ca mamae
DESCRIPTION
Definsi dan Latar BelakangTRANSCRIPT
![Page 1: CA Mamae](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082822/5695cefe1a28ab9b028c2228/html5/thumbnails/1.jpg)
Terapi Antibodi Monoklonal pada Kanker Payudara dengan Positif HER2
Setiap tahun, terdapat lebih dari 580.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosis di berbagai negara
berkembang dan ±372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. WHO menyebutkan, 8-9% wanita
beresiko terkena kanker paudara dalam hidupnya. Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis
kanker yang paling banyak ditemui pada wanita dan menjadi urutan ke-2 kanker yang paling sering
terjadi di dunia.
Wanita dengan Faktor Resiko Kanker Payudara
Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, riset mengidentifikasi
sejumlah faktor yang dapat meningkatkan resiko pada individu tertentu, antara lain, riwayat keluarga,
usia, tidak memiliki keturunan, kehamilan pertama pada usia >30 tahun, periode menstruasi yang lebih
lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih lambat) serta faktor hormonal (estrogen
maupun androgen). Para peneliti menemukan bahwa mutasi dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat
meningkatkan risiko kanker pada wanita sampai 85%. Namun, faktor genetik hanya berdampak 5-10%
dari terjadinya kanker payudara. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam
perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak
serta kurangnya aktivitas fisik.
Langkah Diagnostik Kanker Payudara dengan Pemeriksaan DIni
Melakukan deteksi dini kanker payudara yang diikuti dengan terapi telah terbukti dapat meningkatkan
harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien. Diperkirakan 95% wanita yang
terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah
terdiagnosis, sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘SADARI’
(periksa payudara sendiri) di rumah secara rutin dan melakukan pemeriksaan rutin tahunan guna
mendeteksi adanya benjolan di payudara yaitu mamografi tahunan atau dua kali setahun dan USG
khusus payudara. Jika benjolan dapat teraba atau adanya kelainan yang terdeteksi saat mamografi,
perlu dilakukan biopsi untuk pemeriksaan jaringan lebih lanjut. Apabila pasien terdiagnosis mengidap
kanker, perlu dilakukan serangkaian tes seperti status reseptor estrogen.
Pemeriksaan terbaru yang ada saat ini, turut menyertakan uji tumor guna menentukan status HER2
(human epidermal growth factor receptor-2). Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan
![Page 2: CA Mamae](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082822/5695cefe1a28ab9b028c2228/html5/thumbnails/2.jpg)
overekspresi HER2 dan kurang sensitif terhadap kemoterapi tertentu. Kanker dengan HER2-positif
dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perjalanan penyakit yang lebih buruk
dibandingkan dengan pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan 20% – 30 % pasien kanker payudara
memiliki HER2-positif. Saat ini terdapat tiga teknik pemeriksaan yang efektif untuk menentukan status
HER2, antara lain:
Immunohistochemistry (IHC) – menentukan jumlah reseptor HER2 pada permukaan sel
Fluorescence In-situ Hybridisation (FISH) – mendeteksi amplifikasi gen HER2 di dalam sel (dengan
mikroskop Flouresence)
In-situ hybridisation with a colour staining (CISH) – mendeteksi amplifikasi gen HER2 di dalam sel
(penelitian dilakukan dengan mikroskop biasa)
Tumor yang terbukti menunjukkan amplifikasi gen HER2 dan atau HER2 berlebihan pada permukaan
selnya (IHC3+) disebut dengan HER2 positif. Dengan mengacu pada prognosis dan agresivitas HER2
positif, semua pasien kanker payudara tahap lanjut harus melakukan tes tersebut guna mengetahui
status HER2.
Definisi dan Karakterisitik (human epidermal growth factor receptor-2) HER2
HER2 merupakan suatu protein yang diproduksi oleh gen yang berpotensi menyebabkan kanker. Protein
ini berperan sebagai reseptor pertumbuhan yang bertugas memberikan sinyal yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan sel kanker. Ketika kode genetik untuk protein
HER2 tersedia, hal ini akan mendorong terjadinya overeskpresi protein tersebut dan menyebabkan
pertumbuhan sel kanker menjadi tak terkendali. Keberadaan HER2 dihubungkan dengan perjalanan
penyakit yang lebih buruk serta waktu kekambuhan yang lebih cepat dari perkembangan kanker
payudara, sehingga menjadi hal yang penting bagi para pasien yang telah didiagnosis kanker payudara
untuk memeriksakan status HER2.
Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan,
kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi antibodi monoklonal (MAb).
Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi penyebaran penyakit serta
menghilangkan gejala. Ketepatan diagnosis sangat diperlukan mengingat keragaman jenis dan
![Page 3: CA Mamae](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082822/5695cefe1a28ab9b028c2228/html5/thumbnails/3.jpg)
karakteristik dari penyakit kanker payudara. Hal ini dilakukan terkait penentuan keputusan terhadap
jenis terapi yang akan dipakai sehingga pilihannya bersifat individual.
Pemberian Trastuzumab sebagai Terapi Imunologis
Sekitar 20-30% tumor payudara menunjukkan adanya overekspresi atau amplifikasi gen secara
berlebihan. Pada pasien dengan kasus seperti ini, dapat dilakukan pemberian Traztuzumab yang
merupakan antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2. Data klinis membuktikan
bahwa pasien dengan HER2 positif lebih memberikan respon terhadap Trastuzumab.
Trastuzumab – Antibodi Monoklonal Pertama pada Kanker Payudara
Trastuzumab (dipasarkan dengan nama Herceptin®) merupakan antibodi monoklonal yang didesain
untuk membidik dan menghambat fungsi HER2. Trastuzumab juga merangsang sistem kekebalan tubuh
guna menghancurkan sel kanker. Efektivitas Trastuzumab telah terbukti sebagai terapi tunggal ataupun
kombinasi dengan kemoterapi standar. Pemberian tersebut dapat meningkatkan respon pengobatan
dan harapan hidup serta kualitas hidup yang lebih baik pada wanita penderita kanker payudara stadium
lanjut dengan HER2 positif. Trastuzumab memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan
kemoterapi standar, salah satunya adalah reaksi infus dimana pasien mengalami gejala ringan sampai
sedang seperti menggigil dan demam, terutama terjadi saat infus pertama. Trastuzumab bekerja dengan
menghambat pertumbuhan sel kanker payudara secara spesifik, dan tidak mengganggu sel sehat pada
tubuh. Trastuzumab diberikan melalui infus intravena dan terapi ini hanya dapat diberikan pada pasien
kanker payudara dengan status HER2 positif. Oleh sebab itu sebelum memulai terapi harus dilakukan tes
HER2.
Trastuzumab Terbukti Aman sebagai Terapi Kombinasi maupun Tunggal
Selain studi pra klinis dan studi klinis awal, telah diselesaikan tiga uji klinis utama mengenai kemanjuran
dan keamanan Trastuzumab, antara lain berkaitan dengan pemberian yang dikombinasikan dengan
kemoterapi. Uji klinis ini diikuti lebih dari 150 sentra kanker dari 12 negara yang mengikutsertakan 469
pasien kanker payudara metastatik dengan HER2 positif (IHC3+). Penelitian ini membandingkan respon
pasien yang mendapatkan terapi Trastuzumab dikombinasikan dengan kemoterapi standar (Paclitaxel)
terhadap pasien yang hanya menerima kemoterapi standar saja. Dengan median observasi selama 30
bulan, data menunjukan bahwa terapi kombinasi Trastuzumab dengan Paclitaxel, meningkatkan
harapan hidup sebesar 40% ( 25 vs 18 bulan), secara signifikan menahan laju pertumbuhan penyakit ke
![Page 4: CA Mamae](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082822/5695cefe1a28ab9b028c2228/html5/thumbnails/4.jpg)
arah yang lebih parah (7.1 vs. 3.0 bulan) dan peningkatan responsifitas pasien sebesar 188% pada
pengguna Trastuzumab dibandingkan dengan pengguna Paclitaxel saja (49 vs. 17).
Selain dapat dikombinasikan dengan terapi lain, Trastuzumab telah dievaluasi penggunaannya sebagai
terapi tunggal bagi pasien yang mengalami kegagalan dengan berbagai kemoterapi. Sebanyak 222
pasien (172 pasien kanker payudara stadium lanjut metastasis dengan IHC 3+) dari 54 sentra kanker,
yang berasal dari 7 negara dievaluasi dan hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 18% pasien HER2-
positif (IHC 3+) memberikan respon terhadap terapi ini. Didapatkan rata-rata respon pasien kanker
payudara metastatik dengan IHC 3+ terhadap terapi Ttrastuzumab, meningkat sebesar 75% (9.1 vs 5.2
bulan) dibandingkan dengan penggunaan kemoterapi standar. Harapan hidup adalah 16.4 bulan dan
sebagian dari mereka dapat bertahan lebih dari dua tahun. Data penelitian ini secara signifikan
mendukung penggunaan Trastuzumab untuk kelompok pasien yang sebelumnya mengikuti berbagai
terapi dengan prognosis yang buruk.
Traztusumab telah terbukti dalam menjaga kualitas hidup penderita kanker payudara HER2-positif.
Sebuah studi dilakukan untuk meneliti keuntungan terkait dengan kualitas hidup yang didapat dari
terapi kombinasi Trastuzumab dan kemoterapi dibandingkan kemoterapi tunggal. Hasilnya, secara
statistik bermakna dapat mengurangi kelelahan pada pasien dan meningkatkan kualitas hidup secara
keseluruhan. Selain itu, banyak pasien yang menerima Trastuzumab mengalami perbaikan dalam
aktivitas fisik dibandingkan dengan pasien yang hanya menjalani kemoterapi tunggal. Secara
keseluruhan, terapi Trastuzumab tidak hanya menambah harapan hidup pasien, tetapi juga
meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara tahap lanjut.
Penggunaan Trastuzumab telah disetujui untuk pasien wanita penderita kanker payudara metastatik
dengan HER2 positif (IHC 3+) yang dapat berfungsi sebagai terapi lini pertama dengan kombinasi
Paclitaxel (dimana pasien tidak dapat menggunakan antracycline), terapi lini pertama dengan docetaxel
serta terapi tunggal untuk pasien yang telah menerima sedikitnya dua jenis kemoterapi untuk kanker
payudara metastatik atau lini pertama untuk pasien yang tidak dapat memakai Anthracycline.
Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Sekitar 50% pasien kanker payudara masih memiliki harapan untuk sembuh, baik dengan terapi awal
ataupun tambahan terapi adjuvan. Bagi 50% lain yang mengalami metastatik, pilihan terapi lebih
![Page 5: CA Mamae](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082822/5695cefe1a28ab9b028c2228/html5/thumbnails/5.jpg)
ditujukan untuk meningkatkan angka harapan hidup. Diantara banyak obat kanker yang diteliti, hanya
sedikit yang memiliki efektivitas pada kasus pasien kanker payudara metastatik, diantaranya
Trastuzumab dan Capecitabine. Fokus terapi pada kanker stadium akhir adalah memperpanjang harapan
hidup tanpa mengurangi kualitas hidup pasien. Pada pasien kanker payudara dengan HER2-positif,
Trastuzumab diberikan sebagai terapi lini pertama untuk kanker payudara metastatik dengan kombinasi
obat kemoterapi lainnya, juga pada lini kedua ataupun pada lini ketiga sebagai terapi tunggal.
Annisa.