case presbiop

12
 Laporan case I HIPERMETROPIA & PRESBIOPIA FA KULT AS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA !"# Ter$ san Ar%$na No# Ke'on !er$ ) !aar*a Bara* KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU PENYAKIT MATA FAKUL T AS KEDOKTERAN UKRIDA RS FAMILY MEDICAL CENTER, BOGOR  Na+a , Pr-sc-"a Ra*na S$prap*o  N-+ , ../01.2/034 Tan5a *an6an ############################################ Dr Pe+'-+'-n6 , Dr# Sap*o7o A r6o M8 Sp#M ############################################ # I. IDENTITAS PASIEN  Na+a , N7# E! U+$r , 99 *a:$n A6a+a , Is"a+ A"a+a* , Bo6or Asr- B"o E#4 no#.4 Tan66 a" pe+er- saan , .2 Fe'r$ar - 01.4 II. ANAMNESIS Ana+n es-s 5-"a$an secara a$*oan a+nes- s pa5a *an66a" .2 Fe'r$ar- 01.48 p$$ " .4#2 1 WIB Keluhan utama Pen6"-:a*an +a*a anan 5an -r- a'$r se%a . *a:$n *era:-r SMRS Ria!at Pen!a"it Se"a#an$ 1

Upload: priscila-ratna-suprapto

Post on 06-Oct-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

priscila suprapto

TRANSCRIPT

Laporan case IHIPERMETROPIA & PRESBIOPIA

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDARS FAMILY MEDICAL CENTER, BOGOR

Nama : Priscila Ratna SupraptoNim : 11-2013-295Tanda tangan

............................................

Dr Pembimbing : Dr. Saptoyo Argo M, Sp.M.............................................

I. IDENTITAS PASIEN

Nama: Ny. EJUmur: 44 tahunAgama: IslamAlamat: Bogor Asri Blok E.5 no.15 Tanggal pemeriksaan: 13 Februari 2015

II. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 13 Februari 2015, pukul 15.30 WIB

Keluhan utamaPenglihatan mata kanan dan kiri kabur sejak 1 tahun terakhir SMRS

Riwayat Penyakit SekarangKurang lebih sejak 1 tahun yang lalu pasien merasa bila membaca di tempat kerja menjadi kabur pada kedua matannya, awalnya kedua mata yang membaca kabur ini dirasakan tidak terlalu mengganggu tetapi semakin lama pasien juga mengeluh setelah untuk membaca kedua mata pasien menjadi kemeng dan pegal pegal serta pusing. Sampai saat ini pasien belum pernah memakai kacamata. Pasien datang dengan keinginan untuk membuat kacamata.Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi, Riwayat DM, alergi obat, trauma pada mata,riwayat operasi mata dan penggunaan kacamata sebelumnya disangkal oleh pasien. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat hipertensi, Riwayat DM, alergi obat, trauma pada mata,riwayat operasi mata dan penggunaan kacamata pada keluarga disangkal.

III. PEMERIKSAAN FISIKStatus GaneralisKeadaan Umum: BaikTanda VitalTekanan darah: 130/80Nadi: 86x/menit,regulerPernafasan: 20x/menitSuhu: 36,5oCKepala: Normocepali, rambut hitam, distribusi merataTelinga: tidak ada kelainanHidung: tidak ada kelainanTenggorokkan: tidak ada kelainanThoraks,Jantung: tidak ada kelainanParu: tidak ada kelainanAbdomen: tidak ada kelainanEkstremitas: tidak ada kelainanSTATUS OPHTALMOLOGISKETERANGANODOS

1. VISUS

Visus5/66/6

Koreksi6/6Tidak dilakukan

Addisi6/66/6

Distansia PupilTidak dilakukanTidak dilakukan

Kacamata lamaTidak adaTidak ada

2. KEDUDUKAN BOLA MATA

EksoftalmusTidak adaTidak ada

EnoftalmusTidak adaTidak ada

DeviasiTidak adaTidak ada

Gerakan Bola mataTidak dilakukanTidak dilakukan

3. SUPERSILIA

WarnaHitam, distribusi normal, Hitam, distribusi normal,

SimetrisSimetrisSimetris

4. PALPEBRA

EdemaTidak adaTidak ada

Nyeri tekanTidak adaTidak ada

EkteropionTidak adaTidak ada

EntropionTidak adaTidak ada

BlefarospasmeTidak ada Tidak ada

TrikiasisTidak adaTidak ada

Punktum LakrimalNormal, tidak membengkak,hiperemis (-)Normal, tidak membengkak,hiperemis (-)

Fissura PalpebraNormalNormal

Milia PalpebraTidak adaTidak ada

5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR

HiperemisTidak adaTidak ada

FolikelTidak adaTidak ada

PapilTidak adaTidak ada

SikatrikTidak adaTidak ada

HordeolumTidak ada Tidak ada

KalazionTidak adaTidak ada

6. KONJUNGTIVA BULBI

SekretTidak adaTidak ada

Injeksi konjungtiva Injeksi perikornealTidak adaTidak ada

Injeksi SiliarTidak adaTidak ada

Perdarahan SubkonjungtivaTidak adaTidak ada

PterigiumTidak adaTidak ada

PinguekulaTidak adaTidak ada

Kista DermoidTidak adaTidak ada

LithiasisTidak adaTidak ada

7. SKLERA

WarnaPutih Putih

IkterikTidak adaTidak ada

Injeksi episkleraTidak adaTidak ada

Nyeri tekanTidak adaTidak ada

8. KORNEA

KejernihanJernihKeruh

PermukaanJernihJernih

Ukuran12mm12mm

SensibilitasNormalNormal

InfiltratTidak adaTidak ada

Keratik presipitatTidak adaTidak ada

SikatrikTidak adaTidak ada

UlkusTidak adaTidak ada

PerforasiTidak adaTidak ada

Arcus senilisTidak adaTidak ada

EdemaTidak adaTidak ada

Tes PlacidoTidak dilakukanTidak dilakukan

9. BILIK MATA DEPAN

KedalamanDalamDalam

KejernihanJernihJernih

HyfemaTidak adaTidak ada

HipopionTidak adaTidak ada

Efek tyndalTidak dilakukanTidak dilakukan

10. IRIS

WarnaHitam kecoklatanHitam kecoklatan

KripteTidak adaTidak ada

SinekiaTidak adaTidak ada

KolobomaTidak adaTidak ada

11. PUPIL

LetakSentral Sentral

BentukBulat Bulat

Ukuran3mm3mm

Refleks cahaya langsung++

Refleks cahaya tidak langsung++

12. LENSA

KejernihanJernihJernih

LetakSentralSentral

Tes shadowTidak dilakukanTidak dilakukan

13. BADAN KACA

KejernihanTidak dilakukanTidak dilakukan

14. FUNDUS OKULI

BatasTegasTegas

WarnaOrange Orange

Rasio arteri:vena2:32:3

C/D ratio0,30,3

Badan kacaJernih Jernih

EksudatTidak adaTidak ada

PerdarahanTidak adaTidak ada

SikatrikTidak adaTidak ada

AblasioTidak adaTidak ada

15. PALPASI

Nyeri tekanTidak dilakukanTidak dilakukan

Massa tumorTidak dilakukanTidak dilakukan

Tensi okuliTidak dilakukanTidak dilakukan

16. KAMPUS VISI

Tes konfrontasiNormal Normal

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Autorefraktometri Trial lens + baca kartu jaeger

V. RESUMESeorang wanita, 44 tahun dengan okuli dextra et sinistra kabur saat membaca sejak 1 tahun yang lalu, pasien juga merasa asthenopia akomodativa saat membaca. Riwayat sosial ekonomi kesan cukup.

STATUS GENERALIS : dalam batas normalSTATUS OFTALMOLOGI :Status OftalmologiOculi DekstraOculi Sinistra

Visus5/66/6

Koreksi6/6-

VI. DIAGNOSIS KERJA1. Hypermetropia2. Presbiopi

VII. PENATALAKSAAN1. Kacamata Bifokal VOD: 5/6 S + 0,50 = 6/6 VOS: 6/6Add S + 1,50PD 56/58

2. Edukasi Penjelasan tentang presbiopia dan hypermetropia. Penjelasan mengenai kacamata bifokal. Penjelasan mengenai kontrol rutin mata setiap 6 bulan sekali.

VIII. PROGNOSIS OD OSAd Vitam: bonambonam Ad Fungsionam: bonambonam Ad Sanationam: bonam bonam

TINJAUAN PUSTAKAI. HipermetropiaHipermetropia merupakan keadaan dimana mata tanpa akomodasi memfokuskan bayangan sinar dibelakan retina.1,2a. Etiologi Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek, akibatnya bayangan benda akan difokuskan dibelakang retina. Kekuatan optik mata terlalu rendah(biasanya karena bola mata terlalu pendek) dan cahaya paralel mengalami konvergensi pada titik dibelakan retina.Berdasarkan etiologi, hipermetropi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :1. Hipermetropia sumbu atau aksial merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek.2. Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina3. Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata, misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai indeks refraksi lensa yang berkurang.b. Bentuk hipermetropia1. Hipermetropia manifes. Ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kaca mata positif maksimal yang memeberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. a. Hipermetropia absolut adalah dimana kelainan reffraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh.b. Hipermetropia fakultatif adalah dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kacamata positif. Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata. Bila diberikan kacamata positif memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat.2. Hipermetropia laten adalah dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegia (atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropi laten hanya dapat diukur bila diberika siklopegia. Semakin muda, semakin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Makin tua sesorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropi laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus menerus, terutama bila pasien masih muda dan daya akomodasi masih kuat.3. Hipermetropia Total adalah hipermetropia yang ukurannya didapatkan setelah diberikan siklopegia.

c. Gejala hipermetropiaPada hipermetropia melihat dekat akan lebih kabur dibandingkan dengan melihat sedikit dijauhkan. Biasanya pada usia muda tidak banyak menimbulkan masalah karena dapat diimbangi dengan akomodasi. Dengan bertambahnya usia, kemampuan berakomodasi untuk mengatasi hipermetropia ringan akan berkurang.1,2 Misalnya pasien hipermetropia hingga +2.00 dengan usia 20 tahun masih dapat melihat jauh dan dekat tanpa kacamata dengan tidak mendapat kesukaran. Pada usia lanjut dengan hipermetropia,terjadi pengurangan untuk berakomodasi pada saat melihat dekat ataupun jauh.3Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di daerah makula lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif. Akibat terus-menerus berakomodasi, maka bola mata bersama-sama melakukan konvergensi dan mata akan sering terlihat mempunyai kedudukan esotropia atau juling ke dalam.1Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas. Pada pasien yang banyak membaca atau mempergunakan matanya, terutama pada usia yang telah lanjut, akan memberikan keluhan kelelahan setelah membaca. Keluhan tersebut berupasakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.1Keluhan mata yang harus berakomodasi terus untuk dapat melihat jelas adalah:1 Mata lelah Sakit kepala Penglihatan kabur melihat dekatPada usia lanjut seluruh titik fokus akan berada di belakang retina karena berkurangnya daya akomodasi mata dan penglihatan akan berkurang.d. PenatalaksanaanUntuk memperbaiki kelainan refraksi adalah dengan mengubah system pembiasan dalam mata. Pada hipermetropia, mata tidak mampu mematahkan sinar terutama untuk melihat dekat. Mata dengan hipermetropia memerlukan lensa cembung atau konveks untuk mematah sinar lebih kuat ke dalam mata. Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia manifest dimana tanpa sikloplegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal (6/6).1Bila terdapat juling ke dalam atau esotropia, diberikan kaca mata koreksi hipermetropia total. Bila terdapat tanda atau bakat juling keluar (eksoforia) maka diberikan kaca mata koreksi positif kurang. Bila terlihat tanda ambliopia diberikan koreksi hipermetropia total. Mata ambliopia tidak terdapat daya akomodasi.1Koreksi lensa positif kurang berguna untuk mengurangkan berat kaca mata dan penyesuaian kaca mata. Biasanya resep kaca mata dikurangkan 1-2 dioptri kurang daripada ukuran yang didapatkan dengan pemberian sikloplegik.1Pada pasien dengan hipermetropia sebaiknya diberikan kaca mata sferis positif terkuat atau lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal. Bila pasien dengan + 3.0 ataupun dengan + 3.25 memberikan ketajaman penglihatan 6/6, maka diberikan kaca mata + 3.25. Hal ini untuk memberikan istirahat pada mata akibat hipermetropia fakultatifnya diistirahatkan dengan kaca mata (+).(1)Pada pasien dimana akomodasi masih sangat kuat atau pada anak-anak, maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan memberikan sikloplegik atau melumpuhkan otot akomodasi. Dengan melumpuhkan otot akomodasi, maka pasien akan mendapatkan koreksi kaca matanya dengan mata yang istirahat.1Pada pasien diberikan kaca mata sferis positif terkuat yang memberikan penglihatan maksimal.1

e. Komplikasi/penyulitMata dengan hipermetropia sering akan memperlihatkan ambliopia akibat mata tanpa akomodasi tidak pernah melihat obyek dengan baik dan jelas. Bila terdapat perbedaan kekuatan hipermetropia antara kedua mata, maka akan terjadi ambliopia pada salah satu mata. Mata ambliopia sering menggulir ke arah temporal.1Penyulit lain yang dapat terjadi pada pasien dengan hipermetropia adalah esotropia dan glaukoma. Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.2

II. PresbiopiaPresbiopia adalah makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.2 Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. 3Berikut ini gambar ilustrasi pembentukan bayangan pada penderita presbiopia.

Diterangkan bahwa: terjadi kekakuan lensa seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kemampuan lensa untuk memfokuskan bayangan saat melihat dekat. Hal tersebut menyebabkan pandangan kabur saat melihat dekat. 21. EtiologiGangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat: Kelemahan otot akomodasi Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa 3

2. PatofisiologiPada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang. 1,2

3. Gejala Klinis Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa pedas. Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil. Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.4. PenatalaksanaanDiberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40 tahun (umur rata rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50

Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:1. kacamata baca untuk melihat dekat saja2. kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain3. kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah4. kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.2

DAFTAR PUSTAKA1. Ilyas, Sidarta, 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.2. Riordan P, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta : EGC. 2009. Hal:392-398.3. James, Bruce,Chris C., Anthony B..2005. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta : Erlangga. Hal: 35.

13