desain lembar kerja siswa (lks) ilmu pengetahuan …
TRANSCRIPT
DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
ILMU PENGETAHUAN ALAM TERPADU UNTUK
SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP)
SKRIPSI
OLEH:
DEBBY FARADITHA
NIM.TB.150936
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
ILMU PENGETAHUAN ALAM TERPADU UNTUK
SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Gelar Sarjana Pendidikan
Strata 1 (S1)
OLEH:
DEBBY FARADITHA
NIM.TB.150936
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PERSEMBAHAN
Assalamualaikum wr.wb
Rasa syukur yang sedalam-dalamnya dengan hati yang ikhlas
Penulis ucapkan kehadirat kepada Allah SWT
Yang telah memberikan penulis kesempatan untuk membahagiakan
Orang-orang yang kucintai dan kusayangi
Kupersembahkan skripsi ini
Untuk orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku
Terutama buat Ayahanda Agus Prasetyodan Ibunda Nur Asiahtercinta
Yang telah sabar mengasuh dan mendidik ananda dari lahir hingga dewasa dengan
penuh Cinta kasih
Sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan dapat meraih gelar Sarjana
Strata Satu (S1)di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Tadris Biologi
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Terima kasihku juga kuucapkan kepada adikku Masita Aprilianidan Givira
Chalisa Putridan orang terdekat ku Maxi Reynaldoyang selalu setia
mendampingi dan memberikan bantuan dan motivasi.
Untuk sahabat-sahabat ku yang selalu ada saat sedih maupun gembira,
Biarlah nama-nama kalian semua tertulis dilembar hati ini
Ku temukan arti keihklasan perjuangan bersama kalian
Teman-teman Biologi angkatan 2015.
Akhir kata
Terimalah bingkisan indah ini sebagai persembahanku
Semoga Allah meridhoi
Wassalamualaikum Wr. Wb
MOTTO
ا صلاحني ولا تفسدوا ف الأرض بعد ا ن المحس ن رحت الل قريب م
وادعوه خوفا وطمعا ا
Artinya :
“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S Al-A’raf Ayat 56)
Sumber: Al-Qur’an Terjemahan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya kepada peneliti terutama dalam rangka menyelesaikan
skripsi ini, Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun dan membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini mendapat banyak
masukan-masukan maupun arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang tulus kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Lukman Hakim, M.Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr.
Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. H.
Kemas Imron Rosadi, M.Pd selaku Wakil Dekan III
4. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi dan Bapak Fery Kurniawan,
M.Si selaku Sekretaris Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Devie Novallyan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya demi mengarahkan
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Hurmaini, M.Pd sebagai validator bahasa, Ibu Reny Safita,
S.Pt., M.Pd sebagai validator media dan Bapak Riza Amriyanto, M.Pd
sebagai validator materi
ABSTRAK
Nama : Debby Faraditha
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Desain Lembar Kerja Siswa (LKS) Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu Berbasis Pendekatan Kontekstual Untuk Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP)
Penelitian ini bertujuan Pengembangan Lembar Kerja Siswa Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Berbasis Pendekatan Kontekstual pada materi Pencemaran
Lingkungan Di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (Mts) Nurul Falah Kota Jambi.
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan atau Research and Development
(R & D). Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D (define,
design,develop dan disseminate). Untuk memperoleh kelayakan LKS digunakan
tiga uji analisis yaitu, uji validitas, uji praktikalitas dan uji efektifitas. Uji coba
dilakukam di MTs Nurul Falah Kota Jambi. Hasil penelitian ini berupa LKS yang
layak berdasarkan hasil penelitian ahli desain, ahli materi dan ahli bahasa yaitu
masing-masing sebesar 81,25%, 75% dan 85% sehingga masuk dalam kategori
valid. Kemudian hasil analisis dari lembar praktikalitas guru menyatakan LKS
yang dikembangkan termasuk kategori “Praktis” dan berdasarkan tanggapan siswa
89% menyatakan bahwa LKS termasuk kategori “Praktis”. Untuk uji efektifitas
diperoleh rata-rata 84,4% dan termasuk kategori “Sangat Efektif”. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa Desain Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Terpadu Berbasis
Pendekatan Kontekstual untuk SMP/MTs layak digunakan, praktis dan efektif
diterapkan pada pembelajaran IPA Terpadu materi pencemaran lingkungan.
Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS), Research and Development,
Pencemaran Lingkungan
ABSTRACT
Name : Debby Faraditha
Major : Tadris Biology
Title : Design Of An Integrated Natural Science Student Worksheet Based
On A Contextual Approach For Junior High School (SLTP)
The aim of this research is to develop a Natural Science Student Worksheetbased
on a Contextual Approach to Environmental Pollution material in Class VII
Madrasah Tsanawiyah (Mts) Nurul Falah, Jambi City. This research includes
development research or Research and Development (R&D). The development
model used is the 4D model (define, design, develop and disseminate). To obtain
the feasibility of LKS, three analytical tests are used, namely, the validity test, the
practicality test and the effectiveness test. The trial was conducted at MTs Nurul
Falah, Jambi City. The results of this study in the form of feasible student
worksheet based on the results of the study of design experts, material experts and
linguists namely 81.25%, 75% and 85%, so that they are included in the category
of valid. Then the results of the analysis of the teacher practicality sheet stated
that the worksheets that were developed included the category of "Practical" and
based on student responses 89% stated that the worksheets were included in the
"Practical" category. For the effectiveness test obtained an average of 84,4% and
included in the “Very Effective” category. The results of the study concluded that
the Design of Integrated Science Worksheet for Students Based on Contextual
Approaches for SMP / MTs was feasible to use, practical and effectively applied
in the learning of Integrated Science for environmental pollution material.
Keywords : Student Worksheets, Research and Development,
Environmental Pollution
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
NOTA DINAS ........................................................................................................... ii
NOTA DINAS II ....................................................................................................... iii
PENGESAHAN ........................................................................................................ iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vi
MOTTO .................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................................ x
ABSTRACT .............................................................................................................. xi
DARFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Pembatas Masalah ........................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
D. Tujuan penelitian .......................................................................... 5
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model ..................................................... 8
B. Kajian Teoritik ............................................................................. 9
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 28
B. Rancangan Pengembangan........................................................... 28
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan .................................... 28
D. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 38
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 38
BAB IV: PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 41
1. Tahap Define (Pendefinisian) ................................................. 41
2. Tahap Design (Perancangan) ................................................. 42
3. Tahap Develop (Pengembangan) ............................................ 43
4. Tahap Disseminate (Penyebaran) ........................................... 50
B. Validasi Media yang dihasilkan .................................................. 54
C. Praktikalitas Media yang dihasilkan ............................................ 55
D. Efektivitas Media yang dihasilkan ............................................... 56
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 58
B. Saran ............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 59
JADWAL PENELITIAN......................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 62
DOKUMENTASI
CURICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Validasi Desain Oleh Ahli Media ............................... 34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi ........................................................ 35
Tabel 3.3Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa ........................................................ 35
Tabel 3.4Kisi-kisi Instrumen Tanggapan guru .......................................................... 36
Tabel 3.5Kisi-kisi Instrumen Tanggapan guru .......................................................... 37
Tabel 3.6Kriteria Penetapan Tingkat Kevalidan Media Pembelajaran .................... 39
Tabel 3.7Kriteria Praktikalitas Media Pembelajaran ............................................... 40
Tabel 3.8 Kriteria Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................. 40
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Bahasa ........................................................................ 44
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Media .......................................................................... 45
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Materi ......................................................................... 46
Tabel 4.4 Hasil Angket Tanggapan Guru di MTs Nurul Falah Kota Jambi.............. 50
Tabel 4.5 Hasil Angket Tanggapan Siswa di MTs Nurul Falah Kota Jambi ............. 52
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas VII MTs Nurul Falah ............... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1Tampilan Cover LKS .............................................................................. 43
Gambar 4.2 Cover Sebelum Revisi ............................................................................ 47
Gambar 4.3 Cover Setelah Revisi .............................................................................. 47
Gambar 4.4 Pencemaran Udara Desain LKS Sebelum Revisi ................................. 48
Gambar 4.5 Pencemaran Udara Desain LKS Sesudah Revisi ................................... 48
Gambar 4.6 Pencemaran Tanah Desain LKS Sebelum Revisi .................................. 49
Gambar 4.7 Pencemaran Tanah Desain LKS Sebelum Revisi .................................. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Tanggapan Siswa ....................................................................... 62
Lampiran 2 Angket Tanggapan Guru ........................................................................ 66
Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa......................................................... 68
Lampiran 4 Angket Validasi Bahasa.......................................................................... 72
Lampiran 5 Angket Validasi Materi .......................................................................... 74
Lampiran 6 Angket Validasi Media ........................................................................... 78
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting
bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang
mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya
manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia saat ini
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan
suatu usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Salah satu
diantaranya melakukan evaluasi kualitas sistem pendidikan secara
menyeluruh (Hamalik (2011) dalam Syamsul Bahri,2011). Lemahnya proses
pembelajaran merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan.
Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya, untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Sehingga ketika anak didik kita lulus dari sekolah mereka pintar
secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi. Undang–Undang RI No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kegiatan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Wina, 2006).
Biologi merupakan salah satu ilmu dasar yang ikut menentukan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Batasan
pengertian biologi bukan hanya sekedar penghafalan informasi saja, namun
juga disertai dengan pemahaman konsep dan pengaplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kebanyakan siswa disekolah masih hanya menerima
informasi dan mengingat-ingatnya saja. Padahal jika hanya mengingat-ingat
saja, materi tersebut tidak akan bertahan lama dan akan cepat lupa.
Pembelajaran IPA Biologi umumnya sangat erat kaitannya dengan keadaan
disekitar kita, sehingga diperlukan kemampuan pada siswa untuk dapat
mengaitkan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata.
Salah satu pilihan yang tepat adalah melakukan pembelajaran IPA Biologi
dengan pendekatan kontekstual.
Pendekatan Kontekstual adalah keterkaitan setiap materi atau topik
pembelajaran dengan kehidupan nyata. Pembelajaran kontekstual bertujuan
untuk membantu peserta didik memahami materi pembelajaran yang sedang
mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Yamin, 2003:47). Pendekatan
kontekstual siswa diharapkan dapat mengaitkan materi yang diajarkan dengan
situasi nyata. Selain itu siswa juga didorong untuk membuat hubungan
pengetahuan dengan penerapan dalam kehidupan. Sementara itu, dalam
pembelajaran IPA Biologi hal tersebut juga sesuai dengan diri siswa, dengan
kata lain pembelajaran IPA Biologi dengan pendekatan kontekstual
diasumsikan mampu memenuhi tujuan pendidikan yang ditetapkan. Upaya
menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, maka guru perlu
memperhatikan prinsip-prinsip mengajar diantaranya menggunakan bahan
ajara yang membuat siswa mau memperhatikan pokok bahasan yang
dijelaskan.
Menurut Jasmadi (Lestari,2013:1) Bahan ajar adalah seperangkat
sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan
menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai
kompetensi atau sub kompetensi dengan segala kompleksitasnya. Dalam hal
ini bahan ajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, bahan ajar yang
seharusnya dimiliki siswa adalah bahan ajar yang bisa merangsang siswa
untuk berpikir tingkat tinggi, menarik, dan mampu membuat siswa tertarik
dan termotivasi untuk belajar dengan adanya bahan ajar tersebut. Hal ini
dapat ditunjang dengan adanya berbagai bahan ajar dalam peroses
pembelajaran, yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).
LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa
lembar berisi tugas-tugas yang didalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah
untuk menyelesaikan tugas. LKS dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua
aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi
(Trianto, 2007:73). LKS juga merupakan salah satu dari perangkat
pembelajaran yang penting dalam membantu proses pembelajaran. LKS
adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta
didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.
Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan dan tugas
yang berkaitan dengan materi tersebut. Selain itu peserta didik juga dapat
menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan
(Prastowo,2011:204).
Dalam belajar mengajar memiliki dua unsur yang amat penting adalah
metode pengajaran dan media pengajaran. Pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.Penggunaan
media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan
informasi (A. Sadiman, 2011).Keaktifan peserta didik merupakan inti dari
pola belajar dalam proses pembelajaran biologi. Hal ini dapat tercermin dari
keaktifan peserta didik dengan membaca sendiri, mengaitkan konsep-konsep
baru dan prinsip baru dengan berdiskusi dan berbagai eksperimen serta
observasi.Telah diketahui bersama bahwa dikalangan peserta didik telah
berkembang pesan yang kuat bahwa pelajaran biologi merupakan pelajaran
yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik. Sebagian besar peserta didik
merasa kesulitan ketika akan mengikuti pelajaran biologi. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari
pelajaran bioloigi dengan senang hati, peserta didik merasa terpaksa atau
hanya merupakan kewajiban saja.
Berdasarkan hasil observasi dengan guru mata pelajaran IPA MTs
Nurul Falah Kota Jambi, menyatakan bahwa guru sudah menggunakan bahan
ajar dalam pembelajaran meliputi buku paket dan LKS. LKS yang digunakan
belum menggunakan pendekatan kontekstual dan masih didominasi ceramah.
Dalam proses belajar siswa menggunakan LKS dari penerbit yaitu LKS yang
digunakan kurang memotivasi siswa karena materi hanya disajikan berupa
kalimat dan kurang inovatif tanpa adanya gambar yang memperjelas
pemahaman siswa sehingga siswa tidak termotivasi ketika pembelajaran
dikelas. Gambar yang menarik sangat berperan penting dalam proses belajar
karena dapat memperjelas konsep dan materi pembelajaran, untuk itu sangat
penting untuk melakukan pengembangan LKS Berbasis pendekatan
kontekstual khususnya yang memuat materi Pencemaran Lingkungan. Pada
materi pencemaran lingkungan misalnya Macam-macam Pencemaran yang di
dalamnya terdapat pencemaran biologis, pencemaran fisik dan pencemaran
kimiawi dan dilakukan tugas kelompok contohnya pada masing-masing
pencemaran, siswa belajar dengan alam untuk melihat untuk mengetahui
dampak pemcemaran yang ada disekitar mereka. Pemilihan materi tersebut di
latar belakangi oleh keterkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.
Dan dilakukan juga observasi di MTs Jauharul Ihsan Kota Jambi yang
menyatakan bahwaguru sudah menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran
yaitu LKS, tetapi peneliti menemukan masalah yang sama yaitu bahan ajar
atau lembar kerja siswa yang kurang sempurna. Ketidak sempurnaan tersebut
adalah materi terlalu singkat, tampilan tidak menarik, tampilan yang
monoton, dan tidak terdapat langkah-langkah pendekatan kontekstual.
Seharusnya bahan ajar memiliki kriteria tersendiri sesuai yang di jelaskan
diatas.Oleh karna itu, pembelajaran IPA Biologi yang akan dilaksanakan
harus mampu mengkontekstualisasikan obyek dalam materi tersebut.
Dalam bebagi masalah yang ada di atas maka solusinya adalah siswa
sangat memerlukan LKS yang menarik baik tampilan maupun materinya
mampu membuat siswa termotivasi untuk belajar dan juga lengkap dalam
bentuk LKS berbasis kontekstual agara siswa termotivasi dan mampu
menggunakan pengetahuannya dan menghubungkan pokok materi pelajaran
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-harisehingga siswa mampu
berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi
segala persoalan.
Merujuk pada penelitian yang pernah dilakukan pada materi bakteri
bagi siswa kelas X SMA dengan hasil yang Sangat Baik, maka saya tertarik
untuk melakukan penelitian dengan media yang sama akan tetapi dengan
materi yang berbeda yaitu pada materi Pencemaran Lingkungan dengan
harapan dapat menghasilkan media pembelajaran yang juga baik dan
menarik. Maka dengan hal inilah saya tertarik untuk mengambil judul
penelitian ”DESAIN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)ILMU
PENGETAHUAN ALAM TERPADUBERBASIS
PENDEKATANKONTEKSTUAL UNTUKSEKOLAH LANJUTAN
TINGKAT PERTAMA (SLTP)”
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebarnya ruang lingkup
penelitian ini dan agar masalah yang diteliti lebih jelas, maka penulis
membatasi pokok masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS dengan
uji validan oleh ahli.
2. Praktikalitas dilihat dari tanggapan Guru dan siswa.
3. Keefektifan dilihat dari aktivitas siswa.
4. Subjek Penelitian siswa kelas VII MTs Nurul Falah Kota Jambi
5. Peneliti hanya membahas materi Pencemaran Lingkungan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. ApakahLembar Kerja Siswa Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu berbasis
pendekatan kontekstual untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) sudah layak digunakan?
2. Bagaimanakah tanggapan Guru dan siswa mengenai LKS yang
dikembangkan?
3. Apakah LKS berbasis pendekatan kontekstual pada materi pencemaran
lingkungan efektif diterapkan untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa?
D. Tujuan Pengembangan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Siswa berbasis
pendekatan kontekstual untuk SLTP.
2. Untuk mengetahui kepraktisan LKS yang dikembangkan menurut
tanggapan guru dan siswa.
3. Untuk mengetahui apakah LKS pencemaran lingkungan berbasis
pendekatan kontekstual efektif diterapkan untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa.
E. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan dari penelitian ini adalah:
1. Perangkat yang dikembangkan berupa lembar kerja berbasis
kontekstual.
2. Materi yang dikembangkan adalah materi pencemaran lingkungan.
3. Produk LKS berbasis pendekatan kontekstual dikembangkan
menggunakan Microsoft Office Word 2007 produk dikemas dalam
bentuk buku.
4. Lembar kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan menggunakan model
pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Disseminate).
5. Lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan menggunakan
pendekatan kontekstual.
6. Bagian-bagian pada LKS materi pencemaran lingkungan antara lain:
a. Halaman judul
b. Daftar isi
c. Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran
d. Ringkasan Materi
e. Uji kompetensi
f. Kunci jawaban
7. Berbentuk bahan ajar cetak dengan ukuran A4.
8. Kegiatan pembelajaran dalam lembar kerja siswa (LKS) ini
mengarahkan siswa untuk mampu belajar dengan menggunakan
pendekatan kontekstual.
F. Manfaat Pengembangan
1. Bagi Pengembang dapat menambah wawasan tentang pengembangan
LKS berbasis pendekatan kontekstual dan dapat menambah
pengetahuan pengembangan 4D.
2. Bagi Guru sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru
biologi dalam memilih LKS sebagai bahan ajar berbasis pendekatan
kontekstual yang sesuai, efektif, dan efisien.
3. Bagi Siswa sebagai pedoman untuk meningkatkan kemampuan belajar
siswa dan untuk memudahkan siswa mengetahui tentang pencemaran
lingkungan.
4. Bagi Sekolah Pengembangan ini diharapkan akan membantu
penciptaan panduan pembelajaran bagi mata pelajaran lain dan juga
sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan yang akan
diterapkan bagi perbaikan di masa yang akan datang.
G. Keterbatasan Pengembangan
Agar penilaian ini terpusat dan terarah,maka peneliti membatasi
masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) ini hanya mencangkup
materi pencemaran lingkungan untuk siswa kelas VII SLTP.
2. Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) hanya berbentuk bahan ajar
cetak (hardware) tidak dalam bentuk software lainnya.
3. Ujicoba hanya dilakukan sebatas ujicoba kelompok kecil.
4. Tahap penyebaran hanya dilakukan sebatas penyebaran di sekolah
yang digunakan penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Pengembangan adalah proses, cara,
perbuatan mengembangkan. Menurut Seels dan Richey (Alim Sumarmo,
2012: 11) pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan
spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Sedangkan, Menurut
Sugiyono (20011 : 408) Metode penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.
Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses
atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat
pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Sedangkan
Richey and Nelson mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu
pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi
program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria
validitas, praktikalitas dan efektivitas (Badarudin, 2011) .
Menurut Tressemer dan Richey dalam Alim Sumarmo (2012:15),
pengembangan memusatkan perhatian ]nya tidak hanya pada analisis
kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisis
kontekstual. Pengembangan ebrtujuan untuk menghasilkan produk
berdasarkan temuan-temuan uji lapangan. Metode Research And
Development (Penelitian dan pengembangan) dapat diartikan sebagai suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan adalah usaha yang dibuat secara sistematis untuk membuat
atau memodifikasi produk yang sudah ada sehingga dihasilkan produk baru
yang lebih menarik dan bermanfaat untuk menguatkan kualitas sebagai upaya
menciptakan mutu yang lebih baik.
B. Kajian Teoritik
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sub
kompetensi dengan segala kompleksitasnya Jasmadi,W (Dalam Lestari,
2013:1).
Bahan ajar berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil
pembelajaran. Fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada sisiwa.
Sedangkan bagi siswa akan menjadi pedoman dalam proses pembelajaran
dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari (Lestari,
2013: 7).
Menurut Majid (2013 : 174) jenis bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu:
a. Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar
kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam dan
compact disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti vidio compact
disk, film.
d. Bahan ajar interaktif (interaktif teaching material) seperti compact
disk interaktif.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa
sehingga digunakan untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah yang
dapat memaksimalkan pemahamannya sesuai dengan indikator pencapaian
dan siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara
mandiri. Sejalan dengan pendapat Prastowo (2014) LKS merupakan salah
satu bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut
Prastowo (2015: 204), LKS merupakan suatu bahanajar cetak berupa
lembaran-lembaran kertas yang berisi ringkasan materi,soal-soal dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yangharus dikerjakan
oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus
dicapai dan tersusun secara sistematis. Urutan materi yangsistematis pada
LKS membantu peserta didik mempelajari materi denganbaik.Lembar
kerja siswa adalah bentuk buku latihan atau pekerjaan rumah yang berisi
soal-soal sesuai dengan materi pembelajaran (Komalasari 2010). dan
Trianto (2014) lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Menurut
Prastowo (2012) Jenis-jenis LKS yaitu:
a. LKS yang penemuan (membantu siswa menemukan suatu konsep).
b. LKS yang aplikatif-integratif (membantu siswa menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan).
c. LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar).
d. LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan).
e. LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum).
LKS yang akan dikembangkan adalah LKS poin a. LKS
yangpenemuan. LKS yang penemuan yaitu LKS yang memuat apa
yangharus dilakukan siswa, meliputi melakukan, mengamati
danmenganalisis. Didalam LKS disajikan langkah-langkah
untukmenemukan akan suatu konsep dan membantu siswa
mangkaitkanmateri yang ada dikehidupan sehari-hari dengan konsep yang
akandipelajari dan disajikan soal-soal latihan untuk memperdalam
materiyang telah dipelajari berupa soal cerita yang sesuai dengan
kehidupansehari-hari dan didalamnya termuat karakter peduli sosial
sebagailandasan karakter yang harus dimiliki setiap siswa guna
memperbaikikarakter yang ada pada siswa.
Prastowo (2013: 205) mengungkapkan bahwa ada 4 poin penting
fungsiLKS yaitu :
a. LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik
namun lebih mengaktifkan peserta didik.
b. LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk
memahami materi yang diberikan.
c. LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk
berlatih.
d. LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
3. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
Pendekatan kontekstual (contexual teaching And Learning)
merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Pendekatan kontekstualsebagai suatu pendekatan
pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk
mencari,mengolah dan menemukan pengalaman belajar yang lebih
bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan
aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan dan mengalami sendiri.
Dengan demikian pembelajaran tidak dilihat dari sisi produk, akan tetapi
yang terpenting adalah proses (Rusman, 2011:190).
Landasan filosofis kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu
filosofi dalam belajar yang menekankan bahwa proses belajar tidak
hanya sekedar menghafal, tetapi merekontruksikan atau membangun
pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang
mereka alami dalam kehidupannya atau pengalaman dilingkungan sekitar
(Muslich, 2007:41).
Menurut (Rusman, 2011:191) sebelum melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan kontekstual tentu saja terlebih dahulu
guru harus membuat desain/skenario pembelajaran sebagai pedoman
umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada
intinya pengembangan setiap komponen pendekatan kontekstual dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan
belajar lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri dan kontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru yang akan dimilikinya.
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik
yang diajarkan.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan
pertanyaanpertanyaan.
d. Menciptakan masyarakat belajar,seperti melalui kegiatan kelompok
berdiskusi, tanya jawab.
e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran misalnya
melalui ilustrasi, model dan media yang sebenarnya.
f. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Melakukan penelitian secara objektif,yaitu menilai kemampuan
yang sebenarnya pada setiap siswa.
4. Komponen Pendekatan Kontekstual
Menurut (Rusman, 2011:192) Komponen pendekatan kontekstual
meliputi:
a. Menjalin hubungan yang bermakna (making meanigful connectios).
b. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant
work).
c. Melakukan proses belajar yang diatur sendiri (selfregulated
learning).
d. Mengadakan kolaborasi (collaborating).
e. Berpikir kritis dan kreatif (criticaland creative thinking).
f. Memberikan pelayanan secara individual (naturing the individual).
g. Mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching high
standards).
h. Menggunakan assesmen autentik ( using authentic assessment).
5. Prinsip Pendekatan Kontekstual
Menurut (Rusman, 2011:193) Ada tujuh prinsip pendekatan
kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu:
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) dalam
pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun
pengetahuan itu memberi makna melalui pengalaman yang nyata.
Batasan Konstruktivisme diatas memberikan penekanan bahwa konsep
bukanlah tidak penting sebagai bagian integral dari pengalaman sebagai
bagian integral dari pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa,
akan tetapi bagaimana dari setiap konsep atau pengetahuan yang
dimiliki siswa ini dapat memberikan pedoman nyata terhadap siswa
untuk diaktualisasikan dalam kondisi nyata
b. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan kegiatan inti dari pendekatan
kontekstual, melalui upaya menemukan akan memberi penegasan
bahwa pengetahuan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain
yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat
fakta-fakta tetapi hasil menemukan sendiri. Kegiatan pembelajaran
yang mengarah pada upaya menemukan, telah lama diperkenalkan pula
dalam pembelajaran inquiry and discovery (mencari dan menemukan).
c. Bertanya (Questioning)
Kebiasaan dan kemampuan untuk bertanya merupakan
karakteristik utama pendekatan kontekstual. Pengetahuan yang dimiliki
seseorang selalu bermula dari bertanya. Oleh karna
itu,bertanyamerupakan strategi utama dalam pendekatan kontekstual.
Penerapan unsur bertanya dalam pendekatan kontekstual harus
difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau
berkemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan
mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.
Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan
mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan
mendalam, dan akan banyak ditemukan unsur-unsur terkait yang
sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun oleh siswa. Oleh
karna itu cukup beralasan jika dengan pengembangan bertanya
produktivitas pembelajaran akan lebih tinggi karena dengan bertanya,
maka:
1) Dapat menggali informasi, baik administrasi maupun akademis;
2) Mengecek pemahaman siswa;
3) Membangkitkan respon siswa;
4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;
5) Mengetahui hal-hal yang diketahui siswa;
6) Memfokuskan perhatian siswa;
7) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;
8) Menyegarkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk
melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-
teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam Learning Community,
bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain
melalui berbagai pengalaman (sharing). Melalui sharing ini anak akan
dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan
yang positif dalam Learning Community dikembangkan.
e. Pemodelan (Modelling)
Maksud dari pemodellan adalah pembelajaran dilakukan dengan
menampilkan model yang bisa dilihat, dirasa bahkan bisa ditiru oleh
siswa. Dalam praktiknya guru bukan satu-satunya model.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru terjadi atau
baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berfikir
kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu, siswa
mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi pada
pengetahuan sebelumnya.
g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah
melakukanpenilaian. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai
data dan informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk
terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan terkumpulnya berbagai
data dan informasi yang lengkap sebagai perwujudan dari penerapan
penilaian, maka akan semakin akurat pula pemahaman guru terhadap
proses dan hasil pengalaman belajar setiap siswa.
6. Kualitas Produk Yang Dihasilkan
Menurut Ahmad dalam Anaperta (2012:28), kualitas produk atau
hasil pengembangan pendidikan dapat ditentukan berdasarkan kevalidan
(validity), kepraktisan (practicality), dan keefektifan (effectivity).
a. Valid
Valid merupakan istilah yang dipakai untuk menguji suatu
penelitian baik itu penelitian eksperimen meupun penelitian
pengembangan. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut
Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Sugiono
(2008) “Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukut”
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas
diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu
standar ukur yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu
instrumen.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan
instrumen. Dua karakteristik validitas yang baik, yaitu:
1) Instrumen yang pengukurannya harus benar-benar mengukur
konsep teori yang dianutnya bukan konsep lainnya.
2) Konsepnya di ukur dengan tepat.
b. Praktis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepraktisan diartikan
sebagai suatu yang bersifat praktis atau efisien. Arikunto (2010)
mengartikan kepraktisan dalam evaluasi pendidikan merupakan
kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik
dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi atau
memperoleh hasil maupun kemudahan dalam menyimpanya. Untuk
mengukur tingkat kepraktisan yang berkaitan dengan pengembangan
instrumen berupa materi pembelajaran.
c. Efektif
Menurut Reigeluth (1999), aspek penting dalam keefektifan (efek
potensial) dari suatu instrumen, teori, atau model adalah mengetahui
tingkat/derajat dari penerapan teori, atau model dalam suatu situasi
tertentu. Tingkat keefektifan ini menurut Mager, biasanya
dinyatakan dengan suatu skala numerik yang didasarkan pada
kriteria tertentu (Reigeluth, 1999).
Keefektifan suatu bahan ajar biasanya dilihat dari potensial efek
berupa kualitas hasil belajar, sikap, motivasi peserta didik.
Menurut Suryadi (2005), media pembelajaran dapat dikatakan
efektif apabila:
1) Rata-rata siswa aktif dalam aktivitas pembelajaran
2) Rata-rata siswa aktif dalam mengerjakan tugas
3) Rata-rata siswa aktif dalam keefektifan penguasaan bahan
pengajaran
4) Respon siswa terhadap pembelajaranyang dilaksanakan
baik/positif
5) Respon guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
baik/positif
Uji efektifitas bertujuan untuk melihat ketercapaian tujuan dari
produk yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan pendapat Syah (2007) bahwa “Efektifitas tidak hanya
berorientasi pada tujuan melainkan pada proses dalam mencapai
tujuan”. Proses pembelajaran berkaitan dengan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya
dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif seperti
kecerdasan psikomotor seperti aktivitas.
1) Aktivitas siswa
Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan
kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan
yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas-tugas,d apat menjawab pertanyaan
guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung
jawab terhadap tugas uang diberikan.
Setiap reaksi yang diberikan dalam pembelajaran
mengandung aktivitas sehingga semakin banyak aktivitas yang
dilakukan semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh. Sejalan
dengan pernyataan Sudjana (2005: 75) yang menyatakan bahwa
“Ciri pembelajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat
dari kadar atau intensitas kegiatan siswa dalam pembelajaran.
Semakin tinggi aktivitas belajar siswa, semakin tinggi peluang
berhasilnya pengajaran.”
7. Tinjauan Materi
a. Pengertian Pencemaran
Pencemaran lingkungan merupakan satu dari bebrapa faktor yang
dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran lingkungan
(enviromental pollution) merupakan segala sesuatu baik berupa bahan-
bahan fisika maupun kimia yang dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem.
Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1997 Pencemaran lingkungan
adalah masuknya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Jadi, Pencemaran lingkungan terjadi akibat dari kumpulan kegiatan
manusia (populasi) dan bahkan dari kegiatan perorangan (individu).
Selain itu, pencemaran dapat diakibatkan oleh faktor alam, contoh
gunung meletus yang menimbulkan abu vulkanik. Zat yang dapat
mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kelangsungan hidup
makhluk hidup disebut polutan. Polutan ini dapat berupa zat kimia,
debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.
(Widodo, 2016: 47)
b. Macam-Macam Pencemaran
Pencemaran dapat bersumber dari pencemaran alami dan kegiatan
manusia. Pencemaran alami adalah pencemaran dengan bahan yang
berasal dari bencana alam, misalnya partikel gas atau debu yang
berasal dari gunung meletus. sedangkan pencemaran akibat kegiatan
manusia, contohnya kegiatan industri yang menghasilkan limbah,
transportasi, pertambangan, serta limbah rumah tangga.
Pencemaran lingkungan sendiri terdapat banyak macam dan
jenisnya. Jika dilihat dari sifat zat pencemarannya, dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yakni:
Berdasarkan lingkungan yang terkena pencemaran, pencemaran dapat
dibedakan sebagai berikut:
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya
gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
a. Macam-macam pencemaran udara:
1) Pencemaran udara Primer
Pencemaran udara ini disebabkan langsung dari sumber
pencemar. Contohnya peningkatan kadar karbon dioksida
yang disebabkan oleh aktivitas pembakaran oleh manusia.
2) Pencemaran udara sekunder
Pencemaran udara sekunder terjadi disebabkan oleh reaksi
antara substansi-substansi pencemar udara primer yang
terjadi di atmosfer. Misalnya, pembentukan ozon yang
terjadi dari reaksi kimia partikel-partikel yang mengandung
oksigen di udara.
b. Faktor Penyebab Pencemaran Udara
1) Aktivitas Alam
Aktivitas alam dapat menimbulkan pencemaran udara di
atmosfer. Kotoran-kotoran yang dihasilkan oleh hewan
ternak mengandung Senyawa metana menyebabkan
naiknya suhu bumi. Selain itu, bencana alam seperti
meletusnya gunung berapi dapat menghasilkan abu
vulkanik yang mencemari udara sekitar yang berbahaya
bagi kesehatan makhluk hidup. Kebakaran hutan yang
terjadi juga akan me nghasilkan karbondioksida dalam
jumlah banyak yang dapat mencemari udara dan berbahaya
bagi kesehatan hewan dan manusia.
2) Aktivitas Manusia
Kegiatan-kegiatan manusia kini kian tak terkendali,
kemajuan industri dan teknologi membawa sisi negatif bagi
lingkungan. Berikut ini merupakan pencemaran yang
diakibatkan oleh aktifitas manusia :
a) Pembakaran sampah
b) Asap-asap industri
c) Asap kendaraan
d) Asap rokok
e) Senyawa kimia buangan seperti CFC
c. Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran udara mengakibatkan kerugian bagi banyak
organisme penghuni bumi. Dampak yang ditimbulkan dari
pencemaran udara antara lain :
1) Meningkatnya suhu bumi karena efek rumah kaca yaitu
meningkatnya kadar karbondioksida yang dikenal dengan
pemanasan global (Global warming).
2) Gangguan pernapasan dan penyakit paru-paru.
3) Terjadinya hujan asam akibat gas SO₂ yang bereaksi
dengan air hujan. Hujan asam adalah hujan yang keasaman
air melebihi air hujan yang tidak kena polusi. Dampak dari
hujan asam ini mengakibatkan tanah menjadi kurang subur,
merusak tanaman dan logam mudah berkarat.
4) Rusaknya lapisan ozon dikarenakan CFC (
Chlorofluorocarbon) Biasanya digunakan sebagai bahan
pendingin AC dan kulkas atau biasa juga sebagai aerosol
pada penyemprot rambut dan obat nyamuk. CFC amat
ringan, sehingga lepas dari semprotan akan terangkat ke
atmosfer bumi yang lebih tinggi.
d. Penanggulangan Pencemaran Udara
Beberapa cara penanggulangan pencemaran udara yaitu :
1) Menanam pohon
2) Tidak membakar sampah
3) Tidak merokok
4) Tidak membakar hutan
5) Menggunakan transportasi umum daripada transportasi
pribadi
2) Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur,
atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan
kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai
dengan perubahan bau, rasa, dan warna.Sumber pencemaran air
antara lain :
a) Limbah Pertanian
Air limbah pertanian sebenarnya tidak menimbulkan dampak
negatif pada lingkungan. Namun dengan digunakannya
fertilizer sebagai pestisida yang kadang-kadang dilakukan
secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada
keseimbangan ekosistem air. Pada sektor pertanian juga dapat
terjadi pencemaran air. Terutama akibat dari penggunaan
pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu, seperti insektisida
dan herbisida.
contoh : insektisida, pupuk organik.
b) Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari
hasil samping kegiatan perumahan. Seperti limbah rumah
tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel), rumah
makan, dan puing-puing bahan bangunan. Limbah rumah
tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun
bahan berbahaya dan beracun. Limbah organik adalah limbah
seperti kulit buah sayuran, sisa makanan, kertas, kayu, daun
dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Limbah yang berasal dari bahan anorganik,
antara lain besi, aluminium, plastik, kaca, kaleng bekas cat,
dan minyak wangi
c) Limbah Industri
Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah
organik yang bau seperti limbah pabrik tekstil atau limbah
pabrik kertas. Selain itu, limbah anorganik berupa cairan
panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam
belerang, berbau menyengat. Seperti limbah pabrik baja,
limbah pabrik emas, limbah pabrik cat, limbah pabrik pupuk
organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-lain. Jika limbah
industri tersebut dibuang ke saluran air atau sungai, akan
menimbulkan pencemaran air dan merusak atau
memusnahkan organisme di dalam ekosistem tersebut.
Limbah industri yang berupa logam berat sering dialirkan ke
sungai, sehingga sungai menjadi tercemar. Jenis-jenis logam
berat adalah raksa, timbal, dan kadmium di mana ketiganya
sangat berbahaya bagi manusia apabila mengonsumsinya.
Dampak Pencemaran Air:
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi
lingkungan, seperti hal-hal berikut:
Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain
a) Terganggunya kehidupan organisme air karena
berkurangnya kandungan oksigen.
b) Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan
air
c) Pendangkalan dasar perairan.
d) Punahnya biota air, misalnya ikan, udang, dan serangga
air.
e) Menjalarnya wabah muntaber.
Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari
bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan
organik biodegradable (yakni bahan organik yan dapat
terurai oleh aktivitas makhluk hidup), mengurangi bakteri
patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
Cara penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan
dengan beberapa cara yakni:
1. Membuat Kolam Stabilisasi
Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara
alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum
air limbah dialirkan ke sungai.
2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Pengolahan air limbah ini menggunakan alat-alat
khusus. Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan,
yaitu :
a. Primary treatment merupakan pengolahan pertama
yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat
cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak
sedimentasi.
b. Secondary treatment merupakan pengolahan kedua
yang bertujuan untuk mengoagulasikan,
menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat
organik dalam limbah.
c. Tertiary treatment merupakan lanjutan dari
pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau
unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta
penambahan klor untuk memusnahkan
mikroorganisme patogen.
3. Recycle, Reuse, Reduce, and Reapair (4R)
Dalam meminimalisasi sampah hasil limbah rumah
tangga khususnya, dapat dilakukan upaya pengurangan
sampah. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Kistinnah
(2009) bahwa cara menangani limbah cair dan padat
diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip
ekologi yang dikenal dengan istilah 4R yaitu:
a. Recycle (Pendaurulangan) Proses misalnya untuk
sampah yang dapat terurai dijadikan kompos.
b. Reuse (Penggunaan Ulang) Proses dilakukan untuk
sampah yang tidak dapat terurai dan dapat
dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirop
dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum.
c. Reduce adalah melakukan pengurangan
bahan/penghematan.
d. Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya
membuang sampah tidak sembarangan, terutama
tidak membuang sampah di perairan
3) Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah suatu keadaan dimana bahan kimia
buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami.
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka pasti dapat menguap, tersapu air hujan, dan atau masuk
ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
mengendap sebagai zat kimia Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung pada kehidupan manusia, ketika bersentuhan
atau dapat mencemari tanah.
Tanah yang subur adalah tanah yang kaya akan unsur hara, humus,
zat organik dan cukup air. Di tanah yang suburlah proses kehidupan
makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, serta mikroba tanah
berlangsung dengan baik. Apabila ada komponen lain yang masuk
ke dalam tanah sehingga mengganggu keseimbangan ekologi tanah
maka terjadilah pencemaran tanah.
a. Penyebab Pencemaran Tanah
Tidak jauh berbeda dengaa pencemaran air dan udara,
pencemaran tanah juga banyak sekali penyebabnya. Penyebab
tersebut di antaranya limbah domestik, limbah industri, dan
limbah pertanian.
1) Limbah Domestik
Limbah padat dapat berupa senyawa anorganik yang tidak
dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme.
Seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan yang menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
2) Limbah cair dapat berupa tinja (feses), detergen, oli, cat. Jika
meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah
bahkan dapat membunuh mikroorganisme di dalam tanah.
3) Limbah Industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri, Hg,
Zn, Pb, dan Cd merupakan zat yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan
mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki
fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
4) Limbah Pertanian
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan
merusak struktur tanah. Akibatnya, kesuburan tanah berkurang
dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara
tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja
mematikan hama tanaman, tetapi juga mikroorganisme yang
berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung
pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu, penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama
tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
b. Dampak Pencemaran Tanah
Semua pencemaran pasti akan merugikan makhluk hidup
terutama manusia. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh, dan
kerentanan populasi yang terkena. Ada beberapa macam dampak
kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi
mata, dan ruam kulit. Selain kesehatan manusia yang terganggu,
pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme
tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan
lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia
derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
c. Penanggulangan pencemaran tanah
Penanggulangan pencemaran tanah dapat dilakukan dengan
beberapa hal yaitu:
1) Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan
tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-
situ (atau on-site) dan exsitu (atau off-site). Pembersihan on-
site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah
dan lebih mudah. Pembersihan ini terdiri atas venting (injeksi),
dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian
tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman.
2) Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak
beracun (karbon dioksida dan air).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul
Falah Kota Jambi dikelas VII. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester
genap tahun ajaran 2018/2019
B. Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan lembar
kerja siswa (LKS) adalah pengembangan model 4D (four D model). Alasan
penggunaan model pengembangan ini karena langkah-langkah model tersebut
mampu memberikan arahan yang detail sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas. Menurut Mulyatiningsih (2014: 195-199) langkah–langkah dalam
membuat LKS dengan mengikuti model pengembangan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974) terdiri dari 4 tahap
yaitu tahap pendefinisian (Define), tahap perancangan (Design), tahap
pengembangan (Develop), dan tahap penyebaran (Disseminate). Model
pengembangan 4D merupakan model pengembangan media pembelajaran
interaktif yang meneliti tentang suatu produk pembelajaran dengan tujuan
untuk mengembangkan suatu produk atau program inovatif. Model ini disusun
secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya
pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan media pembelajaran.
C. Rancangan Pengembangan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan R & D
(Research and Development)yang dimaksud dengan penelitian
pengembangan (Research and Development)adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2011: 407). Menurut Sukmadinata (2005:164)
penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengambangkan suatu produk baru atau penyempurnaan produk yang telah
ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.
Berdasarkan pengertian diatas sasaran pada penelitian ini yaitu untuk
menghasilkan Bahan Ajar berupa lembar kerja siswa materi pencemaran
lingkungan untuk kelas VII yang valid, praktis dan efektif digunakan oleh
siswa dan guru disekolah.
D. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan
1. Analisis Kebutuhan
Dalam proses pembelajaran, sangat dibutuhkan media
pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami
pembelajaran dan memungkinkan bagi siswa untuk belajar mandiri.
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan melakukan observasi dan
angket yang diberikan pada siswa, guru dan unsur-unsur lingkungan
belajar siswa yang akan turut berperan dalam proses dan hasil belajar.
Kebanyakan siswa kurang berminat untuk membaca buku pelajaran
yang sudah ada, apalagi buku pelajaran IPA Biologi yang super tebal
dibanding buku mata pelajaran lainnya. Saat ujian tiba siswa malas
untuk belajar dari buku paket yang ada, mereka hanya mengandalkan
bahan bacaan dari catatan yang diberikan guru sewaktu menerangkan
pelajaran, itupun bagi siswa yang mencatat. Padahal untuk memahami
konsep dari pelajaran, seharusnya siswa memiliki banyak bahan bacaan
yang praktis dan mendukung memahami konsep pelajaran.
Maka dari itu siswa perlu memiliki sumber (bahan) belajar yang
praktis dan mudah dibawa kemana-mana serta tidak membuat
pemikiran yang bosan ketika siswa melihat sumber tersebut, seperti
halnya LKS berbasis Kontekstual yang akan dibuat menggunakan
warna dan gambar yang menarik perhatian, sehingga siswa dapat
belajar di mana saja dan konsep pelajaran akan tersampaikan.
Analisis kurikulum
2. Rancangan Pengembangan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Research and
Development (R&D) atau penelitian pengembangan. Pengembangan
yang dimaksud adalah pengembangan lembar kerja siswa materi
pencemaran lingkungan.
Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian pengembangan LKS berbasis Kontekstual model
4-D dimodifikasi dari (Trianto, 2011)
Define Analisis siswa
Analisis media
Design Perancangan media
Ahli Media dan Materi
Pengembangan media
Uji validitas I Revisi I
Validasi Setiap Siswa
(Kelompok Kecil) Kelompok Besar Uji validitas II
Uji praktikalitas Revisi II
Revisi III
Develop
Uji efektifitas
LKS Berbasis Kontekstual
Model penelitian yang digunakan adalah model 4D (four D
model)Penjabaran tahap-tahapan dari model tersebut diuraikan sebagai
berikut:
a. Tahap pendefisian (Define)
Tahap pendefisian atau Define merupakan tahapan untuk
menetapkan syarat syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah
pokok, yaitu:
1) Analisis Kurikulum
Pada tahap ini peneliti melakukan analisa terhadap kurikulum
2013, berdasarkan silabus mata pelajaran IPA Terpadu (Biologi)
MTs Nurul Falah pada materi pencemaran lingkungan.
2) Analisis Awal
Analisis awal bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran biologi
MTssehingga dibutuhkan pengembangan bahan ajar LKS. Dari
hasil wawancara terhadap guru bidang studi biologi memperoleh
hasil bahwa LKS yang digunakan dalam proses belajar
menggunakan LKS dari penerbit sehingga siswa kurang tertarik,
materi hanya disajikan berupa kalimat dan kurang informatif
tanpa adanya gambar yang dapat memperjelas pemahaman siswa.
a) Analisis Siswa
Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang
meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan dan tingkat
perkembangan kognitif siswa sebagai gambaran untuk
mengembangkan LKS materi pencemaran lingkungan.
b) Analisis Materi Pencemaran lingkungan
Dalam penelitian ini, dikembangkan sebuah LKS
berbasis pendekatan kontekstual pada materi pencemaran
lingkungan. Dari beberapa materi pokok yang ada dalam
silabus, penulis memilih materi pencemaran lingkungan
karena sub materi berkaitan dengan kehidupan nyata,
sehingga membuat penulis ingin menggunakan materi ini.
c) Analisis akhir
Pada langkah ini dilakukan analisis hasil kelayakan LKS
yang dikembangkan berdasarkan validasi yang telah dilakukan
oleh validator materi dan media
d) Spesifikasi tujuan
Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman
dan panduan kegiatan belajar siswa, dengan tujuan belajar dapat
memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi
yang diberikan.
Langkah terakhir dalam tahap Define ini adalah dengan
membuat spesifikasi secara jelas tentang produk yang dihasilkan
dan disesuaikan dengan tujuan penulis dalam mengembangkan
produk LKS berbasis pendekatan kontekstual.
b. Tahap Perancangan (Design)
1) Tahap design bertujuan untuk merancang LKS
berbasisKontekstual. Tahap design terdiri atas beberapa langkah
berikut ini.
a) Pembuatan Desain Media
Pembuatan desain dilakukan dengan menggunakan gambar-
gambar dan warna yang menarik sehingga menghasilkan
desain Media LKS berbasis Kontekstual materi pencemaran
Lingkungan.
b) Validasi Desain
Setelah desain selesai, maka selanjutnya akan di Validasi
oleh ahli media, ahli materi dan ahli bahasa.
c) Revisi Desain
Revisi dilakukan melihat penilaian oleh ahli media dan ahli
materi sebalumnya terhadap desain media.
2) Rancangan Awal
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan terhadap
rancangan produk LKS yang dikembangkan yaitu:
a) Perancangan desain awal
Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam merancang sampul
LKS dapat dilakukan dengan mencari informasi dari berbagai
sumber terkait dengan cara contoh sampul LKS lainnya yang
telah ada. Rancangan sampul LKS berguna agar LKS
menarik sehingga siswa tertarik untuk menggunakan LKS
sebelum melihat isi dari LKS tersebut.
b) Perancangan desain isi Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada
langkah ini penulis membuat rancangan isi LKSdisesuaikan
dengan struktur LKS yang digunakan yaitu menentukan : (1)
cover LKS / judul LKS, (2) KD dan tujuan pembelajaran (3)
materi/isi LKS yang dijabarkan secara rinci informasi
mengenai materi pencemaran lingkungan, (4)Tugas
kelompok, (5) uji kompetensi dan (6) kunci jawaban.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk
menghasilkan bentuk akhir lembar kerja Siswa (LKS) dengan
pendekatan kontekstual yang diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa kelas VII
SMP pada materi pencemaran lingkungan. Pada tahap ini, dilakukan
validasi ahli media dan ahli materi. Validasi oleh tim ahli merupakan
proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberi
penilaian berdasarkan pemikiran rasional. Validasi dilakukan oleh
dua orang validator. Validasi ahli dilakukan dengan cara seseorang
atau beberapa ahli pembelajaran menilai bahan ajar menggunakan
instrument validasi. Ia memberi masukan perbaikan bahan ajar yang
dikembangkan (Akbar, 2013:37).
(1) Validasi media untuk mengkaji aspek media pembelajaran
tampilan dari media, fungsi dan manfaat untuk dijadikan
media.
Tabel 3.1Kisi-Kisi Instrumen Validasi Desain Oleh Ahli Media
Aspek Komponen Nomor
Butir
Tampilan
Tulisan
Kesesuaian penulisan judul atau topik
materi pada LKS berbasis kontekstual
1
Kesesuaian ukuran huruf pada tulisan
dalam LKS berbasis kontekstual
2
Kesesuaian warna tulisan pada LKS
berbasis kontekstual
3
Keefektifan kalimat pada LKS
berbasis kontekstual
4
Kejelasan tulisan pada LKS berbasis
kontekstual
5
Kombinasi warna tulisan dengan
background pada LKS berbasis
kontekstual
6
Tampilan
Gambar
Kesesuaian antara
ilustrasi/contoh/gambar dengan materi
pembelajaran
7
Kesesuaian ukuran Gambar 8
Kesesuaian tata letak gambar pada
LKS berbasis kontekstual
9
Desain
LKS
Kejelasan tujuan pembelajaran LKS
berbasis kontekstual
10
Bahasa yang digunakan dalam LKS
merupakan bahasa indonesiabaku dan
mudah dipahami siswa
11
Penampilan fisik LKS dapat
mendorong minat baca siswa
12
Tabel 3.2Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi
Aspek Indikator Nomor
Butir
Isi Kesesuaian KD 1
Kesesuaian materi 2
Kelengkapan materi 3
Keakuratan soal tes 4
Uraian materi 5
Susunan materi 6
Kemudahan materi 7
Pemberian contoh gambar 8
Kejelasan informasi materi 9
Bahasa Bahasa yang digunakan 10
Tabel 3.3Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa
No Aspek yang dinilai Butir
Nomor
1. LKS menggunakan ejaan yang mengacu pada
pedoman (EYD)
1
2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
perkembangan kognisi siswa
2
3. Bahasa yang digunakan komunikatif 3
4. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah 4
dimengerti
5. Istilah yang digunakan mudah dipahami 5
d. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Pada tahap ini dilakukan langkah terakhir yaitu :
1) Percetakan
Langkah ini dilakukan setelah LKS melalui tahapan
pengembangan. Dimana jika pada tahap produksi akhir uji
pengembangan menunjukkan hasil yang konsisten dan hasil
penilaian ahli materi dan ahli media serta penilaian guru bidang
studi merekomendasikan komentar positif maka LKS akan
dicetak dan siap untuk digunakan dalam proses penelitian.
1) Penilaian Guru Bidang Studi
Sebelum di ujicobakan, LKS yang telah di validasi oleh tim
ahli dinilai oleh guru bidang studi IPA Mts Nurul Falah Jambi.
Penilaian ini diperlukan karena guru bidang studi lebih
memahami materi siswa sehingga diperlukan penilaian ini untuk
menyempurnakan produk yang dikembangkan.
Tabel 3.4Kisi-kisi instrumen tanggapan guru
Aspek Indikator Nomor
Butir
Tampilan Kesesuaian media dengan materi 1
Kesesuaian media dengan kurikulum 2
Kesesuaian media dengan kebutuhan
siswa
3
Kualitas
media
Penyajian desain media 4
Pemilihan bahasa alur materi 5
Pengoperasian kepraktisan 6
Media mampu membuat belajar 7
mandiri
Tampilan umum media 8
Kemudahan penggunaan media 9
Kepraktisan media 10
2) Ujicoba Produk
Subjek ujicoba dalam penelitian pengembangan LKS ini
adalah siswa kelas VII MTs. MTs yang dijadikan tempat ujicoba
produk adalah Mts Nurul Falah Jambi. Penulis memilih ujicoba
kelompok kecil dengan jumlah subjek penelitian 19 orang siswa
dimana 19 orang siswa tersebut nantinya dibagi menjadi 4
kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 4 –
5 orang siswa dengan kemampuan kognitif tinggi, sedang dan
rendah, sehingga penelitian menjadi subjektif.
Tabel 3.5Kisi-kisi Instrumen tanggapan siswa
Aspek Indikator Nomor
Butir
Tampilan
LKS
Tampilan LKS 1
Kepraktisan LKS 2
Kemudahan memahami materi
Kombinasi gambar dengan materi
Variasi warna dan gambar
Tampilan umum LKS
Pengoperasian
Keefektifan LKS
3
4
5
6
7
8
3) Penyebaran
Pada tahap ini, LKS yang telah divalidasi oleh validator
materi dan validator media dicetak kemudian meminta guru
untuk memberikan tanggapan terhadap LKS dan diujicobakan
kelompok kecil. Kemudian LKS disebarkan di sekolah tempat
peneliti melakukan ujicoba.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan angket
(questionnaire). Angket berisi sebuah pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab dan direspon oleh responden.
Menurut Sugiyono (2013:142) yang menyatakan angket atau kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respon untuk
dijawabnya. Angket yang digunakan ditujukan pada guru dan siswa. Angket
untuk guru digunakan sebagai penilaian guru mengenai LKS dan berisikan
saran umum untuk perbaikan selanjutnya. Sedangkan angket untuk siswa
digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang LKS berbasis
kontekstual.
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini adalah data
yang diambil dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh
dari tim validasi yaitu ahli materi dan ahli media serta penilaian guru bidang
studi IPA pada saat ujicoba berupa isian angket yang berisikan saran dan
tanggapan dalam perbaikan media pada materi pencemaran lingkungan.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari siswa (responden) mengenai
penilaian terhadap media yang dikembangkan. Data yang didapat dari tim ahli
dan penilaian terhadap pengembangan produk (tanggapan siswa) dalam bentuk
angket dianalisis dan diolah secara deskriptif menjadi data interval dengan
menggunakan skala Likert.
(1) Analisis Validitas Bahan Ajar
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi
bahan ajar. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif. Data
kelayakan bahan ajar berupa skala likert 1-4, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
(a) Memberi skor untuk tiap item dengan jawaban dangat valid
(4), valid (3), cukup valid (2), dan kurang valid (1).
(b) Menjumlahkan skor total tiap validator untuk seluruh indikator
(c) Pemberian nilai validasi dengan rumus yang ditentukam
Sudjana (2009 : 77)
Tingkat pencapaian kategori kevalidan bahan ajar
menggunakan klasifikasi dengan ketentuan pada tabel 3.6
Tabel 3.6 Kriteria Penetapan Tingkat Kevalidan Media
Pembelajaran
Rentang Kategori
0 – 20 Sangat tidak valid
21 – 40 Tidak valid
41 – 60 Cukup valid
61 – 80 Valid
81 – 100 Sangat valid
Sumber : Riduwan (2006 : 89)
(2) Uji Praktikalitas
Kelayakan suatu media yang dibuat dalam bentuk bahan ajar dilihat
dari data angket yang telah diisi oleh siswa dan guru. Angket
tersebut disudun dalam bentuk skla likert. Skala likert disusun
dengan kategori positif sesuai dengan pendapat Sudjana (2009 :
109), sehingga pernyataan positif memperoleh bobot tertinggi
dengan rincian berikut:
a) Sangat setuju (SS) dengan bobot 4
b) Setuju (S) dengann bobot 3
c) Kurang setuju (TS) dengan bobot 2
d) Sangat tidak setuju (STS) dengan bobot 1
Penilaian angket berdasarkan skala likert menggunakan
rumus yang dikemukakan Sudjana (2009 : 112) berikut:
Keterangan :
X = Nilai rata-rata responden
= Jumlah nilai seluruh instrumen
N = Jumlah responden
Kriteria penilaian analisis praktikalitas pada tabel 3.7 berikut
Tabel 3.7 Kriteria Praktikalitas Media Pembelajaran
Rentang Kategori
1.00 - 1,99 Sangat tidak praktis
2,00 - 2,99 Kurang praktis
3,00 - 3,49 Praktis
3,50 – 4,00 Sangat Praktis
Sumber : Riduwan (2006 : 90)
(3) Uji Analisis Efektifitas Bahan Ajar
Data tentang aktivitas siswa terhadap kegiatan pembelajaran
dianalisis menggunakan presentase (%)
Keterangan :
P = Presentase aktivitas siswa
f = Frekuensi siswa yang melaksanakan aktivitas
n = Jumlah siswa
Kriteria keaktifan siswa menurut Riduwan (2007 : 89)
dikelompokkan kedalam tabel 3.8
Tabel 3.8 Kriteria Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa
% Kategori Kategori setelah Observasi
0 – 20 Sangat rendah Tidak efektif
21 – 40 Rendah Kurang efektif
41 – 60 Sedang Cukup efektif
61 – 80 Tinggi Efektif
81 – 100 Sangat tinggi Sangat Efektif
Sumber : Riduwan (2006 : 89)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil pengembangan yaitu berupa LKS berbasis Kontekstual. Produk yang
dikembangkan telah dinilai oleh para pakar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini
yaitu mengembangkan bahan ajar berupa LKS berbasis kontekstual pada materi
pencemaran lingkungan. Penelitian dilakukan di MTs Nurul Falah Kota Jambi
dengan menggunakan model 4-D memiliki hasil sebagai berikut.
1. Tahap Define (Pendefinisian)
Pada tahap define ini dilakukan penetapan syarat-syarat pembelajaran
dengan menganalisis standar kompetensi dan materi pelajaran yang akan
diajarkan oleh guru beradasarkan standar isi Kurikulum 13 (K13). Tahap define
dilakukan dalam tiga langkah, yaitu: Analisis Kurikulum, Analisis siswa,
Analisis media.
Analisis kurikulum tujuannya unutuk melihat dan menjadikan sebagai
acuan dalam proses pembelajaran dan pembuatan LKS berbasis Kontekstual.
KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah adalah 70-74, dengan adanya LKS
berbasis Kontekstualdiharapkan siswa dapat memahami pelajaran dengan baik
dan mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan.
Analisis siswa penting dilakukan dalam menentukan media pembelajaran.
Menurut salah satu kriteria dalam pemilihan media pembelajaran adalah
adanya kesesuaian dengan karakteristik siswa penggunan LKS berbasis
Kontekstualtersebut. Karakteristik siswa akan menentukan sifat dan ciri media
yang akan digunakan. Karakteristik siswa yang dimaksud disini adalah
kebiasaan dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan analisis
siswa, siswa umumnya yang duduk di kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Nurul Falah Kota Jambi memiliki usia rata-rata 11-13 tahun. Siswa pada usia
ini sangat menyukai benda-benda yang memiliki daya tarik visual, seperti
gambar, poster, komik ataupun film. Selain itu siswa juga lebih tertarik dengan
benda-benda yang menampikan aneka warna. Siswa cenderung menyukai
paduan warna dari warna dasar, sehingga menghasilkan LKS yang berwarna
tidak hanya merah, biru dan kuning.
Analisis media dilakukan untuk mengetahui sejauh mana media yang
digunakan untuk materi pencemaran lingkungan dapat meningkatkan
pemahaman, minat dan hasil belajar siswa. Setelah mengobservasi media
pembelajaran yang digunakan oleh beberapa sekolah, diketahui bahwa LKS
berbasis masih jarang digunakan oleh siswa maupun guru.
2. Tahap Design
Tahap berikutnya design(perancangan), pada tahap perancangan peneliti
mulai merancang bahan ajar pada materi pencemaran lingkungan. Tahap
design (perancangan) mencakup beberapa aspek yaitu:
a. Rancangan Desain Media
Peneliti mencari informasi dari berbagai sumber terkait dengan cara
membuat desain media. Melihat dari contoh buku, LKS, maupun internet.
Sehingga peneliti bisa menghasilkan rancangan yang terlihat lebih menarik
dengan kombinasi warna dan gambar yang sesuai dengan apa peneliti
harapkan.
b. Rancangan Media
Isi media terdiri dari cover LKS / judul LKS, KD dan tujuan
pembelajaran materi/isi LKS yang dijabarkan secara rinci informasi mengenai
materi pencemaran lingkungan, Tugas kelompok, uji kompetensi dan kunci
jawaban. Media ini dibuat lebih menarik dengan memberi variasi dan gambar,
penggunaan bahasa yang mudah dimengerti siswa, singkat dan jelas,
emnggunakan masalah yang nyata dekat dengan siswa dan penyajian gambar
yang sistematis dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat
memahami konsep dengan baik. Beruikut beberapa contoh tampilan LKS
yang dibuat.
3. Tahap Develop
Setelah proses perancangan desain selesai dilakukan, maka dilakukan
langkah selanjutnya yaitu tahap pengembangan. Tahap pengembangan ini
terdiri dari pembuatan produk yang telah selesai dilakukan peneliti,
selanjutnya validasi dan revisi produk. Tujuan tahap ini adalah untuk
menghasilkan LKS yang valid sehingga layak digunakan sebagai bahan ajar
dalam proses pembelajaran.
a. Validasi
Media pembelajaran LKS berbasis Kontekstual pada pembelajaran
IPA Mts Nurul Falah kelas VII telah selesai dikembangkan, kemudian
Gambar 4.1. Tampilan Cover LKS
divalidasi oleh validator. Validator ahli terdiri dari tiga orang dosen
Tadris Biologi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Adapun validator tersebut yaitu, Bapak Dr. Hurmaini, M.Pd sebagai
validator bahasa, Ibu Reny Safita, S.Pt,.M.Pd sebagai validator media
dan Bapak Riza Amriyanto, M.Pd sebagai validator materi. Validator
akan memberikan saran, kritikan penilaian, pendapat dan masukan
terhadap LKS yang telah dikembangkan. Adapun beberapa kriteria yang
akan dinilai oleh validator adalah menyangkut tentang desain media
materi, dan bahasa yang digunakan dalam LKS tersebut.
1) Hasil Validasi Ahli Bahasa
Pada validasi bahasa ini dilakukan oleh dosen Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yaitu Bapak Dr. Hurmaini, M.Pd
untuk melihat dan menilai LKS yang telah dibuat dengan menggunakan
angket yang telah disediakan. Hasil penilaiannya dapat dilihat pada tabel
4.1 berikut.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Bahasa
No Butir Skor Validasi
1 LKS menggunakan ejaan yang mengacu
pada pedoman (EYD)
3
2 Bahasa yang digunakan sesuai dengan
tingkat perkembangan kognisi siswa
4
3 Bahasa yang digunakan komunikatif 3
4 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah
dimengerti
4
5 Istilah yang digunakan mudah dipahami 3
JUMLAH 17
PERSENTASE 85%
KRITERIA Sangat Valid
85%
2) Hasil Validasi Ahli Media
Pada validasi media ini dilakukan oleh dosen Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yaitu Ibu Reny Safita, S.Pt,.M.Pd
untuk melihat dan menilai LKS yang telah dibuat dengan menggunakan
angket yang telah disediakan. Hasil penilaiannya dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Media
No Aspek yang dinilai Skor
Validasi
1. Penulisan judul yang jelas 3
2. Bentuk dan ukuran huruf yang mudah di baca 3
3. Kesesuaian warna tulisan pada LKS 4
4. Keefektifan Kalimat pada LKS 3
5. Kejelasan tulisan pada LKS 3
6. Kombinasi warna tulisan dengan background
sudah sesuai
4
7. Kesesuaian antara ilustrasi/ contoh gambar
dengan materi pembelajaran
3
8. Kesesuaian ukuran gambar 3
9. Kesesuaian tata letak gambar pada LKS 4
10. Kejelasan tujuan pembelajaran LKS 3
11. Bahasa yang digunakan dalam LKS merupakan
bahasa indonesia baku dan mudah dipahami
3
12. Penampilan fisik LKS dapat mendorong minat
baca siswa
3
JUMLAH 39
PERSENTASE 81,25
KRITERIA Sangat Valid
81,25%
3) Hasil Validasi Ahli Materi
Pada validasi materi ini dilakukan oleh dosen Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yaitu Bapak Riza Amriyanto,
M.Pd untuk melihat dan menilai LKS yang telah dibuat dengan
menggunakan angket yang telah disediakan. Hasil penilaiannya dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Materi
No Aspek yang dinilai Skor
Validasi
1. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 3
2. Kesesuaian materi dengan indikator 3
3. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 3
4. Kemudahan memahami materi pembelajaran 3
5. Uraian materi sesuai 3
6. Susunan materi sesuai 3
7. Kemudahan materi 3
8. Pemberian contoh gambar 3
9. Kejelasan informasi materi 3
10. Bahasa yang digunakan 3
JUMLAH 30
PERSENTASE 75
KRITERIA Valid
75%
b. Revisi Produk
Revisi dilakukan berdasarkan saran yang telah diberikan oleh tiga
validator ahli yaitu dosen Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi. Adapun revisi yang dilakukan menyangkut tentang tampilan, bahasa
atau kalimat maupun materi dari LKS yang dikembangkan. Berikut
beberapa tampilan LKS yang mengalami revisi secara umum.
Gambar 4.2 Cover Sebelum Revisi Gambar 4.3 Cover Setelah Revisi
Sebelum Revisi
Gambar 4.4 Pencemaran Udara
Sesudah Revisi
Gambar 4.5 Pemcemaran Udara
Sebelum Revisi
Gambar 4.6 Pencemaran Tanah
Sesudah Revisi
Gambar 4.7 Pencemaran Tanah
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Setelah tahap pengembangan selesai langkah selanjutnya dilakukan
penyebaran (disseminate). Tahap ini merupakan langkah nyata untuk
menerapkan produk yang telah dibuat. Setelah produk direvisi, maka produk
berupa LKS berbasis kontekstual dapat digunakan dikelas sesungguhnya.
a. Percetakan
Langkah ini dilakukan setelah LKS melalui tahapan pengembangan.
Dimana jika pada tahap produksi akhir uji pengembangan menunjukkan
hasil yang konsisten dan hasil penilaian ahli materi dan ahli media serta
penilaian guru bidang studi merekomendasikan komentar positif maka LKS
akan dicetak dan siap untuk digunakan dalam proses penelitian
b. Penilaian Guru Bidang Studi
Setelah pembuatan produk selesai, lalu media direvisi sesuai dengan
saran dari validator. Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
uji perorangan dan uji kelompok kecil.
1) Uji coba satu-satu (one-to-one-trial)
Uji coba produk perorangan ini dilakukan pada satu orang guru IPA
yang mengajar di MTs Nurul Falah Kota Jambi, Ibu Darbina, S.Pd.
Guru diminta untuk mengamati dan menilai media pembelajaran
dengan menggunakan angket. Adapun hasil dari uji coba ini dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Angket Guru di MTs Nurul Falah Kota Jambi
No Aspek Skor
1. LKS ini efektif digunakan sebagai media
pembelajaran
3
2. LKS ini efisien digunakan dalam pembelajaran 3
3. Lks ini praktis/mudah untuk digunakan 3
4. Kejelasan tampilan LKS sudah baik 4
5. Bahasa yang digunakan mudah dipahami 3
6. Materi sesuai indikator 3
7. Materi sesuai dengan tujuan pembelajran 3
8. Materi disajikan lengkap tersusun secara
sistematis
4
9. komposisi warna pada media sudah sesuai 3
10. Kejelasan tulisan dan gambar 4
11. Apakah media pembelajaran dapat digunakan 3
12. Media mempermudah siswa dalam memahami
materi yang disajikan
3
13. Soal sesuai dengan materi 3
14. Soal yang disajikan mudah dipahami siswa 3
15. Tingkat kesulitan soal bervariasi 3
Jumlah 48
Rata-Rata 3,2
Kriteria Praktis
X
3,2 (Praktis)
e. Ujicoba Produk
Subjek ujicoba dalam penelitian pengembangan LKS ini adalah siswa
kelas VII MTs. MTs yang dijadikan tempat ujicoba produk adalah Mts
Nurul Falah Jambi.
1) Uji Praktikalitas
Penulis memilih ujicoba dengan jumlah subjek penelitian 19 orang
siswa. Pada akhir pembelajaran siswa diberi angket tanggapan siswa
untuk melihat tingkat praktikalitas terhadap LKS, angket ini terdiri dari
10 item. Adapun hasil angket tesebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Angket Tanggapan Siswa MTs Nurul Falah Kota Jambi
Aspek Jumlah
Skor
Rata-
Rata Kriteria
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. A. H 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 32 3,2 Praktis
2. A. R 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 33 3,3 Praktis
3. D. W 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 34 3,4 Praktis
4. I. Q 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 33 3,3 Praktis
5. K. Y 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 34 3,4 Praktis
6. M. A 4 4 4 3 4 2 1 4 4 4 34 3,4 Praktis
7. P. R 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 35 3,5 Sangat
Praktis
8. R. P 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 33 3,3 Praktis
9. S. N 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 34 3,4 Praktis
10. V. A 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 33 3,3 Praktis
11. Z. O. R 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 36 3,6 Sangat
Prakts
12. R 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 34 3,4 Praktis
13. G. S. R 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 32 3,2 Praktis
14. M. D. M 4 2 3 2 4 2 3 4 4 3 31 3,1 Praktis
15. M. H 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 33 3,3 Praktis
16. S 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 32 3,2 Praktis
17. M. R. A. P 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 30 3 Praktis
18. S. D 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 31 3,1 Praktis
19. H. A 1 2 2 4 3 4 3 4 3 4 30 3 Praktis
2) Uji Efektifitas
Adapun tujuannya untuk melihat keefektifan proses pembelajaran
menggunakan LKS. Keefektifan dalam hal ini dinilai dari lembar
observasi aktivitas siswaterhadap penggunaan LKS berbasis kontekstual.
Adapun hasil dari lembar aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut.
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswsa Kelas VII MTs Nurul
Falah Kota Jambi
No
Aspek Pengamatan
Pertemuan
Rata-Rata 1 2
1 Menyimak penjelasan guru 100% 100% 100%
2 Berdiskusi tanya jawab antar siswa 63% 73% 68%
3 Berdiskusi tanya jawab antar guru
dan siswa
52% 78% 65%
4 Menyimak LKS 100% 100% 100%
5 Menyimpulkan materi pembelajaran 63% 84% 73,5%
B. Validasi Media yang dihasilkan
Sebelum media diuji coba dilapangan maka terlebih dahulu media divalidasi
dengan tiga tim ahli yaitu ahli bahasa, desain, dan materi. Validator tersebut yaitu
Bapak Dr. Hurmaini, M.Pd sebagai validator bahasa, Ibu Reny Safita, S.Pt,.M.Pd
sebagai validator media dan Bapak Riza Amriyanto, M.Pd sebagai validator
materi.
Berdasarkan hasil validasi dari ketiga ahli diatas yaitu ahli bahasa, desain
dan materi diperoleh presentase 85 %, 81,5 %, dan 75 %. Berdasarkan pendapat
riduwan (2006:8), bila presentase hasil validasi memiliki nilai 60-80% maka
media dikatakan “Valid” dan “Layak” digunakan.. Hasil akhir penilaian validator
ahli mengenai pengembangan LKS berbasis kontekstual telah memenuhi kriteria
layak digunakan sebagai media pembelajaran, sehingga selanjutnya dapat
dilakukan uji coba pada siswa. Adapun saran dan komentar dari validator tersebut
diantaranya yaitu perbaiki ejaan dan pemakaian kata depan, gambar sesuaikan
dengan materi, sesuaikan ukuran huruf jenis huruf serta warna gambar.
C. Praktikalitas Media yang dihasilkan
Media LKS pencemaran lingkungan berbasis kontekstual telah dinyatakan
valid oleh validator, selanjutnya diuji praktikalitasnya yaitu oleh guru dan siswa.
Hasil uji praktikalitas LKS dijelaskan seperti berikut.
1. PraktikalitasLKS Berbasis Kontekstual Menurut Guru
Hasil analisis data angket praktikalitas LKS ini dilakukan di MTs Nurul
Falah Kota Jambi, dimana uji praktikalitas ini dilakukan oleh guru IPA Ibu
Darbina, S.Pd. Berdasarkan angket yang telah diberikan kepada guru mata
pelajran IPA disekolah tersebut diperoleh skor 48 dengan rata-rata 3,2.
Berdsarakan teori yang ada yaitu pada tabel interval yang dikemukakan oleh
6 Mengerjakan soal yang diberikan 100% 100% 100%
Rata-Rata 84,4%
Kategori Sangat
Efektif
Riduwan (2006:60) menyatakan bahwa nilai ini berada pada rentang 3,00-3,49
dan dinyatakan bahwa LKS ini dikategorikan “ Praktis “. Praktis dalam hal ini
yaitu apabila pengguna LKS menyatakan bahwa media ini mudah dalam
menggunakan dan menyimpannya. Hal ini sesuai dengan pernytaan yang
dikemukakan oleh Arikunto (2010) yang menyatakan bahwa “Kepraktisan
dalam evaluasi pendidikan merupakan kemudahan-kemudahanyang ada pada
instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan,
menginterpretasi atau memperoleh hasil maupun kemudahan dalam
menyimpannya. Berdasarkan hasil angket analisis praktikalitas diatas
menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan ini sudah dapat digunakan
dalam proses pembelajaran materi pencemaran lingkungan.
2. PraktikalitasLKS Berbasis Kontekstual Menurut Siswa
Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis
kontekstual, selanjutnya siswa diminta untuk mengisi angket praktikalitas.
Angket praktikalitas ini diisi oleh siswa/i kelas VII MTs Nurul Falah Kota
Jambi.
Berdasarkan tabel praktikalitas diatas diperoleh hasil bahwa 89% siswa
menyatakan bahwa LKS ini “ Praktis “. Sedangkan 10% menyatakan bahwa
LKS ini “ Sangat Praktis “. Berdasarkan hasil wawancara saya terhadap
beberapa siswa didapatkan hasil bahwa banyak siswa yang menyukai materi
pencemaran lingkungan setelah digunakannya LKS tersebut. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang disampaikan oleh Van Den Akker (1999:10) yang
menyatakan bahwa “kepraktisan mengacu pada tingkat bahwa pengguna (atau
pakar-pakar lainnya) mempertimbangkan intervensi dapat digunakan dan
disukai dalam kondisi normal.
Berdasarkan hasil analisis data angket praktikalitas oleh siswa terhadap
LKS tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan LKS ini
disenangi dan dapat menarik minat siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran, LKS ini juga membantu mempermudah siswa untuk memahami
materi yang sedang dipelajarinya.
D. Efektivitas Media yang di Hasilkan
Uji efektivitas dilakukan untuk melihat apakah bajan ajar yang digunakan
efektif atau tidak. Uji efektivitas dilakukan melalui lembar observasi aktivitas
siswa yang mana lembar ini diisi oleh observer yang mengamati aktivitas siswa
selama proses pembelajaramn berlangsung. Berdasarkan tabel aktivitas siswa
diatas diperoleh presentase rata-rata yaitu 84,4% yang mana berdasarkan teori
bahwa nilai ini berada pada interval 80-100 yang berada pada kategori “Sangat
Tinggi” dan dinyatakan “ Sangat Efektif”. Hal ini terlihat dari rata-rata siswa
aktif dalam aktivitas pembelajaran, rata-rata siswa mengerjakan tugas serta
respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS ini baik/positif. Hal ini
sesuai dengan kategori yang dikemukakan oleh Suryadi (2005) (dalam Yazid),
media pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila :
1. Rata-rata siswa aktif dalam aktivitas pembelajaran.
2. Rata-rata siswa aktif dalam mengerjakan tugas.
3. Rata-rata siswa aktif dalam keefektifan penguasaan bahan pengajaran.
4. Respon siswa terhadap pembelajaranyang dilaksanakan baik/positif.
5. Respon guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik/positif.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan LKS pada kriteria tinggi yang berarti
efektif, dengan LKS ini membuat siswa menjadi antusias, semangat dan serius
dalam belajar, sehingga tercapai keberhasilan pembelajaran. Hal ini sejalan
dengan dengan pernyataan Sudjana (2005:75) menyatakan bahwa “Ciri
pembelajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari kadar atau
intensitas kegiatan siswa dalam pembelajaran. Semakin tinggi aktivitas belajar
siswa, maka semakin tinggi peluang berhasilnya pengajaran”.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Validasi media yang dikembangkan berdasarkan penilaian para ahli
Bahasa, Desain dan Materi berkategori “Valid” dengan persentase
penilaian 85 %, 81,25 % dan 75% dan dinyatakan “ Layak”
digunakan.
2. Berdasarkan tanggapan guru LKS yang dikembangkan termasuk
kategori “Praktis” dan berdasarkan tanggapan siswa diperoleh hasil
bahwa 89% siswa menyatakan bahwa LKS ini “Praktis“.
Sedangkan 10% menyatakan bahwa LKS ini “Sangat Praktis“.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis kontekstual
ini praktis untuk digunakan guru dan siswa.
3. Efektivitas LKS yang dikembangkandengan presentase 84,4%
berkategori “Sangat tinggi” dan dinyatakan “SangatEfektif“ dilihat
dari lembarobservasi aktivitas siswa.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Penelitian dan pengembangan ini masih belum sempurna, perlu
penyempurnaan dan pengembanagan lagi, baik dari segi materi,
gambar dan bahasa agar bisa menghasilkan produk yang lebih
menarik dan menyenangkan untuk menunjang pembelajaran
IPA.
2. Perlu dikembangkan LKS pada materi lain sehingga LKS yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan ajar alternatif dalam
pembelajatran IPA yang mampu menarik minat siswa dalam
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara :
Yogyakarta
Arsyad, A. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Bahri, S. 2011. Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Islam Futura,
XI.
Lestari, I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai Dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Padang Indonesia: Akademia
Permata.
Majid, A. 2013. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangka Sandar Kompetensi
Guru). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: REFERENSI(GP Press Group).
Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Askara.
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta:
DIVA press.
Riduwan, 2013. Skala Pengukuran variabel-variabelPenelitian.Bandung:
Alfabeta
Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Kencana.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung:
Alfabeta.
Trianto, 2011, MendesainModel PembelajaranInovatif Progresif. Jakarta: Prenada
Media Grup
Widodo, W. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud
Yamin, M. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Jadwal Penelitian
Tabel 4.7Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
S
e
p
O
k
t
N
o
v
D
e
s
J
a
n
F
e
b
M
a
r
A
p
r
M
e
i
J
u
n
J
u
l
A
g
s
S
e
p
O
k
t
N
o
v
D
e
s
1 Pengajuan
judul
2 Penulisan
proposal
3 Pengajuan
dosen
pembimbing
4 Bimbingan
proposal
5 Pengjuan
seminar
proposal
6 Seminar
proposal
7 Pengajuan izin
riset
8 Penulisan
BAB 4 dan 5
9 Bimbingan
skripsi
10 Ujian
munaqasah
11. Wisudah
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Pengenalan LKS Kepada Siswa
Gambar 2. Pengisian Angket Tanggapan Siswa Terhadap LKS
Gambar 3. Siswa Belajar Menggunakan LKS
Gambar 4. Peneliti Menjelasan Materi Pembelajaran Menggunakan LKS
Gambar 5. Siswa Saat Melakukan Pengamatan (Praktikum)
Gambar 6. Siswa Saat Memprentasikan Hasil Pengamatan