daftar isi - blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izuaf/files/2013/10/modul3-managemen-penyimpanan.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
DAFTAR ISI
SUB POKOK BAHASAN 1 ................................................................................................................................. 2
Perkembangan Media Penyimpanan ............................................................................................................. 2
1.1 Perangkat Keras Media Penyimpanan ................................................................................................. 2
1.2 Antarmuka Media Peyimpanan............................................................................................................ 3
1.3 Perangkat lunak pada Media Penyimpanan ........................................................................................ 4
1.4 Verifikasi instalasi ................................................................................................................................. 6
1.5 Partisi disk ............................................................................................................................................ 7
1.6 Filesystem ............................................................................................................................................. 8
1.7 Rangkuman .........................................................................................................................................11
Contoh Soal : Manajemen Media Penyimpanan ..........................................................................................12
Latihan soal : Manajemen Media Penyimpanan ..........................................................................................12
Test Formatif: Manajemen Media Penyimpanan ........................................................................................13
SUB POKOK BAHASAN 2 ...............................................................................................................................14
Media Penyipanan Logical ...........................................................................................................................14
2.1 RAID ....................................................................................................................................................14
2.2 Disk Failure Recovery ..........................................................................................................................18
2.3 Logical Volume Management (LVM) ..................................................................................................20
2.4 Z filesystem.........................................................................................................................................21
2.5 Storage Area Networking ...................................................................................................................22
2.6 Network File System ...........................................................................................................................23
2.7 Rangkuman .........................................................................................................................................25
Contoh Soal : Media Penyimpanan Logikal ..................................................................................................26
Latihan soal : Media Penyimpanan Logikal ..................................................................................................26
Test Formatif: Media Penyimpanan Logikal .................................................................................................27
2
SUB POKOK BAHASAN 1
Perkembangan Media Penyimpanan
Perkembangan media penyimpanan saat ini seperti saat kita bermain lego. Dengan balok-balok
lego kita bisa membuat sebuah gabungan media penyimpanan besar yang terbentuk dari gabungan
media penyimpanan kecil tergantung dengan model yang kita inginkan. Perkembangan media
penyimpanan saat ini sudah mulai bergeser ke media penyimpanan online, namun perlu kita sadari juga
bahwa media penyimpanan online (atau yang sering kita sebut dengan media penyimpanan cloud) juga
dibangung dengan memanfaatkan infrastruktur yang terdiri dari media penyimpanan tradisional. Dalam
modul ini kita akan membahas tugas-tugas kita sebagai seorang sistem administrator untuk melakukan
desain, implementasi, dan analisa terhadap media penyimpanan dan juga meninjau teknologi perangkat
keras dan arsitektur umum yang biasa digunakan pada perangkat lunak media penyimpanan. Disini kita
juga akan membahas pengembangan model media penyimpanan dimulai dengan partisi, RAID, Logical
volume, dan media penyimpanan berbasis jaringan atau SAN (storage attached network)
Sebelum kita bahas mengenai model media penyimpanan yang lebih tinggi, mari kita bahas
dengan level yang paling dasar. Bagaimana ketika kita ingin menambahkan media penyimpanan pada
sebuah mesin server? Simpel, tambahkan perangkat keras media penyimpanan tersebut dan reboot. Kita
lihat misalkan kita menambahkan media penyimpanan pada Linux/Unix media tersebut akan
direpresentasikan dengan nomor file device yang paling tinggi, pastikan penambahan device tersebut
sudah sesuai dengan media penyimpanan yang kita pasang. Baik itu dari ukuran, merk vendor, dan
nomor serial.
1.1 Perangkat Keras Media Penyimpanan
Saat ini, hanya terdapat beberapa pilihan untuk menyimpan data di komputer, kita dapat
melakukannya di hard disk, flash memori, tape magnetik, dan media optikal seperti DVD/CD. Tape
magnetik dan media optikal memiliki batasan yang tidak memungkinkan keduanya untuk digunakan
sebagai penyimpanan filesystem. Namun perlu kita ketahui bahwa kedua media tersebut masih
digunakan untuk kebutuhan lain seperti backup dimana pada kebutuhan tersebut akses instan dan
kemampuan untuk menulis atau membaca tidak dijadikan fitur utama.
Pengembangan media penyimpanan telah sampai pada pengembangan dalam bentuk SSD (solid
state drive) dimana model penyimpanan dengan memanfaatkan teknologi flash tersebut menawarkan
fitur yang lebih dibandingkan dengan media penyimpanan standar. Pengembangan SSD ini diyakinkan
dapat merubah model arsitektur database, file system dan juga sistem operasi di beberapa tahun
kedepan. Selain pengembangan SSD, pengembangan hard disk tradisional juga semakin berkembangan
secara eksponensial. 20 tahun lalu harga 60 MB media penyimpanan menjangkau sekitar 1000 US$.
Namun saat ini kita dapat mendapatkan media penyimpanan dengan kapasitas 1 TB dengan harga 80
US$. Dimana perkembangan harga dan kapasitas yang didapatkan meningkat hingga 200.000 kali atau
meningkat 2 kali lipat dalam MB/$ setiap 1.15 tahun. Model yang lain yang dikembangkan adalah model
3
media penyimpanan dengan konsep hybrid yang merupakan hard disk tapi dengan ukuran buffer flash
memory yang besar. Namun pengembangan model ini masih belum dipasarkan.
Ukuruan disk yang dispesifikasikan dalam GigaByte terdiri dari milyar bytes. Dimana ukuran pasti
untuk 1 GB adalah 230 bytes atau 1.073.741.824 bytes. Terdapat kelebihan sekitar 7% (73.741.824 byte).
Perbandingan mengenai SSD Vs HDD ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1 SSD vs HDD
(sumber: http://www.storagereview.com/ssd_vs_hdd )
No. Atribut SSD HDD
1. Power Rata-rata 2-3 watt Rata-rata 6-7 watt
2. Cost 1$ per GB 0.075$ per GB
3. Kapasitas Umumnya yang terbesar adalah 512 GB
2 TB
4. OS Boot Time 22 detik 40 detik
5. Noise Cenderung lebih “diam” Putaran disk masih dapat didengar
6. Failure rate Mean time between failure 2 juta jam
1.5 juta jam
7 Kecepatan menulis 200 – 500 MB per detik 50 – 120 MB perdetik
8. Efek magnet Tahan terhadap magnet Magnet dapat merusak atau menghapus data.
1.2 Antarmuka Media Peyimpanan
Saat ini, terdapat beberapa standar antarmuka yang ada pada media penyimpanan. Jika sebuah
server mendukung beberapa antar muka, kita dapat memilih sesuai dengan kebutuhan disesuaikan
dengan kecepatan yang diinginkan, kemampuan redundancy, mobilitas dan tidak lupa harga yang
ditawarkan.
ATA (Advanced Technology Attachment)
Teknologi ATA diketahui sebagai pengembagan dari IDE, disebut Integrated Drive Electronics
dikarenakan pemasangan media penyimpanan dengan antarmuka ini controllernya ditempatkan
pada blok yang sama dengan piringan disk dan menggunakan protokol komunikasi high level
antara komputer dan disk. Perkembangan ATA dimulai dari antarmuka paralel tradisional (PATA)
dan dilanjutkan dengan antarmuka serial (SATA) yang memiliki kecepatan transfer llebih cepat
dibandingkan dengan PATA. Selain itu keunggulan SATA adalah model cabling yang ringkas dan
kemampuan penggunaan kabel yang lebih panjang.
SCSI (Small Computer System Interface)
Model SCSI memiliki beberapa fitur antara lain terdapatnya dukungan multiple disk dalam satu
bus. Produsen hard disk memanfaatkan model antarmuka ini untuk model dengan performa
terbaik dan ketahanan perangkat yang lebih dibandingkan dengan model yang lain.
Fiber Channel
4
Antarmuka fiber channel memanfaatkan komunikasi serial dengan skala enterprise dengan
kemampuan data rate yang tinggi dengan memanfaatkan kabel optik dengan kecepatan berkisar
antara 1-40 Gbps. Topologi optik yang digunakan umumnya memanfaatkan model Fiber channel
Arbitrated Loops (FC-AL) dan model fabrics dengan perangkat tambahan Fiber channel switch.
Fiber channel didesain dengan kemampuan komunikasi yang mampu terhubung dengan
antarmuka SCSI atau IP. Identifikasi perangkat keras fiber channel dilakukan dengan ID number 8
byte mirip dengan MAC address sebuah Hardware.
USB dan Firewire (IEEE1394)
Merupakan komunikasi serial yang populer dalam penggunaan hard disk eksternal.
Pengembangan yang dilakukan adalah dengan USB 3.0 yang memiliki kecepatan transfer hinga 5
GB/s.
1.3 Perangkat lunak pada Media Penyimpanan
Gambar 1 Storage Management Layer
(Sumber: Unix and Linux System Administrations Handbook, 2011)
Gambar 1 menunjukkan beberapa komponen perangkat lunak yang menjadi mediasi Antara
peralatan media penyimpanan terhadap penggunanya. Arsitektur pada gambar tersebut merupakan
arsitektur untuk linuk. Gambar 1 menunjukkan pernyataan “dapat dibangun diatas”. Misalkan, filesystem
linux dapat dibandung diatas partisi, array RAID, atau logical volume. Pilihan tersebut dapat dilakukan
oleh administrator untuk membuat modul-modul yang ada dan menghubungkan setiap media
penyimpanan yang ada hingga ke bentuk final. Berikut penjelasan langkah dari gambar 1:
Sebuah media penyimpanan (storage devices) dapat berupa hard disk, flash drive, SSD, atau
external raid array atau layanan jaringan yang menyediakan blok untuk dapat diakses secara
remote.
5
Partisi adalah sebuah ukuran fix mengenai bagian/sub dari media penyimpanan. Setiap partisi
memiliki file device masing-masing dan bertindak seolah-olah merupakan media penyimpanan
independen.
RAID Array ( a redundant array of independent disks) menggabungkan beberapa media
penyimpanan menjadi sebuah media virtual. Konfigurasi yang dilakukan bergantung bagaimana
kita melakukan set up terhadap array yang ada. Konfigurasi model ini dapat meningkatkan
kinerja (dengan membaca atau menulis disk secara parallel), meningkatkan reliabilitas (dengan
melakukan duplikasi atau pengecekan terhadap parity data pada beberapa disk) atau keduanya.
RAID dapat diimplementasikan oleh Operating system atau dengan beberapa jenis perangkat
keras tambahan.
Volume group dan logical volume,atau diasosiasikan dengan logical volume manager. Sistem
tersebut melakukan agregasi media penyimpanan fisik menjadi gabungan/pool dari media
penyimpanan yang disebut sebagai Volume group. Administrator selanjutnya dapat membagi
pool menjadi beberapa bagian logical volume seperti halnya media penyimpanan fisik membuat
sebuah sub bagian logical dengan partisi. Misalkan 750GB HD dan 250 HD dapat di agregasi
menjadi 1TB volume group dan kemudian dipecah menjad dua logical volume dengan ukuran
masing-masing 1 TB. LVM menambahkan layer tidak langsung Antara blok fisik maupun logic.
Filesistem melakukan mediasi Antara beberapa blok yang direpresentasikan oleh partisi, RAID
array atau logical volume dengan standar file system melalui antar muka sebuah program.
Misalkan path untuk /var/spool/mail, UNIX permissions, filesystem menentukan dimana dan
kapan konten dari file disimpan, bagaimana filesystem namespace direpresentasikan dan dicari
pada disk, dan bagaimana system dibuat tahan terhadap korupsi data atau mampu recovery.
Pada sistem yang ada saat ini penggabungan antara filesystem RAID controller dan LVM system
diintegrasikan pada satu paket. Kita ambil contoh ZFS milik Sun atau Btfres milik linux. Pada model
tradisional seperti yang ditunjukkan pada gambar 2, setup masih dilakukan dengan sederhana, dengna
memanfaatkan partisi untuk dilakukan mount atau pengarahan menuju filesystem yang diinginkan.
Model partisi pada gambar 2 memanfaatkan 3 layer utama dalam konfigurasinya dimana dapat kita lihat
pada sisi layer fisik terdapat dua hard disk yaitu hard disk 1 (dikenali dengan file device /dev/sda) dan
hard disk 2 (/dev/sdb). Diatas layer fisik terdapat layer partisi dimana pada Hard disk 1 dipecah menjadi
dua partisi dikenali dengan file device /dev/sda1 dan /dev/sda2, sementara hard disk 2 hanya terdapat 1
partisi yaitu /dev/sdb. Hasil di layer partisi diarahkan/dilakukan mount ke filesystem layer, dimana
/dev/sda1 dirujuk oleh /home, /dev/sda2 dirujuk pada /opt dan /dev/sdb1 dirujuk oleh /spare. Model
partisi layer dapat dikembangkan lagi dengan memanfaatkan Logical volume.
6
Gambar 2 Skema paritisi disk Tradisional
(Sumber: Unix and Linux System Administrations Handbook, 2011)
1.4 Verifikasi instalasi
Setelah memasang disk, kita harus melakukan pengecekan apakah sistem kita mengenali disk tersebut dengan melakukan pengecekan mendasar seperti pengecekan BIOS. Untuk hard disk dengan tipe antar muka SCSI, umumnya terdapat layar setup yang dapat kita eksekusi sebelum proses boot sistem. Selanjutnya dapat kita lakukan diagnosa dari output kernel ketika kernel tersebut melakukan probing terhadap media penyimpanan kita.
Gambar 3 Diagnosa kernel ketika melakukan Probing SCSI Disk
(Sumber: Unix and Linux System Administrations Handbook, 2011)
File media penyimpanan
Ketika media penyimpanan baru dipasang pada sistem UNIX/Linux, media tersebut akan direpresentasikan pada file perangkat di direktori /dev. Secara umum, sistem operasi akan melakukannya untuk kita secara otomatis, namun kita harus tetap memastikan dimana letak file perangkat untuk media penyimpanan tersebut. Model penamaan standar file perangkat pada media penyimpanan ditunjukkan pada tabel 2.
7
Tabel 2 Penamaan standar untuk media penyimpanan
System Device Block (File Perangkat)
Raw Device Partisi
Linux /dev/sda Tidak digunakan /dev/sda1
Solaris /dev/dsk/c0t0d0s2 /dev/rdsk/c0t0d0s2 /dev/dsk/c0t0d0s0
HP-UX /dev/disk/disk0 /dev/rdisk/disk0 /dev/disk/disk0_p1b
AIX /dev/hdisk0 /dev/rhdisk0 Tidak digunakn
Disk devices untuk Linux Model penamaan media penyimpanan di Linux dilakukan dengan model urutan seperti halnya kernel melakukan enumerasi terhadap antarmuka (interfaces) lainnya. Menambahkan disk dapat merubah nama dari disk yang sedang existing. Karena permasalahan ini kita harus memastikan dimana letak penyimpanan nama file disk yang kita akan konfigurasi.
1.5 Partisi disk
Melakukan partisi dan manajemen logical volume adalah beberapa cara untuk melakukan
pembagian disk (atau membuat Pool disk seperti di LVM) menjadi bagian dengan ukuran tertentu.
Dengan melakukan partisi dan memanfaatkan logical volume, backup dapat dilakukan lebih mudah
dengan mencegah user untuk berinteraksi dengan filesystem milik sistem operasi. Misalkan pada linux,
sistem operasi memiliki filesystem pada “partisi” root yang ada di / . dimana dibawahnya terdapat sub
direktori yang berisi program utama dari sistem operasi Linux seperti /bin, /sbin, /usr, dan sebagainya.
Beberapa subdirektori di Linux (terutama untuk direktori yang ukurannya selalu bertambah besar)
serperti /var, /usr, /tmp, /share, dan /home dipecah pada partisi tersendiri . Beberapa opini muncul
terkait bagaimana melakukan pembagian disk dengan partisi. Antara lain menurut mark burgess, dengan
prinsipnya “Data yang terpisah dengan sistem operasi sebaiknya dipisah pada direktori tree yang
berbeda, atau bahkan pada partisi/media penyimpanan yang berbeda untuk memudahkan proses
modifikasi pada sistem operasi (upgrade, downgrade, dsb)”.
Secara umum, praktisi melakukan partisi terhadap media penyimpanan menurut fungsi-fungsi berikut:
Direktori user
Direktori user penting untuk dibedakan karena didalamnya berisi file-file milik pengguna yang
tidak terkait langsung dengan sistem operasi. Namun, mengingat pentingnya file milik pengguna
sistem (misalkan pada kasus web hosting), direktori ini perlu untuk dibedakan agar mudah dalam
pelaksanaan backup dan apabila terdapat crash pada partisi sistem, partisi miliki direktori
pengguna dapat diselamatkan.
Development Work
Dalam mengelola sistem, kita dapat mengetahui didalamnya terdapat aplikasi yang
dikembangkan oleh para software engineer untuk mengembangkan fungsi bisnis tertentu. Pada
software engineer tersebut pasti membutuhkan filesystem yang ada di media penyimpanan. Ada
baiknya partisi milik software engineer tidak dijadikan satu dengan partisi milik sitem operasi.
Software
Beberapa perangkat lunak memiliki harga yang luar biasa mahal atau konfigurasi yang cukup
memakan waktu apabila harus dilakukan dari awal, oleh karena itu aplikasi-aplikasi komersil
8
perlu untuk disimpan dalam partisi tertentu agar ketika kita melakukan roll-back waktu
konfigurasi bisa dipersingkat.
Database
Beberapa aplikasi memiliki hubungan dengan basis data untuk melakukan penyimpanan
terhadap entitas-entitas yang diperlukan. Basis data akan melakukan penyimpanan tabel dan
isinya pada sebuah file. Alangkah baiknya apabila partisi basis data diletakkan secara terpisah
dari filesytem sistem operasi.
Root Backup
Pada sistem UNIX/LINUX backup root directory pada partisi tertentu sering digunakan untuk
menghindari apabila sewaktu-waktu partisi root utama mengalami permasalahan. Secara ideal,
root backup akan lebih baik jika ditempatkan pada disk yang berbeda dengan partisi root utama.
Sehingga sewaktu-waktu terjadi permasalahan hardware maupun software pada partisi root
utama, proses setup sistem operasi baru dapat dilakukan dengan cepat. Suatu saat kita perlu
untuk melakukan verifikasi dengan melakukan boot menggunakan root backup untuk
meyakinkan bahwa backup system kita lakukan dengan benar. Kita juga harus memastikan
bahwa root direktori tidak melakukan konsumsi yang berlebih agar proses backup dapat
dilakukan dengan cepat. Karena alasan inilah beberapa sub direktori dibawah root dipisah pada
partisi yang berbeda.
Temporary directory
Dengan menempatkan temporary direktori pada partisi yang berbeda kita dapat membatasi
ukuran dari direktori tersebut agar tidak selau bertambah besar. Direktori temporary juga
dibantu dengan swap space.
Log files
File log sangat penting untuk melakukan audit terhadap sistem atau melakukan debugging, oleh
karena itu partisi dimana log files berada pasti akan bertambah besar seiring dengan
pertumbuhan log files. Untuk kasus ini direktori tempat dimana log files berada diletakkan secara
terpisah pada file system.
Swap
Swap sebaiknya dibagi terpisah pada beberapa disk untuk meningkatkan kinerja. Agar penulisan
pada swap space dapat dibagi secara parallel.
1.6 Filesystem
Meskipun media penyimpanan secara konseptual telah dibagi menjadi beberapa partisi maupun
logical volume, media masih belum dapat untuk menyimpan berkas. Oleh karenanya media
penyimpanan juga harus mengimplementasikan filesystem. Berkeley fast file system diimplementasikan
oleh McKusick adalah standar awal yang digunakan pada UNIX systems. Dengan sedikit tambahan,
filesystem yang dikembangkan oleh McKusick lebih dikenal dengan nama UFS (UNIX Filesystem) dan
menjadi dasar pengembangan dilesystem yang lain seperti Linux Ext Filesystem, Solaris UFS dan IBM JFS.
Pada awalnya filesystem dijadikan satu paket didalam kernel, tetapi saat ini menjadi dukungan
diluar kernel dikarenakan kebutuhan untuk menanamkan multi filesystem dalam satu sistem. UNIX
9
system membangun pengembangan kernel yang mampu melakukan aktivasi terhadap beberapa
filesystem sekaligus. Dimana pada filesystem tersebut juga digunakan sebagai antarmuka untuk media
penyimpanan yang umumnya pada model UNIX ditempatkan pada /dev.
Dukungan untuk multiple filesystem diawali kebutuhan akan NFS (Network Filesyste) dan
filesystem untuk removable media seperti flash drive. Saat ini sudah mulai banyak bermunculan model
filesystem yang tidak menjadi bundle dengan kernel dikarenakan ada kebutuhan tertentu pada sebuah
sistem. Contohnya adalah ReiserFS.
Linux Filesystem
Perkembangan filesystem di Linux yang terkanal adalah seri ext. dimana pengembangan dari
ext2 juga diawali dari filesystem Berkeley Fast Filesystem. Pengembangan pada Ext3 adalah penambahan
kemampuan journaling namun tetap menggunakan struktur dasar dari ext2. Artinya kita dapat
melakukan mounting filesystem ext3 sebagai filesystem ext2 tanpa mendapatkan fitur journaling.Fitur
journaling dibutuhkan untuk melakukan pengecekan terhadap kinerja filesystem.
Pengembangan selanjutnya adalah Ext4 dimana pada filesystem tersebut mendapatkan
tambahan limitasi ukuran, dan meningkatkan kinerja dan operasional, serta terdapat fitur alokasi
penyimpanan dibandingkan dengan disk block biasa. Bundle Ext4 diperloleh sejak Linux Kernel 2.6.28
pada Ubuntu dan SUSE, sedangkan untuk redhat masih tetap bertahan pada ext3.
Contoh Soal/Praktek (Filesystem Command):
Analisa perintah mkfs dan fsck. Untuk kebutuhan apakah perintah tersebut digunakan ?
Jawab :
Perintah mkfs digunakan untuk membuat filesystem pada layot partisi yang telah dibuat.
Perintah fsck digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap korupsi filsystem. FSCK sendiri
adalah kepanjangan dari “Filesystem Consistency Check”. Secara otomatis FSCK dijalankan pada
saat booting oada seluruh filesystem yang terdaftar pada /etc/fstab,/etc/vsfstab atau
/etc/filesystem (tergantung dengan Unix/Linux yang digunakan).
Setelah Filesystem dibuat kita harus melakukan mounting sebelum dapat diproses. Mount point
untuk filesystem dapat diarahkan pada direktori apapun yang dikehendaki. Mounting dilakukan dengan
melakukan penunjukan dari filename device (yang sudah dibuat filesystem terlebih dahulu) terhadap
direktori yang kita inginkan dan akan ditulis secara permanen apabila telah didaftarkan pada filesystem
katalog yang berada di /etc/fstab,/etc/vsfstab atau /etc/filesystem. Mount point dapat diarahkan pada
sistem direktori yang ada di Linux seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.
/sbin/mkfs -t ext3 /dev/sda6
//Perintah diatas dilakukan untuk membuat filesystem
ext3 pada partisi yang terdapat pada /dev/sda6
10
Gambar 4 Linux Direktori
(Sumber: http://www.tldp.org)
Praktek Melakukan mounting dapat dilakukan dengan perintah seperti dibawah ini : Dengan perintah diatas, kita akan melakukan pengarahan pada partisi yang berada pada filename devices /dev/sda1 pada direktori /home. Proses mounting diatas hanya dilakukan sementara dan tidak dieksekusi secara permanen. Sehingga ketika boot up maka proses mounting harus dilakukan ulang.
Dengan perintah umount kita dapat melakukan pembatalan pada partisi disk yang ada di filnename
devices /dev/sda1 agar tidak melakukan pengarahan lagi menuju direktori /home.
mount /dev/sda1 /home
umount /dev/sda1 /home
11
Untuk melakukan proses mounting secara otomatis, kita dapat melakukan editing terhadap file
/etc/fstab. Dengan cara sebagai berikut:
1.7 Rangkuman
Pada sub pokok bahasan perkembangan media penyimpanan, kita dapat memahami bahwa
pertumbuhan teknologi storage berkembang sedemikian cepat. Perkembangan yang ada saat ini
menunjukkan teknologi SSD yang memiliki operasi baca tulis dan penghematan daya yang jauh lebih
bagus dibandingkan dengan model HDD. Dalam mendesain arsitektur media penyimpanan, kita perlu
untuk mempelajari jenis antarmuka dari media penyimpanan tersebut dan menyesuaikan dengan
kebutuhan yang ada pada system kita. Antarmuka media penyimpanan yang popular Antara lain ATA,
SCSI, dan Fibre Channel. Beberapa langkah yang kita lakukan pada saat mendesain arsitektur adalah
dengan memerhatikan tiap layer desain yaitu di layer fisik, layer partisi, maupun layer filesystem. Pada
layer fisik kita melakukan pemilihan terhadap model media penyimpanan, merk, maupun fitur yang ada
pada media penyimpanan. Pada layer partisi kita dapat menyediakan model partisi langsung, atau
memanfaatkan media penyimpanan logical seperti RAID ataupun LVM. Kemudian dilanjutkan dengan
pemilihan filesystem yang akan kita manfaatkan dan kita lakukan proses mount pada direktori yang
diinginkan.
$ less /etc/fstab
Filesystem mountpoint fstype flags dump fsck
/dev/sda1 /home ext4 default 0 0
12
Contoh Soal : Manajemen Media Penyimpanan
1. Apa yang anda pahami mengenai filename devices ?
Jawaban :
Filename devices digunakan oleh sistem operasi untuk mengenali perangkat media penyimpanan
melalui pesan kernel dan dipetakan ke filename devices.
2. Apa yang anda pahami mengenai antarmuka pada media penyimpanan dengan memanfaatkan
SCSI?
Jawaban:
Model SCSI memiliki beberapa fitur antara lain terdapatnya dukungan multiple disk dalam satu
bus. Produsen hard disk memanfaatkan model antarmuka ini untuk model dengan performa
terbaik dan ketahanan perangkat yang lebih dibandingkan dengan model yang lain.
Latihan soal : Manajemen Media Penyimpanan 1. Sebutkan jenis-jenis filesystem yang ada Linux dan Unix.
Jawaban :
Linux Ext Series
Reiserfs
JFS pada AIX
ZFS pada Solaris
2. Langkah apa sajakah yang dilakukan ketika kita disk baru terpasang pada server kita?
Jawaban:
Melakukan pengecekan pada pesan kernel
Memastikan filename device dari hard disk tersebut
3. Mengapa direktori tertentu harus kita tempatkan pada partisi atau disk yang berbeda dengan
filesystem milik sistem operasi ?
Jawaban:
Untuk menghindari apabila terjadi situasi ketika filesystem milik sistem operasi mendapatkan
crash atau hard disk failure, direktori dan data-data yang di mount pada disk yang berbeda
tersebut dapat diselamatkan.
4. Beri contoh dan jelaskan beberapa bagian apa saja yang sebaiknya diletakkan pada disk atau
partisi terpisah ?
Jawaban :
Direktori pengguna
Development work
Software
Log files
5. Jelaskan bagaimana perintah pada Linux untuk melakukan mounting pada direktori Filesystem.
mount /dev/sda1 /home
13
Test Formatif: Manajemen Media Penyimpanan 1. Jelaskan bagaimana admin melakukan desain arsitektur storage untuk beberapa kasus dibawah
ini:
a. Server dengan pengguna dan direktori home lebih dari 200 pengguna
b. Swap area pada sebuah DNS Server
c. Media penyimpanan untuk antrian mail yang penuh dengan spam
d. Database MySQL InnoDB
2. Dengan menggunakan sumber baik cetak maupun Internet, coba untuk melakukan identifikasi
terhadap kinerja SCSI dan SATA. Dengan harga yang kita keluarkan untuk kedua antarmuka
tersebut, fitur apa yang akan kita dapatkan?
3. Tambahkan disk pada system anda dan silahkan buat sebuah partisi (2 paritisi) pada hard disk
fisik anda.
4. Jelaskan apa guna dari inode pada Linux Filesystem.
5. Jelaskan apa perbedaan Antara filesystem ext series dengan reiserfs ?
14
SUB POKOK BAHASAN 2
Media Penyipanan Logical
2.1 RAID
Meskipun kita memiliki backup, konsekuensi kegagalan pada disk server dapat mengakibatkan
bencana bagi informasi yang ada didalamnya. RAID (Redundant arrays of independent/inexpensive disks)
adalah sistem yang melakukan replikasi data pada beberapa disk. RAID tidak hanya mencegah data
hilang namun juga dapat meminimalisir downtime apabila terjadi kegagalan hardware dan meningkatkan
kinerja. RAID dapat diimplementasikan dengan menggunakan perangkat keras khusus yang didalamnya
terdapat kelompok hard disk. RAID juga dapat diimplementasikan secara sederhana dengan
memanfaatkan perangkat lunak pada Sistem operasi untuk melakukan opearasi baca tulis sesuai dengan
aturan RAID yang ada.
Software vs Hardware RAID
Perangkat keras RAID (RAID controller) menjadi popular dikarenakan beberapa hal. Pertama, kurangnya aplikasi perangkat lunak pada implementasi RAID juga karena tidak ada dukungan langsung dari sistem operasi untuk mendukung RAID. Kedua, kemampuan perangkat keras RAID memiliki kemampuan untuk menulis pada buffer pada memori non-volatile. RAID Level
RAID dapat melakukan dua fungsi sederhana, pertama adalah “stripping” data pada beberapa hard disk. Kedua, melakukan proses replikasi data pada beberapa disk untuk mengurangi resiko kegagalan pada single disk. Replikasi dapat diasumsikan menjadi dua bentuk umum yaitu mirroring dimana blok data diproduksi ulang per bit pada beberapa drive yang berbeda dan skema paritas dimana satu atau lebih drives akan digunakan sebagai penyimpan error correcting checksum dari blok-blok yang ada pada drive. Mirroring memiliki kecepatan yang bagus tetapi memiliki kelemahan konsumsi ruang disk yang lebih besar. Skema parity lebih efisien terhadap ruang disk namun memiliki performance tidak lebih baik dibandingkan dengan mirroring.
Secara umum, RAID dijelaskan dalam bentuk level, dimana level tersebut menentukan detail dari model parallel dan redundan yang diimplementasikan oleh array. Seringkali terminology level disini disalah artikan dengan menganggap semakin tinggi level RAID yang digunakan maka akan semakin baik kinerja dari RAID. Sekali lagi, level hanya menentukan metode konfigurasi pada RAID dan penggunaannya dipilih berdasarkan kebutuhan dari sistem. Berikut beberapa ilustrasi penggunaan RAID:
1. Mode Linear (Dikenal dengan JBOD “Just a Bunch of Disks) Mode ini belum dikatakan masuk tahap level dari RAID. JBOD hanya melakukan penggabungan dari beberapa disk untuk membuat sebuah single virtual Drive dengan ukuran besar.
15
Gambar 5 Just a Bunch of Disk (JBOD)
(Sumber: http://www.sansdigital.com/raid-diagrams.html, 2013)
JBOD (ditunjukkan pada gambar 5) tidak memiliki fitur redundansi data atau keunggulan
peningkatan kinerja. Fungsional JBOD saat ini sudah mampu dilakukan oleh logical volume
manager daripada memanfaatkan controller RAID.
2. Spanning
Model spanning juga masih belum masuk pada level RAID, model ini seperti halnya JBOD,
berfungsi untuk membuat sebuah logical disk dengan ukuran besar, dengan gabungan (array)
disk. Perbedaan dengan JBOD adalah penulisan blok di mode spanning dilakukan berdasarkan
urutan disk. Ilustrasi mode spanning ditunjukkan pada gambar 6.
Gambar 6 Spanning
(Sumber: http://www.sansdigital.com/raid-diagrams.html, 2013)
16
3. RAID Level 0
RAID 0 digunakan untuk meningkatkan kinerja. RAID mode 0 menggabungkan dua atau lebih
drive dengan ukuran yang sama, yang kemudian dilakukan “stripping” Antara disk pada pool
array RAID 0. Penulisan dan pembacaan dilakukan dengan cara sekuensial sehingga dapat
mempercepat proses Baca dan Tulis. Ilustrasi RAID level 0 ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7 RAID 0
(sumber: http://rog.asus.com, 2013)
4. RAID level 1
Mode yang dilakukan pada level 1 RAID adalah mirroring. Konsep mirroring yang dilakukan
adalah dengan menduplikasi disk pada satu atau lebih drives. Proses penulisan dengan RAID 1
tidak secepat dengan RAID 0 atau pada single drive.
Gambar 8 RAID level 1
(sumber: http://rog.asus.com, 2013)
5. RAID Level 0+1 Disebut juga model Mirror of Stripe. Mode level RAID 0+1 menggabungkan RAID 1 dan RAID 0,ilustrasi RAID 0+1 ini ditunjukkan pada gambar 9.
17
Gambar 9 RAID 0+1
(Sumber: Unix and Linux System Administrations Handbook, 2011)
Pada gambar 8 kita misalkan terdapat 4 buah disk untuk masing-masing dua disk digunakan
mode RAID 0 stripping dan terpisah dalam 2 grup yang berbeda. 2 grup tersebut dilakukan
proses mirroring dimana isi dari grup RAID 0 pertama akan sama dengan grup lainnya di RAID 0.
6. RAID 1+0
Disebut juga dengan stripe of mirrors, juga dengan memanfaatkan gabungan antara RAID 0 dan
RAID 1. Pada model ini (seperti pada gambar 10). Terdapat 4 buah disk dan dikelompokkan tiap 2
disk menjadi 2 kelompok group. Masing-masing kelompok grup mengimplementasikan RAID 1,
sementara Antara group 1 dan group 2 dilakukan proses data stripping.
Gambar 10 RAID 0+1
(Sumber: Unix and Linux System Administrations Handbook, 2011)
7. RAID Level 5
Model RAID yang dilakukan pada level 5 adalah melakukan striping data ditambah informasi
paritas. Model RAID level ini juga meningkatkan proses read dengan menambahkan fitur
redundancy. Yang membedakan RAID 5 dengan RAID 1 adalah penggunaan space yang lebih
efisien. Untuk memanfaatkan RAID level 5 dibutuhkan minimum adalah 3 disk. Jika terdapat N
jumlah disk yang ada di array maka hanya terdapat N-1 disk yang dapat digunakan untuk
menyimpan data. Ilustrasi RAID 5 dapat ditunjukkan pada gambar 11.
18
Gambar 11 RAID Level 5
(Sumber: Unix and Linux System Administrations Handbook, 2011)
8. RAID level 6
Mirip dengan RAID 5, namun penggunaan paritas disk memakan 2 tempat (RAID 5 hanya 1). RAID
6 Array mampu mengembalikan kegagalan dari 2 drives tanpa harus kehilangan data. Ilustrasi
RAID 6 ditunjukkan pada gambar 12.
Gambar 12 RAID Level 6
(Sumber: Unix and Linux System Administrations Handbook, 2011)
9. RAID level 2,3 dan 4
RAID level 2,3, dan 4 sudah didefinisikan namun tidak diluncurkan secara umum.
2.2 Disk Failure Recovery
Google melakukan penelitian mengenai disk failure pada tahun 2007 dengan menguji 100 ribu drives
selama dua tahun dan mengungkapkan bahwa AFR (Average Failure Rate) ditemukan sebesar 6%. Lebih
tinggi dibandingkan perkiraan para vendor yang hanya meneliti secara short time. Ditunjukkan pada
penelitian tersebut juga bahwa Google selama 5 tahun mengoperasikan disk hanya 75% yang mampu
beroperasi. Yang membuat menarik adalah, kerusakan yang diakibatkan oleh disk tidak disebabkan oleh
lingkungan namun disebabkan oleh kerusakan permukaan piringan (bad block) atau komponen mekanik.
Misal kita asumsikan jika kegagalan rata-rata tahunan sebuah disk adalah 6%, apabila kita menginginkan
hanya ada 1 disk saja yang rusak setiap bulan, maka kita harus menyediakan 150 disk dalam satu tahun.
Model JBOD dan mode RAID 0 tidak membantu ketika terjadi kerusakan perangkat keras. Kita harus
melakkukan recovery secara manual dari backup storage. Jika terjadi kegagalan disk pada model
redundan di array kita harus segera melakukan pergantian, contohnya pada RAID 5 array atau 2 disk
RAID 1 hanya dapat memberikan toleransi terhadap kerusakan 1 disk. Ketika kegagalan muncul,
19
kegagalan berikutnya tidak akan dapat dihindari lagi. Kecual kita mengganti disk yang rusak secara
segera. Untuk mengurangi adanya downtime dan kerusakan tahap dua pada RAID, kebanyakan
implementasi RAID didesain sebagai “hot spares”. Ketika kegagalan muncul, disk yang rusak akan secara
otomatis diganti dengan “hot spares” dan dilakukan proses sinkronisasi ulang.
Contoh Soal/Praktek (RAID Software pada LINUX):
Buat sebuah konfigurasi Antara dua disk pada Linux dengan memanfaatkan RAID 0
Jawaban :
Dengan memanfaatkan aplikasi mdadm di Linux. Dengan cara sebagai berikut:
Dilanjutkan dengan eksekusi perintah :
Kemudian lakukan verifikasi :
//Melakukan konfigurasi di /etc/mdadm.conf
//Melakukan setting terhadap DEVICE dan ARRAY:
DEVICE /dev/sd[abcd]1
ARRAY /dev/md0
devices=/dev/sda1,/dev/sdb1,/dev/sdc1,/dev/sdd1
mdadm -C /dev/md0 --level=raid0 --raid-devices=4 /dev/sda1
/dev/sdb1 /dev/sdc1 \ /dev/sdd1
Continue creating array? yes
mdadm: array /dev/md0 started.
mdadm --detail /dev/md0
/dev/md0:
Version : 00.90.00
Creation Time : Mon Mar 1 13:49:10 2004
Raid Level : raid0
Array Size : 15621632 (14.90 GiB 15.100 GB)
Raid Devices : 4
Total Devices : 4
Preferred Minor : 0
Persistence : Superblock is persistent
20
2.3 Logical Volume Management (LVM)
Bayangkan ketika kita melakukan perancangan terhadap sebuah system yang tidak dapat ditebak
pertumbuhan besar dari ukuran media penyimpanan yang akan digunakan. Setelah system dalam proses
production, ditemukan beberapa bulan kemudian partisi yang kita rancang ternyata terlalu besar.
Sementara partisi lain sudah penuh dan membutuhkan ukuran tambahan. Dengan menggunakan Logical
Volume Management kita dapat melakukan realokasi ruang disk secara dinamis.
LVM secara esensial berada pada layer partisi. Dimana didalamnya terdapat kelompok disk yang
disebut dengan Volume Group (VG) seperti yang ditunjukkan pada gambar 12.
Gambar 13 Volume Group
(Sumber: http://www.centos.org/docs/5/html/Deployment_Guide-en-US/ch-lvm.html)
Pada gambar 12 kita dapat melakukan ekspansi ukuran dari gabungan 3 disk sehingga membentuk VG.
Fitur ini serupa dengan apa yang sudah kita bahas di JBOD. Blok yang terdapat pada VG dapat
dialokasikan sebagai logical volumes (LV), yang direpresentasikan menjadi file block device dan bertindak
seperti partisi (gambar 13). LV memiliki sifat fleksibel dibandingkan dengan partisi, dengan
memanfaatkan LVM kita bisa melakukan implementasi fitur:
1. Melakukan pemindahan LV antar media fisik.
2. Memperbesar atau memperkecil LV secara live.
3. “Snapshot” LVn
4. Melakukan pertukaran drive online tanpa menghentikan layanan.
5. Menerapkan stripping dan mirroring pada LV.
Langkah-langkah yang kita lakukan saat proses LVM adalah, membuat physical volume dari disk fisik yang
tersedia. Dilanjutkan dengan membuat Volume Group dengan menggabungkan physical volume yang
terdaftar. Dilanjutkan dengan pembuatan LV. Setelah LV terbentuk kita dapat melakukan generate
filesystem dari LV yang tersedia.
21
Gambar 14 Logical Volume
(Sumber: http://www.centos.org/docs/5/html/Deployment_Guide-en-US/ch-lvm.html)
2.4 Z filesystem
ZFS dikenalkan pada tahun 2005 sebagai komponen dari open solaris. Dan didistribusikan pada
Solaris 10 dan UNIX distribusi BSD. Pada tahun 2008, Z filesystem sudah dapat digunakan untuk root
filesystem dan menjadi pilihan utama Solaris sebagai filesystem utama. ZFS juga dikenali sebagai
manajemen media penyimpanan yang komprehensif dikarenan memiliki fungsi LVM dan RAID controller.
Pemanfaatan Z filesystem ini dipastikan akan digunakan secara luas para era yang akan datang. Yang
disayangkan adalah, meskipun ZFS ini bersifat Open Source Software, license yang ada untuk saat ini
tidak diperbolehkan untuk diberikan pada Linux Kernel.
Arsitektur ZFS
Gambar 15 menunjukkan bagaimana arsitektur ZFS. Dimana pada bagian yang paling atas
terdapat storage pool yang mirim dengan VG pada LVM. Dimana setiap pool yang ada merupakan
sebuah virtual devices yang bisa terdiri dari disk, partisi, SAN devices,dsb atau mirror group RAID ZFS atau
RAID 1 array.Konsep yang ada pada RAID-Z arrays serupa dengan apa yang ada di RAID 5 namun memiliki
kemampuan untuk menggunakan lebih dari satu parity devices.
22
Gambar 15 Arsitektur ZFS
(Sumber: Unix and Linux System Administrations Handbook, 2011)
2.5 Storage Area Networking
Terdapat beberapa cara untuk melakukan pemasangan sumber daya media penyimpanan ke
jaringan, salah satunya adalah dengan memanfaatkan NFS yang merupakan protokol yang digunakan
untuk sharing file. NFS dan CFS adalah beberapa contoh model “Network Attached Storage” atau disebut
dengan NAS. Model NAS berjalan pada level aplikasi. Model NAS baik untuk dilakukan pada sebuah
filesystem yang diakses oleh banyak klien yang ingin melakukan proses baca dan tulis secara langsung.
Model lain yang digunakan dalam melakukan implementasi jaringan dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan SAN (Storage Area Network). Dibandingkan NAS, SAN berada di layer lebih
bawah dimana dengan SAN kita dapat membuat media penyimpanan berbasis jaringan seolah-olah
berfungsi seperti local hard disk. Operasi SAN yang utama adalah berisi instruksi untuk membaca dan
menulis blok dari disk (pengalamatan blok ditempatkan pada jaraingan komputer). Bisa diakatan juga
SAN storage tidak digunakan untuk sharing files namun menggantikan hard disk local dengan sumber
daya media penyimpanan terpusat. Keunggulan penggunaan SAN adalah sebagai berikut :
Setiap klien dari SAN dapat mendapatkan keuntungan dari sumber daya penyimpanan terpusat
yang telah dioptimalkan untuk kinerja, fault tolerance dan disaster recovery.
Utilitas atau efisiensi dapat meningkat karena klien dapat mendapatkan jumlah/ukuran storage
sesuai dengan kebutuhan dan tidak terikat standar dengan ukuran hard disk secara fisik.
SAN dapat membuat model konfigurasi lebih flexibel karena modifikasi pada storage dapat
dilakukan dari window terminal milik klien.
Deteksi duplikasi blok pada SAN dapat mengurangi cost penyimpanan pada berkas yang sama
pada mesin yang berbeda.
Pada implementasi SAN jaringan komputer menjadi kunci utama untuk mendukung kinerja SAN,
instalasi pada SAN umumnya berdiri diatas infrastruktur fiber channel dengan kecepatan 4 hingga Gb/s.
Infrastruktur SAN diilustrasikan pada gambar 15.
23
Gambar 16 Infrastruktur SAN
Protokol yang mendominasi dalam penggunaan networking SAN adalah iSCSI, dimana iSCSI
membuat device storage virtual selayaknya sebuah device fisik yang berada pada bus SCSI local. Protokol
alternative adalah AOE (ATA-Over-Ethernet) dan FCoE (Fiber Channel over Etherenet). Dengan iSCSI kita
dapat melakukan implementasi SAN dengan jaringan yang ada dan memanfaatkan peralatan jaringan
yang tidak mahal disbanding dengan dedicated channel Fiber.
2.6 Network File System
NFS adalah protokol implementasi dari NAS, berbeda dengan SAN, NAS lebih dikhususkan pada
sharing file. Dengan NFS, kita dapat melakukan sharing antar komputer pada sebuah jaringan. NFS
dikenalkan pertama kali oleh SUN Microsystem pada tahun 1984 dan saat ini hampir selurh UNIX vendor
dan distribusi linux menyediakan aplikasi NFS. Berbagi file pada jaringan komputer tampak sebagai
sesuatu yang sangat simple, tetapi faktanya dapat memunculkan permasalahan yang kompleks dengan
banyaknya crash yang ada. Dengan adanya NFS, beberapa permasalahan yang ada pada sharing files
pada linux atau UNIX sistem saat itu mampu diseselesaikan.
Protokol NFS terbaru di desain untuk kinerja yang baik ketika dipasang pada wide are networks
seperti Internet dan didukung fitur keamanan yang canggih. Dimana pada implementasinya, rata-rata
NFS juga termasuk didalamnya peralatan utilities untuk melakukan debug pada konfigurasi yang ada atau
pengecekan pada kinerja sistem. NFS terdiri dari dua aplikasi yang dijalankan pada sisi server dan sisi
klien. Dimana protokol tersebut sudah menjadi satu dengan bundle yang ada pada kernel. Release awal
NFS ada di tahun 1989 dimana saati itu protokol NFS yang dikenalkan adalah versi 2. Saat ini protokol
NFS sudah pada versi 4 dimana didalamnya terdapat fitur-fitur tambahan seperti :
24
Kompatibel dan mampu bekerja sama dengan firewall dan peralatan NAT (Network Address
Translation).
Integrasi lock dan mount protokol didalam core protokol NFS.
Operasi Stateful
Keamanan yang terintegrasi
Dukungan replikasi dan migrasi
Dukungan untuk UNIX dan windows klien
Access Control List (ACL)
Kinerja yang baik mesik berada pada koneksi dengan bandwidth rendah.
Server Side NFS
NFS server menggunakan bahasa export pada direktori-direktori yang dapat diakses oleh mesin
yang lain. Pada NFS versi 3 proses yang digunakan oleh klien untuk melakukan mount terhadap sistem
dipisahkan dengan proses yang digunakan untuk melakukan akses terhadap file. Operasi keduanya
menggunakan protokol yang terpisah yang ditempatkan pada daemon mountd dan nfsd. Dimana
mountd dilakukan untuk mengatur mount request dan nfsd untuk layanan file. Pada beberapa sistem
yang lain daemon yang digunakan bernama rpc.nfsd dan rpc.mountd untuk memastikan bahwa NFS
bekerja dengan memanfaatkan protokol RPC (membutuhkan aplikasi portmap).
Untuk versi 4, NFS tidak lagi menggunakan daemon mountd. Namun untuk mengantisipasi
perbedaan versi dalam penggunaan NFS, ada baiknya mountd tetap dijalankan. NFS menggunakan satu
database akses control untuk memberikan informasi mengenai filesystem mana yang akan diexport dank
lien mana yang akan di mount menuju ke NFS server. Pada beberapa sistem, /etc/export adalah lokasi
dimana kita dapat mendaftar direktori mana saja yang akan kita ekspor. Di Linux ekspor file berisi
beberapa daftar direktori yang di ekspor dengan contoh sebagai berikut:
Arti dari baris diatas adalah mengijinkan direktori home untuk dilakukan mount terhadap mesin dengan
alamat domain harp.artrust.com dan memanfaatkan versi 4 NFS protokol dan menggunakan authentikasi
UNIX. (sec=sys). Filesystem yang terdaftar pada exports file tanpa sepesifik host artinya diperbolehkan
untuk di akses oleh seluruh sistem. Konfigurasi seperti ini sebaiknya dihindari dikarenakan dapat
memunculkan isu mengenai keamanan. Spesifikasi klien pada linux exports ditunjukkan pada tabel
Tabel 3 Klien sintaks untuk export
/home -vers=4,sec=sys,access=harp.atrust.com
25
Sisi Klien NFS
Filesystem NFS dimount dengan cara yang sama pada filesystem disk lokal. Perintah mount
dipahami dengan notasi hostname:directory. Dan seperti pada lokal filesystem, mount melakukan
pemetaan terhadap direktori yang ada pada remote direktori pada filetree lokal. Setelah proses mount
selesai, kita dapat melakukan akses terhadap NFS mounted filesystem seperti halnya berada pada lokal
sistem. Sebelum NFS filesystem dalapt di mount, proses ekspor harus dipastikan sudah berjalan dengan
benar. Untuk melakukan verifikasi pada server sudah diproses dengan benar kita dapat memanfaatkan
perintah showmount.
Hasil perintah diatas menunjukkan informasi bahwa direktori /home/ben berada pada server monk,
telah dieksport untuk klien dengan nama domain harp.artrust.com. Pada klien kita juga dapat melakukan
proses pengecekan mengenai filesystem yang telah di mount dengan perintah df.
Untuk melakukan proses mounting secara permanen, kita dapat menuliskan pada file /etc/fstab
mengenai konfigurasi NFS yang kita pasang dari sisi klien.
2.7 Rangkuman
Pada sub pokok bahasan media penyimpanan logical, kita dapat ambil kesimpulan bahwa dengan
memanfaatkan beberapa disk fisik, kita dapat melakukan proses peningkatan performa ataupun
mirroring dengan memanfaatkan RAID. Level RAID terdiri terbentuk dari dua fungsi dasar yaitu mirroring
dan stripping. Level RAID utama terdiri dari RAID 0, RAID 1, RAID 5, RAID 6, RAID 1+0 ataupun RAID 0+1.
Meskipun terdapat fitur untuk melakukan model backup atau mirroring, perhatian pada sebuah disk
failure tetap harus kita perhatikan mengenai sebuah penelitian yang dilakukan telah menemukan bahwa
selama 2 tahun, dalam 100 ribu disk mengalami kerusakan sebesar 6% yang diakibatkan oleh kerusakan
fisik maupun mekanik pada disk. Selain perkembangan RAID kita juga dapat memanfaatkan model
penyimpanan secara logical lain dengan memanfaatkan LVM. Untuk memudahkan kita dalam
menghubungkan beberapa storage dengan komputer lain, kita dapat memanfaatkan infrastruktur
jaringan komputer dengan memanfaatkan SAN atau NAS. NAS sendiri lebih diutamakan untuk fitur file
sharing dengan berdiri diatas level aplikasi, sementara SAN diimplementasikan dalam level yang lebih
rendah.
$ showmount –e monk
Export list for monk:
/home/ben harp.atrust.com
$ df /nfs/ben
Filesystem 1k-blocks used Available Used Mounted on
Leopard:/home/ben 172123 17212 10% /nfs/ben
$ less /etc/fstab
Filesystem mountpoint fstype flags dump fsck
monk:/home /nfs/home nfs rw,bg,intr,hard,nodev,nosuid 0 0
26
Contoh Soal : Media Penyimpanan Logikal
1. Mengapa JBOD tidak termasuk dalam level RAID ?
Jawaban :
JBOD hanya menambahkan disk tanpa melakukan fitur utama dari RAID seperti mirroring atau
stripping.
2. Jelaskan bagaimana bagaimana prinsip kerja dari RAID 0 ?
Jawaban:
RAID 0 digunakan untuk meningkatkan kinerja operasi baca dan tulis dengan melakukan teknik
stripping pada 2 atau lebih disk.
Latihan soal : Media Penyimpanan Logikal 1. Bagaimana prinsip kerja dari RAID 1 ?
Jawaban :
RAID 1 melakukan teknik mirroring dengan 2 atau lebih disk.
2. Apa yang anda pahami mengenai RAID 1+0 atau Stripes of Mirror?
Jawaban:
dengan memanfaatkan gabungan antara RAID 0 dan RAID 1. Pada model ini (seperti pada
gambar 10). Terdapat 4 buah disk dan dikelompokkan tiap 2 disk menjadi 2 kelompok group.
Masing-masing kelompok grup mengimplementasikan RAID 1, sementara Antara group 1 dan
group 2 dilakukan proses data stripping
3. Bagaimana cara melakukan teknik mirroring dengan memanfaatkan aplikasi mdadm pada linux ?
Jawaban:
4. Apa yang dimaksud dengan Network Attached Storage (NAS)?
Jawaban :
Network attached storage adalah sebuah arsitektur yang memanfaatkan jaringan komputer yang
berada pada level aplikasi. Teknik yang dilakukan adalah melakukan sharing filesystem yang ada
pada beberapa server yang terletak di jaringan.
5. Apa yang anda pahami mengenai NFS ?
NFS adalah protokol implementasi dari NAS, berbeda dengan SAN, NAS lebih dikhususkan pada
sharing file. Dengan NFS, kita dapat melakukan sharing antar komputer pada sebuah jaringan
mdadm -C /dev/md0 --level=raid1 --raid-devices=4 /dev/sda1
/dev/sdb1 /dev/sdc1 \ /dev/sdd1
Continue creating array? yes
mdadm: array /dev/md0 started.
27
Test Formatif: Media Penyimpanan Logikal 1. Dengan menggunakan LVM, Silahkan membuat volume group, menambahkan disk, remove dan
resize disk pada volume group.
2. Tambahkan disk dan set up sebuah logical volume pada disk baru sebagai backup dari partisi
root. Apa saja langkah-langkahnya.
3. Dengan memanfaatkan 6 disk buat sebuah arsitektur stripe of mirrors.
4. Dengan memanfaatkan 6 disk buat sebuah arsitektur RAID 6 dan berikan penjelasan.
5. Dengan menggunakan literature cetak atau Internet, bandingkan arsitektur yang ada pada Z
filesystem dengan brtrfs.