penilaian kinerja keuangan bank ditinjau dari … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek...

153
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS, PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : Budi Iswanto NIM : 011334030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doankhanh

Post on 16-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,

PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Budi Iswanto

NIM : 011334030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

ii ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

iii iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

MOTTO “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.”

“Sesekali ..... Tuhan membawa kita pada keadaan yang teramat sulit, seolah tanpa ada pengharapan, adalah supaya kita tahu bahwa hanya kuasa-Nya saja yang akan menyelesaikan. Segala hal dengan indah pada waktunya ..... lebih dari apa yang kita pikirkan”

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Bapak dan ibuku tersayang yang telah memberikan segalanya yang sangat berarti dalam hidupku.

Mbak Imi, mas Supri, Mas Narto yang telah memberikan perhatian dan dukungan baik moril dan materiel.

Keponakanku yang lucu dan manis Bayu Tirta Ardi

Teman-teman seperjuangan angkatan ‘01 dengan segala apa adanya kalian.

Almamater.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

ABSTRAK

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,

PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia Tbk

Budi Iswanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas, (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas, (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan, (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha. Jenis penelitian ini adalah studi empiris dan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisa rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas adalah baik (cash ratio bank = 12,09 % > cash ratio industri = 10,03 %; loan to assets ratio bank = 39,46 % < loan to assets ratio industri = 51,78 %), (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas adalah kurang baik (return on assets bank = 1,53 % < return on assets industri = 1,72 %; return on equity bank = 11,90 % < return on equity industri = 12,62 %), (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan adalah baik (car bank = 14,84 % > car minimum = 8 %), (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha adalah kurang baik (leverage multiplier bank = 12,43 X < leverage multiplier industri = 13,10 X; assets utilization bank = 10,09 % < assets utilization industri = 10,72 %).

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

ABSTRACT

THE ASSESSMENT ON THE BANK’S FINANCIAL PERFORMANCE VIEWED FROM LIQUIDITY,

RENTABILITY, CAPITAL, AND BUSINESS EFFICIENCY ASPECTS

A Case Study of “PT Bank Negara Indonesia Tbk”

Budi Iswanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to know : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect, (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect, (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect, (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect. This empirical and case study was conducted in The Jakarta Stock Exchange, Sanata Dharma University Yogyakarta, on Desember 2006. The data collecting method used in this research was the ratio analysis.

The research result show that : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect is good (bank cash ratio = 12,9 % > industry cash ratio = 10,3 %; bank loan to assets ratio = 39,46 % < industry loan to assets ratio = 51,78 %), (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect is not quite good (bank return on assets = 1,53 % < industry return on assets = 1,72; bank return on equity = 11,90 % < industri return on equity = 12,62 %), (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect is good (bank car = 14,84 % > minimum car = 8 %), (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect is not quite good (bank leverage multiplier = 12,43 X < industry leverage multiplier = 13,10; bank assets utilization = 10,09 % < industry assets utulization = 10,72 %).

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan anugrah, sehingga penulis pada akhirnya dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau

Dari Aspek Likuiditas, Rentabilitas, Permodalan, Dan Efisiensi Usaha. Penulisan

skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya, bahwa

skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

dengan penuh kerendahan dan ketulusan hati, perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.ED., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Uneversitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktu untuk memberi bantuan, bimbingan, dan dorongan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Emanuela Catur Rismiati, S.Pd., M.A., yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan abstrak

bahasa Inggris.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

6. Bapak dan Ibu Suradi Adisusanto yang telah memberikan doa, kasih sayang

dan pelajaran berharga dalam hidupku.

7. Mbak Heni yang telah menyiapkan laporan-laporan keuangan bank yang go

publik per tanggal 31 Desember 2005.

8. Untuk Son, matur nuwun sampun didamelke abstrak bahasa Inggris.

9. Mas Dayat & Mbak Panti makasih ya sudah membantu penulis kalo ada

masalah dengan komputer. Makasih juga telah membantu menyusun skripsi

dalam format PDF. Kapan Mas & Mbak punya momongan ?

10. Untuk Teman-Teman PAK ’01, khususnya PAK A, “piye cah-cah sing durung

lulus isih piro? Ayo semangat, ojo nglokro !!! “

11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis hanya dapat berharap semoga semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diberikan rahmat dan anugrah yang

melimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Demikian sedikit yang dapat penulis

sampaikan, jika ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon maaf dan juga

masukan. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi

semua.

Yogyakarta, 10 Juli 2007

Penulis

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi

ABSTRAK ........ ......................................................................................... vii

ABTRACKS ....... ......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI..... ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1

B. Batasan Masalah ................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ................................................................................. 3

D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORETIK

A. Kinerja......... ......................................................................................... 6

1. Pengertian Kinerja............................................................................. 6

2. Pengertian Penilaian Kinerja............................................................. 7

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank........................................ 7

4. Manfaat Penilaian Kinerja................................................................. 8

B. Analisis Laporan Keuangan .................................................................. 8

1. Fungsi Analisis Laporan Keuangan Bank......................................... 8

2. Metode dan Teknik Analisis ............................................................. 9

3. Penggunaan Analisa Rasio................................................................ 11

C. Likuiditas Bank ..................................................................................... 12

1. Pengertian Likuiditas ........................................................................ 12

2. Penilaian Likuiditas Bank ................................................................. 15

D. Rentabilitas Bank .................................................................................. 17

1. Pengertian Rentabilitas ..................................................................... 17

2. Penilaian Rentabilitas Bank .............................................................. 18

E. Permodalan Bank .................................................................................. 18

1. Pengertian Modal .............................................................................. 18

2. Komponen Modal Bank .................................................................... 18

3. Fungsi Modal Bagi Bank .................................................................. 22

4. Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal Bank...................... 23

5. Tujuan Utama Analisa Permodalan .................................................. 23

6. Penilaian Permodalan Bank .............................................................. 24

F. Efisiensi Usaha Bank ............................................................................ 25

1. Pengertian Efisiensi Usaha................................................................ 25

2. Penilaian Efisiensi Usaha Bank ........................................................ 26

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...................................................................................... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 29

1. Tempat Penelitian ............................................................................. 29

2. Waktu Penelitian ............................................................................... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 30

1. Subjek Penelitian............................................................................... 30

2. Objek Penelitian................................................................................ 30

D. Data yang Diperlukan ........................................................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 31

F. Teknik Analisis Data............................................................................. 31

BAB IV GAMBARAN UMUM BANK

A. Sejarah......... ......................................................................................... 36

B. Visi dan Misi BNI ................................................................................ 37

C. Budaya Perusahaan ............................................................................... 38

D. Struktur Organisasi ............................................................................... 39

E. Jasa-Jasa BNI ........................................................................................ 40

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data....................................................................................... 43

B. Analisis Data ......................................................................................... 44

C. Pembahasan. ......................................................................................... 57

1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari

Aspek Likuiditas ............................................................................. 57

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari

Aspek Rentabilitas .......................................................................... 65

3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari

Aspek Permodalan .......................................................................... 70

4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari

Aspek Efisiensi Usaha .................................................................... 70

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan . ......................................................................................... 75

B. Saran-Saran . ......................................................................................... 76

C. Keterbatasan Penelitian......................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 79

LAMPIRAN

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

LAMPIRAN

Halaman

1. Tata Cara Perhitungan Modal Minimum Bank........................................ 80

2. Laporan Keuangan PT Bank Arta Niaga Kencana .................................. 81

3. Laporan Keuangan PT Bank Artha Graha Internasional ......................... 87

4. Laporan Keuangan PT Bank Buana Indonesia ........................................ 91

5. Laporan Keuangan PT Bank Bumiputera Indonesia................................ 97

6. Laporan Keuangan PT Bank Central Asia ............................................... 100

7. Laporan Keuangan PT Bank Century ...................................................... 104

8. Laporan Keuangan PT Bank Danamon Indonesia ................................... 107

9. Laporan Keuangan PT Bank Eksekutif Internasional.............................. 111

10. Laporan Keuangan PT Bank Internasional Indonesia.............................. 114

11. Laporan Keuangan PT Bank Kesawan .................................................... 121

12. Laporan Keuangan PT Bank Lippo.......................................................... 124

13. Laporan Keuangan PT Bank Mandiri ...................................................... 127

14. Laporan Keuangan PT Bank Mayapada Internasional............................. 132

15. Laporan Keuangan PT Bank Mega .......................................................... 138

16. Laporan Keuangan PT Bank Negara Indonesia ....................................... 144

17. Laporan Keuangan PT Bank Niaga.......................................................... 148

18. Laporan Keuangan PT Bank NISP .......................................................... 152

19. Laporan Keuangan PT Bank Nusantara Parahyangan ............................. 155

20. Laporan Keuangan PT Bank Pan Indonesia............................................. 158

21. Laporan Keuangan PT Bank Permata ...................................................... 164

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

22. Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia ....................................... 170

23. Laporan Keuangan PT Bank Swadesi...................................................... 177

24. Laporan Keuangan PT Bank Victoria International................................. 180

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara

keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan

gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut

aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi

maupun sumber daya manusia (Abdullah, 2003:108).

Kinerja keuangan yang baik sangat dibutuhkan oleh setiap bank agar

mampu untuk bertahan dalam persaingan di dunia perbankan saat ini. Mengetahui

dan memahami kondisi keuangan bank sangatlah perlu untuk dilakukan oleh

pihak manajemen bank, karena pada dasarnya kondisi keuangan yang dimiliki

oleh suatu bank akan mempengaruhi hidup bank secara keseluruhan.

Penilaian kinerja keuangan bank dapat dilakukan dengan melakukan

pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek

likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek efisiensi usaha. Semua

aspek keuangan tersebut akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran

tentang baik atau buruknya kinerja keuangan suatu bank. Salah satu alat yang

dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu bank adalah dengan

menggunakan laporan keuangan. Aspek-aspek keuangan tersebut terkandung

didalam laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan laporan

pertanggungjawaban bank atas kegiatan operasionalnya selama satu periode.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

2

Laporan keuangan yang digunakan dalam penilaian terhadap kinerja suatu

bank biasanya berupa neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan bank

berupa neraca memberikan informasi kepada pihak luar bank, misalnya bank

sentral, masyarakat umum dan investor mengenai gambaran posisi keuangannya,

yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko

yang ada pada suatu bank. Laporan laba-rugi memberikan gambaran mengenai

perkembangan usaha bank yang bersangkutan (Kuncoro, 2002:540).

Bank umum sebagai bank yang berorientasi pada profit motif wajib

mengumumkan laporan keuangannya kepada publik untuk digunakan sebagai alat

penilaian kinerja bank dari segi keuangannya. Upaya penilaian kinerja keuangan

bank umum ini mutlak dilakukan karena kinerja keuangan merupakan hal yang

amat penting bagi semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank,

masyarakat, pengguna jasa bank, dan Bank Indonesia selaku pengawas dan

pembina bank umum dan bank perkreditan rakyat.

Mengingat begitu pentingnya kinerja keuangan suatu bank disamping

peneliti sebagai pihak eksternal yang merasa cukup berkepentingan terhadap

kinerja keuangan suatu bank serta melihat perkembangan bank umum saat ini,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan bank

umum dengan judul “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau Dari Aspek

Likuiditas, Rentabilitas, Permodalan, Dan Efisiensi Usaha”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

3

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dibatasi pada

penilaian kinerja keuangan yang ditinjau dari aspek likuiditas, rentabilitas,

permodalan, dan efisiensi usaha.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba

mengangkat permasalahan yang akan dikupas dalam skripsi ini. Adapun

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini antara lain :

1. Bagaimana kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005

ditinjau dari aspek likuiditas ?

2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun

2005 ditinjau dari aspek rentabilitas ?

3. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2005

ditinjau dari aspek permodalan ?

4. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun

2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

antara lain :

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada

tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

4

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada

tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas.

3. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada

tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan.

4. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada

tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini, maka akan banyak terdapat manfaat yang

dapat diperoleh bagi penulis. Pertama, penulis dapat menerapkan teori-teori

yang diperoleh pada saat perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya.

Kedua, penulis dapat merasakan secara langsung situasi dan kondisi

kehidupan dunia perbankan. Ketiga, penulisan skripsi ini dapat melatih cara

berpikir secara logis dan sistematis.

2. Bagi Bank

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam menilai kinerja

keuangan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak

manajemen untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta hasil-hasil yang

telah dicapai. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan tersebut, maka dapat

dilakukan perbaikan maupun penyusunan rencana atau kebijakan pada masa

yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

5

3. Bagi Nasabah/Calon Nasabah

Melalui hasil penelian ini nasabah maupun calon nasabah dapat mengetahui

tingkat kesehatan bank dimana nasabah atau calon nasabah tersebut telah/akan

menyimpan dananya. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank tersebut,

maka dapat membantu nasabah/calon nasabah dalam mengambil keputusan

untuk menyimpan atau menarik dananya.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi/khasanah kepustakaan serta

dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dalam menyusun skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

BAB II

LANDASAN TEORETIK

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja atau

tentang peralatan. Sedangkan Echols (1994:387) mendefinisikan kinerja

(performance) sebagai hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan

kewajiban. Kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi.

Rue dan Byars sebagaimana dikutip oleh Nasucha berpendapat bahwa

kinerja adalah tingkat pencapaian (the degree of accomplishment). Kinerja

bagi setiap organisasi merupakan kegiatan yang sangat penting terutama

penilaian ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam batas waktu tertentu.

Kinerja keuangan yang dimaksud berdasarkan acuan diatas adalah

kemampuan kerja manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam

mencapai prestasi kerja. Prestasi kerja yang dimaksud adalah kemampuan

kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien. Dalam suatu

badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang

dihasilkan, yang secara umum tercermin dalam laporan laba-rugi.

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

7

2. Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan proses mengukur sampai sejauh mana

manajemen mencapai persyaratan-persyaratan pekerja atau seberapa baik

seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan.

Penilaian kinerja melalui laporan keuangan yang didasarkan pada data

dan kondisi masa lalu sulit untuk mengharapkan hasil dimasa depan. Namun

kita harus ingat bahwa masa depan dapat dipengaruhi oleh keputusan yang

diambil hari ini sebagai hasil dari suatu analisis keuangan masa lampau. Tidak

ada rasio yang dapat menilai perusahaan secara mutlak. Dengan demikian

pandangan yang diperoleh bersifat relatif. Hal ini disebabkan oleh kondisi dan

operasi perusahaan yang bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan yang

lain dan dari satu industri ke industri yang lain.

3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank

Abdullah (2003:108) menyatakan bahwa tujuan penilaian kinerja

keuangan bank mengandung beberapa tujuan :

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama

kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam

tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua

assets yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

8

4. Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi

organisasi karena penilaian kinerja tersebut dimanfaatkan oleh organisasi

untuk (Mulyadi & Setyawan, 1999:228) :

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian personal secara maksimum;

b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan

personel, seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian;

c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan

untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan;

d. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.

B. Analisis Laporan Keuangan Bank

1. Fungsi Analisis Laporan Keuangan Bank

Proses analisis laporan keuangan bank merupakan penggunaan teknik-

teknik terhadap laporan keuangan bank dan data lainnya untuk memperoleh

ukuran yang dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan dalam rangka

pengambilan keputusan. Dengan demikian fungsi pokok analisis laporan

keuangan bank adalah mengubah data yang telah ada menjadi suatu informasi

yang berguna dalam pengambilan keputusan.

Penggunaan metode dan teknik analisis adalah untuk menentukan dan

mengukur hubungan antara pos-pos dalam laporan keuangan yang diperlukan

untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

9

periode analisis. Atau dapat pula dikatakan bahwa penggunaan metode dan

teknik analisis ini pada prinsipnya adalah penyederhanaan data untuk

mempermudah mengikuti dan menginterpretasi keadaan keuangan bank.

Analisis laporan keuangan bank berguna sebagai (Siamat, 1993:254) :

a. alat skrining awal dalam pemilihan investasi

b. alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank

c. alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasi, atau masalah-masalah

lainnya

d. alat untuk menilai manajemen bank

Dengan analisis laporan keuangan akan mengurangi kecenderungan sifat

sentimen, menggunakan intuisi atau tebakan dalam menilai keadaan keuangan

suatu bank. Hal ini akan memperkecil ketidakpastian yang sulit dihindari dan

sering ditemui dalam proses pengambilan keputusan.

2. Metode dan Teknik Analisis

Dalam melakukan analisis laporan keuangan bank secara intern

digunakan berbagai alat atau teknik yang pada prinsipnya dapat disesuaikan

dengan tujuan analisis. Teknik analisis yang umum digunakan antara lain

meliputi (Siamat, 1993:255) :

a. Analisis komparatif dan persentase per pos (common size)

Analisis komparatif dan common size pada prinsipnya tidak memiliki

perbedaan yang prinsipil. Teknik analisa komparatif dilakukan dengan

cara membandingkan pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi pada dua

periode atau lebih. Analisis persentase atau common size merupakan alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

10

analisis yang dapat memberikan gambaran secara relatif atau persentase

terhadap komposisi masing-masing pos. Analisis common size ini dapat

dilakukan untuk satu periode atau lebih dari laporan keuangan.

b. Analisis lingkungan bank

Analisis lingkungan bank merupakan suatu teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui posisi bank dalam bidang kegiatan usaha

tertentu. Dengan mengetahui posisi tersebut, bank dapat menilai

kemampuan atau kekuatan daya saing dan pangsa pasar bank baik dengan

bank-bank yang satu kelompok atau lain kelompok maupun secara

keseluruhan industri perbankan.

c. Analisis rasio keuangan bank

Rasio keuangan merupakan suatu alat atau cara yang paling umum

digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio pada

dasarnya adalah suatu teknik yang digunakan untuk menilai sifat-sifat

kegiatan operasi bank dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja

bank yang telah distandarisasi. Analisis rasio menggambarkan hubungan

matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Perhitungan yang

digunakan dalam analisis rasio ini sebenarnya relatif sederhana, namun

interpretasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang cukup

kompleks. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini sebagai suatu alat

analisa sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analis

menginterpretasi rasio-rasio yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

11

Selanjutnya, analisis rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan

gejala-gejala serta informasi keuangan lainnya mengenai keadaan

keuangan suatu bank. Untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja bank

dengan menggunakan analisis rasio tersebut haruslah dilakukan

perbandingan dengan rasio-rasio keuangan bank dalam kelompok yang

sama.

3. Penggunaan Analisa Rasio

Dalam analisa rasio, angka-angka rasio keuangan yang diperoleh dapat

dianalisa dengan memperbandingkan angka rasio tersebut dengan (Munawir,

2001:101) :

a. Standar rasio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana

perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa menjadi anggotanya.

b. Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan.

c. Rasio-rasio yang semacam diwaktu-waktu yang lalu dari perusahaan yang

bersangkutan.

d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing

perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.

Sampai saat ini angka pembanding rasio standar untuk Indonesia belum

dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun

rasio industri atau rasio standar tersebut. Oleh karena rasio standar industri di

Indonesia belum ada, maka untuk melakukan penilaian keuangan penulis

terlebih dahulu membuat rasio standar industri terlebih dahulu. Adapun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

12

langkah-langkah untuk membuat rasio standar industri tersebut antara lain

(Munawir, 2001:66)

1. Mengumpulkan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat

diperbandingkan dalam industri.

2. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam

industri.

3. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah

dan menghapuskan rasio yang extrem (terlalu tinggi atau terlalu rendah).

4. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus (Dajan, 1991:115) :

X = ∑ X . n

Keterangan : X = nilai rata-rata rasio

X = nilai rasio

∑ X = jumlah nilai rasio bank dalam industri

n = banyaknya bank dalam industri

C. Likuiditas Bank

1. Pengertian Likuiditas

Secara umum likuiditas diartikan sebagai kemampuam perusahaan untuk

memenuhi kewajiban-kewajiban sewaktu-waktu. Kewajiban sewaktu-waktu

adalah kewajiban yang muncul secara tiba-tiba, mendadak ataupun dalam

jangka waktu pendek. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga jangan

sampai keuangan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut. Bila

kewajiban-kewajiban tersebut tidak dapat dipenuhi, perusahaan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

13

dianggap tidak likuid (illikuid) yang dapat menimbulkan hilangnya

kepercayaan masyarakat (Sinungan, 1990:73).

Joseph E. Burns sebagaimana dikutip oleh Siamat (1993:166)

mengartikan likuiditas bank sebagai berikut :

Bank liquidity refers to the ability of a bank to raise a certain

amount of funds at a certain cost within a certain amount of time.

Likuiditas bank menurut pengertian ini terdiri dari 3 unsur yaitu jumlah

dana, biaya dana, dan waktu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas bank. Menurut Joseph E. Burns semakin besar jumlah dana yang

dapat diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu untuk memenuhi

likuiditasnya dan dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank

tersebut. Semakin cepat suatu bank memperoleh sejumlah dana dengan biaya

tertentu, semakin tinggi pula likuiditas bank yang bersangkutan. Selanjutnya,

semakin rendah biaya dana yang diperoleh tersebut dalam suatu periode

tertentu, semakin likuid pula bank yang bersangkutan.

Sedangkan Oliver G. Wood dan Robert J. Porter sebagaimana dikutip

oleh Muljono (1988:114) mendefinisikan likuiditas bank sebagai berikut :

Bank’s liquidity is its ability to met deposit withdrawls, maturing

it is liabilities and loan requests without delay.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

14

Konsep likuiditas menurut Oliver G. Wood, bahwa suatu bank dianggap

likuid apabila bank memenuhi kategori dibawah ini :

a. Memegang sejumlah alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas,

rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama

dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang diperkirakan.

b. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid sebagaimana disebutkan

pada huruf a. diatas akan tetapi bank tersebut memiliki surat-surat

berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan

menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo

maupun pada waktu setelah jatuh tempo.

c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui

penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money,

penjualan surat-surat berharga dengan repurchase agreement (repo).

Dalam mengatur likuiditas ini biasanya bank-bank tidak akan bebas

mengatur kebijaksanaannya karena adanya berbagai kendala antara lain :

1) Dilema antara likuiditas dengan profitabilitas, semakin tinggi likuiditas

akan banyak idle fund dan profitabilitas rendah dan sebaliknya.

2) Adanya legal reserve requirement yang ditetapkan oleh bank sentral di

masing-masing negara.

3) Adanya working reserve requirement yaitu kebutuhan aktiva lancar.

Dengan adanya beberapa kendala di atas, maka suatu bank paling tidak

harus mempertahankan atau membuat kebijakan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

15

1) Adanya short term liquidity requirement yaitu cash assets yang harus

dipertahankan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah atau akan

jatuh tempo untuk beberapa waktu yang akan datang.

2) Adanya cyclical and secular liquidity requirement yaitu cash assets yang

harus dipertahankan untuk menghadapi fluktuasi kegiatan perekonomian

untuk waktu-waktu yang akan datang.

2. Penilaian Likuiditas Bank

Penilaian aspek likuiditas bank dilakukan dengan menghitung cash ratio

dan loan to assets ratio.

a. Cash Ratio

Cash ratio adalah alat pengukuran likuiditas bank yaitu suatu

likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Definisi dari

minimum cash ratio atau minimum reserve requirement adalah

perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban

yang segera dibayar (Sinungan, 1990:76). Berdasarkan Surat Edaran Bank

Indonesia No. 23/17/BPPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya cash ratio

adalah 2 %. Terhitung sejak tanggal 1 Februari 1996, besarnya cash ratio

adalah 3 % dan sejak tahun 1997 menjadi 5 %. Cash ratio menunjukkan

kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh

tempo dengan cash assets yang dimilikinya. Cash ratio diformulasikan

sebagai berikut :

Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Segera Dibayar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

16

Alat likuid bank adalah bagian dari kekayaan bank (aktiva) yang

berbentuk uang tunai (cash). Komponen alat likuid untuk semua jenis

bank adalah sama, yaitu terdiri dari :

1) Kas

Pos ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang logam yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

2) Giro Pada Bank Indonesia

Pos ini adalah giro milik bank pelapor pada Bank Indonesia. Jumlah

tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan oleh Bank

Indonesia kepada bank pelapor dan tidak boleh ditambah dengan

fasilitas kredit yang sudah disetujui Bank Indonesia tetapi belum

digunakan.

Komponen kewajiban segera dibayar terdiri atas giro, deposito

berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan kewajiban jangka pendek

lainnya.

b. Loan to Assets Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi permintaan kredit dari para debitur dengan assets yang dimiliki.

Rasio ini memberikan informasi porsi dana yang dialokasikan dalam

bentuk kredit dari total assets bank. Semakin tinggi nilai rasio, maka

menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank yang

bersangkutan. Loan to assets ratio diformulasikan sebagai berikut :

Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

17

Keterangan :

Total Loan = Total Pinjaman/Kredit Yang Diberikan

Total Assets = Total Aktiva

D. Rentabilitas Bank

1. Pengertian Rentabilitas

Rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas

suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan

menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu

perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang

diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal

perusahaan tersebut (Munawir, 2001:33).

Bambang Riyanto (1997:35) menyatakan bahwa rentabilitas suatu

perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal

yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu, dan umumnya dirumuskan sebagai berikut :

L X 100% M

dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M

adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

18

2. Penilaian Rentabilitas Bank

Penilaian rentabilitas bank dapat dilakukan dengan menghitung rasio

return on assets dan return on equity.

a. Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan

assets. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROA = Laba Usaha X 100 % Total Aktiva

b. Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal

sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROE = Laba Bersih X 100 % Modal Sendiri

Komponen modal sendiri terdiri atas modal disetor, cadangan umum, dan

laba yang ditahan.

E. Permodalan Bank

1. Pengertian Modal

Muljono (1988:227) mendefinisikan modal sebagai sejumlah dana yang

ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk

pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

19

dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan-

keuntungan yang diperolehnya.

Secara yuridis pada awal pembentukannya lebih banyak diatur oleh

ketentuan-ketentuan perundang-undangan maupun peraturan pemerintah.

Namun dalam perkembangan selanjutnya kebijakan permodalan dan

pembagian laba (deviden) akan sangat pengaruhnya dalam penentuan laju

perkembangan badan usaha pada umumnya maupun badan usaha yang

berbentuk perbankan pada khususnya.

2. Komponen Modal Bank

Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri

atas : modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary

capital.

a. Modal Inti

Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan

cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dengan

perincian sebagai berikut :

1) Modal Disetor

Yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi

bank yang berbentuk hukum koperasi, modal disetor terdiri dari

simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.

2) Agio Saham

Yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai

akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

20

3) Cadangan Umum

Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau

dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan

rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan

ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing.

4) Cadangan Tujuan

Yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan

tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham

atau rapat anggota.

5) Laba Yang Ditahan

Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum

pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

6) Laba Tahun Lalu

Yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum

ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham. Jumlah

laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar

50 %. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka

seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

7) Laba Tahun Berjalan

Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi

tafsiran pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan

sebagi modal inti hanya sebesar 50 %. Dalam hal tahun berjalan bank

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

21

mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor

pengurang dari modal inti.

8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya

dikonsolidasikan.

b. Modal Pelengkap

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak

dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan

dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa :

1) Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap

Cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang

telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.

2) Cadangan Penghapusan Aktiva yang Diklasifikasikan

Cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba-rugi tahun berjalan.

Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul

sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva

produktif.

3) Modal Kuasi

Modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat

seperti modal.

4) Pinjaman Subordinasi

Pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian

tertulis antara bank dan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

22

Bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun, dan pelunasan sebelum jatuh

harus atas persetujuan Bank Indonesia.

3. Fungsi Modal Bagi Bank

Secara lebih spesifik komponen dari modal bank yaitu meliputi pula

modal yang telah disetor oleh para pemiliknya ditambah cadangan umum dan

cadangan lainnya serta ditambah lagi sisa laba/rugi tahun-tahun yang lalu

maupun tahun yang berjalan.

Komponen-komponen diatas mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kehidupan suatu bank karena modal bagi suatu bank ternyata

mempunyai fungsi (Muljono, 1988:228) :

a. Sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugiaan-

kerugian yang tidak dapat dihindarkan;

b. Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya

sampai batas-batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal

dari hutang penjualan assets yang tidak terpakai dan lain-lain;

c. Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh para

pemegang saham;

d. Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank

yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisien yang tinggi, seperti yang

dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

23

Sedangkan Faisal Abdullah (2003:47) menyatakan fungsi modal bank

adalah :

1) Melindungi para kreditur

2) Menjamin kelangsungan operasional

3) Memenuhi standar modal minimal

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal

Besar kecilnya kecukupan modal sebuah bank dipengaruhi oleh

(Muljono, 1988:228) :

a. Tingkat kualitas manajemen bank yang bersangkutan.

b. Tingkat Likuiditas yang Dimilikinya

c. Tingkat Kualitas Assets

d. Struktur Deposito

e. Tingkat Kualitas dari Sistem dan Prosedurnya

f. Tingkat Kualitas dan Karakter Para Pemilik Saham

g. Kapasitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Keuangan Jangka Pendek Maupun

Jangka Panjang.

h. Riwayat Pemupukan Modal dan Peraturan Pembagian Laba yang

Diperolehnya

5. Tujuan Utama Analisa Rasio Permodalan (Muljono, 1988:121) :

a. Untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi

untuk mendukung kegiatan bank yang akan dilakukan secara efisien.

b. Untuk mengetahui apakah permodalan bank tersebut akan mampu untuk

menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

24

c. Untuk mengetahui apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham)

semakin besar atau semakin mengecil.

6. Penilaian permodalan Bank

Ketentuan permodalan yang saat ini berlaku di Indonesia mengikuti

standar Bank for International Settlement (BIS). Penyesuaian perhitungan dan

penilaian kesehatan modal bank berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut oleh

BIS akan memberikan dampak positif bagi industri perbankan Indonesia untuk

dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dengan perbankan

internasional dalam memasuki era globalisasi.

Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh BIS, Bank Indonesia

berdasarkan Paket Kebijakan 29 Februari 1991 mewajibkan setiap bank

menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR). Persentase kebutuhan modal minimum yang

diwajibkan menurut BIS ini disebut capital adequacy ratio (car). Oleh karena

itu ketentuan car bagi perbankan Indonesia adalah 8 % dari aktiva tertimbang

menurut risiko (Siamat, 1993:80).

Untuk mengetahui besarnya nilai capital adequacy ratio suatu bank

dapat dihitung dengan rumus :

CAR = Modal X 100 % ATMR

Komponen modal yang digunakan dalam perhitungan car diatas meliputi

modal inti dan modal pelengkap. Komponen modal inti terdiri atas modal

disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba yang ditahan, laba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

25

tahun lalu, laba tahun berjalan, bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang

laporan keuangannya dikonsolidasikan.

Sedangkan komponen modal pelengkap terdiri atas cadangan revaluasi

aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan

pinjaman subordinasi.

Nilai aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) baik itu ATMR neraca

maupun rekening administratif diperleh dengan cara mengalikan nilai nominal

aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko masing-masing aktiva.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk

sebagai bank yang sehat harus memiliki car paling sedikit sebesar 8%. Hal ini

didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS.

F. Efisiensi Usaha Bank

1. Pengertian Efisiensi Usaha

Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dengan masukan,

atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Pusat

pertanggungjawaban “A” dapat dikatakan lebih efisien dari pada pusat

pertanggungjawaban “B” apabila (1) ia mempergunakan jumlah unit input

yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang

dipergunakan oleh “B”, akan tetapi tetap dapat menghasilkan jumlah keluaran

yang sama, atau (2) bila pusat pertanggungjawaban “A” mempergunakan

jumlah unit masukan yang sama dengan “B” akan tetapi dapat menghasilkan

keluaran yang lebih besar (Anthony, 1987:200).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

26

The Liang Gie (2003,37) menyatakan bahwa efisiensi adalah

perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Suatu kegiatan

dianggap mewujudkan efisiensi kalau dengan suatu kegiatan tertentu

mencapai hasil yang terbesar. Unsur hasil terdiri dari 2 (dua) subunsur, yaitu :

jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Arti efisiensi dapat diperjelas dengan

gambar sebagai berikut :

(A) Hasil Biasa

Kegiatan Tertentu (K) (B) Hasil Lebih Besar

(C) Hasil Terbesar

Menurut gambar diatas, hasil terbesar (C) mewujudkan efisiensi karena

memberikan perbandingan yang terbaik, yaitu paling banyak memberikan

hasil berdasarkan suatu kegiatan tertentu.

Efisiensi merupakan sebuah ide atau konsep yang bulat pengertiannya

dan utuh jangkauannya. Hal ini berarti bagi efisiensi tidak dapat dibuat

tingkat-tingkat perbandingan derajat seperti “lebih efisien” dan “paling

efisien”. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik, yang maksimal, yang

terbesar, atau yang tertinggi antara 2 (dua) unsur kegiatan dan hasil. Oleh

karena itu tidak mungkin dikatakan perbandingan yang “lebih” terbaik atau

“paling” terbaik. Kemungkinannya hanyalah antara efisien dan nonefisien,

antara efisien dan tidak efisien dan bukannya kurang ef.isien atau lebih efisien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

27

2. Penilaian Efisiensi Usaha Bank

Rasio efisiensi usaha digunakan untuk mengukur performance

manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor

produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Beberapa rasio yang dapat

digunakan untuk mengukur efisiensi usaha bank antara lain :

a. Leverage Multiplier

Rasio ini untuk mengukur besarnya komponen modal dibandingkan

dengan aktiva. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin efisien, karena

semakin kecil bagian modal sendiri atau semakin besar dana pihak luar

(dalam bentuk pinjaman) sebagai sumber pembiayaan aktivanya, juga

menunjukkan meningkatnya tingkat kepercayaan pihak luar pada bank

tersebut (Muljono, 1999:105).

Rumus :

Leverage Multiplier = Total Assets . Total Equity Capital

Komponen dari equity capital terdiri atas modal disetor, cadangan umum,

dan laba yang ditahan.

b. Assets Utilization

Rasio ini untuk mengukur kemampuan yang ada dalam memperoleh

pendapatan. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar

kemampuan setiap unit aktivitasnya memperoleh pendapatan, yang juga

berarti semakin efisien bagi bank tersebut (Muljono, 1999:106).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

28

Rumus :

Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets

Pengertian dari operating income (pendapatan usaha bank) adalah

semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha

bank. Komponen dari operating income terdiri dari hasil bunga, provisi

dan komisi, pendapatan karena transaksi devisa, dan pendapatan rupa-

rupa.

Sedangkan pengertian dari non operating income (pendapatan bukan

usaha bank) adalah semua pendapatan yang benar-benar telah diterima dan

tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, misalnya

pendapatan sewa ruangan kantor dan sewa kendaraan bermotor yang

dipergunakan oleh pihak lain, keuntungan karena penjualan benda-benda

tetap dan inventaris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris, yaitu penelitian yang

datanya tidak diambil secara langsung dari perusahaan tetapi diperoleh dari data

yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi empiris ini

dilakukan pada PT Bank Negara Indonesia Tbk terhadap laporan keuangan, untuk

mengetahui kinerja keuangan bank tersebut ditinjau dari aspek likuiditas,

rentabilitas, permodalan, dan efisiensi usaha. Penelitian ini juga dikategorikan

sebagai studi kasus, yaitu penelitian terhadap objek tertentu sehingga kesimpulan

yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi objek yang

diteliti. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh selanjutnya diolah dan

dianalisis kemudian ditarik kesimpulan yang hanya berlaku pada PT Bank Negara

Indonesia Tbk pada tahun 2005 dan tidak berlaku untuk bank yang lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember 2006.

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

30

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Karena

penelitian ini dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta, maka subjek

penelitian ini adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) melalui Pojok BEJ Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti adalah aspek-aspek keuangan PT. Bank Negara

Indonesia Tbk yang meliputi aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan, dan

efisiensi usaha.

D. Data yang Diperlukan

1. Untuk mengetahui gambaran umum PT Bank Negara Indonesia Tbk, data

yang diperlukan adalah :

a. Sejarah bank

b. Struktur organisasi dan deskripsi jabatan

c. Personalia

2. Untuk mengetahui aspek-aspek keuangan Bank Negara Indonesia Tbk, data

yang diperlukan :

a. Neraca pada tanggal 31 Desember 2005.

b. Laporan laba-rugi tanggal 31 Desember 2005.

d. Laporan komitmen dan kontinjensi tanggal 31 Desember 2005.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

31

3. Untuk menentukan rasio standar industri, data yang diperlukan :

a. Neraca bank yang terdaftar di BEJ (go publik) pada tanggal 31 Desember

2005.

b. Laporan laba-rugi bank yang terdaftar di BEJ (go publik) tanggal 31

Desember 2005.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu

mengumpulkan, mencatat, dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada

hubungannya dengan penelitian ini. Data yang digunakan adalah data

sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk yang sudah

jadi berupa publikasi.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan yang pertama mengenai kinerja keuangan

PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek likuiditas pada tahun 2005,

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan rasio likuiditas standar industri.

Langkah-langkah untuk menentukan rasio likuiditas standar industri adalah

sebagai berikut :

a. Menghitung rasio likuiditas untuk setiap bank dalam industri. Adapun

rasio-rasio tersebut antara lain :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

32

1) Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Yang Segera Dibayar

2) Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets

b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :

X = ∑ X . n Keterangan :

X = nilai rata-rata rasio likuiditas

X = nilai rasio likuiditas

∑ X = jumlah nilai rasio likuiditas bank dalam industri

n = banyaknya bank dalam industri

2. Menghitung rasio likuiditas bank, yang terdiri dari cash ratio dan loan to

assets ratio.

3. Membandingkan antara rasio likuiditas bank dengan rasio likuiditas standar

industri.

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai cash ratio bank lebih besar atau sama dengan nilai cash ratio

standar industri dan nilai loan to assets ratio bank lebih kecil atau sama

dengan nilai loan to assets ratio standar industri, maka diambil kesimpulan

bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek

likuiditas adalah baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

33

Untuk menjawab permasalahan yang kedua mengenai kinerja keuangan

PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas pada tahun 2005,

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan rasio rentabilitas standar industri.

Langkah-langkah untuk menentukan rasio rentabilitas standar industri adalah

sebagai berikut :

a. Menghitung rasio rentabilitas untuk setiap bank dalam industri. Adapun

rasio-rasio tersebut antara lain :

1) Return on Assets = Laba Usaha X 100% Total Aktiva

2) Return on Equity = Laba Bersih X 100% Modal Sendiri

b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :

X = ∑ X . n Keterangan :

X = nilai rata-rata rasio rentabilitas

X = nilai rasio rentabilitas

∑ X = jumlah nilai rasio rentabilitas bank dalam industri

n = banyaknya bank dalam industri

2. Menghitung rasio rentabilitas bank, yang terdiri dari return on assets dan

return on equity.

3. Membandingkan antara rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas

standar industri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

34

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai rasio rentabilitas bank lebih besar atau sama dengan nilai rasio

rentabilitas standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja

keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas

adalah baik.

Untuk menjawab permasalahan yang ketiga mengenai kinerja keuangan

PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek permodalan pada tahun 2005,

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung rasio permodalan bank dengan rumus :

Capital Adequacy Ratio = Modal X 100 % ATMR

2. Membandingkan antara nilai capital adequacy ratio bank dengan ketentuan

minimum capital adequacy ratio dari Bank Indonesia sebesar 8 %.

3. Menarik kesimpulan

Apabila nilai capital adequacy ratio bank lebih besar atau sama dengan

ketentuan minimum permodalan dari Bank Indonesia sebesar 8 %, maka

diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk

ditinjau dari aspek permodalan adalah baik.

Untuk menjawab permasalahan yang keempat mengenai kinerja keuangan

PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha pada tahun

2005, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan rasio efisiensi usaha standar industri.

Langkah-langkah untuk menentukan rasio efisiensi usaha standar industri

adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

35

a. Menghitung rasio efisiensi usaha untuk setiap bank dalam industri.

Adapun rasio-rasio tersebut antara lain :

1) Leverage Multiplier = Total Assets Total Equity Capital

2) Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets

b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :

X = ∑ X . n Keterangan :

X = nilai rata-rata rasio efisiensi usaha

X = nilai rasio efisiensi usaha

∑ X = jumlah nilai rasio efisiensi usaha bank dalam industri

n = banyaknya bank dalam industri

2. Menghitung rasio efisiensi usaha bank, yang terdiri dari leverage multiplier

dan assets utilization.

3. Membandingkan antara rasio efisiensi usaha bank dengan rasio efisiensi usaha

standar industri.

4. Menarik kesimpulan.

Apabila nilai rasio efisiensi usaha bank lebih besar atau sama dengan rasio

efisiensi usaha standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja

keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha

adalah baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

BAB IV

GAMBARAN UMUM BANK

A. Sejarah

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) didirikan di Indonesia

sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946. Selanjutnya,

berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank

Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi bank umum milik negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tanggal 29 April 1992, telah

dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi perusahaan perseroan

(persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi persero, dinyatakan dalam akta No.

131 tanggal 31 Juli 1992, dibuat dihadapan Muhani Salim, SH yang telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11

September 1992.

Pada saat ini kantor pusat BNI berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1,

Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, BNI memiliki 12 kantor

wilayah yang membawahi 916 kantor cabang dan cabang pembantu domestik,

serta 31 kantor cabang syariah. Selain itu, jaringan BNI juga meliputi 5 kantor

cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, dan New York.

Pada tahun 2003, BNI telah menutup cabang Cayman Islands dan telah menerima

surat persetujuan penutupan cabang Cayman Islands Monetary Authority dan

memberitahukan kepada Bank Indonesia.

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

37

Pada tanggal 28 Oktober 1996, BNI melakukan “go publik” dengan

penawaran umum perdana atas 1.085.032.000 saham seri B dengan nilai nominal

sebesar Rp 500 (nilai penuh) setiap saham dan harga penawaran sebesar Rp 850

(nilai penuh) setiap saham kepada masyarakat di Indonesia. Saham yang

ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya

pada tanggal 25 November 1996. Melalui initial public offering (IPO), maka

status BNI menjadi perusahaan publik dengan nama PT Bank Negara Indonesia

Tbk.

B. Visi dan Misi BNI

1. Visi BNI

Visi BNI adalah menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam

layanan dan kinerja. Bank Negara Indonesia ingin menjadi bank kebanggaan

nasional yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada

segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer.

2. Misi BNI

Untuk merealisasikan visi tersebut BNI memiliki misi “Memaksimalkan

stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada

segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer”.Untuk memaksimalkan

stakeholder value dilakukan dengan memberikan kenyamanan dan kepuasan

kepada seluruh pengguna jasa Bank BNI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

38

C. Budaya Perusahaan

Pemikiran budaya kerja dilingkungan BNI lahir bersamaan dengan upaya

Bank BNI untuk mengembangkan pemikiran mengenai manajemen. Perumusan

budaya kerja diperlukan mengingat perkembangan yang begitu pesat dalam dunia

usaha perbankan yang meliputi teknologi, komunikasi, sistem dan prosedur,

persaingan dan jasa perbankan.

Budaya kerja Bank BNI dilandasi oleh Swadharma Bhakti Nagara yang

merupakan semboyan Bank Negara Indonesia. Ketiga kata tersebut berasal dari

bahasa Kawi. Swadharma berasal dari kata “swa” yang berasal sendiri, “dharma”

yang berarti kewajiban, “bhakti” berarti bakti dan “nagara” yang berarti negara.

Dalam arti luas, Swadharma Bhakti Nagara dapat diartikan sebagai suatu bakti

kepada negara sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diemban.

Budaya Bank Negara Indonesia Tbk meliputi :

1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik

2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional

3. BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan

dengan nasabah dan mitra usaha.

4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai

5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai

melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

39

D. Struktur Organisasi

Pada tanggal 31 Desember 2005, susunan dewan komisaris dan direksi

BNI adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris :

Komisaris Utama Zaki Baridwan

Wakil Komisaris Utama Suwarsono

Komisaris J.B. Kristiadi

Komisaris Effendi

Komisaris Achjar Iljas

Komisaris H.M.S. Latif

Komisaris Felia Salim

Direksi :

Direktur Utama Sigit Pramono

Wakil Direktur Utama Gatot Mudiantoro Suwondo

Direktur Ignatius Supomo

Direktur Fero Poerbonegoro

Direktur Achmad Baiquni

Direktur Tjahjana Tjakrawinata

Direktur Bien Subiantoro

Direktur Achil Ridwan Djayadiningrat

Direktur Kemal Ranadireksa

Direktur Suroto Moehadji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

40

Pada tanggal 31 Desember 2005, BNI dan anak perusahaan mempunyai

karyawan sejumlah 19.471 karyawan termasuk 1.859 karyawan honorer.

E. Jasa-Jasa BNI

Jasa yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia adalah cukup menarik

dan bervariatif, diantaranya :

1. Tabungan

Tabungan adalah simpanan nasabah di bank dan atas dana tersebut

diberikan bungan dan jumlah pengambilan dalam bulan biasanya dibatasi.

Adapun jenis tabungan yang ditawarkan oleh BNI adalah Taplus, Taplus

Utama, Simponi, Tapenas, BNI Haji, BNI Dollar yang dilengkapi dengan

fasilitas ATM.

2. Giro

Giro adalah simpanan nasabah di bank dan atas dana tersebut tidak

diberikan bunga. Dana yang disimpan dapat ditarik dan disetor dalam jumlah

dan waktu yang tidak ditentukan.

3. Deposito

Deposito adalah simpanan nasabah di bank dan untuk pengambilan

dananya telah ditentukan waktunya sehingga tidak dapat diambil sewaktu-

waktu. Jenis deposito yang ditawarkan adalah deposito rupiah, valas, deposito

on call dan sertifikat deposito.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

41

4. Kartu Kredit

Fasilitas eksklusif credit card yang diberikan kepada nasabah guna

keperluan sehari-hari. Nasabah atas rekomendasi bank diberikan kartu yang

dapat digunakan untuk berbelanja ditempat yang telah ditentukan dengan

pembayaran akhir bulan.

5. Save Deposit Box

Fasilitas yang diberikan kepada nasabah untuk menyimpan surat-surat

berharga dengan jaminan bahwa surat tersebut tidak akan rusak, hilang,

terbakar atau terkena resiko lainnya.

6. Treasury

BNI sebagai penyedia solusi valuta asing (valas) yang prima dan

berusaha untuk mempertahankan eksistensinya yang bergerak di pasar valas.

Layanan ini berupa Forex, Fixed Income, Foreign Exchange, dan Money

Market.

7. Garansi Bank

Garansi bank merupakan suatu jaminan bank yang diberikan untuk

memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan suatu

proyek/tender atau dalam transaksi perdagangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

42

8. Kredit

Kredit yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia antara lain :

a. Kredit Modal Kerja

Pinjaman jangka pendek yang diberikan untuk menunjang kebutuhan

likuiditas atau sebagai modal kerja baik untuk perorangan maupun untuk

perusahaan.

b. Kredit Investasi

Pinjaman yang diberikan untuk menunjang investasi baik dalam jangka

pendek maupun jangka menengah.

c. Kredit Konsumsi

Kredit yang diberikan bank dengan tujuan untuk memperlancar jalannya

proses konsumtif. Kredit konsumsi diantaranya meliputi BNI Griya, BNI

Oto, BNI Multiguna dan Fleksi.

9. Produk Lain

Produk BNI selain yang telah dikenal masyarakat adalah BNI Syariah.

Layanan ini meliputi Murabahah, Ijarah Gadai Emas Syariah, Deposito

Mudharabah, THI Mudharabah, Reksadana Syariah dan Tabungan Syariah

Plus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Aspek-aspek kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang

akan dinilai dalam penelitian ini antara lain aspek likuiditas, rentabilitas,

permodalan, dan efisiensi usaha. Dasar kriteria yang digunakan untuk menilai

baik buruknya kinerja keuangan dari aspek-aspek tersebut ada 2 (dua), yaitu rasio

standar industri dan ketentuan minimum permodalan. Rasio standar industri

digunakan sebagai dasar kriteria penilaian kinerja keuangan untuk aspek

likuiditas, rentabilitas, dan efisiensi usaha. Sedangkan ketentuan minimum

permodalan akan digunakan sebagai dasar kriteria penilaian kinerja keuangan

untuk aspek permodalan.

Rasio standar industri merupakan rasio rata-rata dari bank-bank dalam satu

industri. Adapun bank-bank yang diikut sertakan dalam membuat rasio standar

industri adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta per tanggal 31

Desember 2005. Adapun bank-bank tersebut antara lain Bank Arta Niaga

Kencana, Artha Graha Internasional, Buana Indonesia, Bumiputera Indonesia,

Central Asia, Century, Danamon Indonesia, Eksekutif Internasional, Internasional

Indonesia, Kesawan, Lippo, Mandiri, Mayapada Internasional, Mega, Negara

Indonesia, Niaga, NISP, Nusantara Parahyangan, Pan Indonesia, Permata, Rakyat

Indonesia, Swadesi, dan Victoria Internasional.

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

44

B. Analisis Data

1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek

Likuiditas.

a. Menentukan rasio likuiditas standar industri

1) Menghitung rasio likuiditas setiap bank

a) Cash Ratio

Tabel 5-1 Perhitungan Cash Ratio (CR) Industri Tahun 2005 Nama Bank Alat Likuid (Rp) Kewajiban Segera

Dibayar (Rp)

CR

(%)

Arta Niaga Kencana 66.038.944.157 1.053.533.917.726 6,27

Artha Graha Internasional 659.657.517.447 8.821.513.034.129 7,48

Buana Indonesia **1.133.168 **12.902.312 8,78

Bumiputera Indonesia *497.526.159 *3.909.440.448 12,73

Central Asia **18.755.381 **130.132.176 14,41

Century **1.082.095 **10.120.757 10,69

Danamon Indonesia **4.203.358 **44.508.636 9,44

Eksekutif International 108.472.212.723 1.315.892.290.180 8,24

Internasional Indonesia **3.781.679 **37.311.441 10,14

Kesawan 148.443.220.482 1.405.970.681.165 10,56

Lippo **3.355.355 **25.293.240 13,27

Mandiri **22.827.469 **206.964.937 11,03

Mayapada Internasional *198.996.452 *2.552.104.592 7,80

Mega **2.280.282 **22.046.601 10,34

Negara Indonesia **14.124.457 **116.808724 12,09

Niaga **2.956.336 **34.377.602 8,60

NISP **1.570.368 **16.086.960 9,76

Nusantara Parahyangan 252.182.937.358 2.564.962.142.384 9,83

Pan Indonesia **2.606.630 **27.377.425 9,52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

45

Permata **2.819.138 **29.347.954 9,61

Rakyat Indonesia **11.471.653 **99.002.500 11,59

Swadesi 67.154.157.755 801.082.239.295 8,38

Victoria Internasional *192.992.396 *1.911.318.318 10,09

Jumlah 95.158.833.997.522 836.617.082.662.879 230,65Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

b) Loan to Assets Ratio

Tabel 5-2 Perhitungan Loan to Assets Ratio (LAR) Industri Tahun 2005 Nama Bank Total Loan (Rp) Total Assets (Rp)

LAR (%)

Arta Niaga Kencana 774.066.358.842 1.199.757.995.679 64,52 Artha Graha Internasional 7.312.435.168.334 10.849.427.614.537 67,40

Buana Indonesia **10.126.485 **15.999.505 63,30

Bumiputera Indonesia *3.008.760.530 *4.317.051.947 69,70

Central Asia **52.778.750 **150.180.752 35,14

Century **2.598.636 **13.274.118 19,58

Danamon Indonesia **34.973.862 **67.803.454 51,58

Eksekutif International 1.041.624.750.445 1.492.007.881.882 69,81

Internasional Indonesia **20.300.014 **49.026.180 41,41

Kesawan 810.940.272.488 1.541.558.692.169 52,61

Lippo **7.648.301 **29.116.215 26,27

Mandiri **94.869.474 **263.383.348 36,02

Mayapada Internasional *2.025.890.958 *3.155.554.158 64,20

Mega **11.113.855 **25.109.428 44,26

Negara Indonesia **58.331.151 **147.812.206 39,46

Niaga **28.671.419 **41.579.861 68,96

NISP **12.244.905 **20.041.565 61,10

Nusantara Parahyangan 1.430.950.665.562 2.839.666.595.427 50,39

Pan Indonesia **13.896.379 **36.919.444 37,64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

46

Permata **31.423.021 **34.782.459 90,34

Rakyat Indonesia **69.503.859 **122.775.579 56,61

Swadesi 427.870.419.448 925.670.587.697 46,22

Victoria Internasional *724.936.250 *2.112.004.691 34,32

Jumlah 466.037.596.373.119 1.046.236.814.173.391 1190,85Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

2) Menghitung rata-rata hitung rasio likuiditas industri

a. Rata-rata hitung cash ratio industri

X = ∑ X X 100 % n

= 230,65 % 23

= 10,03 %

b. Rata-rata hitung loan to assets ratio industri

X = ∑ X X 100 % n

= 1190,85 % 23

= 51,78 %

b. Menghitung rasio likuiditas PT Bank Negara Indonesia Tbk

1) Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Yang Segera Dibayar

= Rp 14.124.457.000.000 X 100 % Rp 116.808724.000.000

= 12,09 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

47

2) Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets

= Rp 58.331.151.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000

= 39,46 %

c. Membandingkan antara rasio likuiditas bank dengan rasio likuiditas

standar industri.

Tabel 5-3 Perbandingan CR dan LAR Bank dengan Rasio Standar Industri Tahun 2005

Nama Bank CR (%) CR Industri (%) LAR (%) LAR Industri (%)

Negara Indonesia 12,09 10,03 39,46 51,78

d. Menarik Kesimpulan

Tabel 5-3 diatas menunjukkan perbandingan antara nilai cash ratio dan

loan to assets ratio bank dengan rasio industrinya. Informasi yang dapat

kita peroleh melalui tabel 5-3 adalah bahwa nilai cash ratio BNI lebih

besar dibandingkan dengan rasio industrinya dan nilai loan to assets ratio

BNI lebih kecil daripada rasio industrinya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk

ditinjau dari aspek likuiditas pada tahun 2005 adalah baik (likuid).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

48

2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek

Rentabilitas.

a. Menentukan rasio rentabilitas standar industri

1) Menghitung rasio rentabilitas setiap bank

a) Return on Assets

Tabel 5-4 Perhitungan Return on Assets (ROA) Industri Tahun 2005 Nama Bank Laba Usaha (Rp) Total Aktiva (Rp) ROA

(%)

Arta Niaga Kencana 17.157.856.689 1.199.757.995.679 1,43

Artha Graha Internasional 31.349.642.769 10.849.427.614.537 0,29

Buana Indonesia **492.196 **15.999.505 3,08

Central Asia **5.123.618 **150.180.752 3,41

Century **23.505 **13.274.118 0,18

Danamon Indonesia **2.998.244 **67.803.454 4,42

Internasional Indonesia **916.252 **49.026.180 1,87

Kesawan 4.724.679.014 1.541.558.692.169 0,31

Lippo **522.351 **29.116.215 1,80

Mandiri **1.232.553 **263.383.348 0,47

Mayapada Internasional *23.831.288 *3.155.554.158 0,76

Mega **263.691 **25.109.428 1,05

Negara Indonesia **2.255.783 **147.812.206 1,53

Niaga **746.329 **41.579.861 1,80

NISP **290.803 **20.041.565 1,45

Nusantara Parahyangan 40.542.748.968 2.839.666.595.427 1,43

Pan Indonesia **750.359 **36919.444 2,03

Permata **405.343 **34.782.459 1,17

Rakyat Indonesia **5.607.952 **122.775.579 4,57

Swadesi 17.190.421.282 925.670.587.697 1,86

Victoria International *27.570.620 *2.112.004.691 1,31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

49

Jumlah 21.791.346.256.722 1.046.236.814.173.391 36,22

Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

b) Return on Equity

Tabel 5-5 Perhitungan Return on Assets (ROE) Industri Tahun 2005 Nama Bank Laba Bersih (Rp) Equity (Rp)

ROE

(%)

Arta Niaga Kencana 11.948.738.879 127.525.591.979 9,37

Artha Graha Internasional 22.550.364.554 535.194.465.103 4,21

Buana Indonesia **345.796 **2.169.128 15,94

Central Asia **3.597.400 **15.847.154 22,70

Century **22.286 **366.401 6,08

Danamon Indonesia **2.003.198 **8.588.953 23,32

Internasional Indonesia **725.118 **4.708.425 15,40

Kesawan 2.946.284.015 121.976.810.408 2,42

Lippo **412.121 **2.611.580 15,78

Mandiri **603.369 **23.214.722 2,60

Mayapada Internasional *16.945.293 *332.211.304 5,10

Mega **179.353 **1.276.625 14,05

Negara Indonesia **1.414.739 **11.894.914 11,90

Niaga **546.921 **3.966.113 13,79

NISP **204.971 **1.986.381 10,32

Nusantara Parahyangan 28.315.156.468 163.649.891.901 17,30

Pan Indonesia **505.799 **4.384.651 11,54

Permata **295.005 **2.571.904 15,36

Rakyat Indonesia **3.808.587 **13.352.982 28,52

Swadesi 11.748.360.852 111.924.748.130 10,50

Victoria Internasional *20.137.438 *157.548.223 12,78

Jumlah 14.779.254.640.768 98.489.964.034.521 265,08

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

50

Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

2) Menghitung rata-rata hitung rasio rentabilitas industri

a. Rata-rata hitung return on assets industri

X = ∑ X X 100 % n

= 36,22 % 21

= 1,72 %

b. Rata-rata hitung return on equity industri

X = ∑ X X 100 % n

= 265,08 % 21

= 12,62 %

b. Menghitung rasio rentabilitas PT Bank Negara Indonesia Tbk

1) Return on Assets = Laba Usaha X 100% Total Aktiva

= Rp 2.255.783.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000

= 1,53 %

2) Return on Equity = Laba Bersih X 100% Modal Sendiri

= Rp 1.414.739.000.000 X 100 % Rp 11.894.914.000.000

= 11,90 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

51

c. Membandingkan antara rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas

standar industri.

Tabel 5-6 Perbandingan ROA dan ROE Bank dengan Rasio Standar Industri Tahun 2005

Nama Bank ROA (%) ROA Industri (%)

ROE (%) ROE Industri (%)

Negara Indonesia 1,53 1,72 11,90 12,62

c. Menarik Kesimpulan

Melalui tabel 5-6 kita dapat mengetahui bahwa nilai return on assets dan

return on equity bank lebih kecil dibandingkan dengan rasio industrinya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank

Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas pada tahun 2005

adalah kurang baik.

3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek

Permodalan.

a. Menghitung capital adequacy ratio bank

Perhitungan penyediaan modal minimum (capital adequacy) didasarkan

pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Yang dimaksud dengan

aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam

neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin

pada kewajiban yang masih bersifat kontinjen dan atau komitmen yang

disediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis

aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada

kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

52

didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan.

Berikuit ini disajikan tabel perhitungan penyediaan modal minimum PT

Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2005.

Tabel 5-7 Perhitungan Penyediaan Modal Minimum PT Bank Negara Indonesia Tbk Tahun 2005

No. Keterangan Nominal Bobot Risiko (%)

ATMR

I. 1.

1.1 1.2 1.3 1.4

1.5 1.6 1.7 1.8 1.9

1.10 1.11 1.12 1.13 1.14

Aktiva Neraca Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia Surat Berharga Wesel ekspor dan tagihan lainnya Tagihan derivatif Pinjaman yang diberikan Tagihan akseptasi Obligasi Pemerintah Penyertaan Aktiva tetap Aktiva pajak tangguhan Biaya dibayar dimuka dan aktiva lain

2.843.779 11.280.678

500.134

19.553.926 8.849.689 1.392.211

50.788 58.331.161 3.497.254

32.367.923 778.525

4.557.160 156.437

3.652.541

0 0

20

0 20 20 20

100 20 20

100 100 100 100

0 0

400.107

0 1.769.938 1.113.769

40.630 58.331.161 2.797.803

25.894.338 778.525

4.557.160 156.437

3.652.541 1.15 Jumlah ATMR aktiva neraca 99.492.409

2. Rekening Adminstratif 2.1

2.2

2.3

Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan Irrevocable letters of credit yang masih berjalan Jaminan Bank a. Stanby letters of credit b. Garansi bank c. Performance bonds d. Advance payment bonds e. Bids bonds

7.960.576

4.122.461

567.170

1.810.796 1.069.762

766.619 305.049

50

100

0 0 0 0 0

3.980.288

4.122.461

0 0 0 0 0

2.4 Jumlah ATMR rekening adminstratif 8.102.749 3. Jumlah ATMR (1.15 + 2.4) 107.595.158 No. Keterangan Nominal II. 1.

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5

Modal Modal Inti : Modal disetor Tambahan modal disetor/agio saham Cadangan umum dan wajib Cadangan khusus Laba yang ditahan

7.042.194 2.525.661

389.494 434.641

1.891.432

1.6 Jumlah Modal Inti 12.283.422 2.

2.1 2.2

Modal Pelengkap : Pinjaman subordinasi Cadangan umum penyisihan

2.433.032

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

53

Penghapusan aktiva produktif (max 1,25 dari ATMR)

1.255.802

2.3 Jumlah Modal Pelengkap 3.688.834 3. Jumlah Modal (II.1.6 + II.2.3) 15.972.256 III. IV. V.

Modal Minimum (8 % X I.3) Kelebihan(Kekurangan) Modal (II.3 – III) Rasio Modal (II.3 : I.3) X 100 %

8.607.613

7.364.643 14,84 %

Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : dalam jutaan rupiah, kecuali bobot risiko

b. Membandingkan antara nilai capital adequacy ratio bank dengan

ketentuan minimum capital adequacy ratio dari Bank Indonesia sebesar

8 %.

Tabel 5-8 Perbandingan CAR Bank dengan Ketentuan CAR Bank Indonesia Tahun 2005

Nama Bank Modal (Rp) ATMR (Rp) CAR (%)

CAR minimum (%)

Negara Indonesia *15.972.256 *107.595.158 14,84 8,00

* dalam jutaan

d. Menarik Kesimpulan

Melalui tabel 5-8 kita dapat mengetahui bahwa pada tahun 2005 PT Bank

Negara Indonesia Tbk memiliki nilai capital adequacy ratio yang lebih

besar bila dibandingkan dengan ketentuan minimum capital adequacy

ratio dari Bank Indonesia sebesar 8 %. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk

ditinjau dari aspek permodalan pada tahun 2005 adalah baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

54

4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek

Efisiensi Usaha.

a. Menentukan rasio efisiensi usaha standar industri

1) Menghitung rasio efisiensi usaha setiap bank

a) Leverage Multiplier

Tabel 5-9 Perhitungan Leverage Multiplier (LM) Industri Tahun 2005 Nama Bank Total Aktiva (Rp) Equity (Rp) LM

Arta Niaga Kencana 1.199.757.995.679 127.525.591.979 9,41 Artha Graha Internasional 10.849.427.614.537 535.194.465.103 20,27

Buana Indonesia **15.999.505 **2.169.128 7,38

Bumiputera Indonesia *4.317.051.947 *204.115.014 21,15

Central Asia **150.180.752 **15.847.154 9,48

Century **13.274.118 **366.401 36,23

Danamon Indonesia **67.803.454 **8.588.953 7,89

Eksekutif International 1.492.007.881.882 129.100.952.082 11,56

Internasional Indonesia **49.026.180 **4.708.425 10,41

Kesawan 1.541.558.692.169 121.976.810.408 12,64

Lippo **29.116.215 **2.611.580 11,15

Mandiri **263.383.348 **23.214.722 11,35

Mayapada Internasional *3.155.554.158 *332.211.304 9,50

Mega **25.109.428 **1.276.625 19,67

Negara Indonesia **147.812.206 **11.894.914 12,43

Niaga **41.579.861 **3.966.113 10,48

NISP **20.041.565 **1.986.381 10,09

Nusantara Parahyangan 2.839.666.595.427 163.649.891.901 17,35

Pan Indonesia **36.919.444 **4.384.651 8,42

Permata **34.782.459 **2.571.904 13,52

Rakyat Indonesia **122.775.579 **13.352.982 9,19

Swadesi 925.670.587.697 111.924.748.130 8,27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

55

Victoria Internasional *2.112.004.691 *157.548.223 13,41

Jumlah 1.046.236.814.173.391 98.823.180.000.603 301,25 Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

b) Assets Utilization

Tabel 5-10 Perhitungan Assets Utilization (AU) Industri Tahun 2005 Nama Bank Total Pendapatan

(Rp) Total Aktiva (Rp)

AU (%)

Arta Niaga Kencana 129.722.471.259 1.199.757.995.679 10,81

Artha Graha Internasional 1.023.685.577.774 10.849.427.614.537 9,44

Buana Indonesia **1.833.633 **15.999.505 11,46

Bumiputera Indonesia *464.710.308 *4.317.051.947 10,76

Central Asia **15.517.107 **150.180.752 10,33

Century **1.045.689 **13.274.118 7,87

Danamon Indonesia **10.136.925 **67.803.454 14,95

Eksekutif International 221.912.028.872 1.492.007.881.882 14,87

Internasional Indonesia **5.472.554 **49.026.180 11,16

Kesawan 180.401.684.306 1.541.558.692.169 11,70

Lippo **2.677.499 **29.116.215 9,20

Mandiri **23.166.040 **263.383.348 8,80

Mayapada Internasional *325.892.112 *3.155.554.158 10,33

Mega **2.373.607 **25.109.428 9,45

Negara Indonesia **15.204.636 **147.812.206 10,29

Niaga **4.143.867 **41.579.861 9,97

NISP **2.110.437 **20.041.565 10,54

Nusantara Parahyangan 243.352.893.854 2.839.666.595.427 8,57

Pan Indonesia **3.379.086 **36.919.444 9,15

Permata **3.767.033 **34.782.459 10,83

Rakyat Indonesia **18.505.602 **122.775.579 15,07

Swadesi 92.296.271.467 925.670.587.697 9,97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

56

Victoria Internasional *231.969.469 *2.112.004.691 10,98

Jumlah 112.248.799.534.532 1.046.236.814.173.391 246,53 Sumber : Data sekunder diolah Keterangan : * dalam ribuan ** dalam jutaan

2) Menghitung rata-rata hitung rasio efisiensi usaha industri

a. Rata-rata hitung leverage multiplier industri

X = ∑ X n

= 301,25 23

= 13,10 X

b. Rata-rata hitung assets utilization industri

X =∑ X X 100 % n

= 246,53 % 23

= 10,72 %

b. Menghitung rasio efisiensi usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk

1) Leverage Multiplier = Total Assets Total Equity Capital

= Rp 147.812.206.000.000 Rp 11.894.914.000.000

= 12,43 X

2) Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets

= Rp 15.204.636.000.000 X 100 % Rp 147.812.206.000.000

= 10,29 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

57

c. Membandingkan antara rasio efisiensi usaha bank dengan rasio efisiensi

usaha standar industri

Tabel 5-11 Perbandingan LM Bank dengan Rasio Standar Industri Tahun 2005 Nama Bank LM (X) LM Industri (X) AU

(%) AU Industri

(%) Negara Indonesia 12,43 13,10 10,29 10,72

d. Menarik Kesimpulan

Tabel 5-11 diatas menunjukkan perbandingan antara nilai leverage

multiplier dan assets utilization bank dengan rasio industrinya. Informasi

yang dapat kita peroleh melalui tabel diatas adalah bahwa nilai leverage

multiplier dan assets utilization bank lebih kecil bila dibandingkan dengan

rasio industrinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi

usaha pada tahun 2005 adalah kurang baik.

C. Pembahasan

1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek

Likuiditas.

a. Cash Ratio

Cash ratio menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kewajiban-

kewajiban yang sudah jatuh tempo/simpanan para nasabah pada saat ditarik

dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Semakin besar nilai cash

ratio suatu bank, maka semakin besar pula alat likuid yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

58

memenuhi/membayar kewajiban-kewajibannya, yang berarti semakin likuid

bank yang bersangkutan.

Bila dibandingkan dengan rasio standar industri, BNI memiliki selisih

lebih cash ratio 2,06 %. Hal ini berarti untuk mencapai tingkat cash ratio dari

rata-rata industri sebesar 10,03 %, BNI hanya membutuhkan alat likuid

sebesar Rp 11.715.915.020.000. Sepintas kita dapat menilai bahwa BNI

memiliki idle fund sebesar Rp 2.408.541.980.000 (Rp14.124.457.000.000-

Rp11.715.915.020.000). Namun menurut penulis, kebijakan yang telah

ditempuh BNI dalam mengutamakan keamanan atau likuiditas ini sudah tepat.

Hal ini mengingat posisi bank sebagai lembaga keuangan memiliki

tanggungjawab sosial dalam menjaga integritas sistem perbankan. Disamping

itu dari sudut bisnis bank sebagai agen of trust , bank selalu dituntut untuk

menjaga kepercayaan masyarakat khususnya nasabah terhadap bank yang

bersangkutan.

Saldo kas sebesar Rp 2.843.779.000.000 menyumbang 20,13 % dari

jumlah alat likuid yang dikuasai bank. Hal ini menunjukkan bahwa seperlima

dari jumlah kebutuhan likuiditas diperkirakan akan berasal dari transaksi tunai

para nasabah, khususnya pengambilan tunai melalui rekening non giro.

Kas disajikan dalam neraca sebesar nilai nominalnya. Dalam pengertian

kas adalah uang kertas dan uang logam, baik rupiah maupun valuta asing

(valas) yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang syah di Indonesia.

Emas batangan dan uang logam yang diterbitkan untuk memperingati suatu

peristiwa (commemorative coin) tidak termasuk dalam pengertian kas. Saldo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

59

kas akan bertambah bilamana lebih banyak jumlah setoran nasabah

dibandingkan jumlah pengambilannya. Sebaliknya, saldo kas akan berkurang

bilamana lebih banyak jumlah pengambilan nasabah bila dibandingkan dengan

jumlah penyetorannya.

Sementara saldo Giro pada Bank Indonesia sebesar Rp

11.280.678.000.000 memberi kontribusi yang relatif sangat besar dalam

menjaga kebutuhan likuiditas bank, yaitu sebesar 79,87 % atau hampir

mencapai 80 % dari keseluruhan alat likuid yang dimiliki. Hal ini menjadi

indikasi bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk memberi kebijakan lebih

dalam menyiapkan dana untuk menjaga perubahan penerimaan dan

pengeluaran uang melalui transaksi clearing yaitu penyelesaian utang piutang

melalui Bank Indonesia. Dengan kata lain bahwa sebagian besar kebutuhan

likuiditas PT Bank Negara Indonesia Tbk berasal dari transaksi rekening giro.

Giro pada Bank Indonesia merupakan giro milik bank pelapor pada Bank

Indonesia. Jumlah tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan

Bank Indonesia dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas kredit yang sudah

disetujui Bank Indonesia dan belum digunakan. Bertambahnya saldo Giro

pada Bank Indonesia terjadi karena lebih banyak setoran nasabah pada

transaksi clearing dibandingkan dengan pengambilannya. Sebaliknya,

pengurangan saldo Giro pada Bank Indonesia terjadi karena lebih banyak

pengambilan oleh nasabah melalui transaksi giral dibandingkan dengan

penyetorannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

60

Alat likuid bank yang terdiri atas kas dan Giro pada Bank Indonesia

merupakan salah satu perwujudan pengalokasian dana bank yaitu dalam

bentuk non earning assets, khususnya primary reserve. Penempatan dalam

primary reserve merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari bagi semua

bank. Hal ini disebabkan primary reserve merupakan cadangan utama yang

harus dipelihara bank demi memenuhi ketentuan likuiditas minimum

berdasarkan ketentuan yuridis dari bank sentral. Selain itu, pembentukan

primary reserve diperlukan untuk memenuhi permintaan efektif dari para

nasabah yang muncul secara tiba-tiba. Denga kata lain primary reserve

dibentuk dengan tujuan untuk membangun/mempertahankan kepercayaan

masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas bank tetap aman.

Sementara dari sektor kewajiban yang segera dibayar, simpanan nasabah

sebesar Rp 115.517.123.000.000 mempunyai porsi yang sangat besar dalam

hal kewajiban yang harus ditanggung oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk,

yaitu 98,89 % dari total kewajiban yang segera dibayar. Semakin besar jumlah

kewajiban yang segera dibayar, maka menunjukkan semakin besar pula

pertanggungjawaban yang harus dipikul oleh pihak bank kepada masyarakat

(nasabah). Namun disisi lain pos ini memberi informasi mengenai sukses

tidaknya pihak bank dalam menggalang dana. Hal ini mengingat bahwa dana

dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh

bank.

Baik buruknya kinerja keuangan likuiditas sangatlah dipengaruhi oleh

besar kecilnya nilai rasio yang diperoleh bank. Mengingat bahwa cash ratio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

61

adalah angka perbandingan antara alat likuid dengan kewajiban yang segera

dibayar, maka besar kecilnya nilai cash ratio ini dipengaruhi oleh kedua

komponen tersebut.

Bila kita melihat dari komponen alat likuid, BNI memiliki jumlah alat

likuid sebesar Rp 14.124.457.000.000. Sementara untuk bank-bank lain rata-

rata memiliki jumlah alat likuid sebesar Rp 4.137.340.608.588 (Rp

95.158.833.997.522/23). Bila kita melihat perbandingan antara jumlah alat

likuid yang dimiliki BNI dengan rata-rata jumlah alat likuid industri, maka

BNI memiliki jumlah alat likuid yang lebih besar, yaitu memiliki selisih lebih

Rp 9.987.116.391.412 terhadap rata-rata jumlah alat likuid industri.

Bila kita melihat dari komponen kewajiban segera dibayar, BNI

memiliki jumlah kewajiban segera dibayar Rp 116.808.724.000.000.

Sementara untuk bank-bank lain rata-rata memiliki jumlah kewajiban segera

dibayar Rp 36.374.655.767.951 (Rp 836.617.082.662.879/23). Dengan

membandingkan antara jumlah kewajiban segera dibayar BNI dengan rata-rata

kewajiban segera dibayar industri, maka BNI memiliki jumlah kewajiban

segera dibayar yang lebih besar dibandingkan dengan bank-bank lain, yaitu

memiliki selisih lebih Rp 102.323.648.862.026 terhadap rata-rata aktiva

industri.

Bila kita melihat dari komponen-komponen yang mempengaruhi besar

kecilnya nilai cash ratio, BNI memiliki komponen cash ratio yang lebih

besar, baik untuk jumlah alat likuid maupun jumlah kewajiban segera dibayar.

Untuk dapat mengetahui hal yang menyebabkan BNI memiliki nilai cash ratio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

62

yang lebih besar bila dibandingkan dengan ratio standar industri, kita harus

menghitung selisih antara jumlah alat likuid dengan jumlah kewajiban segera

dibayar untuk masing.

Bila kita menyelisihkan antara jumlah kewajiban segera dibayar dengan

jumlah alat likuid, BNI memiliki selisih Rp 102.684.267.000.000 (Rp

116.808.724.000.000 – Rp 14.124.457.000.000) atau 87,91 % dari jumlah

kewajiban segera dibayar (Rp 102.684.267.000.000/116.808.724.000.000 X

100 %). Sementara bank-bank lain memiliki selisih Rp 32.237.315.159.363

(Rp 36.374.655.767.951 – Rp 4.137.340.608.588) atau 88,63 % dari jumlah

kewajiban segera dibayar (Rp 32.237.315.159.363/Rp 36.374.655.767.951 X

100 %). Semakin besar persentase selisih antara jumlah kewajiban segera

dibayar dengan jumlah alat likuid terhadap jumlah kewajiban segera dibayar,

maka menunjukkan semakin lebar jarak antara pembilang dan penyebut.

Sebaliknya, semakin kecil persentase selisih antara kewajiban segera dibayar

dengan jumlah alat likuid terhadap jumlah kewajiban segera dibayar, maka

menunjukkan semakin dekat jarak antara pembilang dan penyebut.

BNI memiliki persentase selisih antara kewajiban segera dibayar dengan

jumlah alat likuid terhadap jumlah kewajiban segera dibayar yang lebih kecil

bila dibandingkan dengan rata-rata bank lain. Dengan memiliki persentase

yang lebih kecil ini, maka BNI memiliki jarak antara pembilang dan penyebut

yang lebih dekat dibandingkan dengan rata-rata bank lain. Dengan memiliki

jarak yang lebih dekat antara pembilang dan penyebut, maka hasil pembagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

63

antara pembilang dan penyebut semakin besar, sehingga BNI memiliki nilai

cash ratio yang lebih besar bila dibandingkan dengan bank-bank lain.

b. Loan to Assets Rasio

Loan to assets ratio merupakan rasio yang memberi informasi mengenai

seberapa besar bagian dari keseluruhan aktiva yang dialokasikan pada

pinjaman (kredit) yang diberikan. Dengan kata lain rasio ini menunjukan

kemampuan bank yang bersangkutan dalam memenuhi permintaan kredit dari

para debitur dengan assets yang tersedia. Semakin besar nilai loan to assets

ratio suatu bank, maka menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas

bank yang bersangkutan, namun semakin besar kemungkinan bank tersebut

untuk memperoleh keuntungan. Hal ini mengingat bahwa loan to assets ratio

merupakan angka perbandingan antara pinjaman yang diberikan dengan total

aktiva. Semakin besar loan to assets ratio, semakin besar pula bagian dari

aktiva yang dialokasikan sebagai pinjaman yang diberikan, sementara semakin

kecil kemungkinan bagian aktiva yang dialokasikan sebagai alat likuid.

Sebaliknya semakin kecil nilai loan to assets ratio, menunjukkan semakin

tinggi likuiditas bank yang bersangkutan, namun semakin kecil kemungkinan

bank tersebut untuk mendapatkan keuntungan.

Loan to assets ratio sebesar 39,46 % menunjukkan bahwa hampir

duaperlima bagian dari aktiva dialokasikan sebagai pinjaman yang diberikan.

Bila dibandingkan dengan rasio standar industri yang memiliki nilai 51,77%,

BNI memiliki selisih kurang loan to assets ratio sebesar 12,31 %. Hal ini

menunjukkan bahwa BNI memiliki jumlah aktiva yang lebih sedikit sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

64

Rp 18.206.009.270.000 [(Rp 147.812.206.000.000 X 0.5178) – Rp

58.331.151.000.000] yang dialokasikan kedalam bentuk pinjaman yang

diberikan. Sementara bank-bank lain mengalokasikan lebih dari separuh dari

jumlah aktivanya kedalam bentuk pinjaman yang diberikan.

Mengingat loan to assets ratio ini merupakan angka perbandingan antara

pinjaman yang diberikan dengan jumlah aktiva, maka besar kecilnya nilai

rasio ini dipengaruhi oleh kedua komponen tersebut. Bila kita melihat dari

komponen pinjaman yang diberikan, BNI memiliki jumlah pinjaman yang

diberikan sebesar Rp 58.331.161.000.000. Sementara untuk bank-bank lain

rata-rata memiliki jumlah pinjaman yang diberikan sebesar Rp 20.262.504.190

(Rp 466.037.596.373.119/23). Bila kita melihat perbandingan antara jumlah

pinjaman yang diberikan milik BNI dengan rata-rata pinjaman yang diberikan

industri, maka BNI memiliki jumlah pinjaman yang diberikan yang lebih

besar, yaitu memiliki selisih lebih Rp 38.068.656.809.864 terhadap rata-rata

pinjaman yang diberikan industri.

Bila kita melihat dari komponen aktiva, BNI memiliki jumlah aktiva Rp

147.812.206.000.000. Sementara untuk bank-bank lain rata-rata memiliki

jumlah aktiva Rp 45.488.557.137.974 (Rp 1.046.236.814.173.391/23).

Dengan membandingkan antara jumlah aktiva BNI dengan rata-rata aktiva

industri, maka BNI memiliki jumlah aktiva yang lebih besar dibandingkan

dengan bank-bank lain, yaitu memiliki selisih lebih Rp 102.323.648.862.026

terhadap rata-rata aktiva industri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

65

Dengan melihat kedua komponen yang mempengaruhi nilai loan to

assets ratio tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa kecilnya nilai loan to

assets ratio BNI dibandingkan rasio standar industri disebabkan jumlah

alokasi pinjaman yang diberikan milik BNI tidak sebanding dengan jumlah

aktivanya. Nilai loan to assets ratio ini dapat dipertinggi dengan menambah

jumlah alokasi pinjaman yang diberikan, sebaliknya penurunan nilai loan to

assets ratio dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah alokasi pinjaman

yang diberikan terhadap jumlah aktiva.

2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek

Rentabilitas

a. Return on Assets (ROA)

Return on assets menunjukkan kemampuan suatu bank dalam

memperoleh laba melalui aktiva yang dimiliknya. Semakin besar nilai return

on assets, semakin besar pula tingkat keuntungan yang berhasil diperoleh

bank yang bersangkutan.

Return onnassets sebesar 1,53 % dapat diartikan bahwa PT Bank Negara

Indonesia Tbk pada tahun 2005 mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,0153

untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang dimilikinya. Sementara untuk rasio industri

sebesar 1,72 % dapat ditafsirkan bahwa bank-bank lain rata-rata menghasilkan

laba sebesar Rp 0,0172 untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang dimilikinya. Hal ini

berarti bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk mempunyai kemampuan yang

lebih kecil dalam menghasilkan laba melalui penggunaan aktivanya, yaitu

sebesar 0,19 % dari rasio standar industri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

66

Kemampuan PT Bank Negara Indonesia Tbk dalam memperoleh laba

melalui aktiva yang dimilikinya bila dibandingkan dengan bank lain dapat

dikategorikan buruk, dalam artian berada dibawah rata-rata. Hal ini

semestinya menjadi perhatian tersendiri bagi pihak manajemen bank

khususnya manajemen pendapatan pada masa yang akan datang.

Besar kecilnya nilai return on assets ini sangat mempengaruhi penilaian

kinerja rentabilitas suatu bank. Adapun yang mempengaruhi besar kecilnya

nilai rasio ini adalah laba usaha dan jumlah aktiva. Jumlah laba yang diperoleh

bank sangat dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang dialokasikan kedalam bentuk

earning assets. Semakin banyak jumlah earning assets suatu bank, maka

semakin besar peluang bank tersebut untuk memperoleh pendapatan, yang

pada akhirnya akan mampu menghasilkan laba yang lebih besar.

Pada periode 2005, BNI mampu memperoleh laba usaha Rp

2.255.783.000.000, lebih besar daripada rata-rata laba usaha industri yaitu Rp

1.037.683.155.082 (Rp 21.791.346.256.722/21). Pada periode tersebut, BNI

memiliki selisih lebih laba usaha Rp 1.218.099.844.918 dari rata-rata laba

usaha industri.

Sementara dari komponen aktiva, BNI memiliki total aktiva sebesar Rp

147.812.206.000.000. Sementara untuk bank-bank lain rata-rata memiliki total

aktiva Rp 49.544.169.254.024. Dengan demikian bila dilihat dari komponen

aktiva, BNI memiliki total aktiva yang lebih besar daripada rata-rata aktiva

bank-bank lain, yaitu memiliki selisih lebih Rp 98.268.036.745.976.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

67

Dengan melihat kedua komponen yang mempengaruhi besar kecilnya

nilai return on assets tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa lebih

kecilnya nilai return on assets BNI disebabkan jumlah laba yang diperoleh

BNI tidak sebanding dengan jumlah aktivanya. Seharusnya dengan jumlah

aktiva tersebut, BNI mampu untuk memperoleh laba yang lebih besar lagi.

Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa besar kecilnya laba yang

diperoleh bank sangat dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang dialokasikan

kedalam bentuk earning assets, salah satunya pinjaman yang diberikan. Bila

kita melihat kebelakang, BNI mengalokasikan pinjaman yang diberikan

sebesar 39,46 % dari jumlah aktiva. Sementara bank-bank lain rata-rata

mengalokasikan lebih dari separuh dari jumlah aktivanya kedalam bentuk

pinjaman yang diberikan. Dengan memiliki jumlah pinjaman yang diberikan

kurang dari duaperliama bagian dari jumlah aktivanya, maka hal ini tentunya

akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang akan diperoleh, mengingat

pinjaman yang diberikan merupakan salah satu jenis aktiva produktif yang

paling banyak memberikan kontribusi terhadap perolehan pendapatan.

b. Return on Equity (ROE)

Return on equity adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia

bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan

laba tersebut. Dengan kata lain return on equity adalah kemampuan suatu

bank dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan

keuntungan. Semakin besar nilai rasio return on equity, maka semakin besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

68

pula tingkat keuntungan yang berhasil diperoleh, yang berarti semakin besar

pula bagian laba yang diperuntukkan bagi pemilik bank.

Pada tabel 5-6 BNI memiliki return on equity 11,90 %, yang berarti

bahwa setiap Rp1,00 modal sendiri yang dimiliki mampu menghasilkan laba

bersih sebesar Rp 0,1190. Sementara untuk rasio industri memiliki nilai

12,62%, yang dapat diartikan bahwa bank-bank lain rata-rata mampu

menghasilkan laba sebesar Rp 0,1262 untuk setiap Rp 1,00 modal sendiri yang

dimiliki. Dengan demikian BNI memiliki kemampuan yang lebih kecil dalam

memperoleh keuntungan.

Baik buruknya kinerja keuangan ini sangatlah dipengaruhi oleh besar

kecilnya nilai rasio yang diperoleh bank. Dimana perubahan nilai rasio

rentabilitas ini secara signifikan dipengaruhi oleh komponen laba bersih dan

modal sendiri. Besar kecilnya laba sangat dipengaruhi oleh jumlah alokasi

dana bank dalam bentuk earning assets. Sementara besar kecilnya modal

sendiri dipengaruhi oleh financial leverage yang dikehendaki.

Bila kita melihat dari sektor laba bersih, BNI telah mampu memperoleh

laba bersih diatas rata-rata industri. Hal ini dapat kita ketahui dengan

memperbandingkan antara laba yang diperoleh BNI dengan rata-rata laba

industri. Pada periode 2005, BNI berhasil memperoleh laba Rp

1.414.739.000.000. Sementara rata-rata laba bersih industri menunjukkan Rp

703.774.030.513 (Rp 14.779.254.640.768/21). Dengan demikian BNI

sebenarnya memiliki kemampuan memperoleh laba yang lebih besar bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

69

dibandingkan dengan bank-bank lainnya, yaitu memiliki selisih lebih Rp

710.964.969.487 dari rata-rata laba industri.

Sementara dari sektor modal sendiri yang merupakan faktor pembagi

(penyebut) terhadap laba bersih, BNI memiliki modal sendiri Rp

11.894.914.000.000, sementara bank-bank lain rata-rata memiliki modal

sendiri Rp 4.689.998.287.358. Dengan melihat perbandingan tersebut, BNI

memiliki modal sendiri yang lebih besar daripada bank-bank lainnya, yaitu

memiliki selisih lebih Rp 7.204.915.712.642 dari rata-rata modal sendiri

industri.

Bila kita menyelisihkan antara modal sendiri dengan laba bersih, BNI

memiliki selisih Rp 10.480.175.000.000 (Rp 11.894.914.000.000 – Rp

1.414739.000.000) atau 88,11 % dari modal sendiri (Rp 10.480.175.000.000/

Rp 11.894.914.000.000 X 100 %). Sementara bank-bank lain memiliki selisih

Rp 3.986.224.257.045 (Rp 4.689.998.287.358 – Rp 703.774.030.513) atau

84,99 % dari modal sendiri (Rp 3.986.224.257.045/Rp 4.689.998.287.358 X

100 %). Semakin besar persentase selisih antara modal sendiri dengan laba

bersih terhadap modal sendiri, maka menunjukkan semakin lebar jarak antara

pembilang dan penyebut. Sebaliknya, semakin kecil persentase selisih antara

modal sendiri dengan laba bersih terhadap modal sendiri, maka menunjukkan

semakin dekat jarak antara pembilang dan penyebut.

BNI memiliki persentase selisih antara modal sendiri dengan laba bersih

terhadap modal sendiri yang lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata

bank lain. Dengan memiliki persentase yang lebih besar ini, maka BNI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

70

memiliki jarak yang lebih lebar antara pembilang dan penyebut dibandingkan

dengan rata-rata bank lain. Dengan memiliki jarak yang lebih lebar antara

pembilang dan penyebut, maka hasil pembagian antara pembilang dan

penyebut semakin kecil. Hal inilah yang menyebabkan BNI memiliki nilai

return on equity yang lebih kecil bila dibandingkan dengan bank-bank lain.

3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek

Permodalan.

Pada tahun 2005 BNI memiliki jumlah aktiva yang berisiko sebesar Rp

107.595.158.000.000. Dari jumlah tersebut, Rp 99.492.409.000.000 atau

92,47 % berasal dari aktiva neraca, sementara Rp 8.102.749.000.000 atau 7,53

% berasal dari rekening adminstratif. Dengan jumlah aktiva yang berisiko

tersebut, BNI seharusnya hanya membutuhkan jumlah modal sebesar Rp

8.607.613.000.000 untuk menopang kemungkinan kerugian yang mungkin

timbul dari aktiva yang berisiko tersebut seperti ketentuan yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Pada tahun 2005 BNI memiliki modal inti sebesar

Rp 12.283.422.000.000 atau 76,90 % dari jumlah modal serta modal

pelengkap Rp 3.688.834.000.000 atau 23,10 % dari jumlah modal. Dengan

rasio modal sebesar 14,84 % ini, maka BNI memiliki kelebihan modal

sebesar Rp 7.364.643.000.000 dari ketentuan yang telah ditetapkan Bank

Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

71

4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek

Efisiensi Usaha.

a. Leverage Multiplier (LM)

Leverage multiplier merupakan rasio atau perbandingan antara total

aktiva dengan jumlah modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur

besarnya komponen modal sendiri dengan aktiva. Semakin besar nilai rasio ini

berarti semakin efisien, karena semakin kecil bagian modal sendiri atau

semakin besar dana pihak luar sebagai sumber pembiayaan aktivanya, juga

menunjukkan tingkat kepercayaan pihak luar pada bank tersebut.

Melalui tabel 5-11 dapat dilihat bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk

pada tahun 2005 memiliki nilai leverage multiplier sebesar 12,43 X. Hal

menunjukkan bahwa 8,05 % dari keseluruhan aktiva dibiayai dari modal

sendiri. Sementara untuk bank-bank yang lain rata-rata memiliki nilai leverage

multiplier sebesar 13,10 X, yang berarti bahwa 9,41 % dari keseluruhan aktiva

dibiayai dari modal sendiri. Bila dibandingkan dengan leverage multilplier

rasio standar industri, BNI memiliki selisih kurang sebesar 0,66 X dari rata-

rata efisiensi usaha industri.

Baik buruknya kinerja keuangan ini dipengaruhi oleh nilai rasio yang

diperoleh bank. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai rasio

efisiensi usaha ini tergantung oleh komponen jumlah aktiva dan modal sendiri.

Pada periode 2005, BNI memiliki jumlah aktiva Rp 147.812.206.000.000, dan

bank-bank lain rata-rata memiliki jumlah aktiva Rp 45.488.557.137.974 (Rp

1.046.236.814.173.391/23). Bila kita membandingkan antara jumlah aktiva

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

72

yang dimiliki BNI dengan rata-rata aktiva bank-bank lain, maka BNI memiliki

jumlah aktiva yang lebih besar daripada jumlah aktiva bank-bank lain.

Pada periode yang sama, BNI memiliki modal sendiri sebesar Rp

11.894.914.000.000, sementara rata-rata modal sendiri industri sebesar Rp

4.296.660.000.026 (Rp 98.823.180.000.603/23). Sama halnya dengan

komponen aktiva, BNI juga memiliki jumlah modal sendiri yang lebih besar

bila dibandingkan dengan rata-rata modal sendiri.

Bila kita menyelisihkan antara aktiva dan modal sendiri, BNI memiliki

selisih Rp 135.917.292.000.000 atau 91,95 % dari aktiva (Rp

135.917.292.000.000/Rp 147.812.206.000.000 X 100 %). Sementara untuk

bank-bank lain memiliki selisih Rp 41.191.897.137.948 atau 90,55 % dari

aktiva (Rp 41.191.897.137.948/Rp 45.488.557.137.974 X 100 %). Semakin

besar persentase selisih antara aktiva dengan modal sendiri, maka

menunjukkan semakin lebar jarak antara pembilang dan penyebut, yang

menyebabkan hasil pembagian pembilang dan penyebut semakin kecil. Hal

inilah yang menyebabkan BNI memiliki nilai leverage multiplier yang lebih

kecil daripada industrinya.

b. Assets Utilization Ratio (AU)

Assets utilization diperoleh melalui perbandingan antara total pendapatan

dengan total aktiva. Adapun kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengukur

kemampuan yang ada dalam suatu bank dalam memperoleh pendapatan.

Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar kemampuan setiap unit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

73

aktivitasnya dalam memperoleh pendapatan, yang juga berarti semakin efisien

bagi bank tersebut.

Selama periode 2005 BNI mampu menghasilkan pendapatan sebesar

10,29 % dari jumlah aktivanya. Hal ini dapat diartikan bahwa BNI mampu

menghasilkan pendapatan sebesar Rp 0,1029 untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang

dimilikinya. Sementara untuk rasio standar industri sebesar 10,72 % dapat

diartikan bahwa bank-bank lain rata-rata mampu menghasilkan pendapatan

sebesar Rp 0,1072 untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang dimilikinya.

Baik buruknya kinerja keuangan ini dipengaruhi oleh besar kecilnya

nilai rasio yang diperoleh bank. Dimana perubahan nilai rasio efisiensi usaha

ini dipengaruhi oleh komponen pendapatan dan aktiva. Besar kecilnya

pendapatan bank sangat dipengaruhi oleh jumlah alokasi earning assets

terhadap jumlah aktiva. Semakin besar jumlah earning assets suatu bank,

maka semakin besar pula pendapatan yang akan diperoleh bagi bank tersebut.

Sementara jumlah aktiva bank dipengaruhi oleh kemampuan bank tersebut

dalam memperoleh/menghimpun sumber-sumber dana, baik berasal dari

dalam maupun dari luar/asing.

Bila kita melihat dari komponen pendapatan, BNI telah mampu

memperoleh pendapatan diatas rata-rata pendapatan industri. Hal ini dapat kita

ketahui dengan memperbandingkan antara pendapatan yang diperoleh BNI

dengan rata-rata pendapatan. Selama periode 2005, BNI mampu memperoleh

pendapatan Rp 15.204.636.000.000, sementara bank-bank lain rata-rata

mampu memperoleh pendapatan Rp 489.078.240.632 (Rp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

74

112.248.799.534.532/23). Dengan demikian bila kita melihat dari komponen

pendapatan, BNI memiliki pendapatan yang lebih besar bila dibandingkan

dengan bank-bank lain, yaitu terdapat selisih lebih Rp 14.715.557.759.368

dari rata-rata pendapatan industri.

Sementara dari komponen aktiva, BNI memiliki jumlah aktiva yang

lebih besar dibandingkan dengan rata-rata aktiva indusri. Pada periode 2005,

BNI memiliki jumlah aktiva sebesar Rp 147.812.206.000.000, sementara rata-

rata aktiva industri sebesar Rp 45.488.557.137.974 (Rp 1.046.236.814.173391

/23). Dengan melihat perbandingan antara jumlah aktiva BNI dengan rata-rata

aktiva industri, kita dapat mengatakan bahwa BNI memiliki selisih lebih

aktiva yang jauh lebih besar dibandingkan dengan rata-rata industrinya.

Dengan kata lain selisih lebih pendapatan BNI tidak sebanding dengan selisih

lebih aktiva yang dimiliki. Seharusnya dengan jumlah aktiva tersebut, BNI

mampu untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar lagi. Hal inilah yang

menyebabkan BNI memiliki nilai rasio assets utilization yang lebih kecil

dibandingkan bank-bank lainnya, sehingga selama periode 2005 BNI tidak

menjalankan usahanya secara efisien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Kinerja keuangan BNI pada tahun 2005 apabila ditinjau dari aspek likuiditas,

melalui pendekatan cash ratio maupun loan to assets ratio adalah baik. Hal ini

dapat dilihatidari perbandingan antara nilai cash ratio dan loan to assets ratio

bank dengan rasio standar industri, dimana untuk cash ratio, bank memiliki

nilai cash ratio 12,09 % dan rasio industri 10,03 %. Sementara untuk loan to

assets ratio, BNI memiliki nilai yang lebih kecil yaitu 39,46 % dan rasio

industri 51,78 %.

2. Kinerja keuangan BNI pada tahun 2005 apabila ditinjau dari aspek

rentabilitas, bila dilihat melalui pendekatan return on assets maupun return on

equity adalah kurang baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari perbandingan antara

nilai rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas industri. Pada tahun 2005

BNI memiliki return on assets 1,53 %, sementara untuk rasio standar

industrinya memiliki nilai 1,72 %. Pada periode yang sama BNI juga memiliki

nilai return on equity yang lebih kecil, yaitu 11,90 % sementara rasio industri

12,62 %.

3. Kinerja keuangan permodalan BNI pada tahun 2005 adalah baik. Hal ini dapat

dilihat dari nilai capital adequacy ratio (car) bank sebesar 14,84 %, dimana

ketentuan kecukupan modal minimum dari Bank Indonesia adalah 8 %.

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

76

Dengan rasio modal 14,84 %, maka BNI memiliki kelebihan modal sebesar

Rp 7.364.643.000.000.

4. Selama periode 2005, BNI kurang menjalankan bisnis usahanya secara efisien.

Hal ini dapat dilihat dari rasio efisensi usaha bank (leverage multiplier dan

assets utilization) yang lebih kecil bila dibandingkan dengan rasio standar

industri.

B. Saran-Saran

1. Bagi BNI

a. Selama periode 2005, BNI telah mampu menghasilkan cash ratio dan loan

to assets ratio diatas rasio standar industri. Dengan kata lain BNI telah

menunjukkan kinerja keuangan likuiditas yang baik selama periode

tersebut. Untuk itu tidak perlu adanya penambahan jumlah alat likuid, baik

berupa Kas maupun Giro pada Bank Indonesia.

b. BNI selama periode 2005 belum mampu menunjukkan tingkat rentabilitas

yang baik. Untuk itu diharapkan pada masa yang akan datang BNI mampu

untuk meningkatkan perolehan laba. Hal ini dapat dilakukan dengan

menjalankan bisnis usahanya secara efisien, terutama dalam hal

memperoleh pendapatan. Namun secara umum, BNI telah mampu

menjalankan usaha perbankan secara sehat dan pencapaian keuntungan

secara wajar. Artinya jumlah pendapatan BNI telah mampu untuk menutup

semua biaya yang dikeluarkan, baik biaya operasional maupun non

operasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

77

c. Jumlah modal yang dimiliki BNI selama periode 2005 telah memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Keadaan seperti ini

diharapkan dapat terus dipertahankan pada masa yang akan datang.

d. BNI selama periode 2005 tidak menjalankan bisnis usahanya secara efisen.

Untuk itu diharapkan pada periode berikutnya BNI mampu untuk

menjalankan bisnis usahanya secara efisien. Efisien usaha ini dapat

dilakukan dengan meningkatkan perolehan pendapatan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penilaian kinerja terhadap BNI ini hanya mampu mengungkap prestasi

yang telah dicapai BNI dari segi keuangan. Untuk itu diharapkan adanya

penilaian kinerja bank dengan menggunakan metode yang lain, seperti

balanced scorecard yang mampu mengupas dari berbagai perspektif, atau

dengan metode CAMEL seperti yang dianjurkan Bank Indonesia.

b. Penilaian kinerja keuangan terhadap BNI ini hanya dilakukan selama

periode 2005. Untuk itu perlu dilakukan penilaian kinerja selama beberapa

periode, sehingga dapat mengetahui perkembangan kinerja yang telah

dicapai BNI.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Laporan keuangan yang menjadi data sumber penelitian merupakan data

sekunder, sehingga kemungkinan data dan informasi yang diperoleh kurang

lengkap. Disamping itu selalu ada kemungkinan bahwa laporan keuangan

tersebut disusun tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, atau terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

78

kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Dalam penelitian ini,

laporan keuangan yang diperoleh dianggap sebagai data karena sudah

dilaporkan oleh auditor kepada Bursa Efek Jakarta.

2. Sebagai peneliti eksternal, penulis tidak dapat melacak kebenaran data yang

diperoleh.

3. Hasil penelitian ini hanya mampu mengungkap penilaian kinerja dari segi

keuangan bank, tidak mengungkap penilaian kualitas manajemen seperti yang

ada dalam sistem penilaian metode CAMEL.

4. Dengan penuh kesadaran, penulis mengakui bahwa penulis masih awam

dalam bidang perbankan, sehingga dalam penelitian ini penulis hanya mampu

membahas/menginterpretasikan hal-hal yang penulis ketahui. Hal ini

disebabkan masih minimnya jumlah mata kuliah yang menyangkut bidang

perbankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

79

Daftar Pustaka Anthony, Robert dan John Dearden. Sistem Pengendalian Manajemen. Erlangga, Jakarta : 1987. Abdullah, M. Faisal. Manajemen Perbankan Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank. Malang : Bagian Penerbitan Universitas Muhamadiyah, 2003. Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbanka. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2000. Echols, Jhon M. Kamus Inggris – Indonesia. Cetakan XII. Jakarta : PT Gramedia, 1994 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1991. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE, 2002. Mulyadi dan Setyawan. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Yogyakarta : Aditya Medika, 1999. Muljono, Teguh Pudjo. Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktek Perbankan. Yogyakarta : BPFE, 1988. Muljono, Teguh Pudjo. Aplikasi Manajemen Audit Dalam Industri Perbankan. Yogyakarta : BPFE, 1999. Munawir, Slamet. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty, 2001. Nasucha, Chaizi. Reformasi Administrasi Publik (Teori dan Praktik). Jakarta : Grasindo, 2004. Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE, 1999. Siamat, Dahlan. Manajemen Bank Umum. Jakarta : Intermedia, 1993. The Liang Gie. Efisiensi Untuk Meraih Sukses. Yogyakarta : Panduan, 2003.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU DARI … · pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI