repositori.kemdikbud.go.idrepositori.kemdikbud.go.id/4397/1/wawacan carita... · < < x < m < o < a...

180
WA ACA CA T E G CIN 01 TA JU GPURA KABUPATEN PURWAKA TA o PARTE E PE DIDIKA NA 10 AL 2000

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • WA ACA CA T E G CIN

    01 TA JU GPURA KABUPATEN PURWAKA TA

    o PARTE E PE DIDIKA NA 10 AL 2000

  • WAWACAN

    CARITA PERANG CINA

    Dl TANJUNGPURA

    KABUPATEN PURWAKARTA

    PERPUSTAKAAN

    BADAN BAHASADEPARTEMEN PENOIDIKAN NASiOUAL

  • TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM

    PERPUSTAKAAN

    BADAN BAHASA

    DEPARTEfvlEN PENDIDIKAN NASiONAL

    WAWACANCAPITA PERANG CINA

    Dl TANJUNGPURA

    KABUPATEN PURWAKARTA

    Edi S. Ekadjati

    PUS AT BAHASA

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    JAKARTA

    2000

  • <

    <X

    <m

    <o<a

    2!:

    <<

    ISCO3Q-

    a:iii0.

    3•ac

    .cn TJ

    J2BAGIA

    Penyunting PenyeliaAlma Evita Almanax

    Penyunting

    Utjen Djusen RanabraiaLien Sutini

    Pew^ah KulitGerdi W.K.

    PROYEK PEMBINAAN BUKU SASTRA INDONESIADAN DAERAHJAKARTA

    TAHUN 2000

    Teguh Dewabrata (Pemimpin), Hartatik (Bendaharawan),Joko Adi Sasmito (Sekretaris),

    Sunarto Rudy, Dede Supriadi, Lilik Dwi Yuliati, dan Ahmad Lesteluhu (Staf)

    HAK CIPTA DILI'nDUNGI UNDANG-UNDANG

    Isi buku ini, balk sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalambentuk apa pun tanpa seizin tertulis dari penerbil, kecuali dalam halpengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.

    Katalog dalam Terbitan (KDT)

    899.232 3

    EKA Ekadjati, Edi S.

    w Wawacan Carita Perang Cina di Tanjungpura KabupatenPurwakarta/Edi S. Ekadjati.—Jakarta: Pusai Bahasa,2000.

    X + 170 him. 21 cm.

    ISBN 979 685 120 2

    1. Kesusastraan Sunda-Sejarah dan Kritik2. Fiksi Sunda

  • KATA PENGANTAR

    KEPALA PUSAT BAHASA

    Setiap kali sebuah buku diterbitkan, apa pun isinya dan bagaimanamutunya, pasti diiringi dengan keinginan atau niat agar buku itu dapatdibaca oleh kaiangan masyarakat yang lebih iuas. Seberapa jauh isi bukutersebut dapat memberi tambahan wawasan dan pengetahuan kepada parapembacanya, hal itu seyogianya dijadikan pertimbangan utama oleh siapapun yang merasa terpanggil dan hams terlibat dalam berbagai upayamencerdaskan kehidupan bangsa dalam pengertian yang luas.

    Dalam konteks itu, perlu disebutkan tiga konponen yang salingberkaitan, yaim tingkat keberaksaraan, minat baca, dan buku yang ber-mutu. Masyarakat yang tingkat keberaksaraannya sudah tinggi atau se-kurang-kurangnya sudah memadai dapat dipastikan akan memiliki minatbaca yang tinggi atau (sekurang-kurangnya) memadai pula. Minat bacakelompok masyarakat yang demikian perlu diimbangi dengan cukuptersedianya buku dan jenis bacaan lain yang bermutu, yang dapat memberi tambahan wawasan dan penge^uan kepada pembacanya.

    Pada dasamya setiap orang berkepentingan dengan tambahanwawasan dan pengetahuan itu, bukan saja karena faktor internal yangtelah disebutkan (tingkat keberaksaraan dan minat baca orang yang ber-sangkutan), melainkan Juga karena faktor ekstemal yang dari waktu kewaktu makin meningkat dalam hal kualitas dan kuantitasnya. Interaksiantara faktor internal dan ekstemal ini dalam salah satu bentuknya me-lahirkan keperluan terhadap buku yang memenuhi tuntutan dan per-syaratan tertentu,

    Dilihat dari isinya, buku yang dapat memberi tambahan wawasandan pengetahuan itu amat beragam dan menyangkut bidang ilmu tertentu.Salah satu di antaranya ialah bidang bahasa dan sastra termasuk peng-ajarannya. Terhadap bidang ini masih hams ditambahkan keterangan agardiketahui apakah isi buku itu tentang bahasa/sastra Indonesia atau me-ngenai bahasa/sastra daerah.

    Bidang bahasa dan sastra di Indonesia boleh dikatakan tergolong se-bagai bidang ilmu yang peminamya masih sangat sedikit dan terbatas.

  • VI

    baik yang berkenaan dengan peneliti, penulis, maupun pembacanya. Olehkarena itu, setiap upaya sekecil apa pun yang bertujuan menerbitkanbuku dalam bidang bahasa dan/atau sastra perlu men^eroleh dorongandari berbagai pihak yang berkepentingan.

    Sehubungan dengan hal itu, buku Wciwacan Carita Perang dm diTanjungpura Kabupaten Purwakarta ini perlu kita sambut dengangembira. Kepada penyusun, yaitu Edi S. Ekadjati, saya ucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi. Demikian pula halnya kepadaPemimpin Bagian Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta beserta seluruh staf saya sampaikan penghargaan dan terima kasihatas segala upayanya dalam menyiapkan naskah siap cetak untuk pener-bitan buku ini.

    Hasan Alwi

  • UCAPAN TERIMA KASIH

    Sesungguhnya telah lama saya tertarik kepada naskah SD 108 yangberjudul "Cerita Perang Cina di Tanjungpura Kabupaten Purwakarta" itu.Paling tidak perhatian itu jatuh pada tahun 198S, pada waktu saya danrekan-rekan melakukan inventarisasi atas naskah-naskah Sunda, termasuknaskah Sunda yang disimpan di Bagian Naskah Perpustakaan Nasional diJakarta. Ketertarikan saya kepada naskah yang berasal dari koleksi K.F.Holla itu dimungkinkan oleh beberapa hal. Pertama, teks yang terdapatpada naskah tersebut berisi kisah tentang peristiwa yang terjadi padamasa lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa teks ini merupakan kisah sejarahatau historiografi; sesuatu yang dekat dengan objek ̂ jian ilmu sejarah,disiplin ilmu yang saya geluti. Kedua, teks atau karangan itu disusun olehpelaku peristiwanya sendiri sehingga sebagai sumber sejarah nilainyacukup tinggi (sumber primer), walaupun di dalanmya telah terintervensioleh subyektivitas pengarang, tujuan karangan, bentuk dan sifat karang-

    serta konsep sejarah dalam benak pengarang. Ketiga, tampaknyapengarang tidak semata-mata memaksudkan karyanya hanya untuk men-ceritakan peristiwa yang dialaminya pada masa lampau (33 tahun yanglalu), melainkan juga dikandung maksud untuk menjadikan karangannyasebagai media pendidikan bagi generasi berikumya tentang sikap, tin-dakan, dan nilai yang baik dan buruk yang patut dianut dan dihindarioleh warga masyarakat biasa dalam mengabdi kepada kaum elit. Hal itulebih ditegaskan lagi pada bagian akhir karangan yang berisi nasihattentang cara dan tujuan bawahan mengabdi kepada atasan.

    Waktu luang saat menempuh proses penyembuhan dari sakit yangberlangsung lama (1994-1997), saya mulai mengerjakan penelitian atasnaskah ini sedikit demi sedikit. Berhubung sampai sekarang mobilitas dankemampuan kerja saya masih belum pulih seratus persen, penelitian inipun belum diselesaikan sampai tuntas, melainkan masih dalam tahap studipendahuluan. Tinjauan dan analisis atas teks ini belum dilakukan secaraluas dan dengan menggunakan pendekatan disiplin ilmu terkait.

    Agar naskah dan teks ini dapat dikenal secara luas oleh masyarakat,hasil penelitian pendahuluan ini diterbitkan saja, siapa tahu kelak ada

  • Vlll

    peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan studi ini. Yang jelas hasilstudi pendahuluan ini teiah digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan/sumber kajiannya.

    Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikan penelitian ini, walaupunprosesnya berlangsung lama. Rasanya hasil penelitian ini menjadi salahsatu obat penyembuh sakit saya.

    Kepada semua pihak yang telah membantu menyiapkan hasil penelitian ini, tenitama petugas di Bagian Naskah Perpustakaan Nasional,Sekretaris Dekan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (1995-1998),staf Museum Konferensi Asia Afrika, dan Bagian Proyek PembinaanBuku Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta, saya ucapkan banyak terimakasih.

    Semoga ada manfaatnya bagi yang lain dan menjadi amal ibadahbagi saya sendiri.

    Bandung, 25 Maret 1998 Peneliti

  • DAFTARISI

    Kata Pengantar vUcapan Terima Kasih viiDaftar Isi ix

    Bab I Pendahuluan 1

    1.1 Naskah dan Teks 1

    1.2 Status Naskah 3

    1.3 Waktu dan ten^at Penyusunan Karangan 31.4 Identitas Pengarang 41.5 Waktu Peristiwa Terjadi 51.6 Tujuan dan Fungsi Naskah dan Teks 6

    Bab II Ikhtisar Isi Cerita 9i

    Bab III Identitas Kesejarahan Tokoh Pelaku 18

    Bab IV Penyajian Teks 264.1 Pengantar 264.2 Teks 27

    Bab V Terjemahan 985.1 Pengantar 985.2 Terjemahan 99

    Daftar Pustaka 170

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Naskah dan Teks

    Di Bagian Naskah Perpustakaan Nasional di Jalan Salemba Raya 29AJakarta tersimpan sebuah naskah (manuscript) yang berjudul "Crita PrangCina di Tanjungpura Kabopaten Purwaketa" (Cerita Perang Cina diTanjungpura Kabupaten Purwakarta). Naskah ini bemomor kode SD 108dan ditulis pada kertas (pabrik di Eropa) berukuran folio (32,6 x 21,2cm) yang di dalamnya terdapat cap kertas (water mark). Cap kertas ituberbentuk lingkaran berisi gambar singa yang kaki depannya memegangtongkat, gambar mahkota, dan ditulis Concordia. Selain im, ada garismembayang tegak lurus sepenuh halaman.

    Tebal naskah ini 74 hsdaman dan dijilid dengan menggunakan kartontebal. Tiap halaman terdiri atas 21 baris dan ukuran ruang penulisannyasekitar 27 x 18 cm. Naskah ini berasal dari koleksi K.F. Holle. Artinya,mula-mula naskah ini dikumpulkan oleh K.F. Holle, seorang Belandayang menaruh perhatian sangat besar dan melakukan penelitian terhadapkebudayaan Sunda, tentu dari masyarakat Sunda yang memilikinya, ke-mudian bersama naskah-naskah lainnya diserahkan kepada BataviaaschGenootschap van Kunsten en Wetenschappen, sebuah organisasi sosialpara pencinta seni dan ilmu pengetahuan yang mewariskan Museum Nasional di Jakarta sekarang, oleh ahli warisnya (Mr. N.P. van den Berg)sesudah K.F. Holle meninggal dunia (1896).

    Sampai sekarang naskah ini hanya ditemukan satu-satunya (unicum).Di tempat lain, baik di tempat koleksi naskah maupun di kalanganmasyartdcat perseorangan di d^am negeri ataupun di luar negeri (Ekajatiet al, 1988; Juynboll, 1899; 1912) belum dapat ditemukan naskah berjudul sama. Teks dalam naskah ini ditulis dengan memakai dua macamaksara, yaitu aksara Cacarakan (Sunda-Jawa) dan aksara Latin. Halamanpertama ditulis dengan aksara Cacarakan, kemudian halaman kedua di-

  • tulis dengan aksara Latin yang menipakan alihaksara dari teks halamanpertama, begitu setenisnya sampai teks selesai. Penulisan tiap jenis aksara diberi nomor halaman baru dengan angka Arab. Tiap halaman diberitanda garis horisontal yang banyaknya sesuai dengan jumlah baris per-halaman dan garis vertikal pada awal (kiri) dan akhir (kanan) halamandengan jarak dari ujung kertas sekitar 2 cm. Tanda garis itu mengguna-kan pensil.

    Aksaranya sendiri ditulis dengan menggunakan tinta hitam dan pena.Ada cara penulisan tipis-tebal, terutama dalam penulisan tanda cecekO(tanda untuk vokal 6) dan pamaeh % (tanda untuk mematikan bunyi vo-kal) aksara Cacarakan. Penulisan nama pupuh (jenis tembang) terletakpada baris tersendiri yang diapit oleh tanda tertentu, yaitu •Tanda yang sama digunakan pula pada awal bait sebanyak satu buah danpada setiap akan ganti jenis pupuh sebanyak satu baris penuh (sekitar 10--12 buah). Teks dalam naskah ini menggunakan bahasa Sunda dan ber-bentuk puisi {tembang). Bahasa Sunda yang digunakan adalah bahasaSunda baru yang umumnya .kosakatanya masih digunakan dan dapatdipahami matoanya oleh penutur bahasa Sunda dewasa ini serta diwamaioleh pemakaian tingkatan bahasa (undak-usuk basa). Puisi tembang{dangding) adalah jenis puisi sastra Sunda yang populer digunakan sejakpertengahan abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 ini. Jenis puisiini menipakan pengaruh dari sastra Jawa sejak abad ke-17 Masehi.Benmk puisi tembang didasarkan pada aturan (patokan) yang disebut gurugatra, guru lagu, dan guru wilangan, yaitu masing-masing aturan jumlahbaris per bait, bunyi vokal pada tiap akhir baris, dan jumlah suku katapada tiap baris. Di samping itu, puisi tembang atau disebut pula dangding mempunyai bermacam-macam (17 macam) bentuk yang disebutpupuh. Tiap pupuh memiliki aturan bentuk puisi tersendiri dan juga namapupuh masing-masing serta watak pupuh sendiri yang dikaitkan dengansuasana jiwa/batin manusia yang digambarkannya (Satjadibrata, 1931).

    Teks ini menceritakan terjadinya pemberontakan orang-orang Cinayang bermukim di daerah Kabupaten Purwakarta (Jawa Barat) sejakmulai meletus Sampai berhasil ditumpas oleh pasukan pemerintah dankemudian dilanjutkan dengan petuah pengarang bagi mereka yang ber-maksud mengabdi kepada kaum menak (bangsawan, bupati). Penggunaan

  • bentuk puisi tembang untuk menuturkan suatu cerita dalam khazanahsastra Sunda disebut wawacan (Ajip Rosidi, 1983; 88-100). Karena itu,untuk judul penerbitan teks dari naskah SD 108 ini dipakai WawaccmCarita Perang Cina di Tanjungpura Kabupaten Purwakarta.

    Kuantitas teks atau karangan dalam naskah ini terdiri atas 309 bait(pada, menurut istilah tembang Sunda) yang meliputi lima macampupuh(jenis tembang), yaim secara benirutan (1) Asmarandana (30 bait, baitpertama sampai dengan bait ke-30), (2) Durma (60 bait, bait ke-31 sam-pai dengan bait ke-90), (3) Kinanti (51 bait, bait ke-91 san[q)ai denganbait ke-141), (4) Asmarandana (132 bait, bait ke-142 sampai dengan baitke-273), dan (5) Sinom (36 bait, bait ke-274 sampai dengan bait ke-309).Dengan demikian, tiap pupuh hanya digunakan satu kali, kecuali pupuhAsmarandana dipakai sebanyak dua kali (pertama dan keempat).

    1.2 Status Naskah

    Berdasarkan kenyataan adanya dua teks pada satu naskah, yaitu teksberaksara Cacarakan dan teks beraksara I^tin, dapat dipastikan bahwanaskah SD 108 ini berstatus sebagai naskah salinan, bukan naskah asli.Hal itu diperkuat oleh bukti lain berupa beberapa kesalahan tulis danperbaikan tulisan yang salah.

    Jika K.F. Holle meninggal tahun 1896 dan karangan ini selesai di-susun tanggal 14 Agustus 1864 serta jumlah kesalahan tulisnya sedikitsaja, dapat diduga kemungkinan besar naskah ini adalah salinan pertama,artinya salinan dari naskah aslinya.

    1.3 Waktu dan Tempat Penyusunan KaranganMenurut keterangan pengarangnya sendiri pada akhir karangan (kolofon),teks dalam naskah SD 108 ini selesai dikerjakan di Cianjur pada tanggal14 Agustus 1864 Masehi (naskah halaman 37). Belum ada keterangantentang berapa lama karangan ini disusun; hanya berdasarkan kuantitaskarangan (309 bait) dan identitas pengarangnya (lihat 1.4, di bawah), ki-ranya karangan itu paling lama diselesaikan dalam waktu beberapa bulansaja. Jadi, masih dalam tahun 1864.

    Adapun penyusunan karangan dilakukan di Cianjur, baik berdasarkan informasi kolofon maupun dilihat dari tempat bekeija dan tempat

  • tinggal pengarangnya sebagaimana dikemukakan pada teks (bait 263).Kolofon itu bertuliskan, "Cianjur, tanggal 14 Agustus 1864, Haji Muhammad Umar, Cianjuf."

    Pada tahun 1864 di Cianjur sedang hangat dibicarakan rencana pe-mindahan ibu kota Keresidenan Priangan dari kota Cianjur ke kotaBandung. Usul pemindahan ibu kota keresidenan tersebut sesungguhnyamula pertama diajukan oleh Andreas de Wilde pada tahun 1819 denganpertimbangan agar daerah pedalaman Priangan bisa lebih cepat berkem-bang sehingga tidak ketinggalan oleh daerah-daerah lain yang ada disekitar Batavia (Haryoto Kunto, 1984: 15). Usulan tersebut baru dapatdisetujui oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1856 me-lalui surat perintah pemindahan yang dikeluarkan oleh Gubemur JenderalC.F. Pahud (Besluit no. 84 tanggal 11 Oktober 1864). Keputusan pemindahan ibu kota keresidenan itu didasarkan atas pertimbangan bahwa telahterjadi perkembangan pesat yang berhasil dicapai oleh Kabupaten Bandung. Sementara itu, kota Cianjur terlalu dekat ke Bogor (Buitenzorg)dan Jakarta (Batavia) serta m^mang daerah sekeliling kota Bandung ter-nyata tanahnya subur dan baik untuk ditanami beberapa jenis tanamanekspor (teh, karet, kina, kopi) yang laku keras pada pasar perdaganganintemasional.

    Pelaksanaan pemindahan ibu kota Keresidenan Priangan telah disiap-kan secara matang pada bulan Mei 1864, sebagaimana tampak pada isisurat Residen Priangan van Moore tertanggal 21 Mei 1864. Surat yangditujukan kepada Gubemur Jenderal Hindia Belanda itu berisi permo-honan dan rincian keperluan biaya pemindahan sebanyak f.9.475,00 danpengangkatan pegawai-pegawai bam di Cianjur yang ditinggalkan. Per-mohonan itu disetujui pada tanggal 7 Agustus 1864 (Dienaputra, 1997:60-64).

    1.4 Identitas PengarangMenumt kolofon tersebut di atas, teks dalam naskah ini disusun oleh HajiMuhammad Umar. Identitas pengarang dijelaskan oleh pengarang sendiridi dalam karang^ya (bait ke-263) sebagai berikut.

    "Tamat geus teu aya deui,ngan saJdtu nu kapendak.

  • katerangan nu kacarios,lain pisan tina beja,estu dirt kaula,

    mangsa ngiring Dalem Cyanjur,teu pisah mangsa harita."

    Tamat sudah tak ada lagi,hanya sekian yang ditemukan,keterangan yang diceritakan.(Cerita ini) samasekali bukan (berasal) dari berita (orang lain),(meiainkan) sesungguhnya berasal dari (kesaksian) saya sen-diri, sewaktu (saya) mengikuti Bupati Cianjur, (yang) waktuitu tak pemah berpisah.

    Jadi, pengarang teks ini menyusun ceritanya berdasarkan pengalaman dankesaksian sendiri sewaktu ikut serta dalam upaya menumpas pemberon-takan orang-orang Cina itu. la sendiri berstatus sebagai pengiring (aju-dan?) Bupati Cianjur. Pada waktu itu yang menjabat Bupati Cianjur ialahRaden Adipati Prawiradirja yang memerintah tahun 1813 sampai 1833(Naskah KGB 514, hal. 34). Dengan demikian, pengarang adalah pelakuperistiwa diceritakannya.

    1.5 Waktu Peristiwa TerjadiMenurut pengarang, pemberontakan orang-orang Cina di Purwa-karta itumeletus pada tanggal 9 Rayagung (Dzulhijjah) tahun 47 Hijriyah ataumusim ketiga tahun Dal, seperti dikemukakan pada teks bait ke-16 di ba-wah ini.

    Kacarita bulan Haji,Rayagung tanggal salapan,dina mangsana kacarios,keur rusuh Purwakerta,Hijriyah opat puluh tujuh,Taun Dal mangsa katiga.

  • Diceritakan (pada) bulan Haji,Rayagung tanggal sembilan,Hijriyah Nabi katanya,pada masa itu,ada pemberontakan (di) Purwakarta,(tahun) 47 Hijriyah,tahun Dal musim ketiga.

    Sudah barang tentu yang dimaksud dengan tahun 47 Hijriyah itubukan benar-benar tahun 47, melainkan ada bilangan ratusan dan ribuan-nya karena pengarangnya sendiri masih hidup pada tahun 1864 Masehidan menjadi pelaku pada peristiwa yang diceritakannya, sedangkan tahun47 Hijriyah jatuh pada tahun 669 Masehi. Yang benar adalah bahwa peristiwa itu hams terjadi masih dalam abad ke-19 Masehi. Jadi, mak-sudnya tahun 1247 Hijriyah.

    Penanggalan 9 Rayagung 1247 Hijriyah jatuh pada hari Jumat t^g-gal 20 Mei 1831 Masehi (Regeeringsalmanak Jaar 1831; Pigeaud, 1982:XV). Hal itu diperkuat oleh keterangan mengenai identitas dan masapemerintahan Bupati Cianjur pada masa itu, yaitu bemama Dipati Pra-wiradiija (bait ke-13). Ada dua orang Bupati Cianjur yang memerintahpada abad ke-19 Masehi dan bemama Raden Adipati Prawiradirja, yaituRaden Adipati Prawiradirja I yang memerintah tahun 1813-1833 danRaden Adipati Prawiradirja II yang memerintah tahun 1863-1910 (DeHaan, I, 169-176). Jadi, peristiwa pemberontakan tersebut terjadi padamasa pemerintahan Raden Adipati Prawiradirja I sebagai bupati Cianjur,sedangkan penyusunan karangan mengenai peristiwa itu dikeijakan padamasa pemerintahan Raden Adipati Prawiradirja II. Sehubungan denganhal itu, karangan atau teks dalam naskah SD 108 ini disusun setelah se-kitar 33 tahun peristiwa terjadi.

    1.6 Tujuan Han Fungsi Naskah dan TeksTampaknya pengarang menyusun dan menulis karangan di dalam naskahini dimaksudkan untuk mengabadikan peristiwa yang terjadi pada masalalu yang dialami oleh pengarang sendiri yang dapat dijadikan penge-tahuan dan pelajaran oleh pembaca generasi kemudian. Hal tersebut ma-

  • kin tampak jelas pada bagian akhir karangan, berupa nasihat mengenaicara mengaMi yang balk.

    Secara tersurat di dalam teks atau karangan ini dikemukakan olehpengarangnya mengenai tujuan penyusunan karangan. Pertama, karanganini dimaksudkan oleh pengarangnya untuk memberi tuntunan kepada parapengabdi bupati atau menak tinggi, khususnya kepada para anak-cucu-cicit (keturunan) pengarang sendiri; bahwa kalau mengabdi itu hamssampai tuntas, tidak boleh putus di tengah jaian. Jika pengabdian dila-kukan secara demikian, atasan kita (juragan) tentu akan menq)erhatikankepentingan dan keperiuan kita. Jadi, cerita dalam karangan ini hendak-nya dijadikan pedoman dan simbol dalam pengabdian. Hal im bisa di-pahami karena pengarang sendiri adalah pengiring (pengabdi) BupatiCianjur yang agaknya pada bagian akhir hayatnya telah merasakan keba-hagiaan hidup yang dipandang sebagai buah pengabdian yang tuntas padamasa lalu.

    Bisi jaga aya deui,karusuhan cara eta,

    kapanggih ku diri maneh,atawa ku anak-anak,

    incu buyut kaula,ulah poho mudu Idtu,ulah tilar ti juragan.

    Tinuku urang diiring,masing nepi ka cacapna,mm nepi datang ka paeh,tina bela ka juragan,nu diiring mo tega,tangtuna meureun diurus,dirawatan sapatutna (bait ke-264~265).

    Kalau-kalau kelak terjadi lagi,kemsuhan seperti itu,(yang) dialami oleh dirimu.

  • atau oleh anak-anak,

    cucu-cicitku.

    Jangan lupa hams begitu (dalam mengabdi),jangan lq)as dari atasan!

    Pada yang kita abdi,hendsdmya (ikuti) sampai ke akhir.Kalau bisa (ikuti) sampai ajal datang,dalam membela atasan.

    (Tentu) yang diikuti tak akan tega,tentu (kepentingan kita) akan diperhatikan.(Kita akan) dirawat sepatumya.

    Kedua, dikemukakan secara rind cara mengabdi yang baik (bait ke-266 sampai dengan ke-273). Kemudian, dilanjutkan oleh petuah yangbisa digunakan oleh masyarakat Jawa, termasuk menak (bangsawan) ren-dah. Petuah-petuah Jawa itu tertera dalam naskah "Layang Sewaka" (baitke-274 sampai dengan ke-309). Agaknya isi "Layang Sewaka" ini berasalatau bersumber dari naskah kuno berbahasa Jawa Kuno dan atau bahasaSunda Kuno berjudul Sewaka Darma yang dasamya diambil dari ajaranagama Hindu dan Budha (Danasasmita et al, 1987).

    Ketiga, mengungkapkan gambaran kepada pembaca bahwa sikap danperilaku melawan pemerintah itu tidak benar dan tidak baik; begitu pulatindakan memsak bangunan pemerintah dan prasarana umum lainnya ser-ta menjarah dan merampas barang milik orang lain.

    Keempat, mengungkapkan gambaran bahwa yang salah itu pastiakan menanggung akibamya bempa kemgian dan kehancuran. Yang benar pasti akan memperoleh kemenangan dan kesejahteraan.

  • BABn

    IKHTISAR ISI CERITA

    1. Pengantar (bait ke-1).2. Keadaan Kabupaten Karawang (bait ke-1-5).

    1) Nama (Asisten) Residen : Saliyara2) Tempat menetap : Loji Purwakarta3) Nama Bupati : Dipati Suryawinate4) Nama Patih : Raden Tumenggung Sastranagara5) Proses pemindahan ibu kota dari Wanayasa ke Purwakarta.

    a. Loji sedang dibangun.b. Pabuen (penjara) telah selesai dibangun.c. Kantor gudang-gudang telah selesai dibangun.d. Rumah-rumah tempat tinggal sedang dibangun.e. Pakuwon (rumah dinas) Jaksa dan Pdtih sedang dibangun.f. Umumnya pejabat sudah pindah ke Purwakarta, kecuali TuanKelinyet masih di Wanayasa.

    3. Keadaan Gudang-gudang di Cikao (bait ke-6-11).1) Gudang kopi.

    a. Di bawii pengawasan Wedana Cikao: Raden Rangga Angga-dirja.

    b. Cikao'termasuk Kabupaten Bandung.c. Kumetir : 1. Raden Arya Wiratmaja.

    2. Arya Adinagara, kelak menjadi PatihBandung.

    d. Juru tulis kopi : 1. Seorang Raden dari Bandung.2. Raden Isa dari Cianjur.

    2) Gudang Gula, di bawah pengawasan seorang Cina.3) Gudang Garam.4) Penguasa ketiga gudang itu (Pakhus Mester) ialah Tuan Diblot.5) Tenqjat tinggal Tuan Diblot di Loji Kembangkuning.

  • 10

    6) Juru tulis gudang-gudang di Cikao adalah seorang Tuan Belanda.4. Keadaan Kabupaten Cianjur (bait ke-12-15).

    1) Keresidenan Priangan membawahi 5 kabupaten, yaitu Cianjur,Bandung, Sumedang, Garut, dan Sukapura.

    2) Residen Priangan : Tuan Holembereh.3) Loji Residen Priangan di : Banceuy, Cianjur.4) Bupati : Dipati Prawiradiija.5) Patih : Raden Rangga Wiradireja.6) Kumetir Kopi : Raden Wiranagara.7) Kumetir Nila : Raden Arya Suryabrata.

    5. Berita Kerusuhan Cina di Purwakarta (bait ke-16—27).1) Waktu meletusnya peristiwa: 9 Rayagung (12)47 Hijrah mangsa

    katiga tahun Dal (Jawa).2) Berita kerusuh^ sampai di Cianjur.

    a. Bupati Cianjur sedang salat dzuhur berjamaah di mesjid pukul13.00 siang.

    b. Haji Muhyi melaporkan tentang kerusuhan Cina di Purwakartakepada Bupati Cianjur.

    c. Bupati Purwakarta lari mengungsi ke Cianjur dan melapor kepada Residen.

    d. Bupati Cianjur bersiap-siap menghadapi kerusuhan itu.e. Bupati Cianjur menghadap Residen Priangan.

    6. Persiapan Bupati Cianjur untuk menumpas kerusuhan Cina di Purwakarta ̂ ait ke- 28-55).1) Residen Priangan, Bupati Purwakarta, dan Bupati Cianjur sepakat

    berangkat pukul 15.00 siang menuju Purwakarta.2) Bupati Cianjur dan Bupati Purwakarta bersiap-siap berangkat ke

    Purwakarta.

    a. Kedua bupati kembali ke pendopo Cianjur naik kereta kuda.b. Kerabat keluarga Bupati Cianjur berkumpul di pendopo.c. Bupati Purwakarta ganti pakaian dan makan siang.d. Penduduk Cianjur mendengar bunyi bende, bedug, dan lon-

    ceng bertalu-talu sebagai tanda pemberitahuan bahwa ada peristiwa penting.

    e. Penduduk Cianjur merasa getir.

  • PERPUSTAKAAN

    BADAN BAHASADEPARTEf.'iEN PENDiPiKAN NASIONAL H

    f. Dua Kumetir Cianjur tetap tinggai di kota Cianjur.g. Pasukan Cianjur berangkat ke Puwakarta.

    3) Pasukan Cianjur terdiri atas:a. Pasukan berkuda 60 orang dipimpin Bapak Nona.b. Pasukan jager 60 orang dipimpin Bapak Kodok; Komandan

    Pasukan Reguler Cianjur Raden Ambi tidak ikut karena jatuhsakit.

    c. Pasukan pengiring 10 orang.d. Pasukan logistik 8 orang.e. Pasukan keluarga kabupaten 40 orang.f. Pasukan dari 26 cutak yang menyusul sebanyak 50 orang tiap

    cutak.

    g. Raden Haji Abdullah dari Gandaria dijadJkan pimpinan pasukan logistik.

    7. Rombongan Residen Cianjur berangkat ke Purwakarta (bait ke-56-80).

    1) Pembesar yang ikut adalah Bupati Cianjur, Bupati Purwakarta,Juru tulis Belanda Tuan Jong, Juru tubs Belanda Tuan Boman,dan Tuan Beker, ahli senjata asal Perancis.

    2) Para pembesar naik kereta kuda sejauh satu pos san^ai di posSukamantri.

    3) Para pembesar naik kuda melalui jalan lama lewat hutan sampaimenyeberang di Cibalagung, yang lainnya jalan kaki.

    4) Rombongan Residen Priangan beristirahat di Mande sambil ma-kan malam (pukul 18.30).

    5) Rombongan berangkat lagi dengan memakai obor lewat Ciranjidan Cidahu.

    6) Tatkala di Cidahu mrun hujan dan datang umsan merabawa su-rat dari Darangdan, Cutak Gandasoli.

    7) Rombongan beristirahat dan bermalam di Parungkalong, pinggirSungai Citarum.

    8) Surat Wedana Darangdan Anggadikusumah dibaca oleh BupatiCianjur, isinya memberitahukan tentang kejadian kerusuhanorang Cina di Purwakarta berdasarkan surat Residen Karawangdan Pakhus Mester Kembangkuning Tuan Diblot.

  • 12

    9) Berdasarkan surat itu (1) Residen Karawang mengungsi keKembangkuning kaiena kota Purwakarta dinisak oleh penisuhCina dan (2) permintaan Residen Karawang agar dikirim bantu-an pasukan sebanyak 500 orang prajurit.

    10) Rombongan Residen Priangan menuju Kembangkuning.11) Rombongan Bupati dan Asisten Residen Bandung tiba di Kem

    bangkuning.12) Pejabat Belanda di Wanayasa Tuan Kelinyet dan Tuan Maklot

    tiba di Kembangkuning.13) Semua rombongan berangkat ke Purwakarta untuk meninjau

    korban kerusuhan.

    a. Reruntuhan beberapa bangunan yang dibakar.b. Penduduk mengungsi ke luar kota.c. Tak ada air karena bendungan air yang ada diboboi oleh pe

    nisuh.

    d. Bangunan-bangunan yang dibakar, diantaranya kompieksloji, gudang uang, bangunan induk gudang barang, dapur,kandang kuda, kereta kuda, dan kantor.

    8. Para Perusuh Menuju Karawang (bait ke-81~82).1) Seteiah membakar bangunan-bangunan di Purwakarta, para pe

    rusuh p^rgi menuju Karawang.2) Para narapidana yang dibebaskan dari penjara bergabung dengan

    para perusuh.3) Para perusuh merampok sepanjang perjalanan ke Karawang.

    9. Kerugian Kerusuhan di Kota Purwakarta (bait ke-83~87).1) Loji, penjara, dan rumah sakit hancur.2) Gudang uang hancur, tetapi sebagian uang logam masih bisa di-

    seiamatkan, uang kertas menjadi abu semuanya sebanyak F.11.200.000,00.

    3) Barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan dikumpulkan.4) Patih Karawang Raden Tumenggung Sastranagara menjadi man-

    dor penyeiamatan uang.5) Sisa uang dan barang dibawa ke Kembangkuning.

    10. Gubemur (Jenderal) di Betawi Mengirim Pasukan Bantuan (bait ke-88-96).

  • 13

    1) Surat Gubemur (Jenderal) Betawi kepada Residen Cianjur danKarawang menyatakan bahwa akan mengirim bantuan pasukan.

    2) Bantuan pasukan Belanda sebanyak 25 orang berkuda dipinq)inoleh Letnan Lisola.

    3) Pasukan ini menuju Kembangkuning lewat Cianjur.4) Penunjuk jalan pasukan Belanda diambil dari Kumetir Cianjur

    bemama Tumenggung Wiranagara, putera Bupati Cianjur.5) Pasukan dari Bogor dipimpin Aria Tisna tiba di Kembangku

    ning.6) Residen Karawang dan Residen Cianjur memberi uang kepada

    tiap bupati yang mengirim pasukan masing-masing 500 pasmat.1) Uang itu dibagikan lagi kepada prajurit masing-masing.

    11. Perlengkapan Pasukan Inti dan Pasukan Penunjang (bait ke-97~102).1) Pasukan Pimpinan Tuan Kelinyet dilengkapi 3 meriam dan sena-

    pan.

    2) Pasukan dari Cianjur, Bandung, dan Bogor dilengkapi senjataberupa pistol, dan Iain-lain.

    3) Pasukan dari Garut, Sukapura, dan Sumedang berjaga di Batu-sirap.

    4) Pasukan tambahan dari Betawi sebanyak 4 tumenggung dipimpin oleh Pangeran Alibasah berangkat melalui pesisir utara menuju Tanjungpura.

    12. Pasukan Siap Menggempur Perusuh (bait ke-103-106).1) Pasukan berangkat dari Kembangkuning pukul 06.00 pagi.2) Tuan Diblot tak ikut pergi.3) Semua pasukan berjumlah sekitar 2000 orang prajurit berkuda

    dan jalan kaki.13. Perjalanan Kedua Pasukan (bait ke-107~148).

    1) Kekuatan kaum perusuh sebanyak 800 orang bergerak terus.2) Pasukan pemerintah berhenti dulu di pos Maracang untuk beris-

    tirahat dan menambah logistik hasil ran[q)asan milik Cina yangditinggalkan.

    3) Pasukan pemerintah bergerak lagi sampai pos Dawuan.4) Tuan Kelinyet memerintah agar mengisi senjata masing-masing

  • 14

    dengan peluni karena sudah dekat ke tempat tujuan di Kara-wang.

    5) Pasar dan loji di Karawang diperiksa pasukan.6) Agus Aliun, seorang pengiring Bupati Cianjur, menjumpai se-

    orang Cina di pinggir Sungai Citarum dan ̂ tawan.7) Raden Badra, penduduk asli Karawang, menerangkan bahwa

    Arya Karawang dan pengikutnya pergi mengungsi ke luar kotakarena takut serangan kaum perusuh Cina.

    8) Kaum perusuh telah pergi menuju Tanjimgpura.9) Babah Toke, tukang pak gudang gula Karawang, menjelaskan

    bahwa kaum perusuh sesungguhnya takut pada pasukan peme-rintah karena jumlah mereka sedikit dan persenjataannya ku-rang.

    10) Babah Acu^ membenarkan perkataan Babah Toke.11) Bupati Bandung didampingi Raden Sumayuda memimpin pa

    sukan mereka.

    12) Bupati Cianjur didampingi Raden Awan dan Raden Sumadirjamemimpin pasukan mereka.

    14. Perang Berkecamuk (bait ke-149-175).1) Tuan Keiinyet memerintahkan agar meriam ditembakkan ke

    arah kedudukan musuh untuk menakut-nakuti mereka.

    2) Para perusuh membalas dengan menembakkan meriam dansenjata lainnya.

    3) Tiga orang prajurit dari Bandung kena tembakan musuh.4) Pasukan Bandung dan pasukan lainnya membalas pula dengan

    menembakkan senjata.5) Korban beijatuhan dari kedua belah pihak.6) Juru tulis Gudang Cikao yang berdiri di samping Residen Kara

    wang kena tembak dan tewas.7) Residen memerintahkan agar pasukan mundur.8) Pasukan pemerintah mundur ke Karawang.9) Haji Abdullah, asal pasukan Bandung, jatuh dan terinjak oleh

    kuda sehingga mundur seorang diri dan beijalan kaki.10) Raden Awan, pendamping Bupati Bandung, ketinggalan dari

    pasukan karena kudanya telah dibawa lari.

  • 15

    11) Raden Sumayuda, pendamping Bupati Bandung, terkepung dantewas diserang musuh.

    12) Pasukan pemerintah berhenti untuk istirahat di Waning Bam-bu.

    15. Pertempuran kedua (bait ke-176--214).1) Upas dari Tanjungpura datang menghadap residen dan mem-

    beritahukan bahwa kaum penisuh telah diserang oleh pasukanAlibasah di Tanjungpura.

    2) Kaum penisuh Cina tertangkap sebanyak 600 orang dan sisanyakabur ke hutan rawa.

    3) Pasukan pemerintah berangkat lagi menuju Tanjungpura di-pimpin residen.

    4) Bupati Bandung, Bupati Cianjur, dan Tuan Maklot beserta pasukan mereka berangkat belakangan.

    5) Bam beijalan sejauh satu pal pasukan pimpinan Tuan Maklot diserang kaum pemsuh dan tuan Maklot sendiri tewas.

    6) Tiga orang dari 18 orang kelonqjok pinqiinan Pacalang Ciputri,Pacalang Cibeureum, dan Mandor Cibalagung tewas diserangkaum pemsuh di rawa. .

    7) Arya Gajah, Raden Kertayuda, dan Raden Haji Muhyi menem-bakkan senjata mereka ke arah musuh tapi gagal.

    8) Kaum pemsuh menyerang pasukan Priangan hingga mundur.9) Tuan Letnan Lisola beserta 25 orang pasukan Belanda pasukan

    berkudanya tiba di pos Dawuan dan mendapat laporan dari Bupati Bandung dan Bupati Cianjur tentang pertempuran yang ter-jadi dan korban yang jatuh.

    10) Leman Lisola beserta pasukannya maju ke medan perang.11) Kaum pemsuh sebanyak 60 orang bertemu dengan pasukan

    Leman Lisola dan teijadilah perang.12) Kaum pemsuh Cina berlarian kabur ke arah daerah rawa dan

    hutan bambu sehingga tak dapat dikejar oleh pasukan LemanLisola.

    13) Leman Lisola dan pasukannya kembali ke pos Dawuan.14) Leman Lisola bertanya tentang penyimpanan barang milik

    peme-rintah yang perlu dilindungi dari amukan pemsuh; dan

  • 16

    dijawab oleh bupati bahwa barang-barang ada di gudang-gudang di Cikao.

    IS) Letnan Lisola beserta pasukan Bupati Cianjur dan Bupati Bandung berangkat menuju Cikao.

    16. Keadaan Kelompok-kelonipok Pasukan Pemerintah (bait ke-215-223).1) Ada 5 orang prajurit dari Cianjur dan Bandung terpisah dari

    induk pasukan dan mundur ke pos Maracang lewat pos Dawuan.2) Pasukiui tambahan dari Cutak Kaliastana pinq>inan Asep Rabal,

    juru tulis wedana, sebanyak 25 orang tiba di pos Dawuan.3) Lima orang yang mundur tiba di pinggir Sungai Citarum sebe-

    rang Cikao lewat Purwakarta dan tiga ekor kuda mereka matikecapaian.

    4) Pasukan tambahan pimpinan Asep Rabal yang mendengar keadaan peperangan d^i pasukan yang mundur segera iari kembalike rumah mereka masing-masing karena takut.

    17. Kaum Perusuh Cina Menyerah (bait ke-224-247).1) Leman Lisola dan dua bupati beserta pasukannya tiba di Cikao,

    kemudian menjaga gudang-gudang barang.2) Tak lama kemudian bermunculan secara bergilir para perusuh

    tanpa b^rsenjata dalam kondisi fisik lemah, mereka ditangkap.3) Sehari ada 17 perusuh yang ditangkap, kemudian ditahan di

    penjara.4) Esok harinya ke-17 perusuh sudah meninggal di penjara.5) Kepala ke-17 perusuh dipotong, lalu diberi air keras agar awet

    dan dikirim ke Betawi.

    6) Hari ketiga dapat ditangkap lagi 20 orang perusuh.7) Semua kejadian yang dialami Bupati Cianjur dan Bupati Ban

    dung sejak terpisahkan dengan pasukan induk sampai tertang-kapnya para perusuh dilaporkan kepada Residen Priangan diPurwakarta.

    18. Residen Priangan dan Pasukannya Kembali ke Purwakarta (bait ke-248-250).

    1) Pasukan Residen Priangan tiba di Tanjungpura dan mendapatkanPangeran Alibasah beserta anak buahnya sedang mengepak 600

  • 17

    kepala perusuh untuk dikirim ke Betawi.2) Pasukan Residen Priangan dan pasukan Pangeran Alibasah ber-

    gerak menuju Purwakarta.19. Akhir Kenisuhan (bait ke-251-262).

    1) Residen Priangan memanggil Bupati Cianjur dan Bupati Bandung agar datang ke Purwakarta.

    2) Pertemuan di Purwakarta memutuskan bahwa keadaan sudahaman dan mereka boleh pulang ke tempat asal masing-masing.

    3) Diputuskan pula bahwa tiap kabupaten hendaknya menempatkanpasukan sebanyak 5(X) orang prajurit untuk menjaga keamanandi Purwakarta. Dalam hal ini pasukan Cianjur dipimpin oleh ku-metir Wiranagara dan pasukan Bandung dipimpin oleh AryaMajah.

    4) Pasukan lainnya kembali ke daerah masing-masing, setelah ber-malam satu m^am di Parungkalong, pinggir Sungai Citarum.

    5) Tiga hari kemudian pasukan berkuda Belanda pimpinan LemanLisola tiba dan bermalam di Cianjur selama tujuh hari dalamperjalanan pulang ke Betawi.

    6) Pasukan yang beijaga-jaga di Purwakarta terhasil menangkap29 orang perusuh dan mengirimkannya ke Betawi lewat Cianjur.

    7) Setelah keamanan benar-benar pulih pasukan penjaga di Purwakarta pulang kembali ke daerah mereka masing-masing.

    8) Residen Priangan beserta pasukannya dan pasukan dari Bogorpimpinan Arya Tisna pulang kembali ke tempat tinggal mereka.

    20. Pesan dan Nasihat Pengarang (bait ke-263-309).1) Pemyataan bahwa ceritera telah tamat.2) Sumber ceritera berupa pengalaman pribadi pengarang dalam

    peristiwa itu.3) Pesan dan nasihat pengarang agar dalam mengabdi kepada atas-

    an hendaknya sampai tuntas, seperti dia sendiri tatkala mengabdikepada Bupati Cianjur, agar mendapat balasan jasa.

    4) Cara-cara mengabdi yang baik dan yang jelek teserta dampak-nya masing-masing.

  • BABm

    IDENTITAS KESEJARAHAN

    TOKOH PELAKU

    1. Tuan SaliyaraMenurut teks (bait 1-3), Tuan Saliyara adaiah nama tokoh yang menjabatResiden Karawang berkedudukan di kota Purwakarta pada waktu teijadipemberontakan orang Cina. Dia bertempat tinggal di sebuah loji yangmasih sedang dibangun.

    Temyata menurut dokumen historis (Almanak van Nederlandsch-Indie voorhet Jaar 1831: 47), sesungguhnya nama tokoh tersebut adaiahG. de Seriera dan jabatannya bukan sebagai Residen Karawang, melain-kan sebagai Asisten Residen. Pada waktu itu Residen yang membawahiKarawang berkedudukan di Batavia (Jakarta). Baru pada tahun berikumya(1832), wilayah Karawang dijadikan keresidenan yang dipimpin olehseorang Resideij dan dijabat oleh G. de Seriera {Almanak van Neder-landsch-Indie voor het Jaar 1832: 48).

    Kiranya Tuan adaiah penyebutan orang bumi putra (Sunda) terhadaporang Eropa, khususnya orang Belanda; dan Saliyara merupakan penyebutan oleh orang Sunda terhadap nama Seriera sesuai dengan pendengar-an orang Sunda atas lafal bunyi pengucapan nama tokoh tersebut sertapenyesuaian ejaan dan kosa kata bahasa Sunda.

    2. Dipati SuryawinataMenurut teks (bait 2), Dipati Suryawinata adaiah nama tokoh yang menjabat sebagai Bupati Karawang yang berkedudukan di kota l^rwakartasezaman dengan masa G. de Seriera menjabat Residen Karawang. la adaiah mantan Bupati Bogor (Dalem Bogor Pareman).

    Dalam dokumen historis tahun 1831 dan 1832 {Almanak van Neder-landsch-Indie voor het Jaar 1831: 47 dan 1832: 48), Bupati Karawangitu disebutkan bemama Raden Tumenggung Suria Winata (termlis: Raden

  • 19

    Tomonggong Soeria Wienata). Menurut sebuah naskah koieksi Perpus-takaan Nasional yang berasal dari C.M. Pleyte (Naskah Nomor Pit. 46Peti 121) dan ditulis dengan bahasa Meiayu dan aksara Latin pada kertaspabrik bercap air G. Kolff & Co. Batavia, pada tahun 1821 terjadi per-gantian Bupati Karawang (him. 11). Dalam hal ini, Raden AdipatiSurianata diangkat menjadi Bupati Karawang. Dia disebutkan sebagaiorang Bogor. Pada waktu itu, ibu kota Kabupaten Karawang berada diWanayasa. Raden Adipati Surianata sendiri meninggal dunia di Wanayasatahun 1828. Jadi, ia memerintah hanya 7 tahun (1821-1828). Raden Adipati Surianata digantikan oleh adiknya yang bemama Raden Suriawinata.Pada halaman lain (him. 7) naskah ini mengungkapkan keterangan ten-tang asal-usul Raden Adipati Surianata dan Raden Tumenggung Suriawinata bahwa keduanya, Bupati Bogor yang memerintah sampai tahun1849. DdXzmAlmanakyan Nederlandsch-Indie (ANI) voorhetJaar 1831,1832, dan 1833, nama Bupati Bogor ini ditulis Radeen Adipatti Wiera-natta (Raden Adipati Wiranata). Jadi, sumber naskah dan dokumen ANImencatat data yang sama sepeninggal Raden Adipati Surianata, padatahun 1829 kedudukan Bupati Karawang ditempati oleh adiknya yangbemama Raden Suriawinata dengan pangkat .tumenggung. Pada tahun1832 Raden Tumenggung Suriawinata dinaikkan pangkatnya jadi adipatisehingga nama gelamya menjadi Raden Adipati Suriawinata. Pada tahun1849 Raden Adipati Suriawinata dipindahkan tugasnya dengan mendudukijabatan Bupati Bogor menggantikan ayahnya yang meninggal dunia. Padatahun 1864 ia telah menjadi pensiunan Bupati Bogor.

    3. Raden Tumenggung Sastra NagaraDi dalam teks (bait 2) dijelaskan bahwa Raden Tumenggung SastraNagara menduduki jabatan patih Karawang (patih adalah jabatan di ba-wah bupati) ketika kedudukan Bupati Karawang ditempati oleh RadenAdipati Suriawinata.

    Menumt naskah nomor Pit. 46 Peti 121 (him. 7 dan 11), Patih Raden Sastranagara adalah pamannya Bupati Bogor Raden Adipati Suriawinata. Jadi, dia adalah adik Bupati Bogor Raden Adipati Wiranata. Padatahun 1832 dia dinaikkan pang^mya menjadi tumenggung sehingga di-sebut gelamya Raden Tumenggung Sastra Nagara. Tatkala Raden Adipati

  • 20

    Suriawinata dipindahkan kedudukannya ke Bogor (1849), Raden Tu-menggung Sastra Nagara diangkat imtuk menggantikan kedudukannyamenjadi Bupati Karawang. la adalah putra Raden Adipati Wiranata. lamemerintah sampai meninggai dunia di Purwakarta tahun 1854.

    Daiam dokumen Almanak en Naamregister van Nederlandsch-Indiivoor het Jaar 1852 (him. 47), Bupati Karawang ini disebut Raden Tu-menggung Sastra Nagara (tertuiis: Radhen Toemenggoong Sastra Nagara). Jelaslah bahwa Raden Tumenggung Sastra Nagara adalah tokoh his-toris.

    4. Tuan KelinyetDalam teks (bait 5), dikemukakan bahwa Tuan Kelinyet menet^ di Wa-nayasa, tidak ikut pindah ke Purwakarta.

    Mungkin Tuan Kelinyet ini identik dengan P.P. Clignett yang me-nurut AN! tahun 1832 (him. 48) menduduki jabatan Adjunct Directeurvan het Etablissement van Landbouw (Wakil Direktur Perusahaan Perke-bunan) Karawang dan menurut ANI tahun 1833 (him. 50) ia mendudukijabatan Adjunct Directeur (Wakil Direktur Perusahaan Perkebunan) danTitulair Asistent Resident (Asisten Residen Tituler) di Keresidenan Karawang. Yang menjadi direktumya adalah Residen Karawang G. de Se-riera.

    Ketidakikutan P.P. Clignett pindah dari Wanayasa ke Purwakartadapat dipahami karena dia berhubungan langsung dengan pengaturan danpengurusan perkebunan (pertanian) yang sudah berjalan lama di Wanayasa. Soalnya lokasi Wanayasa berada di tengah-tengah daerah perkebunan yang subur.

    5. Raden Rangga Anggadireja, Raden Adipati Wiranatakusumah,dan Raden Aria Adinagara

    Tokoh Raden Rangga Anggadireja menjabat sebagai Wedana Cikao. Padawaktu itu Cikao termasuk wilayah Kabupaten Bandung (bait 6). NamaAnggadireja mirip dengan nama Bupati Bandung yang memerintah tahun1681-1704, yaim Anggadireja I (Ekadjati, 1982: 249). Mungkin dia ke-turunan Bupati Bandung ini karena jabatan-jabatan penting biasanya di-pegang oleh lingkungan keluarga elit setempat dan suatu nama tokoh be-

  • 21

    sar diturunkan kepada anak cuciinya. Hingga akhir abad ke-19 MasehiCikao memegang peranan penting dalam kegiatan perekonomian di wi-layah Priangan bagian utara karena letaknya di pinggir Sungai Citarumyaiig waktu itu dijadikan jalan utama pengangkutan basil bumi daridaerah pedalaman (Priangan) ke pelabuhan (Tanjungpura dan Jakarta) dipesisir. Di Cikao dibangun sejumiah gudang tempat menyinq)an basil bumi dari daerab pedalaman (kopi, gula) dan barang dagangan dari pesisiryang diperlukan di pedalaman (garam).

    Raden Rangga Anggadireja menduduki jabatan Wedana Cikao tatka-la jabatan Bupati Bandung dipegang oleb Raden Adipati Wiranataku-sumab. Bupati Bandung ini yang dikenal sebagai R.A. Wiranatakusumabin dan memerintab tabun 1829-1846, pada waktu teks ini disusun(1864), telab melepaskan jabatannya alias pensiun ̂ an disebut DalemSepub (bait 6-7). Di kalangan menak Bandung, setelab tak menjabat la-gi, ia terkenal dengan sebutan Dalem Karanganyar. Tempatnya diganti-kan oleb putranya yang nama gelamya R.A. Wiranatakusumab TV (1846--1874). Sebelunmya R.A. Wiranatakusumab IV menjabat sebagai Kome-tir Besar Kebun Kopi di Cianjur dengan pangkat dan nama RadenRangga Kartanagara. Pada waktu diangkat sebagai Bupati Bandung(1846), nama gelamya adalab Raden Tumeng^g Suriakartadiningrat(Ekadjati, 1982: 250-252).

    Aria Adinagara adalab patib Kabupaten Bandung. Ia menjabat patibpada waktu jabatan bupati dipegang oleb R.A. Wiranatakusumab III (bait7). Babkan, kedua pejabat tinggi Kabupaten Bandung ini akbimya ber-besanan. Raden Rangga Sastranagara, putra Bupati Bandung R.A. Wiranatakusumab m menikab dengan Nyai Raden Durias, putra Patib Bandung R. Aria Adinagara (Ekadjati, 1982: 251).

    6. Tuan Holembereh

    Nama tokob ini disebutkan menjadi Residen Priangan yang berkedudukandi Cianjur dan menetap di loji yang terletak di Banceuy (bait 12-13).Dalam dokumen yang diterbitkan oleb pemerintab kolonial, nama Residen Priangan waktu itu ialab O.C. Holmberg de Beckfelt. Ia mendudukijabatan tersebut selama 9 tabun, yakni dari tabun 1828 sampai dengantabun 1837 (ANI, 1831: 47; Dienaputra, 1997: 228). Dengan demikian.

  • 22

    pengarang atau orang Sunda setempat hanya mengenal nama depaimya,yaitu Holmberg yang ditulis sesuai dengan lafal ucapannya [Holembe-reh].

    Pada waktu itu Keresidenan Priangan meliputi wilayah 5 kabupaten,terdiri atas Kabupaten Cianjur, Bandung, Suno^dang, Garut, dan Suka-pura (bait 12). Temyata menunit dokumen historis (ANI, 1831: 47),wilayah Keresidenan Priangan waktu itu terdiri atas 4 kabupaten, yaituCianjur, Limbangan, Sumedang, dan Bandung. Pada tahun-tahun beri-kutnya (1832,1833) ANI mencatat bahwa wilayah Keresidenan Prianganmeliputi 5 kabupaten, yaitu Cianjur, Sumedang, Bandung, Limbangan,dan Sukapura. Begitu pula yang dicatat oleh Almanak en NaamregistervcmNederlandsch'IndiStaitam 1850,1851,1852,18553,1854, dan 1855.

    7. Dipati PrawiradirjaMenunit teks (bait 13), Dipati Prawiradirja adalah Bupati (tertulis: regen)Cianjur ywg memerintah sewaktu pemberontakan orang Cina di Purwa-karta terjadi. Pada waktu teks itu disusun (1864), Bupati Dipati Prawiradirja teM berhenti dari kedudukannya dan disebut Dalem Sepuh Cianjur.la bertempat tinggal di Kaum, Cianjur. Kaum merupakan tempat pemu-kiman penduduk yang terletak di sekitar mesjid agung di sebelah baratalun-alun, dalanl hal ini alun-alun Kabupaten Cianjur. Dalam daftarBupati Cianjur, Dipati Prawiradirja ini tercatat sebagai Raden Aria Adi-pati Prawiradiija I yang memerintah tahun 1813-1833. la meng-gantikanayahnya (Raden Adipati Wiratanu Datar VI, 1776-1813). Pada tahun1833 R.A.A. Prawir^iija I minta berhenti dari jabatannya dan diganti-kan oleh putranya, Raden Tumenggung Wiranagara (1833-1834) (Nas-kah KBG 502 dan KBG 514; Dienaputra, 1997: 230).

    8. Raden WiradirejaMenunit teks (bait 14), Raden Wiradireja menjabat Patih Cianjur tatkalaberpangkat Rangga dan pada masa pemerintahan Bupati Dipati Prawiradiija. la disebut sebagai Dalem Dipati yang telah meninggal dunia,artinya bupati berpangkat adipati yang waktu menyusun karangan ini(1864) telah meninggal dunia.

    Raden Wiradireja adalah putra Bupati R.A. Prawiradirja dan adik

  • 23

    Bupati Cianjur Raden Tumenggung Wiranagara. R.T. Wiranagara meng-gantikan kedudukan ayahnya dan hanya memerintah selama satu tahun(1833-1834) karena meninggal dunia. Selanjutoya, yang diangkat men-jadi Bupati Cianjur adalah adiknya (Raden Wiradireja) yang nama gelar-nya Raden Aria Adipati Kusumahningrat. la memerintah tahun 1834-1962 (Naskah KBG 502-514; Dienaputra, 1997: 230). Itulah sebabnyaRaden Wiradireja, di samping menjadi patih dengan pangkat Rangga,juga menjabat sebagai bupati sehingga disebut pula Dalem Dipati, dalamteks ini.

    9. Tiinipnggiing WiranagaraPada teks disebutkan (bait 15) bahwa yang menjadi Kumetir Kopi Kabu-paten Cianjur waktu itu adalah Tumenggung Wiranagara dan Raden AriaSuryabrata. Dijelaskan lebih lanjut pada teks bahwa Tumenggung Wiranagara adalah putra Dalem Sepuh dan kakak Dalem yang meninggal du-nia.

    Yang menjadi pertanyaan ialah mengapa Kumetir Kopi itu berpang-kat tumenggung? Padahal, biasanya pangkat itu diberikan kepada sese-orang yang diangkat menjadi bupati. Dalam h^ ini, kiranya pengarangteks (Haji Muhammad Umar) mengaburkan perbedaan nama gelar se-orang yang sesungguhnya tidak sama berdasarkan jabatan dan pangkat-nya. Dengan perkataan lain, pengarang menyebut suatu jabatan dengannama gelar yang bersangkutan pada jabatan lain. Tepatnya, menyebut jabatan Kumetir Kopi dengan nama gelar yang bersangkutan pada jabatanbupati (Tumenggung Wiranagara).

    Yang dimaksud dengan "Dalem Sepuh" pada teks adalah BupatiCianjur R.A. Prawiradirja (1813-1833) dan "Dalem anu wapat" adalahBupati Cianjur R. A.A. Kusumahningrat (1834-1862). Sebagaimanadike-mukakan di atas, (nomor 8) bahwa Bupati R.A. Prawiradirja mempunyaiputra, antara lain Raden Wiranagara yang menggantikan kedudukanayahnya (1833-1834) dan Raden Wiradireja yang menduduki jabatanPatih dan Bupati Cianjur menggantikan kakaknya.

    10. Bapak NonaPada teks (bait ke-42) dikatakan bahwa Bapak Nona sebagai pimpinan 60orang pemburu (mandor pamatang) ikut serta dalam upaya penun^asan

  • 24

    pemberontakan Cina.Identitas Bapak Nona tercatat pada ANI tahun 1832 dan 1833. Di

    dalam ANI tahun 1832 (him. 46) dikemukakan bahwa Bapak Nona ituadalah pimpinan daerah militer pemerintah kolonial Hindia Belanda disebelah timur Batavia (wijksmeester, assesor, voor het ooster kwartier).Adapun menurut ANI tahun 1833 (him. 48) dia dicatat namanya sebagaiIngebei Nona (Ngabehi Nona) yang menjabat.asesor di lingkungan ser-dadu Hindia Belanda di daerah militer sebelah barat Batavia (Jakarta).

    Rupanya setelah penumpasah pemberontakan orang Cina di Purwa-karta, dilakukan perubahan daerah tu^as di kalangan pasukan keamanan.Dalam hal ini daerah tugas Bapak Nona berpindah dari timur ke baratBatavia dan pangkatnya sudah naik menjadi ngabehi.

    11. Pangeran AlibasahTeks bait 102, 177, 179, 182, 248, 250, 252, dan 253 menyebut namatokoh Pangeran Alibasih sebagai komandan pasukan yang membawahiempat tumenggung yang mendapat tugas dari Gubenur Jenderal HindiaBelanda untuk menun^as pemberontakan orang Cina di Purwakarta.Pasukan ini berangkat dari Batavia (Jakarta) menyusuri pantai utara me-nujiL ke Tanjungpura. Setelah menyeberang Sungai Citarum di bagianhilir, Pangeran Alibasah beserta pasukannya bertemu dengan rombonganpemberontak orang Cina. Terjadilah pertempuran, kaum pemberontakberhasil dihancurkan kekuatannya, antara lain 600 orang pemberontak,dari seluruhnya 800 orang, tewas dalam pertempuran itu. Temyata yangdimaksud dengan tokoh Pangeran Alibasah itu ialah Sentot AlibasahPrawiradirja, salah seorang panglima perang Pangeran Diponegoro yanggagah perkasa (Rd. Asik Natanegara, 1939: 109) tatkala terjadi perangDiponegoro di Yogyakarta dan Jawa Tengah (1825-1830). Pada tanggal17 Oktober 1829 tercapai kata sepakat untuk berdamai antara SentotAlibasah Prawiradiija dengan pemimpin serdadu Belanda sehingga Sentotmenghentikan peperangan. Memang pasukan pimpinan Sentot Alibasahtidak dibubarkan (Poesponegoro ed, 1982/1983: 135-137). Pada tahun1829 Sentot Alibasah tertangkap oleh pasukan Belanda dan ditawan sertakemudian dibawa ke Batavia (Jakarta). Pada pertengahan tahun 1832Sentot Alibasah Prawiradiija ditugaskan lagi oleh Gubenur Jenderal Hin-

  • 25

    dia Belanda untuk memimpin pasukan dalam rangka menumpas pasukanImam Bonjol dalam Perang Paderi di Sumatera Barat. Di sini kekuatanpasukan Sentot Alibasah Prawiradirja berjumlah 300 orang prajurit ber-senjata lengkap (Poesponegoro ed, 1982/1983: 114).

    ^UPUftTAKAAN

    BADAN BAHABADEWRTtBEl PEMItMKAl HA«IOI(AL

  • BAB IV

    PENYAJIAN TEKS

    4.1 Pengantar i ' ' iDi atas (I.l) telah dikemjikakaa.babwai!elC!5^M nasi^ SD 108 inidiwujudl^ dalam dua majcatn ̂ s^a* yaitu aksaraCacarakan dan aksaraLatin. Kenyataan tersebut sangat membantu dan memberi kemudahandalam upaya transliterasi naskah itu. Keakuratan basil transliterasi telahdimungkinkan karena dalam pelaksanaan transliterasi dapat dilakukanperbandingan sehingga terjadi cek silang dan basil transliterasi sendiridisajikan dengan menggunakan aksara Latin. Penyajian teks disusun ber-dasarkan urutan baris menurut aturan tembang (dangding) agar segeratanq)ak bentuk puisinya dan memudabkan pembaca melakukannya. Nas-kabnya sendiri ditulis dengan cara sampai ruang tulisan penub selurub-nya.

    Penyajian teks dalam aksara Latin ini menggunaan ejaan babasaSunda yang disempumakan yang pada dasamya berpedoman pada ejaanbabasa Indonesia Vang disempumakan. Tiap bait dipandang sebagai satukalimat mandiri sebingga aksara awalnya ditulis dengan bumf kapital dandiakbiri dengan tanda titik. Sebagai kekecualian adalab cara penulisannama orang, nama tempat, dan nama jabatan yang ditulis dengan bumfkapital pada awal aksaranya.

    Untuk memudabkan pengenalan pembaca, nama pupub diberi no-mor umt pada sebelab kiri teks dengan menggunakan Romawi. Adapuntiap-tiap bait diberi nomor umt sebelab kiri dengan angka Arab tanpamembedakan jenis pupub yang dipakai sejak awal (bait ke-1) binggaakbir karangan (bait ke-309). Nomor balaman naskab ditempatkan sebelab kanan teks dengan menggunakan angka Arab. Batas antara balamannaskab ditandai oleb dua buab garis miring. Perbaikan teks yang dimungkinkan disebabkan oleb salab tulis dalam menyalm, dilakukan dengandiberi tanda kumng biasa (...) bagi penambaban bumf dan tanda kumngpersegi [... ] bagi pengurangan bumf.

  • 27

    4.2 Teks

    Crita Prang Cina Tai^jimgpuraKabopaten Purwakerta

    I. Pupuh Asmarandana

    Ayeuna kula nga^uritnyieun tembang basa Sundabaku mangsa perang Gmdi Krawang Tanjimgpurarisiden anu kasibut

    ngaran Turn Scdiyara

    Matuhna calik di lojinya nagara Purwakertaari anu jadi regenDipati SuryawinataDalem Bogor paremanPatihna Raden Tumenggungjenengan Sastranagara

    Purwakerta tacan lami

    tempo eukeur ngababakandi loji turn Residentacan lengkep sadayanarupaning wawangunankeur dipidamel diaturanu ruksak diomean

    Di lebet tacan tardptirupaning burm-buminateu acan santosa kabeh

    ngan pabuen geus prayogajeung kantor gudang-gudang

  • 28

    jaba eta keur diaturdipidamel diberesan

    5. Pakuwon jaksa papatihsadaya keur diomeanmindah-mindahkeun ten ngebon

    di nagara Wanayasangalih ka Purwak^rtadi Wanayasa nu matuhTuan Kelinyet ten pindah

    6. Di Cikao gudang kopibilangan tanah Priyanganwadana anu bareto

    Raden Rangga Anggadirjaka Bandung ngawulanatempo Dalem Bandung sepuhramana dalem ayeuna H

    1. Kanjeng Dalem Adipatinya Wiranatakusumahkumetir kopi nu mancoRaden Arya Wiratmajakadua Araya Gajahpatih di nagara BandungAriya Adinagara

    8. Nu jadi jrutulis kopidi Cikao tunggu gudangti Bandung sahiji radenti Cyanjur Raden Isageus matuh ngajaganadi gudang Cikao tunggupinuh jeung anak-rabina

  • 29

    9. Cim pak gula sahijijeung hijijrutulis uyahtilu rupa gudang kabehkopi uyah reujewig gulahiji Pakhus MestemaTuan Diblot hanteu matuhcalikna di gudang-gudang

    10. Manihna di Kembangkuningngadamel loji tohagaangkosna ti gupemimentetep di loji c^iknaari ka gudang-gudangngarondana unggal isuknepi ka pukul sawelas

    11. Geus pukul sawelas mulihdi Kembangkuning matuhnakitu unggal-unggal poeperena ngan poe Ahadari nu tetep ayadi Gudang Gkao tungguhiji tuan jrutulisna

    12. Anu kacarita deui

    residensi [h] di Priangankawasa ka lima regenCyanjur Bandung jeung SumedangGarut jeung SukapuraTuan Holembereh Cyanjurresiden tanah Priangan

    13. Matuhna calik di lojidi Banceuy Cyanjur nagaraari anu jadi rigen

  • 30

    Dipati Prawiradirjamangsa janum haritanya Dalem Sepuh Cyanjurnu linggih di Kaum tea

    14. Ari nu jadi papatihDalem Dipati nu wqfateukeur pangkat rangga kenehnya Raden Wiradirejajeung ari kumetimasakabopaten Cyanjurngan dua mangsa harita //

    15. Nu hiji kumetir kopiTumenggung Wiranagaraputra Dalem Sepuh kenehraka Dalim anu wqfatdua kumetir nila

    jadi mantu Dalem SepuhRaden Arya Suryabrata

    16. Kacarita bulan HajiRayagung tanggal salapanHijrah Nabi kacariosdina mangsana haritakeur rusuh Purwakerta

    17. Hijrah opat puluh tujuhtaun Dal mangsa katigaWaktu lohor pukul hijiKangjeng Dalem eukeur salatpada ngiring amun kabehsakur nu aya di dinyamangsa keur aweh salamningali haji keur diukdi katuhueun nu salat

  • 31

    18. Ditigiskeun Haji Muhyisirmi rada gagancangancalikna ban ngade(g)degkawas'kawas anu reuwas

    Kangjeng Dalem mariksana Ki Haji kawas msuhkakang kaget naon beja

    19. Jawab Raden Haji Muhyisumuhun dawuh gamparanjisim abdi rek nyariosnguningakeun ti awitnaabdi eukeur di imah

    rayi dalem ti lulunmgKangjing Dalim Purwakarta

    20. Nitih kuda belang leutikhantelung surtina kudagegeroan bari mowku kuring seug dideukeutanpilahima ayeunadi Punvakena keur msuh

    lebur dihum ku Gna

    21. Wawangunan geus beresihseuneu ngagulak ngagedagjalmana malabur kabehayeuna geura nguningaka lebit geuwat-geuwatmasing gancang bum-bumku maneh ulah nitahan

    22. Ari kula ti pandeuriseja ngadeuheusan heulaka loji Tuan Risiden

  • 32

    kitu rayi pilahimaten pisan cara menaknganggo kaway baskat buruksarung cagak geus leutakan //

    23. Sinjang udeng geus barusiksareng teu nganggo langgukannyalira di jalan gedetaya pisan panakawankantenan upacarateu aya tetenger ratu

    rea jalma kasamaran

    24. Kanjeng Dalim Adipatikendel lami teu hgandikatresna manah ka saderek

    pilahima geuwat-geuwatbejaan ka pasebanlonceng tabeuh reujeung bedugkakang rek ka loji heula

    25. Ka Tuan Resden di lojiawak geuwat paparentahbaraya kumpulkeun kabehdi lebet kakang dagoansabuat ngadeuheusanka Tuan Resden Cianjurkeur kitu upas hoi datang

    26. Dalim seug ngalahir deuiHaji mah digeuwat-geuwatRaden Haji Muhyi mandonyembah bari tuluy angkatupas ngatur uningapokna gamparan disaurka Tuan Resden ka peuntas

  • 33

    27. Tadina Dalem geus camskareta seug dititihankakara palebah kantorloceng bedug geus disadabinde ngungkung di jalanngagidir rusuh ngaguruhjalima pasalebrutan

    28. Dalim geus sumping ka lojilajeng ban cacaturansarawuh Tuan Risden

    saring Dalem Purwakanasadaya enggeus rempagbade angkat pukul tiluti beurang poe ayeuna

    29. Teu lila linggih di lojilajeng nitihan karetanu dua regen ngarendenggeus sumping ka pangcalikan I Idi lebet geus kasampakwarga nu anom nu sepuhkumpul pada ngarunjungan

    30. Dalem Purwakerta ngalihka masigit deukeut latarsena disalin panganggosapangadeg henteu kirangayeuna gentos tembangDurma nu ngaganti pupuhnu ngalajengkeun carita

    II. Pupuh Dunna

    31. Dipisalin ku Dalem Cyanjur sadayasapanganggo bopati

  • 34

    geus taya kakirangka prabon karegenankatuangan geus ngabandingseug lajeng tuangraos ni'matna leuwih

    32. Tina sawab rusuh ti peuting teu daharisuk nepi ka buritserta reujeimg palayhenteu kulem teu tuangsanggeus kitu dahar kopikalangkung ni'matraos Dalem Dipati

    33. Kacarita jalma di jero nagarangadenge binde nitirloceng duananadi loji pasebanbedug ngageder teu cicingsagala jalmanalangsa poda sedih

    34. Wama rupa nu ngaromong jeung batumanakaon bedug nitirlain kahuruan

    hayu urang ngalayaddi alun-alim pakupispasalebrutanawewe Jeung lalaki I I

    35. ^ilih tanya Jeung batuma can pertelaaya Jalma sahijimapay turut Jalanbindena ditakolan

    nguarkeun beja pasti

  • 35

    nuiwa timbalan

    ku jalma geus kaharti

    36. Yen ayeuna keur rusuh di Purwakartadirampog sapeupeutingku Gna berandal

    sakabeh wawangunandihuruan geus beresihdi jro nagaraPurwakarta geus sipi

    37. Kacarita sanggeus meunang beja terangrea jalma nu ceuriksieun Gna datangha Cyanjur ngahuruanngarampog mangkat ti peutingurang keur weyabatur sing ati-ati

    38. Kuma urang nya peta mubus ka manaawewe ting jaleritpuguh mun barudakgegeroan sasambatema bapa kuma hiringhayu laleumpangnyumput ka anu buni

    39. Wama rupa aya nu gugulung samakkasur anggel gugulingjalma pasebrutanaya nu mangku anakanu ngagendong nu ngaisbari sasambat

    midangdam pulang anting

  • 36

    40. Tina kaget ngadenge loceng disadajeung bende nitir-nitirbedug kawas dulagtaya pisan repehnangaguruh sora nu ceurikjeung sora kudaawor nu ting Jalerit

    41. Kacarita anu bakal ngiring angkatsaving nu tetip caliktunggu di nagarakumetir duanana

    srawuh Raden Rangga Patihbaris ngajagahanteu dicandak ngiring I I

    42. Ngcai pamatang sawidak tarumpak kudamandor pamatang ngiringngaran bapa Nonareujeung jager sawidaksaving kopjralna sahijianu ngaran(n)apun Kodok pindek leutik

    43. Raden Ambri anu (nga)jadi kumindangharita hanteu ngiringpokna teu kadugakaula keur palangannyiri beuteung panas tirissaluar awak

    karasa teu walagri

    44. Upacara baju beureum nyandak opatgulang-gulang nu ngiringopat baju bilang

  • 37

    jeung panakawan limam nyangki pajeng sahijiepok saurangjeung warga anu ngiring

    45. Raden Haji Mahdi sareng Raden HamjahRaden Ahmad teu kari

    Asep Elum miangRaden SumadirejaRaden Awan henteu kari

    jeung Mandor MejaBapa Eno geus cawis

    46. Koki-koki dalapan jeung tukang mejareujeung kang rayi-rayiDemang JayadirjaDemang Ardikusumahsantana warga nu ngiringkira jumlahnaopat puluh mo leuwih

    47. Jaba jager jaba pamatang nu leumpangreujeung ka unggal d[e](i)strikkabeh cutak-cutak

    geus dipaparin seratkudu sumusul pandeurimawa gagaman

    jeung padana sakali U

    48. Sacutakna lima puluh ulah kurangkudu dangdan caringcinggenep likur cutakwaktu mangsa haritaayeuna tinggal saeutikngan opat wilassa-Cyanjur jumlah distrik

  • 38

    49. Tina sawab dihiji-hijikeun cutakmana jadi saeutikjeung aya nu lepasti Cyanjur tilu cutakCinusa jeung Gandasolienggeus kaluarjeung cutak Kandangwesi

    50. Reujeung aya kasepuhan ngiring angkatgeus dangdan nyoren kensjeung nyangkelang gobangRaden Haji Abdullahti Gandaria ngagidighoi ngadeuheusanka lebet seja ngiring

    51. Dibakukeun ku Dalem mangke di jalandijieun mandor kokikudu nyampeur beasti cutak nu kasorangCikalong Mande ka pipircutak Gnusa

    jeung cutak Gandasoli

    52. Sing sadia ulah kakurangan beassina rtyusul pandeurinungtut masing datangsawab jelema reaulah teu nyata nu ngiringpare kagungansina tutu sakali

    53. Sanggeus jadi beas singna tungtut bawaku jalma ti pandeurigeus ngiangkeun serat

  • 39

    ka wadana di cutak

    tukang meja kitu deuiulah rek weyaprabot anu sasari

    54. Rehna rea tuan-tuan am angkatkudu sing ati-atingajaga dahamaulah cara ngarondatangtu rusuh beurang peutingulah rek weyapoma kudu caringcing

    55. Pihatuma Haji Abdullah manggasukeja ati-atinyuhunkeun berikahhibar du 'a gamparandiestakeun beurang peutingseja milampahnyantoskeun ka gusti //

    56. Kacarita Tuan Risden enggeus jengkarsareng dua dipatijrutulis WalandaTuan Jong Tuan Romanjeung Walanda tukang beusiasal Parasman

    Tuan Beker geus cawis

    57. Lajeng nitih kreta ngan sapos ditundangaranna Sukamantrilajing nitih kudanganggo jalan baheulaka leuweung gede trut sisinepi ka meuntasObalagung di hilir

  • 40

    58. Langkung ream sora kuda jalma surakdi jalan henteu cicingkuda silih sepakjeung batur silih dupakembung leumpang ti pandeuripaheula-heulasakabeh am ngiring

    59. Am ragrag di jalan paling golepakkudam hinteu cicingsawab campur kudalalaki bikang ayamam rusuh nu pandeuripaheula-heulaajrih ku nu diiring

    60. Enggeus sumping ka Monde ngeureunan palaygeus caralik di lojisirta lajing tuangpukul genep satengahsakabehm dnu ngiringenggeus dalaharmasang [ngjobor sakali

    61. Lajing mangkat di jalan obor-oborantrus ka nu ti pandeuricaang kawas beurangmarakbak turut jedanoborm diganti-gantitaya pareumm

    liwat lembur Ciranji

    62. Barang nepi ka Gdahu datang hujanhanteu gede ngarincikgeus poek di jalan

  • 41

    obor pareum teu kuatkeur kitu datang prayayim mawa surat

    ti pasanggrahan pabrik

    63. Nya Darangdan pabrikna inggon wadartacutakna Gandasoli

    surat teu diwaca

    sawab poek di jalanprayayi dicandak ngiringgeus Jdtu dongkapka Parungkalong peuting II

    64. Tuluy eureun bade kulim peuting eta 10geus caralik di lojipakemitan anyargirangeun peupeuntasansisi Gtarum ngabarispinuh ku jabnawarung'Warung laleutik

    65. Sisik deukeut dina waning jeung di imahkuda di sisi cai

    teu eureun pasea

    sawab teu nyaratuanrehing sumping geus peutingkuda dicangcangawewe jeung lalaki

    66. Kangjeng Dalem pipir damar ngaos seratbawa prayayi tadimangsa fuiritaanu Jadi wadanaaya di Darangdan pabrikfuitur uningaka Dalim Adipati

  • 42

    67. Pokna serat sumeja aya unjukanayeuna jisim abdienggeus nampi seratti Risiden Karawangsareng srat ti KimbangkuningPakhus Mestema

    Tuan Diblot maparin

    68. Dua serat sarua pisan ungelnaRisiden peuting taditaya di buminaPurwakarta diruksak

    dihuru ku Cina brisih

    ayeuna aya

    calik di Kimbangkiming

    69. Sanggeus kitu mundut ditulung gagamanlima ratus prajuritbade nulung perangka urang Purwakertasanggeusing serta katampiabdi gamparannyadiakeun prajurit

    70. Peutingna eta Jisim abdi tuluy mangkatbari mawa prajuritkalirisan ayakumpul di pabrik nilalajeng dibawa sakalingantos gamparan

    abdi di Kimbangkuning

    71. Katanda eta serat ku wadana

    cutakna Gandasoli

    Anggadikusumah

  • 43

    Rangga Pabriki Darangdannya Dimang OmayakasihMryadinatamangsa ayeum masih I I

    72. KangjSng Dalim sainggeusna ngaos sirat 11ngalahir ka prayayisukur mm geus mangkatkitu(h) seug geuwax-geuwatmasing gancang mulang deuiaing ge sijameurem ka Kimbangkming

    73. Peiuing eta regen dm jemg risdermajemg Walanda nu ngiringtilu tuan-tum

    kulem di pakemitanteu kacarita ti peutingisukm jengkarnu ngiring hanteu kari

    74. Bum gancang ka Kembangkming geus dongkap Risden KrawangkapanggihPakhus Mester ayajemg Jrutulis Walandaeukeur ririungan calikseug tatabeannyarita lampah tadi

    75. Lajeng kulem di Kembangkming haritawmci geus tengah peutingDalem Bandmg dongkapsaring saprajurit(m)asisterma geflah] geus sumpingnyandak wadanati Bandmg anu ngiring

  • 44

    76. Reujeung aya hiji man anu datangtunggang kuda ti peutingbobolokot leutak

    sumping ti Wanasayatea nyandak rencang sahijinyongkkmgkeun kudaTuan Klinyet geus peuting

    77. Reujeung Tuan Maklot tukang tekin datangteu kacarita peutingisukna geus beurangkira pukul dalapanbudal taya am karika Punvakerta

    ngalayad nu dibdsmi

    78. Katingali haseupm ngelun marakbakruhak hurungm masihtacan pareum pisansawab teu dimlunganjalnuma kabur laleungitpada maringgatreujeung teu aya cai

    79. Rehm tim damum kabeh baredah

    ku Cina sapeupeutingwakm rek nyundutanngakat dawuan heulaseug dibedahkeun sakalicairn saat

    terus ka hilir-hilir I I

    80. Kacarita nu dibasmi di human 12

    gudang uang jeung lojigudang barang'barang

  • 45

    dapur jeung istal kudaimah kareta biresih

    kantoma beak

    sapakuwon di loji

    81. Ari Cina brandal sanggeus ngahuruanbudal taya nu karim dipangberokankabeh milu ka Cina

    ka Karawang sapeupeutingdi jalan-jalansc^r anu kapanggih

    82. Dicokotan dibarawaan ku Cina

    jalmana mabur leungitrusuh sapanjangnaimah nu sisi jalanwarung kabeh teu dieusitaya jalmanamarubus sapeupeuting

    83. Nyaritakeun deui sakur nu ngalayadgemit pada ngurilingloji Purwakertageus taya wawangunan

    pabuen jeung rumah sakitbirisih pisangudang uang teu kari

    84. Katingali uang numpuk (Una ruhakperak tambaga masihtuluy disimbeuhanku cai beunang ngalageus teu panas eta duitseug dicandakanbaris ka Kembangkuning.

  • 46

    85. Uang kirtas am geus taya jinisnajadi lebu teu karidua welas laksa

    nu libu teu koala

    tambaga perak m kariteu beak pisaneukeur pilih-pilih

    86. Sirat ngatur m bakal kemit ngajagapacalang jeung prajuritbari ngarawatanbarang sakur m ay asesa kaduruk nu kari

    sarupa-rupa

    diampihan sakali

    87. Raden Patih Tuminggung Sastranagaranu ngamandoran duitTuan risden nudangjeung regen teu patilarBandung Cyanjur Krawang ngiringjeung sarencangnamulih ka Kembangkuning U

    88. Sanggeus sumping ka Kimbangkuning jol serax 13ti Gupemur Batawika risiden dua

    Cyanjur jeung Purwakertaungelna srat ti Batawigupemur jenderalbade nulung prajurit

    89. Hiji tuan ngaran Luiknan Usolasalawe anu ngiringprajurit Holanda

  • 47

    pada tarunggang kudamangke nyusul ti pandeuringanggona jalanka Cyanjur Kembangkming

    90. Eta kudu sadia nu tuduh jalannu ngajajapkeun ngiringnepi ka enggon(na)pemah Cina barandaljeung deui kudu cacawisbaris dahama

    garni tembang Kinanti

    ni. Pupuh Kinanti

    91. Tuan Residen Cianjurnimbalan Dalem Dipatiayeuna kudu sadiati Cyanjur nu bakal ngiringTuan Luiknan Lisola

    bade sumping ti Batawi

    92. Dalim Dipati miutusnyiratan ka Cyanjur gasiknimbalan ka kumetima

    putrana Dalem DipatiTumenggung Wiranagaraanu dikersakeun ngiring

    93. Geus kebat sirat ka Cyanjurnyarita di Kimbangkuningjol sumping Aria Tisnawakilna Dalim Dipatiti Bogoma nyandak baladjeung santana kulawarga

  • 48

    94. Risden Krawang Risden Cyanjurka rigen ngabagi duitlima rams pasmat sewangku rigen dibagi-bagika nu ngiring sadayanawalatra kabeh dibagi

    95. Maparinna teu pacampuraya saurang saringgitay a nu kapasih duaaya nu satingah ringgitkaula kapasih limaringgit // perak nu katampi. 14

    96. Uang pasmatna beliwukharideung taya nu putihsanggeus kahuru gudangnanepi kapareum sakalihaseup ngilun kapuputanmana hideung eta duit

    97. Kulim deui tacan lajuparimpagan sapeupeutingTuan Kelinyet sanggupnajadi kapala prajuritmariem ti Tanjungpuradigilebegan ditarik

    98. Reana mariim tilu

    jeung aya bedil kUeutiktinggar pestol kalantakadicarangking ku prajuritti BandUng Cyanjur sadiati Bogor geus pada cawis

  • 49

    99. Kacarita ti Cianjurnungtut datang bari peutingwadana jeung patingginalurah camat wakil-wakil

    sumawonna mm pacalangmandor kopi reujemg amil

    100. Keur kitu Risden Cianjurnampi lapor ti bopatiGarut reujemg SukapuraSumedang enggeus katampitilu regen ngajaganadi Batusirap keur baris

    101. Reujeung sratdeui sumusulposkeun jemg diganti-gantiserat ti gupemur [h](j)endralka risden dua nu tadi

    ungilna maparin wartageus ngiangkeun ti Batawi

    102. Reana opat tuminggungluluguna nu diiringnya Pangeran Alibasahjalan kaler turut sisinu tints ka Tanjmgpurameuntas Citarum di hilir

    103. Sakitu srat nu kasebut

    Tuan Risden suka ati

    peutingna ten kacaritaisuk srangenge geus bijilkira U pukul genep beurang 15budal kabeh kanteu kari

  • 50

    104. Ngan Turn Diblot tea rnilujaba eta kabeh ngiringjalanna ka Purwakertawadya bala hanteu karingaguruh saturut jalanlaju lampahna teu gasik

    105. Kira jalma dm rewusakabehna anu ngiringjalma nu tarumpak kudajeung nu badarat teu karinu matak laun di jalanteu patilar jeung nu ngiring

    106. Sukabungah bari tuluyrupam taya kaajrihtaya pisan kaeranasemu kabeh pada waningamusuh pirang ka dmpada hayang gok papanggih

    107. dm brandal nu geus puguhjeung nu ti pabuen bijildalapan ratus jumlahnageus kumpul jadi sahijisabatuma teu papisahhanteu pisan tinggal ka

    108. Beurang peuting brandal lajusabatuma henteu kari

    ngarayah sajalan-jalansagala anu kapanggihdicarokot dibarawa

    baranghakan beunang maling

  • 51

    109. Carita (a)nu ngarurugsakur jalma am ngiringhenteu eureun kakawihan

    sajalan-jalan teu cicingserta bari suka-suka

    teu pisan aya kaajrih

    110. Wama jalma nu ti pungkuraya nu nembang nu sairaya jalma papantunansawareh aya nu dikiraya nu senggak ku surakaya nu ngapalkeun ngaji

    111. Di jalan rame ngaguruhsora kuda hanteu cicingting hariem ting harowangjalma-jalma kitu deuiku menak henteu dihulag Ukarepm teu dipaduli

    112. Di pos maracang teu laju 16pada liren bari calikaya imah Cina lawasnu boga marubus bunidirayah sakur nu ayasagala anu kapanggih

    113. Manggih incit reujeung payungaya tatah reujeung kikirmanggih beas dibarawameunang hayam reujeung meridicarokot dipeuncitandihakan taya nu kari

  • 52

    114. Ku menak kemeu diurus

    sakarip jalma nu ngiringdikajeunkewi teu dihulagbeh kebon ngarayah huiaya tiwu ditarilasdihakan dibagi-bagi

    115. Geus seubeuh dibawa tuluysakarep teu dipaduliti dinya geus pada budalsurak-surakhameu cicingwantuning jalSma reangagider pada ngarawih

    116. Ngaguruh turut lulurungkuda pasea pabuissilih sepak silih dupaknu ragrag pating gulitikjeung batur silih surakanwama jalma ti pandeuri

    117. Arangkatna rada launsadayanan hanteu gasikgeus nepi ka pos Dawuaneureun kabeh dina lojisumaworma tuan-tuan

    tilu regen geus caralik

    118. Tuan Kelinyit misaurgeus meujeuhna urang cawisbedil geura areusiantinggar pestol sing dieusimariim geura tetegangeuwat peloran sakali

  • 53

    119. Geus deukeut ka nu dijugjugka Karawang tereh sumpingngan kari sapos di jalanti dinya nareteg bedil //mariem geus dipeloran 17serta geus natakeun bans

    120. Lajeng budal langkung rusuhnu ngiring patarik-tarikbabalapan dina kudampana taya kagimirtaya pisan kaeranasemu kabeh pada wani

    121. Barisan geus amburadulku menak taya kaajrihnepi ka pasar Karawangsadaya asup ka lojiteu lalungsur tina kudadi jero gedong nguriling

    122. 77 lawang kaler arasupjol ka lawang kidul bijilteu lalungsur tina kudadongkap kana sisi caiGtarum gede cainajalma baris sisi cai

    123. Aya gandek Dalem Cyanjurmanakawan ti leuleutik

    Agus Aliun ngarannamipir-mipir sisi caihoi Cina burung saurangpireu torek riwag-rewig

  • 54

    124. Gna di Karawang matuhbatur pak gula rek mandiAgus Aliun narajanggobangm dikupat-kapitdimgkulkeun kana sirahGna parangas-puringis

    125. Hoi deui urang Ganjurleungeunna Gna ditarikteu bisaeim lemek bedas

    Dalem Purwakerta bijilserta bari ngadeukeutanhahaturan jeung ngalahir

    126. Mun teu nyaho Gna burungpireu torek teu mangartigeuwat kincarkeun di dinyasemu hayangeun ka cdibisina ngising di daratingkeun montong dipaduli

    127. Aya hiji jalma nangtungasal Karawang pituinnujenengan Raden Badrakarabat DalSm Dipati IInu ngalih ka Bribis tea 18Raden Badra hanteu ngiring

    128. Ku Tuan Risden disaur

    serta bari ditingalibari tuluy dipariksaRaden naha mana sepidi dieu taya jilimakosong taya arm cicing

  • 55

    129. Jaksana reujeung panghuluwadana hanteu kapanggihArya Karawang ka manabarudal taya nu kariRahaden Badra ngajawabsumuhun budal ti peuting

    130. Taya pisan am kantunkabeh nyumput ka nu buniRahaden Arya Karawangangkatm geus tilu peutingjaksa panghulu dicandakwadana meuntas di cat

    131. Wantu dm brandal rusuh

    di Karawang ngubrak-ngabrikngarayah sakur nu ayakadaharan kabeh bresih

    dibawa ku dm brandal

    sagala anu kapanggih

    132. Manam jalma kalaburka leuweung ka sisi caikareaanana meuntas

    anak rabina digiringdicandak ku Raden Aryabarudal taya nu kari

    133. Ari dm brandal tuluysabaturm hanteu kari

    sejam ka Tanjungpuraream panginten kuringdalapan ratus mo kirangkabeh sija ambek pati

  • 56

    134. Mupakat sabatur-baturpaeh hintp ntoal karibaring sarencang-rencangnamoal aya nu gumingsirajengan ulah rek weyakudu masing ati-ati

    135. Sanggeus Raden Badra kituhoi deui Gna sahijiRisden Karawang uningaeta Gna ntatuh cicingdi gudang gula Karawangjadi tukang pak geus lami

    136. Ngaran Gna nu nyarebutBabah Take ditingaliserta ban dipariksangajawab barina seuripokna tuan montong susahnaon nu jadi hawatir U

    137. Grui brandal geus marubus 19ku ajengan langkung ajrihhanjakaleun ku lampahnarek tobat moal ditampingalawan panteg nya susahkirang obat kirang manis

    138. Rupana bawaning bingungdumeh geus kanjog ngabasmiayeuna di Tanjungpurahatena geus maras-miristina kirang parabotnageus rumasa moal mahi

  • 57

    139. Nu matak barandal kabur

    bawaning sanget ku ajrihngamusuh pirang ka tuanrumasa batur saeutik

    lain cara balad tuan

    rea pamuk anu ngiring

    140. Pakakas rea aralus

    pelor obat moat sisipart parabot barandalenya oge aya bidiltaya pieusieunanamana ten jadi hawatir

    141. Ngan wates sakali majusageprakan make bedilkaduana meureun beak

    bedilna moal dieusi

    sawab obatna geus beakAsmarandana ngaganti

    V. Pupuh Asmarandana

    142. Geus kitu hoi datang deuiti Citarum Cina meuntas

    batuma ka Babah Take

    nu ngaranna Babah Acuyseug deui dipariksapihatuma leres kitusapiunjuk nu ti baheula

    143. Tuan-tuan tukang seuripuguh mun kapala perangnu ngaran Tuan Kelinyetban natakeun gagaman

  • 58

    nu badarat ti heula

    ti tengah mariim tilujeung m nyangking pestol tinggar

    144. Kasambimg ku nu pandeurinu nyangking pedang jeung tumbakpayuneun Tuan Residenjeung sadaya tuan-tuanregen-regen teu misahmenak warga teu pajauhjeung diaping ku abdina

    145. Rigen Bandung anu ngapingkiwa Raden Sumayudati tengen sahiji radenngaping nyekil bedil pedangteu pisan dijauhanraden dua hanteu kantun

    di gedengeun hanteu anggang //

    146. Regen Cyanjur anu ngaping 20ti tingah Rahaden Awanbedil pedang hanteu lepotkiwa Redden Sumadirjagobang rhas sungkelangnakudana aya di pungkurditarungtun ku gundalna

    147. Pungkureunnana ngabarissantana jeung kulawargasisek ku prajurit bereskasambung ku punakawanpamatang'teu papisahwadana kabeh geus kumpulrencangna ti cutak-cutak

  • 59

    148. WantU'Wantu jalan leutikari kiwa tingen jalansapanjangna rawajeroteu kenging disorang kudamana pinuh di jalanaya jalma dm rewuanggur langkung manan kurang

    149. Tmn KSlinyet ngalahirnu jadi kapala perangmaryem geura sundut kabehbarengkeun tiluananasupaya Cina lumpatsieuneun mawande maburngadenge mariem urang

    150. Sanggeus kitu pada nyangkingmariem tilmmna

    baring pada nyundut kabehTmn Klinyet suka-sukabari nararik pedangdikupat-kapit ka luhurpokna Cim geus baluas

    151. Moal aya anu wantgeus tangtuna meureun lumpatku urang sieunem kabehpada mabur paburisateta mariem urangeusian deui nu tilugeuwat-geuwat ulah weya

    152. Patrom obat keur dicangkingmariem rek dieusian

    geus jidur barandal ngedrel

  • 60

    ku tinggar ku kalamakamariemna Tanjungpuraaya tiluan nu rubuhprajurit Bandung ngajopak

    153. Males ti Bandung ngabidildibarengan kunureabarandal aya nu paehkira lima genip Cinakatenjo ting goledagmales deui ting jalidurmariim ti Gna brandal

    154. Urang Priangan ti pasirungkulan ka Tanjungpurasilih bedil beuki rame

    nu paeh silih beunanganti Cina ti Priangankabeh Gna didudukuyku tutup saji baranang

    155. Tuan jrutulis kabidilkiwaeun Risden Karawangngudupruk teu lila paehjurutulis Gkao gudangsanggeus paeh Walanda I Irisden duanana mundur 21Jeung kieu pokpokanana

    156. Kita orang lekas larisekarang tra bole tahanlebi bae nanti sore

    kita orang bole lawandi Krawahg tempat lebardi sini sesek telalu

    mangkanya tra bole kuat

  • 61

    157. Ti dinya rusuh pabuislumpatna paheula-heulageus teu nolih ka nu sejenbarisna geus paburisatjeung batur silih dupakrea nu ragrag nu labuhtingjarungkel tina kuda

    158. Aya am ragrag kerisaya anu lepot pidangsawareh nu leungit pindokaya hiji anu ragragdudukuyna tipicatasal candak Dalim Bandungngaranm Haji Abdullah

    159. Sohor weduk eta hajirada gelo tumpak hidajeung sorbanna enggeus lesotkatut reujeung kopeahnapurucul gugundulannangkuban tengah lulurungbatuma kabeh lalumpat

    160. Kaidek kuda teu usik

    teu ditulung ku batumasumawonna ku nu sejenlila-lila tuluy hudangbari pupuruculanti pandeuri nyusul baturleumpang dingkut lalaunan

    161. Jeung aya nu mawa duitdua kamng wang tambaganu duaan mawa boeh

  • 62

    sarol sewang dim kudaeta uwangm ragragteu ditolih soMfob rusuh

    lumpatm paheula-heula

    162. Geus jaiih tuluy kapUdreta uwang nu dibawalain bandam m maneh

    Dalem Bandung nu kagunganjeung boehm kagungankeur ngarawatan nu pupusdim jero pangpirangan

    163. Eta uwang tuluy leungitleupas henteu dibalikanjeung aya nu manggih pendokdi Jalan teu dirawatangeus teu inget ka bandaboloampar tuluy kitungan makelatkeun dirim

    164. Kuda pacorok pabuisjeung batur paheula-heulangageder ngaguruh ramedongkap deui ka Karawanglaju pada lalumpatpaheula-heula jeung baturkuda mopo ting jaropak

    165. Kacaritakeun nu ngapingraden dm saregenmm tadi geus kacariosRahaden §umadirejalumpat moro gundalmkapanggih // eukeur ditungtun 22ditewak seug ditumpakan

  • 63

    166. Ari nu sahiji deuinu jenengan Raden Awanti gundalna kuda merodmabur lumpat teu katewakRaden Awan badarat

    nyumput kana dungus-dmgusngajauhan tina jalan

    167. Pedang emas nu dicangkingseug dipopokan ku leutaksangkan masna teu katenjobawaning sieun ku Gnaleumpangna leuleuweungangeus teu papanggih jeung baturhenteu sare henteu dakar

    168. Jol nepi ka gudang kopiGkao di muharana

    lilana geus tilu poegeus dongkap ka pakemitanditunda caritana

    nyarioskeun Dalem Bandungnu tadi ngaping duaan

    169. 77 kiwa raden sahijingaran Raden Sumayudamangsa rusuh moro-morokana kuda geus teu ayabatur geus ti hareulaku Gna brandal kaburu

    der perang sakuat-kuat

    170. Wantoning Jalma sahijidirempugkeun Gna reapada numbak pada notog

  • 64

    ku tumbak awi garanggangraheut saluar awak

    teu kuat tuluy ngaduprukngajopak di tengah jalan

    171. Ngagoler teu bisa usikpapakean dirangsadanhanteu lila tuluy paehteu aya am nulunganjalma nu rea lumpatgeus henteu tolih ka baturngaguruh paheula-heula

    172. Ari anu hiji deuiam ngaping ti tenginmnyaeta sahiji radenseug lumpat moroan ku^adibawa ku gundalnakapanggih eukeur ditungtuntap ditewak ditumpakan

    173. Gancang nuturkeun pandeurimoroan juragananaDalem Bandung geus kasondonggeus campur reujeung batumaayeuna kacaritaTuan Risden (a)nu mundursanggeus liwat ti Karawang

    174. Lajeng gancang beuki tariksarencangna teu patilarsareng teu pisah jeung regensirta sawqidya jeung regenlajeng liren sakedapeureunna di Waning Ba(m)bucaralik ngasokeun palay //

  • 65

    175. Tuan-tuan kumpul linggih 23di warung nu pangkulormaArya Tisna warung sejensareng Dalem PurwakirtaArya Pramranatakumpul dina hiji warungngadeukeutan tuan-tuan

    176. Regen anu dua deuiCyanjur Bandung pangwetannasasarengan Tuan MaJdotkeur tuang roti candaknateu lila datang upasnyangklongkeun kuda paburudatangna ti Tanjungpura

    111. Tuan-tuan keur caralik

    upas tuluy cacaritasim kuring ngaturkeun tabeti Pangeran Alibasahsareng tumenggung opat

    Cina brandal geus digempurdiamuk di Tanjungpura

    178. Hutu Cina nu kacangkingngan genep ratus nu beunangtapi aya nu merejelmabur ka leuweung ka rawalumpatna paburisatpaheula-heula jeung baturmasing-masing sakaripna

    179. Tuan-tuan sukaseuri

    atohna kabina-bina

    pilahir Tuan Residen

  • 66

    hayu urang geuwat-geuwatpanggihan AlibasahRisden Krawang Risden Cyanjursareng Dalem Purwakirta

    180. Arya Tisna hanteu karijeung Arya Prawiranatalajing ngiring Tuan RisdenTumenggung SastranagaraPapatih Purwakertaten patilar sareng lajuseja rek ka Tanjungpura

    181. Nu sumusul ti pandeuriDalem Bandung Cyanjur angkatsasarengan Tuan Maklotteu tilar jeung wadyabalaTuan Maklot ti heula

    payuneun Dalim GanjurDalem Bandung ti pungkuma

    182. Kintin sapal moal leuwihti Waning Bambu angkatnaGna kabur datang kabehbubudalan Alibasah

    barandal Tanjungpuramegat kumpul di lulurungTuan Maklot ditarajang

    183. Jalma rea pada nyingkirtaya anu ngadeukeutanpada sieun hanteu tanggonreana brandal sawidak

    nyekel turabak narajangjeung garanggang diparanggulsakur nu deukeut ditumbak

  • 67

    184. Geus paburisat pabuispaheula-heula lalumpatngan Turn Maklot nu tanggonbari narajang ka Cinaserta narik pedangnabarandal Cina ngariungTuan Maklot clok di tengah U

    185. Pidangna dikupat-kapit 24naJdsan tumbak garanggangbrandal Cina kumpul kabehnu sawidak pada numbakkumpul mawa garanggangpidangna ngenca ngatuhunakisan tumbak garanggang

    186. Dumeh Walanda sahiji(Urempugkeun Cina rearaheut ku Cina katotogdirageman ku barandalkaangkat tina kudakintin sakaki kajungjungka luhuma tina sela

    187. Dilepotkeun tuluy geubiskudana ngejat ka tukangGna bran^l pada morengalempag ku tumbak granggangbeuteung kuda katumbakpeujit kuda amburadulbrus kana kamalir jalan

    188. Ngaringkuk dina kamalirkuda paeh sisi jalanTuan Maklot tuluy paeh

  • 68

    geus nepi kana ajalnajauhna kana kudatujuh tumbak hanteu Umgkungditinggalkeun ku barandal

    189. Aya pacalang Ciputrijeung Gbeureum nu badaratGbalagmg hiji mandorjumlah jalma lima welasngijat ka sisi jalanlima jalma tikeceburkokosehan dina rawa

    190. Teu bisa hanjat ti caidisampeurkeun ku barandaldilempag ku tumbak lepotmindo ku tumbak garanggangkeuna ditarotogannu dua ngijat ka luhurtuluy hanjat bisa lumpat

    191. Ari nu tiluan deui

    geus katumbak kokosehandirm rawa tuluy paehGna brandal laju ngudagka jalma anu reanu tarumpak kuda rusuhdi jalan pasalebrungan

    192. Barandal tuyul ngaberiknguwat-ngawit ka nu reaArya Gajah Jiarik pestoldibekasan henteu keuna

    jeung Raden Kertayudangabedil barirui nmndurluput taya anu keuna

  • 69

    193. Reujeung Raden Haji Muhyingabedil Cina ku tinggarteu keuna brandalna mow

    liwat langkung karusuhanpagancang-gancang lumpatCina brandal gancang lajumowan mawa garanggang

    194. Ti dinya taya nu karikabeh batur ti Prianganpada mabur hanteu tanggonlumpatna paheula-heulateu nolih kadang wargasumawonah mun ka batur

    masing-masing sakarepna II

    195. Kuda pacorok pabuis 25jeung batur paheula-heulangaguruh di jalan gedelumpatna pagancang-gancangpuguh anu badaratrea jalma nu jalingkrungjol nepi ka pos Dawuan

    196. Geus kasampak ay a calikTuan Luwitnan Lisola

    sarencangna nu salawekabeh soldadu Holanda

    pada tarunggang kudadangdanan hanteu carucullengkep saparabot perang

    197. Ti Ganjur anu ngiringTumenggung Wiranagarasaring rea raden-raden

  • 70

    nu bela kasalirana

    ngiring henteu papisahgeus aprok jeung Dalem Cyanjurjemg Dalem Bandung geus tipang

    198. Lajeng nyarios nu tadika Tuan Utnan Usola

    jeung Cina barandal aprokkakaburan Alibasah

    megat di tingah jalanaya Cina genep puluhmawa tumbak jeung garanggang

    199. Regen-regen ti pandeuriTuan Maklot pangheulanader perang di jalan gedelila nakisan ku pidang,tembong ti kajauhanbrandal Cina inggeus kumpulnotog ku awi garanggang

    200. Tina kareaan teuingTuan Maklot ngan sorangankeuna ku tumbak ditotognumbakan kana beuheungnageus teu kuat ngalawanjalma rea pada mundurdiubrak-abrik diudag

    201. Tuan Maklot tuluy geubisserta bari ditumbakan

    Cina kabeh pada moroka Tuan Maklot nu ragragngariung pada numbakhanteu lila tuluy pupusgeus nepi kana ajalna

  • 71

    202. Kudana ngejat ka sisiditumbak keuna beuteungnakaluar peujitna kabehngudupruk teu bisa leumpangninggang kamalir jalandina susukan ngaringkukkuda paeh sisi jalan

    203. Litnan Lisola ngalahirka eta regen nu dmajengan di dieu ngantoskaula rek maju perangneda keur tuduh jalanku kaula rek disusul

    di mana brandal ayana

    204. Geus kitu Dalem DipatiCianjur seug miwarangannu ngiring sahiji radennuduhkeun ka Cina brandal

    Rangga Pabrik Darangdannuduhkeun turut lulunmgka Tmn Litnan Lisola II

    205. Hanteu lila tabe omit 26jemg salawe prajuritnasoldadu Holanda kabeh

    geus pada tarunggang kudalajeng ti pas Dawmndi jalan gancang ngaguruhgeus jauh seug lalaumn

    206. Kira tilu pal mo leuwihjauhna ti pos Dawmndm brandal geus katembong

  • 72

    leumpang mapay tuna jalanbari manggul garanggangm sawidak dm kumpulten aya (a)m papisah

    207. Tuan Litnan geus ningalimarentahan ka batuma

    geura nginum arak kabehseug pada ngaleueut arakbari nyarabut pidangsejana arek ditubrukdipidang bari didupdk

    208. Meupeuh kuda lumpat tarikbaring sabatur-batumaCina brandal enggeus nenjogeus tetela tuluy ngijat.nyingcet mdbal ti jalandbusna ka leuweung haurdihandapna ranca-ranca

    209. Tuan Litnan (pek) ngalahirngarandeg di tengah jalanwudu henteu bisa moro

    sawab lumpat kana rawateu meunang jalan kudaTuan Litnan (eng)geus wangsulmulang deui ka Dawuan

    210. Sumpingna geus waktu magribka alun-alun Dawuan

    geus aprok jeung dua regenngabaran calik di luardina korsi ngajajardina tengah alun-alunmasang damar dina meja

  • 73

    211. Parempagan sapeupeutingTuan Uman (pek) mariksanyaeta ka dm regendi mana barang nu reaanu matak salimpangbisi dirayah dihurudiruksak ku dm brandal

    212. Regen nu dm ngalahirbarang-barang reujemg uangkagmgan Kangjeng Gupermenngan di Cikao nu reaResidensi [h] Priangannu ngajaga Cyanjur Bandungeta nu nguruskem gudang

    213. Luitnan Usola ngalahirhayu urang geuwat