best reinsurance 2013nasionalre.co.id/nasreview/nasreview_juni.pdf · pt askrindo (persero)....

26
Nasre view Media Praktisi Bicara Asuransi dan Reasuransi PT Reasuransi Nasional Indonesia Edisi V JUNI 2013 BEST REINSURANCE 2013 Review Exotic car, siapa takuuuttt!

Upload: vocong

Post on 26-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

NasreviewMedia Praktisi Bicara Asuransi dan Reasuransi

PT Reasuransi Nasional Indonesia

Edisi V

JUNI 2013

BEST REINSURANCE 2013

Review

Exotic car, siapa takuuuttt!

Page 2: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

DAFTAR ISI

Liputan Utama ................................ 01 Cuap cuap Marketing ................................ 03 Money Talks ................................ 06 Obrolan Underwriting & Claim ................................. 10 Bisik-bisik SDM .................................. 14 Nasional Re Tech .................................. 16 Seputar Nasional Re .................................. 19 Snapshot (Berita Photo) ................................... 21 Pegawai Pilihan ................................... 22 Suz Reni & Humor ................................... 23

Dari Redaksi

Pembaca yang budiman,

NasreView edisi V – Juni 2013 kali ini kembali menyapa anda dengan berita utama tentang keberhasilan Nasional Re menjadi perusahaan reasuransi terbaik tahun 2013 versi majalah Media Asuransi . Hal ini adalah perolehan kedua kalinya berturut-turut Nasional Re memperoleh predikat tersebut. Dari redaksi, kami sampaikan salam dari manajemen Nasional Re dengan apresiasi yang tinggi untuk seluruh mitra perusahaan yang telah bekerjasama dengan perusahaan sehingga Nasional Re berhasil memperoleh capaian tersebut. Pada edisi ini kami juga menyajikan beberapa artikel menarik tentang risiko asuransi mobil eksotis (ME), claims-made basis, maupun artikel lain tentang bidang-bidang investasi, teknologi, dan SDM. Kami terus berusaha meningkatkan kualitas artikel dan performance bulletin ini agar Anda lebih merasakan manfaatnya. Redaksi juga selalu terbuka menerima masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan bulletin ini kedepannya. Kami berharap media ini bisa menjadi salah satu jembatan komunikasi yang hangat dan intens antara jajaran Nasional Re dengan para mitranya.

Susunan Redaksi & Daftar Isi

SUSUNAN REDAKSI

Penasehat : Direksi Dewan Redaksi : Aviantono Yudihariadi, Subagio Istiarno Pimpinan Redaksi : Adam Kurniawan Wakil Pimpinan : Andrie Prasetyo

Editor

Marketing : Christop Marhasak, Ratna Wijayanti, Dania Virjianti Actuary : Faried Susanto Underwriting : Djoko Slamet, Marlina Claim : Husnul Khuluq, Indra Permana Akuntansi & Keu : Heru Sukoco, Yohanes Hermawan IT : Dri Haskoro Human Capital : Bambang Setiawan Kreatif dan Design : Arie Wibowo

Page 3: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Untuk kedua kalinya secara berturut-turut Nasional Re terpilih sebagai The Best

Reinsurance atau perusahaan reasuransi terbaik versi Majalah Media Asuransi, yaitu

untuk tahun 2013 dan tahun sebelumnya (2012) juga memperoleh predikat yang

sama. Hal tersebut diumumkan oleh Redaksi Majalah Media Asuransi pada pagelaran pem-

berian penghargaan kepada perusahaan para pelaku bisnis asuransi, baik asuransi jiwa,

asuransi umum maupun reasuransi yang diadakan di hotel Le Meridien Jakarta pada Kamis

malam tanggal 13 Juni 2013. Penghelatan tersebut juga dihadiri oleh Bapak Firdaus Djaelani

selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga

Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya - OJK, dan para ketua atau perwakilan asosiasi

industri asuransi di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut terpilih juga perusahaan

asuransi terbaik untuk asuransi jiwa dan asuransi umum dengan masing-masing katego-

ri yang dikelompokan dalam jumlah ekuitas yang dimiliki per 31 Desember 2012, yaitu

perusahaan dengan ekuitas diatas Rp 750 milyar, ekuitas Rp 250 – 750

milyar, ekuitas Rp 100 – 250 milyar dan ekuitas dibawah Rp 100 milyar. Pe-

nilaian dewan juri didasarkan pada 9 (Sembilan) kriteria antara lain pertumbuhan premi, tingkat penyelesaian klaim,

pertumbuhan hasil underwriting, pertumbuhan pendapatan investasi dan pertumbuhan laba.

Penghargaan yang diberikan pihak eksternal tersebut dapat dianggap sebagai salah satu bentuk kepercayaan dari para pelaku bisnis

asuransi di tanah air yang secara tidak langsung diwakili oleh para anggota Dewan juri yang berasal dari kalangan

asuransi dan diketuai oleh Bapak Budi Setyarso, Direktur Utama PT Asuransi Jasa Raharja. Penghargaan yang diperoleh ini

diharapkan tidak membuat Nasional Re berbangga diri namun justru harus disikapi dengan arif yaitu dengan komitmen yang kuat

untuk terus bekerja keras agar prestasi serupa dapat dipertahankan di masa yang akan datang. Pencapaian tersebut tidak terlepas

dari dukungan semua pihak khususnya para mitra perusahaan yaitu perusahaan asuransi yang menjalani bisnis dengan Nasional Re.

The Best Reinsurance

Liputan Utama

Nasreview Juni 2013 | 01

Page 4: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

disamping tentunya tak lepas pula dukungan yang terus menerus dari Pemegang Saham Nasional Re yaitu PT Askrindo (Persero).Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku 2012 dan meningkat cukup tajam dibandingkan tahun 2011. Nasional Re memperoleh laba setelah zakat dan pajak tahun 2012 sebesar Rp 46,1 milyar, meningkat sebesar 127% atau menjadi lebih dari 2 (dua) kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 20,3 milyar. Dikaitkan dengan arahan Bapak Firdaus Djaelani dan selaras juga dengan masukan dari Bapak Sofyan Wanandi - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia pada acara tersebut, bahwa perusahaan asuransi/reasuransi masih harus berbenah diri dan bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalannya dibanding-kan dengan perusahaan asuransi/reasuransi di beberapa negara di kawasan ASEAN yang sudah lebih maju bidang jasa keuangannya seperti Singapore, Malaysia dan Thailand. Khususnya untuk menghadapi kebijakan Asean Free Trade Area selengkapnya yang akan diterapkan di tahun 2015, dimana waktunya sudah tidak lama lagi. Sehubungan juga dengan hal itu, Nasional Re akan terus memperbaiki diri dan mengusahakan peningkatan kerjasama dengan para mitranya lebih baik lagi. Hal-hal yang dirasa masih belum memuaskan para mitra bisnis akan menjadi fokus untuk ditingkatkan dimasa mendatang. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan improvement dalam manajemen risiko perusahaan juga menjadi perhatian utama. Disamping itu teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi tools kegiatan operasional perusahaan akan terus ditingkatkan dan dikembangkan. Sebagai penutup, sekali lagi manajemen Nasional Re mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi - tingginya kepada semua pihak yang berkepentingan dan telah bekerjasama secara baik dan saling menguntungkan dengan perusahaan, khususnya para mitra usaha yang telah mendukung perkembangan bisnis perusahaan selama ini sehingga Nasional Re dapat mencapai pencapaian seperti saat ini.

Liputan Utama

Nasreview Juni 2013 | 02

Page 5: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Dalam menjalankan perusahaan, sering kali kita

tidak bisa lebih mementingkan yang satu tanpa

melihat yang lainnya. Perusahaan harus bisa

memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan

investor dan pelanggan. Kebanyakan dari pelanggan

menginginkan sesuatu yang cepat, baik, murah, dan

mudah dari perusahaan.

Hal pertama dan terpenting dalam kaitannya dengan

pemenuhan kebutuhan pelanggan adalah ukuran

pengaduan (complaint) pelanggan yang biasanya terjadi

karena adanya ketidakpuasan dari pelanggan. Dengan

mengetahui penyebab pengaduan tersebut, perusahaan dapat

melakukan perbaikan dan menghilangkan akar dari masalah

pengaduan tersebut. Dari hasil survei yang dilakukan

terhadap 1000 perusahaan manufaktur di Inggris, ternyata

terdapat 30% perusahaan yang tidak mengukur kepuasan seluruh

pelanggan (Neely, 2002). Sebagian di antaranya bahkan

memiliki data pelanggan yang kurang lengkap. Sebanyak 12% dari

seluruh perusahaan yang ada, tidak mengetahui berapa banyak

pelanggan mereka, data-data yang mereka miliki tidak pernah

diolah, hanya dibiarkan saja. Oleh karena itu, tidak

mengherankan, jika saat ini telah dipasarkan sebuah software

Customer Relationship Management (CRM) yang berisi alat

penghubung standar yang memungkinkan pelanggan berinteraksi

dengan perusahaan yang cukup laris di pasaran.

Pada awalnya, pandangan pelanggan terhadap kualitas layanan

terfokus pada 10 (sepuluh) dimensi layanan, meliputi: hal yang

dapat dilihat (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap

(responsiveness), kompetensi (competence), kesopanan

(courtesy), kredibilitas (credibility), keamanan (security),

akses (access), komunikasi (communication), dan memahami

pelanggan (understanding customer).

Dari sepuluh dimensi kualitas layanan tersebut, perusahaan

perlu mengetahui dengan jelas di mana terjadinya gap, yang

mungkin dialami antara layanan yang diharapkan dengan

layanan aktual yang diterima pelanggan. Pada dasarnya, dalam

melihat kualitas layanan yang diberikan perusahaan, pelanggan

akan mengombinasikan antara informasi dari mulut ke mulut,

kebutuhan masing - masing individu secara spesifik, pengalaman

masa lalu, dan informasi yang merupakan hasil dari komunikasi

eksternal dengan pihak-pihak lain.

Siapakah yang lebih penting: investor atau pelanggan?

Nasreview Juni 2013 | 03

Cuap cuap Marketing

Page 6: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman dan kawan-kawan pada tahun 1990 (Redaksi) menyederhanakan sepuluh

dimensi kualitas layanan tersebut menjadi lima dimensi saja yang terkenal dengan sebutan SERVQUAL (singkatan dari Service of Qual-

ity), karena didapatinya beberapa

redudansi dan adanya dimensi yang dapat digabung menjadi satu.

Kelima dimensi kualitas layanan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memenuhi janji pelayanan yang akurat.

2. Responsiveness, yaitu menggambarkan keinginan untuk menolong pelanggan dan untuk menyediakan layanan yang cepat dan

tepat.

3. Assurance, yaitu mengetahui dan menghormati karyawan serta memberikan kepercayaan dan kenyamanan.

4. Empathy, merupakan kepedulian, perhatian individual yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan.

5. Tangibles, adalah wujud fisik fasilitas, peralatan, personel, dan bahan komunikasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman dan kawan-kawan pada tahun 1990 (Redaksi) menemukan beberapa

perbedaan prioritas kualitas layanan yang diharapkan pelanggan dari berbagai jenis usaha yang berbeda. Misalnya adalah

layanan kartu kredit, sambungan telepon jarak jauh, bank, dan perbaikan atau perawatan, aspek keandalan (reliability) merupakan hal

pertama yang menjadi prioritas pelanggan, dibandingkan dengan variabel kinerja lain. Justru hal-hal yang dapat terlihat secara kasat

mata (tangibles), tidak terlalu penting untuk dikelola. Menilai kinerja kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan, pada dasarnya,

adalah melakukan identifikasi terhadap gap - gap yang timbul antara harapan pelanggan dengan layanan aktual yang mereka terima.

Parasuraman dan kawan-kawan (1990)

Nasreview Juni 2013 | 04

Cuap cuap Marketing

Page 7: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Dengan mengetahui adanya gap-gap tersebut, maka dapat dilakukan analisis terhadap kinerja perusahaan yang berkaitan dengan

kualitas layanan terhadap pelanggan.

Variabel kinerja yang berkaitan dengan pelanggan, meliputi:

1. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

2. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada (customer retention)

3. Memperoleh pelanggan baru (customer acquisition)

4. Keuntungan yang dihasilkan dari pelanggan (customer profitability)

5. Pangsa pasar (market share)

6. Pangsa bisnis (account share)

Bila dahulu manajemen pelanggan berfokus pada promosi dan penjualan, sistem ekonomi baru

menekankan pada pentingnya hubungan dengan pelanggan. Proses manajemen pelanggan membantu perusahaan untuk

mengakuisisi, mempertahankan, dan menumbuhkan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan.

Saat ini dan di masa depan, cara terbaik bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang adalah dengan

mengetahui keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) dari setiap stakeholder dan berusaha memenuhi hal tersebut. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa baik investor maupun pelanggan sama pentingnya karena investor adalah pihak yang paling berkepentingan

dengan hasil-hasil finansial sedangkan pelanggan adalah salah satu factor penting dalam menentukan kinerja nonfinansial perusahaan.

Penulis : Christop Marhasak, ST, AMII, AAAIK, ICPU. Sumber: Dermawan Wibisono, Ph.D, Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), 7, 93-100.

Nasreview Juni 2013 | 05

Cuap cuap Marketing

Page 8: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah

panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji

dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan

berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang

pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi

tersebut.

Suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada masyarakat pemodal,

terlebih dahulu diperingkat (rating) oleh lembaga pemeringkat

(rating agency). Proses pemeringkatan berguna untuk menilai

kinerja perusahaan dari berbagai faktor yang secara lang-

sung maupun tidak langsung berhubungan dengan keuangan

perusahaan. Lembaga pemeringkat di dunia yang terbesar

adalah Moody’s dan Standards & Poor’s. Di Indonesia, lembaga

pemeringkat efek dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia

(PT PEFINDO) yang bekerja sama dengan Standards & Poor’s.

Kategori dan definisi peringkat obligasi adalah sebagai berikut :

1. AAA adalah Efek hutang yang berisiko investasi paling rendah

dan berkemampuan paling baik untuk membayar bunga dan po-

kok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang

diperjanjikan.

2. AA adalah Efek hutang yang berisiko investasi sangat rendah

dan berkemampuan sangat baik untuk membayar bunga dan po-

kok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang

diperjanjikan dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan ke-

adaan yang merugikan.

3. A adalah Efek hutang yang berisiko investasi rendah dan berke-

mampuan baik untuk membayar bunga dan pokok utang dari se-

luruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan,

dan hanya sedikit dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang

merugikan.

4. BBB adalah Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah

dan berkemampuan cukup baik dalam membayar bunga dan po-

kok utang dan seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang

diperjanjikan, meskipun kemampuannya tersebut cukup peka ter-

hadap perubahan keadaan yang merugikan.

5. BB adalah Efek hutang yang masih berkemampuan untuk mem-

bayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya

sesuai dengan yang diperjanjikan, namun berisiko investasi cukup

tinggi, dan sangat peka terhadap perubahan keadaan yang meru-

gikan.

6. B adalah Efek hutang yang berisiko investasi sangat tinggi dan

berkemampuan sangat terbatas untuk membayar bunga dan po-

kok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang

dijanjikan.

7. CCC adalah Efek hutang yang tidak berkemampuan lagi untuk

memenuhi segala kewajiban finansialnya.

8. D adalah Efek hutang yang macet atau perusahaan yang sudah

berhenti berusaha.

OBLIGASI

Nasreview Juni 2013 | 06

Money Talks

Page 9: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

JENIS-JENIS OBLIGASIObligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :

1. Dilihat dari sisi penerbit :

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh peru-

sahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN),

atau badan usaha swasta.

b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh

pemerintah pusat.

c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh peme-

rintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan

dengan kepentingan publik (public utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga :

a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan

pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok

dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat di-

uangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon

bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar

perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat ku-

pon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, ber-

dasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time

deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga de-

posito dari bank pemerintah dan swasta.

3. Dilihat dari hak penukaran/opsi :

a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak ke-

pada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut

ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak

kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke

dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepa-

da emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu

sepanjang umur obligasi tersebut.

d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada

investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obli-

gasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya :

a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan

tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ke-

tiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:

b. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga

dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga

c. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan

pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset

tetap.

d. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan

efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-

saham anak perusahaan yang dimilikinya.

e. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan

dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan pener-

bitnya secara umum.

5. Dilihat dari segi nilai nominal :

a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbe-

likan dalam satu nominal, misalnya Rp 1 miliar per satu lot.

b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam

satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun

government bonds.

6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil :

a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan

dengan menggunakan sistem kupon bunga.

b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil

dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan

ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:

i. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan

obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian se-

hingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut

diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

ii. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi

syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga ku-

pon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan

sejak awal obligasi diterbitkan.

Obligasi di IndonesiaJenis obligasi di Indonesia

Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu,

Obligasi perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerin-

tah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu

dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan;

2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit

APBN;

Nasreview Juni 2013 | 07

Money Talks

Page 10: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan

untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang

kecil agar dapat dibeli secara ritel;

4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut “obligasi

syariah” atau “obligasi sukuk”, sama dengan SUN, diterbitkan un-

tuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.

MEKANISME PERDAGANGAN OBLIGASIAda dua jenis pasar obligasi yaitu:

1. Pasar Primer Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi

saat mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Pasar

Modal, obligasi harus dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Pasar Sekunder Merupakan tempat diperdagangkannya obli-

gasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES, perdagangan obligasi

akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan

dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tem-

pat perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang

ingin membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat

elektronik seperti email, online trading, atau telepon.

Pelaksanaan Perdagangan di Bursa EfekPerdagangan Obligasi (Korporasi & Negara) serta SUKUK melalui

Bursa dilakukan dengan menggunakan sistem Fixed Income Trad-

ing System (FITS). Pengguna sistem FITS adalah Perusahaan Efek

yang sudah menjadi Anggota Bursa (AB), juga menjadi Anggota

Kliring KPEI. Dalam kegiatan transaksi melalui FITS Anggota Bursa

(AB) bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi baik untuk

kepentingan nasabah maupun kepentingan sendiri.

Fixed Income Trading System (FITS)Fixed Income Trading System (FITS) adalah sarana perda-

gangan obligasi dan sukuk yang disediakan oleh Bursa Efek

Indonesia. Obligasi dan Sukuk yang dapat ditransaksikan me-

lalui sistem FITS ini adalah Obligasi dan Sukuk yang dicatat-

kan di Bursa Efek Indonesia. Mekanisme perdagangan Obli-

gasi Dan Sukuk melalui sistem FITS merupakan transaksi yang

terintergrasi antara sistem perdagangan, kliring dan

penyelesaian, seperti halnya dalam bagan di atas ada tiga

mekanisme yang berbeda yaitu : perdagangan, kliring dan

penyelesaian. Kegiatan perdagangan Obligasi dan Sukuk melalui

sistem FITS ini didukung oleh peraturan perdagangan yang dibuat

oleh BEI dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah

satu yang diatur adalah Satuan Perdagangan (Lot Size), dimana

satuan perdagangan (Lot Size) adalah 1 Lot sama dengan nilai lima

juta rupiah (1 Lot = 5 Juta Rupiah) hal ini didasarkan dalam rangka

pemerataan investor agar investor individu dapat memiliki Obliga-

si ataupun SUKUK yang diterbitkan baik oleh Perusahaan Swasta

Nasional maupun oleh Negara.

Sistem FITS menggunakan metode remote acsess dari masing-

masing kantor Anggota Bursa, sehingga AB tersebut dapat mem-

berikan pelayanan order (Jual ataupun Beli) kepada para Nasa-

bahnya secara efektif dan efisien.

Segmen Pasar di BursaPerdagangan melalui sistem FITS terdiri dari dua papan

perdagangan yaitu :

1. Pasar Reguler Outright

Merupakan mekanisme perdagangan secara lelang ber-

kesinambungan secara anonym (anonymous continuous

auction) dengan metode pembentukan harga yang didasar-

kan atas prioritas harga dan waktu (price and time priority).

2. Pasar Negosiasi

Merupakan fasilitas yang memungkinkan para Anggota Bur-

sa melakukan pelaporan hasil kesepakatan transaksi yang

telah terjadi sesama Anggota Bursa atau dengan pihak lain.

Penyelesaian Transaksi

Jam Perdagangan

Perdagangan Efek di Pasar Reguler Outright dan Pasar Negosiasi

dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan

berpedoman pada Waktu FITS.

Harga Obligasi:

Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk

mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu

persentase dari nilai nominal.

Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawar-

kan, yaitu:

1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal:

Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%,

maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari ni-

lai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual

dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta

= Rp 51 juta.

3. at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari

nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual

dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50

juta = Rp 49 juta.

Nasreview Juni 2013 | 08

Money Talks

Page 11: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Yield Obligasi:Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obli-gasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

2. Sementara itu yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengem-balian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang sering-kali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:YTM approximation =

C = kupon n = periode waktu yang tersisa (tahun) R = redemption value P = harga pembelian (purchase value)

Manfaat ObligasiObligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya :1. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak di-pengaruhi harga pasar obligasi. 2. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi.3. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obli-gasi dari kemungkinan terjadinya inflasi.4. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan un-tuk membeli instrumen aktiva lain.

Kelemahan ObligasiBerbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada stabilitas suatu perekonomian negara. Beberapa ini adalah kelemahan obligasi :a. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif,apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan sebaliknya.

b. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konser-vatif, sehingga menghasilkan yield yang cukup baik, dengan resiko rendah.c. Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini dikarenakan perge-rakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun.d. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obli-gasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi.e. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempu-nyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.

Aspek Pajak ObligasiJenis obligasi dan tarifnyaDari aspek perpajakan obligasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu :1. Obligasi dengan kupon (interest bearing bond)Atas bunganya dikenakan Pajak Penghasilan dengan tarif 15% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period).Atas diskontonya dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 15% dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo di atas harga perolehan, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest).2. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)Hanya atas diskontonya saja yang dikenakan Pajak Penghasilan, yaitu sebesar 15% dari selisih harga jual pada saattransaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi di atas harga perolehan obligasi.

Tata Cara Pemotongan PPh Final atas obligasiPemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan yang diterima dari obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh :Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayaran :1. atas bunga, yang diterima oleh pemegang interest bearing bond, pada saat jatuh tempo bunga; dan2. atas diskonto, yang diterima baik oleh pemegang interest bearing bond maupun pemegang zero coupon bond, pada saat jatuh tempo obligasi.• Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara :atas bunga dan diskonto bagi pemegang interest bearing bond dan atas diskonto bagi pemegang zero coupon bond, yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi.• Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana, selaku pembeli obligasi langsung tanpa melalui pedagang perantara atas bunga dan diskonto dari interest bearing bond dan zero coupond bond yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.

Penulis : Yohannes, SE Sumber : Internet

Nasreview Juni 2013 | 09

Money Talks

Page 12: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Di dunia nyata, bagi sebagian kita, termasuk saya, untuk

memiliki Mobil Eksotis ( ME ) adalah sesuatu yang mungkin

hanya bisa kita bayangkan pada saat kita melamun atau

hendak tidur. Saya pribadi, kalau ingin memuaskan hasrat saya

untuk mengemudikan mobil eksotis, hanya bisa memainkannya

di dalam game.

Lalu mobil apa sih yang sebenarnya bisa kita kategorikan sebagai

ME ?

ME biasanya adalah mobil mobil dengan harga diatas Rp 500 juta,

limited edition, handmade, custom made, memiliki performa

tinggi, dsb. Pada intinya, ME adalah mobil mobil yang tidak anda

lihat berseliweran di jalan raya setiap hari.

Banyak mobil yang bisa masuk kategori ME, bahkan hanya dengan

mendengar merk mobilnya saja kita sudah bisa tahu bahwa mobil

tersebut adalah ME.

Merk seperti Ferrari, Lamborghini, Maserati, Bugatti, Bentley,

Mercedes Benz AMG , BMW M, sudah umum di telinga pecinta

otomotif sebagai ME berharga mahal yang hanya bisa dinikmati

kalangan “ The Have “.

Ciri ciri ME adalah sebagian besar sbb :

1. Harga di atas rata rata, bahkan “ beyond imagination “.

Sebagai contoh, Bugatti Veyron Super Sport ( mobil produksi

massal tercepat didunia – 435 kmh ) dibanderol dengan harga

USD 4,000,000 / unit.

Ferrari F50 GT1 ( hanya ada 3 didunia ) dilelang dengan harga USD

12,000,000 ( itupun kalau ada yang mau melepas koleksinya )

2. Performa yang mengagumkan. Biasanya performa diukur me-

lalui Top Speed, akselerasi 0-100 kmh, dan waktu tempuh 0-402

meter. Sebagai contoh, Lamborghini Gallardo Spyder ( mobilnya

Hotman Paris Hutapea ) bisa berakselerasi dari 0-100 kmh dalam

waktu kurang dari 3.5 detik. Itu sama dengan mobil anda baru

masuk gear ke 2, Lamborghini Gallardo sudah menghilang dide-

pan mata anda.

3. Handmade atau limited edition. Semakin terbatas jumlahnya,

maka semakin eksotis sifatnya. ( contohnya : Ferrari FXX, BMW

M8 ).

4. Tingkat kenyamanan dan keamanan yang sangat tinggi. Mobil

Rolls Royce bukan tanpa alasan dibekali dengan mesin 10,000cc.

Tujuannya adalah agar performa pada saat jalan mendatar dan

menanjak tidak berbeda.

Dengan harga yang tinggi, performa yang ajaib, serta desain

yang indah, tentunya proteksi asuransi sangat dibutuhkan untuk

melindungi koleksi tersebut dari konsekuensi atas risiko yang ti-

dak diinginkan. Banyak perusahaan asuransi yang enggan untuk

mengcover ME dikarenakan kesulitan dalam penyediaan suku

cadang ( imported goods ), ketidak tahuan atas spesifikasi mobil

tersebut, keterbatasan kapasitas, dsb.

Sebenarnya, di Indonesia menutup asuransi untuk ME adalah

cukup aman. Mengapa? Ijinkan saya untuk sedikit sharing

pendapat :

Exotic Cars, siapa takuuuuttt !!!

Nasreview Juni 2013 | 10

Obrolan Underwriting & Claim

Page 13: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

1. Seberapa sering anda melihat sebuah mobil Ferrari diparkir

didepan Mall? Itu menandakan bahwa orang orang yang memiliki

ME sangat jarang sekali menggunakan mobilnya untuk keperluan

pribadi. Hal ini berbeda apabila kita berkunjung ke negara tetang-

ga seperti Malaysia dan Singapore. Disana kita akan dengan mu-

dahnya menemukan Lamborghini atau Bentley GT diparkir secara

sembarangan di parkiran umum.

2. Hampir dapat dipastikan bahwa pemilik ME akan sangat

segan menggunakan mobilnya di hari kerja, sehingga risiko keru-

sakan atas kecelakaan lalu lintas dan sebagainya dapat dihindari

kemungkinan terkecil. Kasus terakhir kecelakaan ME adalah

didaerah Senayan, dimana Lamborghini Gallardo terperosok ke

dalam lubang ditengah jalan dan mengalami kerusakan pelek dan

body kit.

3. Pemilik ME selalu memperhatikan kesehatan dan perawatan

mobilnya.

4. Rata rata pemilik mobil ME adalah orang berada, sehingga ke-

mungkinan Fraud dalam hal klaim adalah kecil.

Setiap sisi positif tentu mempunyai sisi negatif. Sisi negatifnya

antara lain adalah :

1. Kemungkinan total loss itu selalu ada. Dan apabila sebuah ME

mengalami total loss, maka akan cukup mengguncang portfolio

premi si perusahaan asuransi.

2. Suku cadang yang harus import

3. Keterbatasan bengkel

4. Kesulitan dalam penentuan harga pertanggungan. Untuk ME

yang benar benar antik ( seperti Mercedes Benz SLR GullWing

yang dimiliki BJ Habibie ) sangat sulit untuk ditentukan harganya.

5. Kesulitan dalam penetapan tarif premi, dikarenakan kurangnya

data statistik yang ada.

Namun demikian, asuransi ME adalah sebuah portfolio yang cu-

kup menggiurkan, dikarenakan premi yang besar dan loss rasio

yang masih kecil.

Faktor underwriting yang perlu untuk diperhatikan adalah :

a. Jenis mobil, apakah luxury car ataukah sport car.

Kedua mobil jenis ini memiliki “tingkah laku yang sangat

berbeda “.

Luxury Car lebih ke mobil dengan penampilan dan performa yang

elegan, yang tidak utamanya diperuntukkan untuk mengejar ak-

selerasi dan kecepatan .

Berbeda dengan Sport Car, yang penampilan dan suara mesin-

nya saja sudah membuat si pengemudi ingin menekan pedal gas

dalam dalam. Belum lagi performa yang garang dan bentuk mobil

yang “ sleek “

b. Usia pengemudi.

Survey membuktikan bahwa perusahaan asuransi di

Indonesia hampir tidak pernah mempersoalkan usia penge-

mudi dalam SPPA. Anda bisa bayangkan, remaja usia 17 tahun

didalam mobil Nissan GTR 2013 Twin Turbo, wah kira - kira apa

yang terjadi ya?

c. Lokasi penyimpanan.

Belum tentu pemilik ME menaruh mobilnya di rumah pribadinya.

Sultan Halsanah Bolkiah sampai harus membuat 3 hanggar pe-

sawat khusus untuk menyimpan koleksi sejumlah 3000+ unit ME

nya dikarenakan garasi di Istana Nurul Iman tidak cukup.

Setiawan Djody menaruh koleksi mobil Lamborghini dan Vector

nya di rumahnya dibilangan Kebon Jeruk yang notabene lokasi pa-

dat penduduk dan daerah macet.

Saya juga pernah melihat mobil Audi R8 masuk ke perumahan di

daerah Kelapa Gading, yang notabene daerah rawan banjir.

d. Harga Pertanggungan.

Harga yang fantastis ( ie USD 4,000,000 ) untuk sebuah mobil

sebaiknya jadi pertimbangan anda dalam melakukan penutupan

atas risiko ini, dikarenakan seperti yang saya tulis diatas, bahwa

kemungkinan untuk total loss itu tetap ada. Tentunya anda tidak

ingin menghabiskan premi asuransi kendaraan bermotor anda se-

lama setahun hanya untuk membayar “ one single claim “ dari 1

unit ME saja.

e. Keanggotaan dalam sebuah klub mobil.

Apabila tertanggung anda adalah anggota dari sebuah klub mobil

ME, maka hampir bisa dipastikan bahwa dia akan sering travelling

keluar kota dengan mobilnya untuk menghadiri Club Gathering.

f. Penghasilan / pekerjaan dari si owner.

Kecil kemungkinan pemilik ME adalah golongan menengah ke-

bawah. Namun demikian, bukan berarti dia tidak mungkin akan

bisa mengalami kesulitan keuangan di masa yang akan datang.

Kesulitan keuangan identik dengan niat untuk Fraud.

Apapun itu, asuransi ME masih merupakan portfolio yang

menguntungkan dikarenakan loss rasio yang masih rendah.

Cukup diingat bahwa pemilik ME sangat menjaga perawatan dan

keselamatan mobilnya, sehingga hal ini menjadikan hal yang

positif untuk melakukan analisa risiko.

Jadi, apabila didepan anda ada calon tertanggung yang hen-

dak mengasuransikan Ferrarinya, jangan ragu. Tutup 100%, dan

reasuransikan ke Nasional Re, kami siap membantu anda !

Ditulis oleh : R. Djoko S. Prasetiyo, SE, AMII, AIIS, Std Writer, Std Verificator, Std Developer Disadur dari : Wikipedia.org Sumber sumber lainnya

Nasreview Juni 2013 | 11

Obrolan Underwriting & Claim

Page 14: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Bagi para praktisi asuransi pada umumnya terlebih

lagi mereka yang berkecimpung di asuransi tanggung

gugat (liability insurance), dipastikan sudah familiar

dengan istilah claim-made basis. Namun terkait dengan

masih banyaknya penawaran dan penutupan

asuransi tanggung gugat berdasarkan occurrence basis, maka

ulasan tentang hal ini menjadi penting adanya, terutama bagi

mereka yang baru berkecimpung di industri asuransi.

Apa sih claims-made basis?Sederhananya, dalam claims-made basis, klaim

harus diajukan pada saat polis sedang berjalan.

Sangat berbeda dengan konsep dan aplikasi dari occurrence

basis, dimana polis akan berjalan saat peristiwa pemicu klaim

terjadi di periode pertanggungan polis. Oleh karenanya, klaim

mungkin saja terjadi beberapa tahun berselang setelah polis

berakhir.

Sampai dengan sekarang, baik occurrence maupun claims-

made basis lazim digunakan dalam asuransi tanggung

gugat. Hal ini lebih disebabkan oleh tuntutan pasar yang

menghendaki demikian. Walaupun yang lebih banyak

digunakan oleh pasar akhir-akhir ini adalah claims-made basis.

Adakalanya, beberapa broker asuransi yang tidak

biasa dengan claims-made basis menganggap jika

dengan claims-made basis hanya akan ‘mengunci’

pihak penanggung tanpa fleksibilitas dalam persaingan pasar

asuransi tanggung gugat. Pasti hal ini tidak benar adanya.

Hampir semua bentuk tanggung gugat profesi (professional

liability) seperti untuk dokter, akuntan, direktur (Director

and officer) dan lainnya, ditulis dalam bentuk claims-made

basis. Jika dikelola dengan baik dari waktu ke waktu oleh broker

asuransi yang kompeten, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa

bentuk claims-made basis bersifat restrictive atau tidak kompetitif.

Kalaupun ada aspek negatif dari claims-made basis, hanyalah

kompleksitasnya. Adalah lazim periode asuransi dilakukan

secara annualy basis, dan dalam interval panjang saat periode

renewal tiba, terkadang mudah melupakan seluk beluk bagaimana

coverage polis berjalan serta persyaratan-

persyaratan pelaporan klaim dan potensi klaim

kepada pihak asuransi, yang bisa berujung pada

penolakan klaim karena keterlambatan pelaporan. Akan tetapi,

kompleksitas ini justru menekankan atas penting-

nya peran broker yang kompeten tidak hanya dalam

persoalan claims-made basis semata, namun bagi

kepentingan industri asuransi liability secara umum.

Lantas, apakah retroactive date?Claims-made basis belumlah lazim diterapkan sampai tahun

1980-an dan belum banyak ditulis untuk entitas polis yang

sebelumnya berdasarkan occurrence basis. Oleh karena

itu, jika ada kerugian yang terjadi sebelum polis dituliskan

dengan claims-made basis untuk pertama kalinya, maka kerugian

akan ditanggung oleh polis occurrence sebelumnya. Atas dasar

kondisi tersebut, untuk menghindari perlindungan berlebih dan

eksposure klaim sebelumnya, perusahaan asuransi selalu

menerapkan retroactive date dalam polis claims-made-nya. Polis

claims-made tidak menjamin insiden/klaim yang terjadi sebelum

retroactive date (tanggal berlaku surut). Contohnya, jika Anda

membeli untuk pertama kalinya Polis claims-made pada tanggal

1 Januari 2013, dan menjadikannya sebagai retroactive date,

maka polis itu tidak akan menjamin klaim dari insiden yang terjadi

sebelum tanggal 1 Januari 2013, kendatipun

jika klaim tersebut disampaikan pada saat

periode polis claims-made berjalan. Karena itu, polis

occurrence sebelumnyalah yang akan mengganti kerugian

tersebut.

Aturannya adalah jangan pernah merubah retroactive date.

Terkadang, pada saat tertanggung hendak beralih dari

perusahaan asuransi satu ke perusahaan asuransi yang lain,

pihak asuransi yang baru tentunya hendak mengubah retro-

active date untuk polis claims-made basis-nya sesuai periode

pertanggungan yang dimulai dipihaknya. Penawaran ini mung-

kin terdengar menarik bagi pihak tertanggung karena akan

mengurangi premi. Namun, jika tertanggung menerima tawaran

ini, maka tertanggung kehilangan perlindungan untuk setiap

kerugian yang terjadi antara tanggal polis claims-made yang

pertama hingga tanggal dimulainya polis claims-made baru.

Kondisi ini biasanya disebut sebagai “losing your retroactive

date.” Seringkali keputusan ini diambil atas dasar ketidakta-

huan pihak tertanggung beserta broker yang tidak memahami

konsekuensinya sehingga dia tidak dapat menjelaskannya dengan

benar.

Claims-made basis

Nasreview Juni 2013 | 12

Obrolan Underwriting & Claim

Page 15: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Kehilangan retroactive date pastinya akan menciptakan

kesenjangan dalam coverage yang periodenya bisa

merentang dalam beberapa tahun lamanya sesuai

dengan lama periode polis sebelumnya, lantas, ini

berarti bahwa seluruh premi yang telah pihak tertanggung

bayarkan untuk polis sebelumnya benar-benar menjadi percuma.

Aplikasi Claims-made basisKebanyakan orang tidak menyadari atas aturan waktu

pengajuan klaim asuransi claims-made basis, padahal aturan

tersebut menjadi bagian dari polis, yang dengan demikian

bertindak sebagai warranty. Ini berarti, jika ada kekeliruan

(misrepresentation) dalam hal waktu pengajuan klaim tersebut,

maka perusahaan asuransi dapat membatalkan ganti ruginya.

Untuk beberapa alasan tertentu, seperti alasan untuk saving

money, pihak tertanggung dapat mempertimbangkan untuk

mengurangi limit pertanggungan yang mereka miliki dari

polis asuransi sebelumnya. Hal ini mungkin tampak seperti

sebuah keputusan yang mudah, tetapi, dengan penerapan claims-

made basis dalam polis, penurunan tersebut bisa menimbulkan

konsekuensi serius. Sebagai contoh, jika tertanggung telah

membeli proteksi tanggung gugat untuk beberapa tahun

dengan limit pertanggungan $ 5 juta berlaku sejak

retroactive date, dan saat ini sedang mempertimbangkan untuk

menurunkan limit pertanggungannya menjadi $ 2 juta dan

berlaku sejak retroactive date, maka proteksi asuransinya

pun akan menjadi $ 2 juta. Pada prakteknya nanti, jika insiden

kerugian (loss event) ternyata terjadi 1 minggu sebelumnya dan

tertanggung mengetahui tentang hal itu setelah mengurangi limit

pertanggungannya, maka limit pertanggungan asuransinya pun

sebatas $ 2 juta, dan bukan $ 5 juta saat klaim tersebut terjadi.

Kesimpulan, polis asuransi tanggung gugat dengan claims-made

basis memang bisa terkesan rumit, namun dengan mudah dapat

dikelola oleh tertanggung dan broker asuransi yang memiliki

pengetahuan akan hal tersebut. Dengan kepiawaian yang

mumpuni, sudah pasti kesulitan yang meliputinya dapat dihindari.

Aspek-aspek terpenting seperti retroactive date serta penera-

pan coverage yang tertulis dalam polis sepatutnya harus selalu

diingat dan dievaluasi ketika hendak memperpanjang periode

pertanggungan.

Penulis : Husnul Khuluq, M.Si, AMII, Dipl. CII Sumber : Greg Doherty dari Poms & Associates Insurance Brokers - Woodland Hills, California

Nasreview Juni 2013 | 13

Obrolan Underwriting & Claim

Page 16: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Apa itu Corporate Culture (Budaya Perusa-

haan) :Ada beberapa definisi yang dapat digunakan

sebagai dasar untuk memudahkan kita di dalam

memahami pengertian dari Corporate Culture diantaranya :

Corporate Culture : A blend of the values, beliefs, taboos, symbols,

rituals and myths all companies develop over time

(Budaya Perusahaan : Sebuah paduan nilai-nilai, kepercayaan,

tabu, simbol, ritual dan mitos semua perusahaan berkembang

dari waktu ke waktu)

Corporate culture is the amalgamation of values, vision, mission,

and the day-to-day aspects of communication, interaction, and

operational goals that create the organizational atmosphere that

pervades the way people work

(Budaya perusahaan adalah penggabungan nilai, visi, misi, dan

aspek sehari-hari komunikasi, interaksi, dan tujuan operasional

yang menciptakan suasana organisasi yang meliputi cara orang

bekerja)

Dari kedua definisi tersebut diatas maka Corporate Culture

(budaya perusahaan) yang dimiliki oleh suatu organisasi

hendaknya dapat menjadi sifat atau ciri-ciri sikap perilaku

dalam pelaksanaan kerja sehari-hari serta berkorelasi secara

positif di dalam pencapaian kinerja organisasi menjadi lebih baik.

Manfaat Corporate Culture bagi perusahaan antara lain adalah

dapat menciptakan SDM yang memiliki integritas, pengetahuan,

keahlian/ketrampilan maupun sikap, perilaku dan moral yang

baik sehingga mampu mendorong tercapainya Visi dan Misi.

Sedangkan bagi karyawan, Corporate Culture akan menjadi

acuan/pedoman berperilaku dalam melaksanakan tugas,

wewenang dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas sehari-

hari sehingga mampu berperan memberikan kontribusi optimal

terhadap pencapaian Visi dan Misi perusahaan

PT Reasuransi Nasional Indonesia telah melakukan

pembahasan untuk mendefinisikan Corporate Culture

tersebut dan yang terakhir yaitu dilakukan pada tahun 2011 di

mana saat itu di sepakati diantaranya hal-hal sebagai berikut:

MEANING STATEMENT :“BANGGA MELAYANI MASYARAKAT DEMI KENYAMANAN DAN KEHIDUPAN YANG LEBIH BERMAKNA”

VISI :“MENJADI PERUSAHAAN REASURANSI YANG TERPERCAYA, TANGGUH DAN TERUS TUMBUH”

MISI :“MEMBERIKAN PELAYANAN & SOLUSI SECARA PROFESIONAL SERTA MENINGKATKAN KAPASITAS REASURANSI NASIONAL”

VALUE (NILAI - NILAI) : - INTEGRITY - PROFESIONALISM - SERVICE EXCELLENCE - TEAMWORK - FAIRNESSPenetapan Meaning Statement, Visi, Misi dan Values

tersebut bahkan di tanda tangani oleh seluruh peserta/pejabat

di lingkungan PT Reasuransi Nasional Indonesia yang hadir/ikut

dalam penetapan tersebut pada tanggal 1 Oktober 2011.

Dalam pertemuan/pembahasan tersebut juga di rumus-

kan pengertian/definisi dari masing-masing Values tersebut,

diantaranya :

CORPORATE CULTURE (Budaya Perusahaan)

Nasreview Juni 2013 | 14

Bisik Bisik SDM

Page 17: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

- Integrity : menjunjung tinggi kebenaran, mematuhi

ketentuan yang berlaku, dan terbuka terhadap kritik yang bersifat

membangun

- Professionalism : senantiasa meningkatkan kemampuan

dan pengetahuan dalam menjalankan tugas, mempunyai

pandangan yang luas serta mengedepankan kepentingan

perusahaan diatas kepentingan pribadi

- Service Excellence : kemampuan untuk memahami kebutuhan

pelanggan dengan layanan dan solusi terbaik demi terciptanya

hubungan jangka panjang

- Teamwork : bekerja dengan mengutamakan kerjasama

tim, mengembangkan sikap saling membantu, dan saling meng-

hargai untuk mencapai kinerja yang efektif

- Fairness : menghormati hak-hak orang lain serta ber-

tindak adil memberi peluang dan kesempatan yang sama.

Membangun budaya perusahaan perlu dilakukan secara kon-

sisten sejak awal dan peng-implementasian hal tersebut perlu

dilakukan secara bertahap melalui proses pembelajaran yang ber-

kesinambungan, bahkan dapat dijelaskan tahapan-tahapan terse-

but kedalam 4 (empat) tahapan, yaitu:

1. Awareness artinya karyawan mengetahui akan adanya

budaya perusahaan,

2. Understanding artinya karyawan selanjutnya mulai

memahami terhadap arti dari budaya perusahaan

tersebut,

3. Buy in artinya karyawan menerapkan budaya

perusahaan dalam perilaku kerja sehari-hari,

4. Ownership artinya karyawan merasa tidak nyaman

atau bahkan merasa ada yang salah jika tidak bersikap

sesuai nilai-nilai dari budaya perusahaan yang dimiliki.

Dari penjelasan tersebut diatas maka sudah sepantasnya sebagai

insan organisasi kita berusaha untuk berupaya semaksimal mung-

kin untuk menerapkan Corporate Culture (Budaya Perusahaan)

yang kita miliki dan kita bangun bersama selama ini.

Penulis : Teguh Tjahjono. SE, AAAIK Sumber : - Panduan Perilaku Nasional Re - Informasi lain yang didapat dari Corporate Culture Conference

Nasreview Juni 2013 | 15

Bisik Bisik SDM

Page 18: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

E-Payment adalah suatu sistem yang menyediakan alat-alat

untuk pembayaran jasa atau barang-barang yang dilakukan

di Internet, dimana pelanggan mengirimkan semua data ter-

kait dengan pembayaran kepada pedagang yang dilakukan di Inter-

net dan tidak ada interaksi eksternal lebih lanjut antara pedagang

dan pelanggan. Didalam Journal “ PENGEMBANGAN ALTERNATIF

MODEL E-PAYMENT B2C (BUSINESS TO CONSUMER) UNTUK MA-

SYARAKAT INDONESIA “ yang dibuat oleh Agung Firmansyah, Mu-

hammad Ilman Akbar, Mursal Rais, Mustafa Kamal, dan Putu Wuri H ,

E-payment menawarkan berbagai macam keuntungan

seperti mempercepat proses transaksi dan dapat menjual produk

dengan harga lebih murah. Pihak yang terlibat dalam proses

transaksi dapat mentransfer dan menerima uang dari pihak lain

kapanpun dan dimanapun. Disamping itu, e-payment juga dapat

mendukung gerakan green technology dimana pemakaian kertas

dapat dikurangi.

Terdapat beberapa faktor kesuksesan dalam e-payment yaitu:

1. Independence : metode e-payment yang tidak tergantung pada

teknologi atau alat apapun.

2. Interoperability dan portability : aplikasi e-payment yang bisa

diakses melalui berbagai macam teknologi dan platform .

3. Security : aplikasi e-payment harus memiliki tingkat keamanan

yang baik seperti menggunakan Public Key Infrastructure (PKI),

digital signature, dan lain sebagainya.

4. Anonymity : aplikasi e-payment dapat mendukung kerahasiaan

data pribadi pengguna.

5. Ease of use : aplikasi e-payment harus dapat dengan mudah

digunakan oleh pengguna.

6. Transaction fees : mekanisme pembagian keuntungan antar pi-

hak yang terlibat dalam e-payment.

7. Regulacy : aplikasi e-payment harus dapat memenuhi per-

aturan yang berlaku.

Dalam pengeksekusian e-payment, terdapat empat pihak

yang terlibat yaitu issuer, konsumen, penjual dan regulator

(pemerintah). Terdapat beberapa metode dalam pembagian

keuntungan antar pihak yang terlibat di e-payment seperti biaya

transaksi, biaya iklan, biaya registrasi, dan lain sebagainya. Saat

ini, terdapat beberapa metode e-payment yang populer di dunia

seperti pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, kartu

belanja (purchasing card), Electronic Funds Transfer (EFT), cek

digital (e-check), uang elektronik (e-cash), micropayment, dompet

elektronik (e-wallet), dan PayPal. Tahun 1950, kartu kredit mu-

lai diperkenalkan namun penggunaannya baru banyak digunakan

Apa sih… e-Payment itu ?

Nasreview Juni 2013 | 16

Nasional Re Tech

Page 19: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

oleh masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir ini.

Kekurangan dari sebagian besar kartu kredit adalah terdapat

syarat transaksi minimum, sehingga tidak dapat mengatasi

transaksi dalam jumlah kecil. Masalah ini dapat diatasi dengan

e-micropayments yang dapat digunakan untuk transaksi jual beli

skala kecil secara elektronik dengan maksimum transaksi sebesar

USD 10 . Selain itu, uang digital yang ekuivalen dengan uang kertas

dan koin dapat digunakan dalam transaksi jual beli secara online.

Keuntungan dari uang digital ini adalah konsumen dapat berbe-

lanja lebih murah dan aman. Salah satu kelemahan dari model

pembayaran yang sudah dijabarkan sebelumnya adalah konsumen

harus berulang kali memasukkan data pribadinya setiap kali

melakukan transaksi. E-wallet dapat digunakan untuk menyim-

pan data pribadi konsumen (misal nama dan alamat konsumen,

nomor kartu kredit dan lain sebagainya), sehingga memudahkan

konsumen dalam melakukan transaksi dengan sekali menekan

tombol klik konsumen dapat bertransaksi dan memunculkan

data pribadinya. Salah satu model e-payment untuk organisasi

adalah kartu belanja (purchasing card) dengan nilai minimum dan

maksimum tertentu yang memiliki tujuan untuk memberikan ke-

mudahan kepada pegawai di organisasi tersebut untuk membeli

material, peralatan atau layanan yang diperlukan oleh

organisasi. Selain itu, salah satu tipe pembayaran yang tidak

menggunakan kartu adalah PayPal yang dapat mentransfer uang

melalui Internet.

Dikatakan juga dalam Jurnal tersebut bahwa terdapat

empat model e-payment yang telah disesuaikan dengan kondisi

Indonesia dan faktor-faktor kesuksesan dari e-payment. Model

e-payment tersebut adalah ATMPal, ICash, Pulsa E-payment dan

Mobile banking.

a. ATMPal Ide awal pengembangan ATMPal terinspirasi dari

penggunaan PayPal Indonesia yang berbasis kartu kredit. Namun,

di Indonesia masih sedikit masyarakat Indonesia yang meng-

gunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran. ATMPal dikem-

bangkan untuk mengatasi masalah tersebut dimana pembayaran

langsung di-autodebet pada rekening bank milik pengguna atau

konsumen. ATMPal dapat memberikan kemudahan bagi penggu-

na dalam melakukan pembayaran secara online dengan mengin-

tegrasikan antara bank dan ATMPal.

Nasreview Juni 2013 | 17

Nasional Re Tech

Page 20: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Pihak-pihak yang terlibat dalam ATMPal adalah pengguna

ATMPal (end-users), bank pengguna, penyedia layanan ATMPal

dan penjual (merchant). Fitur yang terdapat di ATMPal adalah

registrasi pengguna, transfer uang antara pengguna ATMPal dan

bukan pengguna ATMPal serta cek saldo akun pengguna. Fitur

utama di ATMPal yaitu proses registrasi dan pembayaran dengan

ATMPal.

b. iCash Model iCash terinspirasi dari sistem pembayaran pada

pulsa telepon seluler. Tujuan dikembangkannya iCash adalah

memudahkan pengguna untuk melakukan penyimpanan

uang dan melakukan pembayaran online tanpa harus melalui

rekening di bank. Keuntungan dari iCash adalah pengguna dapat

membayar barang atau jasa yang dibeli secara online, proses

pengisian saldo dapat dilakukan dengan mudah yaitu melalui

ATM atau voucher serta pengguna dapat mentransfer uang ke

pihak lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam iCash adalah pengguna

iCash, penyedia layanan iCash dan penjual.

c. Pulsa E-payment Ide dasar dari model Pulsa E-payment adalah menggunakan

pulsa ponsel sebagai pengganti uang untuk alat pembayaran.

Ide ini lahir didorong oleh banyaknya pengguna ponsel yang

ada di Indonesia. Menurut peraturan yang dibuat oleh Bank

Indonesia (BI) hal ini diperbolehkan dengan merujuk pada

Peraturan Bank Indonesia nomor 7/52/PBI/2005 pasal 6 ayat

3. Pihak yang terlibat dalam model pulsa e-payment adalah

pengguna pulsa e-payment, operator seluler, merchant, bank

dan penyedia layanan pulsa e-payment. Pulsa E-payment

memiliki tiga fitur seperti fitur untuk melakukan transaksi jual

beli, pengisian dan pengiriman pulsa. Fokus dari model pulsa

e-payment adalah pada fitur transaksi jual beli melalui

handphone.

d. Mobile banking Sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan kartu

ATM untuk berbelanja maupun mengakses akun bank mereka

melalui mesin ATM. Pengaksesan akun bank melalui ATM

walaupun mudah dilakukan namun masih memiliki beberapa

kelemahan yaitu pengguna masih harus pergi ke mesin ATM

untuk melakukan transaksi. Untuk memecahkan masalah ini, pada

penelitian ini dirancang model Mobile banking yang dapat

digunakan untuk mengakses akun bank melalui handphone

sehingga pengguna dapat mengakses akunnya dari manapun dan

kapanpun.

Ide awal dari model ini adalah pengintegrasian akun bank

pengguna dan handphone pengguna. Tujuan dari

pengembangan Mobile banking adalah untuk memberikan

kemudahan bagi pengguna untuk mentransfer uang mereka dan

melakukan pembayaran melalui handphone. Terdapat lima pihak

yang terlibat dalam model ini yaitu pengguna, operator seluler,

bank, penyedia layanan Mobile banking dan merchant. Mobile

banking memiliki fitur registrasi, melihat saldo akun, transfer

saldo, purchase order dan pembayaran.

Penulis : Dri Haskoro. S.Kom Sumber : Internet

Nasreview Juni 2013 | 18

Nasional Re Tech

Page 21: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Dalam rangka memeriahkan ulang tahun yang ke-19, Pani-

tia HUT bersama Badan Pembina Olahraga (BAPOR) me-

nyelenggarakan beberapa kegiatan dan perlombaan di

kalangan internal perusahaan. Selain untuk memeriahkan HUT

Nasional Re ke 19 turnamen ini juga bertujuan meningkatkan

kebersamaan dan kekompakan baik antar divisi maupun antar

sesama pegawai Nasional Re. Demi mencapai tujuan tersebut

panitia mewajibkan kepada seluruh pegawai baik pegawai tetap,

pegawai honorer, pegawai kontrak ataupun PKL (praktek kerja

lapangan) yang ada pada masing-masing divisi ikut serta dalam

kegiatan tersebut. Adapun beberapa perlombaan tersebut antara

lain :

1. FutsalBertempat di Planet futsal Kuningan, turnamen futsal mulai

di pertandingkan sejak tanggal 31 Mei 2013 dan dibuka oleh

Bpk. Edhie Mulyono selaku Direktiur Operasi. Pertandingan ini

mempertemukan 8 divisi yang kemudian dibagi menjadi

2 grup dengan menggunakan sistem round robin dimana

setiap tim dalam satu grup akan bertemu yang kemudian akan

dicari juara dan runner up masing-masing grup yang

nantinya akan maju ke babak semi final. Selanjutnya juara

grup A akan bertemu dengan runner up grup B dan sebaliknya

untuk menentukan tim yang akan masuk final. Untuk

memeriahkan dan menambah kebersamaan antar pegawai

maka panitia mengharuskan setiap tim yang bertanding untuk

mengikutsertakan minimal 2 orang pejabat dalam setiap

pertandingannya.

Menyambut HUT NASIONAL RE Yang Ke. 19 Tahun

Nasreview Juni 2013 | 19

Seputar Nasional Re

Page 22: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

2. BowlingBertempat di Spin City IX Plaza turnamen bowling diikuit 8 divisi

yang masing-masing divisi terdiri dari 4 orang. Berbeda dengan

peraturan pada umumnya fun bowling mengharuskan setiap

tim untuk secara bergantian melakukan lemparan terhadap pin

yang masih tersisa. Pemenang pertandingan adalah tim yang

memperoleh nilai tertinggi dari 3 game yang dipertandingkan.

3. Fun caturSama hal nya dengan futsal pertandingan fun catur juga dibagi

menjadi 2 pool yang masing-masing pool terdiri dari 4 divisi.

Dalam pertandingan ini satu papan catur dimainkan oleh 4

peserta yang bergantian menjalankannya dan rekan satu tim

tidak diijinkan untuk bertukar informasi mengenai setiap

langkah dan strategi yang dijalankan. Dalam pertandingan ini juga

mengharuskan setiap tim untuk mengikutsertakan satu peserta

wanita.

4. Fun volley antar direktoriumPertandingan volley dibagi menjadi 3 direktorium dan akan

menggunakan sistem full competition dimana setiap tim akan

bertemu yang kamudian diberi point berbeda pada setiap tim

yang menang, seri maupun kalah. Tim yang akan menjadi juara

adalah tim yang mengumpulkan point tertinggi yang diperoleh

dari masing-masing pertandingan. Untuk menambah kemeriahan

panitia akan menggunakan blind net sehingga setiap tim tidak

akan dapat melihat pergerakan tim yang menjadi lawannya.

5. Fun pingpongBertempat di sport hall pingpong Askrindo cab Cikini

pertandingan fun pingpong akan menggunakan sistem gugur

dimana tim pemenanglah yang akan maju ke babak selanjutnya,

sedangkan tim yang kalah langsung tersingkir dari turnamen. Satu

pertandingan tiap tim akan diikuti 3 orang pemain yang akan

bermain bersamaan dan hanya 2 pemain saja dalam satu tim

yang memegang bet sehingga dituntut kerjasama dalam proses

pertukaran bet.

6. Talent show antar direktoriumMelihat potensi dan bakat yang besar pada pegawai

Nasional Re untuk menjadi selebriti dan orang terkenal, panitia

HUT memfasilitasi dengan mengadakan Talent show antar

direktorium dimana setiap direktori diberi kesempatan untuk

menampilkan bakat dan keanehannya masing-masing. Untuk

mengantisipasi minat pegawai maka panitia membari batasan 10

menit untuk setiap penampilan.

7. NR quiz to pensiunanBagi pensiunan Nasional Re, untuk membangkitkan kenangan-

kenangan indah saat masih aktif di Nasionalre panitia HUT juga

mengadakan quiz yang berisi tentang pertanyaan seputar Nasi-

onalre.

8. SenamGuna menjaga kebugaran pegawai panitia menggelar lomba

senam aerobic yang akan diikuti seluruh pegawai dan direksi

Nasionalre. Dalam pelaksanaannya peserta senam terbagi

menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok I usia 39 tahun kebawah

dan kelompok II usia 39 tahun ke atas, masing-masing kelompok

akan dipilih 3 (tiga) terbaik sebagai juara, penilai didasarkan pada

kemampuan mengikuti gerakan instruktur meliputi daya tahan,

power dan keselarasan gerakan.

Penulis : Heru Sukoco, SE, AAAIK

Nasreview Juni 2013 | 20

Seputar Nasional Re

Page 23: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Nasreview Juni 2013 | 21

Snapshot

Managing Your Risk Assessment by Using Appropriate and Accurate System With MIRA Access,

Royal Kuningan Hotel 28 Mei 2013Offroad, Sawana Lembang 24 Mei 2013

Page 24: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Pegawai Pilihan

Nama :R.DjokoSlametPrasetiyo Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 21 MAret 1979Jabatan :KepalaSeksiU/WFacultativeUmumdiv.ReasSyariahHobby :KoleksiHapejadul,membaca,otomotif. mulai bekerja : 1 Agustus 2002

Nasreview Juni 2013 | 22

Harapan mengenai Nasional Re :

NasionalReadalahtempatsayapertamakalibekerja,berkarir,daninsyaAllahsampaisayapensiunnanti.

Alhamdulillah, Nasional Re merupakan tempat kerja yang nyaman, friendly, profesional. Insya Allah

kedepannyaNasionalReakanselalumenjadiyangterbaikdiantarayangterbaik.

Pandangan mengenai Nasional Re :

SebagaisalahsatuperusahaanreasuransidiIndonesia,NasionalResudahmembuktikanbahwaialayak

untukdiperhitungkandanbeberapakalimenjadi“TheBest“.NasionalReselamainidikenaldiindustri

asuransi sebagai reasuransi yang friendly dan flexible. Insya Allah Nasional Re akan selalu berusaha

menjadiyangterbaikdiindustriasuransi.

Page 25: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku

Suz Reni & Humor

Berusaha memahami pelanggan dan mengetahui apa yang mereka inginkan dan butuhkan adalah penting bagi perusahaan. Berusaha memahami para pemegang saham dan memenuhi apa yang menjadi permintaan mereka juga penting bagi perusahaan. Perusahaan harus bisa mengetahui apa keinginan

(wants) dan kebutuhan (needs) setiap stakeholder dan berusaha memenuhinya. Namun bukan berarti perusahaan menjadi pihak yang selalu tidak diuntungkan dalam situasi demikian. Perusahaan juga punya keinginan dan kebutuhan yang berakar dari keinginan dan kebutuhan para stakeholder. Yang penting bagaimana kita bersama dengan seluruh stakeholder bisa melakukannya dengan “CARA KITA” dan bukan cara Anda atau Saya saja.Dan “CARA KITA” ini yang perlu kita terapkan ketika berinteraksi dengan masing-masing stakeholder.

Nasreview Juni 2013 | 23

Agen : “Pak, tertanggung saya minta diberikan

potongan premi untuk tahun ini.”

Petugas : “Bukannya tahun lalu kita sudah berikan

potongan bu?”

Agen : “Betul pak, tapi kan tahun ini tidak ada klaim?”

Petugas : “Bagaimana kalau tahun ini potongan premi itu

diambil dari komisi Ibu?.”

Agen : ”wek...”

Page 26: BEST REINSURANCE 2013nasionalre.co.id/nasreview/Nasreview_Juni.pdf · PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku