[baru] panduan kkd antropometri

23
MODUL ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI DEWASA SKDI 4 A. Teori Pemeriksaan Antropometri bertujuan untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan gizi pada anak, dan pada dewasa untuk menilai kondisi kesehatan dan perubahan kondisi kesehatan. Pengukuran tang terdiri dari 2 tipe yaitu : pertumbuhan yang linier dan massa jaringan. Pemeriksaan ini membutuhkan beberapa alat yang dalam penggunaannya tidak menimbukan rasa sakit pada pasien. Pemeriksaan ini membutuhkan keterampilan khusus, dan bagi seorang dokter keterampilan ini wajib dimiliki terutama dalam pemeriksaan fisik pasien secara menyeluruh dan terutama pada beberapa jenis penyakit/kondisi khusus. Dalam pemeriksanaanya tidak saja pengukuran yang benar akan tetapi interprestasi data dan perhitungannya diharapkan benar. B. Tujuan 1. Menentukan status gizi perorangan dengan perhitungan IMT 2. Menentukan status gizi perorangan dengan perhitungan waist to hip ratio (WRH) 3. Menentukan status gizi perorangan dengan perhitungan persentase body fat (%BF) 4. Menentukan status gizi perorangan dengan pengukuran LiLa 5. Menentukan status gizi perorangan dengan pengukuran lingkar perut

Upload: doddy-novriadie

Post on 14-Sep-2015

313 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

ikk

TRANSCRIPT

MODUL ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASPEMERIKSAAN ANTROPOMETRI DEWASASKDI 4

A. Teori

Pemeriksaan Antropometri bertujuan untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan gizi pada anak, dan pada dewasa untuk menilai kondisi kesehatan dan perubahan kondisi kesehatan. Pengukuran tang terdiri dari 2 tipe yaitu : pertumbuhan yang linier dan massa jaringan. Pemeriksaan ini membutuhkan beberapa alat yang dalam penggunaannya tidak menimbukan rasa sakit pada pasien. Pemeriksaan ini membutuhkan keterampilan khusus, dan bagi seorang dokter keterampilan ini wajib dimiliki terutama dalam pemeriksaan fisik pasien secara menyeluruh dan terutama pada beberapa jenis penyakit/kondisi khusus. Dalam pemeriksanaanya tidak saja pengukuran yang benar akan tetapi interprestasi data dan perhitungannya diharapkan benar.

B. Tujuan

1. Menentukan status gizi perorangan dengan perhitungan IMT

2. Menentukan status gizi perorangan dengan perhitungan waist to hip ratio (WRH)

3. Menentukan status gizi perorangan dengan perhitungan persentase body fat (%BF)

4. Menentukan status gizi perorangan dengan pengukuran LiLa

5. Menentukan status gizi perorangan dengan pengukuran lingkar perutC. Persiapan :Alat

: - Timbangan Berat Badan (bathroom scale manual/digital),

Microtoise,stadiometer Pita LiLa,

Alat ukur lutut,

Pita circumference,

Skinfold caliper.

Persiapan pasien : Pasien dikondisikan senyaman mugkin. Posisi pasien : Posisi pasien berdiri pada saat pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkap pinggang dan pinggul, lingkar lengan atas dan TLK Posisi pasien duduk saat pemeriksaaan tinggi lututD. Prosedur dan Penjelasana. Pengukuran Berat Badan (BB)1. Pasien mengenakan pakaian biasa (sebisa mugkin minimal) dan tidak menggunakan alas kaki

2. Dipastikan timbangan berada pada petunjuk skala dengan angka 0.0

3. Pasien diminta untuk naik ke alat timbangan dengan benat badan tersebar merata pada kedua kaki dan posisi kaku tepat di tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.4. Diperhatikan posisi kaki pasien tepat berada ditengah alat timbang, usahakan agar pasien tetap tenang dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan)

5. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul dan ditunggu sampai angka tidak berubah (statis)

6. Dibaca dan dicatat berat badan pada tampilan dengan skala 0.1 terdekat

7. Pasien diminta turun dari alat timbang

b. Pengukuran Tinggi Badan1. Pasien tidak mengenakan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala) dan posisikan pasien tepat di bawah microtoise

2. Pasien diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser

3. Posis kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang

4. Pandangan lurus kedepan dan tangan dalam posisi tergantung bebas dan meghadap paha

5. Pasien diminta menarik nafas panjang untuk membantu menegakkan tulang rusuk. Usahakan badan tetap santai

6. Gerakkan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala pasien. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala reponden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding7. Dibaca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar (ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata petugas

8. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar. Catat tinggi badan pada skala 0.1 cm terdekat

c. Pengukuran Tinggi Lutut

1. Pasien duduk dengan salah satu kaki ditekuk hingga membentuk sudut 90o proximal hingga patella2. Kaki diletakkan di atas alat pengukur tinggi lutut dan pastikan kaki pasien membentuk sudut 90o dengan meihat kelurusannya pada tiang alat ukur

3. Dibaca dnegan sedikit menjongkok sehingga mata pembaca tepat berada pada angka yang ditunjukkan oleh alat ukur. Catat tinggi badan pada skala 0.1 cm terdekat

d. Pengukuran Rentang Lengan (arm span)1. Posisikan pasien di dinding, sehingga badan berdiri tegak lurus dengan tangan sejajar dinding

2. Rentangkan kedua lengan yang akan diukur3. Ukur panjang lengan dengan alat ukur, dengan pita diposisi depan dada dan posisikan alat dari ujung jari tengah kedua tangan4. Ukur panjang lengan. Pengukuran bisa diulang 3 kali

e. Pengukuran lingkar pinggangLingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka. Subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0.6 cm menggunakan pitameter

1. Pasien menggunakan pakaian yang longgar (tidak menekan) sehingga alat ukur dapat diletakkan dengan sempurna. Sebaiknya pita pengukur tidak berada diatas pakaian yang digunakan.

2. Pasien berdiri tegak dengan perut dalam keadaan rileks

3. Oengukur menghadap ke subjek dan meletakkan alat ukur melingkar pinggang secara horizontal dimana merupakan bagian paling kecil dari tubuh atau pada bagian tulang rusuk paling akhir. Seorang pembantu diperlukan untuk meletakkan alat ukur dengan tepat

4. Pengukuran dilakukan di akhir dari ekspresi yang normal dan alat ukur tidak menekan kulit

5. Dibaca dengan teliti hasil pengukuran pada pita hingga 0.1 cm terdekat

f. Pengukuran lingkar panggul

Lingkar pinggul diukur penonjolan terbesar pantat biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pita meter dengan ketelitian 0.1 cm

1. Pasien menggenakan pakaian yang tidak terlalu menekan

2. Pasien berdiri tegak dengan kedua lengan berada pada kedua sisi tubuh dan kaki rapat

3. Pengukur jongkok di samping pasien sehingga tingkat maksimal dari panggul terlihat

4. Alat pengukur dilingkarkan secara horizontal tanpa menekan kulit. Seorang pembantu diperlukan untuk meletakkan alat ukur dengan tepat

5. Dibaca dengan tetliti hasil pengukuran pada pita hingga 0,1 cm terdekat

g. Pengukuran Lingkar perut1. Mintalah dengan cara santun pada pasien untuk membuka pakaian bagian atas atau singkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir pasien untuk menetapkan titik pengukuran

2. Ditetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah

3. Ditetapkan titik ujung lengkung tulang paha/panggul

4. Ditetapkan titik tengah di antara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang paha/panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis

5. Pasien diminta untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal)

6. Dilakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar horozontal melingkar pinggang dan erut kembali menuju titik diawal pengukuran

7. Pengukuran juga dapat dilakukan pada bagian atas dari pusar lalu meletakkan dan melingkarkan alat ukur secara horizontal

8. Apabila pasien mempunyai perut yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi

9. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0.1 cm

h. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLa)1. Menentukan titik Mid Point pada lengan

a) Pasien diminta berdiri tegak

b) Pasien diminta untuk membuka lengan pakaian yang menutup lengan kiri atas (bagi yang kidal mengunakan lengan kanan)

c) Tekukan tangan pasien membentuk 90o dengan telapak tangan menghadap ke atas. Pengukur berdiri di belakang dan menentukan titik tengah antara tulang rusuk atas ada bahu kiri dan siku

d) Ditandai titik tengah tersebut dengan pena2. Mengukur lingkar lengan atas

a) Dengan tangan tergantung lepas dan siku lurus di samping badan, telapak tangan menghadap ke bawah

b) Diukur lingkar lengan atas pada posisi mid point dengan pita LiLa menempel pada kulit dan diingkarkan secara horizontal pada lengan. Perhatikan jangan sampai pita menekan kulit atau ada rongga antara kulit dan pita

c) Lingkar lengan atas dicatat pada skala 0.1 cm terdekat

i. Penentuan Tebal Lipatan KulitPetunjuk Umuma) Minta secara sopan kepada pasien untuk melepaskan baju bagian atas

b) Ibu jari dan jari telunjuk dari tangan kiri digunakan untuk mengangkat kedua sisi kulit dan lemak subkutan kurang lebih 1 cm proximal dari daerah yang diukur

c) Lipatan kulit diangkat pada jarak kurang lebih 1 cm tegak lurus arah garis kulit

d) Lipatan kulit tetap diangkat sampai pengukuran selesai

e) Caliper dipegang oleh tangan kanan

f) Pengukuran dilakukan dalam 4 detik setelah penekanan kulit oleh caliper. (pengukuran bisa dilakukan 3 kali/bagian)g) Caliper dilepas

1) Biceps

2) Triceps

3) Subscapular

4) Suprailiac

1. Pengukuran TLK pada Bicep

a) Pasien berdiri tegak dengan kedua lengan tergantung bebas pada kedua sisi tubuh

b) Pengukuran dilakukan pada titik moid point (sama pada Lila)

c) Pengukur berdiri di belakang pasien dan meletakkan telapak tangan kirinya pada bagian lengan kearah tanda yang telah dibuat dimana ibu jari dan telunjuk menghadap keatas. Biceps skinfold diambil dengan menarik pada 1 cm dari proximal tanda titik tengah tadi

d) Biceps skonfold diukur dengan mendekati 0.1 cm

2. Pengukuran TLK pada Tricepsa) Pasien berdiri tegak dengan kedua lengan tergantung bebas pada kedua sisi tubuh

b) Pengukuran dilakukan pada titik moid point (sama pada Lila)

c) Pengukur berdiri di belakang pasien dan meletakkan telapak tangan kirinya pada bagian lengan kearah tanda yang telah dibuat dimana ibu jari dan telunjuk menghadap kebawah. Tricep skinfold diambil dengan menarik pada 1 cm dari proximal tanda titik tengah tadi

d) Tricep skonfold diukur dengan mendekati 0.1 cm

3. Pengukuran TLK pada Subscapular

a) Pasien berdiri tegak dengan kedua lengan tergantung bebas pada kedua sisi tubuh

b) Tangan kanan diletakkan kiri ke belakang

c) Untuk mendapatkan tempat pengukuran, pemeriksa meraba scapula dan mencarinya ke arah bawah lateral sepanjang batas vetebrata sampai menentukan sudut bawah scapula

d) Subscapular skinfold ditarik kearah diagonal (infero-lateral) kurang lebih 45o ke arah horizontal garis kulit. Titik scapula terletak pada bagian bawah sudut scapula

e) Caliper diletakkan 1 cm infero-lateral dari ibu jari dan jari telunjuk yang mengangkat kulit dan subkutan dan ketebalan kulit diukur mendekati 0.1 mm

4. Pengukuran TLK pada suprailiaka

1. Pasien berdiri tegak

2. Cubit dengan formasi miring bentuk sudut 45 ke arah belakang garis klipaksilaris dan keatas iliak dengan ikuran 1 cm dibawah jari tangan

3. Pasang caliper

4. Baca hasil dengan ketelitian 0,1 mm

E. Perhitungan

A. Status Gizi berdasarkan BMI :

B. Rumus perhitungan tinggi badan a. Berdasarkan tinggi lutut :GIBSON, 1993

Pria

: ((2.02xTL)-(0.04xU))+64.19

Wanita : ((1.83xTL)-(0.24xU))+84.88

Atau (CUMLEA)TB Pria : 64.19-(0.04X USIA DALAM TAHUN)+(2.02 X TL DALAM cm)TB Perempuan : 84.88 (0.24X USIA DALAM TAHUN) + (1.83 X TL DALAM CM)b. Rumus Perhitungan tinggi badan berdasarkan rentang lengan:TB Pria : 118,24+(0,28xRL)-(0,07xU)

TB Wanita : 63,18 + (0,63xRL)-(0,17xU)C. Lingkar Lengan Atas

Nilai ambang batas balita adalah 12,5 cm dapat menggantikan interprestasi BB-TB rendah/wasting. Nilai ambang batas wakita usia subur 23.5 cm. Jika kurang beresiko melahirkan bayi BBLR, resiko kematian, gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Interprestasi BMI berdasarkan penilaian LLA.(Powell and Hennessy (2003)

BMI Pria : 1.01xLILA-4,7

BMI Wanita : 1,10xLILA-6.7

D. Rumus Menghitung Nilai WHR:7

Tabel 4: Standar resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran WHR pada jenis kelamin dan kelompok umur:7

Jenis kelaminKelompok umurResiko

LowModerateHighVery high

Pria20-29< 0,830,83-0,880,89-0,94> 0,94

30-39< 0,840,84-0,910,92-0,96> 0,96

40-49< 0,880,88-0,950,96-1,00> 1,00

Wanita20-29< 0,710,71-0,770,78-0,82> 0,82

30-39< 0,720,72-0,780,79-0,84> 0.84

40-49< 0,730,73-0,790,80-0,87> 0,87

Sumber. Sirajuddin 2012.E. Standart Lingkar perut

F. %bodyfat

F. Gambaran Alat

INCLUDEPICTURE "https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSDavB8UM-wmNWm4FQ8eRV831h3sKtFlMAiwEPdvir2uIo92eU5UQ" \* MERGEFORMATINET Digital bathrom scale

microtiose

bathroom scale with stadiometer

INCLUDEPICTURE "http://pbs.twimg.com/media/BKTGvV2CMAAcwoL.jpg:large" \* MERGEFORMATINET Pita circumference

pengukur tinggi lututLange skinfold caliper

Skinfold caliper G. Check list dan penilaian

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN REKTAL

No.JENIS KEGIATANNILAI

012

1.Memperkenalkan diri

2.Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan kepada pasien

3.Mempersilahkan pasien melepaskan alas kaki, penutup kepala dan meletakkan barang baan yang berat

4.Meminta pasien memfleksikan lutut dan berusaha membuat pasien relaks

5.Mengatur posisi pasien dengan benar

6.Memperhatikan hasil ukuran:

Memperhatikan jarum penunjuk timbangan dengan benar

Memperhatikan angka penunjuk ukuran tinggi badan /tinggi lutut/rentang lengan dengan benar

Memperhatikan angka penunjuk ukuran LiLA dengan benar

Memperhatikan angka penunjuk ukuran Lingkar pinggang-panggul dengan benar

Memperhatikan angka penunjuk ukuran lingkar perut dengan benar

Memperhatikan angka penunjuk ukuran TLK dengan benar

7.Mempersilahkan pasien untuk berpakaian kembali dan menjelaskan pemeriksaan telah selesai

8.Interprestasi dan perhitungan

Menghitung dan menginterprestasikan penilaian BMI dengan benar

Menginterprestasikan penilaian LiLa dengan benar

Menghitung dan menginterprestasikan hasil Waist to hip dengan benar

Menghitung dan menginterprestasikan hasil % body weight dengan benar

Menginterprestasikan penilaian lingkar perut dengan benar

9.Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien

Keterangan:

0 : Tidak dilakukan

1 : Dilakukan tapi tidak benar/lengkap/sempurna

2: Dilakukan dengan benar/lengkap/sempurna

Nilai maksimal : 36

Jumlah nilai

Nilai akhir= -------------------------- x 100 =

36