belajar untuk lebih dewasa

120
2012 Belajar untuk Lebih Dewasa atu yang baru tidak akan bisa dilakukan kecuali dengan mempelajarinya. Hani Ginanjar

Upload: hani-ginanjar

Post on 24-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Mengubah pemikiran semakin dewasa

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar Untuk Lebih Dewasa

26 Agustus 2008

PERCAYALAH

Percayalah

Bahwa kau diciptakan tidak secara sia sia

Engkau memiliki sekian banyak kelebihan yang bisa jadi

Orang lain disisimu tidak memilikinya

Percayalah

Bahwa engkau tidak akan selalu berada di tempatmu sekarang

Bisa jadi besok engkau berlari atau melompat

Hidup tak melulu dengan tangisan

Harus ada gelak dan tawa

Belajar untuk Lebih Dewasa

Sesuatu yang baru tidak akan bisa dilakukan kecuali dengan mempelajarinya.

Hani Ginanjar

2012Dicopy dari beberapa artikel Internet

Page 2: Belajar Untuk Lebih Dewasa

22 September 2008

Melihat dari Kacamata Orang Lain

Bagi anda yang pernah membaca buku Cara Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain nya Dale Carnegie,pasti menemukan sebuah bab,Melihat dari Kacamata Orang Lain. Disitu dipaparkan bagaimana kita melihat dari sudut pandang orang lain,agar kita bisa menjadikannya sahabat atau agar kita bisa mempengaruhinya-sesuai dengan judul bukunya-.

Tapi yang kita bahas kali ini bukan itu.Kita akan membahas bagaimana kita melihat dari kacamata orang lain untuk merasakan empatinya.Kita melihat dari kacamata orang lain,agar kita lebih berhati hati menjaga diri kita agar tidak menyakiti hatinya.

Baiklah,kita mulai pembahasannya.Saya berpendapat bahwa sisi manusiawi kebanyakan orang itu sama.

Ya,sama. Siapapun orangnya pasti akan senang dan hormat kepada orang yang menghormati dan menghargainya. Siapapun orangnya pasti akan benci dan sebal terhadap orang yang tidak menghargainya atau terhadap orang yang menyakiti hatinya. Ini pendapat saya. Anda boleh tidak setuju dengan pendapat saya.

Setelah kita tahu bahwa orang lain itu seperti kita, pandangan emosi kita sama seperti pandangan emosi mereka, ’kacamata’ kita sama seperti ‘kacamata’ mereka. Lantas, mengapa kita mengabaikan kacamata mereka saat kita berinteraksi dengan mereka ?

Baiklah,saya tidak ingin membuat anda pusing dengan kata kata saya.Saya akan memberi anda sebuah contoh. Anda pasti tidak ingin diri anda disakiti orang lain, tidak dihargai, dan mendapatkan hal hal buruk yang lain. Ketahuilah, orang lain juga seperti anda !

Maka tidak sepantasnya kita menyakiti orang lain, tidak menghargainya, dan lain lain. Karena kita tahu mereka itu sama seperti kita.

Page 3: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Hormati dan hargailah mereka sebagaimana kita ingin diperlakukan seperti itu. Sayangi mereka karena kita juga ingin disayangi.

25 September 2008

Tidak Merasa Diajari

Seringkali saya mendengar kata kata kita tidak merasa diajari. Saya berpikir memang kenapa kalau kita diajari ? Apakah akan menjatuhkan harga diri kita ? Atau karena kesombongan, kita berkata seperti itu?

Saya teringat dengan kisah Umar bin Kathab Radhiyallahu anhu yang bertanya kepada Ubay bin Ka`ab Radhiyallahu anhu tentang arti takwa. Padahal Umar lebih utama daripada Ubay, tapi itu tidak mengurangi ketawadhuan beliau untuk bertanya kepada Ubay. Bila dibandingkan dengan Umar, siapa kita ?

Manusia, diciptakan dengan kelebihannya masing masing. Terkadang seseorang mengetahui dan memahami sesuatu lebih baik daripada orang lain. Dengan kelebihannya itu dia mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahui dan memahaminya. Ini wajar bagi manusia.

Tetapi orang yang angkuh, memakai alasan usia, kekayaan, kedudukan, dan lain lain untuk menafikan hal ini. Mereka tidak mau diajari orang lain yang mungkin dibawah dia dalam hal usia, kekayaan dan kedudukan. Kalau dia terus menerus seperti itu, dia akan menyia-nyiakan usianya untuk terus tenggelam di dalam kebodohan.

Ilmu didapatkan dengan sikap tawadhu. Ilmu didapatkan dengan keyakinan kita belum mengetahui. Ilmu didapatkan dengan sikap untuk mau diajari. Tidak ada aib untuk orang-orang yang mau diajari.

21 Oktober 2008

Perumpamaan Nasehat

Page 4: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Perumpamaan orang yang menasehati adalah perumpamaan perjalanan antara aku dan engkau. Tujuan kita sama, sebuah tempat yang indah, yang belum pernah kita bayangkan keindahannya. Tapi perjalanan menuju tempat itu tidak mudah, sulit sekali dan mendaki, dan sedikit sekali yang mau menempuhnya. Bekal kita hanya petunjuk yang diberikan kepada kita, tanpa petunjuk itu kita tidak bisa mencapai tujuan, bahkan mungkin tersesat menuju jalan yang lain atau terjatuh ke jurang yang terdapat di kiri kanan jalan.

Tapi kawan, kadang aku tersesat, aku menempuh jalan yang berbeda dengan petunjuk yang diberikan. Engkaupun segera menyeru, ”Wahai kawan, engkau memasuki jalan yang salah! Jalanmu tidak sesuai dengan yang ada di petunjuk!” Aku tahu kawan, engkau memperingatkanku karena engkau sayang kepadaku.

Tapi kawan, setelah sekian lama perjalanan, aku menjadi capek dan jenuh. Kulihat banyak fatamorgana yang seolah memanggil-manggil aku untuk memasukinya. ” Kemari wahai musafir, aku mempunyai jalan pintas menuju ke tempat yang engkau tuju.” Aku tidak tahu wahai kawan, bahwa jalan penuh fatamorgana itu termasuk jalan yang diperingatkan oleh petunjuk agar jangan memasukinya. Engkaupun segera menyeru, ”Wahai kawan, engkau memasuki jalan yang salah! Jalanmu tidak sesuai dengan yang ada di petunjuk!” Aku tahu kawan, engkau memperingatkanku karena engkau sayang kepadaku.

Tapi kawan, setelah di perjalanan kita mendapatkan teman, sikapku mulai berubah kepadamu. Aku seolah tidak tahu, bahwa mereka mengajakku untuk melewati jalan yang salah, yang berbeda dengan yang ada di petunjuk, aku seolah tidak tahu, bahwa mereka mengajakku untuk melewati jalan yang penuh fatamorgana itu.

Engkaupun segera menyeru, ”Wahai kawan, engkau jangan ikuti mereka ! Arah perjalanan mereka tidak sesuai yang ada di petunjuk !” Aku tahu kawan, engkau memperingatkanku karena engkau sayang kepadaku.

Page 5: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Tapi kawan, aku merasa engkau terlalu mencampuri urusanku. Tanpa sadar aku mengikuti kawan-kawan baru ku. Engkau tanpa lelah memperingatkanku. Sampai pernah engkau memperingatkanku dengan keras. Aku jadi marah kepadamu.

Tapi kawan, aku minta maaf kepadamu, aku mengikuti jalan teman-teman baruku sekarang. Kita berpisah.

Tapi engkau tetap saja berkata, ”Wahai kawan, engkau jangan ikuti mereka ! Arah perjalanan mereka tidak sesuai yang ada di petunjuk !” Aku tahu kawan, engkau memperingatkanku karena engkau sayang kepadaku.

October 27, 2008

Bermusyawarahlah

Sedapat mungkin saya dan istri bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu hal atau memutuskan suatu masalah, sekecil apapun. Bahkan dengan putri kami yang berusia belum genap empat tahun. Bagi kami, melaksanakan suatu hal atau memutuskan suatu masalah tanpa dimusyawarahkan terasa tidak enak saat menjalaninya Apalagi untuk hal-hal yang menurut kami besar, kami biasa bermusyawarah dengan orang tua, mertua, ipar dan lain-lain.

Bermusyawarahlah. Bermusyawarahlah sebelum melaksanakan suatu hal atau memutuskan suatu masalah. Tidak bijak apabila kita melaksanakan suatu hal-yang melibatkan orang lain-atau memutuskan suatu masalah tanpa bermusyawarah terlebih dahulu. Sebab bisa jadi, kita kurang menguasai hal-hal atau masalah itu, dan siapa tahu ada pihak yang kurang setuju dengan pendapat kita.

Demikian pentingnya fungsi bermusyawarah sehingga : “Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam mengajak para sahabatnya-radhiyallahu ‘anhu- bermusyawarah ketika mengahadapi hal-hal yang sulit maupun mudah.

Page 6: Belajar Untuk Lebih Dewasa

”demikian kata Syaikh Musthafa Al ‘Adawy di dalam kitabnya Fiqhul Akhlaq wal Muamalat bainal Mu’minin. Padahal Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam adalah sebaik-baik teladan.

Saya membagi musyawarah menjadi dua, yaitu musyawarah untuk menyatukan tujuan dan musyawarah dengan orang yang bijak, berpengetahuan luas dan berpengalaman.

1. Musyawarah untuk menyatukan tujuan

Kita harus tahu, pendapat seseorang dengan orang lain bisa jadi berbeda. Untuk mencapai suatu tujuan, kita harus menyatukan pendapat-pendapat itu dengan bermusyawarah, menyeleksinya dan memutuskan pendapat mana yang paling cocok untuk dilaksanakan. Hal ini sangat penting, sebab kalau tidak seperti itu, dikhawatirkan terjadinya ketidakpuasan dari salah satu pihak. Dengan bermusyawarah, seseorang yang mengeluarkan pendapat yang salah akan tahu kesalahan pendapatnya dan mengakui bahwa pendapat yang terpilih merupakan pendapat bersama (ini untuk orang yang berjiwa besar lho!).

Seorang pemimpin yang baik, pasti menjadikan musyawarah sebagai hal yang selalu dilakukan. Sebab, bisa jadi ada anak buahnya yang tidak setuju apabila dia menetapkan suatu tujuan hanya berdasarkan pendapatnya sendiri. Disamping itu, masukan-masukan dari anak buahnya bisa jadi lebih baik daripada pendapatnya. Dan, musyawarah menjadi hal yang bisa mengurangi jarak antara pemimpin dan anak buahnya.

2. Musyawarah dengan orang yang lebih bijak, berpengetahuan luas dan berpengalaman

Imam Al Mawardi berkata di dalam kitabnya Adabud Dunya wad Dien, “Ciri kematangan berpikir seseorang adalah tidak memutuskan suatu masalah sebelum bermusyawarah dengan orang yang bijak, berpengetahuan luas dan berpengalaman..”

Page 7: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Secara logika, manusia tidak mengetahui atau menguasai semua hal. Untuk itu, diperlukan musyawarah atau berembuk dengan orang yang bijak, berpengetahuan luas dan berpengalaman sebelum seseorang memutuskan suatu masalah. Dengan ini, diharapkan akan memperkecil kesalahan dan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Dengan bertanya kepada orang yang bijak, berpengetahuan luas dan berpengalaman juga diharapkan hasil yang terbaik dari apa yang kita lakukan. Orang yang bijak, berpengetahuan luas dan berpengalaman bisa jadi memberikan petuah petuah yang sangat tepat bila dibandingkan apabila kita berkonsultasi dengan orang yang tidak seperti mereka. Apalagi hanya dengan pendapat sendiri.

Demikianlah,

Setelah kita tahu betapa pentingnya bermusyawarah, maka mari kita jadikan musyawarah sebagai tradisi. Jangan kita menjadi orang yang angkuh dengan akal kita, sehingga menjadikan kita segan untuk bermusyawarah. Dan janganlah kita menjadi orang yang keras kepala, karena biasanya keputusannya jauh dari kebenaran. Ini bukan pendapat saya lho, ini adalah pendapat Saif bin Dzi Yazan, yang saya nukil dari kitab Adabud Dunya wad Dien.

Tapi tidak semua hal harus dimusyawarahkan. Jika kita sudah menguasainya dan memang tidak perlu untuk dimusyawarahkan, maka tidak perlu dimusyawarahkan. Syaikh Musthafa Al ‘Adawy berkata,” Namun, tidak setiap tindakan harus meminta pendapat setiap orang terlebih dahulu. Cukuplah bahwa anda yakin akan kebenaran sikap anda, setelah itu bertawakalah.”Sebagai penutup, saya nukilkan syair dari Bisyar bin Burd ;Bila sampailah pendapat musyawarah minta tolonglah. Dengan pendapat yang akurat atau penasihat yang bijak. Dan jadikanlah musyawarah sebagai beban berat. Bulu halus di sayap burungpun adalah penguat bulu kasarnya.

Page 8: Belajar Untuk Lebih Dewasa

November 28, 2008

Jangan Lupakan Keberhasilan Anda

Salah satu ulama yang saya kagumi karena keluasan ilmu dan kecerdasannya adalah Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah rahimahullah. Saya senang sekali membaca dan menelaah kitab-kitab karangannya. Sangat dalam dan faidahnya banyak isi kitab karangan beliau. Diantara sekian banyak kitab karangannya, kitab Al Fawaid lah yang menjadi favorit saya. Saking senangnya, hingga saya bercita-cita untuk menulis buku yang isinya seperti itu.

Tapi, saya sadar dengan terbatasnya ilmu yang saya miliki. Saya juga sadar masih buruknya kemampuan menulis yang saya miliki. Kalau ditimbang secara logika, rasanya tidak mungkin saya menulis buku seperti itu.

Maaf, saya ingin sedikit bercerita. Beberapa tahun silam, ketika saya masih duduk di bangku SMP, saya sering cemas kalau saya tidak naik kelas. Ya, saya memang termasuk salah satu siswa yang bodoh di kelas. Bahkan, pada waktu pembagian raport dan kelulusan, peringkat saya kedua paling belakang (lumayan, masih ada satu orang bodoh di belakang saya, hehehe). Saya tidak pernah menyangka, kalau setelah lulus SMA saya diterima di dua buah perguruan tinggi negeri.

Juga menulis dan memaintain blog, saya tidak pernah menyangka bisa melakukannya. Saya termasuk orang yang tidak menyukai bidang tulis menulis dan menyangka bahwa saya tidak akan bisa menulis. Memiliki blog, mendengar namanya saja baru baru ini. Apalagi membuatnya. Saya merasa banyak keberhasilan-besar ataupun kecil-yang datang pada saya, keberhasilan pada hal yang dahulu saya rasa mustahil untuk mencapainya. Maaf, bukan saya bermaksud pamer. Saya hanya ingin memberi contoh kepada anda, betapa hal-hal yang dahulu kita anggap mustahil kita capai, ternyata keberhasilannya banyak yang lebih dari yang kita harapkan. Tapi kita sering melupakannya.

Page 9: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Bobi DePorter berkata di dalam bukunya Quantum Learning,”Beberapa kali, ketika anda melihat tujuan pencapaiannya masih di depan, ini akan tampak lebih besar dari hidup itu sendiri-hampir membuat anda kewalahan. Anda akan berpikir,’Wow,kalau aku dapat mencapai tujuan itu,pasti akan menjadi sesuatu yang besar. ’Nantinya ketika anda telah berhasil mencapainya, maka hal itu tak lagi tampak sebagai sesuatu yang besar.”

DePorter melanjutkan,”Itu akan menjadi satu diantara hal-hal lain yang anda lakukan di masa lalu dan anda lupa bahwa anda telah menyelesaikan suatu pekerjaan besar dengan baik. ”Saya merasa pendapat DePorter ada benarnya, oleh sebab itu jangan pernah lupakan keberhasilan-keberhasilan yang telah kita peroleh. Dengan ini, diharapkan mampu memompa semangat apabila dihadapkan pada hal-hal yang mustahil kita lakukan.

Kembali kepada cita-cita saya menulis buku yang mirip Al Fawaid, jujur saja, sebenarnya saya tidak ingin membuat buku yang sama persis seperti itu. Saya ingin membuat buku yang gaya, konsep dan bahasanya seperti itu. Rasa mustahil saya tepis dengan melihat keberhasilan-keberhasilan saya di masa lampau. Anda bisa melihat proses pembuatan buku ini. Sebab, blog inilah buku itu.

November 10, 2008

Ingin Cepat Kaya

Cerita ini saya dapatkan hampir setahun yang lalu, ketika saya pulang ke kampung saya di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Maryono, bukan nama sebenarnya, salah satu dari orang-orang yang mencoba peruntungannya pada tanaman gelombang cinta atau adenium. Mungkin, karena mendengar berita-berita yang marak terdengar tentang orang yang kaya mendadak karena tanaman ini.

Dijualah sapi miliknya untuk dibelikan tanaman adenium. Dengan harapan dia memperoleh keuntungan yang berlipat dari adenium yang dia beli. Ditaruhlan Adenium tersebut di luar rumah. Tapi malang, adenium tersebut

Page 10: Belajar Untuk Lebih Dewasa

dimakan oleh kambing mbahnya (saya tidak tahu kakek atau neneknya). Saya dengar, mbahnya sampai dikejar-kejar pakai golok karena hal ini.

Maryono mungkin mewakili watak dari mayoritas bangsa kita. Betapa inginnya kita memperoleh kekayaan tanpa bekerja keras. Hasilnya, setiap kali ada berita tentang hal yang bisa mendatangkan kekayaan dalam sekejap, pasti laris manis. Hingga, tak jarang banyak yang kena tipu oleh bisnis-bisnis seperti MLM gadungan dan lain-lain.

Mengapa seperti itu? Salah satu hal yang menyebabkan, adalah bangsa kita, bahkan mayoritas bangsa Asia Tenggara-kata Alex Josey dalam bukunya Lee Kuan Yew ; The Struggle for Singapore-memiliki budaya yaitu kurang bersemangat. Berbanding terbalik dengan bangsa Tionghoa yang merantau ke kawasan ini. Parahnya lagi, sudah mempunyai budaya kurang semangat, di tambah lagi dengan sikap ingin tampil wah di hadapan orang lain. Sehingga, daya tarik mendapatkan uang dalam sekejap sangat tinggi.

Kurang semangat mengakibatkan kemalasan, tidak mau bekerja keras, dan yang paling penting tidak mau menggunakan otaknya untuk bekerja. Oleh sebab itu, orang yang hanya mengandalkan tenaga fisiknya biasanya kalah maju dengan orang yang mengoptimalkan otaknya di dalam bekerja. Tampaknya kita perlu memiliki sedikit sikap paranoid untuk mendapatkan semangat, seperti bangsa-bangsa yang memiliki sedikit sumber daya alam, tapi bisa tetap eksis dan maju.

Kekayaan, diperoleh dengan kerja keras, kerja cerdas dan kesabaran. Tidak menarik dan membosankan sebenarnya perjalanan memperoleh kekayaan itu. Kita sendirilah yang bisa membuat hal ini menjadi menarik dan menantang. Ada sedikit pembahasan tentang hal ini di buku Robert T.Kiyosaki, Rich Dad Guide to Investing. Kalau anda tidak mau seperti itu, lebih baik urungkan niat dan cita-cita anda untuk menjadi kaya. Sebab, segala sesuatu kalau dilakukan setengah-setengah, kegagalanlah hasilnya. Bukankan kesederhanaan itu juga suatu pilihan?

Page 11: Belajar Untuk Lebih Dewasa

December 16, 2008

Berbuat Yang Terbaik

Menurut H.B Jassin-berdasarkan percakapan beliau dengan kawan-kawan dekatnya, yang saya kutip dari buku biografi beliau “ Antara Imajinasi dan Hukum”-penilaian sastra harus memenuhi lima syarat :

1. Ada perasaan di dalamnya;2. Bahasanya indah;3. Ada logika4. Ada pemikiran, konsep atau filsafat (mengenai filsafat, saya termasuk

orang yang kurang setuju dengan ilmu ini, mungkin di lain kesempatan kita bahas)

5. Keserasian bentuk dan isi.

Disini kita sedang tidak membahas tentang sastra, disamping saya bukan ahlinya,saya tidak ingin melenceng dari tema blog kita,belajar untuk lebih dewasa.Kita akan membahas sebuah puisi yang saya kira memenuhi syarat-syarat sastra yang dikemukakan oleh H.B Jassin tadi.Puisi ini dikarang oleh seorang penyair,Douglas Malloch.Berikut isi puisinya :

Apabila kamu tidak bisa menjadi sebatang pinus di puncak bukit,jadilah sebuah belukar di lembah—tapi jadilah belukar terbaik yang ada di tepi anak sungai; Jadilah sebuah semak,jika anda tidak bisa menjadi pohon.Apabila anda tidak bisa menjadi sebuah semak,jadilah sepotong rumput,Dan beberapa jalan yang bahagia akan terbentuk; Jika anda tidak bisa menjadi sebuah pohon kesturi, maka jadilah pohon linde-tapi pohon linde terhidup yang ada di tepi danau !

Kita tidak bisa semuanya menjadi kapten, kita harus menjadi kru, ada sesuatu untuk kita semua disini. Ada pekerjaan besar yang harus dilakukan dan ada pekerjaan kecil yang harus dilakukan Dan tugas yang harus kita lakukan adalah yang paling dekat. Apabila anda tidak bisa menjadi sebuah jalan besar,maka jadilah sebuah jalan kecil, Apabila anda tidak bisa menjadi

Page 12: Belajar Untuk Lebih Dewasa

mentari, jadilah sebuah bintang; Bukanlah berdasarkan ukuran anda menang atau anda gagal— jadilah yang terbaik dari apapun anda!

Saya tidak akan menterjemahkan puisi ini kata perkata, hanya inti-intinya saja. Dan mungkin, apa yang Douglas Malloch maukan dengan bait-bait puisinya berbeda dengan interpretasi saya.Tidak apa-apa,memang begitulah puisi.Setiap orang bebas menginterpretasi dengan pendapatnya sendiri.

Terkungkung Dengan Keadaan

Selama ini, kita terkungkung dengan keadaan. Sulit sekali bagi kita merasa rela dengan segala apa yang kita terima. Tak jarang, kita merasa sebagai orang yang tidak beruntung. Mungkin, ini disebabkan karena kita hanya melihat orang-orang yang dalam hal kedudukan atau prestasi diatas kita, yang menjadikan kita merasa menjadi manusia yang tidak berguna. Seharusnya tidak begitu, apapun kita, pasti bisa bagi kita melakukan hal yang berguna, minimal bagi kita sendiri, apatah lagi bisa bermanfaat untuk masyarakat luas. Tidak ada manusia sampah, setiap manusia berguna. Orang yang merasa dirinya tidak berguna sebenarnya tidak tahu hakikat, bahwa setiap manusia itu sama. Yang membedakan adalah semangat untuk memperbaiki diri dan keadaan.

Thomas Carlyle berkata, ”Berbuatlah! Hanya dengan begitu, kita dapat membuat mungkin apa yang tidak mungkin.” Ya, hanya dengan berbuatlah, kita bisa merubah keadaan. Yang membedakan antara pemenang dengan pecundang adalah bagaimana dia berbuat. Tidak masalah bagaimanapun keadaan kita sekarang, yang paling penting apakah kita telah berbuat dengan sebaik-baiknya. Thomas Carlyle berkata lagi, ”Yang utama bagi kita bukanlah memandang apa yang samara-samar di tempat yang jauh, tapi berbuatlah apa yang jelas di hadapan kita.”

Page 13: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Jadilah Belukar Yang Terbaik

Apabila kamu tidak bisa menjadi sebatang pinus di puncak bukit, jadilah sebuah belukar di lembah—tapi jadilah Belukar terbaik yang ada di tepi anak sungai.

Tidak mungkin semua orang bisa menjadi pinus yang tumbuh di puncak bukit. Sebab, yang namanya puncak bukit, lahannya pasti terbatas. Apa jadinya kalau semua tumbuhan hanya tumbuh di puncak bukit? Pasti akan terjadi kekacauan yang sangat besar. Sebuah bukit, akan menjadi indah apabila ditumbuhi tumbuhan lain selain sebatang pinus yang ada di puncaknya, mungkin di lereng atau di kaki bukit. Tumbuhan-tumbuhan lain itu juga diperlukan supaya bukit tersebut tidak longsor.

Puncak keindahan sebuah bukit adalah apa yang mengelilinginya, apa gunanya bukit yang hijau, tapi di kelilingi oleh lembah yang gersang.Semua tumbuhan mempunyai pengaruh dalam menentukan indahnya perbukitan, termasuk belukar. Belukar memberi keindahan dan keteduhan yang tidak bisa diberikan oleh pinus yang tumbuh di puncak bukit. Walaupun belukar itu tumbuh di lembah.

Apakah kita hanya cukup menjadi sebuah belukar saja tanpa memberi manfaat kepada yang lainnya ? Oh, tidak, walaupun kita hanya sebuah belukar, apa salahnya kita menjadi belukar terbaik yang memberikan keindahan lebih dari belukar yang lain.

Jadilah sebuah belukar di lembah—tapi jadilah elukar terbaik yang ada di tepi anak sungai

Psikolog terkenal, William James berkata, ” Merasa relalah untuk menerima segala sesuatu.” Merasa relalah walaupun kita hanya bisa menjadi belukar, yang tumbuh di lembah. Berbuatlah yang sebaik-baiknya apapun posisi kita sekarang.

Page 14: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Kru Yang Kompak

Masalah kepemimpinan, tampaknya hampir setiap orang menginginkannya. Padahal, kepemimpinan membutuhkan tanggung jawab yang tidak semua orang bisa mengembannya. Kepemimpinan membutuhkan kepandaian untuk mengatur dan mendelegasikan tugas.

Kita tidak bisa semuanya menjadi kapten, kita harus menjadi kru,ada sesuatu untuk kita semua disini.

Seperti sebuah kapal, dia tidak hanya membutuhkan kapten, tapi juga nahkoda dan anak buah kapal. Untuk menjaga agar kapal bisa berlayar dan selamat sampai tujuan, maka diperlukan kerjasama antara kapten dan kru. Apa jadinya kalau setiap orang ingin menjadi kapten? Siapa yang akan menjalankan kapalnya, dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugas lainnya?

Bisnis adalah olahraga tim, demikian kata ayah kaya Robert T.Kiyosaki. Saya kira bukan hanya bisnis saja. Keluarga adalah olahraga tim, perkumpulan-perkumpulan adalah olahraga tim, dan setiap hal yang melibatkan banyak orang dan membutuhkan kerjasama adalah olahraga tim.

Kekompakan. Itu resep agar kru atau tim kita bisa sukses dalam misi-misinya. Seorang pemimpin harus menjaga ini. Untuk anak buah, jangan melihat peran apa yang diberikan oleh pemimpin, sebab, sekecil apapun tugas yang diberikan, berpengaruh terhadap maju atau tidaknya suatu tim.

Ada pekerjaan besar yang harus dilakukan dan ada pekerjaan kecil yang harus dilakukan. Dan tugas yang harus kita lakukan adalah yang paling dekat.

Yang paling dekat, maksudnya : tugas yang sekarang dibebankan kepada kita. Tidak usah bermimpi menjadi pemimpin, kalau sewaktu menjadi anak buah tidak mampu menyelesaikan tugas-tugasnya. Kerjakanlah tugas anda,

Page 15: Belajar Untuk Lebih Dewasa

itu kewajiban kita. Saya ingatkan lagi kata-kata Thomas Carlyle, ”Yang utama bagi kita bukanlah memandang apa yang samara-samar di tempat yang jauh, tapi berbuatlah apa yang jelas di hadapan kita.”

Berbuat Yang Terbaik

Bukanlah berdasarkan ukuran anda menang atau anda gagal—jadilah yang terbaik dari apapun anda!

Maksudnya disini : berbuatlah sebaik-baiknya, jangan melihat anda menang ataupun anda gagalnya sekarang, karena itu sebuah proses, maka berbuatlah sebaik-baiknya agar anda menang dan tidak gagal. Ini saya simpulkan dengan logika, untuk apa kita berbuat yang sebaik-baiknya kalau tahu kegagalanlah hasilnya. Tujuan berbuat sebaik-baiknya adalah untuk memperoleh kemenangan, bukan kegagalan.

Awal dari ini adalah : kepercayaan. ”Belajar percaya adalah sangat penting. Ini faktor dasar untuk berhasil dalam setiap perbuatan”, demikian kata Norman V.Peale di dalam bukunya The Power Of Positive Thinking. Sementara, William James berkata, ”Kepercayaan kita pada awal suatu perbuatan yang meragukan adalah satu hal yang memastikan keberhasilan dari usaha anda.”

Mengapa kepercayaan? Begini silsilahnya, sebagaimana kata D.J Schwartz di dalam bukunya Berpikir dan Berjiwa Besar, ”Kepercayaan, sikap positif saya bisa, melahirkan kekuatan, ketrampilan dan energi yang diperlukan untuk melaksanakan. Apabila anda percaya : ‘saya bisa melakukan itu’ maka berkembanglah cara untuk melaksanakannya. ”Dia juga berkata, ”Cara melakukan sesuatu pekerjaan selalu ditemukan oleh mereka yang percaya akan bisa melakukannya.”

Bagaimana cara menumbuhkan percaya diri kita? Ada tiga pedoman dari D.j Schwartz yang saya ringkas :

Page 16: Belajar Untuk Lebih Dewasa

1. Berpikirlah sukses.Jangan berpikir gagal.2. Secara teratur ingatlah bahwa anda lebih baik dari yang anda sangka.

Orang-orang yang sukses adalah orang biasa, yang telah memperkembangkan kepercayaan diri dan kepada apa yang dilakukannya.

3. Lipatgandakan kepercayaan anda. Ukuran sukses anda sama dengan ukuran kepercayaan anda. Asyikilah tujuan-tujuan yang kecil, maka anda mendapat hasil yang kecil. Asyikilah tujuan-tujuan yang besar, maka anda mendapat hasil yang besar.

Setelah kepercayaan diri kita tumbuh dan keluar kekuatan, ketrampilan dan energi yang diperlukan untuk melaksanakan, maka laksanakan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya. Sehingga diharapkan hasil yang terbaik dari apa yang kita lakukan. Siapa tahu,kita bisa menjadi sebatang pinus yang tumbuh di puncak bukit, bukan cuma sebuah belukar yang tumbuh di lembah.

December 3, 2008

Prioritas

Orang yang adil adalah orang yang mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Termasuk dalam mengerjakan sesuatu. Dia prioritaskan hal yang paling penting dan paling mendesak untuk dilakukan. Baru setelah itu, yang lain.

Prioritas

Perumpamaan prioritas adalah orang yang membangun rumah. Dia pancangkan pondasinya dengan kuat, dia dirikan tiang dan tembok, baru setelah itu dia buat atap diatasnya. Tidak bisa sebaliknya. Bodoh kalau seseorang membangun rumah dengan memasang atap terlebih dahulu, tanpa memperhatikan pondasinya. Atau memasang atap tapi asal-asalan dalam memasang pondasinya. Dikhawatirkan rumah tersebut akan runtuh kalau caranya seperti itu. Orang bodoh semacam ini, bisa jadi melakukan

Page 17: Belajar Untuk Lebih Dewasa

pekerjaan yang sia-sia, tanpa hasil. Buruknya, terkadang dia berprasangka bahwa dia melakukan sebaik-baik pekerjaan.

Lantas, bagaimana kita tahu mana yang paling penting untuk diprioritaskan?

Saudaraku, segala sesuatu pasti ada petunjuknya, ini sudah Sunatullah. Tidak mungkin Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan sesuatu tanpa memberi petunjuknya. Barangsiapa mengikuti petunjuk tersebut, niscaya tidak akan menyimpang dan barangsiapa tidak mengikutinya niscaya akan tersesat. Begitu juga dalam hal prioritas, pasti ada petunjuk mengenainya. Orang yang berakal pastinya mengikuti petunjuk ini. Sedang orang yang bodoh, mengabaikan petunjuk dan hanya menggunakan akal pikirannya yang belum tentu benar.

January 19, 2009

Balada Kartu Kredit

Setidaknya ada tiga kisah yang saya punya mengenai orang yang dibuat susah oleh kartu kredit.

Kisah pertama, teman saya sendiri. Seringkali dia berkeluh kesah tentang tagihan kartu kredit yang berkala diterimanya. Walaupun dia termasuk orang yang sangat jarang menggunakannya. Alasan dia memiliki kartu kredit adalah untuk berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang mendesak. Alasan yang klise.

Kisah kedua, teman saya juga. Ia mengeluhkan tagihan kartu kreditnya yang mencapai dua belas juta rupiah! Mungkin dia termasuk orang yang konsumtif dan ‘keenakan’ dengan kartu kredit yang dia miliki. Sehingga tidak sadar kalau tagihannya sudah membengkak sebanyak itu.

Kisah yang paling menyedihkan adalah kisah teman ibu saya. Dia menjual rumahnya dan dia beserta keluarganya sekarang tinggal di rumah dinas tempatnya bekerja, yaitu rumah dinas SD. Penyebabnya, kata ibu saya,

Page 18: Belajar Untuk Lebih Dewasa

hidupnya konsumtif, kartu kreditnya saja lebih dari satu.Mungkin ini salah satu penyebab saja,tapi saya kira sangat berpengaruh.

Frustation-Level Reduction

Di dalam text book psikologi promosi terdapat istilah frustration-level reduction. Orang-orang memerlukan kenikmatan, rasa senang, kemudahan dan comfort. Mungkin ini yang menyebabkan banyak orang begitu ‘terobsesi’ untuk menggunakan kartu kredit. Memang kartu kredit menawarkan kemudahan yang tidak bisa diberikan oleh yang lain. Betapa hanya dengan menggesek kartu, tanpa harus membawa uang tunai, seseorang bisa berbelanja dalam jumlah tertentu.

Hingga pada saat seseorang terlena dengan kemudahan itu, dia tidak sadar bahwa tagihannya membengkak. Belum lagi ditambah dengan beban bunga yang harus dibayar. Yang tersisa hanyalah kebingungan dan kekalutan.

Memilih Yang Termudah

Apabila kita dihadapkan pada dua buah pilihan, maka pilihan yang termudahlah yang harus kita ambil. Tapi ini bukan kemudahan seperti yang ditawarkan kartu kredit tadi, kemudahan yang saya maksud adalah pilihan konsekuensi terkecil dan teringan. Contohnya, kita ingin membeli motor. Ada dua pilihan, ada motor baru, tapi harganya mahal, dan kita harus membelinya secara kredit. Dan ada motor bekas, yang harganya murah, kita sanggup membelinya secara kontan. Maka pilihan kita harus tertuju kepada membeli motor bekas. Karena konsekuensinya lebih kecil dan lebih ringan.

Seperti teman saya yang pertama. Mengapa dia menggunakan kartu kredit sebagai sarana untuk berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang mendesak? Menurut saya, lebih baik dia menyisihkan beberapa persen penghasilannya perbulan untuk hal-hal yang tak terduga semacam ini. Uangnya bisa dia simpan atau mungkin dibelikan perhiasan.

Page 19: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Kebijaksanaan

Ciri kedewasaan seseorang adalah dia memiliki kebijaksanaan. Dia bertindak dengan mempertimbangkan konsekuensinya. Sebab, konsekuensi-konsekuensi yang diterima, terkadang tidak sebanding dengan kenikmatan yang diperoleh. Untuk itu, diperlukan sikap hati-hati dan tidak terburu-buru dalam bertindak dan memutuskan sesuatu.

Sikap menahan diri sangat diperlukan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang baik dan sikap patuh terhadap perencanaan yang telah dibuat. Godaan-godaan pasti ada. Nah, pada saat godaan-godaan itu datang kedewasaan kita diperlukan. Apakah kita akan menuruti keinginan kita dan melupakan konsekuensi yang akan kita terima atau kita mengurungkan niat karena tahu konsekuensinya? Semua bermuara kepada diri kita sendiri.

February 25, 2009

Kejujuran Adalah Aset

Menurut Robert T.Kiyosaki, aset adalah apa yang dapat memasukkan uang ke kantong anda dan bisa dijual. Sedang menurut saya, aset adalah sesuatu yang berharga, atau bahkan sangat berharga yang bisa menghasilkan sesuatu.

Agak mirip ya?

Tidak juga! Kalau pendapat Kiyosaki, segalanya menyangkut uang, sedangkan pendapat saya lebih dari itu, lebih luas daripada sekedar mendapatkan uang. Yang didapatkan bisa hubungan baik dengan orang lain, persahabatan, kebahagiaan ,dan lain-lain yang menurut saya lebih berharga dari uang.

Saya tidak mengesampingkan fungsi uang dalam kehidupan. Uang memang sangat penting. Tapi, mengaitkan segala sesuatu dengan uang adalah sifat orang yang materialistis. Orang semacam ini, akan sulit sekali mempunyai

Page 20: Belajar Untuk Lebih Dewasa

sifat tulus dan mungkin akan kehilangan hal-hal berharga yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Salah satu aset berharga yang kita sungguh beruntung apabila memilikinya adalah kepercayaan orang lain kepada kita. Kepercayaan bisa menghasilkan sesuatu yang berharga kepada kita, termasuk uang. Untuk mendapatkan kepercayaan, banyak hal yang harus kita miliki, misal tanggung jawab, dedikasi, dan kejujuran. Yang menjadi pembahasan kita kali ini adalah tentang kejujuran, bagaimana perannya sebagai aset yang harus kita jaga, agar aset lainnya, yaitu kepercayaan bisa terjaga.

Kejujuran merupakan sifat yang sangat baik. Bahkan saya berani mengatakan orang yang baik pasti jujur. Orang yang jujur akan mendapat tempat yang baik pada hati manusia. Sifat jujur harus dimiliki oleh setiap pedagang, pengusaha, pegawai, apalagi seorang pemimpin. Tapi kenyataan sekarang, sering kita lihat orang-orang semacam mereka yang mengorbankan kejujuran hanya untuk meraup keuntungan yang sedikit. Mereka tidak segan-segan merugikan orang lain untuk itu. Saya berpikir, bagaimana kalau kepercayaan orang lain hilang sementara dia sangat membutuhkan, pastinya dia akan sangat kesulitan.

Apabila anda ditipu oleh seseorang, apakah anda mau lagi mempercayakan sesuatu kepada dia? Jawabannya pasti anda tidak mau, kecuali anda mempunyai alasan tertentu. Sebaliknya, ketika anda mempercayakan sesuatu kepada orang yang ternyata jujur, membeli kepada pedagang yang anda lihat jujur, rasa cinta anda kepada kejujurannya bisa menjadikan keinginan untuk ‘kembali kepada dia’. Ini salah satu dampak kejujuran. Dan selain itu banyak sekali dampak positifnya.

Cara Menumbuhkan Kejujuran

Segala sesuatu bila dibiasakan, niscaya akan menjadi sebuah kebiasaan. Entah itu yang baik ataupun yang buruk. Membiasakan diri untuk selalu jujur, walaupun dalam hal yang dalam pandangan kita kecil, akan membuat

Page 21: Belajar Untuk Lebih Dewasa

kejujuran menjadi kebiasaan kita. Jangan meremehkan yang kecil, sebab, sesuatu yang besar bermula dari yang kecil. Terkadang, tanpa sadar kita mengajarkan bohong kepada anak kita. Misalnya, karena malas untuk menemui tamu, kita meminta tolong kepada anak kita untuk mengatakan kepada tamu bahwa kita tidak ada. Sebagai orang tua kita harus menjadi contoh yang baik. Berlakulah jujur agar anak anda jujur.

Bergaulah dengan orang jujur agar anda ‘tertular’ sifat mereka. Pergaulan sangat berpengaruh terhadap kepribadian kita. Orang yang terbiasa bergaul dengan orang yang tidak jujur, dikhawatirkan lambat laun meniru sifatnya. Awal korupsi yang besar berasal dari hal-hal seperti ini.

Menjaga Kepercayaan

Apabila kita sudah diberi kepercayaan karena orang lain menganggap kita jujur, maka jangan sia-siakan kepercayaan mereka. Rawatlah kepercayaan mereka dengan selalu bersikap jujur. Kita taburkan benih-benih kejujuran kepada orang lain, dengan harapan dia mengikuti kita. Kekuatan doa juga sangat berpengaruh terhadap hal ini. Semoga saja, anda semakin dicintai orang lain dan mendapatkan hal-hal yang lebih daripada yang anda inginkan.

February 23, 2009

Mengatasi Masalah

Seseorang mengajarkan saya bagaimana apabila kita dikeroyok oleh banyak orang. Begini caranya, ambil satu orang konsentrasilah serang dia, jangan pedulikan yang lain. Entah maksudnya apa, tapi mungkin agar para pengeroyok yang lain merasa gentar setelah melihat temannya tidak berdaya. Maaf, sekali lagi maaf, saya bukan orang yang suka mencari masalah dengan orang lain atau suka bertengkar dengan orang lain. Bukan ,bukan itu. Saya juga tidak tahu mengapa orang itu mengajari saya hal seperti itu. Tapi bukankah itu ilmu juga, yang akan kita perlukan sewaktu-waktu?

Page 22: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Kita bisa mengambil pelajaran dari hal tersebut.Apabila berbagai masalah ‘mengeroyok’ kita secara bertubi-tubi maka jalan yang terbaik adalah mengambil satu masalah, dan kita berkonsentrasi menghadapinya. Jangan pedulikan yang lain terlebih dahulu. Setelah masalah yang pertama kita bereskan, baru kita melirik masalah yang lain. Terus seperti itu. Semoga aja dengan terselesaikannya satu masalah, masalah yang lain ‘merasa gentar’ untuk kita hadapi.

Satu persatu, sedikit demi sedikit. Saya senang sekali dengan kata-kata ini. Seseorang akan sangat kesulitan apabila menyelesaikan beberapa hal secara sekaligus. Menurut saya lebih baik satu masalah dapat terselesaikan dengan baik dengan mengorbankan yang lain daripada menyelesaikan semua dengan asal-asalan, asal selesai istilahnya.

Lantas masalah yang bagaimana yang harus kita selesaikan terlebih dahulu?

Jawabannya adalah yang paling mudah untuk kita selesaikan. Menyelesaikan yang paling mudah terlebih dahulu akan menghemat waktu kita. Analoginya adalah saat kita test. Untuk dapat menyelesaikan tugas dengan benar dan cepat, maka kita harus menyelesaikan yang termudah terlebih dahulu. Baru setelah itu yang lain.

Meminta tolong kepada orang lain juga bisa kita lakukan agar masalah kita terselesaikan dan agar hasilnya lebih cepat bila dibandingkan apabila kita hanya menyelesaikan masalah seorang diri. Jangan pendam masalah seorang diri, dikhawatirkan anda akan terserang stress atau bahkan depresi. Meneritakan masalah kepada orang lain minimal mampu mengurangi beban yang ada pada anda. Tapi jangan asal menceritakan kepada setiap orang. Cari orang yang tepat,mungkin istri, suami, saudara, orang tua atau teman dekat.

Bagaimana apabila ada masalah yang tak terselesaikan?

Page 23: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Jawabannya, lupakanlah dan tetap jalani hidup. Merasa relalah dengan apa yang anda terima. Tidak mungkin anda menyelesaikan setiap masalah yang datang. Yang paling penting kita telah berbuat yang sebaik-baiknya.

March 17, 2009

Dalam Meminjam

Berulangkali saya cari sandal butut saya, namun tidak saya temukan. Daripada malu-tidak mungkin khan ,datang ke kantor ‘nyeker’-saya pinjam sandal salah seorang pengurus masjid. Ternyata, sandal saya dipakai oleh seseorang yang sedang makan di dekat masjid. Daripada tidak enak, saya pergi saja. Sehari setelahnya, sandal butut saya sudah raib, tidak ada jejaknya.

Disebuah mushola kantor disediakan beberapa buah sandal jepit untuk dipergunakan para pegawai. Beberapa hari kemudian, sudah tidak ada sendal lagi di mushola itu. Entah jengkel atau yang lainnya, akhirnya disediakan sendal bakiak. Beberapa waktu kemudian, sendal bakiakpun ‘habis’ tak tersisa.

Mungkin anda akrab dengan kedua kasus diatas. Kita sering menganggap kecil sesuatu, sehingga dengan mudahnya kita meminjam tanpa permisi ataupun meminjam tanpa mengembalikan. Padahal, bisa saja,pemilik benda yang kita pinjam sangat membutuhkan benda tersebut. Gejala apakah ini? Entahlah, saya tidak tahu. Tapi, berdasarkan perenungan saya, penyebabnya adalah :

1. Seperti yang saya ungkapkan tadi, Kita sering menganggap kecil sesuatu. Kita menganggap remeh benda yang kita pinjam. Ah, cuma sendal ini. Ah, cuma buku ini. Mungkin ini yang terlintas di benak kita. Perlu kita ketahui, sekecil atau seremeh apapun suatu benda, kalau bukan milik kita, berarti bukan hak kita. Tidak boleh kita mengambil tanpa seijin pemiliknya.

Page 24: Belajar Untuk Lebih Dewasa

2. Kita merasa sungkan (Atau gengsi?) untuk berbicara dengan pemilik benda tersebut. Padahal, ini lebih baik bila dibandingkan kita mengambil tanpa izin. Dengan meminta izin pemilik benda yang kita pinjam, diharapkan pemilik tidak kebingungan mencari.

3. Perasaan memiliki. Milik kamu milik bersama. Ini yang sering kita temukan di asrama-asrama, tempat kost dan tempat yang lainnya. Seperti memakai tanpa izin handuk, sabun teman sekamar atau satu kost. Padahal, ini kebiasaan yang kurang baik, bisa jadi kita terkena penyakit kulit atau yang lain, karena kita tidak tahu apakah benda yang kita pinjam terbebas dari penyakit atau tidak. Atau bisa saja kita akan dituduh sebagai pencuri karena hal ini.

4. Perasaan ingin memiliki benda orang lain. Atau ingin memiliki sesuatu secara gratis.

5. Bagi yang meminjam tapi tidak mengembalikan, mungkin karena malas untuk mengembalikan benda tersebut. Ini yang terjadi pada saya. Salah seorang teman meminjam buku yang lumayan banyak kepada saya. Buku adalah salah satu harta berharga bagi saya. Tapi, sudah beberapa tahun dia tidak mengambalikan satupun buku saya. Padahal sudah saya sms, telepon, bahkan sampai datang ke rumahnya. Akhirnya saya relakan saja buku-buku tersebut.

Mungkin karena banyak yang seperti itu, meminjam sesuatu tanpa izin, atau meminjam sesuatu tanpa dikembalikan, menjadi hal yang lumrah pada masyarakat kita. Kelumrahan yang tercela, yang sepatutnya kita tinggalkan. Seharusnya kita merenung, betapa sebagian besar benda didunia ini diperoleh dengan tidak gratis. Kita harus mengeluarkan uang untuk membeli barang yang bahkan menurut kita sangat remeh. Dan untuk memperoleh uang, serupiah demi serupiah, bukankah harus ada perjuangan untuk itu? Perhatikan hal ini!

Page 25: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Sesama manusia, tidak boleh saling merugikan. Harus saling menjaga hak satu sama lain. Perbuatan meminjam tanpa izin atau meminjam tanpa mengembalikan, termasuk menafikkan hal ini. Seperti kisah saya tadi, mungkin saya tidak menderita kerugian besar karena cuma kehilangan sendal, tapi saya dirugikan dengan rasa malu apabila saya ke kantor dengan kaki telanjang.

Di dalam tulisan saya yang berjudul “Kejujuran Adalah Aset” dikemukakan, bahwa sesuatu yang besar bermula dari yang kecil. Pelanggaran kita terhadap hal-hal yang kita anggap kecil-apabila dilakukan terus menerus-,membuahkan peremehan terhadap hal tersebut. Peremehan tersebut akan meningkat sedikit demi sedikit tingkatnya-sesuai bagaimana kita ‘menyemainya’-, dan apabila kita membiarkannya, tingkat peremehan tersebut menjadi sangat besar. Mengambil barang orang lain tanpa izin atau meminjam tapi tidak mengembalikan merupakan hal-hal kecil yang apabila diremehkan, akan menjadi kebiasaan dan apabila sudah meningkat menjadi sifat kita, bisa meningkat menjadi korupsi, pencurian besar, bahkan perampokan-tergantung kesempatan yang ada-.

Untuk itu, sebelum menjadi kebiasaan atau bahkan sifat, mari kita hindari hal tersebut. Meminta ijin sebelum menggunakan barang orang lain tidaklah sulit. Begitu juga mengembalikan barang yang kita pinjam. Mungkin pada awalnya kita kurang nyaman, tapi lebih baik daripada kita merugikan orang lain. Semoga kita terhindar dari sifat-sifat yang merugikan diri kita dan orang lain.

Comments (0)

March 4, 2009

Dalam Bergaul

Filed under: Uncategorized

Anda pernah dikatai-katai seseorang sebagai orang yang bodoh,miskin,pelit atau cap jelek lainnya? Bagaimana sikap anda menghadapinya? Apakah

Page 26: Belajar Untuk Lebih Dewasa

anda berusaha keras menunjukkan bahwa anda tidak seperti itu,atau apakah anda akan membalas dendam dengan mengatakan hal yang sama terhadap orang yang menjelek-jelekkan anda? Dibawah ini,akan diutarakan sikap yang harus diambil menghadapi orang seperti itu.

Sikap pertama adalah memaafkan orang itu.Barangkali dia berkata-kata seperti itu supaya kita merubah sikap buruk kita.Atau barangkali dia terpengaruh oleh kata-kata orang lain.Secara fitrah,sifat manusia itu baik,keadaan dan lingkunganlah yang terkadang merubah dia menjadi tidak baik,kalau tidak boleh dikatakan jahat.Berprasangka baik dapat memberikan dampak positif seperti ketenangan hati.Sebaliknya prasangka buruk membuat hidup tidak nyaman dan was-was.Apalagi apabila ditambah keinginan untuk membalas dendam.Bisa membuat jiwa dan pikiran kita tersiksa.Bersikap baiklah kepada orang yang berbuat tidak baik kepada anda,semoga saja sikapnya yang buruk berubah menjadi baik.Hanya orang berakhlak buruklah yang membalas kebaikan dengan kejelekan.

Sikap yang kedua; tidak usah menyibukkan diri menunjukkan bahwa anda itu begini,anda itu begitu.Memang,kita harus menjauhi hal-hal yang bisa menimbulkan prasangka buruk orang lain.Dan memang boleh kita menunjukkan bahwa kita tidak seperti yang orang lain bayangkan.Tapi menyibukkan diri dengan hal-hal tersebut akan menguras waktu dan pikiran kita. Justru menurut saya,lebih baik besarkan hati kita untuk mengakui bahwa kita seperti itu-yaitu cap jelek yang disematkan kepada kita-. Pengakuan akan menimbulkan ‘pelepasan’ beban yang ada.Keinginan kita untuk menunjukkan bagaimana sebenarnya diri kita adalah beban.Dan agar bebannya hilang,kita harus melepaskannya.Pengakuan akan kejelekan yang kita miliki-menurut saya-bukan sikap pesimistis,justru menurut saya merupakan tahap untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri.

Sikap yang ketiga; apabila orang itu tetap berkata buruk kepada anda,meskipun anda sudah berbuat baik kepada dia,maka berbicaralah empat mata dengan dia.Susah? Bagi sebagian orang,hal ini mudah,tapi bagi sebagian yang lain,hal ini terasa sulit.Saran saya,bagi anda yang mengalami

Page 27: Belajar Untuk Lebih Dewasa

kesulitan untuk berbicara empat mata dengan orang yang berkata buruk kepada anda,agar meminta tolong kepada orang yang terpercaya untuk berbicara dengan orang tersebut.

Sikap yang keempat; gagal? Tidak apa-apa,ada solusi lagi yaitu jangan hiraukan orang tersebut,anggap keberadaannya tidak ada.Menyibukkan hati kita dengan orang yang tidak kita sukai,akan menyia-nyiakan waktu kita.

Sikap yang kelima; apabila orang tersebut masih tetap bersikap sama,maka boleh anda melawan atau membalas hal yang sama terhadap dia.Tapi anda tidak boleh melebihi batas,anda membalas harus sama kadarnya dengan dia.Anda tidak berani? Saya hanya bisa berkata,doa orang yang teraniaya sangat makbul.

Dalam bergaul dengan orang lain memang diperlukan kesabaran.Manusia mempunyai watak dan karakter yang berbeda satu sama lain.Untuk menghadapi salah satu orang tentu berbeda dengan lain orang.Untuk itu diperlukan kebijaksanaan dan kemampuan untuk bersikap yang tepat.Kita tidak bisa selamanya bersabar dengan ulah seseorang,tapi tidak selamanya kemarahan harus dibalas dengan kemarahan.Kita letakkan pada posisinya masing-masing dengan mempertimbangkan manfaat dan mudharat yang didapat.

Hal yang paling penting adalah keikhlasan kita.Keikhlasan merupakan syarat utama kesuksesan dalam bergaul.Kalau kita berbuat baik kepada manusia karena ingin dikatakan orang baik atau hanya karena ingin mendapatkan keridhaan mereka,maka kekecewaanlah hasilnya.Sebab penilaian kebanyakan manusia hanya berdasar suka atau tidak suka,senang atau tidak senang yang kadang-kadang tidak berdasarkan logika.Bisa saja ada orang yang benar-benar baik dikatakan sebagai orang yang jahat,karena orang tersebut tidak disukai,ini hanya salah satu contoh.

Page 28: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Sebagai penutup saya hanya mengingatkan bahwa kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan dan keburukan pasti dibalas dengan keburukan.Berbuat baiklah agar anda mendapat kebaikan dan jangan berbuat keburukan kalau tidak ingin ditimpa kemalangan.Untuk itu,kita harus senantiasa mengoreksi diri.

April 24, 2009

Batas Kemampuan

Filed under: Uncategorized

Dalam melaksanakan sesuatu,kita dituntut untuk selalu bersungguh-sungguh.Tidak boleh setengah-setengah atau bermalas-malas.Sebab,keberhasilan suatu usaha tidak bisa dicapai,kecuali dengan kesungguh-sungguhan.Alangkah ruginya orang yang melaksanakan sesuatu dengan asal-asalan.Sebab,dia akan menyia-nyiakan waktunya karena melakukan hal yang tidak ada hasilnya.

Kesungguh-sungguhan juga harus dimiliki oleh orang yang menginginkan cita-citanya tercapai.Orang yang hanya bercita-cita,tapi tidak bersungguh-sungguh untuk mencapainya,adalah seorang pengangan-angan,seorang pemimpi sejati yang mengharapkan bintang jatuh dari langit.Orang semacam itu tidak pantas untuk hidup di dunia yang penuh persaingan seperti sekarang.

Tapi,sikap sungguh-sungguh atau yang kita namakan dengan bekerja keras,tidak boleh berlebihan kadarnya.Harus melihat batas kemampuan yang kita miliki.Setiap manusia memiliki batas kemampuan yang terdiri dari batas fisik dan batas mental,yang apabila kita melanggarnya,akan menimbulkan efek negatif yang besar.

Batas fisik,berarti ambang batas kemampuan manusia untuk beraktiftas secara fisik.Seperti kemampuan bekerja,kemampuan manusia untuk bekerja rata-rata 12 sampai 14 jam,dengan diselingi istirahat.Apabila kita terus menerus bekerja tanpa istirahat,atau dengan sedikit istirahat,bisa saja kita

Page 29: Belajar Untuk Lebih Dewasa

akan tertimpa kelelahan yang amat sangat,yang bisa membahayakan nyawa kita.

Sedangkan batas mental adalah ambang batas manusia menerima tekanan secara mental.Contohnya,orang yang secara mental lemah,tidak bisa menerima kegagalan dan tekanan yang bersifat negatif lainnya,tidak pantas beraktifitas sebagai pebisnis,caleg dan pekerjaan yang lainnya yang sifatnya menang kalah.Sebab,andaikan mengalami kegagalan dan kemudian menyisakan tanggungan seperti hutang,dikhawatirkan mentalnya tidak kuat untuk menerimanya.Hingga bisa berakibat stress,depresi,kegilaan bahkan bunuh diri.

Kita harus menyadari,tubuh kita mempunyai hak.Mental kita juga mempunyai hak.Tidak boleh kita membebaninya terlalu keras.Seperti mesin,apabila dibebani terlalu keras,akan cepat rusak,apalagi manusia.

Jika ada yang bertanya,mengapa ada orang yang bisa melawan batas kemampuannya dan tidak ada sesuatu yang terjadi pada dirinya,maka saya jawab: Sebenarnya yang dia lawan bukan batas kemampuan yang dia miliki,akan tetapi Asosiasi atau Persepsi tentang batas kemampuan itu.Asosiasi atau Persepsi inilah yang memberi gambaran yang berbeda dengan yang sebenarnya.Dengan kemampuan dan kepercayaan yang dia miliki,dia hancurkan paradigma yang bercokol di kepalanya dan menemukan bahwa ambang batas kemampuannya masih jauh.

Sebagai penutup,saya hanya mengingatkan,bahwa dalam melakukan sesuatu atau mencita-citakan sesuatu harus secara moderat.Tidak menyepelekannya sehingga asal-asalan,juga tidak mengerjakannya secara keras,dengan melupakan bahwa kita memilki batas kemampuan.Sikap pertengahan adalah sikap orang yang bijaksana.

Comments (1)

April 18, 2009

Page 30: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Sikap Tenang

Filed under: Uncategorized

Air beriak tanda tak dalam,peribahasa yang mempunyai arti bahwa orang yang bodoh banyak bicaranya.Tapi,sebenarnya,peribahasa ini mempunyai banyak arti selain itu.Kita bisa mencari artinya dengan melihat fenomena yang terdapat pada air.Kita lihat air,semakin dangkal tempatnya,semakin banyak gerakannya.Sebaliknya,semakin dalam tempatnya,semakin tenang.Sigmund Freud berpendapat bahwa hukum-hukum dinamika bisa diterapkan pada personalitas manusia sebagaimana berlaku pada tubuhnya.Bahasa mudahnya,fenomena-fenomena yang terjadi di alam,sebenarnya juga terjadi pada manusia.Sifat air secara tidak langsung sama seperti sifat kita.Jadi,peribahasa ini berarti juga semakin tidak dalamnya seseorang-yang berarti semakin tidak dewasa dan bijaksananya seseorang-,semakin berkurangnya sifat tenang yang ada padanya

Berbicara tentang sikap tenang,diantara manusia ada yang bersikap tenang ketika menghadapi berbagai masalah.Tapi ada juga,orang yang bersikap tenang ketika tertimpa masalah kecil,tapi tidak bisa seperti itu ketika tertimpa masalah besar.Ada orang yang bisa bersikap tenang ketika tertimpa masalah besar,tapi anehnya ketika ada masalah kecil,dia tidak seperti itu.Yang paling buruk,adalah orang yang tidak bisa bersikap tenang ketika tertimpa setiap masalah,besar atau kecil.Mungkin kita,saya dan anda, termasuk kelompok yang terakhir.

Bersikap tenang berarti bersikap seperti sebuah batu.Dia tetap kokoh berdiri,walaupun ditimpa angin,hujan ataupun badai.Orang yang bersikap tenang tidak akan banyak mengeluh dan tidak gelisah,dia akan bersabar dengan apa yang dia terima.Maka dari itu,hal pertama yang harus kita miliki adalah kepasrahan terhadap apa yang ditakdirkan kepada kita.Kita meyakini apa yang ditakdirkan terjadi pasti terjadi,dan apa yang tidak ditakdirkan pasti tidak akan terjadi.Yakinilah,apa yang ditakdirkan kepada kita adalah yang terbaik untuk kita.

Page 31: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Sikap optimis juga diperlukan agar sifat tenang diraih.Sebenarnya,sikap optimis adalah sifat tenang itu sendiri.Sikap optimis bisa didapatkan dengan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan selalu membantu kita.Untuk itu,kita harus memperbanyak berdoa kepadaNya.Setelah itu kita bertawakal dan menyerahkan hasilnya kepadaNya.

Memang,ada orang yang memang wataknya bersifat tenang.Tapi,tidak tertutup kemungkinan,orang yang tidak bersifat seperti itu,memilikinya.Untuk itu diperlukan belajar dan mencoba terus-menerus.Kita bisa belajar kepada orang-orang yang bijaksana.Atau minimal,menjadikan mereka teman,agar kita bisa meniru sifatnya.Tidak ada kata terlambat untuk berubah.

May 31, 2009

Menunda-Nunda

Filed under: Uncategorized

Sudah lama juga saya tidak menulis.Beberapa minggu ini pikiran saya disibukkan menanti kelahiran anak kedua.Alhamdulillah,pada hari Senin tanggal 25 Mei 2009 kemarin,pukul 21.20 WIB,anak saya lahir.Buah hati saya tersebut,saya beri nama :

Muhammad Hisyam Fadhlurrahman

Salah satu cerita dalam pengalaman melahirkan kemarin adalah keteledoran saya mengecash hp,dan parahnya lagi,cash nya ketinggalan.Sehingga,saat istri melahirkan,hp saya dalam keadaan mati.Sikap menunda-nunda sayalah yang menyebabkannya.Memang hanya hal kecil,tapi menyebabkan keluarga besar gelisah menanti berita.

Berbicara tentang sikap menunda-nunda,mari kita sedikit membahasnya.Sikap menunda adalah menangguhkan melakukan hal yang sebenarnya bisa dilakukan sekarang.Kata nanti adalah pasangannya.

Page 32: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Padahal,sebuah kesempatan,bisa datang dan pergi tanpa bisa kita prediksikan.Orang yang menunda-nunda bisa kita ibaratkan dengan orang yang mencoba menangkap binatang yang hinggap di pepohonan,tapi dia tangguhkan keinginan itu,dengan alasan bahwa binatang itu masih akan terus hinggap di pepohonan tersebut.

Mungkin,ini salah satu hal yang menyebabkan bangsa kita masih saja terpuruk dalam berbagai macam krisis.Bangsa kita masih menunda-nunda untuk memperbaikinya secara total.Padahal,kesempatan masih terbuka lebar,orang yang cerdas-bahkan jenius-banyak,sumber daya alam melimpah.Bila dibandingkan dengan Jepang dan bangsa-bangsa Eropa pasca perang dunia,kondisi kita jauh sangat baik.Tapi,kita ketinggalan jauh dengan mereka,mereka dengan sangat cepat mampu memperbaiki bangsanya dalam berbagai macam aspek,dan menjadi negara maju.

Solusinya,adalah sebelum memutuskan untuk melakukakan sesuatu,kita harus memiliki alasan yang kuat.Sebuah alasan yang kuat akan melahirkan kesadaran untuk tidak menunda-nunda.Masing-masing kita adalah penjaga palang kereta api yang harus segera menuntup palang apabila kereta api akan lewat,supaya tidak terjadi kecelakaan.

Tapi,bukan berarti kita harus tergesa-gesa.Sebelum melaksanakan sesuatu,harus kita pikirkan secara tenang,tidak boleh tergesa-gesa.Tapi ketika keputusan telah diambil,jalankanlah keputusan tersebut secara cepat.Bukan menunda-nunda.Itu yang benar.

Semoga kita menjadi orang yang tidak suka menunda-nunda.

Comments (0)

May 12, 2009

Buah Kesabaran

Page 33: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Filed under: Uncategorized

Orang yang bijaksana adalah orang yang mampu melihat sesuatu dari beberapa sisi,dari beberapa sudut pandang.Artinya,dalam menyimpulkan sesuatu,tidak hanya berdasarkan apa yang nampak pada pandangannya.Sebab,apa yang nampak pada pandangan bisa saja tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.Selain itu, mungkin ada suatu hikmah yang tersembunyi,yang tidak bisa dilihat kecuali dari sudut pandang yang berbeda.Inilah yang harus kita lakukan ketika tertimpa masalah, agar senantiasa optimis dan tidak berburuk sangka terhadap apa yang telah ditetapkan kepada kita.

Cobaan demi cobaan,ini yang dialami Dedi (bukan nama sebenarnya) dalam menjalani hidup.Cobaan pertama,anak tirinya yang baru duduk di kelas empat SD,meninggal di pangkuannya.Cobaan kedua,pria berusia 25 tahun yang menikahi janda dua anak berusia 38 tahun ini,diusir oleh keluarganya.Begitu pula istrinya.Mungkin karena tidak merestui pernikahan pasangan tersebut.

Berdua mereka mengarungi hari-hari tanpa tujuan di kota Jakarta.Berjalan dan terus berjalan,itulah yang mereka lakukan.Dengan kondisi yang sedang hamil muda,sang istri terus saja setia mengikuti suaminya.Kerabat,tentu saja mereka punya.Tapi mereka tidak sudi membantu.Bagi orang yang tidak sabar,keadaan yang memaksa seperti itu bisa saja menjerumuskannya kepada hal-hal yang negatif.Tapi tidak dengan Dedi.Dihadapinya cobaan itu dengan kepala dingin,dengan tetap tenang.Dibesarkannya hati istrinya.Sebab,hidup tidak selalu seperti itu.Selalu ada cahaya di setiap kegelapan.

Orang yang bijaksana,mengetahui kemiskinan dirinya.Dia tahu,Yang Maha Kaya tidak akan pelit member ikan karunia Nya.Untuk itu,diperlukan ibadah dan doa.Mungkin, Dedi sadar akan hal itu.Dihidupkannya hari-hari nya dengan dzikir-dzikir panjang sesudah Sholat.Memang,masjid merupakan pemberhentian terakhir segala kesusahan hidup.Di sela-sela dzikir

Page 34: Belajar Untuk Lebih Dewasa

panjangnya,seorang pengurus Masjid mengajaknya berbicara.Ternyata,sang pengurus Masjid masih satu daerah dengannya.Menjadi akrablah keduanya.

Singkat cerita,Dedi menceritakan perjalanan hidupnya kepada sang pengurus Masjid.Mungkin karena iba,pengurus masjid tersebut berniat membantu dengan mengajaknya berbisnis kecil-kecilan.Dedi menyanggupinya.Sang pengurus masjid meminjam beberapa ratus ribu kepada temannya.Uang tersebut dibelikan dua termos besar dan kopi sachet dalam jumlah yang banyak.Dengan itu,Dedi berjualan kopi.Penghasilannya lumayan.Sekitar 50 ribu sehari.Satu kesulitan telah terbuka.

Masalah datang lagi,masyarakat sekitar mempertanyakan mengapa Dedi dan istrinya terus menerus tinggal di Masjid.Untuk mengantisipasinya,sang pengurus Masjid meminta tolong seorang pemilik kost-kost an disekitar masjid untuk menampung mereka dengan pembayaran apabila sudah mempunyai uang.Pemilik kost-kost an menyanggupinya.Satu kesulitan terbuka lagi.

Saya teringat dengan apa yang dikemukakan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di di dalam kitabnya Al Wasailu Al Mufidah Lil Hayatis Saidah,”Ketika suasana keruh,hendaknya anda menciptakan suasana yang jernih dan manis.Dengan demikian,jernihnya kelezatan dan kenikmatan hidup akan bertambah dan suasana yang keruhpun akan sirna.”

June 22, 2009

Menangkap Dua Kelinci

Filed under: Uncategorized

O.S Marden pernah berkata,”Siapa yang ingin sekaligus menangkap dua ekor kelinci,biasanya tak akan menangkap satu ekorpun.”

Mari kita bahas kata-kata diatas.

Page 35: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Kebanyakan,orang yang ingin langsung menangkap dua ekor kelinci,tidak dapat menangkap satu ekorpun.Tapi,walaupun begitu,tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan hal tersebut.Ini bukan masalah bisa atau tidak,tapi masalah kemampuan.Seseorang yang baru mencoba menangkap kelinci atau yang belum lihai,tentunya akan kesulitan menangkap dua ekor kelinci secara sekaligus.Tapi,berbeda dengan orang yang sudah lihai,mungkin dia mampu menangkap dua,tiga,bahkan empat secara sekaligus.

Dalam mengerjakan sesuatu,kita terkadang seperti penangkap kelinci tadi.Dengan tanpa melihat kemampuan diri,kita mengerjakan beberapa hal secara sekaligus.Sehingga,hasilnya justru kurang atau tidak memuaskan.Atau bahkan semuanya menemui kegagalan.Fenomena ini mudah kita temukan di sekitar kita,betapa orang yang baru memulai usaha seperti berjualan,tetapi langsung mengambil lebih dari satu lini usaha.

Saya teringat dengan seorang pengusaha di bidang pendidikan.Dia memiliki sebuah tempat pendidikan pra sekolah yang termasuk paling bagus di kotanya.Dari tempat yang semula mengontrak,kini sudah memiliki tempat sendiri yang bagus.Dan memiliki fasilitas yang lumayan lengkap.Tapi,masalahnya,ketika dia mencoba ‘menangkap kelinci yang lain’-yang sebenarnya masih juga dalam bidang pendidikan-keuangan perusahaannya timpang.Sehingga mengalami masalah keuangan yang cukup parah.

Seperti yang saya katakan,ini bukan masalah bisa atau tidak.Tapi masalah kemampuan.Menahan diri untuk melakukan satu hal terlebih dahulu,memungkinkan kita untuk belajar mendalami hal tersebut.Ketika satu hal telah dikuasai,maka salah satu pondasi telah tertanam.Dan ini yang paling penting.Selain itu,juga agar pondasi-pondasi penting lainnya seperti keuangan menjadi kuat.

Intinya adalah fokus.Berulang kali,saya mengingatkan kawan yang mencoba berbisnis,untuk memfokuskan diri untuk satu usaha saja serta

Page 36: Belajar Untuk Lebih Dewasa

mendalaminya.Setelah semua dipelajari,saya yakin,banyak pintu kesempatan yang tidak terlihat,akan muncul.Ini akan sangat membantu perkembangan usaha.

Kita lihat,banyak orang sukses hanya dari satu lini usaha.Pemilik Starbuck kaya hanya dari kopi,Jeff Bezos sukses hanya karena Amazon.com dan masih banyak lagi.Ini contoh,betapa mereka telah berhasil melihat pintu-pintu kesempatan yang tidak terlihat.

Memang,tidak ada salahnya seseorang memiliki lebih dari satu lini usaha.Tapi dengan syarat,masing-masing lini usaha atau salah satunya,sudah memiliki pondasi yang kuat.Tapi,bagi anda yang baru mencoba memulai usaha,saran saya,lebih baik anda fokus dalam satu usaha dahulu.Setelah usaha anda berkembang,memiliki pondasi yang kuat dan memiliki tim yang solid,anda boleh mencoba memulai usaha yang lainnya.Dengan catatan,jangan mencampuradukkan keuangan usaha anda yang baru dengan keuangan usaha yang lama.Masing-masing harus berdiri sendiri.

Comments (0)

June 11, 2009

Menyikapi Orang Lain

Filed under: Uncategorized

Perbedaan manusia dengan makhluk yang lain,adalah manusia diberi akal.Dengan akal,manusia bisa membedakan yang baik dengan yang buruk.Dengan akal,manusia bisa mengetahui mana yang berbahaya dan mana yang bermanfaat.Dengan akal,manusia bisa bisa mengetahui mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan.Demikianlah fungsi akal,dan masih banyak lagi andaikata manusia mau berfikir dan merenunginya.

Page 37: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Akal,seperti halnya pisau,bisa tajam dan bisa tumpul.Agar akal selalu tajam,harus diasah dengan sering dipergunakan dan selalu ditambah gizinya.Gizi akal adalah pengetahuan dan pengalaman.Dengan memperhatikan hal-hal disekeliling kita,mengambil pelajaran dari setiap kejadian,berguru kepada cerdik pandai,dan membaca buku.Tegasnya,orang yang berakal adalah orang yang belajar.Terus menerus,bertahap,dan hasilnya adalah: kematangan.Betapa banyak orang yang tidak matang dalam usianya yang sudah matang,karena mereka tidak mau belajar.Tidak mau mempergunakan akalnya.

Ketika manusia dihadapkan dengan manusia yang lain-yang pastinya terdapat perbedaan dalam pandangan,pengetahuan,dan tujuan-maka peran akal sangat diperlukan.Saya yakin,akal mampu membedakan mana orang yang baik dan mana orang yang tidak baik,walaupun kadang-kadang tertipu dengan penampilan luar.Supaya tidak tertipu,maka kita harus waspada,dan bertanya apabila ada yang mencurigakan.

Tapi,prasangka baik tetap diutamakan.Kita meyakini bahwa orang lain itu baik,selama tidak menemukan ‘cacat’ atau keburukan pada dirinya.Terkadang,kita menganggap buruk seseorang hanya karena terpengaruh kata-kata orang lain.Kecuali kalau orang tersebut adil dan amanah,bisa saja hal tersebut didasarkan kepada kebencian dan permusuhan.Yang utama adalah cek dan ricek tentang bagaimana keadaan yang sebenarnya.

Jangan sampai kita menyebarkan sesuatu yang buruk tentang orang lain,yang mungkin saja berbeda dengan keadaan yang sebenarnya.Kalau kita seperti itu,berarti kita mencari-cari penyakit dan mengobarkan permusuhan apabila orang tersebut mengetahuinya dan tidak rela.Ini banyak terjadi di sekeliling kita,dimana kehormatan orang lain tidak lagi dihargai.Dimana kesalahan dan kelemahan seseorang menjadi konsumsi publik.Kita harus bijaksana dalam menyikapi hal tersebut.

Page 38: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Kehormatan manusia,lebih berharga dari harta.Tidak boleh kita menjatuhkannya,menginjak-injaknya,kecuali ada alasan yang haq.Seharusnya kita sadar,bahwa kita juga tidak mau diperlakukan seperti itu.Nah,kalau kita tidak mau kehormatan kita diinjak,bukankah orang lain juga seperti itu?

Akal adalah rasa malu,malu untuk melakukan keburukan.Malu untuk merugikan orang lain.Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak memiliki rasa malu.Akal adalah rasa takut,takut akan akibat buruk dari perbuatan kita.Oleh karena itu,orang yang berakal adalah orang yang berhati-hati.Dan: memiliki hati.

July 9, 2009

Kecil

Filed under: Uncategorized

Jangan melihat sesuatu,dari besar kecilnya.

Tapi,lihatlah manfaatnya.

Sebab,berguna atau tidaknya suatu hal,tidak tergantung kepada besar kecilnya.

Ada yang kelihatannya sepele,tapi mempunyai manfaat yang besar.

Dan ada yang kelihatannya besar dan dibutuhkan,tapi ternyata tidak berguna,atau bahkan

membahayakan.

Begitulah hidup,tidak semua orang dikaruniai hal yang besar.

Yang paling penting,adalah bagaimana kita mengelola hal tersebut-betapapun kecilnya-agar menjadi

Page 39: Belajar Untuk Lebih Dewasa

sesuatu yang berguna

Kita tidak mengetahui apa yang terbaik untuk kita.

Sesuatu yang kecil lebih baik daripada tidak ada sama sekali

August 4, 2009

Buku

Filed under: Uncategorized

Berapakah ‘harga’ sebuah buku? Pertanyaan ini bisa berarti: berapakah ‘harga’ sebuah pengetahuan.Sebab,buku dan pengetahuan adalah hal yang tidak terpisahkan.Buku,adalah warisan berharga yang ditinggalkan oleh kaum jenius kepada kemanusiaan,dan diberikan turun menurun kepada anak cucu dan merupakan hadiah bagi yang belum dilahirkan.

Pengetahuan yang diberikan oleh buku bahkan berguna untuk orang yang hidup beberapa abad sesudah buku tersebut dibuat.Kita lihat kitab-kitab karangan Ulama Salaf.Walaupun ditulis beberapa abad yang lalu,tapi sangat dibutuhkan oleh manusia jaman sekarang.Sebagai contoh,kitab Fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar Al Asqalani,sebagian besar Ulama di jaman sekarang merujuk ke kitab tersebut untuk memahami Kitab Shahih Bukhari.Dan masih banyak lagi.

Buku juga berguna untuk merubah paradigma.Syaikh Albani berkata di dalam Mukadimah Kitab Tamamul Minnah,”Padahal-sebagaimana kita ketahui-ilmu itu senantiasa berkembang dan tidak ada artinya sikap jumud.Setiap hari,para penerbit menyodorkan sumber-sumber keilmuan baru yang tidak dikenal sebelumnya.Ini sesuatu yang sangat membantu para peneliti memperbaiki dan merevisi karya-karya tulis mereka dan melengkapinya dengan faedah-faedah (pengetahuan) baru yang tidak mudah mereka peroleh sebelumnya.”

Page 40: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Selain itu: “Melalui buku bermutu,pikiran yang kurang teratur menemukan bentuknya yang lebih rapi dan terstruktur.Melalui buku menggugah,pikiran yang tumpul mendapatkan lecutan yang membakar semangat dan membangkitkan kreativitas.Melalui buku mencerahkan,hidup yang kurang terarah menemukan komitmen dan alasan yang lebih hakiki untuk hidup.” Demikian tulis Psikolog dan Penulis,Mohammad Fauzil Adhim di dalam bukunya Membuat Anak Gila Membaca.

Selayaknya buku menjadi hal yang kita cintai.Dengan berusaha untuk memilikinya dan mempelajari isinya.Ajarkanlah anak-anak anda untuk mencintai buku,sebagaimana mereka mencintai mainannya.Sebab,generasi mendatang tantangannya lebih berat,dan salah satu cara mempersiapkannya adalah melalui pengetahuan.Bangsa yang maju adalah bangsa yang mencintai pengetahuan

Mungkin anda berkata,harga buku itu mahal dan anda tidak memiliki anggaran untuk membelinya.Maka ketahuilah,semahal apapun suatu buku,tidak sebanding dengan proses pembuatannya serta hasil yang didapatkan saat membacanya.Charles Darwin,memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menulis dan mengoreksi bukunya yang sangat kontroversial,The Origin Of Species.Para Ulama saat menulis kitabnya harus melakukan penelitian dan memakai daftar rujukan yang sangat banyak.Para ahli hadist harus menempuh perjalanan berbulan-bulan hanya untuk mendapatkan satu hadist.

Sebenarnya,harga sebuah buku,tidak lebih besar daripada pengeluaran konsumtif kita setiap bulan.Coba kita hitung,berapa anggaran yang kita keluarkan untuk makan di luar,berapa anggaran yang kita keluarkan untuk bersenang-senang.Cobalah kurangi hal seperti itu.Lebih baik dipergunakan untuk membeli buku atau hal-hal yang lebih berguna lainnya.Jadikanlah membeli buku sebagai salah satu anggaran wajib dalam pengeluaran bulanan anda.Mungkin terasa agak berat.Tapi bukankah segala sesuatu butuh pengorbanan?

Page 41: Belajar Untuk Lebih Dewasa

September 8, 2009

Mudik

Filed under: Uncategorized

Tidak terasa lebih dari dua minggu kita berpuasa.Semoga kita tetap kuat menjalaninya sampai akhir bulan Ramadhan.Jadikanlah bulan suci ini sebagai sarana untuk mendapatkan ampunanNya.Sebab, ampunanNya lebih baik dan lebih berharga daripada dunia dan seisinya.Jangan sia-siakan waktu, sebab waktu adalah nafas yang takkan pernah kembali.

Sebentar lagi Idul Fitri.Hampir setiap muslim mempersiapkannya jauh hari.Entah dengan membeli baju baru.Merenovasi rumah dan yang lain.Dan jangan lupakan mudik bagi yang tempat tinggalnya berada di luar daerah kelahirannya.Mudik memang termasuk ritual tahunan bangsa kita.Bahkan bisa disebut wajib bagi para perantau.

Begitu ‘sakral’ nya ritual mudik ini, sehingga banyak orang yang memaksakan diri melakukannya walaupun tidak memiliki kemampuan.Kita lihat, banyak orang yang rela berdesak-desakkan,berdiri di bis atau kereta.Atau ada yang rela naik motor untuk menempuh jarak ratusan kilo bersama keluarganya.Tentunya hal tersebut sangat berbahaya. Selayaknya seseorang melihat kemampuan yang ada pada dirinya dan berbuat berdasarkan apa yang dia mampu.

Jangan sampai kesusahan yang didapatkan, bukannya kesenangan. Saya teringat ketika kantor mengadakan pelatihan.Ada sesi dimana peserta disuruh untuk mematahkan pensil menggunakan jari tangan.Saya lihat,sebagian besar peserta mampu mematahkan pensil.Harap maklum,pensilnya terbuat dari kayu.Lain halnya, bila pensil tersebut terbuat dari besi atau baja, saya yakin kebanyakan orang tidak bisa mematahkannya.

Nah, berusaha mematahkan pensil besi serupa dengan sikap memaksakan diri.Hasilnya, sebuah rasa sakit atau bahkan kegagalan yang klimaksnya

Page 42: Belajar Untuk Lebih Dewasa

adalah patahnya jari tangan kita.Patahnya jari tangan berupa banyaknya hutang, kecelakaan dan masih banyak lagi.

Saya tidak menghalangi niat anda untuk mudik.Bagaimanapun juga, keinginan untuk menyambung tali silaturahmi dengan kerabat dan teman yang lama tidak bertemu adalah perbuatan terpuji.Yang kurang terpuji adalah sikap memaksakan diri ketika kita tidak atau kurang mampu untuk melaksanakannya.

Banyak alternatif lain yang bisa diambil.Misalnya, mudik pada waktu selain Idul Fitri.Atau mudik pada saat Idul Fitri, tapi beberapa tahun sekali.Dan masih banyak lagi.Alternatif adalah bagaimana cara mematahkan pensil besi tanpa membuat tangan sakit atau terluka.Andaikan banyak orang yang seperti itu,mungkin kecelakaan dan kemacetan jalan bisa diminimalisir.

Sebagai penutup, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H,Taqoballahu Minna wa Minkum.Selamat mudik, hati-hati di jalan.Dan jangan lupa oleh-olehnya dikirim kesini, hehehe.

October 8, 2009

Pentingnya Proses

Filed under: Uncategorized

Imam Ibnul Qayim menceritakan-di dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin-kisah seorang miskin.Orang tersebut sangat miskin sehingga penguasa daerahnya merasa iba.Oleh penguasa,orang miskin tersebut diberi uang yang sangat banyak.Tapi apa yang terjadi? Bukannya kesenangan yang didapat, akan tetapi kematian.Si miskin kaget karena tiba-tiba menerima uang banyak.Akhirnya anak si miskin mengembalikan uang tersebut ke penguasa.

Dengan tidak menafikkan takdir, orang miskin tadi mungkin tidak akan seperti itu bila mendapatkan uang tersebut tidak dengan sekaligus.Rasa kaget disebabkan karena dia tidak bisa menerima dengan tiba-tiba keadaan

Page 43: Belajar Untuk Lebih Dewasa

yang berbeda dengan keadaan dia sebelumnya.Rasa kaget itu begitu dahsyatnya, sehingga menimbulkan kematian.Rasa kaget adalah reaksi ketika sebuah hukum alam dilanggar.Yaitu: setiap hal harus melalui proses.

Sudah menjadi sunatullah,bahwa apapun yang terjadi di dunia ini melalui proses.Kita lihat bayi,untuk menjadi seperti itu butuh waktu yang tidak sebentar.Dari setetes mani yang bertemu dengan sel telur.Kemudian menjadi embrio.Dan seterusnya.Semua itu mempunyai rahasia dan hikmah, yang bisa kita ungkap dengan cara berfikir dan merenunginya.

Salah satu rahasia yang bisa diungkap adalah: dengan melalui proses, akan dihasilkan sebuah kekuatan.Kekuatan yang didapatkan melalui tahap demi tahap. Kekuatan yang didapatkan melalui proses pasti lebih permanen bila dibandingkan dengan yang didapatkan secara instan.Dengan melalui proses, kita juga dapat belajar.Sama seperti kekuatan, hasil belajar yang didapatkan dengan proses pasti lebih permanen bila dibandingkan dengan cara instan.

Hakikat hidup adalah proses.Dari yang tidak ada menjadi ada.Dari yang tidak bisa menjadi bisa.Dan seterusnya.Alangkah kelirunya bila ada orang yang menafikkan hal ini.Sebab, apapun yang dia lakukan adalah proses itu sendiri.Apapun aktifitas yang dia lakukan adalah sebuah proses.

Lantas,apa jadinya jikalau ada orang yang mencoba mendapatkan sesuatu tapi tidak menghendaki adanya proses? Atau menghendaki mempersingkat sebuah proses yang sebenarnya tidak boleh dipersingkat?

Anda pernah melihat kupu-kupu? Dari ulat yang menjadi kepompong.Kemudian menjadi kupu-kupu.Semua adalah proses yang dijalani nya sendiri yang sifatnya berurutan dan harus tuntas.Segenap proses itu berakhir dengan keluarnya kupu-kupu dari kepompong.Tapi proses yang terakhir inilah yang paling penting.Ketika kita mencoba mengeluarkan kupu-kupu itu dari kepompongnya, matilah ia.

Page 44: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Sepertinya terlalu berlebihan kalau mengatakan orang yang tidak menghendaki proses atau mempersingkat proses seperti kupu-kupu yang mati tadi.Walaupun begitu, tidak tertutup kemungkinan hal seperti itu terjadi.Bentuknya bisa beraneka ragam.Bisa sebuah kegagalan,frustasi,dan hal negatif lainnya.Coba anda renungkan mengapa hal ini terjadi!

Nah,kalau sudah seperti itu, dapat disimpulkan bahwa proses sangatlah penting.Oleh sebab itu,harus dijalankan walaupun kadang terasa berat.Jangan ditinggalkan kalau ingin mendapatkan hasilnya.Semoga dengan itu,semakin bertambah kedewasaan dan kebijaksanaan kita.

November 5, 2009

Tentang Berbangga-Bangga

Filed under: Uncategorized

Ketika masih remaja,saya mempunyai obsesi yaitu ingin terkenal.Ingin agar semua pandangan tertuju kepada saya.Caranya bermacam-macam,dari sikap sok pintar sampai mencari perhatian. Tapi semakin bertambah usia saya dan (semoga) semakin bijaksana, saya sadari hal tersebut tidak ada manfaatnya.Saya rasa banyak kejelekannya daripada kebaikannya.

Ternyata bukan saya saja yang seperti itu.

Ada yang berusaha melakukan hal-hal yang berbahaya.Ada yang sok pintar,berbicara tentang sesuatu, padahal dia masih awam tentang hal itu.Ada yang memaksakan diri membeli sesuatu yang ia sebenarnya tidak mampu membelinya.Semuanya bermuara kepada satu hal: mencari kebanggaan.

Memang,manusia mempunyai kecenderungan ingin lebih dari orang lain.Manusia juga mempunyai kecenderungan untuk bersikap egosentris yaitu segala hal tertuju kepadanya.Jika dua kecenderungan itu bersatu padu,akan menimbulkan sebuah sikap berbangga-bangga. Tak usah melihat orang lain.Lihatlah diri kita sendiri.

Page 45: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Apa yang didapatkan dengan sikap berbangga bangga? Sebuah kesenangan semu dan membuat iri hati orang lain.Sehingga bisa menimbulkan sebuah perlombaan kotor yang sifatnya saling menjatuhkan.Karena ingin berbangga-bangga juga menyebabkan orang rela melakukan apa saja, walaupun itu bisa menjatuhkan kehormatannya.Kita lihat para koruptor, mereka rela mendekam di penjara, hilang kehormatan karena hanya ingin dianggap orang kaya.

Nah,itulah kejelekan sikap berbangga-bangga.

Padahal, salah satu sumber kebahagiaan adalah sikap tawadhu.Sikap rendah hati.Sebaliknya, salah satu sebab penderitaan kita adalah kekurangteraturan tawadhu yang ada pada diri kita dan masyarakat. Begitulah yang dikatakan Syaikh Husain al Awayisyah di dalam salah satu bukunya.

Salah satu pengejawantahan sikap rendah hati adalah meninggalkan sikap berbangga-bangga.Bagaimana bisa disebut rendah hati, orang yang senang membanggakan dirinya.Rendah hati dan berbangga-berbangga selamanya tidak akan bisa menyatu pada diri seseorang.Seperti air dan minyak yang dituang dalam satu wadah.

Oleh sebab itu,dalam bercita-cita atau melakukan sesuatu kita harus memperhatikan hal ini.Carilah sesuatu yang berguna.Jangan mencari sesuatu atau mencita-citakan sesuatu karena ingin membanggakannya kepada orang lain.Kualitas seseorang tidak ditentukan oleh apa yang dia banggakan kepada orang lain.Faktor-faktor internalah yang lebih berpengaruh.

Di dalam tulisan ini, saya tidak sedang menyinggung siapapun.Tulisan ini merupakan buah perenungan tentang hal-hal yang pernah dan akan saya alami dalam hidup ini.Begitu pula tulisan-tulisan saya yang lain.Andaikan ada yang merasa tersinggung atau kurang nyaman dengan tulisan saya, saya memohon kesediaanya untuk memberikan maaf.

Page 46: Belajar Untuk Lebih Dewasa

December 2, 2009

Keajaiban Kreativitas

Filed under: Uncategorized

Richard Buckminster "Bucky" Fuller (12 Juli 1895 - 1 Juli 1983) adalah seorang arsitek dari Amerika, matematikawan, penulis, desainer, penemu dan futuris. Fuller menulis sekitar 25 buku diantaranya Nine Chains to the Moon (1938), Utopia atau Oblivion (1969), Operating Manual for Spaceship Earth (1969), dan Critical Path (1981).Dia juga menciptakan dan mempopulerkan istilah-istilah seperti Spaceship Earth,ephemeralization dan synergetics.Ia mengembangkan berbagai penemuan, terutama desain arsitektur.Salah satu yang paling terkenal adalah Kubah geodesic.

Walaupun tidak pernah lulus kuliah, ia dianugerahi hampir 50 gelar doktor kehormatan untuk karyanya di bidang ilmu pengetahuan dan humaniora, dan lebih dari 100 Penghargaan utama jasa, termasuk Presidential Medal of Freedom, penghargaan sipil tertinggi bangsa Amerika.Berbicara tentang Bucky, berarti berbicara tentang kreativitas.Walaupun mungkin kita tidak bisa menirunya , minimal kita mengetahui, bahwa dengan kreativitas banyak hal yang terbuka.Dunia menjadi terbuka karena kreativitas.

Apa itu kreativitas?

Kreativitas adalah kemampuan untuk berada pada ‘sisi yang lain’. Ada yang mendefinisikannya sebagai sesuatu yang berbeda dan berguna.Dengan penekanan pada kata berguna.Hal ini disanggah, sebab yang namanya kreativitas tidak harus berguna.Apakah anda akan mengatakan bahwa lukisan Picasso,sajak nyleneh Omar khayam adalah sesuatu yang berguna? Sesuatu bisa disebut kreatif walaupun tidak terlalu dibutuhkan manusia.

Kreativitas termasuk sebuah kecerdasan dan tampaknya lebih berguna di zaman sekarang daripada sekedar kecerdasan intelektual. Banyak contoh menyebutkan, orang-orang kreatif yang mengungguli orang-orang cerdas dalam berbagai bidang.Sehingga dapat disimpulkan, kesuksesan lebih

Page 47: Belajar Untuk Lebih Dewasa

banyak datang ke orang kreatif daripada orang cerdas.Kreativitas juga mampu membantu dan mempermudah hidup manusia.Penemuan lampu pijar,kendaraan bermotor, hp, internet dan masih banyak lagi membuat hidup manusia semakin mudah.

Tapi,banyak orang yang salah sangka.Kreativitas bukan hanya kemampuan mencipta.Banyak hal yang bisa disebut kreatif.Ketika kita menyelesaikan sebuah masalah dengan solusi yang tidak biasa itu disebut kreatif.Ketika anak mengambil kursi untuk mengambil sesuatu,itu disebut kreatif.Dan masih banyak lagi.

Ada satu hal yang patut kita perhatikan, yaitu orang bijaksana adalah orang yang sangat kreatif.Untuk mengetahui mengapa seperti itu, mari kita membahasnya.

Kreativitas dan Kebijaksanaan

Kita akan hubungkan antara kreativitas dengan kebijaksanaan-Walaupun sepertinya tidak ada hubungannya, tapi andaikata kita renungkan, keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat-.Manusia, diciptakan dengan berbagai masalah.Baik besar maupun kecil.Untuk menghadapinya, manusia dibekali dengan kekuatan, yaitu kemampuan untuk mengatasi sesuatu.Kekuatan itu akan muncul ketika seseorang memerlukannya dan akan bertambah dengan melalui sebuah proses.Salah satu kekuatan yang diberikan kepada kita adalah kreativitas.

Ketika sebuah masalah mendera, diperlukan sebuah solusi dan terobosan untuk mengatasinya.Nah, orang yang bijaksana akan mencari solusi secara kreatif dengan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang ia miliki. Oleh sebab itu, semakin banyak masalah mendera, semakin bijaksana seseorang. Sebab, dengan itu dia menemukan banyak pengetahuan dan pengalaman baru.Dengan catatan, dia mau bersabar dan tidak berputus asa.

Page 48: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Dengan kebijaksanaan, seseorang akan tahu mana yang kira-kira menyinggung orang lain atau tidak.Sebab, dia melihat sesuatu bukan hanya dari sudut pandang pribadinya.Untuk itu diperlukan sebuah ide kreatif ketika berinteraksi dengan orang lain.Seperti Charles Schwab.Ketika menjumpai anak buahnya merokok didalam ruangan, bukannya memarahinya atau langsung menyuruhnya keluar,akan tetapi diberinya cerutu dan berkata,” Saya akan senang apabila anda menghisap cerutu ini di luar ruangan.”

Lihatlah, betapa bijaksana dan kreatifnya Schwab! Dia memadukan ketegasan dengan kelembutan.Dengan tanpa menyinggung perasaannya, dia bisa membuat orang lain melaksanakan apa yang ia inginkan.Andaikan para pemimpin seperti itu, niscaya akan mudah mengatur anak buahnya.Andaikan seorang suami seperti itu, semoga saja perceraian bisa dihindarkan.

Ini sekelumit tentang hubungan kreativitas dengan kebijaksanaan.Anda bisa mencari lebih banyak jawabannya dengan berpikir kreatif.

Cara Untuk Kreatif

Ada beberapa rahasia agar menjadi lebih kreatif.Hal pertama yang harus kita miliki adalah keberanian.Rollo May mengaitkan antara kreativitas dengan pelbagai tipologi keberanian di dalam bukunya The Courage to Create.Katanya,” Saat ini teknologi dan pertukangan, diplomasi, perdagangan, dan tentu saja pengajaran berada di tengah-tengah perubahan radikal.Kondisi demikian membutuhkan pribadi yang berani menghargai sekaligus mengarahkan perubahan ini.Kebutuhan akan keberanian kreatif berada dalam proporsi langsung dengan tingkat perubahan yang sedang dialami oleh profesi itu.”

Yang kedua adalah kemampuan untuk melihat sesuatu dari beberapa sisi atau sudut pandang.Ketiga, tidak bersikap kaku.Keempat, kepandaian mengolah bakat.Marion Luna Brem berkata di dalam bukunya The 7 Greates

Page 49: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Truths about Succesful Women,” Meskipun benar bahwa di dunia kita telah mengenal banyak orang jenius dalam kreativitas, sebenarnya tidak ada orang yang dikarunai kreativitas dengan begitu saja.Kita semua setidaknya memiliki setitik bakat kreativitas ini, dan seperti intuisi, bakat kreativitas itu perlu diolah agar membuahkan hasil.”

Demikianlah.

Sebagai penutup, manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan.Tidak selayaknya seseorang mengesampingkan kelebihannya dikarenakan kekurangan yang dimiliki.Ingat, kata Marion Luna Brem, kita semua setidaknya memiliki setitik bakat kreativitas.Setiap manusia memiliki kreativitas yang berbeda-beda.Agar tidak mubazir, harus diolah dan dikembangkan.Siapa tahu, dengan itu masa depan kita menjadi cerah.

January 11, 2010

Laki-laki Boleh Menangis

Filed under: Uncategorized

Segala sesuatu diciptakan pasti ada manfaatnya. Ketidaktahuan kitalah yang menyebabkan praduga tentang ketidakbergunaan suatu hal. Oleh sebab itu, orang yang berakal adalah orang yang senantiasa menambah pengetahuan dan merenung. Semoga dengan itu, semakin matanglah jiwanya dan semakin bersyukur dengan apa yang ia terima.

Salah satu hal bermanfaat yang sering dikesampingkan oleh kaum lelaki adalah tangisan. Entah darimana asalnya mitos yang menyatakan bahwa laki-laki tidak boleh menangis. Padahal, menangis bukan hanya monopoli kaum wanita dan anak-anak. Laki-lakipun mempunyai hak untuk menangis.

Berbagai beban yang menerpa seorang laki-laki harus dihadapi dengan bijaksana. Dengan sabar dan dengan sedikit mengeluh. Menjadi seorang lelaki harus kuat dan tabah. Sebab. di pundak lelaki terdapat sebuah tanggung jawab besar. Kedewasaan seorang laki-laki ditentukan oleh

Page 50: Belajar Untuk Lebih Dewasa

bagaimana sikapnya dalam menghadapi sesuatu. Laki-laki harus lebih dewasa dari wanita. Sebab, laki-laki adalah pemimpin, sedang wanita yang dipimpin.

Tapi laki-laki memiliki batas kemampuan. Secara tabiat, seseorang tidak akan mampu menerima berbagai tekanan bertubi-tubi dengan tanpa istirahat. Kita membutuhkan mengistirahatkan jiwa kita, dengan berbagai hal. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menangis.

Dengan menangis, kita bisa meluapkan emosi. Sehingga diharapkan terjaga kesehatan kita. Air mata yang keluar karena meluapkan emosi tentu berbeda dengan air mata yang keluar bukan karena itu. Banyak manfaat psikologis yang didapatkan karena menangis.

Menangis bukanlah tanda cengeng. Mungkin iya kalau untuk anak-anak. Untuk orang dewasa berbeda. Menangis adalah sebuah upaya untuk memanusiawikan kemanusiaan yang dia miliki. Banyak kisah menyebutkan orang-orang besar yang menangis. Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam menangis, Umar radiyallahu anhu menangis, Ibnu Mas’ud radiyallahu anhu menangis, Ibnul Mubarak rahimahullah menangis.

Menangis adalah tanda lembutnya hati mereka. Ketika kehilangan orang yang dicintai, ketika beban terasa berat di dada, ketika takut akan keagunganNya. Walaupun mereka memiliki keberanian dan kedewasaan yang tidak akan mungkin ditandingi oleh siapapun, akan tetapi mereka tetap menangis.

Maka menangislah wahai kaum lelaki! Luapkanlah emosimu. Semoga dengan itu, berkuranglah bebanmu dan terjaga kesehatanmu. Menangislah, hilangkanlah rasa malu dan gengsimu. Menangis adalah sebuah keindahan bagi orang yang bisa meresapinya.

February 9, 2010

Cinta

Page 51: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Filed under: Uncategorized

Berbicara tentang cinta seakan tidak ada habisnya. Banyak yang mengelu-elukannya atau setidaknya menganggapnya sesuatu yang sangat agung. Aku ingin mencoba membahasnya. Tapi yang mudah saja bagiku, tidak usah terlalu rumit. Cinta yang kumaksudkan disini adalah cinta antara dua manusia. Adapun mengenai yang selainnya, biarlah orang yang lebih berkompeten yang membahasnya, aku tahu tentang kemampuan diriku.

Sebenarnya, definisi cinta itu sangat sederhana. Cinta adalah harapan. Tidak ada cinta yang tanpa harapan. Ketertarikan seseorang terhadap lawan jenis belum tentu dinamakan cinta. Cinta itu akan bersemi ketika muncul harapan untuk memilikinya.

Harapan adalah salah satu kekuatan yang diberikan kepada manusia. Dengan harapan, dia bisa hidup, dengan harapan dia membesarkan buah hatinya. Ia adalah sebuah pondasi yang penting. Setiap manusia pasti berharap, sudah menjadi Sunatullah seperti itu.

Nah, harapan untuk bersama dengan orang yang dicintai sangatlah besar bagi manusia. Sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok, dan memang sudah dipersiapkan agar anak keturunan kita tetap lestari. Lelaki membutuhkan perempuan, perempuan membutuhkan laki-laki. Jadi, cinta memang sebuah hal agung yang diberikan kepada kita.

Dengan bekal cinta itulah timbul ketentraman, keindahan dan kenikmatan. Cinta memang dibuat indah dimata manusia. Sehingga manusia tidak lekas bosan dan menyenangi kehadirannya. Setidaknya secara fitrah, tidak ada yang dicela tentang cinta ini.

Tapi, segala sesuatu jika berlebihan menjadi tercela. Sesuatu yang berlebihan menyebabkan berbagai macam penyimpangan dan pelanggaran. Termasuk dalam hal ini cinta. Karena cinta banyak yang bunuh diri. Karena cinta orang rela menggadaikan kehormatannya. Banyak sekali akibat buruk

Page 52: Belajar Untuk Lebih Dewasa

yang diakibatkan oleh cinta. Cukuplah menjadi contoh kisah-kisah tentang hal tersebut. Belajarlah dengan tanpa harus terjun di dalamnya.

Hati yang penuh harap kepada sesuatu yang tidak pantas untuk memberi harapan atau sesuatu yang tidak bersedia memberi harapan memberikan kepedihan yang menyakitkan. Seperti orang yang mencoba meraih sesuatu yang tidak kuasa ia raih. Tentunya hal tersebut akan menguras pikiran, waktu dan tenaga. Atau bahkan menimbulkan sebuah pelanggaran terhadap aturan dan kehormatan orang lain.

Oleh sebab itu, tidaklah ulama menyebutkan orang yang di mabuk cinta, kecuali celaan. Orang yang dimabuk cinta sebenarnya adalah tawanan yang susah untuk melarikan diri. Sekali dia menceburkan diri ke dalamnya, susah sekali untuk keluar. Orang yang berakal adalah orang yang menjauhkan diri dari sesuatu yang membinasakan dirinya. Bersabar untuk mencegah sesuatu lebih ringan daridapada bersabar menanggung akibatnya.

Sesuatu yang dilarang pasti ada ganti yang lebih baik. Syariat melarang kita meminum khamr atau alkohol, tapi memperbolehkan untuk meminum sari dari buah-buahan. Tentu saja cinta seperti itu. Kita tidak seperti binatang yang bebas mengumbar nafsunya kepada siapapun yang ia suka. Kita dibatasi olah aturan-aturan. Justru karena itulah kita menjadi lebih mulia daripada binatang. Sekarang yang jadi pilihan, apakah kita mau menjadi mulia dengan menetapi aturan-aturan itu, atau ingin seperti binatang karena melanggarnya.

Inilah sedikit perenunganku mengenai cinta. Mungkin tidak romantis dan sedikit menusuk. Apabila ada yang merasa tersinggung atau tersindir, aku meminta kerelaannya untuk memberikan maaf.

March 12, 2010

Hobi

Filed under: Uncategorized

Page 53: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Menurut saya, memiliki hobi bukanlah sesuatu yang tercela. Justru, dengan memiliki hobi, mencegah seseorang melakukan hal yang negatif di waktu senggangnya. Manusia memiliki rasa bosan apabila menjalankan rutinitas yang itu-itu saja. Dengan menjalankan sebuah hobi, diharapkan kejenuhan itu akan luntur.

Hobi itu ada tiga macam. Yang pertama, hobi yang bermanfaat, seperti berlatih berkuda, memanah dan berenang. Yang kedua, yang mubah/ diperbolehkan, hobi yang tidak begitu bermanfaat tapi tidak dilarang oleh syariat. Yang ketiga, hobi yang terlarang.

Pada prinsipnya segala sesuatu diperbolehkan sampai ada dalil yang melarangnya. Begitupun juga hobi. Tapi segala sesuatu menjadi tercela apabila berlebihan. Tidak sedikit orang yang menghambur-hamburkan uangnya atau menghabiskan waktunya hanya untuk menuruti hobinya.

Ada kisah tentang seorang suami yang membunuh istrinya setelah bertengkar karena sang suami menjual barang milik istrinya. Alasan dia menjual barang itu adalah untuk memancing. Sebegitu parahnya, ketika sebuah hobi menjadi hal yang paling diutamakan. Ketika kemampuan sudah tidak ada, mau tidak mau segala cara dilakukan. Sampai yang melanggar hukum sekalipun.

Di dunia maya pun fenomena ini terjadi. Aktivitas blogging, facebook dan lain-lain terkadang menyebabkan seseorang kurang mengetahui prioritas dalam hidup. Dan ini terjadi dalam skala besar. Sungguh memprihatinkan. Betapa hanya demi facebook ada yang lalai ketika mengasuh anaknya, sehingga jatuh dari rumah susun dan meninggal dunia.

Andaikan seseorang menyadari betapa berharga usianya, niscaya dia tidak berani menyia-nyiakan waktu barang sedetikpun. Andaikan seseorang menyadari bahwa di belahan dunia lain-entah disamping rumahnya, atau di dalam rumahnya- betapa berat mengumpulkan serupiah demi serupiah, betapa berat untuk mendapatkan makanan sekedar untuk mengganjal

Page 54: Belajar Untuk Lebih Dewasa

perut, niscaya dia tidak akan menghambur-hamburkan uangnya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Walaupun begitu, kita tetap boleh memanfaatkannya untuk bersenang-senang, tapi dengan prinsip keadilan.

Jangan sampai yang seharusnya menjadi kebutuhan tersier menjadi kebutuhan primer-Kebutuhan yang saya maksud disini bukan hanya kebutuhan dalam bentuk materi, tapi juga kebutuhan dalam bentuk yang lain, seperti kebutuhan dalam memanfaatkan waktu dan kebutuhan rohani -Kalau kita seperti itu, berarti kebodohan telah merasuk ke jiwa kita. Ketidakdewasaan pikiran telah membelenggu kita. Dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena hal ini. Bisa berbentuk hutang yang menumpuk, perceraian, anak yang tidak terurus, atau bahkan pembunuhan. Saya tidak berlebihan ketika mengatakan ini. Cukup banyak contoh yang berbicara.

Nah, agar tidak seperti itu, prinsip utamanya adalah jangan berlebihan dan selalu meletakkan sesuatu pada tempatnya. Jangan menjadikan sesuatu yang tidak begitu penting menjadi sesuatu yang penting. Kita prioritaskan yang paling penting kemudian yang penting dan seterusnya. Boleh Anda menginvestasikan waktu atau uang untuk menjalani hobi. Tapi setelah semua kebutuhan pokok telah tercukupi atau setelah aktivitas yang lebih penting sudah dijalani.

Bagaimana dengan saya? Saya juga sedang belajar untuk itu. Walaupun terkadang kegagalan demi kegagalan yang saya dapatkan. Tidak apa-apa, bukankah itu ciri orang yang sedang belajar? Selalu ingin lebih baik dari hari ke hari, walaupun terkadang kegagalan menerpa adalah ciri-ciri pembelajar sejati. Semoga saja saya dan Anda termasuk pembelajar sejati.

April 16, 2010

Berpikir Secara Luas

Filed under: Uncategorized

Page 55: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Sebuah istilah diciptakan atau digunakan untuk mempermudah memahami dan mengingatnya. Dalam dunia ilmiah, hal tersebut sudah biasa. Nah, kita akan menggunakan sebuah istilah yang kurang lazim, yaitu berpikir secara luas untuk pembahasan kali ini. Kita pernah sedikit membahasnya hampir setahun lalu di awal tulisan yang berjudul buah kesabaran. Tapi itu hanya salah satu aspek dari berpikir luas. Kita akan membahas aspeknya secara menyeluruh.

Berpikir secara luas berarti berpikir dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Sebab, segala sesuatu terkadang tidak sesederhana yang dipikirkan. Banyak hal yang dikira sederhana, tapi berdampak luas dan panjang. Sehingga diperlukan sikap hati-hati dan tidak tergesa-gesa sebelum memutuskan melakukan sesuatu. Aspek yang harus dipertimbangkan terdiri dari akibat dan konsekuensi, pengaruh, hal yang diluar kehendak, sudut pandang yang lain, dan perasaan orang lain.

Aspek yang pertama adalah akibat dan konsekuensi. Ini adalah aspek yang paling penting. Tidak ada yang meninggalkannya kecuali oleh orang yang tergesa-gesa dan sembrono. Sebab, tidak ada suatu kejadianpun yang terjadi, tanpa ada penyebabnya. Segala yang kita nikmati sekarang, adalah buah tindakan kita di waktu yang lalu. Dan apa yang kita dapatkan di masa depan adalah akibat tindakan kita saat ini.

Akibat dan konsekuensi yang didapatkan terkadang bersifat tetap dan menyakitkan. Atau bahkan kehancuran. Oleh sebab itu hal yang pertama kita pertimbangkan adalah sesuai atau tidaknya tindakan kita dengan aturan agama. Setelah itu baru melihat yang lain, seperti apakah tindakan kita akan menyebabkan kehormatan jatuh, dan sebagainya.

Aspek yang kedua adalah pengaruh. Bisa saja perbuatan seseorang berpengaruh secara luas dan merugikan orang yang sebenarnya tidak bersalah. Sifat kebanyakan manusia, menyamaratakan sesuatu karena pengaruh kedekatan. Misalnya, seorang yang melakukan kejahatan, menyebabkan anak, istri dan keluarganya turut dipersalahkan. Kasus Gayus

Page 56: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Tambunan contoh yang lain, tindakan satu oknum pegawai pajak, mencemarkan institusi dan seluruh pegawai pajak. Orang yang bijaksana, tidak akan menyebabkan orang yang lain susah-apalagi orang terdekatnya-akibat tindakan buruknya.

Aspek yang ketiga, hal yang diluar kehendak. Banyak hal terjadi tanpa bisa kita prediksikan. Untuk itu kita perlu untuk mengantisipasinya sebelum terjadi. Apalagi di zaman informasi seperti ini, dimana banyak aturan berubah dan adanya pendobrakan besar-besaran terhadap batas-batas yang berlaku pada masa sebelumnya.Apa yang berlaku pada masa sebelumnya, belum tentu berlaku pada zaman ini. Apa yang berlaku tahun ini, belum tentu berlaku pada tahun mendatang. Ketika kita mendapatkan keamanan kerja saat ini, belum tentu beberapa tahun lagi seperti itu. Antisipasi tidak menafikkan tawakal, sebab kita dituntut untuk berusaha dengan sebaik-baiknya.

Aspek yang keempat, sudut pandang yang lain. Kebuntuan pikiran dan penderitaan terjadi ketika kita melihat sesuatu hanya dari sudut pandang sendiri. Paradigma diri kita, terkadang terkungkung oleh egoisme, kepentingan, dan sentimen pribadi. Dengan melihat sudut pandang yang lain, diharapkan diri kita akan ‘kaya’ dan lebih mudah ketika kita dihadapkan dengan kesulitan.

Aspek yang kelima, perasaan orang lain. Sebelum bertindak dan melakukan sesuatu yang melibatkan orang lain, kita harus mengetahui dan menjaga perasaannya. Apakah ada yang merasa tersinggung dan dirugikan karena tindakan kita. Termasuk tindakan tidak terpuji ketika kita berbuat tanpa memperhatikan perasaan orang lain. Ketika meremehkannya, jangan salah siapa-siapa ketika kita tidak disukai orang lain.

Demikianlah.

Setelah kita mengetahui aspek yang harus kita perhatikan sebelum bertindak, mari kita cari tahu penyebab seseorang meninggalkannya.

Page 57: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Penyebabnya adalah, kemalasan dan sikap terburu-buru. Dan ini terjadi pada banyak orang, termasuk saya. Solusinya adalah hilangkan sifat malas, berfikirlah sebelum bertindak, perbanyaklah merenung dan bermusyawarahlah dengan orang yang bijaksana. Semoga kita mendapatkan hasil yang terbaik dari tindakan kita.

May 23, 2010

Kaya

Filed under: Uncategorized

Setelah kurenungkan baik-baik hakikat kekayaan,

Aku menemukan bahwa sebagian besar manusia itu kaya.

Ternyata kekayaan terletak pada diri kita,

Kita memiliki banyak sekali hal yang pastinya tidak akan mau kita tukar

dengan berapa milyar rupiahpun.

Kita memiliki mata, telinga, hidung dan masih banyak lagi.

Kita memiliki keluarga, makanan untuk dimakan, tempat untuk berteduh

dan masih banyak lagi.

Kita memiliki hal yang juga dimiliki orang berharta.

Perbedaan kita dengan orang berharta hanya terletak pada kualitas dan

kuantitas.

Padahal kekayaan terletak pada persoalan memiliki.

Page 58: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Ketika kita memiliki sesuatu yang kita butuhkan itu disebut kaya.

June 14, 2010

Keinginan Untuk Maju

Filed under: Uncategorized

Anda masih ingat Dedi yang saya ceritakan di tulisan yang berjudul Buah Kesabaran? Sekarang dia menjadi sopir taksi, dan masih tinggal di dekat Masjid. Anaknya sudah lahir dan sekarang tumbuh dengan sehat. Alhamdulillah, ternyata memang benar, sesudah adanya kesulitan ada kemudahan. Selama manusia memiliki harapan, dia pasti memiliki kekuatan. Apalagi yang diharapkan dari kita, apabila harapan saja tidak punya?

Selain harapan, yang harus dimiliki adalah keinginan untuk maju. Keinginan untuk maju adalah sebuah kekuatan dahsyat yang membuat peradaban kita bersinar. Apa yang mendasari terciptanya gedung-gedung bertingkat, satelit dan masih banyak lagi? Jawabannya satu: keinginan untuk maju. Nah, kita akan sedikit membahas tentang ini. Keinginan untuk maju adalah sikap mental seseorang dalam meninggalkan kenyamanan, untuk hidup yang lebih baik. Keinginan untuk maju adalah salah satu indikator kesuksesan seseorang atau bahkan sebuah bangsa. Keinginan untuk maju harus dimiliki oleh para wiraswasta dan yang berniat untuk menjadi wiraswasta.

Berbicara tentang wiraswasta, di dalam artikel yang ditulis oleh James Castle -bersama Todd Callahan dan Andri Manuwoto di Suara Pembaruan tanggal 21 Juli 2001-, dikemukakan bahwa di Indonesia terdapat 40 Juta UKM (Usia Kecil Menengah) yang mempunyai kontribusi terhadap PDB dan menyerap banyak tenaga kerja walaupun perekonomian tidak mendukung. Masih kata James Castle, menurut suatu laporan yang diterbitkan PT Biro Data Indonesia, pada tahun 2000, UKM di Indonesia dapat mempekerjakan sedikitnya 74,4 juta orang. Bila diasumsikan bahwa tenaga kerja di Indonesia berjumlah sekitar 80 juta, maka terhitung 93% pekerja di Indonesia yang mencari nafkahnya di sektor UKM.-Sekian dari James Castle-

Page 59: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Bayangkan, apabila sebagian besar UKM diatas menjadi usaha yang maju. Cita-cita Indonesia menjadi raksasa ekonomi, menjadi bukan hanya khayalan. Tampaknya perlu pembinaan yang serius dan adanya fasilitas dari pemerintah. Tapi, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan keinginan untuk maju, jangan hanya berpuas diri dengan hasil yang didapat, sementara kita masih memiliki kemampuan yang lebih. Ini bukan hanya masalah uang, tapi bagaimana perhatian kita terhadap kehidupan yang lebih luas dan nasib orang lain.

Saya teringat dengan seorang teman. Mulanya dia berprofesi sebagai marbot masjid. Profesi yang mulia memang, tapi teman saya menyatakan bahwa masa depan sebagai seorang marbot masjid tidak tentu. Di dalam percakapan dengan saya, dia menyatakan ingin mempunyai profesi lainnya yang lebih pasti. Saya salut kepadanya, di usianya yang relatif masih muda, dia memiliki sebuah pemikiran yang jauh ke depan. Selama dia menjadi marbot, gajinya dia sisihkan. Dari uang tabungannya, dia membeli tanah beberapa ratus meter di dekat rumahnya. Dari hasil tabungannya juga, dia membeli kotak etalase mini. Mulailah dia berbisnis pulsa. Ternyata, bisnis pulsanya berjalan dengan baik. Semakin meluap-luaplah keinginan untuk berpindah profesi.

Akhirnya dia memberanikan diri keluar dari tempat kerjanya-setelah melalui pertimbangan yang matang-dan berjualan pulsa secara penuh waktu, bukan lagi sebagai sampingan. Beberapa saat setelah dia berjualan pulsa, ada yang menawarkan kerjasama penjualan gas elpiji. Dengan dibantu pamannya, dengan sistem bagi hasil, dia juga berjualan gas elpiji. Hasil dari berjualan gas elpiji, dia belikan pasir, batu, dan lain-lain. Rencananya, dia ingin membangung tempat kost.

Keinginan untuk maju akan berguna ketika ada tindakan untuk menggapainya. Tindakan sedikit demi sedikit untuk membangun pondasi, lebih baik daripada hanya sekedar keinginan. Saya optimis, dia bisa menjadi orang yang sukses andaikata dia mau lebih banyak belajar dan selalu ingin lebih baik dari hari ke hari.

Page 60: Belajar Untuk Lebih Dewasa

July 22, 2010

Alasan Mengalah

Filed under: Uncategorized

Mendefinisikan sesuatu terkadang menjadi hal yang menyulitkan. Pikiran kita bersifat absurd dan susah untuk mengungkapkannya secara jelas. Oleh sebab itu, terkadang kita merasakan sesuatu yang kita tidak tahu apa itu. Nah, tugas seorang pemikir adalah mengungkapkan apa-apa yang susah diungkap itu. Sebenarnya kita semua adalah pemikir-pemikir kreatif yang mempunyai potensi untuk mengungkap berbagai rahasia pikiran. Hanya saja, kita kurang mengetahui ilmunya dan kurang belajar untuk itu.

Sepertinya perlu untuk menjadi pemikir kreatif untuk mendefinisikan arti mengalah. Sebuah kalimat yang mempunyai arti berlawanan dengan kata dasarnya, yaitu kalah. Kata me- yang mendampingi kata kalah justru menjadikan artinya bukan lagi kalah, tapi menang. Kenapa menang? Sebab, kemenanganlah yang didapatkan orang yang mau mengalah. Kembali kepada definisi, menurut saya, mengalah adalah sikap mental seseorang dalam meninggalkan hal yang sebenarnya bisa dia lakukan. Mengalah berbeda dengan kalah, kalah bersifat terpaksa, sedang mengalah bersifat alternatif.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang mengalah. Alasan yang pertama, adanya kemaslahatan atau manfaat yang sangat besar dengan sikap itu. Manfaat itu bisa berbentuk ukhrowi ataupun duniawi. Manfaat duniawi bisa berupa hubungan baik, kemudahan dan lain-lain. Komunitas dengan adanya sikap saling mengalah adalah sebuah komunitas yang sehat. Apa jadinya kalau tidak ada sifat mengalah di dalam sebuah komunitas? Pasti terjadi sebuah kekacauan.

Sebagai contoh, ketika semua orang ingin didahulukan dan tidak mau mengantri, pasti waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama bila dibandingkan apabila semua orang tertib mengantri. Karakter mengalah dan menghormati hak orang lain harus dipupuk sejak dini, sebab sikap egois dan

Page 61: Belajar Untuk Lebih Dewasa

mau menang sendiri hanya berakibat buruk pada sebuah komunitas. Contoh yang lain, suami istri yang salah satunya mempunyai sikap mengalah, kemungkinan perceraiannya lebih rendah daripada yang tidak ada satupun yang mau mengalah. Apalagi yang dua-duanya memiliki sikap itu.

Alasan yang kedua, adalah menghindari mudharat atau hal-hal yang tidak diinginkan. Terkadang kita tidak mengetahui bagaimana watak asli manusia. Di dunia ini banyak sekali serigala berbulu domba yang setiap saat siap menerkam kita. Untuk itu diperlukan sikap hati-hati ketika berinteraksi dengan orang lain untuk menghindari mudharat yang ditimbulkan olehnya. Salah satu perwujudan sikap hati-hati adalah sikap mengalah ketika berurusan dengan orang lain. Mengingat keluarga yang tidak tahu apa-apa juga adanya saat-saat kita lengah dapat meningkatkan alasan untuk mengalah. Ini tidak menafikkan keberanian. Kita akan membahas tentang keberanian di tulisan yang lain.

Alasan yang ketiga adalah rasa malu. Rasa malu merupakan salah satu pendorong yang kuat yang menyebabkan sikap mengalah pada diri seseorang. Hal ini dikarenakan, rasa malu menyebabkan seseorang menghindari hal-hal yang tercela, tidak berguna, yang menjatuhkan harga diri dan yang menyusahkan orang lain. Rasa malu adalah akhlak yang terpuji, selayaknya semua manusia memilikinya.

Saya pernah membaca, bahwa bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat tinggi sifat malunya. Mereka rela memutar mobilnya lewat jalan yang lebih jauh, hanya karena malu tidak mau merepotkan orang lain. Nah, sifat-sifat positif seperti ini harus kita tiru.

Demikianlah.

Setelah mengetahui alasan untuk mengalah, mari kita jadikan mengalah menjadi sifat kita. Mengalah dan sikap tidak tergesa-gesa adalah satu jalan. Mengalah adalah sebatang beringin, diam tapi kuat. Diam tapi bermanfaat,

Page 62: Belajar Untuk Lebih Dewasa

menghasilkan mata air kebijaksanaan. Dengan mengalah, kita membangun kekuatan yang lebih dahsyat, kita pancangkan akar dan fondasi yang kokoh. Mengalah adalah tanda orang yang dewasa. Belajarlah untuk lebih dewasa.

August 19, 2010

Gengsi

Filed under: Uncategorized

Sebenarnya ada perasaan ragu ketika saya ingin menulis. Ini dikarenakan ketidakinginan saya menulis sesuatu dengan topik yang sama dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Tapi, setelah saya renungkan, memang ada tulisan yang sepintas mirip, tapi sangat berbeda esensinya. Mungkin Anda bertanya, topik dan tulisan apa yang membuat saya ragu? Saya ingin menulis tentang gengsi dan menjadi ragu karena tidak ingin sama dengan tulisan yang berjudul Tentang Berbangga-bangga.

Berbangga-bangga berbeda dengan gengsi. Berbangga-bangga identik dengan tinggi hati dan meremehkan orang lain. Sedangkan gengsi masih dibawah itu, gengsi identik dengan ketidakinginan akan celaan dan anggapan remeh orang lain. Walaupun berbeda, kedua sifat itu bisa menjadi satu dalam diri seseorang. Gengsi bisa menyebabkan sikap berbangga-bangga, dan berbangga-bangga bisa menyebabkan sikap gengsi.

Menurut saya, penyebab gengsi ada dua. Yang pertama, sikap kita yang terlalu memperhatikan bagaimana kata orang. Ketenangan dan tindakan kita ‘disetir’ oleh perasaan khawatir terhadap pendapat orang lain. Padahal, kalau kita renungkan, hal tersebut justru membuat kita menderita, sebab pikiran satu orang dengan orang lainnya pasti berbeda. Apa yang menurut kita benar belum tentu menurut orang lain benar. Memang kita tidak boleh terlalu cuek dengan pendapat orang lain, tapi menghabiskan waktu untuk memikirkannya sangat merugikan. Sikap yang benar, adalah pertengahan dari itu. Tidak boleh terlalu cuek juga tidak boleh terlalu memikirkannya.

Page 63: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Yang kedua. Lingkungan. Lingkungan memberikan pengaruh yang luar biasa besar terhadap kepribadian seseorang. Pengaruh lingkungan terhadap seseorang seperti pengaruh air terhadap binatang yang hidup di dalamnya, bahkan mungkin lebih. Anak yang dididik dengan sikap gengsi, dan tinggi hati atau orang yang berteman dengan yang mengedepankan gengsi, lambat laun akan bersikap seperti itu. Kedua alasan tadi mungkin hanya sebagian kecil. Masih banyak alasan yang mungkin bisa Anda ungkap dengan merenungkannya.

Akibat Gengsi

Ternyata, sikap gengsi memiliki akibat negatif. Akibatnya bisa kecil dan besar, tergantung besar kecilnya masalah. Maksudnya seperti ini. Sikap gengsi adalah sebuah sikap yang mampu membentuk persepsi dan paradigma kita. Salah satu akibatnya adalah kita menimbang baik-tidaknya sesuatu, bahkan boleh tidaknya sesuatu hanya berdasarkan ego dan gengsi kita. Kemudian terbentuklah perilaku. Semakin besar rasa gengsi dan semakin besar masalah, semakin besar akibatnya.

Sebagai contoh, orang yang merasa gengsi menerima kebenaran, bisa jadi menyebabkan dia sedapat mungkin menolaknya dan mempengaruhi orang lain agar seperti itu, walaupun dengan cara kekerasan. Ini termasuk akibat yang paling besar. Contoh yang lain, orang yang memaksakan diri melakukan sesuatu yang sebenarnya dia tidak mampu. Pastinya hal tersebut menimbulkan masalah.

Ada sebuah paradoks pada masyarakat kita. Masyarakat kita lebih mementingkan penampilan daripada isi. Kulit luar daripada esensi. Betapa banyak orang yang dalam kemampuan kurang, tapi memaksakan diri untuk tampil wah dengan sesuatu yang sebenarnya tidak mampu ia miliki. Nah, dari mempelajari watak dan kecenderungan ini, munculah yang dinamakan kredit.

Page 64: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Padahal, kalau direnungkan, alangkah bagusnya kalau mendapatkan sesuatu dengan perjuangan dahulu. Berjuang dahulu mengumpulkan uang, terus membeli barang yang diinginkan. Bukannya kebalikannya. Mendapat barangnya dahulu, baru mencicil.

Apalagi pada saat menjelang mudik seperti ini. Godaan untuk menunjukkan ‘kesuksesan’ kepada teman dan kerabat di kampung halaman sangatlah besar bagi perantau. Bagi orang yang memiliki gengsi besar, hal tersebut menjadi sesuatu yang merepotkan, apatah lagi jika orang tersebut bukan dari kalangan yang mampu.

Akibatnya, pengeluaran membengkak, hutang dimana-mana, bahkan tidak mustahil melakukan tindak kejahatan. Hanya karena sebuah gengsi! Benar, hanya karena sebuah gengsi. Orang yang bijaksana tidak akan mungkin bertindak seperti itu.

Nah, agar tidak seperti itu, kuncinya adalah selalu bersyukur dengan apa yang ada dan bersikap rendah hati. Apabila dua hal tadi ada dalam diri seseorang, Insya Allah, sifat-sifat buruk seperti berbangga-bangga atau mengedepankan gengsi akan menyingkir. Sebab, yang baik dengan yang buruk tidak akan menyatu. Walaupun begitu, tidak semua gengsi harus dicela. Ada juga gengsi yang baik yaitu ketidakinginan akan celaan karena perbuatan buruk kita. Ini yang disebut iffah yaitu menjaga kehormatan.

Selamat menjalankan Ibadah Shaum, dan Selamat hari raya Idul Fitri 1431 H

Taqoballohu Minna wa Minkum

September 6, 2010

Meminta Tolong

Filed under: Uncategorized

Saya pernah membaca sebuah cerita anak. Cerita tentang seekor tikus kecil yang berusaha memetik buah apel. Sangat berat perjuangan yang dilakukan

Page 65: Belajar Untuk Lebih Dewasa

si tikus kecil untuk mendapatkan sebutir apel. Sementara, ada beberapa binatang lainnya, seperti burung, monyet, gajah, jerapah, dan lainnya yang dengan mudah mendapatkan sebutir apel.

Si tikus berusaha meniru cara para binatang tersebut dalam mendapatkan apel, mulai dari ingin terbang seperti burung, ingin memanjat pohon seperti monyet, memanjangkan hidungnya agar seperti gajah, memanjangkan lehernya agar seperti jerapah dan lain sebagainya. Tapi kegagalan lah yang didapatkannya. Lalu, datanglah seekor anjing laut (atau singa laut?) dan si tikus menceritakan tentang kegagalannya. Si tikus kecil dan anjing laut akhirnya bekerjasama dan akhirnya mendapatkan masing-masing sebutir apel.

Mungkin Anda berpendapat bahwa kisah tersebut mempunyai beberapa pelajaran moral. Memang benar, kisah tersebut mengajarkan kita untuk tidak lekas menyerah dan saling menolong. Tapi ada sesuatu yang mengganjal di dada saya. Mengapa si tikus harus menunggu kegagalan demi kegagalan, dan menunggu ada binatang lain yang membantunya, hanya untuk mendapatkan sebutir apel? Berapa waktu yang terbuang hanya untuk itu?

Mengapa tidak dari awal meminta tolong untuk diambilkan sebutir apel kepada binatang lain yang kebetulan juga memetik apel? Sebuah mitos kemandirian mungkin telah menjangkiti si tikus kecil, yaitu segala hal harus bisa dikerjakan sendiri, dengan menafikkan batas kemampuan yang dimiliki. Tidak semua individu mampu melaksanakan suatu hal. Dalam sebuah komunitas, hal itu wajar. Untuk itu diperlukan sebuah kerjasama, saling melindungi, saling menolong, dan sebuah sikap yang jarang diajarkan, yaitu meminta tolong kepada yang lain.

Meminta tolong bukanlah tanda kelemahan. Meminta tolong adalah sebuah kewajaran di dalam hidup. Menunjukkan bahwa kita memerlukan orang lain, sebagaimana orang lain juga mungkin memerlukan kita. Saya yakin ketika si tikus meminta tolong kepada beberapa binatang tadi, salah

Page 66: Belajar Untuk Lebih Dewasa

satunya atau mungkin semua akan menolong dia. Begitupun kita, ketika meminta tolong kepada orang lain, mungkin sebagian besar dari mereka akan menolong.

Hal ini dikarenakan, pada dasarnya manusia bersifat sosial. Bagaimanapun cuek dan egoisnya seseorang, di dalam hatinya pasti ada keinginan untuk menolong, ketika dimintai tolong oleh orang lain. Dan mungkin ada semacam kegembiraan, karena dia merasa ‘dianggap’. Walaupun, tergantung meminta tolongnya dalam hal apa.

Yang pastinya, meminta tolong adalah salah satu keterampilan yang harus dipelajari dan sebuah kebijaksanaan yang harus dijalankan. Meminta tolong adalah salah satu kecakapan yang harus dimiliki seorang pemimpin. Seorang pemimpin tidak mungkin melaksanakan berbagai macam hal, dia harus mampu mendelegasikan tugas-tugas tersebut kepada anak buahnya.

Pendelegasian adalah meminta tolong dalam arti yang luas. Di dalam dunia modern inilah yang disebut dengan manajemen. Dalam lingkup yang lebih kecil, meminta tolong adalah sebuah upaya untuk bertahan, ketika sebuah batas kemampuan melingkupi kita. Meminta tolong adalah sebuah upaya agar banyak waktu tidak terbuang.

Walaupun begitu, tidak selayaknya semua hal dilakukan dengan meminta tolong orang lain. Kalau seperti itu, berarti kita dikategorikan sebagai orang yang manja, yang hidupnya tergantung dengan orang lain. Meminta tolong adalah sebuah alternatif, terkadang harus dilakukan, terkadang jangan. Orang yang bijaksana adalah orang yang tahu kapan saatnya meminta tolong dan kapan saatnya tidak.

***

Memperkenalkan blog baru saya

Berkunjung Ya!

Page 67: Belajar Untuk Lebih Dewasa

October 11, 2010

Pintar Vs Kaya

Filed under: Uncategorized

Anda pasti sering mendengar pernyataan: (yang intinya) kalau ingin kaya, maka jangan jadi orang pintar, jadilah orang bodoh. Sebab, orang pintar, lebih banyak pertimbangannya daripada aksinya. Ada juga nasihat, kenapa harus sekolah tinggi, kalau ingin kaya. Nasihat-nasihat ini seolah-olah menafikkan kepintaran dalam kaitannya dengan kesuksesan.

Sebenarnya, batasan pintar dengan bodoh dalam pernyataan tersebut masih mengambang. Apakah yang dimaksud ‘pintar’ adalah orang yang mempunyai kecerdasan tinggi, atau yang bersekolah tinggi tidak dijelaskan. Setahu saya, banyak sekali orang pintar yang menjadi orang kaya. Sebagai contoh, Jeff Bezos, pemilik Amazon.com, lulus dari Princeton University dengan IPK 4,2. Demikian juga dengan Bill Gates, Mark Zuckerberg adalah orang-orang cerdas yang kaya, walaupun mereka drop out dari kuliahnya.

Kesuksesan seseorang memang tidak tergantung dengan banyaknya gelar yang dimiliki. Banyak orang yang tidak pernah merasakan bangku sekolah, yang mendapatkan kesuksesan dan kekayaan. Tapi, banyak juga, orang yang sukses dalam pendidikan, sukses pula di dalam kehidupannya. Ini masalah tekad, keahlian dan nasib, bukan masalah pintar atau bodoh. Walaupun sekarang mungkin berbeda dengan zaman-zaman sebelumnya, dimana perbedaan nasib orang pintar dengan orang bodoh sangat terlihat.

Di dalam bukunya yang berjudul The Third Wafe-yang ditulis puluhan tahun yang lalu-, Alvin Toffler membagi sejarah manusia dan peradabannya dalam tiga gelombang, yakni Gelombang Pertama (tahun 8.000 S.M s.d 1700 M), Gelombang Kedua (tahun 1700 s.d 1970) dan Gelombang Ketiga (tahun 1970 s.d 2000). Gelombang Pertama adalah gelombang pembaruan, dimana manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Gelombang Kedua adalah masa revolusi industri, yang dimulai dengan penemuan mesin

Page 68: Belajar Untuk Lebih Dewasa

uap tahun 1712. Selanjutnya, Gelombang Ketiga, yang ditandai dengan pengutamaan pelipatgandaan kekuatan pikir manusia.

Mari kita jabarkan tiga gelombang diatas. Gelombang pertama dan gelombang kedua, dibutuhkan sebuah ketrampilan dan sebuah pendidikan yang menyangkut ketrampilan tersebut. Jadi tidak terlalu dibutuhkan orang-orang yang pintar dalam hal akademis. Ketika seseorang menguasai ketrampilan yang berhubungan dengan pekerjaannya, itu sudah cukup. Untuk menjadi kaya, seseorang harus mempunyai tekad yang kuat. Nah, mungkin pernyataan orang bodoh bisa menjadi kaya, cocok untuk dua gelombang ini.

Tapi, gelombang ketiga, apalagi gelombang keempat dan seterusnya, lebih diperlukan orang yang pintar daripada orang bodoh. Sebab, Anda lihat kata Alfin Toffler, di gelombang ini lebih diperlukan pelipatgandaan kekuatan pikiran. Tidak hanya dibutuhkan kerja keras, tapi juga sebuah pemikiran yang brilian. Apalagi di era konseptual seperti ini, diperlukan sebuah ide, informasi, dan kreativitas untuk menjadi kaya.

Memang, di gelombang ini, orang yang tidak berpendidikan atau yang tidak berpendidikan tinggi pun memiliki peluang untuk sukses dan kaya. Tapi, diperlukan sebuah pembelajaran yang lebih agar tidak tersaingi oleh orang-orang yang pintar. Jangan sampai orang-orang ‘bodoh’ tersebut menceburkan diri ke sesuatu yang belum dia kuasai.

Anggapan jangan terlalu banyak pertimbangan harus dikaji ulang. Sebelum memutuskan menjalani sesuatu kita harus memiliki keterampilan terlebih dahulu. Keterampilan ini bisa didapatkan melalui buku, seminar, website atau belajar dengan orang yang sudah berpengalaman.

Brian Sher di dalam bukunya yang berjudul What Rich People Know and Desperately Want to Keep a Secret menceritakan orang-orang yang ‘kebelet wirausaha’. Dimana mereka menceburkan diri kedalam bisnis tanpa adanya keahlian untuk berbisnis. Mereka meminjam uang dalam jumlah besar

Page 69: Belajar Untuk Lebih Dewasa

dengan jaminan seluruh harta pribadi atau tabungan hidup mereka untuk memulai berbisnis. Tetapi mereka melupakan yang paling penting dalam berbisnis, yaitu pelanggan. Jadi mereka menciptakan pekerjaan yang baru untuk mereka sendiri, dan menerima penghasilan yang lebih kecil daripada sebelumnya. Dan: “Hasilnya fatal, mereka terlambat menyadari bahwa memiliki sebuah bisnis sendiri berarti mempelajari satu set keahlian berbisnis yang sama sekali baru. Jika mereka tidak berinisiatif melakukan sesuatu untuk menguasai keahlian tersebut, langkah selanjutnya pasti kegagalan dalam bisnis.” Katanya.

Keahlian dalam berbisnis tentu berbeda dengan keahlian yang lain. Jangan mengira, keahlian ini akan ada dengan sendirinya ketika kita menceburkan diri kedalam bisnis. Walaupun ini bisa didapatkan dari kegagalan demi kegagalan, tapi sekarang hal itu tidaklah cukup. Nah, untuk itu diperlukan belajar yang terus menerus. Sa’di Syirazi, seorang sarjana Muslim berkata, “Orang arif berusaha belajar meski kata-kata berhikmah hanya bertuliskan pada dinding.”

Merencanakan sesuatu, tidak sesederhana yang dipikirkan. Merencanakan sesuatu harus berdasarkan realita dan kemampuan, jangan hanya karena ikut-ikutan. “Perencanaan dan pemikiran tentang masa depan bukanlah pekerjaan yang mudah. Perencanaan ini harus menjadi suatu sarana yang dapat melahirkan visi yang dikehendaki, bersangkut paut dengan masa depan yang diinginkan dan cara-cara serta metode-metode yang melahirkannya. Perencanaan harus dihubungkan dengan seluruh jangka hidup dalam satu rangkaian perkembangan terpadu untuk masa depan. Perkembangan, kami tekankan lagi, adalah suatu proses multidimensional.” Kata Ziauddin Sardar, seorang futurolog.

Nah, oleh sebab itu, untuk Anda yang masih sekolah atau kuliah, jangan berkecil hati. Anda memiliki kesempatan besar meraih sukses. Belajarlah yang rajin, jangan lupa untuk mengasah berbagai macam keterampilan. Untuk yang merasa ‘bodoh’ Anda juga memiliki kesempatan untuk sukses. Anda mempunyai kesempatan untuk menjadi ‘pintar’ dengan lebih murah

Page 70: Belajar Untuk Lebih Dewasa

dan mudah bila dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Yang paling penting adalah keinginan untuk belajar.

November 16, 2010

Konsisten

Filed under: Uncategorized

Bahwa ada hasil dari apa yang kita lakukan, sudah menjadi sebuah kesepakatan. Hanya saja, tidak banyak yang menyadari, untuk mendapatkan sebuah hasil, terkadang tidak sesederhana yang kita bayangkan. Banyak jalan berliku dan menanjak yang bisa membuat kita putus asa, mengurungkan niat atau mencoba memulai hal yang lain.

Ada kisah mengenai batu. Sekeras apapun sebuah batu, akan menjadi hancur ‘hanya’ karena tetesan air. Dengan syarat air itu menetes secara terus menerus. Inilah yang mengilhami Imam Ibnu Hajar Al Asqalani-salah seorang ulama dan ahli Hadist terbesar- untuk terus menuntut ilmu di tengah keterbatasan yang dimiliki. Semangat dan konsistensi beliau dalam menuntut ilmu, membuahkan hasil yang spektakuler. Demikian juga yang lain, untuk mendapatkan sebuah hasil diperlukan sikap konsisten.

Berbicara tentang sikap konsisten, menurut KBBI online, mempunyai dua arti:

1 tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek;

2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya — dng ucapan.

Mari kita jabarkan dua definisi konsisten diatas. Definisi pertama, konsisten berarti tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; Sebuah sikap mental dalam menghadapi sesuatu-baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan-yang sifatnya terus menerus. Konsisten lebih luas dari sikap disiplin. Konsisten didasari oleh sebuah paradigma, sedang disiplin didasarkan pada alasan.

Page 71: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Tidak seperti alasan yang mudah berubah karena sebuah informasi, untuk merubah paradigma sangatlah sulit. Sebab, paradigma adalah kerangka yang membentuk pikiran kita dan biasanya dipengaruhi oleh perjalanan hidup. Walaupun begitu betapapun sulitnya, untuk memupuk konsistensi, harus terlebih dahulu merubah dan membentuk paradigma yang dimiliki . Ketika paradigma terbentuk, terbentuklah sebuah alasan yang kuat atau komitmen. Kemudian muncul tindakan. Paradigma adalah air, tetesan adalah tindakan, batu adalah tujuan. Nah semakin kuat paradigma, semakin banyak tetesan yang mengarah ke batu, dan makin besar kemungkinan untuk ‘hancur’. Hancurnya sebuah batu adalah tercapainya sebuah tujuan.

Hal pertama yang diperlukan untuk membentuk paradigma adalah pengetahuan bahwa hal yang kita lakukan benar atau tidak. Ini yang kita sebut dengan keyakinan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan. Tapi sebelum dan setelah itu, selayaknya kita memohon petunjuk kepada Allah subhanahu wa Ta’ala, yaitu dengan berdoa dan Sholat Istikaroh, jangan hanya mengandalkan diri sendiri.

Alangkah bodohnya saya ketika hanya mengandalkan diri saya ketika memutuskan sesuatu. Ketidaktahuan tentang permasalahan tersebut serta didasari hanya karena ikut-ikutan menyebabkan saya terjerembab ke dalam sebuah lubang gelap. Dimana saya hanya berjalan, tapi tidak tahu kemana.

Page 72: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Dan ini terjadi selama bertahun-tahun, dimana saya melakukan sesuatu yang masih mengambang tujuannya.

Yang kedua adalah mencari ‘mentor’ atau guru yang siap mengajari dan meluruskan apabila terjadi kesalahan. Setelah itu, kita mencari sebuah komunitas yang sejalan dengan pikiran kita. Bagaimana perilaku manusia, ditentukan dilingkungan mana dia berada. Mentor dan komunitas ini diperlukan untuk sharing.

Setelah paradigma terbentuk, maka diperlukan sebuah komitmen, keberanian dan ketahanan di tengah adanya perubahan. Nah, manfaat mentor dan komunitas akan terasa. Dengan adanya mentor dan komunitas, akan membangkitkan semangat untuk selalu konsisten. Namun, ketika suatu hal terlihat kesalahannya, tidak selayaknya kita konsisten dengan kesalahan itu. Untuk itu diperlukan sikap mengoreksi diri secara terus menerus.

Definisi kedua, konsisten berarti selaras; sesuai: perbuatan hendaknya (sesuai–tambahan dari saya) — dng ucapan.Menyelaraskan antara perbuatan dan ucapan sangatlah sulit. Manusia memiliki kelemahan yang terkadang menyebabkan keterpelesetan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Seorang pembelajar sejati, apabila terpeleset dan jatuh, akan bangkit, menyesali kesalahannya, kemudian menjadikannya pelajaran agar tidak terulang kembali. Demikian terus menerus seperti itu, sampai ajal menjemput.

Jatuhnya seseorang kepada kesalahan, tidak berarti menafikkan upaya untuk menebarkan kebenaran, khususnya melalui ucapan. Setiap manusia memiliki kesalahan, dan tidak tercela ketika dia menyadari kesalahannya, kemudian memperingatkan orang lain agar tidak terjatuh kepada kesalahan yang sama.

Terkadang orang mencela orang lain yang berusaha konsisten yang terjatuh kepada kesalahan. Orang semacam ini tidak mengetahui tabiat manusia,

Page 73: Belajar Untuk Lebih Dewasa

atau tidak mau memanusiakan kemanusiaan orang lain. Seharusnya dia mengaca diri, apakah dia memiliki kesempurnaan sebagaimana yang dia harapkan kepada orang yang dia cela.

Kesimpulannya: konsisten adalah sebuah usaha, bukanlah sebuah hasil. Baik konsisten untuk mencapai cita-cita atau konsisten antara ucapan dan perbuatan. Konsistensi sama pentingnya dengan sebuah hasil. Hasil adalah sebuah ‘bonus’ dari sikap konsisten. Sikap konsisten harus dipupuk, jika tidak ingin menjadi seorang yang plin-plan atau seorang pemimpi. Semoga kita selalu konsisten dengan kebaikan.

****

Terima kasih untuk mas Muslih dan Ustadz Anwar yang beberapa Minggu ini rutin mengirim sms nasehat kepada saya.

December 8, 2010

Manfaat Merenung

Filed under: Uncategorized

Jiwa manusia, seperti sebuah cawan kosong. Tidak ada sesuatupun, melainkan bisa mengisinya. Entah itu udara, air ataupun batu. Tapi jiwa lebih mudah diisi daripada sekedar cawan. Kebaikan dan keburukan senantiasa bergiliran untuk mengisi jiwa itu. Orang yang bijaksana, senantiasa mengusahakan agar kebaikan selalu mengisi jiwanya.

Untuk mengisi jiwa dengan kebaikan, perlu usaha yang konsisten. Sebab, ketika kita lengah, kejelekan akan menggeser posisinya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kejelekan masuk ke jiwa kita, seperti memohon pertolongan kepada Allah subhanahu wa Ta’ala, menambah pengetahuan, bergaul dengan orang baik, dan merenung. Untuk satu yang terakhir, sepertinya jarang dibahas. Jarang sekali orang yang menyarankan agar memperbanyak merenung. Padahal banyak sekali manfaat merenung

Page 74: Belajar Untuk Lebih Dewasa

untuk kebaikan jiwa kita. Nah, kita akan sedikit membahasnya di tulisan pendek ini.

Manfaat pertama, dengan merenung, kita akan mengungkap banyak sekali hakikat. Hakikat ini bisa berupa hal yang baru, yang belum pernah dibahas oleh siapapun. Banyak sekali pemikiran besar yang muncul ‘hanya’ karena sebuah renungan. Juga kata-kata bertenaga yang dikeluarkan oleh orang besar, saya yakin kata-kata itu muncul dari sebuah perenungan yang panjang. Sebagian besar tulisan saya juga hanya didasari oleh perenungan.

Manfaat kedua, akan membebaskan pikiran dari kesedihan, kekalutan, dan kecemasan. Sebuah perenungan adalah upaya pemaksaan untuk menghayati permasalahan yang ada. Dengan itu, kita mencari penyebab, solusi dan sudut pandang yang lain. Kita tidak mungkin memikirkan dua hal pada satu waktu. Pemikiran atau penghayatan kita terhadap sebuah permasalahan, mau tak mau akan menggeser kesedihan, kekalutan dan kecemasan yang ada.

Manfaat ketiga, akan membebaskan seseorang dari kejelekan dan mengisinya dengan kebaikan-sebagaimana yang tercantum di awal-. Dengan merenung, kita akan memaknai hukum sebab akibat, bahwa keburukan akan berakibat keburukan dan kebaikan akan berakibat kebaikan. Dan semuanya berasal dari jiwa. Jiwa yang penuh kebaikan, tercermin dari perbuatan dan perkataannya. Sedang jiwa yang penuh dengan keburukan, akan tampak pada wajah dan tingkah lakunya. Sebuah perenungan, adalah upaya untuk membuat jiwa kita menjadi lebih baik.

Manfaat keempat, dengan merenung, kita akan menemukan kekayaan jiwa. Sebuah perenungan yang dalam, akan melahirkan sebuah kesadaran tentang hidup. Yaitu hakikat sebuah perjalanan yang sedang kita lakukan. Sebuah perjalanan yang seharusnya tidak diisi dengan sesuatu yang tercela dan tidak bermanfaat. Dengan itu, kita akan mengetahui tidak ada manfaatnya iri kepada orang lain yang dalam hal duniawi diatas kita. Kita

Page 75: Belajar Untuk Lebih Dewasa

akan mengetahui bahwa diri kita begitu kaya. Betapa banyak kenikmatan yang diberikan kepada kita.

Manfaat kelima, dengan merenung, kita akan menemukan hiburan. Jiwa manusia, secara tabiat membutuhkan hiburan. Tujuan berhibur adalah menemukan kegembiraan, dan salah satu sarananya adalah dengan perenungan. Betapa banyak manusia yang didera kesulitan dan musibah yang masih mampu tersenyum. Menurut saya, ini dikarenakan mereka masih memiliki sebuah harapan. Darimana mereka menemukan bahwa masih ada harapan? Salah satunya adalah dari perenungan.

Nah, begitu besar manfaatnya merenung. Mengapa tidak kita jadikan kebiasaan? Investasikan waktu kita untuk merenung. Saya pernah baca, pengusaha muda Elang Gumilang menyediakan waktu seminggu sekali menyepi untuk merenung.

Merenung adalah sebuah ‘olah raga otak’ bagaimana kita menciptakan sebuah ruang dalam pikiran kita untuk mengevaluasi dan mencari solusi. Pikiran akan menjadi semakin tajam karena itu. Sikap kita menjadi lebih terarah. Bukankah kematangan jiwa berasal dari sebuah pembelajaran? Bukankah perenungan adalah salah satu bentuk pembelajaran? Oleh sebab itu, merenunglah. Renungilah kehidupan dan tujuan hidup Anda. Renungkanlah akibat apabila Anda melakukan sesuatu. Semoga itu membawa kebaikan pada diri Anda.

January 5, 2011

Belajar Untuk Lebih Dewasa

Filed under: Uncategorized

Setidaknya, saya memiliki hutang tiga buah tulisan kepada Anda. Saya pernah menjanjikan akan membahas tentang filsafat, fungsi rumah untuk pendidikan dan keberanian. Untuk pembahasan tentang filsafat, setelah saya pertimbangkan, tidak akan saya tulis di blog ini. Sebab, sudah banyak sekali pembahasan mengenainya oleh orang yang lebih berkompeten dari

Page 76: Belajar Untuk Lebih Dewasa

saya. Untuk Tulisan Fungsi Rumah Untuk Pendidikan, Insya Allah akan saya tulis dalam waktu dekat. Dan untuk keberanian, akan saya sisipkan sebuah pembahasan khusus mengenainya di dalam tulisan ini.

O iya, saya (Sior Nima) akan menulis tentang bagaimana belajar untuk lebih dewasa:

Usia saya, sudah tidak bisa dikatakan remaja lagi. Anak saya sudah dua-sebentar lagi tiga, Insya Allah- Oleh sebab itu, mau tidak mau saya harus menjadi orang yang dewasa dalam sikap, fikiran dan tindakan -Bukan hanya dewasa secara fisik- Walaupun itu hanya salah satu alasan, tapi sebenarnya sudah cukup membuat saya harus memutuskan untuk menjadi lebih dewasa.

Ketika memutuskan untuk menjadi lebih dewasa, saya mengetahui bahwa saya harus belajar untuk itu. Sebab, sesuatu yang baru tidak akan bisa dilakukan, kecuali dengan mempelajarinya. Salah satu bentuk pembelajaran adalah mengetahui detail dari sebuah persoalan.

Mari kita kuliti sampai esensi kata dewasa. Dewasa berartibisa menempatkan sesuatu secara tepat. Jadi, kebanyakan orang tidak bisa dikatakan dewasa secara utuh. Kebanyakan orang, dewasa pada beberapa sisi dan tidak dewasa pada sisi yang lain. Tapi, dengan pembelajaran, sebuah kematangan-yaitu sisi kedewasaan yang lebih banyak daripada sisi ketidakdewasaan- dapat diraih. Sebuah kematangan yang ditandai dengan tercapainya sebagian besar ciri-ciri kedewasaan.

Kedewasaan mempunyai ciri-ciri yaitu: sikap yang tepat, keberanian, kesabaran, tanggung jawab, percaya diri dan berpikir secara luas. Ini adalah penyederhanaan dari berbagai macam ciri. Ciri yang pertama, sikap yang tepat. Orang yang ingin belajar untuk lebih dewasa harus mengetahui bagaimana bersikap yang tepat pada kondisi, situasi dan orang yang berbeda-beda. Bagaimana kita bersikap kepada yang lebih tua tentu

Page 77: Belajar Untuk Lebih Dewasa

berbeda dengan bagaimana kita bersikap dengan kawan sebaya, apalagi dengan yang lebih muda.

Juga bagaimana kita bersikap yang tepat pada kondisi yang mengharuskan kita seperti itu. Cara kita berbicara, bertingkah, bercanda, dan lain-lain juga harus secara tepat. Kita bisa mempelajari hal ini di kitab Fiqhul Akhlaq wal Muamalat bainal Mu’minin karya Syaikh Mustafa Al ‘Adawy (Sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Fiqih Akhlak, terbitan Qisthi Press)

Ciri yang kedua adalah keberanian. Menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, keberanian adalah salah satu bentuk kesabaran. Keberanian adalah sikap menahan diri dan terus melangkah walaupun muncul ketakutan, ketidakberdayaan, sedikit harapan dan rasa sakit. Jadi, keberanian bukan hanya dalam bentuk kekerasan. Orang yang masih berjuang di tengah kekurangan, adalah orang yang berani. Seorang pengusaha dengan modal tidak seberapa adalah orang yang berani. Dan masih banyak lagi.

Sebenarnya, karakter keberanian sebagai ciri kedewasaan, bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kita lihat, seekor ayam yang penakutpun akan menjadi galak dan berani ketika mempunyai anak yang masih kecil. Kita bisa mengambil hikmah dari hal ini, bahwa karakteristik melindungi harus kita miliki agar salah satu ciri kedewasaan terpenuhi.

Selain karakter melindungi, bentuk keberanian lain adalahkemandirian. Seorang dewasa, akan sangat malu apabila selalu menggantungkan diri kepada orang lain. Orang yang dewasa, akan berusaha melakukan sesuatu dengan sebisa mungkin tidak merepotkan orang lain. Coba Anda bayangkan, ketika kita menikah, pastinya mau tidak mau kita harus mandiri. Tidak boleh kita terus menerus bergantung kepada orang tua. Nah, itu sebabnya saya katakan bahwa kemandirian adalah salah satu bentuk keberanian. Walaupun begitu, ini tidak menafikkan sikap meminta tolong, ketika batas

Page 78: Belajar Untuk Lebih Dewasa

kemampuan melingkupi. Coba Anda baca kembali tulisan yang berjudul Meminta Tolong.

Selain karakter melindungi dan kemandirian, sebenarnya sikap mengalah juga merupakan bentuk keberanian. Sifat mengalah adalah sebuah keberanian yang dihiasi oleh kebijaksanaan. Dan bukan merupakan sifat pecundang. Di dalam tulisan yang berjudul Alasan Mengalah, dikatakan bahwa sifat mengalah harus menjadi karakter kita. Tapi, tidak menafikkan tindakan membalas, apabila sikap orang lain sudah keterlaluan. Orang yang bijaksana, mengetahui kapan harus mengalah dan kapan harus membalas.

Ciri yang ketiga, kesabaran. Orang yang dewasa adalah orang yang mampu menahan diri dari sesuatu yang menyenangkan maupun yang tidak mengenakkan. Ketika ditimpa musibah, kita harus bersabar. Ketika mendapatkan nikmat, bentuk kesabaran kita adalah bersyukur dan menahan diri untuk tidak pamer, meluaskan hati kita untuk berbagi dan bentuk kesabaran yang lain.

Diantara bentuk kesabaran adalah sikap tenang ketika ditimpa musibah. Dengan tidak menjerit-jerit, menjambak rambut dan tindakan negatif lainnya. Manusiawi ketika kita bersedih saat kehilangan sesuatu, tapi diperlukan sebuah kesabaran dalam menyikapinya. Nah, matang atau tidak matangnya pikiran kita bisa dilihat dari hal ini. Memang sangat berat, oleh sebab itu kita harus meminta tolong kepada Allah subhanahu wa Ta’ala.

Ciri yang keempat adalah tanggung jawab. Tanggung jawab mempunyai arti menjaga dan menunaikan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Setiap manusia mempunyai amanah yang harus ia jaga. Tubuh adalah amanah, keluarga adalah amanah, pekerjaan adalah amanah dan masih banyak lagi. Ketika manusia sudah tidak mau menjaga dan menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya, yang terjadi adalah kerusakan.

Oleh sebab itu, alangkah lucunya ketika ada orang yang tidak sanggup menjaga sebuah amanah, tetapi meminta amanah itu diberikan kepadanya.

Page 79: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Apa yang terjadi ketika yang dinamakan amanah itu adalah sebuah masyarakat yang majemuk dalam hal keyakinan, budaya dan pikiran?

Hmmm, sepertinya terlalu berat membahas itu, lebih baik kita membahas tentang menjaga amanah sebagai bentuk kedewasaan saja. Tanggung jawab atau menjaga amanah ini adalah salah satu ciri yang membedakan seorang dewasa dengan seorang yang belum dewasa. Semakin dewasa seseorang, semakin bertanggung jawablah dia. Sebab, dia mengetahui bahwa segala sesuatu ketika dijaga dan ditunaikan dengan sebaik-baiknya, niscaya mendapat hasil yang baik (kecuali Allah subhanahu wa Ta’ala berkehendak lain).

Seperti petani yang menjaga tanamannya, dia rawat dengan sebaik-baiknya. Dia jauhkan dari hama dan burung yang mengganggu. Hasilnya, dia menunggu dengan optimis. Begitupun amanah, ketika dia jaga dengan baik-baik, dia tunaikan dengan baik-baik, hasilnya bisa dia petik dengan penuh optimis. Tapi orang yang bijaksana, tidak begitu mementingkan hasil. Mereka bertanggung jawab karena memang mereka mencintainya sebagai sebuah proses.

Ciri yang kelima adalah kepercayaan diri. Saya tidak menyebutkan percaya diri berarti percaya dengan kemampuan diri sendiri. Saya lebih senang mendefinisikannya sebagai sebuah harapan positif bahwa kita bisa melakukan sesuatu. Ini sebagai sebuah bentuk kerendahhatian kita terhadap Allah subhanahu wa Ta’ala, sebab segala sesuatu adalah milikNya, segala yang kita dapatkan adalah karena karuniaNya.

Berbicara mengenai kepercayaan diri, CR Snyder, professor klinis dari University of Kansas, saat meneliti 200 mahasiswa tingkat awal menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki harapan positif memiliki prestasi lebih baik dan mampu menyelesaikan kuliah lebih cepat daripada mahasiswa yang berpikiran negatif terhadap masa depan mereka. Selain itu, Lewis Curry, Phd, profesor psikologi olahraga dari University of Montana, menguji 106 atlet perempuan, menemukan bahwa atlet yang

Page 80: Belajar Untuk Lebih Dewasa

sukses dalam pertandingan adalah mereka yang memiliki harapan positif terhadap prestasinya. Sebaliknya, mereka yang berpikiran negatif menghasilkan sikap pesimis, dan cenderung gagal meraih hasil yang gemilang.**

Begitupun terhadap orang yang ingin menjadi lebih dewasa, harus mempunyai harapan positif untuk itu. Sebab, hal tersebut merupakan salah satu kekuatan dan pondasi yang diperlukan. Ketika kekuatan dan pondasi tersebut rapuh, dikhawatirkan akan ambruk. Kata ambruk adalah kiasan dari kegagalan dalam meraih kematangan. Kata ini juga bisa berarti, tidak adanya kepercayaan dari orang lain kepada kita. Bagaimana bisa kita berharap agar orang lain percaya kepada kita, sedang kepada diri sendiri saja tidak mempercayainya.

Ciri yang terakhir, berpikir secara luas. Kita pernah membahasnya beberapa bulan yang lalu. Coba Anda baca kembali.

Penutup.

Ini adalah kesimpulan dari hampir tiga tahun pembahasan kita tentang kedewasaan. Mungkin sangat jauh dari kesempurnaan. Saya memohon maaf bila selama ini ada kesalahan atau kekhilafan, karena saya hanya seorang penulis pemula serta manusia yang tidak sempurna, yang sekedar ingin berbagi. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang bersedia meluangkan waktu untuk membaca tulisan-tulisan yang ada di blog ini. Terkhusus untuk teman-teman di blogdetik, seperti ibu bintangtimur/ maaf belum bisa kopdaran di Garut, mas aribicara, mas husein, mbak dee rumah kayu, mbak unisyifa, mas Daniel, mas rice2 gold, mbak yang putri, dan masih banyak dblogger yang lainnya. Juga pak sawali, pak marsudiyanto, pak wandhi, pak webersis, dan para blogger terkenal yang mau meluangkan waktu untuk menengok blog ini.

Terima kasih juga kepada yang telah memberikan award kepada blog ini. Saya merasa tersanjung dan merasa kurang pantas, karena masih banyak

Page 81: Belajar Untuk Lebih Dewasa

blog lain yang lebih pantas untuk menerimanya. Sekali lagi, terima kasih. Untuk yang tidak disebutkan disini, bukan berarti saya melupakan Anda, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Dan untuk pengunjung blog yang saya tidak saya kenal, terima kasih karena meluangkan waktu mengunjungi blog ini. Anda semua penting bagi saya!!

February 17, 2011

Lari dari Masalah

Filed under: Uncategorized

Masalah merupakan keniscayaan dalam kehidupan. Artinya, tidak ada seorangpun yang hidup didunia ini, melainkan memiliki masalah. Sejak dari awal kehidupan sampai akhir kehidupan, masalah akan selalu menyertai. Salah satu hikmahnya adalah, dengan masalah, kita akan semakin bertambah matang dan bijaksana. Dengan syarat apabila kita mau menghadapinya.

Tabiat asal masalah memang untuk dihadapi. Kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis, besar kecil dan sifat masalah itu sendiri. Ada masalah yang mengharuskan untuk diselesaikan, ada masalah yang sifatnya boleh memilih-boleh diselesaikan atau tidak- dan ada masalah yang harus dijauhi. Ini bisa sebagai penjelasan bahwa tidak setiap orang yang lari dari masalah adalah orang yang tidak dewasa dan tidak bertanggung jawab.

Tapi memang, hukum asalnya adalah tidak boleh lari dari masalah. Lari dari masalah justru akan menimbulkan masalah yang baru. Masalah yang baru ini bisa jadi lebih besar dari masalah yang sebelumnya. Sebagai contoh, ketika seseorang yang merasa sudah tidak sanggup menanggung sebuah masalah, kemudian bunuh diri. Apakah dengan itu masalah tersebut akan hilang?

Yang ada, dia akan mendapatkan masalah yang jauh lebih besar. Sesulit apapun sebuah masalah, pasti sudah disesuaikan dengan kemampuan kita. Kalaupun tidak bisa terselesaikan, minimal kita harus bersabar, berusaha

Page 82: Belajar Untuk Lebih Dewasa

dan kemudian bertawakal. Tidak boleh ada kata putus asa, sebab keputusasaan akan mengakibatkan kita kehilangan kekuatan dan harapan. Bagaimanapun beratnya masalah, selalu ada harapan untuk dihadapi. Sekecil apapun tindakan kita, sangat berpengaruh.

Orang yang selalu lari dari masalah adalah orang yang hidup dalam dunianya sendiri. Orang tersebut tidak realistis terhadap dunia. Dunia adalah tempat dimana berada berbagai masalah. Mungkin kita bisa terhibur untuk sesaat, tetapi masalah akan menggunung dan siap untuk meledak sewaktu-waktu. Seharusnya dia melihat masa depan, bagaimana nasibnya apabila dia bersikap seperti itu.

Oleh sebab itu, diperlukan sebuah keberanian untuk menghadapinya. Mungkin kita akan merasa sakit karena itu. Tapi sakit ketika menyelesaikan masalah lebih ringan daripada sakit menanggung akibat karena lari darinya. Nah, untuk itu diperlukan sikap meminta tolong apabila kita sudah merasa berat menghadapinya. Terkadang, kita begitu percaya diri mampu menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang lain. Hal seperti itu harus kita rubah. Kita membutuhkan orang lain, untuk memecahkan sebagian masalah kita.

Dan yang paling penting adalah rasa tawakal kita terhadap pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab inilah kekuatan utama kita. Usaha manusia adalah sarana, sedang hasilnya kita serahkan kepadaNya. Manusia yang sombong adalah manusia yang cukup dengan dirinya sendiri.

Tapi, sebagaimana di awal, tidak setiap masalah harus kita hadapi. Ada beberapa masalah yang justru mengharuskan kita untuk menjauhinya. Masalah seperti ini biasanya berupa sesuatu yang masih samar atau sesuatu yang membahayakan apabila kita masuk ke dalamnya. Sebagai contoh, ketika kita melihat dua orang yang kita cintai saling menjelekkan dan sudah dinasehati tetapi tetap saja seperti itu. Maka kita harus menjauh dari masalah mereka. Nah, kita harus bisa membedakan masalah mana yang harus diselesaikan atau dijauhi.

Page 83: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Kesimpulannya, manusia diberi akal dan kemampuan salah satunya adalah untuk mengatasi masalah. Salah satu cara mensyukurinya adalah berbuat sebaik-baiknya dengan apa yang diberikan kepada kita. Manusia tidak bisa lari dari dirinya sendiri, tidak bisa melawan sesuatu yang melekat pada dirinya, yaitu hati nurani. Ketika kita berusaha melawan hati nurani, maka yang ada hanyalah penderitaan. Berusaha lari dari masalah berarti berusaha melawan hati nurani. Penderitaan yang ditimbulkannya mungkin lebih besar daripada masalah itu sendiri. Boleh kita sementara menjauh dari masalah, untuk menangkan diri. Tapi setelah itu bentuk tanggung jawab kita, adalah menghadapinya, apapun resikonya. Semoga kita menjadi orang yang bertanggung jawab.

March 17, 2011

Tidak Enak

Filed under: Uncategorized

Terkadang, terdapat dua sisi yang berlawanan pada sebuah perbuatan. Sisi negatif dan positif dapat dihasilkan dari satu perbuatan yang sama. Suatu tindakan, bisa saja menyebabkan sesuatu yang terpuji atau malah menjadi sesuatu yang sangat merugikan. Kalau seperti itu, kita diharuskan mengatur niat dan tindakan secara tepat.

Kisah ini bisa menjadi contoh pernyataan diatas. Beberapa tahun yang lalu-ketika saya mudik ke kampung-ada beberapa teman yang memesan baju batik. Saya sanggupi permintaan tersebut dan pesananpun saya berikan kepada mereka. Tapi apa yang terjadi, saya terlalu tidak enak untuk menagih uang batik itu, sehingga sampai sekarang mereka tidak membayarnya.

Tidak enak. Kata yang terdengar sepele. Mempunyai sisi positif maupun negatif. Sisi positifnya, kelakuan kita terjaga, tidak menyakiti hati orang lain dan masih banyak lagi. Tapi, juga memiliki sisi negatif. Contohnya kasus diatas.

Page 84: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Mungkin Anda berkata bahwa saya memperbesar masalah yang sebenarnya sepele. Tapi coba Anda simak kasus berikut. Ada seseorang yang mengambil barang untuk dijual lagi. Membayar barangnya secara cicilan. Tapi setelah barangnya banyak yang memesan, orang tersebut tidak enak untuk menagihnya. Sehingga dia mendapatkan beban hutang yang besar.

Ada seorang suami yang jarang menegur kesalahan isterinya, dikarenakan tidak enak kepada tetangga bila mendengar mereka bertengkar. Sehingga sikap isterinya ngalunjak dalam bahasa sundanya, atau dalam bahasa Indonesia berarti meremehkan. Kata-kata suami sudah jarang didengarkan dan sang istri bertindak sesuka hati.

Selain itu, banyak sekali kerugian yang ditimbulkan karena ketidakenakanhati. Sikap tidak enak, menurut saya lebih banyak sisi negatifnya daripada sisi positifnya. Bisa jadi, ketidakenakan hati menjadi kelemahan kita yang terbesar. Perasaan tidak enak akan menafikkan ketegasan dan keberanian.

Tapi, ada juga yang berkata bahwa perasaan tidak enak tanda lembutnya hati kita. Mungkin benar. Hati yang lembut menyebabkan ketidakmauan untuk mengecewakan orang lain. Sikap ini juga disebabkan kondisi dimana seseorang dibesarkan. Seperti saya, dibesarkan di keluarga dan masyarakat yang tinggi tingkat ketidakenakannya.

Walaupun begitu, ini tidak menafikkan upaya untuk menguranginya. Sifat ini tidak boleh dihilangkan, tapi juga tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kita harus bisa mengatur, kapan kita harus tidak enak kapan harus bisa tegas. Ketegasan yang saya maksud, bukan sikap keras dan tanpa toleransi. Sikap tegas berarti, berani berbuat dan berkata secara tepat.

Sikap tegas, seperti sebuah pohon yang lentur tapi berakar kuat. Dia bisa terombang-ambing ke kanan dan kekiri, tapi tanpa tercerabut akarnya. Orang yang tegas mempunyai prinsip yang terkadang bisa mengorbankan apa yang ia miliki, seperti nama baik, persahabatan dan lain-lain. Orang

Page 85: Belajar Untuk Lebih Dewasa

yang tegas seharusnya tidak terlalu memperhatikan penilaian manusia. Sebab, penilainan manusia terkadang tidak obyektif.

Oh, iya salah satu penyebab ketidakenakan hati adalah ketakutan kita akan penilaian manusia. Padahal, kebaikan manusia adalah esensi. Bukan karena penilaian orang. Ini salah satu aspek dari teori yang saya namakan teori esensi kreatif atau esensiom yang saya kembangkan di pemikir kreatif learning center.

Nah, oleh sebab itu diperlukan sebuah pembelajaran yang terus menerus. Orang yang bijaksana adalah orang yang selalu belajar dan bersikap dinamis, selama tidak bertentangan dengan aturan agama. Orang yang bijaksana adalah orang yang tidak hanya menuruti apa kata hati, tapi bertindak sesuai dengan aturan, pertimbangan dan akal sehat. Semoga kita menjadi orang yang bijaksana.

April 23, 2011

Mengakui Kesalahan

Filed under: Uncategorized

Orang yang baik bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Orang baik adalah orang yang ketika tercebur kedalam kesalahan dan mengetahuinya, ia meninggalkan kesalahan itu dan bersungguh-sungguh berusaha agar tidak terjatuh kepada kesalahan yang sama.

Adalah Imam Abul Hasan Al Asy’ari, seorang imam besar mahzab Mu’tazilah. Ketika beliau mengetahui bahwa mahzab yang diikutinya salah, beliau langsung meninggalkannya-padahal beliau mengikuti mahdzab tersebut selama empat puluh tahun, dan mengumumkan kepada masyarakat akan kesalahan mahzab ini.

Apakah dengan mengakui kesalahan seperti itu, derajat Imam Al Asy’ari akan turun? Jawabannya tidak. Allah subhanahu wa Ta’ala mengangkat namanya, menjadi salah satu imam besar sepanjang masa. Kitabnya yang

Page 86: Belajar Untuk Lebih Dewasa

mengungkap kebusukan mahzab Mu’tazilah yaitu Al Ibanah menjadi salah satu rujukan yang dipelajari oleh da’i ahlussunnah. Nah, kalau orang besar seperti Imam Al Asy’ari saja tidak malu untuk mengakui kesalahannya, mengapa kita malu?

Secara esensi, pengakuan akan kesalahan tidak akan menjatuhkan kehormatan dan harga diri seseorang. Dengan catatan, harus dengan keikhlasan dan kesabaran. Walaupun begitu perlu diklasifikasikan terlebih dahulu, sifat, jenis dan pengaruh kesalahan tersebut. Ada kesalahan yang membutuhkan klarifikasi, tapi ada juga kesalahan yang harus ditutupi. Ada juga kesalahan yang boleh memilih, boleh ditutupi atau diakui.

Kesalahan yang membutuhkan klarifikasi biasanya berupa sesuatu yang sifatnya berhubungan dengan kepentingan banyak manusia, seperti ilmu untuk menghindari kesalahpahaman masyarakat awam. Terkadang, tindakan mengklarifikasi kesalahan seperti ini menimbulkan tantangan yang berat dari pihak-pihak yang merasa dirugikan. Seperti Imam al Asy’ari mendapatkan tantangan bahkan fitnah dari pengikut mahdzab Mu’tazilah.

Sedangkan kesalahan yang harus ditutupi adalah aib yang telah Allah subhanahu wa Ta’ala tutupi, sehingga tidak layak kita membukanya. Tapi banyak sekali manusia, yang dengan sengaja membongkar aibnya sendiri, walaupun Allah sudah menutupnya. Perumpamaan orang seperti itu, adalah seperti melemparkan kotoran ke wajah sendiri.

Hal seperti itu, pastinya bukan sesuatu yang bijaksana. Melanggar sesuatu yang dilarang merupakan tindakan menzalimi diri sendiri. Menyebarkan aib sendiri yang sudah Allah tutup merupakan sesuatu yang dilarang. Tapi, ketika aib kita memang sudah terbuka dan banyak orang yang mengetahuinya, tindakan yang paling tepat adalah mengakuinya, bertaubat dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Walaupun karena itu mungkin nama kita akan tercemar, dan kehormatan kita akan jatuh. Tapi tidak mengapa, itulah konsekuensi kebesaran hati kita.

Page 87: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Pengakuan akan kesalahan akan melegakan hati kita, dibandingkan apabila kita terus mengelak dan mencari-cari alasan. Setelah mengakui kesalahan, kita harus terus maju dan berbuat yang sebaik-baiknya. Semoga dengan itu, kejelekan kita akan berganti dengan kebaikan.

Setelah itu kesalahan jenis ketiga, boleh mengakuinya atau menutupinya. Bagaimana mengelolanya, disesuaikan kepentingan, dan dampak positif atau negatifnya. Ketika mengakui kesalahan mengakibatkan lebih banyak dampak positifnya, maka disarankan untuk mengakui kesalahan. Begitupun sebaliknya.

Yang pastinya, berani mengakui kesalahan merupakan tanda kebesaran hati kita. Tidak semua orang berani seperti itu. Kebesaran hati merupakan salah satu tanda kebijaksanaan. Banyak sekali manfaat dari mengakui kesalahan, dan tidak akan diketahui kecuali oleh orang yang merenungkannya dengan baik-baik. Semoga kita menjadi orang yang bijaksana.

May 24, 2011

Meminta Maaf

Filed under: Uncategorized

Sebelumnya saya meminta maaf, mungkin ini tulisan terakhir saya di blog ini. Beberapa bulan kedepan-sampai waktu yang tidak ditentukan- saya akan absen menulis. Maafkan, saya belum sempat menulis Rumah Sebagai Tempat Pendidikan. Saya sudah berniat, tapi belum ada waktu untuk mewujudkannya. Doakan saja, saya akan kembali dengan membawa ide-ide yang lebih segar.

Ada beberapa alasan yang menyebabkannya. Ada yang perlu saya ceritakan dan ada yang saya rahasiakan. Intinya, saya ingin meminta maaf kepada diri saya sendiri. Saya berpendapat bahwa meminta maaf bukan hanya kepada orang lain saja. Banyak hal yang perlu kita untuk meminta maaf. Tentu saja, yang paling berhak untuk kita selalu meminta maaf atau memohon ampun adalah Allah subhanahu wa Ta’ala. Kemudian setelah itu yang lain.

Page 88: Belajar Untuk Lebih Dewasa

Memohon maaf, seperti mengakui kesalahan merupakan tanda kebesaran hati. Bahkan tindakan meminta maaf lebih utama daripada sekedar mengakui kesalahan. Salah satu manfaat dari tindakan meminta maaf adalah melatih kerendahatian dan kesabaran kita.

Oleh sebab itu, saya membiasakan keluarga saya untuk saling meminta maaf ketika merasa telah melakukan kesalahan. Hingga anak sulung saya, Aghnia Nurul Islamiyah yang baru bisa membaca dan menulis mempunyai cara sendiri dalam meminta maaf, yaitu dengan menulis surat.

Apapun caranya, itu sudah menunjukkan kebesaran hatinya. Mendidik untuk berbesar hati harus dimulai sejak dini. Termasuk berbesar hati untuk meminta maaf kepada diri sendiri. Seseorang tidak boleh terlalu keras kepada dirinya sendiri. Memperlakukan diri sendiri harus secara adil.

Mungkin saya termasuk orang yang terlalu keras terhadap diri sendiri. Saya membebani diri saya dengan target yang mungkin menurut orang lain terlalu muluk. Saya bukan seorang pemimpi dan bahkan saya tidak menyukai perubahan. Tapi saya tertantang untuk menghadapi perubahan. Mungkin ini yang menyebabkan kegelisahan dan keletihan.

Mempunyai cita-cita dan impian boleh-boleh saja, tapi harus melihat kemampuan. Apa yang bisa dilakukan oleh orang lain, belum tentu bisa dilakukan oleh kita. Ketika kita memaksakannya, akan timbul sebuah penolakan dari diri kita sendiri. Nah, penolakan itulah salah satu penyebab kegelisahan dan keletihan yang kita alami.

Ketika kita mengalami hal seperti itu, jalan terbaik yang harus diambil adalah secepatnya meninggalkan hal yang diluar kemampuan kita. Ini bisa untuk sementara, juga bisa untuk selamanya. Inilah yang saya namakan meminta maaf kepada diri sendiri.

Tapi apa hubungannya dengan kegiatan menulis saya diblog ini? Mungkin Anda bertanya seperti itu. Sebenarnya kegiatan menulis di blog ini, tidak

Page 89: Belajar Untuk Lebih Dewasa

terlalu membebani saya. Saya hanya meluangkan sedikit waktu untuknya. Tapi, saya ingin terlepas untuk sementara dari hal-hal semacam ini, selain hal lain yang lebih besar. Saya ingin merenungkan kembali dan mendefinisikan kembali cita-cita dan harapan saya.

Hmm, itu saja dahulu kawan. Terima kasih atas persahabatan Anda selama ini dan terima kasih atas kunjungannya. Bila Anda ingin berkenalan secara lebih dekat dengan saya, email saja ke:[email protected].

December 9, 2011

Ketidakberdayaan

Filed under: Uncategorized

Lari dari Masalah II: Ketidakberdayaan

Tidak semua hal didunia ini, membebaskan kita untuk memilihnya. Ada banyak sekali hal yang mau tidak mau kita harus menerimanya. Sebagai contoh, cacat tubuh yang mungkin kita derita, darimana keturunan kita dan lain-lain. Ada tiga macam perbedaan manusia dalam menyikapi hal tersebut. Yaitu, menerima dan pasrah kemudian berusaha dengan sebaik-baiknya, golongan yang kedua menerima dan hanya pasrah saja, dan yang ketiga, golongan yang menolak takdir.

Tentu saja golongan pertama yang paling ideal bagi kita. Tapi tidak semua orang bisa seperti itu. Walaupun begitu, yang paling penting adalah adanya harapan. Dengan adanya harapan, minimal membuat kita tidak berputus asa. Minimal ada sedikit semangat yang tumbuh. Dengan adanya harapan, kita menjadi lebih ‘berdaya’. Tidak adanya harapan, menyebabkan kita tidak berdaya.

Nah, menurut saya, salah satu penyebab orang yang menerima dan hanya pasrah dengan takdir, tapi tanpa usaha dan orang yang menolak takdir

Page 90: Belajar Untuk Lebih Dewasa

adalahketidakberdayaan. Yaitu keyakinan bahwa masalah terlalu sulit untuk dihadapi. Padahal masalah tidak mungkin lebih besar dari dirinya. Sesuatu diciptakan seimbang dengan apa yang didampinginya. Sebuah masalah, diciptakan seimbang dengan orang yang dia ikuti.

Sebenarnya, esensi ketidakberdayaan adalahketidakinginan kita meninggalkan zona nyaman. Zona nyaman kita adalah rasa aman. Ketika dengan membiarkan masalah, meninggalkan tanggung jawab, dan lain-lain kita anggap nyaman, itulah rasa aman. Padahal mungkin itu hanya sebuah ilusi. Apa yang kita yakini itu aman, belum tentu kenyataannya seperti itu. (Baca tulisan saya yang berjudul Lari dari Masalah).

Oleh sebab itu, semakin kita tidak ingin lepas dari zona nyaman, semakin kuatlah ketidakberdayaan itu. Orang-orang sukses adalah orang yang mampu melepaskan diri dari ketidakberdayaan mereka dan kemudian berbuat sebaik-baiknya , tetapi sesuai dengan kemampuan. Sebagai contoh, Syaikh Abdul Azis bin Abdullah bin Baz, seorang tunanetra yang mampu menjadi seorang ulama besar dan Mufti kerajaan Saudi Arabia.

Hellen Keller juga contoh yang baik. Seorang yang buta, bisu dan tuli tetapi mampu menulis buku yang abadi. Seorang wanita, yang mungkin menurut orang lain tidak akan bisa melakukan apapun, bisa menepis anggapan tersebut dengan sesuatu yang menakjubkan, yang mungkin orang lain yang lebih sempurna fisiknyapun tidak bisa melakukannya.

Saya bisa menangkap hikmah dari hal tersebut, bahwa selemah apapun seorang manusia, pasti memiliki kekuatan yang tersembunyi. Kekuatan ini, andaikata dibangkitkan, mampu menutupi kekurangan yang dimiliki, atau bahkan menjadikan kita ‘lebih’ dari pada orang lain.

Untuk membangkitkan kekuatan tersebut, hal pertama yang harus kita lakukan adalah bersyukur dengan keadaan kita. Masih banyak orang yang keadaannya lebih buruk dari kita saja mampu bersyukur, harusnya kita lebih dari itu. Hal yang kedua, temukan kekurangan dan kelebihan kita. Hal yang

Page 91: Belajar Untuk Lebih Dewasa

ketiga, meminta dukungan orang lain. Hal yang keempat, berani mencoba, dan hal yang terakhir, ketabahan. Dengan kelima hal ini, kekuatan tersembunyi insya Allah bisa kita gali.

Semoga saja dengan kekuatan tersebut, mampu membuat kita lebih berdaya. Untuk itu diperlukan berlatih secara terus menerus. Kekuatan komunitas dan inspirator juga sangat diperlukan. Dan yang paling penting adalah rasa tawakal kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga dengan itu, kita mendapatkan hasil yang terbaik.