ca. mammae

23
1 ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE BAB I KONSEP MEDIS A. DEFENISI Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005) B. ETIOLOGI Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu : 1. Tinggi melebihi 170 cm Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas. 2. Masa reproduksi yang relatif panjang. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun 1

Upload: sunandar-said

Post on 30-Jun-2015

2.957 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: CA. MAMMAE

1ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

BAB I

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus

tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika

benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)

pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)

ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-

paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)

B. ETIOLOGI

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko

pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

1. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena

pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan

struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

2. Masa reproduksi yang relatif panjang.

Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun

Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)

3. Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan

wanita yang sudah punya anak.

4. Kehamilan dan menyusui

Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui

5. Wanita gemuk

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

6. Preparat hormon estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

1

Page 2: CA. MAMMAE

2ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

7. Faktor genetik

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita

yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005).

C. ANATOMI FISIOLOGI

1. Anatomi payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus

laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara

kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari

bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar

interpektoralis.

2. Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama

ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke

klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron

yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus

berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari

kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum

menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul

benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi

payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi,

tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak

berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya

berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara

menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan

tumbuh duktus baru.

2

Page 3: CA. MAMMAE

3ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi

oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting

susu. (Samsuhidajat, 1997)

D. INSIDEN

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia

adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan

kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa

urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah

bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).

Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir

menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka

ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.

E. PATOFISIOLOGI

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan

payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit

payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah

masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda

dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.

Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor

yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh

estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan

dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih

tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan

respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau

adrenalectomy).

F. GEJALA KLINIK

Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri

maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit

3

Page 4: CA. MAMMAE

4ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan

tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.

Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan

tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini

belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005)

G. KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA

o Tumor primer (T)

o Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

o To : Tidak terbukti adanya tumor primer

o Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

o T1 : Tumor < 2 cm

o T1a : Tumor < 0,5 cm

o T1b : Tumor 0,5 – 1 cm

o T1c : Tumor 1 – 2 cm

o T2 : Tumor 2 – 5 cm

o T3 : Tumor diatas 5 cm

o T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax

atau kulit.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit

T4c : T4a dan T4b

T4d : Mastitis karsinomatosis

o Nodus limfe regional (N)

o Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

o N0 : Tidak teraba kelenjar axila

o N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.

o N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain

atau melekat pada jaringan sekitarnya.

o N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

4

Page 5: CA. MAMMAE

5ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

o Metastase jauh (M)

o Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

o M0 : Tidak ada metastase jauh

o M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

H. STADIUM KANKER PAYUDARA

1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau

penyebaran luas.

2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran

jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN

3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar

dari 5 cm tanpa keterlibatan LN

4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor

dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit

semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,

hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.

2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.

3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ

lain

4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus

5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor

pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

J. PENCEGAHAN

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di

payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan

5

Page 6: CA. MAMMAE

6ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak

membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.

Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.

Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian

yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik

ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu,

segeralah pergi ke dokter.

2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.

3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.

4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan

sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari

kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga

apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.

5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila

diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan.

Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat

dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau

lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar

kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.

6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan

K. PENANGANAN

Pembedahan

o Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi

sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit

yang terkena).

o Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar

limfe dilateral otocpectoralis minor.

o Mastektomi radikal yang dimodifikasi

6

Page 7: CA. MAMMAE

7ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial

a. Mastektomi radikal

Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi

aksial.

b. Mastektomi radikal yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria

interna.

Non pembedahan

o Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker

lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

o Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.

– Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,

coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

7

Page 8: CA. MAMMAE

8ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan

riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review

catatan sebelumnya.

Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data,

klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.

1. Pengumpulan data

Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses

keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk

mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .

2. Sumber data

Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas

kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.

Data yang disimpulkan meliputi :

– Data biografi /biodata

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin,

agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

– Riwayat keluhan utama.

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya

ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.

– Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .

Pengkajian fisik meliputi :

Keadaan umum

Tingkah laku

8

Page 9: CA. MAMMAE

9ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

BB dan TB

Pengkajian head to toe

Pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit

meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.

Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.

Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah

sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor

hormon.

Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :

Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang

disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.

Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.

Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.

Personal hygiene

1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari

2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu

3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS

Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :

Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh,

merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.

Status social

Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.

Kegiatan keagamaan

Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang (Bagi yang muslim)

9

Page 10: CA. MAMMAE

10ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak

adekuat.

C. PERENCANAAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

Ditandai dengan :

DS :

– Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke

kanan.

DO :

– Klien nampak meringis

– Klien nampak sesak

– Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri

Tujuan : Nyeri teratasi

Kriteria Hasil :

– Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang

– Nyeri tekan tidak ada

– Ekspresi wajah tenang

– Luka sembuh dengan baik

Intervensi :

a. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.

10

Page 11: CA. MAMMAE

11ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang

dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi

selanjutnya.

b. Beri posisi yang menyenangkan.

Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara

efektif dan dapat mengurangi nyeri.

c. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.

Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan

memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.

d. Ukur tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya

peningkatan nyeri.

e. Penatalaksanaan pemberian analgetik

Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak

dipersepsikan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

Ditandai dengan :

DS :

– Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.

– Klien mengeluh badan terasa lemah.

– Klien tidak mau banyak bergerak.

DO :

– Klien tampak takut bergerak.

Tujuan :

– Klien dapat beraktivitas

Kriteria Hasil :

– Klien dapat beraktivitas sehari–hari.

– Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :

11

Page 12: CA. MAMMAE

12ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

a. Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada

keterbatasan gerak.

b. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.

c. Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.

Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam

gerakan dan postur.

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

Ditandai dengan :

DS :

– Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.

– Ekspresi wajah tampak murung.

– Tidak mau melihat tubuhnya.

DO :

– Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.

Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.

Kriteria Hasil :

– Klien tampak tenang

– Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :

a. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga

pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.

b. Diskusikan tanda dan gejala depresi.

Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali

dan diukur.

c. Diskusikan tanda dan gejala depresi

12

Page 13: CA. MAMMAE

13ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri,

takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahanO :

d. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.

Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah

e. Tinjau ulang efek pembedahan

Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses

adaptasi.

f. Berikan dukungan emosi klien.

Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.

g. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

Ditandai dengan :

DS :

Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.

DO :

– Adanya balutan pada luka operasi.

– Terpasang drainase

– Warna drainase merah muda

Tujuan :

– Tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil :

– Tidak ada tanda – tanda infeksi.

– Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :

a. Kaji adanya tanda – tanda infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga

dapat segera diberikan tindakan yang tepat.

13

Page 14: CA. MAMMAE

14ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

b. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.

Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.

c. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.

Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.

d. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses

infeksi.

5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Ditandai dengan :

DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

DO : Ekspresi wajah murung/bingung.

Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.

Kriteria Hasil :

– Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.

– Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.

Intervensi :

a. Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang

akan datang.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat

pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.

b. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan

cairan yang adekuat.

Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume

sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.

c. Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.

Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan

meningkatkan perasaan sehat.

d. Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.

14

Page 15: CA. MAMMAE

15ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan

ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.

e. Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada.

Anjurkan untuk Mammografi.

Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan

terjadinya / berulangnya tumor baru.

6. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat

Ditandai dengan :

DS :

– Klien mengeluh nafsu makan menurun

– Klien mengeluh lemah.

DO :

– Setengah porsi makan tidak dihabiskan

– Klien nampak lemah.

– Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.

– Hb 10,7 gr %.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

– Nafsu makan meningkat

– Klien tidak lemah

– Hb normal (12 – 14 gr/dl)

Intervensi :

a. Kaji pola makan klien

Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan

dalam tindakan selanjutnya.

b. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi

sedikit demi sedikit.

15

Page 16: CA. MAMMAE

16ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

c. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.

Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.

d. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.

Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah

tenaga

e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien

Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk

kebutuhan energi.

D. IMPLEMENTAS

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana

keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan,

pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah

dicatat dalam rencana perawatan klien.

Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,

pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila

perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap

intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan

lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi

rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya

E. EVALUASI

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang

diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan

kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.

Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah

pencapaian hasil.

16

Page 17: CA. MAMMAE

17ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE

DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.

Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.

WEB

www.nusrsing-askep.blogspot.com

17