baru abortus
DESCRIPTION
mmmmmTRANSCRIPT
Abortus Abortus Definisi :• Berakhirnya kehamilan (disebabkan oleh faktor-
faktor ttt) sebelum hasil konsepsi mampu hidup diluar kandungan (<500 g,atau < 20 mgg)
• Ab. Spontan =keguguran= miscariage adalah: Abortus yang terjadi secara alamiah tanpa adanya
upaya2 dari luar(buatan) untuk mengakhiri kehamilan
• Ab. Buatan =ab. Provokatus=aborsi=pengguguran : abortus yang terjadi akibat adanya upaya2 ttt untuk mengakhiri kehamilan ada 2 :1. ab. Provokatus medisinalis2. ab. Provokatus kriminalis
Kejadian Kejadian Angka pasti sulit ditentukan WHO: 10% dari seluruh kehamilan.Sarwono : 10 – 15%
Etiologi :- Pada awal kehamilan terhentinya proses biologis pada embrio- Pada kehamilan yang lebih lanjut pengaruh lingkungan eksternal
A. Kelainan perkembangan zigot1. Kelainan kromosom
hertig & sheldon 49% kasus adlh degenerasi ova peneliti lain 50-60% ab. Spontan disebabkan anomali kromosom hasil konsepsi: trisomi, poliploidi, kel. kromosom seks
2. Lingkungan endometrium kurang sempurna3. Pengaruh teratogen : radiasi, virus, obat dsbB. Kelainan Plasenta
pada plasentasi N, terjadi perubahan adaptif pada a. spiralis ditandai dengan hilangnnya dinding muskuloeslastik, digantikan dengan bahan fibrinoid berisi sel-sel trofoblas. Ini menyebabkan arteri yang sempit & berdinding tebal berubah menjadi lebar & terbuka, berkelok2 untuk menjamin vaskularisasi bagi pertumbuhan konseptus.
Bila terjadi gangguan misalnya pada endarteritis pada villi korialis oksigenasi terganggu gangguan pertumbuhan/kematian janin (mis. Pada hipertensi kronis) dapat sp TM II tapi berisiko untuk terjadinya preeklamsi, preterm, PJTC. Faktor maternal :1.Penyakit infeksi :TORCH, listeria, mycoplasma, U. urealyticum2. Gangguan nutrisi berat3. Penyakit sistemik kronis :Tb, obesitas & DM, peny. Ginjal, peny. Hati, tofid, malaria, anemia berat4. alkohol/merokok5. Gangguan imunologis6. Hormonal Defisiensi progesteron, ganguan f/tiroid, DM tak terkontrol, Hiperandrogenisme, PCO syndrome7. Trauma fisik/psikisTrauma psikis, mekanismenya belum jelas
D. Kelainan traktus genitalisInkompetensia serviks, mioma submukosa, retroversi uteri gravidi inkarserata, infeksi kronis pada adneksa & endometrium (jarang)
Derajat abortusDerajat abortusDiagnosis Perdaraha
nServiks Besar
uterusGejala lain
Ab. Iminens
Sedikit sedang
Tertutup Sesuai masa kehamilan
Tes keh + kram uterus lunak
Ab. Insipiens
Sedang banyak
Terbuka Sesuai / > kecil
Kram uterus lunak
Ab. Inkomplit
Sedikit banyak
Terbuka Kecil KramKeluar jar.Uterus lunak
Ab. Komplit Sedikit / tidak ada
Terbuka / tertutup
Kecil Kram </-Konseptuskeluar
Retesi embrio /missed abortion
Sedikit & berwarna kehitaman
Kenyal & tertutup
Kecil Gjl. hamil (-)Uterus tak membesar embrio †
Patogenesis Patogenesis Perdarahan pada desidua basalis nekrosis jar diatasnya perlahan2 embrio dilepaskan dari tempat implantasinya sebagai benda asing uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya dari kav. uteri.
Penatalaksanaan1.Ab. Iminensa.Tirah baring b.Sedatif ringan : Fenobarbital 3x30 mgc.Tokolitik isoksuprine 3x10 mgd.Hormonal : preparat progesteron
Jenis Dosis awal
D. Pemeliharaan
Didrogesteron 40 m PO 10 mg / 8 jamAlilesterenol 20 mg PO 5 mg / 8 jamHidroksiProgesteronKaproat
500 mg IM
250 mg / 12 jamBila ada perbaikan, lanjutkan dengan 250 mg/hari hingga 7 hari setelah perdarahan berhenti
2. Ab. Insipiens dan inkomplita. Perbaiki KUb. Kuretase, bila keh. > 12 mgg tetes pitosin
kuretasec. Uterotonikad. Antibiotika : Gol penisilin
3. Ab. Komplittidak memerlukan pengobatan khusus. Bila anemia beri SF atau roboransia atau transfusi
4. Missed abortiona. Periksa CT, BT, CoTb. Kehamilan < 12 mgg psg laminaria
kuretase c. Keh. > 12 mgg estradiol benzoas 2x20
mg IM3 hari laminaria tetes pitosin
5. Ab. Infeksiosaa. Perbaiki KUb. AB dosis tinggic. Antipiretikd. Kuretase setelah 12-24 jam kemudian (bila perdarahan
banyak segera kuretase)e. Antitetanus toksoid 1500 U
6. Ab. Septika. Rawat di ICUb. T/= ab. Infeksiosa, tapi ab. Spektrum > luas, dosis > tinggi,
metronidazol per infus. Selanjutnya Ab sesuai tes resistensi c. Deksametazon 40-60 mg IV/8 jam minimal 2 harid. Kuretase 24 jam kemudiane. Bila dengan AB dan kuretase, tidak ada perbaikan KU
pertimbangkan HT-SOBf. Ht juga dipertimbangkan bila :
8. Uterus > 16 mgg9. Ada infeksi dengan C, welchii10.Abortus provokatus dengan zat korosif11.Ada perforasi uterus
Komplikasi Komplikasi 1. Perdarahan2. Perforasi3. Infeksi4. Syok5. GGA
ETIOLOGI ABORTUSETIOLOGI ABORTUSEarly pregnancy
loss
Blighted ova Early lelai
darnise
Abnormalitas
anatomiendokrin imunolog
is Genetik Infeksi HematomaSubkorionik
korioamnionitis
Sinekia uterusAbnormalitas MulleriPengaruh DESCx incompetent
Def. progesteronDef. tiroidDM tak terkontrolHiperandrogenisme
Ovarium polisiklikAntibodi antifosfolipidANA + asimptomatisalloimun
PERDARAHAN PERVAGINAM PD KEHAMILAN PERDARAHAN PERVAGINAM PD KEHAMILAN MUDAMUDA
Dari kavum uteri
Ya Tidak OUE terbuka Laserasi serviks atau vagina Tidak YaBercak & lendir kecoklatan Slpt ketuban menonjol
Ya Tidak Ya Tidak Perdarahan, tampak massa kehamilan
Ab. Imminens Ab. Insipiens Ab. Inkomplit
OUE sdkt terbukadan bercak darah
OUE terbuka, slpt ketuban pecahperdarahan (+), massa kehamilan
Ya Tidak masih di dalam uterus
Serviks livide & lunak, uterus lunakTdk sesuai usia kehamilan tidak menstruasi yang terlambat
Massa adneksa, hasil AVMHanya endometrium, tdk dijumpai tidak Ab. komplitVilli/membran, Arias Stela (+)
Ya Suspek KE
HIPEREMESIS HIPEREMESIS GRAVIDARUMGRAVIDARUMDefinisi :Keadaan timbulnya mual dan muntah yang
berlebihan pda wanita hamil TM 1.Lebih dari 10 x/24 jam, sehingga
mengganggu KU & aktivitas sehari-hari (memburuk/dehidrasi)
Kejadian :PG 60-80% dan multigravida 40-60%
mengalami mual & muntah, terjadi 6 mgg setleh HPHT & berlangsung sp. 4 bulan 0,1% menjadi berat.
Etiologi Etiologi 1. Faktor predisposisi : kadar HCG yang tinggi :
PG, mola haditidosa, hamil ganda, hamil dengan DM
2. Faktor organik: masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal benda asing
3. Alergi : respon jaringan ibu terhadap anak4. Psikologik : rumah tangga retak, takut hamil
& melahirkan, kehilangan pekerjaan dll5. Endokrin : DM, hipertiroid
Gambaran Klinik :Wanita hamil muda, muntah terus menerus,
kulit kering, dehidrasi & BB menurun, berat ikterus & gangguan syaraf
Klasifikasi : berdasarkan Klasifikasi : berdasarkan gejalagejala
Tingkat I Tingkat II Tingkat III
•Tidak mau makan•Nyeri epigastrium•BB menurun•Lemah•Muntah•Kesadaran baik•Nadi < 100 x/menit•T. normal•TD : S menurun•DehidrasiTurgor <Lidah keringMata cekung
•Lebih lemah•Muntah >•Apatis•Nadi > 100 x/menit•T meningkat•TD menurun•Dehidrasi >>Turgor lebih jelekLidah kering, kotorMata cekung >>Ikterus•Kulit berkeringat, kering kadang2 kekuningan•Urine :OliguriaAsetonuriaAlbuminuriaSilinder (+)•Aseton tercium dipernafasan•Hemokonsentrasi•Konstipasi
•Lemah sekali•Muntah berhenti•Gelisah, somnolen koma•Nadi cepat halus•T ↑↑•TD ↓↓
•Tanda enselalopati wernioka•Nistagmus•Diplopia•Perubahan mental
DD :1. Pielonefnitis2. Hepatitis3. Ulkus ventrikuli4. Tumor otak
Patofisiologi :• Estrogen meningkat + berkurangnya pengosongan
lambung mual & muntah serta intake < dehidrasi CES & plasma menurun Na.K & Cl menurun gangguan keseimbangan elektrolit + alkalosis hipokloremi
• Cadangan KH & lemak habis terpakai untuk energi. Karena oksidasi lemak tak sempurna asam aseto asetik, sidroksi butirik & aseton tertimbun dalam darah ketosis
• Dehidrasi hemokonsentrasi aliran darah ke jaringan menurun hipoksia jaringan zat toksik tertimbun
Urine•Oliguri * Ketonuri•Urine pekat * Proteinuri•CL urine menurun * Billirubin (+)
Mual muntah >>
Dehidrasi Starvasi
Hemo konsentrasi
Ureun darah ↑ Ketosis Emasia
si Hepatitis
Polineritis Ensefalopa
ti Wernicke
Patologi :Patologi :1. Otak : Ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia & perubahan
mental) dilatasi kapiler & perdarahan kecil di korpora mamilana ventrikel III & IV
2. Jantung : mengecil (atrofi) perdarahan subendokardial3. Robekan pada selaput lendir esofagus & lambung (sindrome mallory
wells ) perdarahan gastrointestinal hematemesis (sindrom burhave)
4. Hati : degenerasi lemak tanpa nekrosis pada sentrilobuler5. Ginjal : pucet + degenerasi lemak pada tubuli kontorti
Penatalaksanaan :1. Pencegahan2. Isolasi3. Puasa fp muntah hilang (24 jam)4. Terapi psikologis5. Cairan parenteral6. Bejana cairan7. Obat penenang neurotonik8. Konsul RSJ9. Terminasi kehamilan (harus dipertimbangkan dengan baik)
HIPEREMESIS GRAVIDARUMHIPEREMESIS GRAVIDARUMMRS Rawat jalan
1. Gagal dg rawat jalan2. Tdk dapat makan &
minum3. BB turun > 10%4. Turgor kurang, kulit
kering5. Asetonuria
1. Pencegahan Memberikan informasi/edukasi mengenai
kehamilan untuk menghilangkan rasa takut & cemas (faktor psikis)
2. Cara makan & minum- Bangun tidur tetap di tempat tidur
minum the panas, makan roti/biskuit kering
- Jumlah kecil, tp sering- Banyak mengandung gula- Hindari: minyak, lemak, yang berbau atau
yang merangsangKamar IsolasiTentukan Tkt HiperemesisGravidarum
Puasa 24-48 jamTerapi
1.Psikologis :-tenang/isolasi-Tamu dibatasi2.Koreksi :-Cairan-Kalori-Elektron-Vitamin/mineral-Asam amino esensial-Asidosis-AlkalosisInfus 2500-3000 ml/hr (D5, NaCl, RL)Vitamin : Vitamin C 200 mgVit B1 200 mgVit B6 200 mgVit B12Secara injeksi tiap hari3.obat-obatan :-Klorpromazin 25 mg atau-Fenobarbital 100 mg atau-Diazepam 10 mg
Observasi1. Kontrol palans cairan
2. TD tiap 8 jam3. Nadi & temperatur tiap 4 jam4. Darah lengkap & hematokrit5. Urine lengkap ; tiap hari- Protein- Kalium- Aseton- Bikarbonas- Silinder6. Kalau perlu pemeriksaan komplikasi :- Hati - otak- Ginjal- Jantung
Keluar Masuk - muntah -Infus- Urine -
minum/makan
KEKE DefinisiTelur yang dibuahi berimplantasi & tumbuh diluar endometrium kavum uteri• LokasiA. Tuba Fallopii :1. Para interstitialis2. Isthmus3. Ampulla4. Infundibulum5. FimbriaB. Uterus :1. Kanalis servikalis2. Divertikulum3. Komu4. Tanduk rudimentarC. OvariumD. IntraligamenterE. Abdominal :1. Primer2. SekunderF. Kombinasi keh dalam & luar uterus
Frekuensi :0-14,6%- Umur rata2 30th (20-40th). Penyebab 10%
kematian maternal. Insidennya meningkat 4x lipat dalam 20th terakhir.
- KE berulang pada 25% pasien. Hanya 50% yang dapat hamil normal lagi
• Etiologi :- Sebagian besar tidak diketahui- Faktor yang mempengaruhi1.Lumen tuba sempit : endosalpingitis, hipoplasi
uteri, operasi plastik tuba2.Dinding tuba : endometriosis tuba, divertikel
tuba, ostium assesorium3.diluar tuba : perlekatan peri tuba, dengan
distorsi, lekukan tuba, tumor menekan dinding tuba
4.Fa. Lain: migrasi luar ovum, vertilisasi invitro
Faktor risiko :1. PID2. IUD (inflamasi obstruksi pangkal tuba)3. R/KE4. R/ Operasi abdomen
Patologi :- Nidasi telur dituba dapat terjadi secara kolumner atau
interkolumnerKolumner telur berimplantasi pada ujung/sisi jonjot endosalping
telur akan mati secara dini disorpsiInterkolumner telur berimplantasi diantara 2 jonjot endosalping
telur terpisah dari lumen, ditutup oleh pseudo kapsul (spt desidua) karena pembentukan desidua tak sempurna, villi korialis mudah menembus endosalping masuk ke lap otot tuba. Perkembangan selanjutnya tergantung tempat implantasi, tebal dinding tuba, banyaknya perdarahan yang terjadi akibat invasi trofoblas.
- Estrogen & progesteron dari korpus luteum graviditatis & trofoblas dapat mempengaruhi uterus : sedikit membesar, lembek & endometrium berubah menjadi desidua (fenomena Arian-Stella) sel epitel membesar dengan inti hipertropik, hiperkromatik, lobuler, bentuk tak teratur. Sitoplasma sel berlubang atau berbusa
- Setelah janin mati degenerasi desidua dikeluarkan perdarahan, perdarahan pj KE berasal dari uterus disebabkan pelepasan desidua yang degeneratif
Nasib kehamilan tubaSebagian besar akan terganggu pada umur kehamilan 6-10
mgg1. Hasil konsepsi mati dini & diresorpsi pada implantasi
secara kolumner2. Abortus tubaPenembusan pemb. Darah oleh villi perdarahan
mudigah lepas dari tempat implantasi bersama robeknya pseudokapsul. Bila pelepasan sempurna: mudigah & selaput dikeluarkan ke lumen tuba & didorong oleh darah ke ostium tuba abdominale. Bila pelepasan tdk sempurna : perdarahan akan berlangsung terus sedikit demi sedikit mola kuretase, tuba membesar & kebiruan (hematosalping) darah mengalir ke rongga perut melalui ostium tuba CD hematokel retrouterina
3. Ruptur tuba- Penembusan lap. Otot terus ke peritoneum oleh villi- Ruptur dapat dapat terjadi spontan atau karena trauma
ringan seperti koitus atau pemb. Vaginal. Terjadi perdarahan kedalam rongga melalui dinding tuba yang ruptur
- Bila kapsul pecah perdarahan ke lumen tuba ostium tuba rongga perut
Diagnosis :• Gambaran klinis bervariasi tergantung cepat lambatnya
diagnosis dibuat lokasi implantasi sudah terjadi ruptur/belum• Anamnesis :- Terlambat mens, disertai gejala subyektif hamil muda- Nyeri perut bawah, mula2 satu sisi, lalu ketengah/seluruh
perut- Nyeri dapat menjalar sampai ke bahu- Perdarahan pervaginam- Tanesmus, ok hematokel retrouterina• Pem. Umum :- Tampak kesakitan & pucat- Tanda2 syok- Perut mengembung nyeri tekan• Pem. Ginekologik- tanda2 kehamilan muda- Nyeri goyang serviks- Uterus sedikit membesar, kadang2 teraba tumor disamping
uterus dengan batas sulit ditentukan- CD menonjol & nyeri raba hematokel retrouterina- Suhu kadang2 naik, shingga sukar dibedakan dengan infeksi
pelvik
Lab.- Hb menurun, lekosit meningkat- PT berguna bila (+), bila (-) tidak
menyingkirkan KET- β-hCG harus diperiksa dengan bahan
yang memiliki sensivitas minimal 5 mlU/ml. Pd. Kehamilan normal kadar β-hCG akan menjadi 2x lipat dlm 5 jam. Pada sebagain besar KE kadarnya tidak mjd 2z lipat atau bahkan menurun
- Progesteron level > 25 ng/ml intrauterin < 25 ng/ml ekstrauterin
• USG- Tampak kantung gestasi di luar kavum
uteri atau genangan cairan di CD
Kuldosentesis :tehnik :
- Posisi litotomi kadang kencing dikosongkan, tindakan aseptik & antiseptik vulva & sekitarnya
- dengan bantuan spektum sim’s atas & bawah, portio ditampakkan lalu dijepit dgn tenakulum pd jam 6
- Jarum spinal 16 G ditusukkan pada medial forniks postenor menembus CD dgn arah kranioenterior
- Lakukan aspirasi dgn menggunakan semprit 10 ml, tes (+) bila didapatkan darah kehitaman, tdk membeku dan terdapat gumpalan halus bekuan darah
- Jarum spinal dicabut. Tenakulum dilepas, usapkan larutan antiseptik pd serviks & forniks, spekulum dilepas, tindakan selesai, kuldosanresis tdk perlu dilakukan pada:
- Pdrt tdk komperatif- Uterus sangat retofleksi sehingga fundus berada
dalam culdesac Pd xead demikian segera lakukan laparoskopi.
Positif palsu dpt terjadi pd ruptur kista ovarium
DD :I. Ginekologis :1.Infeksi pelvik2.Abortus imminens3.Kista follikel/korpus luteum yang pecah4.Kista ovarium terpuntir5.Mioma degeneratif6.Mola hidatidosa
II.Nonginekologis :1.Appendisitis2.Pielonefritis3.pankreatitis
-faktor2 risiko: PID, IUD r/KE t/ operasi abdomen-Mens. Tak teratur-Nyeri perut satu sisi-Teraba massa ps adneksa-Syok, sinkop
DR Ht sechβ-hCGStingar painUSG
-MRS-Nilai kondisi klinis-Amati :1.TD (hipotensi)2.Ht (menurun)3.Stabilitas sistem CV
KECURIGAAN KE