curriculum development and facilitation techniques

170
Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif Maret 2014

Upload: lyquynh

Post on 12-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA

Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

PE

NG

HITU

NG

AN

KE

BU

TUH

AN

PE

ME

NU

HA

N TA

RG

ET S

PM

PE

ND

IDIK

AN

DA

SA

RUSAID-KINERJAGedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832Email: [email protected]

IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS

Maret 2014

Page 2: Curriculum Development and Facilitation Techniques
Page 3: Curriculum Development and Facilitation Techniques

1www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

KATA PENGANTAR

Program KINERJA adalah program bantuan teknis dari United State Agency for International Development (USAID) yang berfokus pada tata kelola peningkatan pelayanan publik di Indonesia. Dihibahkan dalam bentuk Cooperative Agreement nomor AID-497-A-10-00003 kepada RTI International dan lima konsorsiumnya, yakni The Asia Foundation (TAF), Social Impact (SI), SMERU Research Institute, Gadjah Mada University (UGM), and Partnership for Governance Reform (Kemitraan) dengan periode implementasi sejak tanggal 30 September 2010 hingga 28 February 2015.

KINERJA dikembangkan berdasarkan asumsi pembangunan dan menargetkan perbaikan pelayanan public di tiga sektor utama yaitu pendidikan, kesehatan dan iklim usaha yang baik (BEE). Kegiatan yang dilakukan oleh Kinerja mencakup pelayanan publik dari sisi permintaan dan penawaran, dan bertujuan untuk memperkuat mekanisme pertanggungjawaban sehingga pemerintah daerah dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan lebih baik lagi. Kinerja juga bekerja melalui lembaga-lembaga lokal untuk membangun kapasitas mereka dan mendorong kemitraan yang berkelanjutan.

Program KINERJA bekerja di Provinsi Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat, untuk 20 kabupaten/kota yang berminat melaksanakan program dengan metode pemilihan secara acak. Dalam melaksanakan bantuan teknis di Kabupaten/kota, KINERJA bekerja sama dengan Organisasi Mitra pelaksana (OMP) di masing-masing Provinsi yang diharapkan OMP ini selanjutnya kan tetap bermitra dan mendampingi Kab/kota di Jawa Timur dalam melaksanakan pendekatan Program KINERJA.

Adapun tujuan pembuatan modul ini didasari dari kebutuhan yang kami lihat di lapangan selama berinteraksi dengan para OMP yang bekerja sama dengan KINERJA. Atas dasar tersebut, kami berinisiatif menyiapkan modul lengkap untuk dijadikan panduan atau referensi bagi organisasi mitra maupun organisasi lain dalam meningkatkan kapasitas organisasi mitra untuk memgembangkan materi pelatihan dan teknik fasilitasi menangkap peluang mengelola program peningkatan kapasitas SDM baik dari Donor tertentu, pihak Pemerintah maupun pihak swasta.

Modul yang berjudul “Pengembangan Kurikulum dan Teknis Fasilitasi ” yang mencakup potret diri, Apa dan Mengapa Fasilitasi (memahami fasilitasi dan nilai-nilai partisipasi); Rumah fasilitasi dan Sikap Dasar fasilitasi; Ketrampilan komunikasi non verbal dan verbal, karena bagian-bagian tersebut adalah hal penting yang diperlukan oleh pihak organisasi masyarakat dalam pengembangan materi pelatihan dan teknik fasilitasi sehingga diharapkan modul ini dapat bermanfaat bagi organisasi baik yang baru berdiri maupun yang telah berjalan guna menyempurnakan sistem dan proses yang ada.

Kami mohon maaf bila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penyusunan modul ini baik berupa kata-kata maupun maksud tulisan yang disampaikan. Penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan dalam modul ini akan terus kami lakukan, tentunya dengan masukan dari pembaca atau pengguna modul ini. Harapan kami, semoga modul ini bermanfaat dalam membangun sistem dan proses organisasi lokal ke arah yang lebih baik lagi.

Jakarta, Oktober 2014

ELKE RAPPChief of Party, USAID - KINERJA

Page 4: Curriculum Development and Facilitation Techniques

2 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1DAFTAR ISI 2

Evaluasi Pelatihan 6Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan 14Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan 30Rencana Pembelajaran 38

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-1) 53Pembelajaran Orang Dewasa 54Analisis Kebutuhan Pelatihan 66

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-3) 79Potret Diri 80Kompetensi Dasar Fasilitator dan Pelatih 82Pengetahuan dan Sikap Dasar Fasilitator 84Keterampilan Dasar Fasilitator 86Mengelola Dinamika Kelompok 90Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan 92Model Evaluasi Fasilitasi/Pelatihan 94

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation (Hari Ke-4) 97Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan 98

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif 112Sesi 1: Potret Diri 112- Bahan Presentasi 114Sesi 2: Apa dan Mengapa Fasilitasi 116- Bahan Presentasi 119Sesi 3: Rumah Fasilitasi dan Sikap Dasar Fasilitator 123- Bahan Presentasi 125Sesi 4: Ketrampilan Komunikasi Non Verbal 128- Bahan Presentasi 129Sesi 5: Ketrampilan Komunikasi Verbal 136- Bahan Presentasi 139

Page 5: Curriculum Development and Facilitation Techniques

3www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Sesi 6: Ketrampilan Mengelola Dinamika Kelompok 147- Bahan Presentasi 154

DAFTAR PUSTAKA 164BAHAN DI CD 165DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH 166

Page 6: Curriculum Development and Facilitation Techniques
Page 7: Curriculum Development and Facilitation Techniques

5www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Evaluasi Pelatihan

Page 8: Curriculum Development and Facilitation Techniques

6 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Evaluasi Pelatihan

Tujuan Pembelajaran

• Pesertamampumenjelaskantipedantujuan

evaluasi pelatihan.

• Pesertamampumerancangbentukevaluasi

pelatihan sesuai dengan sasaran dan tujuan

pelatihan.

Pokok Bahasan

• Membuatevaluasipelatihan

Metode

• Sharing/Brainstorming

• Penugasankelompok

• Pleno

Alat dan bahan

• Kertasflipchart,

• Kertaspotong,

• Kertashvs,

• Spidolwarna,

• Plakban,

• LCDprojector,

• Komputer,

• Slide.

Peserta mampu

merancang bentuk evaluasi

pelatihan......

Page 9: Curriculum Development and Facilitation Techniques

7www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Waktu

• 90menit

Proses Fasilitasi

No Langkah Bahan Waktu

1 Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:• Pesertamampumenjelaskantipedantujuanevaluasi

pelatihan•Pesertamampumerancangbentukevaluasipelatihan

sesuai dengan sasaran dan tujuan pelatihan

5 menit

2 Fasilitator meminta peserta membentuk 3-4 kelompok dan masing-masing mendiskusikan “Bagaimana cara melakukan evaluasi pelatihan selama ini?.

Kertas flipchart, spidol 15 menit

3 Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya

15 menit

4 Fasilitator kemudian menjelaskan bagaimana melakukan evaluasi dan prinsip-prinsip evaluasi untuk pelatihan menggunakan pendekatan orang dewasa.

Slide evaluasi, fungsi evaluasi dan evaluasi

pelatihan orang dewasa

15 menit

5 Peserta diminta untuk menyusun model atau contoh evaluasi tujuan, evaluasi sasaran dan monitoring

15 menit

6 Peserta diminta untuk mempresentasikan hasilnya 15 menit

7 Fasilitator menegaskan bahwa jawaban peserta dengan kembali menyampaikan prinsip-prinsip evaluasi pelatihan dan beberapa contoh.

Kertas flipchart, spidol 10 menit

Jumlah 90 menit

Page 10: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Evaluasi Pelatihan

8 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Mengukur sejauhmana sasaran dan tujuan pelatihan tercapai

Fungsi Evaluasi

Tahapan Evaluasi Waktu

Proses Dilihat selama proses pelaksanaan proses pelatihan

Out put Dilihat setelah selesai pelatihan

Out come Dilihat setelah penerapan hasil pelatihan

Impact Dilihat perubahan yang terjadi di organisasi akibat penerapan hasil pelatihan

Evaluasi Pelatihan

Bahan Presentasi

Page 11: Curriculum Development and Facilitation Techniques

9www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Evaluasi untuk pelatihan orang dewasa• Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku

setelah mengikuti proses pembelajaran/pelatihan.• Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh

peserta pelatihan itu sendiri (Self Evaluation).• Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan ruang

lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang terlibat.

• Evaluasiditujukanuntukmenilaiefektifitasdanefisiensipenyelenggaraanprogram pelatihan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan program.

• Menilaiefektifitasmateriyangdibahasdalamkaitannyadenganperubahansikap dan perilaku.

Page 12: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Evaluasi Pelatihan

10 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Bahan Bacaan

Pelatihan dilakukan sebagai kegiatan yang

merupakan bagian dari pengelolaan sumberdaya

manusia, pengembangan organisasi atau

merupakan bagian dari suatu proyek atau program.

Karena itu menjadi penting untuk melakukan

evaluasi atas pelatihan sehingga bisa diketahui

sejauhmana pelatihan membantu pencapaian atas

pengembangan SDM, pencapaian tujuan proyek/

program atau pencapaian tujuan organisasi.

Evaluasi Pelatihan berfungsi untuk mengukur

sejauhmana sasaran dan tujuan pelatihan tercapai.

Pengukuran atau evaluasi terhadap tingkat

pencapaian sasaran pelatihan dilakukan pada

akhir pelatihan. Sedangkan evaluasi atas tujuan

pelatihan dilakukan setelah warga belajar atau

peserta pelatihan menerapkan hasil pelatihan dalam

dunia kerja atau pemanfaatan hasil pelatihan dalam

kehidupan nyata mereka. Secara harian, evaluasi

juga bisa dilakukan untuk melihat proses pelatihan

tiap hari mencapai out put sebagaimana yang

telah direncanakan serta perkembangan peserta

pelatihan. Evaluasi secara harian tersebut biasa

disebut sebagai monitoring.

Tujuan atas evaluasi sasaran pelatihan sangat

dipengaruhi oleh siapa pengguna evaluasi,

yaitu peserta pelatihan, pelatih/fasilitator dan

penyeelenggara pelatihan. Masing-masing

mempunyai kepentingan atas tujuan evaluasi.

Bagi peserta pelatihan, evaluasi bertujuan

untuk mengukur sejauhmana perubahan sikap,

pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan

selama pelatihan sehingga membantu yang

bersangkutan mencapai tujuan dirinya mengikuti

pelatihan. Pelatih atau fasilitator mempunyai

tujuan untuk mengukur sejauhmana materi,

metode dan teknik yang dipakai dalam pelatihan

efektif untuk mencapai tujuan pelatihan. Evaluasi

bagi penyelanggara pelatihan bertujuan untuk

mengukur tingkat kepuasan peserta pelatihan

atas penyelenggaraan pelatihan yang meliputi

kepanitiaan, administrasi, konsumsi dan akomodasi

serta kemampuan pelatih.

Monitoring atau evaluasi harian akan membantu

pelatih atau fasilitator memperbaiki metode, teknik,

media, jadwal atau posisi tempat duduk peserta

sehingga pelatihan hari berikutnya akan lebih

efektif lagi.

Evaluasi harus dirancang untuk mengkritik kegiatan

atau program belajar dari 4 elemen penting:

program, warga belajar, pelatih/fasilitator, dan hasil

di pekerjaan. Proses evaluasi harus mulai dengan

pengumpulan data dengan menggunakan kuisoner,

wawancara, tes, dan observasi. Kemudian, informasi

yang dikumpulkan harus dianalisis dan ditafsirkan

dan ditarik kesimpulan. Interpretasi dan kesimpulan

ini, yang harus dicatat, merupakan dasar untuk

keputusan program berikutnya.

Pada waktu mengevaluasi pelatihan, Fasilitator

harus mengkaji rancangan pelatihan terhadap tujuan

Page 13: Curriculum Development and Facilitation Techniques

11www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

pembelajaran, dan mengukur nilai dan kegunaan isi

program pembelajaran. Warga belajar harus diminta

untuk mengevaluasi fasilitator dalam beberapa

bidang, diantaranya adalah kejelasan sasaran

dan capain pelatihan, pengelolaan kelas dan

kemampuan memberikan materi.

Empat jenis evaluasi harus dilakukan untuk

mengevaluasi warga belajar:

1. Reaksi: Seberapa baik warga belajar menyukai

program tersebut?

2. Belajar: Prinsip-prinsip, fakta, dan teknik apa

yang dipahami dan diamati oleh warga belajar?

3. Perilaku: Apakah pelatihan menyebabkan

perubahan langsung dalam perilaku?

4. Hasil: Apakah organisasi menjadi meningkat

(keuntungan,efisiensi)sebagaiakibatdari

pelatihan?

Hasil dapat mencakup volume penjualan, biaya

reduksi langsung, kualitas kerja, tingkat kecelakaan,

kemangkiran, tingkat penggantian (turnover),

keluhan pelanggan, hubungan masyarakat, dan

pelanggan baru. Singkatnya, evaluasi pembelajaran

dilakukan sebagai cara untuk mengkritik setiap

elemen program untuk meningkatkan, menilai dan

mereviewnya.

Evaluasi ke empat tersebut merupakan evaluasi

tujuan pelatihan dan karena baru bisa dinilai setelah

peserta menerapkan hasil pelatihan dalam dunia

kerjanya.

Pendekatan evaluasi secara konvensional

(pedagogi) kurang efektif untuk diterapkan untuk

pelatihan menggunakan pendekatan orang dewasa.

Ada beberapa pokok dalam melaksanakan evaluasi

hasil belajar bagi orang dewasa yakni:

• Evaluasihendaknyaberorientasikepada

pengukuran perubahan perilaku setelah

mengikuti proses pembelajaran/pelatihan.

• Sebaiknyaevaluasidilaksanakanmelalui

pengujian terhadap dan oleh peserta pelatihan

itu sendiri (Self Evaluation).

• Perubahanpositifperilakumerupakantolokukur

keberhasilan.

• Ruanglingkupmaterievaluasi"ditetapkan

bersama secara partisipatif" atau berdasarkan

kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang

terlibat.

• Evaluasiditujukanuntukmenilaiefektifitasdan

efisiensipenyelenggaraanprogrampelatihan

yang mencakup kekuatan maupun kelemahan

program.

• Menilaiefektifitasmateriyangdibahasdalam

kaitannya dengan perubahan sikap dan perilaku.

Page 14: Curriculum Development and Facilitation Techniques
Page 15: Curriculum Development and Facilitation Techniques

13www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

Page 16: Curriculum Development and Facilitation Techniques

14 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

Tujuan Pembelajaran

• Pesertamampumenyusuntujuandansasaran

pelatihan berdasar hasil penjajakan kebutuhan

pelatihan.

Pokok Bahasan

• Menyusuntujuandansasaranpelatihan

Metode :

• Penugasankelompok

• Brainstorming

• Pleno

Alat dan bahan

• Kertasflipchart,

• Kertaspotong,

• Kertashvs,

• Spidolwarna,

• Plakban,

• SlideTujuandansasaranpelatihan1-11,

• LCDProjector,

• Komputer.

Peserta mampu menyusun

tujuan dan sasaran

pelatihan......

Page 17: Curriculum Development and Facilitation Techniques

15www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Waktu

• 110menit

Proses Fasilitasi

No Langkah Bahan Waktu

1 Fasilitator menjelaskan tujuan sesi “Peserta mampu menyusun tujuan dan sasaran pelatihan berdasar hasil penjajakan kebutuhan pelatihan.

5 menit

2 Fasilitator menanyakan kepada peserta “Bagaimana pemanfaatan hasil penjajakan kebutuhan pelatihan untuk membuat pelatihan”.

Kertas flipchart, spidol 15 menit

3 Fasilitator kemudian menegaskan hubungan antara hasil penjajagan kebutuhan dengan disain pelatihan.

Slide Hubungan hasil penjajakan dan disain

pelatihan

15 menit

4 Fasilitator menjelaskan tentang pengertian tujuan pelatihan, sasaran pelatihan, hierarki tujuan, perbedaan sasaran dan tujuan pelatihan serta ciri-ciri sasaran yang baik serta contohnya.

Slide sasaran, perbedaan sasaran dan tujuan, hierarki tujuan

25 menit

5 Fasilitator meminta peserta berkumpul dalam kelompok, masing-masing kelompok berisi 4-5 orang. Setiap kelompok menyusun satu contoh tujuan pelatihan dan satu sasaran.

Kertas flipchart, spidol 20 menit

6 Fasilitator meminta setiap kelompok memprentasikan tujuan yang telah dibuat dan kelompok lain memberikan tanggapan dan koreksi.

Kertas flipchart, spidol, hasil kerja kelompok

25 menit

7 Fasilitator menegaskan kembali pengertian dan hierarki tujuan serta menyampakan bahwa tahap berikutnya akan membahas tentang materi dan capaian tiap materi.

Slide hierarki tujuan 5 menit

Jumlah 110 menit

Page 18: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

16 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Tujuan dan sasaran pelatihan

Karakter warga belajar

Program yang dibutuhkan

Pengetahuan ketrampilan da sikap

yang diperlukan

Penyebab rendahnya kinerja

Analisa tugas

Hubungan hasil penjajakan kebutuhan pelatihan dan disain pelatihan

Tujuan dan sasaran pelatihan

Isi atau materi pelatihan

Metode dan Teknik

Waktu

Lokasi dan Peralatan

Disain

Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan adalah apa yangakan dicapai setelah peserta pelatihan

menerapkan hasil pelatihan di lingkungan kerjanya.

Tujuan dan sasaran pelatihan

Bahan Presentasi

Page 19: Curriculum Development and Facilitation Techniques

17www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Sasaran pelatihan

Sasaranpelatihanmenjelaskansecaraspesifikapayang akan langsung dicapai atau dihasilkan oleh warga belajar setelah pelatihan selesai sehingga mereka akan mampu mencapai tujuan pelatihan.

Tujuan dan sasaran pelatihan

Sasaran pelatihan

• Sasaranyangbaikadalahmampumenunjukkanhasil pembelajaran dan terukur.

Tujuan dan sasaran pelatihan

Page 20: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

18 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Tujuan dan sasaran pelatihan

Tujuan Pelatihan

Tujuan dan sasaran pelatihan

Ciri-ciri Sasaran yang baik

Sasaran pelatihan pada tiga lingkup perilaku, yaitu:1. psikomotorik (ketrampilan),2. afektif (sikap, perasaan),3. kognitif (pengetahuan).

Page 21: Curriculum Development and Facilitation Techniques

19www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran pelatihan

Sasaran pelatihanHal Sasaran Tujuan

Waktu pencapaian Selesai pelatihan. Setelah menerapkan hasil pelatihan.

Hal yang dicapai A Sikap, pengetahuan, ketrampilan yang dimiliki peserta pelatihan setelah pelatihan selesai.

Masalah yang diatasi oleh peserta pelatihan dengan kemampuan (sikap, pengetahuan, ketrampilan) dari pelatihan.

Tanggungjawab Trainer (fasilitator), pengelola pelatihan dan peserta pelatihan.

Peserta pelatihan, supervisor dan pendukung pelaksanaan hasil pelatihan.

Tujuan dan sasaran pelatihan

Page 22: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

20 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Tujuan dan sasaran pelatihan

Tujuan dan sasaran pelatihan

1. Tingkat Pengetahuanmenghitung mendaftar memanggil kembalimembatasi nama mengenalimenggambar menunjuk merekammengidentifikasi mengambilistilah mengulangmengindikasikan membaca menyatakanmenabulasikan melacak menulis

Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan)

2. Tingkat Pemahamanmenggabungkan membandingkan menghitungmengkontraskan mendeskripsikan membedakanmembedakan memperkirakan mengekstrapolasimenginterpretasikan mengelompokkan membandingkan

Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan)

Page 23: Curriculum Development and Facilitation Techniques

21www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Tujuan dan sasaran pelatihan

Tujuan dan sasaran pelatihan

3. Tingkat Penerapan

menerapkan menghitung menyelesaikan

mengilustrasikan mempraktekkan mengunakan

memakai menyelesaikan mendemonstrasikan

memperkerjakan menguji mengurutkan

Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan)

4. Tingkat Analisis

menggolongkan menghubungkan mentransformasikanmerangkum membangun mendeteksimenganalisis menyimpulkan memisahkanmenjelaskan menyelidiki membagi

Contoh sasaran Psikomotorik (Ketrampilan)

Page 24: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

22 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Bahan Bacaan

Pada tahap sebelumnya, penjajakan kebutuhan

pelatihan (training need assessment/TNA) telah

dilakukan. Dari hasil penjajakan kebutuhan pelatihan

telah dihasilkan berbagai informasi karakteristik

calon peserta pelatihan, kesenjangan atas sikap,

pengetahuan dan ketrampilan yang ada sehingga

kinerja ingin ditingkatkan serta berbagai informasi

yang telah diolah untuk membantu menyusun

pelatihan ini.

Hasil dari penjajakan kebutuhan kemudian menjadi

bahan untuk atau menentukan disain suatu

pelatihan. Secara garis besar hubungan antara

penjajakan kebutuhan dan desain pelatihan dapat

dilihat dalam gambar: Fase penyusunan desain

Orang dewasa sering memandang harga dirinya

sejalan dengan situasi kelas, dan mereka cenderung

merasa secara pribadi salah pada saat membuat

kesalahan. Jadi, program dan kegiatan pelatihan

harus dirancang untuk meminimalkan rasa malu

pribadi dan perasaan kekurangan.

Berdasarkan hasil analisa penjajakan kebutuhan

maka untuk menyusun suatu pelatihan dilanjutkan

dengan tahapan menyusun tujuan dan sasaran

pelatihan. Tujuan dan sasaran pelatihan menjadi

penting karena akan membantu :

1. Dalam proses penyusunan kurikulum pelatihan

akan membantu penyusun/designer pelatihan

membuat kurikulum seperti yang diharapkan.

2. Bagi organisasi dari orang yang dilatih

mengetahui apa yang akan dicapai oleh peserta

Karakter warga belajar

Program yang dibutuhkan

Pengetahuan ketrampilan da sikap

yang diperlukan

Penyebab rendahnya kinerja

Analisa tugas

Tujuan dan sasaran pelatihan

Isi atau materi pelatihan

Metode dan Teknik

Waktu

Lokasi dan Peralatan

Disain

Page 25: Curriculum Development and Facilitation Techniques

23www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

pelatihan dan manfaat bagi organisasi serta

kemungkinan dampak bagi organisasinya.

Secaraspesifiktujuanpelatihandibuatagarpeserta

pelatihan dan organisasi pengirim atau organisasi

tempat peserta bekerja mengetahui perubahan

apa yang diharapkan sebagai akibat penerapan

hasil pelatihan di lingkungan kerjanya. Dengan

demikian tujuan pelatihan harus sesuai dengan dan

mendukung apa yang ingin dicapai oleh organisasi

atau program dan proyek.

Tujuan pelatihan pelatihan sendiri secara singkat

adalah apa yang akan dicapai setelah peserta pelatihan menerapkan hasil pelatihan di lingkungan kerjanya.

Tujuan pelatihan baru akan dicapai dan kelihatan

setelah peserta pelatihan menerapkan hasil

pelatihan dalam dunia kerja mereka. Jika peserta

pelatihan tidak menerapkan maka tujuan pelatihan

tidak akan tercapai. Demikian halnya jika peserta

pelatihan akan menerapkan hasil pelatihan, namun

supervisor atau organisasi tidak mendukung untuk

penerapan hasil pelatihan maka tujuan pelatihan

juga tidak akan tercapai. Jadi pencapaian tujuan

pelatihan bukan hanya berdasarkan hasil pelatihan,

namun juga sangat ditentukan oleh penerapan hasil

pelatihan oleh peserta pelatihan dan dukungan

supervisor serta organisasi untuk penerapan hasil

pelatihan tersebut.

Berdasarkan tujuan pelatihan yang telah dibuat

maka tahap selanjutnya adalah menyusun sasaran/

hasil atau obyektif dari pelatihan. Sasaran pelatihan

menjelaskansecaraspesifikapayangakan

langsung dicapai atau dihasilkan oleh warga belajar

setelah pelatihan selesai sehingga mereka akan

mampu mencapai tujuan pelatihan.

Sasaran pelatihan harus merupakan turunan dari

tujuan pelatihan atau dalam bahasa lain sasaran

pelatihan harus mendukung pencapaian dari tujuan

pelatihan. Dan sasaran pelatihan hasil secara

spesifikmencantumkanindikatorpencapaiansikap,

pengetahuan dan ketrampilan yang akan dicapai

setelah peserta pelatihan mengikuti pelatihan.

Sasaran ini membantu penyusun pelatihan untuk

membuat kurikulum yang sesuai dengan perubahan

atau capaian yang diinginkan. Bagi peserta dan

organisasi pengirim peserta pelatihan juga akan

membantu mengetahui sejauhmana pelatihan

tersebut akan membantu meningkatkan kompetensi

stafnyasehinggaakanmeningkatkanefektifiktas

danefisiensiorganisasidalammencapaitujuan.

Karena meruapakan turun dari tujuan, maka sasaran

harus lebih operasional dibandingkan dengan tujuan.

Dan sasaran yang baik adalah mampu menunjukkan

hasil pembelajaran dan terukur.

Sasaran pelatihan melingkupi tiga perilaku yaitu:

(1) psikomotorik (ketrampilan), (2) afektif (sikap,

perasaan), dan (3) kognitif (pengetahuan).

Menuliskan apa yang ingin dicapai dari hasil

pelatihan kadangkala merupakan hal yang cukup

sulit. Seringkali tujuan pelatihan menggunakan frase

yang terbuka untuk berbeda diinterpretasikan oleh

orang yang berbeda. Sebagai contoh,

Page 26: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

24 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

mengetahui mempercayai

memahami mempunyai keyakinan pada

menghargai menyadari

menikmati mengambil kepentingan dari

Pengetahuan, pemahaman, dan penghargaan,

sebagai tujuan, merupakan hal yang sulit untuk

diukur, atau malah tidak mungkin. Cara terbaik

untuk mengkomunikasikan tujuan seperti itu adalah

menjelaskan perilaku warga belajar yang diinginkan

dalambentukkata-katayangcukupspesifikuntuk

mengurangi interpretasi individual, yang disebut

“kata-kata tindakan” (action words). Contoh-

contoh di Tabel 3 dapat dipakai untuk menulis

tujuan dan sasaran, yang menjelaskan apa yang

harus dilakukan warga belajar pada setiap tingkat

perilaku dibawah lingkup kognitif (Tabel 2). Kata-

kata tersebut harus mencakup jenis pembelajaran,

perilaku yang dapat diamati yang akan menunjukkan

bahwa telah terjadi proses pembelajaran, tingkat

kinerja, dan kondisi dimana proses belajar akan

diukur.

Tabel 2: Lingkup dan Tingkat Perilaku untuk Menentukan Tujuan Pembelajaran

Lingkup Psikomotor1. Persepsi. Menjadi sadar akan obyek, kualitas, atau hubungan melalui indera.

2. Set. Pengaturan persiapan atau kesiapan untuk suatu jenis kegiatan atau pengalaman tertentu.

3. Tanggapan Terbimbing. Tindakan yang jelas dari seorang warga belajar dibawah bimbingan

seorang instruktur.

4. Mekanisme. Tanggapan yang diinginkan menjadi kebiasaan.

5. ReFasilitatoron yang Nyata dan Rumit. Menunjukkan suatu tindakan yang memerlukan suatu

pola gerakan yang rumit.

Lingkup Afektif1. Menerima. Kemauan untuk menerima informasi: sikap menerima terhadap konsep, gagasan,

atau masalah.

2. Menanggapi. Berpartisipasi dalam diskusi, membaca, atau kegiatan lain: berreaksi dengan

sesuatu cara.

3. Manilai. Melekatkan harga atau nilai untuk suatu obyek, gejala, konsep, ketrampilan, atau

perilaku tertentu.

Page 27: Curriculum Development and Facilitation Techniques

25www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

4. Organisasi.Menyamakannilai-nilaiyangberlainan,mengatasikonflikantarmereka,danmembangun suatu sistem nilai internal yang konsisten.

5. Karakterisasi dengan nilai. Memperbolehkan sistem nilai seseorang untuk mengontrol perilaku

seseorang dan menentukan gaya hidup seseorang, yang berakibat pada perilaku yang konsisten

dan bisa diperkirakan.

Lingkup Kognitif1. Pengetahuan. Mengingat materi yang telah dipelajari terdahulu: mengambil materi dari fakta

khusus untuk membuat teori menjadi komplit.

2. Pemahaman. Mengambil arti materi: mampu untuk menerjemahkan materi dari satu bentuk ke

bentuk lain, untuk menafsirkan materi, dan memperkirakan kecenderungan masa depan.

3. Penerapan. Menggunakan materi yang sudah dipelajari dalam situasi yang baru dan nyata:

mampu menerapkan aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip, undang-undang, dan teori.

4. Analisis.Merincimaterikedalambagian-bagiankomponennya:mampumengidentifikasibagian-bagian, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali prinsip-prinsip organisasi yang terlibat.

5. Sintesis. Mengumpulkan bagian-bagian untuk membentuk suatu keseluruhan yang baru: mampu

menghasilkan suatu komunikasi yang unik (pidato atau presentasi lain), suatu rencana kerja (proposal

penelitian),atauserangkaianhubunganabstrak(skemauntukmengklasifikasikaninformasi).

6. Evaluasi. Menilai nilai materi untuk maksud tertentu: penilaian berdasar pada kriteria tertentu.

Tabel 3: Perilaku Khusus dalam Lingkup Kognitif

1. Tingkat Pengetahuan menghitung mendaftar memanggil kembali

membatasi nama mengenali

menggambar menunjuk merekam

mengidentifikasi mengambilistilah mengulang

mengindikasikan membaca menyatakan

menabulasikan melacak menulis

Page 28: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

26 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

2. Tingkat Pemahaman menggabungkan membandingkan menghitung

mengkontraskan mendeskripsikan membedakan

membedakan memperkirakan mengekstrapolasi

menginterpretasikan mengelompokkan membandingkan

3. Tingkat Penerapan menerapkan menghitung menyelesaikan

mengilustrasikan mempraktekkan mengunakan

memakai menyelesaikan mendemonstrasikan

memperkerjakan menguji mengurutkan

4. Tingkat Analisis menggolongkan menghubungkan mentransformasikan

merangkum membangun mendeteksi

menganalisis menyimpulkan memisahkan

menjelaskan menyelidiki membagi

5. Tingkat Sintesis mengatur mengkombinasikan menciptakan

merancang mengembangkan merumuskan

menggeneralisasi membangun memadukan

mengorganisir merencanakan meyiapkan

mewajibkan menghasilkan mengusulkan

6. Tingkat Evaluasi menilai menjajagi mengkritik

menentukan mengevaluasi memberi tingkatan

menilai mengukur membuat peringkat

merekomendasi membuatspesifikasi memperkirakan

membuat tingkatan menyeleksi mengetes

Page 29: Curriculum Development and Facilitation Techniques

27www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Mempersiapkan Pelatihan Partisipatif

Dalamidentifikasikebutuhanpelatihan(training

need assessment/TNA) Sebagai langkap berikutnya

dalammempersiapkanpelatihansetelahidentifikasi

kebutuhan pelatihan, ada beberapa langkah penting

dalam mempersiapkan suatu pelatihan yang perlu

ditempuh oleh seorang fasilitator. Langkah-langkah

tersebut mencakup:

• Identifikasi Kebutuhan dan Tingkat Kebutuhan. Langkah pertama adalah

menemukenali atau menjajaki dan mengetahui

kebutuhan pelatihan serta sejauh mana

kebutuhan tersebut perlu dipenuhi. Banyak

metoda dan teknik yang dapat dipergunakan

untuk langkah ini. Langkah ini bersifat mutlak

dan esensial. Langkah ini merupakan langkah

yang paling kritis dan menentukan langkah

selanjutnya.

• Identifikasi Faktor Pendukung dan Sumber­daya lainnya.Mengidentifikasiberbagaifaktor,baik yang mendukung maupun yang menghambat

yang perlu diantisipasi oleh fasilitator serta

sumberdaya lainnya, antara lain meliputi:

○ Mengetahui latar belakang peserta pelatihan

(siapa pesertanya, berapa jumlahnya,

posisi, peran dan tugas dalam lembaga dan

lain sebagainya)

○ Mengetahui berapa lama pelatihan atau

lokakarya itu akan dilakukan.

○ Dimana diselenggarakan (sifat lingkungan,

jenis peralatan yang tersedia).

○ Jika pelatihan ataupun lokakarya itu adalah

bagian dari sebuah program yang lebih

besar,apaaktifitas-aktifitaspelatihanyang

sudah dilakukan sebelumnya dan apa

yang akan dilakukan setelah pelatihan ini

dilakukan.

○ Besar-kecilnya dana yang tersedia untuk

penyelenggaraan pelatihan tersebut.

○ Mengetahui apakah ada batasan-batasan

tertentu atau bagian-bagian tertentu yang

harus dihindari.

○ Mencari dan menemukan perbedaan-

perbedaanfilosofidasardiantarafasilitator

dengan pelaksana pelatihan dan melihat

apakah fasilitator bisa bekerja dengan

mereka. (Jika tidak, barangkali mereka

seharusnya mempertimbangkan untuk

mencari fasilitator yang berbeda lainnya).

•Merumuskan Tujuan dan Sasaran Pelatihan.

Mengetahui secara tepat apa yang ingin dicapai

atau tujuan yang ingin dicapai. Rumuskan tujuan

dan sasaran pelatihan secara tepat. Hendaknya

dalam menyusun dan merumuskan sasaran

perlu dirumuskan dalam bentuk perubahan

tingkah laku yang konkrit yang dapat diamati.

• Memilih dan menetapkan isi dan muatan (atau bahan) yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan pelatihan. Bahan yang dipergunakan dalam

pelatihan seharusnya relevan dengan tujuan

pelatihan dan bermanfaat bagi peserta

pelatihan. Memilih bahan sambil mengingat

tujuansertamelakukanmodifikasitertentu

sehingga bermanfaat bagi peserta pelatihan.

Page 30: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan

28 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan

dalam menyusun dan mengembangkan bahan

pelatihan adalah:

○ latar belakang peserta pelatihan yang

berbeda (umur, pengalaman, pendidikan,

posisi dan lain sebagainya)

○ waktu yang tersedia, dan lingkungan dimana

fasilitator harus bekerja

○ kemampuan fasilitator sendiri.

• Membangun hubungan logis dan mengarah ke tujuan. Memastikan bahwa segala sesuatu

yang tertuang dalam agenda pelatihan

mempunyai hubungan-hubungan yang logis

dengan tujuan itu. Dalam menentukan agenda,

pastikan bahwa antara satu hal dengan hal yang

lain mempunyai hubungan yang jelas dan logis.

• Merumuskan materi dan muatan dalam urutan yang logis. Rumuskan dan susunlah

materi dan muatan (atau bahan pembelajaran)

tersebut di atas dalam rangkaian dan urutan

yang logis. Hendaknya juga ada gerak maju

yang logis dari satu pokok agenda ke agenda

berikutnya.

• Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai. Pada saat

anda mempunyai ide tentang isi pertemuan atau

pembahasan, usahakan untuk menetapkan

berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

setiap bagian. Adalah merupakan suatu ide yang

baik untuk mempersiapkan kemungkinan untuk

menyediakan waktu terlalu sedikit atau terlalu

banyak. Bagian-bagian mana dari agenda anda

bisa dipersingkat atau ditinggalkan bila waktu

mulai habis ? Aturannya disini ialah membuat

agendaandafleksibel.

• Pikirkan dan susunlah langkah­langkah yang tepat. Rencanakan suatu variasi dalam langkah-

langkah. Orang dapat memberikan perhatian

untuk waktu yang lebih panjang jika ada terjadi

pergantian langkah-langkah sesekali. Diskusi-

diskusi yang lama dan panjang bisa membuat

orang menjadi bosan.

• Memilih, menetapkan dan menggunakan beragam metoda­metoda. Ingatlah bahwa

peserta sekurang-kurangnya mempunyai

panca indra dan akan memalukan bila terjadi

kemacetan karena hanya menggunakan satu

atau dua saja dari metoda yang ada. Para

peserta akan sangat menghargai beragam

metoda yang digunakan untuk menyajikan

informasi dan memberikan pendapat. Kuliah-

kuliah,diagram-diagram,film-film,latihan-

latihan, curah pendapat, dan teknik-teknik

lainnya semuanya berharga, terutama bila

dikombinasikan. Biasanya orang-orang lebih

mengingat informasi yang mereka pelajari

dengan cara yang aktif (permainan peran,

diskusi) dari pada informasi yang mereka

pelajari dengan cara pasif (membaca,

mendengarkan). Bagaimanapun, jangan

menggunakan metode-metode yang berbeda

hanya karena untuk keanekaragaman saja.

Metode-metode itu paling membantu bila

mereka dengan benar/tepat dihubungkan

dengan pokok bahasan yang dengan mana

anda sedang bekerja.

Page 31: Curriculum Development and Facilitation Techniques

29www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan

Page 32: Curriculum Development and Facilitation Techniques

30 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan

Tujuan Pembelajaran

• Pesertamampumemetakanfaktor-faktoryang

mempengaruhi pelaksanaan pelatihan.

• Pesertamampumenyusunstrategiuntuk

memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pelatihan.

Pokok Bahasan

• Memetakanfaktoryangmempengaruhi

pelatihan.

Metode

• Sharing

• Penugasankelompok

• Pleno

Alat dan bahan

• Kertasflipchart,

• Kertaspotong,

• Kertashvs,

• Spidolwarna,

• Plakban/plakban/glue tag

• LCDprojector,

Peserta mampu memetakan

faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pelatihan.

Page 33: Curriculum Development and Facilitation Techniques

31www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

• Komputer

• Slide1-8Pemetaanfaktorberpengaruhpada

pelatihan

No Langkah Bahan Waktu

1 Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:• Pesertamampumemetakanfaktor-faktoryang

mempengaruhi pelaksanaan pelatihan• Pesertamampumenyusunstrategiuntuk

memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan

5 menit

2 Fasilitator menanyakan kepada peserta “Apa saja yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan pelaksanan pelatihan, selain tujuan, sasaran, materi, metode, serta bahan training?” Fasilitator mencatat inti jawaban tiap peserta dalam kertas potong dan menempelkan di flipchart.

Kertas potong, plakban, spraymount. Glue tag

10 menit

3 Fasilitator kemudian menghubungkan jawaban peserta dengan slide 1 Pemetaan faktor berpengaruh pada pelatihan.

Slide 1. LCD projector, komputer

10 menit

4 Fasilitator meminta peserta dalam kelompok mendiskusikan “Apa pengaruh dari masing-masing faktor terhadap pelatihan?” Masing-masing kelompok mendiskusikan satu faktor.

20 menit

5 Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya. Masing-masing maksimal 5 menit.

30 menit

6 Fasilitator kemudian menegaskan hasil diskusi kelompok dengan menjelaskan slide 2 – 8 Pemetaan faktor berpengaruh pada pelatihan.

Slide 2-8, LCD projector, komputer

10 menit

7 Fasilitator menegaskan bahwa pembahasan berikutnya adalah pembahasan tentang fasilitator, yatu potret diri fasilitator.

5 menit

Waktu

• 90menit

Proses Fasilitasi

Page 34: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan

32 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Faktor yang mempengaruhi pelatihan

Team fasilitator dan organisasi penyelenggara

Peserta

Kegiatan atau program lain

Pelatihan

Lokasi dan peralatan

Ketersediaan dana

Waktu yang tersedia

Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 1

Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 2

Peserta

Bahan Presentasi

Page 35: Curriculum Development and Facilitation Techniques

33www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Kegiatan/Program lain

Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 3

Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 4

Tim pelatih dan organisasi penyelenggara

Pelatihan A

Pengembangan organisasi

Peningkatan pelayanankesehatan

masyarakat

Pelatihan apakah merupakan bagian kecil dari program? Kegiatan apa yang akan dilakukan pasca pelatihan

• Sejauhmanaanggotateampelatihanmempunyaikompetensidanfilosofiyangsamadalammemberikanpelatihan.

• Sejauhmanaorganisasipenyelenggaramempunyaifiosofiyang sama tentang pelatihan dengan pelatih

Page 36: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Pemetaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan

34 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Peralatan dan lokasi

Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 1

Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 6

Peralatan dan lokasi

• Lokasi:semakindekatdengantempattinggalpesertaataupusatkeramaian akan berpotensi mendorong peserta mencari waktu untuk memanfaatkan hal itu.

• Pesertatinggaldilokasiyangsamadengantempatpelatihanakanmampu mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk pelatihan.

• Bentukdanluasanruangakanmempengaruhidalammenggunakanmetode/teknik dan juga model duduk peserta.

• Ruanganyangsejuk,tidakbising,terangakanmembantukenyamanan proses belajar.

• Peralatanpelatihanyangtersediaoptimalmembantufasilitatorrnengoptimalkan penggunaan metode dan teknik untuk rnengoptimalkan pencapaian tujuan.

Page 37: Curriculum Development and Facilitation Techniques

35www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Waktu yang tersedia

Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 7

Pemetaan faktor yang mempengaruhi pelatihan 8

Ketersediaan dana

Ketersediaan dana mempengaruhi

ketersediaan waktu dan ketersediaan

peeralatan dan ruang serta kualitas pelatih.

Lebih lanjut ketersediaan dana akan

mempengaruhi semua proses pelatihan.

Berapa lama waktu yang tersedia untuk pelatihan akan mempengaruhi:• Tingkatcapaiansasaran• Materiyangdiberikandantingkatout

put yang dicapai• Metodedanteknikyangdipakai

Page 38: Curriculum Development and Facilitation Techniques
Page 39: Curriculum Development and Facilitation Techniques

37www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Rencana Pembelajaran

Page 40: Curriculum Development and Facilitation Techniques

38 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Rencana Pembelajaran

Peserta mampu menjelaskan

hubungan rencana pembelajaran dengan tujuan dan sasaran

pelatihan.

Tujuan Pembelajaran

• Pesertamampumendiskripsikanisidarirencana

pembelajaran.

• Pesertamampumenjelaskanhubunganrencana

pembelajaran dengan tujuan dan sasaran

pelatihan.

• Pesertamampumerancangrencana

pembelajaran.

Pokok Bahasan

• MenyusunRencanaPembelajaran

Metode

• Sharing,

• Penugasankelompok,

• Penugasanindividu,

• Pleno.

Alat dan bahan

• Kertasflipchart,

• Kertaspotong,

• Kertashvs,

• Spidolwarna,

Page 41: Curriculum Development and Facilitation Techniques

39www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

• Plakban

• LCDprojector,

• Komputer

• Slide1-11MenyusunRencanaPelajaran

No Langkah Bahan Waktu

1 Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:

• Pesertamampumendiskripsikanisidarirencana

pembelajaran.

• Pesertamampumenjelaskanhubunganrencana

pembelajaran dengan tujuan dan sasaran pelatihan.

• Pesertamampumampumerancangrencana

pembelajaran.

5 menit

2 Fasilitator mengajak peserta untuk sharing dengan

pertanyaan “Setelah mempunyai tujuan dan sasaran,

bagaimana pengalaman selama ini untuk menyusunnya

menjadi suatu pelatihan?”.

Kertasflipchart,spidol 20 menit

3 Fasilitator kemudian menjelaskan kepada peserta bahwa

langkah berikutnya adalah menentukan materi apa saja

yang harus diberikan dalam pelatihan untuk mencapai

sasaran dan menjelaskan slide 1-4 Menyusun Rencana

Pembelajaran.

10 menit

4 Fasilitator kemudian menjelaskan penyusunan out put dan

metode menggunakan slide 5-10.

25 menit

5 Fasilitator menanyakan siapa yang sudah tahu masing-

masing metode tersebut? Fasilitator kemudian meminta

peserta yang sudah tahu menjadi nara sumber untuk

metode yang ingin diketahui peserta lain. Peserta

berkelompok dalam masing-masing metode. Jika ada

metode yang belum diketahui semua peserta maka

fasiitator menjelaskan metode itu.

25 menit

Waktu

• 180menit

Proses Fasilitasi

Page 42: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Rencana Pembelajaran

40 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

No Langkah Bahan Waktu

6 Fasilitator kemudian menjelaskan bentuk akhir rencana

pembelajaran.

Slide sasaran,

perbedaan sasaran dan

tujuan, hierarki tujuan

25 menit

7 Fasilitator meminta peserta membuat 4 kelompok dan

masing-masing peserta membuat rencana pelajaran untuk

materi “Pemetaan faktor pendukung pelatihan”

Kertas flipchart, spidol 40 menit

8 Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan

hasilnya dan fasiitator memberi masukan untuk setiap

kelompok.

Flipchart, spidol 25 menit

9 Fasilitator menegaskan bahwa sesi berikutnya membahas

“Faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan”.

5 menit

Page 43: Curriculum Development and Facilitation Techniques

41www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Bahan Presentasi

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih materi

• Hubunganyanglogisdengansasaran• Hubunganyanglogisantarmateri• Waktuyangtersedia• Kemampuanfasilitator/pelatih

Menyusun rencana pembelajaran

Menyusun rencana pembelajaran 1

2

Page 44: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Rencana Pembelajaran

42 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Menyusun rencana pembelajaran

Menyusun rencana pembelajaran

Menyusun rencana pembelajaran

Menyusun rencana pembelajaran 3

4

Page 45: Curriculum Development and Facilitation Techniques

43www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Capaian/Out put materi

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun capaian/out put materi:

• Ketersediaanwaktuuntuksetiapmateri.

• Seberapabesarrnendukungpencapaiansasaranpelatihan.

• Kaitandenganpencapaianmateriyanglain.

Menyusun rencana pembelajaran

Menyusun rencana pembelajaran 5

6

Capaian/Out put materi

Page 46: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Rencana Pembelajaran

44 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Metode/Teknik

Menyusun rencana pembelajaran

Menyusun rencana pembelajaran 7

8

• Capaian/out put Menentukan jenis metode/teknik yang dipakai untuk mencapai out put.

• Ketersediaanwaktu

Waktu yang tersedia menentukan metode atau teknik yang dipakai agar dengan waktu yang ada metode/teknik yang dipakai efektif mencapai out put.

Metode/Teknik

• Ketersediaansaranadanprasarana Ketersediaan peralatan untuk memfasilitasi penting diperhatikan dalam memilih suatu teknik, termasuk bentuk dan luasan ruangan pelatihan.

• Jenispartisipasi

Semakin tinggi partisipasi yang diinginkan maka teknik yang dipakai harus menjamin semaksimal mungkin semua peserta aktif dalam proses pelatihan.

Page 47: Curriculum Development and Facilitation Techniques

45www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

9

10

Menyusun rencana pembelajaran

Metode/Teknik

•Kemampuan dan latar belakang peserta

Tingkat kemampuan bahasa, latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan dan pengetahuan peserta akan materi.

•Jumlahpeserta

Jumlah peserta pelatihan mempengaruhi pemilihan metode atau teknik karena berdampak kepada waktu yang dibutuhkan untuk mencapai capaian materi.

Metode • Diskusi: - Kelompok- Pleno

• Brainstorming • Buzz group • Ceramah• Simulasi • Demonstrasi • Fish bowl

Menyusun rencana pembelajaran

Page 48: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Rencana Pembelajaran

46 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

9

Rencana pembelajaranTujuan pembelajaran:• Pesertamampumendiskripsikanisidarirencanapembelajaran•Pesertamampumenjelaskanhubunganrencanapembelajarandengantujuandansasaranpelatihan•Pesertamampumampumerancangrencanapembelajaran

Pokok Bahasan:Menyusun Rencana Pembelajaran

Metode:Sharing, Penugasan kelompok, Pleno

Alat dan bahan:-Kertasflipchart -Kertaspotong- Kertas hvs - Spidol warna- Plakban - LCD projector- Komputer - Side 1-11 Menyusun Rencana Petajaran

Waktu90 menit

Proses fasilitasi:

No Langkah Bahan Waktu1 Fasilitator menjelaskan tujuan/capaian sesi:

•Pesertamampumendiskripsikanisidarirencanapembelajaran.•Pesertamampumenjelaskanhubunganrencanapembelajaran

dengan tujuan dan sasaran pelatihan.•Pesertamampumampumerancangrencanapembelajaran.

5 menit

2 Fasilitator mengajak peserta untuk sharing dengan pertanyaan “Setelah mempunyai tujuan dan sasaran, bagaimana pengalaman selama ini untuk menyusunnya menjadi suatu pelatihan?”.

Kertas flipchart,

spidol

20 menit

Page 49: Curriculum Development and Facilitation Techniques

47www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Bahan Bacaan

Rencana pembelajaran atau rencana pengajaran

menurut Donaldson and Scannell (1986) seccara

sederhana merupakan suatu cetak biru pelatihan

yangmengidentifikasilimaWdasar(who: siapa,

what: apa, where: dimana, when: kapan dan why:

mengapa). Jadi hal tersebut mencakup peserta

pelatihan (siapa), isi pelatihan (apa), lokasi pelatihan

(dimana), pertimbangan waktu yang tersedia

(kapan), serta capaian pelatihan (mengapa). Dalam

pemilihan format rencana pembelajaran menjadi

penting untuk untuk menentukan :

1. Frekuensi penggunaan pengetahuan dan

ketrampilan,

2. Kerumitan dalam melaksanakan tugas yang

diberikan,

3. Waktu yang tersedia untuk pelajaran,

4. Jumlah peserta pelatihan.

Suatu rencana pelajaran yang lengkap harus

mencakup kebutuhan ruangan kelas, alat bantu

pelatihan, peralatan, alat tulis, buku pengangan

dan referensi. Pengaturan rencana pembelajaran

perlu mengkoordinasikan kebutuhan waktu, materi

pelatihan, catatan dan penggunaan audiovisual.

Informasi akan hal-hak tersebut akan membantu

proses fasilitasi pelatihan.

Penting untuk memilih dan menetapkan isi dan

muatan (atau bahan) pelatihan yang relevan dan

mempunyai hubungan logis dengan tujuan dan

sasaran pelatihan. Semua isi dan muatan pelatihan

harus mengarah kepada pencapaian tujuan dan

sasaran pelatihan. Masing-masing materi harus

mempunyai hubungan logis dan langsung untuk

mencapai sasaran dan tujuan. Selain itu masing-

masing materi juga mempunyai keterkaitan yang

erat sebagai suatu rangkaian dalam mencapai

sasaran dan tujuan.

Dengan demikian menjadi hal penting untuk

merumuskan materi dan muatan dalam urutan

yang logis. Rumuskan dan susunlah materi dan

muatan (atau bahan pembelajaran) tersebut di atas

dalam rangkaian dan urutan yang logis. Hendaknya

susuanan materi merupakan rangkaian gerak

maju yang logis dari satu pokok materi ke materi

berikutnya.

Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam

menyusun dan mengembangkan isi atau materi

pelatihan adalah:

• latarbelakangpesertapelatihanyangberbeda

(umur, pengalaman, pendidikan, posisi dan lain

sebagainya)

• waktuyangtersedia,danlingkungandimana

fasilitator harus bekerja

• kemampuanfasilitatorsendiri.

Capaian/Out Put Materi

Jika kita melihat kembali dalam materi penyusunan

tujuan dan sasaran pelatihan, maka di posisi paling

bawah adalah menyusun capaian/hasil. Capaian/

hasil merupakan hal yang akan dicapai dari

Page 50: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Rencana Pembelajaran

48 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

setiap materi yang disampaikan. Cara dan kriteria

penyusunan capaian/hasil sama dan mengikuti

penyusunan sasaran pelatihan tentang kejelasan

capaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Namun demikian, berikut ini hal-hal yang harus

dipertimbangkan dalam menyusun capaian suatu

materi yaitu :

1. Ketersediaan waktu untuk setiap materi.

2. Hubungan untuk mendukung pencapaian

sasaran pelatihan

3. Hubungan dengan pencapaian materi yang lain.

Metode Instruksi

Dalam situasi kelas orang dewasa, kunci proses

belajar adalah suatu lingkungan nyaman – baik

fisikdanpsikis-danyangmembantuinteraksiserta

pertukaran pengalaman dan informasi. Orang

dewasa membawa banyak pengalaman dari proses

perjalanan hidup dan pengalaman kerja diri mereka

sebelum pelatihan.

Perlu diperhatikan agar fasilitator tidak terjebak

dengan memaksimalkan kontrol dengan memberikan

materi sebanyak-banyaknya dengan waktu yang

sedikit. Pengetahuan baru yang diberikan dalam

pelatihan perlu dipadukan dengan pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki oleh peserta pelatihan

sebelum mengikuti pelatihan. Pengetahuan dan

pengalaman peserta pelatihan dapat dilihat dari hasil

penjajakan kebutuhan pelatihan.

Dalam memilih metode atau teknik maka beberapa

hal berikut harus diperhatikan, yaitu :

1. Capaian materi akan membantu fasilitator

menentukan metode dan teknik yang sesuai

untuk pencapaian capaian suatu materi.

Capaian yang berupa ketrampilan tidak bisa

tidak harus menggunakan teknik praktek atau

penugasan.

2. Ketersediaan waktu membantu fasilitator untuk

memilih teknik atau metode yang paling efektif

mencapai capaian materi.

3. Kondisi peserta belajar yang meliputi tingkat

kemampuan bahasa, pengalaman bekerja, latar

belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan

dan pengetahuan peserta akan materi yang

akan diberikan membantu fasilitator memilih

tekikyangefisienmembantupesertamencapai

capaian materi.

4. Jumlah peserta pelatihan juga mempengaruhi

pemilihan metode atau teknik karena akan

berdampak kepada waktu yang dibutuhkan

untuk mencapai capaian materi.

5. Ketersediaan peralatan untuk memfasilitasi

penting untuk diperhatikan dalam memilih suatu

teknik. Termasuk peralatan adalah bentuk dan

luasan ruangan pelatihan.

6. Jenis partisipasi yang diinginkan selama

pelatihan. Semakin tinggi partisipasi yang

diinginkan maka teknik yang dipakai juga hharus

yang menjamin semaksimal mungkin semua

peserta aktif dalam proses pelatihan.

Secara garis besar dalam satu proses interaksi

belajar menempuh 4 (empat) phase pokok yang

meliputi :

Page 51: Curriculum Development and Facilitation Techniques

49www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Metoda Ceramah

Metoda Ceramah seringkali disebut metoda kuliah

(The Lecture Method) merupakan komunikasi satu

arah, penyampaian serangkaian fakta atau informasi

mengenai bahasan tertentu. Metoda ceramah

merupakan metoda yang memberikan penjelasan

atau memberi deskripsi lisan secara sepihak

tentang suatu materi pembelajaran tertentu.

Curah Pendapat (Brainstorming)

Merupakan proses berbagi ide dan gagasan.

Selama berlangsungnya curah pendapat peserta

didorong untuk menghasilkan pendapat, gagasan

secepat mungkin tanpa perlu memikirkan nilai

dari pada pendapat itu. Hal yang dicari adalah ide

sebanyak-banyaknya dan belum kepada kualitas ide.

Dalam curah pendapat tidak dibenarkan adanya

kritik ide-ide yang disampaikan agar imajinasi

berkembang dan berjalan sejauh mungkin. Setelah

dilakukan curah pendapat selesai baru kemudian

dilanjutkan dengan tahap analisa terhadap ide-ide

tersebut.

Metoda Diskusi

Metoda Diskusi merupakan metode dapat

mendorong berpartisipasi aktif peserta untuk

menyumbangkan pemikiran, gagasan dalam

kegiatan diskus. Peserta diskusi diminta untuk

mendiskusikan suatu masalah. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam menggunakan Metoda

Diskusi dalam pelatihan:

○ Diskusi dilakukan dalam suasana santai dan

informal

○ Tugas, pertanyaan atau bahan diskusi dibuat

secara tertulis.

○ Sebelum diskusi, fasilitator memberi pengantar

atas tugas, capaian serta waktu yang dibutuhkan

untuk diskusi.

○ Sebelum diskusi dilaksanakan, ditetapkan dulu

siapa ketua dan penulis dalam diskusi.

○ Sediakan ruangan dengan tempat duduk serta

perlengkapan yang memadai untuk pelaksanaan

diskusi.

Beberapa bentuk diskusi diantaranya adalah:

• DiskusiKelompok(Group Discussion) Diskusi Kelompok adalah upaya pembahasan

atas suatu permalahan atau topik dengan

4-8 peserta. Tujuan diskusi kelompok adalah

semakin banya orang untuk aktif berpendapat

dalam proses belajar atau diskus.

• DiskusiPleno Merupakan proses diskusi dengan mengajak

semua peserta diskusi untuk mendengarkan

dan mendiskusikan hasil diskusi di tiap-tiap

kelompok. Masing-masing kelompok akan

mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok

lain akan memberi tanggapan atau masukan

untuk hasil lebih baik lagi.

• DiskusiPanel Diskusi Panel juga dipergunakan untuk

membahas suatu permasalahan tertentu dimana

Page 52: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Rencana Pembelajaran

50 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

2 atau 3 orang dari luar atau dari peserta

pelatihan itu sendiri diminta untuk menyajikan

sesuatu permasalahan atau pendapatnya

tentang sesuatu kemudian seluruh peserta

diminta untuk menanggapi dan dan terlibat

untuk mendiskusikannya

• Syndicate Group

Suatu kelompok besar dibagi menjadi kelompok

kecil dengan anggota tidak lebih dari 5 orang.

Masing-masing kelompok kecil tersebut melakukan

diskusi tertentu, dan tugas ini bersifat sementara.

Fasilitator memberikan penjelasan secara umum

dan garis besar permasalahan, kemudian tiap-

tiap kelompok kecil (syndicate) diberi tugas

mempelajari suatu praktek tertentu yang berbeda

dengan kelompok kecil lainnya. Jika memungkinkan

fasilitator menyediakan referensi. Setelah kelompok

bekerja sendiri-sendiri, kemudian masing-masing

kelompok menyajikan hasil diskusinya dalam sidang

pleno untuk dibahas lebih jauh.

• KelompokDengung(BuzzGroup)

Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil

(2-3) orang untuk mendiskusikan "sesuatu topik"

terlepas dari bantuan fasilitator (yang bahkan

meninggalkan tempat pertemuan). Tempat

duduk diatur sedemikian rupa hingga peserta

dapat berhadap muka. Teknik ini memberikan

kesempatan kepada individu-individu untuk menguji

dan memperdalam pemikiran-pemikirannya atau

mempertajam suatu upaya pemecahan masalah dan

mendapatkan kepercayaan dirinya sendiri.

• Diskusi"LingkarandalamLingkaran" (Fish Bowl)

Para peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa

kelompok; salah satu kelompok, yang dapat disebut

dengan "kelompok dalam" mendiskusikan suatu

masalah tertentu dan "kelompok luar" (kelompok

lainnya) sebagai pendengar. Sebagai contoh,

kelompok dalam dapat merupakan kelompok

panitia pelaksana (OC) sedangkan kelompok

luarnya adalah "Kelompok Panitia Pengarah" (SC)

yang tugasnya mendengarkan, menganalisis serta

menterjemahkan apa yang dibahas, didiskusikan

dan dibicarakan menjadi tindak tindakan nyata.

• Role Play (Bermain Peran)

Peserta pelatihan diminta untuk melakukan peran

tertentu dan menyajikan "permainan peran"

dan melakukan "dialog-dialog" tertentu yang

menekankan pada karakter, sifat atau sikap

yang perlu dianalisa. Bermain peran haruslah

mengungkapkan suatu masalah atau kondisi

nyata yang akan dipergunakan bahan diskusi atau

pembahasan materi tertentu.

Dengan demikian, setelah selesai melakukan peran,

langkah penting adalah analisis dari bermain peran

tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan

peran dan perasaan mereka tentang peran yang

dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain.

Untuk itu fasilitator harus mempersiapkan skenario

dan cerita tertentu dan mempersiapkan "peserta"

yang akan memerankan peran tertentu tersebut,

serta kelengkapan lain sebagai bahan analisis yang

diperlukan.

Page 53: Curriculum Development and Facilitation Techniques

51www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

• Simulasi

Simulasi berarti meniru perbuatan yang bersifat

pura-pura atau tidak dalam kondisi sesungguhnya.

Tujuan simulasi mengkondisikan peserta menjalani

proses dalam kondisi mirip seperti kondisi lapangan.

Misalkan saja melakukan "simulasi penyuluhan TB".

• Demonstrasi

Merupakan suatu metoda yang digunakan untuk

memperagakan atau menggambarkan suatu proses.

Page 54: Curriculum Development and Facilitation Techniques
Page 55: Curriculum Development and Facilitation Techniques

53www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

Hari Ke-1

Page 56: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

54 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Pembelajaran OrangDewasa

Hari Ke-1

Penjabaran materi modul diawali dengan pemaparan tentang pentingnya Kantung Persalinan,

........

Tujuan Pembelajaran

Peserta memahami pengertian dan proses

Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy)

Pokok Bahasan

• MembahaspengertianPembelajaranuntuk

Orang Dewasa (Andragogy);

Metode

• Penyampaianmateritentangpengertian

Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy);

• MengapaAndragogy,danapabedanyadengan

Pedagogy;

• Bagaimanaciri-cirinya,prosespembelajaran,

dan contoh penerapannya.

Alat dan Bahan

• Bahanpresentasi(.ppt)

• Bahantulisan(text)

• Formlatihan

Page 57: Curriculum Development and Facilitation Techniques

55www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Waktu

• 1sesi=90menit

Proses Fasilitasi

• Pengantarpembuka

• Penyajianbahanpresentasidandiskusiuntuk

pemahaman

• Latihanindividual,latihankelompok

• Diskusipenutup.

Bahan Presentasi dan Penjelasan

• Bahanpresentasi(.ppt)tentangPembelajaran

Orang Dewasa (Andragogy);

• Bahantulisan(text)tentangPembelajaran

Orang Dewasa (Andragogy) l;

Lampiran-Lampiran

• Bahanpresentasi(.ppt)tentangPembelajaran

Orang Dewasa (Andragogy);

• Bahantulisan(text)tentangPembelajaran

Orang Dewasa (Andragogy) l;

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

(Hari ke-1)

PROSES BELAJAR

Proses Belajar merupakan proses perubahan,baik

menetap atau relatif, menyangkut perilaku

seseorang sebagai akibat pengalaman hidup,

atau pengalaman dalam proses pelatihan yang

diterapkan. Proses ini dapat dikenali sejak

seseorang dilahirkan dan berlangsung terus-

menerus sepanjang hidupnya,dan mencakup hampir

seluruh aspek kehidupannya.

ANEKA PROSES BELAJAR

Ada beberapa proses belajar, kalau dikenali akan

memudahkan seseorang untuk meningkatkan

efektifivitasnya,yaitu:prosesasosiasi,danproses

pengondisian,

1. Asosiasi

Proses belajar ini terjadi melaluiterjadinya asosiasi

antara dua kejadian dalam pikiran manusia yang

mencerminkan kejadian-kejadian yang ada di

sekitar. Proses belajar melalui asosiasi ini hampir

mendasari semua proses belajar.

Page 58: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

56 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Contoh sederhana proses belajar melalui asosiasi

ini ialah saat seorang bayi merasa lapar. Ia segera

menangis. Mendengar tangisan itu ibunya datang

memberi makan. Suatu kejadian spontan yang

segera mendapat respons. Karena kejadian

berulang, maka si bayi belajar melalui proses

asosiasi, yaitu hubungan asosiatif antara “lapar

menangis mendapat makanan”. Dengan asosiasi

ini, si bayi belajarkalau lapar, dia tinggal menangis

saja, makanan akan datang.

Silahkan pembaca/peserta menghubungkan situasi

yang dijumpainya dengan tindakan-tindakan

tertentu. Misalnya: setiap menjelang bulan puasa

(Ramadhan), permintaan akan bahan makanan

meningkat, harga naik. Maka oang yang belajar

akan belanja jauh hari, pedagang menimbun barang

yang tahan lama.

Contoh sederhana lainnya: peserta dari daerah

biasanya ingin menceritakan pengalaman dan

prestasinya, kalau tidak diberi kesempatan mereka

akan resah, banyak protes kalau diberi teori. Maka

fasilitator yang belajar akan memberi kesempatan

mereka mengungkapkan pengalamannya, sebelum

memberikan materi dan konsep baru. Peserta

pun akan belajar, bahwa diundang pelatihan atau

lokakarya berarti presentasi karya mereka.

2. Pengondisian (conditioning)

Proses belajar selanjutnya ialah “pengondisian”.

Proses belajar melalui pengondisian ini prinsipnya

menyangkut: "menanamkan" respons spontan atas

stimulus tertentu.

Reaksi spontan tertanam, tercipta setelah ia melalui

proses pengkondisian, yaitu secara berulang-ulang

diberi stimulus tertentu, serta mendapatkan “hasil

positif” tertentu yang relatif konsisten atas respons

tersebut. Atau sebaliknya, yaitu mendapatkan "hasil

negatif" dari respons tersebut.

Beberapa pola yang dapat diterapkan untuk proses

belajar melalui pengkondisian ini, antara lain melalui:

a. Penghilangan (extinction)

Yaitubila secara berulang-ulang orang tidak

mendapatkan “hasil positif”, maka respons

yang timbul makin berkurang dan dapat hilang

sama sekali. (misal: jika seseorang mengikuti

antrian tidak dipedulikan oleh petugas loket,

malah penyerobot terus dilayani, maka dia akan

meninggalkan kebiasaan mengantri yang telah

dipelajari dari orang tua atau sekolah dulu).

b. Penguatan (reinforcement)

Untuk mengembalikan apa yang sudah mulai

mengalami proses penghilangan, maka dapat

dilakukan penguatan lagi dengan menegaskan

“hasil positif” atas respons positif yang

dikehendaki. Termasuk dalam hal ini memberi

pujian, apresiasi bagi mereka yang berprestasi

atau mengikuti aturan main tertentu.Kalau di

kelas tentunya "sistem penilaian siswa" akan

menentukan.

Contoh di masyarakat: banyak hotel, restoran

cepat saji (fast-food) yang memajang foto

Page 59: Curriculum Development and Facilitation Techniques

57www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

"karyawan berprestasi" minggu ini. Inovasi ini

menanamkan kebiasaan kinerja baik karyawan.

c. Pemulihan spontan (spontaneous recovery)

Jika "pelajaran" yang tertanam sudah baik,

menetap, maka meskipun terjadi degradasi,

dalam banyak kasus terjadi pemulihan spontan

dari hasil pengondisian setelah ada jeda/istirahat

beberapa saat. Tentunya akan lebih baik kalau

secara periodik dilakukan penyegaran.

d. Generalisasi stimulus (stimulus generalization)

Dalam praktik, proses pengondisian

dampaknyabisa luas, jika terjadi generalisasi

stimulus. Yaitu bila beberapa stimulus juga

mendapatkan respons yang sama. Contohya:

fasilitator/pelatih baiasanya melihat jika diberikan

stimulus macam-macam, biasanya peserta

yang baik, cerdas akan memberikan respons

yang konsisten tepat, sehingga fasilitator/

pelatih cenderung secara umum menilai peserta

tersebut akan selalu baik prestasinya.

Dalam pelatihan, pengkondisian diwujudkan

dalam bentuk memberikan penjelasan

serta latihan yang berulang-ulang serta ada

tanggapan positif/mendukung dari instruktur

atau fasilitatornya.

Page 60: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

58 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR

1. Motivasi

Asosiasi dalam proses belajar umumnya terbentuk

bila orang tersebut mempunyai kebutuhan, atau

termotivasi. Motivasi selain mempercepat proses

belajar juga meningkatkan variabilitas perilaku.

Dalam hal ini, penghargaan (reward) dan sanksi

(punishment) dalam bentuk yang lebih halus masih

sering efektif digunakan dalam mempercepat proses

belajar.

2. Metode Belajar

Setidaknya ada dua metode pengajaran: searah,

dan interaktif. Metode belajar searah, dimana

pelatih/instruktur menyampaikan, mengajarkan

materi, dan peserta mengikuti pelajaran atau

instruksi dari pengajar.

Metode belajar interaktif, atau partisipatif,

dimana peserta terlibat aktif untuk merancang,

melaksanakan proses belajar, dan tindak lanjutnya.

(Mengenai pendekatan yang berbasis andragogy ini

akan dibahas pada sub-bab berikutnya).

Page 61: Curriculum Development and Facilitation Techniques

59www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

3. Bahan yang sistematis

Materipelajaran yang tersusun sistematis,

terstruktur, berurutan dan sederhana akan semakin

mempercepat proses belajar, dibanding materi

pelajaran yang merupakan tumpukan bahan

yang banyak tetapi tidak jelas urutan dan struktur

bahasannya.

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)

Pembelajaran bagi orang dewasa tentu berbeda

dengan proses pembelajaran pada siswa di sekolah

ataupun di kampus. Pembelajaran di sekolah titik

beratnya ialah menyampaikan pengetahuan dan

keterampilan dengan asumsi siswa belum tahu

Sementara itu, pembelajaran bagi orang dewasa

asumsinya peserta sudah punya bekal pengetahuan,

keterampilan dan pengalaman tertentu. Lebih

jelasnya dapat dilihat perbedaan dua pendekatan ini

sebagaimana Tabel di bawah ini.

Tabel Perbandingan Pedagogi vs Andragogi

PEDAGOGI ANDRAGOGI

(Berpusat pada Pengajar) (Berpusat pada Pemelajar)

Pemelajar tergantung (dependent) Pemelajar independen, dorongan oleh diri sendiri

Pemelajar dimotivasi faktor luar (misal kenaikan gaji/pangkat, kompetisi)

Pemelajar termotivasi oleh dirinya sendiri (ingin menguasai kemampuan baru)

Lingkungan belajar formal, berciri kompetisi, penilaian

Lingkungan pemelajaran lebih informal, berciri kerjasama, saling menghargai, saling berbagi

Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh Pengajar Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh bersama (Pengajar dan peserta)

Pengajaran bercirikan penyampaian materi (kuliah, tugas)

Pengajaran bercirikan pengkajian, eksperimen, studi mandiri

Evaluasi dilaksanakan dengan metode eksternal (test, kuis (quiz), dst)

Evaluasi diri

Page 62: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

60 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Dari sisi lain beda antara pedagogi dan andragogi ini bisa dilihat dari sisi: "mengarahkan" atau "memfasilitasi".

DIARAHKAN … DIFASILITASI

Dicirikan dengan kuliah/ceramah, menghafal, tanya-jawab, feed-back langsung.

Dicirikan dengan diskusi yang didampingi fasilitator, kerja kelompok, pemecahan persoalan.

Dicirikan dengan kegiatan independen, diskusi sesama peserta, berpikir kritis.

Pengajar bertanggungjawab penuh dalam merumuskan tujuan dan asesmen keterampilan yang dibutuhkan peserta.

Pengajar dan Pemelajar bernegoisasi untuk menetapkan tujuan pemelajaran.

Pengajar berperan sebagai nara-sumber, supervisi, fasilitasi kegiatan,Pemelajar menyusun tujuan pemelajaran dengan sedikit dampingan fasilitator.

Pemelajar butuh BIMBINGAN PENUH karena mereka belum menguasai ketrampilan, pengetahuan tersebut, dan kurang percaya diri untuk mempelajarinya.

Pemelajar butuh BIMBINGAN SEDANG, karena mereka setidaknya punya bekal awal untuk mempelajari ketrampilan/pengetahuan tersebut, dan kepercaya diri.

Pemelajar hanya butuh BIMBINGAN MINIMAL, karena sebetulnya sudah menguasai sebagian ketrampilan/pengetahuan tersebut, dan percaya diri dalam mempelajarinya.

ANTARA PEMBELAJARAN: DIARAHKAN vs DIFASILITASI

Tantangan pembelajaran orang dewasa:

• Melepaspengetahuanlama(yangtakrelevan

lagi)

• Menyesuaikandiridenganformatkelas

sekarang

• Ketidakmampuanuntukfokuspadatopik-topik

beragam

• Keterampilanberpikirdanbelajardengancara

barunya terbatas

• Tujuanyangtidakrealistis

• Keterbatasanwaktu,komitmen

• Rendahnyaself-esteem.

Kapan desain untuk dewasa dipertimbangkan:

• APAMANFAATNYABAGIKU?

• Mengapaorangdewasainginbelajar?

• Orangdewasabutuhbelajardaripengalaman,

menolak pendekatan yang terlalu teoritis

• Akanlebihmengenapendekatandengantopik

“pemecahan masalah”;

• Ulangipenekananrelevansitopikdengan

permasalahan “dunia nyata”;

• Libatkanpesertadewasadalamperencanaan,

pemelajaran, dan evaluasi dari ide-ide.

Page 63: Curriculum Development and Facilitation Techniques

61www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Bahan Presentasi

Syllabus ToT: Curriculum Development and Effective Facilitation

1

2

PENYUSUNAN KURIKULUM KINERJA

Risfan Munir

10.30 – 12.00 Pembelajaran Orang Dewasa Risfan Munir

12.00 – 13.30 ISHOMA

13.30 – 15.00 Analisis Kebutuhan Pelatihan Risfan Munir

15.00 – 15.30 Rehat Kopi

15.30 – 17.00 Analisis Kebutuhan Pelatihan (Lanjutan) Risfan Munir

Day #4

08.30 – 10.00 Keterampilan Komunikasi Interpersonal Doni A. Baruno

10.00 – 10.30 Rehat Kopi

10.30 – 12.00 Mengelola Dinamika Kelompok Doni A. Baruno

12.00 – 13.30 ISHOMA

13.30 – 15.00 Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan Risfan Munir

15.00 – 15.30 Rehat Kopi

15.30 – 17.00 Model Evaluasi Fasilitasi/Pelatihan Agus Priyo

17.00 – 17.30 Penutupan

Page 64: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

62 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (Hari ke-1)

PENGERTIAN BELAJAR

4

• Suatu PROSES …

• Yang berlangsung secara BERTAHAP (selangkah demi selangkah)

• Dan, BERULANG-ULANG

• Sehingga menimbulkan PERUBAHAN (pengetahuan, keterampilan,

perilaku kerja)

• Yang bersifat MENETAP/berkelanjutan

3

Page 65: Curriculum Development and Facilitation Techniques

63www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

PROSES BELAJAR

5

6

PEMELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)

KEBUTUHAN

PEMANTAPAN STIMULUS

RESPONS

PEDAGOGI (Berpusat pada Pengajar)

ANDRAGOGY (Berpusat pada Pemelajar)

Pemelajar tergantung (dependent) Pemelajar independen, dorongan oleh diri sendiri

Pemelajar dimotivasi faktor luar (misal kenaikan gaji/pangkat, kompetisi)

Pemelajar termotivasi oleh dirinya sendiri (ingin menguasai kemampuan baru)

Lingkungan belajar formal, berciri kompetisi, penilaian

Lingkungan pemelajaran lebih informal, berciri kerjasama, saling menghargai, saling berbagi

Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh Pengajar

Perencanaan dan asesmen dilakukan oleh bersama (Pengajar dan peserta)

Pengajaran bercirikan penyampaian materi (kuliah, tugas)

Pengajaran bercirikan pengkajian, eksperimen, studi mandiri

Evaluasi dilaksanakan dengan metode eksternal (test, kuis (quiz), dst)

Evaluasi diri

Page 66: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

64 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Facili-training Rainbow

8

7

PEMELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)DIARAHKAN DIFASILITASI

Dicirikan dgn kuliah/ ceramah, menghafal, tanya-jawab, feed-back langsung.

Dicirikan dgn diskusi yang didampingi fasilitator, kerja kelompok, pemecahan persoalan.

Dicirikan dgn kegiatan independen, diskusi sesama peserta, berpikir kritis.

Pengajar bertanggung-jawab penuh dalam merumuskan tujuan dan asesmen keterampilan yang dibutuhkan peserta.

Pengajar dan Pemelajar bernegoisasi untuk menetapkan tujuan pemelajaran.

Pengajar berperan sebagai narasumber, supervisi, fasilitasi kegiatan Pemelajar menyusun tujuan pemelajaran dengan sedikit dampingan fasilitator.

Pemelajar butuh BIMBINGAN PENUH karena mereka belum menguasai ketrampilan, pengetahuan tsb, dan kurang percaya diri untuk mempalajarinya.

Pemelajar butuh BIMBINGAN SEDANG, karena mereka setidaknya punya bekal awal untuk mempelajari ketrampilan/pengetahuan tsb, dan kepercaya diri.

Pemelajar hanya butuh BIMBINGAN MINIMAL, krn sebetulnya sudah menguasai sebagian ketrampilan/pengetahuan tsb, dan percaya diri dlm mempelajarinya.

Jml. Transfer of Content

Jml.

In

tera

ksi

dg

Tra

inee

LOW

HIGH

HIGH

PROCESSMONITORING

BRAIN-STORMING

FACILITATINGDISCUSSION

SOCRATIC DIRECTION

(Tanyakan – Formulasikan)

TEACHING

DEMON-STRATING

PRESENTING

Sasaran:Sikap atau Pengetahuan

Ketersediaan WaktuTkt. Pengetahuan

Facilitator Skill LOWHIGH

Page 67: Curriculum Development and Facilitation Techniques

65www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

TANTANGAN PEMELAJARAN ORANG DEWASA

9

10

KAPAN DESAIN UNTUK DEWASA DIPERTIMBANGKAN

• Melepas pengetahuan lama (yang tak relevan lagi)

• Menyesuaikan diri dengan format kelas sekarang

• Ketidak-mampuan untuk fokus pada topik-topik beragam

• Keterampilan berpikir dan belajar dengan cara barunya terbatas

• Tujuan yang tidak realistis

• Keterbatasan waktu, komitmen

• Rendahnya self-esteem

• APA MANFAATNYA BAGIKU? • Mengapa orang dewasa ingin belajar?• Orang dewasa butuh belajar dari pengalaman, menolak pendekatan

yang terlalu teoritis;• Akan lebih mengena pendekatan dengan topik “pemecahan masalah”;• Ulangi penekanan relevansi topik dengan permasalahan “dunia nyata”;• Libatkan peserta dewasa dalam perencanaan, pemelajaran, dan

evaluasi dari ide-ide.

Page 68: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

66 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Analisis Kebutuhan Pelatihan

Membahas pengertian,

lingkup, pendekatan dan proses

Analisis Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi.

Tujuan Pembelajaran

Peserta memahami Analisis Kebutuhan Pelatihan/

Fasilitasi: pengertian, lingkup, pendekatan dan

prosesnya.

Pokok Bahasan

• Membahaspengertian,lingkup,pendekatandan

proses Analisis Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi.

Metode

• Penyampaianpengertian,lingkup,pendekatan

dan proses Analisis Kebutuhan Pelatihan/

Fasilitasi;

• LatihanmenyusunAnalisisKebutuhan

Pelatihan/Fasilitasi.

Alat dan Bahan

• Bahanpresentasi(.ppt)

• Bahantulisan(text)

• Formlatihan

Hari Ke-1

Page 69: Curriculum Development and Facilitation Techniques

67www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Waktu

• 2sesi=2x90menit

Proses Fasilitasi

• Pengantarpembuka

• Penyajianbahanpresentasidandiskusiuntuk

pemahaman

• Latihanindividual,latihankelompok

• Diskusipenutup.

Bahan Presentasi dan Penjelasan

• Bahanpresentasi(.ppt)tentangAnalisis

Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi;

• Bahantulisan(text)tentangAnalisisKebutuhan

Pelatihan/Fasilitasi;

Lampiran-Lampiran

• Bahanpresentasi(.ppt)tentangAnalisis

Kebutuhan Pelatihan/Fasilitasi

• Bahantulisan(text)tentangAnalisisKebutuhan

Pelatihan/Fasilitasi

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN(Hari ke-1)

KEBUTUHAN PELATIHAN

Identifikasikebutuhanpelatihanbertujuanuntuk

mengkaji adanya kebutuhan, karena adanya

"kesenjangan" (gap) pengetahuan, keterampilan,

dan sikap pada individu-individu dikaitkan dengan

tuntutan fungsi atau jabatannya.

Fasilitasi atau pelatihan akan efektif hanya jika

prosesnya mengisi kebutuhan pelatihan yang

benar. Sekali lagi kebutuhan itu disebabkan adanya

kesejnangan atau kekurangan pengetahuan,

keterampilan atau sikap.Tentunya masing-masing

dengan kadar yang bervariasi.

Beberapa tujuan dalam mengisi kesenjangan

kebutuhan fasilitasi/pelatihan ini antara lain:

1. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan peran tertentu (misal: Fasilitator)

Dalam meningkatkan efektivitas suatu program

pemberdayaan masyarakat dibutuhkan peran

Page 70: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

68 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

fasilitator yang sesuai kualitas dan jumlahnya.

Dalam organisasi, peningkatan kinerja organisasi

sering dibutuhkan fungsi atau jabatan tertentu yang

baru.

Jika fungsi/jabatan tersebut akan diisi oleh staf di

dalam organisasi sendiri, maka dibutuhkan pelatihan

yang sesuai dengan bidang keahlian bagi fungsi

atau jabatan tersebut.

2. Untuk memenuhi tututan jabatan sekarang

Kebutuhan untuk memenuhi "kesenjangan"

dapatdiidentifikasidaripenilaiankinerja

(performance) para manajer atau keahlian saat

ini, apakah sudah sesuai dengan standar kinerja

yang dituntut untuk posisi tersebut. Kesenjangan ini

menjadi tujuan dari prosesfasilitasi/pelatihan.

3. Untuk memenuhi tuntutan perubahan

Terjadinya aneka perubahan yang cepat, baik

internal organisasi (restrukturisasi, perampingan),

ataupun eksternal organisasi (perubahan teknologi,

pasar, fokus bisnis perusahaan) tentu memerlukan

adanya pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang baru. Perubahan selaluperlu mengantisipasi

perubahan yang membutuhkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang berbeda.

Sebagai contoh: pada Era Orde Baru, umumnya

praktik hubungan dengan masyarakat bersifat

satu arah (instruksi, sosialisasi). Sedang pada Era

Reformasi, pendekatan partisipatif dan dialogis

menjadi keharusan. Sehingga dibutuhkan pelatihan

fasilitator yang berbeda.

Begitu pula perkembangan pesat dalam teknologi

informasi, mendorong perubahan cepat pula

dalam pemanfaatan open-source, on-line media,

media sosial, dengan sendirinya membutuhkan

penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan sikap

yang sesuai.

Pada era (pasca) reformasi ini, dalam dunia

pergerakan sosial belakangan muncul

modelwirausaha sosial (social-enterprise), mau tak

mau tren ini perlu diantisipasi oleh pelaku lembaga

swadaya masyarakat, karena cara pandangan

masyarakat dan donor juga ikut berubah.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

Kajian kebutuhan fasilitasi/pelatihan merupakan

upaya mengumpulkan dan menganalisis gejala-

gejala dan informasiuntuk mengenali adanya

"kesenjangan" pengetahuan, keterampilan, dan

sikap pada individu-individu yang (akan) memegang

fungsi atau jabatan dalam organisasi.

Identifikasikebutuhanpelatihandapatdilakukan

dengan beberapa cara, a.l.:

Page 71: Curriculum Development and Facilitation Techniques

69www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

1. Rencana jangka menengah/ panjang organisasi

Rencana jangka menengah/panjang organisasi

umumnya memasukkan Rencana Pengembangan

Sumber Daya Manusia. Isinya antara lain tentu

antisipasi perubahan-perubahan yang akan terjadi,

dan bagaimana organisasi akan meresponsnya.

Dengansendirinyaakandiidentifikasi"kesenjangan"

pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam

memenuhi kebutuhan misi dan strategi organisasi

dalam jangka menengah/panjang.

2. Analisis Masalah

Masalah yang dihadapi organisasi secara umum

dibedakanatas dua masalah pokok: masalah

menyangkut sistem, yang menyangkut manusia.

Masalah yang menyangkut manusia umumnya

berimplikasi pada kebutuhan pelatihan. Contohnya,

jika organisasi menghadapi permasalahan

penurunan permintaan, maka otomatis yang

dipikirkan misalnya kebutuhan peningkatan

keterampilan dan sikap dalam pemasaran, atau

peningkatan kepuasan pelanggan.

3. Analisis Uraian Jabatan

Setelah mempelajari struktur organisasi dan

pembagian tugas, akan dipelajari "uraian jabatan"

(job description). Dari analisis uraian kerja ini akan

dapat dilihat "kesenjangan" antara uraian jabatan

dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang

telah dikuasai pemegang jabatan tersebut saat ini.

4. Analisis Penilaian Prestasi

Penilaian kinerja yang dilakukan secara periodik

juga dapat menunjukkan "kesenjangan" antara

"capaian kinerja" seorang staf atau pemegang

jabatan dengan "standar kinerja" yang telah

ditentukan atau disepakati sebelumnya. Begitu pula

jika karyawan tersebut akan dipromosikan untuk

menduduki jabatan lain atau jenjang lebih tinggi di

atasnya.

SUMBER INFORMASI

Ada berbagai informasi yang dapat digali untuk

mengidentifikasikebutuhanpelatihan,antaralain:

1 Melakukan diskusi kelompok;

2 Pengamatan di tempat (on the spot);

3 Mengumpulkan permintaan pelatihan dari para

manajer dan staf senior

4 Melakukan wawancara langsung, yaitu: kepada

target peserta, atasannya, atau bawahannya;

5 Menyebar kuesioner;

6 Melakukan test tertulis.

Sebetulnya asesmen ini lebih mudah dilakukan jika

organisasi mempunyai Rencana Pengembangan

Sumber Daya Manusia, atau setidaknya rencana

pengisian posisi-posisi dengan individu sesuai

kebutuhan kompetensinya.

Page 72: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

70 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

JENIS KEBUTUHAN PELATIHAN

Pada sisi lain, dapat dikatakan bahwa setiap

kegiatan pelatihan pada dasarnya juga diharapkan

untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada

orang yang dilatih. Perubahan tingkah laku ini dapat

berupa "bertambahnya pengetahuan, keterampilan",

dan/atau "berubahnya sikap". Terkait itu sasaran

pelatihan dapat dikategorikan kepada perubahan/

perkembangan tingkah-laku, yang terdiri dari: (1)

Psiko-motorik (keterampilan); (2) Afektif (sikap,

nilai,perasaan); (3) Kognitif (pengetahuan).

(1) Psiko-motorik (keterampilan), menyangkut

pengendalian otot-otot sehingga orang dapat

melakukan gerakan-gerakan yang tepat.

Sasaran pelatihan untuk kategori ini untuk

membuat peserta mempunyai keterampilan fisik tertentu.

a. Minat, terbangkitkan minatnya untuk

mempelajari atau meningkatkan

keterampilan tersebut (misal:

mengemudikan mobil)

b. Serial keterampilan dasar, mengajarkan,

melayih keterampilan langkah demi langkah

(misal: langkah muju, mudur, parkir)

c. Respons dengan dampingan, latihan untuk

menerapkan, memberikan respons secara

terbatas, dengan bimbingan (nyetir mobil di

jalan sepi, didampingi instruktur)

d. Mekanistik, tumbuhnya respons yang tepat

dan menetap (kian terbiasa di jalan umum,

dengan dampingan)

e. Respons yang kompleks, peserta dapat

memberikan respons atau menerapkan

keterampilan dalam situasi kompleks secara

tepat, mudah, tanpa ragu (mengemudikan

mobil di jalan umum tanpa bimbingan).

(2) Afektif (sikap, nilai, perasaan), mencakup sikap,

nilai, cara pandang, persepsi. Sasaran pelatihan

kategori ini adalah membuat orang mempunyai

sikap tertentu.

Belajar dalam kategori afektif ini dapat

dikategorikan dalam 5 tingkatan, yaitu:

a. menerima dan memerhatikan, ialah sadar

dan bersedia menerima serta memerhatikan

masukan-masukan,

b. memberikan respons, yaitu bersedia

memberikan respons atas permintaan yang

kemudia berkembang menjadi respons

secara aktif,

c. menghargai, menerima dan senang

terhadap masukan atau nilai yang baru

dikenalkan,

d. mengorganisasi, mengembangkan

sistem nilai dalam diri dan membuat

rencana mengenai suatu masalah dengan

menggunakan nilai-nilai itu,

e. karakter, mengembangkan kode etik atau

falsafah, yang ditunjukkan dengan tingkah

laku yang konsisten, sehingga dapat dikenali

sebagai ciri-ciri dari orang itu.

(3) Kognitif (pengetahuan), mencakup proses

intelektual seperti mengingat, memahami,

menganalisis, dan sejenisnya. Sasaran

pelatihan kategori ini untuk membuat peserta

Page 73: Curriculum Development and Facilitation Techniques

71www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

mempunyai pengetahuan dan kemampuan berpikir (intelektual).

Belajar dalam kategori kognitif, intelektual, ada

beberapa tingkatan:

a. pengetahuan, mengenali dan dapat mengingat

kembali(hafal)fakta,definisi,simbol,langkah-

langkah dalam suatu proses,

b. pengertian atau pemahaman,

c. aplikasi, mampu secara sederhana

menggunakan/mengaplikasikan hal-hal yang

dipelajarinya,

d. analitis,dapat menguraikan, menjabarkan

suatu pengetahuan/sistem dalam komponen-

komponennya,

e. sintesis, menyusun struktur dan pola dari

komponen-komponen yang ditemukan dari

sumber yang berbeda,

f. evaluasi, dengan pengetahuannya mampu

menilai dan mengambil keputusan.

TAHAP PSIKO-MOTORIK AFEKTIF KOGNITIF

Tahap-1 Minat Menerima Pengetahuan

Tahap-2 Seri keterampilan Merespons Pemahaman

Tahap-3 Respons (didampingi) Menghargai Aplikasi

Tahap-4 Mekanistik Mengorganisasi Analistis & Sintesis

Tahap-5 Respons (kompleks) Menjadi karakter Evaluasi

Page 74: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

72 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

SASARAN PELATIHAN YANG EFEKTIF

Berbagai perspektif kebutuhan pelatihan/fasilitasi

di atas tentunya harus difokuskan untuk mencapai

"sasaran", yaitu apa yang diharapkan dikuasai oleh

peserta. Secara umum suatu pelatihan dilakukan

agar setelah mengikuti pelatihan peserta dapat:

• melakukan suatu keterampilan tertentu,

• menguasai pengetahuan pada tingkatan lebih

tinggi,

• menguasai atau memiliki sikap yang sesuai

untuk fungsi/jabatan yang dituju.

Dengan sendirinya sasaran pelatihan yang efektif

haruslah mencerminkan hasil yang akan dicapai

oleh peserta setelah mengikuti pelatihan, sesuai

dengan sasaran yang disepakati, selanjutnya

peserta dapat menerapkannya di tempat kerjanya.

Oleh karena itu, kriteria yang perlu dipenuhi dalam

merumuskan sasaran pelatihan paling tidak perlu

mencakup:

1. APA yang dapat dicapai oleh peserta sesudah

mngikuti fasilitasi/pelatihan;

2. Dalam KONDISI bagaimana peserta dapat

mencapai kinerja yang diharapkan dengan baik;

3. STANDAR atau indikator kinerja apa saja yang

menunjukkan hasil yang baik atau memenuhi

syarat.

Contoh:

Apa Peserta dapat menyusun rencana pelatihan

Kondisi Dengan anggaran yang terbatas, secara partisipatif (banyaknya perbedaan

pendapat)

Standar Sesuai dengan format dan analisis biaya yang ditetapkan donor.

Page 75: Curriculum Development and Facilitation Techniques

73www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Lampiran berikut ini adalah Formulir Analisis Pekerjaan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis

kebutuhan pelatihan:

Contoh:

FORMULIR ANALISIS PEKERJAAN(Untuk Analisis Kebutuhan Pelatihan)

Nama Jabatan: ....

Tugas-tugas Pokok: ...

Pengetahuan yang dibutuhkan (apa yang harus diketahui dan dipahami oleh pemegang jabatan/fungsi:

a. .....

b. .....

c. .....

Keterampilan yang harus dikuasai (apa yang harus bisa dilakukan dan ditunjukkan oleh staf atau

pemegang jabatan ini) :

a. ....

b. ....

c. ....

Perilaku, sikap yang dibutuhkan (bagaimana staf atau pemegang jabatan ini harus bisa bersikap dalam

melakukan pekerjaannya misal: harus mampu mendengarkan pendapat peserta, masyarakat, dst)

a. .....

b. .....

c. .....

Page 76: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

74 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN

12

11

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (Hari ke-1)

• Bertujuanuntukmengidentifikasi“pengetahuan,keterampilan,dan

perilaku kerja” yang dibutuhkan individu, kelompok, organisasi, untuk

meningkatkan KINERJA.

Bahan Presentasi

Page 77: Curriculum Development and Facilitation Techniques

75www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

EMPAT JENIS KEBUTUHAN

13

14

TARGET PROSES PEMBELAJARAN

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ORGANISASI

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

LINGKUNGANYG MENDUKUNG

KINERJA

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

KINERJASETIAP JABATAN

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHANSETIAPJABATAN/

INDIVIDU

PENGETAHUAN KETRAMPILAN SIKAP PERUBAHAN DI TKT

ORGANISASI

ORGANISASI

TIM

INDIVIDU LOWESTIMPACT

HIGHESTIMPACT

Page 78: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

76 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

KEBUTUHAN ORGANISASI & KEBUTUHAN KINERJA

16

15

THE STAIRWAY OF LEARNING “People Don’t Know What They Don’t Know”

Orang Dewasa merasa comfort, penuh, pintar menolak hal baru

Source : Jim Mckinley, Partner, Centre for Strategic Management

“You don’tknowwhatyoudon’t know.”

Awareness

Open to Feedback

Attitude

Knowledge

Initial skills development

Practice

Practice

Practice

Ability

NewHabitsofPerformance

#1

Unconscious

Incompetence

#2

Conscious

Incompetence

#3

Conscious

Competence

#4

Unconscious

Competence

#5

High Level Consistent Performance

Awareness

Knowledge

Attitude

Skills

Mastery

INTERVENSI

KEBUTUHAN ORGANISASI:• SASARAN yang ingin dicapai suatu Organisasi, atau Unit kerja• Umumnya diawali dengan PELUANG, atau TANTANGAN (problem)• Contoh: …

KEBUTUHAN KINERJA:• PRESTASI, kinerja yang dituntut dari seseorang/jabatan dalam

melaksanakan perkerjaan/fungsi-nya, agar dapat mendukung tercapainya sasaran organisasi

• Contoh: …

Page 79: Curriculum Development and Facilitation Techniques

77www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

KEBUTUHAN PELATIHAN

17

18

Contoh PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, SIKAP

• PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, dan SIKAP yang harus

dimiliki oleh seseorang (pemangku jabatan, staf, karyawan)

agar dapat BERPRESTASI dalam melaksanakan pekerjaannya

(kebutuhan Kinerja)

• PENGETAHUAN- Kemampuanmemahamidanmenjelaskandenganbenar:Definisi,

Prosedur, Argumen/alasan (mengapa?)

• KETERAMPILAN- Kemampuan melakukan (mengajar, mengemudikan, …) secara mandiri

• SIKAP- Kesadaran (untuk menerima sesuatu)- Kemampuan menerima, menggunakan “Cara Pandang yang Baru”

(mindset)- Kemampuan bersikap dengan kesadaran/mindset baru

Page 80: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

78 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

KEBUTUHAN LINGKUNGAN KERJA

20

19

• Sistem dan prosedur, perangkat kerja, pendampingan – yang

harus tersedia, terpasang di tempat kerja, supaya seseorang dapat

berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya, dan memenuhi

kinerja yang diharapkan.

Contoh KEBUTUHAN P-K-S

POSISI MANAJER OPERASI FASILITATORPENGETAHUAN • Mengerti dan mampu menjelaskan

urutan pekerjaan dan alasannya mengapa harus berurut

KETERAMPILAN • Mampumenghitungefisiensipenggunaan sumberdaya

•Mampu menilai kemampuan tiap anak-buah dan membagi tugas

SIKAP • Konsisten dalam menjalankan SOP• Fokus pada kinerja Tim

Page 81: Curriculum Development and Facilitation Techniques

79www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

Hari Ke-3

Page 82: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

80 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Potret Diri

Hari Ke-3

Dapat menjelaskan

pentingnya mengenal diri sendiri dan

peserta lain dalam setting fasilitasi.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:

• Mengetahuilevelpenguasaanterhadapskill

fasilitasi yang ia dan peserta lain miliki pada saat

sebelum dimulainya sesi pelatihan.

• Dapatmenjelaskanpentingnyamengenaldiri

sendiri dan peserta lain dalam setting fasilitasi.

Metode

• Demostrasi

• Diskusi

Media

• Flipchart,Marker,

• HasiltestMBTI.

Waktu

• 60-90menit(15-20peserta)

Page 83: Curriculum Development and Facilitation Techniques

81www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Proses Fasilitasi

Pelaksanaan:

1) Pastikan bahwa peserta telah mengisi lembar

test MBTI.

2) Sebelum memulai program, jelaskan bahwa

mengenali diri sendiri dalam menguasai sebuah

skill itu sangat penting, untuk mengetahui

secaraspesifikhalapayangperluditingkatkan.

Tekankan bahwa hal ini sangat penting.

3) Sampaikan naskah skenario ‘rencana bersama’

(lihatboxskenario),danmintalahsemua

peserta secara bergiliran memfasilitasi dengan

pembagian waktu yang seimbang. Durasi

terpendek adalah 3 menit, dan terpanjang 5

menit, tergantung jumlah peserta.

4) Mintalah semua peserta bergantian melakukan

fasilitasi seperti proses yang selama ini mereka

lakukan. Hal ini penting untuk membuat peserta

merasa nyaman dan anda sebagai pelatih dapat

mengamati dan mencatat cara dan skill fasilitasi

yang dimiliki oleh peserta.

5) Amati dan catat hal-hal menarik yang dapat

menjadi awal pembelajaran bagi proses

pelatihan. Jadikan fasilitasi bersama ini sebagai

referensi selama proses pelatihan.

6) Setelah waktu habis atau setelah semua

peserta sepakat dengan hasil fasilitasi bersama,

tanyakan perasaan peserta selama mereka

melakukan fasilitasi dan mengikuti peserta lain

melakukan fasilitasi. Mintalah masing-masing

peserta untuk menggambarkan penilaian

terhadap diri sendiri dengan cara membuat

gambar pada kertas (minimal berukuran

A4) yang setidaknya memuat kekuatan dan

kelemahan diri peserta. Berikan waktu 10

menit kepada peserta untuk menggambar.

Doronglah peserta untuk selengkap mungkin

menggambarkan penilaian kekuatan dan

kelemahan masing-masing.

7) Mintalah peserta untuk menjelaskan gambar

potret diri mereka. Jika peserta pelatihan lebih

dari 5 orang, bagilah dalam kelompok dan minta

masing-masing kelompok untuk saling berbagi

cerita tentang potret diri mereka. Tugaskan

kelompok untuk menemukan kekuatan dan

kelemahan yang sama, dan hal-hal unik yang

hanya muncul pada beberapa peserta.

8) Minta setiap kelompok untuk menyajikan temuan

kelompok dalam bentuk presentasi 5 menit.

9) Tuliskan point-point penting presentasi

kelompokpadaflipchart.Eksplorasikalimat

atau kata yang masih belum menggambarkan

perasaan peserta sehingga menjadi kalimat

yang jelas untuk peserta lain.

10) Tekankan bahwa dengan menyadari kekuatan

dan kelemahan dalam memfasilitasi, lebih

mudah bagi kita untuk menemukan kebutuhan

peningkatan ketrampilan fasilitasi yang harus

kitamiliki.Dengandemikian,efektifitas

pembelajaran selama pelatihan akan meningkat.

11) Akhiri sesi dengan menjelaskan dan

menghubungkan style dan cara fasilitasi

beberapa peserta dengan hasil test MBTI.

Gunakan contoh-contoh ekstrim yang terjadi

selama proses fasilitasi bersama.

Page 84: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

82 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Kompetensi Dasar Fasilitator dan Pelatih

Memahami teknik dasar yang

harus dimiliki oleh fasilitator.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:

• Memahamiteknikdasaryangharusdimilikioleh

fasilitator.

• Dapatmenerapkanteknikdasardalamkegiatan

keseharian organisasi.

Metode

• Role play

• Diskusi

Media

• Skenariopelatihandengancarapenyuluhdan

fasilitator.

• Flipchart

• Slidetentangketrampilandasar,prinsip

fasilitator & participatory.

Waktu

• 90menit

Hari Ke-3

Page 85: Curriculum Development and Facilitation Techniques

83www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Proses Fasilitasi

Pelaksanaan:

• Siapkanskenariopenyuluhdanfasilitator(lihat

box).

• Bagipesertamenjadiduakelompok,yaitu

kelompok skenario penyuluh dan kelompok

skenario fasilitator. Pastikan masing-masing

kelompok saling tidak mengetahui skenario

kelompok lainnya.

• Mintamasing-masinggroupuntukmementaskan

skenario yang ada, dan minta kelompok lainnya

mengamati proses yang terjadi. Beri waktu

yang cukup (10-15 menit) untuk setiap kelompok

untuk melakukan pementasan sehingga

kelompok lain mendapatkan waktu yang cukup

untuk menarik pembelajaran.

• Tuntaskanpementasankeduakelompok

sebelum mendiskusikan pembelajaran.

• Setelahkeduakelompokselesaimelakukan

pementasan, mintalah masing-masing kelompok

untuk menyampaikan pendapat mereka.

• Arahkanpenilaianpadaperbedaanparticipatory

training/meeting dan konvensional.

• Lakukanbrainstorming singkat tentang defenisi

pelatihan tradisional dan partisipatif. Tuliskan

beberapa kata kunci pada kertas plano dalam 2

kolom.

• Setelahsemuamemilikigambaranyangjelas

tentang masing-masing pendekatan, lakukan

eksplorasi agar masing-masing kelompok

menemukan kekuatan dan kelemahan dari

masing-masing pendekatan.

- Diskusikan pada situasi apa saja yang

cocok untuk masing-masing pendekatan,

sambil menarik kesimpulan bahwa semau itu

tergantung pada: ketrampilan dan pengalaman

pelatih, kebiasaan belajar peserta, jumlah

pembelajar, kebiasaan pelatihan di tempat itu,

waktu yang disediakan.

• Jelaskandenganslide/flipchart: bahwa prinsip-

prinsip pembelajaran orang dewasa menjadi

penting dikuasai. Sampaikan slide tentang

prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa:

Partisipatif,mengalamisendiri,reflektif,

memenuhi kebutuhan langsung, untuk diri

sendiri, menghargai mereka yang belajar,

memberikan umpan balik, menciptakan suasana

aman, terjadi dalam lingkungan yang aman.

• Jelaskandenganslide/flipchart: perbedaan

fasilitator, penyuluh, motivator, mediator,

pimpinan rapat.

• Jelaskandenganslide/flipchart: Rumah

pelatihan; dimana didalamnya terdapat 3

lantai ketrampilan: 1) ketrampilan mendengar,

2) ketrampilan memfasilitasi kelompok, 3)

ketrampilan perencanaan partisipatif.

• Padaakhirsesi,sampaikansatuslide

kesimpulan tentang pentingnya fasilitasi dengan

mempertimbangkan prinsip partisipasi dan cara

belajar orang dewasa.

Page 86: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

84 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Pengetahuan dan Sikap Dasar Fasilitator

Mampu menerjemahkan

proses ke dalam program dan perilaku keseharian organisasi.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:

• Mampu(dalamkonteksfasilitasi)memahami

maksud dari Empati, Minat, Selalu bersikap

positif dan Selalu percaya pada potensi

kelompok.

• Mampumenterjemahkanproseskedalam

program dan perilaku keseharian organisasi.

Metode

• Presentasi

• Diskusi

Media

• Videopresentation

• PresentasitentangSikapDasarfasilitator

• LCD

Waktu

• 60menit

Hari Ke-3

Page 87: Curriculum Development and Facilitation Techniques

85www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Proses Fasilitasi

Pelaksanaan:

• Jelaskantujuansesi.

• TayangkanvideopendektentangEmpati,Minat,

Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada

potensi kelompok.

• Lakukaneksplorasipengetahuanpeserta

terhadap pengertian bagaimana Empati, Minat,

Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada

potensi kelompok. Mintalah peserta untuk

menyampaikan pengetahuan dan tanggapannya

dihubungkan dengan video pendek. Tuliskan

point-point yang disampaikan pada flipchart.

• Akhirieksplorasidenganmenyampaikan

bahwa point-point yang telah disampaikan oleh

peserta akan dikupas bersama selama sesi

berlangsung.

• SampaikanmateriEmpati,Minat,Selalu

bersikap positif dan Selalu percaya pada

potensi kelompok. Hubungkan dengan proses

benchmarking (pada awal sesi pelatihan) yang

telah berlangsung. Gunakan peristiwa-peristiwa

penting dalam benchmarking sebagai contoh,

dan hubungkan dengan topik Empati, Minat,

Selalu bersikap positif dan Selalu percaya pada

potensi kelompok.

• Mintalahpesertamembuatposterdalamukuran

besar secara bersama-sama yang berisi kata

“Empati”, “Minat”, “Selalu bersikap positif”

dan “Selalu percaya pada potensi kelompok”.

Mintalah seluruh peserta berpartisipasi dalam

pembuatan poster tersebut. Minta seluruh

peserta menyumbangkan satu buah gambar

untuk setiap nilai-nilai dasar.

• Tempelkanposterbesartersebutpadabagian

utama ruang kelas.

• Akhirisesidenganmenekankanbahwadalam

kondisi apapun, nilai-nilai dasar itu harus

diyakini dan dilaksanakan oleh para fasilitator.

Page 88: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

86 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Keterampilan Dasar Fasilitator

Peserta dapat menjelaskan

mengapa ketrampilan dasar menjadi sangat penting untuk dikuasai.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:

• Pesertamemahamiketrampilandasaryang

harus dimiliki oleh fasilitator, berupa ketrampilan

mengamati, mendengar, menyimak, bertanya

dan memberikan umpan balik personal.

• Pesertadapatmenjelaskanmengapa

ketrampilan dasar menjadi sangat penting untuk

dikuasai.

Metode

• Roleplay

• Diskusi

Media

• Lembarcerita(lihatbox)danFlipchart yang

berisi “kata-kata/gambar pengganggu”

• Lembarroleplay;

○ (lihatbox:roleplay mengamati-mendengar-

menyimak)

○ (lihatbox:bertanya;menggaliinformasi

dari salah satu peserta. Penanya pertama

dengan pertanyaan tertutup, penanya kedua

dengan pertanyaan terbuka. Targetnya:

mendapatkan informasi sedetil mungkin

Hari Ke-3

Page 89: Curriculum Development and Facilitation Techniques

87www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

tentang hal-hal personal dari peserta yang

ditanya)

○ Slide tentang ketrampilan dasar fasilitasi

(mengamati, bertanya, menyimak,

paraphrase)

Waktu

• 90menit

Proses Fasilitasi

Pelaksanaan:

OBSERVASI dan MENYIMAK; NON VERBAL:

• Mintalahsemuapesertauntuktidakmenulisapa-

pun selama anda menyampaikan cerita pendek.

• Tampilkankata-kata/gambarpengganggu

pertama sesaat setelah anda selesai

membacakan/menceritakan paragraf pertama.

Demikian seterusnya hingga paragraf ke-empat.

Tutup flipchart setelah selesai membacakan

cerita.

• Mintalahpesertauntukmenyampaikanpendapat

mereka tentang proses yang terjadi. Arahkan

untuk memunculkan pendapat tentang relevansi

hubungan isi setiap paragraph dengan kata-

kata/gambar pengganggu. Tuliskan point-point

dari peserta pada flipchart.

• Lakukaneksplorasilebihjauhtentang

“Observasi/Mengamati” dengan pertanyaan:

○ Apa hubungan antara kata-kata/gambar

dengan cerita?

○ Apa perasaan anda saat kata-kata/gambar

muncul?

○ Bagaimana anda merespon perasaan

tersebut? Apa upaya yang anda lakukan

agar anda tetap dapat menyimak dengan

baik?

• Lakukaneksplorasilebihjauhtentang

“Menyimak” dengan pertanyaan:

○ Apakah adakah hal penting yang menurut

anda tidak muncul secara jelas dalam

cerita?

○ Adakah hal yang samasekali tidak

berhubungan yang muncul pada cerita?

○ Mengapa anda beranggapan bahwa hal

tersebut tidak berhubungan?

Siapkan satu lembar kertas berisi cerita pendek, empat paragraf. Cerita harus mengandung unsur teka-teki danmemerlukantanya-jawabuntukmemecahkannya.

Kata-kata/gambarpenggangguadalahkata-kata/gambaryangsamasekalitidak berhubungan dengan setiap paragraf yang dibacakan.

Page 90: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

88 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

○ Bagaimana cara anda menemukan hal-hal

penting dan hal-hal yang tidak behubungan

itu? (eksplorasi hal ini, untuk menjadi

pembelajaran bagi peserta lainnya).

• Tutup sub-sesi ini sementara waktu, dan

lanjutkan pada sub-sesi lainnya. (ingat, bahwa

materi sub-sesi ini akan dibahas kembali setelah

keseluruhan sub-sesi selesai)

VERBAL (BERTANYA, PARAFRASE) & NON VERBAL (BAHASA TUBUH, MEMBERIKAN PERHATIAN, MEMBERIKAN SEMANGAT, SUARA/INTONASI, EKPRESI WAJAH, KEBIASAAN BURUK):

• Minta peserta berkelompok, masing-masing

kelompok berisi 3 orang.

• Bagikan lembar roleplay “bertanya” kepada

masing-masing kelompok.

• Minta masing-masing kelompok mencari

tempat yang nyaman untuk melakukan roleplay.

Berikan waktu 5 menit agar masing-masing

kelompok dapat memahami peran.

• Berikan waktu untuk menjalankan roleplay

selama 15 menit. Pastikan bahwa penanya

“tertutup” dan penanya “terbuka” mempunyai

kesempatan waktu yang sama.

• Setelah waktu habis, minta semua peserta

untuk menyampaikan hasil kelompok, dengan

melakukan eksplorasi lebih jauh tentang

“bertanya” dengan pertanyaan:

○ Apa perasaan peserta, baik yang ditanya

maupun yang memberikan pertanyaan?

○ Apa yang dilakukan oleh penanya dengan

pertanyaan tertutup?

○ Apa yang dilakukan oleh penanya dengan

pertanyaan terbuka?

○ Bagaimana proses yang terjadi? Apa yang

dilakukan oleh masing-masing peserta

untuk mendapatkan hasil/jawaban yang

memuaskan?

○ Apakah ada situasi dimana peserta yang

ditanya terlihat antusias menjawab? enggan

menjawab? terlihat bosan? mencurigakan?

Mengundang rasa penasaran?; bilamana

hal itu terjadi? dan mengapa?

• Tutup sub-sesi ini sementara waktu, dan

lanjutkan pada sub-sesi lainnya. (ingat, bahwa

materi sub-sesi ini akan dibahas kembali setelah

keseluruhan sub-sesi selesai)

• Sampaikan keseluruhan materi tentang

Ketrampilan dasar fasilitasi, gunakan

Page 91: Curriculum Development and Facilitation Techniques

89www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

pengalaman peserta untuk menjelaskan

ketrampilan dasar yang harus dikuasai oleh

fasilitator/pelatih.

• Pastikan peserta memahami pentingnya

penguasaan ketrampilan dasar yang dibagi

menjadi dua bagian, yaitu:

○ Ketrampilan non-verbal, yaitu menyimak,

mengamati, bahasa tubuh, intonasi dan

kebiasaan.

○ Ketrampilan verbal, yaitu mengamati,

bertanya, menyimak, paraphrase.

• Pada akhir sesi, minta peserta untuk

menggambar ketrampilan dasar dalam bentuk

visual, pada dua buah kertas A4 berwarna:

kertas pertama berisi ketrampilan-ketrampilan

non-verbal dan kertas kedua berisi ketrampilan

verbal. Harus dalam bentuk gambar dan tidak

boleh ada teks/tulisan.

o Minta peserta untuk menempelkan dua kertas

tersebut pada tempat yang paling mudah dilihat

oleh peserta itu sendiri, tetapi masih berada di

dalam kelas.

Page 92: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

90 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Mengelola Dinamika Kelompok

Mengantisipasi dan mengatasi situasi yang

sulit di dalam kelompok.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:

• Memahamiartidaridinamikakelompok.

• Mengantisipasidanmengatasisituasiyangsulit

di dalam kelompok.

Metode

• Roleplay(BOX:Roleplay Mengelola Dinamika

Kelompok; “Investor”)

• PresentasiDiskusi

Media

• Lembarroleplay Dinamika Kelompok

• FilepresentasiDinamikaKelompok

• Flipchart

• LCD

Waktu

• 90menit

Hari Ke-3

Page 93: Curriculum Development and Facilitation Techniques

91www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Proses Fasilitasi

Pelaksanaan:

• Jelaskantujuansesi.

• JalankanRoleplay;

◦ Pastikan bahwa seluruh peserta memahami

tujuan dari “pertemuan” dalam roleplay

(misalnya memutuskan untuk menerima

atau menolak kedatangan investor pada

suatu kawasan)

◦ Pilihlah satu peserta yang telah memiliki

pengalaman dalam memfasilitasi sebagai

fasilitator. Minta peserta tersebut keluar

ruangan.

◦ Bagi kartu-kartu peran kepada seluruh

peserta. Pastikan bahwa seluruh peserta

mendapatkan peran.

◦ Atur sedemikian rupa agar skenario bisa

berjalan baik, dimana proses dinamika

kelompok berjalan sesuai waktu/durasi sesi.

◦ Durasi maksimal adalah 15 menit, tetapi

roleplay dapat dihentikan lebih cepat jika

dirasa seluruh peran telah berjalan dan titik

kritis telah dilewati.

◦ Pastikan setelah diselesaikannya roleplay,

seluruh peserta kembali berada pada level

energy yang sama. Jika diperlukan dapat

dilakukan kegiatan bersama. Meminta

peserta utnuk bersama-sama bertepuk

tangan dan tertawa adalah tindakan paling

efektif untuk ini.

◦ Lakukan eksplorasi dengan memberikan

pertanyaan:

- Apa yang terjadi?, Apa perasaan peserta?,

Bagaimana peserta memulai peran? Apa

yang dilakukan setelahnya?

- Apa yang berjalan sesuai rencana/

keinginan? Apa yang tidak sesuai

keinginan?

- Apa peran masing-masing peserta?

Apa dampaknya pada situasi di dalam

kelompok?

- Apa tindakan peserta saat berada pada

situasi yang sulit? Apa tindakan peserta

yang lainnya? Bagaimana tindakan satu

peserta dapat berdampak pada peserta

yang lain?

- Apakah saat dimana fasilitator roleplay

mendapat tekanan, apa yang dilakukan oleh

kelompok? Siapa yang membantu? Siapa

yang justru menambah tekanan?

- Bagaimana jika roleplay ini terjadi dalam

aktivitas sehari-hari dalam organisasi?

Tindakan apa yang biasanya dilakukan?

◦ Minta peserta untuk menuliskan di dalam

kartu-kartu minimal 3 tips/usulan cara untuk

menangani situasi yang sulit. Tempelkan kartu-

kartu pada dinding kelas. Beri judul “jika situasi

yang sulit terjadi, kami akan melakukan ini”.

◦ Sajikan materi “mengelola dinamika kelompok”.

Berikan penekanan pada point-point krusial/

penting untuk ketrampilan ini, misalnya sangat

diperlukan memahami karakter anggota

kelompok, dll.

◦ Tutup sesi dengan tips-tips untuk menghadapi

situasi yang sulit.

Page 94: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

92 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan

Mampu mempersiapkan

fasilitasi/pelatihan dengan tepat.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:

• Mampumempersiapkanfasilitasi/pelatihan

dengan tepat.

• Mampumengantisipasiperubahan-perubahan

dalam rencana fasilitasi/pelatihan.

Metode

• Roleplay (BOX roleplay)

• Presentasi

Media

• Lembarroleplay

• Filepresentasi“menyiapkankegiatanfasilitasi/

pelatihan”

• LCD

• Flipchart

Waktu

• 90menit

Hari Ke-3

Page 95: Curriculum Development and Facilitation Techniques

93www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Proses Fasilitasi

Pelaksanaan:

• Sampaikantujuansesi.

• Karenasesiiniadalahmasukdalamketrampilan

personal, maka berikan tugas personal pada

peserta untuk merancang sebuah fasilitasi.

• Berikanjuduldankasusyangsamakepada

semua peserta, dan berikan tugas: “rancanglah

sebuah pertemuan 3 hari dimana anda diminta

sebagai fasilitatornya”.

• Bebaskanpesertauntukpenggunaanformat.

• Berikanwaktu10menituntukmenyusun

rancangan.

• Mintalahseluruhpesertauntukpresentasihasil

rancangannya. Berikan waktu 1 menit untuk

masing-masing peserta.

• Setelahseluruhpesertaselesai,lakukan

eksplorasi peserta dengan pertanyaan:

◦ Tahapan apa yang dilakukan dalam

pembuatan rancangan pertemuan?

◦ Apakah hal yang paling memudahkan dalam

proses membuat rancangan pertemuan?

Mengapa?

◦ Apakah hal yang menantang dalam proses

membuat rancangan pertemuan? Mengapa?

• Tuliskanpointjawabanpesertapada flipchart.

• Lanjutkandenganpenyampaianmateri

Merancang Proses Pertemuan. Berikan

kesempatan peserta untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan penting.

• Setelahmateriselesai,bagilahpesertakedalam

2-3 kelompok, dan mintalah peserta melakukan

tugas pembuatan rencana pertemuan yang

benar.

• Mintalahmasing-masingkelompokmembuat

perencanaan pertemuan yang ideal dan

lengkap.

• Jadikanprosesinisebagaikompetisi,jikaperlu,

dan sediakan hadiah.

• Berikanwaktuyangcukupuntukpenyusunan

rancangan ini. Dalam hal ini 30 menit.

• Mintalahkelompokmempresentasikan.Minta

kelompok lain untuk memberikan input.

• Tutupsesidenganpenekananpadapoint-point

pentingnya sebuah rancangan pertemuan.

Tampilkan contoh rancangan pertemuan yang

baik.

Page 96: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

94 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Model Evaluasi Fasilitasi/Pelatihan

Mengenali beberapa pilihan metode evaluasi

proses pertemuan.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan; pada akhir sesi, peserta diharapkan:

• Memahamimaksuddantujuanevaluasiproses

pertemuan.

• Mengenalibeberapapilihanmetodeevaluasi

proses pertemuan.

Metode

• Games (variatif,lihatBOX)

Media

• Alatpermainan(kertas/bola/boneka/…)

• Flipchart

Waktu

• 30-60menit

Hari Ke-3

Page 97: Curriculum Development and Facilitation Techniques

95www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Proses Fasilitasi

Pelaksanaan:

• Jelaskantujuansesi.

• Lakukaneksplorasipengetahuanpeserta

terhadap maksud dari melakukan evaluasi untuk

setiap akhir pertemuan.

• Lakukaneksplorasijugauntukmetode-metode

evaluasinya.

• Kelompokkanpesertamenjadi3kelompok,

dan mintalah peserta untuk merancang sebuah

evaluasi pertemuan. Berikan waktu 5 menit

untuk proses perancangan.

• Mintakelompokuntukpresentasikan,danminta

kelompok lainnya untuk memberikan input.

Eksplorasi lebih jauh metode-metode lainnya

dengan meminta peserta bersimulasi. Semakin

banyak contoh metode, maka semakin baik.

• Mintapesertauntukmelihatkesamaan,

kekurangan dan keunggulan dari semua metode

contoh.

• Mintalahpesertamenganalisabentukmetode

evaluasi apa yang tepat dilakukan untuk proses

pertemuan tertentu.

• Catatsemuainputdankomentarpentingpada

flipchart.

• Sampaikanmaterievaluasiprosespertemuan,

dan berikan penekanan pada pentingnya proses

evaluasi dilakukan.

• Tutupsesidenganmemunculkanpoint-point

terbaik dari metode usulan peserta.

Page 98: Curriculum Development and Facilitation Techniques
Page 99: Curriculum Development and Facilitation Techniques

97www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

Hari Ke-4

Page 100: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

98 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Menyiapkan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan

Hari Ke-4

Membahas pengertian proses

Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan

Tujuan Pembelajaran

Peserta memahami proses Penyiapan Kegiatan

Fasilitasi/Pelatihan dan mampu menyusun rencana

persiapan fasilitasi/pelatihan

Pokok Bahasan

• MembahaspengertianprosesPenyiapan

Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;

Metode

• PenyampaianmateritentangprosesPenyiapan

Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;

• LatihanmenyusunprosesPenyiapanKegiatan

Fasilitasi/Pelatihan.

Alat dan Bahan

• Bahanpresentasi(.ppt)

• Bahantulisan(text)

• Formlatihan

Page 101: Curriculum Development and Facilitation Techniques

99www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Waktu

• 1sesi=90menit

Proses Fasilitasi

• Pengantarpembuka

• Penyajianbahanpresentasidandiskusiuntuk

pemahaman

• Latihanindividual,latihankelompok

• Diskusipenutup.

Bahan Presentasi dan Penjelasan

• Bahan presentasi (.ppt) tentang proses

Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;

• Bahantulisan(text)tentangprosesPenyiapan

Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan;

Lampiran-Lampiran

• Bahan presentasi (.ppt) tentang proses

Penyiapan Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan

• Bahantulisan(text)tentangprosesPenyiapan

Kegiatan Fasilitasi/Pelatihan

PERSIAPAN KEGIATAN FASILITASI

Penyiapan sesi dan proses fasiltasi dapat dilakukan

dengan melaksanakan pengecekan atas komponen

fasiltasi atau pelatihan tersebut. Komponen fasilitasi

yang dimaksud menyangkut: tujuan pembelajaran,

metode, alat bantu, waktu dan proses yang dilalui

selama pelatihan berlangsung.

Secara singkat, penjelasan untuk masing-masing

bagian adalah sbb:

Tujuan pembelajaran

Menguraikan tujuan atau sasaran yang hendak

dicapai dari kegiatan pelatihan. Terutama

menggambarkan apa yang akan diperoleh peserta

setelah mengikuti pelatihan, dengan tingkat capaian:

tahu, paham, trampil, mampu bersikap sesuai peran/

fungsinya.

Metode

Menjelaskan mengenai metode yang akan dipakai

dalam pelatihan. Metode yang digunakan meliputi:

ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, praktek,

dll.

Page 102: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

100 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Alat bantu belajar

Menjelaskan mengenai bahan baku, alat bantu

atau alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan

pelatihan. Alat bantu meliputi: papan tulis, flip-

chart, kertas plano, metaplan, kliping koran, alat

permainan, atau alat peraga lainnya.

Dalam hal ini, jika alat bantu utama berupa

presentasi melalui program power point. Dengan

demikian diperlukan seperangkat komputer dan

LCD. Disamping itu mungkin diperlukan flip-chart,

kertas plano, juga kerta metaplan sebagai alat bantu

proses belajar secara partisipatif.

Waktu

Estimasi waktu perlu dilakukan agar alokasi waktu

bisa dilakukan untuk seluruh materi fasilitasi/

pelatihan. Dalam kegiatan pelatihan ini, digunakan

pendekatan sesi (jam pelajaran). Antara lain: 1

sesiadalahsamadengan90menit(2x45menit).

Waktu, dalam pengertian ini juga termasuk perlunya

memperkirakan lama waktu untuk kegiatan dalam

kelas dan kegiatan lapangan (di luar kelas).

Langkah kegiatan/proses pelatihan

Langkah kegiatan/proses pelatihan menggunakan

langkah OPAKK (Orientasi, Pengembangan Materi,

Aplikasi,KonfirmasidanKonsolidasi).Secara

singkat dapat dijelaskan untuk masing-masing

langkah OPAKK.

Langkah kegiatan:

• LANGKAH 1 - ORIENTASI: merupakan langkah

perkenalan serta menyampaikan tujuan

pembelajaran. Tahap orientasi juga merupakan

tahap membangun komitmen dan motivasi

kepada peserta untuk masuk dalam materi

pelatihan.

• LANGKAH 2 - PENGEMBANGAN MATERI:

merupakan paparan tentang apa saja yang

dibahas dalam modul. Pembahasan lebih

ditekankan pada pemahaman pengetahuan

(kognitif).

• LANGKAH 3 - APLIKASI: merupakan

pembahasan yang menekankan pada aspek

ketrampilan (psikomotorik), berupa penerapan

atau aplikasi dari aspek pengetahuan yang

telah dibahas sebelumnya.

• LANGKAH 4 - KONFIRMASI: berupa metode

untuk menguji sejauh mana pemahaman

peserta atas sub-bahasan yang telah diperoleh.

• LANGKAH 5 - KONSOLIDASI: berupa simpulan

akhir atas seluruh rangkaian proses pelatihan.

Langkah yang tersusun dalam OPAKK kiranya bisa

membantu fasilitator dalam menyusun langkah

demi langkah secara konsisten. Langkah pertama

orientasi (O) menjadi entry point yang sangat

menentukan tentang berhasil tidaknya proses

pelatihan. Ciptakan suasana akrab, informal,

menyenangkan – tanpa meninggalkan keseriusan –

pada awal pelatihan. Apabila langkah pertama telah

terlampaui dengan baik, maka langkah selanjutnya

akan lebih mudah.

Page 103: Curriculum Development and Facilitation Techniques

101www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Langkah OPAKK tidak harus selalu urut.

Adakalanya langkah aplikasi mendahului langkah

pengembangan materi. Artinya, peserta lebih dulu

dibawa ke dalam praktek, baru diajak membahas

teori. Pada kali lain, Langkah yang ada, hanya

berupa orientasi. Pada kondisi ini, maka fokus

kegiatan fasilitasi lebih pada presentasi saja.

Secara visual, OPAKK menggunakan icon (ilustrasi

simbol) untuk menandai setiap kegiatan yang

dilakukan pada saat proses berlangsung. Dengan

melihat icon, maka fasilitator akan secara mudah

mengetahui pada proses yang keberapa kegiatan

pelatihan sedang berlangsung.

MENYUSUN RENCANA PELATIHAN

Sementara itu dalam menyusun rencana pelajaran,

fasilitator perlu menyiapkan bahan dengan urutan

kebalikan OPAKK, yaitu KAPOK sebagai berikut:

TahapKonfirmasi:

• Perkirakantugas-tugas,testyangberhubungan

dengan keberhasilan pencapaian sasaran

penguasaan materi pelatihan;

• Sebaiknyabersifatterbuka,mengembangkan

inisiatif secara bertahap;

• Pertimbangkanfaktorwaktuyangsesuai.

Tahap Aplikasi:

• Persiapkanlatihan-latihanuntukpraktik

dengan tujuan mengembangkan kemampuan

menerapkan dan menguasai materi;

• Mengembangkaninisiatifpesertasecara

bertahap dan sedikit-demi sedikit mengurangi

petunjuk;

• Pertimbangkanalokasiwaktunya.

Tahap Pengembangan Materi:

• Merencanakandenganpolamundur,dariapa

yang ingin dicapai dalam tahap aplikasi dan

konfirmasi;

• Uraikanmulaidariaspek-aspekpokok;

• Susundalamurutanprosesbelajaryang

progresif, sesuai proses belajar;

• Perkuatdenganbahanreferensi,perbandingan,

case-studies;

• Pertimbangkankombinasipenggunaanmedia

(lihat, dengar, alami);

• Pertimbangkansituasiruangan,juga

perabotnya;

• Persiapkanskenariountukdapatmenarik

peserta semuanya bisa aktif, tak ada yang

hanya sembunyi atau numpang pada temannya;

• Sebanyakmungkinmenggunakan“pengalaman

peserta“, dan agar apa yang mereka pelajari

relevan bagi mereka;

• Persiapkankerangka,tahapanuntukmenguji

kemajuan/perkembangan penguasaan mereka

secara bertahap;

Tahap Orientasi:

• Persiapkanpendahuluanyangmenarik

perhatian, sekaligus bisa mengembangkan

cairnya situasi;

• Penyampaiansasarandankerangkasesi

dengan jelas;

Page 104: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

102 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

• Mengaitkansasarandankerangkadengan

kebutuhan peserta.

Tahap Konsolidasi:

• Persiapkanrangkumansesi,sebaiknyadalam

bentuk skema;

• Ajakpesertauntukmenyusun(pointers)

rangkuman pokok-pokok bahasan;

• Hubungkandengansasaranseluruhsesi.

CATATAN UNTUK FASILITATOR

TUJUAN pembelajaran merupakan petunjuk tentang

apa yang harus dicapai. Selanjutnya seluruh

proses dan langkah kegiatan harus mengacu pada

tujuan pembelajaran ini. Tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran dapat dipastikan dengan bertanya

kepada peserta: Apakah tujuan pembelajaran yang

telah disepakati di awal pelatihan, benar-benar telah

tercapai, dan menciptakan perubahan.

Selanjutnya, untuk mencapai tujuan tersebut

tanyakan: Apa yang perlu diperhatikan menyangkut

komponen: metode, alat bantu belajar dan waktu

yang disediakan.

Metode, alat bantu belajar dan waktu yang ada pada

panduan fasilitator tidaklah bersifat mutlak-kaku,

namunfleksibelmengikutiinteraksidenganpeserta

pelatihan. Pelatihan dengan metode partisipatif

sangat terbuka kemungkinan untuk berubah, namun

tujuan pembelajaran harus tercapai.

Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diingat

oleh seorang fasilitator dalam mendeliveri suatu

fasilitasi/pelatihan, yaitu antara lain:

• Apakah pendekatan yang diterapkan sesuai

dengan prinsip perencanaan partisipatif, untuk

itu metode pelatihannya juga harus partisipatif.

• Perlu diingat bahwa fasilitator bukanlah orang

yang serba tahu dan peserta bukanlah "gelas

kosong" yang bisa diisi begitu saja dengan

teori atau materi sebanyak-banyaknya. Ingat

pepatah “nobody knows everything, everybody

knows something”, artinya tidak ada orang yang

tahu segalanya (termasuk fasilitator), tapi tiap

orang pasti tahu sesuatu. Dengan pepatah ini,

fasilitator menyadari bahwa segala pengetahuan

dan pengalaman justru harus digali dari seluruh

peserta.

• Jangan lupa untuk menciptakan dan memelihara

suasana belajar, di mana setiap peserta merasa

didengar dan bebas untuk berpartisipasi dalam

kelompok, kelas atau program pelatihan secara

keseluruhan.

• Usahakan agar diskusi dan pengerjaan

tugas-tugas yang dikerjakan dalam kelompok

merupakan hasil partisipasi seluruh anggota

kelompok, bukan dikerjakan oleh satu-dua

peserta yang dominan saja.

• Sampaikan umpan-balik positif maupun negatif,

dengan begitu tiap peserta dapat tumbuh

berkembang.

Page 105: Curriculum Development and Facilitation Techniques

103www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

RANCANGAN PROSES MENGAJAR(Contoh)

Judul Pelatihan : Pengantar Konsep Manajemen bagi ...

Sasaran Pelatihan : Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta:a. mampu menjelaskan dengan benar pentingnya proses manajemen

bagi ...;b. mapu menjelaskan dengan benar kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian;

Durasi Pelatihan : 5 jam

Tingkat Jabatan Peserta : - Staf dari Lembaga Swadaya Masyarakat,- Lama kerja 2-3 tahun,- Pendidikan minimum D-3

Metode Pelatihan : Kuliah, diskusi kelompok, latihan, membahas kasus sederhana

Pokok-pokok Bahasan : a. Proses manajemen proyek (30')b. Perencanaan kegiatan (90')c. Pengorganisasian pekerjaan, sumber daya (60')d. Memotivasi anak buah (60')e. Pengendalian kerja pelaksana (60')

Topik dan Sub-topik:

Topik : Proses manajemen dan peran supervisi

Sub-topik : a. Proses manajemen proyekb. Peran supervisor

Waktu : 30'

Peserta : Staf LSM dengan pengalaman 2-3 tahun

Topik/pelatihan sebelumnya

: Orientasi tentang pelatihan secara umum

Topik/pelatihan sesudahnya

: Perencanaan kegiatan proyek

Page 106: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

104 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Rincian Sesi:

TAHAP FASILITASI PENYAJIAN WKT KET.

ORIENTASI: 5'

Pengantar Nama, jabatan, alasan

Menarik minat Pelatihan ini hanya untuk mereka yang terpilih, akan dipromosikan menjadi ...

Interaksi

Pokok materi Perencanaan, pengorganisasian, ...

Aturan main Ada pre dan post test. Passing grade min. 80% untuk menjadi supervisor

Tulis di flip-chart

Sasaran sesi (lihat di atas) Slide

PENGEMBANGAN MATERI: 5'

Pengertian manajemen Flip-chart, slides no.4

Peran dan tanggungjawab supervisor

Slide no.5

Quiz: apakah anda sudah bersikap sbg supervisor

Bagi Quiz-2

Kegiatan dalam proses manajemen

Berikan contoh Slide

Pentingnya proses manajemen bagi supervisor

Bahas hasil quiz dan kaitkan dengan contoh

Slide quiz

APLIKASI: 5'

Kegiatan dalam proses manajemen Gali pengalaman peserta dan

diskusikan kaitannya dengan materi Flip-chart, metaplanPentingnya proses manajemen bagi supervisor

KONFIRMASI: 5'

Kegiatan dalam proses manajemen

Minta peserta latihan menyusun proses manajemen

Gunakan flip-chartPentingnya proses manajemen bagi supervisor

Minta peserta latihan menyusun lingkup peran supervisor

Page 107: Curriculum Development and Facilitation Techniques

105www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

TAHAP FASILITASI PENYAJIAN WKT KET.

KONSOLIDASI: 5'

Merangkum konsep dan hasil diskusi

Peserta diajak me-review sasaran sesi, materi proses manajemen proyek dan peran supervisi

Flip-chart

Menyinggung kaitan dengan materi berikutnya, yaitu perencanaan kegiatan proyek.

Slide Perencanaan Kegiatan

Page 108: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

106 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

MENYIAPKAN KEGIATAN FASILITASI/PELATIHAN

(Hari ke-4)

21

22

• OPAKK

•Orientasi, Pengembangan Materi, Aplikasi,

Konfirmasi,Konsolidasi

•Latihan Kasus: Sodori atau pilih?

Bahan Presentasi

Page 109: Curriculum Development and Facilitation Techniques

107www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

SISTEMATIKA SESI

24

23

KOMPONEN TRAINING

Te

Ta

PMo

Bi

L

TeTaP MoBiL

Tujuan

Trainee

Pelatih/ Pendamping

Metode

Bahan-bahan

Lingkungan(lokasi, ruang)

O Orientasi

P Pengembangan Materi

A Aplikasi

K Konfirmasi

K Konsolidasi

Page 110: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

108 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

25

26

• OPAKK1. Orientasi

- Tujuan - menarik minat dan menyiapkan peserta untuk belajar/

berpartisipasi

2. Pengembangan Materi

- Tujuan - memasukkan materi konsep, teori, metode, rumus, atau

pengetahuan lainnya, beserta contoh-contoh

TEKNIK MENYUSUN SESI

K Konfirmasi

A Aplikasi

P Pengembangan Materi

O Orientasi

K Konsolidasi

RANCANGAN PROGRAM FASILITASI

Page 111: Curriculum Development and Facilitation Techniques

109www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

PROSES MEMFASILITASI

28

27

3. Aplikasi

- Tujuan - memberi kesempatan pada peserta, mencoba menerapkan

materi yang baru diperolehnya dengan bimbingan fasilitator

4. Konfirmasi

- Tujuan - menguji kemampuan peserta, sesuai dengan sasaran

belajar yang telah disepakati, tanpa bimbingan fasilitator

5. Konsolidasi

- Tujuan - menutup dan memantapkan proses belajar yang telah

dilalui.

OPAKK

SESITRAININGMODULORGANISASI

ORIENTASI

PENGEMBANGANMATERI

APLIKASI

KONFIRMASI

KONSOLIDASI

ORIENTASI

PENGEMBANGANMATERI

APLIKASI

KONFIRMASI

KONSOLIDASI

Page 112: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Syllabus TOT Curriculum Development and Effective Facilitation

110 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

29

30

TEKNIK MENYUSUN SESIURUTAN PENYAJIAN WAKTU KETERANGAN

ORIENTASI1. Intro2. Sasaran

Fakta-fakta yang melatar belakangiUkuran keberhasilan

Slide 1,2

PENGEMBANGAN MATERI1.Definisi2. How

Definisi,LingkupCara kerja

Slide 3-8

APLIKASI1.Example

Pembahasan KasusDiskusi

Fotokopi

KONFORMASI Beri pertanyaan Tes kecil

KONSOLIDASI Review key-words Slide 1

TERIMA KASIH

Page 113: Curriculum Development and Facilitation Techniques

111www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

Page 114: Curriculum Development and Facilitation Techniques

112 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Menjadi fasilitator dimulai dengan mengenal diri sendiri.

Bagaimana menjadi fasilitator yang efektif, berkesan

dan bisa memberi inspirasi bagi orang lain? Berbeda

dengan apa yang sering dikatakan orang, seorang

fasilitator tidak dilahirkan, bukan pula karena bakat

atau jenjang pendidikannya. Siapapun bisa menjadi

fasilitator jika itu memang pilihannya.

Menjadi seorang fasilitator yang efektif tidak sulit.

Namun, kita sudah terbiasa dan dibiasakan agar

menghindari peran ini. Panduan ini bertujuan

meyakinkan Anda bahwa Anda sudah memiliki

bakat, ketrampilan, dan pengetahuan untuk

membuat perubahan-perubahan yang berarti. Yang

paling penting adalah menyadari bahwa Anda

tidak harus menunggu saat yang tepat atau secara

khusus belajar sesuatu atau menunggu diminta atau

ditunjuk orang lain. Anda bisa memulainya hari ini.

Saat ini juga.

Dalam melangkah menempuh petualangan belajar

menjadi fasilitator yang efektif,Anda harus siap

untuk berubah. Perubahan seringkali dilihat sebagai

sesuatu yang tidak nyaman, bahkan menakutkan.

Padahal, perubahan bisa memberikan harapan baru

dan lebih dari itu, mewujudkan mimpi dan harapan

menjadi kenyataan.

Sesi 1: Potret Diri

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

Siapapun bisa menjadi fasilitator

jika itu memang pilihannya.

Page 115: Curriculum Development and Facilitation Techniques

113www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Pendekatan paling praktis mengasah diri menjadi

fasilitator yang efektif dengan cara menemukenali

hal-hal yang positif dalam kehidupan dan

memanfaatkannya secara maksimal dalam

menjalani hidup Anda. Pendekatan ini mengajak

kita melakukan perubahan-perubahan kecil dalam

cara kita menerima, memandang, menyaring dan

mengelola informasi. Dengan menggunakan

kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak

memusatkan perhatian pada apa yang bekerja

bukan pada apa yang tidak bekerja. Pendekatan ini

mengutamakan inspirasi dan harapan. Pendekatan

ini ternyata mampu menularkan energi yang positif

pada orang lain.

Sehingga, berpikir bertumpu pada kekuatan

menjadi titik tolak penting bagi seorang fasilitator,

Dengan semangat positif, Anda bisa meningkatkan

antusiasme dan energi diri dan orang lain,

membangun relasi yang lebih erat dengan orang

lain, serta menggerakkan orang lain agar berbuat

lebih baik lagi.

Page 116: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

114 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Bahan Presentasi

Myers Briggs Types Indicator

1

2

16WATAK DASAR MANUSIA

Page 117: Curriculum Development and Facilitation Techniques

115www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

WATAK KITA

3

4

SUMBER TENAGA Terbuka (E)Mengambil tenaga dari Luar

Tertutup (I)Mengambil Tenaga dari Dalam

SUMBER PENGETAHUAN Sentuhan (S) Melalui Panca Indera

Naluri (N)Melalui Indera Keenam

CARA MEMUTUSKAN Pemikir (T)Gunakan Akal Sehat

Perasa (F)Gunakan Perasaan Sendiri

CARA JALANI KEHIDUPAN Penilai (J)Terencana dan teratur

Pembebas (P)Mudah menyesuaikan diri

INFJ MysticForeseer | Develope

INFP DreamerHarmonizer|Clarifier

ISTJ Reliant Planner | Inspector

ISFJ NurtureProtector | Supporter

ENFJ SageEnvisioner | Mentor

ENFP VisionaryDiscoverer | Advocate

ESTJ Enforcer Implementor | Supervisor

ESFJ Helper Facilitator | Caretaker

INTJ WizardConceptualizer | Director

INTP FreeThinkerDesigner | Theorizer

ISTP RealistAnalyzer | Operator

ISFP AestheteMotivator | Presenter

ENTJ LeaderStrategist | Mobilizer

ENTP InnovatorExplorer|Inventor

ESTP Adventurer Promoter|Executor

ESFP Joker Presenter | Motivator

IDEALIST GUARDIAN

RATIONAL ARTISAN

Page 118: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

116 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Sesi 2: Apa dan Mengapa Fasilitasi

Mengapa fasilitasi penting ?

Menjadi fasilitator yang hebat dimulai dengan:

Terus menerus bertanya pada diri sendiri apa yang

membuat kita bersemangat. Inilah kekuatan yang

utama. Kalau sudah menemukannya, mulailah

bermimpi. Bukan mimpi kosong atau khayalan,

tetapi mimpi adalah masa depan yang memanggil.

Lihatlah kenyataan yang brutal. Kenyataan yang

bila tidak kita urus dan kerjakan, maka akan fatal,

menimbulkan masalah serius. Gunakan semangat

kita untuk mencapai mimpi dan menghapus

kenyataan yang brutal. Bila ada semangat, maka

sesuatu yang besar akan menjadi mudah. Menjadi

fasilitator yang hebat dimulai dari diri sendiri. Kita

harus mengfasilitasi diri sendiri menjadi orang yang

hebat. Tapi bila kita sendiri saja yang hebat, itu juga

tidak cukup. Bila ingin menjadi hebat, maka teman

dan komunitas pun harus hebat.

Memahami Fasilitasi

Apa yang muncul di kepala Anda bila mendengar

kata fasilitasi? Jawaban yang sering keluar biasanya

beragam: sebuah proses, suatu sarana, persiapan,

mengarahkan,membantu orang lain, media

penghubung, suatu cara, suatu alat komunikasi,

teknik komunikasi, jembatan.

Memang ada banyak tafsir terhadap fasilitasi.

Seringkali narasumber, mediator, penyuluh pun

disebut fasilitator.

Kata dasar dari fasilitasi adalah facile, yang berarti

mudah. Inilah kata dasar yang harus ada di kepala

fasilitator ketika sedang memfasilitasi.

Fasilitasi berarti menjadikan semua hal menjadi

mudah. Maka seorang fasilitator harus berpikir

untuk memudahkan segala sesuatu, bukan

menganggap atau menjadikan segalanya sulit.

Seringkali memudahkan ini tidak ada hubungannya

dengan isi, tetapi justru tentang cara atau proses.

Hal ini sangat penting diperhatikan oleh fasilitator,

karena banyak sekali pertemuan seperti pelatihan,

lokakarya, proses-proses pengambilan keputusan

yang ‘berpenyakit.’

Penyakit Pertemuan

Tujuan pertemuan tidak jelas, sering sekali

peserta tidak memahami apa yang menjadi tujuan

pertemuan. Karenanya,diskusi yang terjadi menjadi

simpang-siur dan tidak tercipta dialog antar peserta.

Pertanyaan fokus tidak ada, pertanyaan fokus

misal nya “Apakah pada mau liburan atau tidak”.

Pertanyaan fokus bukan untuk dibahas, tetapi mem-

Page 119: Curriculum Development and Facilitation Techniques

117www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

bantu orang fokus pada apa yang mau dibicarakan

dalam pertemuan, jadi menggoda otak orang.

Pertanyaan Diskusi tidak jelas, modal fasilitator

adalah pertanyaan. Pertanyaan harus dipersiapkan

dengan baik. Soal isi dari diskusi yang berlangsung

menjadi milik peserta, begitupun hasilnya.Tugas

fasilitator adalah menyiapkan proses dan memandu

proses tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan

diskusi yang menggugah agar peserta dapat

melakukan dialog yang bermakna.

Informasi Palsu, fasilitator sering berubah sebagai

narasumber, memberikan informasi agar proses

menjadi lebih mudah bagi fasilitatornya. Terkadang

informasi ini dimanipulasi, maka jadilah fasipulator –

fasilitator yang manipulator.

Proses pertemuan, sering fasilitator tidak siap

dengan metode yang digunakan dalam membantu

proses pertemuan. Fasilitator harus selalu siap

dengan berbagai metode yang akan memudahkan

peserta berpartisipasi dan mencapai tujuan

pertemuan.

Sindroma sepakat/voting, bila metode dan

proses tidak dikuasai, maka fasilitator akan sering

menyebutkan ‘sepakat’ atau melakukan voting.

Fasilitator cenderung takut bila ada perbedaan ide

atau pendapat, karena merasa atau menyangka

semua ide yang keluar akan menjadi keputusan.

Padahal ide-ide penting untuk ada kesepahaman

(understanding) dan bukan langsung pada

kesepakatan (agreement).

Belenggu rasionalitas, seringkali fasilitator

terjebak oleh rasionalitasnya sendiri, sehingga tidak

menjadi pemandu proses yang netral. Pesertapun

biasanya cenderung loncat ke berpikir rasional

daripada berpikir kreatif dulu baru mencari pola atau

membuat analisis. Fasilitator harus selalu sadar agar

rasionalitas tidak menjadi belenggu proses kreatif

peserta menentukan pilihan-pilihan terbaik menurut

mereka bukan maunya fasilitator.

Monster berkepala banyak, otak manusia memiliki

100 milyar sel otak. Kecepatan berpikir otak kita 800

kata per menit, sedangkan kecepatan bicara hanya

120 kata per menit. Peserta biasanya akan keluar

“monster”nya, jika proses pertemuan melambat

dan tujuan tidak jelas. Monster ini bisa keluar bila

fasilitator mengeluarkan pertanyaan yang salah.

Memang ada monster yang rasional, tetapi tidak

sedikit yang hanya karena tidak puas dan jadi

mengacau saja.

Nilai-nilai Partisipasi

Partisipasi Penuh berarti bahwa fasilitator harus

memastikan setiap peserta berkesempatan

menyampaikan gagasan dan pendapatnya - tanpa

kecuali.

Saling Memahami berarti bahwa peserta harus

dibantu agar memahami pendapat peserta yang lain.

Page 120: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

118 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Ini harus dibedakan dengan menyamakan persepsi -

karena persepsi orang tidak bisa disamakan. Setiap

orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda, dan

yang penting adalah bagaimana membantu mereka

untuk saling memahami persepsi masing-masing.

Keputusan Bersama hanya bisa dicapai jika

peserta sudah saling memahami. Proses-proses

pengambilan keputusan seringkali menjadi ‘seolah-

olah’partisipatif tetapi sebenarnya hanya keputusan

beberapa orang saja. Proses fasilitasi yang

sebenarnya harus menghasilkan sebuah keputusan

bersama yang dimiliki seluruhpeserta, tanpa kecuali.

Tanggung Jawab Bersama akan terbangun jika

keputusan yang dihasilkan proses fasilitasi sungguh-

sungguh merupakan keputusan bersama. Ini berarti

bahwa pada akhir pertemuan, segala sesuatu yang

diputuskan – meskipun belum tentu memenuhi

keinginan masing-masing peserta 100% - setidaknya

dimiliki oleh peserta dan akan ditindak lanjuti.

Jadi fasilitasi itu sendiri berarti proses sadar dan

sepenuh hati membantu kelompok mencapai tujuan

terbaiknya dengan taat pada nilai-niai partisipasi.

Page 121: Curriculum Development and Facilitation Techniques

119www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Bahan Presentasi

APA ITU FASILITASI?

1

2

APA ITU FASILITASI

• Berasal dari kata “Facile”=Mudah

• Fasilitasi=MembuatSemuaMenjadiMudah

• Fasilitator=Pemudahcara

• Fasilitasi adalah proses sadar, sepenuh hati dan sekuat tenaga

membantu kelompok sukses meraih tujuan terbaiknya dg taat pada

nilai-nilai dasar partisipasi

Page 122: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

120 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

PENYAKIT PERTEMUAN

3

4

• Tujuan pertemuan yg tidak jelas

• Struktur pertemuan belum ada

• Fokus pertemuan yg selalu bergeser

• Monster berkepala banyak

• Kesepakatan Dini--pembunuhan ide

• Kesimpangsiuran peran fasilitator

NILAI-NILAI PARTISIPASI

Tanggung Jawab BersamaSemua peserta mengerti dan menerima hasil kesepakatan baru

Solusi Inklusif Semua peserta mendorong solusi yang segar

Saling Memahami Semua peserta menerima pemahaman orang lain

Partisipasi Penuh Semua peserta terlibat tanpa terkecuali

Page 123: Curriculum Development and Facilitation Techniques

121www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

PERAN UTAMA FASILITATOR

5

6

FASILITATOR

• Pemandu Proses• Pendidik Proses• Penantang• Pemberi Alat Bantu

PENYULUH

PENGAMAT CERAMAH

Memberi Tahu

Berta

nya

Page 124: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

122 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

7

8

MANFAAT FASILITASI

• Meningkatkan Efektivitas Kelompok• Mendorong Komunikasi yang Produktif• Meningkatkan Teamwork• MenyelesaikanKonflikAlami• Kapitalisasi Sinergi• Meningkatkan Keterlibatan Semua Anggota Kelompok• Keputusan yang Bertanggung Jawab

APLIKASI FASILITASI

APLIKASI FASILITASI

Situasi Fasilitasi Peran Fasilitator Hasil Optimal

Satu lawan Satu Membantu meningkatkan kualitas pembicaraan

Kedua belah pihak salingmemahami dan mulai membangunrelasi yg sehat.

DiskusiMembantu meningkatkan kualitas diskusi dan memperjelas tujuan diskusi

Banyak gagasan dan usulan tindakan baru serta kesepakatan bersama

RapatMerancang, menfasilitasi dan Mengevaluasi rapat serta menjamin partisipasi penuh

Pertemuan terencana, terkelola dan terevaluasi serta tindak lanjut jelas

Tim KerjaFasilitasi dan membantu tim bagaimana menjadi tim yg efektif dan berfungsi sebagai tim

Tim sukses mencapai tujuan sesuai tugasnya karena bantuan fasilitator

Lintas Organisasi

Berkontribusi pada efektivitas organisasi melalui rapat-rapat multipihak dan proses pengambilan keputusan

Meningkatnya efektivitas organisasiberkat aplikasi ketrampilan fasilitasi

Page 125: Curriculum Development and Facilitation Techniques

123www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Sesi 3: Rumah Fasilitasi dan Sikap Dasar Fasilitator

Rumah fasilitasi

Menjadi fasilitator yang efektif bisa dimetaforakan

seperti sebuah rumah. Rumah Fasilitator terdiri

dari Sikap Dasar (fondasi), serta lantai-lantai

Pengetahuan dan Ketrampilan yang harus dimiliki

fasilitator untuk bisa menjalankan perannya. Pelatih

mengingatkan bahwa seringkali orang menganggap

fasilitator handal adalah fasilitator yang sekaligus

menjadi manusia super, bahkan malaikat. Semuanya

sah-sah saja. Tetapi beberapa hal yang paling

penting ada dalam Rumah Fasilitator adalah:

Sikap Dasar (Behaviour and Attitude)

Minat. Seorang fasilitator harus mempunyai minat

terhadap apa yang difasilitasi dan siapa yang

difasilitasi. Bila sudah ada minat, maka kita akan

mulai memberi perhatian. Jika tidak ada minat, yang

akan menjadi korban adalah peserta.

Empati. Kemampuan untuk merasakan apa yang

dirasakan oleh orang yang kita fasilitasi. Seringkali

disebut juga memiliki compassion - dimana tidak ada

batas lagi antara fasilitator dan peserta.

Positif tanpa syarat. Bila sudah berempati, maka

kita bisa berpikir positif. Fasilitator harus bisa

mengelola emosi saat berinteraksi dengan peserta

dan siap memfasilitasi dengan sikap yang positif.

Apapun situasinya, dan siapapun pesertanya.

Percaya pada kekuatan kelompok. Fasilitator

harus percaya bahwa kelompok bisa menemukan

sendiri gagasan-gagasan yang kreatif, dan membuat

keputusan yang kolektif dan inklusif tanpa intervensi.

Tugas fasilitator adalah merancang proses yang

memungkinkan hal ini terjadi dan memandu proses

tersebut.

Ketrampilan Diri (Personal Skills)

Dengan sikap dasar sebagai fondasi seorang

fasilitator, maka lantai-lantai selanjutnya dalam

rumah fasilitasi dimulai dengan ketrampilan diri.

Banyak ketrampilan yang dapat dipelajari dan

terus dikembangkan oleh seorang fasilitator

dalam meningkatkan ‘jam terbangnya’. Tetapi ada

beberapa ketrampilan kunci yang penting dikuasai

dan terus menerus diperdalam.

Listening atau ketrampilan menyimak. Yang

dimaksud dengan listening disini bukan sekedar

mendengar atau to hear, tetapi benar-benar to

listen atau lebih tepatnya menyimak. Fasilitator

harus mengaktifkan seluruh panca inderanya bukan

hanya telinga ketika menyimak. Atau dengan kata

Page 126: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

124 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

lain, bersengaja mendengarkan apa yang dikatakan

peserta tanpa menilai atau membiarkan asumsi

mewarnai apa yang ditangkap oleh fasilitator.

Ketrampilan mengamati. Dengan sadar dan

sepenuh hati memperhatikan orang lain dan gejala-

gejala lain diantara peserta: siapa yang serius, diam,

sungguh-sungguh sehingga ketika mengamati, tidak

hanya mata yang memperhatikan, tetapi seluruh

tubuh, hati dan pikiran fasilitator juga terlibat.

Ketrampilan parafrase. Dalam banyak pertemuan

seringkali orang kehilangan fokus ketika berbicara.

Fasilitator harus bisa menggunakan ketrampilan

menyimaknya untuk sesekali mengulang (mirroring)

sebagai cara meyakinkan peserta bahwa fasilitator

memberi perhatian. Dan kalau ada peserta yang

berbicara panjang lebar dan tidak fokus, ketrampilan

parafrase bisa membantu orang itu merunut kembali

apa yang ingin disampaikan.

Ketrampilan Sosial (Social Skills). Dalam

komunikasi yang efektif, ketrampilan sosial seorang

fasilitator hanya akan kuat jika ketrampilan dirinya

juga kuat. Beberapa ketrampilan sosial yang penting

dikuasai seorang fasilitator adalah:

- Memotivasi. Kita hanya bisa memotivasi orang

lain bila kita memiliki motivasi diri dan keyakinan

yang kuat tentang apa yang disampaikan.

Bila fasilitator tidak yakin akan apa yang

dilakukannya, kita tidak yakin, peserta akan

merasakan kegelisahan fasilitator dan dinamika

kelompok pun akan terpengaruh.

- Menginspirasi. Proses fasilitasi yang

meyakinkan akan bisa menginspirasi orang lain

untuk menemukan gagasan dan inovasi baru

ketika berinteraksi dalam pertemuan.

- Mempengaruhi. Ketrampilan sosial dalam

fasilitasi yang efektif juga mengandung arti

bahwa seorang fasilitator juga harus bisa

mempengaruhi orang untuk melakukan aksi.

Sehingga keputusan sebuah pertemuan menjadi

keputusan yang oleh peserta dirasakan sebagai

tanggung jawab bersama berdasarkan rencana

aksi yang nyata bukan sekedar RTL (rencana

‘tidak’ lanjut).

Ketrampilan Perencanaan (Planning Skills)

Membangun sebuah rumah fasilitator yang utuh

juga membutuhkan ketrampilan perencanaan

atau planning skills. Implikasi dari peran fasilitator

sebagai pemandu proses berarti fasilitator

memegang tanggung jawab penuh untuk merancang

dan merencanakan proses fasilitasi. Bagi fasilitator,

80 persen keberhasilan sebuah pertemuan terletak

pada persiapan prosesnya.

Page 127: Curriculum Development and Facilitation Techniques

125www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Bahan Presentasi

1

2

Rumah FASILITATORSIKAP DAN TEHNIK YANG HARUS DIMILIKI SEORANG FASILITATOR

TUGAS KELOMPOK

• SikapDasarapasajayangharusdimilikiolehseorangFASILITATOR

(satu sikap satu post it)

• KetrampilanapasajayangharusdikuasaiolehseorangFASILITATOR

(satu ketrampilan satu post it)

Page 128: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

126 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

RUMAH FASILITATOR

3

4

• Ketrampilan Merancang Proses

• Ketrampilan Mengelola Dinamika

Kelompok

• Ketrampilan Komunikasi Interpersonal

• Sikap Dasar Fasilitator

SIKAP DASAR FASILITATOR• Percaya Pada Kekuatan Kelompok KemampuanberfikirpositifpadagilirannyaAndapercayaseseorang/

kelompok selalu bisa menemukan jalan terbaiknya.• BerfikirPositif Bagaimana memanfaatkan empati dan compassion Anda untuk selalu

berfikirpositif.• Empati Menemukenali apa yang membuat motivasi diri Anda berlebihan dan

melahirkan empati.• Minat Menemukenali kesadaran diri dan kontrol diri dengan menemukan apa

yang Anda suka dan tidak suka.

Page 129: Curriculum Development and Facilitation Techniques

127www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

5

6

Kesadaran Diri

Mengatur Diri

Menggerakan Diri

Merasakan KebutuhanOrang Lain

Hubungan ygBermanfaat

Ketrampilan Diri

Ketrampilan Sosial

ketidakpastian Kompleksitas

sistem sosial

personal skills

interpersonal skills

group dynamics

leadership skills

systemic thinking

ketrampilanmengelola diri

kemampuan bekerjadengan orang lain

ketrampilan berkomunikasidlm kelompok(co-ownership)

mendorong prosesdialog antar pihak

(co-creation)systemic intervention tools (shared learning)

Page 130: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

128 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Sesi 4: Ketrampilan Komunikasi Non Verbal

Komunikasi Non Verbal

Mengamati (mata) mengamati perilaku orang lain,

tidak saja dengan mata tetapi juga mengaktifkan

tubuh dan hati agar bisa merasakan apa yang

sedang terjadi pada saat fasilitasi.

Menyimak (telinga) seperti yang dijelaskan di atas,

menyimak berarti mengaktifkan telinga dengan hati

dan tubuh kita menyimak apa yang terjadi di sekitar

kita.

Bahasa tubuh sadar penuh bahwa tubuh kita juga

‘berbicara’. Implikasinya adalah bahwa seorang

fasilitator harus bisa berkomunikasi dengan

ekspresi, gaya, dan perilakunya dan memanfaatkan

seluruh tubuhnya ketika melakukan fasilitasi.

Suara mengontrol kecepatan berbicara, tinggi

rendah suara (intonasi), dan keras pelannya suara

agar pas dengan ruangan dan orang yang mau

kita jangkau,dan sesuai dengan pesan yang akan

disampaikan secara verbal.

Cara mengasah ketrampilan non verbal seorang fasilitator

Bahasa tubuh. Yang penting adalah fasilitator

harus nyaman dan menunjukkan bahasa tubuh

yang terbuka, karena fasilitator adalah contoh bagi

peserta. Upayakan kontak mata dengan semua dan

perhatikan posisi berdiri agar dapat dilihat semua

peserta.

Suara. Sesuaikan naik turunnya suara dengan

penekanan pada kata tertentu sesuai kebutuhan.

Keras pelannya disesuaikan dengan besar ruangan

dan jumlah peserta.

Mengamati. Terus-menerus melatih kemampuan

mengamati tanpa menilai. Fasilitator harus sadar

bahwa kita selalu mempunyai asumsi yang kita

bawa berdasarkan pengalaman hidup masing-

masing. Begitupun peserta. Fasilitator harus

mampu melakukan suspending atau menggantung

asumsinya, dan berusaha sekuat tenaga agar

asumsi itu tidak mempengaruhi cara dia melakukan

fasilitasi. Mengamati juga berarti peka terhadap

lingkungan belajar peserta.

Menyimak. Aktifkan telinga, hati, tubuh. Ketika

menyimak, perhatikan apa yang dikatakan oleh yang

berbicara, bukan cara dia mengatakannya atau

siapa yang mengatakannya. Tingkatkan kemampuan

menyadari emosi diri sendiri, dan perlu terus

menerus melatih diri agar mengontrol emosi ketika

sedang menyimak.

Page 131: Curriculum Development and Facilitation Techniques

129www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Bahan Presentasi

1

2

MENGAMATI

APA ITU MENGAMATI

Melihat dengan HATI

• Mengamati apa yang sedang terjadi tanpa menghakimi.

• Memahami tanda-tanda non verbal seseorang dan kelompok secara

objektif.

Page 132: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

130 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

3

4

Pengamatan yang baik akan membantu anda:

• Mendapatkan gambaran perasaan dan sikap peserta

• Memantau dinamika, proses-proses dan partisipasi kelompok

apa yang diamati?

individu

• Penggunaan suara: berbisik, berteriak

• Gaya komunikasi: pernyataan, pertanyaan

• Kontak mata: menghindar atau mengajak

• Gerakan tubuh: jenis gerakan seperti dengan

tangan dan kaki

• Postur tubuh: bagaimana orang duduk atau

berdiri

Page 133: Curriculum Development and Facilitation Techniques

131www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

5

6

apa yang diamati?

kelompok

• siapa mengatakan apa

• siapa melakukan apa, siapa melihat pada siapa

ketika berbicara

• siapa yang menghindar kontak mata

• siapa duduk dekat siapa

• siapa menghindar dari siapa

• bagaimana tingkat energi kelompok

• bagaimana tingkat minat kelompok

MENYIMAK

Page 134: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

132 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

7

8

Hambatan MENYIMAK• Menyimak hidup-mati [on-off] Teorinya orang berpikir 4 kali lebih cepat dari orang bicara. Ada 3/4

menit waktu berpikir tersisa• Menyimak bendera merah-menggoyang keyakinan orang lain. Untuk

beberapa orang ‘kata tertentu’ bisa memancing emosi. Kata ‘suku terasing’ -- padanan masyarakat adat. Pendengar kehilangan kontak dan berhenti menyimak

• Menyimak dengan kuping terbuka-pikiran tertutup. Pembicara membosankan, seringkali meramalkan apa yang dikatakan

pembicara [menyimpulkan].

• Meminta pembicara cepat-cepat menyelesaikan pembicaraan

• Berargumentasi dengan pembicara

• Potong pembicaraan orang

• Memberikan nasihat tanpa diminta

• Loncat ke Solusi

anda akan gagal bila...

Page 135: Curriculum Development and Facilitation Techniques

133www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

9

10

• Tunjukkan minat dan empati. Bayangkan diri anda berada dalam

posisi orang yang bicara

• Mendengar dengan aktif :

- Perhatikan bahasa tubuh pembicara

- Gunakan pertanyaan terbuka

- Saat menyimak, hati-hati bila akan bertanya

- Jangan loncat ke solusi

Kiat MENYIMAK

• Bahasa tubuh adalah pesan yang ditunjukkan dari gerakan tubuh Anda.

• Cara Anda berdiri, duduk, bergerak

• Cara paling sederhana membuat kelompok merasa nyaman, buatlah bahasa tubuh paling rileks

• Pelajari bahasa tumbuh orang lain agar Anda tahu bahasa tubuh yang buruk

• Hilangkan kebiasan buruk anda (garuk2 dll)

Bahasa TUBUH

Page 136: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

134 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

11

12

Kontak Mata I Perhatian

• Fasilitator hendaknya selalu menjaga kontak mata pada anggota

kelompok saat mereka berbicara.

• Kontak mata bukan berarti Anda memandang orang itu terus menerus

melainkan Anda menatap pembicara dengan cara yg rileks.

• Kontak mata memiliki kekuatan untuk memberikan perhatian pada

seseorang -- hati-hati pada kebudayaan tertentu.

• Ekspresi wajah Anda amat mempengaruhi energi kelompok.

• Tunjukkan espresi wajah Anda dan sesuaikan dengan mood yang

diharapkan pada kelompok

• Semisal: bila Anda ingin kelompok rileks, terbuka dan penuh

perhatian, Anda harus tunjukkan bagaimana Anda juga rileks.

Ekspresi

Page 137: Curriculum Development and Facilitation Techniques

135www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

13

• Tone -- kontrol pitch suara (tinggi, rendah) dan emotional overtone

(semangat, sedih, bosan, takut, was-was)

• Kecepatan berbicara -- terlalu cepat melelahkan, terlalu lamban

mengantuk.

Suara

Page 138: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

136 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Sesi 5: Ketrampilan Komunikasi Verbal

Komunikasi Verbal

Teknik verbal adalah kata-kata yang keluar dari

mulut fasilitator. Secara umum, ketika berkomunikasi

dengan peserta maka yang ditangkap dari apa

yang dikatakan seorang fasiltator hanya 7% dari

apa yang disampaikan. Sedangkan perhatian

peserta biasanya 38% terarah pada suara dan

irama: pitch control (penekanan pada kata-kata

khusus); 55% bahasa tubuh: gerak tangan, mimik,

dan sebagainya. Maka penting sekali bagi seorang

fasilitator untuk menyadari bahwa tehnik non verbal

yang digunakan mendukung komunikasi verbal yang

disampaikan.

Melatih ketrampilan verbal penting bagi seorang

fasilitator karena digunakan untuk:

• Questioning, bertanya

• Probing, menggali lebih dalam

• Paraphrasing, mengulang dengan kata-kata

sendiri yang lebih sederhana

Bertanya

Membuat pertanyaan yang bagus seringkali

diabaikan oleh fasilitator, padahal karena fasilitator

harus netral pada isi, maka senjata utamanya ketika

fasilitasi adalah pertanyaan yang tepat. Banyak

fasilitator beranggapan bahwa pertanyaan yang baik

adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Padahal yang

benar adalah yang sebaliknya. Pertanyaan yang

mematikan diskusi atau yang sulit dipahami peserta

justru bertentangan dengan arti fasilitasi yang

seharusnya memudahkan.

Pertanyaan yang Tajam

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam untuk

menghasilkan pertanyaan yang tajam: Bentuk -

harus sesederhana mungkin, misalnya apa yang

unik dari...? Apa yang menarik dari...? Fasilitator

tidak boleh menganggap bahwa pertanyaan yang

sederhana adalah pertanyaan bodoh.

Lingkup pertanyaan - makin jelas lingkup

pertanyaannya, makin tajam pertanyaannya.

Misalnya, “bagaimana membangun desa mandiri?”

adalah jenis pertanyaan yang lingkupnya tidak jelas.

Jawaban pasti tidak memuaskan. Berikan lingkup

pada pertanyaan tersebut, misalnya: “bagaimana

membangun desa mandiri di kabupaten Gunung

mas? Lingkup bisa berupa wilayah, waktu, dll”.

Asumsi - adalah keyakinan atau sesuatu yang ada

di balik pertanyaan tersebut. Misalnya pertanyaan

“Bagaimana mendorong kreatifas di komunitas-

komunitas kita?” Berasumsi bahwa ada kreatiftas

yang bisa ditingkatkan. Fasilitator harus selalu sadar

bahwa di balik setiap pertanyaan ada asumsi.

Page 139: Curriculum Development and Facilitation Techniques

137www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Apakah pertanyaan anda tajam?

Check list yang dapat digunakan untuk membantu

fasilitator memeriksa apakah pertanyaanya sudah

tajam atau belum disampaikan sebagai berikut:

- Relevan? Apakah pertanyaan yang diajukan

relevan dengan konteks yang sedang dibahas,

peserta yang berdiskusi?

- Jujur? Apakah pertanyaan yang diajukan

memang benar-benar ingin dicari jawabannya

dan bukan basa basi?

- Bekerja? Apakah pertanyaan yang diajukan

mempunyai momentum sendiri, sehingga

mendorong peserta untuk menggali dan mencari

jawabannya?

- Ide baru? Apakah pertanyaan yang diajukan

menciptakan ide-ide baru?

- Asumsi? Apa asumsi dibalik pertanyaan itu?

- Harapan? Apakah pertanyaan yang diajukan,

saat didiskusikan akan menimbulkan harapan?

- Pertanyaan baru? Apakah pertanyaan yang

diajukan bisa melahirkan pertanyaan-pertanyaan

baru?

Setelah beberapa latihan membuat pertanyaan dan

refleksibersama,pelatihkembalimengingatkan

pentingnya pertanyaan dari fasilitator, karena

fasilitator harus netral terhadap isi percakapan.

Bertanya sangat bermanfaat untuk:

• Menggalibanyakide.

• Menyusunataumenataberbagaigagasanyang

muncul.

• Menggerakkanprosesdarisatutahapketahap

berikutnya.

• Menilaiisigagasan.

Probing

Probing atau menggali lebih dalam biasanya

dilakukan oleh fasilitator ketika memasuki tahapan

menggali akar masalah atau isu. Dalam proses ini,

fasilitator boleh mulai menggunakan kata ‘mengapa’.

Sebelumnya, pada tahap menggali gagasan,

fasilitator harus menghindari kata ‘mengapa’ karena

kata ‘mengapa’ berhubungan dengan nilai atau

prinsip yang dipegang seseorang.

Probing bertujuan untuk:

• Menggaliakarmasalah/isu

• Mencerahkanpeserta

• Membongkaragargagasanmenjadilebihjelas

atau tajam

• Membangunpercakapanygjujur

• Meningkatkanrasasalingpercaya

Untuk membantu merunut bagaimana membuat

pertanyaan secara bertahap, maka pelatih

mengenalkan Segitiga Pertanyaan - diagram yang

mengurut ‘5W 1 H’ sesuai dengan jawaban yang

ingin diperoleh fasilitator. Peserta diminta latihan

Page 140: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

138 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

probing dengan mengajukan pertanyaan kepada

pelatih.Refleksipesertamenghasilkantipsyang

bisa dipakai oleh fasilitator:

• Janganmengulangpertanyaanyangsama

terus menerus. Eksplorasi pertanyaan ‘kapan,

dimana, bagaimana..’’ Tiap pertanyaan akan

menghasilkan pertanyaan berikutnya.

• Ajukanpertanyaan-pertanyaanyang

mengeksplorasi masa depan, jangan selalu ke

belakang.

• Eksplorasiberdasarkandatayangada,jangan

melompat ke hal-hal yang diluar fakta tersedia.

Dalam memfasilitasi komunitas, kita harus

membongkar fakta-fakta secara runut. Jadi

harus terus menerus berlatih untuk bertanya

dengan suatu urutan tertentu.

Beberapa tips lain dalam membuat pertanyaan:

• Fokuspadatujuanbersamaatassituasiyang

dihadapi (pertanyaan apa saja yang bila dijawab

akan membuat hidup kita berubah).

• Mempertautkangagasandanmenemukan

pemahaman yang lebih dalam (apa yang hilang

dalam mimpi kita, apa yang belum terlihat?).

• Pertanyaanyangmenciptakangerakankemasa

depan (apa yang harus kita lakukan agar kita

lebih semangat setelah keluar ruangan ini?).

Page 141: Curriculum Development and Facilitation Techniques

139www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Bahan Presentasi

1

2

BERTANYA

Mengapa BERTANYA?

• Supaya semua peserta terlibat

• Mendukungprosesrefleksi

• Menggali lebih jelas isi gagasan

• Membangun kesepahaman pandangan para pihak

• Melibatkan peserta yang diam

• Menghargai sumbangan pikiran peserta

• Mengelola waktu

Page 142: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

140 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

3

4

Siapa Dimana Kapan

Apa Bagaimana

Mengapa

fakta

pendapat

nilai/ideologi

Jawaban sederhana Ya dan Tidak

Mulai dengan Siapa, Apa, Kapan, Dimana, Mengapa

Mudah bertanya, mudah menjawab, tidak makan waktu

Memperoleh jawaban kongkrit, diskusi berkualitas, paham lebih jelas,

analisis situasi yang kompleks

Tidak memperoleh hal yang lebih rinci atau informasi baru. Tidak

memperbaiki kualitas diskusi.

Beberapa pertanyaan kadang sulit dijawab. Gunakan segitiga bertanya

Tertutup vs Terbuka

Page 143: Curriculum Development and Facilitation Techniques

141www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

5

6

PROBING

Lebih Memberdayakan Lebih Mengontrol

PERTANYAAN PERTANYAANLebih tinggi bila peserta memiliki

pengalaman dan ketrampilanKualitas

HasilLebih rendah, kecuali bila hasil

yang diharapkan sederhana

Pemahaman lebih dalam Belajar bagiPeserta

Bisa lebih dalam, bila pakar memang benar-benar pakar

Tinggi pada banyak kasus MotivasiPeserta

Rendah, apalagi peserta tidak tertarik

Potensi Tinggi Belajar bagiFasilitator

Sangat Rendah

Bila membutuhkan variasi hasil dan kreativitas

Kapan digunakan

Situasi Kritis, tugas yang amat sederhana

Page 144: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

142 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

7

8

PROBING

• Bertanya lebih jauh untuk memperoleh pengertian lebih dalam: - bisa anda menjelaskan lebih lanjut?

- bisakahandaberfikirdengancaralain?- tetapi mengapa begitu?- ada hal lain?

• Merangsangorangberfikirlebihdalam• Mengklarifikasipertanyaan,masukanataupendapatorang• Menciptakan dialog• Memecahkan masalah

Mengapa PROBING?

Page 145: Curriculum Development and Facilitation Techniques

143www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

9

10

• Menyimak secara aktif

• Bertumpu pada jawaban sebelumnya untuk pertanyaan berikut

• Klarifikasiinformasi

• Fokus pada satu gagasan yang ingin kita cari

Bagaimana Caranya?

• Menghakimi sambil menyimak pembicaraan orang

• Pertanyaannya loncat-loncat

• Membuat banyak asumsi

• Kehilangan arah pertanyaan

Larangan Saat PROBING

Page 146: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

144 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

11

12

PARAPHRASING

• Paraphrasing adalah mengulang apa yang dikatakan seseorang dengan menggunakan kata-kata sendiri yang lebih pendek dan sederhana.

• Paraphrasing banyak menggunakan tehnik menyimak seperti pada mirroring, gathering, drawing people out.

• Paraphrasing bukan menyimpulkan (summarizing)!

Apa itu PARAPHRASING ?

Page 147: Curriculum Development and Facilitation Techniques

145www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

13

14

• Paraphrasing bisa membuat orang menjadi tenang karena membuat segala hal menjadi lebih jelas.

• Pembicara merasa apa yang diucapkan ternyata di dengar dan dimengerti orang lain.

• Pendengar merasa ada kesempatan kedua untuk memperoleh kejelasan

• Paraphrasing digunakan bila pembicara mengungkapkan pendapatnya secara berbelit-belit.

• Paraphrasingmembantuorangberfikirsambilberbicara.

Manfaat PARAPHRASING

• Gunakan kata anda sendiri• Jika pembicara menggunakan satu atau dua kalimat, lakukan

dengan jumlah kata yang hampir sama• Jika pembicara berpanjang-panjang, ringkaslah!• Mulailah dengan kata-kata seperti....• Kedengarannya anda ingin mengatakan bahwa...• Yang saya tangkap dari pernyataan anda adalah...• Apakah yang anda maksud adalah....• Apakah yang saya tangkap dari anda adalah.....

Cara PARAPHRASING

Page 148: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

146 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

15

Tips PARAPHRASING

• Setelah melakukan paraphrasing, amati mimik sang pembicara, dengan menyampaikan kata2: apakah benar pemahaman saya? pembicara akan merespon apakah yang telah anda lakukan sesuai dengan apa yang ia katakan.

• Jikatidak,andaharusterusmelakukanklarifikasihinggaandabenar-benar memahami apa yang dikatakan orang itu.

• Hati-hati menggunakan tehnik ini, jangan terlalu sering!

Page 149: Curriculum Development and Facilitation Techniques

147www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

membuat kesepakatan. Padahal, agar pertemuan

menghasilkan sesuatu yang inovatif, tidak cukup

kalau gagasan yang diungkapkan hanya sedikit.

Fasilitator harus mendorong bahwa gagasan yang

diungkapkan peserta jumlahnya sama dengan atau

beberapa kali lipat jumlah peserta. Tetapi, fasiltator

juga harus ingat untuk lebih dulu menjelaskan

tentang metode brainstorming itu sendiri, dan apa

aturan mainnya.

Misalnya, fasilitator dapat mengatakan “Dalam 5

menit ke depan, kita ingin mendapatkan 50 ide

tentang ... “ dimana setiap orang harus mendapat

kesempatan untuk menyampaikan idenya, kalau

bisa sampai dua atau tiga putaran.

Brainstorming harus cepat. Sehingga terjadi ‘badai

otak.’ Metode ini diciptakan karena biasanya ide

pertama sampai kesepuluh adalah ide biasa saja.

Sehingga harus dipercepat proses berpikirnya

sehingga yang muncul adalah yang tidak biasa saja.

Biasanya yang tidak dipikir lama-lama malah bisa

jadi menarik dan melahirkan inovasi baru.

Cara kedua yang bisa digunakan pada tahap

divergen adalah menggunakan metaplan atau

metacard. Yang harus dipastikan disini adalah

bahwa setiap ide harus ditulis pada satu metaplan,

dan metaplan kemudian menjadi alat bantu setiap

peserta untuk menjelaskan gagasannya. Jadi, kalau

sudah menggunakan metaplan, fasilitator jangan

menuliskan lagi apa yang sudah ditulis! Kartu

metaplan bisa ditempel langsung pada dinding

atau plano, kemudian bisa dipindah-pindahkan

Sesi 6: Ketrampilan Mengelola Dinamika Kelompok

Teori Permata

Salah satu metode fasilitasi yang secara umum

berlaku bagi banyak proses fasilitasi adalah Model

Permata atau Diamond Theory. Pada model

Diamond Theory prinsipnya ada tiga zona atau

tahapan, yaitu Zona Divergen atau Divergent Zone,

Zona Sulit atau Groan Zone, dan Zona Konvergen

atau Convergent Zone. Seorang fasilitator harus

bisa membantu peserta melalui ketiga tahapan atau

‘zona’ ini dengan menggunakan metode-metode

yang memudahkan peserta.

Divergent Thinking

Pada tahap divergent, peserta diajak untuk berpikir

meluas. Tugas fasilitator adalah mendorong peserta

agar mengeluarkan gagasan-gagasan sebanyak

mungkin, tanpa menilai dan tanpa melakukan

‘sensor diri.’ Metode yang sering digunakan

pada tahap ini adalah brainstorming. Metode

brainstorming adalah sebuah metode yang berbeda

dengan sekedar curah pendapat.

Nilai-nilai partisipasi harus melandasi penggunaan

metode ini, supaya lahir gagasan-gagasan baru,

bukan ide yang biasa-biasa saja. Seringkali,

fasilitator maupun peserta ingin cepat-cepat

Page 150: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

148 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

saat proses sudah memasuki tahap menuju

pengerucutan atau convergent thinking.

Zona Sulit

Justru karena proses pertemuan akan mempunyai

zona sulit, maka fasilitator dibutuhkan. Pada tahapan

ini, peserta didorong untuk saling-memahami makna

dibalik gagasan-gagasan yang sudah diungkapkan

atau dituliskan. Lagi-lagi fasiltator harus ingat bahwa

tujuan dari tahapan ini adalah agar peserta saling

memahami, bukan menyamakan persepsi. Boleh

jadi persepsi peserta akan tetap berbeda, tetapi

paling tidak mereka saling memahami mengapa

masing-masing memiliki persepsi tertentu tentang

pokok bahasan.

Pada tahap ini, fasilitator harus bisa sabar dan

meyakinkan peserta bahwa tahapan ini bisa dilalui

dengan mengajak peserta melakukan reframing

atau ‘membingkai ulang’ gagasan-gagasan yang

dilahirkan pada Zona Divergen.

Transisi dari zona sulit atau zona frustrasi ke zona

mengerucut (convergent zone) bisa dibantu dengan

menggunakan clustering, misalnya dengan diagram T.

Convergent Thinking

Beberapa metode lain yang bisa dimanfaatkan

peserta untuk mulai mengerucutkan hasil dialog atau

diskusi antara lain:

• Time Beam: mengajak orang untuk berpikir dari

akhir ke awal

• Bidodiasi:menggunakanpengandaian

• Transporter:memindahkanperan

• Greenfield: tidak ada hambatan atau halangan

apapun untuk beride.

Bila sudah ada ide-ide yang keluar dan ada

pemahaman bersama atas setiap ide, baru fasilitator

bisa mengajak peserta mengambil keputusan atau

malah menciptakan solusi baru yang inovatif.

Siklus Perkembangan Kelompok

Setiap kelompok membutuhkan waktu untuk

berkembang menjadi kelompok yang berfungsi.

Tahap-tahap perkembangan kelompok adalah:

­ Forming. Tahap orang berkumpul dan

membentuk sebuah kelompok. Mungkin ada

yang tidak memilih untuk bergabung, tetapi

diutus. Mungkin ada perasaan ketidakpastian

atau keresahan. Seringkali pada tahap ini,

anggota kelompok bertanya pada dirinya:

“Apakah saya akan cocok dengan peserta yang

lain? Apakah orang lain akan menerima saya?”

Peran Fasilitator: Beri kesempatan bagi

peserta untuk saling berkenalan. Pastikan

bahwa Anda membantu setiap anggota

kelompok merasa nyaman.

­ Informing. Pada tahap ini, anggota kelompok

mulai saling berbagi informasi tentang diri

mereka dan mulai saling mengenal lebih jauh.

Peran Fasilitator: Bantulah kelompok dalam

mencari kesamaan, hal-hal menarik yang dari

Page 151: Curriculum Development and Facilitation Techniques

149www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

diri mereka masing-masing dan apa yang

menjadi keberagaman dan kekuatan kelompok.

- Storming. Semakin mengenal belum berarti

semakin sayang. Kadang, justru dengan

mengenal posisi dan kepribadian yang berbeda-

beda, sebuah kelompok bisa menjadi tegang.

Komunikasi mulai tidak lancar, kepentingan dan

minat masing-masing anggota bisa jadi saling

bertolak belakang atau berbenturan.

Peran Fasilitator: Tunjukkan dukungan kepada

seluruh kelompok. Kembangkan dan gunakan

tehnik-tehnik komunikasi vibran serta ingatkan

peserta akan tujuan bersama dan nilai-nilai

kebersamaan kelompok. Usahakan agar tercipta

keterbukaan dan keinginan untuk mengatasi

keteganganataukonflik.

­ Norming. Tahap dimana kelompok mencari

dan menciptakan kestabilan kelompok.

Peserta menemukan cara berinteraksi yang

konstruktif dan produktif. Pada tahap ini,

kelompok membangun kebersamaan agar bisa

menciptakan hasil kelompok yang disetujui

bersama.

Peran Fasilitator: Dukung peserta dalam

menemukan cara berkomunikasi yang produktif.

Ingat bahwa kesuksesan kelompok adalah

tanggung jawab bersama, dan jika dirasa perlu,

bisa mengajak kelompok mengingat kembali

norma-norma kelompok.

- Performing. Dalam tahap ini, kelompok berada

padapuncakproduktifitasnya.Semuaanggota

kelompok nyaman dengan fungsi dan perannya

masing-masing dan seluruh kelompok berfungsi

secara utuh. Pada tahap ini, kelompok bisa

menghasilkan hal-hal yang luar biasa; yang tidak

bisa dilakukan jika anggota kelompok bekerja

sendiri-sendiri saja.

Peran Fasilitator: Dukungan dan apresiasi

fasilitator terhadap kinerja puncak kelompok

akan sangat berarti pada tahap ini. Sangat

penting bagi fasilitator untuk tidak terpancing

untuk menjadi “bintang” tetapi sebaliknya

mendukung seluruh kelompok untuk merayakan

kinerja terbaiknya dan berupaya menjadikan

kinerja itu berkelanjutan.

- Mourning. Setiap kelompok pada satu saat

akan berhenti berfungsi sebagai kelompok, baik

karena ada perubahan dari dalam kelompok

sendiri maupun karena pengaruh konteks di luar

kelompok. Ini bisa menjadi tahap yang sulit atau

menyedihkan bagi anggota kelompok, tetapi

juga perlu disadari bahwa ini adalah tahap yang

sangat alami, bukan akhir dari segala-galanya.

Peran Fasilitator: Fasilitator perlu waspada

terhadap kapan kelompok memasuki tahap

ini dan menyiapkan cara untuk membantu

kelompok merasakan dan melewatinya. Yang

penting ditekankan bahwa kelompok tidak

perlu ‘berkabung’ karena sudah berakhir, tetapi

sebaliknya harus merayakan apa yang berhasil

dicapainya.

- Transforming. Tahap ‘mourning’ atau

‘berkabung’ karena fungsi sebuah kelompok

Page 152: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

150 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

sudah selesai atau berakhir bisa diubah menjadi

tahap transformasi. Jadi, meskipun kelompok

dengan fungsi semula ketika dibentuk sudah

berakhir, sangat mungkin bahwa kelompok

berubah fungsi sesuai dengan kebutuhan dan/

atau merespon perubahan yang terjadi baik di

dalam maupun di luar kelompok.

Peran Fasilitator: Tunjukkan dukungan dan

rasa percaya pada kelompok. Hargai perubahan

yang terjadi dan ajaklah kelompok bersama-

sama menciptakan masa depan yang ingin

diraih oleh kelompok, kemudian mencari

bagaimana kelompok bisa betransformasi untuk

mencapai mimpi bersama itu – bersama-sama

maupun secara individu yang tetap berjaringan.

Setiap Kelompok Selalu Memiliki Dinamika Sendiri

Fasilitator berperan sebagai penyeimbang

(balancing) agar dinamika kelompok dapat mencapai

hasil yang diinginkan (performing). Untuk membuat

dinamika kelompok seimbang, fasilitator perlu

melakukan kombinasi berbagai tehnik komunikasi

seperti menyimak, mengamati, bertanya, probing,

menyimpulkan, mengelola perbedaan pendapat,

memberikan semangat (encouraging) dan lain-lain.

Manfaatkan Pendukung Anda

Ketika menghadapi situasi dimana terjadi dinamika

kelompok yang sulit, seorang fasilitator harus

mengingat bahwa dalam setiap kelompok ada

berbagai perilaku, baik yang konstruktif maupun

yang menyulitkan. Dalam mengelola sebuah

kelompok dengan dinamika yang sulit, fasilitator

harus bisa memanfaatkan anggota yang konstruktif

agar turut membantu mengelola dinamika kelompok.

Perilaku Konstruktif dan Ciri-cirinya:

• Inisiator. Mengusulkan gagasan-gagasan baru

untuk didiskusikan sertapendekatan-pendekatan

baru untuk mengatasi masalah.

• Pemberi Opini. Menyampaikan pandangan-

pandangan yang relevan dan menawarkan

solusi lainnya.

• Pembangun. Membangun dari apa yang

diusulkan orang lain.

• PemberiKlarifikasi. Memberikan contoh-contoh

relevan, menawarkan alasan,mencari pengertian

dan pemahaman, melakukan klari!kasi atas

masalah.

• Penguji. Mengangkat pertanyaan-pertanyaan

untuk ‘menguji’ apakah kelompok sudah siap

mengambil keputusan.

• Pembuat Kesimpulan. Melakukan review atas

diskusi dan menyimpulkannya.

• Penantang. Menantang kelompok agar berpikir

kritis tentang gagasan mereka sendiri.

• Pereda Ketegangan. Menggunakan humor atau

meminta rehat pada saat-saat yang tepat.

Page 153: Curriculum Development and Facilitation Techniques

151www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

• Pencari Kompromi. Mengalah sewaktu

dibutuhkan agar kelompok dapat melangkah

maju.

• Pencipta Keharmonisan. Membantu

menciptakan suasana harmonis.

• PenjagaGawang. Menjaga agar komunikasi

berjalan lancar dan mendorong partisipasi.

Perilaku Sulit dan Bagaimana Mengelolanya

Ada kalanya dalam sebuah kelompok terdapat

beberapa orang yang karena satu atau lain hal

berperilaku yang mengganggu dinamika kelompok.

Yang perlu dipahami dan diyakini seorang fasilitator

adalah bahwa ini adalah hal yang sangat alami.

Karenanya, yang penting adalah mengenal perilaku

sulit dalam kelompok dan mengelolanya – baik

secara langsung oleh fasilitator maupun oleh seluruh

kelompok secara bersama-sama.

Beberapa perilaku yang bisa menjadikan dinamika

kelompok terganggu, serta kiat mengelolanya

adalah:

• Pendiam. Orang pendiam harus dihargai

apapun partisipasi mereka. Pada saat di luar

ruang pertemuan, berikan semangat. Berikan

umpan balik pribadi secara tersendiri. Berikan

kesempatan memperoleh materi sebelumnya

agar bisa mempersiapkan diri. Luangkan waktu

bersama. Bersabarlah. Undang bicara dan

cari tahu bagaimana pemahamannya atas isi

pertemuan. Dorong kelompok membantu ia

belajar. Bentuklah kelompok diskusi kecil.

Penghalang. Cari penyebabnya. Berikan umpan

balik. Ingatkan tentang norma belajar dan jika

perlu disesuaikan bila akan mendorongnya lebih

positif. Berikan tanggung jawab pada kelompok.

Hadapi perilaku jika ia benar-benar menjadi

penghalang. Dukung dan perkuat perilaku lain di

dalam kelompok. Berikan kesempatan berbicara

di luar pertemuan.

Agresor. Cari penyebabnya dan hilangkan jika

memungkinkan. Berikan umpan balik. Ubah

komposisi kelompok. Ingatkan kelompok tentang

norma belajar. Hadapi perilakunya ketika terjadi

dan perkuat perilaku lain ketika terjadi. Bentuk

kelompok alternatif nonagresif. Diskusikan

dampak perilakunya dengan seluruh anggota

kelompok.

Dominator. Beri umpan balik. Catat tingkat

partisipasinya. Buat kelompok bagi orang-

orang yang bertipe sama. Bisa meminta ia diam

beberapa saat. Undang agar ia ikut bertanggung

jawab atas partisipasi peserta yang lain.

Kembangkan sikap asertif terhadap orang lain.

Menarik Diri. Cari alasannya. Berikan peran

saat memberikan tugas kepada kelompok.

Perkuat, berikan semangat, dukung

partisipasinya dan berikan tanggung jawab

khusus. Tempatkan pada kelompok yang mau

memberikan dukungan. Terima keputusannya

dan bersabarlah. Dorong terus partisipasinya.

Page 154: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

152 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Pelawak. Ingatkan kelompok akan manfaat dan

penyalahgunaan humor. Hadapi perilakunya.

Berikan umpan balik – beri waktu agar bisa berubah.

Dukung perilaku anggota kelompok yang berbeda

dengan perilaku orang ini.

Penyendiri. Tunjukkan sikap menerima. Berikan

umpan balik jika sesuai. Berikan dukungan khusus.

Alokasikan peran atau tanggung jawab khusus.

Dukung – ciptakan kesempatan untuk meraih

penghargaan.

Mengelola Resistensi

Kadangkala fasilitator menghadapi anggota

kelompok yang karena satu atau lain hal terlihat

tidak menginginkan berada di dalam sesi tersebut

atau anggota kelompok yang tidak juga bisa

memberikan perhatian penuh terhadap apa yang

sedang dilakukan kelompok.

Berikut adalah beberapa contoh tanda-tanda umum

orang yang resisten dalam sebuah kelompok:

• Hadir atau Terlibat Tanpa Persiapan. Orang

ini hadir dalam sebuah pertemuan atau terlibat

dalam sebuah kelompok tanpa persiapan

sebelumnya atau mengetahui (dan berusaha

tahu) untuk apa pertemuan diadakan atau apa

yang menjadi tujuan kelompok.

- Tidak Memberikan Respon. Ketika ditanya,

orang ini tidak menjawab ataupun bereaksi.

Yang perlu dipastikan adalah bahwa bahwa

ini adalah karena perilakunya bukan reaksi

terhadap pertanyaan yang diajukan. Berbeda

Pemikiran Sendiri | Dalam interaksi dengan

kelompok, orang seperti ini sering memancing

pembicaraan yang sama sekali tidak ada

hubungan dengan apayang sedang dibicarakan.

- Tidak Menghargai Waktu. Seringkali anggota

kelompok yang resisten ini sengaja terlambat

dari waktu yang telah ditentukan, atau sering

keluar masuk ruang pertemuan selama

pertemuan berlangsung tanpa alasan yang jelas.

- Mengerjakan Sesuatu yang Sama Sekali Tidak Berhubungan. Ketika pertemuan

berlangsung, orang ini sibuk dengan akti!tas

yang tidak ada hubungannya dengan apa yang

sedang berlangsung. Misalnya, sibuk membaca

koran,menggunakan handphone tanpa keluar

ruangan, dll.

- Tidak Menyelesaikan Tugas yang Diberikan. Ketika diminta mengerjakan sesuatu, dengan

sengaja tidak melakukan apa-apa atau

melakukannya dengan asal-asalan.

Berikut adalah beberapa saran yang bisa membantu

anda untuk mencegah resistensi pada anggota

kelompok.

Bersikaplah terbuka, dan tersenyumlah. Senyum

akan memancarkan energi positif, dan ini terbukti

mampu membuat orang lain tertarik akan diri kita

Page 155: Curriculum Development and Facilitation Techniques

153www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

Ajukan pertanyaan dan berikan tantangan. Anggota kelompok dapat belajar melalui tanya jawab

dan pembahasan ide. Oleh karena itu sediakan

kesempatan yang cukup bagi anggota kelompok

untuk melakukannya.

Bangun rasa percaya. Lakukan tindakan-tindakan

positif yang mampu menjamin anggota kelompok

untuk merasa tenang dan nyaman dalam setiap

sesi. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

Hindari anggota kelompok dari tekanan ataupun

intimidasi, maupun dari kritik yang prematur.

Yakinkan anggota kelompok untuk merasa yakin

bisa mengutarakan pemikirannya secara penuh dan

bebas.

Persiapan yang matang. Persiapkan diri untuk

segala situasi agar bisa selalu memastikan apa yang

ingin dikomunikasikan dapat diterima dengan baik,

dankegiatan berlangsung dengan lancar.

Berikan perhatian secara non verbal. Anda tidak

harus berbicara sepanjang waktu. Berhentilah

berbicara secara berkala untuk memberikan

kesempatan kepada anggota kelompok berpikir

dan bertanya. Dan ketika ada anggota kelompok

yang berbicara, simaklah dengan baik, tunjukkan

bahasa tubuh yang meyakinkan bahwa anda

sangat menghargai apa yang disampaikan dan

dilakukannya.

Bersiaplah untuk menerima dan memberikan Umpan

Balik. Sediakan waktu yang cukup untuk mengenali

perilaku positif dari setiap anggota kelompok dan

berikan pujian dan tanggapan secara personal. Hal

ini akan mendorong anggota kelompok aktif.

Waktu berinteraksi dalam sebuah kelompok sangat

berharga. Seringkali seorang fasilitator terpancing

untuk mengeluarkan banyak energi dan waktu untuk

mengatur anggota kelompok dengan perilaku yang

mengganggu dinamika kelompok. Akibatnya, para

anggota yang berperilaku konstruktif sebaliknya

malah terabaikan. Ini bisa berbahaya karena

orang yang tadinya konstruktif, jika merasa tidak

dihargai atau diabaikan bisa berubah menjadi

menyulitkan atau resisten. Karenanya, penting bagi

seorang fasilitator untuk terus-menerus mengasah

dan melatih ketrampilan berkomunikasinya serta

mengenal berbagai watak orang supaya bisa

semakin canggih dalam mengelola interaksi dirinya

dengan orang lain.

Page 156: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

154 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Bahan Presentasi

1

2

TEORI PERMATA

Berapa Jumlah Segitiga?

Page 157: Curriculum Development and Facilitation Techniques

155www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

3

4

TEORI PERMATA

Brainstorming

➡ Tanya➡ Rekam➡ Picu➡ Rangkum

SETIAP SUMBANGAN PIKIRAN ITU BERHARGADILARANG MENILAI

KITA BISA MODIFIKASI PROSES SEBELUM MULAI ATAU SETELAH BERAKHIR TAPI BUKAN

SAAT BERPROSES

Brainstorming Reframing

Divergent Thinking Groan Zone

Convergent Thinking

GagasanAwal

SolusiBaru

GagasanBiasa

Perspektifyg Berbeda

KeputusanDini

KonteksPertemuan

KerangkaBerfikirBaru

EvaluasiApresiatif

Brainstorming Reframing

Page 158: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

156 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

5

6

Reframing

Berfikir positifdan berbeda

Brainstorming Reframing

• Ingatkan kembali pada konteks pertemuan• Perkuat relasi dan saling percaya antar-peserta• Galilah prinsip-prinsip inklusivitas• Ajak berfikir kreatif atau reframing

Reframing

Time­Beam : Ajakpesertaberfikirmundurkebelakang

Tahun 2030: Ajakpesertaberfikirloncatmelampauiwaktu

Greenfield: Ajakpesertaberfikirseolah-olahtakadahambatan

Transporter: Ajak peserta berperan menjadi orang dari lembaga lain

Eureka : Ajakpesertaberfikirdenganmengkaitkanpadasuatubenda

Scenario Building: Ajak peserta menulis cerita apa yg dibayangkan

House of Process: Ajak peserta membuat alur bergambar

Contradiction: Ajak membedakan antara masalah dan penghalang

Page 159: Curriculum Development and Facilitation Techniques

157www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

7

8

DINAMIKA KELOMPOK

Siklus Perkembangan Kelompok

Page 160: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

158 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Siklus Perkembangan Kelompok

9

10

Tahap FORMING-INFORMINGApa yang terjadi ?• Berperilaku aman, ingin diterima kelompok dan perlu merasa aman

dalam kelompok.• Saling kenal, cari kesamaan dan perbedaan, hindari pertentangan. • Saling memahami tugas sambil saling mengenal

Bantu peserta merasa nyaman! Beri waktu untuk berkenalan! Gunakan ice breaker

Page 161: Curriculum Development and Facilitation Techniques

159www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

11

12

Tahap STORMING

Siklus Perkembangan Kelompok

Apa yang terjadi?• Membangun kelompok, pembagian peran• Adakompetisi,adakonflik,adapertentangan• Ada perasaan takut gagal, takut terbuka dan takut komitmen• Perdebatan aturan main, siapa yang melakukan

Beri dukungan kepada kelompok! Kembangkan teknik fasilitasi! Ingatkan tujuan dan norma-norma kelompok! Ciptakan keterbukaan agar kelompok mengatasi!

Page 162: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

160 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Siklus Perkembangan Kelompok

13

14

Tahap NORMINGApa yang terjadi ?• Aturan, ritual, prosedur ditetapkan dan diterima• Pembagian peran disepakati• Tercipta suasana kebersamaan dan saling percaya• Cara mencapai tujuan disetujui bersama

Bantu haluskan proses! Serahkan tanggung jawab kepada kelompok!

Page 163: Curriculum Development and Facilitation Techniques

161www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

15

16

Tahap PERFORMING

Siklus Perkembangan Kelompok

Apa yang terjadi?• Pelaksanaan tugas• Tim bekerja sama dalam kelompok• Pembagian peran jelas

Monitoring dan sesekali bantu review! Biarkan kelompok bekerja sendiri! Gunakan metode jika diminta kelompok!

Page 164: Curriculum Development and Facilitation Techniques

Bahan Bacaan Pelatihan Fasilitasi yang Efektif

162 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

Siklus Perkembangan Kelompok

17

18

Tahap MOURNING

Apa yang terjadi ?• Tugas selesai dikerjakan• Tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi• Kelompok berakhir• Rasa sedih di anggota kelompok

Gunakan metode umpan balik! Pastikan ada semaca ritual perpisahan

Page 165: Curriculum Development and Facilitation Techniques

163www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

19

20

Tahap PERFORMING

Siklus Perkembangan Kelompok

Apa yang terjadi?• Pelaksanaan tugas• Tim bekerja sama dalam kelompok• Pembagian peran jelas

Monitoring dan sesekali bantu review! Biarkan kelompok bekerja sendiri! Gunakan metode jika diminta kelompok!

Page 166: Curriculum Development and Facilitation Techniques

164 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

DAFTAR PUSTAKA

Page 167: Curriculum Development and Facilitation Techniques

165www.kinerja.or.id Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif

BAHAN DI CDPresentasi Powerpoint

1. Presentasi1 - Sesi Potret Diri

2. Presentasi2 - Sesi Apa dan Mengapa Fasilitasi

3. Presentasi3 - Sesi Rumah Fasilitator & Sikap Dasar

4. Presentasi4 - Sesi Komunikasi Non Verbal

5. Presentasi5 - Sesi Komunikasi Verbal

6. Presentasi6 - Sesi Dinamika Kelompok

7. Day#1-Kurikulum Kinerja paparan

Page 168: Curriculum Development and Facilitation Techniques

166 Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif www.kinerja.or.id

DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH

Page 169: Curriculum Development and Facilitation Techniques
Page 170: Curriculum Development and Facilitation Techniques

USAID - KINERJAGedung BRI II, Lantai 28, Suite 2807 Jl. Jend Sudirman Kav. 44-46Jakarta, 10210 Phone: +62 21 5702820 Fax: +62 21 5702832Email: [email protected]

IMPLEMENTED BY RTI INTERNATIONAL AND PARTNERS