desa lencoh-kecamatan boyolali ditinjau dari berbagai aspek
DESCRIPTION
Hasil Observasi (dalam Sosiologi)TRANSCRIPT
Disusun oleh:
PENDAHULUANLatar Belakang
Sektor Pariwisata
Panorama alam
Kebudayaan/kultur Village Attraction, Nature Resources
Potensi Pasar Pariwisata
Wisata Alam
WISATA DESA
Wisata pertanian
Wisata PetualanganPemandangan
DESA LENCOH, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI
STUDI POTENSI WISATA PEDESAAN
Sektor Pertanian Pertanian Holtikultura
Profil DesapemerintahanVisi“Terwujudnya sistem pemerintahan yang efektif sehingga mampu meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat”Misi
a. Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisienb. Pengembangan kemampuan administrasi pemerintah dan pembangunan.c. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.d. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
NARASUMBER :1. Pak Wando (sebagai KAUR Desa)2. Pak Bagio (sebagai Ketua TIC)3. Pak Sokimin (sebagai Ketua RT
09/15, Desa Tempusari)4. Warga Dusun Tempusari, Desa
Lencoh, Kec.Selo, Kab.Boyolali
METODE ANALISIS
1. Aspek Ekologis2. Aspek Sosiologis3. Aspek Kultur/Budaya4. Aspek Ekonomi
1. Aspek Ekologis Gambaran umuma. Desa Lencoh terletak
sekitar 20 km dari pusat kota Boyolali. Desa ini terletak di bawah Gunung Merapi sebelah utara.
b. Luas desa ini 416,7 km² sekitar 7,4% dari luas keseluruhan Kecamatan Selo.
c. Memiliki tingkat polusi yang rendah.
* beriklim tropis dan mempunyai 2 musim hujan dan kemarau yang silih berganti. Temperatur Udara rata-rata antara 12°C - 15°C.
* Curah hujan tertinggi muncul pada bulan November – April berkisar 200 – 350 mm perbulan,
* Kondisi geografis:Sebelah Utara:Kecamatan Ampel&Kabupaten MagelangSebelah Selatan : Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaSebelah Barat : Kabupaten MagelangSebelah Timur :Kecamatan Cepogo & Kecamatan Ampel
* Geomorfologinya perbukitan bergelombang berelief halus hingga kasar antara 400 hingga 1.600 meter diatas permukaan laut, yang terbagi menjadi 2 satuan geomorfologi, yaitu perbukitan berelief halus-datar dan perbukitan berelief sedang).
* Penggunaan lahan Desa ini untuk :- perkampungan- perkebunan- hutan- sawah dan tegalan
• Keadaan Pascabencanaa)Erosi lahan;b)Banjir lahar dingin;c)Tanaman, bangunan,jalan rusakd)Perubahan kontur tanah (dari
gembur menjadi berpasir)
2. Aspek Sosiologisa) Kesehatan• Sarana untuk menunjang
kesehatan ibu dan bayi dengan adanya Posyandu
• Kamar mandi dan jamban bersama di setiap RT karena beberapa warga ada yang belum memiliki kamar mandi
• Kandang ternak berada 1 bangunan dengan rumah tinggal
• Banyak kotoran ternak berserakan dimana-mana
b) Pendidikan Mayoritas masyarakat desa ini
hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMA
Tidak banyak yang mengerti Bahasa Indonesia
Pendidikan agama diberikan semenjak dini
Pendidikan informal diperhatikan dengan adanya TPA dan kegiatan bersama
c) Lingkungan sosial Cara berpikir masyarakatnya masih
sangat tradisional Kepedulian terhadap masyarakat
lain sangat tinggi Kesopanan sangat dijunjung tinggi Sifat ramah-tamah masih sangat
kental
Agama
Mayoritas penduduk memeluk agama islam. Dengan adanya sarana pendukung seperti masjid dan mushola.
Agama non-islam hanya sedikit sekali.
Masih adapula penduduk yang berpegang pada tradisi “KEJAWEN”.
Kepercayaan
tradisi kejawen kepercayaan
contohnya : masyrkt percya bahwa Merapi dijaga oleh “Mbah Petruk”
• KesenianKesenian
Masyarakat banyak yang tertarik pada kesenian tari seperti tari soreng, tari topeng (tari buto), tari jaranan dan tarian lainnya, yang biasanya disuguhkan dalam berbagai acara / ritual / tradisi / pesta.
Sarana untuk kesenian lainnya ditunjang pula dengan adanya gedung bioskop yaitu New Selo Theatre yang terletak di Joglo 1, dengan 12 sanggar kesenian, 23 anggota budayawan, dan 466 seniman.
Adat istiadat
Masyarakat melakukan beberapa tradisi yang dilakukan sejak nenek moyang seperti : sedekah gunung pada malam 1 syuro, bersih desa saat memperingati muludan, pidakan saat ada kematian, rejepan semacam bersih desa tetapi lebih terpusat pada 1 tempat, syawalan seperti ba’da kupatan , sadranan /ruwahan yang dilakukan sebelum puasa ramadhan ( ziarah makam)
4. Aspek Ekonomia) Gambaran umum• Sebagian besar masyarakat
bermatapencaharian dari sektor pertanian.
• Sektor peternakan hanya sebagaiusaha sampingan.
• Sektor pariwisata sangat berpotensiuntuk dikembangkan di desa ini.
b) Kendala• Sektor pertanian
1. saluran irigasi yang terbatas
2. kurangnya pemahaman masyarakat tentang perubahan kontur tanah akibat bencana Merapi
3. belum ditemukan bibit, pupuk, dan cara tanam yang tepat
4. hama dan penyakit tanaman
5. fluktuasi harga
6. Serangan Kera• Sektor peternakan
Untuk sapi perah, pemasaran susunya sangat sulit karena faktor kualifikasi dari koperasi setempat
• Sektor Pariwisata
1. Fasilitas air bersih yang belum memadai
2. Fasilitas penginapan yang kurang mendukung
3. Belum adanya kemauan masyarakat untuk mengembangkan industri sektor pariwisata
4. Bahaya serangan kera
c) Potensi Sektor pertanian, tanaman yang
sangat cocok dikembangkan adalah sayur-sayuran.
Sektor peternakan, sangat cocok dikembangkan sapi perah dan sapi potong.
Sektor pariwisata, didukung oleh udara yang bersih; pemandangan yang alami; masyarakat yang welcome; kekayaan seni dan budaya.
d) Rekomendasi Kebijakan
1. Sektor pertaniana. Diperlukan bibit dan pupuk yang sesuai dengan perubahan kontur tanah akibat bencanamerapib. Diperlukan pestisida yang dapat membasmi
hama dan penyakit tanaman komoditasc. Diperlukan tenaga penyuluh untuk mengembangkan pertanian, akibat perubahan
kontur tanahd. kebijakan harga untuk menghindari fluktuasi harga.
2. Sektor peternakanKebijakan yang mengatur kualifikasi tentang hasil susu perahan (peternakan sapi perah)
3. Sektor pariwisataa. pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung input pariwisatab. peningkatan sarana (penyediaan) air bersihc. peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, seperti: Bank (ATM), jalan, dan tempat perbelanjaan.d. Pengaturan tata ruang yang baik.
SEKIANDAN
TERIMA KASIH