bisnis plan bodini menjadikan tiwul makanan yang berkelas
TRANSCRIPT
AkademiPimpinan
Perusahaan
“SEHAT BERSAMA PETANI SINGKONG”
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Perencanaan Usaha
Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara
simpel dan cepat. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan.
Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya
sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga. Apalagi remaja jaman
sekarang, pasti ingin yang mudah, praktis, tidak membuat badan melar dan tidak
membuat kantong menipis. Artinya remaja jaman sekarang membutuhkan sesuatu
yang instan, tetapi pemikiran bahwa yang instan itu tidak sehat sudah hampir
ditinggalkan dan dianggap kolot. Teknologi yang semakin canggih, mampu
membuat sesuatu yang rumit menjadi lebih mudah. Misalnya mengenai makanan
instan, dan yang telah menjadi mind share di masyarakat adalah mie instan.
Padahal pengetian makanan instan itu sendiri adalah makanan siap saji, yaitu
mudah dalam penyajiannya. Dan celakanya, masyarakat mengenal mie instan
sebagai makanan yang tidak sehat. Hal ini bukan hal yang perlu ditakutkan, karena
berkat promosi atau iklan di berbagai media cetak, bahwa mengkonsumsi mie
instan telah menjadi trend sekarang ini.
Sesuai dengan konsep pemasaran yang mengupas mengenai kebutuhan
(needs), keinginan (wants), dan daya beli (demands), maka dalam menyusun suatu
rencana usaha, menentukan jenis produk, dan penciptaan peluang, akan lebih
mudah. Dimulai dari kebutuhan (needs), bahwa manusia mempunyai tiga
kebutuhan yaitu kebutuhan primer, skunder, dan tertier. Kebutuhan primer disini
adalah mengenai kebutuhan untuk makan. Didasarkan pada hal tersebut, maka
diasumsikan bahwa seluruh manusia butuh makan. Dan itu sudah terbukti, tapi di
analisis lagi, bahwa kebutuhan makan masing-masing individu itu berbeda,
tergantung seberapa kalori yang mereka butuhkan setiap hari, untuk bertahan
hidup. Keragaman disini akan menimbulkan keragaman jenis produk makanan
1
AkademiPimpinan
Perusahaan
yang dibutuhkan juga. Di sini sudah tercipta sebuah peluang untuk memulai usaha,
yaitu dibidang makanan.
Pemikiran lebih maju lagi, bahwa kita tidak bisa menentukan sebuah rencana
usaha dan sebuah produk yang akan kira garap, hanya dengan melihat dari segi
kebutuhan (needs) saja, tetapi kita memperhatikan keinginan (wants), keinginan
merupakan kebutuhan yang dibentuk oleh budaya dan kepribadiaan seseorang. Kita
tahu bahwa keinginan manusia sangat beragam, didasarkan kebutuhan untuk
makan, maka manusia mempunyai banyak keinginan tentang macam makanan
yang ingin mereka makan. Sekarang yang menjadi trend bagi anak muda atau
remaja terutama anak kost, adalah makanan yang bersifat instan. Misalnya mie
instan, tapi telah menjadi pengetahuan umum bahwa mie instan tidak sehat untuk
dikonsumsi sehari-hari. Memang benar harganya sangat cocok untuk anak kost, dan
praktis. Kebalikan dengan keluarga, biasanya ibu-ibu rumah tangga, menginginkan
makanan yang sehat untuk dikonsumsi. Lebih memilih untuk mengolahnya, dan
memastikan bahwa makanan yang mereka makan, aman bagi keluarganya terutama
bagi anak-anaknya. Keinginan masing-masing individu sangat beragam, tergantung
selera dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Nah dari sini, penulis
mencoba manganalisis, bahwa keinginan untuk sehat, tercukupi hasrat makannya,
dan menilik dari faktor life style maka kami memilih makanan tradisional tapi
bergaya elegant dengan mengusung konsep sehat dan cinta produk dalam negeri.
Sebagai produk berkualitas, mengandung unsur kesehatan, instan, dan
menggunakan bahan baku dari hasil pertanian di Indonesia. Kami memilih “Tiwul
Instan” sebagai produk unggulan kami.
Kemudian konsep pemasaran yang ketiga adalah daya beli (demands), yaitu
keinginan yang didukung oleh daya beli. Ini lah faktor penentu, apakah seseorang
akan membeli suatu produk. Jika hanya ingin tetapi tidak mempunyai daya beli,
maka tidak akan terjadi pembelian terhadap sebuah produk. Menghitung demand
bisa dengan riset dan perkiraan, sampai seberapa Rupiah konsumen mau
membelanjakan uangnya untuk membeli produk kita.
Terlepas dari segi pemasaran yang menjadi latar belakang kami, kami juga
memperhatikan dari segi, finansial, produksi, dan peluang. Ketersediaan bahan
baku yang melimpah, dan berasal dari perkebunan/ pertanian rakyat, maka akan
sedikit membantu peningkatan ekonomi rakyat petani. Life style menjadi konsep
2
AkademiPimpinan
Perusahaan
utama untuk produk kami. Gaya hidup sehat, ramah lingkungan, dan cinta produk
dalam negeri.
I.2 Visi
Menjadi salah satu produk makanan tradisional instan yang elegant, bekualitas,
ramah lingkungan, dengan mengusung konsep gaya hidup sehat (healthy life style).
I.3 Misi
1. Berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen,
2. Tetap menjaga kualitas dan selalu menjaga lingkungan,
3. Mampu menjamin kepuasan konsumen,
4. Tidak melakukan kecurangan-kecurangan yang merugikan konsumen.
5. Membudayakan makan makanan tradisional yang sehat,
1.4 Metode Perencanaan Usaha
1. Executive Summary
2. Konsep dan Perusahaan
3. Peluang Usaha
4. Analisis Pasar
5. Perencanaan Pemasaran
6. Perencanaan Produksi
7. Perencanaan Keuangan
8. Tim Manajemen
9. Schedule (Jadwal Pelaksanaan)
1.5 TUJUAN
1. Mendapatkan keuntungan, nilai, dan citra,
2. Dapat menjaga kelangsungan usaha, dan dapat mengembangkannya,
3. Dapat meningkatkan pangsa pasar (market share).
4. Menambah nilai ekonomis ketela pohon.
5. Ikut membantu petani, agar kelangsungan pertanian, khususnya pertanian
ketela pohon di Indonesia bisa terus dijaga dan ditingkatkan,
6. Ikut berpartisipasi dalam pengenalan dan pelestarian makanan tradisional.
3
AkademiPimpinan
Perusahaan
BAB II
METODE PERENCANAAN USAHA
2.1 Executive Summary
Saya memilih usaha tiwul instan karena saya rasa usaha ini tidak begitu sulit
dan rumit untuk dilakukan, sangat mudah dijalankan, dan tidak membutuhkan dana
besar untuk memulainya dari nol, serta pendistribusiannya yang juga sangat mudah
karena peluang pasar yang masih sangat terbuka.
Mengapa saya memilih tiwul instan? Alasan utama saya memilih tiwul instan
sebagai produk unggulan saya, karena saya tertarik untuk membantu program
pemerintah yaitu program diversifikasi pangan di dalam negeri. Dengan demikian,
pemberdayaan tiwul instan dapat turut mengurangi ketergantungan masyarakat
terhadap sejumlah bahan pangan utama seperti beras, terigu, jagung, dan kedelai.
Dan juga saya ingin membantu petani singkong di daerah, yang selama ini belum
mendapat perhatian serius oleh pemerintah. Bekerja sama dalam memajukan
industri dan pertanian singkong, sehingga bisa diakui Internasional bahwa makanan
tradisional seperti tiwul instan bisa dijadikan sebagai Healthy Life Style bagi
kalangan menengah ke atas.
Bahan baku yang tergolong murah dan melimpah di daerah-daerah di
Indonesia, tanaman yang merakyat, dan merupakan bahan makanan yang
mengandung gizi tinggi saat dikolaborasikan dengan bahan makanan lain. Tiwul
instan dapat mencegah penyakit mag, dan cocok dikonsumsi bagi yang ingin
menjaga berat badannya ideal. Menjaga agar gula darah tetap normal, dan berguna
untuk menjaga kesehatan tubuh. Ke depan kami akan merangkul para petani
singkong untuk turut bekerja sama dalam usaha kesejahteraan bersama.
2.2 Konsep dan Perusahaan
Konsep usaha ini adalah perusahaan milik bersama, yang nantinya akan
berbentuk badan usaha CV. Karena rencana kedepannya kami akan melayani para
distributor untuk memasarkan produk kami. Dan juga kami terdiri dari 6 orang
pemegang saham yang masing-masing mempunyai hak yang sama dalam
pengambilan keputusan perusahaan dan dalam pembuatan peraturan. Untuk
pembagian laba, berdasarkan prosentase kepemilikan saham.
4
AkademiPimpinan
Perusahaan
2.3 Peluang Usaha
Tiwul instan masih sangat jarang sekali di kenal orang. Masyarakat hanya tahu
tentang nasi tiwul, yang pembuatannya memakan waktu panjang, dan rumit. Belum
banyak industri-industri tiwul instan, dan jika ada, kebanyakan pasar yang dituju
adalah masyarakat menengah kebawah. Bisa dilihat dari kemasan yang hanya
menggunakan plastik dan belum memperhatikan lingkungan. Ketersediaan bahan
baku yang cukup melimpah, dan gaya hidup sehat yang sekarang ini sedang
digandrungi oleh sebagian masyarakat khususnya masyarakat perkotaan, dengan
gencarnya program pemerintah yang bertema lingkungan. Ini menjadi peluang
utama bagi industri tiwul instan kami yang memang mengusung konsep Healthy
Life Sytle, dengan slogan “Sehat Bersama Petani Singkong”. Sehat disini berarti
sehat raga dan sehat jiwa. Sehat raga, berarti dengan mengkonsumsi tiwul instan,
kesehatan kita akan terjaga. Sedangkan sehat jiwa, dengan mengkonsumsi tiwul
instan, kita berarti membantu kehidupan orang lain untuk tetap bisa berlangsung
hidup. Ada kekuatan untuk berbuat baik, membantu sesama yaitu para petani
singkong dalam memasarkan hasil pertaniaannya.
Peluang lain, yaitu pasar global yang terbuka, dan peluang ekspor yang besar.
Dengan menggunakan konsep pemasaran New Wave Marketing, kita akan menjadi
mampu menjadi pemimpin pasar. Komunitas-komunitas kita, akan membantu
untuk menjadikan Produk Tiwul Instan kita sebagai produk unggulan dan
membantu dalam hal pemasaran.
2.4 Analisis Pasar
Dari pengamatan kami selama ini, kami simpulkan bahwa pasar yang saya tuju
adalah kalangan menengah keatas yang memperhatikan kesehatan dan lingkungan,
para remaja yang mempunyai masalah dengan berat badan, orang tua yang
mempunyai penyakit diabetes, dan penyakit mag. Masyarakat kalangan menengah
keatas cenderung memperhatikan mengenai asupan gizi dan kesehatan mereka, dan
sekarang ini yang menjadi trend adalah cinta lingkungan. Para remaja yang
mempunyai masalah dengan berat badan juga akan cenderung memperhatikan pola
makan mereka, mengurangi makanan berlemak dan mengandung karbohidrat
tinggi. Bahkan akan rela membeli produk-produk yang menawarkan dan berbau
5
AkademiPimpinan
Perusahaan
kata “diet”. Diet sehat dari tiwul instan sangat disarankan. Kemudian bagi orang
tua yang mempunyai masalah diabetes, maka mengkonsumsi tiwul instan secara
teratur akan mengurangi kadar gula dalam darah, karena tiwul instan rendah gula,
tanpa mengurangi porsi makan. Tiwul instan juga akan mencegah penyakit mag,
menurut penelitian-penelitian yang selama ini telah dilakukan. Jika dikonsumsi
teratur, maka akan mencegah penyakit mag.
Untuk masalah pesaing tentu tidak luput dari perhatian kami, meskipun tadi
sudah kami jelaskan mengenai pesaing yang belum terlalu banyak, tetapi tidak
dapat dipungkiri bahwa bisnis ini akan mudah ditiru, dan untuk mengantisipasi hal
itu, maka kita telah menyiapkan formula-formula untuk menghadapi pesaing yang
nanti akan muncul dan mengancam bisnis kami. Memperkuat Brand, meningkatkan
kualitas, dan dengan gencar melakukan aktivitas marketing lainnya. Dan juga
dengan formula-formula lain yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
2.5 Perencanaan Pemasaran (Marketing Plan)
2.5.1 Marketing Mix (Crowd Combo)
2.5.1.1 Produk (Co creation)
“Masyarakat senantiasa mengharapakan ide-ide, temuan baru atau
inovasi dari pengusaha, perusahaan ataupun lembaga lainnya yang
menawarkan produk/jasa melalui suatu proses penelitian dan
pengembangan teknologi” (International Small Business Congress,
2000).
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan (needs) atau keinginan (wants). Produk yang kami tawarkan
adalah makanan instan, tepatnya adalah Tiwul Instan. Inovasi dari
Ethnic Food menjadi Instan Food. Merupakan inovasi baru sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk Marketing 3.0 yaitu Co Creation yaitu para konsumen kita
berikan kesempatan untuk menentukan komposisi produk yang
diinginkan atau dengan kata lain konsumen ikut dalam memberikan ide
dan kreativitas produk yang mereka inginkan.
6
AkademiPimpinan
Perusahaan
2.5.1.2 Price (Currency)
Harga merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran
setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan sedangkan unsur-
unsur lainnya merupakan biaya saja. Harga dari produk kami adalah Rp
7.500,00 / bungkus untuk grosir minimal pembelian 100 dan eceran Rp
9.500,00/ bungkus untuk yang kemasan 500 gram, sedangkan untuk
yang kemasan 250 gram harganya Rp 4.000/ bungkus untuk grosir dan
eceran Rp. 5000/ bungkus. Penetapan harga ini berdasarkan kualitas
produk, dan kelas yang kami tuju. Kelas yang kami tuju adalah
masyrakat menengah ke atas.
2.5.1.3 Place (Communniactivation)
Kami akan menjual produk tersebut di supermarket, hotel, dan
untuk tahap awal kami akan membuka cabang di daerah asal kami
(Untuk Pulau Jawa: Pacitan, Purworejo, Sidoarjo, dan untuk Pulau
Sumatera: Pagar Alam, Sijunjung, dan Sarolangun). Kami juga akan
menggunakan social network atau internet sebagai media promosi
kami, dan merupakan Shop Online kami. Saluran distribusi kami adalah
langsung dan semi langsung. Langsung untuk yang melalui internet.
2.5.1.4 Promotion (Conversation)
Promosi pada dasarnya adalah bentuk komunikasi pemasaran.
“Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan produknya kepada pasar sasaran”. Sebagaimana
dikutip dari Fandy Tjiptono (1997:219), komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebabkan informasi,
mempengaruhi, membujuk dan atau meningkatkan pasar sasaran atau
perusahaan dan produknya yang ada di pasar agar konsumen atau
pelanggan bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang
ditawarkan. Menurut Kotler (2000:658) dalam mengembangkan
program periklanan, manajer pemasaran harus selalu memulai dengan
mengidentifikasi pasar sasaran dan motif membeli.
7
AkademiPimpinan
Perusahaan
Produk ini kami promosikan melalui berbagai media, tetapi sesuai
dengan marketing 3.0 atau new wave marketing kami menggunakan
media promosi melalui social networking, dan menggunakan web.
Selain itu kami juga menggunakan media periklanan lain seperti tabloid
kesehatan. Dan untuk jangka panjangnya bisa menggunakan media
televisi.
2.5.2 Positioning (Clarifying)
Kami menentukan posisi produk kami menurut nilai. Penentuan posisi
menurut nilai adalah memposisikan produk sebagai pemimpin dalam
menawarkan nilai terbaik. Nilai dipengaruhi kualitas dan harga. Kami akan
menempatkan produk ini di pikiran masyarakat sebagai makanan instan
berkonsep kesehatan. Kami akan mencoba merubah mindset masyarakat
mengenai makanan instan yang selama ini dikenal tidak sehat, menjadi
sangat membutuhkan produk makanan instan khususnya produk kami yang
berkonsep kesehatan. Produk makanan instan dengan kualitas terjamin, nilai
sosial dan budaya yang tinggi.
2.5.3 Differentiation (Coding)
Differentiation adalah kunci terpenting untuk bisa menjadi pemimpin
pasar. Produk kami akan dikenal sebagai produk instan berkonsep
kesehatan. Bermula dari Ethnic Food menjadi Instan Food. Produk kami
tanpa bahan pengawet, dan proses pembuatan produk yang ramah
lingkungan.
2.5.4 Brand (Character)
Brand merupakan identitas suatu produk, selain sebagai identitas juga
sebagai kunci dalam pemasaran. Brand sangat penting bagi kehidupan
sebuah produk. Brand digunakan untuk mempengaruhi konsumen untuk
tetap ingat kepada produk kita. tetapi ingat belum tentu membeli, kita harus
melakukan branding yaitu kumpulan kegiatan yang dilakukan untuk
membangun dan membesarkan brand. Pola kegiatan akan berpengaruh
kepada pandangan masyarakat pada brand kita. Sebuah brand harus Clarity
8
AkademiPimpinan
Perusahaan
(jelas), Consistency (tetap pada image-nya), dan Constancy (selalu ada di
mana dibutuhkan).
Kami menetapkan brand untuk produk kami yaitu “BOUDINI” yang
artinya ketela pohon atau singkong yang diambil dari bahasa jawa bodin.
2.5.5 Segmentation (Communalization)
Segmentation menurut Philip Kotler, Hermawan Kertajaya, Huan dan
Liu (2003) adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi adalah seni
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar.
Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science) untuk
memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis,
dan tingkah laku (behavior).
Kami memilih segmentasi pasar berdasarkan demographic, yaitu
masyarakat yang mengalami obesitas, kadar gula tinggi (diabetes),
mempunyai penyakit maag, remaja yang ingin diet dan kalangan
masyarakat yang memperhatikan kesehatan. Artinya segmentasi pasar kami
adalah orang-orang yang ingin sehat. Bisa juga berdasarkan psikographic
yaitu memilih healthy life style yaitu gaya hidup sehat.
2.5.6 Targeting (Confirming)
Targeting adalah proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen
kemudian memilih satu atau lebih karakteristik untuk
dilayani. Targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan
menjangkau pasar. Targeting atau menetapkan target pasar merupakan
tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah
target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang
akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Kadang-kadang targeting
juga disebut selecting karena marketer harus menyeleksi. Targeting adalah
proses mengevaluasi segmen pasar dan memusatkan upaya pemasaran pada
negara, kawasan atau kelompok orang yang memiliki potensi signifikan
untuk beraksi secara positif terhadap stimulus pemasaran dari perusahaan.
Proses targeting mencerminkan kenyataan bahwa perusahaan harus
9
AkademiPimpinan
Perusahaan
mengidentifikasi pelanggan yang dapat diakses dan dilayani secara efektif
dan efisien.
Target market kami adalah kalangan menengah keatas yang lebih
mementingkan kesehatan mereka. Selain itu kami target market kami adalah
remaja yang mempunyai masalah mengenai berat badan.
2.5.7 Selling (Commercialization)
Kami menggunakan konsep penjualan personal selling yaitu penjualan
langsung, untuk menciptakan, memperbaiki, dan menguasai, dan
mempertahankan hubungan pertukaran dengan konsumen, sehingga kami
lebih bisa mengenali mereka, melayani dengan baik, mendengarkan keluhan
mereka, sehingga akan terbentuk pola yang sedemikian rupa sehingga
memudahkan kami untuk menganalisis pasar. Sistem penjualannya, kami
menggunakan sistem penjualan distribusi langsung. Baik melalui internet
(web) ataupun penjualan di lapangan.
2.5.8 Service (Caring)
Service merupakan pengahargaan kepada pelanggan, dan mengutamakan
kepuasan pelanggan (customer satisfaction), sehingga mereka akan dengan
sendirinya menjadi partner kita. Layanan marketing kami mengutamakan
kepuasan dan kenyamanan konsumen dan juga mengutamakan kualitas
produk.
2.5.9 Process (Collaboration)
Jika yang melalui pemesanan online, kunjung web kami, proses
pembayarannya melalui ATM dan pengirimannya melalui TIKI dan JNE.
Kami menjual produk kami, secara grosir maupun eceran.
2.6 Perencanaan Produksi
Peluang usaha pembuatan tiwul instan merupakan peluang usaha yang cukup
diperhitungkan saat ini. Berikut ini adalah rencana produksi dari segi pengadaan
bahan baku, proses pembuatan tiwul instan dan juga tabel kandungan gizi tiwul
instan.
10
AkademiPimpinan
Perusahaan
2.6.1 Pengadaan Bahan Baku
Dalam hal pengadaan bahan baku yang akan kami lakukan adalah
bekerja sama dengan para petani singkong di daerah. Kami akan merangkul
para petani singkong agar turut membantu meningkatkan kualitas hasil
pertanian singkong mereka sehingga, bisa mencapai standart mutu yang kami
tetapkan. Kami akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk
memberikan pelatihan dan penyuluhan mengenai bertani singkong, sehingga
menghasilkan singkong-singkong yang berkualitas.
Kami membeli singkong dari pertanian rakyat, dengan maksud
membantu para petani dalam memasarkan hasil pertaniannya. Selama ini
yang kami lihat, para petani kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian
singkongnya, sehingga produktifitas petani singkong menurun. Mereka hanya
menjual singkong mereka dengan harga murah yang tidak sebanding dengan
modal yang mereka keluarkan, baik finansial, waktu, dan tenaga. Persaingan
antar petani singkong malah justru memperburuk suasana. Di sini kami
menyediakan wadah, atau sebuah organisasi untuk menampung para petani
singkong sekaligus sebagai mitra kerja dan bisa menjadi tenaga kerja. Untuk
jangka panjang, jika program kami berhasil, kami akan menyediakan lahan
untuk menanam singkong dan ini bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi
masyarakat di pedesaan, sehingga produktivitas mereka meningkat.
Dari segi bahan baku dan produksi, kami sangat mengutamakan
kelestarian lingkungan. Semua proses produksi dijamin ramah lingkungan,
dan menggunakan kemasan daur ulang tapi berstandard Internasional.
2.6.2 Proses Pembuatan Tiwul Instan
2.6.2.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Waskom
2. Ember
3. Pisau
4. Satu set alat penggorengan (kompor gas, wajan, solet, dll)
5. Pengaduk
6. Kukusan
11
AkademiPimpinan
Perusahaan
7. Nampan/ tampah (jawa)
8. Penggilingan
9. Oven
10.Kemasan
Bahan :
1. Ketela Pohon atau singkong (kualitas no. 1)
2. Kacang hijau, kedelai, jagung, dan bahan lain yang
mempunyai nilai gizi tinggi dan bisa dibuat tepung.
3. Gula pasir rendah kalori (gula jagung) (perasa manis)
4. Gula semut (perasa original)
2.6.2.2 Proses Pembuatan
Dalam pembuatan tiwul instan yang ditingkatkan nilai gizinya,
maka ada 2 macam proses kegiatan utama yaitu, proses pembuatan
tepung campuran tiwul instan (tepung kacang hijau, tepung kedelai,
tepung jagung dan lain-lain sesuai produk yang akan di pasarkan dan
sesuai permintaan dan proses pembuatan tiwul instan secara
keseluruhan.
2.6.2.3 Proses Pembuatan Tepung Campuran Tiwul Instan
Pembuatan tepung campuran tiwul instan, dimaksudkan untuk
menambah nilai gizi dari tiwul itu sendiri. Tiwul instan lebih unggul
dibandingkan padi dari aspek nutrisi karena tiwul instan
mengandung lemak tak jenuh, kalsium, zat besi, vitamin A dan C.
Jika tiwul instan atau tepung singkong dicampurkan dengan tepung
kedelai, kacang hijau, dan bahan lain yang mempunyai nutrisi / gizi
tinggi, maka akan diperoleh tepung komposit yang menjadi bahan
pokok yang bernilai gizi lebih tinggi dibandingkan beras. Sedangkan
proses pembuatannya adalah sebagai berikut:
12
AkademiPimpinan
Perusahaan
1. Bisa untuk kedelai, kacang hijau dan bahan lainnya. Yang
pertama adalah prose pengeringan, bisa bahan disangrai dahulu
atau dioven hingga kering,
2. Bahan yang sudah melalui tahap pengeringan, digiling hingga
menjadi tepung.
3. Selanjutnya tepung campuran, siap digunakan atau disimpan.
2.6.2.4 Proses Pembuatan Tiwul Instan Secara Keseluruhan
Proses pembuatan tiwul instan akan meliputi proses
perendaman, pengeringan tahap 1, penggilingan, penambahan
tepung campuran dan perasa, pembuatan butiran, pengukusan,
pendinginan, pengeringan tahap 2 dan pengemasan.
1. Perendaman
Gaplek atau Singkong direndam dalam waskom kira-kira sehari
semalam, stelah itu air rendaman diganti dan gaplek dicuci agar
tidak bau dan belendir, kemudian direndam lagi sekitar satu
malam lagi, lama perendaman disesuaikan tingkat kekeringan
gaplek. Setelah kira-kira 2 malam, gaplek dicuci bersih dan
ditiriskan.
2. Pengeringan Tahap 1
Gaplek dikeringkan menggunakan oven atau dijemur di bawah
sinar matahari, khusus pada saat musim penghujan bisa
digunakan oven (bukan oven listrik), hingga gaplek benar-benar
kering.
3. Penggilingan
Gaplek yang sudah dikeringkan siap digiling hingga menjadi
tepung. Semua proses dikontrol dengan baik sehingga tidak
sampai mencemari lingkungan dan terjamin kualitasnya.
4. Penambahan Tepung Campuran dan Perasa
Tepung campuran yang telah dibuat tadi, dicampurkan dengan
tepung gaplek (bahan utama) dengan perbandingan 1:4,
perbandingan ini bisa dirubah sesuai tingkat kualitas dan tingkat
efisiensi yang diinginkan. Semakin banyak kuantitas tepung
13
AkademiPimpinan
Perusahaan
campuran, maka semakin bagus kualitasnya, tetapi efesiensi
rendah. Perbandingan yang sesuai adalah 1 untuk tepung
campuran dan 4 untuk tepung gaplek (bahan utama). Kemudian
untuk perasa, jika ingin tiwul dengan rasa original kita
menambahkan gula semut, untuk rasa manis, tambahkan gula
pasir rendah kalori, dan untuk tiwul instan yang akan digunakan
sebagai pengganti nasi, kita tidak tambahkan perasa.
5. Pembuatan Butiran
Adonan harus dalam keadaan lembek (setengah basah) untuk
bisa membuat butiran-butiran kecil dengan cara diayak/ diinteri
menggunakan nampan/ tampah (jawa). Jika masih ada butiran-
butiran yang masih besar, diayak dan diinteri lagi, sehingga
diperoleh butiran-butiran kecil yang seukuran.
6. Pengukusan
Butiran-butiran tiwul tersebut kemudian dikukus, hingga
warnanya kuning kecoklatan. Tiwul yang berkualitas baik bisa
dilihat dari warnanya yang kuning kecoklatan (warna terang).
7. Pendinginan
Tiwul yang sudah dikukus ditiriskan agar kadar air sedikit
berkurang selama kurang lebih 12 jam dan bisa diproses ke
tahap selanjutnya.
8. Pengeringan Tahap 2
Pengeringan tahap 2 ini, dilakukan untuk mengeringkan butiran-
butiran tiwul yang sudah melalui tahap 7, berbeda dengan
pengeringan tahap 1 yaitu pengeringan gaplek untuk dijadikan
tepung. Proses pengeringan tahap dua ini dilakukan dengan
bantuan sinar matahari di musim kemarau dan menggunakan
oven di musim penghujan serta memperhatikan efisiensi dan
tingkat pemesanan. Pada proses ini, butiran-butiran tiwul yang
sudah matang/ dikukus dkeringkan hingga benar-benar kering
agar tidak terjadi penjamuran.
14
AkademiPimpinan
Perusahaan
9. Pengemasan
Tiwul Instan siap untuk dikemas, kami menggunakan kemasan
berkualitas, sehingga tidak merusak kandungan gizi produk.
Kami mengelompokkan menjadi 2 kemasan yaitu kemasan 500
gram dan kemasan 250 gram.
2.6.3 Tabel Kandungan Gizi Tiwul Instan dengan Bahan Tepung Komposit
Kandungan Gizi
Tepung Komposit yang
DitambahkanTanpa Tepung
KompositKacang
Kedelai
(25%)
Kacang
Hijau
(25%)
Kadar Air (%) 10,01 9,07 10,00
Kadar Protein (%) 7,31 6,09 1,65
Kadar Lemak (%) 1,07 0,35 0,45
Kadar Abu (%) 1,90 1,56 1,50
Kadar Serat (%) 4,01 5,76 1,63
Jadi Tiwul Instan yang dicampur dengan bahan tepung komposit, akan
mengandung gizi yang lebih besar dibandingkan dengan tiwul instan tanpa
tepung komposit. Masing-masing tepung komposit mempunyai kadar gizi
yang berbeda, ada 2 tepung komposit yang kami ketahui kandungan gizinya,
yaitu kacang kedelai dan kacang hijau.
2.7 Perencanaan Keuangan
Sumber Dana Jumlah Dana Penggunaan Dana Jumlah Biaya
Dana
Pemegang
Saham
Rp. 600.000 Sewa Tempat
(Listrik, Sewa
alat-alat, dan
Fasilitas Lain
untuk 1 bulan)
Rp. 500.000
15
AkademiPimpinan
Perusahaan
Bahan Baku
(Ketela)
Rp. 100.000
Dana Pinjaman
Koperasi
Rp. 200.000 Bahan Penolong
dan Kemasan
Rp. 100.000
Biaya
Operasional lain
Rp. 50.000
Cadangan lain-
lain
Rp. 50.00
Total Rp. 800.000 Total Rp. 800.000
Berikut adalah proyeksi laba/rugi usaha penjualan tiwul instan kami per hari:
Penjualan pertama @Rp 9.500,00 (eceran) x 100 buah (kemasan) = Rp 950.000
Modal = Rp 800.000_
Laba Kotor = Rp 150.000
Biaya Tenaga Kerja = Rp 150.000_
Laba Bersih = Rp 0
Penjualan kedua @ Rp 9.500,00 (eceran) x 100 buah (kemasan) = Rp 950.000
Modal : BBB + BBP + BO + BTK + Cadangan L = Rp 480.000_
Laba Bersih = Rp 470.000
Keterangan : Data di atas untuk penjualan secara eceran, laba akan semakin
meningkat di penjualan kedua dan seterusnya, karena tidak termasuk
biaya tetap. Penjualan secara grosir dengan cara sama dan dengan
harga satuan menyesuaikan dengan ukuran kemasan.
Ini adalah proyeksi penjualan berdasarkan biaya yang dikeluarkan. Selanjutnya
proyeksi penjualan berdasarkan perkiraan Demand:
Populasi yang menjadi Target Market kami adalah kalangan menengah keatas,
kami mengambil sampel masyarakat dewasa kalangan menengah keatas di Jakarta
16
AkademiPimpinan
Perusahaan
Selatan. Jika Jakarta mempunyai jumlah penduduk 10.187.595 orang (berdasarkan
hasil sensus penduduk tahun 2011), maka bisa dipersempit lagi yaitu orang dewasa
yang berada di Jakarta Selatan dan termasuk kelas menengah keatas berjumlah
199.060 orang. Jika satu bungkus tiwul instan bisa untuk 6 porsi (500 gram), dan
minimal satu hari 1 kali makan, maka akan diperoleh potensi pasar per minggu
sebesar 199.060/ 6 * 7 = 1.626 bungkus. Jika harga per bungkus Rp. 9.500 (eceran)
maka hasil penjualan setiap minggu sebesar Rp 15.447.000,00.
2.8 Tim Manajemen
2.8.1 Key Manajemen
Orang yang akan terlibat langsung dalam menjalankan usaha ini adalah
kami ber-6. Yaitu Musairil Hadi, Robby Ahmad Mukhorobin, Yashinta Agil
Purwanto, Melyana Ananto, Tukul Lestari Gumilang, dan Rina Mayangsari
kami ber 6, adalah para pemegang saham sekaligus merangkap sebagai
karyawan. Jika usaha awal sukses, kami akan merekrut karyawan yang
berasal dari petani singkong.
2.8.2 Profesional/ Ahli
Ada beberapa orang yang akan menjadi patokan dalam menjalankan
usaha ini, diantaranya petugas dari Dinas Koperindag setempat, kita sendiri
sebagai konsultant IKM dan Perwakilan dari petani singkong yang nantinya
akan membantu dalam usaha kami.
BAB III
ANALISIS SWOT
17
AkademiPimpinan
Perusahaan
3.1 Strength
1. Higiene
Kebersihan produk dijamin karena dikemas dengan baik
2. Praktis
Sangat mudah untuk cara penyajiannya
3. Baik untuk kesehatan
Selain Tiwul Instan itu enak, produk ini juga baik untuk menu diet
4. Cocok untuk orang-orang tertentu dengan mobilitas tinggi kehidupan.
Dikatakan bahwa itu praktis, jadi pasti nyaman orang-orang yang menjalani
mobilitas yang tinggi untuk mengkonsumsi produk ini kapan saja mereka
butuhkan.
3.2 Weakness
1. Harganya relatif mahal dibandingkan produk serupa (misalnya dengan tiwul
yang bukan instan)
2. Tidak memiliki varian rasa
Seperti diketahui bahwa produk ini merupakan makanan diet, dan anak-anak
pada umumnya menyukai rasa manis seperti halnya gula.
3. Hanya dijual di tempat-tempat tertentu
Karena makanan ini dikhususkan untuk menu diet
3.3 Opportunity
1. Better Distribusi
Hal ini dapat didistribusikan di daerah-daerah tertentu yang belum pernah
dicapai sebelumnya.
2. More Varian Rasa
Dapat dibuat di lebih varians rasa agar lebih menarik pelanggan
3. Tetaplah pada kualitas terbaik
Hal ini untuk mempertahankan kualitas produk yang baik, sehingga pelanggan
tidak akan berpaling kepada produk pesaing lainnya
18
AkademiPimpinan
Perusahaan
4. Lebih Promosi
Kampanye produk ini lebih digalakkan lagi untuk tetap meningkatkan kesadaran
pikiran pelanggan akan produk tiwul instan
3.4 Treath
1. Ada produk serupa Tiwul Instan dengan harga yang lebih rendah
2. Produk baru semacam ini, merk yang berbeda
19
AkademiPimpinan
Perusahaan
BAB IV
KESIMPULAN
Ananlisis dari business plan yang kami uraikan diatas adalah sebuah produk
makanan yang baik untuk kesehatan. Dari sebuah penelitian yang telah dilakukan
ternyata tiwul bukan sekedar makanan ndeso, tetapi juga berperan sebagai menu diet
juga. Maka dari itu sangat disarankan bagi kita semua untuk sebaiknya memakan
makanan yang sehat sedari dini.
Memang tuntutan kepraktisan dan ketersediaan waktu yang semakin sempit
karena kesibukan, konsumen memang memerlukan pangan yang lebih praktis. Namun
demikian, konsumen perlu selalu berusaha mengembangkan perilaku hidup sehat,
termasuk perilaku makan sehat dengan menu pangan yang sehat. Secara umum,
perilaku makan sehat yang perlu disampaikan adalah Konsumsi aneka ragam jenis
pangan dan jangan berlebih-lebihan terhadap salah satu jenis produk pangan.
Untuk itu, sekiranya Tiwul instan cukup menjawab tantangan tersebut. Tiwul
instan yang tadinya dianggap sebagai makanan ndeso, bisa membantu program diet.
Disamping itu Tiwul instan juga menjadi salah satu Bisnis Pangan yang bisa
menghasilkan uang.
20