bagaimana motivasi berprestasi mendorong keberhasilan...
TRANSCRIPT
Abstract.The purpose of this research is to understand a phenomena about how achievement motive can affect business success on small micro entrepreneurship in Surabaya. The research was conducted with the subject of three people, consisting of actors, Micro, Small in Surabaya Municipality is successful in entrepreneurship activities. In accordance with the type of research, which is qualitative, then the determination of subjects to collect data using purposive sampling method, where the decision was not made on the basis of the subject strata, random or region, but based on specific goals. The number of subjects in this study were three people, because qualitative research seek to understand the perspective and context in-depth study, so it tends to do with the number of cases slightly. From the analysis of data, the authors can interpret how achievement motivation, entrepreneurship plays a role in the success of the Micro, Small players in Surabaya Municipality. The perpetrators of Micro, Small, who succeeded in entrepreneurship are those who also own a high need for achievement, I can understand someone who is successful at least in the self-employment, that individual will also have the need for high achievement motivation in developing a business.
Keywords: Enterpreneurship, Achievment Motivate
Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk memaknai suatu fenomena tentang peran motivasi berprestasi yang mendorong keberhasilan wirausaha para pelaku Usaha Mikro Kecil di Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan subjek sebanyak tiga orang, yang terdiri dari para pelaku Usaha Mikro Kecil di Kotamadya Surabaya yang berhasil dalam kegiatan berwirausaha. Sesuai dengan tipe penelitiannya, yaitu kualitatif, maka penentuan subjek guna menghimpun datanya menggunakan metode purposive sampling, dimana pengambilan subjek bukan dilakukan atas dasar strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang, karena penilitian kualitaitf berupaya memahami sudut pandang dan konteks penelitian secara mendalam, sehingga cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Dari hasil analisis data, penulis bisa memaknai bagaimana motivasi berprestasi berperan dalam keberhasilan berwirausaha dari para pelaku Usaha Mikro Kecil yang ada di Kotamadya Surabaya. Para pelaku Usaha Mikro Kecil yang berhasil dalam berwirausaha adalah mereka yang juga memeliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi, penulis dapat memahami setidaknya seseorang yang berhasil di dalam wirausaha, seseorang tersebut juga mempunyai kebutuhan akan motivasi berprestasi yang tinggi dalam mengembangkan usahanya.
Kata kunci: Kewirausahaan, motivasi berprestasi
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
Aulia Rachendiar PradiptaFakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya
74Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Pengangguran adalah salah satu masalah yang
sampai saat ini belum terselesaikan Menurut data dari
Dinas Tenaga Ker ja Kota Surabaya , da ta
menunjukkan jumlah pengangguran di Kota
Surabaya di tahun 2007 sebanyak 91.158 orang.
( ). http://us.surabaya.detik.com/read/2007/08/27
Sedangkan jumlah pengangguran di Kota Surabaya
pada tahun 2008 bertambah 7 persen dari tahun
sebelumnya. Berarti sebanyak 10.882 jiwa penduduk
Kota Pahlawan tidak lagi memiliki pekerjaan
( ). Pada tahun 2009 sampai http://surabayajobfair.com
dengan 2011 di wilayah Kotamadya Surabaya jumlah
tersebut terus bertambah. Data pengangguran tiga
tahun be lakangan in i , tahun 2009 jumlah
pengangguran tercatat 95.000 orang, disusul tahun
2010 meningkat menjadi 156.000 orang, dan tahun
2011 meningkat lagi menjadi 176.000 orang
(http://www.radjawarta.com/).
Banyaknya tingkat pengangguran di wilayah
Surabaya, menurut Tri Risma Harini adalah adanya
PHK massal juga disebabkan banyaknya lulusan
SMU, SMK dan Perguruan Tinggi yang setelah lulus
tidak juga mendapatkan kerja. Sedangkan menurut
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya,penyebab
utama pengagguran adalah tidak sebandingnya jumlah
antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang
d i t a w a r k a n s u a t u p e r u s a h a a n .
(http://us.surabaya.detik.com/read/2007/08/27).
Dengan itu dapat penulis simpulkan bahwa
tingginya tingkat pengangguran di wilayah Surabaya
kebanyakan disebabkan karena terbatasnya jumlah
lapangan pekerjaan di wilayah Surabaya, dan
ironisnya lagi mereka yang mengalami pengangguran
adalah generasi-generasi muda Indonesia.
Salah satu solusi untuk mengurangi
banyaknya jumlah pengangguran yaitu dengan
membuka lapangan pekerjaan sendir i a tau
berwirausaha. Secara sederhana arti wirausaha
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil
risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai
usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun
dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2011). Wirausaha
adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor
produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja,
material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan
nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya (Suryana,
2010).
Usaha Kecil, dan Menengah (UKM)
75Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial
Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Aulia Rachendiar Pradipta
memiliki peran penting dalam perekonomian
Indonesia. Karena dengan UKM ini, pengangguran
akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia
k e r j a m e n j a d i b e r k u r a n g .
Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan
sebagai agenda utama pembangunan ekonomi
Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika
terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang
bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor
yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.
Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia
pada tanggal 21 Oktober 2008 mengemukakan bahwa
UKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu
survive karena, pertama, tidak memiliki utang luar
negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan
karena mereka dianggap unbankable. Ketiga,
menggunakan input lokal. Keempat, berorientasi
ekspor. Selama 1997-2006, jumlah perusahaan
berskala UKM mencapai 99% dari keseluruhan unit
usaha di Indonesia. Sumbangan UKM terhadap
produk domestik bruto mencapai 54%-57%.
Sumbangan UKM terhadap penyerapan tenaga kerja
sekitar 96%. Sebanyak 91% UKM melakukan
k e g i a t a n e k s p o r m e l a l u i p i h a k k e t i g a
eksportir/pedagang perantara. Hanya 8,8% yang
berhubungan langsung dengan pembeli/importir di
luar negeri. (http://id.shvoong.com/business-
management/human-resources).
Berdasarkan data yang dilansir dari
Departemen Koperasi dan UKM dapat diketahui
bahwa jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) pada tahun 2008 sebesar 51,26 juta unit,
atau meningkat 1,44 juta dibandingkan dengan tahun
2007 yang baru mencapai angka 49,82 juta unit. Dari
angka tersebut, 99% adalah usaha mikro, yaitu usaha
yang memiliki kekayaan bersih s.d Rp. 50 juta dan
memiliki nilai penjualan s.d Rp. 300 juta/tahun.
Artinya dari 51,26 juta unit UMKM, sebanyak 50,75
juta unit adalah usaha mikro. Dari data yang sama
dapat ditafsir bahwa usaha kecil, yang memiliki
kekayaan bersih antara Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta dan
dengan nilai penjualan berkisar antara Rp. 300 juta s.d
Rp. 2,5 milyar/tahun mencapai angka 520 ribu unit.
Sedangkan usaha menengah mencapai angka 40 ribu
unit. (kategori usaha menengah adalah usaha yang
memiliki nilai kekayaan bersih antara Rp. 500 juta
hingga Rp. 10 milyar dan dengan penjualan > Rp. 2,5
milyar s,d Rp. 50 milyar / tahun). Dari Produk
Domestik Bruto (PDB) tahun 2008, sektor UMKM
mencapai angka Rp 2.609 trilun, di mana sebesar Rp
76
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
1.505 triliun di antaranya disumbangkan oleh unit-unit
usaha mikro. Artinya Usaha Kecil dan Menengah
hanya menyumbangkan sebesar Rp. Rp. 1.104 trilyun
saja. Sementara bila dibandingkan dengan usaha besar
pada PDB tahun yang sama, sektor UMKM memiliki
nilai 125% atau 55% dari seluruh PDB pada periode
tersebut. Dapat dibayangkan, 55% Pendapatan
perkapita atau pendapatan nasional Indonesia
disumbangkan oleh UMKM. Sangat beralasan bila
sektor ini kemudian menjadi primadona untuk
menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Motivasi Berprestasi dalam Keberhasilan
Berwirausaha
Gede Anggan Suhandana (1980 dalam
Suryana, 2008) menjelaskan bahwa seseorang yang
memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu
motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi
adalah nilai sosial yang menekankan pada hasrat
untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan
pribadi.
Penulis ingin memaknai dan memandang
suatu fenomena tentang bagaimana peran dari
motivasi berprestasi di dalam keberhasilan
berwirausaha pelaku UMK Kotamadya Surabaya.
Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang
dilakukan merupakan usaha optimal untuk
menghasilkan nilai maksimal. Artimya, wirausaha
melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,
sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain.
Nilai prestasi merupakan hal yang justru membedakan
antara hasil karya sebagai seorang wirausaha dengan
orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan.
Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada
dalam diri seorang wirausaha, karena dapat
membentuk mental yang ada pada diri wirausaha
untuk selalu unggul dan mengerjakan segala sesuatu
melebihi standar yang ada (Suryana, 2008).
Suryana (2010) menyatakan bahwa ukuran
need of achievment mampu menunjukkan seberapa
besar jiwa enterprenuer seseorang. Semakin
besar/tinggi nilai need of achievment seseorang,
semakin besar pula bakat potensialnya untuk menjadi
entrepreneur sukses.
McClelland (1961 dalam Buck, 1988)
menemukan bahwa ada hubungan yang kuat antara
k e b u t u h a n t i n g g i u n t u k b e r p r e s t a s i d a n
kewirausahaan. Hasil dari penelitian tersebut
menjelaskan bahwa pelaku wirausaha, pebisnis
memiliki tingkat motivasi berprestasi lebih tinggi
77Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial
Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Aulia Rachendiar Pradipta
dibandingkan professional dengan latarbelakang
sosial dan pendidikan di berbagai Negara, termasuk
Amerika Serikat, Itali dan Polandia.
Individu dengan kebutuhan pencapaian
prestasi tinggi lebih menyukai pekerjaan yang
memiliki tanggung jawab pribadi, umpan balik dan
resiko tingkat menengah, ketika karakteristik ini
merata, individu yang berprestasi tinggi akan sangat
termotivasi . Bukt i tersebut terus menerus
menunjukkan bahwa individu yang berprestasi tinggi
berhasil di dalam aktivitas wirausaha. (McClelland
dalam Robbins, 2008).
Seorang wirausahawa adalah seseorang yang
bekerja pada situasi dimana seseorang tersebut
dibutuhkan untuk siap menerima tantangan dan
keputusan untuk mengambil resiko, dimana seseorang
dituntut untuk memiliki tanggung jawab disetiap
pekerjaan yang diambil, karena itu seseorang yang
memiliki kebutuhan untuk berprestasi membutuhkan
umpan balik untuk perkembangan usaha mereka, apa
sudah mengalami kemajuan atau belum, ketika
seseorang yang memiliki kebutuhan tinggi untuk
berprestasi memulai suatu kegiatan wirausaha,
mereka akan cenderung lebih bersemangat pantang
menyerah, senang menerima tantangan dan berani
mengambil resiko, menerima tugas yang bersifat
menengah, menyukai umpan balik, sehingga
seseorang tersebut selalu mengerjakan apa yang
pembeli inginkan, selalu memikirkan ide-ide baru
yang mereka dapatkan dari hasil umpan balik,
sehingga mereka cenderung berhasil di dalam bidang
kewirausahaan.
David C McClelland (1961 dalam Robbin,
2012) menyatakan orang dengan kebutuhan tinggi
untuk berprestasi berjuang untuk pencapaian prestasi
pribadi. Mereka memiliki keinginan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik atau lebih efisien daripada
yang pernah dilakukan sebelumnya. Mereka lebih
menyukai pekerjaan yang memberikan tanggung
jawab pribadi untuk menemukan suatu solusi atas
suatu masalah, di mana mereka bisa mendapatkan
umpan balik yang cepat dan tidak membingungkan
terhadap kinerja mereka dalam rangka untuk
mengetahui apakah mereka sudah mengalami
peningkatan, dan dimana mereka dapat menetapkan
tujuan yang cukup menantang. Orang yang memiliki
kebutuhan berprestasi tinggi menghindari apa yang
mereka anggap sangat mudah atau tugas yang sangat
sulit. Selain itu, untuk mencapai kebutuhan tinggi
tidak selalu mengarah untuk menjadi manajer yang
78Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
baik, terutama dalam organisasi besar. Itu karena
orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
fokus pada pencapaian prestasi mereka sendiri,
sedangkan manajer yang baik menekankan membantu
orang lain mencapai goal.
Berdasarkan pandangan-pandangan teori di
atas, penulis dapat memaknai bagaimana peran dari
m o t i v a s i b e r p r e s t a s i d a l a m k e b e r h a s i l a n
b e r w i r a u s a h a , s e l a i n i t u p e n u l i s d a p a t
memformulasikan suatu pertanyaan penelitian dan
mengumpulkan data penelitian tentang bagaimana
penulis memaknai keberhasilan berwirausaha para
pelaku UMK Kotamadya Surabaya dilatarbelakangi
oleh motivasi berprestasi mereka.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Sarankatos (1993 dalam
Poerwandari , 2011) menyampaikan bahwa
pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan
pandangan-pandangan dasar interoretif dan
fenomenologis yang antara lain: (1) realitas sosial
adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan,
bukan sesuatu yang berada dilluar individu; (2)
manusia tidak secara sederhana mengikuti hukum-
hukum alam diluar diri melainkan menciptakan
rangkaian makna dalam menjalani kehidupannya; (3)
ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari-hari,
bersifat induktif, idiografis dan tidak bebas nilai dan;
(4) penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan
sosial. Penelitian kualitatif menghasilkan dan
mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti
transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto,
rekaman video dan lain sebagainya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kasus. (Punch dalam Poerwandari, 2011)
mendefinisikan studi kasus adalah fenomena khusus
yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi
(bounded context), meski batas-batas antara fenomena
dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Kasus itu dapat
berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi,
komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat
pula berupa keputusan, kebijakan, proses atau
peristiwa tertentu. Beberapa tipe unit yang dapat
diteliti dalam bentuk studi kasus: individu-individu,
karakteristik atau atribut dari individu-individu, aksi
dan interaksi, peninggalan atau artefak peri-laku,
setting, serta peristiwa atau insiden tertentu.
Tipe studi kasus yang digunakan dalam
penelitian adalah studi kasus instrumental.
(Poerwandari, 2011) menjelaskan studi kasus
79 Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Aulia Rachendiar Pradipta
instrumental adalah penelitian pada suatu kasus unik
tertentu, dilakukan untuk memahami isu dengan lebih
baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus
teori.
Dalam penelitian kualitatif, untuk tujuan
generalisasi, jumlah sampel dan cara pengambilannya
mendapat perhatian serius. Metode sampling dan
karakteristik sampel berperan terhadap sejauh mana
penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi
(Poerwandari, 2011). Dengan fokusnya pada
kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung
dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Suatu aksus
tunggal pun dapat dipakai, bila secara potensial
memang sangat sulit bagi penulis memperoleh kasus
lebih banyak, dan bila dari kasus tunggal tersebut
memang diperlukan sekaligus diungkap informasi
yang sangat mendalam (Banister, dkk dalam
Poerwandari, 2011).
Metode yang digunakan penulis untuk
menggali data di dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan
tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
tuujuan tertentu. Wawancara kualitatif
dilakukan bila penulis bermaksud untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-
makna subjektif yang dipahami individu
berkenaan dengan topik yang diteliti, dan
bermaksud melakukan eksplorasi terhadap
isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat
dilakukan melalui pendekatan lain (Banister
dkk., dalam Poerwandari 2011).
Wawancara yang digunakan penulis dalam
melakukan penelitian adalah wawancara dengan
pedoman umum. Dalam proses wawancara ini,
penulis dilengkapi pedoman wawancara yang sangat
umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus
diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan
mungki tanpa bentuk pertanyaan ekplisit. Pedoman
wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti
mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus
menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-
aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.
Wawancara dengan pedoman umum ini dapat
mengarahkan pembicaraan pada hal-hal/aspek-aspek
tertentu dari pengalaman/kehidupan subjek. Tetapi
wawancara juga dapat berbentuk wawancara
mendalam, dimana penulis mengajukan pertanyaan
mengenai berbagai segi kehidupan, secara utuh dan
mendalam. (Poerwandari, 2011).
80Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
2. Materi audio visual
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan
dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Sebagian besar data yang tersedia adalah
berbentuk surat-surat, catatan harian,
cenderamata, laporan, artefak, foto, dan
sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas
pada ruang dan waktu sehingga memberi
peluang kepada peneliti untuk mengetahui
hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.
Secara detail bahan dokumenter terbagi
beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-
surat pribadi, buku atau catatan harian,
memorial, klipping, dokumen pemerintah
atau swasta, data di server dan flashdisk, data
tersimpan di website, dan lain-lain.
Hasil Analisis Data
Pertanyaan yang diajukan penulis pada fokus
penelitian yaitu “Bagaimana peranan dari motivasi
berprestasi bisa berpengaruh terhadap keberhasilan
berwirausaha para pelaku UMK Kotamadya
Surabaya”.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis
menemukan bahwa ada keterkai tan antara
keberhasilan berwirausaha dengan motivasi
berprestasi. Ciri-ciri wirausaha berhasil menurut
Kasmir (2011) berhubungan dengan ciri-ciri
seseorang yang memiliki motivasi berprestasi
menurut McClelland (1961 dalam Robbin, 2012).
Menurut Kasmir (2011) seseorang yang dikatakan
berhasil di wirausaha adalah seseorang yang memiliki
visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan proaktif,
berorientasi pada prestasi, berani mengambil resiko,
kerja keras, bertanggung jawab, berkomitmen
terhadap berbagai pihak dan mengembangkan dan
memelihara hubungan baik.
Ketiga subjek yang berhasil di dalam
berwirausaha adalah seseorang yang memiliki
kebutuhan untuk berprestasi. Di dalam penelitian
seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
adalah orang yang berjuang untuk pencapaian prestasi
pribadi, demikian juga dengan ketiga subjek mereka
adalah orang yang memiliki sifat kerja keras untuk
pencapaian prestasi mereka, mereka bekerja keras
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau lebih
efesien daripada yang pernah dilakukan sebelumnya.
Untuk mencapai prestasi, mereka memiliki sifat
inisiatif dan proaktif, mereka adalah orang-prang yang
berani mengambil resiko dan tantangan, bagi ketiga
subjek tantangan adalah sesuatu yang memang harus
81Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial
Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Aulia Rachendiar Pradipta
dimiliki oleh setiap pewirausaha, bagi ketiga subjek
tantangan adalah pembelajaran, rejeki dan juga
kepercayaan dari lingkungan, ketika mereka mampu
mengerjakan tantangan yang diberikan, sementara
pengusaha lain menolak, maka pembeli akan senang
dan terus memberikan pesanan-pesanan terhadap
ketiga subjek.
Ketika ketiga subjek menerima tugas baik itu
bersifat yang menantang maupun mudah, mereka
mempertanggungjawabkan apa yang mereka terima
dan, mereka akan fokus dan menyelesaikan pekerjaan
yang sudah mereka terima orang yang fokus pada
pencapaian prestasi adalah orang yang juga memiliki
komitmen pada berbagai pihak, mereka tidak akan
puas apabila pekerjaan mereka belum selesai dan tidak
hanya menyelesaikan pekerjaan, tetapi menyelesaikan
dengan sempurna sampai pembeli atau pelanggan dari
ketiga subjek mengatakan senang, puas, bangga
dengan hasil dari kerja mereka. Seseorang yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah seseorang
yang menyukai umpan balik dalam rangka mereka
bisa mendapatkan umpan balik, apakah mereka sudah
mengalami peningkatan, baik peningkatan di dalam
produk mereka, maupun pelayanan dan kinerja dari
ketiga subjek, karena mereka menghargai dan
menerima umpan balik dari seseorang dan lingkungan
mereka, maka hubungan ketiga subjek dengan
pegawai, lingkungan dan pelanggan menjadi baik,
mereka bisa menjaga hubungan baik dengan seluruh
pihak. Seseorang yang fokus pada pencapaian prestasi
adalah seseorang yang juga mempunyai visi dan
tujuan, agar jelas arah mereka.
Pembahasan
Dari hasil analisis data diatas, penulis
menyatakan bahwa hasil dari penelitian memberikan
dukungan terhadap keberhasilan berwirausaha
didorong oleh motivasi berprestasi yang tinggi pada
masing-masing subjek, hal ini dapat ditunjukkan oleh
perilaku-perilaku seperti berikut:
1. Mempunyai keinginan untuk melakukan
sesuatu lebih baik
Perilaku ketiga subjek yang sama-sama
memiliki keinginan untuk lebih baik lagi, terlihat
pada bagaimana cara subjek berusaha untuk terus
menggali ide-ide baru, walaupun cara ketiganya
berbeda tetapi ketiga subjek tersebut memiliki
tujuan yang sama, yaitu ingin lebih baik, selain
ide-ide baru ketiga subjek juga mempunyai cara
sendiri dalam menangani masalah seperti
banyaknya pesanan, masalah yang ada di dalam
82Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
perusahaan, dll. Selain itu perilaku-perilaku
untuk terus melakukan sesuatu lebih baik
ditunjukkan dengan mutu produk dari ketiga
subjek yang selalu dijaga dan adanya inovasi-
inovasi baru dari masing-masing subjek, yang
membuat usaha ketiga subjek terus berkembang
dan lebih baik. Mutu selalu mereka jaga agar
pembeli selalu merasa puas ketika membeli
produk para ketiga subjek. Melakukan sesuatu
yang lebih baik diperlukan untuk terus
mengembangkan usaha dari ketiga subjek, ide-
ide baru untuk pasar, inovasi, selain itu mutu yang
selalu dijaga semua hal tersebut membuat
pembeli puas ketika membeli produk dari ketiga
subjek.
2. Leb ih menyukai peker jaan yang
memberikan tanggung jawab pribadi
untuk menemukan suatu solusi atas suatu
masalah
Perilaku yang menunjukkan ketiga subjek
menyukain pekerjaan yang memberikan
tanggung jawab pribadi untuk menemukan suatu
solusi atas suatu masalah, terlihat ketika masing-
masing subjek menyelesaikan semua pekerjaan
yang diberikan. Ketika menerima tugas, ketiga
subjek mengerjakan tugas tersebut sampai
selesai, apapun tugas yang diberikan, pada saat
ketiga subjek sudah memutuskan untuk
menerima, maka ketiga subjek berkomitmen
untuk menyelesaikannya sebagai bentuk
tanggung jawab ketiga subjek dan ketiga subjek
m e m i l i k i c a r a t e r s e n d i r i u n t u k
menyelesaikannnya. Selain itu perilaku yang lain
yaitu ketika menghadapi persoalan yang ada, baik
itu masalah bersifat produksi maupun masalah
lingkungan 'internal' perusahaan, ketiga subjek
menunjukkan bisa mengatasi hal tersebut. Selain
itu perilaku tanggung jawab ditunjukkan ketiga
subjek terhadap team atau pegawai mereka,
tanggung jawab untuk mempertahankan usaha
mereka demi para pegawai ketiga subjek yang
sudah menggantungkan hidup mereka pada usaha
ketiga subjek. Dengan memiliki sifat tanggung
jawab maka semua pekerjaan dan masalah selalu
diselesaikan oleh ketiga subjek.
3. Menyukai umpan balik, demi untuk
mengetahui apakah sudah mengalami
kemajuan
Perilaku yang menunjukkan ketiga subjek
83Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial
Vol. 11 No. 02, Agustus 2012
Aulia Rachendiar Pradipta
memiliki sifat yang menyukai adanya umpan
balik, baik dari lingkungan, orang maupun dari
pegawai masing-masing subjek, yaitu ketika
masing-masing subjek, senang ketika para
pegawai mereka berpendapat, tidak hanya senang
tetapi ketiga subjek mempunyai cara tersendiri
untuk mengaplikasikan pendapat mereka menjadi
sebuah produk yang siap jual. Selain itu perilaku
m e n g h a rg a i p e n d a p a t o r a n g l a i n d a n
menerapkannya kedalam produk dari masing-
masing subjek juga menunjukkan bagaimana
ketiga subjek memiliki sifat menyukai adanya
umpan balik karena adanya saran, kritik dan
umpan balik terhadap produk maupun hasil kerja
subjek sangat membantu usaha subjek untuk terus
berkembang menjadi lebih baik.
4. Bekerja pada tujuan yang menantang
Perilaku ketiga subjek yang menunjukkan
mereka adalah seseorang yang bekerja pada
tujuan yang menantang, ditunjukkan dengan
kemampuan ketiga subjek dalam hal menerima
pesanan yang sifatnya 'menantang' dalam artian
pekerjaan tersebut memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi, membutuhkan waktu, tenaga, dll.
Ketiga subjek tidak pernah menolak semua
pekerjaan yang bersifat baru dan menantang yang
diberikan subjek. Tidak hanya mampu menerima,
tetapi mereka juga mampu untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut dengan sempurna. Dalam
menerima pekerjaan yang 'menantang' ketiga
subjek menunjukkan perilaku senang, mereka
senang ketika mereka menerima tantangan baik
dari pembeli, lingkungan dan pemerintah.
Per i laku-per i laku d ia tas menunjukkan
bagaimana ketiga subjek adalah seseorang yang
bekerja pada tujuan yang menantang.
5. Menghindari tugas dengan tingkat
kesulitan tinggi dan tugas dengan tingkat
kesulitan rendah
Ketiga subjek adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk mengambil semua
tugas yang diberikan, baik hal tersebut
mempunyai level rendah sampai dengan level
yang tinggi, ketiga subjek mempunyai alasan
mas ing-mas ing mengapa sub jek t idak
menghindari tugas yang sulit ataupun mudah,
karena hal tersebut-lah ketiga subjek dipercaya
oleh pembeli, bagaimanapun tugas yang
d i b e r i k a n , k e t i g a s u b j e k s a n g g u p
mengerjakannya. Perilaku senang menerima
84Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
semua tugas yang diberikan tanpa memilih tugas
mana yang susah maupun mudah, tidak memilah-
milah tugas yang diberikan, membuat ketiga
subjek terus mendapatkan pelajaran dan
kepercayaan dari para pembeli mereka.
6. Fokus pada pencapaian prestasi
Perilaku yang menunjukkan ketiga subjek
adalah seseorang yang memiliki sifat fokus pada
pencapaian prestasi, terlihat ketika ketiga subjek
tidak pernah putus asa dalam mengerjakan tugas-
tugasnya, mereka selalu fokus terhadap tugas
yang diterima. Karena mereka adalah orang-
orang yang fokus terhadap apa yang dilakukan,
itu membuat tugas selalu selesai dan hal tersebut
membuat pembeli percaya untuk terus membeli
dari ketiga subjek. Selain itu perilaku yang tidak
mudah menyerah dan putus asa di dalam
mengerjakan semua pekerjaan menunjukkan
ketiga subjek memiliki fokus pada pencapaian
prestasi mereka. Dengan fokus pada pencapaian
prestasi ketiga subjek.
Namun selain menjelaskan bahwa
bagaimana keberhasilan berwirausaha didorong oleh
motivasi berprestasi, penulis juga menemukan adanya
hal baru yang tidak terdapat di dalam teori yang
digunakan oleh penulis yaitu :
1. Seseorang yang memil ik i mot ivas i
berprestasi tinggi cenderung memilih tugas
dengan derajat kesulitan yang sedang, yang
memungkinkan berhasil. Mereka menghindari
tugas yang terlalu mudah karena sedikitnya
tantangan atau kepuasan yang didapat. Mereka
yang menghindari tugas yang terlalu sulit
kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tetapi
di dalam penelitian ini, ketiga subjek adalah
seseorang yang memiliki kemampuan untuk
mengambil semua tugas yang diberikan, baik hal
tersebut mempunyai derajat tingkat kesulitan
yang susah, sedang, maupun mudah sekalipun.
Ketiga subjek mempunyai alasan masing-masing
mengapa masing-masing dari subjek tidak
menghindari tugas yang sulit ataupun mudah,
adanya faktor kepercayaan dari ketiga subjek
mengenai suatu konsep 'rejeki', pembelajaran dan
kepercayaan dari masing-masing pelanggan
sangat melekat erat di diri masing-masing subjek
dimana hal tersebut yang menjadi dasar bagi
ketiga subjek untuk menerima semua tugas yang
diberikan. Ketiga subjek percaya bahwa rejeki
bisa datang dari banyak hal, keyakinan akan
85 Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Aulia Rachendiar Pradipta
faktor 'rejeki' tersebutlah yang membuat ketiga
subjek mempunyai suatu pemikiran bahwa
apapun tugas yang diberikan itu adalah 'rejeki'
yang diberikan kepada ketiga subjek karena hal
tersebut-lah ketiga subjek dipercaya oleh
pembeli, bagaimanapun tugas yang diberikan,
ketiga subjek sanggup mengerjakannya. Karena
hal tersebut-lah ketiga subjek dipercaya oleh
pembeli, bagaimanapun tugas yang diberikan,
ketiga subjek sanggup mengerjakannya apa yang
pembeli inginkan, baik itu memiliki tingkat yang
mudah maupun tingkat kesulitan yang susah, dan
ketiga subjek mengerjakannya dengan sempurna.
Karena ketiga subjek terus menerima apa yang
p e m b e l i i n g i n k a n , d a n k e t i g a s u b j e k
menyelesaikan dengan hasil yang baik hal
tersebut yang membuat pembeli puas dengan
hasil kerja subjek, dan untuk kedepan pembeli
pun terus menerus datang dan membeli produk
dari ketiga subjek.
2. Adanya hasrat atau passion yang sudah
melekat di dalam diri ketiga subjek yang
membuat subjek terus menerus berjuang untuk
mengembangkan usaha subjek, menariknya
adalah passion tersebut timbul bukan dari
keinginan pribadi masing-masing subjek, tetapi
lebih kepada kepentingan sosial, ketiga subjek
mempunyai tanggung jawab moral terhadap
lingkungannya, terhadap karyawan dari ketiga
subjek, yang telah menggantungkan hidup dari
usaha ketiga subjek, pembelajaran sekaligus
s ebaga i ' j emba t an ' bag i me reka yang
berkebutuhan khusus, dll. Moral seperti itulah
yang terus melekat di dalam diri ketiga subjek, hal
tersebut membuat ketiga subjek terus mempunyai
semangat atau 'passion' untuk terus berjuang
walau di keadaan sulit sekalipun, semangat
tersebut yang membawa ketiga subjek berhasil di
dalam kegiatan beriwarausaha mereka. Dapat
penulis katakan bahwa ketiga subjek yang ada di
dalam penelitian ini adalah 'wanita-wanita super',
rasa semangat dan motivasi dari ketiga subjek
untuk terus berkembang dengan tidak melupakan
fungsi sosial, di dalam keaadan sulit ketiga subjek
selalu berpikir bagaimana para pegawai, orang-
orang yang telah menggantungkan hidup pada
ketiga subjek. Passion yang keluar dari dalam diri
masing-masing subjek-lah yang bisa mendorong
mereka untuk terus berjuang dan mencapai
86Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1. No. 02, Agustus 2012
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
keberhasilan wirausaha mereka.
3. Terdapat hal-hal yang bersifat prinsip di
dalam penelitian diatas, prinsip prinsip para
pelaku wirausaha yang berhasil adalah prinsip
prinsip mengenai adanya bantuan Allah SWT di
dalam keberhasilan wirausaha mereka, adanya
prinsip karma yang berhubungan dengan
lingkungan sekitarnya. Adanya prinsip-prinsip
kejujuran di dalam berwirausaha sangat melekat
pada ketiga subjek, bahwa berwirausaha haruslah
jujur, terutama pada subjek ketiga , yang dahulu
mengawali usaha sebagai seorang rentenir,
dimana ia tidak jujur dan mengaku setiap awal
bulan subjek selalu mengalami kecalakaan, dan
bagi beliau itu adalah karma dari perbuataannya,
sejak itulah beliau membuka usaha dengan jujur
dan sampai sekarang beliau mendulang
keberhasilan di wirausahanya, Prinsip sosial pun
terdapat dalam diri ketiga subjek, ketiga subjek
mengatakan bahwa ketika mereka memberikan
pelatihan-pelatihan gratis kepada masyarakat
mereka tidak mengalami kerugian, apabila
dihitung secara teori manajemen pemberian
pelatihan secara gratis pasti memerlukan biaya
yang banyak, tetapi bagi ketiga subjek mereka
mendapatkan keuntungan, yaitu ketentraman di
dalam hati masing masing subjek, seperti subjek
pertama bahwa semua pelatihan gratis yang
diberikan subjek yaitu yang pertama adalah
sebagai pembelajaran bagi masyarakat bahwa
kegiatan sulam itu susah, dengan begitu setiap
konsumen yang akan membeli produk MS
mereka mengetahui bahwa susah membuatnya
sehingga mereka tidak akan menawar, kedua
adalah dengan memberikan pelatihan gratis itu
bisa mendapatkan keuntungan di dalam hati,
bahwa subjek telah memberikan sesuatu yang
berharga bagi masyarakat yaitu ilmu, sehingga
nantinya semua masyarakat bisa membudayakan
sulam itu. Bagi ketiga subjek mereka percaya
dengan adanya bantuan dari Allah, adanya suatu
konsep bahwa apabila Allah tidak ridho maka
mereka tidak akan bisa seperti sekarang ini seperti
subjek kedua di akhir wawancara subjek
mengatakan bahwa subjek menentang renald
kashari tentang suatu konsep keuntungan, subjek
mengatakan bahwa apabila Allah tidak ridho
maka tidak akan terjadi. Prinsip prinsip kejujuran,
nurani, hati, manajemen hati, kedekatan diri
87 Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1. No. 02, Agustus 2012
Aulia Rachendiar Pradipta
dengan Allah SWT, karma, berbuat baik sangat
erat melekat di dalam keberhasilan berwirausaha
ketiga subjek, dan hal tersebut yang tidak terdapat
di dalam teori, seperti hitungan matematika
apabila satu ditambah satu hitungan matematika
pasti hasilnya dua, tetapi dengan memasukkan
konsep dan prinsip prinsip diatas, maka satu
ditambah satu menghasilkan lima puluh, seratus
atau bahkan lebih.
'
4. Bekerja dengan hati', penulis menemukan
bahwa adanya faktor bekerja dengan hati juga
sebagai faktor pendorong keberhasi lan
berwirausaha bagi ketiga subjek, keyakinan
ketiga subjek tentang 'bekerja dengan hati'
membuat ketiga subjek mengerjakan semua
pekerjaan dengan hasil yang sempurna, hal-hal
yang bersifat prinsip seperti kejujuran, ikhlas,
tulus mengerjakan segala sesuatu dengan
sempurna membuat ketiga subjek selalu
menyelesaikan pekerjannya dengan sempurna,
selalu menjaga quality control dari suatu produk
mereka, mempunyai keinginan agar pembeli
senang dengan apa yang mereka produksi, tidak
m e m b u a t d e n g a n ' a s a l - a s a l a n ' s e l a l u
mengutamakan kualitas dari suatu produksi
semua hal tersebut yang selalu menjadikan ketiga
subjek menghasilkan produk-produk yang
sempurna. Menikmati pekerjaan sebagai
wirausaha juga merupakan suatu faktor tambahan
yang membuat ketiga subjek terus menerus
berjuang dan mengembangkan wirausaha
mereka.
Kesimpulan
Di dalam bidang wirausaha, seseorang
dituntut untuk terus berkembang dalam wirausahanya,
ketika mendapatkan suatu pekerjaan seseorang
dituntut untuk menyelesaikannya tepat waktu, tidak
mengecewakan pembeli, dan kondisi kerja yang
penuh dengan tantangan, seseorang yang bergerak di
bidang wirausaha bukanlah seseorang yang 'aman',
ketika seseorang memutuskan mengambil wirausaha
sebagai pilihan karir, maka seseorang tersebut harus
siap menerima tantangan dan mengambil resiko tidak
mendapatkan penghasilan tetap atau sebaliknya
berhasil, seseorang yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi adalah seseorang yang menyukai
tantangan dan berani mengambil resiko, ketika
seseorang tersebut menerima suatu pekerjaan atau
88Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
tugas, mereka tidak akan pernah menyerah dalam
mengerjakan tugas tersebut, mereka akan fokus
terhadap apa yang dikerjakan-nya, ketika seseorang
yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi
menyelesaikan pekerjaannya, ia membutuhkan
umpan balik, saran , dan kritik atas hasil kerja mereka,
saran dan kritik tersebut diperlukan untuk menilai
apakah mereka sudah mengalami kemajuan atau
kemunduran. Seseorang yang memiliki kebutuhan
untuk berprestasi tinggi.
Selain faktor motivasi berprestasi, adanya
prinsip-prinsip yang dipegang ketiga subjek juga
membantu dalam keberhasilan usaha subjek, yaitu
adanya prinsip kejujuran, dan juga adanya bantuan
Tuhan yang tidak terdapat di dalam teori, ketiga subjek
meyakini bahwa tanpa adanya Tuhan, Allah SWT
mereka tidak bisa seperti sekarang, karena itu selain
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, ketiga
subjek juga berdoa dan memiliki yang biasa ketiga
subjek sebut “bekerja dengan hati” berkerja dengan
tulus dan menjaga usaha tersebut dengan moral.
89Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial
Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Pustaka Acuan
Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.
Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan. (edisi enambelas). Bandung. Alfabeta.
Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dr. Suryana, Yuyus, S.E., M.S, IR. Bayu Kartib, M.Si. (2010). Kewirausahaan:Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. (edisi pertama). Jakarta. Prenada Media Group.
Dr. Suryana, M.Si. (2008). Kewirausahaan: Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. (cetakan ketiga). Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Dwi Riyanti, B. P. (2002). Factors Influencing The Succes of Small-Scale Entrepreneurs In Indonesia. Jakarta, Indonesia. Atmajaya Indonesia Catholic University.
Fadiati, Ari, M.Si., Purwana Dedi, M.Buss,. (2011). Menjadi Wirausaha Sukses. (cetakan kedua). Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Kasmir. (2011). Kewirausahaan. (edisi revisi). Jakarta. Rajagrafindo Persada.
Lyle M, Spencer. (1993). Competence At Work Models For Superior Perfomance. New York. John Wiley & Sons.
Aulia Rachendiar Pradipta
90Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
Makhbud, M.A, & Hasun, M. F. (2011). Enterpreneurial Success: An Explanatory Study among Entrepreneurs. (Vol 6, No.1). Bangi, Selangor, University Kebangsaan Malaysia. Faculty of Economic and Bussiness.
Poerwandari, Kristi. (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku manusia. Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).
Poerwandari, Kristi. (2011). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. (edisi keempat). Jakarta. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.
Robbins, P. S., Coulter Marry. (2012). Management. (eleventh edition). New Jersey. Prentice Hall.
Robbins, P. S., Judge, A. T. (2008). Perilaku Organisasi:Organizational Behavior. (edisi keduabelas). Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Ross, Buck. (1988). Human Motivation and Emotion. (second edition). New York. John Wiley & Sons.
__________(2009). Undang-Undang UKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah). Jakarta. Sinar Grafika.
Winter, G. D. (2010). Why Achievment Motivation Predicts Success in Business but Failure in Politics : The Importance of Personal Control. (Volume 78, Issue 6). America. University of Michigan. Departement of Psychology.
Yin, R. K. (2003). Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta. PT. Raja Grafindo Perkasa.
Data ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur. Badan Pusat Statistik. [online].Diakses pada tanggal 15 Januari 2012 dari http://jatim.bps.go.id/
Jumlah Pengangguran di Surabaya Capai 91.158 orang (2007, 27 Maret). Detik Surabaya [online]. Diakses pada t a n g g a l 1 9 f e b r u a r i 2 0 1 2 d a r i http://www.surabaya.detik.com/read/2007/08/27/144554/822185/466/jumlah-pengagguran-di-surabaya-capai-91158-orang.
Jumlah pengangguran di kota Surabaya pada tahun 2008 bertambah 7 persen. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012 dari http://surabayajobfair.com/jumlah-pengangguran-di-kota-surabaya-pada-tahun-2008-bertambah-7-persen.html.
Pengangguran Meningkat 20 Persen. Harian Birawa. [online]. Diakses pada tanggal 19 Februari 2012 dari http://www.harianbhirawa.co.id/publik/12656-2011-pengangguran-meningkat-20-persen.
Peran UKM Dalam Perekonomian Indonesia. Diakses pada tanggal 15 Februari 2012 dari http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2034751-peran-ukm-dalam-perekonomian-indonesia/.
Titik winarti berbisnis untuk akhirat (Desember, 20 2010). Wordpress [online]. Diakses pada tanggal 10 Februari 2012 dari http://windakomunikasi.wordpress.com/2010/12/20/titik-winarti-berbisnis-untuk-akhirat/.
Bagaimana Motivasi Berprestasi Mendorong Keberhasilan Berwirausaha Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Kotamadya Surabaya
91Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial
Vol. 1 No. 02, Agustus 2012
UMKM Primadona Ekonomi Indonesia. (8 Februari 2011). Kompasiana. [online]. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012 dari http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/02/08/umkm-primadona-ekonomi-indonesia/.
Pemkot dan DPRD tidak Harmonis: Pengangguran Meningkat 15 Persen. Radjawarta. [online]. Diakses pada tanggal 19 Februari 2012 dari http://www.radjawarta.com/pemkot-dan-dprd-tidak-harmonis pengangguran-meningkat-15-persen.
Aulia Rachendiar Pradipta