ca mamae

7
Terapi Antibodi Monoklonal pada Kanker Payudara dengan Positif HER2 Setiap tahun, terdapat lebih dari 580.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosis di berbagai negara berkembang dan ±372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. WHO menyebutkan, 8-9% wanita beresiko terkena kanker paudara dalam hidupnya. Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita dan menjadi urutan ke-2 kanker yang paling sering terjadi di dunia. Wanita dengan Faktor Resiko Kanker Payudara Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, riset mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan resiko pada individu tertentu, antara lain, riwayat keluarga, usia, tidak memiliki keturunan, kehamilan pertama pada usia >30 tahun, periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih lambat) serta faktor hormonal (estrogen maupun androgen). Para peneliti menemukan bahwa mutasi dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko kanker pada wanita sampai 85%. Namun, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta kurangnya aktivitas fisik. Langkah Diagnostik Kanker Payudara dengan Pemeriksaan DIni Melakukan deteksi dini kanker payudara yang diikuti dengan terapi telah terbukti dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien. Diperkirakan 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis, sehingga banyak dokter

Upload: annisa-parasayu-sirojuddin

Post on 26-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Definsi dan Latar Belakang

TRANSCRIPT

Page 1: CA Mamae

Terapi Antibodi Monoklonal pada Kanker Payudara dengan Positif HER2

Setiap tahun, terdapat lebih dari 580.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosis di berbagai negara

berkembang dan ±372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. WHO menyebutkan, 8-9% wanita

beresiko terkena kanker paudara dalam hidupnya. Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis

kanker yang paling banyak ditemui pada wanita dan menjadi urutan ke-2 kanker yang paling sering

terjadi di dunia.

Wanita dengan Faktor Resiko Kanker Payudara

Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, riset mengidentifikasi

sejumlah faktor yang dapat meningkatkan resiko pada individu tertentu, antara lain, riwayat keluarga,

usia, tidak memiliki keturunan, kehamilan pertama pada usia >30 tahun, periode menstruasi yang lebih

lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih lambat) serta faktor hormonal (estrogen

maupun androgen). Para peneliti menemukan bahwa mutasi dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat

meningkatkan risiko kanker pada wanita sampai 85%. Namun, faktor genetik hanya berdampak 5-10%

dari terjadinya kanker payudara. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam

perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak

serta kurangnya aktivitas fisik.

Langkah Diagnostik Kanker Payudara dengan Pemeriksaan DIni

Melakukan deteksi dini kanker payudara yang diikuti dengan terapi telah terbukti dapat meningkatkan

harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien. Diperkirakan 95% wanita yang

terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah

terdiagnosis, sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘SADARI’

(periksa payudara sendiri) di rumah secara rutin dan melakukan pemeriksaan rutin tahunan guna

mendeteksi adanya benjolan di payudara yaitu mamografi tahunan atau dua kali setahun dan USG

khusus payudara. Jika benjolan dapat teraba atau adanya kelainan yang terdeteksi saat mamografi,

perlu dilakukan biopsi untuk pemeriksaan jaringan lebih lanjut. Apabila pasien terdiagnosis mengidap

kanker, perlu dilakukan serangkaian tes seperti status reseptor estrogen.

Pemeriksaan terbaru yang ada saat ini, turut menyertakan uji tumor guna menentukan status HER2

(human epidermal growth factor receptor-2). Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan

Page 2: CA Mamae

overekspresi HER2 dan kurang sensitif terhadap kemoterapi tertentu. Kanker dengan HER2-positif

dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perjalanan penyakit yang lebih buruk

dibandingkan dengan pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan 20% – 30 % pasien kanker payudara

memiliki HER2-positif. Saat ini terdapat tiga teknik pemeriksaan yang efektif untuk menentukan status

HER2, antara lain:

Immunohistochemistry (IHC) – menentukan jumlah reseptor HER2 pada permukaan sel

Fluorescence In-situ Hybridisation (FISH) – mendeteksi amplifikasi gen HER2 di dalam sel (dengan

mikroskop Flouresence)

In-situ hybridisation with a colour staining (CISH) – mendeteksi amplifikasi gen HER2 di dalam sel

(penelitian dilakukan dengan mikroskop biasa)

Tumor yang terbukti menunjukkan amplifikasi gen HER2 dan atau HER2 berlebihan pada permukaan

selnya (IHC3+) disebut dengan HER2 positif. Dengan mengacu pada prognosis dan agresivitas HER2

positif, semua pasien kanker payudara tahap lanjut harus melakukan tes tersebut guna mengetahui

status HER2.

Definisi dan Karakterisitik (human epidermal growth factor receptor-2) HER2

HER2 merupakan suatu protein yang diproduksi oleh gen yang berpotensi menyebabkan kanker. Protein

ini berperan sebagai reseptor pertumbuhan yang bertugas memberikan sinyal yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan sel kanker. Ketika kode genetik untuk protein

HER2 tersedia, hal ini akan mendorong terjadinya overeskpresi protein tersebut dan menyebabkan

pertumbuhan sel kanker menjadi tak terkendali. Keberadaan HER2 dihubungkan dengan perjalanan

penyakit yang lebih buruk serta waktu kekambuhan yang lebih cepat dari perkembangan kanker

payudara, sehingga menjadi hal yang penting bagi para pasien yang telah didiagnosis kanker payudara

untuk memeriksakan status HER2.

Penatalaksanaan Kanker Payudara

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan,

kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi antibodi monoklonal (MAb).

Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi penyebaran penyakit serta

menghilangkan gejala. Ketepatan diagnosis sangat diperlukan mengingat keragaman jenis dan

Page 3: CA Mamae

karakteristik dari penyakit kanker payudara. Hal ini dilakukan terkait penentuan keputusan terhadap

jenis terapi yang akan dipakai sehingga pilihannya bersifat individual.

Pemberian Trastuzumab sebagai Terapi Imunologis

Sekitar 20-30% tumor payudara menunjukkan adanya overekspresi atau amplifikasi gen secara

berlebihan. Pada pasien dengan kasus seperti ini, dapat dilakukan pemberian Traztuzumab yang

merupakan antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2. Data klinis membuktikan

bahwa pasien dengan HER2 positif lebih memberikan respon terhadap Trastuzumab.

Trastuzumab – Antibodi Monoklonal Pertama pada Kanker Payudara

Trastuzumab (dipasarkan dengan nama Herceptin®) merupakan antibodi monoklonal yang didesain

untuk membidik dan menghambat fungsi HER2. Trastuzumab juga merangsang sistem kekebalan tubuh

guna menghancurkan sel kanker. Efektivitas Trastuzumab telah terbukti sebagai terapi tunggal ataupun

kombinasi dengan kemoterapi standar. Pemberian tersebut dapat meningkatkan respon pengobatan

dan harapan hidup serta kualitas hidup yang lebih baik pada wanita penderita kanker payudara stadium

lanjut dengan HER2 positif. Trastuzumab memiliki efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan

kemoterapi standar, salah satunya adalah reaksi infus dimana pasien mengalami gejala ringan sampai

sedang seperti menggigil dan demam, terutama terjadi saat infus pertama. Trastuzumab bekerja dengan

menghambat pertumbuhan sel kanker payudara secara spesifik, dan tidak mengganggu sel sehat pada

tubuh. Trastuzumab diberikan melalui infus intravena dan terapi ini hanya dapat diberikan pada pasien

kanker payudara dengan status HER2 positif. Oleh sebab itu sebelum memulai terapi harus dilakukan tes

HER2.

Trastuzumab Terbukti Aman sebagai Terapi Kombinasi maupun Tunggal

Selain studi pra klinis dan studi klinis awal, telah diselesaikan tiga uji klinis utama mengenai kemanjuran

dan keamanan Trastuzumab, antara lain berkaitan dengan pemberian yang dikombinasikan dengan

kemoterapi. Uji klinis ini diikuti lebih dari 150 sentra kanker dari 12 negara yang mengikutsertakan 469

pasien kanker payudara metastatik dengan HER2 positif (IHC3+). Penelitian ini membandingkan respon

pasien yang mendapatkan terapi Trastuzumab dikombinasikan dengan kemoterapi standar (Paclitaxel)

terhadap pasien yang hanya menerima kemoterapi standar saja. Dengan median observasi selama 30

bulan, data menunjukan bahwa terapi kombinasi Trastuzumab dengan Paclitaxel, meningkatkan

harapan hidup sebesar 40% ( 25 vs 18 bulan), secara signifikan menahan laju pertumbuhan penyakit ke

Page 4: CA Mamae

arah yang lebih parah (7.1 vs. 3.0 bulan) dan peningkatan responsifitas pasien sebesar 188% pada

pengguna Trastuzumab dibandingkan dengan pengguna Paclitaxel saja (49 vs. 17).

Selain dapat dikombinasikan dengan terapi lain, Trastuzumab telah dievaluasi penggunaannya sebagai

terapi tunggal bagi pasien yang mengalami kegagalan dengan berbagai kemoterapi. Sebanyak 222

pasien (172 pasien kanker payudara stadium lanjut metastasis dengan IHC 3+) dari 54 sentra kanker,

yang berasal dari 7 negara dievaluasi dan hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 18% pasien HER2-

positif (IHC 3+) memberikan respon terhadap terapi ini. Didapatkan rata-rata respon pasien kanker

payudara metastatik dengan IHC 3+ terhadap terapi Ttrastuzumab, meningkat sebesar 75% (9.1 vs 5.2

bulan) dibandingkan dengan penggunaan kemoterapi standar. Harapan hidup adalah 16.4 bulan dan

sebagian dari mereka dapat bertahan lebih dari dua tahun. Data penelitian ini secara signifikan

mendukung penggunaan Trastuzumab untuk kelompok pasien yang sebelumnya mengikuti berbagai

terapi dengan prognosis yang buruk.

Traztusumab telah terbukti dalam menjaga kualitas hidup penderita kanker payudara HER2-positif.

Sebuah studi dilakukan untuk meneliti keuntungan terkait dengan kualitas hidup yang didapat dari

terapi kombinasi Trastuzumab dan kemoterapi dibandingkan kemoterapi tunggal. Hasilnya, secara

statistik bermakna dapat mengurangi kelelahan pada pasien dan meningkatkan kualitas hidup secara

keseluruhan. Selain itu, banyak pasien yang menerima Trastuzumab mengalami perbaikan dalam

aktivitas fisik dibandingkan dengan pasien yang hanya menjalani kemoterapi tunggal. Secara

keseluruhan, terapi Trastuzumab tidak hanya menambah harapan hidup pasien, tetapi juga

meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara tahap lanjut.

Penggunaan Trastuzumab telah disetujui untuk pasien wanita penderita kanker payudara metastatik

dengan HER2 positif (IHC 3+) yang dapat berfungsi sebagai terapi lini pertama dengan kombinasi

Paclitaxel (dimana pasien tidak dapat menggunakan antracycline), terapi lini pertama dengan docetaxel

serta terapi tunggal untuk pasien yang telah menerima sedikitnya dua jenis kemoterapi untuk kanker

payudara metastatik atau lini pertama untuk pasien yang tidak dapat memakai Anthracycline.

Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit

Sekitar 50% pasien kanker payudara masih memiliki harapan untuk sembuh, baik dengan terapi awal

ataupun tambahan terapi adjuvan. Bagi 50% lain yang mengalami metastatik, pilihan terapi lebih

Page 5: CA Mamae

ditujukan untuk meningkatkan angka harapan hidup. Diantara banyak obat kanker yang diteliti, hanya

sedikit yang memiliki efektivitas pada kasus pasien kanker payudara metastatik, diantaranya

Trastuzumab dan Capecitabine. Fokus terapi pada kanker stadium akhir adalah memperpanjang harapan

hidup tanpa mengurangi kualitas hidup pasien. Pada pasien kanker payudara dengan HER2-positif,

Trastuzumab diberikan sebagai terapi lini pertama untuk kanker payudara metastatik dengan kombinasi

obat kemoterapi lainnya, juga pada lini kedua ataupun pada lini ketiga sebagai terapi tunggal.

Annisa.