data reny

Upload: putu-ernawati

Post on 09-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fcjg ctj cf t rtu ffc fcty gv ccvgiygui cfi j rctfu fctufc cftu fctuftcu fct udftc ufdtuftc cftuftufcufc ttuftc ufct ufctufctufcufctucftu cftu cftucftu cfu cfu cfgufctucft ftudrtu redu rdtufdttu dftu rtutr udft udfcgujc vgujcfgu rtirdtfgujxdf turdtu eru returedrftu

TRANSCRIPT

A. JUDUL: ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN IBU RUMAH TANGGA TANI DI DESA TAJEN KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN

B. Latar Belakang MasalahDalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi, sub sistem yang utama adalah rumah tangga. Rumah tangga merupakan produsen dan sekaligus juga konsumen. Dengan demikian rumah tangga merupakan elemen strategis dalam perekonomian, karenanya dalam perkembangan selanjutnya muncul pembahasan khusus mengenai ekonomi rumah tangga (household economic) atau ekonomi keluarga (Hardjanto2002;69). Demikian juga (Jhingan2004;37) menyatakan keluarga merupakan unit sosial dan unit ekonomi utama. Lebih lanjut ( Hardjanto 2002;69) menekankan keadaan delematis sering dihadapi keluarga khususnya antara pilihan melakukan produksi rumah tangga, utamanya bagi wanita atau ibu rumah tangga. Menurut ( Muhammad Taufiq 2008), wanita yang terlibat dalam pekerjaan mencari nafkah akan mempengaruhi pola kerja rumah tangga, dengan demikian akan mempengaruhi pula fungsi wanita itu sendiri. Wanita yang di satu sisi bekerja mencari nafkah tetapi tetap menjadi orang pertama dalam kegiatan rumah tangga disebut dengan berperan ganda. Begitu juga menurut ( Fadah dan Yuswanto 2004; 139) menyebutkan fungsi pokok dari wanita adalah sebagai istri dan ibu rumah tangga, melahirkan dan membesarkan anak. Karena itu partisipasi wanita dalam angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya.Ada tiga faktor mengapa titik perhatian tertuju pada masalah wanita itu karena, (1) adanya asumsi bahwa wanita merupakan salah satu sumber daya manusia dalam pembangunan, (2) kuantitas wanita yang besar, lebih dari separuh jumlah penduduk, (3) dari segi kualitas wanita sebagai penerus nilai dan norma-norma yang berlaku bagi generasi penerus; (Tjokrowinoto dalam Indaryati (2010; 90). Dengan ketiga faktor tersebut tugas wanita/ibu rumah tangga akan semakin berat. Dengan semakin beratnya beban ekonomi keluarga, tugas dan peran wanita dalam keluarga didalam masyarakat semakin diperlukan. Kondisi tersebut mendorong ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya menekuni sektor domestik (mengurus rumah tangga keluarga), kemudian ikut berpartisipasi di sektor publik dengan ikut serta menopang perekonomian keluarga. Wanita yang bekerja tidak hanya terdapat di golongan rendah atau menengah tetapi juga pada golongan atas. Mereka dari golongan rendah bekerja untuk menambah penghasilan keluarga, karena penghasilan suami tidak cukup untuk menopang kehidupan keluarga. Mereka dari golongan lebih tinggi bekerja agar dapat mengembangkan diri dan mereka inilah yang memperoleh kesempatan pendidikan lebih banyak (Eliana dan Rita 2007 ; 8).Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga, tetapi sekaligus menyebabkan waktu yang dicurahkan untuk kegiatan rumah tangga dan kehidupan sosial diluar rumah semakin berkurang, sehingga diperlukan pembagian waktu yang memungkinkan keduanya dapat berjalan tanpa ada yang harus dikorbankan. Oleh karena itu, diperlukan penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi waktu kerja dan kontribusi perempuan terhadap pendapatan keluarga. (Suparyo Hugeng 2011;28)Wanita Bali khususnya di Desa Tajen memandang bekerja sebagai Dharma sehingga masih tetap menjalankan peran gandanya disektor domestik. Mengingat masih adanya masalah diskriminasi dan gender, penting dilakukan evaluasi bersama mengenai peran wanita itu sendiri karena pada dasarnya wanita merupakan sumber daya yang kurang dimanfaatkan, yang sebenarnya dapat mempunyai kontribusi langsung terhadap pembangunan ekonomi, salah satunya dalam peran meningkatkan pendapatan keluarga.Bila dilihat pada Desa Tajen Kecamatan Penebel pada saat ini, Jumlah penduduk yang dirinci menurut jenis kelamin ditunjukkan pada Tabel 1.1Tabel 1.1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan persentase di Kecamatan Penebel Tahun 2012DesaLaki- LakiPerempuanPersentase penduduk perempuan terhadap laki-laki (%)

Biaung1339131598,20

Pitra 1260116192,14

Pesagi1100100491,27

Wangaya Gede1782147983,00

Buruan90089299,11

Riang Gede1500146797,8

Senganan2812149153,02

Mangesta1400134996,35

Babahan1850183399,08

Rejasa87584593,00

Tegalinggah86078591,27

Tengkudak1450130389,86

Tajen14431524105,61

Jatiluwih1612140487,09

Jegu1513147497,42

Penatahan1478135892,00

Sangketa1210111085,00

Penebel2034149773,59

Sumber: Laporan Kependudukan,Kecamatan Penebel Tahun 2012Berdasarkan Tabel 1.1 jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan persentase di Kecamatan Penebel Tahun 2012 menunjukkan bahwa perempuan di Desa Tajen lebih besar yaitu 1524 orang dibandingkan dengan Desa lainnya yang berada di Kecamatan Penebel. Persentasenya menunjukkan 105,61% , Kecamatan Penebel adalah termasuk daerah pedesaan dimana peluang kerja perempuan di bidang pertanian masih sangat banyak, sehingga akan membantu perekonomian rumah tangga.Partisipasi perempuan dipasar tenaga kerja mengalami peningkatan yang cukup nyata, meskipun persentasenya kecil jika dibandingkan laki-laki. Perubahan ini menunjukkan adanya peningkatan peran perempuan yang sangat berarti dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. Namun demikian, struktur angkatan kerja perempuan memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Dengan demikian, sebagian besar perempuan masih berkiprah di sektor informal atau bekerja yang tidak memerlukan kualitas pengetahuan dan keterampilan canggih atau spesifik. Dalam perspektif gender, proporsi tenaga kerja perempuan dan laki-laki disektor informal adalah 40% perempuan dan 60% laki-laki. Menurut (Khotimah 2009;158) proporsi tenaga kerja perempuan disektor informal 70% dari keseluruhan tenaga adalah perempuan. Sesuai dengan pernyataan tersebut para ibu rumah tangga yang bekerja disektor informal dan formal di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, sesuai dengan bidangnya masing-masing diperlihatkan pada Tabel 1.2Tabel 1.2 Jumlah Wanita Menurut Jenis Pekerjaan di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2012PENDUDUK

Jenis PekerjaanPEREMPUAN%

PNS353,29

PEG.Swasta21320,03

Petani dan Buruh Tani36934,71

Pedagang817,61

Wiraswasta141,31

IRT32530,57

Pensiunan30,28

Veteran30,28

Pelayaran40,37

Buruh Bangunan121,12

Pande Besi40,37

JUMLAH1063100,00

Sumber: Kantor Desa Tajen ,Tahun 2012Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa distribusi penduduk yang bekerja di sektor pertanian usaha petani dan buruh tani paling banyak terdapat di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Kondisi ini dilihat apabila dibandingkan dengan Desa lainnya yang ada di Kecamatan Penebel. Hampir 60 persen penduduk yang bekerja, terserap di lapangan usaha pertanian . Ini mencerminkan bahwa bidang pertanian merupakan lapangan usaha paling menonjol di Desa Tajen. Disamping itu pula bekerja di bidang pertanian tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi ,sehingga wanita yang pekerja sebagai buruh tani sangat membantu perekonomian keluarga .Dengan melihat jumlah penduduk perempuan dan jumlah pekerja perempuan menunjukkan angka persentase yang lebih besar dari jumlah penduduk laki-laki dan pekerja laki-laki, dalam obyek dari penelitian ini adalah wanita tani (pekerja) yang mendatangkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarga. Sebagai penopang keluarga, pekerjaan wanita sangatlah beragam dimasyarakat seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.2. Dengan demikian sangatlah perlu diteliti mengenai beberapa faktor seperti pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan intensitas adat, hal-hal inilah yang mempengaruhi bahwa ibu rumah tangga menanggung beban yang sangat berat dimasyarakat.

Tabel 1.3 Jumlah Wanita Tani dan Buruh Tani di Masing Masing Banjar Pada Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan Tahun 2012NoBanjarPetani dan Buruh Tani

1Banjar Dinas Tajen Jeroan28

2Banjar Tajen Dinas Dauh yeh114

3Banjar Tajen Sedahan 46

4 Banjar Tajen Pande24

5Banjar Tajen Kutabali30

6Banjar Tajen Cepik53

7Banjar Tajen Cepik Kelod74

Jumlah369

Sumber : Kantor Desa Tajen Tahun 2012Disamping sebagai wanita tani dan buruh tani kegiatan sosial keluarga tidak boleh dilepaskan, oleh karena itu tanggungan keluarga, beban menyekolahkan anak, jumlah tanggungan anak sangat mempengaruhi pendapatan rumah tangga tani dan buruh tani. Dengan demikian dalam penelitian ini , variabel variabel tersebutlah yang perlu di teliti.Perempuan mempunyai fungsi utama yang sangat berkaitan dengan kedudukan dan perannya, yaitu fungsi produksi dan reproduksi. Perempuan yang berfungsi sebagai faktor produksi disebut sebagai angkatan kerja perempuan, sebagian dari mereka dapat bekerja dengan memperoleh penghasilan. Perempuan disebut sebagai fungsi reproduksi terdiri dari fungsi reproduksi kodrati yang termasuk diantaranya adalah melahirkan, menyusui, dan fungsi rerproduksi non kodrati yang terdiri dari mendidik, mengasuh dan membimbing anak (Mustar, 2007 : 148).Ikut andilnya perempuan dalam ekonomi keluarga, urusan domestik seperti pekerjaan rumah tangga dan pengurusan anak terutama anak yang masih berumur balita juga mulai dilakukan bergantian dengan suami mereka, meski dalam kenyataannya perempuan masih melakukan peran ganda yaitu ibu rumah tangga tani di sektor informal dan mengurus rumah tangga. Sektor informal memiliki karakteristik khas yang tidak dimiliki oleh sektor formal, yaitu mudah keluar masuk pasar sehingga dapat dengan sesuka hati membuka atau menutup usahanya tanpa meminta ijin dari siapapun. Perempuan yang bekerja diluar rumah harus bisa membagi waktu antara mengurus rumah tangga dengan waktu untuk mencari nafkah. Pembagian waktu yang ada harus jelas agar tugas utama mengurus rumah tangga tidak terbengkalai. (Abdullah dalam Eka, 2009:7).C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang menjadi pokok permasalahannya adalah1. Apakah pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan ibu rumah tangga, jumlah tanggungan rumah tangga dan intensitas adat berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan?2. Bagaimanakah pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan ibu rumah tangga, jumlah tanggungan rumah tangga, dan intensitas adat secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan?

D.Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut dan pokok permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan intensitas adat berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan intensitas adat berpengaruh secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Secara teoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa khususnya mahasiswa di dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh pada perkuliahan. Demikian juga bila dikaitkan dengan para ibu yang bekerja di sektor informal untuk bisa meningkatkan pendapatan keluarga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga ibu rumah tangga.

2. Secara praktisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengambil kebijakan dan masyarakat lain, yaitu sebagai bahan pertimbangan dan bahan evaluasi untuk pemecahan masalah-masalah ketenagakerjaan bagi instansi terkait dalam pengembangan pekerja perempuan pada sektor informal.F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian F.1 Landasan teori F1.1.1 Teori KonsumsiKonsumsi merupakan terjemahan dari bahasa inggris consumption Yang berarti perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang barang akhir perbelanjaan tersebut. Dalam analisis Makro Ekonomi, pergantian konsumsi perlu dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.Apabila suatu keluarga membeli peralatan rumah seperti meja makan dan tempat tidur, maka pengeluaran ini digolongkan sebagai konsumsi rumah tangga. Dan Apabila pemerintah membeli kertas, alat-alat tulis dan peralatan kantor, pengeluaran seperti ini digolongkon sebagai konsumsi pemerintah.Konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan yang paling besar kepada pendapatan nasional. Dibanyak Negara, pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Konsumsi rumah tangga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi. Dimana besar multiplier dalam perekonomian sangat bergantung kepada kecondongan konsumsi marginal (MPC). Makin tinggi MPC maka makin besar perubahan kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional yang akan berlaku sebagai akibat dari sejumlah perubahan dalam pengeluaran agregat.Dalam perekonomian terbuka pengeluaran konsumsi terpecah menjadi dua,yaitu pengeluaran konsumsi untuk barang- barang buatan dalam negeri dan barang barang buatan luar negeri (impor). Jelas disini bahwa sebagian kenaikan konsumsi mengakibatkan kenaikan impor.F.1.1.2 Teori PendapatanPendapatan diartikan sebagai semua hasil yang didapatkan setelah bekerja, sedangkan pendapatan pribadi diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara (Sukirno, 2004:46). Besar kecilnya pendapatan dapat dihitung dengan tiga pendekatan:1) Pendekatan produksi (Production Approach) yaitu dengan menghitung semua nilai produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu.2) Pendekatan pendapatan (Income Approach) yaitu dengan menghitung nilai keseluruhan balas jasa yang dapat diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu periode.3) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) yaitu pendapatan yang diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi masyarakat.Pendapatan adalah gambaran yang paling tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah seluruh pendapatan dan kekayaan keluarga yang dapat dipakai untuk membagi kedalam tiga kelompok pendapatan yaitu rendah, sedang dan tinggi (Hill, 1976; Singarimbun, 1985 dalam Mardiana, 2009:2).

F. 1.1.3 Teori genderKonsep gender mengacu pada status dan peran laki-laki dan perempuan serta hubungan sosial yang terbentuk antar manusia dengan dua jenis kelamin yang berbeda ini. Dalam hal ini, terdapat kategorisasi peran yang merupakan produk dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Dalam realitas kehidupan, wanita seringkali tidak berdaya karena kondisi sosial budaya, politik, dan ekonomi yang memang telah menempatkannya pada posisi yang lemah dibandingkan dengan laki-laki (Marie; 1996 dalam Dwiyanto, 1996:184). Peran gender (gender role) sebagai bentuk ketentuan sosial diyakini sebagai sebuah kodrat sehingga menyebabkan ketimpangan sosial dan hal ini sangat merugikan posisi perempuan dalam berbagai komunitas sosial baik dalam pendidikan, sosial budaya, politik dan juga ekonomi (Khotimah, 2009 : 161).Ketimpangan gender merupakan salah satu konsep kunci yang digunakan untuk memahami status sosial ekonomi perempuan. Konsep ini berakar pada teori feminisme yang berkembang di Barat yang secara umum berargumen bahwa perempuan cenderung menjadi kelompok yang tertindas dalam proses pembagian sumber-sumber ekonomi dan sosial (Dyah, 2004:142). Ada tiga teori feminisme yaitu, Feminisme Marxis, Feminisme Radikal, dan Feminisme Sosialis. Feminisme Marxis, misalnya, mengidentifikasi perempuan sebagai kelompok proletar yang tersegregasi dalam pasar kerja dan berjuang melawan laki-laki sebagai kelompok borjuis yang menguasi akses dan kontrol atas sumber-sumber ekonomi dan sosial dalam sebuah sistem kapitalisme. Di sisi lain, Feminisme Radikal melihat ketertindasan perempuan ini lebih dipengaruhi oleh aspek historis dan budaya. Perempuan dilihat sebagai pihak yang ditundukkan atau didomestifikasi melalui hubungan kekuasaan yang sifatnya patriarkat, baik itu secara personal maupun melalui pengaturan negara. Sementara itu, Feminisme Sosialis memadukan argumen feminisme marxis dan radikal, yaitu dengan menekankan ketertindasan perempuan yang berlapis-lapis sebagai hasil hubungan kekuasaan antara kapitalisme dan patriarkat (Abbot dan Wallace,1990 dalam Dyah, 2004:143).Nilai-nilai budaya yang membedakan peran pria dan perempuan ini dalam realitas sosial dapat ditemukan dalam berbagai basis kebudayaan, seperti dalam lembaga-lembaga sosial, ajaran-ajaran agama, mitos, simbol, serta praktek-praktek sosial lainnya. Nilai-nilai budaya ini bersifat obyektif, karena kebudayaan adalah milik publik (Geertz, 1992 dalam Kodiran,dkk., 2001:5). Seperti yang diamati oleh (Fernandes, 1998 dalam Ratman, 2002:278) ketimpangan gender berhubungan dengan norma dan budaya, dan keduanya merupakan hasil dari proses sosial ekonomi. Adanya ideologi gender menghubungkan pengertian kebudayaan mengenai pernikahan kontrak yang mempengaruhi perkembangan pendapatan perempuan di dalam rumah tangga (Espinal, 1997:105). Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender (KKG) bukanlah merupakan suatu yang mudah, tetapi memerlukan perjuangan yang ekstra keras karena hal ini berkaitan erat dengan perubahan nilai budaya atau konstruksi sosial budaya yang telah melekat di masyarakat (Arjani, 2007:116). Pemberdayaan perempuan mempercayakan keberhasilan dengan hasil dari tantangan tujuan hidup untuk merubah struktur dan kebiasaan dari ketidakadilan sosial dan diksriminasi gender untuk memungkinkan wanita yang lemah untuk memperoleh akses dan kontrol dari jasmani dan sumber informasi yang ada (Hassan, 2011:125).Secara umum dapat dikatakan bahwa wanita mempunyai kesempatan yang baik untuk meningkatkan diri, akan tetapi tampaknya masih ada beberapa hal yang menjadi hambatan, baik yang sifatnya eksternal maupun internal yang merupakan kendala stereotype yang melekat pada wanita akibat peran wanita yang berbeda dengan pria (Tjiptoherijanto, 1999:89). Kendala dan hambatan tersebut adalah sebagai berikut:1) Pengaruh FeminimitasAdanya steriotipe bahwa wanita adalah makhluk yang lemah sehingga sejak kecil dibedakan dalam perlakuan dengan laki-laki. Perlakuan yang berbeda terhadap anak laki-laki dan wanita menyebabkan adanya peran-peran tertentu yang memang secara khusus diciptakan untuk wanita. Wanita lebih dianggap cocok untuk pekerjaan yang bersifat mengasuh seperti guru, perawat dan tidak cocok untuk pekerjaan yang bersifat teknik. Hal ini menyebabkan kerugian bagi wanita karena mereka hanya akan berkembang sesuai dengan situasi dan norma yang sudah dicetak dalam masyarakat, yang pada umumnya menyebabkan wanita kurang mandiri (terlalu dilindungi).

2) Permasalahan PendanaanWalau sudah lebih berkurang dibandingkan dengan masa lalu, namun kenyataan hal ini masih selalu dalam masyarakat. Dalam pilihan ini kaum wanita biasanya menjadi pilihan terakhir para orangtua untuk mendapatkan pendidikan. Pilihan pertama adalah anak laki-laki karena mereka adalah calon-calon kepala keluarga yang merupakan penyangga/tempat bersandar orang-orang dalam keluarganya.3) Diskriminasi Dalam pemillihan tenaga kerja, pria lebih disukai karena berbagai hal yang antara lain waktu kerja mereka yang relatif lebih panjang dan anggapan lebih produktif, dalam artian bahwa wanita akan lebih menyita banyak waktu kerja untuk keperluan keluarga, seperti kebutuhan akan cuti hamil dan melahirkan, cuti haid dan sebagainya. Gambaran ini nampak pada data indeks dissimilarity, yaitu pada jenis-jenis pekerjaan berdasarkan jenis kelamin.4) Horner EffectWanita lebih sering dihinggapi fear of success syndrom bila dihadapkan pada kondisi kompetitif dengan pria. Sindroma ini menyebabkan wanita tidak mampu menunjukkan prestasi yang dimilikinya seoptimal mungkin. Akan tetapi, sindroma ini dapat berkurang dengan meningkatnya pendidikan.5) Cinderella ComplexBeberapa penelitian menunjukkan bahwa kaum wanita cenderung mempunyai sifat ketergantungan dan meminta perlindungan atau perawatan. Hal ini berkaitan dengan budaya dalam masyarakat yang tercipta dan mempersepsikan bahwa wanita membutuhkan hal-hal tersebut di atas, dengan demikian maka sifat ini memang kemudian melekat pada wanita.6) Self Confident yang rendahKaum wanita seringkali kurang menghargai kemampuan yang mereka miliki. Keberhasilan yang mereka dapatkan seringkali dianggap sebagai suatu hal yang kebetulan dan merupakan keuntungan belaka bukan sebagai suatu hasil usaha yang betul-betul berasal dari dalam diri pribadinya.Tingkat partisipasi anggota rumah tangga dipengaruhi oleh perbedaan kelamin. Kaum perempuan berperan ganda yaitu peran domestik (domestic role) dan peran publik (public role). Secara biologis kaum perempuan melakukan peran domestik yaitu mengurus rumah tangga dan melakukan fungsi reproduksi. Di samping itu perempuan juga berperan dalam fungsi produksi yaitu bekerja di sektor pasar tenaga kerja. Dengan investasi yang sama dalam human capital, perempuan memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) lebih besar daripada laki-laki dalam pekerjaan rumah tangga, maka perempuan akan mengalokasikan waktu untuk pekerjaan rumah tangga, sedangkan laki-laki untuk pekerjaan mencari nafkah (Becker 1965:512).F.1.1.4 Konsep Jumlah Tanggungan Serta Hubungannya Terhadap PendapatanJumlah anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga. Sehingga dalam keluarga yang jumlah anggotanya banyak, akan di ikuti oleh banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi. Semakin besar ukuran rumah tangga berarti semakin banyak anggota rumah tangga yang pada akhirnya akan semakin berat beban rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Demikian pula jumlah anak yang bertanggung dalam keluarga dan anggota anggota keluarga yang cacat maupun lanjut usia akan berdampak pada besar kecilnya pengeluaran suatu keluarga. Mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga mereka bergantung pada kepala keluarga dan istrinya. Anak anak yang belum dewasa perlu di bantu biaya pendidikan , kesehatan , dan biaya hidup lainnya.Komposisi penduduk terbagi dalam dua kelompok sebagai berikut menurut (Simanjuntak 1998: 15) :1. Tenaga Kerja Termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang berumur 15 tahun atau lebih. Tenaga kerja terbagi menjadi dua yaitu angkatan kerja yang terdiri dari mereka yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan dan bukan angakatan kerja yang terdiri dari mereka yang masih sekolah,yang mengurus rumah tangga tanpa diberi upah. 2. Bukan Tenaga Kerja Penduduk yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang kurang berumur 15 tahun dan lebih dari 65 tahun.Dari komposisi penduduk tersebut, maka dalam tanggungan keluarga adalah mereka yang tidak termasuk dalam angkatan kerja karena pada umumnya mereka belum bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri sehingga membutuhkan orang lain . Banyaknya jumlah tanggungan dalam keluarga juga berpengaruh pada waktu kerja kepala rumah tangga dalam mencari nafkah. Semakin banyakjumlah tanggungan dalam keluarga mengakibatkan kepala rumah tangga cenderung menigkatkan waktunya untuk bekerja, begitu pula sebaliknya (Larasaty, 2003:47).Yang termasuk jumlah anggota keluarga adalah seluruh jumlah anggota keluarga rumah tangga yang ditinggal dan makan dari satu dapur dengan kelompok penduduk salah termasuk dalam kelompok tenaga kerja. Kelompok yang dimaksud makan dari satu dapur adalah bila pengurus kebutuhan sehari hari dikelola bersama- sama menjadi satu.Jadi, yang termasuk dalam jumlah anggota keluarga adalah mereka yang belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari karena belum bekerja (dalam hal ini orang tua). ( Mantra 2003:16).F.1.1.5 Tingkat PendidikanPendidikan merupakan indikator kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha secara sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Penerapan ilmu dan teknologi yang berkembang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal maupun informal.(Simanjuntak 2001 : 46).Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja. Pendidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada peningkatan kemampuan manusia dan motivasi untuk berprestasi. Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya (Subri 2003:39).Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalisasi diri sesuai dengan potensi dirinya. Upaya peningkatan kualitas wanita dapat dilakukan melalui pendidikan dalam keluarga maupun pendidikan jalur kelembagaan (Tjiptoherijanto, 1999:91). Pendidikan dalam keluarga adalah bertujuan untuk menanamkan ilmu pengetahuan lebih dini. Selain itu, anak juga perlu dibekali nilai dan norma yang positif antara lain berupa sikap disiplin, hormat, sopan, tidak mudah putus asa, suka bekerja keras, dan sifat lainnya yang tidak bertentangan dengan norma yang tumbuh dalam masyarakat serta yang paling utama adalah menumbuhkan rasa percaya diri anak. Pendidikan di luar rumah dapat diberikan suatu lembaga yaitu:1) Pendidikan formal, jalur pendidikan ini terdiri dari pendidikan umum yang dimulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan formal membekali seseorang dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan menganalisis serta pengembangan watak dan kepribadian. Selain pendidikan formal dengan materi umum, juga ada pendidikan formal kejuruan.2) Pendidikan informal, pendidikan yang berupa latihan ini semakin berarti dalam kegiatan ekonomi secara menyeluruh yaitu di sektor formal modern maupun yang bersifat tradisional. F.1.1.6 Pengaruh Pendidikan Terhadap PendapatanMenurut (Mulyadi 2008: 41), pedidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi, yaitu tenaga kerja agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya.Hal ini selanjutnyaakan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan penduduk. Kombinasi antara investasi dalam modal manusia dan modal fisik diharapkan akan semakin mempercepat pertumbuhan ekonomi. Menurut (Marhaeni dan Manuati 2004:214) , untuk memahami pengaruh investasi dalam mutu modal manusia terhadap pendapatan, seringkali digunakan profil umur-pendapatan (age-earning profil). Propfil ini menggambarkan pendapatan perjam atau pertahun untuk berbagai kelompok umur yang memiliki sejumlah tahun sukses yang sama,seperti yang disajikan pada gambar:

Sumber: (Marhaeni dan Manuati 2004:214)Melalui gambar 1.1 menurut (Marhaeni dan Manuati 2004 : 214 ) terungkap bahwa profil umur-pendapatan menurut tingkat pendidikan berbentuk huruf J berputar. Dari kurva yang digambarkan terungkap tia fakta yang dapat dijelaskan oleh teori mutu modal seperti berikut:1). Orang yang berpendidikan lebih tinggi mulai dengan pendapatan yang lebih rendah,tapi dengan cepat menyalip mereka yang yang memiliki pendidikan yang lebih rendah sehingga ia dapat menikmati rata-rata pendapatan yang lebih tinggi dalam sisa umur pekerjaannya.2). Orang dengan pendidikan yang lebih tinggi memiliki profil umur- pendapatan dengan puncak belakangan.3). Orang dengan pendidikan lebih tinggi memeliki kurva yang lebih curam. Sehingga,melalui uraian diatas ,diketahui bahwa pendidikan memiliki hubungan yang positif terhadap pendaptan.F.1.1.7 Pengaruh Intensitas Adat Terhadap PendapatanPada dasarnya jika seorang individu berada pada kategori angkatan kerja atau menawarkan tenaganya dipasar kerja,maka sebenarnya yang dia tawarkan adalah waktu yang dimiliki yang akan digunakan dalam kesepakatan kerja untuk memproduksi barang dan jasa.Garry Becker seperti dikutip (Marhaeni dan Manuati 2004 : 10) dengan teorinya yang sangat terkenal mengenal alokasi waktu (Time Allocation) menyatakan bahwa semua orang pasti memiliki waktu. Persoalannya adalah apakah waktu yang dimiliki tersebut akan dialokasikan dipasar kerja (untuk bekerja) atau untuk kegiatan lainnya. Menurut (Rahardja dan Manurung 2008:2), ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional. Pilihan yangdibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Jika intensitas untuk kegiatan adat keagamaan tinggi, waktu kerja disektor domestic dan waktu kerja akan berkurang sehingga akan menimbulkan biaya kesempatan (opportunity cost).Di Provinsi Bali sendiri, dengan mayoritas masyarakat yang beragama Hindu, curahan waktu kerja untuk kegiatan sosial masyarakat dan keagamaan atau yang disebut dengan kegiatan adat tergolong tinggi dan wanita memegang peranan penting di dalamnya. Dengan curahan waktu untuk kegiatan adat atau intensitas adat yang tinggi,tidak dipungkiri bahawa waktu yang biasanya digunakan untuk bekerja bagi wanita berkurangdan berpengaruh pada pendapatan yang akan diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas adat berpengaruhpada berkurangnya waktu yang digunakan untuk bekerja yang pada akhirnya akan perdampak pada menurunnya pendapatan yang diterima.F.1.2 Pembahasaan Hasil Penelitian SebelumnyaIsti Fadah (2004) melakukan penelitian dengan judul Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Buruh Perempuan Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus pada Buruh Tembakau di Kabupaten Jember) Lokasinya di Kabupaten Jember Tujuannya adalah untuk mengetahui karekteristik demografi dan sosial ekonomi buruh perempuan di kabupaten Jember, perbedaan intensitas kerja dari buruh perempuan yang berstatus kawin dan yang tidak kawin, besarnya kontribusi yang diberikan oleh pekerja perempuan terhadap pendapatan keluarga, dan hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data yang digunakan adalah data primer melalui wawancara terstruktur. Teknik samplingnya adalah metode acak sederhana. Alat analisisnya adalah analisis statistik deskriptif, uji t berpasangan dan analisis regresi linier berganda. Variabel terikat yaitu intensitas kerja buruh perempuan yang telah berstatus kawin. Variabel bebas yaitu upah per hari yang diterima oleh buruh perempuan, jumlah anak yang dimiliki oleh buruh perempuan, dan jarak dari rumah tempat tinggalnya ke tempat kerja. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbedaan intensitas kerja antara buruh perempuan yang berstatus kawin dengan yang berstatus belum kawin dan secara simultan seluruh variabel bebasnya yang meliputi (X1) upah per hari yang diterima oleh buruh perempuan, (X2) jumlah anak yang dimiliki oleh buruh perempuan serta (X3) jarak dari rumah tempat tinggalnya ke tempat kerja, berpengaruh signifikan terhadap intensitas kerja buruh perempuan (Y) yang berstatus kawin. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Isti Fadah adalah perempuan sebagai obyek penelitian dan penggunaan teknik analisis linear berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel bebas dan terikat yang digunakan.Mia Komala Sari (2012) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Alokasi Waktu Kerja Perempuan Pada Sektor Informal Perdagangan di Desa Dangin Puri Kelod Kecamatan Denpasar Timur variabel terikat (dependent variable), yaitu suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam penelitian ini adalah alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal bidang perdagangan sedangkan variabel bebas (independent variable), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendapatan rumah tangga (X1), tingkat pendidikan (X2), jumlah tanggungan rumah tangga (X3), keberadaan anak balita (X4). Dalam penelitian ini hasil analisis secara keseluruhan disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan keberadaan anak balita secara simultan berpengaruh signifikan terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan diDesa Tajen,Kecamatan Penebel Kecamatan Denpasar Timur, Desa dangin Puri,tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan rumah tangga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan pendapatan rumah tangga dan keberadaan anak balita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan diDesa Tajen,Kecamatan Penebel Kecamatan Denpasar Timur. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perempuan sebagi obyek penelitiaan sedangkan perbedaan penelitian ini,variabel terikat yang dipengaruhi oleh varibabel bebas yang digunakan.Suparyo Hugeng (2011) melakukan penelitian ini dengan judul Alokasi Waktu Kerja Dan Kontribusi Perempuan Terhadap Pendapatan Keluarga Di Pemukiman Transmigrasi Sei Rambutan SP 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara dengan 30 responden yang dipilih secara acak, sedangkan data sekunder diperoleh dengan penggalian informasi dari hasil telaahan / kajian pakar dan hasil hasil penelitian yang terkait. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linier berganda.Variabel yang digunakan berupa dependen,curahan waktu kerja respoden, Independen variabelnya berupa umur,tingkat pendidikan,jumlh tanggungan keluarga,jumlah balita,jumlah jam kerja suami,pendapatan keluarga. Hasil analisis secara simultan dalam model persamaan regresi linier berganda ternyata hanya variabel jumalah Balita yang mempunyai pengaruh nyata (signifikan) terhadap alokasi waktur kerja perempuan.Variabel lainnya tidak berpengaruh nyata.F.2 Hipotesis PenelitianBerdasarkan pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan kajian pustaka, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini sebagai berikut :1. Variabel Pendapatan rumah tangga, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan Rumah Tangga, dan Intensitas adat berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.2. Variabel Pendapatan rumah tangga, Tingkat Pendidikan , Jumlah Tanggungan Rumah Tangga, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, sedangkan variable intensitas adat berpengaruh negatife terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.G. Metode PenelitianG.1 Desain PenelitianDesain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian kuantitatif disebut pula penelitian yang menggunakan paradigma positivisme, yaitu berangkat dari teori atau temuan-temuan orang lain. Selanjutnya disusun hipotesis sesuai dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Hipotesis tersebut akan diuji melalui data yang dikumpulkan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian secara serempak dan parsial dari variabel-variabel seperti pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan intensitas adat terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa tajen Kecamatan Penebel , Kabupaten Tabanan.G.2 Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Desa Tajen, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan , Pemilihan lokasi ini karena Desa Tajen memiliki jumlah penduduk perempuan khususnya para ibu rumah tangga yang bekerja sebagai petani dan buruh tani lebih banyak dibandingkan dengan Desa lainnya yang berada di Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.G.3 Obyek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Ibu Rumah Tangga Tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

G.4 Identifikasi VariabelDilihat dari pokok masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan maka ada dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini1. Variabel terikat (dependent variable), yaitu suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam penelitian ini adalah pengeluaran ibu rumah tangga tani dan buruh tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. 2. Variabel bebas (independent variable), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalaha. Pendapatan rumah tangga (X1)b. Tingkat pendidikan (X2) c. Jumlah tanggungan rumah tangga (X3)d. Intensitas adat (X4)G.5 Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas adalah suatu variabel yang bersifat mempengaruhi variabel terikat. Keberadaan variabel bebas dalam penelitian ini merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya variasi pada variabel terikat. Definisi operasional merupakan definisi yang diberikan kepada variabel dengan cara memberikan arti atau cara mengukur variabel tersebut. Variabel yang digunakan adalah:1. Variabel TerikatVariabel terikat dalam penelitian ini adalah pengeluaran ibu rumah tangga yaitu aktivitas perempuan yang ditunjukkan dengan banyaknya biaya pengeluaran sehari-hari yang dilakukan perempuan untuk membeli canang, gas, sayur mayur, daging dan biaya anak sekolah, dan cara pengukuran dengan satuan uang perbulan.2. Variabel Bebas a. Pendapatan rumah tangga (X1) Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan seluruh anggota rumah tangga yang bekerja yang dihitung selama sebulan dalam satuan rupiah.b. Tingkat pendidikan (X2) Tingkat pendidikan yang digunakan adalah jenjang pendidikan terakhir yang telah ditamatkan oleh responden. Tingkat pendidikan diukur berdasarkan tahun sukses pendidikan dinyatakan dalam satuan tahun.c. Jumlah tanggungan rumah tangga (X3) Jumlah tanggungan rumah tangga adalah banyaknya anggota rumah tangga yang menjadi tanggungan, baik itu orang lanjut usia (LANSIA) atau orang dewasa tidak bekerja dan anak-anak yang diukur dalam satuan orang.d. Intensitas adat (X4)Intensitas adat adalah curahan waktu untuk pemenuhan tugas yang berorientasi masyarakat atau kekerabatan dalam satuan jam/perbulan.G.6 Jenis dan Sumber data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: G.6.1 Jenis data menurut sumbernya 1. Data Primer adalah data yang bersumber dari hasil wawancara terhadap responden (pihak pertama) dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan yaitu besarnya pengeluaran rumah tangga tani berserta faktor- faktornya di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.2. Data Sekunder adalah data yang dikumpulkan dan diolah sebelumnya oleh pihak lain. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan berupa data yang berasal dari Kantor Kepala Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, serta berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.G.6.2 Jenis data menurut sifatnya 1. Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka dengan satuan hitung,dapat diukur seperti pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan data lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.2. Data Kualitatif adalah data yang berupa penjelasan-penjelasan atau uraian-uraian mengenai teori alokasi waktu, teori gender, teori pendapatan, dan data yang berupa keterangan atau uraian-uraian atas pertanyaan yang diberikan kepada responden yang dipergunakan untuk memberikan penjelasan tentang karakteristik dan data lain yang sifatnya mendukung penelitian ini. G.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan SampelMenurut (Sugiyono 2009;115), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek / subyek mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Disini populasi dibedakan antara populasi sampling dengan populasi sasaran. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga tani yang bekerja, khususnya dalam sektor pertanian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut (Rahyuda 2004:56), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dengan perkataan lain sampel adalah bagian dari populasi yang dapat menggambarkan sifat dari populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dan didasarkan pada pertimbangan tertentu. Dalam menentukan siapa yang termasuk sampel, peneliti harus benar-benar mengetahui dan beranggapan bahwa responden yang dipilihnya dapat memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Sejalan dengan uraian di atas, ( Arikunto 2002 : 17) menyatakan bahwa teknik purposive sampling, adalah menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu.Sebelum dilakukan pengambilan sampel maka, terlebih dahulu dilakukan penentuan sampel dengan metode slovin, kemudian dilakukan pengambilan sampel pada masing-masing banjar di Desa Tajen, rumus Slovin tersebut adalah Rumus slovin n = N = 369 = 369 = 369 = 78,67 = 79 1 + n(e)2 1 + 369 (0,1)2 4,69

Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar sampel 79 responden.Untuk menentukan jumlah sampel pada msing-masing banjar pada Desa Tajen tersebut dijabarkan pada Tabel 1.4Tabel 1.4 Jumlah Banjar dan banyak wanita tani dan jumlah sampel perbanjar di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten TabananNoBanjarJumlah Wanita TaniJumlah Sampel

1Banjar Dinas Tajen Jeroan286

2Banjar Dinas Tajen Dauh Yeh11424

3Banjar Dinas Tajen Sedahan4610

4Banjar Dinas Tajen Pande245

5Banjar Dinas Tajen Kutabali307

6Banjar Dinas Tajen Cepik5311

7Banjar Dinas Tajen Cepik Kelod7416

Jumlah36979

Sumber: Kepala Desa Tajen ,Tahun 2012

G.8 Metode Pengumpulan DataData yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah menggunakan metode seperti berikut:1) Wawancara terstruktur, yaitu teknik pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Melalui wawancara terstruktur ini akan diperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.2) Observasi non partisipasi, yaitu peneliti melakukan pengamatan secara independen terhadap aktivitas yang dilakukan oleh responden. Dengan observasi ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan relevan.G.9 Teknik Analisis DataG.9.1 Analisis Regresi Linier BergandaUntuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, jumlah anak umur 15 tahun kebawah intensitas adat terhadap pengeluaran perempuan ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamtan Penebel Kabupaten Tabanan .Menurut ( Gujarati 1997:91), persamaan regresi linear berganda dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :oleh karena penelitian ini mengggunakan sampel maka, persamaan regresi bergandanya adalah diatas direpresentasikan menjadi:Yi = + b1X1i + b2X2i + b3X3i + b4X4i + i..(1)Keterangan :Yi= Pengeluaran perempuan ibu rumah tangga taniX1i= Pendapatan rumah tanggaX2i= Tingkat pendidikanX3i= Jumlah tanggungan rumah tanggaX4i = Itensitas adat= intersep/konstantab1= Koefisien regresi dari variabel pendapatan rumah tanggab2= Koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikanb3= Koefisien regresi dari variabel jumlah tanggungan rumah tanggab4 = Koefisien regresi dari variable intensitas adat

i= disturbance term

Untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas, maka dilihat melalui uji asumsi klasiknya. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi jika telah memenuhi prasyarat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.1) Uji NormalitasUji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari model regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2002:74). Salah satu cara mendeteksi normalitas adalah dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asimp.sig (2-tailed) > level of significant (=5%) dan apabila Asimp.sig (2-tailed) Ftabel

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji FF

DaerahPenolakan H0Ho

DaerahPenerimaan H0 h0Ho

0 F (k-1) (n- k)

Sumber: Nata Wirawan (2002: 238) (5) Kesimpulan Nilai uji F yang diperoleh dari hasil regresi dengan program SPSS dilakukan perbandingan dengan nilai Ftabel pada level of significant 5% derajat bebas; df (k-1;n-k). Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

(2) Uji signifikansi masing-masing koefisien beta pada regresi bergandaUji Parsial (Uji t) dilakukan untuk melihat variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas lain dianggap konstan. Untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas. Pada pengujian hipotesis, nilai t-hitung harus dibandingkan dengan t-tabel pada derajat keyakinan tertentu, tahapan pengujian sebagai berikut:Uji Parsial ini akan diuraikan sebagai berikut:1). Menguji pengaruh pendapatan rumah tangga (X1) secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. (1) Rumusan HipotesisH0 : 1 = 0; Artinya, pendapatan rumah tangga tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.H1 : 1 > 0;Artinya, pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.(2) Taraf nyataDengan taraf nyata () = 5% atau tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan (n-k) maka t tabel = t(n-k).

(3) Statistik ujiUji-t diperoleh dengan menggunakan rumus:

t1 = .... (4)

Keterangan := t hitung= koefisien regresi parsial yang ke-1 dari regresi sampel= kesalahan standar (standar error) dari = koefisien parsial yang ke-1 dari regresi populasi

(4) Kriteria pengujian dan daerah kritis H0 diterima jika thitung -ttabel (n-k) H0 ditolak jika thitung < -ttabel (n-k)

Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Dengan Uji-t

DaerahPenolakan H0Ho

DaerahPenerimaanHo

0 t(;df) (Sumber : Nata Wirawan ( 2002:179 )

(5) KesimpulanApabila diperoleh thitung -ttabel (n-k) H0 diterima yang berarti bahwa variabel pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan,jumlah tanggungan rumah tangga tidak berpengaruh secara parsial terhadap partisipasi kerja ibu rumah tangga tani. Sebaliknya, jika diperoleh thitung < -ttabel (n-k) H0 ditolak yang berarti bahwa variabel pendapatan rumah tangga berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.2). Menguji pengaruh tingkat pendidikan (X2) secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. (1). Rumusan HipotesisH0 : 2 = 0;Artinya,tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.H1 : 2 > 0;Artinya, tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. (2) Taraf nyata Dengan taraf nyata () = 5% atau tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan (n-k) maka t tabel = t(n-k). (3) Statistik ujiUji-t diperoleh dengan menggunakan rumus:

t2 = (5) Keterangan :t2= t hitungb2= koefisien regresi parsial yang ke-2 dari regresi sampelSb2= kesalahan standar (standar error) dari b22= koefisien parsial yang ke-2 dari regresi populas

(4) Kriteria pengujian dan daerah kritis H0 diterima jika thitung ttabel (n-k) H0 ditolak jika thitung > ttabel (n-k)

Gambar 3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Dengan Uji-t

DaerahPenolakan H0Ho

DaerahPenerimaanHo

0 t(;df) Sumber: Nata Wirawan (2002:179)(5) KesimpulanApabila diperoleh thitung ttabel (n-k) H0 diterima yang berarti bahwa variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Sebaliknya, jika diperoleh thitung > ttabel (n-k) H0 ditolak yang berarti bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.3). Menguji pengaruh jumlah tanggungan rumah tangga (X3) secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan(1) Rumus HipotesisH0 : 3 = 0; Artinya, jumlah tanggungan rumah tangga tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.H1 : 3 > 0;Artinya, jumlah tanggungan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.(2) Taraf nyataDengan taraf nyata () = 5% atau tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan (n-k) maka t tabel = t(n-k).(3) Statistik uji Uji-t diperoleh dengan menggunakan rumus:

t2 = (5) Keterangan :t2= t hitungb2= koefisien regresi parsial yang ke-2 dari regresi sampelSb2= kesalahan standar (standar error) dari b22= koefisien parsial yang ke-2 dari regresi populasi

(4) Kriteria pengujian dan daerah kritis H0 diterima jika thitung ttabel (n-k) H0 ditolak jika thitung > ttabel (n-k)

Gambar 3.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Dengan Uji-tDaerahPenolakan H0Ho

DaerahPenerimaanHo

0 t(;df) Sumber: Nata Wirawan (2002:179) (5) KesimpulanApabila diperoleh thitung ttabel (n-k) H0 diterima yang berarti bahwa variabel jumlah tanggungan rumah tangga tidak berpengaruh secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Sebaliknya, jika diperoleh thitung > ttabel (n-k) H0 ditolak yang berarti bahwa variabel jumlah tanggungan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.(4). Menguji pengaruh intensitas adat (X4) secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. (1) Rumus HipotesisH0 : 4 = 0; Artinya, intensitas adat tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.H1 : 4 < 0;Artinya, intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.(2)Taraf nyataDengan taraf nyata () = 5% atau tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan (n-k) maka t tabel = t(n-k).(3) Statistik uji Uji-t diperoleh dengan menggunakan rumus:

t2 = (5) Keterangan :t2= t hitungb2= koefisien regresi parsial yang ke-2 dari regresi sampelSb2= kesalahan standar (standar error) dari b22= koefisien parsial yang ke-2 dari regresi populasi (4) Kriteria pengujian dan daerah kritis H0 diterima jika thitung ttabel (n-k) H0 ditolak jika thitung > ttabel (n-k)Gambar 3.5 Daerah penerimaan dan Penelokan H0 Dengan Uji-tDaerahPenolakan H0

.

Daerah Penerimaan 0 o

-t(:df)

Sumber: Nata Wirawan (2002:179)

(5) KesimpulanApabila diperoleh thitung ttabel (n-k) H0 diterima yang berarti bahwa variabel intensitas adat tidak berpengaruh secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Sebaliknya, jika diperoleh thitung > ttabel (n-k) H0 ditolak yang berarti bahwa variabel intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.

BAB IVPEMBAHASAN HASIL PENELITIAN4.1Gambaran Umum Daerah Penelitian4.1.1Sejarah Singkat Desa Tajen Desa Tajen adalah merupakan hasil pemekaran dari Desa Biaung mengingat dari luas jangkauan wilayah Desa Biaung yang tak mungkin mendapat pelayanan yang layak maka terbentuklah Panitia Pemekaran Desa serta mengajukan permohonan agar Desa Biaung dimekarkan menjadi dua desa yaitu: Desa Biaung sebagai Desa Induk dan Desa Tajen sebagai Desa Persiapan. Akhirnya pada tanggal 18 Juli 1997 berdasarkan SK No 408. terbentuklah Tajen sebagai Desa Persiapan. Setelah kelengkapan kelembagaan terpenuhi maka turun SK Kepala Desa Persiapan tanggal 20 September 1997 yang dijabat oleh I Gusti Made Putra,SE yang mewilayahi 7 Banjar :

NO.NAMA BR. DINASNAMA KELIAN BANJAR

1.Banjar Tajen JeroanI Gst. Md. Sumendra

2.Banjar Tajen Dauh YehI Wayan Tambun

3.Banjar Tajen SedahanI Nyoman Wirka

4.Banjar Tajen PandeI Ketut Pateng

5.Banjar Tajen KutabaliI Nyoman Karsana

6.Banjar CepikI Gst. Putu Artana

7.Banjar Cepik KelodI Dewa Putu Sudarsa

Dengan batas batas wilayah :Utara: Desa BiaungTimur: Tukad Yeh PanahanSelatan: Campuan Sungai Peyuyuan dan Sungai SipuhBarat: Tukad Yeh Sipuh

Setelah melalui berbagai proses maka turun SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali No 289 tentang Penetapan Desa - Desa Definitif pada tanggal 6 Juli 1999, dan diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 27 Juli 1999 di Desa Pererenan Badung.

4.1.2Kondisi Geografi Desa Tajen merupakan salah satu bagian dari wilayah Kecamatan Penebel Kota Tabanan. Terletak di Utara Kota Tabanan ,Delapan belas kilometer dari Kota Tabanan dan lima kilometer ke Timur dari pusat kecamatan.Penebel Desa Tajen memiliki luas wilayah seluas 4.30 km2.Secara garis besar, dari aspek fungsi lahan, wilayah Desa Tajen dapat diklasifikasikan sebagai berikut.- TANAH SAWAH Sawah irigasi teknis: -Sawah irigasi /basah:244 HASawah Tanah Hujan:-- TANAH KERINGTegal/Ladang: 100 HAPemukiman:46 HA- TANAH FASILITAS UMUMKas Desa:-Perkantoran pemerintah:- Lainnya:40 HAAdapun batas-batas wilayah Desa Tajen dengan desa tetangga lainnya adalah sebagai berikut.Berdasarkan lampiran Peraturan Desa Tajen Nomor 04 tahun 2006 tentang Pola Tata Desa yaitu Naskah Berita Acara Perjanjian Kesepakatan Antar Desa, batas Desa Tajen adalah sebagai berikut : Sebelah Utara:Desa Biaung (patok nomor 01,02,...09) Sebelah Selatan:Desa Tunjuk (Patok nomor 10,11,12...16, dan Campuhan Sungai Sipuh dengan sungai Peyuyuan) Sebelah Barat:Desa Pitra dan Desa Buruan (Sungai Sipuh) Sebelah Timur:Desa Payangan (Sungai Panahan)

c).Geografis Dan Topografis Desa :a.Ketinggian tanah dari permukaan laut:400 mb.Curah hujan:334 mm/th.c.Topografis Desa:Dataran rendah.d.Suhu udara rata-rata:28-30o- Celcius.d).Orbitasi (Jarak Dari Pusat Pemerintahan) :a.Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan:5 kmb.Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tabanan: 18 kmc.Jarak dari Pusat Pemerintahan Propinsi Bali:30 kmSecara administratif wilayah Desa Tajen dapat dibagi menjadi 7 Banjar Dinas (Dusun) yaitu :1. Dusun Tajen Jeroan 2. Dusun Tajen Dauh Yeh3. Dusun Tajen Sedahan 4. Dusun Tajen Pande 5. Dusun Tajen Kuta Bali6. Dusun Cepik 7. Dusun Cepik KelodApabila ditinjau dari aspek keagamaan ataupun wilayah Desa Pekraman Desa Tajen memiliki Dua Desa Pakraman 1) Desa Pakraman Tajen 2) Desa Pakraman Cepik

4.2Karakteristik Responden.4.2.1 Pendapatan Rumah tangga respoden . Hadirnya wanita dalam perekonomian keluarga, di samping dominansi peran laki-laki akan memberikan kontribusi dalam membantu pemenuhan hidup sehari hari pendapatan wanita akan sangat membantu di bandingkan jika hanya mengandalkan pendapatan suami yang notabene sebagai kepala keluarga dan tulang punggung perekonomian keluarga. Pendapatan rumah tangga responden petani dan buruh tani wanita di Desa Tajen , Kecamatan Penebel ,Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Tabel 4.1.Tabel 4.1. Pendapatan Rumah tangga respoden

Pendapatan Rumah Tangga RespondenJumlah Responden(orang)Persentase

< 500.0001113,92

500.000 -1.000.00039 49,36

>1.000.000 2936,70

Jumlah79100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)Tabel 4.1 menunjukan bahwa pendapatan rumah tangga mayoritas responden petani dan buruh tani sebesar Rp.500.000,- sampai Rp.1.000.000,- perbulan, yakni sebanyak 39 orang responden atau sekitar 49,36 persen. Sedangkan responden yang memiliki pendapatan > Rp.1.000.000 sebanyak 29 orang responden atau sekitar 36,70 persen.4.2.2 Tingkat Pendidikan RespondenSalah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk adalah tingkat pendidikan. Menurut ( Mulyadi 2008; 41), pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja. Jenjang pendidikan yang telah dicapai seseorang akan menentukan posisi dari seorang pekerja. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan responden petani dan buruh tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2Tabel 4.2 Pendidikan Responden Wanita Petani dan Buruh Tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.

Tahun Terakhir Pendidikan Yang Ditamatkan Responden(tahun)Jumlah RespondenOrangPersentase

63848,10

92329,11

121822,78

Jumlah79100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)Dari Tabel 4.2 dapat di lihat bahwa mayoritas responden petani dan buruh tani berpendidikan Sekolah Dasar (SD) atau pendidikan terakhir yang ditamatkan enam tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah responden yang berpendidikan enam tahun sebanyak 38 orang atau sebesar 48,10 persen. Responden yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau pendidikan terakhir yang ditamatkan sembilan tahun berjumlah 23 orang atau sebesar 29,11 persen. Disisi lain, pendidikan tertinggi yang dicapai beberapa responden hanyalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan pendidikan terakhir yang ditamatkan dua belas tahun yakni berjumlah 18 orang atau sebesar 22,78 persen.Tingkat pendidikan biasanya berkaitan erat dengan lapangan pekerjaan dan akhirnya berpengaruh terhadap pendapatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapatan (Tjptoherijanto 1999;61) yang menyatakan bahwa variasi dalam tingkat pendidikan membawa dampak pada variasi dalam tipe dan lapangan pekerjaan. Ditinjau dari tahun pendidikan terakhir yang ditamatkan, seseorang yang bekerja disektor informal seperti yang di geluti petani dan buruh tani wanita biasanya tidak memerlukan keterampilan khusus dan dianggap pekerjaan kasar sehingga mengenyam pendidikan yang tinggi bukan menjadi prioritas. Hal tersebut juga didukung kondisi perekonomian keluarga yang tidak memungkinkan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

4.2.3 Jumlah Tanggungan Rumah Tangga RespondenJumlah tanggungan rumah tangga adalah jumlah anggota rumah tangga yang tinggal dan makan dari satu dapur dalam rumah tangga yang diteliti. Kelompok yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Dalam kaitan ini kelompok penduduk yang termasuk dalam beban tanggungan rumah tangga adalah kelompok penduduk yang jumlahnya 0 -5 orang dianggap sebagai kelompok penduduk yang tertanggung secara ekonomis dalam keluarga, Dan begitu juga kelompok penduduk yang jumlahnya 6 10 orang yang tertanggung dan atau lebih dari 10 orang dalam satu rumah tangga. Distribusi responden menurut jumlah banyaknya tanggungan rumah tangga dapat diikuti pada Tabel 4.3Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Jumlah Tanggungan Rumah TanggaJumlah Tanggungan Rumah tangga (orang)Jumlah Responden(Orang)Persentase

0-5 orang 5063.29

6-10 orang2430.37

>10 orang56.32

Jumlah79100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah orang dalam satu rumah tangga merupakan tanggungan rumah tangga ,0 5 berjumlah 50 orang responden atau sebesar 63.29 persen, dan jumlah tanggungan paling rendah > 10 orang dalam satu rumah tangga berjumlah 5 orang atau sebesar 6.32 persen. 4.2.4 Intensitas AdatPeranan wanita tidak hanya terbatas pada tanggung jawabnya di sektor domestik , tapi juga berorientasi pada masyarakat luas . Mayoritas umat di Bali beragama Hindu dan masih menjunjung tinggi adat budayanya. Kegiatan keagamaan di Bali tergolong banyak dan wanita memegang peranan yang penting. Curahan waktu untuk pemenuhan tugas yang berorientasi masyarakat inilah yang maksud Intensitas Adat. Ketika seseorang tidak mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan , maka sering kali seseorang akan merasa di asingkan atau dapat sangsi ( penyalah )dari adat yang bersangkutan . Bagi wanita yang bekerja , tentunya pengaturan waktu akan sangat penting antara waktu kerja dengan waktu untuk kegiatan sosial kemasyarakatan.Data mengenai curahan waktu untuk kegiatan adat kemasyarakatan ( Intensitas Adat) dapat dilihat pada Tabel .4.4Tabel 4.4. Jumlah Responden Intensitas Adat.Intensitas Adat. (jam /bulan)Jumlah Responden(Orang)Persentase

< 201924,05

21-30243,.37

>31 3645,56

Jumlah79100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa kriteria intensitas adat responden petani dan buruh tani wanita di Desa Tajen , Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan terbagi dalam tiga kriteria . Kriteria tersebut ditinjau berdasarkan intensitas adat yang di lakukan oleh petani dan buruh tani wanita di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupten Tabanan pada saat sebulan yang lalu dari penelitian terhadap responden . Kriteria pertama yaitu intensitas adat yang digeluti selama , 31 jam / bulan dengan jumlah responden sebanyak 36 orang atau 45,56 persen.

4.2.5 Alasan Responden BekerjaSebagian besar alasan kaum wanita memasuki dunia kerja adalah untuk membantu menghidupi keluarga, akan tetapi selain alasan tersebut,terdapat alasan lain yang mendorong wanita yang notabene seorang ibu rumah tangga untuk bekerja Tabel 4.5 menjelaskan alasan responden bekerja sebagai petani dan buruh tani.Tabel 4.5 Jumlah Responden Menurut Alasan untuk Bekerja

Alasan BekerjaJumlah Responden(Orang) Persentase

1. Suami Tidak Bekerja 4 5,06

2. Pendapatan Suami Rendah5468,35

3. Ingin Memperoleh Pendapatan Sendiri1316,45

4. Memanfaatkan waktu luang 810,12

Jumlah79100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas petani dan buruh tani wanita yakni 54 orang responden atau sebesar 68,35 persen menjadi petani dan buruh tani dengan alasan pendapatan suami rendah di samping itu 16,45 persen atau sebanyak 13 responden bekerja sebagai wanita petani dan buruh tani dengan alasan ingin memperoleh pendapatan sendiri. Selain itu terdapat 10,12 persen responden sebayak 8 orang responden bekerja sebagi petani dan buruh tani wanita dengan alasan memanfaatkan waktu luang. Mayoritas responden yang bekerja sebagai wanita petani dan buruh tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan karena ingin meningkatkan pendapatan keluarga , membuktikan bahwa wanita bekerja sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap keluarga. Hal tersebut juga menunjukkan diskriminasi kerja yang menentang wanita untuk bekerja di sektor publik dan semata - mata bertanggung jawab di sektor domestik. Sebanyak 4 orang responden atau sebesar 5,06 persen bekerja sebagai petani dan buruh tani wanita dikarenakan suami yang tidak bekerja. Hal tersebut tidak dapat di timbulkan sebagai bentuk diskriminasi maupun terjadinya kekerasan dalam rumah tanggga sehingga memaksa responden ini untuk bekerja. Akan tetapi, alasan ini dipilih karena suami sakit dan tidak mampu bekerja atau sudah meninggal sehingga bekerja mencari nafkah menjadi tanggung jawab responden ini. 4.2.6 Lama Menekuni PekerjaanLama atau tidaknya seseorang menekuni pekerjaannya akan berpengaruh terhadap pengalaman , pengetahuan, serta keahlian seseorang dalam bidang usaha yang digeluti berikut Tabel 4.6 .akan menjelaskan lamanya responden wanita tani dan buruh tani dalam menekuni usahanya.4.2.7 Tabel 4.6. Lama Menekuni Pekerjaan Responden Wanita Tani dan Buruh Tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan Lama Menekuni Pekerjaan(Tahun)Jumlah Responden(Orang) Persentase

< 51822,78

5 101620,25

11 152430,37

>152126,58

Jumlah79100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden wanita tani di Desa Tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan menekuni pekerjaannya selama 11 sampai 15 tahun, yakni sebanyak 24 responden atau sebesar 30,37 persen. Sementara wanita petani dan buruh tani yang , menekuni pekerjaan >15 tahun sebanyak 21 orang atau sebesar 26,58 persen. Dan lama menekuni pekerjaan sebagai petani dan buruh tani wanita 5 sampai 10 tahun sebanyak 16 orang atau sebesar 20,25 persen. Dengan bertambahnya umur mempengaruhi kekuatan fisik petani dan buruh tani wanita sehingga berpengaruh pada kemampuan mereka dalam menekuni pekerjaan.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel pendapatan rumah tangga (X1), tingkat pendidikan (X2), jumlah tanggungan rumah tangga (X3), dan intensitas adat terhadap pengeluaran ibu rumah tangga tani di Desa tajen Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan sebagai perhitungan digunakan model persamaan regresi linier berganda,yaitu:Yi = + b1X1i + b2X2i + b3X3i + b4X4i + i..(1)Keterangan :Yi= Pengeluaran perempuan ibu rumah tangga taniX1i= Pendapatan rumah tanggaX2i= Tingkat pendidikanX3i= Jumlah tanggungan rumah tanggaX4i = Itensitas adat= intersep/konstantab1= Koefisien regresi dari variabel pendapatan rumah tanggab2= Koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikanb3= Koefisien regresi dari variabel jumlah tanggungan rumah tanggab4 = Koefisien regresi dari variable intensitas adat

i= disturbance term

1

Lampiran 2Data RespondenNo RespondenNama

Pendapatan Rumah Tangga (X 1)Tingkat Pendidikan(X 2)Jumlah Tanggungan Rt(X 3)Intensitas adat (Jam /Bulan)(X4)Pengeluaran Ibu Rumah Tangga (Rp.)(Y)Alasan BekerjaLamanya Menekuni Pekerjaan

1N i Gusti Pt Wartini2.500.00012331982.000memanfaatkan waktu luang5

2Ni Wayan Budi Artini.2750.00093211.298.000pendapatan suami rendah6

3Ni Made Puspawati1.300.00012325976.000memanfaatkan waktu luang15

4Gusti Ayu Made Suyatni850.0009320650.000suami tidak bekerja8

5Ni Gusti Made Astini1.200.00064251.000.000pendapatan suami rendah5

6Ni Made Murni1.500.0006330426.000memanfaatkan waktu luang5

7Ni Wayan Nadi1.550.00061125721.000memanfaatkan waktu luang5

8Kadek Juni Artini 1.800.0006625540.000memanfaatkan waktu luang5

9Gusti Ayu Nyoman Dwi Rusmini2.000.00065251.130.000memanfaatkan waktu luang15

10Gusti Ayu Ketut Wartini1.500.0006520970.000pendapatan suami rendah7

11Gusti Ayu Putu Sumiasa2.000.00064311.150.000pendapatan suami rendah5

12Ni Wayan Loki 2.300.00065201.100.000pendapatan suami rendah15

13Gusti Ayu Nyoman Sukaniti.1500.000124252.064.000pendapatan suami rendah15

14Gusti Ayu Putu Suartini.1800.000123301.176.000pendapatan suami rendah10

15Ni Putu Sukarini3.300.00064312.004.000pendapatan suami rendah15

16Desak Made Wija wati4.550.00062311.140.000pendapatan suami rendah5

17Ni Putu Arminiasih2.700.0006420765.000ingin memperoleh pndptn sndr15

18Ni Wayan Sondri1.650.0009320568.000ingin memperoleh pndptn sndr10

19Ni Nyoman Arnati3.550.0006520905.000ingin memperoleh pndptn sndr15

20Gusti Ayu Putu Sriadi950.00096201.050.000pendapatan suami rendah5

21Ni Made Puspa3.500.000125313.704.000pendapatan suami rendah15

22Ni Made Purniasih4.600.00094203.040.000memanfaatkan waktu luang15

23Gusti Ayu Srinata700.000611201.348.000pendapatan suami rendah15

24Gusti Ayu Ketut Puspawati2.200.0006531988.000memanfaatkan waktu luang15

25Ni Wayan Mariati1.200.00094201.213.000pendapatan suami rendah6

26Ni Made Sudartini900.00012331750.000pendapatan suami rendah5

27Ni Putu Widiani650.0009320710.000pendapatan suami rendah8

28Ni Nengah Semari800.0009420650.000ingin memperoleh pndptn sndr15

29A.A Masriani800.0009631700.000pendapatan suami rendah13

30Ni Wayan Ribuwati.700.00093 25640.000pendapatan suami rendah15

31Ni Nyoman Selandri600.0009331725.000pendapatan suami rendah5

32Gusti Ayu Made Suastini750.0009420650.000pendapatan suami rendah10

33Ni Wayan Ariani700.0006325550.000ingin memperoleh pndptn sndr11

34Ni Ketut Wardani900.0009631750.000pendapatan suami rendah5

35Ni Made Suciani950.0009620800.000pendapatan suami rendah15

36Ni Ketut Suriani750.0006620600.000ingin memperoleh pndptn sndr12

37Ni Made Darti700.0006331600.000pendapatan suami rendah15

38Ni Luh Nyoman Sudarmi500.00061120650.000pendapatan suami rendah15

39Desak Made Adi500.0006325450.000pendapatan suami rendah5

40Ni Ketut Awidani800.0006620550.000pendapatan suami rendah15

41Ni Wayan Suparni400.0009520650.000ingin memperoleh pndptn sndr15

42I Ketut Kejeng750.0006231735.000ingin memperoleh pndptn sndr5

43Ni Kadek Rantini950.0006631800.000pendapatan suami rendah15

44Gusti Ayu Putu Anom450.0006327370.000pendapatan suami rendah10

45Ni Ketut Widya500.0006625425.000ingin memperoleh pndptn sndr5

46Gusti Ayu Putu Rai900.0006631650.000pendapatan suami rendah5

47Ni Wayan Suli 750.0006625800.000suami tidak bekerja15

48Gusti Ayu Wayan Sondri750.0006431875.000pendapatan suami rendah15

49Ni Made Rupiasih800.0006625725.000pendapatan suami rendah5

50Ni Nyoman Tini600.0006625650.000ingin memperoleh pndptn sndr15

51Ni Wayan Tamtam950.0006331850.000pendapatan suami rendah10

52Ni Ketut Arumini700.0006430780.000pendapatan suami rendah5

53Ni Wayan Sami2.300.0006731975.000pendapatan suami rendah15

54Ni Ketut Nasa1.250.0006631640.000pendapatan suami rendah15

55Ni Wayan Padmi750.0006625825.000pendapatan suami rendah5

56Gusti Ayu Ketut Sudarmiasih2.100.00012430980.000pendapatan suami rendah15

57Gusti Ayu Puspawati1.000.00094251.068.000pendapatan suami rendah5

58Desak Nyoman Sri Adnyani1.600.000124301.200.000pendapatan suami rendah12

59Gusti Ayu Ketut Natri400.00012225600.000pendapatan suami rendah14

60Ni Ketut Suarni2,120.00093202.600.000pendapatan suami rendah13

61Ni Wayan Samiarti500.0009628525.000pendapatan suami rendah15

62Desak Nyoman Sintawati450.00012431300.000pendapatan suami rendah15

63Gusti Ayu Putu Kasmiasih400.00012331725.000pendapatan suami rendah5

64Ni Nyoman Rindin500.0006331550.000ingin memperoleh pndptn sndr8

65Gusti Ayu Ketut Sriasih800.00012331450.000ingin memperoleh pndptn sndr7

66Luh Kade Itarini1150.00092311.352.000pendapatan suami rendah10

67Ni Dewa Ayu Putu Suarningsih450.00012331500.000suami tidak bekerja15

68Gusti Ayu Komang Suarmini470.0009631350.000ingin memperoleh pndptn sndr12

69Ni Wayan Lestari500.0009531450.000pendapatan suami rendah13

70Gusti Ayu Dewi Adnyani450.00012331600.000pendapatan suami rendah15

71Gusti Ayu Nyoman Erawati500.00012331760.000pendapatan suami rendah12

72Ni Gusti Ayu Wayan Sabeh1.900.0006731750.000pendapatan suami rendah15

73Ni Made Seruji800.00091131635.000pendapatan suami rendah15

74Gst Ayu Nym Dewi Rusmini500.00091131450.000pendapatan suami rendah5

75Gusti Ayu Putu Sriasih950.00012631725.000pendapatan suami rendah11

76Gusti Ayu Ketut Resi1.700.0006631700.000Pendapatan suami rendah15

77Ni Luh Putu Rencani1.550.0006731790.000suami tidak bekerja 13

78Gusti Ayu Nyoman Hari Kusumasari600.00012431425.000pendapatan suami rendah14

79Ida Ayu Made Tirta700.00012631670.000pendapatan suami rendah9

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya , maka dapat disimpulkan bahwa .1. Variabel pendapatan rumah tangga ,tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga intensitas adat , alasan bekerja

Daftar RujukanArjani, Ni Luh. 2008. Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan Tantangan Global. Dalam Jurnal Ekonomi dan Sosial, h:113-117.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta :Rineka Cipta.

Becker, G.S. 1965. A Theory of the Allocation of Time. Dalam The Economic Journal, 75(299):p:493-517.

Dyah Putranti, Basilica. 2004. Budaya, Negara, dan Status Sosial Ekonomi Perempuan : Sebuah Refleksi Konsep Ibu Rumah Tangga. Dinamika Kependudukan dan Kebijakan. Yogyakarta :Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada.

Espinal, Rosario & Sherri Grasmuck.1997. Gender, Households and Informal Enterpreneurship in The Dominica Republik. Dalam Journal Of Comparative Familiy Studies. 28(1):p:103-128.

Fadah, Isti. 2004. Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Buruh Perempuan Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus pada Buruh Tembakau di Kabupaten Jember) . Dalam Jurnal Manajemen & Kewirausahaan ,6(2):h:137 147.

Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Ghozali, Imam.2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas DiponegoroHardjanto. 2002. Mutu Modal Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Human Capital Capital and Economic Growth.Jurnal Manajemen Hutan Tropita 3 (1) : h : 65-71Indrayati,Ariyani,2010. Peran Wanita dalam Pemerdayaan Ekonomi Lokal (Studi Kasus tentang pola ruang Belanja Wanita didaerah Pinggiran Kota Semarang). Jurnal Geografis 7(2) : h : 88-102Jhingan,ML . 2004 Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Juliana dan Miftah . 2009 . Peranan Perempuan dalam pemberdayaan Ekonomi Keluarga> Marwah 8(2):h:154-164.

Khotimah, Khusnul. 2009. Diskriminasi Gender Terhadap Perempuan dalam Sektor Pekerjaan. Dalam Jurnal Studi Gender dan Anak Yin Yang, 4(1):h:158-180.

Kodiran, Anna Marrie Wattie, Hari Poerwanto, Setiadi, dan Tuti Gandarsih. 2001.Peningkatan Partisipasi Wanita dan Pengembangan Hubungan Industrial yang Berwawasan Gender di Kawasan Timur Indonesia. Dalam Laporan Penelitian Hibah Bersaing VII/3 Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2001.

Kantor Desa Tajen,Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.

Ketut Juliartini,2012.Pengaruh Umur,Pendidikan,Jumlah Tanggungan Anak Dan Intensitas Adat Terhadap Pendapatan Wanita(Studi Kasus Pada Pedagang Acung Wanita DiPantai Legian Kelurahan Legian Kecamatan Kuta).Larasaty, Ni Made Umi.2003.Analisis Alokasi Waktu Kerja Pekerja Wanita Studi Kasus Dua Desa di Kabupaten Badung . Tesis. Program Pasca Sarjana Megister Ekonomika Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. Marhaeni , A.A.I.N.2008. Perkembangan Studi Perempuan,Kritik dan Gagasan Sebuah Perspektif untuk Study Gender Kedepan.Dalam Piramida Vol IV No 2 h:83-99.

Manuati Dewi, I Gusti Ayu.2004.Buku Ajar Ekonomi Sumber Daya Manusia.Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua: Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

M A Hassan.2011.The Role of Womens Creativity and Innovations in the Nigerian Informal Sektor of Oke Ogun Zone. Dalam International Education Studies, 4(3):p:213-223

Mardiana, Sari Bulan T, dan Isnaniah LKS. 2009. Kajian Perubahan Konsumsi dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pekerja Sektor Informal di Kota Medan . Dalam Jurnal Non Eksakta Hekspi, 1(1):h:1-9

Muhamad Taufiq.2008. Peranan Wanita Dalam Menunjang Ekonomi Keluarga di Kecamatan Batu Bangga Kabupaen Koloka.Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 6.Nomor 1.April

Mia Komala Sari.2012, Analisis Faktor Faktor Yang mempengaruhi Terhadap Alokasi Waktu Kerja Perempuan Pada Sektor Informal Perdagangan diDesa Tajen,Kecamatan Penebel Kecamatan Denpasar Timur.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Uadayana.

Moghadam,Valentine M.2004.Patriachy in Transition: Women and The Changing Family in the Middle East.Journal of Comarative Family Studies,35 (2):h;137-162

Mulyadi S,2008.Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Persektif Pembangunan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Mustar, Endang Ediastuti. 2007. Sumber Daya Manusia Perempuan Indonesia. Dalam Populasi Buletin Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada 18(2):h:147-165.

Niken Ayu Adisti,2012.Pengaruh Umur,Jam Kerja,Jumlah Tanggungan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Pendapatan Perempuan Pada Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli

Rahyuda, I Ketut. 2004. Metodologi Penelitian. Dalam Buku Ajar Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Rahyuda, I Ketut ,I Gst.Wayan Murjana Yasa dan Ni Nyoman Yuliarmi.2004.Metodelogo Penelitian . Buku Ajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.Safar , Misran .2006. Diferensiasi Peran Gender dan Pengaruh Budaya dalam Aktivitas Pertanian di Pedesaan (Studi di Kecamatan Pondidahan Kabupaten Konawe Propinsi Sulewesi Tenggara Selami IPS,1 (19) :h:104-112Simanjuntak, 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE UI.

Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Bisnis.Bandung : CV.Alfabeta.

Suyana Utama, Made. 2009. Buku Ajar Aplikasi Analisis Kuantitatif. Sastra Utama : Denpasar.

Suparyo Hugeng.2011.Alokasi Waktu Kerja Dan Kontribusi Perempuan Terhadap Pendapatan Keluarga Di Permukiman Transmigrasi Si Rambutan Sp 2.Jurnal Ketransmigrasian Vol.28 No 2:h:125-134

Tjiptoherijanto, Prijono. 1999. Keseimbangan Penduduk, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Daerah. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2. Denpasar: Keraras Emas.