case report orchitis jadi
DESCRIPTION
zTRANSCRIPT
CASE REPORT
ORCHITIS
Disusun Oleh :
DIAZ RANDANIL , S. Ked
Pembimbing :
Dr. HADIYANA SURYADI , Sp. B
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR SLAMET
GARUT
2013
1
I. TINJAUAN KASUS
1.1 Identitas
Nama : Tn.R
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bayongbong
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Tanggal masuk RSUD : 20 Maret 2013
Tanggal pemeriksaan : 04 April 2013
1.2 Anamnesis
Keluhan Utama :
Pembengkakan buah zakar kanan.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Os datang dengan keluhan pembengkakan pada buah zakar kanan sejak 2 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Buah zakar terasa lebih berat di sebelah kanan, dengan
ukuran awal sebesar bola pingpong, sekarang berukuran sebesar +/- 7 x 3 cm. Kadang-
kadang terdapat keluhan nyeri pada benjolan, dan rasa nyeri menjalar sampai ke
selangkangan. Benjolan pada buah zakar, tidak hilang timbul baik saat tidur, berdiri
ataupun mengedan. Tidak terdapat discharge yang keluar dari benjolan. Tidak terdapat
keluhan nyeri pada benjolan saat berhubungan seksual. Tidak terdapat keluhan mual
dan muntah. Didapatkan riwayat demam selama satu minggu. Riwayat trauma dan
penyakit menular seksual disangkal. BAK normal tidak ada lendir ataupun darah, tidak
ada nyeri saat BAK, BAB tidak ada keluhan.
2
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
Riwayat penyakit keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.
1.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : afebris
Status generalis
Kepala : Conjungtiva tidak anemis, sklera tak ikterik
Leher : JVP tak meninggi, KGB tidak membesar
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Paru-paru : VBS normal, kiri = kanan,
ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung S1-S2 reguler,
Bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen : Datar, lembut, BU + normal, NT (-), hepar dan lien tidak teraba
Membesar,KGB inguinal tidak membesar
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”, edema (-)
3
Status Lokalis :
1.4 Diagnosa Banding
- Orchitis dextra
- Tumor testis dextra
- Hernia skrotalis dextra
- Hidrokel
- Epididimitis
- Torsio testis dextra
1.5 Usulan Pemeriksaan
- Darah Rutin
- Analisa urin
- Kultur urin
- VDRL
4
a/r skrotalis dextra :
- Bentuk benjolan lonjong
- Ukuran 7 x 3 cm
- Konsistensi lunak
- Permukaan rata
- Terfiksir
- Nyeri tekan (-)
- Hiperemis (-)
- Transiluminasi (-)
- USG testis
1.6 Diagnosa Klinik
- Suspek Orchitis Dextra
1.7 Penatalaksanaan
Ceftizoxim
Ranitidin
Ketorolac
1.8 Prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 ANATOMI TESTIS
Testis merupakan organ yang berperan dalam proses reproduksi dan hormonal. Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormon androgen terutama testosteron. Sperma dibentuk di dalam tubulus seminiferus yang memiliki 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. Diantara tubulus seminiferus inilah terdapat jaringan stroma tempat dimana sel leydig berada.
Testis normal berukuran rata-rata 4x3x2,5 cm. Organ ini diliputi oleh suatu lapisan yang disebut dengan tunika albuginea, oleh suatu septa-septa jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus. Pada bagian anterior dan lateral testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut dengan tunika vaginalis yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal, lapisan ini langsung berhubungan dengan kulit skrotum. Di sebelah posterolateral testis berhubungan dengan epididimis, terutama pada pool atas dan bawahnya. Testis terdapat di dalam skrotum yang merupakan lapisan kulit yang tidak rata dimana dibawahnya terdapat suatu lapisan yang disebut tunika dartos yang terdiri dari serabut-serabut otot.
Peredarahan darah testis memiliki keterkaitan dengan peredarahan darah di ginjal karena asal embriologi kedua organ tersebut. Pembuluh darah arteri ke testis berasal dari aorta yang beranastomosis di funikulus spermatikus dengan arteri dari vasa deferensia yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Aliran darah dari testis kembai ke pleksus pampiniformis di funikulus spermatikus. Pleksus ini di anulus inguinalis interna akan membentuk vena spermatika. Vena spermatika kanan akan masuk ke dalam vena cava inferior sedangkan vena spermatika kiri akan masuk ke dalam vena renalis kiri.
Saluran limfe yang berasal dari testis kanan mengalir ke kelenjar getah bening di daerah interaaortacaval, paracaval kanan dan iliaka komunis kanan, sedangkan saluran limfe testis kiri mengalirkan isinya ke kelanjar getah bening paraaorta kiri dan daerah hilus ginjal kiri, paracaval kiri dan iliaka kiri
6
2. Epididimis
Anatomi:
Merupakan struktur per[anjangan dari bagian posterior testis. Duktus eferen yang berasal dari testis memindahkan sperma yang baru dibuat menuju epdidimis. Epididimis dibentuk oleh duktus epididimis yang kecil dan melilit secara padat. Saluran tersebut akan menjadi lebih kecil ketika melalui bagian atas epididimis (head of epididimis). Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan, penyimpanan dan sekresi
Epididimis terbagi menjadi 3 bagian yaitu:- Head of epididymis : dibentuk oleh lobule yang berisi 12—14 duktus eferen.- Body of epididymis- Tail of Epididymis : bagian epididimis yang akan menu vas deferens.
7
3. Duktus deferensAnatomi:Merupakan perpanjangan saluran epididimis. Duktus deferens:- Mempunyai dinding otot yang tebal dengan lumen yang halus sehingga memberikan struktur yang kuat- Dimulai dari bagian tail of epididimis yang terletak di ujung bawah testis- Merupakan komponen utama spermatic cord- Masuk ke dinding anterior abdomen melalui inguinal canal- Berakhir dengan menyatu dengan duktus vesika seminalis untuk membentuk duktus ejakulatori- Bagian ujung duktus deferens akan membesar yang disebut Ampulla.Vaskularisasi:- Arteri : berasal dari arteri vesical superior yang akhirnya akan menyatu dengan arteri testicular.- Vena : berasal dari vena testicular, termasuk plexus pampiniform. Bagian ujungnya menuju vena vesicular plexus atau vena prostatic plexus.
8
ORCHITIS
DEFINISI DAN ETIOLOGI
Orkitis adalah proses inflamasi (peradangan) satu atau kedua biji testis (zakar).
Orkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling sering
menyebabkan orkitis adalah virus gondongan (mumps). Hampir 15-25% pria yang
menderita gondongan setelah masa pubertasnya akan menderita orkitis.
70% kasus orchitis biasanya didahului dengan kejadian parotitis akibat infeksi
virus Mumps. Bakteri yang menyebabkan orchitis biasanya merupakan penyebaran
dari epididimitis pada pria yang aktif secara seksual atau pada pasien BPH. Beberapa
bakteri yang dpat menyebabkan orchitis antara lain Neisseria gonorrhoeae, Clamydia
trachomatis, Eschericia coli, Klebsiella pneumoniae, Psedomonas Aeruginosa,
Staphylococcus, dan Streptococcus.
FAKTOR RESIKO
# Faktor resiko untuk orkitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular
seksual adalah:
Immunisasi gondongan yang tidak adekuat
Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
Infeksi saluran kemih berulang
Kelainan saluran kemih.
# Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual
adalah:
Berganti-ganti pasangan
Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya.
MANIFESTASI KLINIS9
• Pembengkakan skrotum
• Testis yang terkena terasa berat, membengkak dan teraba lunak
• Pembengkakan selangkangan pada sisi testis yang terkena
• Demam
• Dari penis keluar nanah
• Nyeri ketika berkemih (disuria)
• Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi
• Nyeri selangkangan
• Nyeri testis, bisa terjadi ketika buang air besar atau mengedan
• Semen mengandung darah.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan dan pembengkakan
testis yang terkena.
# Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah: Analisa air kemih
# Pembiakan air kemih
# Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore
# Pemeriksaan darah lengkap
# Pemeriksaan kimia darah.
DIAGNOSIS BANDING
Torsi testis umumnya menampakkan gejala nyeri buah zakar yang mendadak
(terlokalisir pada satu testicle) yang mungkin disertai tanda-tanda dan gejala-
gejala kepekaan testicular dan/atau scrotal, pembengkakan dan kemerahan
testicular dan/atau scrotal, kenaikan dari buah pelir yang terpengaruh didalam
scrotum, kehilangan cremasteric reflex pada sisi yang terpengaruh.
Tumor testis kadang-kadang menyebabkan nyeri buah pelir namun biasanya tidak
mengakibatkan nyeri pada benjolan itu sendiri. Terdapat perubahan pada ukuran
atau tekstur dari buah pelir disertai sakit yang tumpul dari perut bagian bawah,
punggung bagian bawah atau area selangkangan.
10
PENGOBATAN
Penderita sebaiknya menjalani tirah baring, skrotumnya diangkat dan dikompres
dengan air es.
Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Selain itu juga diberikan
obat pereda nyeri dan anti peradangan. Antibiotik yang biasa dipakai antara lain
ceftriaxone, ciprofloxacin, doksisiklin, azithromycin dan kotrimoksazol.
Pastikan sebelumnya tidak ada alergi terhadap obat2 dimaksud. Dan habiskan
antibiotika yang diberikan walaupun gejala penyakitnya sudah mereda.
Jika penyebabnya adalah virus, obat yang diberikan bertujuan menghilangkan
gejala-gejala yang ada. Obat anti nyeri, anti demam, obat anti peradangan non
steroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen
Operatif :
Radikal Orchiectomy Inguinalis
KOMPLIKASI
Testis yang mengecil (atropi)
Abses (nanah) pada kantong testis
Infertilitas (susah punya anak), terutama jika terkena kedua testis.
PENCEGAHAN
Immunisasi gondongan bisa mencegah terjadinya orkitis akibat gondongan. Saat
ini sudah tersedia vaksin untuk mumps yaitu MMR (measles, mumps, rubella)
dan MMRV (MMR plus varisela, untuk usia 1-12 tahun).
Perilaku seksual yang aman dan terlindung (misalnya tidak berganti-ganti
pasangan dan menggunakan kondom) bisa mengurangi resiko terjadinya orkitis
akibat penyakit menular seksual.
KESIMPULAN
Penanganan pertama untuk orchitis dapat dilakukan Bed rest dan Elevasi
skrotum diikuti pemberian Antibiotik, Analgesik.
11
Pada pasien orchitis dengan penyebab utama bakteri terutama pada pasien di
bawah usia 35 tahun dan aktif secara seksual dapat diberikan antibiotik
Ceftriaxone, Doksisiklin ataupun Azitromycin.
Penanganan lanjut apabila ada komplikasi hidrokel/pyocele dilakukan drainase
untuk mengurangi tekanan pada tunica.
Beberapa kasus orchitis mereda secara spontan dalam waktu 3 – 10 hari.
Dengan pemberian antibiotic yang tepat kebanyakan kasus orchitis bacterial
dapat sembuh tanpa komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
12
1. Reksoprodjo, Soelarto.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI.Jakarta:Binarupa
Aksara.
2. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 4.
Jakarta:EGC.
3. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita
SelektaKedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius,Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000.
4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
13