bokb ok 26 des 15

Upload: hero

Post on 06-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    1/39

     

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    2/39

    0

    PETUNJUK TEKNIS

    PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL

    KELUARGA BERENCANA

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    3/39

    i

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Buku

    Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana

    (BOKB) dapat diselesaikan. Tahun 2016 merupakan tahun pertama pelaksanaanDana Bantuan Operasional Keluarga Berencana bersumber dari Dana Alokasi

    Khusus (DAK) yang dipergunakan untuk mendukung penyediaan sarana dan

    prasarana program KB di Kabupaten dan Kota yang memperoleh DAK fisik.

    Pada hakekatnya BOKB ditujukan untuk membantu membiayai kegiatan-kegiatan

    khusus di Kabupaten dan Kota yang menjadi urusan daerah sebagaimana ditetapkan

    dalam lampiran 1 huruf (N) Undang-undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah, yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Pusat bertanggungjawab pada

    pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhan PUS

    nasional. Sementara Daerah Kabupaten/Kota bertanggungjawab dalam pengendalian

    dan pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta pelaksanaan

    pelayanan KB di Daerah Kabupaten/Kota. BOKB bersifat membantu pemerintah

    daerah Kabupaten/Kota, bukan sebagai pengganti dana APBD yang selama ini telah

    membiayai penyelenggaraan program KKBPK di daerah.

    Dana BOKB diperuntukkan pada 1) pembiayaan operasional Balai Penyuluhan KB

    ditingkat kecamatan, dan 2) distribusi alat dan obat kontrasepsi dari gudang

    kabupaten/kota ke faskes/klinik KB. Mempertimbangkan kondisi dan pentingnya

    kegiatan ini untuk mencapai tujuan nasional, maka pemerintah menetapkan

    penyediaan Dana Bantuan Operasional KB dalam rangka penguatan penggerakkan

    dan untuk menjamin ketersediaan kontrasepsi di setiap fasilitas pelayanan serta

    terlaksananya pelayanan KB di daerah.

    Ucapan terima kasih disampaikan kepada TIM DAK serta semua pihak yang telah

    memberikan kontribusi dan kerjasamanya dalam menyusun Petunjuk Teknis

    Penggunaan Dana Operasional KB. Petunjuk Teknis ini disusun dengan mengacu

    pada penjabaran berbagai peraturan perundangan yang terkait, kebutuhan

    Kabupaten dan Kota sesuai data berkala yang dilaporkan kepada BKKBN melalui

    Perwakilan BKKBN Provinsi masing-masing.

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    4/39

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    5/39

    iii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ...........................................................................................................   i

    Daftar isi......................................................................................................... ............... iii

    PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL................... iv

    I. Pendahuluan .......................................................................................................1

     A. Latar Belakang.................................................................................

    B. Maksud dan Tujuan..........................................................................

    C. Ruang Lingkup.................................................................................

    D.   Pengertian........................................................................................

    1

    2

    2

    3

    3II.   Kebijakan dan Strategi BOKB  ........................................................................ 6

     A. Kebijakan.........................................................................................

    B. Strategi............................................................................................

    6

    6

    III.   Mekanisme Pengelolaan.................................................................................. 7

     A. Prosedur Pelaksanaan BOKB............................................................

    B. Penggunaan Dana BOKB..................................................................C. Pelaporan..................................................................................... ......

    D. Pemantauan.......................................................................................

    E. Evaluasi........................................................................................ ......

    F. Pengawasan.......................................................................................

    7

    8

    8

    10

    12

    13

    IV. Penutup...............................................................................................................14

    LAMPIRAN ...................................................................................................................

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    6/39

    iv

    PERATURAN

    KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN

    DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

    NOMOR : 291/PER/B1/2015

    TENTANG

    PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN

    DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA

    TAHUN ANGGARAN 2016

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

    Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 298 ayat (7)

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    pemerintahan Daerah bahwa belanja DAK diprioritaskan

    untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk

    kegiatan non fisik

    b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan ProgramKependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan

    Keluarga yang bersifat non fisik di Kabupaten dan Kota

    sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut, ditetapkan

    Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional tentang Petunjuk Teknis

    Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga

    Berencana Tahun Anggaran 2016.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4286);

    2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    3. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang

    Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

    Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    7/39

    v

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

    4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang

    Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

    Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5080);

    5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana

    telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

    Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

    Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

    Departemen yang telah beberapa kali diubah, terakhir 

    dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;8. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit

    Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah

    Non Departemen yang telah beberapa kali diubah,

    terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun

    2013;

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentangTata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan danBelanja Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5423);10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012

    tentang Koordinasi Penyusunan Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus;

    11. Peraturan Menteri Dalam Nomor 52 Tahun 2015 tentangPedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

    12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.07/2012

    tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban

     Anggaran Transfer ke Daerah;

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    8/39

    vi

    13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012

    tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka

    Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

    Memperhatikan : Surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan KementerianKeuangan Nomor S-101/MK.7/2015 tanggal 2 Juli 2015

    Perihal Penyampaian Proposal DAK 2016;

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN KEPALA TENTANG PETUNJUK TEKNIS

    PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL

    KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2016.

    Pasal 1

    Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional

    Bidang Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2016 adalah

    sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu

    kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.

    Pasal 2

    Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional

    Bidang Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2016

    sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU dimaksudkanuntuk memberikan acuan bagi Pemerintahan Daerah

    Kabupaten dan Kota dalam pelaksanaan Bantuan Operasional

    Bidang Keluarga Berencana.

    Pasal 3

    Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional

    Bidang Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2016

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, bertujuan untuk:

    a. Menyediakan dukungan dana operasional kegiatanbagi Balai Penyuluhan KB, dalam upaya pencapaian

    tu ju an program Kependudukan, KB dan Pembangunan

    Keluarga secara Nasional.

    b. Menyediakan dukungan dana pendistribusian alat dan obat

    kontrasepsi dari Gudang SKPD-KB Kabupaten/kota ke

    setiap tempat Fasilitas Pelayanan KB.

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    9/39

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    10/39

    0

    BADAN KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

    LAMPIRAN PERATURAN KEPALA

    BADAN KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

    NOMOR: 291/PER/B1/2015

    TENTANG

    PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL

    KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2016

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    11/39

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sesuai amanat Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

    Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus menjadi titik sentral

    dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan

    adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan

    perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung

    dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang

    tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang,

    sehingga menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu diperhatikan

    dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu:1) penduduk tidak

    hanya diperlakukan sebagai obyek tetapi juga subyek pembangunan. Paradigma

    penduduk sebagai obyek telah mengeliminir partisipasi penduduk dalam

    pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki peran sebagai subyek pembangunan,

    maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan

    meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut

    “pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas”.

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

    Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan

    Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang

    kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan pusat, provinsi dan

    kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas dijelaskan 4 (empat) Sub

    urusan yang menjadi kewenangan bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2)

    Keluarga Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, 4) Pengelolaan penyuluh

    KB/PLKB, Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB

    (PKB/PLKB) ditetapkan menjadi urusan pusat .

    Lebih lanjut ditetapkan pada pasal 298 ayat (7) Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bahwa belanja

    DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    12/39

    2

    kegiatan non fisik, yang dalam hal ini dalam bentuk dana bantuan operasional

    Keluarga Berencana ( BOKB).

    Kesemuanya ini untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana arah

    pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019, Badan Kependudukan dan

    Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu

    Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda

    Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5

    (lima) yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui

    “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana”. Kemudian di dalam

    Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 (Dimensi Pembangunan), BKKBN

    berada pada Dimensi Pembangunan Manusia, yang didalamnya berperan serta

    pada upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta

    Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab untuk

    meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental. 

    Kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal melalui Program Kependudukan,

    Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama melalui

    upaya pencapaian target/sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Nasional (RPJMN) 2015-2019 untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk

    (LPP), angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR),

    menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need), menurunnya

     Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15  –  19 tahun), serta

    menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun).

    B. Maksud dan Tujuan

    1. Maksud:

    Secara umum maksud pemberian dana bantuan operasional keluarga

    berencana adalah mendukung tercapainya sasaran prioritas pembangunan

    Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk mendukung tercapainya TFR

    2,36 pada akhir tahun 2016, TFR 2,33 pada akhir tahun 2017 dan TFR 2,31

    pada akhir tahun 2018.

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    13/39

    3

    2. Tujuan :

    a. Menyediakan dukungan dana operasional kegiatan bagi Balai

    Penyuluhan KB, dalam upaya pencapaian tujuan program

    Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga secara

    Nasional.

    b. Menyediakan dukungan dana pendistribusian alat dan obat kontrasepsi

    dari Gudang SKPD-KB Kabupaten/kota ke setiap tempat Fasilitas

    Pelayanan KB.

    C. Ruang Lingkup 

    Ruang lingkup dan sasaran pemberian Bantuan Operasional Keluarga

    Berencana (BOKB) adalah:

    1. Seluruh Balai Penyuluhan KB yang telah dibangun sejak tahun 2010 sampai

    dengan tahun 2015.

    2. Pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke seluruh tempat fasilitas

    kesehatan (klinik keluarga berencana) yang melayani KB dan telah

    teregistrasi.

    3. Besaran jumlah bantuan dana operasional untuk setiap Balai Penyuluhan KB

    diberikan dengan menggunakan standar pembiayaan yang sama.

    4. Besaran dana bantuan operasional pendistribusian alat dan obat kontrasepsi

    secara nasional disesuaikan dengan kondisi sosio demografis dan geografis

    yang dikategorikan menjadi 3 wilayah yaitu ;

    a. Daerah yang masuk wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan (galciltas)

    b. Daerah yang masuk non galciltas dan

    c. Daerah yang masuk wilayah perkotaan.

    5. Realisasi Penyaluran Dana dibedakan sebagai berikut;

    a. Bantuan Dana operasional bagi Balai Penyuluhan KB dibiayai selama 12

    bulan dengan periode realisasi pendanaan sesuai ketentuan perundangan

    yang ditetapkan oleh Kementrian Keuangan,

    b. Bantuan Dana operasional KB untuk dukungan pendistribusian alat dan

    obat kontrasepsi diberikan berdasarkan klasifikasi sebagaimana dimaksud

    pada point 4 untuk seluruh fasilitas kesehatan yang telah teregistrasi.

    D. Pengertian 

    1. Satuan Kerja Perangkat Daerah  –  bidang Keluarga Berencana, yang

    selanjutnya disingkat SKPD  –  KB adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    14/39

    4

    yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang

    pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana di daerah provinsi,

    kabupaten, atau kota.

    2. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan

    untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik

    promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh

    Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. 

    3. Balai Penyuluhan Keluarga Berencana adalah Bangunan yang merupakan

    wadah kelembagaan penyuluhan pengendalian penduduk dan keluarga

    berencana ditingkat Kecamatan sebagai lembaga non struktural yang berada

    dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat

    Daerah (SKPD) – KB di Kabupaten dan Kota.

    4. Penyuluhan keluarga berencana adalah merupakan proses komunikasi

    informasi dan edukasi kepada masyarakat dan keluarga bertujuan untuk

    membantu keluarga agar dapat memahami dan berperilaku menuju

    terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. 

    5. Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) adalah Dana bantuan

    operasional KB yang bersifat non fisik berupa biaya operasional Balai

    Penyuluhan KB dan bantuan biaya pendistribusian alat dan obat kontrasepsi

    dari gudang Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan.

    6. Distribusi alat dan obat kontrasepsi adalah proses penyaluran alat dan obat

    kontrasepsi dari gudang SKPD KB Kabupaten dan Kota ke seluruh fasilitas

    kesehatan yang ditetapkan dengan surat keputusan Kepala SKPD KB

    Kabupaten dan Kota. 

    7. Dana BOKB adalah belanja langsung yang diperuntukan belanja barang dan

     jasa untuk kegiatan operasional yang hasilnya diserahkan ke masyarakat.

    8. Biaya operasional penyuluhan adalah biaya yang digunakan untuk

    mendukung biaya transport dan/atau belanja makanan-minuman (konsumsi)

    kegiatan penyuluhan program KKBPK

    9. Biaya operasional pengolahan data adalah biaya untuk membayar langganan

    paket pulsa data internet dan/atau belanja makanan-minuman (konsumsi).

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    15/39

    5

    10. Staff meeting /rapat teknis adalah pertemuan teknis evaluasi dan pelaksanaan

    program kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga setiap minggu yang

    dipimpin oleh Kepala UPT/Koordinator/PPLKB yang dihadiri oleh PKB/PLKB.

    11.Biaya staff meeting /rapat teknis a

    dalah biaya untuk membayar belanjamakanan-minuman (konsumsi) rapat dan/atau transport dan/atau narasumber

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    12. Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB adalah biaya untuk pembelian

    lampu, cat, kran, peralatan kebersihan.

    13. Biaya langganan daya dan jasa adalah biaya untuk membayar listrik dan/atau

    telephone dan/atau air.

    14. Biaya Bahan Bakar Minyak adalah biaya untuk pembelian bahan bakar

    minyak yang digunakan untuk operasional distribusi alat dan obat kontrasepsi

    ke faskes yang dibuktikan dengan surat tugas dari atasan langsung.

    15. Biaya jasa pengiriman / ekspedisi adalah biaya untuk pengiriman alokon dari

    gudang SKPD ke faskes yang dibuktikan dengan tanda terima uang dan

    alokon.

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    16/39

    6

    BAB II

    KEBIJAKAN DAN STRATEGI BOKB

    A. Kebijakan1. Pemerintah daerah agar tetap mengalokasikan dana operasional untuk

    Balai Penyuluhan KB yang telah diberikan selama ini, karena BOKB bukan

    merupakan penerimaan fungsional pemerintah daerah dan bukan dana

    utama dalam penyelenggaraan upaya Program KKBPK di Balai

    Penyuluhan KB.

    2. Pemanfaatan dana BOKB diperuntukan untuk membiayai pengelolaan

    dan pelaksanaan kegiatan Balai Penyuluhan KB sesuai alokasi jumlahbiaya yang telah ditetapkan.

    3. Pemanfaatan dana BOKB untuk pendistribusian alat dan obat kontrasepsi

    diberikan berdasarkan klasifikasi sebagaimana dimaksud pada point 4

    untuk seluruh fasilitas kesehatan yang telah teregistrasi.

    4. Pemanfaatan dana BOKB di Balai penyuluhan KB, pendistribusian alat

    dan obat kontrasepsi agar disinergikan dengan pendanaan yang

    bersumber dari APBD dan sumber dana lainnya.

    B. Strategi

    1. Setiap Balai Penyuluhan KB wajib membuat alokasi jadwal kegiatan sesuai

    dengan menu dalam petunjuk teknis dan disetujui oleh kepala SKPD-KB

    Kabupaten dan Kota.

    2. Memperkuat peran Balai penyuluhan KB sebagai pusat pengendali

    operasional program KKBPK di setiap kecamatan.

    3. Setiap fasilitas pelayanan KB (Klinik KB) mengajukan permintaan

    kebutuhan alokon ke SKPD-KB Kabupaten dan Kota.

    4. SKPD-KB menganalisis kelayakan permintaan kebutuhan alokon.

    5. Melakukan monitoring ketersediaan alokon di setiap fasilitas kesehatan

    (Klinik KB ).

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    17/39

    7

    BAB III 

    MEKANISME PENGELOLAAN BOKB

    A. Prosedur Pelaksanan BOKB

    1. Penguatan Koordinasi pelaksanaan

    a. Bupati/walikota menetapkan pedoman pengendalian dan pendistribusian

    kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan KB di

    daerah Kabupaten dan Kota mengacu pada Undang-undang No. 23 Tahun

    2014 tentang Pemerintah Daerah Lampiran 1 huruf N.

    b. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan pengelola keuangan

    BOKB di Balai Penyuluhan KB tingkat kecamatan dengan Surat Keputusan

    Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota.

    c. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan fasilitas kesehatan

    (klinik keluarga berencana) penerima alokon dengan Surat Keputusan

    Bupati dan Walikota.

    d. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota menetapkan Balai Penyuluhan KB

    yang mendapat biaya operasional KB dengan Surat Keputusan Kepala

    SKPD KB Kabupaten dan Kota.e. Kepala SKPD KB Kabupaten dan Kota melakukan stock opname di faskes

    secara berkala paling sedikit satu tahun sekali.

    2.  Mekanisme Penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban BOKB

    dalam APBD

    a. Mekanisme penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja

    program/kegiatan DAK sub bidang KB oleh Pemerintah Daerah

    berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur

    pengelolaan keuangan daerah.

    b. Mekanisme Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke

    Daerah program/ kegiatan DAK sub bidang KB oleh Pemerintah Daerah

    berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur

    Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana

    Desa.

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    18/39

    8

    B. Penggunaan Dana BOKB

    Dana BOKB adalah belanja langsung yang diperuntukan belanja barang dan jasa

    untuk kegiatan operasional yang hasilnya diserahkan ke masyarakat.

    1. Biaya operasional bagi Balai Penyuluhan KB dengan rincian menu dan urutan

    prioritas kegiatan sebagai berikut:

    a. Biaya operasional penyuluhan KB

    b. Biaya operasional pengolahan data

    c. Staff meeting /rapat teknis

    d. Alat Tulis Kantor

    e. Biaya langganan daya dan jasa

    f. Biaya pemeliharaan Balai Penyuluhan KB

    2. Biaya distribusi alat dan obat kontrasepsi dapat digunakan untuk:

    a. Biaya Bahan Bakar Minyak/biaya transport

    b. Biaya jasa pengiriman/ekspedisi

    C. Pelaporan

    Pelaporan BOKB dilakukan secara berjenjang dan berkala dari tahap persiapan,

    pelaksanaan sampai dengan penyaluran di masing-masing Kecamatan di

    Kabupaten dan Kota. Agar pelaporan BOKB dapat berjalan sesuai dengan yangdiharapkan, maka diperlukan langkah sebagai berikut:

    1. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota, melaporkan perkembangan

    pelaksanaan BOKB secara triwulanan dikirimkan ke Perwakilan BKKBN

    Provinsi c.q Tim pengendalian DAK sub bidang KB Provinsi dan tembusannya

    disampaikan kepada ketua tim pengendali DAK sub bidang KB tingkat Pusat

    (Sekretaris Utama) c.q Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN;

    2. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan merujuk pada ketentuan Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana;

    3. Sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) 3 (tiga) Menteri yaitu Menteri

    Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri

    Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE

    1722/MK 07/2008, 900/2556/SJ tanggal 21 November 2008, SKPD-KB

    Kabupaten dan Kota berkewajiban menyampaikan laporan Triwulan DAK sub

    bidang KB kepada Sekretaris Daerah;

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    19/39

    9

    4. Penanggungjawab dan pengelola dana Bantuan Operasional Balai

    Penyuluhan KB wajib menyampaikan laporan triwulan Keuangan kepada

    Kepala SKPD-KB Kab dan Kota (fomulir 1);

    5. Sekretaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala SKPD-KB Kab dan

    Kota untuk menyampaikan laporan triwulan penggunaan dana distribusi alat

    dan obat kontrasepsi kepada Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota (Formulir

    4);

    6. Kepala SKPD-KB Kabupaten dan Kota merekap seluruh laporan dari Balai

    Penyuluhan KB dan penggunaan dana distribusi alat dan obat kontrasepsi

    dan menyampaikan laporan triwulan kepada Perwakilan BKKBN Provinsi c.q

    Tim Pengendalian DAK KB Provinsi dan tembusan disampaikan kepada ketua

    tim pengendali DAK sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama) c.q. Biro

    Keuangan dan Pengelolaan BMN di masing-masing Kabupaten dan Kota

    paling lambat 10 hari setelah triwulan bersangkutan berakhir (Formulir 2);

    7. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi c.q. Tim Pengendalian DAK Sub bidang

    KB melakukan rekapitulasi laporan triwulan yang disampaikan oleh Kepala

    SKPD-KB Kabupaten dan Kota dan menyampaikan kepada ketua tim

    pengendali DAK Sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama) c.q Biro

    Keuangan dan Pengelolaan BMN, sesuai dengan laporan sebagaimana

    dalam formulir 2 paling lambat 15 hari setelah triwulan bersangkutan berakhir

    (Formulir 3).

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    20/39

    10

    MEKANISME PELAPORAN BOKB

    D. Pemantauan

    Pemantauan pengelolaan dana BOKB dilakukan secara berjenjang dari BKKBN

    ke pemerintah daerah Kabupaten dan Kota dalam hal ini adalah SKPD KB

    dan/atau dari Perwakilan BKKBN Provinsi ke pemerintah daerah Kabupaten dan

    Kota dalam hal ini adalah SKPD KB.

     Agar pemantauan dapat terselenggara dengan baik, dilaksanakan langkah-

    langkah sebagai berikut:

    1. Mekanisme Pemantauan BOKB

    a) Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris

    Utama BKKBN) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan

    BOKB ke Provinsi dan Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya

    kepada Kepala BKKBN;

    b) Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan

    BKKBN Provinsi) secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan

    BOKB ke Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada Ketua Tim

    Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat (Sekretaris Utama BKKBN)

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    21/39

    11

    c) Ketua Tim Pengendali DAK Bidang KB Kabupaten dan Kota (Kepala

    SKPD-KB Kabupaten dan Kota) secara berkala melakukan pemantauan

    pelaksanaan BOKB ke kecamatan dan desa serta melaporkan hasilnya

    kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.

    MEKANISME PEMANTAUAN BOKB

    KABUPATEN DAN KOTA OLEH BKKBN

    2. Mekanisme Pemantauan BOKB Kabupaten Dan Kota oleh Pemerintah Provinsi

    a. Gubernur berkoordinasi dengan Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB

    Provinsi (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi) dan Kepala SKPD KB Provinsi

    secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan

    Kota;

    b. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi (Kepala Perwakilan

    BKKBN Provinsi) dan Ketua Tim Pengendali DAK SKPD KB Provinsi secara

    berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB ke Kabupaten dan Kota

    serta melaporkan hasilnya kepada Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang

    KB Pusat (Sekretaris Utama BKKBN) dan kepada Sekretaris Daerah.

    c. Ketua Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Kabupaten dan Kota (Kepala

    SKPD-KB Kabupaten dan Kota) secara berkala melakukan pemantauan

    pelaksanaan BOKB ke kecamatan dan desa serta melaporkan hasilnya kepada

    Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.

    Ketua Tim Pengendali DAK sub

    bidang KB Kab dan Kota

    (Kepala SKPD –KB KAB DAN KOTA)

    Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi

    (KEPALA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI)

    Ketua Tim PengendalianDAK sub bidang KB

    ( KEPALA BKKBN)

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    22/39

    12

    MEKANISME PEMANTAUAN BOKB

    KABUPATEN DAN KOTA OLEH PEMERINTAH PROVINSI

    E. Evaluasi

    Evaluasi dilaksanakan untuk menilai atau mengukur sejauh mana pelaksanaan

    pengelolaan BOKB telah dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah

    ditetapkan. Apabila ternyata dalam pelaksanaannya masih ditemui kekeliruan

    maka dapat segera dilakukan perbaikan dengan disertai dukungan data yang

    akurat.

     Agar pelaksanaan evaluasi dapat terselenggara dengan baik, dilakukan langkah-

    langkah sebagai berikut:

    1. Ketua Tim Pengendalian DAK sub bidang KB tingkat Pusat (Sekretaris Utama

    BKKBN) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan

    melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN;

    2. Ketua Tim Pengendali DAK sub bidang KB Provinsi cq (Kepala Perwakilan

    BKKBN Provinsi) setiap 3 (tiga) bulan melakukan evaluasi pelaksanaan

    BOKB dan melaporkan hasilnya kepada Tim Pengendali DAK sub bidang KB

    Tingkat Pusat (Sekretaris Utama BKKBN)

    3. Tim Pengendali DAK sub bidang KB Kabupaten dan Kota cq (Kepala SKPD-

    KB) setiap 3 (tiga) bulan  melakukan evaluasi pelaksanaan BOKB dan

    melaporkan hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.

    Perwakilan BKKBN

    di Provinsi

    SKPD-KB Kabupaten dan Kota

    GUBERNUR

    SKPD -KB

    PROVINSI

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    23/39

    13

    D. Pengawasan Pelaksanaan BOKB

    Pengawasan pelaksanaan BOKB dilaksanakan oleh pengawasan eksternal

    maupun APIP. Jika terjadi penyimpangan, hasil audit akan dijadikan

    rekomendasi untuk diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Untuk itu, setiap SKPD-KB Kabupaten dan Kota yang mendapatkan BOKB

    wajib melakukan beberapa hal sebagai berikut:

    1. Menggunakan dana BOKB untuk membayar transaksi sesuai dengan menu

    yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOKB.

    2. Membukukan seluruh transaksi dan menyelesaikan pertanggungjawaban

    laporan keuangan tepat waktu.

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    24/39

    14

    BAB IV

    PENUTUP

    Pedoman penggunaan dana Bantuan Operasional KB (BOKB) disusun sebagai

    acuan dalam pembiayaan operasional Balai Penyuluhan KB di kecamatan dan

    pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke seluruh fasilitas kesehatan yang

    teregistrasi melayani kontrasepsi. Dukungan Dana bantuan operasional KB ini

    bukanlah merupakan satu-satunya sumber pembiayaan untuk pengelolaan kedua

    kegiatan tersebut akan tetapi BOKB merupakan biaya pendukung yang selama ini

    telah menjadi kewenangan pemerintah daerah .

    Tentunya bantuan biaya ini masih sangat terbatas dan khususnya bagi daerah yang

    belum memiliki Balai Penyuluhan Kecamatan tentu belum dapat menggunakan

    BOKB ini. Keberadaan Balai Penyuluhan KB Kecamatan yang teregistrasi adalah

    merupakan prasyarat dan sekaligus dijadikan Pusat Pengendalian Operasional KB

    di kecamatan dan desa di wilayah tersebut. Untuk itu bagi daerah yang belum

    memiliki Balai Penyuluhan KB di kecamatan diharapkan dapat melakukan advokasi

    secara terus menerus kepada stakeholder terkait agar pembangunan Balai

    Penyuluhan segera terealisasi dan diajukan pembiayaan BOKB pada tahun

    berikutnya.

    Berkaitan dengan penerapan pedoman ini di daerah diharapkan pedoman ini dapat

    ditindaklanjuti dengan petunjuk pelaksanaan yang lebih operasional yang ditetapkan

    dengan Keputusan Bupati /Walikota untuk menampung variasi kebutuhan daerah

    dengan tetap mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan BKKBN.

     Apabila dikemudian hari terjadi perubahan kebijakan yang berkaitan dengan BOKB

    maka pedoman akan dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan pada penyusunan

    pedoman BOKB selanjutnya.

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    25/39

    Formulir 1 

    Balai Penyuluhan KB Kecamatan  :

    Kabupaten 

    dan 

    Kota :SKPD‐KB :

    Provinsi :

    Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV*  

    NO TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    1 3 4

    45.000.000Rp

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Keterangan:

    *Coret yang tidak perlu

    ……………….., …….  …

    Kepala Unit Pelaksa

    Koordinator PKB/PP

    NIP. ………………………

    Formulir 1 ‐ Diisi oleh Balai Penyuluhan KB Tingkat Kecamatan dan disampaikan 

    kepada SKPD‐KB Kabupaten dan Kota

    LAPORAN TRIWULANAN

    PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALA

    TAHUN ANGGARAN 2016

    Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB)

    Biaya langganan daya dan jasa

    Biaya Pemeliharaan Balai Penyuluhan KB

    Biaya Operasional penyuluhan

    JENIS KEGIATAN

    2

    Biaya operasional pengolahan data

    Staff Meeting /Rapat Tekhnis

     Alat Tulis Kantor 

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    26/39

    Formulir 2 

    Kabupaten dan Kota :

    SKPD‐KB :

    Provinsi :

    Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV*  

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    REALISASI

    (Rp)

    1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Keterangan:

    *Coret yang

     tidak

     perlu

    REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN

    PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BA LAI PENYULUHAN K

    TAHUN ANGGARAN 2016

    NO KECAMATAN

    Balai Penyuluhan KB Kecamatan …

    2

    Balai Penyuluhan KB Kecamatan …

    Balai Penyuluhan KB Kecamatan …

    Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB)

    Formulir 2 ‐ Diisi oleh SKPD‐KB dan disampaikan kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi

    Biaya Peme

    Peny

    Balai Penyuluhan KB Kecamatan …

    Balai Penyuluhan KB Kecamatan …

    TOTAL DANA

    Biaya langganan daya dan jasaBiaya operasional pengolahan

    dataStaff Meeting /Rapat Tekhn is A la t Tul is Kantor  

    Balai Penyuluhan KB Kecamatan …

    Balai Penyuluhan KB Kecamatan …

    …………………………………..

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    27/39

    Formulir 3 (Rekap Laporan Pelaksanaan BOKB‐BP Tingkat Provinsi)

    Provinsi :   Formulir 3: F3/BOKB/

    Periode Pelaporan :

     Triwulan

     I/II/III/IV*

    TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    SISA DANA

    (Rp)

    TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    SISA DANA

    (Rp)

    TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    S

    1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Keterangan:

    *Coret yang tidak perlu

    ……………….., …….  ……………. 2

    Kepala Perwakilan BKKBN P

    NIP. ……………………………………

    STAFF MEETING/RAPAT TEKHNISNO KABUPATEN DAN KOTA BIAYA LANGGANAN DAYA DAN JASA BIAYA OPERASIONAL PENGOLAHAN DATA (PAKET

    DATA INTERNET)

    LAPORAN TRIWULANAN

    PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN

    DANA ALOKASI KHUSUS SUB BIDANG KELUARGA BERENCANA

    TAHUN ANGGARAN 2016

    2

    Formulir 3 disampaikan kepada Kepala BKKBN Pusat

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    28/39

    Formulir 3 

    Provinsi :  

    Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV*

    TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    SISA DANA

    (Rp)

    TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    SISA DANA

    (Rp)

    TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    S

    1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Keterangan:

    *Coret yang tidak perlu

    Formulir 3 ‐ Diisi oleh Tim DAK Perwakilan BKKBN Provinsi dan disampaikan kepada 

    Sekretaris Utama BKKBN cq. Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN

     ALAT TULIS KANTOR BIAYA PEMELIHARAAN BALAI PENYULUHAN KB BIAYA OPERASIONAL PENYULUHAN

    REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN

    PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB) BALAI PENYULUHAN

    TAHUN ANGGARAN 2016

    NO KABUPATEN DAN KOTA

    2

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    29/39

    Formulir 4 

    Kabupaten dan Kota :

    SKPD‐KB :

    Provinsi :

    Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV*  

    NO TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    1 3 4

    1

    2

    Keterangan:

    *Coret yang tidak perlu

    ………………

    Kepala SK

    NIP. ………

    Formulir 4 ‐ Diisi oleh  SKPD‐KB Kabupaten dan disampaikan kepada Tim DAK Perwakilan 

    BKKBN Provinsi

    LAPORAN TRIWULANAN

    PELAKSANAAN DISTRIBUSI ALOKON

    BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB)

    TAHUN ANGGARAN 2016

    Distribusi Alokon

    Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM), atau

    Biaya Jasa Pengiriman/Ekspedisi

    JENIS KEGIATAN

    2

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    30/39

    Formulir 5 

    Provinsi :  

    Periode Pelaporan : Triwulan I/II/III/IV*

    TOTAL DANA

    (Rp)

    REALISASI

    (Rp)

    PERSENTASE

    (%)

    SISA DANA

    (Rp)

    TOT

    1 3 4 5 6

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Keterangan:

    *Coret yang tidak perlu

    REKAPITULASI LAPORAN TRIWULANAN

    BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB)

    TAHUN ANGGARAN 2016

    NO KABUPATEN DAN KOTA BIAYA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

    PELAKSANAAN DISTRIBUSI ALOKON

    2

    Formulir 5 ‐ Diisi oleh Tim DAK Perwakilan Provinsi dan disampaikan kepada 

    Sekretaris Utama cq. Biro Keuangan dan Pengelolaan BMN

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    31/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    1 Provinsi Aceh

    2 Kab. Aceh Barat 591.840.000 3 Kab. Aceh Besar 779.040.000 

    4 Kab. Aceh Selatan 757.440.000 

    5 Kab. Aceh Singkil 515.160.000 

    6 Kab. Aceh Tengah 663.600.000 

    7 Kab. Aceh Tenggara 280.650.000 

    8 Kab. Aceh Timur 860.400.000 

    9 Kab. Aceh Utara 1.122.000.000 

    10 Kab. Bireuen 792.300.000 

    11 Kab. Pidie 506.550.000 

    12 Kab. Simeulue 375.840.000 

    13 Kota Banda Aceh 259.500.000 14 Kota Sabang 97.590.000 

    15 Kota Langsa 144.660.000 

    16 Kota Lhokseumawe 195.180.000 

    17 Kab. Gayo Lues 428.040.000 

    18 Kab. Aceh Barat Daya 423.720.000 

    19 Kab. Aceh Jaya 432.360.000 

    20 Kab. Nagan Raya 501.840.000 

    21 Kab. Aceh Tamiang 428.100.000 

    22 Kab. Bener Meriah 473.040.000 

    23 Kab. Pidie Jaya 293.040.000 

    24 Kota Subulussalam 228.450.000 25 Provinsi Sumatera Utara - 

    26 Kab. Asahan 1.143.000.000 

    27 Kab. Dairi 474.150.000 

    28 Kab. Deli Serdang 1.055.100.000 

    29 Kab. Karo 594.600.000 

    30 Kab. Labuhanbatu 429.150.000 

    31 Kab. Langkat 858.450.000 

    32 Kab. Mandailing Natal 272.250.000 

    33 Kab. Nias 477.360.000 

    34 Kab. Simalungun 1.041.450.000 

    35 Kab. Tapanuli Selatan 531.750.000 36 Kab. Tapanuli Tengah 337.680.000 37 Kab. Tapanuli Utara 399.000.000 

    38 Kab. Toba Samosir 703.350.000 

    39 Kota Binjai 248.460.000 

    40 Kota Medan 755.580.000 

    41 Kota Pematang Siantar 388.980.000 

    42 Kota Sibolga 197.940.000 

    43 Kota Tanjung Balai 285.180.000 

    44 Kota Tebing Tinggi 240.870.000 

    45 Kota Padang Sidempuan 286.560.000 

    46 Kab. Pakpak Bharat 372.960.000 47 Kab. Nias Selatan 495.720.000 

    48 Kab. Humbang Hasundutan 17.850.000 

    49 Kab. Serdang Bedagai 795.450.000 

    50 Kab. Samosir 422.850.000 

    51 Kab. Batu Bara 298.350.000 

    52 Kab. Padang Lawas 161.250.000 

    53 Kab. Padang Lawas Utara 329.700.000 

    54 Kab. Labuhanbatu Selatan 116.250.000 

    55 Kab. Labuhanbatu Utara 296.250.000 

    56 Kab. Nias Utara 201.240.000 

    57 Kab. Nias Barat 155.160.000 58 Kota Gunungsitoli 203.460.000 

    59 Provinsi Sumatera Barat - 

    60 Kab. Limapuluh Kota 610.200.000 

    RINCIAN ALOKASI BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA

    BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2016

    MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    32/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    61 Kab. Agam 745.200.000 

    62 Kab. Kepulauan Mentawai 464.400.000 

    63 Kab. Padang Pariaman 828.360.000 

    64 Kab. Pasaman 557.850.000 

    65 Kab. Pesisir Selatan 743.040.000 

    66 Kab. Sijunjung 423.720.000 

    67 Kab. Solok 709.200.000 68 Kab. Tanah Datar 661.500.000 

    69 Kota Bukit Tinggi 143.280.000 

    70 Kota Padang Panjang 94.140.000 

    71 Kota Padang 433.980.000 

    72 Kota Payakumbuh 250.530.000 

    73 Kota Sawahlunto 190.080.000 

    74 Kota Solok 94.140.000 

    75 Kota Pariaman 194.490.000 

    76 Kab. Pasaman Barat 533.880.000 

    77 Kab. Dharmasraya 516.600.000 

    78 Kab. Solok Selatan 335.160.000 79 Provinsi Riau - 

    80 Kab. Bengkalis 64.950.000 

    81 Kab. Indragiri Hilir 440.700.000 

    82 Kab. Indragiri Hulu 88.050.000 

    83 Kab. Kampar 756.900.000 

    84 Kab. Kuantan Singingi 74.400.000 

    85 Kab. Pelalawan 120.450.000 

    86 Kab. Rokan Hilir 64.950.000 

    87 Kab. Rokan Hulu 74.400.000 

    88 Kab. Siak 64.950.000 

    89 Kota Dumai 59.490.000 90 Kota Pekanbaru 93.300.000 

    91 Kab. Kepulauan Meranti 55.500.000 

    92 Provinsi Jambi - 

    93 Kab. Batang Hari 201.000.000 

    94 Kab. Bungo 794.400.000 

    95 Kab. Kerinci 662.550.000 

    96 Kab. Merangin 568.350.000 

    97 Kab. Muaro Jambi 519.150.000 

    98 Kab. Sarolangun 476.250.000 

    99 Kab. Tanjung Jabung Barat 66.000.000 

    100 Kab. Tanjung Jabung Timur 514.950.000 

    101 Kab. Tebo 563.100.000 

    102 Kota Jambi 386.220.000 

    103 Kota Sungai Penuh 369.660.000 

    104 Provinsi Sumatera Selatan - 

    105 Kab. Lahat 411.840.000 

    106 Kab. Musi Banyuasin 176.250.000 

    107 Kab. Musi Rawas 801.720.000 

    108 Kab. Muara Enim 430.500.000 

    109 Kab. Ogan Komering Ilir 862.560.000 

    110 Kab. Ogan Komering Ulu 106.950.000 

    111 Kota Palembang 275.760.000 

    112 Kota Prabumulih 310.710.000 

    113 Kota Pagar Alam 159.840.000 

    114 Kota Lubuk Linggau 403.470.000 

    115 Kab. Banyuasin 948.600.000 

    116 Kab. Ogan Ilir 514.800.000 

    117 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 931.500.000 

    118 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 756.000.000 

    119 Kab. Empat Lawang 546.480.000 

    120 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 117.300.000 

    121 Kab. Musi Rawas Utara 68.100.000 

    122 Provinsi Bengkulu - 

    123 Kab. Bengkulu Selatan 543.300.000 

    124 Kab. Bengkulu Utara 829.050.000 

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    33/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    125 Kab. Rejang Lebong 583.050.000 

    126 Kota Bengkulu 460.200.000 

    127 Kab. Kaur 520.920.000 

    128 Kab. Seluma 673.200.000 

    129 Kab. Mukomuko 712.440.000 

    130 Kab. Lebong 385.920.000 

    131 Kab. Kepahiang 385.920.000 132 Kab. Bengkulu Tengah 491.760.000 133 Provinsi Lampung - 

    134 Kab. Lampung Barat 435.240.000 

    135 Kab. Lampung Selatan 574.650.000 

    136 Kab. Lampung Tengah 185.400.000 

    137 Kab. Lampung Utara 947.520.000 

    138 Kab. Lampung Timur 518.400.000 139 Kab. Tanggamus 926.250.000 

    140 Kab. Tulang Bawang 389.400.000 

    141 Kab. Way Kanan 661.680.000 

    142 Kota Bandar Lampung 395.190.000 143 Kota Metro 241.560.000 

    144 Kab. Pesawaran 469.800.000 

    145 Kab. Pringsewu 427.050.000 

    146 Kab. Mesuji 328.650.000 

    147 Kab. Tulang Bawang Barat 370.500.000 

    148 Kab. Pesisir Barat 190.500.000 

    149 Provinsi DKI Jakarta

    150 Provinsi Jawa Barat - 

    151 Kab. Bandung 1.663.800.000 

    152 Kab. Bekasi 122.700.000 

    153 Kab. Bogor 636.750.000 154 Kab. Ciamis 1.347.450.000 

    155 Kab. Cianjur 1.572.300.000 

    156 Kab. Cirebon 283.950.000 

    157 Kab. Garut 1.947.600.000 

    158 Kab. Indramayu 1.509.450.000 

    159 Kab. Karawang 1.069.950.000 

    160 Kab. Kuningan 1.016.550.000 

    161 Kab. Majalengka 1.221.450.000 

    162 Kab. Purwakarta 304.950.000 163 Kab. Subang 1.318.050.000 

    164 Kab. Sukabumi 913.680.000 

    165 Kab. Sumedang 670.950.000 

    166 Kab. Tasikmalaya 168.750.000 

    167 Kota Bandung 182.460.000 

    168 Kota Bekasi 664.890.000 

    169 Kota Bogor 83.640.000 

    170 Kota Cirebon 252.600.000 

    171 Kota Depok 165.750.000 

    172 Kota Sukabumi 375.030.000 

    173 Kota Tasikmalaya 111.240.000 

    174 Kota Cimahi 163.290.000 

    175 Kota Banjar 220.020.000 

    176 Kab. Bandung Barat 804.000.000 

    177 Kab. Pangandaran 68.100.000 178 Provinsi Jawa Tengah - 

    179 Kab. Banjarnegara 860.400.000 

    180 Kab. Banyumas 996.600.000 

    181 Kab. Batang 706.500.000 

    182 Kab. Blora 773.550.000 

    183 Kab. Boyolali 425.100.000 

    184 Kab. Brebes 419.850.000 

    185 Kab. Cilacap 642.750.000 

    186 Kab. Demak 445.950.000 187 Kab. Grobogan 798.750.000 

    188 Kab. Jepara 757.800.000 

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    34/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    189 Kab. Karanganyar 794.400.000 

    190 Kab. Kebumen 959.850.000 

    191 Kab. Kendal 683.550.000 

    192 Kab. Klaten 369.750.000 

    193 Kab. Kudus 233.550.000 

    194 Kab. Magelang 719.100.000 

    195 Kab. Pati 987.000.000 196 Kab. Pekalongan 620.700.000 

    197 Kab. Pemalang 452.250.000 

    198 Kab. Purbalingga 672.000.000 

    199 Kab. Purworejo 773.550.000 

    200 Kab. Rembang 656.250.000 

    201 Kab. Semarang 227.250.000 

    202 Kab. Sragen 781.950.000 

    203 Kab. Sukoharjo 616.650.000 

    204 Kab. Tegal 644.850.000 

    205 Kab. Temanggung 309.900.000 

    206 Kab. Wonogiri 858.300.000 207 Kab. Wonosobo 540.150.000 

    208 Kota Magelang 62.940.000 

    209 Kota Pekalongan 215.880.000 

    210 Kota Salatiga 196.560.000 

    211 Kota Semarang 648.480.000 

    212 Kota Surakarta 254.670.000 

    213 Kota Tegal 189.660.000 214 Provinsi DI Yogyakarta - 

    215 Kab. Bantul 596.700.000 

    216 Kab. Gunung Kidul 760.050.000 

    217 Kab. Kulon Progo 613.500.000 218 Kab. Sleman 384.300.000 

    219 Kota Yogyakarta 172.950.000 220 Provinsi Jawa Timur - 

    221 Kab. Bangkalan 847.440.000 

    222 Kab. Banyuwangi 559.050.000 223 Kab. Blitar 945.150.000 

    224 Kab. Bojonegoro 1.180.650.000 

    225 Kab. Bondowoso 989.640.000 

    226 Kab. Gresik 730.650.000 

    227 Kab. Jember 607.200.000 

    228 Kab. Jombang 60.900.000 

    229 Kab. Kediri 134.250.000 

    230 Kab. Lamongan 997.500.000 

    231 Kab. Lumajang 667.800.000 

    232 Kab. Madiun 706.500.000 

    233 Kab. Magetan 573.600.000 

    234 Kab. Malang 1.348.200.000 

    235 Kab. Mojokerto 528.600.000 

    236 Kab. Nganjuk 709.650.000 

    237 Kab. Ngawi 884.400.000 

    238 Kab. Pacitan 569.400.000 

    239 Kab. Pamekasan 619.560.000 

    240 Kab. Pasuruan 803.850.000 

    241 Kab. Ponorogo 989.100.000 

    242 Kab. Probolinggo 677.250.000 

    243 Kab. Sampang 619.560.000 

    244 Kab. Sidoarjo 46.200.000 

    245 Kab. Situbondo 721.080.000 

    246 Kab. Sumenep 1.105.350.000 

    247 Kab. Trenggalek 658.350.000 

    248 Kab. Tuban 628.050.000 

    249 Kab. Tulungagung 920.100.000 

    250 Kota Blitar 150.180.000 

    251 Kota Kediri 145.350.000 

    252 Kota Madiun 283.110.000 

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    35/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    253 Kota Malang 84.330.000 

    254 Kota Mojokerto 99.660.000 

    255 Kota Pasuruan 190.350.000 

    256 Kota Probolinggo 245.700.000 

    257 Kota Surabaya 169.200.000 

    258 Kota Batu 146.730.000 

    259 Provinsi Kalimantan Barat - 

    260 Kab. Bengkayang 214.560.000 

    261 Kab. Landak 612.360.000 

    262 Kab. Kapuas Hulu 623.880.000 

    263 Kab. Ketapang 853.200.000 

    264 Kab. Mempawah 424.950.000 

    265 Kab. Sambas 700.560.000 

    266 Kab. Sanggau 581.760.000 

    267 Kab. Sintang 621.000.000 

    268 Kota Pontianak 110.550.000 

    269 Kota Singkawang 246.390.000 

    270 Kab. Sekadau 155.160.000 

    271 Kab. Melawi 377.280.000 

    272 Kab. Kayong Utara 282.960.000 

    273 Kab. Kubu Raya 323.550.000 

    274 Provinsi Kalimantan Tengah - 

    275 Kab. Barito Selatan 151.800.000 

    276 Kab. Barito Utara 88.050.000 

    277 Kab. Kapuas 279.750.000 

    278 Kab. Kotawaringin Barat 108.000.000 

    279 Kab. Kotawaringin Timur 334.350.000 

    280 Kota Palangkaraya 284.340.000 281 Kab. Katingan 316.200.000 

    282 Kab. Seruyan 538.200.000 

    283 Kab. Sukamara 304.650.000 

    284 Kab. Lamandau 242.850.000 

    285 Kab. Gunung Mas 250.200.000 

    286 Kab. Pulang Pisau 303.600.000 

    287 Kab. Murung Raya 69.150.000 

    288 Kab. Barito Timur 352.800.000 

    289 Provinsi Kalimantan Selatan - 

    290 Kab. Banjar 399.900.000 

    291 Kab. Barito Kuala 441.000.000 292 Kab. Hulu Sungai Selatan 523.350.000 

    293 Kab. Hulu Sungai Tengah 525.450.000 

    294 Kab. Hulu Sungai Utara 397.440.000 

    295 Kab. Kotabaru 361.200.000 

    296 Kab. Tabalong 66.000.000 

    297 Kab. Tanah Laut 111.000.000 

    298 Kab. Tapin 240.750.000 

    299 Kota Banjarbaru 189.660.000 

    300 Kota Banjarmasin 222.780.000 

    301 Kab. Balangan 62.850.000 

    302 Kab. Tanah Bumbu 67.050.000 303 Provinsi Kalimantan Timur - 

    304 Kab. Berau 69.150.000 

    305 Kab. Kutai Kartanegara 523.500.000 

    306 Kab. Kutai Barat 75.240.000 

    307 Kab. Kutai Timur 84.900.000 

    308 Kab. Paser 90.150.000 

    309 Kota Balikpapan 80.880.000 

    310 Kota Bontang 71.220.000 

    311 Kota Samarinda 135.540.000 

    312 Kab. Penajam Paser Utara 57.600.000 

    313 Kab. Mahakam Ulu 50.250.000 

    314 Provinsi Sulawesi Utara

    315 Kab. Bolaang Mongondow 197.850.000 

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    36/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    316 Kab. Minahasa 437.700.000 

    317 Kab. Kepulauan Sangihe 703.800.000 

    318 Kota Bitung 380.010.000 

    319 Kota Manado 519.840.000 

    320 Kab. Kepulauan Talaud 390.240.000 

    321 Kab. Minahasa Selatan 812.250.000 

    322 Kota Tomohon 239.490.000 323 Kab. Minahasa Utara 442.800.000 

    324 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 336.600.000 

    325 Kota Kotamobagu 194.490.000 

    326 Kab. Bolaang Mongondow Utara 281.550.000 

    327 Kab. Minahasa Tenggara 516.000.000 

    328 Kab. Bolaang Mongondow Timur 231.300.000 

    329 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 234.450.000 

    330 Provinsi Sulawesi Tengah - 

    331 Kab. Banggai 892.080.000 

    332 Kab. Banggai Kepulauan 561.600.000 

    333 Kab. Buol 536.760.000 

    334 Kab. Toli-Toli 569.520.000 

    335 Kab. Donggala 804.960.000 

    336 Kab. Morowali 479.880.000 

    337 Kab. Poso 533.160.000 

    338 Kota Palu 278.130.000 

    339 Kab. Parigi Moutong 749.520.000 

    340 Kab. Tojo Una Una 485.640.000 

    341 Kab. Sigi 662.760.000 

    342 Kab. Banggai Laut 208.350.000 

    343 Kab. Morowali Utara 175.950.000 344 Provinsi Sulawesi Selatan - 

    345 Kab. Bantaeng 376.800.000 

    346 Kab. Barru 340.200.000 

    347 Kab. Bone 1.127.400.000 

    348 Kab. Bulukumba 566.550.000 

    349 Kab. Enrekang 568.350.000 

    350 Kab. Gowa 843.600.000 

    351 Kab. Jeneponto 385.920.000 

    352 Kab. Luwu 832.050.000 

    353 Kab. Luwu Utara 555.750.000 

    354 Kab. Maros 653.100.000 355 Kab. Pangkajene dan Kepulauan 329.040.000 

    356 Kota Palopo 417.420.000 

    357 Kab. Luwu Timur 512.850.000 

    358 Kab. Pinrang 605.100.000 

    359 Kab. Sinjai 442.800.000 

    360 Kab. Kepulauan Selayar 516.600.000 

    361 Kab. Sidenreng Rappang 293.100.000 

    362 Kab. Soppeng 302.550.000 

    363 Kab. Takalar 431.250.000 

    364 Kab. Tana Toraja 611.250.000 

    365 Kab. Wajo 665.700.000 366 Kota Pare-pare 195.180.000 

    367 Kota Makassar 472.620.000 

    368 Kab. Toraja Utara 529.560.000 

    369 Provinsi Sulawesi Tenggara - 

    370 Kab. Buton 338.040.000 

    371 Kab. Konawe 1.044.720.000 

    372 Kab. Kolaka 562.050.000 

    373 Kab. Muna 1.192.680.000 

    374 Kota Kendari 434.670.000 

    375 Kota Bau-bau 284.490.000 

    376 Kab. Konawe Selatan 816.840.000 

    377 Kab. Bombana 391.680.000 

    378 Kab. Wakatobi 255.240.000 

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    37/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    379 Kab. Kolaka Utara 609.480.000 

    380 Kab. Konawe Utara 160.920.000 

    381 Kab. Buton Utara 285.840.000 

    382 Kab. Konawe Kepulauan 280.500.000 

    383 Kab. Kolaka Timur 280.500.000 

    384 Kab. Muna Barat 61.800.000 

    385 Kab. Buton Tengah 56.550.000 386 Kab. Buton Selatan 52.350.000 

    387 Provinsi Bali - 

    388 Kab. Badung 94.350.000 

    389 Kab. Bangli 108.900.000 

    390 Kab. Buleleng 451.200.000 

    391 Kab. Gianyar 153.900.000 

    392 Kab. Jembrana 76.500.000 

    393 Kab. Karangasem 291.000.000 

    394 Kab. Klungkung 67.050.000 

    395 Kab. Tabanan 350.700.000 

    396 Kota Denpasar 87.780.000 

    397 Provinsi Nusa Tenggara Barat - 

    398 Kab. Bima 929.520.000 

    399 Kab. Dompu 440.640.000 

    400 Kab. Lombok Barat 673.200.000 

    401 Kab. Lombok Tengah 753.120.000 

    402 Kab. Lombok Timur 1.252.800.000 

    403 Kab. Sumbawa 1.306.080.000 

    404 Kota Mataram 321.060.000 

    405 Kota Bima 262.950.000 

    406 Kab. Sumbawa Barat 446.400.000 407 Kab. Lombok Utara 282.750.000 

    408 Provinsi Nusa Tenggara Timur - 

    409 Kab. Alor 798.120.000 

    410 Kab. Belu 567.360.000 

    411 Kab. Ende 781.560.000 

    412 Kab. Flores Timur 256.680.000 

    413 Kab. Kupang 295.920.000 

    414 Kab. Lembata 419.400.000 

    415 Kab. Manggarai 436.680.000 

    416 Kab. Ngada 560.160.000 

    417 Kab. Sikka 414.720.000 418 Kab. Sumba Barat 195.840.000 

    419 Kab. Sumba Timur 761.760.000 

    420 Kab. Timor Tengah Selatan 725.400.000 

    421 Kab. Timor Tengah Utara 432.300.000 

    422 Kota Kupang 299.670.000 

    423 Kab. Rote Ndao 473.040.000 

    424 Kab. Manggarai Barat 242.280.000 

    425 Kab. Nagekeo 325.080.000 

    426 Kab. Sumba Barat Daya 513.720.000 

    427 Kab. Sumba Tengah 143.640.000 

    428 Kab. Manggarai Timur 436.680.000 429 Kab. Sabu Raijua 190.080.000 

    430 Kab. Malaka 197.850.000 

    431 Provinsi Maluku - 

    432 Kab. Maluku Tenggara Barat 339.480.000 

    433 Kab. Maluku Tengah 421.920.000 

    434 Kab. Maluku Tenggara 468.900.000 

    435 Kab. Buru 200.160.000 

    436 Kota Ambon 274.680.000 

    437 Kab. Seram Bagian Barat 298.800.000 

    438 Kab. Seram Bagian Timur 288.720.000 

    439 Kab. Kepulauan Aru 224.640.000 

    440 Kota Tual 145.750.000 

    441 Kab. Maluku Barat Daya 100.080.000 

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    38/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    442 Kab. Buru Selatan 230.760.000 

    443 Provinsi Papua - 

    444 Kab. Biak Numfor 786.240.000 

    445 Kab. Jayapura 160.200.000 

    446 Kab. Jayawijaya 108.720.000 

    447 Kab. Merauke 114.480.000 

    448 Kab. Mimika 86.760.000 449 Kab. Nabire 213.120.000 

    450 Kab. Paniai 188.640.000 

    451 Kab. Puncak Jaya 57.960.000 

    452 Kab. Kepulauan Yapen 262.440.000 

    453 Kota Jayapura 245.265.100 

    454 Kab. Sarmi 53.640.000 

    455 Kab. Keerom 195.840.000 

    456 Kab. Yahukimo 288.720.000 

    457 Kab. Pegunungan Bintang 97.200.000 

    458 Kab. Tolikara 49.320.000 

    459 Kab. Boven Digoel 70.920.000 

    460 Kab. Mappi 152.280.000 

    461 Kab. Asmat 57.960.000 

    462 Kab. Waropen 168.120.000 

    463 Kab. Supiori 280.080.000 

    464 Kab. Mamberamo Raya 49.320.000 

    465 Kab. Mamberamo Tengah 46.440.000 

    466 Kab. Yalimo 47.880.000 

    467 Kab. Lanny Jaya 46.440.000 

    468 Kab. Nduga 50.760.000 

    469 Kab. Dogiyai 194.400.000 470 Kab. Puncak 56.520.000 

    471 Kab. Intan Jaya 50.760.000 

    472 Kab. Deiyai 49.320.000 

    473 Provinsi Maluku Utara - 

    474 Kab. Halmahera Tengah 383.040.000 

    475 Kota Ternate 336.000.000 

    476 Kab. Halmahera Barat 419.400.000 

    477 Kab. Halmahera Timur 158.040.000 

    478 Kab. Halmahera Selatan 723.960.000 

    479 Kab. Halmahera Utara 196.560.000 

    480 Kab. Kepulauan Sula 413.640.000 481 Kota Tidore Kepulauan 239.700.000 

    482 Kab. Pulau Morotai 240.840.000 

    483 Kab. Pulau Taliabu 49.200.000 

    484 Provinsi Banten - 

    485 Kab. Lebak 1.099.800.000 

    486 Kab. Pandeglang 1.625.400.000 

    487 Kab. Serang 723.300.000 

    488 Kab. Tangerang 522.600.000 

    489 Kota Cilegon 15.180.000 

    490 Kota Tangerang 63.480.000 

    491 Kota Serang 287.250.000 492 Kota Tangerang Selatan 103.500.000 

    493 Provinsi Bangka Belitung - 

    494 Kab. Bangka 149.700.000 

    495 Kab. Belitung 14.700.000 

    496 Kota Pangkal Pinang 104.490.000 

    497 Kab. Bangka Selatan 239.400.000 

    498 Kab. Bangka Tengah 516.150.000 

    499 Kab. Bangka Barat 279.450.000 

    500 Kab. Belitung Timur 143.400.000 

    501 Provinsi Gorontalo - 

    502 Kab. Boalemo 342.360.000 

    503 Kab. Gorontalo 884.400.000 

    504 Kota Gorontalo 422.250.000 

  • 8/17/2019 BOKB OK 26 DES 15

    39/39

    NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PAGU BOKB

    505 Kab. Pohuwato 609.480.000 

    506 Kab. Bone Bolango 534.900.000 

    507 Kab. Gorontalo Utara 520.920.000 

    508 Provinsi Kepulauan Riau - 

    509 Kab. Natuna 24.480.000 

    510 Kab. Kepulauan Anambas 191.520.000 

    511 Kab. Karimun 11.550.000 512 Kota Batam 364.680.000 

    513 Kota Tanjung Pinang 24.150.000 

    514 Kab. Lingga 10.500.000 

    515 Kab. Bintan 17.850.000 

    516 Provinsi Papua Barat - 

    517 Kab. Fak Fak 333.900.000 

    518 Kab. Manokwari 397.800.000 

    519 Kab. Sorong 349.560.000 

    520 Kota Sorong 205.530.000 

    521 Kab. Raja Ampat 158.040.000 

    522 Kab. Sorong Selatan 200.160.000 

    523 Kab. Teluk Bintuni 185.760.000 

    524 Kab. Teluk Wondama 226.440.000 

    525 Kab. Kaimana 100.080.000 

    526 Kab. Maybrat 45.000.000 

    527 Kab. Tambrauw 145.080.000 

    528 Kab. Manokwari Selatan 5.250.000 

    529 Kab. Pegunungan Arfak 7.350.000 

    530 Provinsi Sulawesi Barat - 

    531 Kab. Majene 250.920.000 

    532 Kab. Mamuju 361.080.000 533 Kab. Polewali Mandar 396.000.000 

    534 Kab. Mamasa 484.200.000 

    535 Kab. Mamuju Utara 397.440.000 

    536 Kab. Mamuju Tengah 10.500.000 

    537 Provinsi Kalimantan Utara - 

    538 Kab. Bulungan 22.050.000 

    539 Kab. Malinau 95.760.000 

    540 Kab. Nunukan 278.280.000 

    541 Kota Tarakan 7.590.000 

    542 Kab. Tana Tidung 3.150.000 

    TOTAL 215.698.315.100