darah dan tranfusi darah
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
1/24
1
BAB I
LATAR BELAKANG
Transfusi darah telah menjadi faktor utama dalam memperbaiki dan mempertahankan
kualitas hidup bagi pasien-pasien penderita kanker, gangguan hematologi, dan cedera yang
berhubungan dengan trauma dan pasien-pasien yang telah menjalani prosedur bedah mayor.
Transfusi darah mencakup pemberian infus seluruh darah atau suatu komponen darah dari
satu individu (donor) ke individu lain (resipien).
Tranfusi darah penting untuk mengembalikan homeostasis, namun transfusi darah
dapat juga membahayakan pasien. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi transfusi
darah, contohnya reaksi hemolitik akut, penularan penyakit infeksi (hepatitis, AIDS) dan
reaksi demam. Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh
identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label sampel darah atau komponen darah
yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang tidak inkompatibel. Pemantauan
pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk-produk harus
dilakukan secara ketat. Transfusi darah harus diberikan oleh personel yang kompeten,
berpengalaman, dan dilatih dengan baik dan mengikuti pedoman organisasi dan badan-badan
yang telah diakreditasi dalam memberikan transfusi darah.
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
2/24
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komponen DarahDarah yang semula dikategorikan sebagai jaringan tubuh, saat ini telah
dimasukkan sebagai suatu organ tubuh terbesar yang beredar dalam system
kardiovaskuler, tersusun dari :
1. Komponen korpuskuler atau selulerKomponen korpuskuler yaitu materi biologis yang hidup dan bersifat
multiantigenik, terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan keping trombosit, yang
kesemuanya dihasilkan dari sel induk yang senantiasa hidup dalam sumsum tulang. Ketiga
jenis sel darah ini memiliki masa hidup terbatas dan akan mati jika masa hidupnya berakhir.
Agar fungsi organ darah tidak ikut mati, maka secara berkala pada waktu-waktu
tertentu, ketiga butiran darah tersebut akan diganti dan diperbarui dengan sel sejenis yang
baru.
2. Komponen cairan.
Komponen cair yang juga disebut plasma, menempati lebih dari 50 % volume organ
darah, dengan bagian terbesar dari plasma (90%) adalah air, bagian kecilnya terdiri dari
protein plasma dan elektrolit. Protein plasma yang penting diantaranya adalah albumin,
berbagai fraksi globulin serta protein untuk factor pembekuan dan untuk fibrinolisis.
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
3/24
3
Peran penting darah adalah
a. Sebagai organ transportasi, khususnya oksigen (O2), yang dibawa dari paru-paru dan
diedarkan ke seluruh tubuh dan kemudian mengangkut sisa pembakaran (CO2) dari
jaringan untuk dibuang keluar melalui paru-paru. Fungsi pertukaran O2 dan CO2 ini
dilakukan oleh hemoglobin, yang terkandung dalam sel darah merah. Protein plasma
ikut berfungsi sebagai sarana transportasi dengan mengikat berbagai materi yang bebas
dalam plasma, untuk metabolism organ-organ tubuh.
b. Sebagai organ pertahanan tubuh (imunologik), khususnya dalam menahan invasi berbagai
jenis mikroba pathogen dan antigen asing. Mekanisme pertahanan ini dilakukan oleh leukosit
(granulosit dan limfosit) serta protein plasma khusus (immunoglobulin).
c. Peranan darah dalam menghentikan perdarahan (mekanisme homeostasis) sebagai upayauntuk mempertahankan volume darah apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah.
B. Definisi dan Tujuan Transfusi DarahTransfusi darah mencakup pemberian infus seluruh darah atau suatu komponen darah
dari satu individu (donor) ke individu lain (resipien). Berdasarkan asal darah yang diberikan,
tranfusi darah dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Homologous transfusi (berasal dari darah orang lain)2. Autologous transfusi (berasal dari darah diri sendiri).
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
4/24
4
Transfusi jenis ini menggunakan darah pasien sendiri, yang dikumpulkan terlebih
dahulu, untuk kemudian ditransfusikan lagi. Hal ini sebagai pilihan jika pasien
memiliki zat anti dan tak ada satu pun golongan darah yang cocok, juga jika pasien
berkeberatan menerima donor orang lain. Meski demikian, tetap saja tidak lepas sama
sekali dari efek samping dan reaksi transfusi seperti terjadinya infeksi.
Tujuan tranfusi darah adalah:
a. Mengembalikan dan mempertahankan volume yang normal peredaran darah
b. Menggantikan kekurangan komponen seluler atau kimia darah
c. Meningkatkan oksigenasi jaringan
d. Memperbaiki fungsi homeostasis
e. Tindakan terapi khusus
C. Tranfusi Darah dalam KlinikDarah dan berbagai komponen-komponen darah, dengan kemajuan teknologi
kedokteran, dapat dipisah- pisahkan dengan suatu proses dan ditransfusikan secara
terpisah sesuai kebutuhan. Darah dapat pula disimpan dalam bentuk komponen-komponen
darah yaitu: eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan faktor- faktor pembekuan darah
dengan proses tertentu.
Pemberian komponen-komponen darah yang diperlukan saja lebih dibenarkan
dibandingkan dengan pemberian darah lengkap (whole blood). Dasar pemikiran
penggunaan komponen darah:
1. Disediakan dalam bentuk konsentrat sehingga mengurangi volume transfusi2. Resiko reaksi imunologik atau reaksi transfusi lebih kecil3. Penularan penyakit lebih kecil4. Aggregate trombosit dan leukosit dapat dihindari5. Pasien akan memerlukan komponen yang diperlukan saja6. Masalah logistic lebih mudah7. Pengawasan mutu lebih sederhana.8. Lebih efisien, ekonomis.
Transfusi darah masif
Perdarahan masif ialah perdarahan lebih dari sepertiga volum darah dalam waktu
lebih dari 24 jam. Definisi dari transfusi darah masif masih belum jelas dan banyak versi,
seperti :
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
5/24
5
1. Transfusi darah sebanyak lebih dari 1-2 kali volum darah dalam waktu lebih dari 24jam (dewasa: 70 ml/kg, anak/bayi: 80-90 ml/kg).
2. Transfusi darah lebih besar dari 50% volum darah dalam waktu singkat (misalnya, 5unit dalam 1 jam untuk berat 70 kg)
Morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat pada beberapa pasien, bukan disebabkan
oleh banyaknya volume darah yang ditransfusikan, tetapi karena trauma awal, kerusakan
jaringan dan organ akibat perdarahan dan hipovolemia. Seringkali penyebab dasar dan risiko
akibat perdarahan mayor yang menyebabkan komplikasi, dibandingkan dengan transfusi itu
sendiri. Namun, transfusi masif juga dapat meningkatkan risiko komplikasi. Efek samping
dari pemberian tranfusi darah secara massif diantaranya:
AsidosisAsidosis lebih disebabkan terapi hipovolemia yang tidak adekuat. Pada keadaan
normal, tubuh dengan mudah mampu menetralisir kelebihan asam dari transfusi.
Pemakaian rutin bikarbonat atau obat alkalinisasi lain tidak diperlukan.
HiperkalemiPenyimpanan darah menyebabkan konsentrasi kalium ekstraselular meningkat, dan
akan semakin meningkat bila semakin lama disimpan.
Keracunan sitrat dan hipokalsemiaKeracunan sitrat jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi pada transfusi darah lengkap
masif. Hipokalsemia terutama bila disertai dengan hipotermia dan asidosis dapat
menyebabkan penurunan curah jantung (cardiac output), bradikardia dan disritmia
lainnya. Proses metabolisme sitrat menjadi bikarbonat biasanya berlangsung cepat,
oleh karena itu tidak perlu menetralisir kelebihan asam.
Kekurangan fibrinogen dan factor koagulasiPlasma dapat kehilangan faktor koagulasi secara progresif selama penyimpanan,
terutama faktor V dan VIII, kecuali bila disimpan pada suhu -25C atau lebih rendah.
Pengenceran (dilusi) faktor koagulasi dan trombosit terjadi pada transfusi masif.
Kekurangan trombositFungsi trombosit cepat menurun selama penyimpanan darah lengkap dan trombosit
tidak berfungsi lagi setelah disimpan 24 jam.
DIC
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
6/24
6
DIC dapat terjadi selama transfusi masif, walaupun hal ini lebih disebabkan alasan
dasar dilakukannya transfusi (syok hipovolemik, trauma, komplikasi obstetrik).
Terapi ditujukan untuk penyebab dasarnya).
HipotermiPemberian cepat transfusi masif yang langsung berasal dari pendingin menyebabkan
penurunan suhu tubuh yang bermakna. Bila terjadi hipotermia, berikan perawatan
selama berlangsungnya transfusi.
MikroagregatSel darah putih dan trombosit dapat beragregasi dalam darah lengkap yang disimpan
membentuk mikroagregat. Selama transfusi, terutama transfusi masif, mikroagregat
ini menyebabkan embolus paru dan sindrom distress pernapasan. Penggunaan buffy
coat-depleted packed red cellakan menurunkan kejadian sindrom tersebut.
Transfusi Sangat Darurat
Bagi pasien dengan perdarahan hebat, waktu yang diperlukan untuk uji silang lengkap
terlalu lama atau tidak tersedia darah dengan golongan yang sama. Pilihan yang dapat
diberikan adalah PRC golongan O tanpa uji silang (donor universal). Jika PRC O tidak ada,
untuk resipien AB dapat diberikan golongan A atau B. Pasien bukan golongan O yang sudah
mendapat transfusi O sebanyak > 4 unit, jika perlu transfusi lagi dalam jangka 2 minggu,
masih harus tetap diberi golongan O, kecuali telah dibuktikan bahwa titer anti A dan anti-B
nya telah turun
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
7/24
7
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.4. Plasma loss atau hipoalbuminemia.5. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja.
Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan
dengan transfusi jika Hb
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
8/24
8
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darahmerahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang
dengan dolongan darah B atau O
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen Adan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga,
orang dengan golongan darah AB dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang
dengan golongan darah AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama
AB.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapimemproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O
Tabel 1. Penggolongan darah berdasarkan system ABO
Golongan darah Antigen Antibodi
A
B
AB
O
A
B
A dan B
Tidak ada
Anti-B
Anti-A
Tidak ada
Anti-A, anti-B, anti-A,B
b) Sistem RhesusSistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera
Macacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti
serum yang didapat ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. Antigen-Rh yang
ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun
1940 itu juga ditemukan dalam darah manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan
atas dua kelompok, yaitu :
1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaansel darah merahnya
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
9/24
9
2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh padapermukaan sel darah merahnya
Jika seseorang Rh (+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-).
Sedangkan orang dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja. Oleh
karena itu darah Rh(-) sering disediakan untuk operasi-operasi darurat dimana tidak
ada waktu lagi untuk melakukan pengecekan golongan darah seseorang.
Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1. calon donor harus berusia 17-60 tahun,2. berat badan minimal 50 kg3. kadar hemoglobin >12,5 gr%4. tekanan darah 100-180 (sistole)dan 70-100 (diastole).5. Nadi 50-100x/menit teratur6. menandatangani formulir pendaftaranan7. tidak mengalami gangguan pada pembeku darah8. lulus pengujian kondisi berat badan,hemoglobin, golongan darah, dan
pemeriksaan oleh dokter
9. untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak bolehdalam kondisi atau menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis,
diabetes militus, epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi
mendapatkan AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau influensa;
baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah menerima transfusi
kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun menato,
menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui.
Penyumbang darah (donor) disaring keadaan kesehatannya.
Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa
untuk mengetahui adanya anemia.
Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang
menyebabkan darah mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan.
Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk tertentu
misalnya kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria, kelainan
perdarahan, AIDS dan kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.
Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan
darah tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemiaatau pemakaian obat
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diastole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diastole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistole&action=edit&redlink=1 -
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
10/24
10
tertentu; untuk sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk
menyumbangkan darah. Biasanya donor tidak diperbolehkan menyumbangkan
darahnya lebih dari 1 kali setiap 2 bulan.
Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman.
Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya sendiri
hanya membutuhkan waktu 10 menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum
dimasukkan, tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang.
Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.
Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung
bahan pengawet dan komponen anti pembekuan.
Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari
adanya penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis. Darah yang
didinginkan dapat digunakan dalam waktu selama 42 hari. Pada keadaan tertentu,
(misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang jarang), sel darah merah bisa
dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.
Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya,
maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya;
apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan
pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes
darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok, teknik ini
disebut cross-matching.
c) CrossmatchCrossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai atau tidak
sesuainya darah donor dengan darah resipien. Dilakukan sebelum
transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah.
Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu:
1. Crossmatch mayor : mencampur enitrosit donor (aglutinongen donor) denganserum resipien (aglutinin resipien)
2. Crossmatch minor : mencampur eritrosit resipien (aglutinongen resipien)dengan serum donor (aglutinin donor)
Cara menilai Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
- bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkanaglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesual dengan darah
resipien sehingga transfusi darah boleh dilakukan;
http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Crossmatchhttp://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Crossmatchhttp://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Crossmatchhttp://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Crossmatch -
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
11/24
11
- bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan hasilcrossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien
sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor
itu;
- bila crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengancrossmatch minor terjadi aglutinasi, maka crossmatch minor harus diulangi
dengan menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini
ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat
dilakukan dengan menggunacan darah donor tersebut, hal ini disesuaikan dengan
keadaan pada waktu transfusi. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang
diencerkan menghasilkan aglutinasi, maka darah donor itu tidak dapat
ditransfusikan.
d) Pemeriksaan lain terhadap infeksi. Misalnya lues, malaria, hepatitis, dan HIV.
F. Tehnik Transfusi DarahSebelum ditransfusikan, periksa sekali lagi sifat dan jenis darah serta kecocokan
antara darah donor dan penderita. Identitas pasien harus dicocokan secara lisan maupun
tulisan. Identitas dan jumlah darah dalam kemasan dicocokkan dengan formulir
permintaan darah. Penderita dipersiapkan dengan pemasangan infus dengan jarum besar #16-
18. Jarum yang terlalu kecil (# 23-25) dapat menyebabkan hemolisis.
Transfusi dilakukan dengan transfusi set yang memiliki saringan untuk menghalangi
bekuan fibrin dan partikel debris lainnya. Transfusi set baku memiliki saringan dan ukuran
pori-pori 170 mikron. Pada keadaan normal, sebuah transfusi set dapat digunakan untuk 2
sampai 4 unit darah. Vena terbaik untuk kanulasi darah adalah vena pada bagian dorsal
tangan dan pada lengan atas. Dalam keadaan darurat dapat dilakukan venaseksi untuk
menjamin kelancaran dan kecepatan transfusi. Tekanan darah, frekuensi denyut jantung dan
suhu harus diperiksa sebelumnya, serta diulang secra rutin.
Waktu mengambil darah dari lemari es, perhatikan plasmanya. Jika ada tanda-tanda
hemolisis (warna coklat hitam, keruh) jangan diberikan. Darah yang belum akan
ditransfusikan harus tetap di dalam lemari es.
Sebelum transfusi, diberikan terlebih dahulu 50-100 ml NaCl fisiologik. Jangan
menggunakan larutan lain karena dapat merugikan. Larutan dekstrose dan larutan garam
hipotonik dapat menyebabkan hemolisis. Ringer laktat atau larutan lain yang mengandung
kalsium akan menyebabkan koagulasi. Jangan menambahkan obat apapun ke dalam darah
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
12/24
12
yang ditransfusikan. Obat-obatan memiliki pH yang berbeda sehingga dapat menyebabkan
hemolisis, lagipula bila terjadi reaksi transfusi akan sulit untuk menentukan apakah hal itu
terjadi akibat obat atau akibat darah yang ditransfusikan.
Observasi ketat, terutama pada 15 menit pertama setelah tranfusi darah dimulai. Setelah
itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan,
maka transfusi harus dihentikan. Sebaiknya 1 unit darah diberikan dalam waktu 1-2 jam
tergantung status kardiovaskuler dan dianjurkan tidak lebih dari 4 jam mengingat
kemungkinan proliferasi bakteri pada suhu kamar.
Jika sejumlah besar darah akan ditransfusikan dalam waktu yang singkat, maka
dibutuhkan darah hangat, karena darah yang dingin akan mengakibatkan aritmia ventrikel
bahkan kematian. Menghangatkan darah dengan air hangat hendaknya pada suhu 37-39oC,
karena bila lebih 40oC, eritrosit akan rusak. Pada 100 ml pertama pemberian darah lengkap
hendaknya diteliti dengan hati-hati dan diberikan perlahan-lahan untuk kemungkinan deteksi
dini reaksi transfusi.
Transfusi set mengalirkan darah 1 ml dalam 20 tetes. Laju tercepat yang bisa tercapai
adalah 60 ml permenit. Laju transfusi tergantung pada status kardiopulmoner resipien. Jika
status kardiopulmoner normal, maka dapat diberikan 10-15 ml/kgBB dalam waktu 2-4 jam.
Jika tidak ada hemovolemia maka batas aman transfusi adalah 1 ml/kgBB/jam (1 unit kurang
lebih 3 jam) atau 1000 ml dalam 24 jam.Tetapi jika terdapat gagal jantung yang mengancam
maka tidak boleh ditransfusikan melebihi 2 ml/kgBB/jam. Karena darah adalah medium
kultur yang ideal untuk bakteri, sebaiknya transfusi satu unit darah tidak boleh melewati 4
jam karena meningkatnya resiko proliferasi bakteri.
Kasus-kasus dengan perdarahan yang hebat kadang-kadang dibutuhkan transfusi yang
cepat sampai 6-7 bag dalam setengah jam. Setelah sirkulasi tampak membaik dikurangi
hingga 1 bag tiap 15 menit. Tidak dianjurkan memberi obat antihistamin , antipiretika, atau
diuretika secara rutin sebelum transfusi untuk mencegah reaksi. Reaksi panas pada dasarnya
adalah tanda bahaya bahwa sedang terjadi reaksi transfusi. Diuretika hanya diperlukan pada
pasien anemia kronis yang perlu transfusi sampai 20 ml/kgBB dalam 24 jam.
Cara-cara Meningkatkan Kecepatan Transfusi :
1. Letakkan botol darah setinggi mungkin. Peningkatan 2 kali menyebabkan kecepatan
transfusi meningkat 2 kali pula.
2. Pergunakan jarum atau kanula sebesar mungkin.
3. Dengan memompakan darah meningkatkan tekanan udara dalam botol.
4. Dengan memompakan darah-darah yang berada di dalam kateter bawah.
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
13/24
13
G. Jenis Transfusi Darah Darah lengkap (whole blood)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga
mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah
sesuai kantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat
bertahan dalam suhu 42C.
Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara
bersamaan. Hb meningkat 0,90,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml
darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan
masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan
dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg,
diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.
Indikasi :
1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume
darah total.
Rumus kebutuhan whole blood
6 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Darah lengkap ada 3 macam, yaitu :
1. Darah SegarYaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan.
Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap
termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya
sulit diperoleh dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan golongan, reaksi
silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan resiko penularan
penyakit relatif banyak.
2. Darah BaruYaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari
donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi
peningkatan kadar kalium, amonia, dan asam laktat.
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
14/24
14
3. Darah SimpanDarah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah
tersedia setiap saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang
kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis.
Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena
afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke jaringan.
Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium, amonia, dan asam
laktat tinggi.
Sel Darah MerahPacked red cell (PRC)
PRC berasal dari darah lengkap yang disedimentasikan selama penyimpanan,
atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. Sebagian besar (2/3) dari plasma dibuang.(1)
Satu unit PRC dari 500 ml darah lengkap volumenya 200-250 ml dengan kadar
hematokrit 70-80%, volume plasma 15-25 ml, dan volume antikoagulan 10-15 ml.
Mempunyai daya pembawa oksigen dua kali lebih besar dari satu unit darah lengkap.
Waktu penyimpanan sama dengan darah lengkap.
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak
dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan
anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki
oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8
g%.
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1
unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan
kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.
Kebutuhan darah (ml) pada tanfusi PRC:
3 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
15/24
15
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan
volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah
jenuh adalah:
1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload
berkurang
4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.Indikasi:
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.2. Hemoglobin
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
16/24
16
3. Darah merah pekat miskin leukositKandungan utama eritrosit, suhu simpan 42C, berguna untuk
meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien yang sering memerlukan transfusi.
Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi reaksi panas dan alergi.
White Blood Cells (WBC atau leukosit)Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma
dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu
diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan
dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan
dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik.
Indikasi :
- Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengankultur darah positif, demam persisten (38,3C) dan granulositopenia). Efek
pemberian transfusi granulosit tampak dari penurunan suhu badan penderita terjadi
pada 1-2 jam setelah transfusi.
- Anemia aplastik dengan lekosit kurang dari 2000/ml- Penyakit-penyakit keganasan lainnya
Suspensi TrombositPemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang
disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat
menyebabkan pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. Transfusi trombosit
terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositopenia. Komponen
trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3 hari.
Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :
1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnyakurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura,
leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang karena
pemberian sitostatika terhadap tumor ganas.
2. Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal jugamemerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah.
Rumus Transfusi Trombosit
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
17/24
17
BB x 1/13 x 0.3
Macam sediaan:
1. Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar.
Penyimpanan 34C sebaiknya 24 jam.
2. Platelet Concentrate (trombosit pekat)Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan
202C. Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi
pada dewasa rata-rata 5.000-10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil,
demam.
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet
Rich Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan
kemudian memisahkannya dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor
Plasma. Masa simpan 48-72 jam.
PlasmaPlasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah
(hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada
nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-
faktor tertentu dari plasma seperti globulin.
Macam sediaan plasma adalah:
1. Plasma cairDiperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan
packed red cell.
2. Plasma kering (lyoplylized plasma)Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).
3. Fresh Frozen PlasmaDibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung
dibekukan pada suhu -60C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan
perdarahan (hemostasis).
Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-
220 ml. Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna
untuk meningkatkan faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
18/24
18
tidak ada. Ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma
(FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V
dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin
dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan
masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama
dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu
sesuai suhu tubuh.
Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar
diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat
kalsium. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.
Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia. Indikasi :
- Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)- Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang
mengancam nyawa.
- Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusimassif
- Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan4. Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor
pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk
menghentikan perdarahan karena kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita
hemofili A.
Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui
tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini
tidak tahan pada suhu kamar.
Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun,
ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam,
alergi. Satu kantong (30 ml) mengadung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg
fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII.
Indikasi :
- Hemophilia A- Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi- Penyakit von wilebrand
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
19/24
19
Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :
0.5x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
5. AlbuminDibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan
dari plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi
cairan 5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan
400 ml plasma biasa
Rumus Kebutuhan Albumin
albumin x BB x 0.8
H. Reaksi / Komplikasi TransfusiPada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi reaksi imunologi dan
reaksi non imunologi.
Reaksi ImunologiDibagi menjadi dua, reaksi hemolitik nan hemolitik
1. Reaksi Transfusi Hemolitik Akut
Reaksi transfusi hemolitik akut (RTHA) terjadi hampir selalu karena
ketidakcocokan golongan darah ABO (antibodi jenis IgM yang beredar) dan sekitar
90%-nya terjadi karena kesalahan dalam mencatat identifikasi pasien atau unit darah
yang akan diberikan. Reaksi ini terjadi selama proses tranfusi maupun < 24 jam
setelah transfusi.
Gejala dan tanda yang dapat timbul pada RTHA adalah demam dengan atau
tanpa menggigil, mual, sakit punggung atau dada, sesak napas, urine berkurang,
hemoglobinuria, dan hipotensi. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi renjatan,
koagulasi intravaskuler diseminata (KID), dan/atau gagal ginjal akut yang dapat
berakibat kematian.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:
(a) meningkatkan perfusi ginjal,
(b) mempertahankan volume intravaskuler,
(c) mencegah timbulnya DIC.
Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan
darah yang cocok. Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
20/24
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
21/24
21
menimbulkan ketakutan pada pasien sehingga dapat menunda transfusi.
Pemberian antihistamin dapat menghentikan reaksi tersebut.
c. Reaksi anafilaktik
Reaksi yang berat ini dapat mengancam jiwa, terutama bila timbul pada pasien
dengan defisiensi antibodi IgA atau yang mempunyai IgG anti IgA dengan titer
tinggi. Reaksinya terjadi dengan cepat, hanya beberapa menit setelah transfusi
dimulai. Aktivasi komplemen dan mediator kimia lainnya meningkatkan
permeabilitas vaskuler dan konstriksi otot polos terutama pada saluran napas yang
dapat berakibat fatal. Gejala dan tanda reaksi anafilaktik biasanya adalah
angioedema, muka merah (flushing), urtikaria, gawat pernapasan, hipotensi, dan
renjatan.
Penatalaksanaannya adalah :
(1) menghentikan transfusi dengan segera,
(2) tetap infus dengan NaCl 0,9% atau kristaoid,
(3) berikan antihistamin dan epinefrin.
Pemberian dopamin dan kortikosteroid perlu dipertimbangkan. Apabila terjadi
hipoksia, berikan oksigen dengan kateter hidung atau masker atau bila perlu
melalui intubasi.
Reaksi Non Imunologika. Komplikasi dari transfusi massif
Transfusi massif adalah transfusi sejumlah darah yang telah disimpan,
dengan volume darah yang lebih besar daripada volume darah resipien dalam
waktu 24 jam. Pada keadaan ini dapat terjadi hipotermia bila darah yang
digunakan tidak dihangatkan, hiperkalemia, hipokalsemia dan kelainan koagulasi
karena terjadi pengenceran dari trombosit dan factor- factor pembekuan.
Penggunaan darah simpan dalam waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya
beberapa komplikasi diantaranya adalah kelainan jantung, asidosis, kegagalan
hemostatik, acute lung injury.
b. Penularan penyakit Infeksi
1) Hepatitis virus
Penularan virus hepatitis merupakan salah satu bahaya/ resiko besar pada
transfusi darah. Diperkirakan 5-10 % resipien transfusi darah menunjukkan
kenaikan kadar enzim transaminase, yang merupakan bukti infeksi virus
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
22/24
22
hepatitis. Sekitar 90% kejadian hepatitis pasca transfuse disebabkan oleh virus
hepatitis non A non B. Meski sekarang ini sebagian besar hepatitis pasca transfusi ini
dapat dicegah melalui seleksi donor yang baik dan ketat, serta penapisan virus
hepatitis B dan C, kasus tertular masih tetap terjadi. Perkiraan resiko penularan
hepatitis B sekitar 1 dari 200.000 dan hepatitis C lebih besar yaitu sekitar 1:10.000.
2) AIDS (Acquired Immune Deficiency syndrome)
Penularan retrovirus HIV telah diketahui dapat terjadi melalui transfuse darah,
yaitu dengan rasio 1:670.000, meski telah diupayakan penyaringan donor yang
baik dan ketat.
3) Infeksi CMV (Citomegalivirus)
Penularan CMV terutama berbahaya bagi neonatus yang lahir premature atau
pasien dengan imunodefisiensi. Biasanya virus ini menetap di leukosit donor, hingga
penyingkiran leukosit merupakan cara efektif mencegah atau mengurangi
kemungkinan infeksi virus ini. Transfusi sel darah merah rendah leukosit merupakan
hal terbaik mencegah CMV ini.
4) Penyakit infeksi lain yang jarang
Beberapa penyakit walaupun jarang, dapat juga ditularkan melalui
transfusi adalah malaria, toxoplasmosis, HTLV-1, mononucleosis infeksiosa, penyakit
chagas (disebabkan oleh trypanosome cruzi), dan penyakit CJD (Creutzfeldt Jakob
Disease). Pencemaran oleh bakteri juga mungkin terjadi saat pengumpulan darah
yang akan ditransfusikan. Pasien yang terinfeksi ini dapat mengalami reaksi transfusi
akut, bahkan sampai mungkin renjatan. Keadaan ini perlu ditangani seperti pada
RTHA ditambah dengan pemberian antibiotic yang adekuat.
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
23/24
23
BAB III
KESIMPULAN
Transfusi darah merupakan pemberian infus seluruh darah atau suatu
komponen darah dari suatu individu (donor) ke individu lain (resipien). Sistem
golongan darah yang diperiksa dalam pelaksanaan transfusi darah secara rutin adalah
sistem ABO dan Rhesus. Berbagai macam komponen darah yaitu darah lengkap,
PRC, trombosit, Granulosit, FFP, dan albumin.
Indikasi transfusi darah ialah perdarahan akut sampai Hb < 8gr% atau Ht
20% volume darah. Transfusi darah
sangat penting bagi pasien yang membutuhkan tambahan darah tetapi harus hati-hati
karena transfusi darah juga mempunyaai efek komplikasi seperti reaksi hemolitik,
infeksi : Virus (hepatitis, HIV-AIDS, CMV), bakteri ( Stafilokok, yesteria), parasit
(malaria), dan lain-lain seperti reaksi demam, urtikaria, anafilaksis, edema paru non-
kardial, purpura, dan intoksikasi.
-
8/13/2019 Darah Dan Tranfusi Darah
24/24
DAFTAR PUSTAKA
1. Contreras M, Mollison PI. Uji Sebelum Transfusi dan Kebijakan Pemesanan darah.Dalam : Contreras M,Ed. Petunjuk Penting transfusi (ABC of Transfusion) Edisi ke-2,
alih bahasa Oswari J, Jakarta : EGC, 5-8.
2. Davies SC, brozovic M. Transfusi Sel darah Merah. Dalam Contreras M, Ed.Petunjuk Penting transfusi (ABS of Transfusion) Edisi ke-2. Alih Bahasa Oswari.
Jakarta: EGC, 9-14.
3. Hewitt PE, Wagstaff W. Donor darah dan Uji Donor darah. Dalam : Contreras M,Ed.Petunjuk Penting Transfusi (ABC of Transfusion), edisi ke-2; alih bahasa Oswari J.
Jakarta : EGC,1995;1-4.
4. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR.Transfusi Darah pada Pembedahan. DalamAnestesiologi. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI;2007; pg.141- 5.
5. Nhlbi.nih.gov. What is a blood transfusion. July 1st,2009. Available:http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/. Accessed on: November
20th,2013.
6. Nlm.nih.gov. Blood Transfusion and Donation. Available:http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/bloodtransfusionanddonation.html. Accessed
on: November 20th,2013
7. Pedoman Pelaksanaan Transfusi Darah.RSUD Dr. Sutomo FK.Universitas Airlangga.Edisi III.Tahun 2001.Surabaya.
8. Sudoyo AW, Setiohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Keempat.Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/bloodtransfusionanddonation.htmlhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/bloodtransfusionanddonation.htmlhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/bloodtransfusionanddonation.htmlhttp://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/