chapter i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Zona Perdagangan bebas Asean yang di kenal dengan Asean
Free Trade Area ( AFTA) 2003 dan besarnya pasar yang demikian menjanjikan di
kawasan-kawasan Asia terutama Asia Tenggara telah mendorong terjadinya
penetrasi perusahaan Multinasional yang semakin meningkatkan intensitasnya
belakangan ini, terutama sejak dan dalam masa-masa pemulihan ekonomi.1
Dukungan dana yang kuat dan mulai jenuhnya pasar Eropa dan America menjadikan
mereka mengalihkan perhatian ke kawasan padat penduduknya di Asia dan negera-
negara dengan perekonomian yang terus tumbuh.
Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia dengan jumlah
penduduk terbesar, merupakan pangsa pasar yang berpotensial dan menjadi salah
satu pilihan bagi perusahaan-perusahaan global di bidang barang dan jasa untuk
mengembangkan usahannya. Hal ini menjadi suatu keadaan yang tidak dapat di
hindari karena perekonomian suatu negera dalam era globalisasi tidak hanya
menyangkut kegiatan usaha atau pasar di dalam negeri, melainkan sudah
menyangkut pasar di luar negeri. Kehidupan perekonomian sudah menyangkut
hubungan perekonomian dengan negera lain .
1 Bismar Nasution , Hukum Kegiatan Ekonomi , Books Terrace & Library ,Bandung , 2009
hlm. 21
1
Universitas Sumatera Utara
Kondisi perekonomian Indonesia yang pada periode 1996 – 1997 tumbuh
sekitar rata-rata 6 % pertahunnya telah mendorong tumbuhnya dan perkembangan
berbagai industri. Kondisi ini selanjutnya memacu pertumbuhan sektor usaha jasa
asuransi rata-rata mencapai 23,6 % setiap tahunnya.2
Kondisi perekonomian yang kemudian memburuk sejak tahun 1997 yang
berlanjut dengan krisis ekonomi, berdampak negative pada berbagai sektor usaha
yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan jasa keuangan. Namun bagi
industri jasa asuransi dampak negative tersebut tidak separah yang dialami industry
keuangan misal Perbankan.
Pertumbuhan industry jasa asuransi dari tahun ke tahun terus mengalami
kenaikan yang cukup signifikan yakni sekitar 30%, alasan paling utama dalam
memiliki asuransi jiwa adalah untuk memastikan bahwa keluarga yang ditinggalkan
akan aman secara financial jika terjadi kematian mendadak terhadap pencari
nafkah. Pertumbuhan pemegang polis asuransi jiwa tidak terlepas dari mulai
sadarnya masyarakat untuk memiliki polis asuransi jiwa sebagai salah satu alat
pemenuhan kebutuhan manusia akan jaminan financial.
Asuransi jiwa dapat memenuhi banyak kebutuhan perorang dan yang paling
dominan adalah kebutuhan akan : 3
1. Pengeluaran akhir ( Final Expenses )
2 Endro Priosamodro, Industri Asuransi Indonesia, Asing Datang Lokal Meradang Majalah
Pilar Bisnis , No.03 , 14 Februari 2001, hlm. 17. 3 Bahan Training , Ageng Basic Course (ABC) , PT. AIA Indonesia Medan , Tahun 2009 , hlm
3-4.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan semua pengeluaran yang timbul ketika seorang meninggal
dunia yang harus dibayarkan, misal pinjaman, angsuran rumah, mobil, biaya
rumah sakit ,
2. Tunjangan keluarga (Dependent’s support)
Pemenuhan kebutuhan financial ketika pencari nafkah utama meninggal.
3. Dana Pendidikan (Educational Fund)
Asuransi Jiwa dapat menyediakan pemenuhan kebutuhan dana untuk
Pendidikan masa depan anak.
4. Penghasilan Utama Pensium (Retirement Income)
Ketika seseorang memasuki masa pensiun pekerjaannya dan penghasilannya
mulai berkurang, maka akumulasi nilai tunai polis asuransi jiwa pada masa
habis kontrak dapat dipakai untuk keperluan hari tua.
Pasar Asuransi jiwa dan pelaku-pelaku bisnis bertaraf dunia sudah beroperasi
di Indonesia, bahkan beberapa di antaranya telah menempatkan posisi bisnisnya
sedemikian kuat dan melakukan penetrasi yang cukup jauh ke dalam pasar asuransi
jiwa Indonesia yang masih sangat potensial. Prudential, Manulife Indonesia, AIA
Indonesia, AIG, AXA Life, Allianz, Sequislife, Panin Insurance, Great Eastern,
adalah beberapa asuransi jiwa Indonesia yang telah di kenal oleh masyarakat.
Kehadiran Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa asing di Indonesia melalui
pembentukan usaha patungan telah membawa pengaruh yang positif bagi
perkembangan industri jasa asuransi jiwa itu sendiri. Hal ini dikarenakan mereka
Universitas Sumatera Utara
pada umumnya memiliki keunggulan baik di bidang permodalan , teknologi, jaringan
pemasaran maupun produk yang bervariasi.4
Asuransi kini telah beralih fungsinya, bukan saja sebagai lembaga penjamin
resiko, tetapi juga sebagai lembaga pengelolaan dana masyarakat. Masyarakat
sekarang cederungan lebih senang membeli polis asuransi yang ada unsur
tabungannnya, seperti halnya asuransi Dwi guna (Endowment) dengan produk
turunannya. Sebagai contoh dalam hal produk, semenjak sepuluh tahun terakhir
pasar asuransi jiwa di Indonesia di ramaikan dengan hadirnya produk baru yang
lazim disebut unit link, yaitu suatu produk asuransi yang di kombinasikan dengan
investasi. Di pasar asuransi Internasional produk ini sudah cukup lama berkembang ,
tetapi di Indonesia masih termasuk baru. Perusahaan asuransi yang memiliki andil
didalam upaya memperkenalkan produk Unit Link di Indonesia yang pertama yaitu
PT. Asuransi Prudential dan PT. Manulife, kemudian di ikuti dan disempurnakan
oleh perusahaan asuransi lainnya, bahkan lima tahun terakhir ini hampir semua
Perusahaan Asuransi semuanya menawarkan produk Investasi dalam Unit Link.
Unit Link , pada dasarnya memilik komposisi yang tidak jauh berbeda dengan
produk gabungan (Endowment) tradisional, hanya saja produk ini mengaitkan dengan
investasi dan bukan dengan tabungan. Dengan membeli polis Asuransi jiwa sebagai
proteksi, masyarakat sekaligus berinvestasi. Misalnya seorang yang memiliki dana
Rp.10 juta, sebagian untuk membayar premi polis asuransi, sebagaian di potong
untuk biaya admintrasi, Sisa dananya tersebut , oleh perusahaan asuransi di tanamkan
4 Bahan Training, Agent Basic Course (ABC) , AIA Indonesia, tahun 2009 , hlml. 28.
Universitas Sumatera Utara
ke dalam instrument investasi sehingga polis memperoleh dua manfaat sekaligus ,
pertanggungan asuransi jiwa ( Proteksi ) dan hasil investasi (Return).
Pada Unit Link, dana investasinya di pisahkan dengan dana pertanggungan
untuk klaim tertanggung, dana klaim tertanggung dikelola oleh perusahaan asuransi,
sedangkan investasi di kelola oleh manajer investasi yang terpisah .
Krisis Finansial global yang terjadi pada pertengahan September 2008 dan
dimulai karena Subprime Mortgage di Amerika Serikat tersebut berdampak pada
kinerja industri asuransi jiwa di Indonesia selama tahun 2008 sampai 2009 tersebut,
tampaknya bukan hanya pada perusahaan asuransi jiwa patungan saja, namun juga
perusahaan asuransi nasional . Akibat krisis ini dimana harga saham jatuh tajam,
berdampak pada turunnya harga unit link, pernurunan harga unit hampir mencapai
60 %, akibatnya banyak dana nasabah yang hasil investasi tidak seperti yang
diharapkan, dan semua kerugian akibat penurunan harga unit link menjadi
tanggungan nasabah ( pemilik polis).5 Tentu kita akan bertanyaan bagaimana
perjanjian/kontrak unit link itu ? Seimbang dan adilkah perjanjian/kontrak tersebut ?
Kondisi perekonomian yang terpuruk tersebut, secara bertahap mengalami
perbaikan yang cukup baik dan juga harga unit link yang terus mengalami kenaikan.
Unit Link cepat berkembang di indonesia dan sangat diminati, dikarena unit
link dapat memberikan keuntungan antara lain :
Keuntungan Unit Link :
5 Media Asuransi Bisnis Peransuransian dan Keuangan “ Insurance Outlook 2010, Edisi 226
Nopember 2009 , hlm 18-19.
Universitas Sumatera Utara
a. Memberikan dua jenis instrumen keuangan sekaligus yaitu instumen asuransi dan
investasi
b. Memberikan keuntungan investasi yang cukup menarik di banding asuransi
konvensional.
c. Pilihan investasi yang lebih beraneka ragam dan pembeli asuransi penentuan
resiko yang di inginkannya sendiri.
d. Dana investasi di kelola secara professional oleh manajer investasi
e. Sistem pencatatan lebih transparan.
Tujuan penerbitan unit link adalah memberikan daya tarik atau insentif
tambahan bagi pemegang polis asuransi jenis unit link. Selain menginvestasikan
dananya pada instrumen reksadana, pembeli unit link juga diberi fasilitas jaminan
proteksi. Asuransi jiwa jenis unit link ini berfungsi sebagai alat investasi karena
sebagian preminya dikelola di reksadana.6
PT. Asuransi AIA Indonesia (Asuransi Ikkar Abadi) berdiri tahun 1975
adalah perusahaan Joint Venture Pertama di Indonesia dengan America Internasional
Assurance. Co. Ltd perusahaan asuransi jiwa di Asia yang berkantor di Hong Kong
dan merupakan bagian dari America Internasional Group Inc (AIG).
PT. AIA Indonesia perusahaan asuransi yang sudah lebih dari 34 tahun berdiri
dan bergerak dalam bidang pengelolaan resiko berupakan perusahaan Join Future
dengan AIG, yang mulai tanggal 22 Oktober 2009, secara resmi perpisah dari AIA /
6 Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Reksadana, (PT. Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta, 2004, hlm. 204.
Universitas Sumatera Utara
AIG dan PT. Asuransi AIA Indonesia berubah nama menjadi PT. Avrist Assurance.
Sejalan dengan keluarnya dan perubahan nama tersebut PT.Avrist Assurance bermitra
dengan DEG (Deutsche Investition–und Entwicklungsgesellschaft) salah satu Insitusi
Keuangan terbesar Eropa yang memiliki rating AAA oleh S&P, Fitch ang Moody’s,
DEG sendiri telah bekerja sama dengan 1.500 perusahaan dan berinvestasi sekitar
4,7 miliar euro selama lima tahun terakhir, dan sebagai pemegang saham sebesar 23
%. Perubahan ini didasarkan atas Keputusan Direksi tertanggal 20 Oktober 2009,
yang dituangkan dalam akta Notaris Nomor 31, tertanggal 17 September 2009 yang
dibuat dihadapan Merryana Suryana, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan Nomor AHU-48179 AH. 01.02 Tahun 2009 tertanggal
7 Oktober 2009. PT Avrist Assurance berkedudukan di Jakarta, dan berkantor pusat
di Gedung Bank Panin Senayan lantai 2, 3, 7 dan 8 Jalan Jenderal Sudirman Jakarta
(10270). PT.Avrist Assurance didukung kekuatan financial yang kuat dengan total
Asset Rp. 7,4 Trilium dan tingkat Solvabilitas RBC ( Risk Based Capital ) 331 %.7
Rangkaian produk PT. Avrist Assurance Indonesia yang dipasarkan kepada
masyarakat antara lain adalah wealth protection, yang menyediakan perlindungan
komprehensif yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia, seperti
perlindungan terhadap penyakit, kecelakaan, penyakit kritis, termasuk perlindungan
ketika melakukan perjalanan, serta penyediaan dana darurat untuk kebutuhan rumah
7 Pernyataan Resmi Direksi PT. AIA Indonesia Atas Perubahan Nama PT. AIA Menjadi
PT. Avrist Assurance Indonesia tertanggal 20 Oktober 2009, hlml. 2.
Universitas Sumatera Utara
tangga. Avrist juga menyediakan asuransi kredit terkemuka di Indonesia, yang
bertujuan melindungi para peminjam dan pemberi pinjaman jika si peminjam tidak
dapat memenuhi kewajiban untuk membayar akibat kematian atau cacat. Pelayanan
ini diperuntukkan terutama bagi jasa pegadaian, kartu kredit dan pinjaman pribadi.
Di samping rangkaian produk wealth protection seperti yang telah diuraikan di atas
ada juga rangkaian produk yang disebut dengan wealth accumulation, yang berfokus
pada perencanaan pendidikan, tabungan dan hari tua, warisan serta berbagai
kebutuhan terkait gaya hidup, program dana pensiun perusahaan, baik perorangan
maupun pesangon untuk karyawan. Produk wealth accumulation tersedia dalam
bentuk premi tunggal dan premi berkala melalui agency, Bancassurance, Employee
Benefits Divisions. Avrist juga memiliki lisensi syariah dan telah memasarkan produk
berbasis syariah, baik untuk nasabah individu maupun kelompok.8
Salah satu produk terbaru yang dipasarkan kepada masyarakat Indonesia
sekarang ini adalah produk berbasis investasi yaitu “Avrist Prime Invest” yang
bertujuan memberi perlindungan terhadap investasi perorangan melalui penguncian
harga, pada angka tertinggi saat jatuh tempo, sekaligus memberi perlindungan
melalui Fitur-High Water Mark (HWM). Jangka waktu berinvestasi adalah sepuluh
tahun, dengan premi sekaligus (tunggal) atau secara berkala selama tiga tahun. High
Water Mark (HWM) adalah nilai tertinggi yang pernah dicapai oleh portofolio Avrist
Link Primer Invest 001B pada waktu yang telah ditentukan selama periode investasi.
Terdapat 33 harga HWM yang tercatat pada 33 tanggal valuasi kuartalan selama
8 Brosur Avrist Assurance Indonesia Nomor EB-FL-ME. 02120902, hlm. 2.
Universitas Sumatera Utara
sepuluh tahun. Terhitung sejak tanggal valuasi pertama. Harga HWM pada setiap
kuartal dijamin tidak akan lebih rendah daripada harga HWM kuartal sebelumnya.
Harga HWM berlaku untuk Avrist Link Prime Invest 001B dan dimaksudkan untuk
menentukan jumlah faedah jatuh tempo.9
Persyaratan yang ditentukan untuk dapat menjadi peserta asuransi unit link
Avrist Prime Invest adalah :10
1. Berusia satu bulan s/d 60 tahun (tertanggung) dan minimal 18 tahun (pemilik
polis)
2. Terlampirkan KTP/SIM/Paspor atau akta kelahiran untuk anak-anak.
3. Membayar premi berkala minimal Rp. 10.000.000 (sepuluh juta) rupiah per tahun
atau premi tunggal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
4. Jumlah premi top-up minimal Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
5. Jangka waktu pembayaran untuk premi berkala 3 (tiga) tahun.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam tulisan ini yang perlu mendapat kajian lebih lanjut adalah :
1. Bagaimana bentuk dan isi perjanjian Asuransi Avrist Prime Invest ?
2. Apakah pada perjanjian Polis Asuransi Avrist Prime Invest memuat asas-asas
keseimbangan dan keadilan dalam praktek pelaksanaannya ?
3. Bagaimana sistem pelaksanaan pembayaran klaim asuransi pada
asuransi Avrist Prime Invest ?
9 Brosur Avrist Assurance Indonesia Nomor OB-FL-P1 121009-01 hlm. 1
10 Ibid, hlm. 3
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk dan isi perjanjian asuransi Avrist Prime Invest pada
PT. Avrist Assurance .
2. Untuk mengetahui apakah pada perjanjian asuransi Avrist Prime Invest
PT. Avrist Assurance memuat asas-asas keseimbangan dan keadilan pada praktek
pelaksanaannya.
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem pelaksanaan pembayaran klaim asuransi
pada asuransi Avrist Prime Invest PT. Avrist Assurance dalam praktek
pelaksanaannya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis yaitu :
1. Secara teoritis, kegiatan penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa
sumbangsih pemikiran bagi perkembangan hukum asuransi khususnya mengenai
hukum perjanjian dan sistem pembayaran klaim asuransi Avrist Prime Invest
pada PT. Avrist Assurance.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para praktisi
maupun bagi pihak terkait mengenai hukum asuransi, perjanjian asuransi dengan
penerapan asas keseimbangan dan keadilan dan sistem pembayaran klaim
asuransi Avrist Prime Invest Study pada PT. Avrist Assurance.
Universitas Sumatera Utara
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang ada di lingkungan Universitas
Sumatera Utara, khususnya di lingkungan Pascasarjana Kenotaritan Universitas
Sumatera Utara menunjukkan bahwa penelitian dengan judul Penerapan Asas
Keseimbangan dan Keadilan Dalam Kontrak Polis Asuransi Avrist Prime Invest
Study di PT. Asuransi AIA Indonesia Medan (sekarang PT. Avrist Assurance)
belum ada yang membahasnya . Namun penelitian tentang Asuransi pernah
dilakukan oleh :
1. Zulhujjain Al-Adyan Rangkuti , Nim 077011076 , Mahasiswa Program Studi
Kenotariatan, Program Pasca Sarjana USU, Medan , dengan Judul Aspek
Hukum Perjanjian Dalam Penyelenggaraan Perusahaan Asuransi Takaful.
2. Robi Ferdinand Hutagalung, Nim 02701154, Mahasiswa Program Studi
Kenotariatan, Program Pasca Sarjana USU, Medan , dengan judul Pembelian
Polis Asuransi Jiwa Berdasarkan Kesehatan Perusahaan Asuransi.
3. Donna Francy , Nim. 057011021, Mahasiswa Program Studi Kenotariatan,
Program Pasca Sarjana USU, Medan , dengan Judul Analisis Yuridis Terhadap
Klausula Wajib Asuransi Jiwa Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah ( KPR)
di kota Medan.
Apabila dihadapkan dengan judul penelitian sebelumnya maka judul yang di
teliti adalah berbeda olek karenanya tesis ini dapat dipertanggungjawabkan
keasliannya.
Universitas Sumatera Utara
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik
atau proses tertentu terjadi. Suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada
fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya.11
Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan/petunjuk
dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati.12
Kerangka teori adalah
kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau
permasalahan (problem) yang menjadi bahan perbandingan, perjanjian teoritis, bagi
peneliti kajian hukum terhadap Penerapan Asas-asas Keseimbangan Dan Keadilan
Dalam Kontrak Polis Asuransi Avrist Prime Invest di PT. Avrist Assurance.13
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori keseimbangan dan
keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles, dimana ia menyatakan bahwa hukum
harus diluruskan penegakannya sehingga memberi keseimbangan yang adil terhadap
orang-orang yang mencari keadilan. Dalam teori keseimbangan semua orang
mempunyai kedudukan yang sama dan diperlakukan seimbang dihadapan hukum.14
Dalam transaksi Hukum ( Perjanjian) , tata hukum memberikan wewenang
khusus kepada para pihak untuk mengatur hubungan-hubungan tertentu secara
hukum, ini adalah suatu tindakan pembentukan hukum, karena transaksi hukum
melahirkan kewajiban-kewajiban hukum dan hak-hak hukum dari para pihak yang
11
JJJ. M. Wuisman, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jilid I, Penyunting. M. Hisyam, UI Press,
Jakarta, 1996, hlm. 203. 12
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993,
hlm 35. 13
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hlm. 80. 14
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 1990, hlm. 15.
Universitas Sumatera Utara
mengadakan transaksi tersebut, sebagai mana yang di maksudkan dalam pasal 1338
KUHPerdata, yaitu semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-
Undang bagi mereka yang membuatnya.
Sistem hukum perjanjian dibangun berdasarkan asas-asas hukum yang terpadu
di atas mana dibangun tertib hukum. Pandangan ini menunjukkan arti sistem hukum
dari segi substantif, asas hukum perjanjian adalah suatu pikiran mendasar tentang
kebenaran (waar heid truth) untuk menopang norma hukum dan menjadi elemen
yuridis dari suatu sistem hukum perjanjian.15
Penelitian ini berusaha untuk memahami obyek penelitian hukum sebagai kaidah
hukum atau sebagai isi kaidah hukum yang tentunya dalam peraturan-peraturan
yang terkait dengan masalah Penerapan Azas Keseimbangan Dan Keadilan
Dalam Kontrak ( Perjanjian )Polis Asuransi Prime Invest.
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu jenis perjanjian. Hal ini secara tegas
dinyatakan dalam Undang-Undang Usaha Perasuransian No. 2 Thn 1992, BAB I
Pasal 1 yang mendefenisikan asuransi sebagai suatu Perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan mana pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan pengantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti atau memberikan suatu pembayaran atas
meninggalnya atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan. 16
Asuransi atau pertanggungan menurut KUHD adalah suatu perjanjian dengan
mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa tak tentu . 17
Dalam asuransi terkandung 4 (empat ) Unsur yakni :
1. Pihak tertanggung ( Insured) yang berjanji akan memberikan premi kepada
pihak penanggung, secara sekaligus atau cicilan.
15
Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung, 1990, hlm. 15. 16
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. 17
Defenisi Asuransi Menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ( KUHD).
Universitas Sumatera Utara
2. Pihak Penanggung yang berjanji kan membayarkan sejumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung apabila terjadi sesuatu mengandung unsur tak
tertentu.
3. Suatu peristiwa ( Acciden) yang tak tertentu ( tidak di ketahui sebelumnya)
4. Kepentingan ( interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu.
Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada
perekonomian, dengan cara mengabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko
yang sama, dalam jumlah yang besar, agar probabilitas kerugiannya dapat di
ramalkan dan bila kerugian terjadi akan di bagi secara Proposional oleh semua
pihak yang bergabung
Fungsi asuransi adalah :
1. Transfer Resiko
Dengan membayar premi yang relative kecil, seseorang atau perusahaan dapat
memindahkan ketidakpastian atas hidup atau harta bendanya ( Resiko ) ke
perusahaan asuransi.
2. Kumpulan Dana
Premi yang diterima kemudian di himpun oleh perusahaan asuransi sebagai
dana untuk membayar risiko yang terjadi
Dalam Pasal 308 KUHD, diatur mengenai asuransi jiwa, yang dipertanggungkan
dalam asuransi ini adalah jiwa seseorang, yang dipertanggungkan untuk
keperluan seseorang yang berkepentingan, baik untuk suatu waktu yang
diperjanjikan atau untuk seumur hidup penanggung.18
Asuransi jiwa adalah suatu perlimpahan resiko (risk shifting) atas kerugian
keuangan (financial loss) oleh tertanggung kepada penanggung.19
Jadi dalam
asuransi jiwa risiko yang dilimpahkan adalah resiko kerugian keuangan sebagai
akibat hilangnya jiwa atau ketidak mampuan seseorang bukan resiko hilangnya
jiwa seseorang.
18
Agus Prawoto, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi, Guide Line untuk
membeli Polis Asuransi yang Tepat dari Perusahaan Asuransi yang Benar, Yogyakarta : BPEE, 1995
hlm. 69. 19
Modul Training . ABC Avrist Medan, 2009
Universitas Sumatera Utara
Salah satu upaya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko adalah dengan
mengalihkan risiko pada pihak lain (Perusahaan Asuransi / Penanggung). Hal di
maksud untuk memberikan perlindungan akan rasa aman kepada masyarakat yaitu
dengan mengadakan perjanjian pelimpahan risiko dengan pihak lain yang disebut
perjanjian / kontrak asuransi.
Perjanjian / kontrak asuransi merupakan perjanjian Aletoir . Aletoir adalah bahwa
prestasi dari penanggung untuk memberikan ganti rugi atau sejumlah uang kepada
tertanggung diganti kepada suatu peristiwa yang belum pasti terjadi . Disamping
itu juga perjanjian / kontrak asuransi merupakan perjanjian sepihak, artinya
bahwa perjanjian dimaksud menunjukkan bahwa hanya satu pihak saja yang
member janji yaitu Pihak penanggung. Dimana penanggung memberikan janji
akan menganti kerugian , apabila tertanggung sudah membayar premi dan polis
sudah berjalan, sebaliknya tertanggung tidak menjanjikan sesuatu apapun.
Pengertian perjanjian, juga dalam pasal 1313 KUH Perdata yaitu suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih. Agar suatu perjanjian dapat dinyatakan sah perjanjian tersebut harus
memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata yaitu :
a. Kesepakatan para pihak
b. Kecakapan para pihak
c. Adanya suatu hak tertentu
d. Atas dasar sebab yang halal.
Sebagai suatu perjanjian , asuransi harus tunduk pada ketentuan buku III KUH
Perdata tentang perikatan. Landasan Hukum dari pernyataan tersebut adalah pasal
1 KUHD dan sesuai dengan pasal 1774 KUH Perdata yang mengatakan bahwa
perihal asuransi akan di atur dalam KUHD, materi dan syarat-syarat perjanjian
asuransi di secara khusus dalam Buku I Bab 9 dan 10 mengatur Asuransi
kebakaran, pertanian dan asuransi jiwa dan Buku II Bab 9 dan 10.
Dengan demikian pengaturan perjanjian asuransi dalam KUHD merupakan hukum
yang bersifat khusus (lex specialis) Dalam ilmu hukum dianut suatu asas bahwa
hukum yang bersifat khusus mengenyampingkan hukum yang bersifat umum (lex
specialis deroget lex generalis). Syarat yang diatur dalam KUHD adalah
kewajiban pemberitahuan yang diatur dalam Pasal 251 KUHD.
Pasal 251 KUHD menyatakan bahwa setiap keterangan yang keliru atau tidak
benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si
tertanggung, betapapun itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya, sehingga
seandainya si penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian
itu tidak akan ditutup atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama
mengakibatkan batalnya pertanggungan.
Universitas Sumatera Utara
Kesepakatan (konsensus) dalam suatu perjanjian asuransi adalah merupakan
kesepakatan antara tertanggung dengan penanggung yang mengadakan perjanjian
yang meliputi :20
1. Benda yang menjadi objek asuransi.
2. Pengalihan resiko dan pembayaran premi.
3. Evenemen dan ganti kerugian.
4. Syarat-syarat khusus asuransi.
5. Dibuat secara tertulis yang disebut polis.
Pengadaan perjanjian antara tertanggung dan penanggung dapat dilakukan
secara langsung atau secara tidak langsung. Dilakukan secara langsung artinya kedua
belah pihak menjadikan perjanjian asuransi tanpa melalui perantara. Dilakukan secara
tidak langsung artinya kedua belah pihak mengadakan perjanjian asuransi melalui
jasa perantara.21
Penggunaan jasa perantara memang dibolehkan menurut undang-
undang. Dalam Pasal 260 KUHD ditentukan apabila asuransi dilakukan dengan
perantaraan seorang makelar, maka polis yang sudah ditandatangani harus diserahkan
dalam waktu 8 (delapan) hari setelah perjanjian dibuat. Dalam Pasal 5 huruf (a)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992, ditentukan perusahaan pialang asuransi dapat
menyelenggarakan usaha dengan bertindak mewakili tertanggung dalam rangka
transaksi yang berkaitan dengan perjanjian asuransi. Perantara dalam KUHD disebut
20
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006,
hlm 49. 21
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2004, hlm. 36.
Universitas Sumatera Utara
dengan makelar. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 disebut dengan istilah
pialang. Kesepakatan antara tertanggung dan penanggung dibuat secara bebas, artinya
tidak berada dibawah pengaruh, tekanan atau paksaan pihak tertentu. Kedua belah
pihak sepakat menentukan syarat-syarat perjanjian asuransi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa penutupan asuransi atas objek
asuransi harus didasarkan kepada kebebasan memilih penanggung kecuali bagi
program asuransi sosial. Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi hak
tertanggung agar dapat secara bebas memilih perusahaan asuransi sebagai
penanggungnya.22
Hal ini dipandang perlu mengingat tertanggung adalah pihak yang
paling berkepentingan atas objek yang diasuransikan.
Menurut Herlien Budiono pegertian Asas keseimbangan dan keadilan adalah
suatu asas hukum yang memberikan perlindungan kepada tertanggung dan
penanggung secara seimbang dan adil dalam suatu perjanjian / kontrak.23
Keseimbangan dimaknakan dalam bahasa sehari-hari, kata seimbang
(evenwicht) menunjuk pada pengertian suatu” Keadaan pembagian beban di kedua
sisi berada dalam keadaan seimbang. Dalam Konteks studi Keseimbangan diartikan
22
Syahir M. Sula, Asuransi Syariah, Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insan, Jakarta,
2004, hlm. 48. 23
Herlina Budiono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia , Hukum
Perjanjian berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia, Alih Bahasa Tristam P. Moeliono, Citra Bakti
Bandung , 2006.
Universitas Sumatera Utara
sebagai “keadaan hening atau keselarasan karena dari perbagai gaya yang bekerja
tidak satu pun mendominasi yang lainnya.24
Keseimbangan juga merupakan salah satu landasan kontrak. Secara umum
keseimbangan ini memberikan makna sebagai keseimbangan posisi antara para pihak
yang berkontrak. Oleh karena itu dalam hal tidak terjadinya keseimbangan atau
adanya pihak yang di rugikan, pihak yang di rugikan merasakan tidak adanya
keadilan, posisi yang demikian menimbulkan gangguan isi kontrak sehingga
diperlukan intevensi otoritas tertentu (Pemerintah).
Tiga Aspek dari perjanjian yang berfungsi sebagai penguji dalam rangka
menetapkan akibat-akibat yang muncul apabila terjadi ketidak seimbangan yaitu :25
1. Perbuatan para pihak
2. Isi dari kontak
3. Pelaksanaan kontrak
Perjanjian dapat dikatakan juga sebagai pertukaran prestasi, untuk
menentukan apakah pertukaran prestasi terjadi adil atau tidak menurut Nieuwenhuis
“Keadilan sebagai kategori formal yang mensyaratkan perlakuaan sama terhadap
kasus serupa harus di lengkapi dengan bantuan kriterium materiil yang pada
gilirannya berfungsi sebagai landasan pola atau tata nilai yang berlaku”. Keadilan
24
Herlien Budiono , Asas Keseimbngan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia , Hukum
Perjanjian berlandaskan AsasAsas Wigati Indonesia, alih bahasa Tristam P. Moeliono , Citra
Aditya bakti , bandung 2006. Hlm. 304 25
Herlien Budiono , Op Cit , hlm 335-338
Universitas Sumatera Utara
tidaklah semata-mata bersifat formal. Keadilan berlandaskan pada suatu tata nilai,
tertib normative tertentu, yang dipilih oleh dan berlaku di dalam masyarakat tertentu.
Menurut John Rawls, bahwa mengingat tidak adanya kriterium untuk menguji
tingkat keadilan dari prestasi yang ditukarkan, satu strategi yang dapat digunakan “ to
set up a fair procedure so that any principles agreed to will be just “ Kreterium mana
dapat di cari dalam prosedur berdasarkan kriterium tersebut ditetapkan.26
Konsekuensinya ialah bahwa jika prosedur tersebut berbentuk suatu perjanjian,
dengan atau melalui cara tersebut prestasi yang ditetapkan dapat dikatakan adil
karena prestasi tersebut telah disepakati oleh para pihak. Hal tersebut menjadi adil
bukan hanya karena telah di sepakati, melainkan juga karena asas keseimbangan
yang berlaku dan mengikat semua pihak dalam perjanjian, karena dengan ada
jaminan keseimbangan merupakan cara terjadinya perjanjian diantara para pihak.
2. Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi
diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang
konkrit, yang disebut dengan definisi operasional.27
Pentingnya definisi operasional
adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua (dubius)
dari suatu istilah yang dipakai. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam
26
Herlien Budiono , Op Cit , hlm. 346-347 27
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dari Perlindungan yang Seimbang Bagi
para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bak di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993,
hlm. 10.
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional
diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan yakni :
1. Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.28
2. Polis Asuransi adalah polis atau perjanjian asuransi, atau dengan nama apapun,
serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan perjanjian asuransi, termasuk tanda bukti kepesertaan asuransi bagi
pertanggungan kumpulan, antara pihak penanggung dan pihak pemegang polis
atau tertanggung.29
3. Avrist Prime Invest adalah salah satu produk investasi Unit Link dengan imbal
hasil jatuh tempo dijamin pada harga HWM tertinggi yang dipasarkan oleh
PT. Avrist Assurance kepada masyarakat Indonesia.30
28
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. 29
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No 422/KM.06/2003. 30
Bahan Training, Produk Avrist prime Invest, PT. Avrist Assurance, Okt 2009.
Universitas Sumatera Utara
4. Asas keseimbangan dan keadilan adalah suatu asas hukum yang memberikan
perlindungan kepada tertanggung dan penanggung secara seimbang dan adil
dalam suatu perjanjian asuransi.31
5. Pembayaran klaim adalah kewajiban perusahaan asuransi untuk membayar
sejumlah uang pertanggungan akibat terjadinya klaim.32
6. Pembayaran premi adalah cara pembayaran premi asuransi yang dapat dibayar
secara berkala maupun tunggal (sekaligus). Premi yang dibayar kepada
perusahaan asuransi jiwa akan di pisahkan sesuai peruntukannya berapa persen
yang di perhitungkan sebagai premi untuk proteksi asuransi jiwa dan berapa
persen untuk alokasi investasi. 33
7. Uang pertanggungan adalah sejumlah uang yang tercantum dalam polis yang
pembayarannya dikaitkan dengan hidup matinya tertanggung.34
8. Unik Link adalah suatu produk asuransi jiwa pengembangan dari dwiguna
(endowment) yang mengabungkan unsur perlindungan ( proteksi) dan investasi.35
9. Mekanisme Kerja unit link Premi akan dipisahkan berapa persen untuk premi
proteksi jiwa dan berapa persen dialokasi investasi . Hasil Investasi akan di
31
Herlina Budiono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia , Hukum
Perjanjian berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia, Alih Bahasa Tristam P. Moeliono, Citra Bakti
Bandung , 2006. 32
Polis Avrist Prime Invest, PT. Avrist Assurance. 33
Polis Avrist Prime Invest, PT. Avrist Assurance. 34
Polis Avrist Prime Invest, PT. Avrist Assurance 35
Freddy Pieloor, CFP, Jangan Beli Unit Link bila Anda tidak Paham Benar, PT. Elex
Media Komputindo , Kelompok Kompas Gramedia – Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
berikan pada saat polis tersebut jatuh tempo ( nasabah menerima akumulasi
premi yang dibayar sekaligus akumulasi hasil investasi ).36
10. RBC ( Risk Based Capital ) Kekuatan keuangan yang di miliki perusahaan di
banding dengan kewajiban-kewajiban perusahaan .37
11. High Water Mark adalah Harga tertinggi dari semua harga beli fund Avrist Prime
Invest 001 B untuk 33 ( Tiga puluh tiga) tanggal perhitungan High Water Mark.38
12. Aletoir adalah bahwa prestasi dari penanggung untuk memberikan ganti rugi atau
sejumlah uang kepada tertanggung diganti kepada peristiwa yang belum pasti
terjadi. 39
Kewenangan pihak tertanggung dan penanggung melakukan perbuatan
hukum yang diakui oleh undang-undang. Kewenangan berbuat tersebut ada yang
bersifat subjektif dan ada yang bersifat objektif. Kewenangan subjektif artinya kedua
pihak sudah dewasa, sehat ingatan, tidak berada di bawah perwalian (trusteeship),
atau pemegang kuasa yang sah. Kewenangan objektif artinya tertanggung mempunyai
hubungan yang sah dengan benda objek asuransi karena benda tersebut adalah
kekayaan miliknya sendiri. Penanggung adalah pihak yang sah mewakili Perusahaan
Asuransi berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan. Apabila asuransi yang diadakan
itu untuk kepentingan pihak ketiga, maka tertanggu ng yang mengadakan asuransi
itu mendapat kuasa atau pembenaran dari pihak ketiga yang bersangkutan.
Kewenangan pihak tertanggung dan penanggung tersebut tidak hanya dalam
rangka mengadakan perjanjian asuransi, tetapi juga dalam hubungan internal
di lingkungan perusahaan asuransi bagi penanggung dan hubungan dengan pihak
ketiga bagi tertanggung, misalnya jual beli objek asuransi, asuransi untuk
kepentingan pihak ketiga. Dalam hubungan dengan perkara asuransi di muka
pengadilan, pihak tertanggung dan penanggung adalah berwenang untuk bertindak
mewakili kepentingan pribadinya atau kepentingan perusahaan asuransi.
36
Freddy Pieloor, CFP, Jangan Beli Unit Link bila Anda tidak Paham Benar, PT. Elex
Media Komputindo , Kelompok Kompas Gramedia – Jakarta 37
Profil Perusahaan PT.Avrist Assurance. 38
Polis Avrist prime Invest “ Pegertian Dasar “. 39
Gunonto , Asuransi kebakaran di Indonesia , Jakarta : Tirta Pustaka, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Objek tertentu dalam perjanjian asuransi adalah objek yang diasuransikan,
dapat berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan,
dapat pula berupa jiwa atau raga manusia. Objek tertentu berupa harta kekayaan dan
kepentingan yang melekat pada harta kekayaan terdapat pada perjanjian asuransi
kerugian. Objek tertentu berupa jiwa atau raga manusia terdapat pada perjanjian
asuransi jiwa. Pengertian objek tertentu adalah bahwa identitas objek asuransi
tersebut harus jelas dan pasti. Apabila berupa harta kekayaan, harta kekayaan apa,
berapa jumlah dan ukurannya, dimana letaknya, apa mereknya, buatan mana, berapa
nilainya dan sebagainya. Apabila berupa jiwa atau raga, atas nama siapa, berapa
umurnya, apa hubungan keluarganya, dimana alamatnya, dan sebagainya.
Karena yang mengasuransikan objek itu adalah tertanggung, maka dia harus
mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan objek asuransi itu.
Dikatakan ada hubungan langsung apabila tertanggung memiliki sendiri harta
kekayaan, jiwa atau raga yang menjadi objek asuransi. Dikatakan ada hubungan tidak
langsung apabila tertanggung hanya mempunyai kepentingan atas objek asuransi.
Tertanggung harus dapat membuktikan bahwa dia adalah benar sebagai pemilik atau
mempunyai kepentingan atas objek asuransi.
Apabila tertanggung tidak dapat membuktikannya, maka akan timbul
anggapan bahwa tertanggung tidak mempunyai kepentingan apa-apa, hal mana
mengakibatkan asuransi batal (null and void). Undang-undang tidak akan
membenarkan, tidak akan mengakui orang yang mengadakan asuransi, tetapi tidak
mempunyai kepentingan (interest). Walaupun orang yang mengadakan asuransi itu
tidak mempunyai hubungan langsung dengan objek asuransi, dia harus menyebutkan
untuk kepentingan siapa asuransi itu diadakan. Jika tidak demikian, maka asuransi itu
dianggap tidak ada.
Menurut ketentuan Pasal 599 KUHD, dianggap tidak mempunyai kepentingan
adalah orang yang mengasuransikan benda yang oleh undang-undang dilarang
diperdagangkan dan kapal yang mengangkut barang yang dilarang tersebut. Apabila
diasuransikan juga, maka asuransi tersebut batal.
Kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu tidak dilarang
undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan
dengan kesusilaan. Contoh asuransi yang berkausa tidak halal adalah
mengasuransikan benda yang dilarang undang-undang untuk diperdagangkan,
mengasuransikan benda, tetapi tertanggung tidak mempunyai kepentingan, jadi hanya
spekulasi yang sama dengan perjudian. Asuransi bukan perjudian dan pertaruhan.
Berdasarkan kausa yang halal itu, tujuan yang hendak dicapai oleh
tertanggung dan penanggung adalah beralihnya risiko atas objek asuransi yang
diimbangi dengan pembayaran premi. Jadi, kedua belah pihak berprestasi,
tertanggung membayar premi, penanggung menerima peralihan risiko atas objek
Universitas Sumatera Utara
asuransi. Jika premi dibayar, maka risiko beralih. Jika premi tidak dibayar, risiko
tidak beralih.
Salah satu teori ilmu hukum yang dikenal dalam hukum asuransi adalah
teori objektivitas. Menurut teori ini, setiap asuransi harus mempunyai objek tertentu.
Objek tertentu artinya jenis, identitas, dan sifat yang dimiliki objek tersebut harus
jelas dan pasti. Jenis, identitas, dan sifat objek asuransi wajib diberitahukan oleh
tertanggung kepada penanggung, tidak boleh ada yang disembunyikan. Sifat objek
asuransi mungkin dapat menjadi sebab timbulnya kerugian. Berdasarkan
pemberitahuan itu penanggung dapat mempertimbangkan apakah dia akan menerima
pengalihan risiko dari tertanggung atau tidak.
Pada kenyataannya penerapan teori objektivitas diikuti oleh pembuat undang-
undang sebagaimana diatur dalam KUHD. Tertanggung wajib memberitahukan
dengan jujur dan jelas kepada tertanggung mengenai sifat objek asuransi.
Tertanggung yang tidak jujur diancam dengan sanksi kebatalan terhadap asuransi
yang diadakannya dengan penanggung. Kepastian hukum perjanjian asuransi
tergantung pada perjanjian tertulis dalam bentuk polis yang memuat jenis, identitas,
dan sifat yang jelas dan lengkap mengenai objek asuransi, termasuk juga syarat
khusus (policy clausule) cara mengatasi kemungkinan adanya cacat tersembunyi pada
benda objek asuransi.
F. Metode Penelitian
Sebagai suatu penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan penelitian diawali
dengan pengumpulan data hingga analisis data dilakukan dengan memperhatikan
kaidah-kaidah penelitian sebagai berikut :
1. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu suatu penelitian yang bertujuan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh
secara sistematis, faktual dan akurat tentang pelaksanaan pembayaran Klaim (Studi
pada Avrist Assurance di Medan).
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode yuridis sosiologis yakni
suatu kajian disamping dengan menekankan pada aspek hukum (Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Perundang-undangan), yang berkenaan dengan masalah yang ada, dibandingkan
dengan prakteknya dilapangan dengan cara wawancara.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Avrist Assurance Medan. Adapun pertimbangan
dipilihnya lokasi penelitian ini karena data yang dibutuhkan lengkap sehingga
dapat menjawab segala apa yang diteliti dari nara sumber yang ada khususnya
mengenai pelaksanaan pembayaran klaim, dan juga penelitian dianggap lebih
dekat sehingga proses penelitian lebih cepat dilakukan.
4. Teknis Pengumpulan Data
Untuk mendapat data yang akurat dan relevan, baik berupa pengetahuan ilmiah,
maupun tentang suatu fakta atau gagasan, maka pengumpulan data dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan (library research) yaitu menghimpun data dengan melakukan
penelahan bahan kepustakaan baik berupa dokumen-dokumen, maupun peraturan
perundang-undangan, yang berkaitan dengan pelaksanaan pembayaran klaim
Avrist Assurance.
b. Studi Lapangan (field research) yaitu untuk melakukan wawancara dengan staff
asuransi tersebut juga sebagian nasabah atau pemegang polisnya.
5. Bahan Penelitian
a. Bahan hukum primer, bahan hukum yang mengikat, berasal dari peraturan
perundang-undangan seperti : Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen .
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer, seperti : hasil-hasil penelitian, karya dari kalangan hukum dan
sebagainya.
c. Bahan Tertier (penunjang) di luar bidang hukum seperti kamus, insklopedia,
majalah koran, makalah, dan sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan.
6. Analisa Data
Semua data yang diperoleh dari bahan pustaka serta data yang diperoleh
dilapangan dianalisa secara kualitatif.
Universitas Sumatera Utara