dasar teori prak 5 uji biokimia_mikologi.doc

27
DASAR TEORI JAMUR Jamur sangat erat hubungannya dengan manusia. Jamur bisa hidup dan tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton. Terdapat lebih dari 40 spesies dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporis (Verma dan Heffernan,2008). Prevalensi infeksi jamur superfisial di seluruh dunia diperkirakan menyerang 20-25% populasi dunia dan merupakan salah satu bentuk infeksi kulit tersering (Rezvani dan Sefidgar,2010). Penyakit ini tersebar di seluruh dunia yang dapat menyerang semua ras dan kelompok umur sehingga infeksi jamur superfisial ini relatif sering terkena pada negara tropis (iklim panas dan kelembaban yang tinggi) dan sering terjadi eksaserbasi (Havlickova et al,2008). Penyebab tinea korporis berbeda-beda di setiap negara, seperti di Amerika Serikat penyebab terseringnya adalah Tricophyton rubrum, Trycophyton mentagrophytes, Microsporum canis dan Trycophyton tonsurans. Di Afrika penyebab tersering tinea korporis adalah Tricophyton rubrum dan Tricophyton mentagrophytes, sedangkan di Eropa penyebab terseringnya adalah Tricophyton rubrum, sementara di Asia penyebab terseringnya

Upload: adhey-trisna-dewi

Post on 21-Nov-2015

180 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Jamur sangat erat hubungannya dengan manusia. Jamur bisa hidup dan tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton. Terdapat lebih dari 40 spesies dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporis (Verma dan Heffernan,2008).Prevalensi infeksi jamur superfisial di seluruh dunia diperkirakan menyerang 20-25% populasi dunia dan merupakan salah satu bentuk infeksi kulit tersering (Rezvani dan Sefidgar,2010). Penyakit ini tersebar di seluruh dunia yang dapat menyerang semua ras dan kelompok umur sehingga infeksi jamur superfisial ini relatif sering terkena pada negara tropis (iklim panas dan kelembaban yang tinggi) dan sering terjadi eksaserbasi (Havlickova et al,2008)

TRANSCRIPT

DASAR TEORI

JAMUR Jamur sangat erat hubungannya dengan manusia. Jamur bisa hidup dan tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton. Terdapat lebih dari 40 spesies dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporis (Verma dan Heffernan,2008).Prevalensi infeksi jamur superfisial di seluruh dunia diperkirakan menyerang 20-25% populasi dunia dan merupakan salah satu bentuk infeksi kulit tersering (Rezvani dan Sefidgar,2010). Penyakit ini tersebar di seluruh dunia yang dapat menyerang semua ras dan kelompok umur sehingga infeksi jamur superfisial ini relatif sering terkena pada negara tropis (iklim panas dan kelembaban yang tinggi) dan sering terjadi eksaserbasi (Havlickova et al,2008).

Penyebab tinea korporis berbeda-beda di setiap negara, seperti di Amerika Serikat penyebab terseringnya adalah Tricophyton rubrum, Trycophyton mentagrophytes, Microsporum canis dan Trycophyton tonsurans. Di Afrika penyebab tersering tinea korporis adalah Tricophyton rubrum dan Tricophyton mentagrophytes, sedangkan di Eropa penyebab terseringnya adalah Tricophyton rubrum, sementara di Asia penyebab terseringnya adalah Tricophyton rubrum, Tricophyton mentagropytes dan Tricophyton violaceum (Verma dan Heffernan,2008).

A. Microsporum canis Banyak jamur yang menyebabkan penyakit-penyakit tumbuh-tumbuhan, tetapi hanya sekitar 100 dari beribu-ribu spesies ragi dan jamur yang dikenal menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang. Infeksi mikotik manusia dikelompokkan dalam infeksi jamur superfisial (pada kuku, kulit, dan rambut), subkutan, dan profunda (sistemik). Mikosis superfisial disebabkan oleh jamur yang hanya menyerang jaringan keratin tetapi tidak menyerang jaringan yang lebih dalam. Jamur yang sering menimbulkan mikosis superfisial adalah golongan dermatofita. Salah satu spesies yang termasuk di dalamnya adalah Microsporum. Banyak binatang domestik dan binatang lainnya terinfeksi oleh dermatofita dan dapat memindahkannya ke manusia (misalnya Microsporum canis dari kucing dan anjing) 1. KLASIFIKASI

Kingdom : Fungi

Divisi : Ascomycota

Class : Eurotiomycota

Order : Onygenales

Family : Arthrodermataceae

Genus : Microsporum

Spesies : Microsporum canis

2. REPRODUKSI

Aseksual Dalam reproduksi aseksual, Microsporum canis menggunakan konidia yang disebut juga mitospora. Konidia ini memiliki satu nukleus dan dapat disebarkan oleh angin, air, dan hewan. Konidia ini dibentuk oleh konidiospora. Cara perkembangbiakan ini paling dominan dan berlangsung secara cepat.

Seksual Dalam reproduksi seksual, Microsporum canis menggunakan askus yang sering disebut askospora. Alat perkembangbiakan inilah yang membedakan dengan yang lain. Askus adalah pembuluh yang berbentuk tabung/saluran yang mengandung meiosporangium yang merupakan spora seksual yang diproduksi secara meiosis. Yang terjadi pada reproduksi seksual ini adalah bertemunya hifa yang terdiri dari antheridium dan arkegonium. Setelah keduanya bertemu maka akan terjadi pertukaran materi genetik yang diberikan oleh antheridium dan arkegonium masing-masing separuhnya. Peristiwa ini disebut dikariofase.

3. MORFOLOGI Microsporum canis memiliki konidia yang besar, berdinding kasar, multiseluler, berbentuk kumparan, dan terbentuk pada ujung-ujung hifa. Konidia yang seperti ini disebut makrokonidia. Spesies ini membentuk banyak makrokonidia yang terdiri dari 8-15 sel, berdinding tebal dan sering kalu mempunyai ujung-ujung yang melengkung atau kail berduri. Pigmen kuning-jingga biasanya terbentuk pada sisi berlawanan dari koloni. 4. PENYAKIT YANG DITIMBULKAN Penyebab umum infeksi pada kulit dan rambut kucing, anjing, dan hewan lain. Selain itu menyebabkan tinea kapitis pada anak-anak. Cendawan ini menyebar secara radial pada lapisan kulit mari berkeratin dengan pembentukan cabang hifa dan kadang-kadang artrospora. Peradangan jaringan hidup di bawahnya sangat ringan dan hanya terlihat sedikit bagian yang bersisik kering. Biasanya terjadi iritasi, eritema (merah-merah menyebar pada kulit), edema (akumulasi berlebihan zat alir serum di dalam jaringan), dan terbentuk gelembung pada bagian tepi yang menjalar; lingkaran berwarna merah jambu ini menimbulkan nama ringworm (kadas). Lokasi lesi di daerah rambut kepala. Gambaran kliniknya adalah daerah botak bulat dengan rambut pendek-pendek atau potongan rambut dalam folikel rambut.5. PENGOBATAN Ada dua cara pengobatan, yaitu pengobatan secara topikal (pengobatan luar: salep, obat gosok, shampoo) dan obat oral (makan). Pemberian obat antijamur topikal seperti krim, larutan, salep yang mengandung mikonazol, klotrimazol, haloprogin, dan ketokonazol. Salep dan obat gosok bisa digunakan untuk menyembuhkan ringworm yang terlokalisasi (terpusat). Sedangkan untuk membasmi spora dan ringworm yang luas daerahnya atau carrier, sebaiknya ditambah dengan penggunaan shampoo anti jamur. Karena sifat jamur yang agak bandel, obat oral pun diberikan untuk jangka waktu lama. Sayangnya sebagian besar obat oral mempunyai efek samping kurang baik, apalagi bila digunakan untuk jangka panjang. Beberapa reaksi buruk terhadap obat bisa saja muncul, oleh karena itu pemberian obat harus diawasi dengan seksama oleh dokter hewan.

6. KULTUR Koloni dalam (SDA) datar, menyebar, putih berwarna krem, dengan permukaan seperto kapas padat yang dapat menunjukkan beberapa alur radial. Koloni biasanya memiliki warna kuning keemasan cerah untuk pigmen kecoklatan sebaliknya kuning, tetapi non-pigmented strain juga dapat terjadi. Macroconidia biasanya berbentuk gelendong dengan 5-15 sel, verrucose, berdinding tebal dan sering memiliki tombol terminal, 35-110 x 12-25 pM. Sebuah beberapa pyriform microconidia juga hadir. Macroconidia dan / atau microconidia sering tidak diproduksi pada media isolasi primer dan dianjurkan bahwa sub-kultur dilakukan ke Agar Lactritmel.

(Gambar1. Koloni Microsporum canis)

(Gambar2. Macroconidia biasanya berbentuk oval dengan 5-15 sel, berdinding tebal dan sering memiliki tombol terminal)

(Gambar3.Pemeriksaan M.canis dgn metode Native) dgn Lactophenol blue.B. Trichophyton mentagrophytesTrichophyton mentagrophytesmerupakan fungus penyebab tinea kruris, tinea pedis, dan tinea unguium. Fungus ini memiliki habitat di kulit, kuku, rambut, dan jaringan lain yang mengandung sel tanduk. Epidemiologi dari fungus ini yaitu di daerah iklim sedang dan iklim dingin serta pada daerah tropis.Trichophyton mentagrophytesmenginfeksi penderita melalui paparan langsung dari hewan atau koloni fungus di permukaan kulit, kuku, dan rambut.1. klasifikasi Taksonomi

Kingdom:FungiPhylum:AscomycotaClass:EuascomycetesOrder :OnygenalesFamily:ArthrodermataceaeGenus:Trichophyton

Spesies:Trichophyton mentagrophytes

Bentuk makroskopis Trichophyton mentagrophytes adalah merupakan tenunan lilin, berwarna putih sampai putih kekuningan yang agak terang atau berwarna violet merah. Kadang bahkan berwarna pucat kekuningan dan coklat.Karakter dari jamur: merupakan jamur filamentous yang menyerang kulit yang menggunakan keratin sebagai nutrisinya. Keratin adalah protein utama dalam kulit, rambut dan kuku. (Intan, 2007)2. Kultur

Kolonial MorfologiGranular bentuk:

Tingkat pertumbuhan: moderat

Tekstur: granular, datar

Thallus warna: penggemar untuk tan

Reverse: pucat kuning, cokelat, atau cokelat kemerahan

Etiologi & Ekologi anthrophilic dan zoophilic - tikus, mamalia kecil dan besar

seluruh dunia

ditemukan di dalam tanah

kaki, tubuh, kuku, janggut, kulit kepala, tangan, selangkangan

zoophilic yang ectothrix; anthrophilic tidak menginfeksi rambut

Reaksi biokimia: BCP, SDA and Urease

BCP: berlimpah / alkali

Urease: positif

Vitamin persyaratan: tidak ada

Rambut perforasi: positifPemeriksaan Mikroskopis

putaran microconidia dalam anggur-seperti cluster

spiral hifa

+ / - Cerutu berbentuk, macroconidia berdinding tipis, sempit menempel pada hifa

C. Trichophyton rubrumTrichophyton rubrum adalah jamur yang paling umum menjadi menyebabkan infeksi jamur kronis pada kulit dan kuku manusia. Oleh sebab itu, penyakit- penyakit akibat jamur ini seringkali menjangkiti masyarakat. Trichophyton rubrum menyerang jaringan kulit dan menyebabkan beberapa infeksi kulit antara lain :Tinea pedis (athletes foot) yang berlokasi diantara jari- jari kaki, infeksi ini banyak terdapat pada orang yang kerap memakai sepatu, (orang Jawa menyebutnya rangen), Tinea cruris (jock itch) yang berlokasi di lipatan paha, Tinea barbae yang berlokasi di rambut janggut, dan Tinea unguium yang berlokasi di kuku tangan mapun kaki (Rudi, 2011).Taksonomi dari Trichophyton rubrum adalah sebagai berikut :

Phylum : Ascomycota

Class : Eurotiomycetes

Order : Onygenales

Family : Arthrodermataceae

Genus : Trichophyton

Species : Trichophyton rubrum

Pada jamur ini, mikrokonidia adalah bentuk spora yang paling banyak. Mikrokonidia berdinding halus, berbentuk tetesan air mata sepanjang sisi- sisi hifa, pada beberapa strain terdapat banyak mikrokonidia bentuk ini. Koloni sering menghasilkan warna merah pada sisi yang sebaliknya. Beberapa strain dari T. rubrum telah dibedakan yaitu : T. rubrum berbulu halus dan T. rubrum tipe granuler. T. rubrum berbulu halus memiliki karakteristik yaitu produksi mikrokonidia yang jumlahnya sedikit, halus, tipis, kecil, dan tidak mempunyai makrokonidia. Sedangkan karakteristik T. rubrum tipe granuler yaitu produksi mikrokonidia dan makrokonidia yang jumlahnya sangat banyak. Mikrokonidia berbentuk clavate dan pyriform , makrokonidia berdinding tipis, dan berbentuk seperti cerutu. T. rubrum berbulu halus adalah strain jamur yang paling banyak menginfeksi manusia. Strain ini dapat menyebabkan infeksi kronis pada kulit. Sedangkan T. rubrum tipe granuler menyebabkan penyakit Tinea corporis (Intan, 2007)Pertumbuhan koloninya dari lambat hingga bisa menjadi cepat. Teksturnya yang lunak, dari depan warnanya putih kekuning-kuningan (agak terang) atau bisa juga merah violet. Kalau dilihat dari belakang tampak pucat, kekuning-kuningan, coklat, atau cokelat kemerahan. Meskipun trichophyton rubrum merupakan jamur yang paling umum terdeteksi menjadi dermatophytes (jamur parasit mycosis yang menginfeksi kulit) dan menyebabkan infeksi jamur kuku tangan, ada juga jenis jamur yang lain yang menjadi sebab infeksi serupa, contohnya Tricophytum (T) mentagrophytes, T. verrucosum, dan T. Tonsurans. Penularan Dermatophytes ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit/kuku manusia atau hewan yang terinfeksi. Inilah yang menyebabkan jamur ini tergolong sebagai IMS karena bisa ditularkan melalui sentuhan, usapan, dan rabaan dari kulit yang mungkin terinfeksi. Bisa juga akibat kontak kulit atau rambut kita dengan benda yang dihinggapi jamur ini seperti pakaian, sisir, sikat rambut, kursi bioskop, topi, furniture, seprai, selimut, handuk, dan lain sebagainya. Tergantung pada jenis organisme jamur yang ada di sekitar kita. Kerentanan terkena infeksi terjadi apabila ada cedera pada kulit seperti luka tergores, luka bakar, maupun suhu dan kelembaban yang berlebihan. Infeksi yang ditimbulkan meliputi: - Ringworm (infeksi fungal pada kulit manusia dan hewan (sapi dan domba)) dikenal juga dengan istilah dermatophytosis. - Athletes foot (infeksi fungal pada kulit manusia yang menyebabkan sisik, flake, dan gatal pada daerah yang terinfeksi) dikenal juga dengan istilah Tinea pedis - Jock itch dikenal sebagai Tinea cruris (infeksi fungal pada daerah kunci (lipatan) paha), yang lebih sering terlihat pada laki-laki. - Fungal Folliculitis (peradangan kulit pada daerah berambut) pada daerah berambut di atas kepala dikenal juga dengan nama Tinea capitis - Fungal Folliculitis pada daerah janggut dikenal sebagai Tinea barbae - Fungal Folliculitis pada kaki dan betis dikenal sebagai Majocchi granuloma, ini sering terjadi pada wanita yang mencukur kaki mereka. - Onychomycosis(infeksi fungal pada kuku) yang menyebabkan kuku tumbuh tidak normal(Rudi, 2011).Identifikasi jamur idetifikasi terhadap infeksi jenis T. rubrum sulit karena banyak anggota genus yang bereaksi mirip pada saat dikenai tes reagen. The Mycology Unit at the Adelaide Womens and Childrens Hospital menggunakan sebuah skema identifikasi dermatophyte, dibuat oleh Gerraldine Kaminski. Skema ini menggunakan 6 macam media untuk membantu mengidentifikasi dan membedakan berbagai jenis spesies dan strain Trichophyton. Media dalam skema ini adalah Littman Oxgall agar, Lactritmel agar, Sabouraud agar dengan 5% NaCl, 1% Peptone agar, Trichophyton agar No 1, dan hidrolisis urea. Faktor- faktor pencetus infeksi jamur antara lain : lembab dan panas dari lingkungan, friksi atau truma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk, keseimbangan flora normal tubuh terganggu karena pemakaian antibiotic atau hormonal dalam jangka panjang, penyakit tertentu misalnya HIV/ AIDS dan diabetes, kehamilan dan menstruasi (kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur) (Rudi, 2011).Beberapa faktor yang menyebabkan infeksi jamur antara lain : lembab dan panas dari lingkungan, friksi atau truma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk, keseimbangan flora normal tubuh terganggu karena pemakaian antibiotic atau hormonal dalam jangka panjang, penyakit tertentu misalnya HIV/ AIDS dan diabetes, kehamilan dan menstruasi (kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur). (Intan, 2007)Kita dapat mencegah infeksi jamur dengan selalu memperhatikan kebersihan diri dan menjaga kekebalan tubuh. Sedangkan pengobatan terdiri dari pembuangan tuntas struktur epitel yang terinfeksi dan mati serta pemberian zat kimia antijamur secara topikal. Antijamur yang digunakan disesuaikan dengan jenis jamur yang menginfeksi dan lamanya pengobatan tergantung pada tingkat infeksi yang terjadi. Pada serangan yang luas, pemberian griseofulvin secara oral selama 1-4 minggu sangat bermanfaat. Infeksi kulit memerlukan pengobatan griseofulvin berbulan- bulan dan kadang- kadang dilakukan pembedahan pembuangan kuku (Intan, 2007)Indonesia sebagai negara tropis menjadi lahan subur tumbuhnya jamur khususnya jamur Trichophyton rubrum . Trichophyton rubrum adalah salah satu spesies jamur yang menyebabkan banyak penyakit. Penyakit-penyakit akibat jamur ini seringkali menjangkiti masyarakat. Infeksii jamur disebut mikosis. Trichophyton rubrum menyerang jaringan kulit dan menyebabkan beberapa infeksi kulit antara lain :

Tinea pedis, orang Jawa menyebutnya rangen yang berlokasi diantara jari- jari dan dapat jadi infeksi kronis. Awalnya rasa gatal diantara jari, kemudian vesikel kecil pecah mengeluarkan cairan encer. Kulit di sela-sela jari maserasi dan mengelupas, nampak pecah-pecah. kala infeksi jadi kronis, pengelupasan dan pecah-pecah pada kulit jadi manifestasi yang mendasar, disertai nyeri dan pruritus. Infeksi ini banyak dialami oleh orang yang kerap memakai sepatu Tinea corporis, lesinya berlokasi di kulit tipis yang tidak berambut. seperti bercak sirkuler dengan tepi merah, melebar, bervesikel dan pusat bersisik, menimbulkan rasa gatal. Tinea cruris (jock itch) biasanya infeksi ini pada laki-laki dan tampak sebagai lesi kering yang gatal dan sering dimulai pada scrotum dan menyebar ke selangkangan. Infeksi ini juga menyebabkan rasa gatal Tinea unguium yang berlokasi di kuku tangan mapun kaki. Selain itu dapat juga menyebabkan kurap pada badan. Bila kurap di badan tertumpu pada sebelah badan saja dikatakan asimetri.UJI BIOKIMIA

Uji biokimia adalah pengujian larutan atau zat-zat kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia (Lehninger, 1995).

Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi biomolekul satu dengan lainnya yang membawa sifat-sifat kehidupan ini. Belum pernah dalam pengamatan logika molekul sel hidup, kita menemukan suatu pelanggaran terhadap hukum-hukum yang telah dikenal, seiring dengan itu pula, kita belum pernah memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel hidup berfungsi di dalam kerangka hukum-hukum yang sama mengatur mesin buatan manusia. Akan tetapi, reaksi-reaksi kimia dan proses pengaturan sel telah maju demikian pesat, melampaui kemampuan kerja mesin buatan manusia (Lehninger, 1995).

Ciri biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagai mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2005).

Uji fisiologi bisanya identik dengan uji biokimia. Uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase, koagulase, dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998).

Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji MR-VP, uji gula-gula, uji SIM, Uji TSIA, Uji Indol, dan Uji Simmons Citrate (Dwidjoseputro, 1954).

Metode Uji Biokimia

Berikut beberapa uji biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri, antara lain:

1. Reaksi Fermentasi Karbohidrat (Gula-gula)

Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh mikroba. Fermentasi adalah proses pengunahan senyawa makromolekul organik menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang dapat menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet, ester-ester, keton dan gas (Pelczar, 2008).

Sebagian besar mikroorganisme memperoleh energi dari substrat berupa karbohidrat yang selanjutnya difermentasi menghasilkan asam-asam organic (seperti asam laktat, format, asetat), dengan disertai atau tidak disertai pembentukan gas. Oragnisme-organisme yang berbeda akan menggunakan karbohidrat / gula-gula yang berbeda tergantung dari komponen enzim yang dimilikinya (Volk dan Wheeler, 1993).

Media Gula-Gula termasuk media Identifikasi,media identifikasi adalah perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis bakteri. Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama. Disebut media gula-gula karena terbuat dari beberapa gula seperti,glukosa, laktosa, mannosa, maltosa, sakarosa.Media gula-gula adalah air pepton yang ditambah gula tertentu. Tujuannya adalahuntuk mengetahui bakteri memfermentasi karbohidrat.Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada mediagula-gulayang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasiglukosa. Pada mediagula-gulajuga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas.

Untuk medium ini dipakai air pepton, jenis gula tertentu 1%, dan indikator fenol red (indikator yang digunakan tidak harus fenol red, indikator lain yang bisa digunakan seperti BTB, warna yang dihasilkan tergantung dari indikator yang digunakan. Jika menggunakan fenol red maka media akan berwarna merah, jika menggunakan BTB maka media akan berwarna biru.) Indikator berguna untuk melihat ada atau tidaknya pembentukan asam. Sebelum ditanami oleh bakteri medium tersebutberwarna merah (jika menggunakan indikator fenol red). Apabila sudah ditanami atau terbentuk asam maka akan berwarna kuning. Hal ini terbukti dari seluruh hasil yang diperoleh praktikan, media tersebut masih steril karena berwarna merah.

Selain itu juga, dipergunakan tabung Durham untuk mengetahui ada tidaknya pembentukan gas sebagai hasil penguraian gula dalam medium. Tabung Durham diletakan terbalik di dalam tabung gula sehingga gas yang terbentuk akan tertampung di dalam tabung tersebut. Sebelum dipakai, media gula-gula ini harus selalu diperiksa apakah masih steril atau tidak. Bila telah keruh atau kuning berarti media tidak dapat dipergunakan lagi. Sifat penguraian terhadap gula dari setiap mikroba adalah berlainan, dengan demikian hasil penguraian (reaksi) ini dapat dipakai untuk determinasi suatu jenis bakteri sehingga dapat ditentukan spesiesnya.

Degradasi fermentasi dalam kondisi anaerob dilakukan dalam kaldu fermentasi yang mengandung tabung durham, sebuah botol batin terbalik untuk mendeteksi produksi gas sebagai ilustrated. media fermentasi karbohidrat yang khas mengandung:

Nutrisi bahan kaldu untuk mendukung pertumbuhan semua organisme.

Karbohidrat tertentu yang berfungsi sebagai substrat untuk menentukan kemampuan fermentasi organisme.

Indikator ph merah fenol, yang berwarna merah pada ph netral (7) dan perubahan kuning pada ph sedikit asam dari 6,8 menunjukkan bahwa jumlah sedikit asam akan menyebabkan perubahan warna.

Jenis karbohidrat yang digunakan pada uji fermentasi karbohidrat antara lain,sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol. Glukosa dapat langsung masuk dalam jalur fermentasi tahap pertama sedangkan sukrosa, laktosa, manitol dan maltosa akan dihidrolisis terlebih dahulu menjadi monosakarida penyusunnya. Laktosa dihidrolisis menjadi galaktosa dan glukosa. Sukrosa dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Manitol diubah menjadi manosa atau galaktosa. Sedangkan maltosa akan dihidrolisis menjadi dua molekul glukosa (Volk dan Wheeler, 1993).

Monosakarida jenis manosa dan galaktosa terlebih dahulu akan diubah menjadi glukosa melalui reaksi epimerisasi . Sedangkan fruktosa akan diubah terlebih dahulu menjadi fruktosa 6-fosfatdan kemudian fruktosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 6- fosfat. Glukosa 6-fosfat dan glukosa hasil epimerisasi galaktosa dan manosa akan masuk dalam tahap awal proses fermentasi untuk menghasilkan asam piruvat, asam asetat dan CO2dan kemudian pada tahap kedua fermentasiasam piruvat dan asam asetat direduksi kembali oleh atom hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk asam laktat dan etanol (Volk dan Wheeler, 1993).

Interpretasi Hasil :

Negatif (-)

: Tidak terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman tidak memfermentasigula

Positif (+)

: Terjadi perubahanwarna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasigula membentuk asam

Positif + gas (+g): Terjadi perubahanwarna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasigula membentuk asam dan gas. Gas yangdiperhitungan minimal 10% dari tinggi tabung durham

2. Simmons Citrate

Perbenihan ini digunakan untuk melihat kemampuan organisme enterik berdasarkan kemampuan memfermentasi sitrat sebagai sumber karbon.Perbenihan Simmons Citrate ini mengandung indikator biru bromtimol yang akan berubah menjadi biru pada reaksi positif dan tetap hijau jika reaksi negatif (Volk dan Wheeler, 1993).

3. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan kuman untuk memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam karbohidrat yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Indikatornya adalah phenol red yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana asam.Glukosa berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa berada di bagian lereng (Indah, 2014).

Selain menggunakan media TSIA dapat pula digunakan media KIA (Kligers Iron Agar), bedanya adalah pada media KIA hanya berisi 2 macam karbohidrat yaitu glukosa dan laktosa (Indah, 2014).

Interpretasi Hasil :

a) Hanya memfermentasi glukosa : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) Al/Ac atau K/A

b) Memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning (bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna kuning (bersifat asam) Ac/Ac atau A/A

c) Tidak memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna merah (bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) Al/Al atau K/K Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan pembentukan gas CO2 yang dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar.

(Indah, 2014).

Media TSIA juga dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu melihat apakah kuman memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang mempunyai gugus S). Pada media TSIA terdapat asam amino metionin dan sistein, jika kuman memfermentasi kedua asam amino ini maka gugus S akan keluar dan gugus S akan bergabung dengan H2O membentuk H2S. Selanjutnya H2S bergabung dengan Fe2+ membentuk FeS berwarna hitam dan mengendap (Indah, 2014).

4. Uji Urease

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim urease yang dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi indikator phenol red.

Interpretasi Hasil :

Negatif (-): Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman tidak memecah urea membentuk amoniak.

Positif (+): Terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah jambu, artinya kuman memecah ureamembentuk amoniak. Hasil postif ini mengartikan bakter/ mikroba mengubah urea menjadi 2 molekul ammonia dan CO oleh enzim urease melalui reaksi hidrolisa. Ammonia dilepaskan ke dalam medium dan menaikkan pH. Bila pH basa maka fenol red akan berubah dari kuning menjadi merah keunguan.

(Asty, 2013)

5. Uji Motilitas

Media yang dipakai adalah media yang bersifat semi solid dengan kandungan agar-agar 0,2-0,4%. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui gerak kuman, bisa memakai media MO (Motilitas Ornitin) atau SIM (Sulfida Indol Motility). Pada media SIM selain untuk melihat motilitas bisa juga untuk test indol dan pembentukan H2S.

Interpretasi Hasil :

Negatif (-): Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar hanya pada bekas tusukan inokulasi.

Positif (+): Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagel.

(Indah, 2014).

Media SIM ( Sulfid Indol Motil )

Komposisi : pepton from casein 20 g, pepton from meat 6 g, ammonium iron (III) citrate 0,2 g, sodium thiosulfat 0,2 g, agar-agar 0,3 g.

a. Sulfide / H2S

Reaksi + : warna hitam, bakteri mampu mendesulfurasi asam amino oleh enzim desulfurase yang akan menghasilkan H2S, dan H2S akn bereaksi dengan Fe++dan menghasilkan senyawa FeS yang berwarna hitam dan tidak larut air.

b. Indol

Reaksi + : cincin merah di atas media setelah penambahan reagen erlich. Kuman memecah asam amino triptopan oleh enzim triptopanase menjadi indol & asam pyruvat. Menunjukkan kuman memakai triptopan sebagai salah satu sumber karbon.

c. Motil

mengetahui apakah bakteri memiliki motilitas. Reaksi + : membentuk pertumbuhan menyebar dari bekas tusukan.

(Asty, 2013)

DAFTAR PUSTAKA

Asty, 2013. Mekanisme Media Uji Biokimia. Online. Available : Http://Astypadmayaaan.Blogspot.Com/2013/03/Mekanisme-Media-Uj-Ibiokimia.Html

Dwidjoseputro. 1954.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang

Hadioetomo. 1993.Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika, Jakarta

Indah, 2014, Uji Biokimia. Online. Available : Http://Indahjayantikumalasari.Blogspot.Com/2014/07/Uji-Biokimia.HtmlIntan, 2007. Trichophyton-Mentagrophytes Mikrobia.Files.Wordpress.Com/2007/05/Trichophyton-Mentagrophytes.Doc

Intan, 2007. Trichophyton-Rubrum. Online. Available : mikrobia2.Files.Wordpress.Com/2008/05/Trichophyton-Rubrum.PdfJawetz, E., 1995, Mikrobiologi, Edisi 16, 367-372, Egc, Jakarta

Lehninger. 1995.Microbiology: A Laboratory Manual.Adison-Wesley. Publishing Company: California.

Lim. 1998.Microbiology: A Laboratory Manual.Adison-WesleyPublishing Company: California

Litha Purwati. Https://Hidesideofme.Wordpress.Com/Laporan-Praktikum-Agent-Penyakit/Laporan-Praktikum-Uji-Biokimia/Murray. 2005.Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit Buku Kedokteran Egc: Jakarta.

Pelczar. 2008.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Malang.Rudi, 2011. Trichophyton rubrum. Online. Available : http://rudy-messenger.blogspot.com/2011/12/trichophyton-rubrum.html

Volk And Wheleer. 1993.Analisis Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Ugm Press, Yogyakarta.