contoh status ujian kedokteran keluarga

Upload: crabypaty

Post on 06-Jan-2016

108 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Contoh status ujian kedokteran keluargaFormat status lengkapMaan bila ada kesalahan

TRANSCRIPT

STATUS UJIAN KEDOKTERAN KELUARGATBC PARU

DISUSUN OLEH:Damar Nirwan Alby(1061050172)

PEMBIMBING:dr. Rodamenta Imelda H.B.

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA PERIODE 11 MEI 2015 13 JUNI 2015FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAJAKARTA2015STATUS PASIEN

IDENTITASPasienKeterangan

NamaNy. Basaria Sianturi

Umur50 Tahun

AlamatJl. Kelurahan No. 41 RT 11/1

Jenis KelaminPerempuan

AgamaKristen Protestan

PendidikanSMA

PekerjaanIbu rumah tangga

Status PerkawinanJandaMempunyai 1 orang anak

Telah diobati sebelumnyaSudahOBH syrup, Paracetamol 500 mg, Amokisisilin 500 mg

Alergi obatTidak

System pembayaranBayar pribadi

Anamnesis (dilakukan secara auto anamnesis)A. Keluhan UtamaBatuk lama

B. Keluhan TambahanDemam, sesak nafas, badan lemas, berat badan turun

C. Riwayat Perjalanan Penyakit SekarangPasien datang ke Puskesmas Kelurahan Duren Sawit dengan keluhan batuk lebih dari satu bulan. Batuk dirasakan pasien sepanjang hari namun bertambah hebat saat malam hari. Batuk dirasakan berdahak namun dahak sulit sekali dikeluarkan, kecuali pada pagi hari. Dahak berwana putih-kekuningan, konsistensi kental, jumlahnya sedang apabila dahak mampu dikeluarkan, disertai buih busa dan tidak ada darah. Keluhan batuk ini semakin berat dirasakan. Selama sebulan ini pasien juga mengeluh sesak nafas, keluhan sesak dirasakan di kedua dada dan riwayat asma oleh pasien disangkal, bunyi mengi juga disangkal. Nyeri dada disangkal. Muntah ataupun mual disangkal. Awalnya sebulan lalu pasien beserta keluarga besarnya sedang berada di Cianjur untuk pesta keluarga, pasien menginap di rumah saudara pasien, pasien baru pulang dari acara tersebut jam 11 malam. Keesokan harinya pasien kembali berpesta keluarga di Bandung sampai larut malam, dalam pesta tersebut pasien tidak merokok dan minum alkohol. Di acara tersebut pasien menyangkal bertemu dengan orang yang batuk-batuk. Kemudian pasien pulang ke rumahnya di Jakarta, sejak itu pasien mengeluh batuk dan pilek disertai badan pegal-pegal sehingga pasien pergi ke Puskesmas Kelurahan Duren Sawit yang berjarak 15 meter dari rumahnya, biasanya pasien jarang sekali ke puskesmas. Pasien diberikan obat OBH sirup, parasetamol 500mg dan vitamin, pasien minum obat secara rutin dan keluhan berangsur hilang namun batuk yang dialami pasien tidak kunjung sembuh dan bertambah parah sehingga pasien kontrol kembali ke Puskesmas Kelurahan Duren Sawit, kemudian diberikan tambahan antibiotik amoksisilin tablet 500mg namun tidak ada perbaikan pada batuknya. Untuk mengurangi keluhan batuk pasien hanya minum air hangat dan teh manis namun tidak ada perbaikan, keluhan batuk paling dirasa saat malam hari setelah bangun tidur. Pasien juga mengeluh badan terasa demam yang hilang timbul terutama malam hari, bahkan pernah sampai menggigil, badan terasa lemas, dan berat badan pasien sudah turun 3 kg sejak keluhan batuk-batuk tersebut timbul.

D. Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah mengalami keluhan batuk yang seperti ini. Riwayat kecelakaan disangkal oleh pasien. Pada tahun 2010 pasien dirawat di RS Budhi Asih karena demam tifoid dan didiagnosis diabetes melitus tipe II oleh dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Budhi Asih dan sejak saat itu pasien rutin berobat disana. Saat pertama kali didiagnosis DM tipe II, gula darah sewaktu pasien mencapai 480 mg/dl. Pasien rutin diberikan obat penurun gula darah Glucopack 500 mg oleh dokter spesialis penyakit dalam di RS Budhi Asih,, pasien rutin kontrol sampai tahun 2011 sebelum pindah rumah ke Kelurahan Duren Sawit. Semenjak diterbikan KJS (Kartu Jakarta Sehat) pada masa Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, tahun 2013 pasien kontrol di Puskesmas Kelurahan Duren Sawit, dan diberikan metformin 500 mg, namun saat pasien mengetahui obat tersebut generik dan harganya murah pasien minum obat tersebut karena menurut pasien lebih efektif dengan Glucopack 500mg, sehingga pasien lebih sering membeli di apotek namun tidak kontrol. Pasien hanya ke puskesmas bila timbul keluhan batuk, pilek atau pusing dan tidak rutin kontrol gula darah.

E. Riwayat Penyakit KeluargaDi dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan batuk yang serupa dengan pasien. Pasien juga satu-satunya yang menderita diabetes melitus tipe II di dalam keluarganya. Ayah pasien memiliki hipertensi dan sudah meninggal akibat komplikasi hipertensi. Di dalam keluarga pasien sendiri tidak ada yang memiliki riwayat kanker, penyakit jantung, diabetes tipe lain, dsb. Saat ini pasien tinggal serumah dengan anaknya, suami pasien sudah meninggal sejak tahun 2005 akibat serangan jantung.

F. Riwayat Perilaku dan Kebiasaan Pribadi Pasien jarang sekali berolahraga sejak dulu. Pasien tidak mempunyai riwayat merokok ataupun minum alkohol. Dahulu pasien juga memiliki kebiasaan sering makan, saat tahun 2010 berat badan pasien mencapai 60 kg, sejak menderita DM tipe II berat badan pasien terus menurun sampai stabil di 48 kg, pasien mulai mengubah kebiasaan makan menjadi setengah porsi dewasa setiap makan. Pasien tidak mengkonsumi sayuran karena takut asam urat. Pasien juga sangat menyukai minum minuman manis (contohnya teh manis, jus buah), bahkan sering menambahkan gula pada minumannya. Pasien enggan menggunakan gula rendah kalori, meskipun sudah mengetahui pasien menderita DM tipe II dikarenakan rasa manisnya berbeda dan sama saja dengan gula biasa. Aktivitas pasien sehari-hari mengurus rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci dan menjemur pakaian, belanja kebutuhan rumah tangga, dan membayar tagihan listrik/air juga dilakukan oleh pasien. Semua ini dilakukan karena pasien sekarang tidak bekerja sementara anaknya yang bekerja mencari nafkah.

PasienLaki-lakiPerempuanMeninggal

G. Riwayat Sosial EkonomiPasien mempunya 1 orang anak laki-laki. Pasien tinggal bersama dengan anaknya saja dikarenakan suami pasien sudah meninggal sejak tahun 2005 akibat serangan jantung. Pasien memutuskan tidak menikah kembali demi mengurus anak dan anjuran dari keluarga besarnya. Kebutuhan ekonomi pasien juga didapatkan dari bantuan saudara-saudaranya dan pasien dahulu mencari nafkah dengan bisnis alat elektronik, namun sekarang pasien sudah tidak lagi bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga. Pasien membesarkan anaknya seorang diri sejak suaminya meninggal sampai akhirnya menjadi polisi, anaknya sudah berprofesi sebagai polisi sejak tahun 2008 lulusan sekolah Bintara. Pasien meresahkan anaknya yang sampai sekarang belum menikah di usia 29 tahun, bahkan tidak mempunyai kekasih.Rumah yang ditempati pasien saat ini adalah rumah milik pasien sendiri, pasien tinggal di rumah ini sejak tahun 2011, sebelumnya tinggal di Kramat Djati, Jakarta Timur. Luas tanah pasien sekitar 110 m2, luas bangunan 100m2. Pasien memiliki 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Rumah pasien mempunyai pencahayaan sinar matahari yang cukup dan ventilasi udara yang cukup (10-15% luas lantai). Pada pagi hari jendela pasien selalu dibuka agar udara dapat masuk. Pada kamar tidur milik pasien memiliki jendela, ventilasi, dan tidak ada AC. Lantai rumah terbuat dari keramik, atap rumah terbuat dari genteng, langit-langit rumah pasien tampak terawat dan lantai rumah bersih. Sumber air bersih yang digunakan adalah PAM, dan sumber air minum pasien beli galon merek Aqua. Setiap hari pasien membuang sampah ke dalam tong sampah tertutup di dekat dapur sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah yang berjarak lebih dari 50 meter dari rumah. Pendapatan keluarga pasien dalam sebulan Rp. 3.000.00,- yang didapat dari hasil gaji anaknya yang bekerja sebagai polisi. Pasien menghabiskan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan hanya sedikit yang dapat ditabung. Hubungan pasien dengan tetangga baik, pasien rutin arisan RT (Rumah Tangga) sebulan sekali. Pasien menyangkal tetangga disekitarnya menderita batuk-batuk. Hubungan dengan anggota keluarga lainnya baik, pasien rutin ikut pesta keluarga besar sebulan minimal 2 kali, dan hubungan dengan anaknya sangat baik.

DATA ANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL SERUMAH

NoNama UmurJenis kelaminStatus Pekerjaan Riwayat Penyakit

1Ny Basaria/ ibu 55 tahunPerempuanJanda IRT TB ParuDM tipe II

2Tn. Manat/ anak 29 tahunLaki-lakiBelum Menikah Polisi Sehat

PEMERIKSAAN FISIKA. Keadaan Umum dan Tanda-tanda vita termasuk status giziKesadaran: Compos MentisKeadaan Umum: Tampak sakit ringanTinggi Badan: 155 cmBerat badan: 45 kgIMT: BB/(TB2) = 45 / (1,55x1,55) = 18,73Kriteria :Kurang:< 18,5Normal: 18,5-22,9Lebih:>23Pra obes: 23 24,9Obese Kelas I: 25-29,9Obese Kelas II:> 30Status gizi :NormalMikro : Tidak ada tanda klinis kekurangan gizi mikroTanda vital:Tekanan darah: 120/80 mmHgNadi: 70 x/menitPernafasan: 20 x/menitSuhu: 36,7 oC

B. Status GeneralisKepala:Rambut berwarna hitam, pertumbuhan merata, tidak mudah dicabutMata:Kongjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, reflex cahayalangsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, ukuran pupilisokor 3 mm/3 mm, isokor, lensa jernih/jernihTelinga: Liang telinga kiri dan kanan lapang, tidak ada serumen, tidak ada sekretHidung:Tidak ada deformitas, cavum nasi lapang/ lapang, konkaEutrofi, tidak hiperemis, tidak ada sekret, tidak ada krustaTenggorokan: Uvula ditengah, arkus faring simetris, arkus faring tidakhiperemis, tonsil tidak hiperemis, T1-T1Gigi dan mulut: bibir tidak sianosis, lidah di tengah tidak atrofi, coated tongue (-), gusi tidak tampak hiperemis, tidak ada karies gigiLeher: JVP 5 2 cm, kelenjar tiroid tidak teraba membesarKGB: Suprasternalkanan kiri tidak teraba membesar, tidak ada nyeri tekanColli anterior kanan kiri tidak teraba membesar, tidak adanyeri tekanColli posteriorkanan kiri tidak teraba membesar, tidak ada nyeri tekanDadaInspeksi : Gerakan dinding dada simetrisPalpasi: Vokal fremitus teraba simetris, Iktus kordis terabaPerkusi: Paru kiri dan kanan sonor Batas Paru hati: ICS 6 garis mid klavikula dextra Batas Paru Lambung: ICS 7 garis axilaris anterior sinistraAuskultasi:Bunyi nafas vesikuler kanan dan kiri, tidak terdapat Rhonki -/-, tidak terdapat wheezing pada lapangan paru, pada pemeriksaan jantung, bunyi jantung regular, tidak ditemukan bunyi gallop maupun bunyi murmurKesan: Paru-paru dalam batas normalJantungInspeksi: Iktus kordis tidak terlihatPalpasi: Iktus kordis terabaPerkusi: Batas Jantung kanan: ICS 4 garis parasternal sinistra Batas Jantung kiri: ICS 5 garis midclavicula sinistraAuskultasi: S1=S2, reguler, gallop (-), murmur (-)Kesan: Jantung dalam batas normal

AbdomenInspeksi:tidak buncit, pusar tidak menonjol, tidak ada pelebaran vena,tidak ada gerakan hiperperistaltik, tidak ada jejas, tidak ada kelainan kulitAuskultasi: Bising usus (+), normal 8x/menitPalpasi: Hepar tidak teraba membesar, limpa tidak teraba membesar, tidak ada nyeri tekan (-), defense muscular (-)Perkusi: Timpani di seluruh regio abdomen, nyeri ketok (-)Pemeriksaan UrologiInspeksi: tidak ada benjolan pada suprapubikPalpasi: nyeri tekan suprapubik (-), ballotement ginjal tidak terabaPerkusi:nyeri ketuk suprapubik (-), nyeri ketok CVA -/-Anus dan rectum : Tidak dilakukan pemeriksaan (karena tidak ada indikasi)Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan (karena tidak ada indikasi)

Ekstremitas:Atas: Akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-).Bawah: Akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-)Tulang belakang: Tidak ada jejas, gibus (-), vertebrae teraba di tengahPemeriksaan NeurologiPemeriksaan refleks: Refleks fisiologis: Biseps: +/+ Triseps: +/+ APR: +/+ KPR: +/+-Tes Sensibilitas (Rasa raba dan nyeri) - Ekstremitas Superior: +/+ - Ekstremitas Inferior : +/+ Refleks patologis (Babinski Group): -/- Rangsang Meningen : -/- Kekuatan motorik : 55555 55555 55555 55555

C. Pemeriksaan Penunjang (yang dianjurkan) H2TL Cek sputum BTA (SPS) Rontgen Thorax PA Pemeriksaan HbA1C Pemeriksaan gula darah Gula darah sewaktu normal < 200 mg/dl Gula darah puasa normal < 126 mg/dL Gula darah post prandial normal 140-199 mg/dL Pemeriksaan kolestrol normal 50mg/dlD. Hasil pemeriksaan (pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Kecamatan Puskesmas Duren Sawit, tanggal 25 November 2015) Hb: 11.000 g/dl Leukosit: 12.500/ul Hasil BTA: Sewaktu (+), Pagi (+), Sewaktu (+) Rontgen Thorax PA: konsolidasi homogen di kedua lapangan paru Pemeriksaan gula darah sewaktu (kapiler): 480 mg/dl

PERUMUSAN MASALAH KESEHATAN PASIENDIAGNOSTIK HOLISTIKA.ASPEK PERSONAL Keluhan utama:Batuk lama Kekhawatiran:Pasien khawatir batuknya tidak kunjung sembuh dan semakin parah Harapan:Pasien berharap agar keluhannya hilang B.ASPEK KLINIS Diagnosa kerja: TB Paru, DM tipe II (Kode ICD-10: A15.0 + E11) Status gizi: Normal Anjuran Terapi:FDC Kategori I (BB 38-54 kg) Paracetamol 500 mg, Ambroksol K/P Metformin 500 mg (3x1), Glibenklamid 5 mg (1x1)C.ASPEK RESIKO INTERNAL Usia pasien 55 tahun yang sudah mulai memasuki usia lanjut. Memiliki riwayat diabetes melitus tipe II (tidak terkontrol). Kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit TB paru dan DM tipe II Pasien sangat menyukai minuman manis. Pasien tidak mengkonsumsi sayuran Pasien tidak berolahraga.D.ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGAN Pasien resah anaknya yang belum juga menikah di usia 29 tahun. Pasien hanya tinggal berdua dengan anaknya, sementara anaknya bekerja. Hubungan sosial pasien dengan keluarga harmonis dan baik, begitu juga dengan hubungan pasien dengan tetangga dan masyarakat sekitar.E.DERAJAT FUNGSIONAL Derajat satu: pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.

BAB IVRENCANA LANJUT DAN INTERVENSI

RENCANA PENATALAKSANAAN PASIENNoKegiatanRencana intervensiSasaranWaktuSasaran yang diharapkan

1Aspek PersonalEvaluasi :-Keluhan, kekhawatiran dan harapan pasien.

Edukasi :Memberikan informasi mengenai penyakit yang dialami pasien, penyebab, gejala klinis, pengobatan, prognosis, serta pencegahannya.

Menyakinkan pasien bahwa penyakitnya diberikan pengobatan dan memberi edukasi untuk meminum obat secara rutin Pasiendan Anak Pasien45 menit- Keluhan dan kekhawatiran keluarga pasien dapat berkurang. - Pasien dan anak pasien dapat mengerti tentang penyakit, pencegahan dan pengobatan atas penyakit yang dialami pasien.

2Aspek Klinis

Evaluasi : Pemeriksaan tanda vital dan fisik umum.

TerapiMedikamentosa :- FDC kategori I (Fase intensif , 3 tablet/hari)- Rifampisin 150 mg x 3- Isoniazid 75 mg x 3- Pirazinamid 400 mg x 3- Etambutol 275 mg x 3 - Metformin 500 mg x 3- Glibenklamid 5 mg x 1- Paracetamol 500 mg K/P- Ambroksol K/PEdukasi: Menginformasikan cara minum obat, dan mengedukasi untuk minum obat dengan rutin, cara minum obat dan tujuan pengobatan dan memberitahu pasien untuk tetap rutin kontrol ke puskesmas.Pasien1 hari- Kesadaran sendiri untruk kontrol di puskesmas, datang ke puskesmas sebelum obat habis- Setiap hari Rabu minggu ke-2 dan ke-4 kontrol ke poli TB di puskesmas- Mengetahui tata cara minum obat:-Metformin: saat makan atau setelah makan-Glibenklamid: 30 menit sebelum makan pagi- Mengetahui efek samping minum obat (mual) dan tetap rutin minum obat

3Aspek Risiko Internal

Edukasi : Memberitahukan kepada pasien untuk menjaga gaya hidup pasien, mengatur pola makan serta olahraga pasien. Memberitahukan risiko risiko penyakit yang muncul pada usia lanjut. Memberitahukan kepada pasien untuk lebih sigap terhadap keluhan. Kemudian mengambil obat antituberkolosisnya dan antidiabetes rutin di puskesmas Memberitahukan kepada pasien untuk memotivasi pasien untuk mau hidup lebih sehat, mengkonsumsi sayuran, mengurangi makanan minuman manis, membatasi makanan tinggi gula, rajin berolahraga minimal 3 kali/minggu

Pasien1 hari Pasien memiliki kesadaran untuk memperbaiki gaya hidup dan pola makan pasien agar kebutuhan kalori tetap tercapai Pasien memiliki kesadaran untuk tidak mengabaikan keluhannya, kesadaran untuk periksa ke dokter dan mengambil obat antituberkolosisnya dan antidiabetesnya rutin di puskesmas. Pasien tidak lagi menambahkan gula ke minumannya, mulai beralih ke pemanis rendah kalori Pasien mengkonsumsi buah di setiap makan pagi-siang dan siang-malam, tidak perlu di jus Pasien rutin berolahraga, minimal 3 kali/minggu selama 30 menit Pasien mengkonsumsi sayuran, minimal 2 kali di setiap makan Cek kolestrol, LDL, HDL, sebagai screening mengingat usia pasien sudah 50 tahun

4Aspek psikososial, Keluarga dan Lingkungan PasienEdukasi:Tetap menjalin hubungan baik dengan anggota keluarga, dan dapat menerima keadaan sekarang untuk bersabar anaknya yang memang belum menikahPasiendan keluarga pasien1 minggu- Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga tetap harmonis, terutama soal anaknya yang belum menikah

- Anak pasien memerisakan dirinya sedini mungkin sebagai pencegahan dari TBC - Anak pasien dapat bekerja sama sebagai PMO (Pengawas Menelan Obat)

- Anak pasien dapat mengingatkan dan membawa pasien untuk rajin kontrol di puskesmas

TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSITanggalIntervensi yang dilakukan, diagnostik holistik dan rencana selanjutnya

Pertemuan ke-1 30 Mei 2015

Pertemuan ke-226 Mei 2015

Pertemuan Ketiga30 Mei 2015

Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan pasien.2. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan mempersiapkan alat yang akan dipergunakan.3. Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan.4. Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien.5. Melakukan anamnesis mulai dari identitas sampai riwayat psikososial ekonomi dan melakukan pemeriksaan fisik.6. Membuat diagnostik holistik pada pasien.7. Menyusun penatalaksanaan masalah yang dialami pasien dan keluarga.Intervensi yang diberikan: 1. Memberi tentang penyakit, faktor resiko dan cara pencegahan2. Memberikan semangat, dan menenangkan pikiran pasien3. Memberitahukan bahwa obat yang diberikan diminum secara rutin4. Mengedukasi gaya hidup pasien.

Intervensi yang diberikan:1. Melakukan anamnesis untuk mengevaluasi penyakit pasien2. Memeriksa kembali keadaan fisik pasien untuk mengevaluasi penyakit pasien3. Mengevaluasi intervensi yang diberikan sebelumnya.4. Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan.5. Memantau terus pasien agar obat diminum rutin dan sampai habis

Intervensi yang diberikan :1. Memeriksa kembali keluhan dan keadaan fisik pasien untuk mengetahui apakah sudah menjadi lebih baik atau belum2. Mengevaluasi intervensi yang diberikan sebelumnya3. Memotivasi agar minum obat teratur, tetap menjaga kesehatan,, rajin untuk minum air putih, menjaga kebersihan serta mengatur pola makan yang baik.4. Edukasi : Menganjurkan untuk kontrol kembali ke puskesmas.

LAMPIRAN

AktivitasMetode: observasi dan wawancaraInstrument: check list dan kuisioner

1. Bagaimana hubungan antara anggota keluarga? Baik Kurang Buruk Lain-lain:...2. 3. Apakah ibu selalu memasak dan menyiapkan makanan untuk semua anggota keluarga? Ya Tidak Lain-lain:4. 5. Apakah ibu memenuhi kebutuhan (makan, pakaian, mandi) anaknya? Ya Tidak6. 7. Apakah keluarga ibu makan secara teratur 3 kali dalam sehari? Ya Tidak Lain-lain:8. 9. Apakah setiap kali makan, kebutuhan karbohidrat (nasi,kentang,umbi2an), lauk (daging,tahu,tempe), sayur dan buah terpenuhi? 10. Ya Tidak Lain-lainLain-lain:

11. Apakah bapak/ibu selalu mencuci baju sendiri? Ya TidakLain-lain:12. 13. Apakah sehabis mandi selalu berganti pakaian? Ya Tidak Lain-lain:14. 15. Berapa luas bangunan rumah ibu? . 100m2

16. Lantai rumah terbuat dari Keramik Ubin Lain-lain: 17. 18. Atap rumah terbuat dari SengGenteng Lain-lain: 19. 20. Ventilasi Ada TidakTerbuka Tertutup21. 22. Pencahayaan BaikCukup Kurang

23. Kamar mandiAda Tidak, keterangan:

Lantai UbinKeramik Lain-lain: KranAda Tidak, keterangan:

Bak mandiAda Tidak, keterangan: ...

Air Sumur PAM

VentilasiAda TidakTerbuka Tertutup

WC Duduk Jongkok Lain-lain: ...Jarak septic tank dari sumber air> 10 m < 10m24. Dapur Ada Tidak, keterangan:

Kompor Gas Minyak tanah Lain-lain:

Pencahayaan BaikCukup Kurang

Ventilasi Ada Tidak

Terbuka Tertutup25. 26. Pengelolaan sampah Dibuang setiap hari Dibuang > 1 hari27. Pengelolaan sampah Tong sampah pribadi Tong sampah umumLain-lain:

28. Kamar tidur, jumlah.. 2Kondisi kamar Di dalam kamar terdapat 1 tempat tidur dan lemari pakaian, meja rias (kamar ibu), meja kerja dan komputer (kamar anak)Kasur Kapuk BusaLain-lain: spring bed

Pencahayaan BaikCukup KurangVentilasi Ada Tidak

Terbuka Tertutup

29. Ruang tamu Ada Tidak, keterangan: 30. 31. Teras Ada Tidak, keterangan: 32. 33. Halaman Ada Tidak, keterangan:

34. 35. Penghasilan per bulan

Ibu< 1 juta .. >1 juta ..Tidakbekerja

Lain-lain: anak < 1 juta ..>1 juta .. Tidak bekerja

KebutuhanMetode: wawancara dan observasiInstrumen: kuisioner dan check list

1. Apakah keluarga ibu memiliki pakaian yang cukup? Ya Tidak Dll

2. Apakah keluarga ibu makan 3x sehari? Ya Tidak Dll

3. Apakah ibu merasa nyaman tinggal di rumah yang sekarang? Ya Tidak Dll

4. Apakah keluarga ibu rajin beribadah Ya Kadang kadang Tidak

5. Apakah keluarga ibu saling menyayangi satu sama lain? Ya Tidak

6. Apakah dalam keluarga pernah melakukan kekerasan? YaTidak

7. Apakah anak ibu bersekolah? Ya, sudah lulusTidak..

8. Bagaimana hubungan anggota keluarga dengan tetangga sekitar? Semua anggota keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga. Pasien sering berkomunikasi dengan tetangga sekitar dan rutin mengikuti arisan RT sebulan sekali

9. Apakah Ibu aktif dalam kegiatan di lingkungan rumah?

Ya Tidak Kadang-kadang 10. Apakah anak ibu bereprestasi di sekolah YaTidak

SumberMetode:wawancara dan observasiInstrument:kuisioner dan check list

1. Dalam sehari, berapa jam bapak/ibu berkumpul dengan anggota keluarga? Ibu dan anak setiap pagi selalu berkumpul di meja makan sebelum anak berangkat kerja, dan bertemu kembali di saat malam hari di ruang tamu/kamar tidur untuk ngobrol2. Apakah cukup penghasilan yang diperoleh untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ?Ya Tidak3. Keterampilan apa yang dimiliki anggota keluarga? Ibu: Memasak Anak: Bermain gitar4. Bagaimana sifat anggota keluarga? Ibu: Penyabar Anak : Pekerja keras

5. Apakah keluarga ibu meluangkan waktu untuk berekreasi?Ya Tidak

DOKUMENTASI

Tampak Depan Rumah Pintu Depan Rumah

KEBUTUHAN KALORI

Rumus Brocca:BB Ideal = (TB-100) x 90% x 1 kg 10 %= (155-100) x 90% x 1 kg kg 10 %= 49,5 kg 10 %Range BB Ideal TB 155 cm 44,50 54,45 kgBB Pasien = 45 kgBB Pasien = BB Ideal

Menghitung kebutuhan kalori pasien dengan DM tipe II dengan BB ideal dan TB 155 cm (menurut Konsensus PERKENI tentang DM tipe II tahun 2011)Jenis kelamin: wanita 25 kalo / kgBBUsia 50 tahun: dikurangi 5 %Aktivitas fisik: mengurus rumah tangga sedang ditambah 30%Berat badan pasien : BB ideal tidak ada penambahan/pengurangin kalori

Kebutuhan kalori:= Kalori basal (jenis kelamin) + (Aktivitas fisik usia)= 49,5 kg x 25 kkal/kgBB + (30% - 5%)= 1237,5 kkal + 309,375 kkal= 1546, 875 kkal= 1546, 9 kkal

FOOD RECALL

WAKTUJENIS MAKANANRINCIANUKURANBERAT KALORI

Hari 128 Mei 2015Pagi07.00

10.00Nasi putih

Daging semur

Teh manis

Jus jeruk Nasi putih

Daging sapi

Minyak goreng

Kecap

Garam

Gula pasir

Jeruk manis

Gula gelas

1 potong

sendok makan

-

sendok teh

2 sendok makan

2 buah

1/2 sendok makan

67 gram

50 gram

5 gram

25 gram

100 gram

6,25 gram117 kkal

95 kkal

45 kkal

100 kkal

40 kkal

25 kkal

Siang13.00

18.00Nasi putih

Tempe goreng

Air putih

Teh ManisNasi putih

Tempe

Minyak goreng

Garam

-

Gula pasir gelas

2 potong

sendok makan

sendok teh

-

2 sendok makan67 gram

50 gram

5 gram

1 gram

-

25 gram117 kkal

80 kkal

45 kkal

-

-

100kkal

Malam20.00Nasi putih

Telur ceplok

Susu anleneNasi putih

Telur ayam

Garam

Susu sapi

Gula pasir gelas

1 butir

sendok teh

1 gelas

2 sendok makan67 gram

60 gram

1 gram

200 gram

25 gram117 kkal

96 kkal

-

110 kkal

100 kkal

TOTAL1286 kkal

FOOD RECALL

WAKTUJENIS MAKANANRINCIANUKURANBERAT KALORI

Hari 229 Mei 2015Pagi07.00

10.00Nasi putih

Telor ceplok

Teh manis

Air putih

Anggur

Air putihNasi putih

Telor ayam

Minyak goreng

Garam

Gula pasir

Air putih

Anggur

Air putih gelas

2 butir

sendok makan

sendok teh

2 sendok makan

1 gelas

10 buah

1 gelas67 gram

120 gram

5 gram

4 gram

25 gram

-

75 gram

-117 kkal

190 kkal

45 kkal

-

100 kkal

-

40 kkal

-

Siang13.00

17.00Nasi putih

Sop daging

Air putih

Roti

Air putihNasi putih

Daging sapi

Wortel

Kentang

Daun bawang

Sawi

Minyak goreng

Air putih

Roti

Margarin

Meses coklat

Air putih gelas

1 potong

buah

buah

sendok makan

1 gelas

2 iris

sendok makan

1 sendok makan

1 gelas67 gram

50 gram

50 gram

-

-

2,5 gram

-

40 gram

5 gram

-117 kkal

95 kkal

43,75 kkal

-

-

22,5 kkal

-

87,5 kkal

45 kkal

-

Malam21.00Indomie rebus

Telur rebus

Susu anlene

Mie

Minyak goreng

Telur ayam

Susu sapi

Gula pasir50 gram

5 gram

60 gram

1 gelas

2 sendok makan1 gelas

sendok makan

1 butir

200 gram

25 gram175 kkal

45 kkal

95 kkal

110 kkal

100 kkal

TOTAL1300 kkal