case pneumonia.docx

31
CASE REPORT PNEUMONIA Disusun Oleh: Nathaniel Aranjuez Pakpahan 1161!1"# Pe$%i$%in& Dr' Rah$a Sp'A (EPANITERAAN ()INI( DEPARTEMEN I)MU (ESE*AT AN ANA( PERIODE + MEI ,16 - ,. /U)I ,16 0A(U)TAS (EDO(TERAN UNIERSITAS (RISTEN INDONESIA RSUD 2E(ASI 1

Upload: ramot-biil

Post on 13-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 1/31

CASE REPORT

PNEUMONIA

Disusun Oleh:

Nathaniel Aranjuez Pakpahan

1161!1"#

Pe$%i$%in&

Dr' Rah$a Sp'A

(EPANITERAAN ()INI( DEPARTEMEN I)MU

(ESE*ATAN ANA( 

PERIODE + MEI ,16 - ,. /U)I ,16

0A(U)TAS (EDO(TERAN

UNIERSITAS (RISTEN INDONESIA

RSUD 2E(ASI

1

Page 2: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 2/31

DA0TAR ISI

Pendahuluan.......................................................................................................3Laporan kasus

Identitas..............................................................................................................4

Anamnesis..........................................................................................................4

Pemeriksaan Fisik.............................................................................................. 6

Pemeriksaan Penunjang..................................................................................... 8

Resume...............................................................................................................9

Prognosis............................................................................................................1

Analisa !asus..................................................................................................... 1"

#injauan Pustaka

$e%inisi...............................................................................................................16

&pidemologi.......................................................................................................16

&tiologi...............................................................................................................1'

Pato%isiologi........................................................................................................"

(ani%estasi klinis............................................................................................... "1

Pemeriksaan Penunjang..................................................................................... "3

Penatalaksanaan................................................................................................. "3

!omplikasi.........................................................................................................3

Prognosis............................................................................................................31

$a%tar pustaka.................................................................................................... 33

"

Page 3: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 3/31

2A2 I

PENDA*U)UAN

)ampai saat ini* pen+akit pneumonia merupakan pen+e,a, utama kematian ,alita

di dunia. $iperkirakan ada 1*8 juta atau "- dari kematian anak diaki,atkan oleh

 pneumonia* mele,ihi kematian aki,at AI$)* malaria dan tu,erkulosis. $i Indonesia*

 penumonia juga merupakan urutan kedua pen+e,a, kematian pada ,alita setelah diare.

Riset !esehatan $asar Riskesdas/ melaporkan ,ah0a kejadian pneumonia se,ulan

terakhir  period prevalence/ mengalami peningkatan pada tahun "' se,esar "*1-

menjadi "*'- pada tahun "13. !ematian ,alita +ang dise,e,a,kan oleh pneumonia

tahun "' ukup tinggi* +aitu se,esar 12*2-. $emikian juga hasil )urei demogra%i dan

!esehtan Indonesia )$!I/* +ang melaporkan ,ah0a prealensi pneumonia dari tahun ke

tahun terus meningkat* +aitu '*6- pada tahun "" menjadi 11*"- pada tahun "'.

(enurut de%inisi* pneumonia adalah in%eksi jaringan paruparu aleoli/ +ang

 ,ersi%at akut. Pen+e,a,n+a adalah ,akteri* irus* jamur* pajanan ,ahan kimia atau

kerusakan %isik dari paruparu* maupun pengaruh +ang tidak langsung dari pen+akit lain.

5akteri +ang ,iasa men+e,a,kan pneumonia adalah  streptococcus  dan mycoplasma

 pneumonia* sedangkan irus +ang men+e,a,kan pneumonia adalah adenoviruses*

rhinovirus* influenza virus* respiratory syncytial virus R)/ dan parainfluenza virus.

#erjadin+a pneumonia ditandai dengan gejala ,atuk dan atau kesulitan ,ernapas

seperti napas epat* dan tadikan dinding dada ,agian ,a0ah ke dalam. Pada umumn+a*

 pneumonia dikategorikan dalam pen+akit menular +ang ditularkan melalui udara* dengan

sum,er penularan adalah penderita pneumonia +ang men+e,arkan kuman dalam ,entuk 

droplet ke udara pada saat ,atuk atau ,ersin. 7ntuk selanjutn+a* kuman pen+e,a,

 pneumonia masuk ke saluran pernapasan melalui proses inhalasi* atau dengan ara

 penularan langsung* +aitu perikan dorplet +ang dikeluarkan oleh penderita saat ,atuk

3

Page 4: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 4/31

2A2 II

)APORAN (ASUS

1'1 I3entitas

 ama An. :F

7sia 3*2 tahun

:enis kelamin Perempuan

Alamat !P dua ikunir* jaka sampurna* ,ekasi ,arat

Anak ke 1 dari " ,ersaudara

#anggal masuk R) " (ei "16

 o.R( 9'6'1

1', Ana$nesis

Alloanamnesa tanggal "4 (ei "16 Pukul 8. ;I5

• !eluhan 7tama

)esak napas

• Ri0a+at Pen+akit )ekarang

Pasien datang ke I<$ R)7$ 5ekasi diantar oleh keluargan+a. !eluarga

 pasien mengatakan ,ah0a pasien mengalami sesak napas 1 hari )(R).

)esak dirasakan sepanjang hari dan tidak hilang tim,ul. )esak ,ertam,ah

 ,ila pasien ,atuk dan tidak ,erkurang 0alaupun pasien ,eristirahat. Pasien

 ,elum mengonsumsi o,at untuk mengurangi rasa sesakn+a. )esak pertama

kali dikeluhkan setelah pasien mengalami ,atuk dan demam.

Pasien mengalami demam dan ,atuk kurang le,ih 3 hari )(R).

$emam dirasakan naik turun* dan le,ih meningkat pada malam menjelang

 pagi hari. Pasien di,erikan o,at penurun panas parasetamol/ ,ila demam

dan suhu kem,ali normal setelah di,erikan o,at.

(ual dan muntah disangkal* ri0a+at kejang disangkal* 5A5 dan 5A! 

tidak ada keluhan. Ri0a+at imunisasi lengkap.

4

Page 5: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 5/31

• Ri0a+at Pen+akit $ahulu

Pasien ,elum pernah mengalami sesak seperti ini se,elumn+a. Pasien

memiliki ri0a+at pengo,atan #5 +ang selesai sejak 1 tahun +ang lalu.

• Ri0a+at Pen+akit !eluarga

Pada keluarga tidak ada keluhan seperti ini* ri0a+at pen+akit jantung di

keluarga disangkal* ri0a+at ,atuk lama di keluarga disangkal.

• Ri0a+at Pengo,atan

Pasien ,elum pernah ,ero,at.

• Ri0a+at Alergi

Alergi terhadap o,ato,atan* makanan dan uaa tertentu disangkal.

• Ri0a+at Psikososial

Anak han+a dapat ,er,aring di rumah dan ,elum ,isa melakukan

aktiitas +ang seharusn+a dapat dilakukan oleh anak seumurann+a. Anak 

makan 2 kali sehari dengan nasi* sa+ur* lauk pauk dan ,iskuit ditam,ah

dengan minum susu 3 kali sehari. Anak tampak le,ih keil dari anak 

seumurann+a.

• Ri0a+at !ehamilan

I,u han+a 1 kali memeriksakan keadaan kandungan pada ,idan. )elama

hamil i,u ,eraktiitas se,agai tukang ojek dan pekerja ,angunan. I,u

mengatakan tidak pernah sakit maupun terjatuh selama kehamilan.

• Ri0a+at !elahiran

Lahir spontan di ,idan. #idak ada pen+ulit. 55 "9 gram. P5 46 m.

Anak langsung menangis.

2

Page 6: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 6/31

• Ri0a+at Pem,erian (akan

I,u mem,erikan han+a A)I sampai umur 1 ,ulan* lalu dilanjutkan susu

%ormula sampai umur 6 ,ulan lalu ditam,ah ,u,ur susu dan ,iskuit setelah

umur 6 ,ulan* dilanjutkan nasi* sa+ursa+uran dan ,iskuit sejak umur 18

 ,ulan sampai sekarang.

 

• Ri0a+at Imunisasi

=epatitis 5 1> Polio 4>

5?< 1> ?ampak 1>

$P# 3>

!esan Imunisasi dasar tidak lengkap

• Ri0a+at #um,uh !em,ang

(enurut i,u pasien* anak mengalami kesulitan dalam pertum,uhan dan

 perkem,angan* sampai saat ini anak ,elum ,ias mengangkat kepala dan

duduk dengan usaha sendiri. Pasien juga ,elum ,isa ,erdiri dan ,erjalan.

Pasien sampat saat ini ,elum ,isa menguapkan katakata* dan han+a

mampu mengerang.

!esan #um,uh !em,ang anak tidak sesuai dengan umur.

1'. Pe$eriksaan 0isik 

!eadaan 7mum #ampak sakit sedang

!esadaran ?ompos mentis

#anda ital

)uhu 3'*1?

#ek. $arah 1@6 mm=g

 adi 9" kali per menit

Perna%asan 4 kali per menit

6

Page 7: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 7/31

Antropometri

55 '*4 kg

#5 89 m

LP 4 m

LLA 1*2 m

55I " kg

)tatus <ii menurut ;=B

55@7 '*"@" > 1- C 92-

#5@7 13@112 > 1- C 89-

55@#5 18@" > 1- C 9-

!esan )tatus gii 5uruk  

)tatus <eneralis

!epala ormoephali. 7,unu,un ,esar menutup

(ata ?onjungtia anemis @. )klera ikterik @. Re%leks pupil D@D

isokor. &dema palpe,ra D@D.

Leher Pem,esaran !<5 /

#horaks Paru Inspeksi 5entuk dan gerak simetris

 Palpasi oal %remitus di kedua lapang paru

 Perkusi )onor@sonor 

  Auskultasi Pernapasan esikuler antara kanan dan kiri.

Ronki D@D* ;heeing @.

  :antung Inspeksi #idak terlihat pulsasi itus ordis

 Palpasi Itus ordis tidak tera,a

 Perkusi 5atas jantung kanan normal

  5atas jantung kiri normal

 Auskultasi 5un+i jantung I dan II reguler 

A,domen Inspeksi Perut supel* distensi a,domen /*

'

Page 8: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 8/31

 Auskultasi 5ising usus D/ normal

 Palpasi =eparlien tidak tera,a

 Perkusi #impani

7rogenital #idak tampak kelainan

&kstremitas

Atas Akral hangat D@D* ?R#E" dtk D@D* edema @* pitting edema

5a0ah Akral hangat D@D* ?R#E" dtk D@D* edema D@D* pitting edema

1'# Pe$eriksaan Penunjan&

Pemeriksaan La,oratorium tgl " (ei "16

• =ematologi rutin

=emoglo,in 1"*4 11*212*2 g@dL

=ematokrit 36*6 3"4"-

Leukosit 1'*1 4*21*2 13@ul

#rom,osit 348 1242 13@ul

<$) 13 61 mg@dl

 atrium 138 132142 m&@L

!alium 4*' 3*62*8 m&@L

?lorida 11 9811 m&@L

1'! Resu$e

Anamnesis 5engkak pada seluruh tu,uh sejak 1 minggu +ang lalu. 5A! 

 ,er0arna keruh. $emam sejak 1 minggu. !eluar air dari telinga sejak 1

minggu.

Pem.Fisik Bld man %ae D/* na%as uping hidung D/* retraksi sela iga D/*

Rhonki ,asah kasar pada kedua lapang paru* 5agg+ pants D/

terapi

IF$ RL 1" #etes@menit

?e%ota>ime ">12 mg

Am,ro>ol 3>1@" th

Inhalasi@8 jam

8

Page 9: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 9/31

1'6 Pr4&n4sis

Ad itam du,ia ad ,onam

Ad %untionam du,ia ad ,onam

Ad sanationam du,ia ad ,onam

FBLLB; 7P

#anggal ?atatan Instruksi

"2"16 5engkak pada tungkai dan kelopak 

mata D/

) 36*2? P "8 >@mnt 8>@mnt

$iet rendah garam

Prednisone 3>" ta,

ipal,umin 3>1

"12"16 5engkak pada tungkai dan kelopak 

mata D/

) 36*6? P "4 >@mnt 88>@mnt

$iet rendah garam

Prednisone 3>" ta,

ipal,umin 3>1

""2"16 5engkak pada tungkai dan kelopak 

mata D/

) 36*3? P "6 >@mnt 9>@mnt

$iet rendah garam

Prednisone 3>" ta,

ipal,umin 3>1

Periksa ulang urine

"32"16 5engkak ,erkurang* ,engkak pada

kelopak mata /

) 36*2? P "8 >@mnt 8>@mnt

$iet rendah garam

Prednisone 3>" ta,

ipal,umin 3>1

Periksa ulang urine

"42"16 5engkak ,erkurang* ,engkak pada

kelopak mata /

) 36*2? P "8 >@mnt 8>@mnt

$iet rendah garam

Prednisone 3>" ta,

ipal,umin 3>1

Periksa ulang urine

=asil La,oratorium "2"16 jam 9.4

• 7rine rutin

;arna kuning !uning

9

Page 10: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 10/31

!ejernihan :ernih :ernih

5erat jenis 1*12 1*131*3

 p= '*2 4*68*

 itrit

Protein urin egati%

<lukosa reduksi/ ormal !eton

7ro,ilinogen ormal ormal

5iliru,in

&ritrosit

Leukosit

Leukosit " 14 @LP5

&ritrosit 1 @LP5

&pitel "

!ristal )ilinder

Lainlain

1

Page 11: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 11/31

I'+ Analisa kasus

$ari ananmnesis didapatkan pasien datang ke 7<$ R)7$ ,ekasi dengan keluhan

 ,engkak di seluruh tu,uh sejak 1 minggu se,elum masuk rumah sakit. Brang tua pasien

mengatakan ,ah0a ,engkak dimulai dari kelopak mata* kemudua tungkai dan perut.

Ri0a+at sesak na%as* demam disangkal. Pasien 5A! sekitar 4 kali sehari sejak 

munuln+a ,engkak dan keningn+a ,er0arna keruh.

Pemeriksaan %isik didapatkan keadaan umum atau kesadaran tampak sakit sedang*

ompos mentis* tampak ,engkak pada 0ajah* perut dan kedua tungkai.

$ata antopometri

5erat ,adan '*4 kg

#inggi 5adan 111 m

)tatus gii menurut ?$?

55@7 "@18 > 1- 111 - gii le,ih/

#5@7 111 @ 18 > 1- 1" - gii le,ih/

55@#5 "@18*2 > 1- 18 - gii le,ih/

!esan B,esitas !arena pasien mengalami oedema* sehingga +ang

digunakan adalah linkar lengan atas /

Pada mata didapatkan edema palpe,ra D@D/. A,domen tampak em,ung* ,ising usus

D/* pada palpasi tidak didapatkan adan+a organomegali atau n+eri tekan* perkusi

a,domen didapatkan adan+a shi%ting dulss D/.

Pada pemeriksaan genitalia eksterna tidak didapatkan adan+a edema pada srotum*

 pada ekstrimitas didapatkan adan+a pitting edema.

Perjalanan pen+akit pada sindroma ne%rotik a0aln+a mengikuti sindrom pada pasien

ini* seperti ,engkak pada palpe,ra dan oliguria dan setelah ,e,erapa hari edema semakin jelas menjadi edema anasarka.

$an hasil pemeriksaan penunjang pada saat pasien pertama masuk R) didapatkan

hasil nilai al,umin +ang rendah 1*94 g@dL/ dan nilai kolesterol +ang tinggi 4' mg@dL/.

$ari hasil urinalisis didapatkan adan+a urin DD/* sehingga dari temuan diatas diagnosa

sindroma ne%rotik dapat ditegakkan.

11

Page 12: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 12/31

)indroma ne%rotik dapat ditegakkan ,erdasarkan 4 gejala klinik +ang khas* +aitu

1. Proteinuria masi% atau proteinuria ne%rotik 

$imana didalam urin terdapat protein G 4 mg@m lp,@jam atau G2 mg@kg55@"4

 jam* atau rasio al,umin@kreatinin pada urin se0aktu G"mg atau dipstik G"D.

Proteinuria pada sindrom ne%rotik kelainan minimal relati% selekti%* +ang ter,entuk 

terutama oleh al,umin.

". =ipoal,uminemia

Al,umin serum E"*2 g@dL. =arga normal kadar al,umin plasma pada anak 

dengan gii ,aik sekitar 3*64*4 g@dL. Pada sindroma ne%rotik retensi airan dan

sem,a, ,aru akan terlihat apa,ila kadar al,umin plasma turun di,a0ah "*2 3* g@dL

*,ahkan sering dijumpai kadar plasma +ang jauh le,ih rendah dari it. :umlah al,umin

dalam ,adan ditentukan oleh masukan dari sintesis hepar dan pengeluaran aki,at

degradasi meta,olik sekresi renal dan gastrointestinal.Pada anak dengan sindroma

ne%rotik terdapat hu,ungan ter,alik antara laju eksresi protein urin dengan derajat

hipoal,uemia. )intesi protein di hati ,iasan+a meningkat * tetapi mungkin normal

atau menurun.

3. Bedem

Ada " teori mengenai pato%isiologi edema pada sindrom ne%rotik teori

under%illed dan teori oer%ille. Pada teori under%ill dijelaskan pem,entukan edema

terjadi karena menurunn+a al,umin aki,at kehilangan protein melalui urin.

=ipoal,uminemia men+e,a,kan penurunan tekanan onkotik plasma +ang

memungkinkan transudasi airan dari ruang interaskuler ke ruang interstisial.

Penuruna olume intraaskular men+e,a,kan penurunan tekanan per%usi ginjal*

sehingga terjadi pengakti%an sistem renin angiotensin aldosteron* +ang merangsang

rea,sor,si natrium di tu,ulus distal ginjal. Penurunan olume intraaskuler juga

merangsang pelepasan hormon antidiuretik +ang mempertinggi pen+erapan air dalam

duktus kolekti%us. !arena tekanan onkotik kurang maka airan dan natrium +ang

telah direa,sor,si masuk kem,ali ke ruang interstisial sehingga memper,erat edema.

1"

Page 13: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 13/31

)edangkan pada teori oer%ill dijelaskan retensi natrium dan air diaki,atkan

karenamekanisme intea renal primer dan tidak tergantung pada stimulasi sistemik 

 peri%er. )erta adan+a agen dalam sirkulasi +ang meningkatkan permea,ilitas kapiler 

diseluruh tu,uh serta ginjal. Retensi natrium primer aki,at de%ek intra renal ini

men+e,a,kan ekspansi airan plasma dan airan ekstraaskuler. &dema ini

diaki,atkan oer%illing airan ke dalam ruang interstitial.

4. =iperlipidemia

Pada sindrom ne%rotik idiopatik mengalami hiperkolesterolemia le,ih dari "

mg@dL. !olesterol serum* L$L*L$L* triglisedida meningkat sedangkan =$L dapat

meningkat*normal ataupun menurun. =al ini dise,a,kan peningkatan sintesis lipid di

hepar dan penurunan kata,olisme peri%er penurunan pengeluaran lipoprotein*

L$L* kilomikron dan intermediate densit+ lipoprotein dari darah/. Peningkatan

sintesis lipoprotein lipid di stimulasi oleh penurunan al,umin serum dan penurunan

tekanan onkotik.

Pada sindroma ne%rotik hampir semua kadar lemak meningkat. !emungkinan hal

ini dipengaruhi oleh 1/ hipoproteinemia merangsang sintesis protein men+eluruh

dalam hati termasuk lipoprotein. "/ kata,olisme lemak menurun karena penurunan

kadar lipoprotein lipase plasma* sistem enim utama +ang mengam,il lemak dari

 plasma.

Pasien sudah pernah mengalami hal seperti ini " tahun +ang lalu dan di diagnosis

dengan sindroma ne%rotik. Pasien mengkonsumsi (etilPrednisolon setiap hari dengan

dosis sesuai dengan hasil pemeriksaan al,umin pasien +ang diperiksa di puskesmas.

#erapi terse,ut tidak sesuai dengan tatalaksana sindroma ne%rotik.

#erapi kortikosteroid dianjurkan dengan terapi inisial 6 mg@m atau "mg@kg55@ hari

dalam dosis ter,agi untuk menginduksi remisi di,erikan selama 4 minggu. 5ila terjadi

remisi pada 4 minggu pertama* maka pem,erian steroid dilanjutkan dengan 4 minggu

kedua dengan dosis 4mg@m L5P "@3 dosis a0al/ atau 1*2mg@kg55@hari* seara selang

sehari* 1> sehari setelah makan pagi. 5ila setelah 4 minggu pengo,atan steroid dosis

 penuh tidak terjadi remisi* pasien din+atakan se,ai resisten steroid.

13

Page 14: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 14/31

Pem,erian diuretik dianjurkan selama ada edema ,erat. 5iasan+a di,erikan loop

diureti seperti %urosemid 1"mg@kg55@hari * ,ila perlu dikom,inasikan dengan

spironolakton "3mg@kg55@hari. Pada pemakaian diuretik le,ih lama dari 1" minggu

dilakukan pemantauan elektrolit darah kalium dan natrium/.

14

Page 15: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 15/31

2A2 III

TIN/AUAN PUSTA(A

.'1 De5inisi

)indrom ne%rotik merupakan kumpulan gejalagejala +ang terdiri dari

 proteinuria massi% H4 mg@m" LP5@jam atau rasio protein@kreatinin pada urine

se0aktu G" mg@mg atau dipstik H"D/* hipoal,uminemia "*2 gr@dL/* edema*

dan dapat disertai hiperkolestrerolemia "2 mg@uL/.

#erdapat ,e,erapa de%inisi@,atasan +ang dipakai pada )indrom e%rotik*

antara lain

1. Remisi* +aitu proteinuria negati% atau trace  proteinuria E4 mg@m

"

L5P@jam/ selama 3 hari ,erturutturut dalam 1 minggu.

". Relaps* +aitu proteinuria H "D proteinuria H4 mg@m" L5P@jam/ selama

3 hari ,erturutturut dalam 1 minggu.

3. Relaps jarang* +aitu relaps +ang terjadi kurang dari " kali dalam 6 ,ulan

 pertama setelah respon a0al* atau kurang dari 4 kali per tahun

 pengamatan.

4. Relaps sering  frequent relapse/* +aitu relaps terjadi H" kali dalam 6

 ,ulan pertama atau H 4 kali dalam periode satu tahun.

2. $ependen steroid* +aitu keadaan dimana terjadi relaps saat dosis steroid

diturunkan atau dalam 14 hari setelah pengo,atan dihentikan* dalam hal

ini terjadi " kali ,erturutturut.

6. Resisten steroid* +aitu suatu keadaan tidak terjadin+a remisi pada

 pengo,atan prednisone dosis penuh %ull dose/ " mg@kg55@hari selama

4 minggu.

 

.', Epi3e$i4l4&i

)indrom ne%rotik le,ih sering terjadi pada pria di,andingkan 0anita "1/

dan ke,an+akan terjadi pada umur " dan 6 tahun. #elah dilaporkan terjadi

 paling muda pada anak umur 6 ,ulan dan paling tua pada masa de0asa. )!(

12

Page 16: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 16/31

terjadi pada 829- pasien di,a0ah umur 6 tahun dan palingJ di Indonesia

dilaporkan 6 kasus per 1. anak per tahun. Pada penelitian di :akarta

;ila ;ir+a/ menemukan han+a 44*"- tipe kelainan minimal dari 364 anak 

dengan sindrom ne%rotik primer +ang di,iopsi* sedangkan I)!$? melaporkan

 penelitiann+a diantara 2"1 pasien* '6*4- merupakan tipe kelainan minimal.

Angka kejadian sindrom ne%rotik pada anak di,a0ah usia 18 tahun

diperkirakan ,erkisar "' kasus per 1. anak per tahun* dengan onset

tertinggi pada usia "3 tahun. =ampir 2- penderita mulai sakit saat ,erusia 1

4 tahun* '2- mempun+ai onset se,elum ,erusia 1 tahun.

.'. Eti4l4&i

)eara klinis sindrom ne%rotik di,agi menjadi " golongan* +aitu

1. Sindrom nefrotik primer idiopatik/

$ikatakan sindrom ne%rotik primer oleh karena sindrom ne%rotik ini

seara primer terjadi aki,at kelainan pada glomerulus itu sendiri tanpa ada

 pen+e,a, lain. <olongan ini paling sering dijumpai pada anak. #ermasuk 

dalam sindrom ne%rotik primer adalah  sindrom nefrotik kongenital * salah

satu jenis sindrom ne%rotik +ang ditemukan sejak anak itu lahir atau usia

di,a0ah 1 tahun.

)ekitar 9- anak dengan sindrom ne%rotik merupakan sindrom ne%rotik 

idiopatik. )indrom ne%rotik idiopatik terdiri dari 3 tipe seara histologis

sindrom ne%rotik kelainan minimal* glomerulonephritis proli%eratie

mesangial proli%eration/* dan glomerulosklerosis %okal segmental. !etiga

gangguan ini dapat me0akili 3 pen+akit ,er,eda dengan mani%estasi klinis

+ang serupaJ dengan kata lain* ketiga gangguan ini me0akili suatu spektrum

dari satu pen+akit tunggal.

!lasi%ikasi

• )indrom ne%rotik kelainan minimal )!(/

Pada 82- dari kasus sindrom ne%rotik pada anak* glomerulus terlihat

normal atau memperlihatkan peningkatan minimal pada sel mesangial

16

Page 17: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 17/31

dan matriksn+a. Penemuan pada mikroskop immuno%luoresene

 ,iasan+a negati%* dan mikroskop elektron han+a memperlihatkan

hilangn+a epithelial cell foot processes podosit/ pada glomerulus. Le,ih

dari 92- anak dengan )!( ,erespon dengan terapi kortikosteroid.

• <lomerulonephritis proli%eratie (esangial proli%eration/

Pada 2- dari total kasus sindrom ne%rotik ditandai dengan adan+a

 peningkatan sel mesangial +ang di%us dan matriks pada pemeriksaan

mikroskop ,iasa. (ikroskop immuno%luoresene dapat memperlihatkan

 jejak 1D Ig( mesangial dan@atau IgA. (ikroskop elektron

memperlihatkan peningkatan dari sel mesangial dan matriks diikuti

dengan menghilangn+a sel podosit. )ekitar 2- pasien dengan lesi

histologis ini ,erespon dengan terapi kortikosteroid.

• <lomerulosklerosis %okal segmental Foal segmental

glomeruloslerosis@F)<)/

Pada kasus 1- dari kasus sindrom ne%rotik* glomerulus

memperlihatkan proli%erasi mesangial dan jaringan parut segmental pada

 pemeriksaan dengan mikroskop ,iasa. (ikroskop immuno%luoresene

menunjukkan adan+a Ig( dan ?3 pada area +ang mengalami sklerosis.

Pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron* dapat dilihat jaringan

 parut segmental pada glomerular tu%t disertai dengan kerusakan pada

lumen kapiler glomerulus. Lesi serupa dapat terlihat pula pada in%eksi

=I?* re%luks esioureteral* dan pen+alahgunaan heroin intraena. =an+a

"- pasien dengan F)<) +ang ,erespon dengan terapi prednisone.

Pen+akit ini ,iasan+a ,ersi%at progresi%* pada akhirn+a dapat meli,atkan

semua glomeruli* dan men+e,a,kan pen+akit ginjal stadium akhir end

stage renal disease/ pada ke,an+akan pasien.

 

• <lomerulone%ritis mem,rano proli%eratie <(P/

$itandai dengan pene,alan mem,rane ,asalis dan proli%erasi seluler 

1'

Page 18: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 18/31

hiperselularitas/* serta in%iltrasi sel P(. $engan mikroskop aha+a*

(5< mene,al dan terdapat proli%erasi di%us selsel mesangial dan suatu

 penam,ahan matriks mesangial. Perluasan mesangium ,erlanjut ke

dalam kumparan kapiler peri%er* men+e,a,kan reduplikasi mem,rane

 ,asalis Kjejaktrem atau kontur lengkap/. !elainan ini sering ditemukan

 pada ne%ritis setelah in%eksi streptoous +ang progresi% dan pada

sindrom ne%rotik. Ada (P< tipe I dan tipe II.

• <lomerulopati mem,ranosa <(/

Pen+akit progresi% lam,at pada de0asa dan usia pertengahan seara

mor%ologi khas oleh kelainan ,er,atas jelas pada (5<. :arang

ditemukan pada anakanak. (engenai ,e,erapa lo,us glomerulus*

sedangkan +ang lain masih normal. Peru,ahan histologik terutama adalah

 pene,alan mem,rane ,asalis +ang terlihat ,aik dengan mikroskop aha+a

maupun elektron.

". )indrom ne%rotik sekunder 

#im,ul se,agai aki,at dari suatu pen+akit sistemik atau se,agai aki,at

dari ,er,agai se,a, +ang n+ata seperti misaln+a e%ek samping o,at.Pen+e,a, +ang sering dijumpai adalah

• Pen+akit meta,oli atau kongenital dia,etes mellitus* amiloidosis*

sindrom Alport* miksedema

• In%eksi hepatitis 5* malaria* shistosomiasis* lepra* si%ilis*

streptokokus* AI$)

• #oksin dan allergen logam ,erat =g/* penisillamin* pro,enesid*

raun serangga* ,isa ular • Pen+akit sistemik imunologik lupus eritematosus sistemik* purpura

=enoh)hinlein* sarkoidosis

•  eoplasma tumor paru* pen+akit hodgin* tumor gastrointestinal

18

Page 19: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 19/31

.'# Pat45isi4l4&i

• Protenuria

Proteinuria merupakan kelainan dasar ). Proteinuri se,agian ,esar 

 ,erasal dari ke,ooran glomerulus proteinuri glomerular/ dan han+a

se,agian keil ,erasal dari sekresi tu,ulus proteinuri tu,ular/. Peru,ahan

integritas mem,rana ,asalis glomerulus terhadap protein plasma dan protein

utama +ang dieksresikan dalam urin adalah al,umin. $alam keadaan normal

mem,ran ,asal glomerulus (5</ mempun+ai mekanisme penghalang

untuk menegah ke,ooran protein. (ekanisme penghalang pertama

 ,erdasarkan ukuran molekul sie ,arrier/ dan +ang kedua ,erdasarkan

muatan listrik hange ,arrier/. Pada ) kedua mekanisme penghalang

terse,ut ikut terganggu. )elain kon%igurasi molekul protein juga

menentukan lolos tidakn+a protein melalui (5<. Proteinuria di,edakan

menjadi selekti% dan nonselekti% ,erdasarkan ukuran molekul protein +ang

keluar melalui urin. Proteinuria selekti% apa,ila +ang keluar terdiri dari

molekul keil misaln+a al,umin. )edangkan nonselekti% apa,ila protein

+ang keluar terdiri dari molekul ,esar seperti immunoglo,ulin. )elektiitas

 proteinuria ditentukan oleh keutuhan struktur (5<.

• =ipoal,uminemia

=ipoal,uminemi dise,a,kan oleh hilangn+a al,umin melalui urin dan

 peningkatan kata,olisme al,umin di ginjal. )intesis protein di hati ,iasan+a

meningkat namun tidak memadai untuk mengganti kehilangan al,umin

dalam urin/* tetapi mungkin normal atau menurun.

• &dema

&dema pada ) dapat diterangkan dengan teori under%ill dan oer%ill.

#eori under%ill menjelaskan ,ah0a hipoal,uminemia merupakan %aktor 

kuni terjadin+a edema pada ). =ipoal,uminemia men+e,a,kan

 penurunan tekanan onkotik plasma sehingga airan ,ergeser dari

19

Page 20: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 20/31

intraaskular ke jaringan intestitium dan terjadi edema. Aki,at penurunan

tekanan onkotik plasma dan ,ergesern+a airan plasma terjadi hipoolemia

dan ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan

air. (ekanisme kompensasi ini akan memper,aiki olume intraaskular 

tetapi juga akan mengeksaser,asi terjadin+a hipoal,uminemia sehingga

edema semakin ,erlanjut.

#eori oer%ill menjelaskan ,ah0a retensi natrium adalah de%ek renal

utama. Retensi natrium oleh ginjal men+e,a,kan airan ekstraseluler 

meningkat sehingga terjadi edema. Penurunan laju %iltrasi glomerulus aki,at

kerusakan ginjal akan menam,ah retensi natrium dan edema aki,at

teraktiasin+a sistem Reninangiotensinaldosteron terutama kenaikan

konsentrasi hormone aldosteron +ang akan mempengaruhi selsel tu,ulus

ginjal untuk menga,sor,si ion natrium sehingga ekskresi ion natrium

natriuresis/ menurun. )elain itu juga terjadi kenaikan aktiasi sara% 

simpatetik dan konsentrasi katekolamin +ang men+e,a,kan tahanan atau

resistensi askuler glomerulus meningkat* hal ini mengaki,atkan penurunan

LF< dan kenaikan desakan )tarling kapiler peritu,uler sehingga terjadi

 penurunan ekskresi natrium.

• =iperlipidemia

!olesterol serum* er+ lo0 densit+ lipoprotein L$L/* lo0 densit+

lipoprotein L$L/* trigliserida meningkat sedangkan high densit+

lipoprotein =$L/ dapat meningkat* normal* atau menurun. =al ini

dise,a,kan peningkatan sintesis lipid di hepar dan penurunan kata,olisme di

 peri%er penurunan pengeluaran lipoprotein* L$L* kilomikron dan

intermediate densit+ lipoprotein dari darah/. Peningkatan sintesis lipoprotein

lipid distimulasi oleh penurunan al,umin serum dan penurunan tekanan

onkotik.

"

Page 21: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 21/31

.'! Mani5estasi (linis

(ani%estasi klinis +ang paling sering ditemukan adalah edema +ang

men+eluruh dan terdistri,usi mengikuti ga+a graitasi ,umi. &dema sering

ditemukan dimulai dari daerah 0ajah dan kelopak mata pada pagi hari* +ang

kemudian menghilang* digantikan oleh edema di daerah preti,ial pada sore

hari.

Anak ,iasan+a dating dengan keluhan edema ringan* dimana a0aln+a terjadi

di sekitar mata dan ekstremitas ,a0ah. )indrom ne%rotik pada mulan+a diduga

se,agai gangguan alergi karena pem,engkakan perior,ital +ang menurun dari

hari ke hari. )eiring 0aktu* edema semakin meluas* dengan pem,entukan

asites* e%usi pleura* dan edema genital. Anoreksia* irita,ilitas* n+eri perut* dan

diare sering terjadi. =ipertensi dan hematuria jarang ditemukan. $i%%erensial

diagnosis untuk anak dengan edema adalah pen+akit hati* pen+akit jantung

kongenital* glomerulone%ritis akut atau kronis* dan malnutrisi protein.

Asites sering ditemukan tanpa odem anasarka* terutama pada anak keil dan

 ,a+i +ang jaringann+a le,ih resisten terhadap pem,entukan edema interstisial

di,andingkan anak +ang le,ih ,esar. &%usi transudat lain sering ditemukan*

seperti e%usi pleura. 5ila tidak dio,ati edema dapat menjadi anasarka* sampai

ke skrotum atau daerah ula.

Pada pemeriksaan %isik harus disertai pemeriksaan ,erat ,adan* tinggi

 ,adan* lingkar perut* dan tekanan darah. #ekanan darah umun+a normal atau

rendah* namun "1- pasien mempun+ai tekanan darah tinggi +ang si%atn+a

sementara* terutama pada pasien +ang pernah mengalami deplesi olume

intraaskuler ,erat. !eadaan ini dise,a,kan oleh sekresi rennin ,erle,ihan*

sekresi aldosteron* dan asokonstriktor lainnn+a* se,agai respon tu,uh

terhadap hipoolemia. Pada sindrom ne%rotik kelainan minimal )!(/ dan

glomerulosklerosis %okal segmental <)F)/ jarang ditemukan hipertensi +ang

menetap. $alam laporan I)!$? Internasional Study of Kidney Disease in

Children/* pada )!( ditemukan ""- disertai hematuria mikroskopik* 12

"- disertai hipertensi* dan 3"- dengan peningkatan kadar kreatinin dan

"1

Page 22: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 22/31

ureum darah +ang ,ersi%at ,ersementara. Pasien sindrom ne%rotik perlu

di0aspadai se,agai gejala s+ok dikarenakan kekurangan per%usi ke daerah

splanhnik atau aki,at peritonitis.

$iagnosis ,anding antara lain $ia,eti ephropath+* Light ?hain

Assoiated Renal $isorders* Foal )egmental <lomeruloslerosis*

<lomerulonephritis akut@kronis* =I ephropath+* IgA ephropath+.

.'6 Pe$eriksaan Penunjan&

Pemeriksaan penunjang +ang dilakukan antara lain

• 7rinalisis dan ,ila perlu ,iakan urin

• Protein urin kuantitati%* dapat ,erupa urin "4 jam atau rasio protein@

kreatinin pada urin pertama pagi hari

• Pemeriksaan darah antara lain

o $arah tepi lengkap hemoglo,in* leukosit* hitung jenis* trom,osit*

hematokrit* L&$/

o !adar al,umin dan kolesterol plasma

o !adar ureum* kreatinin* serta klirens kreatinin dengan ara klasik 

atau dengan rumus )h0art

o #iter A)#B

o !adar komplemen ?3 ,ila diurigai Lupus &ritematosus )istemik*

 pemeriksaan ditam,ah dengan komplemen ?4* AA  Ana nuclear 

antibody/ dan anti ds$A

Indikasi ,iopsi ginjal

)indrom e%rotik dengan hematuri n+ata* hipertensi* kadar kreatinin dan

ureum plasma meninggi* atau kadar komplemen serum menurun

)indrom e%rotik resisten steroid

)indrom e%rotik dependen steroid

.'" Penatalaksanaan

""

Page 23: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 23/31

Pada kasus sindrom ne%rotik +ang diketahui untuk pertama kalin+a*

se,aikn+a penderita di ra0at di rumah sakit dengan tujuan untuk memperepat

 pemeriksaan dan ealuasi pengaturan diet* penanggulangan edema* memulai

 pengo,atan steroid* dan edukasi ,agi orang tua. )e,elum pengo,atan steroid

dimulai* dilakukan uji (antou>. 5ila hasiln+a positi% di,erikan pro%ilaksis I=

 ,ersama steroid* dan ,ila ditemukan tu,erulosis BA#/. Pera0atan pada

sindrom ne%rotik relaps dilakukan ,ila disertai edema anasarka +ang ,erat atau

disertai komplikasi muntah* in%eksi ,erat* gagal ginjal* atau s+ok. #irah ,aring

tidak perlu dipaksakan dan aktiitas disesuaikan dengan kemampuan pasien.

Pem,erian diet tinggi protein tidak diperlukan. 5ahkan sekarang dianggap

kontra indikasi* karena akan menam,ah ,e,an glomerolus untuk mengeluarkan

sisa meta,olisme protein hiper%iltasi/ dan men+e,a,kan terjadin+a sklerosis

glomerolus. )ehingga ukup di,erikan diet protein normal sesuai dengan R$A

 Recommended Daily Allowances/ +aitu "gram@kg55@hari. $iet rendah protein

akan men+e,a,kan malnutrisi energ+ protein (&P/ dan ham,atan

 pertum,uhan anak. $iet rendah garam 1"gram@hari/ han+a diperlukan jika

anak menderita edema.

a. Pengo,atan Inisial

)esuai dengan anjuran I)!$?  nternational Study on Kidney

 Diseases in Children/ pengo,atan inisial pada sindrom ne%rotik dimulai

dengan pem,erian prednisone dosis penuh %ull dose/ 6 mg@m"

LP5@hari maksimal 8mg@hari/* di,agi dalam 3 dosis* untuk 

menginduksi remisi. $osis prednisone dihitung ,erdasarkan ,erat ,adan

ideal ,erat ,adan terhadap tinggi ,adan/. Prednisone dalam dosis

 penuh inisial di,erikan selama 4 minggu. )etelah pem,erian steroid

dalam " minggu pertama* remisi telah terjadi pada 8- kasus* dan

remisi menapai 94- setelah pengo,atan steroid 4 minggu. 5ila terjadi

remisi pada remisi pada 4 minggu pertama* maka pem,erian steroid

dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan dosis 4mg@m " LP5@hari

"@3 dosis a0al/ seara alternating selang sehari/* 1 kali sehari setelah

makan pagi. 5ila setelah 4 minggu pengo,atan steroid dosis penuh*

"3

Page 24: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 24/31

tidak terjadi remisi* pasien din+atakan se,agai resisten steroid. <am,ar 

1/

 ,. Pengo,atan Relaps

(eskipun pada pengo,atan inisial terjadi remisi total pada 94-

 pasien* tetapi pada se,agian ,esar akan mengalami relaps 6'-/ dan

2- diantaran+a mengalami relaps sering. )kema pengo,atan relaps

dapat dilihat di gam,ar "* +aitu di,erikan prednisone dosis penuh

sampai remisi maksimal 4 minggu/ dilanjutkan dengan prednisone

dosis alternating selama 4 minggu. Pada sindrom ne%rotik +ang

mengalami proteinuria H "D kem,ali tetapi tanpa edema* se,elum

dimulai pem,erian prednisone* terle,ih dahulu diari pemiun+a*

 ,iasan+a in%eksi saluran napas atas. 5ila ada in%eksi* di,erikan

anti,ioti 2' hari dan ,ila setelah pem,erian anti,ioti kemudian

 proteinuria menghilang* tidak perlu di,erikan pengo,atan relaps. 5ila

sejak a0al ditemukan proteinuria H "D disertai edema* maka

didiagnosis se,agai relaps* dan di,eri pengo,atan relaps.

:umlah kejadian relaps dalam 6 ,ulan pertama pasa pengo,atan

inisial* sangat penting* karen dapat meramalkan perjalanan pen+akit

selanjutn+a. 5erdasarkan relaps +ang terjadi dalam 6 ,ulan pertama

 pasa pengo,atan steroid inisial* pasien dapat di,agi dalam ,e,erapa

 penggolongan* +aitu

1. #idak ada relaps sama sekali 3-/

". Relaps jarang jumlah relaps E " kali 1"-/

"4

Page 25: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 25/31

3. Relaps sering jumlah relaps H " kali 42-/

4. $ependen steroid +aitu keadaan dimana terjadi relaps saat

dosis steroid diturunkan atau dalam 14 hari setelah pengo,atan

dihentikan* dalam hal ini terjadi " kali ,erturutturut.

. Pengo,atan )indrom e%rotik relaps sering atau dependen steroid

Pengo,atan )indrom e%rotik relaps sering atau dependen steroid ada 4

 pilihan* +aitu

1. Pem,erian steroid jangka panjang

". Pem,erian Leamisol

3. Pengo,atan dengan sitostatik 

4. Pengo,atan dengan siklosporin pilihan terakhir/

)elain itu perlu diari %ous in%eksi* seperti tu,erulosis* in%eksi di

gigi atau aingan. 5ila telah din+atakan se,agai sindrom ne%rotik 

relaps sering@dependen steroid* setelah menapai remisi dengan

 prednisone dosis penuh* diteruskan dengan steroid alternating dengan

dosis +ang diturunkan perlahan@ ,ertahap *"mg@kg55 sampai dosis

terkeil +ang tidak menim,ulkan relaps +aitu antara *1*2mg@kg55

alternating. $osis ini dise,ut threshold dan dapat diteruskan selama 6

1" ,ulan* kemudian dio,a dihentikan. 7mumn+a anak usia sekolah

dapat mentolerir prednisone *2mg@kg55 dan anak usia pra sekolah

sampai 1mg@kg55 seara alternating.

"2

Page 26: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 26/31

!eterangan prednisone dosis penuh setiap hari sampai remisi

maksimal 4 minggu/* dialnjutkan dengan prednisone alternating 4

mg@m" LP5@hari dan imunosupresan@sitostatik oral siklo%os%amid "3

mg@kg55@hari/ dosis tunggal selama 8 minggu

!eterangan prednisone dosis penuh setiap hari sampai remisi

maksimal 4 minggu/ dilanjutkan dengan siklo%os%amid puls dengan

dosis 2'2 mg@m" LP5 di,erikan melalui in%use 1> se,ulan selama 6

 ,ulan ,erturutturut dan prednisone alternating 4 mg@m" LP5@hari

selama 1" minggu. !emudian prednisone ditapering!off  dengan dosis

1 mg@kg55@hari selama 1 ,ulan* dilanjutkan dengan *2mg@kg55@hari

selama 1 ,ulan lama tapering!off  " ,ulan/.

Atau

 prednisone dosis penuh setiap hari sampai remisi maksimal 4 minggu/

dilanjutkan dengan siklo%os%amid oral "3 mg@kg55@hari dosis tunggal

selama 1" minggu dan prednisone alternating 4 mg@m"  LP5@hari

selama 1" minggu. !emudian prednisone ditapering!off  dengan dosis

"6

Page 27: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 27/31

1 mg@kg55@hari selama 1 ,ulan* dilanjutkan dengan *2mg@kg55@hari

selama 1 ,ulan lama tapering!off  " ,ulan/.

d. Pengo,atan )indrom e%trotik Resisten )teroid

1. )iklo%os%amid

)e,agai alkylating agent * siklo%os%amid ,ersi%at sitotoksik dan

imunosupresi%. )iklo%os%amid menunjukan kemampuan

memperpanjang masa remisi dan menegah kam,uh sering. Indikasi

 penggunaan siklo%os%amid +aitu ,ila terjadi kegagalan

mempertahankan remisi dengan menggunakan terapi prednisone

tanpa men+e,a,kan keraunan steroid. )iklo%os%amid di,erikan 3

mg@kg55@hari se,agai dosis tunggal selama 1" minggu. #erapi

 prednisone selang sehari tetap di,erikan selama penggunaan

siklo%os%amid ini.

)elama pem,erian siklo%os%amid perlu diperhatikan e%ek samping

+ang mungkin terjadi antara lain leuopenia* gangguan

gastrointestinal* in%eksi varicella disseminate* sistisis hemoragik*

alopesia* keganasan* aoospermia* dan in%ertilitas. )elama terapi

dengan siklo%os%amid* kadar leukosit perlu diperiksa setiap minggu*

dan pengo,atan perlu dihentikan dahulu ,ila kadar leukosit menjadi

2@mm3.

". !loram,usil

!loram,usil e%ekti% ,ila dikom,inasikan dengan terapi steroid

dalam menginduksi remisi pada penderita ketergantungan steroid

dan kam,uh sering. $osis +ang umumn+a digunakan adalah *"

mg@kg55@hari selama 81" minggu.

3. Leamisol

Leamisol se,enarn+a merupakan o,at antihelmentik. B,at ini

 juga mempengaruhi %ungsi sel # seperti imunosupresan lainn+a*

"'

Page 28: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 28/31

tetapi si%atn+a mem,erikan stimulasi terhadap sel #. $osis

leamisol "*2 mg@kg55 di,erikan selang sehari selama 41" ,ulan.

4. )iklosporin

Pem,erian siklosporin ?+A/ dilakukan sesudah remisi diapai

dengan steroid. 7mumn+a terapi ini digunakan ,ila siklo%os%amid

kurang e%ekti%. $osis a0al +ang digunakan +aitu 2 mg@kg55@hari.

$alam penggunaann+a* kadar dalam darah perlu dikontrol karena

mem,erikan e%ek ne%rotoksik. )iklosporin dapat men+e,a,kan

kelainan histologist ,ahkan pada penderita +ang ginjaln+a normal

sekalipun. &%ek samping lain +ang sering ditemukan +aitu

hipertrikosis* h+perplasia gusi* gejala gastrointestinal* dan

hipertensi.

e. Penderita lama pengo,atan relaps/

• Relaps tidak %rekuen prednisone "mg@kg55@hari di,agi 3

dosis* di,erikan 3 hari sampai ada remisi. $ilanjutkan dosis

intermitten di,agi dalam 3 dosis selama 4 minggu.

Relaps %rekuen ,erikan prednisone dosis penuh sampai remisi*kemudian dilanjutkan sitostatika atau imunosupresen*

siklo%os%amid atau klorampusil ,ersamasama dengan

 prednisone dosis intermiten selama 8 minggu.

%. Penderita ra0at jalan

• Pemeriksaan %isik dilakukan dengan menim,ang ,erat ,adan*

mengukur tinggi ,adan* tekanan darah* dan pemeriksaan tanda

tanda lainn+a

• Pemeriksaan penunjang +ang harus diealuasi adalah urin rutin*

darah tepi* kadar urin serta kreatinin darah 36 ,ulan sekali

tergantung pada situasi

#erapi +ang dilakukan pada penderita ra0at jalan antara lain

"8

Page 29: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 29/31

remisi total tanpa terapi/* remisi parsial@rest protein 1D tanpa o,at*

 proteinuria D@DD tanpa edema dan disertai gejala in%eksi* ,erikan

anti,iotika ampisillin atau amoksisillin/ 32 hari. 5ila tetap ada

 proteinuria maka dianggap se,agai relaps.

 

g. Pengo,atan tam,ahan

• (engatasi edema anasarka dengan mem,erikan diuretik*

%urosemid 1"mg@kg55@kali* " kali sehari peroral

• &dema menetap* ,erikan al,umin IF$/ *21g@kg55 atau

 plasma 1" ml@kg55@hari* dilanjutkan dengan %urosemid i.. 1

mg@kg55@kali

• (engatasi renjatan +ang diduga karena hipoal,uminemia

1*2g@dL/ ,erikan al,umin atau plasma darah

.' (4$plikasi

1. In%eksi

Pada sindrom ne%rotik mudah terjadi in%eksi dan paling sering

adalah selulitis dan peritonitis. =al ini dise,a,kan karena terjadi

ke,ooran Ig< dan komplemen %aktor 5 dan $ di urin. 5ila terjadi

 pen+ulit in%eksi ,aterial pneumonia pneumokokal atau peritonitis*

selulitis* sepsis* I)!/ di,erikan anti,ioti +ang sesuai dan dapat disertai

 pem,erian immunoglo,ulin < intraena. 7ntuk menegah in%eksi

digunakan aksin pneumokokus. Pemakaian imunosupresan menam,ah

resiko terjadin+a in%eksi irus seperti ampak* herpes. 5ila terjadi

 peritonitis primer ,iasan+a dise,a,kan oleh kuman gram negati% dan

Streptococcus pneumoniae/ perlu se%alosporin generasi ketiga +aitu

se%ataksim atau se%triakson* selama 114 hari.

". =iperlipidemia

Pada sindrom ne%rotik relaps atau resisten steroid terjadi peningkatan

kadar kolesterol L$L dan L$L* trigliserida* dan lipoprotein a/ Lpa/

"9

Page 30: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 30/31

sedangkan kolesterol =$L menurun atau normal. Matat terse,ut

 ,ersi%at aterogenik dan trom,ogenik. Pada sindrom ne%rotik sensitie

steroid* karena peningkatan atat terse,ut sementara* ukup dengan

 pengurangan diit lemak.

3. =ipokalsemia

#erjadi hipokalsemia karena

• Penggunaan steroid jangka panjang +ang menim,ulkan

osteoporosis dan osteopenia

• !e,ooran meta,olit itamin $

Bleh karena itu pada sindrom ne%rotik relaps sering dan sindrom

ne%rotik resisten steroid dianjurkan pem,erian suplementasi kalsium

2mg@hari dan itamin $. 5ila telah terjadi tetani* dio,ati dengan

kalsium glukonas 2mg@kg55 intraena.

4. =ipoolemia

Pem,erian diuretik +ang ,erle,ihan atau dalam keadaan sindrom

ne%rotik relaps dapat mengaki,atkan hipoolemia dengan gejala

hipotensi* takikardia* ekstremitas dingin dan sering disertai sakit perut.

Pen+ulit lain +ang dapat terjadi diantaran+a hipertensi* s+ok 

hipoolemik* gagal ginjal akut* gagal ginjal kronik setelah 212 tahun/.

Penanganan sama dengan penanganan keadaan ini pada umumn+a. 5ila

terjadi gagal ginjal kronik* selain hemodialisis* dapat dilakukan

transplantasi ginjal.

.'+ Pr4&n4sis

Prognosis ,aik ,ila penderita sindrom ne%rotik mem,erikan respons +ang

 ,aik terhadap pengo,atan kortikosteroid dan jarang terjadi relaps. Prognosis

 jangka panjang sindrom ne%rotik kelainan minimal selama pengamatan "

tahun menunjukan han+a 42- menjadi gagal ginjal terminal* sedangkan pada

glomerulosklerosis* "2- menjadi gagal ginjal terminal dalam 2 tahun* dan

 pada se,agian ,esar lainn+a disertai penurunan %ungsi ginjal.

3

Page 31: Case Pneumonia.docx

7/25/2019 Case Pneumonia.docx

http://slidepdf.com/reader/full/case-pneumoniadocx 31/31

DA0TAR PUSTA(A

1' Alatas* =usein dkk. "2. !osensus #atalaksana )indrom e%rotik Idiopatik Pada

Anak. 7nit !oordinasi e%rologi Ikatan $okter Anak Indonesia. :akarta* h.118.

,' ;ila ;ir+a I<* "". )indrom e%rotik. In Alatas =* #am,unan #* #rihono PP*

Pardede )B* editors. 5uku Ajar e%rologi Anak. &disi". :akarta 5alai Pener,it

F!7I pp. 3814"6

.' #rais L* "". ephroti s+ndrome. &med : on line/ "/ sreens. Aaila,le

%rom  7RLhttp@@000.emediine.om@P&[email protected]. akses on )eptem,er 

8* "9

#' !liegman* 5ehrman* :enson* )tanton. "'. elson #e>t,ook o% Pediatri 18 th ed.

)aunders. Philadelpia.

!' <una0an* A?. "6. )indrom e%rotik Pathogenesis dan Penatalaksanaan.

?ermin $unia !edokteran o. 12. :akarta* h.224

6' (ansjoer Ari%* "* !apita )elekta !edokteran* :ilid "* (edia Aesulapius

:akarta

"' Pardede* )udung B. "". )indrom e%rotik In%antil. ?ermin $unia !edokteran

 o. 134. :akarta* h.3"3'

' (arkum* et.al. "". 5uku Ajar Ilmu !esehatan Anak. :akarta Fakultas

!edokteran 7niersitas Indonesia

+'  oer ()* )oem+arso . "9. )indrom e%rotik. on line/ 1/ sreens. Aaila,le

%rom  7RLhttp@@000.pediatrik.om. Akses 8 septem,er "9

1' )uraatmaja )* )oetjiningsih* Pen+unting. Pedoman $iagnosis #erapi Ilmu

!esehatan Anak R)7P )anglah $enpasar. ?etakan ke". $enpasarLa,.@)(F

Ilmu !esehatan Anak F! 77$@R)7P )anglahJ ". h.12916"

11' ?ohen &ri P. ephroti )+ndrome $i%%erential $iagnoses N ;orkup. 7pdate

Aug "2* "9

1". <arna* =err+ dkk. "1". Pedoman $iagnosis dan #erapi Ilmu !esehatan Anak F! 

7PA$. &disi ke4. 5andung $epartemen Ilmu !esehatan Anak F! 7PA$.

h.616