budidaya sapi perah bakalan

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan pendapatan rata-ratanya serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan gizi, menyebabkan permintaan terhadap produk peternakan (dalam hal ini susu sapi murni) turut mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun demikian, kenyataan menunjukan bahwa peningkatan permintaan susu sapi murni tersebut sampai saat ini belum dapat disuplai sepenuhnya oleh produksi susu sapi murni di Kota Payakumbuh saat ini. Bertitik tolak dari kondisi ini, diperlukan suatu upaya peningkatan kegiatan produksi susu sapi murni untuk memenuhi permintaan pasar. Dikaitkan dengan upaya pemecahan permasalahan social dan ekonomi khususnya untuk perluasan lapangan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat, kiranya usaha Budidaya Sapi Perah dapat menjadi salah satu alternatif usaha. Meskipun dengan penekanan dan konsekuensi atas pilihan tersebut memerlukan pemikiran dan komitmen lebih lanjut mengingat: 1. Kegiatan lebih dititik beratkan pada upaya pemberdayaan masyarakat, sehingga harus sebesar mungkin melibatkan masyarakat (mengakar pada rakyat). 1

Upload: b04104039

Post on 18-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

sapi perah

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPeningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan pendapatan rata-ratanya serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan gizi, menyebabkan permintaan terhadap produk peternakan (dalam hal ini susu sapi murni) turut mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Namun demikian, kenyataan menunjukan bahwa peningkatan permintaan susu sapi murni tersebut sampai saat ini belum dapat disuplai sepenuhnya oleh produksi susu sapi murni di Kota Payakumbuh saat ini. Bertitik tolak dari kondisi ini, diperlukan suatu upaya peningkatan kegiatan produksi susu sapi murni untuk memenuhi permintaan pasar.Dikaitkan dengan upaya pemecahan permasalahan social dan ekonomi khususnya untuk perluasan lapangan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat, kiranya usaha Budidaya Sapi Perah dapat menjadi salah satu alternatif usaha. Meskipun dengan penekanan dan konsekuensi atas pilihan tersebut memerlukan pemikiran dan komitmen lebih lanjut mengingat:

1. Kegiatan lebih dititik beratkan pada upaya pemberdayaan masyarakat, sehingga harus sebesar mungkin melibatkan masyarakat (mengakar pada rakyat).2. Efisiensi usaha peternakan di tingkat rakyat umumnya rendah, sehingga cukup sulit bersaing dengan usaha peternakan yang dikelola oleh perusahaan.3. Kondisi pasar secara umum saat ini masih dalam tahap pengenalan dan promosi akan pentingnya susu sapi murni. Hal ini berdampa terhadap daya serap pasar termasuk untuk menyerap produk-produk peternakan.

Upaya untuk meningknakatkan efisiensi usaha peternakan sapi perah maka diperlukan suatu menejerial usaha yang mampu memadukan antara pemenuhan kebutuhan pakan yang murah dan kontinuitasnya yang terjamin sepanjang tahun. Disamping itu juga harus memperhatikan aspek teknis serta pemanfaatan limbah peternakan (kotoran sapi perah) sebagai bahan baku pupuk organik. Melalui penguasaan ketiga aspek tersebut diharapkan dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan usaha Budidaya sapi perah ini antara lain:

1. Pemberdayaan para anggota kelompok dan masyarakat sekitarnya memulai peningkatan perananya sebagai soko guru ekonomi yang bersifat kerakyatan, salah satunya direalisasikan dalam bentuk perluasan lapangan pekerjaan/kesempatan berusaha. yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan IPM masyarakat.2. Pengembangan peternakan ramah lingkungan. yang diindikasikan dengan pemanfaatan limbah peternakan sebagai bahan pakan ternak dan pemanfaatan limbah peternakan untuk diolah menjadi pupuk organic.3. Pengembangan agribisnis melalui optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan kelompok.4. Dalam jangka panjang diharapkan dapat menimbulkan multiflier effect yang diindikasikan dengan berkembangnya kegiatan usaha, baik yang secara langsung berkaitan dengan usaha budidaya peternakan sapi perah (antara lain industri pakan ternak, meningkatnya omzet penjualan obat hewan, home industry penjualan susu sapi murni, yoghurt dan lainnya, pembuatan pupuk organik, dan lain-lain)

5. Membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan income daerah (PAD) yang antara lain melalui retribusi, pajak daerah dan pelayanan kesehatan hewan.

1.3 Pendekatan dan Pola Usaha Budidaya Sapi Potong

Pendekatan pembangunan peternakan dilaksanakan melalui pendekatan teknis dan pendekatan agribisnis. Pendekatan teknis merupakan pendekatan yang menangani masalah teknis (dalam hal ini peningkatan produksi susu ternak sapi perah). Sasaran diutamakan pada pertambahan volume susu murni dengan sumberdaya yang efisien. Sedangkan pendekatan agribisnis adalah kebijakan yang menangani seluruh aspek produksi susu murni, pengolahan dan pemasaran.Berdasarkan hasil survey output input Budidaya Peternakan Ternak Sapi Potong di Jawa Barat tahun 2003 di tingkat peternak rakyat yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat ditunjukkan pada pada tabel 1.Tabel 1 menunjukan bahwa biaya terbesar dikeluarkan adalah untuk pakan (25.35%). Besarnya biaya pakan ini dipacu oleh pengeluaran untuk pengadaan pakan penguat (konsentrat) yang banyak dikeluarkan oleh pengusaha penggemukan ternak.

Tabel tersebut juga menginformasikan bahwa rata-rata harga sapi potong bakalan adalah sebesar Rp 7.800.000.- dan sapi siap potong sebesar Rp 9.480.000.-. Berarti selama proses penggemukan ternak yang berkisar sekitar 3 bulan terdapat selisih harga ternak sebesar Rp 1.680.000.- atau sebesar 55.87% dibanding dengan harga sapi bakalan.Di samping itu. nilai tambah yang dihasilkan dari usaha penggemukan ini sebesar Rp 1.181.391.- per ekor. Dengan demikian. bila dibandingkan dengan harga sapi bakalan. maka diperoleh rasio nilai tambah bruto per ekor sapi bakalan adalah sebesar 32.765 (Rp 1.148.396.- dibagi Rp 7.800.000.-).Tabel 1. Struktur Biaya Usaha Penggemukan Ternak Sapi Potong di Jawa Barat Tahun 2003.

NoUraianPersentase

1Biaya pakan25.35

2Biaya obat-obatan1.27

3Pengeluaran bahan bakar dan pelumas2.00

4Keperluan kantor0.13

5Listrik yang digunakan dan dibangkitkan 1.23

6Pengeluaran lain-lain6.42

7Jumlah biaya antara36.39

8Nilai tambah bruto63.61

9Nilai output100.00

10Rata-rata harga sapi bakalan (Rp) 7.800.000

11Rata-rata output per ekor sapi bakalan (Rp)1.805.511

12Rata-rata harga sapi siap potong (Rp)9.480.000

13Selisih harga bakalan dan siap potong (Rp)1.680.000

14Rata-rata nilai tambah bruto per ekor (Rp)1.148.396

15Rasio nilai tambah terhadap harga sapi bakalan (Rp)32.76

1.4 Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan usaha akan dilaksanakan pada areal usaha anggota Kelompok Ternak Berkah Jaya yang berlokasi di Desa Talang Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat.1.5 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi antara lain:

1. Usaha ternak sapi perah belum dapat dikelola secara komersial sebagai akibat masih sedikitnya skala kepemilikan ternak yang dilatarbelakangi minimnya permodalan dan pemahaman manajerial usaha, serta masih rendahnya inovasi/ input teknologi yang sampai ke tangan masyarakat.2. Kader usaha peternakan (khususnya yang berasal dari kalangan generasi muda) masih terbatas, baik secara kuantitas maupun kualitas.3. Rantai tata niaga ternak sapi saat ini masih menempatkan pedagang pengumpul ternak sebagai penentu harga. Hal ini menyebabkan rendahnya posisi tawar bargaining position) peternak ternak sebagai pemilik barang.4. Di tingkat peternakan rakyat, penggunaan konsentrat (pakan penguat) sebagai pakan tambahan guna mengoptimalkan/ memacu peningkatan volume susu murni pada usaha sapi perah, masih menjadi permasalahan sebagai akibat masih bersaing dengan upaya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk menghasilkan pakan konsentrat yang harganya relatif terjangkau namun dengan kualitas nutrisi yang cukup baik.BAB II

PENGORGANISASIAN USAHA

2.1 Organisasi

Nama Organisasi: Berkah JayaBentuk Usaha

: Kelompok Tani TernakAlamat Usaha

: Talang Kecamatan Payakumbuh Barat

Kota Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat2.2 Pelaksana ProyekKetua

: drh. Dhani PermanaSekretaris

: IdrisBendahara

: SuhatriSeksi-seksi:

Produksi

: Sarana Produksi: Pemasaran

: 2.3 Sasaran Kegiatan Agribisnis1. Budidaya ternak sapi perah yang dipadukan dengan pemanfaatan limbah peternakan (khususnya daun jagung dan jerami padi) sebagai pakan utama ternak serta pengolahan limbah peternakan (kotoran organik).2. Memberikan konstribusi terhadap pemenuhan kebutuhan susu sapi murni di pasaran, sehingga berkontribusi positif dalam meningkatkan kualitas gizi dalam masyarakat.3. Memberikan konstribusi terhadap pasokan kebutuhan akan pupuk organik sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan sektor peternakan pangan dan hortikultura akan pupuk anorganik (Urea. TSP. dll).

2.4 Pembinaan Agribisnis KelompokPembinaan Budidaya sapi perah ini akan dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Peternakan Kota Payakumbuh sebagai institusi yang membidangi peternakan di Kota Payakumbuh.2.5 Mekanisme Pelaksanaan UsahaAgribisnis peternakan sapi perah terpadu berskala rakyat, bila dikelola secara baik diprediksikan cukup menjanjikan sebagai suatu usaha yang menguntungkan secara finansial dan memberikan manfaat sosial-ekonomi berupa perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat (termasuk di dalamnya anggota kelompok). Sehubungan hal tersebut Kelompok Ternak Berkah Jaya akan melakukan usaha tersebut dengan sebaik-baiknya.Hasil produksi nantinya akan dibagi dua yaitu untuk pengembangn usaha kelompok dan sebagai laba bagi anggota kelompok, sehingga diharapkan kegiatan usaha ini akan semakin bertambah besar pada saatnya nanti.

Guna pengembangan usaha kelompok, juga akan dikembangkan hubungan kerjasama dengan penyalur sarana produksi peternakan, pelaku bisnis tata niaga peternakan sapi perah dan dinas/ instansi terkait.

BAB III

RENCANA USAHA BUDIDAYA SAPI POTONG

3.1 Perencanaan Lokasi

Lokasi pengembangan peternakan sapi perah dan produksi pupuk organik akan dilaksanakan pada areal usaha anggota kelompok yaitu pada areal yang berada di sekitar lingungan Desa Talang Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat.Untuk memenuhi persyaratan lokasi budidaya masih memerlukan penataan dan pengembangaun sesuai persyaratan teknis bagi kegiatan budidaya sapi perah serta perluasan jangkauan pemasaran hasil produksi.3.2 Rencana Pengembangan Usaha

Kegiatan persiapan:

1. Perencanaan usahaSecara bersama-sama anggota Kelompok Tani Ternak Berkah Jaya membuat perencanaan menyeluruh tentang kegiatan usaha budidaya sapi perah yang akan dilaksanakan. Perencaanaan usaha meliputi aspek manajemen kelembagaan usaha, aspek teknis, agribisnis dan pengembagan usaha.2. Pencetakan kebun rumput unggul dan penataan lahan-lahan sumber hijauan makanan ternak.Kebutuhan hijauan makanan ternak akan dipenuhi dari kebun HMT milik anggota kelompok dengan luas 0.5 H. Kebun HMT yang dibuat menggunakan bibit unggul dengan pupuk organik dari kotoran sapi.

3. Pembuatan kandang dan penataan lingkungan perkandanganKandang yang dibuat dengan menggunakan konstruksi semi permanen. Tipe kandang dibuat dengan bentuk individual ukuran 2,5 x 1,5 untuk tiap ekor ternak.

4. Pembuatan bangunan gudang dan pengolah limbah pupuk organik

Gudang pakan dan pengolah limbah dibuat semi permanen dengan ukuran 6 x 4 m. 5. Pengadaan ternak dan peralatan kandangPeralatan yang dibutuhkan meliputi peralatan untuk sanitasi kandang, alat untuk menyiapkan pakan ternak, milkcan atau tong pengumpul susu, alat untuk membersihkan ternak dan alat kesehatan ternak.Jumlah ternak yang dipelihara dalam usaha budidaya sapi perah ini sebanyak 10 ekor sapi FH. Usia sapi FH sekitar 3-4 tahun dengan status laktasi pertama, berat kurang lebih 250-300 kg.6. Pembuatan kontrak pemasaran.

Untuk menjamin penjualan susu murni dengan harga yang menguntungkan dilakukan kontrak pemasaran dengan pedagang pengumpul atau cafe dan restoran susu murni. Pengadaan sapronak terutama konsentrat dibuat komitmen ketersediaan dan harga dengan suplayer.Kegiatan produksi

1. Kegiatan produksi yang utama adalah pemerahan susu sapi perah. Lama produksi/penggemukan adalah 4 bulan; Penggemukan sapi dilakukan secara intensif dalam kandang individual untuk memudahkan pemeliharaan dan memantau perkembangan ternak. Kegiatan produksi menggunakan system all in all out dimana semua sapi bakalan mulai dipelihara dalam waktu yang sama juga semua ternak dijual dalam waktu yang sama.2. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Hasil yang dijual berupa pupuk organik sesuai standar dalam kemasan.Kegiatan Pasca Panen Dan Pemasaran

1. Pemasaran ternak dalam bentuk ternak hidup hasil kegiatan penggemukan;Penjualan ternak hidup dengan cara ditimbang berat hidup.

2. Pemasaran pupuk organik dalam bentuk kemasan dengan berat 5 kg dan 50 kg.BAB IV

ASPEK FINANSIAL DAN PEMASARAN SAPI POTONG

4.1 Aspek Finansial

1. Rencana Anggaran BiayaKeseluruhan modal yang dibutuhkan untuk kegiatan peternakan sapi potong terpadu bersekala rakyat adalah Rp 382.600.000,00 (Tiga ratus delapan puluh dua juta enam ratus ribu rupiah)INVESTASI DAN MODAL KERJA

NoUraianVolumeSatuanHargaJumlah

Investasi

1Pembuatan kandang112,5m2 600.000,00 67.500.000,00

2Pembuatan kebun hijauan makanan ternak10000m2 500,00 5.000.000,00

3Pengadaan peralatan kandang1paket2.000.000,00 2.000.000,00

4Pembuatan bangunan pengolah pupuk organik dan gudang pakan/peralatan24m2600.000,00 14.400.000,00

Jumlah Investasi88.900.000,00

Modal Kerja

1Pembelian bibit ternak30ekor 7.800.000.00 234.000.000,00

2Pengadaan konsentrat14400kg2.000.00 28.800.000,00

3Pengadaan obat-obatan ternak1paket4.000.000.00 4.000.000,00

4Biaya tenaga kerja600HOK25.000.0015.000.000,00

5Biaya penguatan kelembagaan1Paket5.000.000.00 5.000.000,00

286.800.000,00

Jumlah375.700.000,00

ANALISIS LABA RUGI

Penjualan

NoUraianVolumeSatuanHargaJumlah

1Penjualan Ternak30Ekor10.380.000.00311.400.000,00

2Penjualan Puluk kompos2000Kg2.000.004.000.000,00

Jumlah315.400.000,00

Biaya Produksi

1Pengadaan bibit ternak30ekor7.000.000,00 210.000.000,00

2Tenaga Kerja600HOK25.000,00 15.000.000,00

3Konsentrat14400kg2.000,00 28.800.000,00

4Obat-obatan1paket4.000.000,00 4.000.000,00

5Penyusutan kandang1paket2.250.000,00 2.250.000,00

6Penyusutan alat-alat1paket333.333,33 333.333.33

7Pemeliharaan HMT1paket1.000.000,00 1.000.000,00

Jumlah 261.383.333.33

LABA RUGI 54,016,666.67

ANALISIS USAHA

1Return On Investment20,67% per 4 bulanRata-rata 5,17% per bulan

2Break Event Point0,83 periode atau 3 bulan 10 hari

290,43 kg bobot hidup

Pay Back Periode6,96 periode dibulatkan 7 periode x 4 bulan = 28 bulan

2. Parameter Teknis

Berat awal bakalan rata-rata 250 kg per ekor;

Berat akhir rata-rata 346 kg per ekor;

Pertambahan bobot badan 0.8 kg per ekor per hari;

Lama pemeliharaan 4 bulan atau 120 hari;

Pemberian konsentrat per ekor per hari = 4 kg

Pemberian hijauan makanan ternak per ekor per hari = 20 kg;

Air minum diberikan secara adibitum (senantiasa tersedia);

Harga bobot hidup sapi bakalan Rp 31.000,00 per kg; Harga bobot hidup sapi setelah penggemukan Rp 30.000,00 per kg; Kotoran sapi diasumsikan 80% dimanfaatkan untuk diolah menjadi pupuk organik.4.2 Aspek Pemasaran

Pemasaran sapi potong hasil penggemukan akan memperhatikan kebutuhan lokal pasar Kabupaten Ciamis sebanyak 9.000 ekor per tahun. Dalam kegiatan pemasaran sapi potong ini nantinya akan bekerjasama dengan para pedagang besar atau petunjuk dari Dinas Peternakan. Sedangkan untuk pemasaran pupuk organik diupayakan untuk mendukung program peternakan yang ramah lingkungan.BAB VPENUTUP

Demikian proposal singkat ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi para pemangku kebijakan. Secara khusus proposal ini dibuat dalam rangka ikut serta berperan aktif dalam mensukseskan pencapaian salah tujuan pemerintah dalam program swasembada daging sapi tahun 2014 melalui kegiatan Sarjana Membangun Desa (SMD). Mudahan-mudahan segala harapan kami untuk mendapatkan bantuan dapat dikabulkan.1