasi. Pendidikan menurut Koesoema (2007) adalah

proses pembimbingan agar kemampuan manusia keluar dari fisik kodrati yang

dimilik dan mengacu pada hubungan atau relasional antara individu dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

21

individu lain dalam masyarakat maupun lingkungan. Terdapat hal yang berbeda

antara pelatihan dan pendidikan. Pelatihan merupakan proses yang membuat

seseorang memiliki kemampuan untuk bertindak (skills). Kemudian pendidikan

merupakan proses mengembangkan, menumbuhkan, mendewasakan berbagai

potensi yang ada dalam diri seseorang.

Pada kejuaraan taekwondo terdapat tiga kelompok usia, yaitu pra junior

(kelompok usia dibawah 13 tahun), junior (kelompok usia 13-18 tahun), dan

senior (kelompok usia diatas 18 tahun) (Suryadi, 2002).

Nurjaya (2009) menjelaskan karakteristik atlet dan arah tujuan latihan.

Pertama, atlet pra junior (kelompok usia dibawah 13 tahun) memiliki karakteristik

anak senang bermain, berkembang jiwa sosialnya, perkembangan motorik, mudah

mencontoh gerakan. Arah tujuan latihan yakni menumbuhkan rasa senang

berolahraga, mengembangkan daya pikir atau kecerdasan, menanamkan sikap

mental yang mendukung prestasi puncak.

Kedua, atlet junior (kelompok usia 13-18 tahun) memiliki karakteristik

pubertas, mudah goyah, dan meninggalkan olahraga untuk pindah ke bidang yang

lain. Arah tujuan latihan pada atlet junior yakni meningkatkan skill;

mengembangkan kreativitas dan daya pikir; pembinaan berlanjut mengenai sikap,

kepribadian, budi pekerti luhur, kejiwaan dan ketakwaan; melatih kematangan dan

kekompakan bertanding; serta menanaman rasa percaya diri dan kemandirian

yang tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

22

Ketiga, atlet senior (kelompok usia 18-27 tahun), prestasi bersifat labil dan

sementara, maka latihan untuk peningkatan dan penjagaan prestasi perlu

dilakukan secara kontinyu, teratur, terarah, meningkat, bertahap dan

berkesinambungan secara sistematis.

Atlet junior merupakan usia remaja yang masih memerlukan bimbingan

agar pribadi remaja tersebut dapat teratasi dan tidak labil. Hurlock (2006)

mengemukakan beberapa ciri-ciri masa remaja yaitu masa remaja sebagai periode

yang penting, sebagai periode peralihan, sebagai periode perubahan, sebagai usia

bermasalah, sebagai masa pencarian identitas, sebagai usia yang menimbulkan

ketakutan, sebagai masa yang tidak realistik, dan sebagai ambang masa dewasa.

Karakteristik pada atlet junior memiliki kesamaan dengan ciri-ciri masa remaja,

sehingga remaja maupun atlet junior masih membutuhkan pembinaan dan

bimbingan dari orang sekitar dalam menanamkan sikap serta pribadi yang lebih

baik.

Bentuk latihan untuk atlet harus memiliki program latihan yang tersusun

dan terencana dengan baik. Marro (dalam Wijanarko, 2009) menjelaskan program

latihan merupakan suatu pedoman bersifat mengikat secara tertulis berisi cara-cara

yang ditempuh untuk mencapai tujuan masa mendatang yang telah ditetapkan.

Menyusun program latihan bukanlah hal mudah, banyak dasar, prinsip serta

kaidah yang harus diikuti dalam penyusunan program latihan. Menyusun program

latihan merupakan kompetensi terpenting bagi seorang pelatih (Wijanarko, 2009).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

23

Gunarsa (2008) mengemukakan berbagai fungsi dari program latihan untuk

atlet. Pertama, program latihan harus digariskan secara jelas mengenai sasaran

atau tujuan dari latihan yang diberikan. Misal, seorang atlet taekwondo melakukan

latihan pliometrik untuk memperbaiki speednya saat menendang. Kedua, program

latihan harus memperhatikan adanya prinsip peningkatan (progressive principle).

Artinya, latihan yang diterima oleh atlet bertujuan untuk memperbaiki kesalahan

secara gradual atau bertahap.

Fungsi ketiga, program latihan dapat mempertimbangkan mengenai variasi

yang berhubungan dengan tingkat kejenuhan atau kejemuan atlet. Keempat,

program latihan harus memberikan perhatian khusus pada faktor succes and

failure, dari faktor ini ada keberhasilan maupun kegagalan, hal ini berkaitan erat

dengan kondisi mitra latihan atau sparring partner. Banyak ahli mengatakan

bahwa mitra latihan yang paling baik untuk memotivasi atlet adalah atlet lain yang

memiliki tingkat kemampuan berada sedikit di atas atlet tersebut.

Fungsi terakhir yakni pengadaan catatan pribadi dalam bentuk personal data

record. Catatan tersebut berisi mengenai prestasi atlet, apakah prestasinya

meningkat atau bahkan mengalami penurunan. Oleh sebab itu, dengan adanya

catatan pribadi atlet dapat melakukan analisis diri, dimaksudkan agar atlet dapat

mengambil tindakan-tindakan tertentu yang diperlukan untuk memperbaiki atau

mengevaluasi performa atlet.

Komponen program latihan yang perlu diperhatikan dan dilatihkan secara

seksama kepada atlet, yaitu :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

24

a. Teknik

Komponen yang merupakan kombinasi dari berbagai gerakan berdasarkan pada

jenis cabang olahraga. Komponen ini dipengaruhi oleh berbagai keterampilan

dasar, baik bakat yang diperoleh ketika dilahirkan maupun hasil belajar.

b. Fisik

Komponen yang disusun dan dilaksanakan secara teratur dan sistematis,

sehingga latihan dapat membentuk kondisi siap untuk bertanding atau

mengeluarkan penampilan sebaik-baiknya.

c. Mental / Psikis

Komponen yang terdapat dalam diri atlet, meliputi strategi dan taktik bermain

(Gunarsa, 2008).

Saat pelatih akan menyusun program latihan untuk atlet yang bertujuan

meningkatkan kemampuan atlet itu sendiri dalam mencapai prestasi didasarkan

pada pedoman penyusunan program latihan. Menurut Suliantoro (2009) beberapa

pedoman penyusunan program latihan adalah sebagai berikut :

1) Latihan yang dilakukan dibawah 45 menit tidak bermanfaat untuk program

prestasi. Latihan harus dilaksanakan antara 45 s/d 120 menit.

2) Berapa kali latihan dalam seminggu (atau sering disebut sebagai “Frekuensi”)

harus berpedoman dengan kenyataan bahwa ketahanan otot adalah maksimal

48 jam setelah latihan untuk waktu untuk latihan berikutnya.

3) Latihan yang terlalu santai, begitu pula jika terlalu berat tidak akan

menghasilkan kemajuan penampilan apalagi prestasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

25

Selanjutnya, Soekarman (1987) mengemukakan pedoman umum dalam

latihan agar dapat berlatih atau melatih secara baik, yaitu :

1) Kekhususan

Latihan harus khusus. Untuk mahir dalam ketrampilan cabang olah raga

tertentu, seseorang harus berlatih olah raga itu. Otot-otot yang sama digunakan

dan dilatih sesuai dengan cabang olah raga tersebut.

2) Tambah beban (overload principle)

Untuk tidak menimbulkan kerusakan dan untuk mencapai derajat kekuatan

yang tinggi, beban dinaikkan secara teratur.

3) Hari berat dan santai

Latihan harus berat, tetapi diselingi oleh hari yang santai untuk pulih asal.

4) Latihan dan kelebihan latihan (overtraining)

Saat latihan, beban harus ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai mencapai

maksimum. Jangan berlatih melebihi kemampuan.

5) Latihan dasar dan pencapaian puncak

Latihan harus dimulai dengan latihan dasar untuk mempersiapkan kondisi.

Beban latihan harus ditingkatkan. Sebelum pertandingan dilaksanakan,

sebaiknya dilakukan persiapan pencapaian puncak dengan mengurangi beban

tetapi meningkatkan intensitas.

6) Kembali asal (reversibility)

Setiap hasil latihan jika tidak dipelihara akan kembali ke keadaan semula. Oleh

karena itu, setiap atlet harus berlatih terus untuk memelihara kondisinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

26

Program latihan yang disusun oleh setiap pelatih dalam menangani atletnya

sangatlah berbeda, namun pada dasarnya program latihan tersebut memiliki

kesamaan tujuan yakni dapat menghasilkan kemajuan atlet. Terdapat tiga macam

program latihan yaitu tehnik, fisik, dan mental.

Suliantoro (2009) menjelaskan terdapat empat program latihan teknik untuk

atlet berprestasi, yakni :

1) Aksi Reaksi

a) Berpasangan.

Satu orang memegang dua target dan berikan target dengan pancingan.

Lakukan sebanyak tiga set dengan lima repetisi. Variasi tendangan berupa

dolyo chagi, cangkul, dan narai chagi dengan berbagai bentuk variasi

(iddan, mat badak, penta chagi, dll). Lakukan secara bergantian.

b) Tiga Orang.

Satu orang berada di tengah dan dua orang lainnya di depan serta belakang

dengan memegang dua target. Lakukan tendangan dolyo kanan kiri

sebanyak 10 set dengan bergantian (semakin cepat semakin baik).

2) Stamina

Latihan stamina akan sangat berguna saat atlet bertanding. Daya tahan

berupa kekuatan fisik dan kekuatan nafas. Daya tahan fisik maupun pernapasan

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Latihan stamina:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

27

a) Loncat gawang peralatan:

Paralon yang dibuat seperti gawang dengan ketinggian 30 cm. Paralon bisa

diganti dengan menggunakan tas. Stopwatch pelaksanaan: lompatan dengan

kedua kaki, lompatan dengan satu kaki, lompatan dengan kaki membentuk

lambang nazi.

b) Loncat balok peralatan:

Menggunakan bangku panjang dengan ketinggian 30 cm. Stopwatch

pelaksanaan: lompatan dengan kedua kaki, lompatan dengan satu kaki,

lompatan dengan kedua kaki kemudian lompat sekali lagi diatas balok

c) Lompat kijang

d) Lari

Diawali dengan jalan kemudian jogging dan lari sprint.

3) Fight

a) Gunakan tekhnik yang benar-benar atlet kuasai.

b) Pengaturan jarak.

c) Pengaturan dan efektifitas serangan.

d) Ritme gerakan (jump) dan pancingan

e) Konsentrasi pada sasaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

28

4) Latihan Kombinasi

a) Iddan dolyo chagi, mundur nare chagi, dolyo chagi

b) Step satu dolyo chagi (aba-aba dan reaksi)

c) Step mundur dolyo chagi (aba-aba dan reaksi)

d) Dolyo chagi, dwi chagi

e) Step mundur dolyo chagi, dwi chagi

f) Step mundur dolyo chagi, nare chagi, dwi chagi

Penyusunan program latihan tidak hanya memasukkan unsur tehnik saja.

Selain unsur tehnik atlet membutuhkan fisik dan mental yang bagus saat

bertanding. Setiap cabang olahraga memiliki tingkat latihan fisik yang berbeda-

beda, berikut program latihan fisik untuk atlet taekwondo (Suliantoro, 2009) :

1) Pola makan

Pola makan menentukan kebugaran para atlet. Jam makan harus tepat.

Makan malam tidak boleh lebih dari pukul 19.00 wib, karena akan menjadi lemak.

Atlet boleh makan hingga lima kali dalam sehari, sebab semua kalori terbakar

dengan menjalani olahraga teratur. Jangan lupa untuk mengkonsumsi Vitamin C,

karena Vitamin C tidak diproduksi oleh tubuh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

29

2) Kelincahan

Latihan kelincahan sebaiknya dilakukan secara teratur. Waktu enam kali

dalam seminggu. Program latihan menggunakan skipping dengan variasi gaya

lompatan, standar seratus kali tanpa putus lalu istirahat sebentar kira-kira 30 detik,

kemudian lanjutkan lagi.

3) Kecepatan

Gerak dilatih dengan sprint 100 meter, dihitung time nya. Usahakan ada

peningkatan waktu tempuh. Bila di hari latihan mampu 17 detik, hari berikutnya

harus mampu 16 detik, dan seterusnya. Latihan kecepatan akan menunjang speed

atlet dalam menendang dan reflek.

4) Daya tahan otot

Tujuan utama dalam berlatih adalah melatih daya tahan otot, bukan

membesarkan otot. Bagi atlet dibawah 17 tahun dilakukan dengan push up,

standarnya adalah dua puluh lima kali. Lalu istirahat 1 menit, kemudian

dilanjutkan dua puluh lima kali lagi dan seterusnya. Intinya bukan berapa banyak

push up yang dihasilkan dalam satu hari, tetapi seberapa lama atlet istirahat saat

melakukan push up pertama ke push up kedua, ketiga, dan seterusnya. Percuma

push up sampai seribu kali, tapi metodenya dicicil pagi, siang, malam. Lebih baik

hanya seratus kali namun dilakukan dengan empat kali istirahat dalam waktu 1

menit. Sit up dan back up pun sama dengan uraian di atas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

30

Beberapa paham dasar dalam program latihan keterampilan mental untuk

atlet (Gunarsa, 2008) adalah :

1) Agar atlet bertanggung jawab terhadap penampilannya sendiri.

2) Agar tertanam rasa harga diri yang semakin besar pada atlet.

3) Agar atlet merasa lebih kompeten.

4) Kualitas psikologi merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari.

5) Pemahaman terhadap diri sendiri adalah langkah pertama untuk membentuk

keterampilan-keterampilan mental.

6) Keterampilan-keterampilan mental tersebut terbentuk melalui latihan yanng

sistematik.

Orlick dan Partington (dalam Gunarsa, 2008) memberikan contoh topik

untuk melaksanakan latihan keterampilan mental, sebagai berikut :

1) Menyusun rencana untuk menghadapi pertandingan.

2) Menyusun rencana setiap kali latihan.

3) Latihan simulasi.

4) Pemupukan atau penguatan kepercayaan diri.

5) Mengarahkan pikiran yang berorientasi pada tugas.

6) Imajeri positif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

31

7) Merencanakan bagaimana mengatasi rintangan.

Berdasarkan uraian diatas terdapat tiga macam program latihan untuk atlet

berprestasi, yaitu meliputi latihan tehnik, fisik dan keterampilan mental.

c. Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan

Persepsi merupakan salah satu faktor internal, faktor yang ada dalam diri

individu. Persepsi atlet menurut Suranto (dalam Wijanarko, 2009) mengandung

unsur-unsur mengamati, mencerna dalam pikiran sesuai dengan pengetahuan atlet

dan kemudian menyimpulkan. Selanjutnya, kesimpulan yang muncul sering

disebut sebagai tanggapan. Dengan demikian, persepsi atlet sering pula disebut

sebagai tanggapan seorang atlet terhadap sesuatu.

Program latihan menurut Wijanarko (2009) merupakan alat atau pegangan

penting bagi pelatih untuk dijadikan pedoman dalam merencanakan latihan.

Tujuan dari program latihan yang direncanakan dan diorganisir secara baik adalah

untuk meningkatkan prestasi atlet secara maksimal. Perencanaan program latihan

harus didasarkan pada prinsip latihan. Agar keterampilan, kemampuan biomotorik

dan aspek mental dapat berkembang secara sistematis, metodis dan berencana,

maka seluruh program latihan harus direncanakan secara bertahap.

Menurut Sarwono (1999) program latihan untuk atlet juga harus mempunyai

sasaran yang tepat atau goal setting. Manfaat dari penentuan sasaran tersebut

adalah sebagai motivasi atlet untuk meraih keberhasilan maupun prestasi; sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

32

pedoman arah kegiatan latihan dan usaha mencapai target latihan; sebagai cambuk

agar atlet dapat meraih prestasi lebih tinggi daripada prestasi sebelumnya; sebagai

alat pembentuk sikap percaya diri, kemandirian tinggi, pendewasaan berpikir,

serta daya juang tinggi; sebagai wahana meningkatkan kemampuan mawas diri

terhadap kondisi luar maupun dalam atlet.

Pada penelitian Weinberg pada tahun 1993 (dalam Sarwono, 1999) goal

setting (menetapkan sasaran) tidak otomatis meningkatkan prestasi atlet, yang

lebih penting adalah bagaimana menetapkan sasaran secara efektif untuk setiap

atlet dalam tugas dan situasi yang berbeda-beda. Setiap penetapan sasaran harus

khusus, yaitu disesuaikan dengan atlet, tugas bertanding, dan situasi bertanding.

Persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan adalah penilaian,

penafsiran dan pandangan atlet junior terhadap pelaksanaan pedoman latihan yang

telah direncanakan oleh pelatih.

2. Aspek – aspek Persepsi pada Program Latihan

Persepsi merupakan proses saat individu mengorganisasikan dan

menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut Walgito (1989) dalam

proses persepsi ada tiga komponen yang mendukung, yaitu :

a. Komponen kognitif

Yaitu unsur pokok dalam penalaran yang diawali dengan adanya pengetahuan

tentang baik dan buruk. Adanya pengetahuan itu adalah hasil dari

perkembangan struktur kognisi. Komponen kognisi ini berisikan kepercayaan

seseorang dan penalaran pribadi mengenai objek persepsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

33

Atlet dapat berkembang karena adanya penalaran maupun hasil belajar

mengenai keterampilan dasar/teknik yang telah atlet peroleh selama latihan.

b. Komponen afektif

Yaitu menyangkut masalah emosional seseorang terhadap suatu objek persepsi.

Perasaan dan pengalaman-pengalaman atau dengan kata lain keadaan pribadi

seseorang yang mempersepsikan akan berpengaruh dalam seseorang

berpersepsi.

Pengalaman atlet akan mengajarkan atlet untuk lebih memahami diri sendiri,

menanamkan rasa harga diri yang besar, serta menjaga setiap penampilan atlet

saat bertanding.

c. Komponen konatif / perilaku

Menyangkut sikap serta menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku

yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek persepsi. Asumsi

dasarnya adalah kemampuan berpikir dan perasaan mempengaruhi perilaku.

Atlet akan mengontrol perilaku saat melakukan aktivitas latihan maupun saat

pertandingan berlangsung yang berhubungan dengan fisik atlet.

Berdasarkan proses terjadinya persepsi, Sobur (2003) mengelompokkan

persepsi menjadi tiga aspek, yaitu :

a. Aspek Kognitif

Merupakan aspek yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang

dimiliki seseorang tentang obyek yang dipersepsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

34

b. Aspek Afektif

Afektif berhubungan dengan perasaan seseorang, yaitu perasaan senang dan

tidak senang.

c. Aspek Konatif

Berhubungan dengan tingkah laku seseorang yang berhubungan dengan obyek

yang dipersepsikannya.

Dari penjelasan diatas aspek persepsi meliputi kognitif, afektif, konatif /

perilaku.

Gunarsa (2008) mengemukakan tiga komponen program latihan yang perlu

diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu :

a. Teknik

Komponen yang merupakan kombinasi dari berbagai gerakan berdasarkan pada

jenis cabang olahraga. Komponen ini dipengaruhi oleh berbagai keterampilan

dasar, baik bakat yang diperoleh ketika dilahirkan maupun hasil belajar. Teknik

diatur melalui periodisasi latihan.

b. Fisik

Komponen yang disusun dan dilaksanakan secara teratur dan sistematis,

sehingga latihan dapat membentuk kondisi siap untuk bertanding atau

mengeluarkan penampilan sebaik-baiknya. Fisik diatur melalui periodisasi

latihan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

35

c. Mental

Komponen yang terdapat dalam diri atlet, meliputi strategi dan taktik bermain.

Dibuatnya strategi dan taktik permainan melalui pengembangan karakter serta

pemberian motivasi.

Dari penjelasan diatas, pada penelitian ini peneliti memodifikasi aspek

menurut Walgito (1989) dan komponen program latihan dari Gunarsa (2008),

seperti pada tabel berikut :

Tabel 1. Aspek Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan

diolah atau disarikan oleh peneliti

Teknik Fisik Mental / Psikis

Mempelajari

keterampilan dasar

Mempertahankan

stamina

Memahami diri sendiri

a. Belajar teknik

a. Memahami diri

sendiri

b. keseriusan berlatih b. keyakinan akan

kemampuan diri

sendiriPersiapan menghadapi

pertandingan

Mampu mengontrol

fisik

Mendapat dukungan

dari orang sekitar

a. persiapan

menghadapi

pertandingan

a. mengontrol fisik

b. kebutuhan sebelum

bertanding

b. perhatian dari

pelatih

Menerapkan

keterampilan dasar

Menjaga kondisi dan

penampilan

Menyusun strategi

a. menjaga kondisi

tubuh

a. menyusun strategi

sebelum bertanding

b. menjaga

penampilan

b. menerapkan

strategi saat bertanding

3 Konasi

Kognitif1

2 Afektif

No.Aspek Program Latihan

Aspek Persepsi

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa aspek dari persepsi atlet

taekwondo junior terhadap program latihan meliputi :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

36

1. Kognitif Teknik

Berarti atlet memiliki pengetahuan lebih mengenai keterampilan dasar/teknik,

meliputi belajar teknik dan keseriusan berlatih.

2. Kognitif Fisik

Atlet mengolah pengetahuan yang didapat untuk menjaga kondisi siap

bertanding.

3. Kognitif Psikis/Mental

Atlet mengolah pengetahuan yang didapat supaya performa atlet sesuai dengan

komponen dalam diri atlet, meliputi keyakinan akan kemampuan diri sendiri

dan memahami diri sendiri.

4. Afektif Teknik

Atlet dapat menyesuaikan kombinasi gerakan berdasarkan pengalaman

bertanding sebelumnya, meliputi persiapan menghadapi pertandingan dan

kebutuhan sebelum bertanding.

5. Afektif Fisik

Bagaimana atlet mengolah perasaan supaya baik buruk keadaan pribadi atlet

berpengaruh positif saat atlet bertanding, meliputi mengontrol fisik dan

perhatian dari pelatih.

6. Afektif Psikis

Adanya pemberian motivasi dari berbagai pihak di lingkungan latihan,

membuat perasaan atlet senang dan bersemangat.

7. Konatif Teknik

Atlet dapat menerapkan kombinasi gerakan saat pertandingan berlangsung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

37

8. Konatif Fisik

Sikap atlet saat mengeluarkan performa sebaik mungkin, meliputi menjaga

kondisi tubuh dan menjaga penampilan.

9. Konatif Psikis

Pengembangan karakter dapat mempengaruhi pribadi atlet ketika

berlangsungnya pertandingan, meliputi menyusun strategi sebelum bertanding

dan menerapkan strategi saat bertanding.

C. Hubungan Antara Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program

Latihan dengan Motivasi Berprestasi

Segala motif seseorang hingga memiliki motivasi untuk melakukan program

latihan yang sudah direncanakan dengan baik, sebaiknya berasal dari dalam diri

sendiri (Suranto, 2005). Penting bagi seseorang membangkitkan motivasi diri

dalam kegiatan olahraga, baik yang dipersiapkan untuk pertandingan maupun

tujuan lain, yakni menanamkan pengertian yang berkaitan dengan cabang yang

ditekuni atau kegiatan olahraga. Dengan demikian akhirnya diharapkan individu-

individu akan dapat menentukan atau menetapkan sendiri tentang target yang

ingin dicapai, sehingga sebagai konsekuensi dari target tersebut seseorang akan

memiliki kesadaran sepenuhnya harus melakukan latihan secara benar dan teratur.

Menurut Aprilanida (2010) tidak terlalu mengherankan apabila dalam suatu

kegiatan akan banyak melihat ada individu begitu rajin dan tekun melakukan

kegiatan, berusaha mencapai prestasi lebih baik, dan tidak mudah puas dengan

hasil yang dicapai, sementara ada pula individu sudah merasa puas dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

38

prestasi yang sedang-sedang saja dan tidak terdorong untuk meraih prestasi lebih

baik. Bahkan ada pula individu yang terlihat asal-asalan dalam melakukan

kegiatan, mudah putus asa, dan menganggap tugas yang diterima sebagai beban.

Kesuksesan dan keberhasilan dalam bidang olahraga hampir disetiap usaha

yang dilakukan tidak akan mungkin dicapai oleh atlet junior dengan cara mudah

jika atlet junior tidak memiliki motivasi untuk berprestasi. Kegiatan latihan tidak

hanya tergantung pada pelatih yang selalu dituntut dapat melatih secara

profesional saja, melainkan peran aktif atlet junior dalam proses latihan juga

sangat menentukan keberhasilan proses berlatih. Latihan dan melaksanakan tugas

dalam pertandingan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh atlet

junior.

Taekwondo merupakan olahraga berprestasi secara individual, namun

membutuhkan adanya suatu motivasi supaya atlet junior mencapai hasil maksimal

dalam pertandingan. Istilah motivasi berprestasi itu sendiri sering didengar, dalam

olahraga apapun sangat dibutuhkan adanya istilah tersebut supaya individu-

individu yang terjun di lingkungan olahraga dapat meraih keberhasilan. Kerja

keras atlet junior akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-

citakan.

Menurut Walgito (1989) faktor internal yang menunjang motivasi

berprestasi adalah persepsi. Peran persepsi atlet pada program latihan akan sangat

penting menunjang keberhasilan maupun motivasi berprestasi atlet junior, apabila

dalam proses latihan menjelang pertandingan atlet junior tidak berlatih sendiri,

namun atlet junior membutuhkan partner atau lawan. Seperti analisis eksperimen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

39

yang dikemukakan oleh Davis, Huss dan Backer pada tahun 1995 (dalam

Sarwono, 1999), hasilnya adalah bahwa keberadaan lawan (kompetitor) mampu

melepaskan energi-energi terpendam dan meningkatkan usaha dalam pertandingan

olahraga. Faktor yang melepaskan energi terpendam tersebut dinamakan faktor

dynamogenic.

Program latihan akan mengantarkan atlet junior mengenal bentuk-bentuk

latihan yang direncanakan dan diorganisir pelatih sesuai dengan porsi atlet.

Melalui penghayatan dalam program latihan, atlet junior akan memperoleh

pengalaman bernilai yang akhirnya membantu meningkatkan kemampuan atlet

junior itu sendiri.

Kenyataannya, tidak semua atlet junior mampu melaksanakan pedoman dari

pelatih tersebut. Saat ditunjuk oleh pelatih untuk melakukan sparing dengan

partner masing-masing, atlet junior belum mengeluarkan energi penuh sebab

partner merupakan rekan sendiri, berbeda saat diadakan latih tanding dengan

dojang atau klub lain, partner yang atlet junior hadapi adalah rekan dari dojang

lain.

Prakteknya, program latihan masih ada kendala dalam proses berlatih yang

membuat motivasi berprestasi atlet junior menurun, kendala tersebut adalah

latihan yang berlebih atau overtraining. Penelitian Hollander, Mayers dan Unes

tahun 1995 (dalam Sarwono, 1999), latihan yang berlebih atau overtraining

memberi dampak negatif baik pada atlet maupun pelatih, yaitu bosan, lelah,

motivasi dan kegembiraan menurun, stres, sasaran prestasi tidak tercapai, serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

40

terjadi peningkatan kecelakaan. Latihan yang berlebihan ini dapat diatasi dengan

merumuskan tujuan, sistem reward dan pengaturan jadwal yang tepat.

Berbagai pengalaman mengenai program latihan oleh pelatih akan dapat

dimaknai dan dipahami serta bermanfaat atau tidak bagi atlet junior. Melalui

persepsi ini atlet akan memberikan pemaknaan tersendiri terhadap program latihan

dari pelatih, dapat bersifat positif maupun negatif. Pemaknaan positif pada

program latihan nantinya berpengaruh pada keyakinan atlet untuk meraih

keberhasilan.

Persepsi positif atlet junior terhadap program latihan berarti atlet junior akan

memberikan penilaian secara positif atau penilaian baik terhadap pedoman

pelatihan yang sudah direncanakan oleh pelatih. Melalui motivasi berprestasi yang

dimiliki atlet junior, maka pedoman pelatihan tersebut akan dilaksanakan dengan

baik untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian diatas, persepsi yang ada dalam diri atlet junior mampu

memberikan penilaian yang baik untuk program latihan dari pelatih, sehingga atlet

dapat meraih keberhasilan serta mencapai cita-cita. Selain itu, persepsi atlet

taekwondo junior pada program latihan untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan

tersebut diperlukan motivasi berprestasi tinggi.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada analisis teoritik sebagaimana dipaparkan di atas, maka

hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan

motivasi berprestasi dapat digambarkan sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

41

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas dapat diajukan hipotesis penelitian bahwa,

“terdapat hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan

dengan motivasi berprestasi”.

persepsi atlet taekwondo

junior pada program latihan

persepsi positif

persepsi negatif

motivasi berprestasi

tinggi

motivasi berprestasi

rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel tergantung : Motivasi Berprestasi.

2. Variabel bebas : Persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan

B. Definisi Operasional Variabel

1. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mengerjakan sesuatu supaya

menjadi lebih kreatif inovatif, membutuhkan umpan balik untuk mengetahui hasil

atas tindakan yang dilakukan, memiliki tanggung jawab pribadi, memilih tugas

sesuai kemampuan, serta berorientasi pada kesuksesan.

Motivasi berprestasi dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan

Skala Motivasi Berprestasi yang dimodifikasi oleh peneliti berdasar dari aspek

menurut McClelland (1987).

Semakin tinggi skor yang diperoleh, berarti semakin tinggi motivasi

berprestasi, begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, berarti

semakin rendah motivasi berprestasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

43

2. Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan

Persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan adalah penilaian,

penafsiran dan pandangan atlet junior secara kognitif teknik, kognitif fisik,

kognitif mental, afektif teknik, afektif fisik, afektif mental, konasi teknik, konasi

fisik, konasi mental terhadap pelaksanaan pedoman latihan yang telah

direncanakan oleh pelatih.

Persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada

Program Latihan yang disusun oleh peneliti berdasar dari aspek menurut Walgito

(1989) dan Gunarsa (2008).

Semakin tinggi skor yang diperoleh responden penelitian, berarti semakin

positif pula persepsi pada program latihan yang dimiliki oleh atlet, begitu juga

sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin negatif persepsi

pada program latihan yang dimiliki oleh atlet.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet taekwondo junior Kota Surakarta

yang berjumlah 50 atlet, terdiri dari tiga dojang (tempat latihan taekwondo),

antara lain dojang PMS (Perkumpulan Masyarakat Surakarta), dojang Koguryu

Manahan dan dojang Power Sport. Populasi diambil dari tiga dojang, sebab tiga

dojang tersebut memiliki atlet junior dalam jumlah banyak dan atlet berkualitas.

Populasi diambil pada atlet junior karena atlet junior mengalami masa kepribadian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

44

yang labil, dalam artian kondisi pribadi remaja masih goyah dan belum stabil,

seperti ciri-ciri masa remaja. Latihan reguler rata-rata diadakan tiga kali dalam

seminggu, kemudian menjelang kejuaraan latihan rutin diadakan tujuh kali dalam

seminggu. Pemilihan populasi didasarkan atas ciri-ciri yang telah ditetapkan oleh

peneliti agar sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai, yang meliputi

beberapa hal sebagai berikut :

a. Atlet junior usia 13-18 tahun

b. Merupakan atlet taekwondo Kota Surakarta

c. Atlet aktif mengikuti latihan.

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai sampel karena

terbatasnya jumlah sampel jika pengambilan dilakukan secara random. Menurut

Arikunto (2002) apabila responden kurang dari 100 orang, maka lebih baik

diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Oleh

karena itu, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan

jumlah populasi yaitu seluruh atlet taekwondo junior kota Surakarta berjumlah 50

orang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

45

D. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data,

yakni data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer diperoleh langsung di Pengkot TI (Pengurus Kota Taekwondo

Indonesia) Surakarta. Data primer tersebut berupa respons atau tanggapan atlet

junior Taekwondo Kota Surakarta dari skala Motivasi Berprestasi dan Skala

Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui observasi, interviu dan arsip dokumentasi dari

dojang-dojang (tempat latihan taekwondo) responden penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua macam skala yang diadaptasi dan

dimodifikasi oleh peneliti, yaitu skala motivasi berprestasi dan skala persepsi atlet

taekwondo junior pada program latihan. Kedua skala dipisahkan menjadi

pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable. Sistem penilaian (scoring)

dalam skala penelitian ini menggunakan model Likert (Azwar, 2007) yang telah

dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai

(S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada modifikasi ini masing-

masing skala dipisahkan menjadi pernyataan favourable dan pernyataan

unfavourable. Distribusi skor subjek dapat dilihat pada tabel berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

46

Tabel 2

Penilaian Pernyataan Favourable dan Pertanyaan Unfavourable

Kategori Jawaban Favourable Unfavourable

SS (Sangat Sesuai) 4 1

S (Sesuai) 3 2

TS (Tidak Sesuai) 2 3

STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 4

Pernyataan favourable dinilai dari 4-1, sedangkan pernyataan unfavourable

dinilai dari 1-4. Bentuk skoring dalam skala ini menggunakan empat alternatif

jawaban yaitu: SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat

Tidak Sesuai), dengan tidak menggunakan alternatif jawaban ragu-ragu karena

jawaban tersebut merupakan jawaban yang mengambang atau tidak berpendapat

(netral merupakan kecenderungan responden untuk memilihnya), sehingga hal ini

sedapat mungkin untuk dihindari.

a. Motivasi Berprestasi

Skala Motivasi Berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini

dimodifikasi oleh peneliti. Skala ini terdiri dari 30 butir aitem yang terdiri dari 15

aitem pernyataan favourable dan 15 pernyataan unfavourable. Skala Motivasi

Berprestasi disusun Fadhilah (2011) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti

berdasarkan aspek-aspek dari McClelland (1987), meliputi : kreatif dan inovatif,

ukuran atas hasil dan umpan balik, tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas,

berorientasi sukses. Alasan menggunakan skala terpakai ini karena sudah teruji

dengan validitas nilai r antara 0,193-0,688 dan reliabilitas sebesar 0,884. Namun

karena adanya beberapa modifikasi yang dilakukan oleh peneliti maka skala ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

47

masih harus di try out kan lagi untuk memperoleh validitas dan reliabilitas yang

baru.

Tabel 3

Blueprint Skala Motivasi Berprestasi

favourable unfavourable F %

Original atau asli 16 9 2

Suka hal yang berbeda

dan unik5, 27 20 3

Feedback 19 2 2

Hasil dari tindakan 10 15, 28 3

Evaluasi kegagalan dan

berpatokan pada prestasi

yang diraih

1 22 2

Tidak mengabaikan

kepentingan orang lain13 6 2

Berani menanggung

akibat dari apa yang

dilakukan

21 11 2

Memilih tugas berisiko

sedang12, 29 4 3

tugas yang menantang 25 23 2

tugas yang

memperlihatkan

keunggulan

7 18 2

Optimis 24 26 2

Kerja keras 3 14, 30 3

Tekun dan ulet 17 8 2

15 15 30 100%

Tanggung jawab

pribadi

Pemilihan tugas

13,33

Total

5 Orientasi Sukses

23,33

4 23,33

23,33

3

Item

Kreatif dan inovatif1

2Ukuran hasil dan

umpan balik

16,67

JumlahNo Aspek Indikator

b. Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan

Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan yang

digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti. Skala ini terdiri dari 36 butir

aitem. Skala Persepsi Atlet Taekwondo pada Program Latihan disusun oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

48

peneliti berdasar dari aspek menurut Walgito (1989) dan komponen program

latihan dari Gunarsa (2008), meliputi : kognitif teknik, kognitif fisik, kognitif

mental, afektif teknik, afektif fisik, afektif mental, konasi teknik, konasi fisik,

konasi mental.

Tabel 4

Blueprint Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan

Favourabel Unfavourabel F %

Belajar teknik 19 10

Keseriusan berlatih 1 28

2 Kognitif fisik Mempertahankan stamina 2, 20 11, 29 4 11,11

Memahami diri sendiri 3 12

Keyakinan akan kemampuan diri sendiri 21 30

Persiapan menghadapi pertandingan 4 13

Kebutuhan sebelum bertanding 22 31

5 Afektif fisik Mengontrol fisik 5 14

Perhatian dari pelatih 23 32

6 Afektif mental Mendapat dukungan dari orang sekitar 6, 24 15, 33 4 11,11

7 Konatif teknik Penerapan keterampilan dasar 7, 25 16, 34 4 11,11

Menjaga kondisi tubuh 8 17

Menjaga penampilan 26 35

Menyusun strategi sebelum bertanding 9 18

Menerapkan strategi saat bertanding 27 36

18 18 36 100

9 Konatif mental 4 11,11

Afektif teknik 4 11,11

4 11,11

8 Konatif fisik 4 11,11

41 Kognitif teknik 11,11

4

Total

JumlahItemNo Aspek Indikator

11,113 Kognitif mental

4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

49

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas skala digunakan review professional judgment oleh

pembimbing. Skala dalam penelitian ini akan diuji daya beda itemnya dengan

menggunakan korelasi corrected item-total correlation. Adapun rumusnya yaitu:

ri(x-i) = (Azwar, 2008)

keterangan :

ri(x-1) = koefisien korelasi item-total setelah dikoreksi dari efek spurious overlap

rix = koefisien korelasi item-total sebelum dikoreksi

= standar deviasi skor item yang bersangkutan

= standar deviasi skor total

Perhitungan selengkapnya menggunakan bantuan komputer program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien

Cronbach’s Alpha dari tiap-tiap instrument suatu variabel. Adapun rumusnya

yaitu:

α = (Azwar, 2008)

keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha

k = banyaknya belahan

s2

j = varians skor belahan

sx2

= varians skor total

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

50

Perhitungan uji reliabilitas skala selengkapnya dihitung dengan

menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and Service Solution

(SPSS) versi 16.0.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

product moment. Penggunaan teknik ini dengan alasan bahwa dalam penilitian

terdapat satu variabel bebas yaitu persepsi atlet taekwondo terhadap program

latihan dan satu variabel tergantung yaitu motivasi berprestasi. Adapun rumusnya

yaitu:

Rxy = (Azwar, 2008)

keterangan :

x = skor responden pada pernyataan tertentu

y = skor responden pada skala sikap

n = banyaknya responden keseluruhan

Perhitungan selengkapnya menggunakan bantuan komputer program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam uji hipotesis adalah uji asumsi

dasar. Uji asumsi dasar dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel dalam

penelitian ini memenuhi persyaratan korelasi berupa sebaran normal dan

hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung terikat bersifat linier.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

51

a. Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan

dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Pengujiannya dapat dilihat

dari tabel uji normalitas data dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test.

b. Linearitas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan

antara variabel bebas dengan variabel tergantung, selain itu uji linieritas ini juga

diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas

hubungan tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka

hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier

(Sutrisno, 2004). Uji linieritas hubungan ini menggunakan teknik compare means

test for linierity.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

52

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Persiapan penelitian di awali dengan menentukan lokasi yang akan

dijadikan tempat penelitian. Lokasi pelaksanaan penelitian dilakukan di tiga

dojang (tempat latihan taekwondo), antara lain dojang PMS yang beralamat di Jl.

Juanda, dojang Koguryo beralamat di Manahan, dan dojang Power Sport

beralamat di Semanggi. Taekwondo diperkenalkan di Solo tahun 1978, setelah

kota Semarang tahun 1976. Taekwondo Kota Surakarta banyak memberikan

kontribusi atlet bagi tim Jawa Tengah dan Surakarta sendiri baik di Event

Kejuaraan Daerah maupun Nasional.

Taekwondo Kota Surakarta mendidik Taekwondoin dalam pengembangan diri

sehingga dapat menciptakan insan beladiri yang cakap baik secara mental,

spiritual, emotional, berprestasi disegala hal dan akan membawa insan Indonesia

yang tangguh, disiplin, berjiwa besar, mencintai dan bangga dengan Negara dan

Bangsa Indonesia. Hingga saat ini Taekwondo Surakarta mengembangkan

olahraga beladiri di berbagai tempat (taekwondosolo.blogspot.com), diantaranya

ada di Tabel 5 :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

54

Tabel 5.

Nama dojang (tempat latihan Taekwondo) di Surakarta

No Tempat Latihan No Tempat Latihan

1.PMS (Perkumpulan Masyarakat

Surakarta)9. Power Sport

2. Koguryo Manahan 10. HHH

3. SKB (Sanggar Kartika Buana) 11. BMI

4. King 12. UNS (Universitas Sebelas Maret)

5. Pajang 13. UTP (Universitas Tunas Pembangunan)

6. Mojosongo 14. SD Negeri Cemara Dua

7. BTC 15. SMA Negeri 4

8. Golden 16. SDII Al Abidin

Metode pelatihan diberikan sesuai dengan minat dan bakat jeja (murid

taekwondo), nantinya akan ditempatkan pada kelas yang sesuai dengan

kemampuan jeja. Taekwondo Kota Surakarta terdapat beberapa kelas yakni seni

(poomsae), pertarungan (kyorugi), dan demonstration (aplikasi dari seni,

pertarungan, dance dan pemecahan benda keras atau kyukpa), kemudian masing-

masing kelas dibekali dengan beladiri praktis.

Atlet pada olahraga beladiri taekwondo terdapat 3 kelompok usia, yaitu pra

junior (kelompok usia dibawah 13 tahun), junior (kelompok usia 13-18 tahun),

dan senior (kelompok usia diatas 18 tahun) (Suryadi, 2002). Pelatih di Surakarta

sendiri terdapat 23 dewan sabuk hitam, 22 sabuk hitam DAN I (tingkat 1) sampai

DAN IV (tingkat 4) dan satu pelatih utama penyandang sabuk hitam DAN VI

Kukkiwon (tingkat 6 Internasional) dengan sebutan “Master”

(taekwondosolo.blogspot.com).

Eksistensi taekwondo Surakarta di tingkat daerah maupun nasional semakin

baik. Ini ditandai dengan setiap kejuaraan daerah peringkat taekwondo Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

55

diatas, di tingkat nasional Kota Surakarta cukup membanggakan, meski mendapat

persaingan ketat dari daerah lain seperti Jakarta, Cibinong dan Lumajang.

Beberapa atlet Kota Surakarta kelompok usia junior maupun senior saat ini berada

di Pelatda Jawa Tengah dan Pelatnas untuk persiapan kejuaraan-kejuaraan

nasional.

2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar,

terarah, dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Persiapan ini meliputi

persiapan administrasi dan alat ukur.

a. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi penelitian meliputi seluruh perizinan yang diajukan oleh

peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang meliputi:

1) Peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada

Ketua Pengkot TI (Pengurus Kota Taekwondo Indonesia) Surakarta dengan

nomor surat 936/UN27.06.7.1/TU/2011.

2) Mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua Pengkot TI (Pengurus Kota

Taekwondo Indonesia) Surakarta.

3) Setelah mendapatkan izin, penelitian dapat segera dilakukan dengan jadwal

yang peneliti tentukan sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

56

b. Persiapan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah skala psikologi yang terdiri dari Skala Motivasi Berprestasi dan Skala

Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan. Skala Motivasi

Berprestasi dibuat berdasarkan aspek-aspek motivasi berprestasi menurut

McClelland (1987) yaitu kreatif dan inovatif, ukuran atas hasil dan umpan balik,

tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas, berorientasi sukses. Skala ini terdiri dari

30 butir aitem yang terdiri dari 15 aitem penyataan favorable dan 15 aitem

pernyataan unfavorable.

Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan dibuat berdasarkan

aspek menurut Walgito (1989) dan komponen program latihan dari Gunarsa

(2008), meliputi : kognitif teknik, kognitif fisik, kognitif mental, afektif teknik,

afektif fisik, afektif mental, konasi teknik, konasi fisik, konasi mental. Skala ini

terdiri dari 36 butir aitem yang terdiri dari 18 aitem penyataan favorable dan 18

aitem pernyataan unfavorable.

3. Pelaksanaan Uji coba Penelitian

Skala penelitian diujicobakan kepada sekelompok responden yang

mempunyai karakteristik setara dengan subjek yang hendak dikenai penelitian itu

nantinya (Azwar, 2008). Uji coba dilaksanakan pada tanggal 16-23 Januari 2012

pada atlet taekwondo junior di dojang (tempat latihan taekwondo) PMS dan

Koguryu. Jumlah atlet yang melakukan uji coba adalah 20 orang, dari 20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

57

eksemplar yang dibagikan, yang terkumpul dan memenuhi syarat untuk dilakukan

skoring kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya adalah sebanyak 20

eksemplar.

4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Perhitungan validitas aitem untuk Skala Motivasi Berprestasi dan Skala

Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan dilakukan dengan

pemilihan aitem berdasarkan koefisien korelasi aitem total. Uji validitas ini akan

menentukan aitem yang gugur atau valid. Keterangan mengenai aitem yang valid

dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi aitem total. Menurut azwar (2008),

kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan

minimal rix ≥ 0,30 dianggap memuaskan. Namun bila jumlah jumlah aitem yang

lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan maka batasan

minimal dapat diturunkan menjadi 0,25. Selanjutnya reliabilitas dihitung dengan

teknik analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha. Perhitungan validitas dan reliabilitas

skala pada pendekatan ini menggunakan program analisis validitas dan reliabilitas

butir program statistik SPSS 16.0 for Windows.

a. Skala Motivasi Berprestasi

Hasil uji validitas Skala Motivasi Berprestasi dapat diketahui bahwa dari 30

aitem yang diujicobakan, ada 16 aitem yang dinyatakan gugur, sedangkan

reliabilitas skala yang ditunjukkan dengan koefisien Alpha sebesar 0,688.

Dikarenakan banyaknya aitem yang gugur dan reliabilitas skala kurang baik, maka

dilakukan uji coba penelitian ulang untuk menaikkan reliabilitas skala. Dari 30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

58

aitem yang diujicoba ulang, ada 30 aitem yang valid, yaitu aitem nomor 1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, dan 30; nilai validitas skala bergerak dari 0,452 – 0,873, sedangkan

reliabilitas skala yang ditunjukkan dengan koefisien Alpha sebesar 0,962. Dengan

demikian, Skala Motivasi Berprestasi ini dianggap andal sebagai alat ukur

penelitian. Perincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada Tabel 6

berikut ini.

Tabel 6.

Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi yang Valid dan Gugur

Valid Gugur Valid Gugur

Original atau asli 9, 16 − 2 0

Suka hal yang berbeda

dan unik 5, 20, 27 − 3 0

Feedback 2, 19 − 2 0

Hasil dari tindakan15, 28,

10− 3 0

Evaluasi kegagalan dan

berpatokan pada prestasi

yang diraih

1, 22 − 2 0

Tidak mengabaikan

kepentingan orang lain6, 13 − 2 0

Berani menanggung

akibat dari apa yang

dilakukan

11, 21 − 2 0

Memilih tugas berisiko

sedang 4, 12, 29 − 3 0

tugas yang menantang 23, 25 − 2 0

tugas yang

memperlihatkan

keunggulan

7, 18 − 2 0

Optimis 24, 26 − 2 0

Kerja keras 3, 14, 30 − 3 0

Tekun dan ulet 17, 18 − 2 0

30 0 30 0 30

75 Orientasi Sukses

Total

No Item JumlahTotal

5

7

4

7

2Ukuran hasil dan

umpan balik

3Tanggung jawab

pribadi

4 Pemilihan tugas

No Aspek Indikator

1Kreatif dan

inovatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

59

b. Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

Hasil uji validitas Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program

Latihan dapat diketahui bahwa dari 36 aitem yang diujicobakan, ada 6 aitem yang

dinyatakan gugur, yaitu aitem nomor 9, 12, 16, 17, 22 dan 30, sedangkan jumlah

aitem yang valid sebanyak 30 aitem. Aitem-aitem yang valid, yaitu aitem nomor

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,

31, 32, 33, 34, 35 dan 36; nilai validitas skala bergerak dari 0,302 – 0,886,

sedangkan reliabilitas skala yang ditunjukkan dengan koefisien Alpha sebesar

0,949. Dengan demikian, Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program

Latihan ini dianggap andal sebagai alat ukur penelitian. Perincian aitem yang

valid dan gugur dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7.

Distribusi Aitem Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

yang Valid dan Gugur

Valid Gugur Valid Gugur

Belajar teknik 19, 10 − 2 0

Keseriusan berlatih 1, 28 − 2 0

2 Kognitif fisik Mempertahankan stamina2, 11, 20,

29− 4 0 4

Memahami diri sendiri 3 12 1 1

Keyakinan akan kemampuan diri sendiri 21 30 1 1

Persiapan menghadapi pertandingan 4, 13 − 2 0

Kebutuhan sebelum bertanding 31 22 1 1

Mengontrol fisik 5, 14 − 2 0

Perhatian dari pelatih 23, 32 − 2 0

6 Afektif mental Mendapat dukungan dari orang sekitar6, 15, 24,

33− 4 0 4

No Aspek Indikator

1 Kognitif teknik

3 Kognitif mental

4

4 Afektif teknik

5 Afektif fisik

No Item JumlahTotal

4

2

3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

60

Valid Gugur Valid Gugur

7 Konatif teknik Penerapan keterampilan dasar 7, 25, 34 16 3 1 3

Menjaga kondisi tubuh 8 17 1 1

Menjaga penampilan 26, 35 − 2 0

Menyusun strategi sebelum bertanding 18 9 1 1

Menerapkan strategi saat bertanding 27, 36 − 2 0

30 6 30 6 30

9 Konatif mental 3

Total

No Aspek IndikatorNo Item Jumlah

Total

8 Konatif fisik 3

5. Distribusi Ulang Alat Ukur untuk Penelitian

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya butir-

butir aitem yang valid dipergunakan untuk mengambil data penelitian yang

sesungguhnya, sedangkan butir-butir yang gugur tidak diikutsertakan dalam

pengambilan data yang sesungguhnya. Adapun distribusi ulang skala untuk

penelitian dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 8.

Distribusi Ulang Aitem Skala Motivasi Berprestasi

favourable unfavourable F %

Original atau asli 16 (22) 9 (13) 2

Suka hal yang berbeda

dan unik5 (18), 27 (6) 20 (17) 3

Feedback 19 (28) 2 (20) 2

Hasil dari tindakan 10 (2)15 (29), 28

(11)3

Evaluasi kegagalan dan

berpatokan pada prestasi

yang diraih

1 (8) 22 (27) 2

Tidak mengabaikan

kepentingan orang lain13 (16) 6 (1) 2

Berani menanggung

akibat dari apa yang

dilakukan

21 (3) 11 (23) 2

No Aspek IndikatorItem Jumlah

1 Kreatif dan inovatif 16,67

2Ukuran hasil dan

umpan balik23,33

3Tanggung jawab

pribadi13,33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

61

favourable unfavourable F %

Memilih tugas berisiko

sedang

12 (26), 29

(12)4 (7) 3

tugas yang menantang 25 (14) 23 (5) 2

tugas yang

memperlihatkan

keunggulan

7 (24) 18 (15) 2

Optimis 24 (10) 26 (9) 2

Kerja keras 3 (19) 14 (25), 30 (4) 3

Tekun dan ulet 17 (30) 8 (21) 2

15 15 30 100%Total

4 Pemilihan tugas 23,33

5 Orientasi Sukses 23,33

No Aspek IndikatorItem Jumlah

Keterangan: nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor baru untuk penelitian

Tabel 9.

Distribusi Ulang Aitem Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program

Latihan

Favourabel Unfavourabel F %

Belajar teknik 19 (15) 10 (4)

Keseriusan berlatih 1 (1) 28 (22)

2 Kognitif fisik Mempertahankan stamina 2 (5), 20 (27)11 (14), 29

(10) 4 11,11

Memahami diri sendiri 3 (9) -

Keyakinan akan kemampuan diri sendiri 21 (30) -

Persiapan menghadapi pertandingan 4 (11) 13 (2)

Kebutuhan sebelum bertanding - 31 (12)

Mengontrol fisik 5 (19) 14 (17)

Perhatian dari pelatih 23 (3) 32 (26)

6 Afektif mental Mendapat dukungan dari orang sekitar 6 (25), 24 (16) 15 (6), 33 (20) 4 11,11

7 Konatif teknik Penerapan keterampilan dasar 7 (13), 25 (29) 34 (24) 3 11,11

Menjaga kondisi tubuh 8 (21) -

Menjaga penampilan 26 (8) 35 (28)

Menyusun strategi sebelum bertanding - 18 (18)

Menerapkan strategi saat bertanding 27 (23) 36 (7)

16 14 30 100

Afektif fisik

No Aspek IndikatorItem Jumlah

1 Kognitif teknik 4 11,11

3 11,11

3 Kognitif mental 2 11,11

4 Afektif teknik 3 11,11

5

9 Konatif mental 3 11,11

Total

4 11,11

8 Konatif fisik

Keterangan: nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor baru untuk penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

62

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah atlet taekwondo junior Kota Surakarta

yang berjumlah 50 atlet. Merupakan atlet taekwondo Kota Surakarta dan aktif

mengikuti latihan.

2. Pengumpulan Data

Proses pengambilan sampel penelitian dilaksanakan di dojang (tempat

latihan taekwondo) PMS, Koguryu dan Power Sport, Surakarta. Pengumpulan

data dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9-18 April 2012.

Pengumpulan data dengan menggunakan alat ukur berupa Skala Motivasi

Berprestasi terdiri dari 30 aitem dan Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada

Program Latihan yang terdiri dari 30 aitem. Kedua skala tersebut tersebut

diberikan secara langsung dan pengambilan skala dilakukan pada tanggal 18 April

2011. Data penelitian yang diperoleh sebanyak 50 eksemplar.

3. Pelaksanaan Skoring

Skala penelitian yang telah terkumpul, lantas di skor sesuai dengan kriteria

yang telah ditentukan sebelumnya, cara pemberian skor Skala Motivasi

Berprestasi dan Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

pada pernyataan favorable adalah 4 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 3

untuk pilihan Sesuai (S), 2 untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS) dan 1 untuk

Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor pada pernyataan unfavorable adalah 1 untuk

pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 2 untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 3 untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

63

pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS) dan 4 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak

Sesuai (STS). Kemudian skor yang diperoleh dari responden penelitian

dijumlahkan untuk tiap-tiap skala. Total skor skala yang diperoleh dari responden

penelitian ini dipakai dalam analisis data.

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui tingkat kenormalan data

(Priyatno, 2009). Data yang diuji adalah sebaran data pada Skala Motivasi

Berprestasi dan Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik One Kolmogorov

Smirnov Test (ks-z) dengan menggunakan bantuan komputasi Statistical Product

and Servise Solution (SPSS) for Windows Release 16.0 (Priyatno, 2009).

Tabel 10.

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

y x

N 50 50

Normal Parametersa Mean 93.62 98.48

Std. Deviation 9.100 10.422

Most Extreme

Differences

Absolute .135 .144

Positive .135 .095

Negative -.093 -.144

Kolmogorov-Smirnov Z .956 1.015

Asymp. Sig. (2-tailed) .321 .254

a. Test distribution is Normal.

ket : y : Motivasi Berprestasi

x : Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

64

Uji normalitas sebaran dengan teknik One Kolmogorov Smirnov Test (ks-z)

ini dikatakan normal jika p > 0,05. Uji normalitas pada variabel motivasi

berprestasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,321 (p > 0,05). Uji normalitas

pada variabel persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan diperoleh nilai

signifikansi 0,254 (p > 0,05). Berdasarkan keterangan tabel di atas bisa diketahui

bahwa variabel motivasi berprestasi dan persepsi atlet taekwondo junior pada

program latihan sebaran normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui bentuk linieritas hubungan antara

variabel bebas dan variabel tergantung. Pengujian linieritas dalam penelitian ini

menggunakan test for linierity dengan bantuan komputer program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Dua variabel dikatakan

mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (pada kolom linierity) kurang

dari 0,05 (Priyatno, 2009).

Uji linieritas hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program

latihan dan motivasi berprestasi diperoleh Sig. pada kolom Linierity sebesar 0,000

(p < 0,05). Dapat dilihat dari tabel di bawah ini, diketahui bahwa hubungan antara

masing-masing variabel bebas dengan variabel tergantung bersifat linier. Hasil uji

linieritas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

65

Tabel 11.

Hasil Uji Linieritas antara Variabel Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada

Program Latihan dengan Variabel Motivasi Berprestasi

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

y * x Between

Groups

(Combined) 2408.830 22 109.492 1.793 .075

Linearity 1143.580 1 1143.580 18.725 .000

Deviation

from Linearity 1265.250 21 60.250 .987 .506

Within Groups 1648.950 27 61.072

Total 4057.780 49

ket : y : Motivasi Berprestasi

x : Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

2. Uji Hipotesis

Langkah selanjutnya setelah uji asumsi adalah melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pengujian dilakukan dengan teknik

korelasi Product Moment Pearson untuk mengetahui keeratan hubungan antara

dua variabel tersebut dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Hasil uji

hipotesis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 12.

Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson Correlations

Correlations

y x

y Pearson Correlation 1 .531**

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

x Pearson Correlation .531**

1

Sig. (2-tailed) .000

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

ket : y : Motivasi Berprestasi

x : Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

Menurut Priyatno (2009), nilai korelasi ( r ) berkisar antara 1 sampai -1,

nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antar dua variabel makin kuat,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

66

sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antar dua variabel semakin lemah.

Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai

negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun).

Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya koefisisen korelasi antara

variabel persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dan motivasi

berprestasi pada atlet taekwondo junior Kota Surakarta ialah sebesar 0,531 dengan

nilai Sig. 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian

diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa ada hubungan positif yang kuat antara

persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi.

Nilai r yang positif (+) menunjukkan arah hubungan ini yang bersifat positif.

3. Kontribusi Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan

terhadap Motivasi Berprestasi

Kontribusi persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan terhadap

motivasi berprestasi dapat diketahui dengan melihat koefisien determinan, yaitu

R² (R Square). Nilai R² yang dicari dengan menggunakan perhitungan SPSS,

menghasilkan angka R² = 0,282, atau dapat dikatakan bahwa kontribusi persepsi

atlet taekwondo junior pada program latihan terhadap motivasi berprestasi pada

atlet taekwondo Kota Surakarta ialah sebesar 28,2%. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari tabel di bawah ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

67

Tabel 13.

Kontribusi Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan terhadap

Motivasi Berprestasi

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

y * x .531 .282 .770 .594

4. Analisis Deskriptif

Analisis deskripstif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum

mengenai kondisi persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dan

motivasi berprestasi pada subjek yang diteliti. Selain itu analisis deskriptif juga

dapat memberikan gambaran tentang ringkasan data penelitian. Berikut ini akan

disajikan deskripsi data penelitian dan subjek penelitian pada Tabel 14.

Tabel 14.

Hasil Analisis Deskriptif

Data

Hipotetik

Data Empirik

Skala Jml

Sbj

Skor

Min

Skor

Maks

M SD Skor

Min

Skor

Maks

M SD

y 50 30 120 75 15 74 112 93.62 9.100

x 50 30 120 75 15 59 115 98.48 10.422

Keterangan :

Jml : Jumlah

Min : Minimal

Maks : Maksimal

M : Mean/Rerata

SD : Standar Deviasi

y : Motivasi Berprestasi

x : Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

68

Berdasarkan tabel statistik diatas, kemudian dilakukan ketegorisasi subjek

secara normatif guna memberikan interpretasi terhadap skor skala. Kategorisasi

yang digunakan adalah kategorisasi jenjang yang berdasarkan pada model

distribusi normal. Tujuan dari kategorisasi ini adalah menempatkan subjek ke

dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu

kontinum berdasarkan atribut yang di ukur (Azwar, 2008). Kontinum jenjang ini

akan di bagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Norma

kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

X < (M + 1 . SD) : Rendah

(M – 1 . SD) ≤ X < (M + 1 . SD) : Sedang

(M – 1 . SD) ≤ X : Tinggi

Keterangan:

X : skor skala

M : mean atau nilai rata-rata

SD : standar deviasi

Tabel 15.

Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Penelitian

Kategori Skor Jumlah Prosentase

Rendah X < 60 0 0%

Sedang 60 ≤ X < 90 15 30%

Tinggi 90 ≤ X 35 70%

Rendah X < 60 0 0,00%

Sedang 60 ≤ X < 90 9 18,00%

Tinggi 90 ≤ X 41 82,00%

Kategorisasi KomposisiVariabel

y

x

ket : y : Motivasi Berprestasi

x : Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

69

a. Motivasi Berprestasi

Skala Motivasi Berprestasi akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai responden. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 50

responden penelitian, 70% berada dalam level motivasi berprestasi yang tinggi,

30% level motivasi berprestasi sedang, dan tidak ada yang memiliki tingkat

motivasi berprestasi yang rendah. Berdasarkan data tersebut, sampel penelitian

rata-rata memiliki tingkat motivasi berprestasi yang tinggi.

b. Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan

Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program Latihan akan

dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai responden. Hasil

perhitungan menunjukkan bahwa dari 50 responden penelitian, 82% berada dalam

level persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan yang tinggi, 18% level

persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan sedang, dan tidak ada yang

memiliki tingkat persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan yang

rendah. Berdasarkan data tersebut, sampel penelitian rata-rata memiliki tingkat

persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan yang tinggi.

Analisis deskripsi tambahan responden penelitian ini memberikan gambaran

tambahan mengenai pengaruh jenis kelamin dan usia responden penelitian

terhadap hasil pengukuran tingkat motivasi berprestasi. Untuk deskripsi

responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

70

Tabel 16.

Deskripsi Subjek berdasarkan Jenis Kelamin

Variabel Kategorisasi

Jenis kelamin Jumlah Rata-rata Skor

MB Laki-laki 37 92,76

Perempuan 13 96,08

PER Laki-laki 37 97,16

Perempuan 13 102,23

Ket : MB = Motivasi Berprestasi

PER = Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada program Latihan

Data jenis kelamin responden tersebut digunakan untuk melihat

perbandingan tingkat motivasi berprestasi responden penelitian dengan

menghitung rata-rata skor motivasi berprestasi pada responden laki-laki dan

perempuan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, rata-rata skor motivasi

berprestasi laki-laki adalah 92,76. Lain halnya pada laki-laki, rata-rata skor

motivasi berprestasi untuk responden perempuan adalah 96,08. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata skor motivasi berprestasi untuk responden

perempuan lebih tinggi daripada rata-rata skor motivasi berprestasi pada

responden laki-laki.

Pada tabel di atas, nilai persepsi atlet pada program latihan responden dapat

dilihat dengan membandingkan rata-rata skor persepsi atlet pada program latihan

pada responden laki-laki dan subjek perempuan. Berdasarkan perhitungan yang

dilakukan, rata-rata skor persepsi atlet pada program latihan laki-laki adalah

97,16. Rata-rata skor persepsi atlet pada program latihan untuk responden

perempuan adalah 102,23. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor

persepsi atlet pada program latihan untuk responden laki-laki lebih rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

71

dibandingkan rata-rata skor persepsi atlet pada program latihan untuk responden

perempuan.

Selain itu dilakukan juga uji perbedaan menggunakan t-test dan hasilnya

tidak ada perbedaan yang signifikan pada responden laki-laki dan perempuan.

Analisis tambahan yang kedua memberikan gambaran tentang usia responden

penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 17.

Deskripsi Subjek berdasarkan usia

Variabel Kategorisasi

Usia Jumlah Rata-rata Skor

MB < 15 th 17 97,18

> 15 th 33 91,79

PER < 15 th 17 96,29

> 15 th 33 99,61

Ket : MB = Motivasi Berprestasi

PER = Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada program Latihan

Data usia responden tersebut digunakan untuk melihat perbandingan tingkat

motivasi berprestasi responden penelitian dengan menghitung rata-rata skor

motivasi berprestasi pada responden yang berusia < 15 tahun dan > 15 tahun.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, rata-rata skor motivasi berprestasi pada

responden yang usia < 15 tahun adalah 97,18. Rata-rata skor motivasi berprestasi

untuk responden yang usia > 15 tahun adalah 91,79. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa rata-rata skor motivasi berprestasi untuk responden yang usia< 15 tahun

lebih tinggi daripada rata-rata skor motivasi berprestasi pada responden yang usia

> 15 tahun.

Tabel di atas juga menunjukkan nilai persepsi atlet pada program latihan

responden dapat dilihat dengan membandingkan rata-rata skor persepsi atlet pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

72

program latihan pada responden yang berusia < 15 tahun dan > 15 tahun.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, rata-rata skor persepsi atlet pada

program latihan responden yang usia < 15 tahun adalah 96,29. Sedangkan rata-

rata skor persepsi atlet pada program latihan untuk responden yang usia > 15

tahun adalah 99,61. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor persepsi

atlet pada program latihan untuk responden yang usia > 15 tahun lebih tinggi dari

pada rata-rata skor persepsi atlet pada program latihan pada responden yang usia <

15 tahun. Hasil di atas juga di ujikan dengan menggunakan t-test dan hasilnya

tidak ada perbedaan yang signifikan pada atlet yang berusia < 15 tahun dan > 15

tahun.

D. Pembahasan

Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis penelitian menunjukkan diterimanya

hipotesis yang diajukan yaitu hubungan positif yang signifikan antara persepsi

atlet taekwondo junior pada program latihan terhadap motivasi berprestasi pada

atlet taekwondo Kota Surakarta. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan

teknik korelasi product moment pearson terhadap persepsi atlet taekwondo junior

pada program latihan terhadap motivasi berprestasi, diperoleh nilai koefisien

korelasi sebesar r = 0,531, p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menandakan bahwa

semakin positif persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan, maka akan

semakin tinggi pula motivasi berprestasi yang dimiliki atlet taekwondo Kota

Surakarta. Sebaliknya semakin negatif persepsi atlet taekwondo junior pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

73

program latihan, maka semakin rendah pula motivasi berprestasi yang dimiliki

atlet taekwondo Kota Surakarta.

Motivasi berprestasi atlet taekwondo junior pada atlet taekwondo Kota Surakarta

secara umum tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari skor motivasi berprestasi

atlet taekwondo Kota Surakarta dalam penelitian ini sekitar 70% memiliki skor

tinggi, dan 30% memiliki skor sedang. Atlet yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini merupakan atlet pilihan daerah, kemudian atlet tersebut akan

mewakili kejuaraan tingkat nasional sehingga memiliki rasa tanggung jawab

pribadi yang besar. Hal tersebut sependapat dengan McClelland (1987) bahwa

atlet mampu bertanggung jawab terhadap diri atlet sendiri, sehingga apa yang

menjadi cita-cita atlet berhasil dicapai.

Setiap meningkatnya persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan yang

terjadi pada atlet taekwondo secara positif, akan diikuti pula dengan kenaikan

pada motivasi berprestasi. Saat pelatih menanyakan kondisi kesehatan maupun

memberi saran atlet agar menjaga dan memperhatikan pola makan sehari-hari,

atlet akan merasa bahwa pelatih sangat perhatian terhadap diri atlet. Lalu,

bimbingan dan dukungan yang besar dari pelatih dapat membuat atlet lebih

maksimal untuk mengeluarkan segala kemampuan atlet saat bertanding, sehingga

atlet mencapai tujuan yaitu berhasil meraih juara. Begitu pula menurunnya

persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan yang terjadi pada atlet

taekwondo secara negatif akan diikuti dengan penurunan pada motivasi

berprestasi. Ketika atlet merasa pelatih tidak memberi dukungan disaat atlet

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

74

bertanding, maka atlet mulai pesimis dan tidak lagi meraih keberhasilan yang

sudah menjadi tujuannya. Kemudian, saat atlet terlalu percaya diri, sehingga

meremehkan lawan tanding, jika pelatih tidak segera memperingatkan atlet untuk

tidak meremehkan lawan, maka lawan dapat menggunakan kesempatan dengan

mencari kelemahan-kelemahannya.

Skor tertinggi terletak pada aspek afektif mental, dengan skor rata-rata sebesar

3,5. Atlet junior yang pernah mengalami kegagalan saat bertanding, pada

kejuaraan selanjutnya akan mengalami kondisi bahwa atlet takut gagal. Adanya

dukungan dari pengurus, pelatih serta teman-teman latihan akan menambah

semangat serta motivasi atlet, maka ketakutan akan kegagalan berkurang. Pada

aspek ini menggambarkan atlet taekwondo junior membutuhkan dukungan dari

pengurus, pelatih, serta teman-teman latihan ketika atlet berada di arena

pertandingan.

Dukungan dari orang sekitar dapat meningkatkan mental atlet yang takut

bertanding karena lawan lebih bagus maupun karena atlet itu sendiri takut gagal

bertanding, kemudian atlet berani dan dukungan itu menambah semangat maupun

motivasi atlet. Hal ini diperkuat seperti yang diungkapkan Priatini (2008) bahwa

peran teman sebaya sangat penting untuk remaja, salah satunya adalah dukungan

semangat. Semangat atlet berasal dari dalam diri atlet sendiri, namun tanpa

dukungan dari teman atlet juga belum tentu memperlihatkan semangat saat

bertanding.

Seperti halnya guru mendukung siswa di lingkup sekolah, dalam olahraga pelatih

mendukung atlet-atlet sebelum dan saat bertanding. Priatini (2008)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

75

mengungkapkan bahwa guru dapat menjadi pelatih emosi dengan baik dan dapat

menumbuhkan sikap disiplin bagi siswa. Melatih emosi supaya stabil ketika atlet

berada dalam arena pertandingan merupakan tugas pelatih, sebab emosi atlet dapat

mempengaruhi berhasil tidaknya atlet memenangi suatu pertandingan. Selain itu

sikap disiplin atlet saat latihan maupun saat bertanding juga dapat memicu

keberhasilan atlet untuk menjadi juara. Atlet tidak perlu merubah diri atlet seperti

atlet lain yang lebih bagus atau atlet nasional supaya berhasil, tetapi atlet bisa

berhasil karena persepsi serta motivasi atlet itu sendiri dengan salah satunya

mendapat dukungan dari teman-teman maupun pelatih.

Setiap kenaikan terdapat juga penurunan, skor tertinggi yang terletak pada aspek

afektif mental, maka skor terendah terletak pada kognitif fisik, dengan skor rata-

rata sebesar 3. Pada aspek ini kondisi fisik merupakan suatu hal yang menjadi

tuntutan di setiap cabang olahraga, seperti halnya olahraga beladiri taekwondo.

Seperti yang diungkapkan oleh Sudarsono (2011), kualitas fisik yang baik akan

menopang secara langsung terhadap kualitas gerak yang bisa ditampilkan. Fisik

menjadi keperluan mendasar dalam usaha meningkatkan keberhasilan atlet. Saat

bertanding atlet tidak hanya mengeluarkan kemampuan secara asal-asalan, tetapi

kemampuan tersebut didasari dengan kondisi fisik atlet. Kondisi fisik yang

diperlukan atlet salah satunya adalah mempertahankan stamina. Melakukan

latihan-latihan fisik secara ringan kemudian bertahap dapat meningkatkan kualitas

fisik atlet. Selain melakukan latihan ringan, atlet juga membutuhkan istirahat yang

cukup, makan makanan yang bergizi dan makan secara teratur. Dengan kondisi

fisik yang baik dan sehat tersebut, maka atlet dapat meningkatkan kualitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

76

permainan, kemudian menambah motivasi atlet supaya atlet dapat berhasil dalam

suatu event pertandingan.

Hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan

motivasi berprestasi hasil penelitian di atas sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh Walgito (1989), bahwa persepsi merupakan faktor internal penunjang

motivasi berprestasi. Persepsi atlet pada program latihan memiliki peran penting

dalam keberhasilan atau motivasi berprestasi atlet. Atlet dibantu oleh pelatih di

dalam arena berjuang untuk mencapai keberhasilan seperti yang atlet dan pelatih

tersebut inginkan, saat berlatih atlet membutuhkan partner atau lawan, kemudian

jam terbang tinggi melalui uji coba dengan atlet dari dojang (tempat latihan

taekwondo) lain juga diperlukan. Hal ini diperkuat eksperimen yang dikemukakan

oleh Davis, Huss dan Backer pada tahun 1995 (dalam Sarwono, 1999), bahwa

keberadaan lawan (kompetitor) mampu melepaskan energi-energi terpendam dan

meningkatkan usaha dalam pertandingan olahraga.

Persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan pada atlet taekwondo Kota

Surakarta secara umum tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari skor persepsi

atlet taekwondo junior pada program latihan pada atlet taekwondo Kota Surakarta

dalam penelitian ini sekitar 82% yang memiliki skor tinggi, dan hanya 18% yang

memiliki skor sedang. Atlet yang termasuk dalam kategori tinggi dirasa dapat

menetapkan sasaran atau goal setting sesuai dengan diri atlet, tugas serta situasi

bertanding. Goal setting (menetapkan sasaran) tidak otomatis meningkatkan

prestasi atlet, yang terpenting adalah bagaimana menetapkan sasaran secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

77

efektif untuk setiap atlet dalam tugas dan situasi yang berbeda-beda (Weinberg,

1993, dalam Sarwono, 1999).

Pada penelitian ini didapatkan nilai koefisien determinan sebesar R2

= 0,282. Hal

ini menunjukkan bahwa kontribusi persepsi atlet taekwondo junior pada program

latihan terhadap motivasi berprestasi ialah sebesar 28,2%. Hal ini menandakan

bahwa persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan mampu menjadi

salah satu prediktor bagi motivasi berprestasi pada atlet taekwondo Kota

Surakarta. Sebanyak 71,8% motivasi berprestasi pada atlet taekwondo junior

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang lain. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi

motivasi berprestasi antara lain seperti yang telah diungkapkan Walgito (2003);

Monks, dkk (2002) yaitu faktor internal (intelegensi, psikologis, fisiologis), faktor

eksternal (fisiologis), penghargaan akan sukses dan ketakutan akan gagal.

Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan

motivasi berprestasi. Kelebihan penelitian ini adalah belum pernah diteliti

sebelumnya mengenai judul tersebut dan di Pengkot TI (Pengurus Kota

Taekwondo Indonesia) Surakarta, namun hasil penelitian ini masih memiliki

keterbatasan yaitu hanya diteliti dua variabel saja. Untuk dapat menyempurnakan

penelitian ini, selanjutnya dapat menambah variabel-variabel lain yang belum

disertakan dalam penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan

terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi atlet taekwondo junior

pada program latihan dengan motivasi berprestasi. Semakin positif persepsi atlet

taekwondo junior pada program latihan, maka akan semakin tinggi pula motivasi

berprestasi yang dimiliki. Sebaliknya, semakin negatif persepsi atlet taekwondo

junior pada program latihan, maka akan semakin rendah pula motivasi berprestasi

yang dimiliki, ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar R = 0,531, p =

0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat

hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan

motivasi berprestasi, diterima. Total kontribusi persepsi atlet taekwondo junior

pada program latihan terhadap motivasi berprestasi ialah sebesar 28,2%,

ditunjukkan dengan nilai koefisien determinan sebesar R2

= 0,282, sedangkan

sisanya 71,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diuji secara

empiris dalam penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

79

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi atlet taekwondo junior Kota Surakarta

Atlet diharapkan mampu mempertahankan persepsi secara positif pada

program latihan dan motivasi berprestasi yang dimiliki, sehingga mampu

mengatasi kegagalan dan keputus-asaan, serta dapat mencapai keberhasilan.

2. Bagi Pelatih

Dapat memberikan dukungan dalam bentuk bimbingan maupun perhatian

untuk mempertahankan persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan

atlet taekwondo junior, sehingga atlet merasa pelatih selalu memperhatikan

kondisi atlet itu sendiri.

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk menindaklanjuti

ke ranah yang lebih luas dan mendalam, misalnya dengan membuat penelitian

pada atlet taekwondo junior tentang perbedaan persepsi atlet taekwondo junior

perempuan dan laki-laki pada program latihan dengan motivasi berprestasi,

kemudian perbedaan persepsi atlet taekwondo junior dengan atlet taekwondo

senior.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA ... filehubungan antara persepsi atlet taekwondo. junior . pada program latihan dengan. motivasi berprestasi . skripsi

80

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user