bab v konsep perencanaan

17
T B S U Gedung Kuning Lapangan bola Lapangan Basket & Tenis REnc. Gedung PKM Auditorium Tribun BAB V ACUAN PERANCANGAN A. Aktivitas Yang Diwadahi Aktivitas yang di wadahi dalam Perencanaan Pusat Kegiatan Mahasiswa Unhalu adalah sebagai berikut: 1 .Organisasi adalah suatu wadah untuk menampung kegiatan kemahasiswaan yang tidak dimaksudkan untuk mendapatkan SKS tetapi melengkapi kegiatan intra kulikuler dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional serta diadakan dalam kampus perguruan tinggi. 2 Untuk menampung setiap organisasi dibutuhkan wadah yang tepat dinamakan Pusat Kegiatan Mahasiawa (PKM). B. Lokasi dan Pengolahan Tapak 1. Letak Lokasi Lokasi Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Haluoleo ditempatkan di area lahan Kampus Universitas Haluoleo, 122

Upload: ruslan-archseven

Post on 27-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pusat kegiatan mahasiswa universitas haluoleo

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V konsep perencanaan

T

B

SU

Gedung Kuning

Lapangan bola

LapanganBasket & Tenis

REnc. Gedung PKM

Auditorium

Tribun

BAB V

ACUAN PERANCANGAN

A. Aktivitas Yang Diwadahi

Aktivitas yang di wadahi dalam Perencanaan Pusat Kegiatan Mahasiswa

Unhalu adalah sebagai berikut:

1 .Organisasi adalah suatu wadah untuk menampung kegiatan kemahasiswaan

yang tidak dimaksudkan untuk mendapatkan SKS tetapi melengkapi kegiatan

intra kulikuler dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional serta

diadakan dalam kampus perguruan tinggi.

2 Untuk menampung setiap organisasi dibutuhkan wadah yang tepat dinamakan

Pusat Kegiatan Mahasiawa (PKM).

B. Lokasi dan Pengolahan Tapak1. Letak Lokasi

Lokasi Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Haluoleo ditempatkan di area lahan

Kampus Universitas Haluoleo, terletak didepan Gedung Kuning atau Gedung

Administrasi Unhalu.

122

Gambar V.1. Lokasi Perencanaan Gedung

Page 2: BAB V konsep perencanaan

tapak

Kebisingan Sedang

selatanutara

timur

barat

Gambar V.2: Pengolahan Tapak(Sumber : Analisis Pribadi)

Vegetasi yang sudah ada berada diarah Barat dan Timur akan dipertahankan, hanya titik main entrance dan side entrance serta vegetasi yang kurang menarik akan dihilangkan.

TANGGAPAN DESAIN PENGOLAHAN SITE

Keterangan:

Gambar pedestrian

Kebisingan dalam Tapak relatif rendah, kebisingan ini hanya terjadi pada saat-saat tertentu saja. Tidak berpengaruh pada rencana bangunan PKM.

4 View keluar dan kedalam bangunan sangat bagus, ditambah lagi olahan bentuk bangunan serta olahan site yang atraktif menambah poin positif.

Orientasi matahari akan mempengaruhi setiap olahan desain bangunan. Orientasi angin akan mempengaruhi setiap tanggapan desain dalam bukaan bangunan.

:

::

:

+Bentuk Dasar Bangunan dapat memberi kesan Atraktif, Dinamis, dan Tidak Monoton.Bentuk Dasar Bangunan harus mencirikan” Tridharma Perguruan Tinggi” “Pusat “Kegiatan Mahasiswa.Tampilan Bangunan Mengadopsi ikon “ Kampus Hijau”

iDe aWal

2. Batasan- Batasan Site

Batasan- batasan site adalah :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kawasan Hijau Kampus2. Sebelah Timur Berbatasan dengan Gedung Kuning3. Sebelah Utara berbatasan dengan Tribun Lapangan Bola4. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kawasan Hijau Kampus

C. Konsep dan Bentuk Dasar Bangunan

123

Page 3: BAB V konsep perencanaan

Bentuk dasar bangunan

Simbolisasi tridharma perguruan tinggi

Unsur Terpusat

Perbedaan Warna menandakan perbedaan fungsi

Ikon Kampus Hijau diterapkan dengan penerapan Green Roof

Gambar V.3: Hasil Analisis Bentuk Dasar & Tampilan Bangunan(Sumber : Analisis Pribadi)

Hasil Pengolahan Bentuk Dasar & Tampilan Bangunan

D. Sirkulasi dan Organisasi Ruang

Dalam perencanaan Pusat Kegiatan Mahasiswa, pola sirkulasi yang di

gunakan ialah Pola Radial dan Pola Komposit, sirkulasi jaringan menjadi unsur

pengorganisir utama bagi sederatan fungsi dan ruang selain itu pula jalan dapat

berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, becabang-cabang,

124

Page 4: BAB V konsep perencanaan

atau membentuk putaran, dengan pola sirkulasi demikian para pengunjung dapat

efektif dalam melakukan aktivitasnya di dalam gedung sesuai dengan arahan

sirkulasi di dalam gedung serta Pola Komposit digunakan sebagai pola sirkulasi

tapak yang lebih tersentralisasi.

Sirkulasi Menuju Tapak

Pencapaian ke tapak tidak jauh dari jalur transportasi umum seperti pada

gambar dibawah ini.

E. Struktur Bangunan

1. Modul Struktur

Modul yang digunakan dalam Perencanaan Pusat Kegiatan Mahasiswa

Unhalu ialah gabungan antara modul Grid dengan modul Radial hal ini dilakukan

125

Gambar V.4:Pola Sirkulasi Radial & Komposit(Sumber : Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2000)

Gambar V.5:Pola Sirkulasi kendaran dan pejalan kaki(Sumber : Analisis Pribadi)

Page 5: BAB V konsep perencanaan

Gambar V.6:Modul yang digunakan(Sumber: Anatomi Bangunan, 1997)

karena bentuk dasar bangunan terdiri dari bentuk dasar segitiga, segi empat dan

lingkaran.

a. Bentangan (jarak kolom) : 6 meter

b. Dimensi kolom : 7,2 cm

2. Dilatasi

3. Sub StrukturPada Perencanaan Asrama Mahasiswa Unhalu maka Sub Struktur yang di

gunakan ialah pondasi tiang pancang, hal ini dipertimbangkan karena lokasi

Perencanaan Asrama Mahasiswa Unhalu ini berada pada lokasi berawa.

126

Gambar V.7: Sistem Dilatasi Yang DigunakanSumber : Sistem Bangunan Tinggi, 2002

Page 6: BAB V konsep perencanaan

4. Supper Struktur

Sistem super struktur yang digunakan adalah sistem rangka kaku yang

terdiri atas kolom dan balok yang terbuat dari material beton bertulang. Sistem

kolom dan balok ini akan saling mengikat satu sama lain. Pada dinding yang

terdapat pertemuan dua dinding diberikan kolom praktis, untuk menyangga

persambungan dinding. Sedangkan konstruksi dinding dalam pemisah ruang

menggunakan konstruksi dinding batu bata.

5. Upper StrukturSistem Upper Struktur yang digunanakan adalah taman atap modern

(roof garden atau green roof).

127

Gambar V.9 Gambar Struktur Rangka Kaku(Sumber: Anatomi Bangunan, 1997)

Gambar V.8 Jenis Pondasi Tiang Pancang Beton BertulangSumber : Universitas prahyangan Bandung, hal 88

Gambar V.10: Struktur dasar taman atap (Ekstensif & Intensif) (Sumber: Townshend dan Duggie, 2007; dalam taman atap.com)

Page 7: BAB V konsep perencanaan

F. Utilitas Bangunan

1. Sistem Plambing

a. Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih maka dapat diperoleh penggunaan

sumur bor atau sumur pompa dengan sistem tangki menara. Untuk menjaga

pengadaan air tetap ada maka dibuat bak penampungan yang kemudian dipompa

ketangki atau reservoir atas. Selanjutnya, air yang berada diatas menara

didistribusikan keruangan-ruangan bangunan melalui pipa secara gravitasi.

b. Air Kotor

Air kotor dapat dibagi sesuai dengan hasil penggunaannya seperti air bekas

buangan, air limbah, air hujan, air limbah khusus. Pembuangan air kotor itu dapat

dilakukan dengan cara:

1) Pembuangan ke septictank

Septictank merupakan sebuah wadah yang digunakan sebagai tempat

pembuangan kotoran manusia. Untuk mempermudah pengontrolan dan

menghemat penggunaan pipa menuju septictank, maka pada bangunan bertingkat

diupayakan letak WC diatur secara bersusun dan letaknya sebaiknya dipasang

tidak jauh dari bangunan.

2) Pembuangan ke sumur peresapan

128

Gambar V.11 Skema Distribusi Air Bersih Pada Bangunan(Sumber : http://Www.Scribd.Com/Sistem-Utilitas-Bangunan)

Page 8: BAB V konsep perencanaan

Air bekas dari kamar mandi, urinoir, tempat cuci. westafel dan dapur dapat

dibuang ke sumur peresapan khusus yang dibuat pada halaman atau kebun dalam

bangunan itu sendiri, sehingga tidak dibuang ke jalan umum. Sebab air bekas

tersebut dapat menimbulkan pencemaran atau bau yang tidak sedap di lingkungan

yang dilewatinya.

3) Pembuangan ke riol kota

Pembuangan ke riol kota diupayakan air kotor yang diperkirakan kurang

menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan seperti air hujan. Air hujan yang

berasal dari bangunan dapat langsung disalurkan ke riol kota melalui saluran

drainase yang telah dipersiapkan pada bangunan yang direncanakan.

2. Sistem Mekanikal dan Elektrikal

Sistem mekanikal elektrikal dimaksudkan pada kebutuhan akan aliran

listrik sebagai sumber tenaga untuk penerangan dan peralatan yang digunakan

dalam bangunan. Sistem kelistrikan terutama pada sistem distribusinya, akan

berpengaruh langsung terhadap konstruksi bangunan. Hal yang harus disediakan

dalam aliran listrik ini adalah sebagai berikut :

a. Sumber : PLN perlu panel utama, trafo; Genset perlu ruang mesin

b. Jalur distribusi : Shaft vertikal pada dinding dan shaft horisontal pada plafond

atau lantai

c. Fixture : lampu pada plafond atau dinding, titik sumber daya pada dinding

atau lantai.

Penyediaan listrik pada bangunan harus mempertimbangkan kebutuhan

pada kegiatan, kenyamanan serta keamanan. Dengan pertimbangan tersebut,

maka supply listrik yang dipergunakan adalah menggunakan fasilitas kota

dengan jasa PLN sebagai sumber listrik utama untuk kebutuhan akan

penerangan alat-alat listrik kantor, pompa air dan sebagainya. Jika sewaktu-

waktu terjadi pemadaman listrik digunakan tenaga listrik cadangan berupa

genset dengan memanfaatkan sub-sub panel pada unit-unit yang memerlukan

panel tersendiri dan dihubungkan dengan mempergunakan sistem gerak kerja

peralihan dengan Automatic Transfer Switch (ATS).

129

Page 9: BAB V konsep perencanaan

3. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan ialah sistem langsung, dimana sistem

langsung bekerja langsung dengan jaringan telepon dari PT. Telekom dan

berlangganan langsung kekantor Telkom. Kelemahan sistem langsung disini

adalah biayanya mahal, sulitnya pengontrolan, serta setiap telepon individu harus

dihubungkan dengan jaringan dan PT. Telkom.

4. Pengamanan Bangunan

a. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran

1) Sistem pencegahan secara pasif

a) Pemakaian bahan bangunan yang tidak mudah terbakar.

b) Pintu dibuat cukup lebar untuk penyelamatan bila terjadi kebakaran.

c) Tidak terdapat lorong buntu yang dapat menyesatkan orang bila terjadi

kebakaran.

d) Sambungan kabel-kabel listrik yang sempurna sehingga tidak terjadi

korsleting.

e) Penutup beton yang cukup tebalnya sesuai dengan persyaratan, agar panas api

kebakaran tidak mudah meluluhkan tulang beton.

f) Ddisediakan tangga kebakaran yang langsung menuju ruang terbuka sehingga

mudah lari dari bahaya kebakaran.

g) Disediakan alat tabung kebakaran untuk mengatasi kebakaran sementara

sewaktu api masih kecil.

130

Gambar V.12 Skema Sistem Instalasi Listrik(Sumber : http://Www.Scribd.Com/Sistem-Utilitas-Bangunan)

Page 10: BAB V konsep perencanaan

2) Sistem Pencegahan Secara Aktif

a) Hidran dan selang kebakaran

b) Alat Pengindera/Peringatan Dini

(1) Detektor ionisasi ditempatkan di dapur atau ruangan yang berisikan gas yang

mudah terbakar atau meledak.

(2) Detektor asap alat yang diaktifkan oleh fotoelektrik/fotoelektronik atau sel

ion sebagai sensornya.

131

Gambar V.13 Kotak Hidrand dalam Bangunan(Sumber : http://Www.Scribd.Com/Sistem-Utilitas-Bangunan)

Gambar V.14 Kotak Hidrand luar Bangunan(Sumber : http://Www.Scribd.Com/Sistem-Utilitas-Bangunan)

Page 11: BAB V konsep perencanaan

(3) Detektor panas ialah sebuah elemen yang sensitif terhadap perubahan suhu

dalam ruangan yang diaktifkan oleh sirkuit elektronik.

c) Instalasi Spinkler Otomatis

b. Unit Penyelamatan Darurat

Unit penyelamatan darurat berupa tangga darurat, yaitu peralatan penyelamatan berupa

tangga yang penempatannya harus memenuhi standar persyaratan – persyaratan berikut :

1) Dekat dengan fasilitas transportasi bangunan/ akses utama.

2) Letak tangga tiap lantai sama.

3) Lebar tangga minimum dua orang.

4) Pencapaian mudah dan jelas.

5) Balustrade tangga dari bahan tahan api.

6) Ruang tangga harus bebas dari asap, gas, dan api

c. Sistem penanggulangan tindak kriminal

Penanggulangan tindak kriminal dan vandalism mencakup manusia selaku

operator dan segenap perangkat-perangkat pengamanan. Faktor-faktor tersebut

terangkum dalam :

1) Satpam (Security) , Oknum tersebut memiliki tugas menjaga keamanan serta

memonitoring seluruh bangunan (ruang dan dalam).

2) Alarm keamanan, Diaktifkan pada ruang dan saat-saat tertentu, seperti

pada ruang-ruang retail penjualan alat, asesoris, dan lain-lain.

132

Gambar V.15 Gambar Spinkler(Sumber : http://Www.Scribd.Com/Sistem-Utilitas-Bangunan)

Page 12: BAB V konsep perencanaan

3) Perangkat CCTV (Close Circuit Television), Salah satu peranan CCTV

adalah memonitor seluruh kegiatan yang berlangsung sehingga tindakan

kejahatan mengarah pada kriminal dan vandalisme dapat diketahui.

d. Sistem Penangkal Petir

Dalam Perencanaan Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa dalam sistem

penangkal petir yang di gunakan dalam bangunan ialah Sistem Sangkar

Faraday, Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah, tetapi kelemahan

dalam sinstim Faraday ini ialah jangkauannya terbatas.

5. Sistem Pengolahan Sampah

Sistem pembuangan sampah ini terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu:

a. Dikumpulkan secara horisontal, kemudian secara vertikal dikumpulkan

melalui lift barang untuk kemudian dibuang ke luar bangunan.

b. Disposal langsung dihancurkan kemudian diangkut dengan aliran tertentu.

Dari beberapa saluran yang akan terkumpul dan dibuang keluar bangunan.

Sistem ini disebut pulping system.

c. Disposal dikumpulkan kemudian dihancurkan dengan proses kimia (chemical

proces).

6. Sistem Transportasi/Sirkulasi dalam Bangunan

133

Gambar V.16 Sistem Penangkal Petir Tongkat Franklin(Sumber : Sistem Bangunan Tinggi; 2002)

Page 13: BAB V konsep perencanaan

Perencanaan Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa ini menggunakan sistem

teransportasi tangga manual. Dengan penggunaan sudut, yang merupakan bentuk

tangga yang paling sederhana dan mudah dikerjakan. Selain itu lebar ruang tangga

yang dibutuhkan hanya selebar anak tangga saja tetapi memanjang sesuai jumlah

anak tangganya. Tangga sudut sesuai digunakan untuk Pusat Kegiatan Mahasiswa

karena dengan tangga sudut dapat di tempatkan di tempat yang penghuninyaa bisa

melihat ke segala arah.

134

Gambar V.17 Gambar Tangga(Sumber : google.com)