dampak psikologi, fisik, dan persepsual siswa siswi dalam … · 2018. 2. 14. · sdvvzrug nh wlp...
TRANSCRIPT
DAMPAK PSIKOLOGI, FISIK, DAN PERSEPSUAL SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER
Jain Rahman, S.Kom
Sub Bagian Informasi dan Humas, Kanwil Kemenag Prov. Kalsel, Banjarmasin, Indonesia e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Ujian nasional baik itu berbasis kertas ataupun komputer, kedua duanya memberikan efek
psikologi pada siswa. Siswa pasti mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian nasional
tersebut. Siswa merasa kurang mampu karena kemampuan belajar mereka masih sangat kurang
dan mereka juga dihadapkan dengan ujian tertulis, praktek selain ujian nasional yang mereka
laksanakan. Siswa merasa mereka dikejar waktu meskipun sudah belajar dan les privat
tambahan. Mereka cendrung mengalami ketakakutan atau depresi tinggi karena khawatir mereka
gagal dalam ujian nasional. Dengan adanya UNBK ini, ingin diketahui seberapa besar
efektivitasnya, kondisi psikologi siswa apakah mereka akan terbantu dengan media komputer
yang setidaknya bisa mengurangi rasa khawatir mereka dalam UN.
Efektivitas merupakan suatu dimensi tujuan manajemen yang berfokus pada hasil, sasaran,
dan target yang diharapkan. Efektivitas UNBK bisa tetap diakui selama orientasi sistemnya
mengarah pada acuan evaluasi pembelajaran dan tidak terdistorsi oleh tingkat kerumitan teknis
yang memberatkan peserta ujian. Tantangan selanjutnya yakni ada pada pihak sekolah yang
harus lebih memperhatikan siswa-siswinya sehingga mental atau dinamika psikis mereka benar-
benar siap terkondisikan. Dengan demikian, Efektivitas UNBK selama ini masih memberikan
dampak psikologi, fisik, maupun persepsual sehingga siswa siswa mengalami kestresan dalam
belajar.
1. Penyebab Adanya UNBK
Mereformasi UN, terobosan penting Kemendikbud pada periode 2014-2019 lainnya
adalah mengubah sistem penilaian nasional dari ujian nasional berbasis kertas dan pensil
(UNBKP) menuju ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Perubahan UN dari UNBKP
menjadi UNBK dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan optimalisasi ujian
nasional, serta penilaian pendidikan yang lain. Manfaat reformasi ini dirasakan oleh siswa, orang
tua, guru sekolah, masyarakat, serta pemerintah daerah (Dinas Pendidikan) dan pemerintah
pusat. Reformasi ini lllberdampak panjang karena menyentuh aspek mendasar pengembangan
kompetensi lulusan yang bermutu tinggi.
Perlunya reformasi UN dikarenakan dalam pelaksanaan UNBKP yang pernah dilakukan
terdapat berbagai kendala misalnya keterlambatan dalam pengiriman soal yang mengakibatkan
mundurnya jadwal ujian, jumlah soal dan LJK yang tidak sesuai dengan jumlah peserta, LJK
rusak tidak bias dibaca komputer, dan indikasi kebocoran soal maupun kunci jawaban. Dengan
adanya hal tersebut pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan terus berkembang salah
satunya dengan adanya UNBK. UNBK sebagai salah satu bentuk inovasi untuk meninggkatkan
mutu pendidikan dan salah satu bukti berkembang teknologi dalam dunia pendidikan. UNBK
disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan
menggunakan komputer sebagai media ujiannya.
Ujian nasional baik itu berbasis kertas ataupun komputer, kedua duanya memberikan efek
psikologi pada siswa. Siswa pasti mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian nasional
tersebut. Siswa merasa kurang mampu karena kemampuan belajar mereka masih sangat kurang
dan mereka juga dihadapkan dengan ujian tertulis, praktek selain ujian nasional yang mereka
laksanakan. Siswa merasa mereka dikejar waktu meskipun sudah belajar dan les privat
tambahan. Mereka cendrung mengalami ketakakutan atau depresi tinggi karena khawatir mereka
gagal dalam ujian nasional. Dengan adanya UNBK ini, ingin diketahui seberapa besar
efektivitasnya, kondisi psikologi siswa apakah mereka akan terbantu dengan media komputer
yang setidaknya bisa mengurangi rasa khawatir mereka dalam UN.
2. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Pelaksanaannya UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas yang
selama ini sudah berjalan. UNBK disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem
pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya, pemilihan
soalnya dilakukan secara terkomputerisasi sehingga setiap peserta tes mendapatkan paket soal
yang berbeda beda. Nantinya, setiap siswa akan mengerjakan soal tes UN dihadapkan sebuah PC
yang terhubung ke server UNBK pusat. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal
(sekolah) ke server pusat secara online (upload).
UNBK membantu agar ujian terlihat lebih praktis dan dapat menentukan hasil tes yang
valid, dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga beberapa kekurangan dan masalah UN
konvensional bias diminimalisir. Ujian dengan menggunakan komputer ini tidak semua sekolah
dapat melaksanakannnya, karena kendala kurang komputer yang tersedia disekolah.
3. Mekanisme Pelaksanaan UNBK 2017
Perlu anda pahami bersama, pelaksanaan UNBK tidak semudah yang dilakukan pada
UNBKP . Ada berbagai macam mekasnisme yang harus disiapkan. Ada berbagai proses dan
prosedur yang perlu dimiliki oleh sekolah pelaksana UNBK karena menggunakan komputer
sebagai alat untuk mengerjakan maka tahapan ujian nasional berbasis komputer juga berbeda
dengan UNBKP.
UNBK menggunakan model CBT semi-online. Model CBT semi-online adalah model
CBT di mana koneksi internet hanya dibutuhkan ketika sebelum ujian untuk sinkronisasi
informasi soal ujian dan informasi peserta serta sesudah ujian untuk pengunggahan data jawaban
peserta ujian. Sedangkan pelaksanaan ujian tidak memerlukan koneksi jaringan internet.
a) Mekanisme Pelaksanaan UNBK 2017 dengan model Semi-Online ialah sebagai berikut:
1. Sekolah penyelenggara UNBK 2017 harus menyediakan server lokal. Beberapa hari sebelum
ujian dimulai, server lokal melakukan sinkronisasi dengan server pusat (sinkronisasi informasi
soal ujian dan informasi peserta). Jadwal sinkronisasi diatur dalam petunjuk pelaksanaan
UNBK.
2. Peserta ujian mengakses tes secara offline dari server lokal.
3. Hasil ujian diupload ke server pusat dengan menggunakan akses internet. (prosesnya seperti
saat anda melakukan sinkronisasi data dapodik.
Berikut ini adalah skema Alur Pendaftaran Sekolah Calon Penyelenggara UNBK 2016
4. PERSYARATAN SEKOLAH PESERTA UNBK
1. Tersedia petugas laboratorium komputer (minimal 1 proktor dan 1 teknisi);
2. Dapat menyediakan sarana komputer server dan komputer client. Adapun persyaratannya
adalah sebagai berikut:
a. Komputer server
Komputer yang dapat difungsikan sebagai Server untuk melayani maksimal 40 client
Spesifikasi minimal: Bukan laptop, Milik sekolah, Prosesor Intel Core i5 quad-core (2,8 GHz),
Xeon E3-12xx atau merk lain yang setara, RAM minimal 8 GB DDR3, Harddisk minimal 250
GB 5400 rpm, 2 unit Ethernet Card, Monitor, Keyboard dan Mouse, Sistem operasi berbasis GUI
(Graphical User Interface) yang mampu diinstal VirtualBox, UPS dengan power backup full load
minimal 15 menit. Komputer server cadangan adalah sejumlah 10% dari total server.
b. Komputer Client (utama dan cadangan):
Desktop atau laptop dan milik siswa/sewa, Prosesor Dual Core, RAM minimal 512 MB,
Freespace harddisk minimal 20 GB, Ethernet Card, Audio card, Monitor, Keyboard dan Mouse,
Sistem operasi Windows XP atau sistem operasi berbasis GUI (Graphical User Interface) yang
mampu diinstal VirtualBox. Komputer client cadangan adalah sejumlah 10% dari total server.
5. Prosedur Pendaftaran Sekolah Calon Penyelenggara UNBK 2017 :
1. Provinsi dan Kota/kab membentuk Tim UNBK 2017, dan menyampaikan ke Pusat.
2. Pusat memasukkan data Tim Provinsi ke web unbk, dan menyampaikan username dan
password ke tim propinsi.
3. Tim Provinsi memasukkan data tim Kota/Kab ke web unbk, dan menyampaikan username
dan password ke tim Kota/kab.
4. Kota/kab mengirimkan usulan sekolah calon penyelengara ke pusat melalui propinsi.
5. Tim Kota/kab memasukkan data calon sekolah penyelenggara UNBK ke web unbk, dan
menyampaikan username dan password ke masing2 sekolah.
6. Pusat membentuk Tim Teknis UNBK Pusat, terdiri dari unsur Puspendik, Pustekkom,
PDSP, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Pembinaan SMA,
Kemenag dan Perguruan Tinggi Negeri.
7. Tim Teknis Kota/Kabupaten/Propinsi melakukan verifikasi kesiapan sekolah.
8. Hasil Verifikasi dilaporkan ke pusat dan propinsi.
9. Verifikasi Sekolah langsung oleh Tim Teknis Pusat hanya dilakukan jika dipandang perlu.
10. Setelah verifikasi dan ditetapkan sebagai penyelenggara UNBK 2016, sekolah mengakses
web unbk dan mengisi formulir pendaftaran.
11. Sekolah yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara UNBK 2016, mencetak formulir
yang telah diisi dan menguploadnya setelah ditandatangani kepala sekolah, koordinator teknis
kab/kota, serta pejabat dinas pendidikan kab/kota (min eselon III).
6. Manfaat UNBK
a. Siswa akan mendapat kepastian bahwa tingkat kebocoran soal lebih kecil, karena setiap
murid mendapat soal yang berbeda.
b. siswa memperdalam ilmu pengetahuannya karena aktifitas contek-menyontek sudah tidak
mungkin bisa dilakukan.
c. Keterlambatan soalUN bisa diminimalisir
d. Lebih memudahkan siswa daripada ujian nasional secara manual/konvensional.
7. Kekurangan UNBK
a. Jumlah komputer yang belum memadai
Kendala pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer yang paling nyata adalah
minimnya jumlah komputer yang dimiliki oleh tiap-tiap sekolah sehingga tidak semua sekolah
mampu melaksanakan ujian nasional berbasis komputer. Belum lagi sekolah yang ada di daerah
pelosok yang sama sekali tidak memiliki komputer semakin menambah permasalahan dalam
pelaksanaan UNBK.
b. Jaringan internet yang belum merata
Ujian nasional berbasis komputer dilaksanakan secara online dan syarat yang paling
utama lancarnya ujian adalah ketersediaan jaringan internet namun fakta berbicara bahwa
jaringan internet dibeberapa daerah sangat sulit diakses. Apalagi jika harus digunakan untuk
melaksanakan UNBK yang membutuhkan jaringan internet yang kuat.
c. Pelaksanaan ujian nasional bisa serentak dilaksanakan
Pelaksanaan ujian nasional yang biasanya serentak terpaksa diadakan secara
bergelombang dikarenakan jumlah komputer yang tidak seimbang dengan jumlah peserta UN.
Pelaksanaan UN secara bergelombang sedikit banyaknya akan berpengaruh pada psikologi
siswa, selain itu potensi kecurangan bisa terjadi karena siswa yang terlebih dahulu ujian
mempunyai kesempatan untuk menceritakan kepada teman-temannya yang belum ujian soal-soal
yang muncul dalam UN walaupun potensi tersebut terbilang kecil.
d. Aliran listrik yang belum memadai
Aliran listrik juga menjadi kendala pelaksanaan UNBK. Memang di kota aliran listrik
sudah memadai namun bagaimana dengan sekolah yang ada di daerah perbatasan/pelosok yang
masih belum bisa teraliri listrik. Adalah hal mustahil bisa melaksanakan UNBK jika listrik tidak
ada karena untuk menyalahkan komputer membutuhkan aliran listrik.
e. Memunculkan masalah social
Ujian dengan metode UNBK bisa jadi memunculkan kecemburuan sosial karena
sebagian siswa sudah menikmati kemudahan melaksanakan ujian nasional menggunakan
komputer sedangkan dipihak lain siswa yang sekolahnya belum memiliki fasilitas yang
memadai masih harus melaksanakan UN secara manual. Hal ini menyiratkan ketidakmerataan
sarana dan prasarana pendidikan masih sangat terlihat di indonesia.
8. Psikologi Anak
Berbicara mengenai masalah anak tidak akan ada habis nya, terkadang membuat orang
tua menjdi bingung dan panik. Langkah paling bijak adalah memahami setiap psikologi yang
ditunjukkan pada anak. Menurut Pakar Psikologi Perkembangan, Erikson menekankan pada
delapan tahap yang diawali anak sejak usia dini hingga dewasa. Dimana setiap tahapan akan
memberikan dampak positif dan dampak negatif. Pada usia dini, banyak hal yang menarik
perhatian anak sehingga membuat mereka ingin selalu mencoba walaupun itu berbahaya untuk
diri si anak sendiri. Di tahap ini, peran dan pengawasan orang dewasa sangatlah penting.
Memberi dukungan dan arahan yang baik pada anak adalah cara yang tepat.
a. Pengaruh Keluarga Terhadap Psikologi Anak
Orang tua sebagai pemberi pengaruh terbesar psikologi anak juga harus banyak belajar
bagaimna menjadi orang tua yang selalu di inginan kehadirannya. Banyak sekali jika kita melihat
anak yang begitu enggan berbicara dengan orang tua atau bercengkrama dengan orang tua karena
psikologi anak tersebut mengalami keterbelakangan yang dalam artian si anak ketakutan terhdap
tuntutan-tuntutan yang di berikan oleh orang tua.
Sebenarnya orang tua tidak boleh melakukan penunututan yang berlebihan sehingga
membuat si anak menjadi ketakutan dan akhirnya justru menjaga jarak dengan orang tua. Mulai
tidak jujur, tidak komunikatif lebih senang menyendiri dan autis. Permasalah psikologi anak
sudah ada sejak lama, namun karena orang tua Indonesia kita tahu sendiri angka pendidikan yang
mencapai perguruan tinggi sangat minim, sebenarnya bagi orang tua yang putus sekolah dan
tidak tahu cara membangun karakter atau psikologi anak seharusnya bisa mencari informasi
melalui buku dan internet.
Perkembangan jaman semakin modern tidak ada alasan untuk orang tidak mengetahui
sesuatu yang belum diketahuinya. Karena jendela ilmu yang saat ini sangat terbuka
memungkinkan orang memiliki hal atau kemampuan yang sama dalam melakukan sesuatu.
Ternyata yang belajar bukan hanya anak, anda sebagai orang tua pun di tuntut untuk mendidik
anak, karena dalam silsilah anda tetap generasi yang pertama memiliki anak dari diri anda
sendiri. Pengetahuan tentang psikologi anak tidak hanya untuk ibu sang ayahpun haru tahu
bagaimana membangun psikologi anak yang baik.
b. Pengaruh guru dalam psikologi anak
Peran seorang guru sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam
proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor,
motivator, konsuler, eksplorator. Secara Psikologis peran guru adalah:
1. Ahli psikologi pendidikan
2. Relationship
3. Catalytic/pembaharu
4. Ahli psikologi perkembangan.
Peran seorang pengajar atau pendidik selain mentransformasikan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya kepada anak didik juga bertugas melakukan pembimbingan dan pelatihan serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
9. Faktor Faktor Psikologis
Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi
proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.
a. kecerdasan /intelegensia siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemmpuan psiko-fisik dalam mereaksikan
rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan
demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ
tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang
penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi
(executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru
atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior,
superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan
seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar
seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan
dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
b. Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic dan motivasi
ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan
memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca,
maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi
aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar,
motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama
dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
c. Minat
Secara sederhana,minaat (interest) nerrti kecemnderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah
yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai factor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi,
karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak
mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya
perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan
dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Anatara
lain, pertama, dengan mebuat materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak
membosankan, baik dari bentuk buku materi, desai pembelajaran yang membebaskan siswa
mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,
psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat
mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika
jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.
d. Sikap
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya
sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang
professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha
mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada
muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik
sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan;
meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi ddiri siswa.
e. Bakat
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan
dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap
informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat
dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya
sendiri.Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para
pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh
anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
10. Dampak UNBK terhadap psikologi peserta didik
Kondisi mental yang sering dialami oleh peserta ujian adalah rasa cemas. Kecemasan
akibat stressor semacam tuntutan kelulusan atau nilai ujian yang bagus memang masalah lumrah
yang harus bisa diatasi oleh siswa. Namun perbedaan konsekuensi dan resiko ketika para peserta
dihadapkan dengan sistem baru UNBK ini tentu akan menimbulkan kecemasan yang lebih
kompleks.Kecemasan menghadapi ujian sebagai perasaan khawatir, gelisah dan ketakutan
nampak pada gejala fisik seperti sakit perut, sulit istirahat, gangguan tidur, nafsu makan
berkurang, iritabilitas dalam menghadapi ujian, dan juga pengaruh terhadap gangguan
konsentrasi, sehingga banyak membuat kesalahan dalam mengerjakan ujian.
a. Terlalu tegangnya siswa sehingga mengalami khawatiran dalam belajar
b. Kurangnya ketidakpercayaan diri karena belum terlalu lihai dalam penggunaan komputer
c. Ketakutan siswa yang tidak wajar yang mengakibatkan adanya tindakan buruk
d, Siswa kehilangan waktu untuk bermain atau bersantai
e. Depresi karena terlalu keras dalam belajar
11. Mengetahui Dampak Psikologi melalui Tes Stres Belajar
Definisi konsep stres belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai
interaksi dalam diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau
tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan
sebagai suatu yang tidak pasti atau penting. Hal ini dapat diukur melalui : (1) tanggapan
psikologi seperti cemas, khawatir, takut, tidak senang, perasaan terganggu, dan lepas kendali, (2)
tanggapan fisik seperti rasa lelah, jantung berdebar, rasa sakit, dan tekanan darah terganngu, dan
(3) tanggapan reseptual seperti anggapan dan keyakinan. Berikut contoh kisi kisi dan soal stress
belajar. Pada Tabel 1:
Tabel 1 Kisi-kisi angket stress belajar terhadap UNBK
No Dimensi Indikator No Pernyataan
1 Tanggapan a. Cemas/Khawatir 1,2
psikolgi terhadap kendala dan tuntutan
b. Takut c. Tidak senang d. Perasaan Terganggu
3,4 5,6 7,8
2 Tanggapan Fisik
a. Rasa Lelah b. Jantung berdebar c. Rasa sakit d. Tekanan darah
tergannggu
9,10 11,12 13,14 15,16
3 Tanggapan Persepsual
a. Tanggapan dan keyakinan
b. Konsentrasi
17,18 19,20
(Wahidmurni dkk, 2010:75)
Keterangan : Nomor pernyataan ganjil adalah pernyataan negatif, nomor soal genap adalah pernyataan positif. Bentuk skala yang dapat dipergunakan untuk angket ini adalah mengunakan skala likert.
Skala ini sebagai nilai dari 20 pernyataan yang dikembangkan melalui tes stress belajar dan
diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan nilai seperti Tabel 2.
Tabel 2 Pedoman penskoran angket stress belajar terhadap UNBK Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-) Alternatif Jawaban
SS S R TS STS SS S R TS STS
Skor 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 (Adaptasi Wulandari, 2011) Angket yang telah diisi akan dikualifikasi sebagai berikut:
(1) Masing-masing butir pernyataan angket dikelompokkan sesuai dengan dimensi yang
diamati.
(2) Dilakukan penghitungan jumlah respon positif dan negatif untuk setiap butirnya yaitu untuk
pernyataan sangat setuju (SS), setuju (S), ragu ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat
tidak setuju (STS).
Tabel 3. Kriteria angket stress belajar terhadap UNBK
No Skor Peserta Didik Kategori
1 Lebih Dari 89 Sangat Baik
2 75 sampai 89 Baik
3 60 sampai 74 Cukup
4 45 sampai 59 Kurang
5 Kurang Dari 45 Sangat Kurang (Adaptasi Kusumah dan Dwitagama, 2010:338)
Menurut Kiswati (2010) persentase kestressan belajar siswa terhadap dimensinya dapat
diukur dengan rumus sebagai berikut:
Rsi =
x 100%
Keterangan : Rsi = Persentase kestressan belajar siswa terhadap dimensi ke-i
Ri = Jumlah nilai kestressan belajar siswa terhadap dimensi ke-i
n = Jumlah nilai kestressan belajar siswa maksimal terhadap dimensi ke-i
Tabel 4 Kriteria angket stress belajar terhadap UNBK berdasarkan dimensi
(Adaptasi kiswati, 2010)
12. Indikator kerberhasilan UNBK melalui angket stres belajar
Pada penelitian ini, diberikan suatu angket pada siswa siswa yang diisi secara langsung.
Respon ini digunakan untuk mengukur seberapa besar dampak psikologi, fisik, maupun
persepsual siswa dalam menghadapi UNBK. Berikut adalah angket dan hasil angket stres belajar
siswa terhadap UNBK dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6
Tabel 5. Angket stress belajar terhadap UNBK
No Rentang Kriteria
1 80 % ≤ Rsi < 100 % Sangat Setuju 2 60 % ≤ Rsi < 80 % Setuju 3 40 % ≤ Rsi < 60 % Cukup Setuju 4 20 % ≤ Rsi < 40 % Kurang Setuju 5 Rsi< 20% Sangat Tidak Setuju
No.
Pernyataan Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju Sangat setuju
1. Saya merasa lebih khawatir jika ujian menggunakan komputer
2. Saya selalu belajar untuk menghilangkan rasa gelisah saya dalam menghadapi UNBK
3. Saya takut, karena saya tidak terlalu bisa dalam penggunaan komputer
4. Ketakutan saya dalam menghadapi UNBK, memotivasi saya untuk terus belajar
5. Saya tidak senang menggunakan komputer saat ujian
6. Saya merasa santai menggunakan media komputer saat ujian, sehingga saya mau melaksanakan UNBK.
7. Saya merasa sulit dalam mengoperasikan komputer saat ujian
8. Saya merasa dengan adanya media komputer membantu kecepatan saya dalam menjawab soal
9. Saya merasa lelah belajar UN, karena waktu istirahat saya menjadi sedikit
10. Meskipun lelah, saya akan tetap belajar
11 Jantung saya semakin berdebar debar saat saya mengerjakan UN dengan komputer
12 Saya merasa lebih santai saat ujian menggunakan komputer
13 Mata saya terasa sakit saat membaca soal soal UN dengan komputer
14 Saya harus menjaga kesehatan agar tidak sakit saat UN
15 Saya merasa sakit kepala dan pusing saat membaca soal dengan komputer
16 Meskipun belajar,istirahat saya harus teratur agar tekanan darah tidak terganggu
17 Saya tidak begitu yakin saat mengklik jawaban pada
Tabel 6. Hasil Angket stress belajar terhadap UNBK No.
Responden Total Kategori No.
Responden Total Kategori 1 67
Cukup 16 60
Cukup 2 70
Cukup 17 64
Cukup 3 59
Kurang 18 68
Cukup 4 60
Cukup 19 57
Cukup 5 69
Cukup 20 66
Cukup 6 67
Cukup 21 75
Baik 7 59
Kurang 22 61
Cukup 8 78
Baik 23 57
Kurang 9 60
Cukup 24 58
Kurang 10 68
Cukup 25 73
Cukup 11 69
Cukup 26 67
Cukup 12 65
Cukup 27 81
Baik 13 65
Cukup 28 65
Cukup 14 68
Cukup 29 78
Baik 15 60
Cukup 30 64
Cukup Rata-rata 65,93%
Dari data dalam tabel diketahui bahwa dari 30 orang siswa ada 4 orang yang kategori
baik, 22 orang yang kategori cukup, dan 4 orang yang kategori kurang. Maka, diperoleh hasil
rata-rata respon sebesar 65,93% dengan kategori setuju. Dengan demikian, dapat dijelaskan
komputer 18 Saya merasa tidak gaptek
saat ujian menggunakan komputer
19 Saya lebih fokus saat menggunakan ujian dengan komputer
20 Saya semakin sulit berkonsentrasi saat ujian dengan menggunakan komputer
bahwa dengan menerapkan UNBK, siswa setuju bahwa mereka mengalami gangguan kestresan
dalam belajar.
Hasil angket stress belajar terhadap UNBK juga berdasarkan dimensi yaitu: Tanggapan
psikolgi terhadap kendala dan tuntutan, tanggapan fisik, dan tanggapan persepsual dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil Angket stress belajar terhadap UNBK berdasarkan dimensi
No. Dimensi Minat Siswa
Nilai rata rata Kategori 1. Tanggapan psikolgi terhadap
kendala dan tuntutan 61,67% Setuju
2. Tanggapan fisik 71,50% Setuju 3. Tanggapan persepsual 63,33% Setuju
Rerata 65,5 % Setuju
Dari data dalam tabel diketahui bahwa dampak psikologi, fisik, maupun persepsual
siswa dalam menghadapi UNBK memiliki rerata nilai sebesar 65,5%. Dengan demikian, UNBK
memberikan efek kstresan dalam belajar.
Stres belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dalam diri
seseorang akibat dikonfrontasikan dengan peluang, kendala, atau tuntutan belajar yang dikaitkan
dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti
atau penting. Hasil angket kestresan siswa terhadap UNBK dapat dilihat pada Grafik 1
Grafik 1 Persentase hasil angket stress belajar terhadap UNBK berdasarkan dimensi
61.67%
71.50%
63.33%
56.00%58.00%60.00%62.00%64.00%66.00%68.00%70.00%72.00%74.00%
Psikologi Fisik Persepsual
Persentase dampak psikologi sebesar 61,67%, fisik sebesar 71,50%, dan persepsual
sebesar 63,34 %. Pada penelitian ini, dampak fisik lebih besar dibandingkan psikologi dan
persepsual. Hal ini dikarenakan sebagian siswa disibukkan dengan belajar tambahan disekolah
maupun bimbingan belajar di tempat les, yang menyebabkan waktu istirahat sedikit dan mereka
menjadi lelah. Adanya dampak psikolgi terhadap kendala dan tuntutan yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri ditambah lagi harapan orang tua dan sekolah mengakibatkan rasa cemas, takut khawatir
bahkan tidak senang terhadap ujian nasional. Kecemasan akibat stressor semacam tuntutan kelulusan atau
nilai ujian yang bagus memang masalah lumrah yang harus bisa diatasi oleh siswa. Namun perbedaan
konsekuensi dan resiko ketika para peserta dihadapkan dengan sistem baru UNBK ini tentu akan
menimbulkan kecemasan yang lebih kompleks. Selain itu, ada lagi dampak persepsual yang membantu
siswa itu yakin sudah mantap dengan persiapan belajar dan tetap dapat berkonsentrasi dalam menjawab
soal meskipun ujian nasional menggunakan komputer. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurlaila
(2011) juga disebutkan bahwa kecemasan menghadapi ujian adalah istilah untuk menggambarkan suatu
pengalaman subjektif mengenai kekhawatiran atau ketegangan penilaian selama proses berlangsungnya
ujian yang termanifestasikan dalam kognitif, afektif serta fisiologis. Dengan demikian UNBK
memberikan dampak kestresan kepada siswa siswa dalam menghadapi ujian nasional karena
mengintegrasikan fokus antara pendalaman materi dengan pemahaman teknis bukan lah hal yang mudah
jika tidak belajar dan latihan dengan sungguh sungguh.
13. Efektivitas UNBK
Efektivitas merupakan suatu dimensi tujuan manajemen yang berfokus pada hasil,
sasaran, dan target yang diharapkan. Efektivitas UNBK bisa tetap diakui selama orientasi
sistemnya mengarah pada acuan evaluasi pembelajaran dan tidak terdistorsi oleh tingkat
kerumitan teknis yang memberatkan peserta ujian. Tantangan selanjutnya yakni ada pada pihak
sekolah yang harus lebih memperhatikan siswa-siswinya sehingga mental atau dinamika psikis
mereka benar-benar siap terkondisikan. Dengan demikian, Efektivitas UNBK selama ini masih
memberikan dampak psikologi, fisik, maupun persepsual sehingga siswa siswa mengalami
kestresan dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Efektivitas Unbk Sebagai Standar Evaluasi Belajar. https://EFEKTIVITAS%20UNBK%20SEBAGAI%20STANDAR%20EVALUASI%20BELAJAR%20–%20ILMPI%20Wilayah%20V.html, 11 Desember 2017
Dwitagama, Dedi dan Kusumah, Wijaya. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT
Indeks. Karasan, Kusnanto. 2015. Seputar UNBK 2016.
http://kusnantokarasan.com/2015/09/22/seputar-unbk-ujian-nasional-berbasis-komputer-2016/, 18 juli 2017
Puspitosari, Heni A. 2013. Menguasai Hardware computer. Yogyakarta: Skripta Media Creative.
Setiawan, Yuli. 2-15. Menuju Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk mengurangi kebocoran soal. http://Portal.ditpsmk.net/konten/1372/, 18 juli 2017
Sujatmiko, Eko, dkk. 2009. Teknologi informasi dan komunikasi.Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang
Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktek. Yogyakarta: Nuha Litera
Wijaya, Raden. 2013. Skala likert (metode perhitungan, persentase dan interval). https://www.slideshare.net/wijayaraden/skala-likert-metode-perhitungan-persentase-dan-interval, 3 Desember 2017
Wulaelawati, Ella. 2007. Kurikulum dan pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta : Pakaraya
Wulandari, enika. 2011. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui Pendekatan Problem Posing di Kelas VIIIA Smp Negeri 2 Yogyakarta. 1-198.