beberapa aspek biologi reproduksi ikan dominan … · 2020. 3. 25. · stabil(purwanto et al 1986...

12
Agricola, Vol 5 (1), Maret 2015, 9-20 p-ISSN : 2088 - 1673., e-ISSN 2354-7731 9 BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN DI PESISIR PANTAI PAYUM KABUPATEN MERAUKE Norce Mote 1) dan Rosa D.Pangaribuan 1) 1) Surel : [email protected] 1,1) Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FAPERTA UNMUS ABSTRACT Coastal areas are particularly vulnerable to environmental degradation, in the other hand this area is rich in fishery resources, like fish, crustaceans and molluscs. This study aims to assess aspects of biology reproduction of fish at coastal area of Payumb, such as sex ratio, an index of gonad maturity, the maturity level of gonads, fecundity and spawning type. The study was conducted over three months start of September to November 2014 at the coast Payum. Sampling was conducted at three stations, there are Muara Kali Lepro, Awaba and Bandiamo and using drag nets and gill nets with mesh size 1, 1 1/2 and 2 inches as a fishing gear. The sex ratio of Mugilidae are not balance, the value of IKG and TKG are vary each month. Keywords: Payum, Mugilidae, Reproduction PENDAHULUAN Kawasan pesisir merupakan wilayah peralihan antara daratan dan perairan laut. Seacara fisiologi didefenisikan sebagai wilayah antara garis pantai hingga ke arah daratan yang masih dipengaruhi pasang surut air laut, dengan lebar yang ditentukan oleh kelandaian pantai dan dasar laut, serta dibentuk oleh endapan lempung hingga pasir yang bersifat lepas dan kadang materinya berupa kerikil. Karena merupakan area peralihan, maka area memiliki potensi sumber daya hayati yang cukup tinggi. Akan tetapi area ini sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan yang akan berdampak pada sumber daya hayati tersebut. Kabupaten Merauke memiliki potensi sumber daya perikanan darat dan laut laut cukup tinggi, total produksi ikan untuk konsumsi lokal menurut jenis sebanyak 7.409.324 kg. Khusus perairan laut menyediakan potensi yang besar yaitu 6.541.723 kg, tersebar di 20 distrik dan salah satunya di perairan Payumb Distrik Merauke (BPS Kab. Merauke, 2012). Seperti halnya wilayah pesisir lainnya di Indonesia, masyarakat Payumb memanfaatkan area ini sebagai area penangkapan ikan. Sumber daya perikanan yang terdapat di perairan pesisir masih belum dimanfaatkan secara optimal dan seimbang bagi lingkungan. Masyarakat atau nelayan setempat hanya mengambil sumberdaya perikanan tanpa mengetahui akibat dari eksploitasi yang tidak memperhatikan aspek kelestarian, sehingga dapat menyebabkan penurunan populasi.

Upload: others

Post on 25-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

Agricola, Vol 5 (1), Maret 2015, 9-20

p-ISSN : 2088 - 1673., e-ISSN 2354-7731

9

BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN SEBAGAI DASAR

PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN

DI PESISIR PANTAI PAYUM KABUPATEN MERAUKE

Norce Mote1) dan Rosa D.Pangaribuan1)

1)Surel : [email protected] 1,1)Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FAPERTA UNMUS

ABSTRACT

Coastal areas are particularly vulnerable to environmental degradation, in the other hand this area is

rich in fishery resources, like fish, crustaceans and molluscs. This study aims to assess aspects of biology

reproduction of fish at coastal area of Payumb, such as sex ratio, an index of gonad maturity, the maturity level

of gonads, fecundity and spawning type. The study was conducted over three months start of September to

November 2014 at the coast Payum. Sampling was conducted at three stations, there are Muara Kali Lepro,

Awaba and Bandiamo and using drag nets and gill nets with mesh size 1, 11/2 and 2 inches as a fishing gear. The

sex ratio of Mugilidae are not balance, the value of IKG and TKG are vary each month.

Keywords: Payum, Mugilidae, Reproduction

PENDAHULUAN

Kawasan pesisir merupakan wilayah peralihan antara daratan dan perairan laut.

Seacara fisiologi didefenisikan sebagai wilayah antara garis pantai hingga ke arah daratan

yang masih dipengaruhi pasang surut air laut, dengan lebar yang ditentukan oleh kelandaian

pantai dan dasar laut, serta dibentuk oleh endapan lempung hingga pasir yang bersifat lepas

dan kadang materinya berupa kerikil. Karena merupakan area peralihan, maka area memiliki

potensi sumber daya hayati yang cukup tinggi. Akan tetapi area ini sangat rentan terhadap

kerusakan lingkungan yang akan berdampak pada sumber daya hayati tersebut.

Kabupaten Merauke memiliki potensi sumber daya perikanan darat dan laut laut cukup

tinggi, total produksi ikan untuk konsumsi lokal menurut jenis sebanyak 7.409.324 kg.

Khusus perairan laut menyediakan potensi yang besar yaitu 6.541.723 kg, tersebar di 20

distrik dan salah satunya di perairan Payumb Distrik Merauke (BPS Kab. Merauke, 2012).

Seperti halnya wilayah pesisir lainnya di Indonesia, masyarakat Payumb memanfaatkan area

ini sebagai area penangkapan ikan.

Sumber daya perikanan yang terdapat di perairan pesisir masih belum dimanfaatkan

secara optimal dan seimbang bagi lingkungan. Masyarakat atau nelayan setempat hanya

mengambil sumberdaya perikanan tanpa mengetahui akibat dari eksploitasi yang tidak

memperhatikan aspek kelestarian, sehingga dapat menyebabkan penurunan populasi.

Page 2: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

10

Penurunan populasi yang terus-menerus akan menyebabkan kepunahan spesies. Kepunahan

spesies akan berujung pada terganggunya keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, agar

sumber daya ikan dapat tetap lestari dan keseimbangan ekosistem tetap terjaga maka

diperlukan suatu pengelolaan. Informasi tentang ikan di pesisr Payumb belum tersedia.

Kenyataan ini memperkuat untuk semakin perlunya suatu kajian aspek reproduksi ikan-ikan

di perairan pesisir Payumb.

Dengan mempelajari aspek reproduksi ikan di perairan pesisir Payumb, beberapa

informasi penting akan diperoleh, diantaranya adalah fekunditas yang berhubungan dengan

rekrutmen, perkembangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad, waktu pemijahan, dan

tipe pemijahan. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar Pengelolaan sumber daya ikan di

perairan pesisir Payum agar tetap lestari. Beberapa aspek inilah yang menjadi tujuan

penelitian.

METODODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dari Juli 2014 hingga Oktober 2014 di perairan pesisir

pantai Payum dan Laboratorium MSP UNMUS.

Page 3: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

11

Bahan dan Alat Penelitian

Dilakukan pengamatan pada semua ikan yang tertangkap dan beberapa parameter fisik

dan kimiawi perairan (warna, kecerahan, kedalaman, suhu, dan salinitas). Selain beberapa hal

diatas, digunakan juga formalin 10% untuk mengawetkan ikan, formalin 4% untuk

mengawetkan gonad serta alkohol 70% untuk pengawetan di laboratorium.

Alat yang akan digunakan adalah, jaring insang dengan panjang 20 m, tinggi 2 m dan

ukuran mata jaring masing-masing 1”,1 ½ “, 2”, alat bedah, mistar 40 cm, timbangan digital

dengan ketelitian 0,01 dan 0,0001 gram.

Metode Pengambilan Contoh

Sampel ikan yang tertangkap di setiap stasiun disimpan pada kantung plastik yang berisi

formalin berkonsentrasi 10%. Setiap kantung plastik diberi label berisi keterangan mengenai

nomor stasiun dan tanggal koleksi.

Pengukuran parameter lingkungan fisik, dan kimiawi dilakukan secara in situ

bersamaan dengan pengambilan ikan contoh.

Analisis Laboratorium

Ikan dipisahkan sesuai jenis dan kelaminnya. Jenis ikan diidentifikasi mengacu pada

Allen et al. (1992), Allen et al. (2000), dan Kottelat et al. (1993). Jenis kelamin ditentukan

menurut ciri seksual sekunder ikan, namun jika tidak dapat akan ditentukan menurut ciri

seksual primer. Setiap ikan contoh lalu akan diukur panjang total dan bakunya menggunakan

papan pengukur berketelitian1mm dan ditimbang bobot tubuhnya menggunakan timbangan

berketelitian 0,01 gram. Selanjutnya, ikan akan dibedah untuk mengeluarkan gonad.

Penentuan tingkat kematangan gonad dilakukan melalui pengamatan morfologis gonad (Tabel

1). Untuk beberapa jenis ikan yang tertangkap dalam jumlah yang banyak, pengamatan

histologis gonad juga akan dilakukan.

Page 4: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

12

Tabel 1. Penentuan TKG ikan secara morfologi berdasarkan modifikasi Cassie dalam

(Effendie 1979)

TKG Morfologi Gonad Jantan Morfologi Gonad Betina

I Testes seperti benang, lebih pendek dan terlihat

ujungnya di rongga tubuh. Warna jernih.

Ovari seperti benang, panjang sampai ke depan

rongga tubuh. Warna jernih. Permukaan licin.

II Ukuran testes lebih besar. Pewarnaan putih susu.

Bentuk lebih jelas dari TKG I

Ukuran ovari lebih besar. Pewarnaan gelap

kekuning-kuningan. Telur belum terlihat jelas

dengan mata.

III

Permukaan testes nampak bergerigi. Warna

makin putih, testes makin besar dan dalam

keadaan diawetkan mudah putus.

Ovari bewarna kuning. Secara morfologi telur sudah

kelihatan butirnya dengan mata.

IV Seperti TKG III tampak lebih jelas. Testes

makin pejal.

Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah

dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi ½-⅔

rongga tubuh. Usus terdesak.

V Testes bagian belakang kempis dan di bagian

dekat pelepasan masih berisi

Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat

di dekat pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat

II.

Gonad ditimbang dengan timbangan berketelitian 0,0001 gram. Bobot gonad (Bg)

kemudian dibandingkan dengan bobot tubuh ikan (Bt) untuk mengetahui nilai Indeks

Kematangan Gonad (IKG) dengan persamaan berikut (Effendie 1979):

IKG = Bg

BtX 100

Keterangan : IKG = Indeks Kematangan Gonad

Bg = Bobot gonad (gram)

Bt = Bobot tubuh ikan contoh (gram)

Ikan betina yang telah mencapai tingkat kematangan gonad IV kemudian dihitung

fekunditasnya. Penentuan fekunditas total dilakukan dengan cara gravimetrik. Gonad contoh

ditimbang, kemudian dihitung jumlah telur yang ada pada gonad contoh tersebut (Effendie

1979). Persamaan yang digunakan untuk menghitung fekunditas tersebut adalah:

F = WG

WgX f

Keterangan F : Fekunditas total (butir)

Wg : Bobot sub ovarium

WG : Bobot ovarium

f : Jumlah telur tercacah

Page 5: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

13

Selain dihitung, oosit ikan TKG III dan IV juga diukur diameternya. Oosit diambil dari

bagian anterior, tengah dan posterior masing-masing 100 butir. Masing-masing oosit

diletakkan di atas gelas objek. Selanjutnya diamati dengan metode penyapuan menggunakan

mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer okuler yang sebelumnya sudah ditera dengan

mikrometer obyektif.

Analisis Data

a. Nisbah kelamin

Nisbah kelamin ini dihitung melalui persamaan:

X = J : B

Keterangan: X: Nisbah kelamin

J : Jumlah ikan jantan (ekor)

B : Jumlah ikan betina (ekor)

Selanjutnya untuk melihat apakah jumlah ikan jantan dan betina seimbang dilakukan

pengujian menggunakan uji khi-kuadrat (X2). Pengujian dilakukan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

X2: Nilai khi kuadrat

Oi : Frekuensi ikan jantan atau betina yang dihadapi

Ei : Frekuensi harapan ikan jantan atau betina (1:1)

b. Waktu dan lokasi pemijahan

Waktu dan lokasi pemijahan diduga melalui nilai IKG dan persentase TKG ikan yang

ditangkap selama penelitian. Waktu puncak pemijahan adalah bulan ketika IKG berada pada

nilai yang terbesar dan didukung dengan paling banyak ditemukannya ikan yang telah matang

gonad (TKG III dan IV); sedangkan lokasi pemijahan adalah tempat dimana ikan yangmatang

gonad paling banyak ditangkap.

c. Ukuran pertama kali matang gonad

Analisis terhadap ukuran ikan pertama kali matang gonad mengacu pada metode Sperman

Karber (Udupa 1986). Kriteria matang gonad adalah pada TKG III dan IV. Adapun

rumusnya sebagai berikut:

Page 6: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

14

𝐿𝑜𝑔𝑀 = 𝑋𝑘 +𝑋

2− (𝑋 ∑ Pi)

Keterangan:

M : Logarima panjang ikan pada kematangan gonad pertama

Xk : Logaritma nilai tengah pada saat ikan matang gonad 100%

X : Selisih logaritma nilai tengah kelas

Pi : ri/ni

ri : jumlah ikan matang gonad pada kelas ke-i

ni : jumlah ikan pada kelas ke-i

Qi : i-pi (simpangan baku)

Ragam = 𝑋2 ∑[𝑝𝑖∗𝑞𝑖

𝑁−1]

Pada selang kepercayaan 95% yaitu 𝑚 ± 𝑍𝑎/2√𝑟𝑎𝑔𝑎𝑚

d. Fekunditas

Fekunditas akan menggambarkan potensi reproduksi ikan. Hubungan fekunditas dan

panjang tubuh mengikuti persamaan berikut (Bagenel 1978):

F=aLb

Keterangan: F : Fekunditas (butir)

L : Panjang total ikan (mm)

a dan b : Konstanta

e. Potensi biotik dan Tipe pemijahan

Potensi biotik akan diduga berdasarkan fekunditas yang diperoleh selama penelitian.

Potensi biotik akan menggambarkan seberapa besar suatu induk ikan akan menghasilkan

keturunan dan mempertahankan kelestarian spesiesnya dibandingkan dengan spesies lain yang

berada pada lokasi dan waktu yang sama. Tipe pemijahan akan diduga berdasarkan jumlah

modus yang diperoleh pada distribusi sebaran diameter telur. Tipe pemijahan akan

menggambarkan strategi suatu spesies ikan dalam mengeluarkan telurnya.

Page 7: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

15

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Perairan

Kondisi lingkungan perairan diamati dengan mengukur beberapa parameter

lingkungan perairan seperti parameter fisik (suhu, kedalaman, kecerahan, warna perairan) dan

parameter kimia berupa salinitas dan pH. Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan

selama dua bulan disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Kondisi umum perairan pesisir Payumb

Parameter Satuan Stasiun Pengamatan

Kali lepro Awaba Bandiamo

Parameter

fisik

Suhu 0C 27,5-31,5 27-31 26,5-31

Kedalaman cm 70-90 120-160 90-120

kecerahan cm 20-25 17-30 17-25

Warna perairan

hijau

kecoklatan

kuning

kecoklatan

kuning

kecoklatan

Parameter

Kimia

Salinitas Ppm 19-22 20-32 20-30

pH unit 7,1-8 7-8 7,1-7,7

B. Komposisi Tangkapan Ikan

Jumlah ikan yang tertangkap selama 3 bulan adalah 173 ekor yang terdiri dari 13 jenis

ikan. Jenis ikan yang paling dominan adalah ikan belanak dan selanjutnya akan dianalisis

aspekreproduksinya.

C. Aspek Reproduksi Ikan Belanak(Mugil dussumieri)

1.1.Nisbah Kelamin

Nisbah kelamin antara ikan belanak jantan dan ikan belanak betina yaitu sebesar 64,16

% : 35, 84 % atau 1 : 0,56 (Tabel 3). Kondisi ideal disuatu perairan seharusnya memiliki

nisbah kelamin seimbang yaitu 1:1 sehingga kelangsungan hidup suatu populasi dapat

stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak

adalah ketidakseimbangan antara ikan ikan jantan dan betina, hal demikian dapat terjadi

karena beberapa faktor yang dapt mempengaruhi diantaranya yaitu tingkah laku bergerombol

dari beberapa ikan jantan dan betina, mortalitas dan pertumbuhan.

Page 8: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

16

Tabel 3. Nisbah kelamin ikan Betina dan Jantan

Jumlah(ekor) Proporsi(%)

Jantan 111 64.16

Betina 62 35.84

Jumlah 173 100

1.2.Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Grafik TKG ikan belanak disajikan pada Gambar 1. Berdasarkan waktu penelitian

tergambarkan bahwa rata-rata ikan yang tertangkap memiliki TKG I dan TKG II, dan

terbanyak diperoleh yaitu TKG I jantan maupun betina yang diperoleh pada bulan November.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bulan September, Oktober dan November bukan waktu

pemijahan ikan belanak.

Gambar 1. Tingkat kematangan gonad ikan belanak jantan (a) dan betina (b) berdasarkan

waktu pengamatan

0

20

40

60

80

100

120

September Oktober November

Presentase

Bulan

TKG II

TKG I

0

20

40

60

80

100

120

September Oktober November

TKG II

TKG I

a

b

Page 9: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

17

1.3. Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Indeks kematangan gonad ikan belanak jantan dan betina berfluktuasi setiap bulannya

(Tabel 4). IKG pada ikan jantan lebih besar daripada ikan betina. Pada ikan jantan IKG

berkisar antara 0,01-1,55 % sedangkan pada ikan betina berkisar antara 0,01-1,34 %. Nilai

IKG terbesar terdapat pada bulan Oktober (Jantan 0,39 % dan betina 0,31%).

Tabel 4. Indeks kematangan gonad ikan belanak selama waktu penelitian

Bulan Jantan Betina

N (ekor) Kisaran Rata-rata Sb N (ekor) Kisaran Rata-rata Sb

September 44 0,01-2,03 0,19 0,34 23 0,01-0,23 0,13 0,08

Oktober 33 0,03-1,55 0,39 0,46 16 0,05-1,34 0,25 0,31

November 34 0,04-1,43 0,34 0,41 23 0,08-0,30 0,22 0,08

KESIMPULAN

Selama penelitian, diperoleh 173 ekor ikan yang terdiri atas 98 jenis ikan. Nisbah

kelamin ikan belanak tidak seimbang. Nilai TKG dan IKG bervariasi setiap bulan. Pola

pertumbuhan ikan belanak bersifat allometrik negatif.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapan terimakasih kepada UNMUS karena diberikan kesempatan untuk

memanfaatkan dana DIPA untuk penelitian ini, selain itu ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Kaitanus (Nelayan), Maria Kangganam dan Marta Welistin

Katukdoan (mahasiswai MSP) yang setia menemani penulis di lapangan dan di Laboratorium.

Page 10: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

18

DAFTAR PUSTAKA

Allen GR. 1992. Field guide to the freshwater fishes of New Guinea. Publication no. 9,

Christensen Research Institute, Madang, Papua, New Guinea, 268pp.

Allen GR,Hortle KG, Renyaan SJ. 2000. Freshwater fishes of the Timika region New

Guinea. PT. Freeport Indonesia. Timika. 176 hal.

Andamari R. 2005. Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus) di

Perairan Sulawesi dan Maluku. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11(7) : 7-12

Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. 2013. Merauke dalam angka 2013. CV. Sekar

Wangi. Merauke. 372 hal.

Bal DV&Rao KV. 1984. Marine Fisheries. Tata McGraw Hill Publishing Company United.

New Delhi.

Bagenal TB. 1978. Aspect of fish fecundity in: Gerking SD (Ed.) Ecology offreshwater fish

production. Oxford: Blackwell Scientific Publications: 75-101.

Effendie MI. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hal.

Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Ed rev. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Ernawati Y. 2002. Pengaruh Dosis dan Frekwensi Implan a-LHRH atau 17α-MT Terhadap

Pematangan Gonad dan Kualitas Telur Ikan Jambal Siam (Pangasius hypopthalmus).

Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia 9(1): 13-17.

Froese R. 2006. Cube law, condition factor and weight length relationship: history, meta-

analysis and recommendations. Journal of Applied Ichthyology22: 241-253.

Hukom FD, Affandi R, Silalahi S, &Angelika I. 2006. Fekunditas dan Pola Perkembangan

Gonad Ikan Tajuk Emas, Pristipomoides multidens, Day 1871 di Perairan Palabuhan

Ratu, Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia 6(1): 67-74.

Kartamihardja ES. 1996. Structure of Fish Community and Reproductive Biology of Three

Indigenous Species of Cyprinids in Kedungombo Reservoir. Indonesian Fisheries

Research Journal 2(1): 10-18.

Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN & Wirjoatmodjo S. 1993. Freshwater fishes of

Western Indonesia and Sulawesi. Singapore: Periplus Edition. 291pp + 84 plates.

Lagler KF, Badrach JE, Miller R, & Passino DRM. 1977. Ichthyology. John Willey and Sons

Inc. Toronto

Page 11: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

19

Lamidi, Asmanelli, & Dalviah. 1996. Pengaruh Penambahan Vitamin E pada Pakan Terhadap

Pertumbuhan dan Tingkat Kematangan Gonad Ikan Beronang, Siganus canaliculatus.

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 2(4): 23-29.

LeCren ED. 1951. The length weight relationship and seasonal cycle in gonadal weightand

condition in Perch Perca fluviatilis. Journal of Animal Ecology20: 201-209.

Makmur S, &Prasetyo D. 2006. Kebiasaan Makan, Tingkat Kematangan Gonad, dan

Fekunditas Ikan Haruan (Channa striata Bloch) di Suaka Perikanan Sungai Sambujur

DAS Barito Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia

13(1): 27-31.

Makmur S. 2003. Biologi Reproduksi, Makanan, dan Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa

striata Bloch) di Daerah Banjiran Sungai Musi Sumatera Selatan. Tesis. Sekolah

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mote N, Rahardjo MF & Affandi R. 2014. Biologi reproduksi ikan brek (Barbonymus

balleroidesCuvier &Val. 1842) di sungai Serayu zona atas dan bawah waduk

Panglima Besar Soedirman, Jawa Tengah. Jurnal Iktiologi Indonesia, 14(2). In press.

Mote N. 2014. Biologi Reproduksi Ikan Brek (barbonymus balleroides Cuvier & Val. 1842)

di Sungai Serayu Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Tesis. Sekolah

pascasarjana. Intitut Pertanian Bogor

Moyle PB, & Cech Jr. 2004. Fishes an Introduction to Ichthyology. Ed ke-5. University of

California, Davis.

Nikolsky GV. 1963. The Ecology of Fishes. Birkett, L., penerjemah. Academic Press. London

Royce WF. 1972. Introduction to the Fishery Science. Academic Press. New York.

Satyani D. 2003. Pengaruh Umur Induk Ikan Cupang (Betta splenden Regan) dan Jenis Pakan

Terhadap Fekunditas dan Produksi Larvanya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia

9(4): 13-18.

Setyadi G, Kailola P, Rahayu DL, Kastoro WW, Dwiono SAP, Haris A. 2002. Biota akuatik

di perairan Mimika Papua. PT. Freeport Indonesia. Timika. 60 hal.

Sulistiono, Kurniati TH, Riani E, &Watanabe S. 2001. Kematangan Gonad Beberapa Jenis

Ikan Buntal (Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T. reticularis) di Perairan Ujung

Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia 1(2): 25-30.

Sulistiono, Purnamawati E, Ekosafitri KH, Affandi R, &Sjafei DJ. 2006. Kematangan Gonad

dan Kebiasaan Makanan Ikan Janjan Bersisik (Parapocryptes Sp) di Perairan Ujung

Page 12: BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN DOMINAN … · 2020. 3. 25. · stabil(Purwanto et al 1986 in Affandi et al. 2007).Namun yang terjadi pada ikan belanak adalah ketidakseimbangan

20

Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia 13(2): 97-

105.

Tampubolon RV, Sukimin S, & Rahardjo MF. 2002. Aspek Biologi Reproduksi dan

Pertumbuhan Ikan Lemuru (Sardinella longiceps C.V.) di Perairan Teluk Sibolga.

Jurnal Iktiologi Indonesia 2(1): 1-7.

Tang UM, Affandi R. 2000. Fisiologi Hewan Air. Unri Press. Pekanbaru

Tjakrawidjaja AH. 2006. Dimorfisme Seksual dan Nisbah Kelamin Ikan Arwana

(Scleropages spp.). Jurnal Iktiologi Indonesia 6(2): 79-84.

Udupa KS. 1986. Statistical method of estimating the size maturity in fishes. Fishbyte 4(2): 8-

10.

Yusuf K, Eidman HM, Affandi R, & Purba M. 2001. Pengaruh Posisi Matahari dan Fase

Bulan terhadap Pemijahan Ikan Giru (Amphiprion percula Lac.) di Perairan Pulau

Bone Batang Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan

Indonesia 8(2): 63-71.