biji buah pala

Upload: sumandari-ardiyanti

Post on 03-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Biji Buah Pala

    1/3

    Biji buah pala yang digunakan dalam percobaan ini dihaluskan terlebih dahulu

    agar menjadi serbuk. Digunakan yang berupa serbuk tujuannya adalah agar lebih mudah

    larut dengan pelarut. Hal ini dikarenakan semakin kecil permukaannya (sampel) maka

    akan semakin cepat larut dan bereaksi dengan pelarutnya. Disamping itu juga nantinya

    kristalnya lebih mudah terbentuk.

    Serbuk pala dilarutkan dalam eter karena eter bersifat non polar sehingga dapat

    melarutkan trimiristin yang juga bersifat non polar disamping itu juga karena titik didih

    eter rendah. Karena kalau titik didih pelarutnya tinggi itu berarti dimungkinkan

    mendekati titik didih trimiristin yang dapat menyebabkan trimiristin menguap sehingga

    Kristal yang didapat sedikit. Dengan titik didih pelarut yang rendah, maka yang

    memungkinkan menguap hanya eternya. Dapat juga digunakan pelarut lain, asalkan

    pelarut tersebut harus,

    1. Sama-sama polar atau sama-sama non polar2. Memiliki titik didih rendah3. Mudah menguap4. Tidak bereaksi dengan senyawa yang dimurnikan5. Melarutkan pengotor

    (Wilcox,1995)

    Kemudian dilakukan perefluksanyang bertujuan agar serbuk pala dan eter

    tercampur sempurna. Dalam pereflukan terjadi pertahanan reaksi dalam jangka waktu

    lama yaitu dengan memanaskan dan mengembunkan uap eter dan uapnya akan kembali

    ke labu reaksi.

    Pereflukan dilakukan dengan penjagaan suhu di bawah 340C (titik didih eter).

    Pengkondisian suhu pada pereflukan diusahakan di bawah tiitk didih eter.

    (Perry,1985)

    Hal ini dilakukan agar eter tidak menguap, karena jika eter menguap maka

    trimiristin yang dihasilkan sedikit disebabkan trimiristin yang sudah terikat dengan eter

    akan bercampur dengan pengotor yang berupa gliserol dan lainnya. Pada alat refluks

    digunakan kondensator yang fungsinya untuk mendinginkan eter agar tidak menguap.

    Kelebihan refluks ialah :

    1. Senyawa yang akan diisolasi dapat diperoleh dengan maksimal

  • 7/29/2019 Biji Buah Pala

    2/3

    2. Tidak ada senyawa yang hilang karena uapnya didinginkan oleh kondensor.3. Prosesnya mudah dan sederhana.

    Kemudian dilakukan penyaringan dengan cara dekantasi. Penyaringan dilakukan

    untuk memisahkan residu (ampas serbuk pala) dengan filtrat yang berwarna kuning, yang

    merupakan campuran eter dan trimiristin.

    Setelah itu, filtrat yang merupakan campuran eter dan trimiristin dipanaskan

    melebihi titik didih eter agar eter menguap. Fungsi penguapan eter adalah menghilangkan

    pelarut agar tidak ada lagi eter dalam filtrat tersebut. Kemudian dilakukan penambahan

    aseton panas yang fungsinya untuk menghablurkan trimiristin. Dalam pala, terdapat

    senyawa lain selain trimiristin berupa pengotor pada filtrat. Pengotor itu dapat berupa

    gliserol, asam lemak, ester lain. Dalam percobaan ini diharapkan didapatkan trimiristin

    murni dari zat pengotor.

    (Fessenden,1983)

    Dilakukan pemanasan bertujuan untuk menguapkan eter yang masih tersisa. Eter

    dapat menguap karena pemanasan dilakukan di atas titik didih eter 340C, maka dari itu

    eter dapat menguap. Disamping itu, memudahkan pembentukan kristalisasi trimiristin.

    Setelah penambahan aseton panas tersebut, warna larutan filtrat kuning memudar dan

    belum terbentuk Kristal sebelum penambahan aseton panas warnanya kuning pekat.

    Kenudian dilakukan pendinginan pada suhu kamar sehingga larutan tidak panas

    lagi. Lalu pendinginan dalam air es hingga terbentuk calon Kristal yang masih lunak dan

    belum terpisah dari larutannya. Pendinginan dua tahap ini dilakukan agar perubahan suhu

    yang terjadi pada proses kristalisasi tidak berubah drastis, sehingga kristal yang didapat

    sesuai yang diharapkan. Pendinginan berfungsi untuk mengendapkan kristal sehingga

    memudahkan pemisahan Kristal dari larutan. Selain itu dengan adanya pendinginan maka

    dapat mempercepat laju pertumbuhan Kristal sehingga pertumbuhan Kristal lebih besar

    dari pembentukan inti jadi kristalnya akan berukuran besar. Setelah pendinginan,

    dilakukan penyaringan dengan corong Buchner dan didapat rendemen warna kuning

    pucat (residu). Residu tersebut merupakan trimiristin sedangkan filtratnya merupakan

    campuran aseton dan pengotor. Digunakan corong Buchner agar Kristal yang didapat

    lebih kering dan lebih banyak karena filtratnya disedot dengan vakum filtrasi. Residu

  • 7/29/2019 Biji Buah Pala

    3/3

    yang merupakan trimiristin dikeringkan dalam lemari pengering, fungsinya untuk

    menghilangkan sisa pelarut, sehingga benar-benar kering.

    Kristal yang diperoleh dengan pendinginan dua tahap dan satu tahap jauh

    berbeda. Jika dilakukan pendinginan satu tahap, penurunan suhunya terlalu cepat

    sehingga kecepatan pertumbuhan inti Kristal lebih cepat daripada kecepatan

    pertumbuhan Kristal, akan diperoleh Kristal yang kecil dan rapuh. Sedangkan bila

    dilakukan pendinginan dua tahap, penurunan suhu yang terjadi perlahan-lahan sehingga

    kecepatan pertumbuhan Kristal lebih cepat daripada pertumbuhan inti maka Kristal yang

    diperoleh lebih besar

    (Austin,1986)

    Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah kristal berwarna putih yang

    mengandung senyawa trimiristin dengan rendemen sebesar 59,17%.

    I. Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan

    o Trimiristin dapat dihasilkan dari isolasi biji buah pala dengan cararefluks,ekstraksi dan kristalisasi.

    o Kadar trimiristin dalam serbuk biji buah pala adalah 59,17%.

    Winarno. 1992.Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

    Wilcox, C.F. 1995.Experimental Organic Chemistry, 2nd

    edition. Prentice Hall : New Jersey.

    Fieser, Louis. F. 1957.Experiment in Organic Chemistry, 3nd edition, Revised,

    D. C. Heath and Company : Boston.

    Gibson, Cha rles, S. 1956.Essential Principles of Organic Chemistry.