css mola hidatidosa (4)

Upload: chu-datsu

Post on 01-Mar-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    1/22

    MOLA HIDATIDOSA

    Kehamilan normal umumnya berakhir dengan lahirnya bayi

    yang cukup bulan dan sempurna secara fsik. Tetapi

    kenyataannya tidak selalu demikian, sebagian kehamilan

    mengalami kegagalan, tergantung pada tahap dan jenis

    gangguan yang terjadi. Kehamilan tersebut dapat berakhir

    dengan abortus, kehamilan ektopik, prematuritas, kematian janin

    dalam rahim atau bayi lahir dengan cacat bawaan. Salah satubentuk kegagalan kehamilan yang berkembang tidak normal

    yaitu mola hidatidosa, kehamilan ini tidak disertai janin namun

    hanya berupa gelembung-gelembung seperti buah anggur

    berasal dari vili korialis dengan sel-sel trooblasnya.

    ima belas sampai dua puluh persen penderita mola

    hidatidosa dapat berubah menjadi ganas dan dikenal dengan

    tumor trofoblas gestasional. !adi yang dimaksud dengan penyakittrooblas gestasional adalah mola hidatidosa yang jinak dan

    tumor trooblas gestasional yang ganas. "enyakit trooblas

    adalah suatu istilah umum yang digunakan bagi sekumpulan

    penyakit yang ditandai dengan adanya prolierasi dengan adanya

    prolierasi berlebihan dari sel-sel trooblas. "enyakit ini dibagi

    menjadi # kelompok berdasarkan asalnya, yaitu $

    %. "enyakit trooblas gestasional yang berasal dari jaringantrooblas kehamilan

    #. "enyakit trooblas non gestasional yang berasal dari

    jaringan embrional

    "enyakit trooblas gestasional adalah sekumpulan penyakit

    yang berkaitan dengan vili korialis, terutama sel trooblasnya dan

    berasal dari suatu kehamilan, terdiri dari mola hidatidosa komplit

    dan mola hidatidosa parsial yang bersiat jinak dan mola invasi,

    1

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    2/22

    koriokarsinoma, placental site trophoblastic tumor yang bersiat

    ganas.

    &ingga saat ini penyakit trooblas gestasional masih

    merupakan masalah obstetri yang cukup serius, karena

    menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.

    'orbiditas yang dapat timbul dari penyakit ini umumnya karena

    penyulit yang menyertainya, seperti perdarahan, preeklamsi

    berat dan tiroktosikosis dan bila terlambat ditangani dapat

    menyebabkan kematian. Selain itu bila koriokarsinoma atau mola

    invasi terjadi pada pasien usia muda yang masih memerlukan

    ungsi reproduksi, upaya pengobatannya dapat menyebabkan

    pasien tersebut kehilangan ungsi reproduksinya karena tindakan

    histerektomi. &al ini berarti "T( selain merupakan masalah

    karena memberikan kontribusi yang cukup besar bagi angka

    mortalitas dan morbiditas ibu, juga menjadi masalah bagi

    kesehatan reproduksi. )engan demikian diperlukan upaya yang

    menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan untuk menurunkan

    insidensi penyakit ini, mulai dari upaya preensi, deteksi dini dan

    pengobatan yang rasional, termasuk registrasi dan pemantauan

    kasus yang cermat.

    "enyakit ini lebih banyak dijumpai pada golongan sosio

    ekonomi rendah. )i *ndonesia menurut laporan beberapa penulis

    dari berbagai daerah menunjukkan angka kejadian yang

    berbeda-beda. +ngka kejadian 'ola &idatidosa di *ndonesia

    berkisar antara % $ % sampai % $ %% kehamilan. )i umah Sakit

    )r. Soetomo Surabaya antara tahun %/01 sampai %/0 diperoleh

    angka kejadian % $ /0 persalinan, antara tahun %/21 sampai

    %/2 angka kejadian 'ola &idatidosa % $ kejadian persalinan

    3Suande )uarsa, %/245. )ari data tersebut diatas, nampak

    adanya kenaikan angka kejadian 'ola &idatidosa di Surabaya

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    3/22

    dan sekitarnya. Sedangkan di negara barat angka kejadian ini

    lebih rendah dari pada negara-negara +sia dan +merika atin,

    misalnya +merika Serikan % $ %1 kehamilan 3&ertig 6 Sheldon,

    %/245 dan di *nggris % $ %11 37omack 6 8lston, %/45.

    'ola hidatidosa adalah suatu istilah umum untuk dua bentuk

    yang berbeda yaitu mola hidatidosa komplit dan mola hidatidosa

    parsial. 'erupakan suatu kegagalan reproduksi yang secara

    histopatologis merupakan hiperplasia jaringan trooblas yang

    sebagian atau seluruh jaringan ikat vilinya menunjukan

    degenerasi hidropik. "ersamaan keduanya adalah gambaran

    hidropik pada sebagian atau seluruh vili korialis dan adanya

    hyperplasia trooblas. "erbedaannya, pada mola hidatidosa

    komplit tidak didapatkan janin, sedangkan pada mola hidatidosa

    parsial terdapat janin yang cenderung mati secara dini. 'ola

    hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak

    wajar, tidak ditemukan embrio dan hampir seluruh vili korialisnya

    mengalami perubahan hidropik. Keadaan ini disebut sebagai

    mola hidatidosa komplit 3complete mole/true mole/complete

    mole5. 9ila diantara gelembung mola ditemukan embrio disebut

    mola hidatidosa parsialis 3transtitional mole/incomplete mole5.

    Kelainan yang sudah dikenal sejak abad keenam ini telah

    mengalami berbagai perkembangan, baik dalam pengertian

    teori, istilah, klasifkasi, maupun cara penanggulangannya.

    :amun, masih banyak aspek yang belum terungkap secara jelas

    ataupun kontroversial, seperti perbedaan insidensi secara

    geografs, etiologi, patogenesis dan aktor resiko.

    "ritchard dan ;ukushima menganggapnya sebagai suatu

    neoplasma jinak dari trooblas, sedangkan sarjana-sarjana lain

    ada yang menganggap sebagai degenerasi, displasi atau

    hiperplasia.

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    4/22

    7alaupun sebagian besar penderita mola hidatidosa dapat

    sembuh spontan, namun bila diagnosis dan pengelolaannya

    terlambat, penderita dapat meninggal karena perdarahan, ineksi

    maupun akibat tumor trooblas gestasional pasca mola

    hidatidosa.

    +da kalanya pada sediaan abortus atau plasenta aterm,

    ditemukan beberapa bagian yang mengalami degenerasi

    hidropik. Keadaan semacam ini tidak dimasukan ke dalam mola

    hidatidosa, tetapi disebut sub molaire. 9aru setelah diadakan

    penelitian sitogenik pada tahun %/21-an oleh antara lain Kajii,

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    5/22

    kenyal, berwarna putih jernih, berisi cairan seperti cairan asites

    atau edema. Kalau ukurannya kecil, tampak seperti kumpulan

    telur katak, tetapi kalau besar tampak seperti serangkaian buah

    anggur yang bertangkai. Bleh karena itu '&K disebut juga

    kehamilan anggur. Tangkai tersebut melekat pada

    endometerium. Cmumnya seluruh endometerium dikenai, bila

    tangkainya putus terjadilah perdarahan. Kadang-kadang

    gelembung-gelembung tersebut diliputi oleh darah merah atau

    coklat tua yang sudah mengering. Sebelum ditemukan CS(, '&K

    dapat mencapai ukuran besar sekali dengan jumlah gelembung

    melebihi #.111 cc.

    Faktor Resiko

    '& dapat terjadi pada semua wanita dalam masa

    reproduksi, pasien termuda yang pernah dilaporkan berusia %#

    tahun 39obrow5 dan tertua 2 tahun 3+ "earson5. )i S&S yang

    termuda % tahun dan yang tertua ? tahun.

    )i samping umur, aktor gi=i juga dianggap berpengaruh

    terhadap kejadian '&. +costa Sison, menganggap bahwa '&

    adalah suatu kehamilan patologis, sedangkan aktor yang

    menyebabkan ovum patologis ini adalah defsiensi protein

    kualitas tinggi 3highclass protein5. +costa Sison mengaitkan

    dengan kenyataan bahwa di +sia banyak sekali ditemukan '&,

    yang penduduknya sebagian termasuk golongan sosioekonomi

    rendah yang kurang mengkonsumsi protein.

    eynold mengatakan bahwa, bila wanita hamil, terutama

    antara hari ke-%? dan ke-#%, mengalami asam olat dan histidine

    akan mengalami gangguan pembentukan thymidine, yang

    merupakan bagian penting dari ):+. +kibat kekurangan gi=i ini

    akan menyebabkan kematioan embrio dan gangguan

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    6/22

    angiogenesis, yang pada gilirannya akan mengalami perubahan

    hidropik.

    7&B Scientifc (roup, %/4? berkesimpulan bahwa selain

    usia dan gi=i, riwayat obstetri juga mempunyai pengaruh

    terhadap kejadian '& dan kehamilan kembar tetapi multiparitas

    tidak merupakan aktor resiko.

    aporan dari +merika Serikat 3%/21 > %/225 mengatakan

    bahwa insidensi '& pada kulit hitam hanya setengahnya dari

    wanita kulit lainnya. 'enurut Teoh, di Singapura, insidensi '&

    pada wanita 8uroasian, dua kali lebih tinggi dari Dhina, 'elayu

    dan *ndia. )i *ndonesia yang terdiri dari berpuluh-puluh etnis,

    sampai sekarang belum ada yang melaporkan adanya perbedaan

    insidensi antar suku bangsa. Aang ada hanya laporan dari pusat

    pendidikan.

    ;aktor resiko lain yang mendapat perhatian adalah genetik.

    &asil penelitian Kajii et al dan awler et al, menunjuakn bahwa

    pada kasus '& lebih banyak ditemukan kelainan 9alance

    translocation dibandingkan dengan populasi normal 3,0E dan

    1,0E5. +da kemungkinan pada wanita dengan kelainan

    sitogenetik seperti ini, lebih banyak mengalami gangguan proses

    meosis berupa nondysjunction, sehingga lebih banyak terjadi

    ovum yang kosong atau yang intinya tidak akti.

    Etiologi

    7alaupun '& sudah dikenal sejak abad keenam, sampai

    sekarang masih belum diketahui apa yang menjadi

    penyebabnya, oleh karena itu pengetahuan tentang aktor resiko

    menjadi penting agar dapat menghindarkan terjadinya '&,

    seperti tidak hamil pada usia yang ekstrim dan memperbaiki gi=i.

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    7/22

    Patogenesis

    9anyak teori yang telah dilontarkan tentang patogenesis

    '&K ini, antara lain teori hertig dan teori park.

    &ertig et al menganggap bahwa pada '& terjadi insufsiensi

    peredaran darah akibat matinya embrio pada minggu ke ? >

    3missed abortion5, sehinggga terjadi penimbunan cairan dalam

    jaringan mesenhin vili dan terbentukah kista > kista yang makin

    lama makin besar, sampai akhirnya terbentuklah gelembung

    mola, sedangkan prolierasi trooblas merupakan akibat dari

    tekanan vili yang oedemateus tadi.

    Sebaliknya, "ark mengatakan bahwa yang primer adalah

    adanya jaringan trooblas yang abnormal, baik berupa hiperplasi,

    displasi, maupun neoplasi. 9entuk yang abnormal ini disertai

    pula dengan ungsi yang abnormal. Keadaan ini menekan

    pembuluh darah, yang akhirnya menyebabkan kematian embrio.

    Teori yang sekarang dianut adalah teori sitogenetik. Secara

    sitogenetik umumnya kehamilan '&K terjadi karena sebuah

    ovum yang tidak berinti 3kosong5 atau yang intinya tidak

    berungsi, dibuahi oleh sperma yang mengandung haploid #? @,

    terjadilah hasil konsepsi dengan kromosom #? @, yang kemudian

    mengadakan duplikasi menjadi 0 @@. !adi umumnya '&K

    bersiat homo=igot, wanita dan berasal dari bapak

    3androgenetik5. !adi tidak ada unsur ibu sehingga disebut

    Diploid Androgenetik

    Teori Diploid Androgenetik (modikasi dari !"k"#o$ak%s &'neolog')

    endoreduplikasi

    &omo=igot

    Ovum

    Kosong 46 XX23 X

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    8/22

    &etero=igot

    :onviable

    Seperti diketahui, kehamilan yang sempurna harus terdiri

    dari unsur ibu yang akan membentuk bagian embrional 3anak5

    dan unsur ayah yang diperlukan untuk membentuk bagian

    ekstraembrional 3plasenta, air ketuban, dll5 secara seimbang.

    Karena tidak ada unsur ibu, pada '&K tidak ada bagian

    embrional 3janin5. Aang ada hanya bagian ekstraembrional yang

    paologis berupa vili korialis yang mengalami degenerasi hidropik

    seperti anggur.

    'engapa ada ovum kosongF &al ini bisa terjadi karena

    gangguan pada proses meosis, yang seharusnya diploid 0 @@

    pecah menjadi # haploid #? @, terjadi peristiwa yang disebut

    nondysjunction, dimana hasil pemecahannya adalah 1 dan 0

    @@. "ada '&K ovum inilah yang dibuahi. (angguan proses

    meosis ini, antara lain terjadi pada kelainan struktural kromosom,

    berupa balance translocation.

    '&K dapat terjadi pula akibat pembuahan ovum kosong oleh

    # sperma sekaligus 3dispermi5. 9isa oleh dua haploid #?@, atau

    satu haploid #? @ dan satu haploid #?A. +kibatnya bisa terjadi 0

    @@ atau 0 @A, karena pada pembuahan dengan dispermi tidak

    Ovum

    Kosong

    Ovum

    Kosong

    46 XX

    46 XY

    23 Y

    23 X

    23 X

    23 X

    46 YY

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    9/22

    terjadi endoreduplikasi. Kromosom 0 @@ hasil reduplikasi dan

    0 @@ hasil pembuahan dispermi, walaupun tampak sama,

    namun sesungguhnya berbeda, karena yang pertama berasal

    dari satu sperma 3homo=igot5 sedangkan yang kedua berasal dari

    dua sperma 3hetero=igot5. +da yang menganggap bahwa 0@@

    hetero=igot mempunyai potensi keganasan lebih besar.

    "embuahan dispermi dengan dua haploid #? A 30 AA5 dianggap

    tidak pernah bisa terjadi 3nonviable5

    &am!aran Klinis

    '&K adalah suatu kehamilan, walaupun bentuknya

    patologis. Bleh karena itu, pada bulan-bulan pertama, tanda-

    tandanya tidak berbeda dengan kehamilan biasa, yaitu dimulai

    dengan amenorea, mual dan muntah. +da beberapa laporan

    yang mengatakan bahwa '&K, lebih sering terjadi hiperemesis,

    dan keluhannya lebih hebat dari kehamilan biasa. Kemudian

    perkembangannya mulai berbeda. "ada kehamilan biasa

    pembesaran uterus terdai melalui dua ase, yaitu ase akti,

    sebagia akibat pengaruh hormonal, dan ase pasi, akibat hasil

    pembesaran kehamilan. "ada '&K tidak demikian, vili korialis

    yang mengalami degenerasi hidropik, berkembang dengan cepat

    mengisi kavum uteri. +kibatnya uterus ikut membesar pula,

    sehingga ukuran uterus lebih besar dari tuanya kehamilan atau

    lamanya amenorea.

    "ada kehamilan biasa , segmen bawah rahim 3S9 baru

    terbentuk pada kehamilan yang sudah besar 3semester tiga5.

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    10/22

    "ada '&K, karena pengisian kavum uteri oleh gelembung mola

    berlangsung cepat, maka pembentukan S9, sudah terjadi pada

    kehamilan yang lebih muda 3# minggu5. Kemudian karena

    kehamilan ini abnormal badan akan berusaha untuk

    mengeluarkannya, terjadilah perdarahan pervaginam. 9edanya

    dengan abortus biasa adalah pada abortus biasa besarnya uterus

    sama dengan lamanya amenorea. "erdarahan pada '&K dapat

    berupa bercak > bercak sedikit intermiten atau sekaligus banyak,

    sehingga dapat menyebabkan syok hipovolemik. +dakalanya

    perdarahan disertai dengan gelembung mola sehingga

    mempermudah diagnosis

    )i samping uterus yang lebih besar, pada '&K ditemukan

    peningkatan kadar hD( 3human choriogonadotrophin5. "ada

    kehamilan biasa kadarnya naik terus sampai usia kehamilan 01-

    41 hari, kemudian turun lagi setelah mencapai umur 4 hari.

    "ada '&K seluruh kavum uteri diisi oleh jaringan trooblas. Bleh

    karena itu, berbeda dengan kehamilan biasa, pada '&K tidak

    ada penurunan kadar hD(. Selama ada pertumbuhan trooblas

    atau sebelum gelembung mola keluar atau dikeluarkan, hD(

    akan terus meningkat, sampai bisa mencapai di atas .111.111

    m*CGml

    Sudah lama diketahui bahwa '&K kadang-kadang

    ditemukan perubahan pada kelenjar tiroid, baik anatomis

    maupun ungsional. 7alaupun ada peningkatan kadar plasma

    tiroksin, tetapi gejala klinik yang ditimbulkan tidak selalu disertai

    dengan tiroktosikosis.

    "ada kehamilan normal, plasenta membentuk Thyroid

    Stimulating Peptide yang disebut Human Chorionic Thyrotropin

    3hDT5. "ada trimester pertama, T meningkat antara 2 > %#

    ngG%11 ml, sedangkan T? peningkatannya tidak terlalu banyak.

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    11/22

    Karena pengaruh estrogen, terjadi peningkatan kadar T9(

    sehingga tidak terjadi tirotoksikosis.

    "ada mola hidatidosa terjadi perubahan kadar hormon

    tiroid. Kadar T dalam serum biasanya melebihi %# ngG%11 ml,

    tetapi T9( sendiri rendah, akibatnya T dan T? bebas lebih

    tinggi. Karena itu pada mola terjadi tirotoksikosis.

    "ada mola, kadar hD( 3human chorionic gonadotropin5

    dalam darah sangat tinggi yang dan ini mempunyai eek

    stimulasi terhadap tiroid. "ada kehamilan biasa puncak hD(

    biasanya tidak melebihi %11.111 mC*Gml yang tercapai antara

    minggu 4-%# dan kemudian menurun kembali dan bertahan

    sekitar %1.111-#1.111 m*CGml sampai waktu melahirkan. "ada

    mola hidatidosa kadar hD(, sebagian besar diatas

    ?11.111m*CGml bahkan dapat mencapai kadardiatas %#.111.111

    m*CGml. 9erbagai penelitian menunjukkan adanya korelasi positi

    antar kadar hD( dan tingginya ungsi tiroid.

    )alam suatu penelitian dikatakan bahwa terjadinya

    hiperungsi tiroid terjadi akibat adanya stimulator yang dibentuk

    dalam jaringan trooblas. &ershman menyebutnya sebagai molar

    thyrotropin. Aang masih kontroversial adalah substansi =at

    tersebut. Aang jelas ada korelasi positi antara tingginya kadar

    hD( dengan meningkatnya kadar T? dan T. Setelah jaringan

    mola dievakuasi, kadar hD( akan menurun secara drastis. &ali ini

    diikuti dengan turunnya T dan T? sampai kembali ke kadar

    normal.

    Sehubungan dengan enomena ini banyak pakar yang

    menganggap bahwa stimulator itu adalah hD( sendiri. 'olar

    thyrotropin secara imunologis berbeda dari TS&, hDT dan +TS

    +danya +ktivitas Stimulasi Tiroid 3+ST5 dari hD( serta ciri-

    ciri stimulatornya telah dibuktikan melalui penelitian invitro

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    12/22

    maupun in vivo. )ikatakan bahwa struktur dan reseptor hD( dan

    TS& adalah homolog, sedangkan derajat +ST-nya dipengaruhi

    metabolisme hD( sendiri. Aang lebih poten adalah hD( varian

    yang kehilangan gugusan beta DT"-nya yang merupakan hasil

    proses deglikosiasi atau desialisasi.

    &asil penelitian di atas dapat menerangkan mengapa pada

    kehamilan biasa tidak terjadi tirotoksikosis. "ada kehamilan biasa

    kadar hD( yang rendah akan meningkatkan sedikit T dan

    menekan TS&, tetapi tidak cukup untuk menyebabkan

    tirotoksikosis.

    )iagnosis tiroktosikosis pada '&K dipersulit karena sering

    disertai adanya penyuli-penyulit, seperti preeklamsi, payah

    jantung, emboli paru dan anemia yang masing-masing dapat

    memberikan gejala seperti tiroktosikosis

    Cntuk membantu masalah ini Sri Hartini Kariadi 3%//#5

    mengajukan rumus ungsi diskriminan diagnosa tirotoksikosis

    pada mola hidatidosa sebagai berikut$

    * D + , -./012- 3 4.52545-04 F6 7 4.4821-80 #adi

    ;C H undus uteri dalam minggu

    :adi H dalam kaliGmenit

    9ila )I 1 atau kalau ) hasilnya negati, berapapun nilai

    angkanya menunjukkan tirotoksikosis. )erajat

    ketepatannya 42,E

    2* D + 3/55282- 7 4.9098105 F6 3 4.44/5512 #adi 3

    4.41/-40/ K:ol

    Khol H Kholesterol darah dalam mgE

    9ila )I 1 atau kalau hasilnya negati, berapapun nilai

    angkanya, menunjukkan tirotoksikosis. )erajat ketepatan

    /1,0?E

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    13/22

    Dasar Diagnosis

    Kita harus memikirkan adanya '&K bila ditemukan hal-hal

    seperti di bawah ini$

    %. +namnesis

    7anita mengeluh $

    a. terlambat haid 3amenorea5

    b. adanya perdarahan pervaginam

    c. perut merasa lebih besar dari lamanya amenorea

    d. walaupun perut besar, tidak merasa adanya

    pergerakan anak

    #. Klinis (inekologi

    "ada pemeriksaaan ditemukan

    a. uterus lebih besar dari tuanya kehamilan

    b. tidak ditemukan tanda pasti kehamilan, seperti detak

    jantung anak, balotemen atau gerakan anak.

    ?. aboratorium

    Kadar 9-hD( lebih tinggi dari normal

    . CS(

    Tampak gambaran vesikuler di kavum uteri

    )iagnosis pasti ditentukan oleh hasil pemeriksaan patologi

    anatomi.

    Terapi

    Terdiri dari tahap, yaitu $

    %. "erbaikan keadaan umum

    #. 8vakuasi jaringan

    ?. "roflaksis

    . ;ollow up

    Per!aikan Keadaan 6m"m

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    14/22

    Sebelum dilakukan tindakan evakuasi jaringan mola,

    keadaan umum penderita harus distabilkan dahulu. Tergantung

    pada bentuk penyulitnya, kepada penderita harus diberikan $

    %. Tranusi darah, untuk mengatasi syok hipovolemik

    2. antihipertensiGkonvulsi, seperti pada terapi

    ThGpreeklamsiGeklamsia

    ?. Bbat anti tiroid, bekerja sama dengan penyakit dalam

    E$ak"asi ;aringan

    Karena '&K itu adalah suatu bentuk kehamilan yang patologis

    yang disertai dengan penyulit, pada prinsipnya gelembung harus

    dievakuasi secepat mungkin

    +da # cara yaitu $

    a. Kuret vakum

    Setelah sebagian besar jaringan dikeluarkan dengan vakum,

    sisanya dibersihkan dengan kuret tajam. Tindakan kuret

    hanya dilakukan satu kali. Kuretase berikutnya harus ada

    indikasi.

    b. &isterektomi

    &anya dilakukan pada penderita umur ? tahun ke atas

    dengan jumlah anak hidup tiga atau lebih. Aang sering

    menyulitkan ialah bahwa status eutiroid klinis tidak selalu

    tercapai secara sempurna setelah pemberian B+T 3obat anti

    tiroid5 karena jaringan mola belum dikeluarkan, sehingga

    hD( tetap tinggi dan tetap bertindak sebagai stimulator.

    Prolaksis

    +da dua cara $

    %. histerektomi totalis

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    15/22

    #. kemoterapi diberikan pada (T yang menolak atau tidak

    bisa dilakukan &T, atau wanita muda dengan hasil "+ yang

    mencurigakan.

    Daranya $

    %. 'T@ #1 mgGhari, *', +sam olat %1 mg ?dd% dan cursil

    ?mg #dd%, selama hari berturut-turut.

    "rofklaksis dengan tablet 'T@, dianggap tidak bemanaat.

    +sam olat adalah antidote dari 'T@, cursil sebagai

    hepatoprotektor

    #. +ctinomycin ) % Jacon sehari, selama hari berturut-turut.

    Tidak perlu antidote ataupun hepatoprotektor

    Follo< 6p

    Seperti diketahui, %-#1E dari penderita pasca '&K bisa

    mengalami transormasi keganasan menjadi TT(. 'enurut hertig,

    keganasan bisa dalam waktu satu minggu sampai tiga tahun

    pasca evakuasi.

    Tujuan dari ollow up ada dua $

    %. untuk melihat apakah proses involusi berjalan secara

    normal. 9aik anatomis, laboratoris maupun ungsional,

    seperti involusi uterus, turunnya kadar -hD( dan

    kembalinya ungsi haid.

    #. Cntuk menentukan adanya transormasi keganasan

    terutama pada tingkat yang sangat dini.

    )alam tiga bulan pertama pasca evakuasi, penderita diminta

    datang untuk kontrol setiap # minggu. Kemudian, dalam tiga

    bulan berikutnya, setiap satu bulan, selanjutnya enam bulan

    terakhir, kontrol tiap dua bulan.

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    16/22

    Prognosis

    Setelah dilakukan evakuasi jaringan mola secara lengkap,

    sebagian besar penderita '&K akan sehat kembali, kecuali % >

    #1E yang mungkin akan mengalami keganasan 3TT(5.

    Cmumnya yang menjadi ganas adalah mereka yang

    termasuk golongan resiko tinggi, seperti $

    %. umur diatas ? tahun

    #. besar uterus di atas #1 minggu

    ?. kadar -hD( di atas %1m*CGml

    . gambaran "+ yang mencurigakan

    MOLA HIDATIDOSA PARSIALIS

    '&" harus dipisahkan dari '&K, karena keduanya terdapat

    perbedaan yang mendasar, baik dilihat dari segi patogenesisnya

    3sitogenetik5, klinis, prognosis, maupun gambaran "+-nya.

    "ada '&" hanya sebagian dari vili korialis yang mengalami

    degenerasi hidropik sehingga unsur janin selalu ada.

    "erkembangan janin akan tergantung kepada luasnya plasenta

    yang mengalami degenerasi, tetapi janin biasanya tidak dapat

    bertahan lama dan akan mati dalam rahim, walaupun dalam

    kepustakaan ada yang melaporkan tentang kasus '&" yang

    janinnya hidup sampai aterm.

    Secara epidemiologi klinis, '&" tidak sejelas '&K, kita tidak

    mengetahui dengan tepat berapa insidensinya, apa yang

    menjadi aktor resikonya dan bagaimana penyebaran

    penyakitnya.

    Patogenesis

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    17/22

    Secara sitogenetik '&" terjadi karena ovum normal dari ibu 3#?

    @5 dibuahi secara dispermi. 9isa oleh dua haploid #? @, satu

    haploid #? @ san satu haploid #?A atau dua haploid # A. &asil

    konsepsi bisa berupa 0/ @@@, 0/ @@A, 0/ @AA. Kromosom 0/ AAA

    tidak pernah ditemukan. !adi '&" mempunyai satu haploid ibu

    dan dua haploid ayah sehingga disebut )iandro Triploid. Karena

    disini ada unsur ibu, ditemukan bayi. Tetapi komposisi unsur ibu

    dan unsur ayah tidak seimbang, satu berbanding dua. Cnsur

    ayah yang tidak normal itu menyebabkan pembentukan plasenta

    yang tidak wajar, yang merupakan gabungan dari vili korialis

    yang normal dan yang mengalami degenerasi hidropik. Bleh

    karena itu ungsinya pun tidak bisa penuh sehingga janin tidak

    bisa bertahan sampai besar. 9iasanya kematian terjadi sangat

    dini.

    Teori Diandro Triploid

    &omo=igot

    Ovum

    Kosong 69 XXX

    23 X

    23 X

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    18/22

    &etero=igot

    :onviable

    &e=ala,&e=ala

    9erbeda dengan '&K, pada '&" sama sekali tidak

    ditemukan gejala maupun tanda-tanda yang khas. Keluhannya

    pada permulaan sama seperti kehamilan biasa. Kalau ada

    perdarahan sering dianggap seperti abortus biasa. !arang sekali

    ditemukan '&" dengan besar uterus yang melebihi tuanya

    kehamilan. 9iasanya sama atau lebih kecil. )alam hal terakhir

    disebut Dying Mole.

    (ambaran CS( tidak selalu khas, tapi menurut ;ine D. 8t al.,

    '&" dapat didiagnosis bila ditemukan hal-hal sebagai berikut.

    "ada jaringan plasenta tampak gambaran yang menyerupai

    kista-kista kecil disertaipeningkatan diameter transversa dari

    kantong janin.

    Kadar -hD( juga meninggi, tetapi biasanya tidak setinggi

    '&K. &al ini mungkin disebabkan pada '&" masih ditemukan vili

    korialis normal. Kadar yang tidak terlalu tinggi ini tidak

    menyebabkan rangsangan pada ovarium. "ada '&" jarang sekali

    Ovum

    Kosong

    OvumKosong

    69 XXY

    69 XYY

    23 Y

    23 Y

    23 X

    23 Y

    69 YY

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    19/22

    ditemukan kista lutein. )i samping itu, '&" jarang sekali disertai

    penyulit seperti "89, tiroktosikosis atau emboli paru.

    Diagnosis

    )engan tidak ditemukannya tanda-tanda yang khas, maka

    sulit untuk membuat diagnosis kerja, kecuali pada kehamilan

    yang cukup besar, yang diagnosisnya dapat ditentukan oleh hasil

    CS(, dimana kita akan melihat gambaran vesikuler yang khas di

    samping kantong janin, dengan atau tanpa janin.

    9iasanya diagnosis dibuat secara tidak sengaja, setelah

    dilakukan tindakan dan diperkuat dengan hasil pemeriksaan "+,

    dimana ditemukan gambaran khas sebagai berikut.

    %. vili korialis dari berbagai ukuran dengan degenerasi

    hidropk, kavitasi, dan hiperplasia trooblas

    #. scalloping yang berlebihan dari vili

    ?. inklusi stroma trooblas yang menonjol

    . ditemukan jaringan embrionik atau janin

    Terapi

    Karena diagnosis umumnya dibuat secara kebetulan pascakuret,

    biasanya evakuasi dilakukan dengan kuret biasa. Selanjutnya

    tidak perlu tindakan apa-apa. &isterektomi dan upaya proflaksis

    lainnya tidak dianjurkan.

    Prognosis

    )ibandingkan dengan '&K, prognosis '&" jauh lebih baik. &al

    itu disebabkan oleh tidak adanya penyulit dan derajat

    keganasannya rendah 3E5. 7alupun demikian, dalam

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    20/22

    kepustakaan ditemukan laporan tentang kasus '&" yang disertai

    metastase ke tempat lain. "enderita pasca-'&" harus diollow up

    sama ketatnya seperti '&K.

    Feature Partial Mole Complete MoleKaryotype 69 XXX or 69 XXY 46 XX or 46 XY

    Pathology

    Fetus Often present !sent

    mnion"fetal #$C Often present !sent

    %illous e&ema %aria!le" fo'al (iffuse

    )rop*o!lasti' proliferation %aria!le"slig*t+mo&erate %aria!le" slig*t+severe

    Clinical presentation

    (iagnosis Misse& a!ortion Molar gestation

    ,terine si-e mall for &ates /0 large for &ates)*e'a+lutein 'sts #are 2/+30

    Me&i'al 'ompli'ation #are Freuent

    Postmolar &isease ess t*an /+10 20

    CLINICAL SCIENCE SESSION

    MOLA HIDATIDOSA

    Perio&e 03 pril + 03 5uni 2006

    Pem!im!ing

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    21/22

    Gatot N. A. inarno! "r.! Sp.OG

    (isusun ole*

    De##y $eroni%a

    Erni Han"ayani

    Nia &'nia(ati

    )AGIAN O)STET*I + GINEKOLOGI

    ,AK-LTAS KEDOKTE*AN -NPAD

    *-MAH SAKIT D*. HASAN SADIKIN )AND-NG

    //0

    DAFTAR P6STAKA

    9erek, !onathan S.,et all. :ovakLs (ynecology, %#th ed. CS+ $7illiams 6 7ilkins, %//0 $ %#0%

    Dunningham ;(, 'c )onald "D, (ant :; et al. 7illiamsBbstetrics, #1th ed. "hiladelphia $ +ppleton and ange, %//2 $/4

  • 7/26/2019 CSS Mola Hidatidosa (4)

    22/22

    'artaadisoebrata ), 7irakusumah ;. Obstetri Patologi. !akarta$8(D, #11M #4 > ??

    'artaadisoebrata ). u!u Pedoman Pengelolaan Penya!itTrofoblas "estasional. !akarta$ 8(D, #11M 2 > #

    Kariadi S&. #denti$!asi Penduga Potensial untu! DiagnosisTiro!tosi!osis Pada Penderita Mola Hidatidosa. )isertasi C:"+)%//#.

    *ttp77en.8iipe&ia.org78ii7:&ati&iform;mole

    http$GGadln.lib.unair.ac.idG

    http://en.wikipedia.org/wiki/Hydatidiform_molehttp://adln.lib.unair.ac.id/http://en.wikipedia.org/wiki/Hydatidiform_molehttp://adln.lib.unair.ac.id/