buku 3 - pengoperasian sistem desal rev akhir validasi
DESCRIPTION
Pengoperasian Sistem Desal Rev AKHIR ValidasiTRANSCRIPT
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i
BUKU III
PENGOPERASIAN SISTEM DESALINATION
TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta mampu
menerapkan prosedur pengoperasian sistem
desalination sesuai dengan prosedur perusahaan.
DURASI : 16 JP
PENYUSUN : ASEP KURNIA
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii
DAFTAR ISI
TUJUAN PELAJARAN ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
1. Prosedur Pengoperasian Sistem One Trough Desalination Plant. ....................................... 1
1.1. Petunjuk Umum Operasi. ................................................................................................. 1
1.2. Garis Besar Prosedur Operasi. ........................................................................................ 1
1.3. Prosedur Start UP sesuai dengan Block Diagram. ........................................................... 2
1.4. Chat Start Up. .................................................................................................................. 6
1.5. Shut down Prosedur. ........................................................................................................ 9
1.6. Chat Shut down Prosedur. ............................................................................................. 12
1.7. Operasi Darurat ( Emergency ). ..................................................................................... 14
2. Prosedur Pengoperasian Sistem Brine Recirculation ........................................................ 21
2.1. Prosedur Start _UP. ....................................................................................................... 21
2.2. Prosedur Shut down. ...................................................................................................... 43
2.3. Operasi Darurat ( Emergency ). ..................................................................................... 52
3. Pengoperasian MED .......................................................................................................... 57
4. Pengoperasian Ball Cleaning System. ............................................................................... 62
5. Pemeriksaan Waktu Operasi Normal. ................................................................................ 64
6. Analisa Air. ........................................................................................................................ 69
7. Batas Operasi Dari Pompa. ............................................................................................... 76
8. Trouble Shooting. .............................................................................................................. 76
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1
PENGOPERASIAN SISTEM DESALINATION.
1. Prosedur Pengoperasian Sistem One Trough Desalination Plant.
1.1. Petunjuk Umum Operasi.
Seorang operator harus mengenali layout peralatan, instrumen dan peralatankontrol.
Harus mempelajari piping & instrument diagram, untuk mengatur instrumen,
pemipaan dan katup-katup.
Operator juga harus mengenali jalan masuk ke peralatan unit, katup-katup dan
peralatan kontrol dsb.
Desalination Plant jangan dioperasikan diluar spesifikasi " Top Brine Temperature"
dan Heating Steam Temperature"
Desalination Plant beroperasi dalam otomatic sequence dan kondisi operasinya
terpelihara dengan baik oleh kontroler-kontroler, tetapi operator harus mengerti
karakteristik dan Desalination Plant
Bila memerlukan peraturan secara manual, operator harus membuat
peraturan yang sederhana dalam kenaikan dan/atau penurunan dalam jumlah yang
kecil, tergantung dari lamanya waktu untuk mengatur kondisi baru.
1.2. Garis Besar Prosedur Operasi.
Prosedur Operasi Meliputi :
Block diagram, yang memberikan pengertian tentang urutan operasi.
Prosedur langkah demi langkah, yang secara detail melakukan pengoperasian
individu dengan menggunakan nomor-nomor Tag dari peralatan dan indikasi-indikasi
dimunculkan pada instrumen-instrumen.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2
1.3. Prosedur Start UP sesuai dengan Block Diagram.
1.7.1. Persiapan Untuk Start-Up.
Setiap kali unit Desalination Plant melakukan start-up, beberapa hal berikut perlu di cek
dan dipastikan kesiapannya :
Electric power
Pastikan tenaga listrik telah tersedia untuk motor-motor, controller dan instrumentasi.
Auxiliary steam dan condensate return
Pastikan sistem uap bantu siap memasok uap ke unit Desalination Plant dan sistem
kondensat siap menerima air kondensat dari unit desalination plant.
Sistem Kontrol Unit Desalination Plant
Semua switch dalam posisi "OFF" sampai semua persiapan dan pengecekan komplit
sebelum start up.
Inspeksi iapangan secara umum
Cek dan pastikan semua peralatan dan pekerjaan-pekerjaan pipa dengan teliti,
seperti kebocoran dan lepasnya sambungan.
Minyak pelumas dan gemuk (grease)
Cek level minyak pelumas, grease untuk semua mesin-mesin yang berputar dan
peralatan lain yang membutuhkan pelumasan
Posisi-posisi katup
Cek posisi semua katup-katup yang dioperasikan dengan tangan:
Interface katup-katup isolasi dari air laut, supply sea water discharge, distilat,
kondensat dan auxilliary steam, pump sealing water ke/dari unit Desal,
diposisikan "Open"
Semua katup sisi hisap pompa diposisikan "Open'
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3
Semua katup sisi keiuar pompa diposisikan "Open"
Semua katup-katup vent dan drain diposisikan "Close"
Semua katup-katup uap dan uap sekitar ejektor-ejektor diposisikan "Open"
Semua sisi keluar dari tangki bahan kimia diposisikan "Open" dan katup-katup
sisi masuk & keluar serta pompa injeksi diposisikan "Open"
Pengoperasian Bahan Kimia
Persiapkan/buat campuran bahan kimia (Anti scale dan anti - foam) dalam tangki
Perlu dipersiapkan persediaan bahan kimia untuk kebutuhan operasi dan
jadwalnya
Pemeriksaan laporan operasi awal dan pemeliharaan
Periksalah laporan dan pastikan semua ketidak-efisienan dan kerusakan yang
ditemukan pada operasi sebelumnya yang telah diperbaiki/ditemukan
Sistem Komunikasi
Perlu disediakan : Telepon, sistem pemanggilan, sistem komunikasi antara control
room dengan operator lapangan unit Desal dan sistem operator terkait lainnya.
Staf Operasi
Semua Enjinir, operator-operator dan staf operasi lapangan harus ada di tempat.
Juga staf pemeliharaan (Mesin, Listrik dan Instrumen ) harus disiapkan untuk
membantu selama start up.
Catatan sistem lainnya
Jadwal start up Desal harus disampaikan sejak awal kepada operator Control Room
terkait dan juga setelah semua persiapan dan pengecekan selesai
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4
1.7.2. Desalination Plant Start.
Perhatikan juga blok diagram untuk Start-up.
Awal dari start sistem kontrol Desalination Plant adalah start-up prosedur sebagai
berikut:
Sakelar-sakelar power supply dimasukkan ke posisi "ON" dengan urutan sebagai
berikut (dilakukan di Panel Control) :
1 ). Main power supply (NFO)
2). Controller (NF1)
3). Distributor (NP2)
4). Solenoid valve (NFS)
5 ). Transformer primary side (NF4)
6 ). Motor control (CP4)
7). CVCF (Power switch)
8). Computer/printer (CP1)
9). PLC(CP2)
10). DC power for PLC (CP3)
11). Computer (Power switch)
12). Printer (Power switch)
Bila power switch dari PC di- "ON"-kan, sistem komputer akan start-up secara otomatis
dan menampilkan " OVERVIEW " pada layar (CRT). Biarkan semua unit dan operasi
muncul pada Iayar (CRT) satu demi satu.
1. Pilih " Overview Display "
2. Pindahkan cursor ke [[ Mode]]
3. Tekan [ENTER]
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5
4. Pindahkan cursor ke [[START]]
5. Tekan [1] [ENTER] atau [ ]
Masing-masing peralatan dan mesin akan start sesuai urutan start-up otomatik dan unit
akan berproduksi pada level set awal. Selama waktu start, cek dan ambil tindakan
sebagai berikut :
(1). Setelah jalur air laut masuk dalam service, katup-katup vent dari water boxes
Evaporator dibuka dan ditutup untuk membuang udara.
(2). Setelah masing-masing pompa start, pengoperasian harus dilaksanakan. Katup-
katup vent keluar dibuka dan ditutup untuk mengeluarkan udara.
(3). Steam traps perlu dicek bahwa secara periodik. Jika drain bekerja selama
start-up, by pass valves harus dibuka sampai drain keluar
(4). Kontroler dan katup-katup kontrol harus dapat dipastikan kesiapan operasi-nya.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6
1.4. Chat Start Up.
PREPARATION FOR START
UP
SEA WATER SUPPLAY PUMP
“START”
DESALINATION PLANT
“START”
LAST STAGE
BRINE LEVEL
“ NORMAL”
A
SEA WATER FILLING
“START”
BRINE BLOWDOWN
PUMP
“START”
YES
NO
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7
LAST STAGE
CONDENSATE
LEVEL
“ NORMAL”
B
1 St & 2nd EJECTORS
“START”
LAST STAGE
PRESURE
“ -600 mmHG”
A
CEMICAL INJECTION PUMP
“START”
STEAM SUPPLAY TO BRINE HEATER
“START”
YES
NO
NO
YES
STEAM SUPPLAY TO BRINE HEATER
“START”
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8
CONDENSATE
CONDUCTIVITY
“ NOT HIGH”
B
C
YES
NO
CONDENSATE RETRUN
TO BOILER SYSTEM
NO
LAST STAGE
DISTILLATE LEVEL
“ NORMAL”
YES
DISTILLATE PUMP
“ START “
NO
DISTILLATE
CONDUCTIVITY
“ NOT HIGH” YES
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9
1.5. Shut down Prosedur.
Lihat juga blok diagram prosedur shutdown.
Berikut ini perlu ditetapkan sebelum memulai suatu tindakan shutdown.
• Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi untuk mengadakan hubungan kerja antara Control room dengan
Desalination Plant dilapangan disiapkan
• Staf operasi
Shift enjinir, operator dan operator lapangan ada ditempat mereka.
C
DISTILLATE FEED
TO SERVICE WATER TANK
PRESET
LOAD
“ ACHIEVED”
YES
NO
HEATING STEAM FLOW SEA WATER
FLOE “ INCREASE”
NORMAL OPERATION
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10
• Catatan pada sistem lainnya
Informasi berikut untuk sistem hubungan kontrol room
Air distilat ke tangki raw water segera di stop
Persediaan uap bantu ke Desalination Plant segera di tutup
Supply air iaut ke Desalination Plant segera di stop
Pelaksanaan (dilakukan pada Control Panel) :
1. Pilih " OVERVIEW DISPLAY "
2. Pindahkan cursor ke [[MODE]] dan click mouse
3. Tekan [ENTER]
4. Pindahkan cursor ke [[STOP]]
5. Tekan [ 1 ] { ENTER] atau [ ]
Dalam 30 menit semua peralatan shutdown secara berurutan. Tetapkan bahwa posisi
dari katup-katup kontrol berikut adalah sebagai berikut.
Steam temperature control valve open
Feed sea water flow control valve close
On line distillate level control valve close
On line distillate shut-off valve close
Dump distillate level control valve close
Last stage brine level control valve close
On-line condensate level control valve close
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11
Dump condensate level control valve close
Seawater temperature control valve close
Ejector steam pressure control valve close
Konfirmasi bahwa status peralatan adalah sebagai berikut:
Condensate pump stop
Distilate pump stop
Brine blowdown pump stop
Chemical injection pump stop
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12
1.6. Chat Shut down Prosedur.
PREPARATION FOR
“SHUTDOWN”
HEATING STEAM
“STOP”
DESALINATION
PLANT“SHUTDOWN”
A
CONDENSATE PUMP
“STOP”
CONDENSATE CONTROL VALVE
“STOP”
SEA WATER SUPPLAY
“STOP”
CEMICAL INJECTION
“STOP”
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13
BRINE BLOWDOWN PUMP
“STOP”
DISTILLATE CONTROL VALVE
“ DUMP ”
DESALINATION PLANT
“STOP”
A
DISTILATE PUMP
“STOP”
SEA WATER SUPPLAY PUMP
“STOP”
VENT EJECTOR STEAM
“STOP”
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14
1.7. Operasi Darurat ( Emergency ).
Operasi yang stabil dari Desalination Plant adalah sangat tergantung kepada
keseimbangan panas dan massa, atau temperatur dan tekanan dari keseluruhan
proses. Hal ini hanya diperoleh jika peralatan dan sistem kontrolnya baik. Trip dari satu
alat utama akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan proses dan bahkan akan
menghentikan operasinya. Operasi darurat adalah satu bentuk operasi yang cepat dari
prosedur shutdown yang normal dengan beberapa pengecualian langkah seperti pada
terjadinya trip atau kegagalan lain.
Operator harus menyetop pasokan uap ke Brine Heater untuk menghindari naiknya
temperatur. Langkah-langkah yang cepat harus diambil untuk menghentikannya sesuai
dengan prosedur shutdown yang normal.
Yang harus diperhatikan adalah jika pasokan uap ditutup oleh control valve, diikuti oleh
berkurangnya aliran air laut resirkulasi, isolation valve juga harus ditutup, mengantisipasi
bocornya control valve.
Jika water hammering terjadi pada Evaporator sewaktu operasi darurat, buka air vent
valve pada kotak air dari evaporator dan brine heater untuk menghilangkan
ketidakrataan tekanan dalam sistem.
1.7.1. Kegagalan power supply
Perlakuan setelah abnormal shutdown adalah :
- semua pompa distop
- control valve untuk tekanan uap pemanas ditutup
- control valve untuk temperatur brine ditutup
- shut-off valve untuk uap ejector ditutup
- vacuum dalam evaporator dihilangkan
(1) Semua controller pada panel diposisi manual dan ditutup (bila control power dan
instrument air tetap ada)
(2-1) Tutup semua katup tekan pompa
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15
(2-2) Tutup isolation valve pada jalur uap bantu (auxiliary steam)
(2-3) Tutup isolation valve pada jalur product water, condensate dan seawater
(2-4) Semua katup yang lain diletakkan dalam posisi normal shutdown
(3) Tunggu pemulihan power supply
(4) Dinginkan Evaporator
(5) Re-start atau shutdown
Catatan : jika control power dan instrument air gagal pada saat yang bersamaan, tutup
semua isolation valve dari control valve.
1.7.2. Kegagalan pasokan air laut
Ini dapat terjadi akibat kegagalan mekanik atau listrik dari pompa pemasok.
Dalam hal ini shutdown harus cepat. Shut-off valve untuk uap ejector ditutup.
(1-1) Tutup control valve untuk temperatur air laut
(1-2) Tutup control valve aliran air penambah (make up)
(1-3) Tutup control valve untuk level air laut pada tingkat terakhir
(2) Kurangi aliran recirculation brine
(3-1) Tutup control valve untuk level condensate dan stop condensate pump
(3-2) Tutup control valve untuk level product water dan stop water product pump
(4-1) Tutup control valve untuk aliran recirculation brine dan stop recirculation brine
pump
(4-2) Tutup control valve untuk level air laut dan stop Blowdown pump
(5-1) Tutup semua katup tekan pompa
(5-2) Tutup isolation valve pada jalur uap bantu
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16
(6) Stop polyphosphate injection pump dan antifoam injection pump
(7-1) Tutup isolation valve pada jalur product water, condensate dan seawater (7-2)
Letakan semua katup yang lain dalam posisi normal shutdown
(8) Tunggu pemulihan pasokan air laut
(9) Dinginkan evaporator
(10) Re-star atau shutdown
1.7.3. Kegagalan Instrument air supply.
Dalam hal ini diperlukan shutdown yang cepat tanpa sistem kontrol
- Control valve untuk tekanan uap pemanas ditutup
- Control valve untuk temperatur brine ditutup
- Shut-off valve untuk uap ejector ditutup
(1) Stop brine recirculation pump, blowdown pump, product water pump dan
condensate pump
(2) Tutup isolation valve dari make-up flow control valve
(3-1) Tutup semua katup tekan pompa
(3-2) Tutup isolation valve dari jalur uap bantu
(4) Stop polyphosphate injection pump dan anti-foam injection pump
(5-1) Tutup isolation valve pada jalur product water, condensate dan seawater
(5-2) Letakan semua katup yang lain dalam posisi shutdown normal
(6) Tunggu pemulihan instrument air supply
(7) Dinginkan evaporator
(8) Restart atau shutdown
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17
1.7.4. Kegagalan Auxiliary steam supply
Situasinya hampir sama dengan normal shutdown kecuali uap bantu (untuk brine heater
dan ejector) diputus secara mendadak dan bersamaan.
(1) stop condensate pump
(2) kurangi aliran recirculation brine agar tidak menaikan level di evaporator. Ikuti
prosedur normal shutdown
1.7.5. Kegagalan In-Plant equipment.
(1) Brine recirculation pump trip
Dalam hal ini tujuannya adalah menyetop pasokan uap pemanas dan menjalankan
pompa yang stand-by.
(i) Control valve untuk tekanan uap pemanas ditutup, control valve untuk temperatur
brine ditutup.
(ii) Tutup control valve untuk level air condensate dan stop condensate pump
(iii) Jalankan brine recirculation pump yang stand-by
Catatan : Jika keseimbangan temperatur terjaga baik sewaktu prosedur diatas, jalankan
kembali pasokan uap dan condensate pump, operasi dapat dilanjutkan
Jika keseimbangan tersebut terganggu, dinginkan evaporator dengan mensirkulasikan
brine sebyak mungkin, kemudian jalankan kembali sesua dengan prosedur normal.
(2) Blowdown pump trip
Tujuan : menjalankan pompa yang stand-by
(i) tutup katup tekan dari pompa yang trip
(ii) jalankan pompa blowdown pump yang stand-by
(iii) buka katup tekan
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18
Catatan : Bila perpindahan pompa stand-by tidak berjalan dengan mulus, ada
kemungkinan keseimbangan temperatur dalam evaporator akan terpengaruh dan
product water akan terkontaminasi. Dalam hal ini, turunkan beban sampai 70% dengan
mengurangi uap pemnas, recirculation brine dan make-up seawater.
Penggunaan jalur blowdown darurat.
Plant yang dilengkapi dengan emergency blowdown pada keluaran brine recirculation
pump, pengunaannya dibatasi untuk penggunaan sementara saja, untuk waktu yang
sebentar saja, yaitu ketika sebelum menjalankan unit yang stand-by. Emergency
blowdown ini tidak boleh digunakan untuk mengontrol level air laut. Bila menggunakan
emergency blowdown ini beban harus diturunkan sampai 80% bahkan 70%.
(3) Condensate pump trip.
Tujuan : menjalankan pompa yang stand-by
(i) tutup katup tekan dari pompa yang trip
(ii) jalankan pompa condensate pump yang stand-by
(iii) buka katup tekan
(4) Product water pump trip.
Tujuan : menjalankan pompa yang stand-by
(i) tutup katup tekan dari pompa yang trip
(ii) jalankan pompa Product water pump yang stand-by
(iii) buka katup tekan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19
1.7.6. Aksi control valve ketika kegagalan udara Instrument.
Posisi dari setiap ontrol valve pada kegagalan udara instrumen sebagai berikut
Open : Katup terbuka jika terjadi kegagalan udara supply
Close : katup tertutup ketika terjadi kegagalan udara supply
Lock : Katup mempertahankan bukaannya ketika terjadi kegagalan udara supply
Free : Katup tidak harus menentukan aksi, juga tidak terkunci ketika terjadi
kegagalan udara supply, mungkin terbuka atau tertutup perlahan-lahan.
Ketika terjadi kegagalan udara supply, control valve yang :
Open :
- Heating steam temperture control valve
- Recirculation brine minimum flow valve
- Product water conductivity valve (on dump line)
Close :
- Heating steam pressure control valve
- Brine temperature control valve
- Ejector steam shut-off valve
- Condensate level control valve
- Product water conductivity valve (on feed line)
Lock :
- Seawater flow control valve
- Make-up flow control valve
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20
Free :
- Recirculation brine flow control valve
- Brine level control valve
- Product water level control valve
1.7.7. Cooling Down Evaporator
Bila Desalination plant distop secara tiba-tiba karena kegagalan atau trip, kenaikan
temperatur pada keseluruhan Evaporator akan hilang dan evaporator akan dibuat jenuh
oleh uap dan air laut yang bertemperatur tinggi. Ini akan mempersulit re-start karena
sistem ejector harus mengevakuasi sejumlah besar uap yang dihasilkan oleh air laut
panas ketika vacuum bertambah. Oleh karena itulah, Cooling down evaporator
diperlukan.
Cooling down dari evaporator adalah hal mudah, hanya beberapa langkah dari prosedur
normal start-up.
Setelah kegagalan atau trip dipulihkan, lakukanlah cooling down sebagai berikut :
(1) jalankan pasokan air laut ke Rejection Section Condenser
(2) jalankan make-up seawater supply ke Evaporator tingkat terakhir
(3) jalankan Blowdown pump
(4) jalankan brine recirculation pump
(5) sirkulasikan air laut sambil memasok make-up dan membuang blowdown sampai
temperatur air laut turun dibawah 50 oC.
Catatan : Jika situasi mengijinkan, air laut yang masih panas didalam evaporator boleh
di drain melalui drain valve dan dengan mengoperasikan blowdown pump sebelum
menjalankan make-up seawater supply.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21
2. Prosedur Pengoperasian Sistem Brine Recirculation
2.1. Prosedur Start _UP.
2.1.1. Persiapan Start_ UP
Setiap kali desalination plant distart, yang berikut ini harus diperiksa dan dikonfirmasi.
a. Tenaga listrik
Yakinkan tenaga listrik untuk motor, kontrol dan instrumentasi tersedia.
b. Uap bantu dan pengembalian air kondensat
Yakinkan sistem uap bantu siap memasok uap ke desalination plant dan sistem air
kondensat siap menerima kondensasi uap dari desalination plant
c. Panel kontrol
Semua controller, switch harus dalam posisi OFF, stop atau MANUAL sampai
semua persiapan dan pemeriksaan komplit sebelum start-up.
d. Pemeriksaan Field secara umum
Periksa dan yakinkan semua peralatan dan pipa bekerja dengan baik. Kebocoran
dan koneksi yang kendor harus diinformasikan ke bagian pemeliharaan dan
diperbaiki. Peralatan listrik dan instrumen harus dalam kondisi baik.
e. Minyak pelumas dan grease
Periksa level minyak pelumas dan grease untuk semua mesin yang berputar dan
peralatan lain yang membutuhkan pelumasan, perbaiki jika perlu.
f. Posisi katup
Periksa posisi semua katup yang dioperasikan dengan tangan.
1) Isolation valve dari pasokan air laut, keluaran air laut, distilat, kondensat dan
uap bantu, air perapat pompa ke/dari desalination unit dalam posisi terbuka.
2) Semua katup hisap pompa dalam posisi terbuka
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22
3) Semua katup tekan pompa dalam posisi terbuka
4) Semua katup vent dan drain dalam posisi tertutup
5) Semua instrument root valve berada dalam posisi terbuka
6) Semua katup uap sekitar Ejector dalam posisi terbuka
7) Outlet valve dari chemical tank dalam posisi terbuka dan suction dan discharge
valve injection pump dalam posisi terbuka.
g. Operasi kimia
Persiapkan, air penambah untuk anti-scale dan anti-foam dicampurkan kedalam
larutan dalam tangki. Stok dan skedul perolehan bahan kimia diatas untuk periode
berikutnya harus dikonfirmasikan.
h). Tinjauan operasi sebelumnya dan laporan pemeliharaan
Tinjau ulang laporan dan yakinkan semua kekurangan dan kerusakan yang
ditemukan telah diperbaiki.
i) Telepon, paging system dan komunikasi lainnya antara control room dan
desalination plant dan lainnya harus sudah tersedia.
j) Operational staffs.
Enjinir, operator dan staff operasi lokal harus sudah dalam posisinya. Staff
pemeliharaan (mechanical, Electrical dam instrumental Staffs) harus siap membantu
start-up.
k. Pemberitahuan untuk sistem lainnya.
Skedul start-up unit harus diberitahukan sebelumnya kepada control room yang
terkait, perhatian final harus diberikan setelah persiapan dan pemeriksaan komplet.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23
2.1.2. Sea Water Supply “ Start”.
Hand control station untuk katup discharge air laut (control valve) dibuka 30%
(lokasi di Control Room)
Buka isolation valve untuk control valve
Tutup by-pass valve untuk control valve
Buka Ejector Condenser Cooling water Valve 30%
Buka seawater supply valve
Start desalination seawater supply pump (lokasi control room)
Buka/tutup vent valve dari kotak air seksi pembuang panas (heat rejection section)
setelah udara dikeluarkan.
Buka dan tutup vent valve dari Ejector condenser water box dan pipa setelah udara
keluar.
Buka isolation valve untuk air laut perapat pompa (sealing)
Atur laju aliran 1400 m3/hr dengan hand control station (control valve), lihat rejection
seawater flow Indicator menunjuk 1400 m3/hr. (lokasi control room)
2.1.3. Sea Water Filling “ Start “.
Tutup dengan posisi tangan, level control valve untuk air laut tingkat terakhir pada
controller. (lokasi control room)
Periksa kenaikan level air laut pada tingkat terakhir naik kira-kira 80%.
Buka sealing water isolation valve
Buka vent valve pada sisi hisap pompa
Buka vent valve pada sisi tekan pompa
Buka isolation valve untuk sisi hisap pompa
Buka isolation valve untuk OLCV-6320.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 24
2.1.4. Blow Down Pump “ Start “.
Sea Water
Supply
Evaporator
(Heat Reject Section)
Filter
Blowdown
Pump
Tutup by-pass valve untuk control valve.
Buka 10% dengan posisi tangan, Level control valve untuk air laut tingkat terakhir
pada Controller (lokasi control room)
Tekan tombol “Start” untuk Blowdown Pump A (atau B). (lokasi control room)
Buka katup sisi tekan pompa, buka perlahan-lahan.
Tutup vent valve pada sisi tekan pompa.
Atur level air laut tingkat terakhir 80% pada Controller dan otomatiskan dengan
posisi “AUTO MODE” (lokasi control room).
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 25
2.1.5. Hoging Ejector “Start”.
Buka vent valve pada Brine Heater
Buka vent valve Evaporator tingkat pertama
Buka vent valve Evaporator tingkat kedua
Buka vent valve Evaporator tingkat ketiga
Catatan :
Pembukaan dari vent valve telah diset untuk memberikan thermal efficiency yang terbaik
dari Evaporator. Oleh karena itu harus selalu dibiarkan terbuka.
Buka drain trap isolation valve untuk jalur yang umum dan jalur uap ejector.
Buka sedikit drain trap by-pass valve pada jalur yang umum dan jalur uap ejector
Tutup katup sisi hisap first stage ejector A
Tutup katup sisi hisap first stage ejector B
Buka auxiliary steam isolation valve
Starting
Ejector
2nd
Ejector
1st Ejector
Ejector Condenser
Flash Evaporator
Brine
Heater
Seawater
Supply
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 26
Pertama kali, bukalah sedikit saja untuk pemanasan pipa uap. Kemudian buka
penuh ketika uap kering keluar dari drain trap by-pass valve.
Tutup drain trap by-pass valve
Buka dengan menekan tombol A untuk ejector steam shut-off valve
Lampu akan ON.
Buka Hogging ejector steam valve. Atur tekanan uap 12 kg/cm2.G
Jika pengukur tekanan uap hogging ejector sudah menunjuk 12 kg/cm2g, buka sisi
hisap hogging ejector.
2.1.6. Recirculating Pump “ Start “.
Setelah tekanan tingkat terakhir mencapai -200 mmhg, Brine Recirculation pump dapat
dijalankan.
buka katup hisap brine recirculation pump
buka vent valve pada sisi hisap pompa
buka vent valve untuk casing pompa
buka vent valve pada sisi tekan pompa
buka isolation valve untuk air perapat (sealing water)
tutup brine sample valve
buka isolation valve untuk control valve
tutup bypass valve untuk control valve
buka (melalui hand control station) recirculating brine flow control valve sebesar
10%.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 27
Sea Water Supply
Pump Sealing Water
Product Water
Service Water
Product Water
Circulation Brine
Product Water
Pump
Brine Circulation
Pump
Evaporator
(Heat Rejection Section)
Buka (dengan menekan tombol A) brine minimum flow valve (control valve) (lokasi
control room)
Start (dengan menekan tombol) brine recirculation pump A (B).
Buka katup sisi tekan pompa secara perlahan-lahan.
Tutup vent valve untuk casing pompa
Tutup vent valve sisi tekan pompa
Atur (melalui hand control station) recirculating brine flow control valve sehingga
alirannya 800 m3/hr.
Indikator aliran menunjuk 800 m3/hr
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 28
Perhatian :
Ketika menjalankan brine recirculating pump, level air laut di tingkat terakhir ada
kemungkinan jatuh dengan cepat, bahkan ketika ia dikendalikan dengan automatic
mode. Amatilah dengan seksama, pengaturan jangan sampai kehilangan level.
2.1.7. PolyPospate Injection Pump “ Start “ dan anti Foam Injection Pump
“ Start “.
buka isolation valve untuk injeksi polyphosphate
buka isolation valve untuk tangki, pilih pump A (atau B)
buka katup sisi hisap pompa
buka katup sisi tekan pompa
Tekan tombol start untuk polyphosphate injection pump A (atau B)
Start (dengan tombol tekan) polyphosphate injection pump A (atau B)
Ratio setting station untuk polyphosphate injection pump stroke = 0.76
buka/tutup vent valve injection line, setelah udara dikeluarkan.
buka anti-foam injection isolation valve
buka tank isolation valve
Pilih pompa A (atau B) dengan anti-foam injection select switch
Buka pump suction valve
Buka discharge valve
Ratio setting station untuk anti-foam injection pump stroke = 0.51
buka/tutup vent valve pada injection line setelah udara dikeluarkan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 29
Evaporator
(Heat Recovery Section)
Ejector Condenser
Brine
Recirculation
Pump
Blowdown
Pump
Evaporator
(Heat Rejection Section)
Polyphosphate
Tank
Anti-Foam
Tank
Product
Water
Pump
Sea Water Supply
Gambar 4.
Catatan :
Adalah penting sekali bahwa, bahan kimia dicampur seluruhnya dan disirkulasikan
dalam circulating brine sebelum dipanasi.
Untuk menjamin ini, injeksi kimia harus dijalankan sesegera mungkin saat
circulating brine dijalankan.
2.1.8. 1 st dan 2 nd Stage Ejector “ Start “ Hoging Ejector “Start”.
Tekanan gauge untuk tingkat terakhir = -600 mmHg. 1st dan 2nd stage Ejector harus
dijalankan saat tekanan tingkat terakhir mencapai -600 mmHg, dan Hogging Ejector
harus distop.
Buka isolation valve drain trap antara inter dan after condenser.
Tutup drain valve after condenser
Buka drain valve inter condenser sampai 20th stage flash chamber
Buka steam valve untuk 2nd stage ejector A (atau B)
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 30
Buka discharge valve dari 1st stage ejector (A (atau B)
Buka steam valve dari 1st stage ejector (A (atau B)
Buka suction valve dari 1st stage ejector A (atau B)
Tutup suction valve untuk hogging ejector
Tutup steam valve untuk hogging ejector
Atur steam valve untuk 2nd stage ejector A (atau B)
Atur steam valve untuk 1st stage ejector A (atau B)
Atur tekanan uap pada 12 kg/cm2G
Tekanan gauge untuk 2nd stage ejector A (atau B) sudah 12 kg/cm2G
Tekanan gauge untuk 1st stage ejector A (atau B) sudah 12 kg/cm2G.
2.1.9. Pasokan Uap Untuk Brine Heater Start.
Yakinkan yang berikut ini sebelum memberikan pasokan uap ke brine heater.
Recirculating brine flow indicator menunjuk 800 m3/hr
Make-up sea water flow controller menunjuk 250 m3/hr
Pressure gauge untuk tingkat terakhir sudah -600 mmHg atau vakum lebih tinggi.
Buka isolation valve untuk control valve
Tutup by-pass valve untuk control valve
Buka isolation valve untuk control valve
Tutup by-pass valve untuk control valve
Tutup isolation valve untuk drain trap setelah control valve.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 31
Catatan :
Katup ini harus ditutup sewaktu start-up untuk menghindari masuknya udara; jalur
dioperasikan dibawah vakum.
Seawater
Supply
Flash Evaporator
Brine
Blowdown
Pump
Distillate
PumpService water
System
Seawater
Discharge
Brine
Heater
Ejector
Condenser
Seawater
Discharge
Drain Cooler
Condensate
Pump
Steam
Supply
N0.1 No. 20
Gambar 5.
Tutup by-pass valve untuk drain trap setelah control valve.
Atur controller dengan manual untuk brine heater outlet brine temperature control
valve sebesar terbuka 20%.
Atur controller tekanan uap pemanas perlahan-lahan dibuka dengan mode Hand
(manual), sampai tekanan naik mencapai 3.5 kg/cm2G, kemudian letakan ke posisi
Auto.
Tutup Controller secara manual untuk brine heater condensate level control valve.
Condensate pump harus dijalankan ketika level mencapai 80%.
Buka suction valve dari condensate pump A (atau B)
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 32
Buka suction vent valve.
Buka discharge vent valve
Buka isolation valve untuk service water ke desalination plant unit A
Buka isolation valve untuk service water ke condensate pump A (atau B)
Buka isolation valve untuk gland sealing water.
Tutup by-pass valve untuk control valve
Atur secara manual controller untuk condensate level control valve terbuka 10%
Gambar 6.
Letakan (dump) tombol tekan B untuk condensate valve (control valve)
Start tombol tekan untuk condenstate pump A (atau B)
Buka perlahan-lahan discharge valve dari condensate pump A (atau B)
Tutup discharge vent valve
Dengan mode Hand (manual) buka secara perlahan-lahan controller untuk control
valve dan atur level pada 50%. Letakan controler ke posisi Auto ketika level stabil.
Condensate Pump
Sea Water Supply
Product
Water
Pump
Steam
Desuperheater
Brine HeaterEvaporator
(Heat Recovery Section)
Ejector Condenser
Brine
Recirculation
Pump
Blowdown
Pump
(Heat Rejection Section)
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 33
Dengan secara nanual, Controler untuk brine heater outlet brine temperature control
valve dibuka perlahan-lahan untuk memperoleh aliran air kondensat 9 m3/hr.
Flow recorder untuk kondensat menunjuk 9 m3/hr.
Buka isolation valve untuk strainer pada jalur air pendingin desuperheater.
Buka isolation valve untuk control valve
Tutup by-pass valve untuk control valve
Controller untuk heating steam temperature control valve diset 100 oC dan dibuat
Auto.
2.1.9.1 Condensate Return to Boiler System.
Kondensat cenderung terkontaminasi karena karatatau kotoran dalam jalur
ketika start. Maka, sekali jalur di-flushing oleh uap dan kondensat, conductivity
dari kondensat mulai turun dan penunjkannya diperlihatkan pada condensate
conductivity indicator .
Perubahan aliran kondensat dari “dump” ke “return” dapat dilakukan dengan cara
manual atau otomatis.
Automatic Change Over
Indikasi konduktivity air kondensat yakin sudah muncul dan stabil turun lebih
kecil dari 100 μS/cm di control room.
Buka condensate isolation valve
Tekan tombol A untuk kondensate valve (control valve) untuk memberi umpan.
Tekan tombol Dan yakinkan lampu ON.
Catatan :
Pengembalian air kondensat dapat diumpanbalikan apakah ke Deaerator atau
auxiliry deaerator tergantung kepada mode operasi plant.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 34
Operator harus berhubungan dekat dengan Control Room untuk
mengoperasikan katup-katup yang mengikutinya yaitu yang ditempatkan pada
condensate header pada ujung dari area desalinasi.
Posisi dari katup-katup ini harus diputuskan sebelum start desalination plant.
Condensate isolation valve ke main deaerator buka (tutup)
Condensate isolation valve ke auxiliary deaerator buka (tutup).
2.1.10. Increase Heating Steam Flow Recirculation Brine Flow.
Setelah memasukan uap pemanas ke brine heater, air laut sirkulasi mulai menaikan
temperaturnya. Hal ini memerlukan pengaturan aliran proses.
Yang berikut ini adalah pengaturan aliran proses berdasarkan top brine temperature,
yang akan diamati sewaktu prosedur start-up :
Top Brine Recirculating Make Up Sea Condensate
Temperatur Brine Flow Water Up Sea ( Steam ) Flow
33oC 800 m3/hr 250 m3/hr 9.0 m3/hr
40oC 800 m3/hr 250 m3/hr 12.0 m3/hr
50oC 900 m3/hr 250 m3/hr 12.0 m3/hr
60oC 1000 m3/hr 250 m3/hr 15.0 m3/hr
70oC 1100 m3/hr 300 m3/hr 15.0 m3/hr
80oC 1300 m3/hr 350 m3/hr 15.0 m3/hr
85oC 1450 m3/hr 350 m3/hr 15.0 m3/hr
90oC 1570 m3/hr 400 m3/hr 15.0 m3/hr
( 1620 T/hr ) ( 409 T/hr ) ( 15.47 T/hr )
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 35
Catatan :
Recirculation brine minimum flow valve dapat ditutup bila aliran brine recirculation
melebihi 1000 m3/hr.
Recirculation brine flow indicator menunjuk 1000 m3/hr.
Tekan tombol A untuk menutup Recirculation brine minimum flow valve. Lampu OFF.
Catatan :
Ketika menambah aliran brine recirculation, brine level tingkat pertama harus diawasi :
karena ketika top brine temperatur naik, level air laut ditingkat pertama turun.
Inilah waktunya untuk menambah aliran recirculation brine saat level ditingkat pertama
turun 20% sampai 10%.
2.1.11. Product Water Pump “ Start”.
Sewaktu pemanasan recirculation brine, penguapan mulai dan air distillate mulai
berkumpul dalam distillate box tingkat terakhir. Product water pump harus dijalankan
ketika level distillate naik mencapai 80%.
Controller untuk distillate level control valve ditutup 80% dengan posisi MAN.
Buka suction valve untuk product water pump
Buka suction vent valve
Buka Isolation valve untuk service water.
Buka Isolation valve untuk control valve.
Buka by-pass valve untuk control valve.
Controller posisi Manual, distillate level control valve dibuka 10%.
Tekan tombol untuk men-dump (mengalirkan) product water.
Tekan tombol B untuk menjalankan product water pump A (atau B).
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 36
Buka discharge valve product water pump A (atau B)
Tutup discharge vent valve.
Controller untuk control valve secara perlahan-lahan dibuka dan diatur level pada
60%. Letakan controller pada posisi AUTO bila level sudah menjadi stabil.
(11.a) Product water feed to Demineralizing plant (for fresh water tank)
Product water mungkin tidak sangat murni sewaktu start, tetapi akan segera menjadi
murni ketika kondisi penguapan stabil. Perubahan atas aliran product water dari “dump”
ke “feed” ke demineralizing plant (ke freswh water tank) dapat dilakukan baik secara
manual atau secara otomatis.
Perubahan secara otomatis
Indicator conductivity product water, memberikan indikasi penurunan lebih kecil dari 100
μS/cm.
Buka product water isolation valve.
Tekan tombol A untuk mengerjakan product water valve (untuk “Feed”). Tekan tombol
dan lampu tetap padam.
Tekan tombol A untuk mengerjakan product water valve. Lampu akan menyala ketika ia
berpindah (berubah).
Product water conductivity indicator menunjukan sudah dapat diterima.
Perubahan secara manual
Product water conductivity indicator menunjukan sudah dapat diterima.
Buka product water isolation valve.
Tekan tombol A untuk mengerjakan product water valve. Tekan tombol dan yakinkan
lampu tetap nyala.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 37
2.1.12. Increase Heating Steam Flow Recirculation Brine Flow Make_UP Sea Water
Flow.
Aliran proses akan lebih lanjut bertambah kearah sesuai beban.
Pengaturan berbagai macam flow rate yang berhubungan dengan top brine temperature
ditunjukan pada step (10) dalam prosedur ini.
2.1.13. Final Adjustment to rated condition.
Ketika rated production dicapai, periksa semua kondisi proses sudah stabil dan
mendekati sama dengan yang ditunjukan pada heat dan mass balance diagram.
Letakan Controller pada mode AUTO.
Product water flow recorder memeriksa flow rate sudah 131.4 m3/hr (130 T/hr) dan
konstan.
Distillate level controller memeriksa level sudah konstan, maka secara berangsur-angsur
setpoint diposisikan 50% (level normal) pad posisi AUTO.
Recirculation brine conductivity controller memeriksa conductivity sebesar 11000 μS/cm
atau dibawahnya.
Make up seawater flow controller memeriksa laju aliran sudah 400 m3/hr (409 T/hr).
Letakan controller dalam mode AUTO.
Hand control station untuk rejection seawater flow diatur. Periksa dan atur laju aliran ke
1590 m3/hr (1625 T/hr).
Atur Ejector condenser cooling water valve. Atur bukaan dari valve untuk memperoleh
temperatur cooling water pada outlet 39.3 oC.
Seawater temperature indicator menunjuk 33 oC. Temperatur Ejector Condenser
cooling water outlet menunjuk 39.3 oC.
Catatan : Ejector Condenser cooling water flow harus diatur untuk memberikan kenaikan
temperature melalui condenser tersebut kira2 6 oC pad setiap temperatur air
laut.Recirculating brine flow indicator memeriksa flow rate sudah 1570 m3/hr (1620
T/hr).
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 38
Last stage brine level controller. Periksa level dipertahankan konstan. Kemudian secara
berangsur-angsur menurunkan set point ke 50% (level normal).Brine heater outlet brine
temperature controller. Periksa temperatur air lut sudah 90 oC atau sedikit dibawahnya.
Letakan controller dalam mode AUTO. Brine heater outlet brine temperature recorder
(top brine temperature) menunjuk 90 oC. Heating steam temperature controller. Periksa
temperatur uap sudah konstan pada 100 oC pada posisi AUTO. Condensate level
controller. Periksa level dipertahankan konstan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 39
2.1.14. Chat Diagram Start – Up
LAST STAGE BRINE
START UP
HOGGING EJECTOR
“START”
LAST STAGE
BRINE LEVEL
“ NORMAL”
B
BRINE RECIRCULATION
PUMP“START”
YES
NO
POLYPHOSPHATE INJECTION
PUMP ANTI FOAM INJECTION
PUMP
“START”
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 40
2 nd AND 1 ST STAGE EJECTORS “
START “HOGGINGT EJECTOR “
STOP”
STEAM SUPPLY TO BRINE HEATER
CONDENSATE PUMP
“START”
C
YES
BRINE HEATER
CONDENSATE
LEVEL
“ 80 % ”
NO
YES
LAST STAGE
PRESSURE
“ -600 mmHg”
NO
B
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 41
HEATING STEAM FLOW
RECIRCULATING BRINE FLOW
MAKE UP FLOW
“START”
LAST STAGE
DISTILLATE LEVEL
“ 80 % ”
D
PRODUCT WATER PUMP
“START”
YES
NO
LAST STAGE
DISTILLATE LEVEL
“ ADJUST ”
C
NO
LAST STAGE
DISTILLATE LEVEL
“ 80 % ”
CONDENSATE RETURN
TO BOILER SYSTEM
YES
DISTILLATE
CONDUCTIVITY
“ ACCEPTABLE
PRODUCT WATER FEED
TO DEMINE PLANT
( OR FRESH WATER TANK)
YES
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 42
HEATING STEAM FLOW
RECIRCULATING BRINE FLOW
MAKE UP FLOW
“ INCREASE ”
RATED LOAD
“ ACHIEVED “
FINAL ADJUSTMENT TO
RATED CONDITION
YES
NO
NORMAL OPERATION
D
TOP BRINE TEMPERATURE
HEATING STEAM TEMPERATURE
RECIRCULATING BRINE FLOW
MAKE UP FLOW
SEAWATER FLOW
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 43
2.2. Prosedur Shut down.
2.2.1. Persiapan Untuk Shut Down.
Yang berikut ini harus dikonfirmasi sebelum memulai suatu aksi shutdown.
a. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi yang berhubungan dengan control room dan desalination plant
sudah tersedia.
b. Staff Operasi
Enjinir shift, operator dan staff operasi lapangan semua dalam posisinya.
c. Perhatian untuk sistem yang lain
Informasikan hal berikut kepada control room terkait :
(1) Product water ke Demineralizing plant (atau Fresh water storage tank) distop.
(2) Pasokan uap bantu ke unit desal di shut-off.
(3) Pasokan air laut ke unit desal di shut-off.
2.2.2. Heating Steam Flow “ Decrease”
Controller untuk brine heater outlet brine temperature control valve diposisikan mode
HAND dan kurangi bukaannya 10% setiap 6 menit.
2.2.3. Resirculating Brine Flow “ Decrease”.
1st stage brine level naik ketika top brine temperature turun.
Recirculation brine flow harus dikurangi untuk tidak menaikan level
berlebihan.
Hand Control Station untuk recirculation brine control valve diatur.
1st stage brine level diset 40 sampai 70%.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 44
Catatan :
1st stage brine level harus dengan cermat diamati sewaktu shutdown. Kendali yg baik
dengan aliran recirculation brine mempertahankan product water murni sampai
penguapan berhenti sepenuhnya.
2.2.4. Heating Stem Flow “ Stop”.
Ketika brine heater outlet brine temperature control valve mendekati posisi menutup
dengan cara manual dioperasikan langkah demi langkah, controller untuk heating steam
pressure control valve harus juga diposisikan HAND mode dan menutup katup
sepenuhnya.
Kemudian, pada plant site, tutup isolation valve.
Controller untuk control valve posisi HAND dan ditutup. Juga isolation valve-nya.
Controller untuk heating steam temperature control valve diposisikan HAND dan
ditutup.
Ketika aliran air kondensat menjadi nol, tutup condensate level control valve dan
stop pompa kondensat.
Condensate flow recorder menunjukan 0 m3/hr. Controller untuk condensate level
control valve diposisikan HAND dan rendahkan level menjadi 50% jika perlu dan
ditutup sepenuhnya.
Condensate pump discharge valve ditutup.
Tekan tombol condensate pump A (atau B) untuk menyetopnya.
Tutup condensate pump isolation valve.
Tutup isolation valve untuk service water ke condensate pump A (atau B).
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 45
2.2.4.1 Condensate Dumping.
Arah aliran air kondensat akan secara otomatis dirubah jalur dump
(pembuangan) jika konductivity naik ke level yang tidak dapat diterima sewaktu
shutdown.
Tekan tombol A untuk condensate valve. Lampu akan OFF ketika arah dirubah
ke jalur dump.
Ini juga dapat dilakukan secara manual pada tingkat sebelumnya ketika
conductivity mulai berfluktuasi.
Condensate conductivity indicator menunjukan kenailkan.
Tekan tombol B untuk condensate valve. Lampu indicator tombol A padam.
2.2.5. Recirculation Brine Flow “ Decrease “ make Sew water Flow “ Decrease” .
Aliran Recirculation brine selanjutnya harus dikurangi ketika temperaturnya turun untuk
mempertahankan level air laut yang diamati pada 1st stage dalam level yang dapat
diterima (40 sampai 70%).
Juga aliran makeup seawater harus dikurangi langkah demi langkah ketika aliran
product water berkurang.
Langkah terakhir akan sbagai berikut :
Cacatatan :
Apabila aliran recirculation brine berada dibawah 1000 m3/hr, recirculation brine
minimum flow valve harus dibuka.
Top Brine
Temperatur
Recirculating
Brine Flow
Make Up Sea
Water Flow
50 0C 900 m3/hr 250 m3/hr
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 46
2.2.6. Product Water Pump “Stop”.
Product water flow recorder menunjukan 0 m3/hr.
Controller untuk distillate level control valve diposisikan HAND dan rendahkan level jika perlu dan ditutup sepenuhnya.
Product water pump discharge valve ditutup.
Tombol tekan untuk product water pump A (atau B) distop.
Product water isolation valve ditutup.
Isolation valve untuk service water ke product water pump A (atau B) ditutup.
2.2.6.1 Dumping Of Product Water.
Sewaktu shutdown, conductivity product water mungkin melebihi level yang
dapat diterima karena level brine yang tidak stabil.
Arah aliran product water akn secarotomatis dirubah ke jalur dump ketikmode itu
dipilih.
Pergantian arah dapat juga dilakukan secara manual pada tingkat sebelumnya
ketik conductivity mulai berfluktuasi.
Product water conductivity indicator menunjukan kenaikan.
Tekan tombol B untuk product water valve dump.
2.2.7. Cooling Down of Evaporator.
Setelah menyetop product water pump, recirculation brine dan makeup seawater tetap
dilanjutkan sampai temperatur sistem tertinggi yang dinyatakan oleh brine heater outlet
jatuh mencapai 50 oC atau dibawahnya.
Pertahankan laju alira berikut ini sebagai aliran minimum :
Recircultion brine 900 m3/hr
Make up seawater 250 m3/hr.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 47
2.2.8. Polyphosphate injection Pump “ Stop” Anti Foam Injection Pump “ Stop”.
Stop injeksi kimia ketika top brine temperature jatuh mencapai 50 oC.
Tekan tombol stop untuk Polyphosphate injection pump A (atau B)
Tekan tombol stop untuk Anti-foam injection pump A (atau B)
Tutup polyphosphate injection isolation valve
Tutup Anti-foam injection isolation valve
Tutup Polyphosphate injection pump dischaege valve
Tutup Anti-foam injection pump dischaege valve
2.2.9. Brine Recirculation Pump “Stop”
Tekan tombol B recirculation brine minimum flow valve untuk menutupnya.
Tekan tombol A untuk control valve. Lampu padam.
Hand Control Station untuk recirculation brine flow control valve, kurangi
bukaannya sampai 10%.
Tutup pump discharge valve
Tekan tombol stop untuk brine recirculation A (atau B)
Tutup sealing water isolation valve.
2.2.10. Make_ UP Sew Water Flow “ Stop “ Blowdown Pump “ Stop”.
Controller untuk make up flow control valve diposisikanHAND dan ditutup.
Upstream isolation valve untuk control valve ditutup.
Controller untuk last stage brine level control valve diatur. Secara berangsur-
angsur turunkan set point sampai 20%, kemudian letakan controller dalam
mode HAND dan ditutup sepenuhnya.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 48
Tutup discharge valve pompa.
Tekan tombol stop untuk Blowdown pomp A (atau B).
Tutup isolation valve dari pump sealing water.
2.2.11. 1 st dan 2 nd Stage Ejector “Stop”.
Tutup suction valve 1st stage ejector
Tutup steam valve 1st stage ejector
Tutup steam valve 2nd stage ejector
Tekan tombol B untuk menutup ejector steam shut-off valve.
Tekan tombol A untuk shut-off valve. Lampu padam.
2.2.12. Sew Water Supply “Stop”.
Tutup seawater supply valve.
2.2.13. Isolation and Drainage.
Yakinkan katup2 berikut ditutup :
Auxiliary steam supply valve
Condensate steam supply valve
Product water isolation valve
Seawater supply valve
Service water isolation valve
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 49
Catatan :
Ketika drain diperlukan untuk kerja pemeliharaan atau pembersihanFresh water,
buka vent dan drain valve dari bagian peralatan dan pipa yang diperlukan.
Sewaktu kerja pemeliharaan, unit listrik harus juga diisolasi. Tanyakan kepada
staff listrik sebelum memulai kerja.
Methode pengawetan yang layak diperlukan setelah plant di-shutdown.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 50
2.2.14. Chart Prosedur Shutdown.
HEATING STEAM FLOW
“ DECREASE “
LAST STAGE
BRINE LEVEL
“ HIGH “
“ 80 % ”
A
RECIRCULATION BRINE
FLOW“ DECREASE “
YES
NO
HEATING STEAM FLOW
“ STOP “
“ CONDENSATE PUMP ”
“ STOP “
CONDENSATE
CONDUCTIVITY
“ NOT
ACCEPTABLE “
CONDENSATE “ PUMP “
YES
PREPARATION FOR “
SHUTDOWN ”
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 51
RECIRCULATING BRINE FLOW
MAKE UP SEAWATER FLOW
“ STOP ”
B
PRODUCT WATER PUMP
“ STOP ”
BRINE HEATER
OUTLET BRINE
TEMPERATUR
“ 50 0C ”
YES
NO
POLYPHOSPHATE INJECTION
PUMP, ANTI FOAM INJECTION
PUMP.
“ STOP “
A
NO
PRODUCT WATER
CONDUTIVITY NOT
ACCEPTABLE
PRODUCT WATER
“ DUMP “
YES
BRINE RECIRCULATION PUMP.
“ STOP “
PRODUCT WATER PUMP
“ STOP ”
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 52
2.3. Operasi Darurat ( Emergency ).
Harus dipahami bahwa operasi desalination yang stabil sepenuhnya tergantung kepada
keseimbangan panas dan massa, atau temperatur dan tekanan dari seluruh proses
desal.
Dan ini sepenuhnya ditunjang oleh fungsi peralalatan dan sistem kontrol yg baik . Oleh
karena itu, trip yang mendadak dari sistem atau peralatan utama akan sangat besar
pengaruhnya terhadap keseimbangan proses dan bahkan, desalination plant mungkin
berhenti operasi.
MAKE UP SEAWATER FLOW
“ STOP ”
BLOW DOWN PUMP
“ STOP “
1 St AND 2 nd EJECTOR
“ STOP ”
B
SEA WATER SUPPLAY
“ STOP ”
ISOLATION
“ STOP ”
SHUT DOWN
PRESERVATION
PRESERVATON
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 53
Untuk alasan tersebut diatas, desalination plant diperlengkapi dengan interlock
pengaman dan plant akan trip bila peralatan atau jalur individu trip. Juga tombol stop
darurat diperlengkapi pada control panel cabinet untuk hal-hal lain diluar hal tersebut.
Dalam setiap hal, operator harus meyakinkan bahwa pasokan uap ke brine heater harus
distop dan semua pompa harus distop juga.
Walaupun plant akan shutdown secara otomatis, atau dengan menekan tombol stop
darurat, operator harus dengan sepenuhnya mempelajari dan mengerti urutan dari
normal shutdown tersebut.
2.3.1. Kegagalan In-Plant Equipment
(1) Yakinkan semua control valve dalam posisi tertutup, kecuali control valve untuk
temperatur masuk brine heater dan steam drain valve.
(2) Bila penyebabnya ditemukan dan dipulihkan, normal start-up otomatis dapat
dilakukan.
(3) Jika pemulihan meminta waktu yang lebih lama dan bila pasokan air laut dan brine
blowdown pump siap, auto start up dan auto stop berikan beberapa menit untuk
pendinginan evaporator. Kemudian tutup isolation valve dari auxiliary steam,
condensate return dan sea waqter supply.
Desalination plant akan trip jika hal berikut ini terjadi :
- brine blowdown pump trip
- chemical injection pump trip
- condensate pump trip
- distillate pump trip
- seawater flow sangat rendah
- seawater to ejector condenser flow rendah
- brine blowdown pump discharge pressure rendah
- condensate pump discharge pressure rendah
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 54
- seawater supply pressure rendah
- steam supply pressure rendah
- steam supply pressure tinggi
- no.20 stage evaporator pressure sangat tinggi
- brine level sangat rendah
- distillate level sangat rendah
- brine heater condensate level sangat rendah
- brine temperature sangat tinggi
- LP steam temperature sangat tinggi
- brine heater pressure sangat tinggi
- PLC gagal
- control power supply gagal
- emergency stop push button ON.
- instrument air pressure rendah.
2.3.2. Kegagalan power supply
(1) Yakinkan semua control valve dalam posisi tertutup, kecuali control valve untuk
temperatur masuk brine heater dan steam drain valve.
(2) Bila penyebabnya ditemukan dan dipulihkan, normal start-up otomaatis dapat
dilakukan.
(3) Jika pemulihan memeinta waktu yang lebih lama dan bila pasokan air laut dan
brine blowdown pump siap, auto start up dan auto stop berikan selama 2 menit
untuk pendinginan evaporator. Kemudian tutup isolation valve dari auxiliary steam,
condensate return dan sea waqter supply.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 55
2.3.3. Kegagalan pasokan air laut.
Bila kegagalan pasokan air laut terjadi, plant trip dengan alarm “ seawater flow low low”
dan/atau “seawater pressure low” Lihat “Kegagalan In-Plant equipment” dalam hal ini.
2.3.4. Kegagalan Auxiliary steam supply
Bila terjadi kegagalan pasokan uap bantu, plant akan trip denga alarm “steam pressure
low”. Aksi dan perlakuannya sama dengan untuk “Kegagalan In-Plant equipment”
2.3.5. Kegagalan Instrument air supply
Bila kegagalan pasokan udara instrumen terjadi, plant akan trip dengan alarm
“instrument air pressure low”. Aksi dan perlakuannya sama dengan untuk “Kegagalan In-
Plant equipment”
Aksi dari control valve pada kegagalan pasokan udara instrumen diringkas sebagai
berikut ini :
Yang menutup :
- steam supply valve
- brine temperature control valve
- ejector steam valve
- condensate level control valve (ON-LINE)
- condensate level control valve (DUMP)
- seawater flow control valve
- brine level control valve
- distillate level control valve (ON-LINE)
- distillate level control valve (DUMP)
- evaporator vacuum breaker valve
- ejector cooling water valve
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 56
Yang terbuka :
- Steam drain valve
- Steam temperature control valve
2.3.6. COOLING DOWN EVAPORATOR
Bila Desalination plant distop secara tiba2 karena kegagalan atau trip, kenaikan
temperatur pada keseluruhan Evaporator akan hilang dan evaporator akan dibuat jenuh
oleh uap dan air laut yang bertemperatur tinggi.
Cooling down dari evaporator adalah hal mudah, hanya beberapa langkah dari prosedur
normal start-up. Setelh kegagalan atau trip dipulihkan, lakukanlah cooling down sebagai
berikut :
(1) Persiapan untuk normal start-up
(2) Jalankan seawater supply ke unit desal.
(3) Tekan auto start button
(4) Tekan auto stop button setelah beberapa menit berjalan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 57
3. Pengoperasian MED
Pelaksanaan Pengoperasian MED
a. Persiapan START
1. Cek power supply yang tersedia, pastikan dalam posisi (Power ON)
a. Power suplly 6 kv ( di station service 6 kv)
b. Power suplly 400 v (di lab building)
2. Cek kondisi MCC, pastikan motor atau pompa pompa dan yang akan di
gunakan sudah Power ON dan Posisi Remote.
3. Cek UPS dan PLC
4. Pastikan udara instrument sudah tersedia (minimal 6 bar)
5. Cek level tank
a. sodium bysulphyte (sbs),
b. anti foam,
c. anti scale
Pastikan semuanya tersedia (kondisi full) dan pilih salah satu tank yang akan
digunakan dan buka valve outletnya.
6. Buka discharge valve SWIP 20 %
7. Pilih salah satu filter yang akan digunakan dan buka inlet dan outlet valve
filter (manual valve)
8. Open final condenser sea water inlet valve (manual valve)
9. Open sodium bysulphyte, anti foam dan anti scale dosing valve (dititik
dosing)
10. Open service water inlet valve untuk suction distillate injection pump
(pneumatic valve)
11. Close service water inlet valve (manual valve) to flushing
12. Close brine water resirculation to final condenser dan to effect (manual
valve)
13. Close acid dan caustic valve (manual valve)
14. Close all drain valve (brine dan distilate)
15. Close steam inlet to system vacuum
16. Close steam inlet to TVC
17. Open all the pressure gauge inlet valve (manual valve)
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 58
18. Close sea water return valve
19. Close manual valve dan CV distillate to tank
20. Start agtitator sbs, af, as 1 jam sebelum med akan running
21. Pastikan steam telah tersedia.
22. Pastikan service water telah tersedia.
b. Pelaksanaan START
1. Klik MED operation, klik reset dan klik command.:
Pastikan start up precondition completed (berwarna biru).
2. Klik med operation, klik start up, klik start command.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 59
3. Step by step sequence akan berjalan
4. tiga menit setelah sea water return terbuka > 30 %, Sea water intake
pump = running auto, buka discharge valve SWIP perlahan lahan,
pertahankan pressure di 3,4 bar)
5. Make up booster pump = running (sequence) , jika flow >800 m3
6. Make up effect 1-5 = open auto
7. Anti scale dosing pump = start sequence auto
8. Anti foam dosing pump = start sequence auto
9. Sbs dosing pump = start sequence auto
10. Start sea water filter (local)
11. Jika level brine water sudah > 450 mm, blowdomn pump running
12. MOV discharge brine blowdown pump = open auto
13. Jika steam ready, buka manual valve inlet steam header dan steam to
system vacuum
14. Klik MED steam to ejector dan klik yes
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 60
PCV steam to system vacuum = open auto
PCV steam to system hogging = open auto
Setelah pressure steam sudah diatas 6 bar, maka NC gasses valve
hogging = open (auto)
15. Distillate injection pump = running
16. Open quench c.v for vacuum system = 10% (untuk cooling steam yang
masuk ke system vacuum), kemudian setting auto
17. Jika pressure di final condenser 240 mbara maka steam to jet ejector stage
1 & 2 = open (auto)
18. Jika pressure FC 230 mbara steam to hogging dan NC gases valve
Hogging Close (auto)
19. Jika pressure di final condensor 180 mbra,buka manual valve steam to tvc
20. Klik MED steam to TVC
Steam inlet valve to TVC open manual 20 % kemudian set auto
Steam noozle valve TVC open manual 20 % kemudian set auto
Quench c.v to line steam TVC open (auto)
21. Jika level distillate water diatas 400 mm, distillate pump running
22. Discharga distillate pump = open (auto)
23. Jika conductivity distillate water dibawah 10 µs, buka manual valve dan CV
inlet distillate to raw water tank dan tutup distillate to drain.
24. Start up Completed
c. Pelaksanaan STOP
1. Klik shut down → start command
2. Steam nozzle = close (auto)
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 61
3. Steam to TVC = close (auto)
4. Steam to hogging ejector = close
5. Steam to jet ejector = close
6. NC gases valve to jet ejector = close
7. Close manual valve steam to TVC
8. Close manual valve steam to main ejector
9. NC gases valve to hogging = open
10. Distillate injection pump pump = stop Auto
11. Distilate pump stop auto
12. Anti foam dosing pump = stop & Anti scale dosing pump = stop (close valve
outlet tank)
13. Tunggu selama 30 menit untuk sirkulasi sea water (pendinginan)
14. Sea water intake pump = stop
15. Make up booster pump = stop
16. Brine blowdown pump = stop
17. Shut down completed
18. Sbs dosing pump = stop ( close valve outlet tank)
19. Stop Dosing agitator sbs, anti scale, anti foam
20. Stop filter sea water
21. Tutup inlet dan outlet valve filter
22. Tutup inlet valve sea water to final condenser
23. Drain all effect (brine water & distillate water)
d. Pelaksanaan Flushing 1. Open inlet service water
2. Close valve drain to out fall dari brine water
3. Open valve resirkulasi to effect
4. Start make booster pump
5. Ketika level service water sudah >600 mm, klik start brine blowdown pump
untuk di resirkulasikan dan tutup inlet valve service water
6. Setelah ± 2 jam, stop make up booster pump
7. Jika level service water di effect sudah rendah stop brine blowdown pump
8. Drain setiap effect (finish)
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 62
4. Pengoperasian Ball Cleaning System.
Sistem pembersihan dengan menggunakan sponge ball (bola spons) diberikan untuk
membersihkan tube-tube pemindah kalor dari Evaporator dan Brine Heater sementara plant
dalam pelayanan.
Sebagian dari air laut diambil pada inlet Evaporator dan ditekan oleh Ball Cleaning Pump.
Ia akan mendorong bola spons yang dikeluarkan dari Ball Collector dan diinjeksikan ke
aliran air laut pada inlet Evaporator.
Bola spons dengan aliran air laut yang turbulent (berolak, berpusar), didistribusikan ke tube-
tube stage Condenser. Diameter bola spons sedikit lebih besar dari diameter dalam tube
condenser dan karena itu dia akan menggosok permukaan dalam dari tube condenser.
Dengan cara demikian, ia akan menmbuang deposit kerak lunak dan lumpur ketika dia
melewati tube. Dia mengalir dari stage ke stage dan juga brine heater, kemudian ia akan
ditangkap oleh Ball Strainer pada outlet dari Brine heater. Dari sini bola spons akan
dipisahkan dari aliran air laut dan dikembalikan ke Ball collector.
Evaporator
Seawater
Inlet
Evaporator
Seawater
Inlet
Ball
Strainer
Ball
CollectorBall
Cleaning
Pump
Flash Evaporator
Braine Heater
No. 1 No. 5
Seawater inlet
Distillate water
Seawater
discharge
Gambar 8.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 63
4.1. Pengisian Air ke Line ( Pada PC).
Pindahkan cursor ke [[Man]]
2. Tekan [ 1 ] [ Enter ]
Auto mode dirubah ke man mode.
Pastikan katup-katup pelepasan/pengumpulan ditutup.
Buka katup isolasi untuk cold water sistem ball cleaning. Buka perlahan-lahan
untuk menghindari hammering. (Selanjutnya lokasi ditempat)
Buka Ball collector vent valve
Cold water by pass valve
Isi ball collector dengan air sampai center dari gelas penduga (Sight glass)
4.2. Ball Charge To Collector.
Bukalah penutup collector
Isi 200 bola kedalam collector. Tekan bola-bola dalam air
Tutup penutup collector
Buka untuk mengisi ball collector dengan air sampai air keluar dari vent
Tutup Ball collector vent valve
4.3. Ball Cleaning System ”Start”.
untuk menghindari hammer
Pada PC :
1. Pindahkan cursor ke [[Auto]]
2. Tekan [ 1 ] [ Enter ]
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 64
Manual mode dirubah ke auto mode
Untuk start :
1. Pindahkan cursor ke [[RUN ]]
2. Tekan [ 1 ][ Enter ] atau [ ]
Untuk stop :
1. .Pindahkan cursorl ke [[RUN ]]
2. Tekan [1][ Enter] atau [ ]
5. Pemeriksaan Waktu Operasi Normal.
5.1. Pembacaan Data.
Pembacaan panel instrumen dan local instrumen harus dicatat secara periodik pada log
sheet. Data yang dicatat harus diberikan untuk pemeriksaan produk plant, unjuk kerja
thermal, dan kondisi operasi peralatan.
Bila pembacaan tidak seperti biasanya, kondisi ini harus diyakinkan dengan membaca
jalur yang terkait atau kondisi peralatan atau dengan menggunakan instrument
terkalibrasi yang lain dan peralatan yang tidak baik itu harus diambil untuk diperbaiki.
5.2. Pemeriksaan Fungsional.
Operator control room harus memperhatikan perubahan kondisi operasi.
Operator lokal secara teratur berkeliling memeriksa seluruh desalination plant dan
melaporkan ketidaknormalan yang ditemukan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 65
LIHAT - untuk kebocoran, aap, perubahan warna, perubahan posisi, akumulasi
air, uap yang bocor dll.
DENGAR - untuk suara, berisik dan bunyi melengking yang panjang dll.
RASAKAN - untuk panas, vibrasi dll.
CIUM - untuk bau terbakar atau kebocoran.
Pemeriksaan fungsional secara periodik harus dilakukn dengan menganalisa unjuk data
operasional yang diperoleh dari control panel dan instrumen lokal. Jika fungsi yang
abnormal ditunjukan, segera aksi koreksi dilakukn untuk menghindari kerusakn lebih
lanjut dan kemungkinan shutdown. Dalam hal gangguan operasi, lihatlah “TROUBLE
SHOOTING” dalam chapter ini dan segera ambil aksi koreksi.
Item-item berikut ini harus diperiksa harian dan dadakan.
5.3. Konsentrasi Air Laut.
Konsentrasi air laut resirkulasi salah satu faktor yang penting dalam desain dan operasi
desalination plant. Konsentrasi sebaiknya diyakini dengan cara menganalisa total
dissoluved soild atau komponen pembentuk kerak khusus. Tetapi bila konsentrasi air
laut yang diamati stabil dengan analisa yang teratur, ini dapat dengan mudah diperiksa
melalui kesetimbangan massa di operasi plnt dengan menggunakan rumus berikut :
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 66
Cbr harus lebih kecil dari 58650 ppm sebagai Total Dissoluved Solids (TDS).
Level konsentrsi yang didak dapat diterima akan menyebabkan pengendapan non-
alkaline scale didalam tube brine heater dan bgian pemulihan panas.
5.4. Laju Injeksi Kimia.
(i) Anti Scale Chemicals
(ii) Anti-foam agent
5.5. Produksi Air.
Produksi air diperiksa dari kondisi operaasi dengan menggunakan rumus berikut :
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 67
Pembacaan dari laju aliran air produk dengan flow integrator QFQ-6414; Wd harus
berada didalam ± 3% dari laju aliran yang dihitung diatas.
Kalkulasi yang lain dibuat dengan persamaan dibawah :
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 68
5.6. Gained Output Ratio ( GOR ).
Gained Output Ratio dihitung dengan rumusan berikut :
Transisi harian dari GOR harus diperiksa dengan seksama. Jika penurunan mendadak
ditemukan, sistem pengumpan kimia anti-scale harus diperiksa operasinya.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 69
6. Analisa Air.
Desalination plant didesain berdasarkan hasil analisa air secara kimia. Perubahan
komposisi kimia dari air laut akan mempengaruhi kwalitas dan kwantitas produk plant dan
kadangkala akan mempengaruhi ketahanan material. Oleh karena itu, jika level komponen
yang tidak dapat diterima ditemukan, operasi plant harus diatur ulang agar tidak
menyebabkan ganguan dan mempertahankan produksi yang andal atau mempertahankan
keamanan plant.
Pengendapan scale yang sebagian besarnya mempengaruhi unjuk kerja plant tergantung
atas konsentrasi komponen scale seperti : CA++, Mg++, SO4—dan kekuatan alkalinity.
Kecenderungan pengendapan juga dipengaruhi oleh jumlah total kandungan dissoluved
solid.
Tambahan pula, air produk dan kondensat yang kembali harus diperiksa untuk
menetapkan dapat diterimanya.
6.1. Petunjuk Analisa Air.
Tabel berikut ini menunjukan petunjuk analisa kimia untuk operasi yang baik dari
desalination plant. Penyimpangan yg berlebihan dari nilai normal akan memprediksi
pencemaran jalur atau ketidakpuasan operasi desalination plant. Dalam hal ini,
perbaikan harus segera diambil.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 70
Catatan :
Pengukuran daya hantar listrik sang berguna karena ia menyatakan kndungan ion
chlorida atau total dissolved solid dan ini segera dan mudah.
Kurva relasi daya hantarlistrik dan total dissolved solid dari air laut dilampirkan dalam
chapter ini.
Akan tetapi, disarankan untuk membuat kurva kalibrasi dari air laut aktual pada tempat
itu.
Berikut ini,data yang diperoleh dari betbagai sumber yang dipertimbangkan dalam
mendesain desalination plant.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 71
Catatan :
A : Anlisa sebagai petunjuk yang diberikan oleh customer (Nov.
1978)
B : analisa yang sebenarnya oleh vendor (Aug.1980)
* : “Normal Seawater” sebagaimana disiapkan oleh Hydrographic
Laboratories of Copenhgen, Denmrk.
( )1 : Figur yang diubah dari kndungan ion chlorida
( )2 : Figur yang diubah dari figur yang ditetapkan 142 ppm ion
HCO3.
6.2. Sampling Methode.
2.3.1. Sample Container.
Kontainer untuk contoh (sample) harus berupa bottol gelas yang keras dan transparant
dengan ground stopper atau polyethylene denga screw caps. Contoh harus diisolir
dengan ketat untuk mencegah dari pencemaraqn dan menghindari penguapan
komponen. Stopper yang dibuat dari karet atau cork tidak harus dipakai. Kontainer
contoh harus seluruhnya dibersihkan.
2.3.2. Sampling.
buka katup titik sample dan bilas jalur sample untuk membuang semuendapan dan
kantung gas.
Atur aliranagar fluida yang keluar “smoot” dan “gently”. Cuci Kontainer contoh
sedikit-dikitnya 3 kali dengan fluida yang akan diambil.
Air contoh harus diambil untuk memenuhi kontainer.
Air contoh lebih baik sesegera mungkin dianalisa.
Jumlah air contoh yang diambil untuk tiap analisa sebagai berikut :
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 72
Ph 100 ml
Conductivity 100 ml
Total Alkalinity 100 ml
Chloride ion ( Cl - ) 100 ml
Sulfate Ion (SO4 2+ ) 100 ml
Calsium Ion (Ca 2+ ) 100 ml
Magnesium Iom ( Mg 2+ ) 100 ml
Residual Chlorine 100 ml
6.3. Metode Analisa Air.
2.3.1. Persiapan Pemeriksaan Air.
Untuk memeriksa chloride ion, calcium ion dan magnesium ion dalam air laut, air contoh
harus diencerkan dengan air murni (pure water) sehingga kandungannya berada dalam
range metode test yang dapat dipakai.
Example = diencerkan sampai sepersepuluh
Pipet 20 ml dari air contoh dimasukan kedalam volumetric flash dan masukan air murni
sampai 200 ml seluruhnya.
Untuk analisa ion yang lain, air sample dapat digunakan langsung seperti pemeriksaan
air.
2.3.2. Methode Analisa Air.
Yang berikut ini adalah metoda analisa air yang dapat dipakai untuk memeriksa air dari
desalination plant.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 73
By JIS BY ASTM
Ph pH Meter
Conductivity Conductivity Mater
Total Alkalinity
Chloride ion ( Cl - )
Sulfate Ion (SO4 2+ )
Calsium Ion (Ca 2+ )
Magnesium Iom ( Mg 2+ )
Residual Chlorine
JIS KO102
JIS KO102
JIS KO102
JIS KO102
JIS KO102
JIS KO101
D-513 METHOD A
D-512 METHOD A,C
D-516 METHOD A
D-1126 METHOD B
D-1126 METHOD B
D-1253 METHOD B
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 74
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 75
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 76
7. Batas Operasi Dari Pompa.
Setiap pompa centrifugal mempunyai batas aliran maksimum dan minimum. Desain aliran
maksimum dari pompa ditentukan berdasarkan aliran kontinyu yang diperlukan dari jalur
atau proses dengan beberapa batas tepi(margin) operasi termasuk fluktuasi aliran oleh
control valve dll. Yaitu setiap pompa harus mempunyai cukup head dan desain flow.
Sebaliknya, jika laju aliran di-throttle (dipersempit) dibawah batas minimumnya, temperatur
fluida mulai naik dan kerusakan mekanik mungkin terjadi karena adanya thermal stress.
Umumnya pompa2 yang besar mempunyai batas aliran minimumnya dekat dengan aliran
desain saat ia berhubungan dengan jumlah enerji yang besar.
Dari titik pandang ini, brine recirculation pump dihubungkan dengan pengaturan aliran
minimum jalur balik pada sisi tekan dengan katup yang dioperasikan secara remote.Ini akan
digunakan saat operasi start plant.
Tabel berikut ini meringkas bats aliran minimum kontinyu dari tiap pompa bersama dengan
laju aliran normalnya pada bermacam-macam beban plant.
8. Trouble Shooting.
Trouble shooting ini untuk menjelaskan sebab-sebab dan membantu kemungkinan trouble
yang terjadi selama unit operasi.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 77
Dalam hal trouble terjadi,operator harus mempertimbangkan keselamatan unit dan
operasinya, kemudian mencoba untuk mendapatkan penyebabnya dan ambil tin- dakan
yang benar.
Trouble shooting yang mungkin terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut:
8.1. Impure Destilate.
Indikator : Distillate Conductivity (Recorder)
Alarm : Distillate conductivity high
Penyebab :
Level air laut tinggi dalam tingkat2.
- Atur tinggi rendahnya level air laut.
Busa air laut.
- Naikan aliran injeksi bahan kimia
- Cek sistem injeksi bahan kimia
- Cek larutan tidak terlalu lma disimpan
Out of proper operating conditions
a. Bandingkan kondisi operasi dengan tipikal panas dan diagram
keseimbangan.
Conductivity equipment malfunction
a. Minta staf pemeliharaan untuk mengecek fungsi dari instrumentasi.
b. Minta orang labor untuk mengecek konduktiviti air distilate yang dihasilkan.
Demisters inproperly installed or broken.
a. Shutdown unit dan periksa demister-demister pada tiap-tiap tingkat
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 78
Faulty stage condenser tube.
a. Shutdown unit dan tes kebocoran udara untuk menemukan tube-tube yang
bocor, diplug, perbaiki atau diganti.
8.2. Impure Brine Heater Condensate.
Indikator : Condensate conductivity (Recorder)
Alarm : Condensate conductivity high
Conductivity equipment malfungtion.
a. Minta staf pemeliharaan untuk mengecek fungsi dari instrumentasi.
b. Minta orang labor untuk mengecek konduktiviti air kondensat
Impure heating steam
a. Cek konduktiviti uap pada outlet boiler
Faulty stage condenser tube
a. Shutdown unit dan tes kebocoran udara untuk menemukan tube-tube yang
bocor, diplug, perbaiki atau diganti.
8.3. Improper Heater Steam Temperature.
Indikator : Heating steam temperature (Controller )
Alarm : Heating steam temperature high
Poor desuperheating water flow.
a. Cek tekanan aliran kebawah air desuperheater yang menuju strainer
b. Ganti saringan dan cek serta bersihkan
c. Shutdown dan cek nozzle spray desuperheater
d. Cek nilai steam temperature (°C )
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 79
Steam is superheated excessively
a. Cek supply temperatur uap
b. Minta kondisi uap yang benar dari unit
Poor venting of brine heater
a. Cek vent valve dan dibuka
Air in leakage into steam pipe
a. Cek semua drain dan vent-vent, valve, trap dan sambungan pipa
Scaled brine heater tube
a. Cek operasi dari sistem injeksi kimia
b. Operasikan ball cleaning
c. Shutdown dan laksanakan acid cleaning
8.4. Improper Chemical Tank Level.
Indikator : Chemical tank level
Alarm : Chemical tank level low
No decreasing of tank level during operation
a. Cek barangkali valve pengisi air tertutup rapat atau tidak
The solution is used up
a. Tarnbah larutan
8.5. Unsatisfactory Chemical Feed.
Indikator : Chemical feed flow
Alarm : Chemical feed flow low
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 80
No solution in the chemical tank
a. Buat larutan kimia
Faulty chemical feed pump
a. Ganti pada pompa yang standby
b. Cek performance pompa
Faulty function of pressure relief valve
a. Cek pressure relief valve
Clogging of piping system
a. Temukan lokasi penyumbatan dan bersihkan
Incorrect valve operation
a. Cek semua line valve dalam keadaan terbuka