dasar teori mutan
TRANSCRIPT
![Page 1: dasar teori mutan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082402/5571fa654979599169921e3e/html5/thumbnails/1.jpg)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penggunaan Drosophila dalam mempelajari pewarisan sifat memiliki sejumlah
keuntungan. Pertama memiliki siklus hidup yang pendek, kedua mudah dipelihara dan
ketiga terdapat sejumlah mutan yang mudah diamati fenotipnya secara morfologis.
Penampakan morfologis dari mutan tersebut antara lain dalam hal mata, sayap, warna
tubuh dan rambut-rambut pada tubuh. Fenotip mutan yang mudah diamati melalui mata
Drosophila adalah dalam hal warna dan bentuk / ukuran dibandingkan dengan tipe liar.
Fenotip mutan yang dapat diamati melalui sayap adalah dalm hal ukuran, posisi waktu
istirahat, pola venasi dan warna.
B. TEORI DASAR
1. Mutasi sebagai proses perubahan materi genetik
Mutasi didefinisikan sebagi perubahan yang terjadi pada molekul DNA, yang terdapat dalam
inti sel makhluk hidup dan berisi semua informasi genetis. Perubahan bahan genetik (DNA
maupun RNA), dapat terjadi pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf
kromosom (aberasi). Hampir selalu bahwa mutasi dianggap menyebabkan kerusakan dan
perubahan yang sedemikian parah sehingga tidak dapat diperbaiki oleh sel tersebut.
Perubahan konformasi materi genetik dalam proses mutasi dapat menyebabkan produksi
protein yang salah atau tidak lengkap (Elrod et all,2007). Namun satu hal yang pasti, mutasi
pada akhrinya berkontribusi dalam menciptakan keragaman hayati dalam populasi (Campbell
et all,2000).
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi
disebut mutan. Seperti telah diulas sebelumnya, mutan biasa
dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat
(individu tipe liar atau “wild type”). Mutasi tidak menambahkan informasi baru pada
DNA suatu organisme. Partikel-partikel penyusun informasi genetika terenggut dari
tempatnya, rusak atau terbawa ke tempat lain. Mutasi hanya mengakibatkan ketidaknormalan.
![Page 2: dasar teori mutan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082402/5571fa654979599169921e3e/html5/thumbnails/2.jpg)
Ketidak normalan yang dapat diartikan sebagai kondisi yang berbeda, variasi fenotip yang
muncul tidak sesuai dengan alternatif ekspresi gen pada wild type-nya. Hal ini merupakan
representasi dari perbedaan sekuens alel – alel pada individu yang mengalami mutasi dengan
alel – alel pada wild type (Elrod et all,2007).
Secara alami, mutasi terjadi pada frekuensi rendah, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Bahkan mayoritas gen memeiliki laju mutasi 1
x 10-6 , artinya 1 dalam 100.000 gamet hingga 1 dalam satu juta gamet
akan mengalami mutasi pada lokus – lokus tertentu (Elrod et all,2007). Mutasi
pada makhluk hidup bisa diakibatkan oleh Faktor lingkungan. Mutagen biasa dikenal sebagai
penyebab terjadinya mutasi, mutagen ini bisa berupa bahan kimia, fisika, kimia atau biologi,
yang memiliki daya tembus yang kuat sehingga dapat mencapai bahan genetis dalm inti sel
(Yatim, 2003). Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi
(mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif, serta
loncatan energi listrik seperti petir.
2. Drosophila sebagai objek primadona pengamatan mutasi
Drosophila melanogaster atau lalat buah memegang peranan yang penting dalam beberapa
pengujian genetika, seperti dalam pengujian Hipotesis Mendel, baik Hukum Mendel 1 atau
Hukum Segregasi dan Hukum Mendel II atau Hukum Pemisahan Secara Bebas, pautan seks,
crossing over, kromosom politen dan lain sebagainya. Karakteristik ini menjadikan lalat buah
menjadi organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik.
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror,1992) :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drosophila melanogaster
![Page 3: dasar teori mutan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082402/5571fa654979599169921e3e/html5/thumbnails/3.jpg)
Untuk membandingkan morfologi mutan pada Drosophila melanogaster dapat digunakan
Drosophila melanogaster normal (wild type) sebagai pembanding. Pada lalat buah normal
(wild type) ciri-ciri morfologinya adalah sebagai berikut:
Tabel.1 Karakteristik Drosophila melanogaster normal (wild type)
Mata
majemuk
Bentuk bulat agak elips
Warna merah
Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala
Terdapat sungut yang bercabang
Kepala berbentuk elips
Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih
Abdomen Jumlah segmen lima
Warna segmen garis hitam
Sayap Warna transparan
Panjang
Posisi bermula dari thorax
Penelitian ilmiah tentang mutasi pada Drosophila melanogaster pertama dilakukan oleh T.H
Morgan pada1910, walaupun belum menunjukkan hasil memuaskan. Akhirnya murid
Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil menemukan mutasi buatan dengan
menggunakan sinar X. Ia menemukan 85 bentuk mutan yang menyimpang dari tipe normal
(wild type), seperti bentuk sayap, warna tubuh, warna mata, bentuk bristel, dan ukuran mata.
Mutan – mutan tersebut disebabkan oleh mutasi spontan tunggal yang jarang.
Fenotipe mutan Drosophila yang mudah diamati adalah dalam hal karakteristik mata, sayap,
warna tubuh dan rambut – rambut pada tubuh. Perbedaan karakteristik mutan dengan wild
type pada mata adalah warna dan bentuknya, sedangkan pada sayap adalah ukuran, posisi
waktu istirahat, pola venasi dan warnanya. Penulisan mutan Drosophila diikuti dengan
keterangan nomor kromosom tempat terdapatnya gen mutan dan lokasi pautannya pada
kromosom tersebut.
Tabel.2 Karakteristik mutan Drosophila melanogaster
Kriteria
pembedaMutan Ciri
Sayap Curled (3-50,0) Sayap melengkung ke atas atau ke depan. Tubuh
![Page 4: dasar teori mutan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082402/5571fa654979599169921e3e/html5/thumbnails/4.jpg)
berwarna gelap.
Dumpy (2-13,0) Ukuran sayap terduksi menjadi 2/3 dari ukuran sayap
normal, seperti tampak terpotong. Bristle pada torak dan
rambut-rambut pada tubuh tampak tidak merata.
Taxi (3-9,1) Sayap membentang sekitar 75 % dari axis tubuh,
biasanya melengkung atau berombak.
Vestigial (2-67,0) Sayap sangat tereduksi.
Mata Sepia (3-26,0) Warna mata merah kecoklatan lalu menjadi coklat tua
dan menjadi hitam, tetapi occelus sama dengan tipe liar.
White (1-5,5) Mata berwarna putih dan occelusnya tidak berwarna
Eyemissing Mata absen atau hanya berbentuk titik
Clot Mata berwarna cokelatEyemissing
Warna tubuh Eboni (3-70,7) Tubuh secara geradual menjadi berwarna hitam
mengkilat pada saat dewasa, selubung spiracle pada
larva tampak berwarna gelap dibandingkan dengan
normal.
Black (2-48,5) Warna tubuh, kaki dan urat sayap hitam
Walaupun berbagai penelitian saat ini telah berhasil menemukan, mengidentifikasi bahkan
menciptakan mutan – mutan Drosophila, namun semua itu tidak berujung pada pembentukan
spesies baru yang lebih survive. Setiap upaya untuk “menghasilkan mutasi yang
menguntungkan” berakhir dengan kegagalan. Selama puluhan tahun, evolusionis melakukan
berbagai percobaan untuk menghasilkan mutasi pada lalat buah, karena serangga ini
bereproduksi sangat cepat, sehingga mutasi akan muncul dengan cepat pula. Dari generasi ke
generasi, lalat ini telah dimutasikan, tetapi mutasi yang menguntungkan tidak pernah
dihasilkan. Seorang ahli genetika evolusionis, Gordon Taylor, menulis,
“Pada ribuan percobaan pengembangbiakan lalat yang dilakukan di seluruh dunia selama
lebih dari 50 tahun, tidak ada spesies baru yang muncul… bahkan satu enzim baru pun
tidak.” (Ghostrecon, 2008)
Seorang peneliti lain, Michael Pitman, berkomentar tentang kegagalan percobaan –
percobaan yang dilakukan terhadap lalat buah:
![Page 5: dasar teori mutan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082402/5571fa654979599169921e3e/html5/thumbnails/5.jpg)
“Morgan, Goldschmidt, Muller, dan ahli-ahli genetika lain telah menempatkan beberapa
generasi lalat buah pada kondisi ekstrem seperti panas, dingin, terang, gelap, dan perlakuan
dengan zat kimia dan radiasi. Segala macam jenis mutasi, baik yang hampir tak berarti
maupun yang positif merugikan, telah dihasilkan. Inikah evolusi buatan manusia? tidak juga.
Hanya, sebagian kecil monster buatan ahli-ahli genetika tersebut yang mungkin mampu
bertahan hidup di luar botol tempat mereka dikembangbiakkan. Pada kenyataannya, mutan-
mutan tersebut mati, mandul, atau cenderung kembali ke bentuk asal.” (Arie, 2007)
C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal beberapa tipe mutan Drosophila berdasarkan pengamatan fenotip
morfologinya
2. Mengidentifikasi tipe-tipe mutan Drosophila berdasarkan pengamatan fenotip
morfologinya
3. Membedakan tipe-tipe mutan Drosophila berdasarkan pengamatan fenotip
morfologinya