def b12

5
Def b12 DEFINISI Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik. Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas). Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal. Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut. Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin). PENYEBAB Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan anemia pernisiosa. Vitamin B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam keadaan normal telah diserap di bagian akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium). Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan dibuang melalui tinja. Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi dalam makanan sehari-hari. Tetapi karena hati menyimpan sejumlah besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak akan muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12. Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12 adalah: · pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12 · penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn) · pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap · vegetarian. GEJALA

Upload: rickysuryamin

Post on 17-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Def b12DEFINISIAnemiaKarena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas). Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal.Anemiamegaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).

PENYEBABPenyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan anemia pernisiosa.Vitamin B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam keadaan normal telah diserap di bagian akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium).Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan dibuang melalui tinja.Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi dalam makanan sehari-hari.Tetapi karena hati menyimpan sejumlah besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak akan muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12.Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12 adalah:pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserapvegetarian.

GEJALASelain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:kesemutan di tangan dan kakihilangnya rasa di tungkai, kaki dan tanganpergerakan yang kaku.Gejala lainnya adalah:buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biruluka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakarpenurunan berat badanwarna kulit menjadi lebih gelaplinglungdepresipenurunan fungsi intelektual.

FarmakokinetikSianokolbalamin (vit B12) diabsorbsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK. Absorbsi peroral berlangsung lambat di ileum, kadar puncak dicapai 8-12 jam setelah pemberian 3 mcg. Absorbsi ini berlangsung dengan dua mekanisme yaitu dengan perantaraanfaktor intrinsik Castle (FIC), dan absorbsi secara langsung.Absorbsi dengan perantaraan FICsangatpenting dan sebagian besar anemia megaloblastik disebabkan oleh gangguan ini. Karena untuk absorbsi vitamin B12 harus dibebaskan lebih dahulu dari protein, maka jumlah yang diabsorbsi juga tergantung dari ikatannya dengan makanan/jenis makanan. Yang juga dapat mengurangi absorbsi vitamin B12 ialah pengkelat kalsium dan sorbitol dosis besar.Absorbsi secara Langsung.Tidak begitu penting karena baru terjadi pada kadar vitamin B12 yang tinggi dan berlangsung secara difusi.Setelah diabsorbsi hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan protein plasma. Sebagian besar terikat pada beta-globulin (trasnkobalamin II) sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I) dan inter alfa-glikoprotein (transkobalamin III). Vitamin B12 yang terikat pada transkobalamin II akan diangkut ke berbagai jaringan, terutama hati yang merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90%).Baik sianokobalamin maupun hidroksokobalamin dalam jaringan dan darah terikat oleh protein. Ekskresi bersama urin hanya terjadi pada bentuk yang tidak terikat protein.

Sediaan dan dosisWalaupun diagnosa pasti belum ditegakkan, sebaiknya langsung disuntikan 100 mcg sianokobalamin dan asam folat per oral dan asam folat 1-5 mg secara IM. Selanjutnya 100 mcg sianokobalamin IM dan 1-2 mg asam folat peroral diberikan selama 1-2 minggu.Vitamin B12 tersedia dalam bentuk tablet untuk pemberian oral dan larutan untuk suntikan.Penggunaan sediaan oral pada pengobatan anemia pernisiosa kurang bermanfaat dan biasanya terapi oral lebih mahal daripada parenteral. Maka cara pemberian yang terbaik adalah secara IM atau SC. Dikenal 3 jenis suntikan vitamin B12 yaitu :1.Larutan sianokobalamin yang berkekuatan 10-1000 mcg/mlSuntikan larutan sianokobalamin jarang sekali menyebabkan reaksi alergi dan iritasi ditempat suntikan. Kalau terjadi reaksi alergi biasanya karena sediaannya tidak murni.2.Larutan ekstrak hati dalam airPenggunaan suntikan ekstrak hati inindapat menimbulkan reaksi lokal maupun umum dan dari ringan sampai berat. Reaksi ini disebabkan oleh alergen yang bersifat spesies spesifik dan bukan organ spesifik.3.Suntikan depot vitamin B12Pada terapi awal diberikan dosis 100 mcg sehari parenteral selama 5-10 hari.Terapi penunjang dilakukan dengan memberikan dosis penunjang 100-200 mcg sebulan sekali sampai diperoleh remisi yang lengkap yaitu jumlah eritrosit dalam darah 4.5 juta/mm3dan morfologi hematologik berada dalam batas-batas normal. Kemudian 100 mcg sebulan sekali cukup untuk mempertahankan remisi. Pemberian dosis penunjang setiap bulan ini penting sebab retensi vitamin B12 terbatas, walaupun diberikan dosis sampai 1000 mcgAnemia defisiensi vitamin B12 atau folat adalah kondisi yang berkembang ketika tubuh kekuranganvitamin B12atau folat. Hal inilah yang menyebabkan tubuh menghasilkan sel darah merah yang tidak berfungsi dengan baik. Anemia jenis ini bisa terjadi ketika tubuh Anda kesulitan menyerap atau memroses vitamin B12.Gejala utama anemia defisiensi vitamin B12 atau folatmemiliki berupa letih dan lelah. Jika Anda merasa lelah dan letih secara terus menerus, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Berdasarkan pada gejala dan hasil tes darah, dokter bisa memberikandiagnosis anemia.

Penderita Anemia Defisiensi Vitamin B12 atau Folat di IndonesiaDefisiensi vitamin B12 jarang terjadi pada anak muda, meski yang menjalani menu vegetarian dengan ketat bisa berisiko menderita kondisi tersebut. Defisiensi vitamin B12 atau folat lebih umum terjadi pada orang tua dengan angka perkiraan 1 dari 10 orang di atas usia 75 tahun. Dampak defisiensi vitamin B12 yang paling umum adalah anemia pernisiosa.Jenis Anemia yang DideritaAda berbagai macam anemia dan masing-masing memiliki penyebab tersendiri. Pada kesempatan kali ini, tema yang dibahas fokus pada anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau zat folat dalam tubuh.Akibat Kekurangan Vitamin B12 atau FolatUntuk membantu tubuh menghasilkan sel darah merah, dibutuhkan kerja sama antara vitamin B12 atau folat. Vitamin B12 juga berguna untuk membantu menjaga sistem saraf tetap sehat. Ini termasuk otak, saraf, dan saraf tulang belakang. Pada sisi lain, folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Karena kekurangan folat bisa meningkatkan risiko kelainan bawaan atau cacat lahir pada bayi yang belum dilahirkan.Vitamin B12 bisa ditemukan pada daging, telur, dan produk olahan susu. Sedangkan sumber folat terbaik terkandung di dalam sayuran hijau seperti brokoli, kol Brussel, dan kacang polong.Cara-cara mengobati Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan folatAnemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat kebanyakan mudah diatasi.Pengobatan anemiajenis ini, awalnya akan diberikan vitamin B12 melalui suntikan. Tergantung apakah defisiensi B12 yang diderita berhubungan dengan pola makan atau tidak, Anda mungkin akan membutuhkan tablet suplemen di antara jadwal makan. Atau bisa juga secara teratur melakukan suntikan vitamin B12. Pengobatan ini mungkin dibutuhkan seumur hidup.Untuk mengembalikan tingkat asam folat, dibutuhkan tablet asam folat dan tablet ini harus dikonsumsi selama empat bulan untuk mencapai kadar yang normal di dalam tubuh. Defisiensi vitamin B12 atau folat, dengan atau tanpa anemia, bisa mengakibatkankomplikasimeski jarang terjadi. Misalnya bermasalah dengan jantung, paru-paru, dan sistem saraf serta meningkatkan risiko kemandulan. Meski begitu semua komplikasi pada umunya bisa diobati.