btang kuesioner

21
1 . . . . . BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kelompok Kerja Guru (KKG) gugus Moch Syafii adalah kelompok guru dari 7 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas, yang terdiri dari: SDN Larangan, SDN1 Purbadana, SDN Kembaran, SDN Karangsari, MIN Karangsari, SDN Linggasari dan SDN Karangsoka. Secara geografis, letak ke-7 sekolah tersebut termasuk dalam kategori sekolah pedalaman atau luar kota, kecuali SD Larangan yang terletak di Pusat Kecamatan. Pendidikan gurunya berragam dari D2 sampai S1. Jumlah guru yang S1 baru mencapai 50%, dan 20% sedang dalam mengikuti kuliah penyetaraan melalui UT, dan 10% lainnya belum. Jumlah seluruh siswa tiap sekolah berkisar antara 209-320 anak, dan 70% didominasi dari keluarga yang kurang mampu yaitu dari kalangan buruh tani, pedagang kecil di pasar tradisional, dan karyawan. Kondisi gedung sekolah dalam gugus ini bervariasi ada yang sudah cukup baik ( relatif baru) seperti di SD Kembaran, namun lainnya rata- rata bangunan lama yang lantainya menggunakan tegel hitam yang sudah banyak mengalami kerusakan ( termasuk SD Larangan yang ada di pusat Kecamatan). Beberapa komputer hanya ada di ruang guru atau ruang lain yang jumlahnya tidak melebihi 5-10 unit. Alat-alat peraga matematika yang dimiliki oleh SD pada gugus ini masih sangat terbatas, yaitu baru sebatas model bangun ruang, model bangun datar, alat-alat ukur panjang dan volume, dan inipun masing-masing jumlahnya tidak melebihi dua untuk setiap jenisnya. Pola pembinaan guru terhadap profesinya dlakukan bila ada seminar, pelatihan, atau penerapan ipteks dari perguruan tinggi atau dinas yang frekuensinya tidak menentu. Hal ini berdampak pada kurangnya kecakapan guru dalam mengimplementasikan pembelajarannya di kelas. Sebagai ilustrasi terhadap pengalaman dan kecakapan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajarannya, maka dilakukan diskusi dengan guru-guru pada gugus ini dan ditemukan bahwa pada prakteknya guru mengembangkan pembelajaran secara tradisional, yang diawali dengan ceramah kemudian diikuti dengan latihan soal dan pemberian PR kecuali untuk pokok bahasan bangun datar dan ruang. Para guru

Upload: des-miyetti

Post on 30-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BATANG KUESIONER ADALAH MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIK

TRANSCRIPT

Page 1: btang kuesioner

1

. . . . .

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Kelompok Kerja Guru (KKG) gugus Moch Syafii adalah kelompok guru dari

7 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas, yang terdiri

dari: SDN Larangan, SDN1 Purbadana, SDN Kembaran, SDN Karangsari, MIN

Karangsari, SDN Linggasari dan SDN Karangsoka. Secara geografis, letak ke-7

sekolah tersebut termasuk dalam kategori sekolah pedalaman atau luar kota, kecuali

SD Larangan yang terletak di Pusat Kecamatan. Pendidikan gurunya berragam dari

D2 sampai S1. Jumlah guru yang S1 baru mencapai 50%, dan 20% sedang dalam

mengikuti kuliah penyetaraan melalui UT, dan 10% lainnya belum. Jumlah seluruh

siswa tiap sekolah berkisar antara 209-320 anak, dan 70% didominasi dari keluarga

yang kurang mampu yaitu dari kalangan buruh tani, pedagang kecil di pasar

tradisional, dan karyawan. Kondisi gedung sekolah dalam gugus ini bervariasi ada

yang sudah cukup baik ( relatif baru) seperti di SD Kembaran, namun lainnya rata-

rata bangunan lama yang lantainya menggunakan tegel hitam yang sudah banyak

mengalami kerusakan ( termasuk SD Larangan yang ada di pusat Kecamatan).

Beberapa komputer hanya ada di ruang guru atau ruang lain yang jumlahnya tidak

melebihi 5-10 unit. Alat-alat peraga matematika yang dimiliki oleh SD pada gugus

ini masih sangat terbatas, yaitu baru sebatas model bangun ruang, model bangun

datar, alat-alat ukur panjang dan volume, dan inipun masing-masing jumlahnya tidak

melebihi dua untuk setiap jenisnya. Pola pembinaan guru terhadap profesinya

dlakukan bila ada seminar, pelatihan, atau penerapan ipteks dari perguruan tinggi atau

dinas yang frekuensinya tidak menentu. Hal ini berdampak pada kurangnya

kecakapan guru dalam mengimplementasikan pembelajarannya di kelas. Sebagai

ilustrasi terhadap pengalaman dan kecakapan guru dalam mengembangkan kegiatan

pembelajarannya, maka dilakukan diskusi dengan guru-guru pada gugus ini dan

ditemukan bahwa pada prakteknya guru mengembangkan pembelajaran secara

tradisional, yang diawali dengan ceramah kemudian diikuti dengan latihan soal dan

pemberian PR kecuali untuk pokok bahasan bangun datar dan ruang. Para guru

Page 2: btang kuesioner

2

. . . . .

menyadari bahwa cara ini belum dapat menarik motivasi belajar siswa secara baik.

Akan tetapi dilakukan karena belum ada pilihan lain. Pada pokok bahasan bangun

datar dan ruang beberapa guru mempraktekkan pembelajaran dengan menggunakan

alat peraga yang melibatkan siswa melakukan pengukuran terhadap benda-benda

rekaan dan benda-benda yang berada di sekitar kelas. Cara ini dianggap oleh guru

sebagai cara yang menarik dan menyenangkan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat

Piaget dalam Darhim (1993, 25) bahwa anak yang berusia antara 7 tahun sampai 12

tahun berada dalam tahap operasi konkret, sehingga pembelajaran dengan alat peraga

akan lebih mudah diterima oleh siswa SD.

B. Permasalahan Mitra

Permasalahan yang dihadapi oleh KKG Moch Syafii antara lain adalah

rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh para siswa SD di gugus tersebut, misalnya saja

rata-rata perolehan UAN khususnya untuk pelajaran matematika, pada tahun 2008

sebesar rata-rata 57 dari target minimal 60, 2) rendahnya daya saing siswa SD di gugus

tersebut, misalnya ditunjukkan dengan sedikitnya lulusan yang masuk ke sekolah favorit

(tahun 2008 kurang dari 10 siswa yang masuk ke SMPN 1 dan SMPN 8 Purwokerto), dan

belum ada yang juara dalam lomba / olimpiade matematika baik ditingkat nasional,

propinsi, kabupaten maupun kecamatan, 3) rendahnya motivasi siswa SD di Gugus

tersebut, khususnya dalam belajar matematika misalnya ditunjukkan dengan banyaknya

siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah disekolah dan sedikitnya siswa yang bertanya

pada saat pembelajaran.Dari pantauan para guru tehadap penguasaan materi matematika

siswa, ternyata bahwa pokok bahasan yang dirasakan paling sulit oleh siswa adalah

Pokok Bahasan Pecahan dan soal cerita. Beberapa penyebab terjadinya kesulitan siswa

pada pokok bahasan pecahan antara lain adalah karena (1) algoritma untuk menghitung

pecahan sangat banyak dan sulit, (2) bilangan pecahan dicatat dengan dua bilangan cacah,

(3) setiap bilangan cacah dapat diucapkan dalam bentuk pecahan yang tak terhingga

banyaknya, (4) siswa kesulitan mengolah sepasang bilangan yang sebenarnya hanya satu

bilangan, (5) untuk ditambah, atau dikurangi, bilangan pecahan harus dinyatakan dalam

penyebut yang sama. Kesulitan siswa pada pokok bahasan pecahan dimulai dari kelas 3

yang kemudian berdampak pada kelas berikutnya.

Page 3: btang kuesioner

3

. . . . .

Ternyata pokok bahasan pecahan membutuhkan cara sendiri agar dapat

dipahami dengan baik oleh siswa, terutama karena sifatnya yang abstrak dan variasi

bentuknya yang banyak. Pokok bahasan ini memerlukan alat peraga khusus yang dapat

menggambarkan konsep pecahan menjadi lebih konkrit sehingga memudahkan

pemahaman siswa. Salah satu alat peraga matematika yang khusus dirancang untuk

menjelaskan konsep pecahan adalah Batang Cuessionare yaitu berupa balok-balok

dengan ukuran tertentu dengan warna tertentu pula. Melalui alat ini maka konsep-konsep

pecahan dan operasinya dapat diilustrasikan secara jelas, dapat diamati secara konkrit

perubahan-perubahan bentuk dan jenisnya sehingga disamping memudahkan pemahaman

siswa juga dapat menarik belajar siswa. Akan tetapi alat ini belum dikenal oleh kalangan

guru SD di Kecamatan Kembaran termasuk KKG pada gugus Moch Syafii. Padahal dari

hasil penelitian Kusno (2004) penggunaan alat ini sangat efektif untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam pemahaman konsep pecahan dan operasinya. Demikian juga

hasil penelitian Lestari di kelas IV SD Negeri 2 Kalierang ( 2004), membuktikan bahwa

pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan dengan menggunakan alat peraga

batang Cuissenaire lebih efektif jika dibandingkan dengan pembelajaran yang tanpa

menggunakan alat peraga. Ternyata kurangnya informasi KKG terhadap alat peraga

Batang Cuissenare telah menjadi permasalahan yang urgen karena menyangkut nasib

hasil belajar matematika dari para siswanya. Dari hasil diskusi dengan para guru di

lapangan disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh KKG gugus Moch Syafii

yang mendesak (urgen) untuk segera ditindaklanjuti adalah 1) bagaimana agar guru-guru

pada KKG gugus Moch Syafii mamiliki pemahaman dan kesadaran akan pentingnya alat

peraga Batang Cuissenaire untuk melakukan inovasi pembelajaran pada pokok bahasan

pecahan? 2) bagaimana agar guru-guru pada KKG gugus Moch Syafii terampil membuat

dan menggunakan alat peraga Batang Cuissenare dalam mengembangkan Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) di kelas, dan 3) bagimana setiap sekolah di gugus ini memiliki

alat peraga Batang Cuissenare secara memadai yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan profesionalisme guru dalam mengembangkan KBMnya?

Page 4: btang kuesioner

4

. . . . .

BAB II

METODE PELAKSANAAN IBM

A. Subjek

Adapun yang menjadi subjek dalam kegiatan IbM ini adalah Kelompok Kerja

Guru SD (KKG) pada Gugus Moch Syafii Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas

yang terdiri dari 7 SD yang terdiri dari SDN Larangan, SDN1 Purbadana, SDN

Kembaran, SDN Karangsari, MIN Karangsari, SDN Linggasari dan SDN Karangsoka,

kepala gugus, dan perwakilan Gugus lain di Kecamatan Kembaran.

B. Lokasi dan Waktu

Lokasi penerapan IbM adalah di Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas,

dengan lama pelaksanaan 5 bulan mulai bulan Agustus – Desember 2010.

1. Langkah-langkah Kegiatan IbM

Adapun rencana kegiatan / langkah-langkah solusi yang dilakukan adalah:

Gambar 1. Langkah-langkah Kegiatan IbM

Ceramah dan diskusi HASIL PENELITIAN PEMANFAATAN ALAT PERAGA BATANG CUISSENAIRE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Target:1. Wawasan guru akan

penting alat peraga meningkat

2. Motivasi guru

Peer teaching PELATIHAN MENGGUNAKAN BATANG CUISSENAIRE DALAM PEMBELAJARAN

Target:Guru mampu menggunakan alat peraga batang Cuissenaire untuk

Lesson study PRAKTEK MENGGUNAKAN BATANG CUISSENAIRE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASN PECAHAN

Target:1. Keterampilan guru dalam

mengajar pecahan meningkat

2. Motivasi dan prestasi

Page 5: btang kuesioner

5

. . . . .

Target Luaran

a. Jenis Luaran Yang Akan Dihasilkan

Adapun jenis luaran yang dihasilkan dari kegiatan IbM ini adalah berupa:

1). Barang (Alat Peraga Matematika), yang berupa Batang Cuissenaire

Batang Cuissenaire yang direncanakan berjumlah 56 box untuk 7 SD (= tiap SD

mendapat jatah 8 box), dengan asumsi bahwa pada saat pembelajaran berlangsung bila

tiap kelas memiliki 40 siswa maka dapat dibagi ke dalam 5 kelompok dan masing-

masing kelompok terdapat satu box Batang Cuissenaire

2). Jasa: Berupa keterampilan penggunaan alat peraga Batang Cuissenaire dalam KBM

Bentuk Batang Cuissenaire berupa balok-balok dengan ukuran tertentu dan

warna-warna tertentu, yang masing-masing batang berjumlah 10-20 biji. Batang

Cuissenaire menurut Ruseffendi (1989 : 385) diciptakan oleh George Cuissenaire.

Kekhususan dari batang Cuissenaire adalah warna dan panjang batang. Prinsip yang

dipakai pada batang Cuissenaire ini bila dipergunakan untuk melakukan operasi hitung

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian adalah hukum kekekalan panjang.

Sebagai gambaran dapat dilihat pada contoh berikut:

Tabel 2. Gambar Batang Cuissenaire

Bilangan

BATANG UKURAN WARNA

1 1x1x1 cm3 Putih

2 2x1x1 cm3 Merah

3 3x1x1 cm3 Hijau Muda

4 4x1x1 cm3 Ungu

5

5x1x1 cm3 Kuning

6 6x1x1 cm3 Hijau Tua

7 7x1x1 cm3 Hitam

8

8x1x1 cm3 Coklat

9 9x1x1 cm3 Biru

10 10x1x1 cm3 Orange

Page 6: btang kuesioner

6

. . . . .

2. Spesifikasi Alat Peraga Batang Cuissenaire

a. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan operasi pejumlahan

Misal kita pilih bentuk yang akan ditunjukkan hasil penjumlahan adalah 6 + 3 = …?

Gambar 2a Gambar 2b

b. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan operasi pengurangan

Misal akan ditunjukkan hasil pengurangann dari 9 – 4 = …?

?

Gambar 2c Gambar 2d

c. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan operasi perkalian

Gambar 2e Gambar 2f

d. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan operasi pembagian

Misalkan kita pilih bentuk yang akan ditunjukkan hasil baginya adalah 8 : 2 = …?

Gambar 2g Gambar 2h

e. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan Sifat Komutatif Jumlah

Misalkan bentuk yang akan kita tunjukkan kebenarannya adalah 2 + 3 = 3 + 2

Gambar 2i Gambar 2j

Page 7: btang kuesioner

7

. . . . .

f. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan Sifat Komutatif Kali

Misalkan bentuk yang akan kita tunjukkan kebenarannya adalah 2 x 3 = 3 x 2

Gambar 2k Gambar 2l

g. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan Sifat Assosiatif Tambah

Misal akan ditunjukkan kebenarannya adalah (1 + 3) + 2 = 1 + (3 + 2)

Gambar 2m Gambar 2n

h. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan bilangan pecahan.

Misalnya pecahan 21

Gambar 3. Bentuk batang Cuissenaire untuk angka 21

i. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan Pecahan Yang Ekivalen

Misalnya akan ditunjukkan bahwa 21 =

42

1 1 1

=

21

42

Page 8: btang kuesioner

8

. . . . .

=

Gambar 4. Cara menunjukkan pecahan yang ekivalen. .

Dari gambar diatas terlihat bahwa 42 ekivalen dengan

21 sebab panjang

sebuah j. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan penjumlahan dua pecahan

Misalnya, menjumlahkan 31 +

21

31

Gambar 5. mengubah 1/3 menjadi 2/6 62

21

Gambar 6. mengubah ½ menjadi 3/6 63

31 +

21

65

Gambar 7. Penjumlahan 31 +

21

k. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan pengurangan dua pecahan

Misalnya : 64 -

61

64

=

61 Ambil batang putih (Ungu–putih = hijau

muda)

Page 9: btang kuesioner

9

. . . . .

Karena penyebutnya sama yaitu 6 (hijau tua), maka diperoleh :

64 -

61 =

614 − =

63 =

21

Gambar 8. Peragaan pengurangan pecahan 64 -

61

l. Dapat digunakan untuk mengilustrasikan perkalian dua buah pecahan

Misal kita akan menunjukkan 32 x

54

32 x

54

Gambar 9a Gambar 9b

Gambar 9c. 5342

xx

KuningOrangeCoklat+

= 158

Page 10: btang kuesioner

10

. . . . .

BAB III

HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Persiapan

Hasil yang diperoleh pada tahap persiapan adalah sebagai berikut:

1. Teridentifikasinya calon peserta

Rencana awal calon peserta sebanyak 22 orang dari gugus Moch Syafii

dengan 7 SD dimana masing-masing SD diberi jatah 3 orang. Akan tetapi

berdasarkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kecamatan Kembaran perlu

dilibatkan juga Gugus yang lain sehingga peserta bertambah menjadi 30 orang

sebagaimana terlampir pada daftar hadir. Hal ini berakibat pada penambahan alat

peraga Batang Cuisenaire yang harus disediakan untuk peserta.

2. Dihasilkannya instrumen pengumpul data

Instrumen pengumpul data yang dibuat adalah berupa (a) Tes performan, yaitu

soal-soal / tugas yang menuntut kemampuan praktek meragakan alat peraga batang

Cuissenaire dengan tujuan untuk mengukur kemampuan menggunakan alat peraga

Batang Cuissenaire setelah diberikan pelatihan penggunaan alat peraga, (b) Lembar

observasi, yang digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam

mempraktekkan penggunaan alat peraga Batang Cuissenaire dalam kelas yang

sebenarnya, dimana pengamatannya dilakukan oleh teman-teman koleganya dalam

bentuk lesson study, (c) Catatan lapangan yaitu cacatan para pengamat terhadap

kinerja guru model dalam pelaksanaan lessonstudy untuk melengkapi apa-apa yang

belum tercover dalam lembar pengamatan.

3. Tersusunnya modul tentang alat peraga Batang Cuissenaire

Modul yang dihasilkan berupa materi Batang Cuissenaire yang susunannya

meliputi: Judul, daftar isi, kata pengantar, pengertian alat peraga Batang

Cuissenaire, gambar alat peraga Batang Cuissenaire, kegunaan, serta cara

penggunaan untuk tiap pencapaian indikator.

Page 11: btang kuesioner

11

. . . . .

2. Dihasilkannya alat peraga Batang Cuissenaire

Alat peraga batang Cuissenaire yang diahasilkan sebanyak 61 set. Khusus untuk

Gugus Mochamad Syafii tiap sekolah mendapatkan jatah sebanyak 5 set dengan

asusmsi bahwa dalam pembelajaran yang disetting secara kelompok, maka setiap

kelompoknya mendapatkan satu set alat peraga. Adapun yang 21 lainnya

dibagikan kepada selain Gugus Mochammad Syafii tapi masih ada dalam

Kecamatan Kembaran.

B. Hasil Pelaksanaan

Pelaksanaan IbM berjalan mulai dari pendidikan/pelatihan, praktek peer

teaching/penugasan, dan lesson study. Pelatihan didahului dengan pembagian alat peraga

Batang Cuissenaire dan Modul Batang Cuissenaire dilanjutkan dengan demonstrasi, tanya

jawab dan diskusi. Selanjutnya dilakukan uji performansi berupa penugasan pemakaian

alat paraga Batang Cuissenaire dihadapan teman sejawat sebagai bentuk peer teaching.

Dari sini dapat dilihat pencapaian indikator keberhasilan utama yaitu kemampuan

menggunakan alat peraga Batang Cuissenaire.

1. Pendidikan/pelatihan

Praktek pendidikan/pelatihan dilakukan dengan metode presentasi, demonstrasi, dan

diskusi tentang (a) pengenalan alat peraga Batang Cuissenaire (b) penggunaan alat

peraga Batang Cuissenaire (c) contoh-contoh kasus peragaan alat peraga Batang

Cuissenaire untuk suatu konsep pecahan. Peserta pelatihan adalah guru-guru SD

sekecamatan Kembaran, masing-masing dari Gugus Mochamad Syafii ditambah dari

gugus-gugus lain yang secara keseluruhan berjumlah 30 orang. Berikut ini adalah

foto-foto pelaksanaan pelatihan yang bertempat di aula UPT Kecamatan Kembaran

Kabupaten Banyumas. Adapun secara hirarkis susunan acaranya sebagai berikut:

(1) Pembukaan (2) Sambutan

(a) Protokol memulai acara pelatihan (b) Kepala dinas menyambut acara

Page 12: btang kuesioner

12

. . . . .

(3) Penyerahan alat peraga kepada guru (4) Presentasi dan Diskusi

(c) Gugus Moch Syafii dapat 5 set (d) Pelaksana sedang presentasi

(5) Praktek peer teaching (6) Tes perbuatan / praktekk

(e) Latihan praktek (f) Setelah selesai letakkan di meja

2. Lesson Study

Lesson study adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

dengan cara merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan pemantauan

/pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh teman sejawat untuk memberikan tanggapan

dan masukkan atas pelaksanaan pembelajaran melalui prinsip Plan-Do-See. Dalam hal ini

baik rancangan maupun implementasi pembelajaran yang digunakan oleh pengembang

adalah dengan menggunakan alat peraga Batang Cuissenaire untuk mengajarkan materi

matematika SD kelas IV khususnya tentang operasi pada bilangan pecahan.

Adapun praktek pelaksanaan lesson study dipusatkan pada SD di Gugus

Mochammad Syafii. Sebagai sampling dipilih 2 SD secara acak dari 6 SD di Gugus

Mochamad Syafii yaitu SD Purbadana dan SD Karangsari. Adapun secara hierarkis

praktek lesson study yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut:

(1) Guru merancang lesson plan dengan menggunakan alat peraga Batang Cuissenaire

(2) Guru mengimplementasikan lesson plan dalam bentuk KBM

(3) Ketua pelaksana membagikan lembar observasi kepada kolega sebagai pengamat dan

memberikan penjelasan tentang prosedur pengamatan

(4) Pengamat melakukan pengamatan terhadap jalannya KBM

Page 13: btang kuesioner

13

. . . . .

(5) Setelah KBM selesai dilakukan diskusi antara pelaksana, kolega, guru untuk

memberikan tanggapan terhadap praktek KBM.

Adapun Hasil dolumentasi kegiatan di dua sekolah adalah sebagai berikut:

(1) Praktek Lesson study di SD Purbadana

(a) Pengamat diberi lembar observasi (b) Guru memulai pembelajaran

( c ) Siswa tampak aktif kerja kelompok ( d) Seorang siswa berdiri menjawab

(e) Pengamat sibuk mengamati KBM (f) Diskusi untuk perbaikan

(2) Praktek Lesson study di SD Purbadana

(a) Guru siap memulai pelajaran (b) Guru membimbing praktek psikologi

Page 14: btang kuesioner

14

. . . . .

(c) Siswa saling bekerjasama (d) Siswa siap menjawab bu?

(e) Para pengamat lagi observasi (f) pengamat mengisi lbr observasi

C. Hasil Pembahasan

Dari hasil pengukuran terhadap pencapaian indicator yang ditetapkan pada

praktek IbM selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Penilaian terhadap hasil pelatihan

(a) Berdasarkan catatan lapangan pelatihan mendapatkan respon yang sangat positip

bagi para pengguna (stakeholder) hal ini ditunjukkan dengan minat peserta yang

awalnya hanya dirancang 22 peserta menjadi 30 peserta, antusiasme peserta

yang sangat tinggi hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang serius dan proses

diskusi Tanya jawab yang hidup

(b) Berdasarkan hasil tes performan untuk mempraktekkan penggunaan alat peraga

Batang Cuissenaire dalam perhitungan operasi pecahan maka 100% peserta

dapat melakukan dengan baik dan benar.

2. Penilaian terhadap Lesson study

Secara umum praktek lesson study berjalan dengan mulus dan tidak ada kendala

yang berarti. Dari hasil pengamatan terhadap pelaksanaan lesson study yang

dilakukan para pengamat/kolega terhadap pelaksanaan KBM yang dikembangkan

oleh guru kelas IV di SD Purbadana dan SD Karangsari adalah sebagai berikut:

a) Hasil diskusi terhadap praktek lesson study di SD Purbadana

Page 15: btang kuesioner

15

. . . . .

Diperoleh temuan bahwa (1) Siswa antusias dan menunjukkan

kegembiraan serta kemeriahan yang sangat tinggi terhadap praktek KBM, (2)

Tampak tuntutan kerjasama kolaboratif yang baik yang ditunjukkan dengan

proses dikusi kelompok yang hidup dan berkembang untuk setiap kelompoknya,

(3) Partisipasi siswa sangat tingi dilihat dari aspek kerjasama kelompok, dan

keberanian mengajukan jawaban atas pertanyaan guru, dan (4) Motivasi belajar

siswa tampak tinggi yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang semangat

dan tanpa pantang menyerah mencoba-coba alat peraga untuk suatu pemecahan

masalah yang diberikan.

Namun demikian ada beberapa masukkan yang perlu diperbaiki oleh guru

dalam mengembangkan pembelajaran dengan menggunaka alat peraga Batang

Cuissenaire antara lain yaitu: (1) Cara penyajian materi matematika kurang

menuntut proses berpikir siswa, (2) guru masih tampak grogi karena diamati

banyak orang.

b) Hasil diskusi terhadap praktek lesson study di SD Karangsari

Diperoleh temuan seperti pada SD Purbadana bahwa (1) Siswa antusias

dan menunjukkan kegembiraan serta kemeriahan yang sangat tinggi terhadap

praktek KBM, (2) Tampak tuntutan kerjasama kolaboratif yang baik yang

ditunjukkan dengan proses dikusi kelompok yang hidup dan berkembang untuk

setiap kelompoknya, (3) Partisipasi siswa tingi dilihat dari aspek kerjasama

kelompok, dan keberanian mengajukan jawaban atas pertanyaan guru, dan (4)

Motivasi belajar siswa tampak tinggi yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa

yang semangat dan tanpa pantang menyerah mencoba-coba alat peraga untuk

suatu pemecahan

Namun diperoleh temuan yang melemahkan yaitu sebagai berikut (1)

Guru kurang percaya diri, yang ditunjukkan dengan beberapa sikap keragu-

raguan dalam menembangkan pembelajaran dan (2) Siswa kurang dipacu untuk

mengembangkan sikap kritis dan pemecahan masalah melalui penggunaan alat

Praga Batang Cuissenaire.

Page 16: btang kuesioner

16

. . . . .

BAB IV

KESIMPULAN

Pelaksanaan IbM bagi guru-guru SD yang tergabung dalam Gugus Mochammad

Syafii dilakukan melalui ceramah dan diskusi tentang alat peraga Batang Cuissenaire

diikuti praktek penggunaan alat peraga dan pendampingan setelah alat peraga Batang

Cuissenaire dibagikan, dilanjutkan dengan micro teaching dan dipraktekkan dalam

bentuk lesson study. Hasilnya menunjukkan bahwa wawasan, motivasi, dan kemampuan

guru dalam penggunaan alat peraga Batang Cuissenaire berkembang. Siswa lebih belajar

dengan meriah, terjadi kerjasama kelompok kolaboratif yang baik dan partisipasi siswa

dalam pembelajaran tampak tinggi. Namun dengan demikian masih ada beberapa

kelemahan yang ditemukan antara lain adalah guru masih tampak grogi sehingga pada

tahap awal lesson study masih ditemukan kesalahan konsep. Melalui diskusi maka

kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki, sehingga dengan adanya lesson study

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran meningkat.

Page 17: btang kuesioner

17

. . . . .

LAMPIRAN 1. Gambar alat Peraga Batang Cuissenaire

Page 18: btang kuesioner

18

. . . . .

Page 19: btang kuesioner

19

. . . . .

Page 20: btang kuesioner

20

. . . . .

Page 21: btang kuesioner

21

. . . . .