contoh legal opinion copy

Upload: abdi-negara

Post on 06-Jul-2018

509 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    1/19

    1

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 

    FAKULTAS HUKUM

    PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

    Jln. Tamansiswa 158 Yogyakarta, (0274) 379178

    Website/email : pusdiklat.law.uii.ac.id/[email protected]

    PENDAPAT HUKUMPELATIHAN HUKUM

    LEGAL OPINION

    PIDANA

    THE BEST WAY

    BECOMING LEGAL EXPERT

    Disusun Oleh :

    PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

    FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    6-9 FEBRUARI 2013

    Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang No. 19 Tahun 2002.

    Dilarang memperbanyak/menyebarluaskan dalam bentuk apapun tanpa seijin

    tertulis dari PUSDIKLAT FH UII

    Adapun modul dan rekes ini hanya untuk kepentingan PENDIDIKAN

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    2/19

    2

    LLN Law Office and PartnersJalan Sudirman Plasa UOB Buana Lantai 10 Jakarta Pusat Telp :

    085327714465

    email : [email protected]

    Hanya Untuk Kepentingan Pelatihan

    A. Posisi Kasus

    Perkara ini bermula pada tanggal 5 Agustus 2010, dimana Direktur CV Inti

    Makmur bernama BJS (nama disamarkan) mengajukan pembiayaan kepada Pimpinan

    Cabang Bank Jateng Syariah di Surakarta yang bernama TW (nama disamarkan).

    Dalam surat tersebut disebutkan bahwa permohonan pembiayaan dimaksudkan untuk 

    pembiayaan pekerjaan Scrap besi ex Kerangka kapal Kargo di Lampung dan

    Bengkulu sebesar Rp 4.000.000.000.-(empat milyar rupiah). Dalam surat tersebut

    BJS hanya melampirkan Foto Copy KTP, NPWP Atas nama CV Inti Makmur, AktePendirian CV Inti Makmur beserta Akta Perubahannya nomor 01 tanggal 1 April

    2009, Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan tanpa

    menyebutkan dan melampirkan jaminan atas permohonan pembiayaannya tersebut.

    Kemudian, permohonan yang diajukan BJS tersebut diproses dan disetujui oleh Drs.

    TW (nama disamarkan) selaku Pimpinan Cabang BPD Jateng Syariah kantor Cabang

    Surakarta dalam suratnya Nomor 463/DK.02.02/502/2010 tanggal 16 Agustus 2010

    perihal Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Pembiayaan. Namun, persetujuan

    pembiayaan tersebut oleh Drs. TW selaku Pimpinan Cabang BPD Jateng Syariah

    Cabang Surakarta tersebut tidak dilakukan prosedural seharusnya yaitu mendapatkan

    persetujuan terlebih dahulu ke Bank Jateng Pusat.

    Di dalam surat persetujuan yang telah ditandatangani oleh BJS dan Drs. TW

    tersebut dicantumkan sebagai berikut :

    1. Jenis Pembiayaan : IB. Modal kerja

    2. Akad pembiayaan : Musyarakah

    3. Penggunaan : Modal kerja proyek scraping besi

    4. Nominal : Rp.4.000.000.000

    5. Jangka Waktu : 2 bulan

    6. Nisbah Bank : 16 %

    7. Nisbah Nasabah : 84 %

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    3/19

    3

    8. Bea Admninistrasi : Rp. 4.000.000.-

    9. Bea peninjauan : Rp 75.000.-

    10. Sistem pembayaran : Bagi hasil dibayar setiap bulan pokok dibayar pada

    saat jatuh tempo pembiayaan

    11. Perjanjian : Notariil

    12. Jaminan : Tabungan sebesar Rp 4 Milyar an. CV Inti Makmur

    13. Pengikatan : Cessie

    14. Ketentuan lain-lain :

    a) Pembiayaan hanya digunakan untuk membiayai proyek scraping besi

    b). Semua transaksi keuangan yang dilakukan untuk proyek tersebut harus

    melalui Bank Jateng Cabang Syariah Surakarta dan dituangkan dalam

    Surat Pernyataan Bermaterai.

    c) Biaya yang timbul menjadi beban nasabah

    d) Jangka waktu pembiayaan tersebut selama 2 (dua) bulan terhitung

    mulai 20 Agustus 2010 sampai dengan 20 Oktober 2010 dengan

     jaminan berupa tabungan sebesar Rp 4.000.000.000 (empat milyar

    rupiah) an. CV Inti Makmur

    Pada saat itu CV Inti Makmur hanya memiliki dana dalam buku tabungannya di

    Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta per tanggal 20 Agustus 2010 adalah sebesar

    Rp.8.535.359 (delapan juta lima ratus tiga puluh lima ribu tiga ratus lima puluh

    sembilan rupiah). Namun dalam dokumen persetujuan pemberian pembiayaan yang

    ditandatangani Drs.TW seolah-olah CV Inti Makmur milik BJS memiliki dana dalam

    buku tabungannya tersebut sebesar Rp 4.000.000.000 (empat milyar rupiah) yang

    dijadikan sebagi jaminan pembiayaannya (Cash Collateral).

    Untuk memenuhi persyaratan dalam pengajuan pembiayaan tersebut BJS

    mewakili CV. Inti Makmur bersama sama dengan Drs. TW membuat Surat

    Keterangan melalui Notaris RUS, SH (nama disamarkan) dalam surat nomor

    60/NOT/VIII/2010 tanggal 16 Agustus 2010 dinyatakan

    “Sesuai dengan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Pembiayaan

     Nomor 463/DK.02.02/502/2010 tanggal 16-08-2010 (enam belas agustus dua

    ribu sepuluh) memiliki : Tabungan dengan saldo sejumlah Rp 4.000.000.000

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    4/19

    4

    (empat milyar rupiah), tercatat atas nama CV Inti Makmur, yang mana asli bukti

    kepemilikan tabungan tersebut diatas dan fotokopinya belum diperlihatkan

    kepada saya, Notaris, tetapi menurut keterangan Perseroan Komanditer CV Inti

     Makmur dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berkedudukan di

    Semarang melalui Kantor Cabang Syariah Surakarta ada, dan disimpan oleh

    PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berkedudukan di Semarang

    melalui Kantor Cabang Syariah Surakarta, Tagihan/Piutang atas Tabungan

    tersebut diatas akan dijadikan sebagai jaminan pembiayaan kepada PT Bank 

    Pembangunan Daerah Jawa Tengah berkedudukan di Semarang melalui Kantor 

    Cabang Syariah Surakarta dst ......”

    Pada tanggal 20 Agustus 2010 dana pembiayaan untuk proyek Scrap besi ex

    kapal kargo atas persetujuan Drs TW selaku Pemimpin Bank Jateng Syariah CabangSurakarta dicairkan dan ditransfer ke rekening CV Inti Makmur dengan nomor

    rekening 502.3.00340.2 sebesar Rp 4.000.000.000.- (empat milyar rupiah). Dana

    sebesar Rp 4.000.000.000 (empat milyar rupiah) tersebut ternyata tidak dipergunakan

    BJS untuk proyek Scrap besi ex Kapal Kargo namun dipinjamkannya kepada Drs.

    TW sebesar Rp 215.100.000 (dua ratus lima belas juta seratus ribu rupiah) kemudian

    dipergunakannya untuk uang muka pembelian 1 (satu) unit Mobil Toyota Fortuner,

    kepada sdri Ht sebesar Rp 293.000.000 dan untuk pembayaran lainnya.

    Pada saat tanggal jatuh tempo yaitu tanggal 20 Oktober 2010 BJS tidak dapat

    mengembalikan dana pembiayaannya, maka untuk menutupinya pada tanggal 30

    Oktober 2010 Drs TW selaku Pemimpin Bank Jateng Syariah Cabang melakukan

     over booking dana milik Sdr. GA (nama disamarkan) yang disimpan di Tabungan iB

    BIMA Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta dengan nomor rekening 502.3.01212.1

    sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) ke rekening milik CV Inti Makmur.

    Over booking tersebut dilakukan Drs.TW MM dengan cara melampirkan surat Kuasa

    Khusus Pemindabukuan Rekening yang seolah olah dibuat dan ditandatangani oleh

    sdr. GA untuk memberikan kuasa khusus kepadanya pada tanggal 12 Agustus 2010

    padahal sdr. GA tidak pernah membuat dan menandatangani surat kuasa tersebut .

    Selanjutnya, untuk menutupi kekurangan pengembalian pembiayaan BJS, Drs

    TW meminjam uang SDR. WH (nama disamarkan) Direktur PT Indonesia Antique

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    5/19

    5

    sebesar Rp 1.500.000.000 (satu milyar lima ratus juta rupiah) dan dimasukkan ke

    rekening CV Inti Makmur selanjutnya dana yang sudah masuk di rekening CV Inti

    Makmur tersebut ditarik oleh Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta sebagai bentuk 

    pengembalian pembiayaan yang telah diberikan kepada BJS selaku Direktur CV Inti

    Makmur sebelumnya sebesar Rp 4 .000.000.000 (empat milyar rupiah)

    Pada tanggal 2 Nopember 2010 BJS kembali mengajukan permohonan

    pembiayaan kepada Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta sebesar Rp 3.000.000.000

    (tiga milyar rupiah) dengan maksud untuk pembiayaan proyek scrap besi ex kapal

    tongkang di Bengkulu juga tanpa jaminan, namun permohonan pembiayaan tersebut

    kembali di proses dan disetujui oleh Drs. TW selaku Pimpinan Cabang BPD Jateng

    Syariah Cabang Surakarta dengan surat nomor 653/DK.02.02/502/2010 tanggal 12

    Nopember 2010.

    Di dalam surat persetujuan yang telah ditandatangani oleh BJS dan Drs TW MM

    tersebut dicantumkan sebagai berikut ;

    1 Jenis Pembiayaan : iB. Modal kerja

    2. Akad pembiayaan : Musyarakah

    3. Penggunaan : Modal kerja proyek scraping besi eks kapal kargo

    4. Nominal : Rp.3.000.000.000

    5. Jangka Waktu : 3 bulan

    6. Nisbah Bank : 17,81 %7. Nisbah Nasabah : 82.19 %

    8. Bea Admninistrasi : Rp. 33.000.000.-

    9. Bea peninjauan : Rp 75.000.-

    10. Sistem pembayaran : Pokok dibayar pada saat jatuh tempo pembiayaan

    bagi hasil dibayar setiap bulan

    11. Perjanjian : Notariil

    12. Jaminan : Tabungan sebesar Rp 3 Milyar

    13. Pengikatan : Cessie

    14. Ketentuan lain-lain :

    a) Pembiayaan hanya digunakan untuk membiayai proyek scraping besi;

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    6/19

    6

    b) Semua transaksi keuangan yang dilakukan untuk proyek tersebut harus

    melalui Bank Jateng Cabang Syariah Surakarta dan dituangkan dalam

    Surat Pernyataan Bermaterai;

    c) Biaya yang timbul menjadi beban nasabah.

    Jangka waktu pembiayaan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai 12 Nopember

    2010 sampai dengan 12 Pebruari 2011 dengan jaminan berupa tabungan sebesar Rp

    3.000.000.000 (tiga milyar rupiah. Kenyataan yang terjadi pada saat itu CV Inti

    Makmur milik BJS hanya memiliki dana dalam buku tabungannya di Bank Jateng

    Syariah Cabang Surakarta per tanggal 12 Nopember 2010 sebesar Rp 21,391.793

    (dua puluh satu juta tiga ratus sembilan puluh satu ribu tujuh ratus sembilan puluh

    tiga rupiah) dan pada tanggal tersebut dana sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar

    rupiah) ditransfer ke rekening CV Inti Makmur ;Untuk memenuhi persyaratan dalam pengajuan pembiayaan tersebut BJSn

    bersama sama dengan Drs TW kembali membuat Surat Keterangan melalui Notaris

    RUS, SH (nama disamarkan) dalam surat nomor 30/NOT/XI/2010 tanggal 11

    Nopember 2010 dinyatakan

    “Sesuai dengan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Pembiayaan

     Nomor 653/DK.02.02/502/2010 tanggal 12-11-2010 (duabelas Nopember 

    duaribu sepuluh) memiliki: Tabungan dengan saldo sejumlah Rp 3.000.000.000

    (tiga milyar rupiah), tercatat atas nama CV Inti Makmur, di PT Bank 

    Pembangunan Daerah Jawa Tengah berkedudukan di Semarang melalui Kantor 

    Cabang Syariah Surakarta yang mana asli bukti kepemilikan tabungan tersebut 

    diatas dan fotokopinya belum diperlihatkan kepada saya, Notaris, tetapi menurut 

    keterangan Perseroan Komanditer CV Inti Makmur dan PT Bank Pembangunan

     Daerah Jawa Tengah berkedudukan di Semarang melalui Kantor Cabang

    Syariah Surakarta ada, dan disimpan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

    Tengah berkedudukan di Semarang melalui Kantor Cabang Syariah Surakarta

    Tagihan/Piutang atas Tabungan tersebut diatas akan dijadikan sebagai jaminan

     pembiayaan kepada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berkedudukan

    di Semarang melalui Kantor Cabang Syariah Surakarta dst ......”

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    7/19

    7

    Setelah dana pembiayaan ditransfer ke rekening atas nama CV Inti Makmur

    ternyata dana tersebut dipergunakan tidak sebagaimana mestinya oleh BJS namun

    dipergunakan untuk mengembalikan uang milik GA sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga

    milyar rupiah) yang telah dipakai untuk menutupi pembiayaan sebelumnya sebesar

    Rp 4.000.000.000 (empat milyar rupiah) .

    Pengembalian tersebut dilakukan oleh Drs TW dengan cara aplikasi transfer dana

    yang sudah masuk dalam rekening CV Inti Makmur ke rekening sdr.GA sebesar Rp

    2.000.000.000 dengan nomor rekening 5023012121 di buku tabungan Bank Jateng

    Syariah pada tanggal 15 Nopember 2010, selanjutnya Drs TW melakukan aplikasi

    transfer lagi pada tanggal 19 Nopember 2010 sebesar Rp 900.000.000 ke rekening

    sdr. GA;

    Dengan ditransfernya pembiayaan untuk proyek scrap besi ke rekening milik 

    Giovanni Adrian membuat jaminan pembiayaan BJS sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga

    milyar rupiah) menjadi tidak ada sehingga untuk menutupi hal itu maka pada awal

    Desember 2010 BJS mengajukan pembiayaan kepada BPD Jateng Syariah Cabang

    Surakarta yang dilakukan secara lisan kepada Drs TW selaku Pemimpin BPD Jateng

    Syariah Cabang Surakarta dengan alasan untuk membiayai proyek Scrap besi di

    Bengkulu.

    Kemudian, Drs TW selaku Pemimpin Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta

    memenuhi permintaan lisan BJS tersebut walaupun dalam SK Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Nomor 0393/HT.01.01/2009 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Syariah (P4S) tanggal 23 Desember 2009 Bab II

    Proses Pemberian Pembiayaan dicantumkan sebagai berikut :

    1. Penerimaan permohonan pembiayaan dari calon nasabah ;

    2. Pemohon datang kepada petugas Bank yang menangani pembiayaan untuk 

    meminta informasi tentang pembiayaan yang diberikan Bank 

    3. Petugas memberikan penjelasan tentang persyaratan pemberian pembiayaan

    yang akan diajukan

    4. Nasabah mengisi sendiri form permohonan pembiayaan yang berisi ;

    - Nama pemohon

    - Alamat

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    8/19

    8

    - Nama Gadis ibu kandung

    - Jenis Usaha

    - Jenis Pembiayaan yang diajukan

    - Nominal permohonan (angka dan huruf)

    - Tujuan Penggunaan

    - Jangka waktu

    5. Pemohon mengisi form yang telah disediakan Form permohonan

    ditandatangani oleh pemohon membubuhkan stempel perusahaan apabila

    berbentuk Badan Usaha

    6. Surat permohonan dan dokumen kelengkapan persyaratan pembiayaan yang

    sudah diterima petugas, dicatat di sekretariat dan disampaikan kepada

    Pemimpin Cabang Syariah untuk didisposisi.

    Namun hal itu tidak dilakukan BJS dan Drs TW melainkan melakukan

    overbooking dana milik Sdr. SL (nama disamarkan) pada tanggal 9 Desember 2010

    sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) ke rekening CV Inti Makmur seolah-

    olah dana tersebut merupakan jaminan tunai/cash collateral dan dalam melakukan

    over booking tersebut Drs TW MM melampirkan Surat Kuasa Khusus yang seolah-

    olah dibuat dan ditandatangani oleh sdr Sdr. SL kepada Drs TW dalam kapasitasnya

    selaku pribadi padahal sdr Sdr. SL tidak pernah membuat Surat Kuasa Khusus

    tersebut kepadanya ;

    Perbuatan yang dilakukan BJS selaku CV. Inti Makmur dan Drs. TW tersebut

    dilaporkan oleh Sdr. GA dan Sdr. SL. Dari laporan tersebut, ditemukan bukti-bukti

    diantaranya laporan hasil Audit Penghitungan kerugian keuangan negara atas dugaan

    Tindak Pidana Korupsi dalam pemberian pembiayaan untuk proyek scrap besi ex

    kapal Kargo di Bengkulu Nomor: SR- 5992/PW 11/5/2011 tanggal 14 Desember

    2011 dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bahwa perbuatan

    mereka mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp. 6.100.000.000,- (enam

    milyar seratus juta rupiah) atau setidak-tidaknya sebesar jumlah itu.

    Setelah bukti-bukti dinyatakan P-21, oleh Jaksa Penuntut Umum,  Perbuatan

    BJS Direktur CV Inti Makmur berdasarkan akte Notaris AS ,SH (nama disamarkan)

    nomor 01 tanggal 30 Nopember 2007 bersama sama dengan Drs. TW selaku

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    9/19

    9

    Pemimpin Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta yang diangkat berdasarkan Surat

    Keputusan Direksi Nomor 0142/HT,01.01/2008 tanggal 21 Mei 2008 tentang Mutasi

    Pegawai PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah ( yang penuntutannya diajukan

    secara terpisah), pada bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 atau

    setidak-tidaknya dalam tahun 2010, bertempat di Bank Jateng Syariah Cabang

    Surakarta Jl Slamet Riyadi No 236 Surakarta Propinsi Jawa Tengah atau setidak  – 

    tidaknya di suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

    pada Pengadilan Negeri Semarang didakwa  telah melakukan atau turut serta

     melakukan, secara melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri

     sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan

     negara atau perekonomian negara sebagaimana diatur dan diancam pidana

     dalam pasal 2 ayat (1) Jo pasal 18, pasal 3, serta pasal 8 Undang-undang Nomor :

     31 Tahun 1999 Jo Undang-undang Nomor : 20 Tahun 2001 tentang Perubahan

     atas Undang-undang Nomor : 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

     Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

    B. Isu Hukum

    Isu hukum yang dapat diambil dari kronologi kasus di atas antara lain :

    1. Apakah dalam perkara tersebut, dimana telah terjadi kerugian PT milik 

    Daerah dalam bentuk Perusda, dapat dikatakan juga telah terjadi kerugiankeuangan negara?;

    2. Apakah BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) memiliki

    kewenangan melakukan audit laporan keuangan Perusda (perusahaan

    daerah) yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) ?

    C. Analisa Hukum

    1. Kerugian Keuangan Perusda berbentuk PT bukan sebagai bentuk

    kerugian keuangan daerah namun kerugian perekonomian daerah.

    a) Pengertian dan Sekilas Tentang BUMD (Badan Milik Usaha Daerah)

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    10/19

    10

    Semenjak mendeklarasikan sebagai negara hukum1, Indonesia memiliki

    orientasi pergerakan pelaksanaan kehidupan bernegara yang berorientasi

    sepenuhnya kepada upaya perwujudan kesejahteraan rakyatnya. Konsep

    pelaksanaan negara yang demikian seringkali di dengar dengan istilah

    welfare state. Sejalan dengan konsep tersebut, maka pembangunan

    kesejahteraan rakyat harus dilakukan dengan berbagai media yang

    diperkenankan oleh hukum. Salah satu media tersebut antara lain negara

    dapat melakukan operasional bisnis baik dari di tingkat pusat maupun di

    tingkat daerah.

    Salah satu operasionalisasi bisnis yang dilakukan oleh negara pada

    tingkat daerah antara lain dengan mendirikan Badan Usaha Milik Daerah

    (BUMD). istilah BUMD diilhami dari terbitnya Peraturan Pemerintah

    Nomor 12 Tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998.

    Namun demikian, definisi BUMD sampai sekarang belum ditetapkan secara

    baku oleh peraturan perundang-undangan.2

    Berbeda dengan BUMN (Badan

    Usaha Milik Negara), yang definisinya telah ditetapkan Undang-Undang

    Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Di lain pihak, istilah BUMD telah

    tertuang baik dalam Peraturan Mendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang

    bentuk BUMD, tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

    sebagaimana telah dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah maupun dalam banyak undang-undang

    sektoral lainnya seperti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Kelistrikan, Undang-Undang

    Minerba, Undang-Undang Pelayaran, Undang-Undang Jalan, dsb. Hal ini

    dapat dimaklumi karena pendirian dan pengaturan BUMD sampai saat ini

    masih tunduk dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang

    Perusahaan Daerah walaupun undang-undang ini telah dicabut dengan

    Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1969, namun karena ditegaskan bahwa

    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tidak berlaku sejak diterbitkannya

    1Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat 3

    2Http:// bumd.wordpress.com/2011//03//11/sekilas-sejarah-bumd. Diakses pada tanggal 30

     januari Pukul 11.00

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    11/19

    11

    undang-undang pengganti, dan sampai sekarang belum ada undang-undang

    penggantinya, maka Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 masih berlaku

    sampai sekarang.3

    Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah

    merupakan Undang-Undang yang penyusunannya diilhami dari terbitnya

    Perpu Nomor 17 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Berdasarkan

    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962, perusahaan daerah adalah

    perusahaan yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari

    kekayaaan daerah yang dipisahkan. Mengingat bahwa pembinaan

    pemerintahan daerah berada di bawah tanggungjawab Menteri Dalam

    Negeri, maka peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962

    diterbitkan oleh Mendagri baik berupa instruksi Mendagri, Keputusan

    Mendagri, maupun Peraturan Mendagri. Sejak diterbitkannya Undang-

    Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang sekarang ini

    telah menjadi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

    Terbatas dan Permendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang bentuk hukum

    BUMD, maka sebagian BUMD ada yang berbentuk Perseroan Terbatas.

    Mengingat definisinya sampai sekarang belum baku, maka BUMD yang

    berbadan hukum Perseroan Terbatas terkadang tidak mencerminkan

    mayoritas kepemilikan daerah di perusahaan tersebut. Contoh paling nyataadalah PT Delta Tbk yang dianggap sebagai BUMD DKI Jakarta. Pemda

    DKI Jakarta hanya sebagai pemegang saham minoritas, sehingga saham

    pengendali berada di tangan swasta sepenuhnya. Ketidakjelasan akan

    definisi BUMD berdampak negatif terhadap pelaksanaan perundang-

    undangan sektoral yang memberikan  priviledge atau keistimewaan dalam

    melakukan usaha dengan tujuan untuk lebih meningkatkan pendapatan

    daerah namun pada kenyataannya memberikan keuntungan yang lebih besar

    kepada pengusaha swasta karena Pemda hanyalah pemegang saham

    minoritas.4

    3 Ibid 4 Ibid 

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    12/19

    12

    Dalam kasus korupsi yang melibatkan BJS dan TW, melibatkan salah

    satu BUMD yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, dimana TW

    bertindak dalam kapasitas sebagai pimpinan cabang dari Kantor Cabang

    syariah di Surakarta. Sebagai sebuah Bank yang didirikan dengan

    menggunakan alokasi dana APBD. Bank pembangunan Daerah Jawa Tengah

    merupakan Bank milik pemerintah kabupaten/kota se Jawa Tengah, dimana

    sahamnya dimiliki oleh pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/kota

    se Jawa Tengah. Bank ini sempat mengalami beberapa kali perubahan

    bentuk badan usaha. Pada tahun 1969 melalui Peraturan Daerah Provinsi

    Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 1969 menetapkan Bank Pembangunan Daerah

    Jawa Tengah sebagai Badan Usaha Milik Daerah. Kemudian melalui

    Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 1993, status badan

    usaha bank berubah menjadi perusahaan daerah (Perusda).5 Terhadap

    penjelasan mengenai profil dari Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah

    tersebut, jelas bahwa kasus korupsi yang melibatkan salah satu cabang di

    Surakarta melalui terdakwa TW yang merupakan pimpinan cabang syariah

    dari kantor di Surakarta, sama halnya dengan melibatkan PT Bank 

    Pembangunan Daerah Jawa Tengah selaku kantor pusat yang notabene asset

    milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah melalui kepemilikan saham

    mayoritas.Selain itu posisi PT BDP Jateng sendiri juga telah berbadan hukum

    sebagaimana Anggaran Dasarnya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

    Republik Indonesia No. C2. 8223. HT.01.01 tahun 1999 tanggal 15 mei

    1999.6

    b) Tidak Terjadinya Kerugian Keuangan Negara dan Pemenuhan

    kualifikasi Delik Korupsi dalam Perkara ini

    Isu kerugian negara dalam perkara yang melibatkan perusda PT BPD

    Jateng ini bermula dari adanya pengelolaan perusahaan yang di dalamnya

    memuat pengelolaan terhadap uang negara secara tidak professional.

    Berdasarkan hal-hal perilaku dari pengelolaan perusahaan yang dilakukan

    5www.bankjateng.co.id/content.php. diakses pada tanggal 30 Januari 2013, Pukul 9.00

    6 Ibid 

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    13/19

    13

    oleh terdakwa dalam hal ini terlihat menghasilkan laporan keuangan yang

    cenderung merugi. Hal tersebut berdasarkan hasil dari audit laporan

    keuangan yang dilakukan oleh BPKP (Badan Pengawasan Keungan dan

    Pembangunan) kepada PT Bank Pembangunan Daerah Jateng. Isu kerugian

    keuangan negara sebagaimana yang menjadi pertanyaan dalam pendapat

    hukum ini dirasa tidak terjadi berdasarkan penelaahan norma dan konsep-

    konsep hukum yang ada. Mengingat dengan melakukan penyertaan modal

    kepada pihak ketiga dalam hal ini berbentuk perusahaan daerah, maka telah

    terjadi kekayaan yang dipisahkan. Hal tersebut berkonsekuensi yuridis telah

    terjadi pemisahan harta kekayaan dimana kepemilikan pemerintah daerah

    dalam hal ini hanya sebatas atas saham. Sehingga apabila terjadi kerugian

    oleh Perusda dimana berstatus PT (Perseroan Terbatas), maka yang terjadi

    hanyalah sebatas kerugian PT saja, tidak berimplikasi kepada kerugian yang

    dialami oleh keuangan negara7. Sejalan dengan pendapat tersebut di atas,

    dijelaskan bahwa modal awal badan hukum itu berasal dari kekayaan pendiri

    yang dipisahkan. Modal awal ini menjadi kekayaan badan hukum, terlepas

    dari kekayaan pendiri. Oleh karena itu salah satu ciri utama PT (termasuk PT

    Persero) adalah kekayaan yang terpisah yaitu kekayaan terpisah milik 

    pribadi pendiri dan badan hukum.8

    Sehingga kerugian keuangan negara

    dalam perkara ini tidak dapat dibenarkan, mengingat tidak mendasarkankepada konsep pengelolaan perseroan terbatas yang diatur dalam Undang-

    Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Namun dalam

    praktiknya bukan berarti undang-undang Undang-Undang Nomor 31 Tahun

    1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan

    Tindak Pidana Korupsi ini tidak dapat diterapkan terhadap TW selaku kepala

    cabang PT BPD DIY. Bila merunut kepada delik korupsi sebagaimana yang

    terdapat dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

    7Karakterstik suatu badan hukum adalah pemisahan harta kekayaan badan hukum dari harta

    kekayaan pemilik dan pengurusnya. Dengan demikian suatu badan hukum yang berbentuk Perseroan

    Terbatas memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan Direksi (sebagai pengurus), Komisaris

    (sebagai pengawas), dan pemegang saham (sebagai pemilik). Dapat dilihat dalam tulisan Prof Erman

    Rajaguguk. Pengertian Keuangan negara dan Kerugian Negara.8

    Ridwan Khairandi, Perseroan Terbatas, Doktri,, Peraturan Perundang-Undangan dan

    Yurisprudensi. Edisi revisi, Total Media, Yogyakarta, 2008, hal. 43

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    14/19

    14

    maka perspektif tindak pidana korupsi pada perkara ini seharusnya juga

    dapat diterapkan apabila memenuhi 2 unsur pokok yaitu melawan hukum

    serta merugikan perekonomian negara,

    1) Melawan Hukum

    Dalam tataran ilmu pengetahuan hukum pidana, konsep

    perbuatan perbuatan melawan hukum dalam konsep hukum pidana,

    secara nyata harus melibatkan adanya niat dari pelaku untuk 

    melakukan kejahatan. Pemahaman itu sejalan dengan sautu

    adagium latin “actius non facit reum, nisi mens sit rea”, yang

    berarti bahwa suatu perbuatan tidak membuat pidana, kecuali niat

    batinnya patut dipersalahkan menurut hukum.9

    Selain itu pakar

    hukum pidana Moeljatno juga menjelaskan bahwa untuk adanya

    kesalahan mensyaratkan pada 2 (dua) pokok yaitu : pertama, adanya

    keadaan psikis batin yang tertentu. Kedua, adanya hubungan yang

    tertentu antara keadaan batin tersebut dengan perbuatan yang

    dilakukan, hingga menimbulkan celaan. Terkait dengan fakta-fakta

    hukum perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa dalam perkara ini

     jelas telah memenuhi unsur perbuatan hukum formil yang dilanggar

    yakni pasal 2 ayat 1 Undang-Undang TPKP.10

    2) Merugikan Perekomian Negara/DaerahMerugian perekonomian negara belum pernah menjadi kajian

    khusus terkait penerapan UU TPKP untuk menjerat pelaku korupsi

    yang berasa dari Perusda yang berstatus PT. pihak penegak hukum

    hanya berkonsentrasi pada telah terjadinya kerugian keuangan

    9Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tidak Ada

    Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Jakarta, Predana Kencana, 2006, hal. 1510

    Dalam undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi di pasal 2 secara

    tegas dirumuskan juga sebagai pidana formil. Delik korupsi merupakan delik formil yaitu adanya delik korupsi cukup dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan dengan timbulnya

    akibat. Dengan rumusan secara formil yang dianut dalam undang-undang ini, meskipun hasil korupsi

    telah dikembalikan kepada negara, pelaku korupsi tetap diajukan ke pengadilan dan tetap di pidana.

    Pelukisan dalam korupsi secara formil mempunyai kelemahan dan sebagai konsekuensinya, jika ada

    perbuatan korupsi yang tidak tercakup dalam pelukisan secara formil, maka si pelaku tidak dapat

    diajukan ke muka hakim, dengan alasan “nullum delictum nulla poena sine previlla lege poenali”

    sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 ayat 1 KUHP. Dapat dilihat dalam10

    Arief Dwi Atmoko,

    Hukum Pidana Korupsi, Fakultas Hukum Narotama Surabaya, Hal. 2

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    15/19

    15

    negara saja. Celah merugikan perekonomian negara seharusnya

    dapat digunakan11 . hal ini mendasarkan pada rasionalisasi bahwa

    untuk mendirikan sebuah Perusda, sama hal nya selain telah

    melibatkan keuangan daerah/negara dalam bentuk investasi

    kekayaan yang dipisahkan. Namun perlu diketahui, bahwa

    meskipun telah terjadi pemisahan kekayaan dalam diri PT Perusda

    dalam hal ini PT BPD jateng, namun PT BPD Jateng memiliki

    tujuan yang berkaitan dengan membangun dan membantu

    perekonomian negara. Adapun tujuan dari pendirian Perusda antara

    lain :12

    a) Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan

    penerimaan kas negara;

    b) Mengejar dan mencari keuntungan;

    c) Pemenuhan hajat hidup orang banyak;

    d) Perintis kegiatan-kegiatan usaha;

    e) Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan

    lemah.

    Peran dan fungsi penting dari Perusda inilah yang menjadi salah

    tumpuan untuk menunjang kekayaan daerah melalui peningkatan

    PAD (Pendapatan Asli Daerah) dalam bentuk laba atau deviden dariinvestasinya.

    13terhadap perkara yang melibatkan pimpinan cabang

    dari PT BPD Jateng tersebut, maka terlihat peran dan fungsi

    operasionalnya justru menimbulkan kerugian PT sebesar 6.1

    11Hal ini mengingat pada rumusan pasal 2 ayat 1 UU TIPIKOR yang menyatakan Setiap orang

    yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu

    korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana

    penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua

    puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak 

    Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Sehingga delik korupsi dapat dikenakan di antara salahsatu keadaan kerugian keuangan negara atau kerugian perekonomian negara.

    12http ://id/Wikipedia/org/wiki/Badan_Usaha_Milik_Daerah. Diakses pada tanggal 30 Januari

    201313

    Daerah yang memiliki kekayaan yang dipisahkan lalu ditanamkan pada pihak ketiga

    (perusahaan/pemerintah) adlam bentuk saham, obligasi atau lainnya. Dengan adanya dana yang

    ditanamlan tersebut,daerah yang bersangkutan akan mendapatkan keuntungan dari investasinya.

    Keuntungan tersebut bisa berupa laba atau deviden. Dapat dilihat dalam Hanif Nurcholis, Teori dan

    Praktik Pemerintahan Dan Otonomi Daerah. Cetakan Kedua, PT Grasindo, Jakarta, 2007, Hal. 186

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    16/19

    16

    Milyar. Hal ini bisa berimplikasi kepada turunnya laba atau

    deviden yang akan diterima oleh daerah sebagai Pendapatan Asli

    Daerah yang akan digunakan untuk kemaslahatan masyarakat

    daerah. Sehingga perekomian daerah yang dirugikan inilah yang

    menjadi rasionalisasi hukum TW dapat dijerat dengan Undang-

    Undang TIPIKOR.

    2. BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) tidak

    berwenang dalam melakukan audit laporan keuangan Perusda yang

    berbentuk Perseroan Terbatas.

    BPKP merupakan lembaga pengawas yang berpihak atau berafiliasi

    kepada pemerintah dalam rangka membantu untuk mewujudkan tata kelola

    pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Mendasarkan diri pada Keputusan

    Presiden Nomor 31 Tahun 1983, BPKP memiliki Tugas dan fungsi seperti :14

    a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang

    pengawasan keuangan dan pembangunan;

    b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan

    keuangan dan pembangunan

    c. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

    d. pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan

    pengawasan keuangan dan pembangunan;

    e. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di

    bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan

    tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,

    perlengkapan dan rumah tangga.

    Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai

    kewenangan :

    a. penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

    b. perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan

    secara makro;

    c. penetapan sistem informasi di bidangnya;

    14http://www.bpkp.go.id/konten/4/Sejarah-Singkat-BPKP.bpkp diakses pada tanggal 30 januari

    2013 pukul 13.00

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    17/19

    17

    d. pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah

    yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan,

    dan supervisi di bidangnya;

    e. penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi

    tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;

    Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku, yaitu :

    a. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat

    penimbunan, dan sebagainya;

    b. meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan,

    surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei

    laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukandalam pengawasan;

    c. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-

    lain;

    d. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik 

    hasil pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan

    Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.

    Selain itu Sesuai arahan Presiden RI tanggal 11 Desember 2006, BPKP

    melakukan reposisi dan revitalisasi fungsi yang kedua kalinya. Reposisi dan

    revitalisasi BPKP diikuti dengan penajaman visi, misi, dan strategi. Visi

    BPKP yang baru adalah "Auditor Intern Pemerintah yang Proaktif dan

    Terpercaya dalam Mentransformasikan Manajemen Pemerintahan Menuju

    Pemerintahan yang Baik dan Bersih". Dengan visi ini, BPKP menegaskan

    akan tugas pokoknya pada pengembangan fungsi preventif. Hasil pengawasan

    preventif (pencegahan) dijadikan model sistem manajemen dalam rangka

    kegiatan yang bersifat pre-emptive. Apabila setelah hasil pengawasan

    preventif dianalisis terdapat indikasi perlunya audit yang mendalam,

    dilakukan pengawasan represif non justisia. Pengawasan represif non justisia

    digunakan sebagai dasar untuk membangun sistem manajemen pemerintah

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    18/19

    18

    yang lebih baik untuk mencegah moral hazard atau potensi penyimpangan

    (fraud). Tugas perbantuan kepada penyidik POLRI, Kejaksaan dan KPK,

    sebagai amanah untuk menuntaskan penanganan TPK guna memberikan efek 

    deterrent represif justisia, sehingga juga sebagai fungsi pengawalan atas

    kerugian keuangan negara untuk dapat mengoptimalkan pengembalian

    keuangan negara.15 Terhadap kewenangannya tersebut, terlihat BPKP

    sebenarnya tidak bisa melakukan audit laporan keuangan kepada Perusda

    yang berbentuk PT oleh karena mekanisme PT telah diatur dalam Undang-

    Undang tersendiri yakni Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas, dimana audit laporan keuangan Perseroan bisa dilakukan

    hanya oleh tim audit independen dengan sebelumnya mengajukan

    permohonan pemeriksaan kepada Pengadilan Negeri sebagaimana diatur

    dalam pasal 138 Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas.

    D. Pendapat Hukum

    Berdasarkan segala pemarapan tersebut di atas, maka nampak jelas bahwa PT

    Bank Pembangunan Daerah merupakan Aset daerah provinsi Jawa Tengah yang dulu

    sempat menjadi BUMD kini telah berubah menjadi Perusda. Selain itu saham

    kepemilikan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan

    kepemilikan saham mayoritas. Namun jelas dengan berdirinya Perusda sebagai

    sebuah PT, maka telah terjadi pemisahan harta kekayaan dimana apabila terjadi

    kerugian sebagaimana dimaksud dalam hasil laporan keuangan yang diaudit oleh

    BPKP, maka yang dirugikan hanyalah PT nya saja, bukan berimplikasi kepada

    keungan negara, karena kepemilikan negara dalam hal ini pemerintah daerah adalah

    dalam bentuk saham. Selain itu seharusnya delik korupsi dalam perkara ini bisa

    dikenakan bukan karena merugikan keuangan negara, namun karena kerugian PT

    Peruda tersebut berimplikasi kepada potensi atau kerugian perekonomian daerah.

    Karena dari hasil laba atau deviden tersebutlah pemerintah daerah bisa bertumpu

    untuk mendapatkan Pendapatan Asli Daerah untuk kemaslahatan masyarakat daerah.

    BPKP dalam hal ini tidak memiliki kewenangan melakukan audit laporan

    keuangan kepada Perusda yang berbentuk PT. oleh karena Undang-Undang PT pada

    15 Ibid 

  • 8/17/2019 Contoh Legal Opinion Copy

    19/19

    19

    pasal 138 sendiri telah mengatur bahwa audit laporan keuangan PT Kerugian yang

    dialami oleh PT Bank Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah harusnya

    dilakukan oleh tim independen yang mendasarkan diri sebelumnya pada hasil

    permohonan kepada Pengadilan Negeri. Kewenangan BPKP yang mendasarkan pada

    Kepres 31 Tahun 1983 serta arahan Presiden pada tahun 2006 sejatinya tidak bisa

    menegasikan kewenangan tim audit independen yang mendasarkan diri pada Undang-

    Undang Perseroan Terbatas. Hal ini dapat diistilahkan dengan lex superior derogate

    legi inferior .

    TERIMA KASIH

    Hormat kami Tim Analis

    Lucky omega Hasan, SH Lise Yolanda, SH, Nurul Hidayati, SH