christopher a.p, s. ked delva swanda, s. ked putrigusti ... · pdf filebillier : duktus...

23
0 © Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com Authors : Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti Admira, S. Ked Syamsiah Siregar, S. Ked Faculty of Medicine – University of Riau Pekanbaru, Riau 2009

Upload: dothu

Post on 01-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

0

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

Authors :

Christopher A.P, S. Ked

Delva Swanda, S. Ked

Putrigusti Admira, S. Ked

Syamsiah Siregar, S. Ked

Faculty of Medicine – University of Riau

Pekanbaru, Riau

2009

Page 2: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

1

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sakit perut pada bayi dan anak, baik akut maupun kronis, sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang timbulnya mendadak, tetapi sering pula perlahan-lahan.

Rasa sakitnya dapat bervariasi, dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dapat

terlokalisir di suatu tempat atau di seluruh perut, bahkan dapat menjalar ke tempat lain. Rasa

sakit dapat pula hanya berupa nyeri tumpul (dull pain), seperti ditusuk-tusuk atau disayat-sayat,

dan dapat seperti dililit-lilit (kolik), yang tidak jarang menyebabkan penderita sampai

berguling-guling. Penyebab nyeri perut dapat bermacam-macam, mulai yang berasal dari dalam

perut sendiri maupun di luar perut. Sebagian besar sakit perut pada anak tidak memerlukan

tindakan bedah, cukup dengan pengobatan medikamentosa.1

Pendekatan diagnosis nyeri perut pada anak masih merupakan suatu masalah karena

kriteria diagnosis yang digunakan belum seragam, terutama untuk nyeri perut non organik.

Kriteria diagnosis nyeri perut yang banyak digunakan saat ini adalah kriteria Rome III.2

Patogenesis nyeri perut non organik atau fungsional belum diketahui secara pasti. Motilitas

saluran cerna dan hipersensitivitas viseral diduga sangat berperan terhadap kejadian nyeri perut

fungsional pada anak. Sebagian besar kasus nyeri perut pada anak merupakan nyeri perut

fungsional, oleh karena itu cukup bijaksana untuk tidak segera melakukan pemeriksaan

penunjang invasif. Nyeri perut yang berlangsung akut lebih sering dihubungkan dengan

kelainan organik, sedangkan nyeri perut yang berlangsung kronis atau berulang lebih sering

merupakan suatu kelainan non organik. Pada keadaan yang meragukan, alarm symptoms atau

signal sign dapat digunakan sebagai dasar pendekatan tatalaksana. Pendekatan diagnosis yang

cermat dan tepat sangat diperlukan untuk memberikan tatalaksana yang optimal.2 Apapun

penyebabnya, hanya sebagian kecil dari sakit perut ini, baik akut maupun kronik yang

memerlukan tindakan bedah.1

Page 3: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

2

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

I.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi patotofisiologi,

kriteria diagnosis, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan nyeri perut fungsional pada

anak.

I.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan referat ini adalah:

1. Untuk memahami definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patotofisiologi, kriteria

diagnosis, pemiksaan penunjang dan penatalaksanaan nyeri perut pada anak.

2. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.

3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di bagian

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Riau- RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau.

I.4 Metode Penulisan

Penulisan ini menggunakan metode tinjauan pustaka dengan mengacu kepada beberapa

literatur.

Page 4: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

3

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan regio inguinalis.4 Akut

abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba

serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya.5 Dalam tulisan Markum,

Appley mengatakan sakit perut berulang didefinisikan sebagai serangan sakit perut yang

berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir

dan mengganggu aktivitas sehari-hari.1

2.2 Epidemiologi

Sakit perut berulang biasanya terjadi pada anak usia 5 – 14 tahun, dengan frekuensi

tertinggi pada usia 5-10 tahun. Dalam tulisan Boediarso, Appley mengatakan sakit perut terjadi

pada 10 – 12% anak laki-laki usia 5 – 10 tahun dan menurun setelah usia itu. Anak perempuan

cenderung lebih sering menderita sakit ini dibandingkan anak laki-laki ( 5:3). Sakit perut ini

jarang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun dan di atas 15 tahun.6

2.3 Klasifikasi

Pada garis besarnya, sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan lamanya

serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas kasus bedah dan

pediatrik. Selain itu juga dibagi berdasarkan umur penderita, yaitu umur di bawah 2 tahun dan

di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat dikelompokkan berdasarkan penyebab, yaitu

penyebab yang berasal dari gastrointestinal dan luar gastrointestinal.1

2.4 Etiologi

Terdapat beberapa penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut pada anak. Di bawah

ini merupakan tabel yang menyajikan penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut pada anak

yang tidak memerlukan tindakan bedah.1

Page 5: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

4

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

Tabel 1. Penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut akut pada anak berdasarkan umur yang

tidak memerlukan tindakan bedah.1,7

• Bayi Dan Anak Dibawah Umur 2 Tahun − Dalam perut: infeksi usus halus seperti infeksi oleh Salmonella spp,

Shigella spp., Campylobacter spp. − Luar perut: infeksi traktus urinarius

• Anak diatas umur 2 tahun − Dalam Perut:

� Gastrointestinal � Infeksi usus halus: Salmonella spp, Shigella spp, Campylobacter

spp, Yersinia spp, keracunan makanan : Staphylococcus spp, Clostridium spp, kolitis ulseratif, kolitis amubik, adenitis mesenterikus, ileus mekonium, enteritis regionalis (penyakit Crohn)

� Hepatobiliaris: hepatitis, kolelitiasis � Infeksi mononukleosis � Pankreas: pankreatitis akut sebagai akibat parotitis epidemika � Ginjal: infeksi traktus urinarius, batu, nefritis � Metabolik: intoleransi karbohidrat, hiperlipidemia, ketoasidosis

diabetik � Ginekologik: Salpingitis

− Luar perut:

� Pneumoia � Limfadenitis inguinalis � Osteomielitis (tulang punggung, tulang pinggul) � Hematom otot perut � Herpes zoster � Kompresi susunan saraf spinal

(Sumber : Markum A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak)

Tabel 2. Penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut berulang pada anak.1,7

GASTROINTESTINAL Usus

Mekanik Kongenital : malrotasi usus, hernia ingunalis strangualata, ileus mekonium, fibrosis

kistik, divertikulum meckel Didapat : perlekatan pasca bedah, intususepsi, obstipasi kronik, hematom

subserosa (trauma) Radang

Infeksi Bakteri : Yersinia, Camphylobacter, Shigella, Salmonella, Staphylococcus

(toksin), Tuberkulosis

Page 6: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

5

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

Protozoa : Giardia lamblia Cacing : Ascaris

Lain-lain : Radang usus besar (kolitis), purpura Henoch-Schonlein, gastroenteritis eosinofilik, edema angioneurotik, abses usus

Metabolik : Intoleransi laktosa, porfiria Neoplasma : Limfoma Ulkus : Ulkus peptikum, duodenitis Vaskular : Iskemia usus, migrain abdominal Idiopatik : Sindroma sakit perut berulang, miopati

Hepatobilier Hepatik : hepatitis, abses hati, bendungan (gagal jantung) Billier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis

Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL Dalam perut

Traktus urinarius : infeksi, urolitiasis Traktus genitalis : penyakit peradangan panggul, dismenore idiopatik, ruptur kista

ovarium, kehamilan ektopik Splenik : bendungan (hipertensi portal), neoplasma Limfatik : peradangan (inflamasi), infeksi, tumor (limfoma) Metabolik : ketoasidosis diabetik, keracunan timah Peritoneum : peritonitis primer Dinding perut : trauma otot, neurologis (herpes zoster), skeletal (tumor vertebra,

infeksi), osteomielitis panggul Lain-lain : tumor

Luar perut Infeksi : pneumonia, osteomielitis panggul

(Sumber : Markum A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak)

2.5 Patofisiologi

Sakit perut akut atau berulang mempunyai lima sumber, yaitu:6

1. Organ viseral

2. Organ di luar abdomen

3. Lesi pada medula spinalis

4. Gangguan metabolik

5. Psikosomatik

Reseptor rasa sakit di dalam traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin

yang berasal dari sistim saraf otonom pada mukosa usus. Jaras saraf ini disebut sebagai serabut

saraf C yang dapat meneruskan rasa sakit lebih menyebar dan lebih lama dari rasa sakit yang

dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A.

Page 7: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

6

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

Reseptor nyeri pada perut terbatas di submukosa, lapisan muskularis dan serosa dari

organ intra abdomen. Serabut C ini akan bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke ganglia

pre dan para vertebra dan memasuki akar dorsal ganglia. Impuls aferen akan melewati medula

spinalis pada traktus spinotalamikus lateralis menuju ke talamus, kemudian ke korteks serebri.

Impuls aferen dari viseral biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang nyeri

pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta

sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari organ viseral atas (lambung, duodenum, pankreas, hati, dan

sistem empedu) mencapai medula spinalis pada segmen thorakalis 6,7,8 serta dirasakan di

daerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum

Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen Th 9 dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus.

Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genitalia perempuan, impuls nyeri

mencapai segmen Th 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah

supra publik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas

ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinals

segmentalis.1

Penyebab metabolik seperti pada keracunan timah dan porfirin belum jelas patofisiologi.

Patofisiologi sakit perut berulang yang fungsional (tidak berhubungan dengan kelainan

organik) masih sulit dimengerti. Diperkirakan ada hubungan antara sakit perut berulang

fungsional dengan penurunan ambang rangsang nyeri. Berbagai faktor psikologik dan

fisiologik dapat berperan sebagai mediator atau moderator. 6

Tabel 3. Mediator dan moderator dari sakit perut berulang fungsional 6

PSIKOLOGIK FISIOLOGIK Faktor stress

Depresi

Ikatan Keluarga

"Operant conditioning"

Somatisasi

Intoleransi

Dismotilitas usus

Konsitipasi

Ketidak stabilan otonom

(Sumber: Boediarso A. D. Sakit Perut Berulang)

Terdapat hubungan yang kuat antara sakit perut berulang fungsional dengan tipe

Page 8: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

7

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

kepribadian tertentu, yaitu seperti cemas/gelisah. Pada anggota keluarga lainnya juga sering

ditemukan kelainan psikosomatik seperti migrain, kolon iritabel. Hubungan antara sistim

susunan saraf pusat dan saluran cerna yang sangat kompleks mungkin dapat membantu

menjelaskan patofosiologi sakit perut berulang fungsional.6

(Sumber: Boediarso A. D. Sakit Perut Berulang)

Page 9: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

8

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

2.6 Kriteria Diagnosis

Pendekatan diagnosis sakit perut pada anak masih merupakan suatu masalah karena

kriteria diagnosis yang digunakan belum seragam, terutama untuk nyeri perut non organik.2

Kriteria diagnosis nyeri perut yang banyak digunakan saat ini adalah kriteria Rome III. Komite

Rome III mengatakan bahwa kriteria Rome II terbatas dalam beberapa hal, yaitu3 :

1. Kurangnya bukti dalam sub-pembagian sakit perut fungsional yang menjelaskan mengenai

gejala yang lebih menonjol yang dapat membantu dalam mengidentifikasi patofisiologi.

Hal ini menyebabkan sensitifitas dan spesifisitas kriteria Rome II lebih rendah daripada

kriteria Rome III.

2. Penjelasan kriteria Rome II untuk sakit perut fungsional lebih luas.

3. Analisis faktor terhadap gejala sakit perut fungsional yang berhubungan dengan makanan

tidak di perhitungkan dalam kriteria Rome II.

Kriteria diagnosis gangguan fungsional gastrointestinal pada anak-anak menurut kriteria

Rome III :8,9

G. Functional disorders : neonates and toddlers

G1. Infant regurgitation

G2. Infant rumination syndrome

G3. Cyclic vomiting syndrome

G4. Infant colic

G5. Functional diarrhea

G6. Infant dyschezia

G7. Functional constipation

H. Functional disorders : children and adolescents

H1. Vomiting and aerophagia

H1a. Adolescent rumination syndrome

H1b. Cyclic vomiting syndrome

H1c. Aerophagia

H2. Abdominal pain-related FGIDs

H2a. Functional dyspepsia

Page 10: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

9

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

H2b. Irritable bowel syndrome

H2c. Abdominal migraine

H2d. Chidhood functional abdominal pain

H2d1. Childhood functional abdominal pain syndrome

H3. Constipation and incontinence

H3a. Functional constipation

H3b. Non retentive fecal incontinence

G. Functional Disorders : Neonates and Toddlers

G1. Infant regurgitation

Regurgitasi adalah bentuk dari gastroeosophageal reflux. Yang membedakan dengan

vomiting adalah keluarnya isi lambung ke dalam mulut tanpa adanya tekanan dan tidak

terjadi nausea dan retching dan tidak ada kontraksi diafragma maupun dinding perut.11

Kriteria diagnosis untuk infant regurgitation8 :

Harus memenuhi semua kriteria di bawah ini pada anak sehat yang berumur 3 minggu –

12 bulan :

− Regurgitasi 2 kali atau lebih per hari selama 3 hari sampai beberapa minggu

− Tidak ada retching (urutan spasmodik dengan penutupan glotis yang terjadi

bersamaan dengan kontraksi ekspiratori otot perut), hematemesis, aspirasi, apnoe,

gagal tumbuh, kesulitan makan dan menelan, atau postur tubuh yang abnormal.

G2. Infant rumination syndrome

Ruminasi adalah kejadian yang secara sadar dan menyenangkan memutahkan

makanan dari lambung, dikunyah-kunyah dan ditelan kembali. Anak besar atau dewasa

meregurgitasikan makanan dengan cara kontraksi otot abdomen, sedangkan pada bayi

mencolokkan jari ke dalam mulutnya dalam upaya untuk menimbulkan regurgitasi.

Terdapat 2 bentuk ruminasi psikogenik dan self stimulating. Psikogenik biasanya terjadi

pada anak normal dengan gangguan hubungan dengan orang tua, sedangkan self

stimulating sering terjadi pada anak dengan keterlambatan mental.11

Page 11: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

10

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

Kriteria diagnosis untuk infant rumination syndrome:8

Harus memenuhi semua kriteria selama paling sedikit 3 bulan :

− Kontraksi berulang otot-otot abdominal, diafragma, dan lidah

− Memuntahkan makanan dari lambung ke mulut, dikunyah-kunyah dan ditelan kembali.

− 3 atau lebih dari 4 kriteria berikut :

o Onset antara 3 – 8 bulan

o Tidak respon dengan pegobatan pada gastroesophageal reflux disease atau obat

antikolinergik, hand restrain (kontrol paksa dengan pengekangan tangan untuk

memasukkan makanan), merubah formula makanan, gavage (pemberian makanan

secara paksa melalui pipa yang dimasukkan ke lambung), dan pemberian makan

melalui gastrostomy

o Tidak disertai dengan tanda dari nausea atau distress

o Tidak muncul selama tidur dan ketika anak berinteraksi dengan seseorang di

sekitarnya.

G3. Cyclic vomiting syndrome

Muntah siklik adalah muntah-muntah hebat yang terjadi di antara kondisi yang sehat,

penyebabnya tidak diketahui, diagnosis dengan cara ekslusi, pengobatan biasanya

simptomatik, dan prognosis tidak jelas. Mungkin merupakan diagnosa keranjang sampah

(wastebasket). Hal yang perlu dicermati adalah adanya kelainan organik yang didiagnosa

sebagai muntah siklik, misalnya intususepsi intermiten, volvulus, duplikasi intestinal,

divertikulum, malrotasi, tekanan intrakranial yang meningkat, penyakit metabolik dan

toksik.11

Kriteria diagnosis untuk cyclic vomiting syndrome:8

Harus memenuhi semua kriteria di bawah ini :

− Dimana mual dan mutah-muntah yang hebat terjadi di antara kondisi yang sehat yang

muncul 2 kali atau lebih atau retching yang berlangsung selama berjam-jam bahkan

sampai berhari-hari.8,11

− Kembali sehat selama beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Page 12: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

11

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

G4. Infant colic

Kolik infantil didefinisikan rangsangan nyeri tiba-tiba, rewel atau menangis lebih dari 3

jam per hari, dan terjadi lebih dari 3 hari dalam seminggu. Tidak ada suatu bukti bahwa

menangis pada kolik infantil disebabkan nyeri pada abdomen atau bagian tubuh lain. Meskipun

demikian, biasanya orang tua mengasumsikan bahwa penyebab menangis hebat pada anak

adalah nyeri perut yang berasal dari gastrointestinal.8

Kriteria diagnosis untuk infant colic8 :

Harus memenuhi semua kriteria dibawah ini dari sejak lahir sampai umur 4 bulan :

− Anak tiba-tiba menjadi iritable, rewel, dan menangis yang muncul dan berhenti tanpa

sebab yang jelas.

− Berlangsung selama 3 jam atau lebih per hari dan muncul minimal 3 hari dalam satu

minggu

− Tidak ada gagal tumbuh

G5. Functional diarrhea

Kriteria diagnosis untuk functional diarrhea8 :

Harus memenuhi semua kriteria dibawah ini :

− Buang air besar 3 kali atau lebih dengan konsistensi cair tanpa adanya rasa sakit.

− Berlangsung selama lebih 4 minggu

− Onset mulai antara umur 6 – 36 bulan

− Diare muncul selama waktu terjaga

− Tidak teradapat gagal tumbuh bila kalori yang masuk mencukupi.

G6. Infant Dyschezia

Kriteria diagnosis untuk infant dyschezia8 :

Harus mencakupi kedua kriteria dibawah ini untuk anak kurang dari 6 bulan :

− Anak biasanya menangis dan tegang selama kurang lebih 10 menit sebelum berhasil

buang air besar yang tidak keras

− Tidak ada masalah kesehatan yang lain.

Page 13: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

12

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

G7. Functional Constipation

Kriteria diagnosis untuk functional constipation8 :

Harus memenuhi sekurang-kurangnya 2 dari 6 kriteria berikut selama 1 bulan untuk anak

lebih dari 4 tahun :

− Buang air besar 2 kali atau kurang setiap minggu

− Sekurang-kurangnya 1 kali setiap minggu mengalami inkontinensia

− Riwayat menahan buang air besar yang berlebihan

− Riwayat nyeri saat buang air besar dan feses yang keras

− Teraba massa feses yang banyak di dalam rektum

− Riwayat feses dalam diameter yang besar sehingga dapat menyumbat lubang toilet.

H. Functional Disorders : Children and Adolescents

H1. Vomiting dan Aerophagia

H1a. Adolescent rumination syndrome

Kriteria diagnosis untuk adolescent rumination syndrome9 :

Semua kriteria di bawah ini harus dialami oleh pasien sekurang-kurangnya 1 kali

dalam seminggu selama setidaknya 2 bulan sebelum diagnosis ditegakkan :

− Regurgitasi dan muntah yang berulang tanpa rasa sakit yang terjadi :

o Segera setelah makan

o Tidak muncul selama tidur

o Tidak respons terhadap pengobatan standar untuk refluks gastroesofageal

− Tidak ada retching

− Tidak ada bukti adanya inflamasi, kelainan anatomi, kelainan metabolik, atau

neoplasma.

H1b. Cyclic vomiting syndrome

Kriteria diagnosis untuk cyclic vomiting syndrome9 :

Harus memenuhi semua kriteria di bawah ini :

− Mengalami mual yang hebat dan muntah yang tidak berhenti-henti selama 2 kali

atau lebih atau retching selama berjam-jam sampai berhari-hari.

− Kembali ke keadaan sehat yang berlangsung selama beberapa minggu sampai

beberapa bulan.

Page 14: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

13

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

H1c. Aerophagia

Kriteria diagnosis untuk aerophagia9 :

Harus memenuhi sekurang-kurangnya 2 dari 3 kriteria berikut yang dialami

setidaknya 1 kali seminggu selama setidaknya 2 bulan sebelum diagnosis

ditegakkan :

− Menelan banyak udara

− Distensi abdomen karena adanya udara intralumen

− Sendawa yang berulang atau peningkatan frekuensi flatus.

H2. Abdominal pain-related Functional GastroIntestinal Disorders (FGIDs)

H2a. Functional dyspepsia

Kriteria diagnosis untuk fuctional dyspepsia9 :

Harus memenuhi semua criteria di bawah ini yang dialami sekurang-kurangnya 1

kali seminggu selama minimal 2 bulan sebelum diagnosis ditegakkan :

− Nyeri yang persisten atau berulang atau perasaan tidak nyaman yang berasal dari

perut bagian atas (di atas umbilikus)

− Nyeri tidak berkurang dengan defekasi atau tidak berhubungan dengan suatu

perubahan frekeuensi buang air besar atau konsistensi feses

− Tidak ada bukti adanya proses inflamasi, kelainan anatomis, kelainan metabolik,

atau neoplasma.

H2b. Irritable bowel syndrome

Kriteria diagnosis untuk irritable bowel syndrome9 :

Harus memenuhi semua kriteria di bawah ini yang dialami sekurang-kurangnya 1

kali seminggu selama minimal 2 bulan sebelum diagnosis ditegakkan :

− Perasaan tidak nyaman di bagian perut (tidak dideskripsikan sebagai rasa sakit)

atau nyeri yang berhubungan dengan 2 atau lebih kriteria berikut :

o Nyeri berkurang dengan defekasi

o Onset berhubungan dengan perubahan frekuensi buang air besar

o Onset berhubungan dengan perubahan bentuk dari feses

Page 15: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

14

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

− Tidak ada bukti adanya proses inflamasi, kelainan anatomis, kelainan metabolik,

atau neoplasma.

H2c. Abdominal migraine

Abdominal migraine adalah suatu sindrom dengan gejala abdominal periodik,

terdapat nyeri epigastrik atau periumbilical yang disertai nausea, muntah, diare,

panas dan menggigil, vertigo, iritable serta poliuria. Bilamana gejala abdominal

disertai sakit kepala yang terjadi pada 30-40% pasien dengan migrain kepala maka

diagnosis akan mudah dibuat, tetapi bila kejadian tersebut tersendiri (isolated

abdominal migraine) yang biasanya terdapat pada 3% penderita, diagnosis menjadi

lebih sukar, walaupun akhirnya dapat timbul migraine3. Serangan isolated

abdominal pain biasanya mendadak dan berakhir dalam hitungan jam sampai hari,

dimana ciri-cirinya selalu sama pada setiap serangan dan pasien tampak normal

diluar serangan. Biasanya terdapat pada keluarga dengan riwayat migrain.11

Kriteria diagnosis untuk abdominal migraine9 :

Harus memenuhi semua kriteria di bawah ini yang dialami sebelumnya 2 kali atau

lebih selama 12 bulan :

− Serangan nyeri hebat yang akut di sekitar umbilikus yang berlangsung selama 1

jam atau lebih

− Terdapat periode sehat yang berlangsung selama beberapa minggu sampai

beberapa bulan

− Nyeri berkurang dengan aktivitas normal

− Nyeri berhubungan dengan 2 atau lebih dari kriteria berikut :

o Anoreksia

o Nausea

o Muntah

o Sakit kepala

o Photophobia

o Pucat

Page 16: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

15

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

− Tidak ada bukti proses inflamasi, kelainan anatomis, kelainan metabolik, atau

neoplasma.

H2d. Childhood functional abdominal pain.

Kriteria diagnosis untuk childhood functional abdominal pain9 :

Harus memenuhi semua kriteria di bawah ini yang dialami sekali seminggu selama

2 bulan sebelum diagnosis ditegakkan :

− Nyeri abdomen yang hilang timbul atau terus menerus

− Tidak mencukupi kriteria FGIDs yang lain

− Tidak ada bukti adanya proses inflamasi, kelainan anatomis, kelainan metabolik,

atau neoplasma.

H2d1. Childhood functional abdominal pain syndrome

Kriteria diagnosis untuk childhood functional abdominal pain syndrome9 :

Harus memenuhi kriteria childhood functional abdominal pain minimal

25% dan 1 dari 2 kriteria berikut yang dialami minimal sekali seminggu

setidaknya 2 bulan sebelum diagnosis ditegakkan :

− Gangguan dalam fungsi aktivitas sehari-hari

− Gejala somatik tambahan seperti sakit kepala, nyeri ekstremitas, atau

kesulitan tidur.

H3. Constipation dan Incontinence

H3a. Functional constipation

Kriteria diagnosis untuk functional constipation9 :

Harus memenuhi 2 atau lebih dari kriteria berikut pada anak minimal umur 4 tahun

yang tidak memenuhi kriteria yang cukup untuk IBS, dialami minimal 1 kali

seminggu selama setidaknya 2 bulan sebelum diagnosis ditegakkan :

− Buang air besar 2 kali seminggu atau kurang

− Mengalami setidaknya 1 kali inkontinensia feses per minggu

− Riwayat retensi feses

− Riwayat nyeri saat buang air besar atau feses yang keras

Page 17: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

16

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

− Terdapat massa feses yang besar di rektum

− Riwayat diameter feses yang besar sehingga dapat menyumbat toilet.

H3b. Nonretentive fecal incontinence

Kriteria diagnosis untuk nonretentive fecal incontinence9 :

Harus memenuhi semua kriteria di bawah ini yang dialami minimal 2 bulan sebelum

diagnosis ditegakkan pada anak kurang dari 4 tahun :

− Defekasi di tempat yang tidak sesuai dengan konteks sosial minimal 1 kali

sebulan

− Tidak ada bukti adanya proses inflamasi, kelainan anatomis, kelainan metabolik,

atau neoplasma

− Tidak ada retensi feses.

Pemastian seorang anak menderita sakit perut fungsional tidak boleh hanya berdasarkan

ditemukannya gangguan emosi pada anak tersebut. Oleh karena itu anamnesis yang teliti dan

pemeriksaan fisis yang lengkap merupakan hal terpenting dalam melakukan evaluasi anak

dengan sakit perut.2

Adanya suatu kelainan organik perlu dipikirkan bila pada anamnesis dan pemeriksaan

fisis ditemukan beberapa hal (alarm symptoms) seperti yang tertulis di bawah ini :2

1. Lokasi nyeri jelas dan jauh dari umbilicus

2. Nyeri berhubungan dengan fungsi saluran cerna (konstipasi, diare, inkontinensia)

3. Muntah

4. Serangan nyeri mendadak dan menetap dalam beberapa menit sampai hari

5. Nyeri menjalar kepunggung, bahu, atau ekstremitas

6. Disuria

7. Perdarahan rectal

8. Usia kurang dari 4 tahun dan di atas 15 tahun

9. Riwayat keluarga menderita penyakit saluran cerna atau sistemik (ulkus peptikum,

inflammatory bowel diseases, Helicobacter pylori.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, urin lengkap dan tinja lengkap sangat

penting. Ureum dan elektrolit darah penting pada diare dehidrasi. Biakan tinja untuk

Page 18: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

17

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

menegakkan ada tidaknya entropatogen, terutama salmonella, shigella, campilobacter dan

yersinita. Amebiasis, infestasi cacing (ascaris, Trichuris, dsb) dengan mudah dapat mengukur

pH tinja dan tes reduksi dalam tinja (Clinitest). Pemeriksaan klirens urea, kreatinin, foto polos

perut dan poielografi intravena penting untuk menegakkan diagnosis infeksi traktus urinarius

dan batu di dalam saluran kemih. Foto polos 3 posisi sangat diperlukan untuk menegakkan

diagnosis adanya obstruksi dan kelainan di luar traktus digestivus. Foto toraks diperlukan bila

diduga ada pneumonia.1 Pemeriksaan penunjang yang lebih canggih seperti USG abdomen dan

CT abdomen bila benar-benar sangat perlu dikerjakan bila diduga ada kelainan perut dan

hepatobilier1,10. EEG bila diduga terdapat epilepsi perut. Pemeriksaan endoskopi dapat juga

dilakukan terutama untuk mendiagnosis ada tidaknya kolitis.1

2.8 Penatalaksanaan

Pengobatan diberikan sesuai etiologi. Pada sakit perut berulang fungsional pengobatan

ditujukan kepada penderita dan keluarga, bukan hanya mengobati gejala. Tujuan pengobatan

ialah memberikan rasa aman serta edukasi kepada penderita dan keluarga sehingga kehidupan

keluarga menjadi normal kembali dan dapat mengatasi rasa sakit sehingga efeknya terhadap

keaktifan sehari-hari dapat seminimal mungkin.6 Di bawah ini merupakan bagan diagnosis dan

penatalaksanaan sakit perut mendadak dan berulang pada anak.

Page 19: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

18

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

Bagan Penatalaksanaan sakit perut akut1

Page 20: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

19

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

Sakit Perut Berulang

Bagan Penatalaksanaan sakit perut berulang1

A. Anamnesis

B. Pem.fisik

C. Pemeriksaan laboratorium - Darah lengkap - Urin lengkap - Tinja lengkap

E. Manifestasi luar Usus halus - infeksi - Radang usus - Penyakit ginjal - Keganasan

D. Manifestasi penyerta Dari usus halus - Tinja berdarah - Diare kronik - Muntah - Obstipasi - Ikterus

F.Lokasi

Sakit Pinggul

Adneksitis

Menyebar sekitar pusar/ sebelah kiri

Tidak khas khas

Epigastrik Kuadran kanan atas

Antasid

Respon Balik

Respon Jelek

Esofagitis ulkus

Amilase

Abnormal Normal

Pankreatitis Endoskopi

khas

Intole ransi

laktosa

khas

Tes faal hati USG

Penyakit He patu biller

EMG

Spasmofilia

EEG

Epilepsi perut

Obsti pasi

radang usus

psikis

Page 21: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

20

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

BAB III

SIMPULAN

3.1 Simpulan

Sakit perut pada bayi dan anak, baik akut maupun kronis, sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Sakit perut berulang didefinisikan sebagai rasa nyeri pada perut yang

berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir

dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pendekatan diagnosis nyeri perut pada anak masih sulit

karena kriteria diagnosis yang digunakan belum seragam, terutama untuk nyeri perut non

organik. Kriteria diagnosis nyeri perut yang banyak digunakan saat ini adalah kriteria Rome III.

Terdapat beberapa penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut pada anak, dapat

berasal dari dalam perut maupun dari luar perut. Sakit perut akut atau berulang mempunyai

lima sumber, yaitu organ viseral, organ di luar abdomen, lesi pada medula spinalis, gangguan

metabolik, psikosomatik. Kriteria diagnostik sakit perut fungsional dibagi berdasarkan Rome

III, yaitu: infant regurgitation, infant rumination syndrome, cyclic vomiting syndrome, infant

colic, functional diarrhea, infant dyschezia, functional constipation, vomiting dan aerophagia,

abdominal pain-related FGID, constipation dan incontinence.

Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium darah lengkap, urin

lengkap, foto polos perut dan pielografi intravena dan elektrolit darah, biakan tinja, pH tinja

dan tes reduksi tinja (clinitest), USG abdomen, CT Scan abdomen, EEG, dan endoskopi.

Pengobatan diberikan sesuai etiologi. Tujuan pengobatan ialah memberikan rasa aman serta

edukasi kepada penderita dan keluarga sehingga kehidupan keluarga menjadi normal kembali

dan dapat mengatasi rasa sakit sehingga efeknya terhadap keaktifan sehari-hari dapat

seminimal mungkin.

3.2 Saran

1. Perlunya pemahaman dalam membedakan jenis sakit perut apakah sakit perut organik

atau fungsional.

2. Perlunya pemahaman mengenai gejala klinis dan kriteria diagnosis agar tidak terjadi

kesalahan dalam penegakan diagnosis sehingga penanganannya menjadi lebih tepat dan

Page 22: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

21

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

adekuat mengingat begitu banyaknya penyakit yang memberikan gejala klinis sakit

perut.

3. Perlunya pertimbangan yang lebih tepat untuk menentukan jenis pemeriksaaan

penunjang apa yang diperlukan sesuai dengan kecurigaaan terhadap penyakit penyebab

sakit perut.

4. Perlunya pemahaman mengenai penatalaksanaaan sakit perut sesuai dengan penyakit

penyebab sehingga meningkatkan angka kesembuhan pasien.

5. Perlunya informasi tentang sakit perut terhadap masyarakat.

Page 23: Christopher A.P, S. Ked Delva Swanda, S. Ked Putrigusti ... · PDF fileBillier : duktus koledokus, kolelitiasis, kolesistitis Pankretik : pankreatitis, pseudokista NON-GASTROINTESTINAL

22

© Files of DrsMed – FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com

DAFTAR PUSTAKA

1. Markum A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. 1991. 493-6.

2. Syarif BH. Nyeri Perut Pada Anak. Jakarta : Divisi Gastroenterologi Anak FKUI-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2008.

3. Chang L. From Rome to Los Angeles. The Rome III Criteria for the Functional GI Disorders. http://www.medscape.com/viewarticle/533460. [diakses 22 Juni 2008].

4. Medical Dictionary. Abdominal Pain. http://www.medhelp.org/ [diakses tanggal 22 juli 2008]

5. Wikipedia. Abdominal Pain. http://www.en.wikipedia.org/wiki/abdominal pain/ [diakses tanggal 22 juli 2008]

6. Boediarso A. D. Sakit Perut Berulang. http://www.pdpersi.co.id/ [diakses tanggal 29 Juni 2008]

7. Boediarso A.D. Sakit Perut Pada Anak. Dalam: Gastroenterologi Anak Praktis. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. 1988. 219-30

8. Hyman PE dkk. Childhood Functional Gastrointestinal Disorders: Neonate/Toddler. Gastroenterology 2006;130:1519-26.

9. Rasquin dkk. Childhood Functional Gastrointestinal Disorders: Child/Adolescent. Gastroenterology 2006;130:1527-37.

10. Khan S. Funtional Abdominal in Children. http://www.acg.gi.org/ [diakses tanggal 22 Juli 2008]

11. Sudarmo SM. Penatalaksanaan Muntah pada Bayi dan Anak (Management of vomiting in infant and children). RSUD Dr. Soetomo/FK Unair : Divisi Gastroenterologi Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak.