buletin -...
TRANSCRIPT
BULETIN
BMKG
Volume VI - No. 06Juni 2018
METEOROLOGI
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098
email : [email protected] : http://stamet.syamsudinnoor.go.id/
STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II
@cuacakalsel @cuacakalsel stamet.syamsudinnoor.go.id
BMKG
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. PENGERTIAN…………………………………………………………………………. 2
II. RINGKASAN………………………………………………………………………….. 3
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JUNI 2018 ………………………………...... 4
A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……………………………………….. 4
1. Anomali SST dan SOI ……………………………………………………………... 4
2. Dipole Mode Index ….……………………………………………………………... 5
3. Madden Julian Oscillation (MJO)…………………………………………………... 5
4. Suhu Muka Laut…………………………………………………………………….. 7
5. Monsun……………………………………………………………………………… 9
6. Gradien Angin Lapisan Atas………………………………………………………... 11
7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM …………………………………….. 13
B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………………………………………………………... 14
1. Angin………………………………………………………………………………... 14
2. Kelembaban Udara………………………………………………………………….. 15
3. Suhu Udara………………………………………………………………………….. 16
4. Jarak Pandang Mendatar……………………………………………………………. 17
5. Curah Hujan………………………………………………………………………… 19
6. Keadaan Cuaca…………………………………………………………………........ 20
7. Kalender Cuaca…………………………………………………………………....... 21
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM …………………………………………………….. 22
V. PRAKIRAAN …………………………………………………………………………. 23
A. PRAKIRAAN HUJAN ………………………………………………………………… 23
1. Prakiraan Curah Hujan Juli 2018…..………………………………………………. 23
2. Prakiraan Sifat Hujan Juli 2018…..………………..………………………………. 23
B. INFORMASI KELAUTAN...…………………………………………………………... 25
1. Tinggi Gelombang Signifikan ...…………………………………………………… 25
2. Pasang Surut ……………………………………………………………………….. 26
Lampiran ……..……...……………………………………………………………………... 28
| 2
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
I. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
B. NORMAL CURAH HUJAN
Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan
selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.
C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN
Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-
masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Februari 1981 s/d Februari 2010,
Februari 1981 s/d Februari 2010, Juni 1981 s/d Juni 2010, dan seterusnya.
D. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
E. CUACA EKSTRIM
Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat
mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan
KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan
Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:
a. Angin kencang diatas 25 knots
b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih
dari 34,8 knots
c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam
d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan
Cumulunimbus
e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter
f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.
| 3
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
II. RINGKASAN
Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Juni 2018 menunjukkan
bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 290C. Suhu muka laut di Samudera
Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.1 0C s.d 0.5 0C yang
menunjukkan suhu lebih rendah dibandingkan keadaan normalnya. Indeks SOI pada bulan
Juni 2018 sebesar -7 – 3 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation)
pada bulan Juni berada pada kondisi netral. Nilai OLR rata-rata bulan Juni 2018 di wilayah
Indonesia berkisar antara 180 – 280 W/m2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai
OLR berkisar antara 220 – 240 W/m2. Hal ini menunjukkan tutupan awan di wilayah
Kalimantan Selatan pada bulan Juni masih cukup banyak. Posisi gerak semu matahari pada
bulan Juni berada di belahan bumi utara. Pusat tekanan tinggi terdapat di sebagian besar
belahan bumi selatan dan sebagian kecil belahan bumi utara sementara pusat tekanan rendah
berada di sebagian besar belahan bumi utara dan sebagian kecil belahan bumi selatan.
Kondisi ini mengakibatkan masa udara terpusat ke wilayah belahan bumi utara, yang
menandakan berlangsungnya monsun australia. Kondisi ini mengakibatkan berlangsungnya
musim kemarau di beberapa wilayah Indonesia khususnya Kalimantan Selatan. Hasil
pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Juni 2018
untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 150 – 600 mm.
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Juni 2018 arah angin
dominan bertiup dari arah Utara (67,5° – 112,5°) dengan kecepatan angin terbanyak adalah
calm dan kecepatan angin maksimum mencapai 14 knot. Kelembaban maksimum harian
berkisar antara 92 – 99%, dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 47 – 88%.
Suhu udara maksimum harian berkisar antara 26.0 – 34.40 C, dan suhu udara minimum
harian berkisar antara 23.0 – 25.40C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada
umumnya > 8 km. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Juni 2018 adalah sebesar
160.1 mm bersifat Atas Normal dengan hari hujan sebanyak 10 hari. Kondisi cuaca
didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 10 kali, petir sebanyak 3 kali, kabut sebanyak 1
kali, dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 6 kali.
| 4
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JUNI 2018
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL
1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index
(SOI)
Pada bulan Juni 2018 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian
tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.1 0C s.d 0.5 0C yang menunjukkan suhu lebih rendah
dibandingkan keadaan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan Juni
sebesar 0.48. Indeks SOI pada bulan Juni 2018 sebesar -7 – 3 yang menunjukkan bahwa
ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada bulan Juni berada pada kondisi netral.
Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au)
Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)
| 5
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
2. Dipole Mode Index (DMI)
Nilai DMI bulan Juni 2018 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada
dasarian I (-0.34 s/d -0.53), dasarian II (-0.55 s/d -0.4), dan pada dasarian III (-0.4 – -0.5).
Pada awal hingga pertengahan bulan Juni 2018 DMI dominan bernilai negatif yang
menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian Barat menuju Samudera
Hindia bagian Timur sehingga menambah potensi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia
bagian barat.
Tabel 1. Nilai DMI Bulan Juni 2018
No. Tanggal DMI
1 1-3 Juni -0.34
2 4-10 Juni -0.53
3 11-17 Juni -0.55
4 18-24 Juni -0.40
Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au)
3. Madden Julian Oscillation (MJO)
a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut
Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang
terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah
satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR
yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut,
sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.
| 6
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Juni 2018
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)
Nilai OLR rata-rata bulan Juni 2018 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 – 280
W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 180 - 200 W/m2 terdapat di Sumatera Utara dan Selat
Malaka. Nilai rata-rata OLR tertinggi 260 - 280 W/m2 terdapat di wilayah Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dapat dikatakan bahwa
secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif banyak di bagian utara ekuator,
sedangkan di selatan ekuator tutupan awan sedikit. Di wilayah Kalimantan Selatan, nilai
OLR berkisar antara 200 – 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa tutupan awan selama
bulan Juni 2018 masih cukup banyak.
b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)
Pada bulan Juni 2018 MJO bergerak dari fase 4 hingga 2 (Maritime Continent s/d
Indian Ocean). Pada dasarian I, MJO bergerak dari fase 4 hingga 6 (Maritime Continent s/d
Western Pasific). Pada dasarian II, secara umum MJO tidak aktif. Pada dasarian III, MJO
berada di fase 1 dan 2 (Western Hemisphere and Africa s/d Indian Ocean). Pada fase 2
| 7
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
(Indian Ocean) MJO berpotensi memberikan pengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah
Indonesia berupa peningkatan curah hujan khususnya di bagian Barat (Sumatera).
Gambar 5.Fase MJO Juni 2018
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)
4. Suhu Muka Laut
Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Juni 2018 di perairan Indonesia
dengan nilai ≥ 290C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di
Samudera Pasifik Utara dan Timur Papua. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan
banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air
yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-
awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi.
| 8
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Juni 2018
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)
Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Juni 2018
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)
Anomali suhu muka laut bulan Juni 2018 di sebagian besar wilayah perairan
Indonesia berkisar antara -1.5 s/d 10C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah
Indonesia sama dengan normalnya. Anomali suhu muka laut di Samudera Hindia selatan
Jawa hingga Nusa Tenggara umumnya bernilai negatif. Anomali suhu muka laut bernilai
positif atau di atas normal memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah
Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut.
| 9
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Sementara wilayah dengan anomali negatif memberikan dampak terhadap berkurangnya
uap air di wilayah tersebut.
5. Monsun
Posisi gerak semu matahari pada bulan Juni berada di belahan bumi utara. Pusat
tekanan tinggi terdapat di sebagian besar belahan bumi selatan dan sebagian kecil belahan
bumi utara sementara pusat tekanan rendah berada di sebagian besar belahan bumi utara dan
sebagian kecil belahan bumi selatan. Kondisi ini mengakibatkan masa udara terpusat ke
wilayah belahan bumi utara, yang menandakan berlangsungnya monsun australia. Kondisi
ini mengakibatkan berlangsungnya musim kemarau di beberapa wilayah Indonesia
khususnya Kalimantan Selatan.
Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Juni 2018
(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)
Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Juni 2018 dapat dilihat pada Gambar 8.
Daerah tekanan tinggi berada di Benua Australia (1026.1 hPa). Daerah tekanan rendah
berada di Benua Afrika (1002.5 hPa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan
laut berkisar antara 1010.0 – 1012.5 hPa.
Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Juni di wilayah
Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya. Sedangkan di
Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Timur hingga Barat Laut. Terdapat
wilayah pertemuan angin atau konvergensi di , Bangka dan Selat Karimata. Belokan angin
| 10
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
atau shearline terjadi di Kepulauan Riau, utara Kalimantan, Maluku dan Papua Barat.
Daerah Netral terdapat di Bagian Barat Sumatera Barat. Berdasarkan kondisi normal angin
bulan Juni, daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Lampung,
Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Pola angin berupa pertemuan angin atau
konvergensi serta belokan angin atau shearline dapat memicu pengangkatan masa udara
yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut.
Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft Juni 2018
(Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG)
| 11
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
6. Gradien Angin Lapisan Atas
a. Dasarian Pertama
Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Juni 2018, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 3 s/d
6 sel tekanan rendah yaitu di Teluk Benggala, India, Laut Cina Selatan, Samudera Hindia,
Australia, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 2
sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di Samudera
Pasifik yakni siklon tropis “Ewinar”, dan “Maliksi”. Badai tropis Ewinar aktif mulai dari 6
Juni s/d 9 Juni 2018 dengan tekanan minimum 998 mb dan kecepatan maksimum 40 knot,
siklon ini aktif di Laut China Selatan dan punah di wilayah yang sama. Badai tropis Maliksi
aktif mulai dari 8 Juni s/d 12 Juni 2018 dengan tekanan minimum 970 mb dan kecepatan
maksimum 65 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik Utara Filipina dan bergerak ke
Timur Laut, dan punah di Samudera Pasifik Timur Jepang.
Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Juni 2018
Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Tenggara - Barat dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30 knot, sedangkan di sebelah
selatan ekuator dari arah Timur – Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30
knots. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Aceh, Laut Natuna, Jawa
Timur, Nusa Tenggara Timur, Utara Sulawesi, Utara Maluku, dan Papua. Daerah
konvergensi tersebut dapat memicu naiknya masa udara yang mengakibatkan tumbuhnya
awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di
wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Utara Papua. Hasil
Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya
terdapat 1 hari hujan dengan intensitas ringan.
| 12
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
b. Dasarian Kedua
Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Juni 2018, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d
6 sel tekanan rendah yaitu di Teluk Benggala, Laut Cina Selatan, Timur Laut Philipina,
Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Australia. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat
kurang lebih 1 s/d 2 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang
aktif di wilayah Laut Cina Selatan yakni siklon tropis “Gaemi”. Badai tropis Gaemi aktif
mulai dari 15 Juni s/d 17 Juni 2018 dengan tekanan minimum 992 mb dan kecepatan
maksimum 40 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan punah di wilayah yang sama.
Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Juni 2018
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah
Tenggara – Barat Daya, dengan kecepatan angin 0 – ≥ 45 knots, sedangkan di bagian
selatan ekuator angin bertiup dari arah Timur – Barat Daya dengan kecepatan 0 – 30 knots.
Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di wilayah Aceh, Laut Natuna,
Kalimantan Utara, Laut Jawa, dan Utara Papua. Daerah konvergensi menyebabkan
banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut.
Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Sumatera Utara,Kepulauan Riau,
Kalimantan Barat, Sulawesi Utara , Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Bagian
Utara. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan
sekitarnya terdapat 6 hari hujan dengan intensitas ringan.
c. Dasarian Ketiga
Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Juni 2018, dari peta gradien terlihat
disekitar equator wilayah Indonesia didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 1 s/d 6
sel tekanan rendah yaitu Samudera Hindia, Samudera Pasifik Utara Papua, India, dan
| 13
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Thailand. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup
(eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang aktif di wilayah Utara Piliphina yakni siklon
tropis “Prapiroon”. Badai tropis Prapiroon aktif mulai dari 29 Juni 2018 dan masih belum
punah hingga awal bulan Juli 2018. Tekanan minimum badai tropis Prapiroon hingga awal
Juli terpantau 965 mb dan kecepatan maksimum 65 knot.
Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Juni 2018
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bertiup dari arah
Tenggara – Barat Daya dengan kecepatan angin 0 - 45 knots, sedangkan di bagian selatan
angin bertiup dari arah Timur – Tenggara dengan kecepatan 0 – 45 knots. Daerah
pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Maluku, Sulawesi Bagian
Utara, Sumatera bagian Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan barat, Utara Papua, Laut
Jawa, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Utara Papua. Daerah konvergensi
menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan
terjadinya hujan di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terjadi di wilayah
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, Papua Barat,
Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sumuatera Utara, dan Selat Makassar. Hasil Pantauan
Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 5
hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang.
7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring
Mission)
Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah
tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah
hujan pada bulan Juni 2018 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 150 – 600
| 14
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
mm. Akumulasi curah hujan ≥ 375 mm terjadi di sepanjang pesisir pantai bagian Timur
wilayah Kab. Tanah Bumbu dan Kab. Tanah Laut, serta sebagian wilayah Kab. Kotabaru,
Sedangkan akumulasi curah hujan ≤ 375 mm terjadi di seluruh bagian wilayah Barat dan
Utara Kalimantan Selatan, sebagian besar wilayah Kab. Tanah Bumbu, Kab. Tanah Laut,
dan Kab. Kotabaru. Akumulasi curah hujan bulan Juni 2018 berdasarkan citra satelit TRMM
dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Juni 2018
(Sumber: http://disc2.nascom.nasa.gov/Giovanni/tovas/realtime.3B42RT.shtml)
B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL
1. Angin
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Juni 2018 arah angin
dominan bertiup dari arah Timur (67,5° – 112,5°) dengan persentase sebesar 16,8%.
Kecepatan angin terbanyak adalah calm dengan persentase 32.1% sedangkan kecepatan
angin maksimum mencapai 14 knot. Distribusi angin pada bulan Juni 2018 berdasarkan
arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.
| 15
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Juni 2018
2. Kelembaban Udara
Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Juni 2018 berkisar antara 76 - 94%,
kelembaban maksimum harian berkisar antara 92 – 99%, dan kelembaban udara minimum
harian berkisar antara 47 - 88%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 2 sebesar 47%
dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 17, 20 dan 26 sebesar 99%. Profil
kelembaban harian bulan Juni 2018 dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Juni 2018
Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara
jam 02.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 90 – 93 %, sedangkan kelembaban
udara minimum terjadi antara jam 13.00 - 15.00 WITA dengan nilai berkisar antara 63 -
| 16
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
64%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Juni 2018 dapat dilihat pada Gambar
16.
Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Juni 2018
3. Suhu Udara
Profil suhu udara rata-rata harian bulan Juni 2018 berkisar antara 24.7 – 29.10C, suhu
udara maksimum harian berkisar antara 26.0 – 34.40 C, dan suhu udara minimum harian
berkisar antara 23.0 – 25.40C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 34.40C terjadi pada
tanggal 5. Sedangkan suhu minimum 23.00C terjadi pada tanggal 26. Profil suhu udara
harian bulan Juni 2018 dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Juni 2018
| 17
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Juni 2018 dapat dilihat pada Gambar 18.
Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00 WITA.
Nilai maksimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara 31.0 – 31.4 0C terjadi antara
pukul 12.00 – 14.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara jam
03.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 23.0 – 24.C. Profil suhu udara rata-rata perjam
bulan Juni 2018 dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Juni 2018
4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)
Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin bulan Juni 2018 umumnya > 8 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km)
terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 – 24.00 WITA. Visibility mulai
menurun (< 9 km) antara pukul 01.00 - 08.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan kabut (mist)
pada dini hari. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian bulan Juni 2018
dapat dilihat pada Gambar 19.
| 18
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Juni 2018
Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Juni 2018
Selama bulan Juni 2018, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim
(< 1000 m) terjadi sebanyak 6 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 1000 meter
pada tanggal 10, 100 meter pada tanggal 19, 800 meter pada tanggal 25, 26 dan 29 serta 600
meter pada tanggal 30. Kondisi ini terjadi akibat adanya kabut pada dini hari dan hujan
dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Juni 2018 dapat dilihat pada
Gambar 20.
| 19
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
5. Curah Hujan
Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Juni 2018 adalah sebesar
160.1 mm dengan hari hujan sebanyak 10 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan
kumulatif sebesar 11.3 mm dengan 1 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujan sebesar 62.6
mm dengan 3 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 85.8 mm dengan 6 hari
hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 29.0 mm terjadi pada tanggal 12 dan 29 Juni
2018. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Juni sebesar 132 mm. Dibandingkan
dengan normalnya, curah hujan bulan Juni 2018 bersifat Atas Normal. Grafik curah hujan
harian bulan Juni 2018 dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Juni 2018
Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Juni 2018 menyatakan bahwa total curah hujan
maksimum perjam sebesar 28.6 mm terjadi antara pukul 16.00 – 17.00 WITA dan jumlah
curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 26.6 mm yang terjadi pada tanggal 19 Juni
2018. Grafik kejadian hujan harian bulan Juni 2018 dapat dilihat pada Gambar 22.
| 20
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Juni 2018
6. Keadaan Cuaca
Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Juni 2018 di Stasiun Syamsudin
Noor Banjarmasin, kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 10 kali, petir
sebanyak 3 kali, kabut sebanyak 1 kali, dan jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 6
kali.
Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Juni 2018
| 21
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
7. Kalender Cuaca
Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan Juni 2018
| 22
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM
DASARIAN I
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Tercatat pada tanggal 10 Juni 2018 jarak pandang mendatar minimum mencapai 1000 m
yang dikarenakan adanya hujan sedang.
DASARIAN II
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL.
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL.
d. Jarak Pandang Mendatar
Tercatat pada tanggal 19 Juni 2018 jarak pandang mendatar minimum mencapai 100 m
yang dikarenakan adanya kabut pada pagi hari.
DASARIAN III
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL.
d. Jarak Pandang Mendatar
Tercatat pada tanggal 25, 26, 29 Juni 2018 jarak pandang mendatar minimum mencapai 800
m dan pada tanggal 30 Juni 2018 yang mencapai 600 m yang dikarenakan hujan dengan
intensitas sedang hingga lebat.
| 23
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
V. PRAKIRAAN
A. PRAKIRAAN HUJAN
1. Prakiraan Curah Hujan Juli 2018
Prakiraan akumulasi curah hujan Juli 2018 di wilayah Kalimantan Selatan secara
umum dalam kategori menengah antara 101 - 300 mm. Untuk curah hujan rendah 21 – 50
mm diprakirakan di Kab. Barito Kuala (Wanaraya/Kolam Kiri).Sedangkan prakiraan
curah hujan kategori tinggi 301 - 400 mm diperkirakan di Kab. Tanah Laut (Kintap/
Kebun Raya). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Landasan Ulin
curah hujan diprakirakan antara 51 - 100 mm. Prakiraan curah hujan bulan Juli 2018 di
wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Juli 2018
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
2. Prakiraan Sifat Hujan Juli 2018
Prakiraan sifat hujan Juli 2018 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data
Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Normal. Sifat hujan di bawah
normal diperkirakan di Kab. Tanah Laut (SMPK Pelaihari), Kab. Banjar (Danau Salak/
Salam, Danau Salak/ Atanik, Danau Salak/ Lawa Baru, Kertak Hanyar/ Manarap Baru,
| 24
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Mataraman, Pengaron, SMPK Sei Tabuk/ Gd. Hirang), Kab. Barito Kuala (Wanaraya/
Kolam Kiri, Marabahan/ Marabahan Kota, Barambai/ Kolam Kanan), Kab. Tapin (Tapin
Selatan/ Harapan Masa, Tapin Tengah/ Andhika), Kab. Hulu Sungai Selatan (Daha
Selatan/ Muning Tengah), Kab. Hulu Sungai Tengah (Batang Alai Selatan/ Kapar), Kab.
Hulu Sungai Utara (Amuntai Utara/ T. Daun, Sei Pandan/ Bt. Pangkalan), Kab. Tabalong
(Haruai/ Kembang Kng), Kab. Tanah Bumbu (Kusan Hulu/ Sungai Rukam, Kr. Bintang/
Manunggal), Kab. Balangan (Batu Mandi/ Hamparaya) Sedangkan sifat hujan di atas
normal diperkirakan di Kab. Tanah Laut (Kintap/ Kebun Raya), Kab. Kotabaru (Pl
Timur/Langkang Lama), Kab. Banjar (Beruntung Baru/ Kmpg Baru, Gambut/ Kayu
Bawang, Sungai Pinang/ Rantau Nangka), Kab. Barito Kuala (Tabunganen/ Sei Jingah
Besar), Kab. Tapin (Lok Paikat, Bungur, Binuang/ Pulau Pinang), Kab. Hulu Sungai
Selatan (Padang Batung/ Durian Rabung), Kab. Hulu Sungai Tengah (Labuan Amas
Utara/ Kasarangan), Kab. Tabalong (Murung Pudak/ Tanjung Selatan, Kelua/ Kel Pulau,
Muara Harus/ Tantaringin, Murung Pudak/ Maburai, Muara Uya), Kab. Tanah Bumbu
(Angsana/ Kr. Indah), Kab. Balangan (Juai/ Mungkur Uyam. Wilayah di sekitar Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi Normal.
Prakiraan sifat hujan Juli 2018 dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Juli 2018
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 25
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
B. INFORMASI KELAUTAN
1. Tinggi Gelombang Signifikan
Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Juli
Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Juli di wilayah perairan
Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 1.2 meter. Rata-rata gelombang signifikan
tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Tenggara. Sedangkan untuk
rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan Juli antara 0.4 hingga 2.0
meter dari arah Tenggara dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa.
Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Juli
| 26
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
2. Pasang Surut
Informasi prakiraan pasang surut bulan Juli 2018 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu
di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio
dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru,
Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.
| 27
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
TIM REDAKSI
Pelindung : Irman Sonjaya, M. Si
Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin
Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling
Kepala Seksi Observasi Dan Informasi
Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan
2. Rianita Sekar Utami
3. Uli Mahanani
4. Herin Hutri Istyarini
5. Adhitya Prakoso
6. Rezky Yunita
7. Rizqi Nur Fitriani
8. Utari Randiana
9. Bayu Kencana Putra
10. Rimelda Yuni Hasteti
11. Muhammad Shaa Imul Qadri
12. Siti Fadhilatunnisa
| 28
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Lampiran 1
Pasang Surut Air Laut Bulan Juli 2018
| 29
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
| 30
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
| 31
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
| 32
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
| 33
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
| 34
Buletin Meteorologi Edisi Juni 2018
Lampiran 2
Alamat Website Informasi Meteorologi
- BMKG
www.bmkg.go.id
- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id
- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan
- Informasi Meteorologi Penerbangan
http://aviation.bmkg.go.id
- Informasi Meteorologi Kelautan
http://maritim.bmkg.go.id
- Informasi Titik Panas (hotspot)
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31
- Informasi Potensi Kebakaran Lahan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS IIBANJARMASIN
2018
BMKG
BMKG