penilaian kinerja keuangan bank ditinjau dari … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek...
TRANSCRIPT
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,
PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Budi Iswanto
NIM : 011334030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.”
“Sesekali ..... Tuhan membawa kita pada keadaan yang teramat sulit, seolah tanpa ada pengharapan, adalah supaya kita tahu bahwa hanya kuasa-Nya saja yang akan menyelesaikan. Segala hal dengan indah pada waktunya ..... lebih dari apa yang kita pikirkan”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan untuk :
Bapak dan ibuku tersayang yang telah memberikan segalanya yang sangat berarti dalam hidupku.
Mbak Imi, mas Supri, Mas Narto yang telah memberikan perhatian dan dukungan baik moril dan materiel.
Keponakanku yang lucu dan manis Bayu Tirta Ardi
Teman-teman seperjuangan angkatan ‘01 dengan segala apa adanya kalian.
Almamater.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,
PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia Tbk
Budi Iswanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas, (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas, (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan, (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha. Jenis penelitian ini adalah studi empiris dan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisa rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas adalah baik (cash ratio bank = 12,09 % > cash ratio industri = 10,03 %; loan to assets ratio bank = 39,46 % < loan to assets ratio industri = 51,78 %), (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas adalah kurang baik (return on assets bank = 1,53 % < return on assets industri = 1,72 %; return on equity bank = 11,90 % < return on equity industri = 12,62 %), (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan adalah baik (car bank = 14,84 % > car minimum = 8 %), (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha adalah kurang baik (leverage multiplier bank = 12,43 X < leverage multiplier industri = 13,10 X; assets utilization bank = 10,09 % < assets utilization industri = 10,72 %).
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE ASSESSMENT ON THE BANK’S FINANCIAL PERFORMANCE VIEWED FROM LIQUIDITY,
RENTABILITY, CAPITAL, AND BUSINESS EFFICIENCY ASPECTS
A Case Study of “PT Bank Negara Indonesia Tbk”
Budi Iswanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research was aimed to know : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect, (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect, (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect, (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect. This empirical and case study was conducted in The Jakarta Stock Exchange, Sanata Dharma University Yogyakarta, on Desember 2006. The data collecting method used in this research was the ratio analysis.
The research result show that : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect is good (bank cash ratio = 12,9 % > industry cash ratio = 10,3 %; bank loan to assets ratio = 39,46 % < industry loan to assets ratio = 51,78 %), (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect is not quite good (bank return on assets = 1,53 % < industry return on assets = 1,72; bank return on equity = 11,90 % < industri return on equity = 12,62 %), (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect is good (bank car = 14,84 % > minimum car = 8 %), (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect is not quite good (bank leverage multiplier = 12,43 X < industry leverage multiplier = 13,10; bank assets utilization = 10,09 % < industry assets utulization = 10,72 %).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan anugrah, sehingga penulis pada akhirnya dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau
Dari Aspek Likuiditas, Rentabilitas, Permodalan, Dan Efisiensi Usaha. Penulisan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya, bahwa
skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
dengan penuh kerendahan dan ketulusan hati, perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.ED., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Uneversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberi bantuan, bimbingan, dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Emanuela Catur Rismiati, S.Pd., M.A., yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan abstrak
bahasa Inggris.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Bapak dan Ibu Suradi Adisusanto yang telah memberikan doa, kasih sayang
dan pelajaran berharga dalam hidupku.
7. Mbak Heni yang telah menyiapkan laporan-laporan keuangan bank yang go
publik per tanggal 31 Desember 2005.
8. Untuk Son, matur nuwun sampun didamelke abstrak bahasa Inggris.
9. Mas Dayat & Mbak Panti makasih ya sudah membantu penulis kalo ada
masalah dengan komputer. Makasih juga telah membantu menyusun skripsi
dalam format PDF. Kapan Mas & Mbak punya momongan ?
10. Untuk Teman-Teman PAK ’01, khususnya PAK A, “piye cah-cah sing durung
lulus isih piro? Ayo semangat, ojo nglokro !!! “
11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis hanya dapat berharap semoga semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diberikan rahmat dan anugrah yang
melimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Demikian sedikit yang dapat penulis
sampaikan, jika ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon maaf dan juga
masukan. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
semua.
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
ABSTRAK ........ ......................................................................................... vii
ABTRACKS ....... ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI..... ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Batasan Masalah ................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORETIK
A. Kinerja......... ......................................................................................... 6
1. Pengertian Kinerja............................................................................. 6
2. Pengertian Penilaian Kinerja............................................................. 7
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank........................................ 7
4. Manfaat Penilaian Kinerja................................................................. 8
B. Analisis Laporan Keuangan .................................................................. 8
1. Fungsi Analisis Laporan Keuangan Bank......................................... 8
2. Metode dan Teknik Analisis ............................................................. 9
3. Penggunaan Analisa Rasio................................................................ 11
C. Likuiditas Bank ..................................................................................... 12
1. Pengertian Likuiditas ........................................................................ 12
2. Penilaian Likuiditas Bank ................................................................. 15
D. Rentabilitas Bank .................................................................................. 17
1. Pengertian Rentabilitas ..................................................................... 17
2. Penilaian Rentabilitas Bank .............................................................. 18
E. Permodalan Bank .................................................................................. 18
1. Pengertian Modal .............................................................................. 18
2. Komponen Modal Bank .................................................................... 18
3. Fungsi Modal Bagi Bank .................................................................. 22
4. Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal Bank...................... 23
5. Tujuan Utama Analisa Permodalan .................................................. 23
6. Penilaian Permodalan Bank .............................................................. 24
F. Efisiensi Usaha Bank ............................................................................ 25
1. Pengertian Efisiensi Usaha................................................................ 25
2. Penilaian Efisiensi Usaha Bank ........................................................ 26
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 29
1. Tempat Penelitian ............................................................................. 29
2. Waktu Penelitian ............................................................................... 29
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 30
1. Subjek Penelitian............................................................................... 30
2. Objek Penelitian................................................................................ 30
D. Data yang Diperlukan ........................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data............................................................................. 31
BAB IV GAMBARAN UMUM BANK
A. Sejarah......... ......................................................................................... 36
B. Visi dan Misi BNI ................................................................................ 37
C. Budaya Perusahaan ............................................................................... 38
D. Struktur Organisasi ............................................................................... 39
E. Jasa-Jasa BNI ........................................................................................ 40
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data....................................................................................... 43
B. Analisis Data ......................................................................................... 44
C. Pembahasan. ......................................................................................... 57
1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari
Aspek Likuiditas ............................................................................. 57
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari
Aspek Rentabilitas .......................................................................... 65
3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari
Aspek Permodalan .......................................................................... 70
4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari
Aspek Efisiensi Usaha .................................................................... 70
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan . ......................................................................................... 75
B. Saran-Saran . ......................................................................................... 76
C. Keterbatasan Penelitian......................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 79
LAMPIRAN
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Halaman
1. Tata Cara Perhitungan Modal Minimum Bank........................................ 80
2. Laporan Keuangan PT Bank Arta Niaga Kencana .................................. 81
3. Laporan Keuangan PT Bank Artha Graha Internasional ......................... 87
4. Laporan Keuangan PT Bank Buana Indonesia ........................................ 91
5. Laporan Keuangan PT Bank Bumiputera Indonesia................................ 97
6. Laporan Keuangan PT Bank Central Asia ............................................... 100
7. Laporan Keuangan PT Bank Century ...................................................... 104
8. Laporan Keuangan PT Bank Danamon Indonesia ................................... 107
9. Laporan Keuangan PT Bank Eksekutif Internasional.............................. 111
10. Laporan Keuangan PT Bank Internasional Indonesia.............................. 114
11. Laporan Keuangan PT Bank Kesawan .................................................... 121
12. Laporan Keuangan PT Bank Lippo.......................................................... 124
13. Laporan Keuangan PT Bank Mandiri ...................................................... 127
14. Laporan Keuangan PT Bank Mayapada Internasional............................. 132
15. Laporan Keuangan PT Bank Mega .......................................................... 138
16. Laporan Keuangan PT Bank Negara Indonesia ....................................... 144
17. Laporan Keuangan PT Bank Niaga.......................................................... 148
18. Laporan Keuangan PT Bank NISP .......................................................... 152
19. Laporan Keuangan PT Bank Nusantara Parahyangan ............................. 155
20. Laporan Keuangan PT Bank Pan Indonesia............................................. 158
21. Laporan Keuangan PT Bank Permata ...................................................... 164
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia ....................................... 170
23. Laporan Keuangan PT Bank Swadesi...................................................... 177
24. Laporan Keuangan PT Bank Victoria International................................. 180
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan
gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut
aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi
maupun sumber daya manusia (Abdullah, 2003:108).
Kinerja keuangan yang baik sangat dibutuhkan oleh setiap bank agar
mampu untuk bertahan dalam persaingan di dunia perbankan saat ini. Mengetahui
dan memahami kondisi keuangan bank sangatlah perlu untuk dilakukan oleh
pihak manajemen bank, karena pada dasarnya kondisi keuangan yang dimiliki
oleh suatu bank akan mempengaruhi hidup bank secara keseluruhan.
Penilaian kinerja keuangan bank dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek
likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek efisiensi usaha. Semua
aspek keuangan tersebut akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran
tentang baik atau buruknya kinerja keuangan suatu bank. Salah satu alat yang
dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu bank adalah dengan
menggunakan laporan keuangan. Aspek-aspek keuangan tersebut terkandung
didalam laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan laporan
pertanggungjawaban bank atas kegiatan operasionalnya selama satu periode.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Laporan keuangan yang digunakan dalam penilaian terhadap kinerja suatu
bank biasanya berupa neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan bank
berupa neraca memberikan informasi kepada pihak luar bank, misalnya bank
sentral, masyarakat umum dan investor mengenai gambaran posisi keuangannya,
yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko
yang ada pada suatu bank. Laporan laba-rugi memberikan gambaran mengenai
perkembangan usaha bank yang bersangkutan (Kuncoro, 2002:540).
Bank umum sebagai bank yang berorientasi pada profit motif wajib
mengumumkan laporan keuangannya kepada publik untuk digunakan sebagai alat
penilaian kinerja bank dari segi keuangannya. Upaya penilaian kinerja keuangan
bank umum ini mutlak dilakukan karena kinerja keuangan merupakan hal yang
amat penting bagi semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank,
masyarakat, pengguna jasa bank, dan Bank Indonesia selaku pengawas dan
pembina bank umum dan bank perkreditan rakyat.
Mengingat begitu pentingnya kinerja keuangan suatu bank disamping
peneliti sebagai pihak eksternal yang merasa cukup berkepentingan terhadap
kinerja keuangan suatu bank serta melihat perkembangan bank umum saat ini,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan bank
umum dengan judul “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau Dari Aspek
Likuiditas, Rentabilitas, Permodalan, Dan Efisiensi Usaha”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dibatasi pada
penilaian kinerja keuangan yang ditinjau dari aspek likuiditas, rentabilitas,
permodalan, dan efisiensi usaha.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba
mengangkat permasalahan yang akan dikupas dalam skripsi ini. Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini antara lain :
1. Bagaimana kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005
ditinjau dari aspek likuiditas ?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun
2005 ditinjau dari aspek rentabilitas ?
3. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2005
ditinjau dari aspek permodalan ?
4. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun
2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
antara lain :
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada
tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada
tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas.
3. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada
tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan.
4. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada
tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini, maka akan banyak terdapat manfaat yang
dapat diperoleh bagi penulis. Pertama, penulis dapat menerapkan teori-teori
yang diperoleh pada saat perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya.
Kedua, penulis dapat merasakan secara langsung situasi dan kondisi
kehidupan dunia perbankan. Ketiga, penulisan skripsi ini dapat melatih cara
berpikir secara logis dan sistematis.
2. Bagi Bank
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam menilai kinerja
keuangan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak
manajemen untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta hasil-hasil yang
telah dicapai. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan tersebut, maka dapat
dilakukan perbaikan maupun penyusunan rencana atau kebijakan pada masa
yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Bagi Nasabah/Calon Nasabah
Melalui hasil penelian ini nasabah maupun calon nasabah dapat mengetahui
tingkat kesehatan bank dimana nasabah atau calon nasabah tersebut telah/akan
menyimpan dananya. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank tersebut,
maka dapat membantu nasabah/calon nasabah dalam mengambil keputusan
untuk menyimpan atau menarik dananya.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi/khasanah kepustakaan serta
dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dalam menyusun skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORETIK
A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja atau
tentang peralatan. Sedangkan Echols (1994:387) mendefinisikan kinerja
(performance) sebagai hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan
kewajiban. Kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi.
Rue dan Byars sebagaimana dikutip oleh Nasucha berpendapat bahwa
kinerja adalah tingkat pencapaian (the degree of accomplishment). Kinerja
bagi setiap organisasi merupakan kegiatan yang sangat penting terutama
penilaian ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam batas waktu tertentu.
Kinerja keuangan yang dimaksud berdasarkan acuan diatas adalah
kemampuan kerja manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam
mencapai prestasi kerja. Prestasi kerja yang dimaksud adalah kemampuan
kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien. Dalam suatu
badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang
dihasilkan, yang secara umum tercermin dalam laporan laba-rugi.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan proses mengukur sampai sejauh mana
manajemen mencapai persyaratan-persyaratan pekerja atau seberapa baik
seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan.
Penilaian kinerja melalui laporan keuangan yang didasarkan pada data
dan kondisi masa lalu sulit untuk mengharapkan hasil dimasa depan. Namun
kita harus ingat bahwa masa depan dapat dipengaruhi oleh keputusan yang
diambil hari ini sebagai hasil dari suatu analisis keuangan masa lampau. Tidak
ada rasio yang dapat menilai perusahaan secara mutlak. Dengan demikian
pandangan yang diperoleh bersifat relatif. Hal ini disebabkan oleh kondisi dan
operasi perusahaan yang bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan yang
lain dan dari satu industri ke industri yang lain.
3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank
Abdullah (2003:108) menyatakan bahwa tujuan penilaian kinerja
keuangan bank mengandung beberapa tujuan :
a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama
kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam
tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.
b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua
assets yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi
organisasi karena penilaian kinerja tersebut dimanfaatkan oleh organisasi
untuk (Mulyadi & Setyawan, 1999:228) :
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personal secara maksimum;
b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan
personel, seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian;
c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan;
d. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
B. Analisis Laporan Keuangan Bank
1. Fungsi Analisis Laporan Keuangan Bank
Proses analisis laporan keuangan bank merupakan penggunaan teknik-
teknik terhadap laporan keuangan bank dan data lainnya untuk memperoleh
ukuran yang dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan dalam rangka
pengambilan keputusan. Dengan demikian fungsi pokok analisis laporan
keuangan bank adalah mengubah data yang telah ada menjadi suatu informasi
yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Penggunaan metode dan teknik analisis adalah untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos dalam laporan keuangan yang diperlukan
untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
periode analisis. Atau dapat pula dikatakan bahwa penggunaan metode dan
teknik analisis ini pada prinsipnya adalah penyederhanaan data untuk
mempermudah mengikuti dan menginterpretasi keadaan keuangan bank.
Analisis laporan keuangan bank berguna sebagai (Siamat, 1993:254) :
a. alat skrining awal dalam pemilihan investasi
b. alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank
c. alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasi, atau masalah-masalah
lainnya
d. alat untuk menilai manajemen bank
Dengan analisis laporan keuangan akan mengurangi kecenderungan sifat
sentimen, menggunakan intuisi atau tebakan dalam menilai keadaan keuangan
suatu bank. Hal ini akan memperkecil ketidakpastian yang sulit dihindari dan
sering ditemui dalam proses pengambilan keputusan.
2. Metode dan Teknik Analisis
Dalam melakukan analisis laporan keuangan bank secara intern
digunakan berbagai alat atau teknik yang pada prinsipnya dapat disesuaikan
dengan tujuan analisis. Teknik analisis yang umum digunakan antara lain
meliputi (Siamat, 1993:255) :
a. Analisis komparatif dan persentase per pos (common size)
Analisis komparatif dan common size pada prinsipnya tidak memiliki
perbedaan yang prinsipil. Teknik analisa komparatif dilakukan dengan
cara membandingkan pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi pada dua
periode atau lebih. Analisis persentase atau common size merupakan alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
analisis yang dapat memberikan gambaran secara relatif atau persentase
terhadap komposisi masing-masing pos. Analisis common size ini dapat
dilakukan untuk satu periode atau lebih dari laporan keuangan.
b. Analisis lingkungan bank
Analisis lingkungan bank merupakan suatu teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui posisi bank dalam bidang kegiatan usaha
tertentu. Dengan mengetahui posisi tersebut, bank dapat menilai
kemampuan atau kekuatan daya saing dan pangsa pasar bank baik dengan
bank-bank yang satu kelompok atau lain kelompok maupun secara
keseluruhan industri perbankan.
c. Analisis rasio keuangan bank
Rasio keuangan merupakan suatu alat atau cara yang paling umum
digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio pada
dasarnya adalah suatu teknik yang digunakan untuk menilai sifat-sifat
kegiatan operasi bank dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja
bank yang telah distandarisasi. Analisis rasio menggambarkan hubungan
matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Perhitungan yang
digunakan dalam analisis rasio ini sebenarnya relatif sederhana, namun
interpretasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang cukup
kompleks. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini sebagai suatu alat
analisa sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analis
menginterpretasi rasio-rasio yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Selanjutnya, analisis rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan
gejala-gejala serta informasi keuangan lainnya mengenai keadaan
keuangan suatu bank. Untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja bank
dengan menggunakan analisis rasio tersebut haruslah dilakukan
perbandingan dengan rasio-rasio keuangan bank dalam kelompok yang
sama.
3. Penggunaan Analisa Rasio
Dalam analisa rasio, angka-angka rasio keuangan yang diperoleh dapat
dianalisa dengan memperbandingkan angka rasio tersebut dengan (Munawir,
2001:101) :
a. Standar rasio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana
perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa menjadi anggotanya.
b. Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan.
c. Rasio-rasio yang semacam diwaktu-waktu yang lalu dari perusahaan yang
bersangkutan.
d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing
perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.
Sampai saat ini angka pembanding rasio standar untuk Indonesia belum
dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun
rasio industri atau rasio standar tersebut. Oleh karena rasio standar industri di
Indonesia belum ada, maka untuk melakukan penilaian keuangan penulis
terlebih dahulu membuat rasio standar industri terlebih dahulu. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
langkah-langkah untuk membuat rasio standar industri tersebut antara lain
(Munawir, 2001:66)
1. Mengumpulkan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat
diperbandingkan dalam industri.
2. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam
industri.
3. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah
dan menghapuskan rasio yang extrem (terlalu tinggi atau terlalu rendah).
4. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus (Dajan, 1991:115) :
X = ∑ X . n
Keterangan : X = nilai rata-rata rasio
X = nilai rasio
∑ X = jumlah nilai rasio bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
C. Likuiditas Bank
1. Pengertian Likuiditas
Secara umum likuiditas diartikan sebagai kemampuam perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban sewaktu-waktu. Kewajiban sewaktu-waktu
adalah kewajiban yang muncul secara tiba-tiba, mendadak ataupun dalam
jangka waktu pendek. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga jangan
sampai keuangan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut. Bila
kewajiban-kewajiban tersebut tidak dapat dipenuhi, perusahaan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dianggap tidak likuid (illikuid) yang dapat menimbulkan hilangnya
kepercayaan masyarakat (Sinungan, 1990:73).
Joseph E. Burns sebagaimana dikutip oleh Siamat (1993:166)
mengartikan likuiditas bank sebagai berikut :
Bank liquidity refers to the ability of a bank to raise a certain
amount of funds at a certain cost within a certain amount of time.
Likuiditas bank menurut pengertian ini terdiri dari 3 unsur yaitu jumlah
dana, biaya dana, dan waktu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas bank. Menurut Joseph E. Burns semakin besar jumlah dana yang
dapat diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu untuk memenuhi
likuiditasnya dan dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank
tersebut. Semakin cepat suatu bank memperoleh sejumlah dana dengan biaya
tertentu, semakin tinggi pula likuiditas bank yang bersangkutan. Selanjutnya,
semakin rendah biaya dana yang diperoleh tersebut dalam suatu periode
tertentu, semakin likuid pula bank yang bersangkutan.
Sedangkan Oliver G. Wood dan Robert J. Porter sebagaimana dikutip
oleh Muljono (1988:114) mendefinisikan likuiditas bank sebagai berikut :
Bank’s liquidity is its ability to met deposit withdrawls, maturing
it is liabilities and loan requests without delay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Konsep likuiditas menurut Oliver G. Wood, bahwa suatu bank dianggap
likuid apabila bank memenuhi kategori dibawah ini :
a. Memegang sejumlah alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas,
rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama
dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang diperkirakan.
b. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid sebagaimana disebutkan
pada huruf a. diatas akan tetapi bank tersebut memiliki surat-surat
berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan
menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo
maupun pada waktu setelah jatuh tempo.
c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui
penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money,
penjualan surat-surat berharga dengan repurchase agreement (repo).
Dalam mengatur likuiditas ini biasanya bank-bank tidak akan bebas
mengatur kebijaksanaannya karena adanya berbagai kendala antara lain :
1) Dilema antara likuiditas dengan profitabilitas, semakin tinggi likuiditas
akan banyak idle fund dan profitabilitas rendah dan sebaliknya.
2) Adanya legal reserve requirement yang ditetapkan oleh bank sentral di
masing-masing negara.
3) Adanya working reserve requirement yaitu kebutuhan aktiva lancar.
Dengan adanya beberapa kendala di atas, maka suatu bank paling tidak
harus mempertahankan atau membuat kebijakan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1) Adanya short term liquidity requirement yaitu cash assets yang harus
dipertahankan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah atau akan
jatuh tempo untuk beberapa waktu yang akan datang.
2) Adanya cyclical and secular liquidity requirement yaitu cash assets yang
harus dipertahankan untuk menghadapi fluktuasi kegiatan perekonomian
untuk waktu-waktu yang akan datang.
2. Penilaian Likuiditas Bank
Penilaian aspek likuiditas bank dilakukan dengan menghitung cash ratio
dan loan to assets ratio.
a. Cash Ratio
Cash ratio adalah alat pengukuran likuiditas bank yaitu suatu
likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Definisi dari
minimum cash ratio atau minimum reserve requirement adalah
perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban
yang segera dibayar (Sinungan, 1990:76). Berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 23/17/BPPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya cash ratio
adalah 2 %. Terhitung sejak tanggal 1 Februari 1996, besarnya cash ratio
adalah 3 % dan sejak tahun 1997 menjadi 5 %. Cash ratio menunjukkan
kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh
tempo dengan cash assets yang dimilikinya. Cash ratio diformulasikan
sebagai berikut :
Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Segera Dibayar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Alat likuid bank adalah bagian dari kekayaan bank (aktiva) yang
berbentuk uang tunai (cash). Komponen alat likuid untuk semua jenis
bank adalah sama, yaitu terdiri dari :
1) Kas
Pos ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang logam yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2) Giro Pada Bank Indonesia
Pos ini adalah giro milik bank pelapor pada Bank Indonesia. Jumlah
tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan oleh Bank
Indonesia kepada bank pelapor dan tidak boleh ditambah dengan
fasilitas kredit yang sudah disetujui Bank Indonesia tetapi belum
digunakan.
Komponen kewajiban segera dibayar terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan kewajiban jangka pendek
lainnya.
b. Loan to Assets Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi permintaan kredit dari para debitur dengan assets yang dimiliki.
Rasio ini memberikan informasi porsi dana yang dialokasikan dalam
bentuk kredit dari total assets bank. Semakin tinggi nilai rasio, maka
menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank yang
bersangkutan. Loan to assets ratio diformulasikan sebagai berikut :
Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Keterangan :
Total Loan = Total Pinjaman/Kredit Yang Diberikan
Total Assets = Total Aktiva
D. Rentabilitas Bank
1. Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu
perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut (Munawir, 2001:33).
Bambang Riyanto (1997:35) menyatakan bahwa rentabilitas suatu
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu, dan umumnya dirumuskan sebagai berikut :
L X 100% M
dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M
adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Penilaian Rentabilitas Bank
Penilaian rentabilitas bank dapat dilakukan dengan menghitung rasio
return on assets dan return on equity.
a. Return on Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
assets. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA = Laba Usaha X 100 % Total Aktiva
b. Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal
sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROE = Laba Bersih X 100 % Modal Sendiri
Komponen modal sendiri terdiri atas modal disetor, cadangan umum, dan
laba yang ditahan.
E. Permodalan Bank
1. Pengertian Modal
Muljono (1988:227) mendefinisikan modal sebagai sejumlah dana yang
ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk
pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan-
keuntungan yang diperolehnya.
Secara yuridis pada awal pembentukannya lebih banyak diatur oleh
ketentuan-ketentuan perundang-undangan maupun peraturan pemerintah.
Namun dalam perkembangan selanjutnya kebijakan permodalan dan
pembagian laba (deviden) akan sangat pengaruhnya dalam penentuan laju
perkembangan badan usaha pada umumnya maupun badan usaha yang
berbentuk perbankan pada khususnya.
2. Komponen Modal Bank
Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri
atas : modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary
capital.
a. Modal Inti
Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan
cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dengan
perincian sebagai berikut :
1) Modal Disetor
Yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi
bank yang berbentuk hukum koperasi, modal disetor terdiri dari
simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.
2) Agio Saham
Yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai
akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) Cadangan Umum
Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau
dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan
rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan
ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing.
4) Cadangan Tujuan
Yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan
tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham
atau rapat anggota.
5) Laba Yang Ditahan
Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum
pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
6) Laba Tahun Lalu
Yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum
ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham. Jumlah
laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar
50 %. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka
seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
7) Laba Tahun Berjalan
Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi
tafsiran pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan
sebagi modal inti hanya sebesar 50 %. Dalam hal tahun berjalan bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor
pengurang dari modal inti.
8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan.
b. Modal Pelengkap
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak
dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan
dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa :
1) Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
Cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang
telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.
2) Cadangan Penghapusan Aktiva yang Diklasifikasikan
Cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba-rugi tahun berjalan.
Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul
sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva
produktif.
3) Modal Kuasi
Modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat
seperti modal.
4) Pinjaman Subordinasi
Pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian
tertulis antara bank dan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun, dan pelunasan sebelum jatuh
harus atas persetujuan Bank Indonesia.
3. Fungsi Modal Bagi Bank
Secara lebih spesifik komponen dari modal bank yaitu meliputi pula
modal yang telah disetor oleh para pemiliknya ditambah cadangan umum dan
cadangan lainnya serta ditambah lagi sisa laba/rugi tahun-tahun yang lalu
maupun tahun yang berjalan.
Komponen-komponen diatas mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan suatu bank karena modal bagi suatu bank ternyata
mempunyai fungsi (Muljono, 1988:228) :
a. Sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugiaan-
kerugian yang tidak dapat dihindarkan;
b. Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya
sampai batas-batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal
dari hutang penjualan assets yang tidak terpakai dan lain-lain;
c. Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh para
pemegang saham;
d. Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank
yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisien yang tinggi, seperti yang
dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Sedangkan Faisal Abdullah (2003:47) menyatakan fungsi modal bank
adalah :
1) Melindungi para kreditur
2) Menjamin kelangsungan operasional
3) Memenuhi standar modal minimal
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal
Besar kecilnya kecukupan modal sebuah bank dipengaruhi oleh
(Muljono, 1988:228) :
a. Tingkat kualitas manajemen bank yang bersangkutan.
b. Tingkat Likuiditas yang Dimilikinya
c. Tingkat Kualitas Assets
d. Struktur Deposito
e. Tingkat Kualitas dari Sistem dan Prosedurnya
f. Tingkat Kualitas dan Karakter Para Pemilik Saham
g. Kapasitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Keuangan Jangka Pendek Maupun
Jangka Panjang.
h. Riwayat Pemupukan Modal dan Peraturan Pembagian Laba yang
Diperolehnya
5. Tujuan Utama Analisa Rasio Permodalan (Muljono, 1988:121) :
a. Untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi
untuk mendukung kegiatan bank yang akan dilakukan secara efisien.
b. Untuk mengetahui apakah permodalan bank tersebut akan mampu untuk
menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Untuk mengetahui apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham)
semakin besar atau semakin mengecil.
6. Penilaian permodalan Bank
Ketentuan permodalan yang saat ini berlaku di Indonesia mengikuti
standar Bank for International Settlement (BIS). Penyesuaian perhitungan dan
penilaian kesehatan modal bank berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut oleh
BIS akan memberikan dampak positif bagi industri perbankan Indonesia untuk
dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dengan perbankan
internasional dalam memasuki era globalisasi.
Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh BIS, Bank Indonesia
berdasarkan Paket Kebijakan 29 Februari 1991 mewajibkan setiap bank
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR). Persentase kebutuhan modal minimum yang
diwajibkan menurut BIS ini disebut capital adequacy ratio (car). Oleh karena
itu ketentuan car bagi perbankan Indonesia adalah 8 % dari aktiva tertimbang
menurut risiko (Siamat, 1993:80).
Untuk mengetahui besarnya nilai capital adequacy ratio suatu bank
dapat dihitung dengan rumus :
CAR = Modal X 100 % ATMR
Komponen modal yang digunakan dalam perhitungan car diatas meliputi
modal inti dan modal pelengkap. Komponen modal inti terdiri atas modal
disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba yang ditahan, laba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tahun lalu, laba tahun berjalan, bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang
laporan keuangannya dikonsolidasikan.
Sedangkan komponen modal pelengkap terdiri atas cadangan revaluasi
aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan
pinjaman subordinasi.
Nilai aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) baik itu ATMR neraca
maupun rekening administratif diperleh dengan cara mengalikan nilai nominal
aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko masing-masing aktiva.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk
sebagai bank yang sehat harus memiliki car paling sedikit sebesar 8%. Hal ini
didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS.
F. Efisiensi Usaha Bank
1. Pengertian Efisiensi Usaha
Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dengan masukan,
atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Pusat
pertanggungjawaban “A” dapat dikatakan lebih efisien dari pada pusat
pertanggungjawaban “B” apabila (1) ia mempergunakan jumlah unit input
yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang
dipergunakan oleh “B”, akan tetapi tetap dapat menghasilkan jumlah keluaran
yang sama, atau (2) bila pusat pertanggungjawaban “A” mempergunakan
jumlah unit masukan yang sama dengan “B” akan tetapi dapat menghasilkan
keluaran yang lebih besar (Anthony, 1987:200).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
The Liang Gie (2003,37) menyatakan bahwa efisiensi adalah
perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Suatu kegiatan
dianggap mewujudkan efisiensi kalau dengan suatu kegiatan tertentu
mencapai hasil yang terbesar. Unsur hasil terdiri dari 2 (dua) subunsur, yaitu :
jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Arti efisiensi dapat diperjelas dengan
gambar sebagai berikut :
(A) Hasil Biasa
Kegiatan Tertentu (K) (B) Hasil Lebih Besar
(C) Hasil Terbesar
Menurut gambar diatas, hasil terbesar (C) mewujudkan efisiensi karena
memberikan perbandingan yang terbaik, yaitu paling banyak memberikan
hasil berdasarkan suatu kegiatan tertentu.
Efisiensi merupakan sebuah ide atau konsep yang bulat pengertiannya
dan utuh jangkauannya. Hal ini berarti bagi efisiensi tidak dapat dibuat
tingkat-tingkat perbandingan derajat seperti “lebih efisien” dan “paling
efisien”. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik, yang maksimal, yang
terbesar, atau yang tertinggi antara 2 (dua) unsur kegiatan dan hasil. Oleh
karena itu tidak mungkin dikatakan perbandingan yang “lebih” terbaik atau
“paling” terbaik. Kemungkinannya hanyalah antara efisien dan nonefisien,
antara efisien dan tidak efisien dan bukannya kurang ef.isien atau lebih efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Penilaian Efisiensi Usaha Bank
Rasio efisiensi usaha digunakan untuk mengukur performance
manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor
produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Beberapa rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur efisiensi usaha bank antara lain :
a. Leverage Multiplier
Rasio ini untuk mengukur besarnya komponen modal dibandingkan
dengan aktiva. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin efisien, karena
semakin kecil bagian modal sendiri atau semakin besar dana pihak luar
(dalam bentuk pinjaman) sebagai sumber pembiayaan aktivanya, juga
menunjukkan meningkatnya tingkat kepercayaan pihak luar pada bank
tersebut (Muljono, 1999:105).
Rumus :
Leverage Multiplier = Total Assets . Total Equity Capital
Komponen dari equity capital terdiri atas modal disetor, cadangan umum,
dan laba yang ditahan.
b. Assets Utilization
Rasio ini untuk mengukur kemampuan yang ada dalam memperoleh
pendapatan. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar
kemampuan setiap unit aktivitasnya memperoleh pendapatan, yang juga
berarti semakin efisien bagi bank tersebut (Muljono, 1999:106).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Rumus :
Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets
Pengertian dari operating income (pendapatan usaha bank) adalah
semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha
bank. Komponen dari operating income terdiri dari hasil bunga, provisi
dan komisi, pendapatan karena transaksi devisa, dan pendapatan rupa-
rupa.
Sedangkan pengertian dari non operating income (pendapatan bukan
usaha bank) adalah semua pendapatan yang benar-benar telah diterima dan
tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, misalnya
pendapatan sewa ruangan kantor dan sewa kendaraan bermotor yang
dipergunakan oleh pihak lain, keuntungan karena penjualan benda-benda
tetap dan inventaris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris, yaitu penelitian yang
datanya tidak diambil secara langsung dari perusahaan tetapi diperoleh dari data
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi empiris ini
dilakukan pada PT Bank Negara Indonesia Tbk terhadap laporan keuangan, untuk
mengetahui kinerja keuangan bank tersebut ditinjau dari aspek likuiditas,
rentabilitas, permodalan, dan efisiensi usaha. Penelitian ini juga dikategorikan
sebagai studi kasus, yaitu penelitian terhadap objek tertentu sehingga kesimpulan
yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi objek yang
diteliti. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh selanjutnya diolah dan
dianalisis kemudian ditarik kesimpulan yang hanya berlaku pada PT Bank Negara
Indonesia Tbk pada tahun 2005 dan tidak berlaku untuk bank yang lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember 2006.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Karena
penelitian ini dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta, maka subjek
penelitian ini adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) melalui Pojok BEJ Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti adalah aspek-aspek keuangan PT. Bank Negara
Indonesia Tbk yang meliputi aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan, dan
efisiensi usaha.
D. Data yang Diperlukan
1. Untuk mengetahui gambaran umum PT Bank Negara Indonesia Tbk, data
yang diperlukan adalah :
a. Sejarah bank
b. Struktur organisasi dan deskripsi jabatan
c. Personalia
2. Untuk mengetahui aspek-aspek keuangan Bank Negara Indonesia Tbk, data
yang diperlukan :
a. Neraca pada tanggal 31 Desember 2005.
b. Laporan laba-rugi tanggal 31 Desember 2005.
d. Laporan komitmen dan kontinjensi tanggal 31 Desember 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Untuk menentukan rasio standar industri, data yang diperlukan :
a. Neraca bank yang terdaftar di BEJ (go publik) pada tanggal 31 Desember
2005.
b. Laporan laba-rugi bank yang terdaftar di BEJ (go publik) tanggal 31
Desember 2005.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
mengumpulkan, mencatat, dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada
hubungannya dengan penelitian ini. Data yang digunakan adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk yang sudah
jadi berupa publikasi.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang pertama mengenai kinerja keuangan
PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek likuiditas pada tahun 2005,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan rasio likuiditas standar industri.
Langkah-langkah untuk menentukan rasio likuiditas standar industri adalah
sebagai berikut :
a. Menghitung rasio likuiditas untuk setiap bank dalam industri. Adapun
rasio-rasio tersebut antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1) Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Yang Segera Dibayar
2) Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets
b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :
X = ∑ X . n Keterangan :
X = nilai rata-rata rasio likuiditas
X = nilai rasio likuiditas
∑ X = jumlah nilai rasio likuiditas bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
2. Menghitung rasio likuiditas bank, yang terdiri dari cash ratio dan loan to
assets ratio.
3. Membandingkan antara rasio likuiditas bank dengan rasio likuiditas standar
industri.
4. Menarik kesimpulan.
Apabila nilai cash ratio bank lebih besar atau sama dengan nilai cash ratio
standar industri dan nilai loan to assets ratio bank lebih kecil atau sama
dengan nilai loan to assets ratio standar industri, maka diambil kesimpulan
bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek
likuiditas adalah baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Untuk menjawab permasalahan yang kedua mengenai kinerja keuangan
PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas pada tahun 2005,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan rasio rentabilitas standar industri.
Langkah-langkah untuk menentukan rasio rentabilitas standar industri adalah
sebagai berikut :
a. Menghitung rasio rentabilitas untuk setiap bank dalam industri. Adapun
rasio-rasio tersebut antara lain :
1) Return on Assets = Laba Usaha X 100% Total Aktiva
2) Return on Equity = Laba Bersih X 100% Modal Sendiri
b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :
X = ∑ X . n Keterangan :
X = nilai rata-rata rasio rentabilitas
X = nilai rasio rentabilitas
∑ X = jumlah nilai rasio rentabilitas bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
2. Menghitung rasio rentabilitas bank, yang terdiri dari return on assets dan
return on equity.
3. Membandingkan antara rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas
standar industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4. Menarik kesimpulan.
Apabila nilai rasio rentabilitas bank lebih besar atau sama dengan nilai rasio
rentabilitas standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja
keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas
adalah baik.
Untuk menjawab permasalahan yang ketiga mengenai kinerja keuangan
PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek permodalan pada tahun 2005,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung rasio permodalan bank dengan rumus :
Capital Adequacy Ratio = Modal X 100 % ATMR
2. Membandingkan antara nilai capital adequacy ratio bank dengan ketentuan
minimum capital adequacy ratio dari Bank Indonesia sebesar 8 %.
3. Menarik kesimpulan
Apabila nilai capital adequacy ratio bank lebih besar atau sama dengan
ketentuan minimum permodalan dari Bank Indonesia sebesar 8 %, maka
diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk
ditinjau dari aspek permodalan adalah baik.
Untuk menjawab permasalahan yang keempat mengenai kinerja keuangan
PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha pada tahun
2005, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan rasio efisiensi usaha standar industri.
Langkah-langkah untuk menentukan rasio efisiensi usaha standar industri
adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
a. Menghitung rasio efisiensi usaha untuk setiap bank dalam industri.
Adapun rasio-rasio tersebut antara lain :
1) Leverage Multiplier = Total Assets Total Equity Capital
2) Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets
b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :
X = ∑ X . n Keterangan :
X = nilai rata-rata rasio efisiensi usaha
X = nilai rasio efisiensi usaha
∑ X = jumlah nilai rasio efisiensi usaha bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
2. Menghitung rasio efisiensi usaha bank, yang terdiri dari leverage multiplier
dan assets utilization.
3. Membandingkan antara rasio efisiensi usaha bank dengan rasio efisiensi usaha
standar industri.
4. Menarik kesimpulan.
Apabila nilai rasio efisiensi usaha bank lebih besar atau sama dengan rasio
efisiensi usaha standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja
keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha
adalah baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM BANK
A. Sejarah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) didirikan di Indonesia
sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946. Selanjutnya,
berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank
Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi bank umum milik negara.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tanggal 29 April 1992, telah
dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi perusahaan perseroan
(persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi persero, dinyatakan dalam akta No.
131 tanggal 31 Juli 1992, dibuat dihadapan Muhani Salim, SH yang telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11
September 1992.
Pada saat ini kantor pusat BNI berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1,
Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, BNI memiliki 12 kantor
wilayah yang membawahi 916 kantor cabang dan cabang pembantu domestik,
serta 31 kantor cabang syariah. Selain itu, jaringan BNI juga meliputi 5 kantor
cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, dan New York.
Pada tahun 2003, BNI telah menutup cabang Cayman Islands dan telah menerima
surat persetujuan penutupan cabang Cayman Islands Monetary Authority dan
memberitahukan kepada Bank Indonesia.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pada tanggal 28 Oktober 1996, BNI melakukan “go publik” dengan
penawaran umum perdana atas 1.085.032.000 saham seri B dengan nilai nominal
sebesar Rp 500 (nilai penuh) setiap saham dan harga penawaran sebesar Rp 850
(nilai penuh) setiap saham kepada masyarakat di Indonesia. Saham yang
ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
pada tanggal 25 November 1996. Melalui initial public offering (IPO), maka
status BNI menjadi perusahaan publik dengan nama PT Bank Negara Indonesia
Tbk.
B. Visi dan Misi BNI
1. Visi BNI
Visi BNI adalah menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam
layanan dan kinerja. Bank Negara Indonesia ingin menjadi bank kebanggaan
nasional yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada
segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer.
2. Misi BNI
Untuk merealisasikan visi tersebut BNI memiliki misi “Memaksimalkan
stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada
segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer”.Untuk memaksimalkan
stakeholder value dilakukan dengan memberikan kenyamanan dan kepuasan
kepada seluruh pengguna jasa Bank BNI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
C. Budaya Perusahaan
Pemikiran budaya kerja dilingkungan BNI lahir bersamaan dengan upaya
Bank BNI untuk mengembangkan pemikiran mengenai manajemen. Perumusan
budaya kerja diperlukan mengingat perkembangan yang begitu pesat dalam dunia
usaha perbankan yang meliputi teknologi, komunikasi, sistem dan prosedur,
persaingan dan jasa perbankan.
Budaya kerja Bank BNI dilandasi oleh Swadharma Bhakti Nagara yang
merupakan semboyan Bank Negara Indonesia. Ketiga kata tersebut berasal dari
bahasa Kawi. Swadharma berasal dari kata “swa” yang berasal sendiri, “dharma”
yang berarti kewajiban, “bhakti” berarti bakti dan “nagara” yang berarti negara.
Dalam arti luas, Swadharma Bhakti Nagara dapat diartikan sebagai suatu bakti
kepada negara sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diemban.
Budaya Bank Negara Indonesia Tbk meliputi :
1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik
2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional
3. BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan
dengan nasabah dan mitra usaha.
4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai
5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai
melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Struktur Organisasi
Pada tanggal 31 Desember 2005, susunan dewan komisaris dan direksi
BNI adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama Zaki Baridwan
Wakil Komisaris Utama Suwarsono
Komisaris J.B. Kristiadi
Komisaris Effendi
Komisaris Achjar Iljas
Komisaris H.M.S. Latif
Komisaris Felia Salim
Direksi :
Direktur Utama Sigit Pramono
Wakil Direktur Utama Gatot Mudiantoro Suwondo
Direktur Ignatius Supomo
Direktur Fero Poerbonegoro
Direktur Achmad Baiquni
Direktur Tjahjana Tjakrawinata
Direktur Bien Subiantoro
Direktur Achil Ridwan Djayadiningrat
Direktur Kemal Ranadireksa
Direktur Suroto Moehadji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pada tanggal 31 Desember 2005, BNI dan anak perusahaan mempunyai
karyawan sejumlah 19.471 karyawan termasuk 1.859 karyawan honorer.
E. Jasa-Jasa BNI
Jasa yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia adalah cukup menarik
dan bervariatif, diantaranya :
1. Tabungan
Tabungan adalah simpanan nasabah di bank dan atas dana tersebut
diberikan bungan dan jumlah pengambilan dalam bulan biasanya dibatasi.
Adapun jenis tabungan yang ditawarkan oleh BNI adalah Taplus, Taplus
Utama, Simponi, Tapenas, BNI Haji, BNI Dollar yang dilengkapi dengan
fasilitas ATM.
2. Giro
Giro adalah simpanan nasabah di bank dan atas dana tersebut tidak
diberikan bunga. Dana yang disimpan dapat ditarik dan disetor dalam jumlah
dan waktu yang tidak ditentukan.
3. Deposito
Deposito adalah simpanan nasabah di bank dan untuk pengambilan
dananya telah ditentukan waktunya sehingga tidak dapat diambil sewaktu-
waktu. Jenis deposito yang ditawarkan adalah deposito rupiah, valas, deposito
on call dan sertifikat deposito.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4. Kartu Kredit
Fasilitas eksklusif credit card yang diberikan kepada nasabah guna
keperluan sehari-hari. Nasabah atas rekomendasi bank diberikan kartu yang
dapat digunakan untuk berbelanja ditempat yang telah ditentukan dengan
pembayaran akhir bulan.
5. Save Deposit Box
Fasilitas yang diberikan kepada nasabah untuk menyimpan surat-surat
berharga dengan jaminan bahwa surat tersebut tidak akan rusak, hilang,
terbakar atau terkena resiko lainnya.
6. Treasury
BNI sebagai penyedia solusi valuta asing (valas) yang prima dan
berusaha untuk mempertahankan eksistensinya yang bergerak di pasar valas.
Layanan ini berupa Forex, Fixed Income, Foreign Exchange, dan Money
Market.
7. Garansi Bank
Garansi bank merupakan suatu jaminan bank yang diberikan untuk
memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan suatu
proyek/tender atau dalam transaksi perdagangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
8. Kredit
Kredit yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia antara lain :
a. Kredit Modal Kerja
Pinjaman jangka pendek yang diberikan untuk menunjang kebutuhan
likuiditas atau sebagai modal kerja baik untuk perorangan maupun untuk
perusahaan.
b. Kredit Investasi
Pinjaman yang diberikan untuk menunjang investasi baik dalam jangka
pendek maupun jangka menengah.
c. Kredit Konsumsi
Kredit yang diberikan bank dengan tujuan untuk memperlancar jalannya
proses konsumtif. Kredit konsumsi diantaranya meliputi BNI Griya, BNI
Oto, BNI Multiguna dan Fleksi.
9. Produk Lain
Produk BNI selain yang telah dikenal masyarakat adalah BNI Syariah.
Layanan ini meliputi Murabahah, Ijarah Gadai Emas Syariah, Deposito
Mudharabah, THI Mudharabah, Reksadana Syariah dan Tabungan Syariah
Plus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Aspek-aspek kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang
akan dinilai dalam penelitian ini antara lain aspek likuiditas, rentabilitas,
permodalan, dan efisiensi usaha. Dasar kriteria yang digunakan untuk menilai
baik buruknya kinerja keuangan dari aspek-aspek tersebut ada 2 (dua), yaitu rasio
standar industri dan ketentuan minimum permodalan. Rasio standar industri
digunakan sebagai dasar kriteria penilaian kinerja keuangan untuk aspek
likuiditas, rentabilitas, dan efisiensi usaha. Sedangkan ketentuan minimum
permodalan akan digunakan sebagai dasar kriteria penilaian kinerja keuangan
untuk aspek permodalan.
Rasio standar industri merupakan rasio rata-rata dari bank-bank dalam satu
industri. Adapun bank-bank yang diikut sertakan dalam membuat rasio standar
industri adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta per tanggal 31
Desember 2005. Adapun bank-bank tersebut antara lain Bank Arta Niaga
Kencana, Artha Graha Internasional, Buana Indonesia, Bumiputera Indonesia,
Central Asia, Century, Danamon Indonesia, Eksekutif Internasional, Internasional
Indonesia, Kesawan, Lippo, Mandiri, Mayapada Internasional, Mega, Negara
Indonesia, Niaga, NISP, Nusantara Parahyangan, Pan Indonesia, Permata, Rakyat
Indonesia, Swadesi, dan Victoria Internasional.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
B. Analisis Data
1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek
Likuiditas.
a. Menentukan rasio likuiditas standar industri
1) Menghitung rasio likuiditas setiap bank
a) Cash Ratio
Tabel 5-1 Perhitungan Cash Ratio (CR) Industri Tahun 2005 Nama Bank Alat Likuid (Rp) Kewajiban Segera
Dibayar (Rp)
CR
(%)
Arta Niaga Kencana 66.038.944.157 1.053.533.917.726 6,27
Artha Graha Internasional 659.657.517.447 8.821.513.034.129 7,48
Buana Indonesia **1.133.168 **12.902.312 8,78
Bumiputera Indonesia *497.526.159 *3.909.440.448 12,73
Central Asia **18.755.381 **130.132.176 14,41
Century **1.082.095 **10.120.757 10,69
Danamon Indonesia **4.203.358 **44.508.636 9,44
Eksekutif International 108.472.212.723 1.315.892.290.180 8,24
Internasional Indonesia **3.781.679 **37.311.441 10,14
Kesawan 148.443.220.482 1.405.970.681.165 10,56
Lippo **3.355.355 **25.293.240 13,27
Mandiri **22.827.469 **206.964.937 11,03
Mayapada Internasional *198.996.452 *2.552.104.592 7,80
Mega **2.280.282 **22.046.601 10,34
Negara Indonesia **14.124.457 **116.808724 12,09
Niaga **2.956.336 **34.377.602 8,60
NISP **1.570.368 **16.086.960 9,76
Nusantara Parahyangan 252.182.937.358 2.564.962.142.384 9,83
Pan Indonesia **2.606.630 **27.377.425 9,52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Permata **2.819.138 **29.347.954 9,61
Rakyat Indonesia **11.471.653 **99.002.500 11,59
Swadesi 67.154.157.755 801.082.239.295 8,38
Victoria Internasional *192.992.396 *1.911.318.318 10,09
Jumlah 95.158.833.997.522 836.617.082.662.879 230,65Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan
b) Loan to Assets Ratio
Tabel 5-2 Perhitungan Loan to Assets Ratio (LAR) Industri Tahun 2005 Nama Bank Total Loan (Rp) Total Assets (Rp)
LAR (%)
Arta Niaga Kencana 774.066.358.842 1.199.757.995.679 64,52 Artha Graha Internasional 7.312.435.168.334 10.849.427.614.537 67,40
Buana Indonesia **10.126.485 **15.999.505 63,30
Bumiputera Indonesia *3.008.760.530 *4.317.051.947 69,70
Central Asia **52.778.750 **150.180.752 35,14
Century **2.598.636 **13.274.118 19,58
Danamon Indonesia **34.973.862 **67.803.454 51,58
Eksekutif International 1.041.624.750.445 1.492.007.881.882 69,81
Internasional Indonesia **20.300.014 **49.026.180 41,41
Kesawan 810.940.272.488 1.541.558.692.169 52,61
Lippo **7.648.301 **29.116.215 26,27
Mandiri **94.869.474 **263.383.348 36,02
Mayapada Internasional *2.025.890.958 *3.155.554.158 64,20
Mega **11.113.855 **25.109.428 44,26
Negara Indonesia **58.331.151 **147.812.206 39,46
Niaga **28.671.419 **41.579.861 68,96
NISP **12.244.905 **20.041.565 61,10
Nusantara Parahyangan 1.430.950.665.562 2.839.666.595.427 50,39
Pan Indonesia **13.896.379 **36.919.444 37,64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Permata **31.423.021 **34.782.459 90,34
Rakyat Indonesia **69.503.859 **122.775.579 56,61
Swadesi 427.870.419.448 925.670.587.697 46,22
Victoria Internasional *724.936.250 *2.112.004.691 34,32
Jumlah 466.037.596.373.119 1.046.236.814.173.391 1190,85Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan
2) Menghitung rata-rata hitung rasio likuiditas industri
a. Rata-rata hitung cash ratio industri
X = ∑ X X 100 % n
= 230,65 % 23
= 10,03 %
b. Rata-rata hitung loan to assets ratio industri
X = ∑ X X 100 % n
= 1190,85 % 23
= 51,78 %
b. Menghitung rasio likuiditas PT Bank Negara Indonesia Tbk
1) Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Yang Segera Dibayar
= Rp 14.124.457.000.000 X 100 % Rp 116.808724.000.000
= 12,09 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2) Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets
= Rp 58.331.151.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000
= 39,46 %
c. Membandingkan antara rasio likuiditas bank dengan rasio likuiditas
standar industri.
Tabel 5-3 Perbandingan CR dan LAR Bank dengan Rasio Standar Industri Tahun 2005
Nama Bank CR (%) CR Industri (%) LAR (%) LAR Industri (%)
Negara Indonesia 12,09 10,03 39,46 51,78
d. Menarik Kesimpulan
Tabel 5-3 diatas menunjukkan perbandingan antara nilai cash ratio dan
loan to assets ratio bank dengan rasio industrinya. Informasi yang dapat
kita peroleh melalui tabel 5-3 adalah bahwa nilai cash ratio BNI lebih
besar dibandingkan dengan rasio industrinya dan nilai loan to assets ratio
BNI lebih kecil daripada rasio industrinya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk
ditinjau dari aspek likuiditas pada tahun 2005 adalah baik (likuid).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek
Rentabilitas.
a. Menentukan rasio rentabilitas standar industri
1) Menghitung rasio rentabilitas setiap bank
a) Return on Assets
Tabel 5-4 Perhitungan Return on Assets (ROA) Industri Tahun 2005 Nama Bank Laba Usaha (Rp) Total Aktiva (Rp) ROA
(%)
Arta Niaga Kencana 17.157.856.689 1.199.757.995.679 1,43
Artha Graha Internasional 31.349.642.769 10.849.427.614.537 0,29
Buana Indonesia **492.196 **15.999.505 3,08
Central Asia **5.123.618 **150.180.752 3,41
Century **23.505 **13.274.118 0,18
Danamon Indonesia **2.998.244 **67.803.454 4,42
Internasional Indonesia **916.252 **49.026.180 1,87
Kesawan 4.724.679.014 1.541.558.692.169 0,31
Lippo **522.351 **29.116.215 1,80
Mandiri **1.232.553 **263.383.348 0,47
Mayapada Internasional *23.831.288 *3.155.554.158 0,76
Mega **263.691 **25.109.428 1,05
Negara Indonesia **2.255.783 **147.812.206 1,53
Niaga **746.329 **41.579.861 1,80
NISP **290.803 **20.041.565 1,45
Nusantara Parahyangan 40.542.748.968 2.839.666.595.427 1,43
Pan Indonesia **750.359 **36919.444 2,03
Permata **405.343 **34.782.459 1,17
Rakyat Indonesia **5.607.952 **122.775.579 4,57
Swadesi 17.190.421.282 925.670.587.697 1,86
Victoria International *27.570.620 *2.112.004.691 1,31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Jumlah 21.791.346.256.722 1.046.236.814.173.391 36,22
Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan
b) Return on Equity
Tabel 5-5 Perhitungan Return on Assets (ROE) Industri Tahun 2005 Nama Bank Laba Bersih (Rp) Equity (Rp)
ROE
(%)
Arta Niaga Kencana 11.948.738.879 127.525.591.979 9,37
Artha Graha Internasional 22.550.364.554 535.194.465.103 4,21
Buana Indonesia **345.796 **2.169.128 15,94
Central Asia **3.597.400 **15.847.154 22,70
Century **22.286 **366.401 6,08
Danamon Indonesia **2.003.198 **8.588.953 23,32
Internasional Indonesia **725.118 **4.708.425 15,40
Kesawan 2.946.284.015 121.976.810.408 2,42
Lippo **412.121 **2.611.580 15,78
Mandiri **603.369 **23.214.722 2,60
Mayapada Internasional *16.945.293 *332.211.304 5,10
Mega **179.353 **1.276.625 14,05
Negara Indonesia **1.414.739 **11.894.914 11,90
Niaga **546.921 **3.966.113 13,79
NISP **204.971 **1.986.381 10,32
Nusantara Parahyangan 28.315.156.468 163.649.891.901 17,30
Pan Indonesia **505.799 **4.384.651 11,54
Permata **295.005 **2.571.904 15,36
Rakyat Indonesia **3.808.587 **13.352.982 28,52
Swadesi 11.748.360.852 111.924.748.130 10,50
Victoria Internasional *20.137.438 *157.548.223 12,78
Jumlah 14.779.254.640.768 98.489.964.034.521 265,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan
2) Menghitung rata-rata hitung rasio rentabilitas industri
a. Rata-rata hitung return on assets industri
X = ∑ X X 100 % n
= 36,22 % 21
= 1,72 %
b. Rata-rata hitung return on equity industri
X = ∑ X X 100 % n
= 265,08 % 21
= 12,62 %
b. Menghitung rasio rentabilitas PT Bank Negara Indonesia Tbk
1) Return on Assets = Laba Usaha X 100% Total Aktiva
= Rp 2.255.783.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000
= 1,53 %
2) Return on Equity = Laba Bersih X 100% Modal Sendiri
= Rp 1.414.739.000.000 X 100 % Rp 11.894.914.000.000
= 11,90 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Membandingkan antara rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas
standar industri.
Tabel 5-6 Perbandingan ROA dan ROE Bank dengan Rasio Standar Industri Tahun 2005
Nama Bank ROA (%) ROA Industri (%)
ROE (%) ROE Industri (%)
Negara Indonesia 1,53 1,72 11,90 12,62
c. Menarik Kesimpulan
Melalui tabel 5-6 kita dapat mengetahui bahwa nilai return on assets dan
return on equity bank lebih kecil dibandingkan dengan rasio industrinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank
Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas pada tahun 2005
adalah kurang baik.
3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek
Permodalan.
a. Menghitung capital adequacy ratio bank
Perhitungan penyediaan modal minimum (capital adequacy) didasarkan
pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Yang dimaksud dengan
aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam
neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin
pada kewajiban yang masih bersifat kontinjen dan atau komitmen yang
disediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis
aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada
kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan.
Berikuit ini disajikan tabel perhitungan penyediaan modal minimum PT
Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2005.
Tabel 5-7 Perhitungan Penyediaan Modal Minimum PT Bank Negara Indonesia Tbk Tahun 2005
No. Keterangan Nominal Bobot Risiko (%)
ATMR
I. 1.
1.1 1.2 1.3 1.4
1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
1.10 1.11 1.12 1.13 1.14
Aktiva Neraca Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia Surat Berharga Wesel ekspor dan tagihan lainnya Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan Tagihan akseptasi Obligasi Pemerintah Penyertaan Aktiva tetap Aktiva pajak tangguhan Biaya dibayar dimuka dan aktiva lain
2.843.779 11.280.678
500.134
19.553.926 8.849.689 1.392.211
50.788 58.331.161 3.497.254
32.367.923 778.525
4.557.160 156.437
3.652.541
0 0
20
0 20 20 20
100 20 20
100 100 100 100
0 0
400.107
0 1.769.938 1.113.769
40.630 58.331.161 2.797.803
25.894.338 778.525
4.557.160 156.437
3.652.541 1.15 Jumlah ATMR aktiva neraca 99.492.409
2. Rekening Adminstratif 2.1
2.2
2.3
Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan Irrevocable letters of credit yang masih berjalan Jaminan Bank a. Stanby letters of credit b. Garansi bank c. Performance bonds d. Advance payment bonds e. Bids bonds
7.960.576
4.122.461
567.170
1.810.796 1.069.762
766.619 305.049
50
100
0 0 0 0 0
3.980.288
4.122.461
0 0 0 0 0
2.4 Jumlah ATMR rekening adminstratif 8.102.749 3. Jumlah ATMR (1.15 + 2.4) 107.595.158 No. Keterangan Nominal II. 1.
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Modal Modal Inti : Modal disetor Tambahan modal disetor/agio saham Cadangan umum dan wajib Cadangan khusus Laba yang ditahan
7.042.194 2.525.661
389.494 434.641
1.891.432
1.6 Jumlah Modal Inti 12.283.422 2.
2.1 2.2
Modal Pelengkap : Pinjaman subordinasi Cadangan umum penyisihan
2.433.032
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Penghapusan aktiva produktif (max 1,25 dari ATMR)
1.255.802
2.3 Jumlah Modal Pelengkap 3.688.834 3. Jumlah Modal (II.1.6 + II.2.3) 15.972.256 III. IV. V.
Modal Minimum (8 % X I.3) Kelebihan(Kekurangan) Modal (II.3 – III) Rasio Modal (II.3 : I.3) X 100 %
8.607.613
7.364.643 14,84 %
Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : dalam jutaan rupiah, kecuali bobot risiko
b. Membandingkan antara nilai capital adequacy ratio bank dengan
ketentuan minimum capital adequacy ratio dari Bank Indonesia sebesar
8 %.
Tabel 5-8 Perbandingan CAR Bank dengan Ketentuan CAR Bank Indonesia Tahun 2005
Nama Bank Modal (Rp) ATMR (Rp) CAR (%)
CAR minimum (%)
Negara Indonesia *15.972.256 *107.595.158 14,84 8,00
* dalam jutaan
d. Menarik Kesimpulan
Melalui tabel 5-8 kita dapat mengetahui bahwa pada tahun 2005 PT Bank
Negara Indonesia Tbk memiliki nilai capital adequacy ratio yang lebih
besar bila dibandingkan dengan ketentuan minimum capital adequacy
ratio dari Bank Indonesia sebesar 8 %. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk
ditinjau dari aspek permodalan pada tahun 2005 adalah baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek
Efisiensi Usaha.
a. Menentukan rasio efisiensi usaha standar industri
1) Menghitung rasio efisiensi usaha setiap bank
a) Leverage Multiplier
Tabel 5-9 Perhitungan Leverage Multiplier (LM) Industri Tahun 2005 Nama Bank Total Aktiva (Rp) Equity (Rp) LM
Arta Niaga Kencana 1.199.757.995.679 127.525.591.979 9,41 Artha Graha Internasional 10.849.427.614.537 535.194.465.103 20,27
Buana Indonesia **15.999.505 **2.169.128 7,38
Bumiputera Indonesia *4.317.051.947 *204.115.014 21,15
Central Asia **150.180.752 **15.847.154 9,48
Century **13.274.118 **366.401 36,23
Danamon Indonesia **67.803.454 **8.588.953 7,89
Eksekutif International 1.492.007.881.882 129.100.952.082 11,56
Internasional Indonesia **49.026.180 **4.708.425 10,41
Kesawan 1.541.558.692.169 121.976.810.408 12,64
Lippo **29.116.215 **2.611.580 11,15
Mandiri **263.383.348 **23.214.722 11,35
Mayapada Internasional *3.155.554.158 *332.211.304 9,50
Mega **25.109.428 **1.276.625 19,67
Negara Indonesia **147.812.206 **11.894.914 12,43
Niaga **41.579.861 **3.966.113 10,48
NISP **20.041.565 **1.986.381 10,09
Nusantara Parahyangan 2.839.666.595.427 163.649.891.901 17,35
Pan Indonesia **36.919.444 **4.384.651 8,42
Permata **34.782.459 **2.571.904 13,52
Rakyat Indonesia **122.775.579 **13.352.982 9,19
Swadesi 925.670.587.697 111.924.748.130 8,27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Victoria Internasional *2.112.004.691 *157.548.223 13,41
Jumlah 1.046.236.814.173.391 98.823.180.000.603 301,25 Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan
b) Assets Utilization
Tabel 5-10 Perhitungan Assets Utilization (AU) Industri Tahun 2005 Nama Bank Total Pendapatan
(Rp) Total Aktiva (Rp)
AU (%)
Arta Niaga Kencana 129.722.471.259 1.199.757.995.679 10,81
Artha Graha Internasional 1.023.685.577.774 10.849.427.614.537 9,44
Buana Indonesia **1.833.633 **15.999.505 11,46
Bumiputera Indonesia *464.710.308 *4.317.051.947 10,76
Central Asia **15.517.107 **150.180.752 10,33
Century **1.045.689 **13.274.118 7,87
Danamon Indonesia **10.136.925 **67.803.454 14,95
Eksekutif International 221.912.028.872 1.492.007.881.882 14,87
Internasional Indonesia **5.472.554 **49.026.180 11,16
Kesawan 180.401.684.306 1.541.558.692.169 11,70
Lippo **2.677.499 **29.116.215 9,20
Mandiri **23.166.040 **263.383.348 8,80
Mayapada Internasional *325.892.112 *3.155.554.158 10,33
Mega **2.373.607 **25.109.428 9,45
Negara Indonesia **15.204.636 **147.812.206 10,29
Niaga **4.143.867 **41.579.861 9,97
NISP **2.110.437 **20.041.565 10,54
Nusantara Parahyangan 243.352.893.854 2.839.666.595.427 8,57
Pan Indonesia **3.379.086 **36.919.444 9,15
Permata **3.767.033 **34.782.459 10,83
Rakyat Indonesia **18.505.602 **122.775.579 15,07
Swadesi 92.296.271.467 925.670.587.697 9,97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Victoria Internasional *231.969.469 *2.112.004.691 10,98
Jumlah 112.248.799.534.532 1.046.236.814.173.391 246,53 Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan
2) Menghitung rata-rata hitung rasio efisiensi usaha industri
a. Rata-rata hitung leverage multiplier industri
X = ∑ X n
= 301,25 23
= 13,10 X
b. Rata-rata hitung assets utilization industri
X =∑ X X 100 % n
= 246,53 % 23
= 10,72 %
b. Menghitung rasio efisiensi usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk
1) Leverage Multiplier = Total Assets Total Equity Capital
= Rp 147.812.206.000.000 Rp 11.894.914.000.000
= 12,43 X
2) Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets
= Rp 15.204.636.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000
= 10,29 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Membandingkan antara rasio efisiensi usaha bank dengan rasio efisiensi
usaha standar industri
Tabel 5-11 Perbandingan LM Bank dengan Rasio Standar Industri Tahun 2005 Nama Bank LM (X) LM Industri (X) AU
(%) AU Industri
(%) Negara Indonesia 12,43 13,10 10,29 10,72
d. Menarik Kesimpulan
Tabel 5-11 diatas menunjukkan perbandingan antara nilai leverage
multiplier dan assets utilization bank dengan rasio industrinya. Informasi
yang dapat kita peroleh melalui tabel diatas adalah bahwa nilai leverage
multiplier dan assets utilization bank lebih kecil bila dibandingkan dengan
rasio industrinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi
usaha pada tahun 2005 adalah kurang baik.
C. Pembahasan
1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek
Likuiditas.
a. Cash Ratio
Cash ratio menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kewajiban-
kewajiban yang sudah jatuh tempo/simpanan para nasabah pada saat ditarik
dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Semakin besar nilai cash
ratio suatu bank, maka semakin besar pula alat likuid yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
memenuhi/membayar kewajiban-kewajibannya, yang berarti semakin likuid
bank yang bersangkutan.
Bila dibandingkan dengan rasio standar industri, BNI memiliki selisih
lebih cash ratio 2,06 %. Hal ini berarti untuk mencapai tingkat cash ratio dari
rata-rata industri sebesar 10,03 %, BNI hanya membutuhkan alat likuid
sebesar Rp 11.715.915.020.000. Sepintas kita dapat menilai bahwa BNI
memiliki idle fund sebesar Rp 2.408.541.980.000 (Rp14.124.457.000.000-
Rp11.715.915.020.000). Namun menurut penulis, kebijakan yang telah
ditempuh BNI dalam mengutamakan keamanan atau likuiditas ini sudah tepat.
Hal ini mengingat posisi bank sebagai lembaga keuangan memiliki
tanggungjawab sosial dalam menjaga integritas sistem perbankan. Disamping
itu dari sudut bisnis bank sebagai agen of trust , bank selalu dituntut untuk
menjaga kepercayaan masyarakat khususnya nasabah terhadap bank yang
bersangkutan.
Saldo kas sebesar Rp 2.843.779.000.000 menyumbang 20,13 % dari
jumlah alat likuid yang dikuasai bank. Hal ini menunjukkan bahwa seperlima
dari jumlah kebutuhan likuiditas diperkirakan akan berasal dari transaksi tunai
para nasabah, khususnya pengambilan tunai melalui rekening non giro.
Kas disajikan dalam neraca sebesar nilai nominalnya. Dalam pengertian
kas adalah uang kertas dan uang logam, baik rupiah maupun valuta asing
(valas) yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang syah di Indonesia.
Emas batangan dan uang logam yang diterbitkan untuk memperingati suatu
peristiwa (commemorative coin) tidak termasuk dalam pengertian kas. Saldo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kas akan bertambah bilamana lebih banyak jumlah setoran nasabah
dibandingkan jumlah pengambilannya. Sebaliknya, saldo kas akan berkurang
bilamana lebih banyak jumlah pengambilan nasabah bila dibandingkan dengan
jumlah penyetorannya.
Sementara saldo Giro pada Bank Indonesia sebesar Rp
11.280.678.000.000 memberi kontribusi yang relatif sangat besar dalam
menjaga kebutuhan likuiditas bank, yaitu sebesar 79,87 % atau hampir
mencapai 80 % dari keseluruhan alat likuid yang dimiliki. Hal ini menjadi
indikasi bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk memberi kebijakan lebih
dalam menyiapkan dana untuk menjaga perubahan penerimaan dan
pengeluaran uang melalui transaksi clearing yaitu penyelesaian utang piutang
melalui Bank Indonesia. Dengan kata lain bahwa sebagian besar kebutuhan
likuiditas PT Bank Negara Indonesia Tbk berasal dari transaksi rekening giro.
Giro pada Bank Indonesia merupakan giro milik bank pelapor pada Bank
Indonesia. Jumlah tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan
Bank Indonesia dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas kredit yang sudah
disetujui Bank Indonesia dan belum digunakan. Bertambahnya saldo Giro
pada Bank Indonesia terjadi karena lebih banyak setoran nasabah pada
transaksi clearing dibandingkan dengan pengambilannya. Sebaliknya,
pengurangan saldo Giro pada Bank Indonesia terjadi karena lebih banyak
pengambilan oleh nasabah melalui transaksi giral dibandingkan dengan
penyetorannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Alat likuid bank yang terdiri atas kas dan Giro pada Bank Indonesia
merupakan salah satu perwujudan pengalokasian dana bank yaitu dalam
bentuk non earning assets, khususnya primary reserve. Penempatan dalam
primary reserve merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari bagi semua
bank. Hal ini disebabkan primary reserve merupakan cadangan utama yang
harus dipelihara bank demi memenuhi ketentuan likuiditas minimum
berdasarkan ketentuan yuridis dari bank sentral. Selain itu, pembentukan
primary reserve diperlukan untuk memenuhi permintaan efektif dari para
nasabah yang muncul secara tiba-tiba. Denga kata lain primary reserve
dibentuk dengan tujuan untuk membangun/mempertahankan kepercayaan
masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas bank tetap aman.
Sementara dari sektor kewajiban yang segera dibayar, simpanan nasabah
sebesar Rp 115.517.123.000.000 mempunyai porsi yang sangat besar dalam
hal kewajiban yang harus ditanggung oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk,
yaitu 98,89 % dari total kewajiban yang segera dibayar. Semakin besar jumlah
kewajiban yang segera dibayar, maka menunjukkan semakin besar pula
pertanggungjawaban yang harus dipikul oleh pihak bank kepada masyarakat
(nasabah). Namun disisi lain pos ini memberi informasi mengenai sukses
tidaknya pihak bank dalam menggalang dana. Hal ini mengingat bahwa dana
dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh
bank.
Baik buruknya kinerja keuangan likuiditas sangatlah dipengaruhi oleh
besar kecilnya nilai rasio yang diperoleh bank. Mengingat bahwa cash ratio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
adalah angka perbandingan antara alat likuid dengan kewajiban yang segera
dibayar, maka besar kecilnya nilai cash ratio ini dipengaruhi oleh kedua
komponen tersebut.
Bila kita melihat dari komponen alat likuid, BNI memiliki jumlah alat
likuid sebesar Rp 14.124.457.000.000. Sementara untuk bank-bank lain rata-
rata memiliki jumlah alat likuid sebesar Rp 4.137.340.608.588 (Rp
95.158.833.997.522/23). Bila kita melihat perbandingan antara jumlah alat
likuid yang dimiliki BNI dengan rata-rata jumlah alat likuid industri, maka
BNI memiliki jumlah alat likuid yang lebih besar, yaitu memiliki selisih lebih
Rp 9.987.116.391.412 terhadap rata-rata jumlah alat likuid industri.
Bila kita melihat dari komponen kewajiban segera dibayar, BNI
memiliki jumlah kewajiban segera dibayar Rp 116.808.724.000.000.
Sementara untuk bank-bank lain rata-rata memiliki jumlah kewajiban segera
dibayar Rp 36.374.655.767.951 (Rp 836.617.082.662.879/23). Dengan
membandingkan antara jumlah kewajiban segera dibayar BNI dengan rata-rata
kewajiban segera dibayar industri, maka BNI memiliki jumlah kewajiban
segera dibayar yang lebih besar dibandingkan dengan bank-bank lain, yaitu
memiliki selisih lebih Rp 102.323.648.862.026 terhadap rata-rata aktiva
industri.
Bila kita melihat dari komponen-komponen yang mempengaruhi besar
kecilnya nilai cash ratio, BNI memiliki komponen cash ratio yang lebih
besar, baik untuk jumlah alat likuid maupun jumlah kewajiban segera dibayar.
Untuk dapat mengetahui hal yang menyebabkan BNI memiliki nilai cash ratio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
yang lebih besar bila dibandingkan dengan ratio standar industri, kita harus
menghitung selisih antara jumlah alat likuid dengan jumlah kewajiban segera
dibayar untuk masing.
Bila kita menyelisihkan antara jumlah kewajiban segera dibayar dengan
jumlah alat likuid, BNI memiliki selisih Rp 102.684.267.000.000 (Rp
116.808.724.000.000 – Rp 14.124.457.000.000) atau 87,91 % dari jumlah
kewajiban segera dibayar (Rp 102.684.267.000.000/116.808.724.000.000 X
100 %). Sementara bank-bank lain memiliki selisih Rp 32.237.315.159.363
(Rp 36.374.655.767.951 – Rp 4.137.340.608.588) atau 88,63 % dari jumlah
kewajiban segera dibayar (Rp 32.237.315.159.363/Rp 36.374.655.767.951 X
100 %). Semakin besar persentase selisih antara jumlah kewajiban segera
dibayar dengan jumlah alat likuid terhadap jumlah kewajiban segera dibayar,
maka menunjukkan semakin lebar jarak antara pembilang dan penyebut.
Sebaliknya, semakin kecil persentase selisih antara kewajiban segera dibayar
dengan jumlah alat likuid terhadap jumlah kewajiban segera dibayar, maka
menunjukkan semakin dekat jarak antara pembilang dan penyebut.
BNI memiliki persentase selisih antara kewajiban segera dibayar dengan
jumlah alat likuid terhadap jumlah kewajiban segera dibayar yang lebih kecil
bila dibandingkan dengan rata-rata bank lain. Dengan memiliki persentase
yang lebih kecil ini, maka BNI memiliki jarak antara pembilang dan penyebut
yang lebih dekat dibandingkan dengan rata-rata bank lain. Dengan memiliki
jarak yang lebih dekat antara pembilang dan penyebut, maka hasil pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
antara pembilang dan penyebut semakin besar, sehingga BNI memiliki nilai
cash ratio yang lebih besar bila dibandingkan dengan bank-bank lain.
b. Loan to Assets Rasio
Loan to assets ratio merupakan rasio yang memberi informasi mengenai
seberapa besar bagian dari keseluruhan aktiva yang dialokasikan pada
pinjaman (kredit) yang diberikan. Dengan kata lain rasio ini menunjukan
kemampuan bank yang bersangkutan dalam memenuhi permintaan kredit dari
para debitur dengan assets yang tersedia. Semakin besar nilai loan to assets
ratio suatu bank, maka menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas
bank yang bersangkutan, namun semakin besar kemungkinan bank tersebut
untuk memperoleh keuntungan. Hal ini mengingat bahwa loan to assets ratio
merupakan angka perbandingan antara pinjaman yang diberikan dengan total
aktiva. Semakin besar loan to assets ratio, semakin besar pula bagian dari
aktiva yang dialokasikan sebagai pinjaman yang diberikan, sementara semakin
kecil kemungkinan bagian aktiva yang dialokasikan sebagai alat likuid.
Sebaliknya semakin kecil nilai loan to assets ratio, menunjukkan semakin
tinggi likuiditas bank yang bersangkutan, namun semakin kecil kemungkinan
bank tersebut untuk mendapatkan keuntungan.
Loan to assets ratio sebesar 39,46 % menunjukkan bahwa hampir
duaperlima bagian dari aktiva dialokasikan sebagai pinjaman yang diberikan.
Bila dibandingkan dengan rasio standar industri yang memiliki nilai 51,77%,
BNI memiliki selisih kurang loan to assets ratio sebesar 12,31 %. Hal ini
menunjukkan bahwa BNI memiliki jumlah aktiva yang lebih sedikit sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Rp 18.206.009.270.000 [(Rp 147.812.206.000.000 X 0.5178) – Rp
58.331.151.000.000] yang dialokasikan kedalam bentuk pinjaman yang
diberikan. Sementara bank-bank lain mengalokasikan lebih dari separuh dari
jumlah aktivanya kedalam bentuk pinjaman yang diberikan.
Mengingat loan to assets ratio ini merupakan angka perbandingan antara
pinjaman yang diberikan dengan jumlah aktiva, maka besar kecilnya nilai
rasio ini dipengaruhi oleh kedua komponen tersebut. Bila kita melihat dari
komponen pinjaman yang diberikan, BNI memiliki jumlah pinjaman yang
diberikan sebesar Rp 58.331.161.000.000. Sementara untuk bank-bank lain
rata-rata memiliki jumlah pinjaman yang diberikan sebesar Rp 20.262.504.190
(Rp 466.037.596.373.119/23). Bila kita melihat perbandingan antara jumlah
pinjaman yang diberikan milik BNI dengan rata-rata pinjaman yang diberikan
industri, maka BNI memiliki jumlah pinjaman yang diberikan yang lebih
besar, yaitu memiliki selisih lebih Rp 38.068.656.809.864 terhadap rata-rata
pinjaman yang diberikan industri.
Bila kita melihat dari komponen aktiva, BNI memiliki jumlah aktiva Rp
147.812.206.000.000. Sementara untuk bank-bank lain rata-rata memiliki
jumlah aktiva Rp 45.488.557.137.974 (Rp 1.046.236.814.173.391/23).
Dengan membandingkan antara jumlah aktiva BNI dengan rata-rata aktiva
industri, maka BNI memiliki jumlah aktiva yang lebih besar dibandingkan
dengan bank-bank lain, yaitu memiliki selisih lebih Rp 102.323.648.862.026
terhadap rata-rata aktiva industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dengan melihat kedua komponen yang mempengaruhi nilai loan to
assets ratio tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa kecilnya nilai loan to
assets ratio BNI dibandingkan rasio standar industri disebabkan jumlah
alokasi pinjaman yang diberikan milik BNI tidak sebanding dengan jumlah
aktivanya. Nilai loan to assets ratio ini dapat dipertinggi dengan menambah
jumlah alokasi pinjaman yang diberikan, sebaliknya penurunan nilai loan to
assets ratio dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah alokasi pinjaman
yang diberikan terhadap jumlah aktiva.
2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek
Rentabilitas
a. Return on Assets (ROA)
Return on assets menunjukkan kemampuan suatu bank dalam
memperoleh laba melalui aktiva yang dimiliknya. Semakin besar nilai return
on assets, semakin besar pula tingkat keuntungan yang berhasil diperoleh
bank yang bersangkutan.
Return onnassets sebesar 1,53 % dapat diartikan bahwa PT Bank Negara
Indonesia Tbk pada tahun 2005 mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,0153
untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang dimilikinya. Sementara untuk rasio industri
sebesar 1,72 % dapat ditafsirkan bahwa bank-bank lain rata-rata menghasilkan
laba sebesar Rp 0,0172 untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang dimilikinya. Hal ini
berarti bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk mempunyai kemampuan yang
lebih kecil dalam menghasilkan laba melalui penggunaan aktivanya, yaitu
sebesar 0,19 % dari rasio standar industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kemampuan PT Bank Negara Indonesia Tbk dalam memperoleh laba
melalui aktiva yang dimilikinya bila dibandingkan dengan bank lain dapat
dikategorikan buruk, dalam artian berada dibawah rata-rata. Hal ini
semestinya menjadi perhatian tersendiri bagi pihak manajemen bank
khususnya manajemen pendapatan pada masa yang akan datang.
Besar kecilnya nilai return on assets ini sangat mempengaruhi penilaian
kinerja rentabilitas suatu bank. Adapun yang mempengaruhi besar kecilnya
nilai rasio ini adalah laba usaha dan jumlah aktiva. Jumlah laba yang diperoleh
bank sangat dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang dialokasikan kedalam bentuk
earning assets. Semakin banyak jumlah earning assets suatu bank, maka
semakin besar peluang bank tersebut untuk memperoleh pendapatan, yang
pada akhirnya akan mampu menghasilkan laba yang lebih besar.
Pada periode 2005, BNI mampu memperoleh laba usaha Rp
2.255.783.000.000, lebih besar daripada rata-rata laba usaha industri yaitu Rp
1.037.683.155.082 (Rp 21.791.346.256.722/21). Pada periode tersebut, BNI
memiliki selisih lebih laba usaha Rp 1.218.099.844.918 dari rata-rata laba
usaha industri.
Sementara dari komponen aktiva, BNI memiliki total aktiva sebesar Rp
147.812.206.000.000. Sementara untuk bank-bank lain rata-rata memiliki total
aktiva Rp 49.544.169.254.024. Dengan demikian bila dilihat dari komponen
aktiva, BNI memiliki total aktiva yang lebih besar daripada rata-rata aktiva
bank-bank lain, yaitu memiliki selisih lebih Rp 98.268.036.745.976.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dengan melihat kedua komponen yang mempengaruhi besar kecilnya
nilai return on assets tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa lebih
kecilnya nilai return on assets BNI disebabkan jumlah laba yang diperoleh
BNI tidak sebanding dengan jumlah aktivanya. Seharusnya dengan jumlah
aktiva tersebut, BNI mampu untuk memperoleh laba yang lebih besar lagi.
Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa besar kecilnya laba yang
diperoleh bank sangat dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang dialokasikan
kedalam bentuk earning assets, salah satunya pinjaman yang diberikan. Bila
kita melihat kebelakang, BNI mengalokasikan pinjaman yang diberikan
sebesar 39,46 % dari jumlah aktiva. Sementara bank-bank lain rata-rata
mengalokasikan lebih dari separuh dari jumlah aktivanya kedalam bentuk
pinjaman yang diberikan. Dengan memiliki jumlah pinjaman yang diberikan
kurang dari duaperliama bagian dari jumlah aktivanya, maka hal ini tentunya
akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang akan diperoleh, mengingat
pinjaman yang diberikan merupakan salah satu jenis aktiva produktif yang
paling banyak memberikan kontribusi terhadap perolehan pendapatan.
b. Return on Equity (ROE)
Return on equity adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia
bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan
laba tersebut. Dengan kata lain return on equity adalah kemampuan suatu
bank dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan
keuntungan. Semakin besar nilai rasio return on equity, maka semakin besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pula tingkat keuntungan yang berhasil diperoleh, yang berarti semakin besar
pula bagian laba yang diperuntukkan bagi pemilik bank.
Pada tabel 5-6 BNI memiliki return on equity 11,90 %, yang berarti
bahwa setiap Rp1,00 modal sendiri yang dimiliki mampu menghasilkan laba
bersih sebesar Rp 0,1190. Sementara untuk rasio industri memiliki nilai
12,62%, yang dapat diartikan bahwa bank-bank lain rata-rata mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 0,1262 untuk setiap Rp 1,00 modal sendiri yang
dimiliki. Dengan demikian BNI memiliki kemampuan yang lebih kecil dalam
memperoleh keuntungan.
Baik buruknya kinerja keuangan ini sangatlah dipengaruhi oleh besar
kecilnya nilai rasio yang diperoleh bank. Dimana perubahan nilai rasio
rentabilitas ini secara signifikan dipengaruhi oleh komponen laba bersih dan
modal sendiri. Besar kecilnya laba sangat dipengaruhi oleh jumlah alokasi
dana bank dalam bentuk earning assets. Sementara besar kecilnya modal
sendiri dipengaruhi oleh financial leverage yang dikehendaki.
Bila kita melihat dari sektor laba bersih, BNI telah mampu memperoleh
laba bersih diatas rata-rata industri. Hal ini dapat kita ketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh BNI dengan rata-rata laba
industri. Pada periode 2005, BNI berhasil memperoleh laba Rp
1.414.739.000.000. Sementara rata-rata laba bersih industri menunjukkan Rp
703.774.030.513 (Rp 14.779.254.640.768/21). Dengan demikian BNI
sebenarnya memiliki kemampuan memperoleh laba yang lebih besar bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dibandingkan dengan bank-bank lainnya, yaitu memiliki selisih lebih Rp
710.964.969.487 dari rata-rata laba industri.
Sementara dari sektor modal sendiri yang merupakan faktor pembagi
(penyebut) terhadap laba bersih, BNI memiliki modal sendiri Rp
11.894.914.000.000, sementara bank-bank lain rata-rata memiliki modal
sendiri Rp 4.689.998.287.358. Dengan melihat perbandingan tersebut, BNI
memiliki modal sendiri yang lebih besar daripada bank-bank lainnya, yaitu
memiliki selisih lebih Rp 7.204.915.712.642 dari rata-rata modal sendiri
industri.
Bila kita menyelisihkan antara modal sendiri dengan laba bersih, BNI
memiliki selisih Rp 10.480.175.000.000 (Rp 11.894.914.000.000 – Rp
1.414739.000.000) atau 88,11 % dari modal sendiri (Rp 10.480.175.000.000/
Rp 11.894.914.000.000 X 100 %). Sementara bank-bank lain memiliki selisih
Rp 3.986.224.257.045 (Rp 4.689.998.287.358 – Rp 703.774.030.513) atau
84,99 % dari modal sendiri (Rp 3.986.224.257.045/Rp 4.689.998.287.358 X
100 %). Semakin besar persentase selisih antara modal sendiri dengan laba
bersih terhadap modal sendiri, maka menunjukkan semakin lebar jarak antara
pembilang dan penyebut. Sebaliknya, semakin kecil persentase selisih antara
modal sendiri dengan laba bersih terhadap modal sendiri, maka menunjukkan
semakin dekat jarak antara pembilang dan penyebut.
BNI memiliki persentase selisih antara modal sendiri dengan laba bersih
terhadap modal sendiri yang lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata
bank lain. Dengan memiliki persentase yang lebih besar ini, maka BNI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
memiliki jarak yang lebih lebar antara pembilang dan penyebut dibandingkan
dengan rata-rata bank lain. Dengan memiliki jarak yang lebih lebar antara
pembilang dan penyebut, maka hasil pembagian antara pembilang dan
penyebut semakin kecil. Hal inilah yang menyebabkan BNI memiliki nilai
return on equity yang lebih kecil bila dibandingkan dengan bank-bank lain.
3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek
Permodalan.
Pada tahun 2005 BNI memiliki jumlah aktiva yang berisiko sebesar Rp
107.595.158.000.000. Dari jumlah tersebut, Rp 99.492.409.000.000 atau
92,47 % berasal dari aktiva neraca, sementara Rp 8.102.749.000.000 atau 7,53
% berasal dari rekening adminstratif. Dengan jumlah aktiva yang berisiko
tersebut, BNI seharusnya hanya membutuhkan jumlah modal sebesar Rp
8.607.613.000.000 untuk menopang kemungkinan kerugian yang mungkin
timbul dari aktiva yang berisiko tersebut seperti ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pada tahun 2005 BNI memiliki modal inti sebesar
Rp 12.283.422.000.000 atau 76,90 % dari jumlah modal serta modal
pelengkap Rp 3.688.834.000.000 atau 23,10 % dari jumlah modal. Dengan
rasio modal sebesar 14,84 % ini, maka BNI memiliki kelebihan modal
sebesar Rp 7.364.643.000.000 dari ketentuan yang telah ditetapkan Bank
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek
Efisiensi Usaha.
a. Leverage Multiplier (LM)
Leverage multiplier merupakan rasio atau perbandingan antara total
aktiva dengan jumlah modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur
besarnya komponen modal sendiri dengan aktiva. Semakin besar nilai rasio ini
berarti semakin efisien, karena semakin kecil bagian modal sendiri atau
semakin besar dana pihak luar sebagai sumber pembiayaan aktivanya, juga
menunjukkan tingkat kepercayaan pihak luar pada bank tersebut.
Melalui tabel 5-11 dapat dilihat bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk
pada tahun 2005 memiliki nilai leverage multiplier sebesar 12,43 X. Hal
menunjukkan bahwa 8,05 % dari keseluruhan aktiva dibiayai dari modal
sendiri. Sementara untuk bank-bank yang lain rata-rata memiliki nilai leverage
multiplier sebesar 13,10 X, yang berarti bahwa 9,41 % dari keseluruhan aktiva
dibiayai dari modal sendiri. Bila dibandingkan dengan leverage multilplier
rasio standar industri, BNI memiliki selisih kurang sebesar 0,66 X dari rata-
rata efisiensi usaha industri.
Baik buruknya kinerja keuangan ini dipengaruhi oleh nilai rasio yang
diperoleh bank. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai rasio
efisiensi usaha ini tergantung oleh komponen jumlah aktiva dan modal sendiri.
Pada periode 2005, BNI memiliki jumlah aktiva Rp 147.812.206.000.000, dan
bank-bank lain rata-rata memiliki jumlah aktiva Rp 45.488.557.137.974 (Rp
1.046.236.814.173.391/23). Bila kita membandingkan antara jumlah aktiva
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
yang dimiliki BNI dengan rata-rata aktiva bank-bank lain, maka BNI memiliki
jumlah aktiva yang lebih besar daripada jumlah aktiva bank-bank lain.
Pada periode yang sama, BNI memiliki modal sendiri sebesar Rp
11.894.914.000.000, sementara rata-rata modal sendiri industri sebesar Rp
4.296.660.000.026 (Rp 98.823.180.000.603/23). Sama halnya dengan
komponen aktiva, BNI juga memiliki jumlah modal sendiri yang lebih besar
bila dibandingkan dengan rata-rata modal sendiri.
Bila kita menyelisihkan antara aktiva dan modal sendiri, BNI memiliki
selisih Rp 135.917.292.000.000 atau 91,95 % dari aktiva (Rp
135.917.292.000.000/Rp 147.812.206.000.000 X 100 %). Sementara untuk
bank-bank lain memiliki selisih Rp 41.191.897.137.948 atau 90,55 % dari
aktiva (Rp 41.191.897.137.948/Rp 45.488.557.137.974 X 100 %). Semakin
besar persentase selisih antara aktiva dengan modal sendiri, maka
menunjukkan semakin lebar jarak antara pembilang dan penyebut, yang
menyebabkan hasil pembagian pembilang dan penyebut semakin kecil. Hal
inilah yang menyebabkan BNI memiliki nilai leverage multiplier yang lebih
kecil daripada industrinya.
b. Assets Utilization Ratio (AU)
Assets utilization diperoleh melalui perbandingan antara total pendapatan
dengan total aktiva. Adapun kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengukur
kemampuan yang ada dalam suatu bank dalam memperoleh pendapatan.
Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar kemampuan setiap unit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
aktivitasnya dalam memperoleh pendapatan, yang juga berarti semakin efisien
bagi bank tersebut.
Selama periode 2005 BNI mampu menghasilkan pendapatan sebesar
10,29 % dari jumlah aktivanya. Hal ini dapat diartikan bahwa BNI mampu
menghasilkan pendapatan sebesar Rp 0,1029 untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang
dimilikinya. Sementara untuk rasio standar industri sebesar 10,72 % dapat
diartikan bahwa bank-bank lain rata-rata mampu menghasilkan pendapatan
sebesar Rp 0,1072 untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang dimilikinya.
Baik buruknya kinerja keuangan ini dipengaruhi oleh besar kecilnya
nilai rasio yang diperoleh bank. Dimana perubahan nilai rasio efisiensi usaha
ini dipengaruhi oleh komponen pendapatan dan aktiva. Besar kecilnya
pendapatan bank sangat dipengaruhi oleh jumlah alokasi earning assets
terhadap jumlah aktiva. Semakin besar jumlah earning assets suatu bank,
maka semakin besar pula pendapatan yang akan diperoleh bagi bank tersebut.
Sementara jumlah aktiva bank dipengaruhi oleh kemampuan bank tersebut
dalam memperoleh/menghimpun sumber-sumber dana, baik berasal dari
dalam maupun dari luar/asing.
Bila kita melihat dari komponen pendapatan, BNI telah mampu
memperoleh pendapatan diatas rata-rata pendapatan industri. Hal ini dapat kita
ketahui dengan memperbandingkan antara pendapatan yang diperoleh BNI
dengan rata-rata pendapatan. Selama periode 2005, BNI mampu memperoleh
pendapatan Rp 15.204.636.000.000, sementara bank-bank lain rata-rata
mampu memperoleh pendapatan Rp 489.078.240.632 (Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
112.248.799.534.532/23). Dengan demikian bila kita melihat dari komponen
pendapatan, BNI memiliki pendapatan yang lebih besar bila dibandingkan
dengan bank-bank lain, yaitu terdapat selisih lebih Rp 14.715.557.759.368
dari rata-rata pendapatan industri.
Sementara dari komponen aktiva, BNI memiliki jumlah aktiva yang
lebih besar dibandingkan dengan rata-rata aktiva indusri. Pada periode 2005,
BNI memiliki jumlah aktiva sebesar Rp 147.812.206.000.000, sementara rata-
rata aktiva industri sebesar Rp 45.488.557.137.974 (Rp 1.046.236.814.173391
/23). Dengan melihat perbandingan antara jumlah aktiva BNI dengan rata-rata
aktiva industri, kita dapat mengatakan bahwa BNI memiliki selisih lebih
aktiva yang jauh lebih besar dibandingkan dengan rata-rata industrinya.
Dengan kata lain selisih lebih pendapatan BNI tidak sebanding dengan selisih
lebih aktiva yang dimiliki. Seharusnya dengan jumlah aktiva tersebut, BNI
mampu untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar lagi. Hal inilah yang
menyebabkan BNI memiliki nilai rasio assets utilization yang lebih kecil
dibandingkan bank-bank lainnya, sehingga selama periode 2005 BNI tidak
menjalankan usahanya secara efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kinerja keuangan BNI pada tahun 2005 apabila ditinjau dari aspek likuiditas,
melalui pendekatan cash ratio maupun loan to assets ratio adalah baik. Hal ini
dapat dilihatidari perbandingan antara nilai cash ratio dan loan to assets ratio
bank dengan rasio standar industri, dimana untuk cash ratio, bank memiliki
nilai cash ratio 12,09 % dan rasio industri 10,03 %. Sementara untuk loan to
assets ratio, BNI memiliki nilai yang lebih kecil yaitu 39,46 % dan rasio
industri 51,78 %.
2. Kinerja keuangan BNI pada tahun 2005 apabila ditinjau dari aspek
rentabilitas, bila dilihat melalui pendekatan return on assets maupun return on
equity adalah kurang baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari perbandingan antara
nilai rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas industri. Pada tahun 2005
BNI memiliki return on assets 1,53 %, sementara untuk rasio standar
industrinya memiliki nilai 1,72 %. Pada periode yang sama BNI juga memiliki
nilai return on equity yang lebih kecil, yaitu 11,90 % sementara rasio industri
12,62 %.
3. Kinerja keuangan permodalan BNI pada tahun 2005 adalah baik. Hal ini dapat
dilihat dari nilai capital adequacy ratio (car) bank sebesar 14,84 %, dimana
ketentuan kecukupan modal minimum dari Bank Indonesia adalah 8 %.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dengan rasio modal 14,84 %, maka BNI memiliki kelebihan modal sebesar
Rp 7.364.643.000.000.
4. Selama periode 2005, BNI kurang menjalankan bisnis usahanya secara efisien.
Hal ini dapat dilihat dari rasio efisensi usaha bank (leverage multiplier dan
assets utilization) yang lebih kecil bila dibandingkan dengan rasio standar
industri.
B. Saran-Saran
1. Bagi BNI
a. Selama periode 2005, BNI telah mampu menghasilkan cash ratio dan loan
to assets ratio diatas rasio standar industri. Dengan kata lain BNI telah
menunjukkan kinerja keuangan likuiditas yang baik selama periode
tersebut. Untuk itu tidak perlu adanya penambahan jumlah alat likuid, baik
berupa Kas maupun Giro pada Bank Indonesia.
b. BNI selama periode 2005 belum mampu menunjukkan tingkat rentabilitas
yang baik. Untuk itu diharapkan pada masa yang akan datang BNI mampu
untuk meningkatkan perolehan laba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menjalankan bisnis usahanya secara efisien, terutama dalam hal
memperoleh pendapatan. Namun secara umum, BNI telah mampu
menjalankan usaha perbankan secara sehat dan pencapaian keuntungan
secara wajar. Artinya jumlah pendapatan BNI telah mampu untuk menutup
semua biaya yang dikeluarkan, baik biaya operasional maupun non
operasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
c. Jumlah modal yang dimiliki BNI selama periode 2005 telah memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Keadaan seperti ini
diharapkan dapat terus dipertahankan pada masa yang akan datang.
d. BNI selama periode 2005 tidak menjalankan bisnis usahanya secara efisen.
Untuk itu diharapkan pada periode berikutnya BNI mampu untuk
menjalankan bisnis usahanya secara efisien. Efisien usaha ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan perolehan pendapatan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penilaian kinerja terhadap BNI ini hanya mampu mengungkap prestasi
yang telah dicapai BNI dari segi keuangan. Untuk itu diharapkan adanya
penilaian kinerja bank dengan menggunakan metode yang lain, seperti
balanced scorecard yang mampu mengupas dari berbagai perspektif, atau
dengan metode CAMEL seperti yang dianjurkan Bank Indonesia.
b. Penilaian kinerja keuangan terhadap BNI ini hanya dilakukan selama
periode 2005. Untuk itu perlu dilakukan penilaian kinerja selama beberapa
periode, sehingga dapat mengetahui perkembangan kinerja yang telah
dicapai BNI.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Laporan keuangan yang menjadi data sumber penelitian merupakan data
sekunder, sehingga kemungkinan data dan informasi yang diperoleh kurang
lengkap. Disamping itu selalu ada kemungkinan bahwa laporan keuangan
tersebut disusun tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, atau terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Dalam penelitian ini,
laporan keuangan yang diperoleh dianggap sebagai data karena sudah
dilaporkan oleh auditor kepada Bursa Efek Jakarta.
2. Sebagai peneliti eksternal, penulis tidak dapat melacak kebenaran data yang
diperoleh.
3. Hasil penelitian ini hanya mampu mengungkap penilaian kinerja dari segi
keuangan bank, tidak mengungkap penilaian kualitas manajemen seperti yang
ada dalam sistem penilaian metode CAMEL.
4. Dengan penuh kesadaran, penulis mengakui bahwa penulis masih awam
dalam bidang perbankan, sehingga dalam penelitian ini penulis hanya mampu
membahas/menginterpretasikan hal-hal yang penulis ketahui. Hal ini
disebabkan masih minimnya jumlah mata kuliah yang menyangkut bidang
perbankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Daftar Pustaka Anthony, Robert dan John Dearden. Sistem Pengendalian Manajemen. Erlangga, Jakarta : 1987. Abdullah, M. Faisal. Manajemen Perbankan Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank. Malang : Bagian Penerbitan Universitas Muhamadiyah, 2003. Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbanka. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2000. Echols, Jhon M. Kamus Inggris – Indonesia. Cetakan XII. Jakarta : PT Gramedia, 1994 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1991. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE, 2002. Mulyadi dan Setyawan. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : Aditya Medika, 1999. Muljono, Teguh Pudjo. Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktek Perbankan. Yogyakarta : BPFE, 1988. Muljono, Teguh Pudjo. Aplikasi Manajemen Audit Dalam Industri Perbankan. Yogyakarta : BPFE, 1999. Munawir, Slamet. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty, 2001. Nasucha, Chaizi. Reformasi Administrasi Publik (Teori dan Praktik). Jakarta : Grasindo, 2004. Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE, 1999. Siamat, Dahlan. Manajemen Bank Umum. Jakarta : Intermedia, 1993. The Liang Gie. Efisiensi Untuk Meraih Sukses. Yogyakarta : Panduan, 2003.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI