case oma

42
dr. Riry Ambarsary

Upload: riry-ambarsary

Post on 04-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case OMA

dr. Riry Ambarsary

Page 2: Case OMA

Nama pasien : An. A Umur : 2 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Pelabuhan Baru Tanggal Pemeriksaan : 8 November

2012 Berat badan : 12 Kg

Page 3: Case OMA

Keluhan utama: Keluar cairan seperti nanah kental dari telinga kanan

Page 4: Case OMA

Riwayat penyakit sekarang: keluhan keluar cairan seperti nanah dari

telinga kanan sejak 3 hari laluSakit jika telinga kanan di sentuhRiwayat batuk pilek (+) sejak 1 minggu

yang lalu.Sekret hidung awalnya cair dan bening 4

hari kemudian kuning keruh Saat pemeriksaan pilek (-) batuk (-)Terdapat riwayat demam pada pasien

saat pemeriksaan demam (-)

Page 5: Case OMA

Riwayat penyakit dahulu : (-) Riwayat penyakit keluarga/sosial: (-) Riwayat pengobatan : (-) Riwayat alergi: (-)

Page 6: Case OMA

Status Generalis Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Tanda vital :

Nadi : 90 x/menitRespirasi : 24 x/menitSuhu : 36,3⁰C

Page 7: Case OMA

No. Pemeriksaan Telinga Telinga kanan Telinga kiri

1. Tragus Nyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)

2. Daun telinga Bentuk dan ukuran dalam batas

normal, hematoma (-), nyeri tarik

aurikula (-)

Bentuk dan ukuran dalam batas

normal, hematoma (-), nyeri tarik

aurikula (-)

3. Liang telinga Serumen (-), hiperemis (+) di sekitar

membran timpani, furunkel (-),

edema (-), otorhea (+), aktif

mukopurulen

Serumen (-), hiperemis (-), furunkel

(-), edema (-), otorhea (-)

4. Membran timpani Retraksi (-), bulging (+), hiperemi

(+), edema (+), perforasi (+), sentral

postero-superior), cone of light (-),

gambaran pulsasi (-)

Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-),

edema (-), perforasi (-), cone of light

(+)

Pemeriksaan telinga

Page 8: Case OMA

Pemeriksaan Hidung Hidung kanan Hidung kiri

Hidung luar Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri

tekan (-), deformitas (-)

Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri

tekan (-), deformitas (-)

Rinoskopi anterior

Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)

Cavum nasi Bentuk (normal), mukosa pucat (-),

hiperemia (-)

Bentuk (normal), mukosa pucat (-),

hiperemia (-)

Meatus nasi media Mukosa normal, sekret (-), massa

berwarna putih mengkilat (-).

Mukosa normal, sekret (-), massa

berwarna putih mengkilat (-).

Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (-) Edema (-), mukosa hiperemi (-)

Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-) Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-)

Pemeriksaan hidung

Page 9: Case OMA

Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda (N)

Mulut Mukosa mulut basah berwarna merah muda

Geligi Normal

Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)

Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-), pseudomembran

(-)

Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-)

Faring Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+), membrane (-),

sekret (-)

Tonsila palatine Kanan Kiri

T1 T1

Fossa Tonsillaris dan

Arkus Faringeus

hiperemi (-) hiperemi (-)

Pemeriksaan tenggorokan

Page 10: Case OMA

Otitis Media Akut Stadium Perforasi Dextra

Page 11: Case OMA

Kultur sekret telinga kanan

Page 12: Case OMA

MedikamentosaAntibiotik sistemik :

Amoxicillin (12 kg x 30mg/kgBB/hari)= 360mg/hari = 3 x 120 mg selama 7 hari

Amoxicillin sirup 125 mg/5ml 3xcthI (7 hari)Analgetik :

Paracetamol 3 x (12 kg x 10mg/kgBB/pemberian) =3 x 120mg/pemberian = 3xtab1/4 selama 7 hari PCT 2 tablet

CTM 12 kg x 0,35mg/kg/hari = 4,2 mg/hari = 3 x tab1/4 selama 7 hari CTM 2 tablet

Page 13: Case OMA

KIE pasien Pasien dianjurkan untuk

tetap menjaga kebersihan telinga

Antibiotik harus digunakan sampai habis

Untuk sementara, telinga kanan jangan dulu terkena air

Datang kembali untuk kontrol setelah 3 hari, untuk melihat perkembangan peyembuhan pada perforasi membran timpani.

Page 14: Case OMA
Page 15: Case OMA
Page 16: Case OMA

• Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

• Otitis media supuratif dan non-supuratif akut dan kronis.

• Otitis media spesifik • otitis media tuberkulosa• otitis media sifilitik• otitis media adhesiva.

Page 17: Case OMA

Peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh mukoperiosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

Page 18: Case OMA

Sumbatan pada tuba eustachius Pertahanan tubuh pada silia mukosa

tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga

ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering.

Page 19: Case OMA

• Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik:– Streptococcus Pneumoniae (38%)– Haemophilus Influenzae (27%)– Moraxella Catarrhalis (11%) – Staphylococcus aureus (2%)

• Pada anak-anak >> kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.

Page 20: Case OMA

ISPA

DISFUNGSI TUBA

PERUBAHAN TEKANAN TELINGA TENGAH

BAKTERI/VIRUS PADA ORIFISIUM TUBA

SUPURASI

PATOGENESIS PATOGENESIS OMAOMA

Membran Timpani Ruptur

Bakteri

Serosa

Page 21: Case OMA

Stadium oklusi tuba eustachiusTerdapat gambaran retraksi membran timpani.Membran timpani berwarna normal atau keruh

pucat.Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus.

Page 22: Case OMA

Stadium hiperemisPembuluh darah tampak lebar dan edema

pada membran timpaniSekret yang telah terbentuk mungkin masih

bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

Page 23: Case OMA

Stadium supurasiMembran timpani menonjol ke arah luar.Sel epitel superfisial hancur.Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani.Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu

meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat.

Page 24: Case OMA

Stadium perforasiMembran timpani ruptur.Keluar nanah dari telinga tengah.Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan

dapat tidur nyenyak.

Page 25: Case OMA

Stadium resolusiBila membran timpani tetap utuh, maka

perlahan-lahan akan normal kembali.Bila terjadi perforasi, maka sekret akan

berkurang dan mengering.Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan

bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik.

Page 26: Case OMA

Diagnosis OMA harus memenuhi 3 hal berikut ini :1.Penyakit ini onsetnya mendadak (akut)2.Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah

Mengembangnya membran timpani Terbatas/tidak adanya gerakan membran timpani Adanya bayangan cairan di belakang membran

timpani Cairan yang keluar dari telinga

3.Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah Kemerahan pada membran timpani Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas

normal

Page 27: Case OMA

Pemeriksaan penunjang: Audiologi (timpanometri, audiometri) Radiologi Kultur cairan melalui membran timpani

yang pecah untuk mengetahui organisme penyebab

Page 28: Case OMA

Tujuan Terapi:Memperbaiki fungsi tuba eustakiusMenghilangkan gejalaPerbaikan klinisMencegah komplikasi Clearance cairan sisa pada telinga tengahMengurangi rekurensi

Terapi OMA tergantung pada stadiumnya

Page 29: Case OMA

Tujuan terapi : membuka kembali tuba eustachius. Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam

larutan fisiologik untuk anak <12 thn obat tetes hidung HCl efedrin 1% dalam

larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa

sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik

Page 30: Case OMA

• Antibiotik– penisilin atau eritromisin, jika terdapat resistensi,

dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin.

– terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah.

– Untuk Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. – Pada anak diberikan ampisilin 50-100

mg/KgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.

• Obat tetes hidung• Analgesik• Bila membran timpani sudah hiperemi difus,

sebaiknya dilakukan miringotomi

Page 31: Case OMA

antibiotik pasien harus dirujuk untuk dilakukan

miringotomi bila membran timpani masih utuh

analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.

Page 32: Case OMA

obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari

antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.

Page 33: Case OMA

biasanya akan tampak sekret mengalir keluar.

Pada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu

namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis.

Page 34: Case OMA

Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada OMA ialah:abses subperiosteal Meningitisabses otakkehilangan pendengaran

permanen.

Page 35: Case OMA

Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.

Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.

Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.

Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.

Page 36: Case OMA

Tindakan insisi pada pars tensa membran timpani drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar

Syarat :Dilakukan secara a-vue (dilihat langsung)Anak harus tenang dan dapat dikuasai

membran timpani dapat dilihat dengan baik Lokasi kuadran posterior – inferior

Bila terapi sudah adekuat MIRINGOTOMI TIDAK PERLU DILAKUKAN

Page 37: Case OMA

Perdarahan akibat trauma pada liang telinga luar

Dislokasi tulang pendengaran Trauma pada fenestra rotundum Trauma n.fasialis Trauma pada bulbus jugulare (bila ada

anomali letak)

Page 38: Case OMA

Diagnosis Otitis Media Akut Stadium Perforasi anamnesis dan pemeriksaan fisik telinga

Pada anamnesis : etiologi & perjalanan penyakit pasien riwayat batuk-pilek dengan sekret kuning keruh penyebab terjadinya OMA

Rasa nyeri pada telinga proses inflamasi. Pemeriksaan fisik telinga mengkonfirmasi

adanya proses inflamasi akibat infeksi pada telinga tengah.

Page 39: Case OMA

Penanganan eradikasi infeksi dan simtomatis

Eradikasi infeksi pada OMA harus adekuat sehingga infeksi tidak menetap dan berubah menjadi OMSK.

Terapi lini pertama antibiotik selama 7 hari kontrol setelah 7 hari melihat perkembangan terutama penutupan pada perforasi membran timpani.

Page 40: Case OMA

Pada pasien ini seharusnya diberikan dekongestan nasal topikal mengurangi sumbatan pada tuba Eustachius drainase sekret lebih lancar dan fungsi fisiologis proteksi tuba kembali normal

Pseudoefedrin HCl tablet oral biasanya dipilih untuk meringankan sumbatan pada rongga hidung bagian posterior atar tuba Eustachius fungsi normal tuba kembali normal

Page 41: Case OMA

Kontrol menilai apakah terapi telah adekuat atau belum mencegah perkembangan penyakit menjadi OMSK.

Antibiotik oral diberikan pada pasien ini untuk menjamin terapi yang adekuat.

Page 42: Case OMA