bab viii peningkatan produktivitas

26
107 VIII.1 PENDAHULUAN Produktivitas adalah ukuran untuk mengukur efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan atau suatu negara. Efektivitas adalah ukuran pencapaian atas hasil akhir, sedangkan efisiensi adalah ukuran pemanfaatan sumberdaya untuk menghasilkan produk atau jasa. Produktivitas juga merupakan perbandingan antara efektivitas dengan efisiensi, atau antara nilai total dari keluarkan dengan nilai total dari masukan. Untuk mencapai produktivitas tinggi dicapai dengan meningkatkan nilai tambah dari keluaran dan mengefisienkan pemanfaatan sumberdaya (material, personel, mesin produksi, energi). Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara makro pada tingkat negara, maupun secara mikro dalam lingkup perusahaan. Dalam lingkup perusahaan dapat diukur produktivitas total maupun produktivitas secara perbagian, misalkan produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, produktivitas mesin produksi dan sebagainya. Ukuran produktivitas dapat secara indeks maupun dalam angka perbandingan. Usaha peningkatan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dua diantaranya, yaitu pendekatan teknik industri dan pendekatan hubungan manusia (organisasi kerja). Pendekatan teknik industri memanfaatkan alat analisis teknik tatacara, metoda kerja atau pengukuran kerja dan sebagainya. Pendekatan hubungan manusia menekankan melalui organisasi, di antaranya dengan cara perubahan organisasi. VIII.2 PENYAJIAN VIII.2.1 PRODUKTIVITAS, EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS Produktivitas adalah ukuran perbandingan antara efektivitas dan efisiensi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Efektivitas menunjukkan hasil yang telah dicapai, sedangkan efisiensi adalah pemanfaatan sumberdaya yang dikonsumsi. Konsep produktivitas digunakan secara luas untuk mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi. Ada perusahaan yang efektivitasnya tinggi BAB VIII PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Upload: rizka-mustika

Post on 24-Oct-2015

91 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

107

VIII.1 PENDAHULUAN

Produktivitas adalah ukuran untuk mengukur efektivitas dan efisiensi

suatu perusahaan atau suatu negara. Efektivitas adalah ukuran pencapaian

atas hasil akhir, sedangkan efisiensi adalah ukuran pemanfaatan sumberdaya

untuk menghasilkan produk atau jasa. Produktivitas juga merupakan

perbandingan antara efektivitas dengan efisiensi, atau antara nilai total dari

keluarkan dengan nilai total dari masukan. Untuk mencapai produktivitas

tinggi dicapai dengan meningkatkan nilai tambah dari keluaran dan

mengefisienkan pemanfaatan sumberdaya (material, personel, mesin

produksi, energi).

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara makro pada tingkat

negara, maupun secara mikro dalam lingkup perusahaan. Dalam lingkup

perusahaan dapat diukur produktivitas total maupun produktivitas secara

perbagian, misalkan produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal,

produktivitas mesin produksi dan sebagainya. Ukuran produktivitas dapat

secara indeks maupun dalam angka perbandingan.

Usaha peningkatan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai

pendekatan dua diantaranya, yaitu pendekatan teknik industri dan pendekatan

hubungan manusia (organisasi kerja). Pendekatan teknik industri

memanfaatkan alat analisis teknik tatacara, metoda kerja atau pengukuran

kerja dan sebagainya. Pendekatan hubungan manusia menekankan melalui

organisasi, di antaranya dengan cara perubahan organisasi.

VIII.2 PENYAJIAN

VIII.2.1 PRODUKTIVITAS, EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

Produktivitas adalah ukuran perbandingan antara efektivitas dan

efisiensi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Efektivitas menunjukkan hasil

yang telah dicapai, sedangkan efisiensi adalah pemanfaatan sumberdaya yang

dikonsumsi. Konsep produktivitas digunakan secara luas untuk mengukur

tingkat efektivitas dan efisiensi. Ada perusahaan yang efektivitasnya tinggi

BAB VIII

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Page 2: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

108

namun efisiensinya rendah, dan sebaliknya efisiensinya tinggi sedangkan

kurang efektif, produktivitas rendah.

Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil keluaran aktual

terhadap standar yang diharapkan. Misalnya, hal kerja seorang operator

adalah 120 unit/jam, sedangkan laju standrnya adalah 180 unit/jam. Efisiensi

operator dapat dihitung sebesar.

120/180 x 100% = 66,67%

Efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan atau sasaran

Produktivitas = Masukan

Keluaran

Produktivitas = Efisiensi

sEfektivita

Produktivitas = digunakan yang Sumberdaya

dicapaiyangHarga

Contoh penerapan produktivitas pada kendaraan bermotor, hasil yang

dicapai oleh mobil adalah jarak yang dicapai dalam satuan kilometer,

sedangkan unsur masukan adalah jumlah bensin yang dikonsumsi. Bila jarak

yang dicapai adalah 100 Km, dengan konsumsi bensin 10 liter, maka

produktivitas mobil adalah :

Produktivitasmobil = Masukan

Keluaran =

Ltr 10

Km 100

= 10 Km / liter

Dalam contoh mobil di atas, unsur-unsur yang berpengaruh pada

produktivitas di antaranya kondisi mesin mobil, kinerja mesin, teknik

mengendarai mobil, kondisi jalan dan sebaiknya. Bila unsur di atas

diperhitungkan, hasil produktivitasnya akan tinggi. Dalam lingkup

perusahaan unsur-unsur yang mempengaruhi masukan adalah sumberdaya

yang digunakan (5M + 1) sedangkan hasil yang dicapai adalah nilai tambah

dari produk /jasa yang dihasilkan.

Page 3: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

109

Model sistem produksi

Gambar 8.1 Model produksi

Dari model sistem produksi di atas maka dapat dibuat batasan suatu

peroduktivitas dalam lingkup perusahaan adalah :

Produktivitas = MasukanTotal

KeluaranTotal

Produktivitas = E) M(5masukannilaiTotal

n)Prods/d1(ProdtambahnilaiTotal

Dari persamaan di atas maka untuk mencapai peningkatan produktivitas

dicapai dengan menaikkan tambah dari produk, dan dengan cara

mengefisiensi masukan dari sumberdaya (5M + E). Peningkatan nilai tambah

didapat dengan cara menaikkan kualitas produk dan menekan biaya produksi

dengan teknologi, sehingga rupiah/unit semakin rendah. Sedangkan efisiensi

sumberdaya dilakukan dengan cara mengenali sumber-sumber pemborosan

dan berusaha menghilangkan pemborosan tersebut.

Ada tiga jenis dasar produktivitas:

Produktivitas partial: perbandingan hasil keluaran dengan cara satu

masukan. Misalnya produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal,

produktivitas bahan baku.

Produktivitas faktor total: perbandingan hasil bersih dengan jumlah

Man (Manusia)

Machine (mesin)

Money (modal)

Method (metoda)

Material (bahan)

Energy (energi)

Proses produksi/ manufaktur

Produk 1

Produk 2 Produk 3 Produk 4

Page 4: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

110

tenaga kerja dan modal. Hasil bersih adalah hasil total dikurangi

barang/komponen, jadi dikurangi pelayanan/jasa yang dibeli.

Produktivitas total: perbandingran hasil total dengan jumlah semua

masukan (modal, tenaga kerja, material)

Ketiga jenis produktivitas memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain

Produktivitas partial, memiliki kelebihan mudah dimengerti, mudah

dihitung, datanya mudah diperoleh dengan cepat dapat disampaikan pada

pimpinan, dan merupakan cara mendiagnose indikator yang perlu

diperbaiki.

Sedangkan produktivitas faktor total dan produktivitas total, kelebihannya

memberi gambaran perusahaan secara keseluruhan, dapat memberi cara

perbaikan jika digabungkan dengan produktivitas partial, dan mudah

dianalisis untuk mengetahui kepekaan.

Kelemahan produktivitas partial adalah bisa memberi arah yang salah,

jika tidak digabungkan dengan ukuran produktivitas yang lainnya dan bukan

merupakan alat pendekatan pengendalian keuntungan yang baik. Kelemahan

produktivitas faktor total dan produktivitas total adalah sulit dihitung karena

kesulitan memperoleh data secara lengkap dan akurat, lebih dominan untuk

mengukur faktor tenaga kerja dan modal sehingga hasil perhitungan tidak

tepat, jika porsi biaya material besar.

VIII.2.2 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Pengukuran produktivitas penting peranannya, dengan mengetahui

nilai indek produktivitas manajemen dapat mengukur kinerja perusahaan.

Selanjutnya, manajemen dapat membuat langkah untuk peningkatan

produktivitas.

Produktivitas merupakan nilai total dari seluruh kinerja perusahaan,

termasuk di dalamnya produktivitas tenaga kerja, produktivitas mesin

Page 5: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

111

produksi, produktivitas modal kerja dan seterusnya. Produktivitas dapat juga

diukur secara pembagian, misalkan produktivitas tenaga kerja, produktivitas

mesin produksi :

Produktivitas = Efisiensi

sEfektivita

Produktivitas = digunakan yang Sumberdaya

dicapaiyangHarga

Produktivitas parsial (SDM)

Produktivitas = kerjaTenagamasukannilaiTotal

n)Prods/d1(ProdtambahnilaiTotal .

Produktivitas parsial (Modal)

Produktivitas = kerjamodaldarimasukannilaiTotal

n).Prods/d1(ProdtambahnilaiTotal

Produktivitas total

Produktivitas = EILK

O

Dengan : O = Output/ nilai keluaran yang dihasilkan

K = Kapital/ nilai modal yang digunakan

L = Labor/ nilai upah tenaga kerja

I = Intermediate (pembelian material + jasa)

E = Energi / sumber tenaga yang digunakan

Nilai-nilai input harus diubah dalam besaran nilai uang, rupiah atau dollar.

Perbedaan nilai masukan dan nilai keluaran merupakan nilai marjinal kotor

(gross margin). Angka perubahan dari angka marjin kotor dari periode ke

periode berikutnya menyatakan tingkatan produktivitas perusahaan.

Sebagai contoh, pabrik TV menghasilkan 100 TV berwarna dengan

Page 6: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

112

mengerahkan 20 pekerja, akan diukur produktivitas tenaga kerjanya sebagai

berikut ini.

Produktivitas = digunakan yang Sumberdaya

dicapaiyangHarga

= Pekerja/TV520

100

Usaha peningkatan produktivitas pekerja dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu :

memperbaiki metode kerja sehingga 100 TV dapat diselesaikan oleh 14

orang pekerja dalam waktu yang sama, sehingga produktivitasnya

menjadi:

Produktivitas = pekerja14

TV 100 = 6,16 TV / pekerja

dengan menerapkan teknologi produksi baru dan peningkatan ketrampilan

pekerja, sehingga dengan 20 pekerja dapat dihasilkan 130 TV dalam

waktu yang sama;

Produktivitas = pekerja2

TV 130

0 = 6,5 TV / pekerja

Teknik pengukuran di atas dinamakan dengan teknik perbandingan

nilai keluaran dengan nilai masukan. Ada cara lain dalam mengukur

produktivitas, yaitu dengan teknik indeks. Cara indeks banyak dipakai karena

memiliki kelebihan bisa membandingkan indeks produktivitas tahun yang

lalu dan tahun sekarang dengan perbandingan standar. Cara indek juga

banyak digunakan oleh pemerintah (Biro Statistik), sehingga dengan cara

indeks hasil pengukuran produktivitas dapat dbandingkan langsung dengan

organisasi lain.

Page 7: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

113

Kriteria yang dipakai dalam pengukuran produktivitas

validitas, data harus benar dan menunjukkan perubahan produktivitas;

harus lengkap, mencakup seluruh data yang relevan baik untuk unsur

keluaran, maupun masukan;

dapat diperbandingkan, pengukuran harus akurat dan hasilnya dapat

dibandingkan dengan periode sebelumnya;

biaya efektivitas, hasil pengukuran dapat digunakan untuk mengadakan

perbaikan dalam organisasi.

Tabel 8.1 Perhitungan perbandingan – indeks

Periode dasar Periode berikut

Besaran

(1)

Indek*)

(2)

Besaran (3) Indek**

(4)

1. Output (unit 50.000, 100 81.900, 163,8

2. Jam kerja 5.000,- 100 6.500, 130,0

3. Gaji / upah Rp 30.000, 100 Rp 42.000 140,8

Perbandingan :

4. Output/jam kerja

(baris 1 + baris 2)

10 100 12,6 126,0

5. Upah/jam kerja

(baris 2 + baris 2)

Rp 6,0 100 Rp 8,5 108,3

6. Upah/output

(baris 5 + baris 4)

Rp 6,0 100 Rp 0,51 86,0

Catatan :

*) indeks 100% diperoleh dari kolom (1) dibagi dirinya sendiri karena

dijadikan periode dasar.

**) indeks 163,8% diperoleh dari {kolom (1) kolom (3)}.

VIII.2.3 Teknik Peningkatan Produktivitas

Produktivitas bisa diukur secara makro (lingkup nasional) maupun

dalam lingkup mikro (perusahaan). Pengukuran secara makro memerlukan

seluruh data yang dihasilkan secara nasional. Ada dua pendekatan dalam

Page 8: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

114

teknik peningkatan produktivitas, pertama pendekatan teknik industri dan

ekonomi dan yang kedua pendekatan hubungan manusia.

Menurut survey ada sekitar 50 metode untuk perbaikan produktivitas,

yang diklasifikasikan ke dalam lima jenis dasar yaitu berbasis teknologi,

berbahasis tenaga kerja (orang), berbasis produk, berbasis proses, dan

berbasis material. Teknik berbasis teknoogi memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, contohnya CAD-CAM, robotika, teknik laser,

manajemen perawatan, konservasi energi dan sebagainya.

Teknik berbasis pekerja dilakukan dengan meningkatkan kepuasan

kerja dan memotivasi kerja, misalnya dengan memberikan upah perangsang,

promosi, pengayaan dan perluasan tugas (job enrichment and job

enlargement), perputaran tugas (job ration), peningkatan keahlian, kurva

pengalaman, komunikasi, mutu penyeliaan hukuman/sanksi, dan gugus

kendali mutu.

Perbaikan produktivitas berbasis produk dilakukan melalui peninjauan

kembali terhadap produk seperti rekayasa nilai (value engineering),

diversifikasi produk, standarisasi, peningkatan keandalan, dan promosi

produk terpadu.

Teknik berbasis proses atau pekerjaan yaitu teknik tatacara

pengukuran kerja, perancangan kerja, evaluasi jabatan, ergonomi,

penjadwalan produksi. Teknik berbasis material dilakukan dengan

pengendalian persediaan, penerapan MRP, manajemen material,

pengendalian mutu, perbaikan sistem pemindahan material, pemakaian ulang

atau daur ulang material.

Semua teknik di atas dapat juga dikelompokkan dalam beberapa kategori

yang meliputi :

teknik industri, misalnya perancangan kerja;

pemasaran, misalnya promosi;

pengendalian sistem, contohnya pengendalian persediaan;

penelitian operasional;

teknik komputer;

Page 9: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

115

manajemen (penjadwalan produksi);

psikologi (partisipasi kerja);

ilmu perilaku dan lain sebagainya.

Metode kerja adalah langkah-langkah sistematis untuk melakukan

suatu pekerjaan dengan cara mudah efisien dengan biaya yang ekonomis.

Cara yang digunakan adalah dengan memperbaiki proses, tata letak

mesin/fasilitas, merancang fasilitas dan peralatan kerja, dan mengurangi

tingkat kesulitan kerja dan kelelahan kerja, mengurangi penggunaan material,

mesin produksi dan pekerja, serta mengembangkan lingkungan kerja yang

lebih baik.

Untuk dapat memperbaiki metode kerja digunakan beberapa alat

analisis, di antaranya diagram aliran proses, diagram aliran, diagram tangan

kiri-kanan, diagram manusia-mesin dan sebagainya. Kondisi persaingan yang

ketat dan tekanan ekonomi yang ketat menuntut perubahan lebih produktif.

Tolak ukur metoda kerja yang lebih baik, yaitu waktu produksi lebih singkat

dan biaya lebih ekonomis akan berdampak langsung pada produktivitas lebih

tinggi. Manfaat lain dari peningkatan produktivitas di atas, juga berpengaruh

pada:

pengurangan tingkat kelelahan pekerja;

tataletak kerja lebih berdaya guna;

design produk lebih baik;

penanganan material lebih cepat;

peningkatan keamanan kerja;

peningkatan moral pekerja.

Page 10: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

116

PETA ALIRAN PRORES

Ringkasan

Kegiatan Sekarang Usulan Benda

Jml Wkt Jml W

kt

Jml W

kt

Pekerjaan :

O Operasi Nomor peta :

= Pemeriksaan 6 51,07 Orang Bahan :

Transportasi - - Sekarang

Usulan

D Menunggu 212,8

3

Dipetakan oleh : Chandra M.S

Penyimpanan Tanggal

dipetkan

: 7 November

1988

Uraian kegiatan Lambang Jrk Jml Wk

t O = D

Steker dirakit di stasiun I

Raktian steker dipindah ke staf II

Steker menunggu steker lainnya

Dus kecil dipak

Dipindahkan ke stasiun II

Dus kecil diberi cap

Dus kecil dimaksukkan dalam kotak

Dus kecil menggu dus kecil lain

Kotak besar dipak

Dipindahkan ke gudang

Disimpan di gudang

Gambar 8.2 Peta aliran proses

Pengukuran kerja adalah untuk menetapkan berapa waktu standar

yang digunakan untuk menyelesaikan satu unit produk oleh seorang pekerja

dengan kondisi kerja normal. Dengan pengukuran waktu dapat dianalis waktu

yang tidak efektif, dan memperbaikinya sehingga waktu kerja lebih

Page 11: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

117

kondusif. Waktu standar dapat bermanfaat pula untuk:

membandingkan efisiensi dari beberapa alternatif metode kerja;

mengukur beban kerja, dan menyeimbangkan untuk kerja tim;

membuat rencana penjadwalan produksi berdasarkan waktu standar;

mengukur kinerja pemanfaatan mesin produksi, serta pekerja.

Menentukan dasar penggajian dan perhitungan bonus bagi pekerja yang

berprestasi;

Dijadikan dasar dalam pembuatan kontrak, dan waktu penyerahan produk

secara pasti.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran kerja:

pilih pekerjaan yang akan diukur waktu standarnya;

catat data yang relevan, berdasarkan pada metoda kerja serta elemen

kerjanya;

lakukan analisis dari data tadi, tetapkan metoda dan gerakan kerja paling

efektif, serta pisahkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif;

lakukan pengukuran kembali menurut elemen pekerjaan;

menghitung besarnya waktu standar;

tetapkan waktu standar dari metoda terbaru.

Pendekatan hubungan

Pendekatan hubungan manusia lebih menekankan aspek manusia

sebagai bagian dari organisasi yang paling utama. Pengembangan organisasi

adalah salah satu cara peningkatan produktivitas. Organissi yang dinamis

selalu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Hanya organisasi yang

dinamis dan mau berubah menjadi lebih baik yang akan tetap berkaitan.

Banyak organisasi pada awalnya tidak dibangun dengan konsep

pengembangan sumber daya manusia dengan benar. Dalam kondisi

persaingan ketat, tuntutan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat

penting. Jumlah pegawai yang banyak akan cenderung menimbulkan biaya

overhead yang besar dan mengurangi laba perusahaan. Langkah yang diambil

Page 12: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

118

adalah dengan mengadakan penataan kembali organisasi.

Contoh kasus, perusahaan PT Jasatama mengidentifikasikan adanya

penurunan keuntungan selama dua tahun berturut-turut. Ada dua penyebab

turunnya laba, yaitu penurunan tingkat penjualan karena kerasnya persaingan

dan besarnya biaya overhead perusahaan. Pihak manajemen menetapkan

bahwa cara yang akan ditempuh adalah penataan kembali pegawai.

Kemudian diadakan analisis biaya-manfaat, biaya yang dikeluarkan

berupa biaya pesangon untuk pegawai yang akan dipensiun dini, manfaat

yang diperoleh adalah peluang menghembat biaya overhead untuk tahun-

tahun mendatang. Analisa biaya manfaat menunjukkan hasil yang positif, dan

langkah penataan kembali layak dilaksanakan.

Gambar 8.3 Langkah pengembangan organisasi

Langkah berikutnya menentukan strategi perubahan, yaitu dengan

menata kembali dan mengadakan pensiun dini bagi pegawai yang usianya di

atas 45 thun dan berpendidikan SMP ke bawah. Setiap pegawai yang

dipensiun dini mendapatkan uang pesangon 20 kali gaji bulanan,

direncanakan seperempat dari seluruh pegawai yang ada saat ini.

Rekrukturisasi ini merupakan kebijakan dari manajemen puncak.

Identifikasi problem organissi

Mengenali masalah

Analisa Biaya-manfaat

Mengembangkan strategi perubahan

Intervensi

Mengukur dan evaluasi hasil perubahan

Umpan balik

Page 13: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

119

Setelah berlangsung dalam setengah tahun diadakan evaluasi dari

seluruh rencana. Kemudian monitor berapa realisasi dari pegawai yang sudah

mengajukan pensiun, serta berapa kemajuan yang dicapai dari penataan

kembali. Adakah overhead perusahaan berkurang atau tetap besar. Bila

hasilnya tidak sesuai dengan standar diadakan koreksi lagi, bila dikoreksi

pada tingkat pengembangan strategi atau koreksi dari langkah paling awal.

Di samping penataan kembali tentu saja masih banyak teknik yang

didasarkan pada hubungan manusia seperti komunikasi atau hal-hal lain yang

dikaitkan dengan peningkatan kepuasan seperti yang dikemukakan Hezberg

pada Teori Dua Faktornya atau sesuai dengan hirarki kebutuhan Maslow.

VIII.3 PENUTUP

Soal Latihan

1. Jelaskan pengertian tentang

a. efisiensi;

b. efektivitas;

c. produktivitas.

2. Berikan contoh nyata (dengan data kuantitatif) dari soal no 1 a, b dan c diatas

3. Berikan yang penjelasan yang dimaksudkan dengan nilai masukan serta

nilai keluaran dari produktivitas.

4. Pengukuran produktivitas tidak hanya di bidang produksi, berikan contoh

aplikasi pengukuran produktivitas untuk bidang-bidang berikut ini:

a. jasa angkutan

b. jasa perbankan

c. jasa pendidikan.

identifikasi nama yang termasuk nilai masukan dan nilai keluaran dari

ketiga hal diatas.

5. Perusahaan PT Jasatama dalam dua tahun terakhir memiliki data

keuangan seperti pada tabel 8.3 dibawah. Anda diminta untuk mengukur

besarnya produktivitas dengan pendekatan indek dan perbandingan.

Page 14: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

120

Tabel 8.3 Data keuangan PT Jasatama

Tahun 1992 besaran 1993 besaran

1. Output (unit) 73.000, 90,200,

2. Jam kerja 4.400, 5.500,

3. Gaji / Upah $ 45.000, $ 58.000,

Perbandingan:

4. Output/jam kerja

5. Upah/jam kerja

Page 15: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

121

Pengertian dan gugus kendali mutu

Gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok karyawan dari unit kerja

suatu perusahaan/organisasi yang sama, yang bertemu secara berkala

mengupayakan pengendalian mutu dengan cara mengidentifikasi

permasalahan, menganalisis dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi

dalam pekerjaan di unit kerjanya dengan mempergunakan teknik kendali

mutu. Mutu didefinisikan sebagai totalitas nilai yang melekat pada suatu

produk. Nilai tersebut mencakup beberapa hal, menyangkut spesifikasi

keandalan produk, kemudahan operasional, bisa menyesuaikan dengan

peralatan lain (compatible)

Tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan GKM:

meningkatkan kemampuan manajerial para karyawan operasional agar

tumbuh kebiasaan berpikir analisis;

mendorong setiap karyawan agar mampu memberikan sumbangan pikiran

yang berkaitan dengan pengendalian mutu, sehingga tercipta lingkungan

kerja dimana karyawannya sadar akan mutu, permasalahan dan merasa

berkepentingan untuk memperbaikinya;

Meningkatkan moral karyawan dengan membuka kesempatan untuk

berperan serta dalam mengembangkan mutu di unit kerjanya dengan

didukung oleh pola hubungan karyawan dan atasan yang harmonis;

Mengarahkan agar stiap karyawan dapat terlibat dalam suatu bentuk

kerjasama kelompok yang dinamis dalam usaha untuk mencari pemecahan

masalah dalam hal mutu pelayanan/produk dan mutu kerja.

BAB IX

MANAJEMEN MUTU

Page 16: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

122

Keuntungan dari pelaksanaan gugus kendali mutu bisa ditinjau dari sisi

karyawan maupun sisi perusahaan. Bagi karyawan:

mengembangkan kemampuan dari setiap pribadi di dalam melihat dan

mengenali permasalahan serta mencari alternatif pemecahannya;

mengembangkan kemampuan berkomunikasi/berpartisipasi dalam

kegiatan kelompok;

membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik-teknik

quality control;

Bagi perusahaan/organisasi

mengembangkan perusahaan melalui akumulasi gagasan perbaikan;

memperbaiki hubungan perusahaan dengan karyawan;

meningkatkan partisipasi semua karyawan di dalam mendukung tujuan.

Manajemen mutu

Kualitas adalah totalitas nilai yang melekat pada produk atau jasa. Totalitas

nilai diartikan sebagai spesifikasi dan kinerja dari produk, hendaknya dapat

dievaluasi dan memuaskan pemakai/pelanggan produk. Kualitas sebuah

tabung lampu TL dapat diketahui dari beberapa atribut, misalnya: kecerahan

cahaya, penggunaan daya (watt), panjang, diameter, umur pakai, merek dan

sebagainya. Dalam peningkatan kualitas suatu produk atau jasa tidak hanya

pada produk itu sendiri, tetapi juga dengan biaya/harga produk, pengiriman

produk, keamanan.

Kualitas dari produk, menyangkut kualitas produk itu sendiri dalam rangka

memuaskan pelanggan.

Kualitas dari harga, biaya hendaknya dapat ditekan sedemikian rupa tanpa

meningkatkan mutu produk, ini dicapai dengan teknologi produksi atau

perbaikan metoda kerja, pekenakan biaya bukan berarti produk bermutu

rendah.

Page 17: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

123

Kualitas pengiriman, pengiriman harus tepat waktu sesuai tanggal yang

disepakati, jangan terlambat atau terlalu cepat.

Kualitas keamanan, produk yang dihasilkan hendaknya tidak membahayakan

bagi pemakai dan mudah pengorganisasiannya.

Pengendalian kualitas dimaksudkan metode dari sistem terintegrasi agar

memenuhi standar ekonomi produksi yang memenuhi kebutuhan

pelanggan/pemakai produk atau jasa. Untuk maksud pengendalian digunakan

alat statistik, yang disebut sebagai statistik pengendali kualitas. Pengendalian

kualitas tidak cukup dilaksanakan disatu bagian saja, tetapi di semua bagian

dari perusahaan. GKM merupakan teknik pengendalian yang dilakukan di

satu bagian. Untuk pelaksanaan di semua bagian dari perusahaan disebut

Pengendalian Kualitas Terpadu (Total Quality Control- TQC).

Pemasaran Perencanaan Litbang Produksi Penjualan Layanan Pelanggan

Gambar 10.1 Konsep pengendalian mutu terpadu

Konsep GKM berasal dari Jepang disesuaikan dengan kultur yang berlaku

setempat. Sistem manajemen yang dianut adalah sistem PDCA (Plan-Do-

Check-Action). Konsep ini melihat bahwa perubahan dalam manajemen

hendaknya dilakukan terus menerus tanpa menimbulkan gejolak. Plan berarti

merencanakan pekerjaan sedang Do berarti pelaksanaan dari rencana kerja,

Check berarti mengadakan evaluasi dari hasil kerja, dan Action berarti

tindakan koreksi dari penyimpangan antara hasil dengan perencanaan.

Pengendalian mutu terpadu

Action Plan Check Do

Action

Page 18: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

124

Gambar 10.2 Daur manajemen PDCA

Tujuh alat analisis GKM

Proses pengendalian kualitas dengan GKM harus dilakukan dengan

pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan beberapa alat analisis untuk

mengolah data. Ada tujuah alat analisis yang digunakan yaitu:

lembar pengamatan (check sheet);

diagram stratifikasi (stratification diagram);

grafik (graph);

diagram sebab-akibat (cause and effect diagram);

diagram pareto (pareto diagram);

histogram (histogram);

bagan kendali (control chart).

Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data yang akan

digunakan untuk dianalisis. Data hendaknya merupakan fakta sebenarnya,

bukan merupakan data masa lalu yang usang dan data yang dapat dipercaya.

Langkah-langkah pengumpulan data:

tentukan tujuan yang akan dicapai;

tentukan kriteria yang akan diamati;

putuskan cara untuk mencari data;

rancang tabel pengamatan, sesuaikan dengan kebutuhannya;

kaji ulang apakah rancangan tabel cukup andal;

Page 19: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

125

jika cukup andal, gunakan tabel tersebut.

Tabel 10.1 Pengunaan daya listrik

Pemakaian besar watt Lama Kwh Proses

1. Lemari Es 100 watt 5 jam 0,5 6%

2. Rice cooker 40 watt 1,5 jam 0,6 8%

3. AC 1000 watt 3 jam 3,0 37%

4. Komputer 300 watt 6 jam 1,8 22%

5. Penerangan 100 watt 10 jam 1,0 12%

6. TV 200 watt 6 jam 1,3 15%

8,1 Kwh 100%

Stratifikasi

Stratifikasi digunakan untuk mengklasifikasikan data yang spesifik menurut

kelompoknya, misalkan operator, spesifikasi mesin, waktu pembagian kerja

dan sebagainya.

Langkah-langkah stratifikasi

Langkah 1

Tetapkan krakteristik spesifik dari masalah. Tergantung dari datayg dimiliki,

karakteristik menunjukkan suatu kualitas atau kualitas atau nilai uang.

Karakteristik kualitas ditunjukkan dengan rasio produk gagal, ratio material

yang hilang, jam kerja.

Langkah 2

Tunjukkan kondisi total dari kualitas, kuantitas atau nilai uangnya.

Langkah 3

Identifikasi penyebab penyebaran dengan menggunakan histogram. Dengan

histogram penyebaran mudah diidentifikasikan.

Page 20: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

126

Langkah 4

Mengklasifikasikan data berdasarkan:

waktu pagi, sore, hari, minggu;

operator skill rendah, trampil, kelamin, usia dan sebagainya;

mesin & peralatan kerja jenis mesin, modle mesin, teknologi, kapasitas

mesin, mesin baru-lama;

proses kecepatan lini produksi, produksi operasi, stasiun kerja, temperatur

tekanan, kecepatan putaran, metoda dan sebagainya;

material pemasok, merk, waktu pasokan, ukuran lot, tempat penyetoran,

waktu penyetoran;

pengukuran instrumen, personel, metoda pengukuran

pemeriksaan pemeriksa, temapt pemeriksaan, metoda pemeriksaan dan

sebagainya;

lingkungan temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, penerangran dan

seterusnya;

Agar stratifikasi efektif, hal yang harus dilakukan adalah :

identifikasi perbedaan dengan statifikasi;

identifikasi karakteristik menyolok;

identifikasi sesuatu secara numerik;

identifikasi bentuk penyebaran data.

Gambar 10.3 Stratifikasi Produk

Grafik

ditolak

diterima

batas bawah batas atas

Page 21: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

127

Grafik adalah cara penyajian data dengan bentuk visual. Dengan

grafik data yang jumlahnya banyak dan memuat angka-angka akan tersaji

secara jelas dan mudah untuk diamati. Keuntungan lainnya efisien dalam

menyajikan data dengan akurat serta dapat dibandingkan dengan data pada

periode lainnya. Bentuk grafik bermacam-macam diantaranya:

diagram alir (flow chart);

diagram penjadwalan (schedulling chart);

diagram rekaman (recording chart);

diagram perhitungan (calculation chart);

diagram statisk (statistical chart).

Untuk keperluan GKM banyak digunakan diagram statisik. Jenis-jenisnya

diantaranya:

Persentase

a. Grafik balok (bar chart)

b. Grafik garis (line graph).

1989 Produk A B C D E

1990 A B C D E

Tahun/bulan

Tahun/bulan

Page 22: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

128

1991 A B C D E

1992 A B C D E

1993 A A B C

c. Grafik jalur perbandingan penjualan produk

d. Grafik lingkaran

Gambar 10.4 Model-model grafik

Diagram sebab akibat

Diagram sebab akiabt atau disebut diagram tulang ikan digunakan untuk

mengidentifikasikan adanya hubungan sebab dan akibat suatu masalah.

Akibat dari suatu masalah pasti ada penyebabnya. Diagram ini

menggambarkan hubungan sebab-akibat dari berbagai kriteria.

Contoh efek dari ban mobil gundul bisa disebabkan oleh mobil, teknik

mengemudi, kondisi jalan, kualitas ban, lingkungan (jalan, cuaca), paku.

Langkah-langkah menyusun sebab-akibat:

Langkah 1

Tetapkan masalah yang diamati, misalkan: pemborosan energi listrik,

pemborosan waktu produksi, penundaan pengiriman, pemborosan biaya

produksi, produk gagal dsb.

Langkah 2

Produk A 45

Produk 0 20

Produk A 35

Page 23: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

129

Identifikasi penyebab yang menimbulkan akibat yang disebutkan pada

langkah 1 diatas, ditinjau dari 4 M + E (Man, Machine, Materials, Methods

& Enviroment) atau manusia, mesin, material, metode dan lingkungan.

Langkah 3

Faktor penyebab dibagi menjadi faktor utama dan faktor penunjang, faktor

penunjang dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.

Gambar 10.6 faktor-faktor diagram sebab-akibat

Manusia Manusia

Manusia

Manusia Manusia Manusia

Pengemudi Paku

Manusia

Cuaca

Jalan

Mobil

Jalan*)

Manusia

Cuaca*)

Hujan*

kerikil*)

Lingkungan jelel (utama)

Page 24: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

130

Gambar 10.7 Faktor utama dan faktor penunjang

Diagram pareto

Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasikan faktor penyebab yang

paling dominan. Dengan parcto dapat dilihat dari sejumlah faktor, dapat

disusun faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan.

Pemakaian Besar watt Lama Kwh Presentase

1. Lemari Es 100 watt 5 jam 0,5 6%

2. Rice cooker 400 watt 1,5 jam 0,6 8%

3. AC 1000 watt 3 jam 3,0 37%

4. Komputer 300 watt 6 jam 1,8 22%

5. Penerangran 100 watt 10 jam 1,0 12%

6. TV 200 watt 6 jam 1,2 15%

Dari tabel di atas dapat dibuat tabel Pareto, dengan cara membuat ranking

tertinggi secara urut sebagai berikut:

energi untuk ac 37%

untuk komputer 22%

pemakaian tv 15%

penerangran 12%

rice cooker 8%

lemari es 6%

Page 25: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

131

Procen Pareto

22%

15%

12%

8%

6%

22%

37%

15%

12%

8%

100%

Page 26: Bab Viii Peningkatan Produktivitas

132

Gambar 10.8 Diagram pareto dari penggunaan energi listrik

Histogram

Histrogrram adalah grafik yang menggambarkan penyebaran data dari data

aktual yang diperoleh dari pengamatan dilapangan. Jumlah data hendaknya

lebih dari 30, dengan asumsi telah memenuhi sarat sebagai kurva normal.

Langkah-langkah penyusunan histogram sebagai berikut :

tentukan jumlah dada yang akan diolah (N);

tentukan jumlah kelas (k = N);

menghitung interval kelas (h);