denture hyperplasia

2
Denture hyperplasia biasanya terdapat pada penderita yang memakai gigi tiruan yang tidak tepat selama jangka waktu yang agak lama. Tekanan dari gigi tiruan yang tidak tepat menyebabkan ulserasi traumatik. Tekanan gigi tiruan akan meningkat bila tepi basis gigi tiruan terlalu panjang. (Gayford, 1993). Tepi gigi tiruan yang terlalu panjang mungkin disebabkan oleh resorpsi tulang alveolar sehingga gigi tiruannya makin turun. Trauma dari tepi gigi tiruan juga dapat terjadi jika gigi tiruan terungkit secara berlebihan akibat okulasi yang tidak seimbang sehingga tepi sayap gigi tiruan merusak ke dalam jaringan sulkus. Kombinasi antara hilangnya kecekatan dan keseimbangan okulasi akan merangsang terjadinya peradangan pada mukosa (Basker, 1996). Menurut Damayanti (2009), hyperplasia terjadi berupa pertumbuhan fibrotic dan terjadi pada mukosa bergerak atau pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak. Kelainan ini seringkali asimtomik dan terbatas pada jaringan di sekeliling gigi tiruan di daerah vestibular, lingual atau palatal, dapat juga terjadi di bagian sisa alveolar . Umumnya denture hyperplasia terletak pada puncak alveolar dan sisanya terletak pada sulkus vestibular serta sulkus lingual. Jika ulserasinya tidak sembuh/tidak dirawat, biasanya akan gigi tiruan denture hyperplasia mukosa oral (Pindbrog, 1994). Sebagian besar pasien akan meminta perawatan untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan pada mukosa sebelum luka menjadihyperplastik , tetapi ada pasien yang memiliki ambang rasa sakit yang tinggi sehingga tidak menyadari ada kerusakan pada mukosa mulutnya dan tetap memakai gigi tiruannya (Pala, 2002). Menurut Kristiani (202), tanda-tanda klinis denture hyperplasia, biasanya terdapat pada sulkus bukal berupa tonjolan tidak sakit dengan permukaan berwarna merah muda dan halus. Tonjolan terletak sejajar dengan ridge alveolar dan diiritasi oleh gigi tiruan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gayford (1993), menyatakan bahwa secara klinis denture hyperplasia ini berwarna merah muda dan sedikit pucat dari warna mukosa normal. Lesi ini mempunyai panjang 3 mm – 5 mm dan tinggi 5 mm – 10 mm. Denture hyperplasia ditandai dengan adanya massa yang terbentuk di antara pipi dan gusi akibat respon terhadap iritasi kronis yang disebabkan oleh perbuatan sayap gigi tiruan yang kurang pas. Menurut Pala (2002), denture hyperplasia merupakan jaringan fibrous pada tepi gigi tiruan yang dapat berbentuk lipatan tunggal atau lipatan- lipatan ganda. Gigi tiruan menjadi longgar atau tidak pas seiring berjalnya waktu, hal ini disebabkan karena tulang mengalami penyusutan. Keadaan ini menyebabkan perbatasan gigi tiruan yang berlebih mengiritasi jaringan pendukung yang telah mengalami resorpsi dan terjadi peningkatan ketebalan dalam jaringan ini sehingga menyebabkan denture hyperplasia. Awalnya massa memiliki permukaan yang halus dan lembut, tetapi berubah menjadi beralur, keras dan membesar. Lekukan pada massa dapat menjadi ulserasi dan bengkak serta menyebabkan rasa sakit. Perawatan untuk denture hyperplasia ini adalah penyesuaian gigi tiruan untuk memperoleh gigi tiruan yang pas (Departement of Oral and Maxiallofacial Surgery, 2009). Menurut Basker (1996), gigi tiruan yang longgar dapat diperbaiki dengan cara melapisi basis gigi tiruan dengan bahan pelapis untuk meningkatkan kecekatan gigi tiruan. Pelapisan ini dilakukan pada pasien yang memakai gigi tiruan longgar setelah dipakai bebrapa waktu lama. Pelapisan ini sangat tidak bermanfaat dilakukan jika keluhan timbul akibat oklusi yang tidak seimbang. Kontak yang tidak merata harus dibetulkan dengan penyesuaian oklusi. Pemendekan sayap gigi tiruan

Upload: adianavikasanti

Post on 16-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

denture hiperplasia

TRANSCRIPT

Denture hyperplasiabiasanya terdapat pada penderita yang memakai gigi tiruan yang tidak tepat selama jangka waktu yang agak lama. Tekanan dari gigi tiruan yang tidak tepat menyebabkanulserasi traumatik. Tekanan gigi tiruan akan meningkat bila tepi basis gigi tiruan terlalu panjang. (Gayford, 1993). Tepi gigi tiruan yang terlalu panjang mungkin disebabkan oleh resorpsi tulangalveolarsehingga gigi tiruannya makin turun. Trauma dari tepi gigi tiruan juga dapat terjadi jika gigi tiruan terungkit secara berlebihan akibat okulasi yang tidak seimbang sehingga tepi sayap gigi tiruan merusak ke dalam jaringan sulkus. Kombinasi antara hilangnya kecekatan dan keseimbangan okulasi akan merangsang terjadinya peradangan pada mukosa (Basker, 1996).Menurut Damayanti (2009),hyperplasiaterjadi berupa pertumbuhanfibroticdan terjadi pada mukosa bergerak atau pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak. Kelainan ini seringkali asimtomik dan terbatas pada jaringan di sekeliling gigi tiruan di daerah vestibular, lingual atau palatal, dapat juga terjadi di bagian sisaalveolar. Umumnyadenture hyperplasiaterletak pada puncakalveolardan sisanya terletak pada sulkus vestibular serta sulkus lingual. Jika ulserasinya tidak sembuh/tidak dirawat, biasanya akan gigi tiruandenture hyperplasiamukosa oral (Pindbrog, 1994). Sebagian besar pasien akan meminta perawatan untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan pada mukosa sebelum luka menjadihyperplastik, tetapi ada pasien yang memiliki ambang rasa sakit yang tinggi sehingga tidak menyadari ada kerusakanpada mukosa mulutnya dan tetap memakai gigi tiruannya (Pala, 2002).Menurut Kristiani (202), tanda-tanda klinisdenture hyperplasia, biasanya terdapat pada sulkus bukal berupa tonjolan tidak sakit dengan permukaan berwarna merah muda dan halus. Tonjolan terletak sejajar denganridge alveolardan diiritasi oleh gigi tiruan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gayford (1993), menyatakan bahwa secara klinisdenture hyperplasiaini berwarna merah muda dan sedikit pucat dari warna mukosa normal. Lesi ini mempunyai panjang 3 mm 5 mm dan tinggi 5 mm 10 mm.Denture hyperplasiaditandai dengan adanya massa yang terbentuk di antara pipi dan gusi akibat respon terhadap iritasi kronis yang disebabkan oleh perbuatan sayap gigi tiruan yang kurang pas. Menurut Pala (2002),denture hyperplasiamerupakan jaringan fibrous pada tepi gigi tiruan yang dapat berbentuk lipatan tunggal atau lipatan-lipatan ganda. Gigi tiruan menjadi longgar atau tidak pas seiring berjalnya waktu, hal ini disebabkan karena tulang mengalami penyusutan. Keadaan ini menyebabkan perbatasan gigi tiruan yang berlebih mengiritasi jaringan pendukung yang telah mengalami resorpsi dan terjadi peningkatan ketebalan dalam jaringan ini sehingga menyebabkandenture hyperplasia.Awalnya massa memiliki permukaan yang halus dan lembut, tetapi berubah menjadi beralur, keras dan membesar. Lekukan pada massa dapat menjadi ulserasi dan bengkak serta menyebabkan rasa sakit.Perawatan untukdenture hyperplasiaini adalah penyesuaian gigi tiruan untuk memperoleh gigi tiruan yang pas (Departement of Oral and Maxiallofacial Surgery, 2009). Menurut Basker (1996), gigi tiruan yang longgar dapat diperbaiki dengan cara melapisi basis gigi tiruan dengan bahan pelapis untuk meningkatkan kecekatan gigi tiruan. Pelapisan ini dilakukan pada pasien yang memakai gigi tiruan longgar setelah dipakai bebrapa waktu lama. Pelapisan ini sangat tidak bermanfaat dilakukan jika keluhan timbul akibat oklusi yang tidak seimbang. Kontak yang tidak merata harus dibetulkan dengan penyesuaian oklusi. Pemendekansayap gigi tiruan yang menekan jaringanhyperplasiatersebut juga dapat dilakukan jika penyebab timbulnyadenture hyperplasiaadalah sayap gigi tiruan yang terlalu panjang/lebar (Pala, 2002).