dalam pasal 54 uu no. 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman disebutkan :

24
PELAKSANAAN PUTUSAN LEMBAGA PERADILAN (PERDATA) Oleh DR. Hj. Marni Emmy Mustafa, SH.,MH (Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat) Disampaikan pada : Rapat Kerja Teknis Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi Pengkajian dan Penanganan Sengketa, Konflik dan Perkara serta Pembekalan Teknis Dalam Upaya Penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan Tahun 2013 Bandung, 24 Oktober 2013

Upload: selia

Post on 23-Feb-2016

125 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

- PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

PELAKSANAAN PUTUSAN LEMBAGA PERADILAN

(PERDATA)

Oleh DR. Hj. Marni Emmy Mustafa, SH.,MH (Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat)

Disampaikan pada :

Rapat Kerja Teknis Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi Pengkajian dan Penanganan Sengketa, Konflik dan

Perkara serta Pembekalan Teknis Dalam Upaya Penyelesaian Sengketa, Konflik dan Perkara

Pertanahan Tahun 2013Bandung, 24 Oktober 2013

Page 2: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

1) Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana dilakukan oleh jaksa.

2) Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara perdata dilakukan oleh panitera dan juru sita dipimpin oleh Ketua Pengadilan.

3) Putusan pengadilan dilaksanakan dengan memperhatikan nilai kemanusiaan dan keadilan.

Page 3: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Pengertian Eksekusi Subekti menyebut eksekusi dengan

istilah pelaksanaan putusan, yang dalam HIR Bab kesepuluh bagian kelima pengertian eksekusi disebut dengan istilah menjalankan putusan

Page 4: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Menjalankan putusan pengadilan melaksanakan isi putusan pengadilan yakni melaksanakan secara paksa putusan pengadilan dengan bantuan kekuatan umum apabila pihak yang kalah (tereksekusi atau pihak tergugat) tidak mau menjalankannya secara sukarela.

Page 5: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Pada prinsipnya, hanya putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) yang dapat dijalankan. Prinsip atau asas ini harus diperhatikan pada waktu akan melakukan eksekusi. Jika betul-betul telah mempunyai kekuatan hukum tetap baru eksekusi putusan tersebut dijalankan.

Page 6: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Lanjutan . . . . Akan tetapi terhadap asas/prinsip

tersebut masih ada pengecualiannya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang, yaitu :

1. Pelaksanaan putusan lebih dahulu

2. Pelaksanaan putusan provisi

Page 7: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Putusan yang berkekuatan hukum tetap adalah :

- putusan Pengadilan Negeri yang diterima baik oleh kedua belah pihak yang berperkara;

- putusan perdamaian;- putusan verstek yang terhadapnya tidak

diajukan verzet atau banding;- putusan Pengadilan Tinggi yang diterima

baik oleh kedua belah pihak dan tidak dimohonkan kasasi;

- putusan Mahkamah Agung dalam hal kasasi.

Page 8: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Macam-Macam Putusan Menurut sifatnya ada 3 (tiga)

macam putusan, yaitu :

1. Putusan Declaratoir

2. Putusan Constitutief

3. Putusan Condemnatoir

Page 9: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Putusan Declaratoir Putusan declaratoir ialah

putusan yang hanya sekedar menerangkan atau menetapkan suatu keadaan saja, tidak perlu dieksekusi.

Page 10: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Putusan Constitutief

Putusan constitutief ialah putusan yang menciptakan atau menghapuskan suatu keadaan, tidak perlu dilaksanakan.

Page 11: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Putusan Condemnatoir

Putusan condemnatoir, yaitu putusan yang berisi penghukuman. Pihak yang kalah dihukum untuk melakukan sesuatu.

Page 12: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Putusan Yang Bersifat Condemnatoir

Ada Perintah1. melakukan suatu perbuatan tertentu2. tidak melakukan suatu perbuatan3. menyerahkan sesuatu barang4. Mengosongkan sebidang tanah dan /

atau bangunan5. menghentikan suatu perbuatan atau

keadaan6. Membayar sejumlah uang

Page 13: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Upaya Eksekusi

1. Upaya Paksa Langsung

2. Upaya Paksa Tidak Langsung

Page 14: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

A. Upaya Paksa Langsung

1. Eksekusi Riil (rieele executie) : Menyerahkan sesuatu barang

selain uang Mengosongkan tanah/bangunan Melakukan sesuatu Tidak melakukan sesuatu

Page 15: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

2. Eksekusi pembayaran sejumlah uang (verhaal executie) :

(Vide Pasal 196 HIR/208 RBG). Penyitaan barang -

barang bergerak / tidak bergerak

Pelelangan Pembayaran kepada kreditur

Page 16: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

B. Upaya Paksa Tidak Langsung

Melalui tekanan psichis kepada terhukum agar mau memenuhi prestasi yang diwajibkan

1.Gijzeling (sandera badan)(Pasal 209 s.d. 224 HIR / Pasal 242 s.d. 256 Rbg. Jo. PERMA No. 1 Tahun 2000)

Page 17: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

2. Dwangsom (uang paksa)

Pasal 606 a – 606 Rv

hukuman tambahan

Bersifat accessoir

tekanan psichis

Page 18: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Penundaan Eksekusi 1. adanya perlawanan pihak III (derden verzet)

2. Adanya gugatan baru

3. Adanya NOVUM yang menurut pertimbangan KPN bukti baru tesebut cukup kuat

Page 19: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Putusan yang dinyatakan

non executable1. putusan yang tidak mengandung perintah

2. obyek gugatan tidak jelas

3. obyek gugatan tidak berada di tangan tergugat

Page 20: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Hambatan Eksekusi Hambatan Eksekusi antara lain : biaya yang wajib dibayarkan karena besarnya

biaya belum dipenuhi oleh pemohon, adanya perlawanan dari termohon atau pihak

ketiga adanya peninjauan kembali, bunyi/redaksi putusan tidak jelas, ada dua putusan yang saling bertentangan, dalam eksekusi putusan serta merta karena

pemohon tidak dapat menyediakan jaminan senilai objek eksekusi,

dikabulkannya bantahan pembantah, pengerahan preman-preman di tempat eksekusi

Page 21: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

Studi Kasus Isi Putusan Mahkamah Agung :

Menyatakan bahwa memberikan ijin kepada Penggugat untuk mengurus surat-surat balik nama ke Kantor BPN Indramayu dan diberi kuasa untuk menandatangani surat-surat sebagai penjual maupun pembeli.

Page 22: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

KRONOLOGIS PENGRUSAKAN PN DEPOK OLEH MASSA YANG MEMAKSA UNTUK DILAKSANAKAN EKSEKUSI

Page 23: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

KRONOLOGIS PENGRUSAKAN PN DEPOK OLEH MASSA YANG MEMAKSA UNTUK DILAKSANAKAN EKSEKUSI

Page 24: Dalam Pasal 54 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan :

TERIMA KASIH