biji buah pala
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Biji Buah Pala
1/3
Biji buah pala yang digunakan dalam percobaan ini dihaluskan terlebih dahulu
agar menjadi serbuk. Digunakan yang berupa serbuk tujuannya adalah agar lebih mudah
larut dengan pelarut. Hal ini dikarenakan semakin kecil permukaannya (sampel) maka
akan semakin cepat larut dan bereaksi dengan pelarutnya. Disamping itu juga nantinya
kristalnya lebih mudah terbentuk.
Serbuk pala dilarutkan dalam eter karena eter bersifat non polar sehingga dapat
melarutkan trimiristin yang juga bersifat non polar disamping itu juga karena titik didih
eter rendah. Karena kalau titik didih pelarutnya tinggi itu berarti dimungkinkan
mendekati titik didih trimiristin yang dapat menyebabkan trimiristin menguap sehingga
Kristal yang didapat sedikit. Dengan titik didih pelarut yang rendah, maka yang
memungkinkan menguap hanya eternya. Dapat juga digunakan pelarut lain, asalkan
pelarut tersebut harus,
1. Sama-sama polar atau sama-sama non polar2. Memiliki titik didih rendah3. Mudah menguap4. Tidak bereaksi dengan senyawa yang dimurnikan5. Melarutkan pengotor
(Wilcox,1995)
Kemudian dilakukan perefluksanyang bertujuan agar serbuk pala dan eter
tercampur sempurna. Dalam pereflukan terjadi pertahanan reaksi dalam jangka waktu
lama yaitu dengan memanaskan dan mengembunkan uap eter dan uapnya akan kembali
ke labu reaksi.
Pereflukan dilakukan dengan penjagaan suhu di bawah 340C (titik didih eter).
Pengkondisian suhu pada pereflukan diusahakan di bawah tiitk didih eter.
(Perry,1985)
Hal ini dilakukan agar eter tidak menguap, karena jika eter menguap maka
trimiristin yang dihasilkan sedikit disebabkan trimiristin yang sudah terikat dengan eter
akan bercampur dengan pengotor yang berupa gliserol dan lainnya. Pada alat refluks
digunakan kondensator yang fungsinya untuk mendinginkan eter agar tidak menguap.
Kelebihan refluks ialah :
1. Senyawa yang akan diisolasi dapat diperoleh dengan maksimal
-
7/29/2019 Biji Buah Pala
2/3
2. Tidak ada senyawa yang hilang karena uapnya didinginkan oleh kondensor.3. Prosesnya mudah dan sederhana.
Kemudian dilakukan penyaringan dengan cara dekantasi. Penyaringan dilakukan
untuk memisahkan residu (ampas serbuk pala) dengan filtrat yang berwarna kuning, yang
merupakan campuran eter dan trimiristin.
Setelah itu, filtrat yang merupakan campuran eter dan trimiristin dipanaskan
melebihi titik didih eter agar eter menguap. Fungsi penguapan eter adalah menghilangkan
pelarut agar tidak ada lagi eter dalam filtrat tersebut. Kemudian dilakukan penambahan
aseton panas yang fungsinya untuk menghablurkan trimiristin. Dalam pala, terdapat
senyawa lain selain trimiristin berupa pengotor pada filtrat. Pengotor itu dapat berupa
gliserol, asam lemak, ester lain. Dalam percobaan ini diharapkan didapatkan trimiristin
murni dari zat pengotor.
(Fessenden,1983)
Dilakukan pemanasan bertujuan untuk menguapkan eter yang masih tersisa. Eter
dapat menguap karena pemanasan dilakukan di atas titik didih eter 340C, maka dari itu
eter dapat menguap. Disamping itu, memudahkan pembentukan kristalisasi trimiristin.
Setelah penambahan aseton panas tersebut, warna larutan filtrat kuning memudar dan
belum terbentuk Kristal sebelum penambahan aseton panas warnanya kuning pekat.
Kenudian dilakukan pendinginan pada suhu kamar sehingga larutan tidak panas
lagi. Lalu pendinginan dalam air es hingga terbentuk calon Kristal yang masih lunak dan
belum terpisah dari larutannya. Pendinginan dua tahap ini dilakukan agar perubahan suhu
yang terjadi pada proses kristalisasi tidak berubah drastis, sehingga kristal yang didapat
sesuai yang diharapkan. Pendinginan berfungsi untuk mengendapkan kristal sehingga
memudahkan pemisahan Kristal dari larutan. Selain itu dengan adanya pendinginan maka
dapat mempercepat laju pertumbuhan Kristal sehingga pertumbuhan Kristal lebih besar
dari pembentukan inti jadi kristalnya akan berukuran besar. Setelah pendinginan,
dilakukan penyaringan dengan corong Buchner dan didapat rendemen warna kuning
pucat (residu). Residu tersebut merupakan trimiristin sedangkan filtratnya merupakan
campuran aseton dan pengotor. Digunakan corong Buchner agar Kristal yang didapat
lebih kering dan lebih banyak karena filtratnya disedot dengan vakum filtrasi. Residu
-
7/29/2019 Biji Buah Pala
3/3
yang merupakan trimiristin dikeringkan dalam lemari pengering, fungsinya untuk
menghilangkan sisa pelarut, sehingga benar-benar kering.
Kristal yang diperoleh dengan pendinginan dua tahap dan satu tahap jauh
berbeda. Jika dilakukan pendinginan satu tahap, penurunan suhunya terlalu cepat
sehingga kecepatan pertumbuhan inti Kristal lebih cepat daripada kecepatan
pertumbuhan Kristal, akan diperoleh Kristal yang kecil dan rapuh. Sedangkan bila
dilakukan pendinginan dua tahap, penurunan suhu yang terjadi perlahan-lahan sehingga
kecepatan pertumbuhan Kristal lebih cepat daripada pertumbuhan inti maka Kristal yang
diperoleh lebih besar
(Austin,1986)
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah kristal berwarna putih yang
mengandung senyawa trimiristin dengan rendemen sebesar 59,17%.
I. Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan
o Trimiristin dapat dihasilkan dari isolasi biji buah pala dengan cararefluks,ekstraksi dan kristalisasi.
o Kadar trimiristin dalam serbuk biji buah pala adalah 59,17%.
Winarno. 1992.Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wilcox, C.F. 1995.Experimental Organic Chemistry, 2nd
edition. Prentice Hall : New Jersey.
Fieser, Louis. F. 1957.Experiment in Organic Chemistry, 3nd edition, Revised,
D. C. Heath and Company : Boston.
Gibson, Cha rles, S. 1956.Essential Principles of Organic Chemistry.