dasar teori kopi

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman (AAK.1988). Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti sejak kapan tanaman kopi dikenal dan masuk dalam peradaban manusia. Menurut catatan sejarah, tanaman ini mulai dikenal pertama kali di benua Afrika tepatnya di Ethiopia. Pada mulanya tanaman kopi belum dibudidayakan secara sempurna oleh penduduk, melainkan masih tumbuh liar di hutan-hutan dataran tinggi (Najiati et al.2006) Pada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan cairan dalam kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan kulit buah yang disedu dengan air panas. Sudah barang tentu rasanya tidak enak seenak kopi bubuk, namun dapat juga menyegarkan badan, sehingga penggemarnya pun belum begitu meluas. Setelah diketemukan cara memasak kopi bubuk yang lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang masak kemudian dikeringkan dan dijadikan bubuk sebagai bahan minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas di berbagai daerah dan bahkan meluas di Afrika sebelah utara(AAK.1988) Di Indonesia, tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh VOC pada periode antara tahun 1696-1699. Penanaman tanaman ini mula-mula hanya bersifat coba-coba (penelitian),

Upload: dewi-shintia-hulumudi

Post on 10-Apr-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

thy

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Kopi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh

dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi

dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah

tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman

(AAK.1988). Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti sejak

kapan tanaman kopi dikenal dan masuk dalam peradaban

manusia. Menurut catatan sejarah, tanaman ini mulai dikenal

pertama kali di benua Afrika tepatnya di Ethiopia. Pada

mulanya tanaman kopi belum dibudidayakan secara sempurna oleh

penduduk, melainkan masih tumbuh liar di hutan-hutan dataran

tinggi (Najiati et al.2006)

Pada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji,

melainkan cairan dalam kopi yang masih segar atau ada pula yang

menggunakan kulit buah yang disedu dengan air panas. Sudah

barang tentu rasanya tidak enak seenak kopi bubuk, namun

dapat juga menyegarkan badan, sehingga penggemarnya pun

belum begitu meluas. Setelah diketemukan cara memasak kopi

bubuk yang lebih sempurna, yaitu menggunakan biji kopi yang

masak kemudian dikeringkan dan dijadikan bubuk sebagai bahan

minuman, akhirnya penggemarnya cepat meluas di berbagai

daerah dan bahkan meluas di Afrika sebelah utara(AAK.1988)

Di Indonesia, tanaman kopi diperkenalkan pertama kali

oleh VOC pada periode antara tahun 1696-1699. Penanaman

tanaman ini mula-mula hanya bersifat coba-coba (penelitian),

Page 2: Dasar Teori Kopi

tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup

menguntungkan sebagai komoditi perdagangan, maka VOC

menyebarkan bibit kopi ke berbagai daerah agar penduduk

menanamnya (Najiati et al.2006)

Didalam kopi terdapat logam seng dan logam tembaga yang

berasal dari pemakaian pestisida serta pemupukan yang

berlebihan dan dapat berasal dari tanah

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Dasar Teori Kopi

tempat tumbuhnya kopi tersebut. Jika kopi sudah tercemar akan membahayakan (SNI

01-3542-2004). Logam-logam bahan pencemar yang perlu

diwaspadai adalah seperti seng, tembaga, merkuri,besi, kadmium,

kobalt, timbale, nikel yang terlarut dalam air (Darmono, 1995).

Pencemaran logam pada produk makanan mungkin dapat

terjadi pada waktu pemrosesan makanan dan wadah. Selain itu

kontaminasi makanan juga dapat terjadi dari tanaman pangan

(bidang pertanian) yang diberi pupuk dan pestisida yang

mengandung logam (Darmono.1995). Penggunaan pestisida

dapat tertinggal dan tercampur dengan makanan merupakan

suatu hal yang perlu diperhatikan (Winarno.1993)

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik

untuk menganalisa unsur Zn dan Cu yang terdapat dalam

kopi bubuk menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan

Atom (SSA).

1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah

1. Apakah kadar unsur Zn dan Cu yang terdapat dalam kopi bubuk industri

pabrik dan kopi bubuk industri rumah tangga memenuhi

Standar Nasional Indonesia (SNI)

2. Bagaimanakah perbandingan kadar unsur Zn dan Cu yang

terdapat pada kopi bubuk industri pabrik dengan kopi bubuk

industri rumah tangga.

1.3 Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada penentuan kadar Zn dan Cu

dari kopi bubuk industri pabrik dan kopi bubuk industri

rumah tangga

2. Sampel yang digunakan hanya satu merek

3. Parameter yang dianalisa yaitu logam seng dan tembaga

Page 4: Dasar Teori Kopi

dan diukur dengan Sepektrofotometer Serapan Atom pada

λspesifik = 213,9 nm dan λspesifik = 324,8 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Dasar Teori Kopi

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar seng dan tembaga yang terdapat

dalam kopi bubuk industri pabrik dan kopi bubuk industri rumah

tangga, serta untuk menganalisis apakah kadar seng dan

tembaga yang terkandung dalam kopi bubuk tersebut tidak

melampaui baku mutu yang telah ditetapkan sehingga layak

dikonsumsi.

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kadar seng

dan tembaga yang terdapat dalam kopi bubuk industri pabrik

dan industri rumah tangga yang beredar dipasaran.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera

Utara

1.7 Metodologi Penelitian

1. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan interval waktu persatu minggu

2. Metode dekstruksi yang dilakukan adalaah metode dekstruksi basah dengan

menggunakan pereaksi asam nitrat pekat, asam sulfat

pekat, dan asam peroksida 30 %

3. Penentuan kadar Zn dan Cu yang dilakukan dengan

Spektrofotometer Serapan Atom pada λspesifik = 213,9 nm dan

λspesifik = 324,8 nm

4. Cara menghitung kadar seng dan tembaga dari sampel

dalam satuan mg/kg dengan menggunakan data hasil

analisis Spektrofotometer Serapan Atom, dan dengan

menggunakan persamaan garis regresi kurva standar.

Page 6: Dasar Teori Kopi

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Dasar Teori Kopi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 .Kopi

Nama kopi (Coffea spp.)sebagai bahan minuman sudah tidak

asing lagi.Didunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi,

tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika,

robusta dan liberika. Pada umumnya, penggolongan kopi

berdasarkan spesies, kecuali kopi robusta. Kopi robusta bukan

nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari beberapa

spesies kopi, terutama Coffea canephora.

1. Kopi Liberika (Coffea liberica)

Kopi liberika berasal dari Angola, kemudian masuk ke

Indonesia pada tahun 1965. Beberapa varietas kopi liberika

yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain

Ardoniana dan Durvei. Meskipun sudah cukup lama masuk

ke Indonesia tetapi hingga kini jumlahnya masih terbatas

karena kualitas buah dan rendemennya rendah.

2. Golongan Ekselsa

Kopi golongan ekselsa mempunyai adaptasi iklim lebih luas seperti kopi

Liberika dan tidak terlalu peka terhadap penyakit HIV.

Jenis ini banyak dibudidayakan didataran rendah yang

basah, yaitu daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta.

Kelemahan jenis kopi ini antara lain kurang laku dipasaran

dibanding kopi robusta karena kualitasnya kurang baik.

Page 8: Dasar Teori Kopi

3. Kopi Arabika(Coffea Arabica)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Dasar Teori Kopi

Kopi arabika berasal dari Ethiopia dan Abessinia. Kopi ini merupakan jenis

pertama yang dikenal dan dibudidayakan, bahkan termasuk

kopi yang paling banyak diusahakan hingga akhir abad ke-

19. Setelah abad ke-19, dominasi kopi Arabika menurun

karena kopi ini sangat peka terhadap penyakit HIV,

terutama di dataran rendah.Beberapa varietas kopi

Arabika yang banyak diusahakan di Indonesia antara lain

Abesinia, Pasumah, Marago type, dan congensis.

4. Kopi Robusta

Kopi Robusta berasal dari Kongo. Kopi ini masuk ke

Indonesia pada tahun 1900. Beberpa jenis yang termasuk

kopi Robusta antara lain Quillou, Uganda, dan Chanephora.

Oleh karena mempunyai sifat lebih unggul, kopi ini sangat

cepat berkembang. Bahkan kopi Robusta termasuk jenis

yang mendominasi perkebunan kopi di Indonesia hingga saat

ini.

5. Golongan Hibrida

Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antaradua spesies

atau varietas sehingga mewarisi sifat-sifat unggul kedua

induknya. Namun, keturunan dari golongan hibrida ini sudah

tidak mempunyai sifat yang sama dengan induk hibridnya.

Oleh karena itu, pembiakannya hanya dengan cara vegetatif

seperti setek atau sambungan (Najiatai et al,2006)

1.2 Pembuatan Kopi Bubuk

Kopi bubuk adalah biji kopi yang disangrai (roasted) kemudian

digiling, dengan atau tanpa penambahan bahan lain dalam

kadar tertentu yang tidak membahayakan kesehatan(SNI 01 –

3542 – 2004).

Pembuatan kopi bubuk bisa dibagi kedalam dua tahap,

yaitu tahap perendangan dan tahap penggilingan.

Page 10: Dasar Teori Kopi

1. Perendangan (Penyangraian)

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Dasar Teori Kopi

Perendangan atau penyangraian adalah proses pemanasan

kopi beras pada suhu 200-225oC. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan kopi rendang yang berwarna cokelat kayu

manis kehitaman. Kopi beras adalah kopi kering yang sudah

terlepas dari daging buah dan kulit arinya.

Perendangan secara tradisional umumnya dilakukan petani

secara terbuka dengan wajan yang terbuat dari tanah, besi

atau baja.Sedang perendangan kopi oleh pabrik dilakukan

secara tertutup dengan mesin\ seperti bath roaster.

2. Penggilingan (penumbukan)

Penggilingan adalah proses pemecahan butir-butir kopi yang telah direndang

untuk mendapatkan kopi bubuk.Penggilingan tradisional

dilakukan dengan cara menumbuk kopi menggunakan alat

penumbuk yang disebut lumpang dan alu.Penggilingan oleh

industri atau pabrik menggunakan mesin giling (Najiati et

al.2006).

1.3 Syarat Mutu Kopi Bubuk

No Kriteria Uji Persyaratan

Page 12: Dasar Teori Kopi

1

2

3 4 5

6 7

Keadaan

Bau

Rasa

Warn

a Air

Abu

Kealkalian Abu

(ml x

.NaOH/100g)

Sari Kopi

Bahan-bahan

lain Cemaran

logam Timbal

(Pb) Tembaga

(Cu) Seng

Norm

al

Norm

al

Norm

al

Maksimal 7 %

b/b Maksimal 5

% b/b Minimal

35 Maksimal 60

% b/b Boleh

ada

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Dasar Teori Kopi

Sumber : SNI 01 -3542- 2004.Kopi Bubuk.Badan Standar Nasional

2.4 Logam

Logam dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu logam esensial dan

logam nonesensial. Logam esensial adalah logam yang sangat

membantu dalam proses fisiologis makhluk hidup dengan jalan

membantu kerja enzim atau pembentukan organ dari makhluk

yang bersangkutan, yang termasuk logam esensial adalah seng

(Zn), tembaga (Cu) dan selenium (Se).

Logam nonesensial adalah arsen (As), merkuri (Hg),

Cadmium (Cd), Timbal (Pb), Kromium (Cr), dan Aluminium (Al),

tetapi beberapa jenis logam lain yang termasuk kelompok logam

esensial dapat pula bersifat racun bila keberadaannya telah

melebihi dari kebutuhan pada proses fsiologi dalam makhluk hidup

(Darmono.1995).

2.4.1 Logam Seng (Zn)

Logam zink adalah yang putih kebiru-biruan; Logam ini cukup

mudah ditempa dan liat pada 110-150oC. Zink melebur pada 410 oC

dan mendidih pada 906oC. Logamnya

yang murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam

alkali; adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum

atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa

tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi

(Vogel,A.I.1985).

8

9

Timah (Sn)

Raksa (Hg)

Cemaran Arsen

(As) Cemaran

Mikroba

Angka Lempeng

total Kapang

Maksimal 40,0 mg/kg

Maksimal 0,03

mg/kg Maksimal

1,0 mg/kg

Maksimal 106

Koloni/g Maksimal

Page 14: Dasar Teori Kopi

Unsur yang berwarna putih-kebiruan mengkilap, rapuh pada

suhu biasa tetapi liat pada suhu 100-150oC, konduktor listrik, pada

suhu tinggi terbakar disertai asap

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Dasar Teori Kopi

putih oksidanya. Sifat lainnya adalah unsur elektropositif, mudah

bereaksi dengan O2 tetapi oksida yang terbentuk bersifat melapisi

dan menghambat oksidasi selanjutnya; bereaksi dengan belerang

dan unsur logam lainnya (Mulyono.2006)

2.4.2. Zn Dalam Tubuh Manusia

Rata-rata tubuh orang dewasa mengandung 1,4 -2,5 g Zn yang

tersebar hampir disemua sel. Sebahagian besar seng berada di

dalam hati , prankeas, ginjal, otot dan tulang. Jaringan yang

banyak mengandung seng adalah bagian mata, kelenjar prostat,

spermatozoa, kulit, rambut dan kuku. Kelebihan seng disimpan di

dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa ke

pankreas dan jaringan tubuh lain. Bentuk simpanan ini akan

dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya 2-5 hari .

Logam seng berperan pula dalam sintesis dan

degradasi kalogen, pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat

dan penyembuhan luka, serta dalam pengembangan fungsi

reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma, selain itu sebagai

pengangkut sintesis vitamin A, pembentukan antibodi sel,

metabolisme tulang, transpor oksigen, pembentukan struktur dan

fungsi membran serta proses penggumpalan darah

(Almatsier,S.2001)

2.4.3. Defesiensi dan Keracunan Zn

Seng adalah yang paling kurang beracun diantara mikro

mineral.Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan

pertumbuhan dan kematangan seksual. Fungsi pencernaan

terganggu, karena gangguan fungsi fankreas dan kerusakan

permukaan saluran cerna. Disamping itu dapat terjadi diare dan

gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis mengganggu

pusat sistem saraf dan fungsi otak.. Kekurangan seng juga

mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme,

Page 16: Dasar Teori Kopi

gangguan nafsu makan, penurunan ketajaman indra rasa serta

memperlambat penyembuhan luka.

Kelebihan seng mempengaruhi metabolisme kolesterol,

mengubah nilai lipoprotein dan dapat mempercepat timbulnya

aterosklerosis.Suplemen seng bisa menyebabkan keracunan,

begitupun makanan yang asam dan disimpan didalam

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Dasar Teori Kopi

kaleng yang dilapisi seng . (Sunita.2002).Seng dalam jumlah yang banyak dapat

menyebabkan kematian. Dosis seng yang tinggi juga dapat

menghambat penyerapan besi dari sistem pencernaan

(Frances.2006)

2.5 Logam Tembaga (Cu)

Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa

, dan liat. Karena potensial elektroda standarnya positif, (+0,34 V

untuk pasangan Cu/Cu+2) ia tak larut dalam asam klorida dan

asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut

sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah

melarutkan tembaga (Vogel,A.I.1985 ).Tembaga meleleh pada

1083oC, dan mendidih pada 2.840 oC. Unsur tembaga di alam

dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih

banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai

senyawa padat dalam bentuk mineral.

2.5.1 Cu Dalam Tubuh Manusia

Sebagai logam berat, Cu berada dengan logam-logam berat

lainnya seperti Hg, Cd, dan Cr tetapi logam berat Cu digolongkan

kedalam logam berat dipentingkan atau logam berat esensial,

artinya meskipun Cu merupakan logam berat beracun, unsur

logam ini sangat dibutuhkan tubuh meskipun dalam jumlah sedikit.

Kadar Cu dalam tubuh orang dewasa sekitar 50-80 mg,

jauh lebih sedikit daripada Fe dan Zn. Pada manusia Cu paling

banyak didapatkan dalam hati dan darah (Linder,C.M.1992). Logam

Cu dibutuhkan untuk sistem enzim oksidatif seperti enzim askorbat

oksidase, sistikrom oksidase, polyfenol oksidase dan lain-lain.

Cu juga dibutuhkan manusia sebagai kompleks Cu-protein yang

mempunyai fungsi tertentu dalam pembentukan hemoglobin,

kolagen, pembuluh darah dan myelin otak. Disamping itu, Cu

Page 18: Dasar Teori Kopi

juga terlibat dalam proses pembentukan energi untuk metabolisme

serta dalam aktifitas tirosin (Heryando.1994)

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Dasar Teori Kopi

2.5.2 Defesiensi dan Keracunan Cu

Defesiensi Cu tidak jarang terjadi pada bayi prematur atau yang berat badannya

rendah. Defesiensi juga mungkin dapat diakibatkan atau

ditingkatkan oleh banyaknya yang terekskresi melalui urin. Gejala

defisiensi Cu termasuk penurunan kadar Cu-serum dan

seruloplasmin, anemia, depigmentasi kulit, rambut kusut,

kerusakan otak (Linder,C.M.1992)

Namun demikian meski sangat dibutuhkan, logam Cu akan

berbalik menjadi bahan racun untuk manusia bila masuk dalam

jumlah berlebihan. Bentuk Cu yang paling beracun adalah debu-

debu Cu yang dapat mengakibatkan kematian pada dosis 3,5

mg/kg. Sedangkan daya racun yang dimiliki oleh garam klorida

terhidrasi (CuCl2.2H2O) akan mengakibatkan kematian pada dosis

9,4 mg/kg. Untuk garam sulfat dalam bentuk terhidrasi

(CuSO4.5H2O) daya racun yang dimilikinya akan mengakibatkan

kematian pada dosis 33 mg/kg .Pada manusia, efek keracunan

utama yang ditimbulkan akibat terpapar oleh debu atau uap

logam Cu adalah terjadinya gangguan pada jalur pernafasan

sebelah atas,terjadinya kerusakan atropik pada selaput lendir

yang berhubungan dengan hidung (Heryando.1994)

2.6 Perombakan Bahan Organik dan Biologis

Untuk menentukan kandungan mineral bahan makanan, bahan

makanan dihancurkan atau didekstruksi terlebih dahulu. Cara

yang biasa dilakukan yaitu dengan metode pengabuan kering

(dry ashing) dan pengabuan basah (wet digestion). Pemilihan

metode pengabuan tersebut tergantung pada sifat zat organik

dalam bahan, sifat zat anorganik yang ada dalam bahan, mineral

yang akan dianalisa serta sensitivitas yang digunakan

(Apriyanto,A.1989).

Page 20: Dasar Teori Kopi

a. Dekstruksi Basah

Dekstruksi basah yaitu pemanasan sampel (organic atau

biologis) dengan adanya pengoksidasi kuat seperti asam-

asam mineral baik tunggal maupun campuran. Jika dalam

sampel dimasukkan zat pengoksidasi, lalu dipanaskan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Dasar Teori Kopi

pada temperature yang cukup tinggi dan jika pemanasan dilakukan secara

kontinu pada waktu yang cukup lama, maka sampel akan

teroksidasi sempurna sehingga meninggalkan berbagai

elemen-elemen pada larutan asam dalam bentuk senyawa

anorganik yang sesuai untuk dianalisis (Anderson,R.1987).

Dekstruksi basah pada prinsipnya adalah penggunaan

asam nitrat untuk mendekstruksi zat organik pada suhu

rendah dengan maksud mengurangi kehilangan mineral

akibat penguapan. Pada tahap selanjutnya, proses

seringkali berlangsung sangat cepat akibat pengaruh asam

perklorat atau hidrat peroksida. Dekstruksi basah pada

umumnya digunakan untuk menganalisa arsen, tembaga,

timah hitam, timah putih, dan seng.

Ada tiga macam cara kerja dekstruksi basah dapat dilakukan, yaitu:

1. Dekstruksi basah menggunakan HNO3 dan H2SO4

2. Dekstruksi basah menggunakan HNO3,H2SO4 dan HClO4

3. Dekstruksi basah menggunakan HNO3,H2SO4 dan H2O2(Apriyanto,A.1989)

b. Dekstruksi Kering

Dekstruksi kering merupakan yang paling umum

digunakan dengan cara membakar habis bagian organik

dan meninggalkan residu anorganik sebagai abu untuk

analisis lebih lanjut. (Anderson,R.1987)

Pengabuan kering dapat diterapkan pada hampir semua

analisa mineral, kecuali merkuri dan arsen. Cara ini lebih

membutuhkan sedikit ketelitian sehingga mampu

menganalisa bahan lebih banyak daripada pengabuan basah.

Pengabuan kering dapat dilakukan untuk menganalisa

kandungan Ca,P dan K akan tetapi kehilangan K dapat

terjadi apabila suhu yang digunakan terlalu tinggi. Oleh

Page 22: Dasar Teori Kopi

karena itu, untuk menganalisa K harus dihindari pemakaian

suhu lebih tinggi dari 480oC. Suhu 450oC tidak dapat

digunakan jika menganalisa kandungan seng (Zn), yang

penggunaan suhu yang terlalu tinggi

juga menyebabkan beberapa mineral menjadi tidak larut

(misal timah putih) (Apriyanto,A.1989)

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Dasar Teori Kopi

2.7 Spektrofotometri Serapan Atom

Metode Spektrofotometri Serapan Atom pertama kali dikembangkan oleh Walsh,

Alkamede, dan Melatz (1955) yang ditujukan untuk analisis renik

dalam sampel yang dianalisis. Pada Spektrofotometri Serapan Atom

terjadi penyerapan sumber radiasi (di luar nyala) oleh atom-atom

netral dalam keadaan gas yang berada dalam nyala. Radiasi

yang diserap oleh atom-atom netral dalam keadaan gas tadi

biasanya radiasi sinar tampak atau ultraviolet (Mulja,M.1995)

2.7.1 Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom

Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi dilewatkan nyala

yang mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka

sebagian cahaya itu diserap dan jauhnya penyerapan

berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang

berada dalam nyala.

Proses terbentuknya uap yang mengandung atom-atom

dalam nyala, dapat diringkaskan sebagai berikut: bila suatu

larutan yang mengandung senyawa yang cocok dari yang akan

diselidiki itu dilewatkan kedalam nyala, terjadilah peristiwa

berikut secara berurutan :

1. Penghilangan pelarut atau evaporasi yang meninggalkan residu padat

2. Penguapan zat padat dilanjutkan denga disosiasi menjadi

atom-atom penyususn yang mula-mula akan berada dalam

keadaan dasar. (Vogel.A.I.1994)

Page 24: Dasar Teori Kopi

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Dasar Teori Kopi

2.7.2 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom

Sumber Sinar Nyala monokromator detektor

Tempat sampel read out

a. Sumber sinar

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda

berongga. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang

mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda sendiri

berbentuk silinder beronggga yang terbuat dari logam

atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi

dengan gas mulia (neon atau argon) dengan tekanan

rendah. Neon biasanya lebih disukai karena memberikan

intensitas pancaran lampu yang lebih rendah.

b. Tempat sampel

Dalam anaisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom,

sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi

atom-atom netral yang masih dalam keadaan asas. Ada

beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk

mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu

dengan nayala dan tanpa nyala

� Nyala(Flame)

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa

padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan

juga berfungsi untuk atomisasi.

� Tanpa nyala (Flameless)

Page 26: Dasar Teori Kopi

Pengatoman dapat dilakukan dalam tungku dari grafit,

kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan sistem

elektris dengan cara melewatkan arus

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Dasar Teori Kopi

listrik grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan

dianalisis berubah menjadi atom-atom netral

(Rohman,A.2007)

c. Monokromator

Monokromator memisahkan, mengisolasi dan mengontrol intensitas dari

radiasi energi yang mencapai detektor. Dapat dianggap

sebagai suatu saringan yang dapat disesuaikan dengan

suatu daerah yang spesifik, yang mana spektrum

transmisi yang tidak sesuai akan ditolak. Idealnya

monokromator harus mampu memisahkan garis resonansi.

Karena ada beberapa unsur yang mudah dan ada beberapa

unsur yang sulit (Haswell, S.J.1991)

d. Detektor

Detektor pada spektrofotometer serapan atom berfungsi mengubah intensitas

radiasi yang akan datang menjadi arus listrik. Pada

spektrofotometer serapan atom yang umum dipakai sebagai

detektor adalah tabung penggandaan foton (PMT = Photo

Multiplier Tube Detector) (Mulja,M.1995)

e. Read out

Sistem pencatat yang digunakan pada instrument SSA

berfungsi untuk mengubah sinyal yang diterima melalui

bentuk digital, berarti sistem pencatat menegah atau

mengurangi kesalahan dalam pembacaan skala secara

paralaks, kesalahan interpolasi diantara pembacaan skala

dan sebagainya, serta menyeragamkan tampilnya data,

yaitu dalam satuan absorbansi (Haswell, S.J.1991)

2.7.3 Gangguan Pada SSA dan Cara Mengatasinya

Gangguan diartikan sebagai suatu factor kimia atau fisika yang

Page 28: Dasar Teori Kopi

akan mempengaruhi jumlah atom pada anlit dalam keadaan

dasar (ground state) sehingga akan menyebabkan bertambah

atau berkurangnya bacaan nilai serapan atau unsur yang

dianalisis.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Dasar Teori Kopi

Ada beberap faktor gangguan dalam menggunakan SSA :

1. Suhu yang sesuai, suhu gas pembakar harus sesuai dengan

suhu unsur yang akan dianalisis

2. Konsentrasi sampel tidak boleh melebihi kesensitifan dari alat detector SSA.

Ini aan menyebabkan gangguan terhadap garis spectrum

dan mengakibatkan kerusakan pada alat detector SSA

3. Pengaruh penguapan pelarut dan bahan larutan jangan

sampai menurunkan suhu nyala gas pembakar, ini akan

menyebabkan bacaan nilai serapan atom menjadi rendah

(Khopkar, S.M. 1990)

Page 30: Dasar Teori Kopi

Universitas Sumatera Utara