bab v hak sosial dan hak politik perempuan dalam … · hawa dijadikan dari tulang rusuk adam atau...

74
BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM TAFSIR AL-SYA`RÂWÎ A. Hak Sosial Membicarakan perempuan dan kedudukannya dalam kehidupan sosial sangat menarik, apalagi dalam masyarakat yang patrilinial. Hak sosial adalah hak yang berhubungan dengan perilaku di masyarakat. Pada kesempatan ini, penulis bahas tentang hak kemanusiaan, hak kerja di luar rumah dan hak sebagai saksi. 1. Hak Kemanusiaan Manusia, baik laki-laki maupun perempuan dimuliakan oleh Allah, karena mereka berasal dari diri yang satu. Salah satu ayat yang berbicara tentang penciptaan manusia adalah: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Upload: vunhan

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

BAB V

HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM

TAFSIR AL-SYA`RÂWÎ

A. Hak Sosial

Membicarakan perempuan dan kedudukannya dalam kehidupan

sosial sangat menarik, apalagi dalam masyarakat yang patrilinial.

Hak sosial adalah hak yang berhubungan dengan perilaku di

masyarakat. Pada kesempatan ini, penulis bahas tentang hak kemanusiaan,

hak kerja di luar rumah dan hak sebagai saksi.

1. Hak Kemanusiaan

Manusia, baik laki-laki maupun perempuan dimuliakan oleh Allah,

karena mereka berasal dari diri yang satu. Salah satu ayat yang berbicara

tentang penciptaan manusia adalah:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Page 2: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

2

2

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan namanya kalian meminta, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.

Al-Sya`râwî menjelaskan dalam tafsirnya sebagai berikut:

“Allah tidak akan berfirman kalau tidak berfirman

karena dalam surat al-

Zâriyât/51:49 dijelaskan . Sehingga

manusia kebingungan dalam memberi arti adakah Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Sebagian berpendapat bahwa, Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam, Sebagian yang lain menyatakan tidak, tetapi dari jenis yang sama, dengan argumen

bahwa Allah berfirman dalam al-Tawbah/9: 28

Apakah Allah menjadikan Nabi Muhammad SAW dari diri manusia,

tidak, tetapi ia adalah Rasul dari jenis manusia. Sepertinya Allah memberikan isyarat kepada sebuah petunjuk bahwa penciptaan Hawa tanda-tandanya tidak terfahami dari Adam, dan bahwa Allah memberikan penjelasan tentang penciptaan Adam dari tanah dan tahap-tahap penciptaannya sampai menjadi manusia. Oleh karena itu boleh jadi Allah mendakwakannya bentuk Adam sebagai penciptaan jenis awal atau sebagai modal awal, dan kemudian Hawa diciptakan dengan jenis yang sama dengan Adam, sehingga firman

Allah berarti yakni diciptakan dari tanah, dan kemudian dibentuk dan seterusnya. Namun demikian, tidak lagi dilakukan percobaan tentang penciptaan Hawa sebagai penciptaan

Adam, atau maksud makna berarti dari tulang rusuk, maka hal ini adalah sesuatu yang tidak disaksikan pada awalnya. Sesuatu yang tidak disaksikan oleh manusia, hujjah yang dipakai adalah hujjah dari zat yang menyaksikannya (Allah). Allah mengasihi manusia untuk menjauhkan dari kebingungan prasangka-prasangka dalam masalah ini, yaitu masalah bagaimana manusia diciptakan dan bagaimana manusia datang”1.

Selanjutnya al-Sya`râwî menjelaskan:

1Lihat al-Sya`râwî, Tafsîr al-Sya`râwî,, jilid 4, h. 1994-1995

Page 3: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

3

3

“Sesungguhnya, perihal penciptaan kalian tidak menjadi urusan kalian. Zat yang menciptakan kalian adalah zat yang memberitahu kalian, maka dengarkan firman-Nya. Oleh karena itu, ketika Darwin datang membawa teori baru untuk merobohkan keterangan dalam firman Allah, yang mengatakan bahwa, asal usul manusia dari kera, maka pertanyaannya, mengapa masih ada kera-kera yang tidak menjadi manusia dan sampai matipun tetap menjadi kera. Pertanyaan ini tidak terjawab oleh Darwin. Karena itu dikatakan bahwa, persoalan penciptaan yang tidak dapat disaksikan, mengharuskan manusia mendengarkan keterangan dari zat yang menciptakan. Allah telah menjelaskan kepada manusia bahwa orang-orang yang menyesatkan pendapat-Nya tentang asal penciptaan dan perihal penciptaan, tidak bersama Allah untuk membantunya pada saat penciptaan, sehingga mereka memberikan kabar kepada manusia tentang perihal penciptaan. Kalau engkau ingin tahu maka ketahuilah bahwa Allahlah yang menceritakan tentang bagaimana kalian diciptakan, dan dari apa kalian diciptakan, dan orang–orang yang mengatakan begini dan begitu mereka adalah orang-orang yang menyesatkan yaitu orang yang menyelewengkan kalian dari kebenaran kepada kebatilan.

Kenapa Allah berfirman dengan tidak dengan karena biasanya kalau ada satu hal yang dikembalikan asalnya kepada dua hal, maka terkadang muncul kecenderungan terhadap salah satu di antara dua. Hal ini hanya dikembalikan kepada satu saja, sehingga wajib bagi manusia untuk tidak mempunyai kecenderungan atau kecondongan yang bermacam-macam karena manusia dikembalikan kepada jenis yang satu. Kalaupun penciptaan Adam (laki-laki) adalah kebetulan, apakah kebetulan juga yang terjadi dalam penciptaan yang satunya (perempuan), padahal mereka diciptakan dari genus yang sama?. Mengapa apabila keduanya bertemu dapat timbul perasaan tertentu yang mengakibatkan terjadinya proses pembuahan, dan selanjutnya melahirkan anak?. Semua ini terjadi oleh karena Allah. Mungkin Munich merasa yakin argumentasinya telah dapat mengkanter teori Darwin. Menurut al-Sya`râwî, sesungguhnya al-

Qur‟an telah menyentuh masalah ini ketika Allah berfirman ”

“. Hal ini adalah suatu keagungan Allah yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan dari genus yang sama tetapi berbeda varietasnya. Apabila keduanya

Page 4: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

4

4

“bertemu” maka Allah melahirkan dari mereka laki-laki dan perempuan. Jadi, semua itu adalah proses yang memang disengaja dan diperhatikan oleh Allah, bertujuan dan mengandung hikmah.2 Pendapat al-Sya`râwî tersebut dapat disimpulkan bahwa, Hawa

dijadikan dari jenis yang sama dengan Adam, artinya perempuan diciptakan

dari spesies yang sama dengan laki-laki. Al-Sya`râwî dalam menafsirkan

ayat ini tidak bias jender.

Sementara penafsir lain seperti Imam al-Alûsî3 menafsirkan nafs

wâhidah adalah Adam dan Hawa dengan kapasitasnya sebagai pasangan

Adam (zawjahâ) diciptakan dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam sebelah

kiri. Argumen yang dikemukakan adalah:

a. Kedudukan kalimat “wa khalaqa minhâ zawjahâ” dalam rentetan ayat al-

Qur`an sebagai ma’tûf alaih yaitu di’atafkan (dihubungkan) dengan lafaz

sebelumnya “khalaqakum” masuk dalam kategori silah al-mausûl sehingga

kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan kata kerja

“khalaqa” mengindikasikan perbedaan muatan makna, yaitu bahwa

penciptaan yang pertama bermula dari asal mula manusia, sedangkan

penciptaan yang kedua dengan perantara perkembangbiakkan maddah

2Ibid., h. 1995-1997.

3Al-Alûsî lahir di Bagdad tahun 1803 M /1217 H, wafat tahun 1854 M/1270 H.

Page 5: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

5

5

(bahan) penciptaan manusia yang awal, sehingga dengan pemahaman

yang lebih singkat kata zawj dalam kalimat bermakna Hawa.

b. Berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan secara eksplisit

bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam dalam riwayat dari ibn

„Umar dan juga riwayat al-Syaikhâni (Bukhârî dan Muslim) yaitu

c. Bantahan Imam al-Alûsî terhadap interpretasi Abû Muslim kepada lafaz

“minhâ” yaitu dari jenisnya berdasarkan ayat al-Qur‟an dalam surat al-

Nahl/16:72 yang pada akhirnya muncul

permasalahan baru yakni faedah apakah yang terkandung di balik

pencipataan Hawa dari tulang rusuk Adam padahal Allah sangat mampu

menciptakannya dari turâb (tanah)?4

Bahwa hikmah penciptaan Hawa dari bagian tubuh Adam adalah

untuk menunjukkan Allah mampu menjadikan manusia dari manusia

juga tanpa terjadi proses pembuaian (talqîh) dan kelahiran (tawalud)

sebagaimana Allah menciptakan hambanya yang bernafas dari benda

mati5.

4Al-Alûsî, Rûh al-Ma`ânî, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1997), h. 282-283.

5Ibid.

Page 6: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

6

6

Ada manfaat, dan hikmah penciptaan manusia dari bagian tubuh

manusia lain. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penciptaan Hawa dari

bagian tubuh Adam tidak terlepas dari asrâr6.

d. Bantahan Imam al-Alûsî atas anggapan yang tidak beralasan dari

pernyataan penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam akan mengacu

pada pernyataan lain sebagai kelanjutannya yaitu Adam telah

menikahkan seseorang dengan yang lain7.

e. Imam al-Alûsî menggunakan metode berfikir sistematis dan logis, yaitu

dengan menggunakan logika sebagai alatnya, sehingga kesimpulannya

logis dan benar atau yang dinamakan dengan teori kebenaran ( theory of

truth )8.

Teori ini ia aplikasikan pada asumsi sebagian ulama berpendapat

bahwa Hawa adalah hawariyah (bidadari). Dia tidak diciptakan dari tulang

rusuk Adam, melainkan dari hûr 9 setelah Allah menempatkan Adam di

surga. Dari opsi di atas, jika Hawa memang diciptakan dari hûr benar, maka

6Ibid., h. 285.

7Ibid. 8Ibid. 9

Hûr bentuk jama` dari hawrâ`, artinya yang memiliki mata yang sangat kontras

warna hitam dan putih. Lihat Hans Wehr, A. Dictionary of Modern Written Arabic. Editor J. Milton Cowan, (London: Max Donald & Evans Idd, 1980), h. 212.

Page 7: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

7

7

kesenjangan jarak antara penciptaan Adam yang bermula dari tanah dunia

dan Hawa yang berawal dari hûr tidak ada, akan tetapi kemungkinan ini

terlalu kecil, karena hûr diadakan dari za’far al-jannah (unsur surgawi)

sebagaimana dalam beberapa riwayat, sedangkan Adam diciptakan dari

tanah dunia.

Sementara al-Jalâlain pendapatnya tidak jauh berbeda dengan

pendapat imam Al-Alûsî. Hanya saja ia menguatkannya dengan berbagai

periwayatan yang mengkisahkan kronologi penciptaan Hawa. Ia

menafsirkan pernyataan al-Qur‟an “ ” adalah Adam dan kata

ganti “hâ” dalam “wa khalaqa minhâ” kembali kepada nafs wâhidah serta

“zawjaha” adalah Hawa, disebut Hawâ dengan bentuk mad (dibaca panjang

dalam kaedah tajwid), karena adanya indikasi tercipta dari makhluk hidup

lainnya.10

Adapun lafaz zawj menurut al-Jalâlain dalam pemakaiannya untuk

muannas dapat menggunakan salah satu model yaitu “zawj” atau ”zawjah”,

akan tetapi frekuensi pemakaian “zawj” untuk menunjukkan muannas dalam

standar bahasa Arab yang baku sangat tinggi11.

10

Al-Jalâlain, Al-Sâwî `alâ al-Jalâlain, (Makkah:Dâr Ihya` al-Kutub al-`Arabiyyah Syirkah

al-Bâb al-Halabî, t.t.) Jilid 1, h.. 174.

11Ibid.

Page 8: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

8

8

Adapun riwayat yang menceritakan kronologi penciptaan Hawa

dari Adam adalah bahwa “Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam ketika

Adam sedang terlelap dalam tidurnya dan ia tidak merasa kesakitan. Pada

saat dia terbangun ia menemukan Hawa di sampingnya dan merasa tertarik

kepadanya, kemudian ia berkeinginan untuk membentangkan tangannya

kepada Hawa, akan tetapi Malaikat menegurnya sampai ia menunaikan

maharnya, serta merta ia bertanya “Apa maharnya wahai Malaikat?”Engkau

membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW, dalam riwayat lain

membaca salawat sebanyak tiga kali, bahkan ada riwayat yang

menganjurkan untuk membacanya sebanyak tujuh belas kali“12.

Menurut penulis, pendapat tersebut adalah merupakan cerita

isrâiliyyât, yang kemungkinan kecil terjadi.

Di akhir ceritanya, ia mengemukakan bahwa, secara implisit

riwayat tersebut memberikan kesan bahwa Rasulullah adalah mediator bagi

kelangsungan hidup manusia, termasuk Adam.

Kemudian al-Jalâlain mengatakan “Apabila Hawa diciptakan dari

tulang rusuk Adam sebelah kiri, maka status Hawa adalah saudara

perempuan anak-anak Adam dan konsekuensinya siapa saja yang

12

Ibid., h. 176.

Page 9: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

9

9

dilahirkan oleh Hawa tidak ada larangan untuk menikahinya sebagaimana

tidak diharamkannya hal ini dalam syari‟atnya”13

Ia menjawabnya bahwa berawalnya Hawa dari Adam tidak bisa

dibayangkan seperti adanya anak yang bermula dari proses alamiah antara

ayah dan ibu, melainkan proses penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam

seperti proses pertumbuhan kurma yang berkembang biak dari biji-bijian,

sehingga Hawa tidak dapat dihukumi sebagai saudara perempuan Adam,

akan tetapi ia adalah ibu kandungnya14.

Pendapat yang senada dengan pendapat di atas adalah pendapat Ibn

Kasir15. Ibn Kasîr menginterpretasikan “nafs wâhidah” kepada Adam dan

“zawjahâ” kepada Hawa, adapun Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam

sebelah kiri di saat ia tidur, ketika dia terbangun mendapatinya di sisinya

dan merasa ta’ajjub kepada Hawa, kemudian mereka saling menyukai.

Ibn Kasîr menukil sebuah asar dari Ibn „Abbâs:

13Ibid., h. 175.

14

Ibid., h. 176.

15`Imaduddin Abû al-Fida` Ismâˆil bin Ibn Kasîr al-Qursyiy al-Dimasyqî lahir di

Mijdad kota kecil di Busyra tahun 1300 M/700 H, beliau berpendapat kisah isrâiliyyât boleh untuk peringatan dan dijadikan i`tibâr.

Page 10: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

10

10

16

Ibn Abî Hâtim berkata: “Ayahku memberitahu kami dan Muhammad bin Muqâtil dan Waki‟ dari Abî Hilal, Abî Hilâl dari Qatâdah, Qatâdah dari Ibn „Abbâs berkata: “Perempuan diciptakan dari laki-laki, oleh karenanya keinginannya terdapat pada laki-laki untuk memenuhi nahmahnya/nafs, sedangkan laki-laki diciptakan dari tanah, maka keinginannya ada pada tanah, karenanya kurunglah isteri-isterimu wahai para lelaki” Terhadap asar tersebut, penulis berpendapat, nahmah perempuan

tidak hanya kepada laki-laki, demikian juga laki-laki nahmahnya tidak hanya

kepada tanah. Asar tersebut perlu dipertanyakan keautentikannya, apalagi

pernyataan “Kurunglah isteri-isterimu”. Dalam situasi dan kondisi dewasa

ini, perempuan tidak mungkin berada dalam kurungan, sebab perempuan

dituntut untuk mendidik putra-putrinya menjadi generasi bangsa yang baik

dan taat beribadah, melakukan amar makrûf nahî munkar. Kemungkinan asar

tersebut adalah cerita isrâiliyyât, kalaupun asar tersebut harus dipegang

teguh, maka dalam tataran pengamalan akan ditinggalkan oleh masyarakat.

Sedangkan Wahbah al-Zuhailî17 menafsirkan surat al-Nisâ’/4:1

dengan penafsiran yang memiliki persamaan maksud dengan pendapat

mayoritas mufassirin.

16

Ibn Kasîr, Tafsir al-Qur`ân al-Azîm, (Mesir: Dâr al-Misr li al-Tibâ`ah, t.t.), jilid I,

h. 448.

17Wahbah al-Zuhailî lahir di Dair `Atiyyah Suria tahun 1932 M/1351 H.

Page 11: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

11

11

Kaitannya surat al-Nisâ‟/4:1, ia menyimpulkan bahwa Allah

mengingatkan kepada hamba-Nya akan asal-usul yang sama yaitu manusia

diciptakan dari satu nafs, sehingga konsekuensinya semua manusia

bersaudara tanpa memandang perbedaan fisik atau derivasinya yang pada

akhirnya kesamaan tersebut menuntut manusia untuk saling membantu dan

meringankan beban sesama, merasa seperti yang dirasakan oleh

saudaranya18.

Ia juga menekankan perempuan pada hakekatnya pasangan dari

laki-laki. Ia diciptakan daripadanya dan akan kembali kepadaNya.

Keduanya saling membutuhkan dan saling bergantung baik perempuan

tersebut berstatus ibu, saudara, anak, isteri, keduanya akan melanjutkan

kelangsungan hidup dan mencapai kesempurnaanya atas asas tolong-

menolong.

Unsur edukatif di atas diambil berdasarkan dari pemahamannya

terhadap surat al-Nisâ/4:1 yaitu bahwa Wahbah berpendapat manusia

diciptakan dari nafs wâhidah atau Adam sebagai Abû al-Basyar. Adapun

Adam di dunia ini hanya berjumlah satu.

Adapun “nafs” mencakup segmen fisik (al-jism) dan non-fisik (al-

rûh). Kedua komponen nafs ini mempunyai tugas tersendiri. Komponen

18Wahbah al-Zuhailî, Tafsîr al-Munîr fî al-`Aqîdah wa al-Syarî`ah wa al-Manhaj, (Beirut:

Dâr al-Fikr al-Mu`asîr, 1998), Jilid 3, h. 223..

Page 12: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

12

12

pertama (fisik) bertugas untuk menjalankan kegiatan material, sedangkan

komponen kedua (rûh) memiliki wewenang penuh dalam hal-hal spiritual

dan berkaitan erat dengan sesuatu yang abstrak seperti akal, hafalan dan

ingatan (memori).

Sedangkan “zawj” diinterpretasikan kepada Hawa. Ia diciptakan dari

tulang rusuk Adam sebelah kiri ketika Adam dalam keadaan tidur, dan di

saat terbangun, ia memandang dan tertarik kepadanya, hal ini berdasarkan

riwayat dari al-Syaikhâni, Dari Abî Hurairah Rasulullah bersabda:

Ketika dianalisis dan dicermati makna hadis tersebut, para ulama

tafsir berbeda pendapat. Ada yang memahaminya secara harfiyah, yakni

ulama klasik, tetapi tidak sedikit yang memahaminya secara metaforis, yakni

ulama kontemporer. `Aisyah bintu Syâti` misalnya, menyatakan bahwa,

yang mengartikan “Tulang rusuk yang bengkok” menjadi asal kejadian

perempuan adalah sangat tekstual dan harfiah. Padahal, menurut bahasa

yang dikenal dalam tatanan bahasa Arab, kata “Tulang rusuk” merupakan

kata kiasan (majazî bukan haqiqî).

Menurutnya, hadis Rasulullah di atas, bukan dimaksudkan untuk

menerangkan pengertian tentang asal usul penciptaan, tetapi merupakan

Page 13: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

13

13

perintah kepada keturunan Adam agar bersikap lembut terhadap

perempuan, dan peringatan agar tidak memberlakukan secara kasar

terhadap perempuan. Contoh lain yang senada dengan hadis tersebut

menurut `Aisyah bintu Syâti` adalah hadis Rasulullah, yang artinya:

”(Perlakukan) kaca-kaca itu dengan lembut”. Hal ini apakah berarti

perempuan diciptakan dari kaca?. Tentu tidak19. Demikian analisis Bintu

Syâti`.

Demikianlah pendapat mufassir tradisional, mengartikan surat al-

Nisâ`/4:1 kejadian Hawa dari tulang rusuk Adam.

Dari sini diartikan bahwa, kejadian perempuan adalah ke dua dari

laki-laki, yang pada ujungnya menganggap perempuan tidak setara dengan

laki-laki. Lebih ironis lagi ada yang mengatakan “Laranglah perempuanmu

untuk ke luar rumah”, penafsiran yang demikian perlu direvisi, sebab sudah

tidak sesuai dengan keadaan zaman, dengan alasan:

- Dalam kehidupan saat ini perempuan dan laki-laki mempunyai

kemampuan yang setara

- Banyak perempuan yang bertanggung jawab pada semua masalah

baik dalam rumah tangga dan maupun masyarakat.

19

`Aisyah Bintu Syâti`, Maqal fî al-Insân: Dirâsah Qur`âniyah, (al-Qâhirah: Dâr al-

Ma`ârif, 1969), h. 39.

Page 14: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

14

14

- Kalau penafsiran yang menjadikan inferior terhadap perempuan tidak

direvisi, maka pada akhirnya nanti al-Qur`an akan ditinggalkan oleh

masyarakat.

Sedangkan penafsir kontemporer, di antaranya al-Sya`râwî yang

tersebut di atas, Muhammad `Abduh dan Muhammad Rasyid Rida20 dalam

tafsîr al-Manâr berpendapat bahwa, penafsiran “nafs wâhidah” kepada Adam

bukan inti yang terkandung dalam ayat, baik secara implisit maupun

eksplisit, karena kata nafs wâhidah bila diinterpretasikan kepada Adam akan

simpang siur.

Apabila kontek ayat tersebut dipahami sebagai Adam, maka

konsekuensinya, kata yang datang sesudahnya harus dituliskan dengan

bentuk ma’rifat, akan tetapi dalam tataran realita ayat tersebut ditulis

dengan bentuk nakirah. Bagaimana mungkin suatu lafaz memuat makna

“Adam” (sudah diketahui), sedangkan khitab ayat mencakup keseluruhan

manusia sebagaimana yang disitir diawal ayat dan juga penafsirannya

20Muhammad `Abduh lahir di Mahallat Nasyr Mesir tahun 1849 M wafat tahun

1905 M, sedangkan Muhammad Rasyid Rida lahir di al-Qalamun suatu desa dekat Tripolo Syria tahun 1865 M dan wafat tahun 1935 M.

Page 15: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

15

15

dengan belum tentu diketahui oleh seluruh manusia, sebagaimana yang

tersirat dalam khitab ayat21.

Adapun khitab yang kembali kepada manusia seperti yang tertera di

ayat “ya banî Âdam” tidak bertentangan dengan pemahaman ayat di atas dan

bukan merupakan bukti autentik dari pernyataan bahwa semua manusia

adalah anak dari Adam, karena proporsi penafsiran khitab dalam konteks

ayat, secara aklamasi memang meruju‟ kepada anak cucu Adam pada

zaman tanzîl (masa diturunkannya ayat).

Al-Qur‟an tidak mempunyai nas-nas qat’î yang menyebutkan secara

gamblang bahwasanya semua manusia (basyar) merupakan anak cucu

Adam.

Menurut Muhammad Rasyid Rida, secara positif umat Islam dengan

kapasitasnya sebagai umat yang mempercayai validitas al-Qur‟an sebagai

sumber dan pegangan sesuai dengan statusnya sebagai “hudâ” selayaknya

memahami ayat al-Qur‟an sesuai dengan pesan yang terkandung di

dalamnya, tidak menambah dan mengurangi interpretasi ayat sehingga

menimbulkan anggapan inferior terhadap al-Qur‟an.

21Muhammad `Abduh, Muhammad Rasyid Rida, Tafsîr al-Manâr, (Beirut: Dâr al-

Kutub al-`Ilmiyyah, 1999), Jilid 3, h. 264-270.

Page 16: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

16

16

Apabila Allah dalam hal ini menyebutkan dalam ayat dengan lafaz

yang mubham “nafs”, maka merupakan suatu keniscayaan bagi umat Islam

untuk membiarkannya dalam bentuk yang asli. Adapun penelitian-

penelitian orang Inggris yang menyimpulkan bahwa setiap spesies pasti

memiliki “abun” (asal mula dari spesies „bapak‟) tidak termaktub secara

implisit dalam al-Qur‟an dan keabsahannya perlu dianalisis secara

berkesinambungan, karena mereka hanya bertujuan untuk melemahkan

ajaran Islam dengan perantara menginterpretasikan ayat-ayat al-Qur‟an

secara diskriminatif.

Adapun “nafs” secara kontekstual dengan tanpa melihat riwayat-

riwayat dan taqalid yang bebas dari konflik adalah lafaz nakirah, lafaz ini

mempunyai muatan bahwa dia adalah mâhiyah asal mula insan yang

memiliki kelebihan dari ciptaan Allah lainnya, baik ia berawal dari Adam

seperti anggapan ahli kitab dan mayoritas umat Islam, atau dari yang selain

Adam dan bermetamorfosis secara turun-temurun sebagaimana pemahaman

Syi‟ah dan Sûfiyah, atau dimulai dari berbagai asal usul sehingga tercipta

suatu komunitas dengan tanpa ada fluktuasi penciptaan di antara usul

tersebut, atau bermula dari ciptaan yang independen sebagaimana yang

masih diperdebatkan oleh ulama.

Page 17: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

17

17

Terlepas dari hal di atas, Imam Muhammad Rasyid Rida tidak

melarang pemahaman bahwa Adam adalah abû al-Basyar. Setiap jenis

manusia pasti mempunyai asal muasalnya dari bapak (abun), karena al-

Qur‟an tidak menafikannya dan tidak menentangnya. Hanya saja beliau

mengatakan al-Qur‟an tidak menetapkannya dengan dalil yang qat’î.

Berangkat dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa semua

manusia diciptakan dari “nafs wâhidah” yaitu insaniyah (jenis manusia) yang

mencakup segala bentuk spesies dan ras manusia dan terikat dengan tali

persaudaraan dan mawaddah dengan tanpa memandang asumsi Adam atau

kera sebagai asal muasalnya.

Sebagai konsekuensi logisnya, kata ganti “hâ” pada lafaz “

” kembali kepada nafs atau salah satu dari dua pasangan, atau

menjadikan huruf “wau” sebagai huruf ataf (kata penghubung) kepada

mahzûf (sesuatu yang dihilangkan) yang sesuai dengan kontek ayat yaitu,

(menentukan hakikatnya terlebih dahulu

kemudian menciptakan pasangan darinya).

Dari paparan tersebut di atas, dapat dilihat bahwa mufassir

tradisional berpendapat bahwa, laki-laki dan perempuan hak

kemanusiaanya tidak setara, dalam arti laki-laki posisinya superior,

perempuan inferior. Sementara pendapat mufassir kontemporer berbeda,

Page 18: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

18

18

artinya laki-laki dan perempuan mempunyai hak kemanusiaan yang sama

dan posisi setara.

Menurut hemat penulis, kejadian Hawa adalah sama jenisnya dengan

Adam. Artinya laki-laki dan perempuan adalah setara, tidak ada yang

inferior dan superior. Kalaupun pendapat tentang kejadian Hawa dari

tulang rusuk Adam yang paling bengkok, dan itu berdasar hadis sahih,

bukan berarti Hawa atau perempuan inferior, karena kalau demikian, maka

apakah kejadian Adam dari tanah, itu berarti tanah lebih mulia dari Adam?.

Tentu tidak demikian. Jadi, asal kejadian tidak dapat dipakai dasar untuk

menentukan inferior dan superior. Semua manusia, baik laki-laki maupun

perempuan adalah hamba Allah yang setara dan mempunyai hak

kemanusiaan yang sama dalam pandangan Allah.

Dalam ayat lain dijelaskan bahwa,

“Dan Dialah yang menjadikan kalian penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan kalian sebagian atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk menguji kalian tentang apa yang diberikan kepada kalian. Sesungguhnya Tuhan kalian amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Al-An`âm/6:165)

Menurut al-Sya`râwî:

Page 19: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

19

19

“ khalifah adalah sesuatu yang datang pasca yang terdahulu. Hal ini dapat berupa batas ruang dan batas waktu. Adapun batas waktu dikatakan sebagai khalifah, jika ia datang sesudah batas yang lain. Sedangkan batas ruang, misalnya adalah siklus kehidupan, dalam arti sistem kehidupan manusia yang lebih menekankan pada regenerasi. Yaitu manusia di awal perjalanannya mengalami masa remaja, kemudian lambat laun masa ini berganti yaitu masa dewasa, dan masa remaja diduduki oleh generasi sesudahnya, demikian juga silkus yang bersinggungan dengan batas ruang, manusia pada awalnya menguasai satu tempat dan pada akhirnya digantikan dengan manusia lainnya. Adapun format kekhalifahan yang dikehendaki adalah kekhalifahan manusia atas Tuhannya yang diimplementasikan dalam karya nyata di muka bumi, bukan kekhalifahan manusia atas lainnya dari jenis manusia, karena segala sesuatu yang berada di dunia, kejadiannya bermula dari kehendakNya. Oleh sebab itu sebagian makhluk hidup atau benda mati bermetamorfosis dan melakukan proses dengan sendirinya. Sesungguhnya siklus ini terjadi, karena Allah telah menjadikan semua yang ada di dunia dan menundukkannya kepada manusia, di samping realisasi dari hukum kausalitas (hukum sebab akibat) yang ditentukan olehNya. Kondisi yang demikian mengindikasikan kekhalifahan manusia atas kehendakNya untuk membuktikan bahwa Allah mempunyai hak prerogatif atas semuanya di atas bumi. Dalam kaitannya dengan hal ini, manusia sebagai obyek dari konsep kekhalifahan seyogyanya menganggapnya sebagai permasalahan yang tidak layak diperdebatkan lagi”.22 Akhirnya dapat dipahami bahwa semua gerak-gerik manusia

bergantung pada organ tubuh, dan organ ini adalah anugerahNya. Allah

terkadang mengambil sebagian anugerah kepada sebagian manusia, seperti

instruksi kepada otak untuk melakukan sesuatu, namun sasaran ini

22

Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya`râwî, jilid 7, h. 4026.

Page 20: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

20

20

mengalami kerusakan yang pada gilirannya instruksi tersebut tidak dapat

dijalankan. Andaikata perihal ini berasal dari kekuasaan manusia di kali

pertama prosesnya, maka manusia tersebut pasti mampu menanggulangi

sendiri tanpa campur tanganNya.

Kesimpulan terakhir adalah bahwa manusia adalah khalifah Allah di

muka bumi, yang melakukan sesuatu dengan kehendakNya. Allah

berkendak membumikan konsep kekhalifahan ini atas manusia dan

mencabutnya.

Selanjutnya al-Sya`râwî menjelaskan:

“ , ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia dalam strata realisasi konsep kekhalifahan tidak menempati posisi yang sama, tetapi seyogyanya manusia melakukan sebuah proses menuju ke perkembangan potensi yang paripurna dan yang saling komplementer, karena jika manusia tidak membuat perubahan yang berarti dan mengembangkan bakat yang terpendam yang pada gilirannya memotivasi munculnya potensi yang tak terhitung oleh nominal, maka kehidupan ini akan musnah”.23

Oleh karenanya potensi manusia sebagai khalifah Allah di bumi

seharusnya beragam, karena tuntutan kebutuhan kehidupan yang sangat

komplek. Jika setiap individu bercita-cita menjadi dokter, maka siapa yang

akan menangani permasalahan lainnya.

23

Ibid., h. 4027.

Page 21: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

21

21

Setiap individu pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal ini

lebih disebabkan oleh kehendak Allah, agar manusia saling melengkapi dan

komplementer dalam segala segmen kehidupan dapat saling membantu.

Pengangkatan derajat berdasarkan teks ayat adalah ujian bagi hamba-

Nya atas nikmat potensi yang dianugerahkan kepada manusia, dalam

rangka proses pembelajaran ilmu Allah pada zaman azali yang

direalisasikan dalam tataran praktis. Allah sejak dahulu telah mengetahui

apa yang akan diberbuat manusia. Adapun maksud yang terkandung dalam

kalimat adalah menguji dengan harapan agar si pelaku konsisten

dengan amalannya.

Sesungguhnya pahala dan siksa akan terjadi pasca fase kematian.

Kematian bukan sebab yang patut dikambinghitamkan, karena pada

dasarnya semua manusia pasti akan mengalami kematian24.

Paparan deskriptif di atas menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa

manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, selayaknya saling tolong

menolong dan melengkapi. Dalam arti setiap manusia pasti memiliki

potensi yang tidak dimiliki individu lain. Sebaliknya yang pada gilirannya

menuntut adanya hubungan timbal balik antar sesama, sehingga dapat

24

Ibid.

Page 22: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

22

22

dipahami, sebagian manusia mempunyai kelebihan dan menduduki

tingkatan yang lebih tinggi.

Sementara dalam ayat lain dijelaskan,

“Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan yang banyak lagi baik dimana saja kamu sukai dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim”.(Al-Baqarah/2:35) Menurut al-Sya`râwî:

“Ayat ini mengkaji lebih detail tentang ujian keimanan sebagaimana disinyalir pada penjelasan sebelumnya. Allah menjelaskan perihal halal dan haram dan mengingatkan akan bahaya godaan iblis, dan juga mengajarkan cara bertaubat dan memohon ampun kepadaNya, sehingga hambaNya mengetahui bahwa Allah sekali-kali tidak pernah menutup pintu taubat.

Adapun pernyataan-pernyataan yang membebankan kesalahan lebih berat kepada Hawa tidak layak dianggap benar, karena ayat-ayat yang bersinggungan dengan cerita kosmis selalu menekankan kedua belah pihak yaitu Adam dan Hawa secara aktif. Dalam arti ayat-ayat al-Qur‟an menyebutkan Adam dan Hawa sebagai pelaku dan bertanggungjawab secara bersama-sama, sebagai bukti konkret al-Qur‟an selalu menggunakan kata

ganti (dua orang) sebagai kata ganti”25. Menurut penulis, al-Sya`râwî dalam menafsirkan ayat di atas tidak bias

jender, terbukti dengan penafsiran bahwa laki-laki dan perempuan,

25

Ibid., jilid 1, h. 258-266.

Page 23: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

23

23

keduanya bertanggungjawab atas semua perbuatan. Kesalahan tidak hanya

berada di pihak perempuan.

2. Hak Bekerja di luar Rumah

Perempuan pada era sekarang banyak mengambil peran publik dan

sosial. Fenomena ini diklaim sebagai simbol equality (keadilan) antara laki-

laki dan perempuan, bahkan tidak sedikit dari pihak perempuan menuntut

keadilan dan persamaan hak di segala bidang, tetapi agama masih sering

dijadikan dalih untuk menekan laju konsep kesetaraan jender (gender equaty),

dan memarjinalkan peran perempuan dalam bidang-bidang yang

bersinggungan dengan publik.

Kaitannya dengan peran ganda yang diambil oleh perempuan, para

ulama banyak mempertanyakan apakah formasi kesetaraan bagi perempuan

seperti bekerja di luar rumah tidak bertentangan dengan firman Allah:

“…Dan bagi laki-laki (suami) mempunyai satu kelebihan derajat dari

perempuan (isterinya)…”

“Kaum laki-laki itu adalah bertanggung jawab (pelindung) bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka

Page 24: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

24

24

(laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…”

Sebenarnya, Islam membolehkan perempuan melakukan peran-

peran yang tidak bertentangan dengan kodratnya untuk ditanganinya,

karena Islam tidak membedakan laki-laki dan perempuan dalam hal apapun,

termasuk hal pekerjaan.

Pekerjaan yang ada sekarang tidak semua terdapat pada masa Nabi,

namun sebagian ulama menyimpulkan bahwa Islam membenarkan

perempuan aktif dalam berbagai kegiatan atau bekerja dalam berbagai

bidang di dalam maupun di luar rumahnya secara mandiri, bersama orang

lain, selama pekerjaan tersebut dilakukan dalam suasana terhormat, sopan

serta dapat memelihara agamanya, dan dapat pula menghilangkan dampak

negatif pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Atau dengan

perkataan lain, yaitu perempuan mempunyai hak untuk bekerja selama ia

membutuhkannya, atau pekerjaan itu membutuhkannya dan selama norma-

norma agama dan susila tetap terpelihara. Al Qur`an menjelaskan:

“Dan janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan oleh Allah kepada sebagian kalian dari sebagian yang lain. Karena bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka kerjakan, dan bagi para

Page 25: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

25

25

perempuan ada bagian dari apa yang mereka kerjakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.(Al-Nisa`/4:32)

Ayat tersebut ada sabab al-nuzulnya. Dalam suatu riwayat, Umu

Salamah berkata:"Kaum laki-laki berperang, sedang perempuan tidak, dan

kamipun perempuan hanya mendapat setengah bagian warisan laki-laki".

Allah menurunkan ayat ini, sebagai teguran agar tidak iri hati atas ketetapan

Allah. Dan sebagai penjelasan bahwa Allah tidak membeda-bedakan antara

laki-laki dan perempuan dalam mendapat ampunan dan pahala.

Diriwayatkan al-Tirmîzî dan al-Hakim, bersumber dari Umu Salamah26.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa seorang perempuan

mengadu kepada Rasulullah SAW dengan berkata:"Ya Nabiyyallah! Laki-

laki mendapat dua bagian kaum perempuan dalam waris, dan dua orang

saksi perempuan sama dengan seorang saksi laki-laki, apakah di dalam

beramal pun demikian yaitu pahala amal perempuan setengah dari pahala

amal laki-laki?" Maka Allah menurunkan ayat tersebut, sebagai penegasan

bahwa laki-laki dan perempuan akan mendapat pahala yang sama sesuai

dengan amalnya. Diriwayatkan Ibn Abi Hâtim bersumber dari Ibn `Abbâs27

26

Abî al-Hasan `Ali bin Ahmah al-Wâhidî al-Naisâburî, Asbâb al-Nuzul, op. cit., h.

99. 27

Ibid.

Page 26: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

26

26

Al-Sya`râwî menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut:

”Telah diketahui bahwa manusia itu terdiri dari dua golongan, yaitu laki-laki dan perempuan, mereka mempunyai aktifitas yang sama dan aktifitas yang khusus di antara mereka, Kedua golongan itu adalah manusia yang sama-sama memiliki kemuliaan dan kemerdekaan keyakian/akidah, sehingga seyogyanya seorang laki-laki tidak menyakiti perempuan karena perbedaan akidah. Seperti yang diceritakan al-Qur`an tentang isterinya Nabi Nuh, Nabi Lut dan isteri Fir`aun.28

Dari pendapat tersebut, dapat di lihat bahwa al-Sya`râwî memberikan

kebebasan kepada perempuan dan laki-laki untuk berakidah, karena nanti

akan menerima hasil amalan berdasar akidahnya sendiri. Hal tersebut

adalah yang berhubungan dengan masalah akidah, tersirat adanya

kebebasan dalam bekerja masalah dunia bagi perempuan dan laki-laki,

karena mereka menerima hasilnya sendiri.

Berikutnya Al-Sya`râwî menambahkan:

“Kesuksesan seorang laki-laki dan perempuan, apabila keduanya mampu melaksanakan tugas-tugas menurut kodratnya. setelah itu perhitungan pahala dan siksa adalah menurut kadar beban tugas masing-masing, suatu contoh yang menjelaskan perbedaan tugas laki-laki dan perempuan yaitu ketika seorang laki-laki yang isterinya marah atau sedang sakit, sedang mereka masih memiliki anak yang menyusu, apakah laki-laki bisa menyusui anak itu, tentu saja “tidak”, karena masing-masing memiliki tugas. Orang yang berakal adalah

28

Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya`râwî, h.2192.

Page 27: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

27

27

orang yang memuliakan kodrat pemberian Allah kepada mahluknya”29.

Dalam hal ini al- Sya‟râwî berkomentar dalam kitabnya Al-Mar`ah fî

al-Qur`ân sebagai berikut:

“Seorang isteri terkadang menegaskan bahwa “Aku bekerja untuk meringankan beban suami”, namun fakta memperlihatkan yang demikian tidak meringankan beban yang ditanggung oleh suami, justru menambah tanggungjawab. Adalah kewajiban bagi suami untuk menghidupi keluarganya, sehingga bekerja bagi suami merupakan tuntutan yang tidak dapat dielakkan, bagaimana mungkin isteri akan mengurangi beban suami sedangkan suami senantiasa bekerja untuk menanggulangi kendala kehidupan yang tidak akan berakhir?. Adapun pengaruh negatif lainnya adalah jikalau perempuan ditugaskan mencari rizki, secara tidak langsung ia mengemban tanggungjawab yang kurang proposional dan di atas kemampuannya, karena dengan demikian ia akan berposisi sebagai pencari nafkah dan pendidik serta pengasuh rumah tangga, artinya pihak perempuan akan menanggung peran domestik dan publik sekaligus, dalam sekala kecil ia tidak akan mampu mengerjakan tugas ganda dengan maksimal. 30 Al-Sya`râwî menambahkan,

“Seorang perempuan pasca bekerja di luar rumah akan merasa lelah, padahal ia seharusnya menyiapkan makanan dan membimbing anak serta mengurus rumah tangganya, kemudian apabila tugas terselesaikan dan suaminya pulang ke rumah, suami mendapati isterinya dengan wajah yang kurang enak dilihat. Sedangkan suami pasti membutuhkannya guna memperoleh ketenangan dan kasih sayang, akan tetapi ia disambut dengan muka muram tidak menyambut dengan senyuman mesra, dengan demikian si

29

Ibid., h. 2198. 30

Al-Sya`râwî, Al-Mar`ah fî al-Qur`ân, op. cit., h. 22.

Page 28: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

28

28

perempuan telah melalaikan tugasnya sebagai isteri. Hal ini disebabkan oleh ketidakpahaman terhadap konsep tugas dan peranan perempuan dalam kehidupan.”31 Al-Sya‟râwî menegaskan: “Apabila seorang isteri berkeinginan

mengangkat derajat kehidupan rumah tangganya, dibolehkan bekerja

dengan syarat pekerjaan yang diambil tidak melalaikan tugas domestik

sebagai isteri dan ibu, dan juga pekerjaan ini tidak diklaim sebagai peran

dominan bagi seorang isteri.”32

Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki suami, dia tetap diharuskan

untuk mengambil posisi sebagai kepala keluarga, dan bekerja dengan

mengembangkan potensinya. Adapun guna meningkatkan income rumah

tangga, seyogyanya suami mengetahui di bagian ia berada di antara lapisan

masyarakat, dan apabila pemasukan tersebut belum memberi sesuatu yang

berarti, maka ia wajib mengambil pekerjaan lain sebagai sampingan.

Menurut al-Sya`râwî:

“Islam mengajarkan suasana kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kedamaian, sebagai implementasi dari konsep kehidupan yang sarat dengan kedamaian. Islam mempercayakan tugas ini kepada kaum perempuan, sehingga mereka adalah kaum

31

Ibid., h. 23.

32

Al-Sayyid al-Jâmiliy, al-Syekh Mutawallî al-Sya‟râwî, al-Fatâwâ Kullu Mâ Yahummu

al-Muslim fî Hayâtihi Yaumihi wa Gadihi, (al-Qâhirah : Dâr al-Fath li al-I‟lâm al-„Arabî, 1997 M/1417 H), h. 19.

Page 29: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

29

29

yang bertangunggjawab penuh atas tugas domestiknya yaitu menciptakan ketenangan dan kasih sayang dalam rumah tangga. Sedangkan pemikiran barat menyuruh perempuan untuk terjun bersama laki-laki dan berkompetisi dalam perihal perolehan harta yang pada gilirannya menimbulkan dampak negatif bagi perempuan secara personal dan suami serta anak-anaknya sebagai anggota institusi terkecil”33.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, al-Sya`râwî tidak

melarang perempuan bekerja. Tetapi tugas utama perempuan adalah

pekerjaan di rumah, mendidik anak, serta menjadi tempat berteduh suami di

rumah.

Menurut penulis, pekerjaan di rumah tidak hanya tugas perempuan

atau isteri, tetapi dijalankan bersama-sama antara isteri dan suami, apalagi

masalah mendidik anak, karena anak tidak hanya mengharapkan uluran

tangan dari ibu saja, juga dari bapak. Demikian juga ketenangan dalam

rumah tangga tercipta kalau suami isteri saling mengerti dan memahami,

bukan hanya dibebankan kepada isteri.

Bekerja bagi perempuan tidak ada masalah, tetapi harus dapat

membagi waktu antara keluarga dan bekerja. Bekerjapun tidak harus keluar

rumah, karena ada pekerjaan yang dilakukan di dalam rumah, misalnya

membuat tulisan yang berjam-jam di muka komputer.

33

Al-Sya`râwî, Al-Mar`ah fî al-Qur`ân, op. cit., h. 27.

Page 30: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

30

30

Permasalahnnya membagi waktu yang dikhususkan untuk keluarga

dan anak. Dalam hal ini, tidak harus bertatap muka dengan anak, karena era

industri, anakpun di tempat yang jauh dengan menggunakan handphone. Jadi

yang penting bagaimana memenej antara kerja dan keluarga.

Bekerja bagi perempuan yang menjadi isteri dalam rumah tangga

adalah dalam rangka saling membantu, terutama saling menghidupi anak

ketika salah satu meninggal dunia lebih dahulu.

Raitoh isteri sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Mas`ud aktif

bekerja, karena suami ketika itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup

keluarga.34

Perempuan pada masa Nabi, aktif dalam berbagai pekerjaan, seperti

Umu Salim sebagai perias pengantin, Khadijah binti Khuwailid, sebagai

pedagang terkenal dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki

dan perempuan diperbolehkan untuk bekerja.

Secara global, Islam mengakui eksistensi perempuan. Kaitannya

dengan pengakuan tersebut, Islam mengangkat derajat dan martabat

perempuan dengan memberikan kebebasan dan mengakui karakteristik

perempuan serta menghormati hak-haknya.

34

`Abbas Karârah, Al-Dîn wa al-Mar`ah, ( t.t, Syirkah Fan al-Tiba`ah, 1373 H), Juz 1,

h. 63.

Page 31: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

31

31

Islam mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan adalah dua

komponen yang saling komplomenter bukan saling kontradiktif, Islam juga

mengingatkan bahwa kebobrokan dalam masyarakat merupakan implikasi

dari pemahaman salah kaprah terhadap posisi laki-laki dan perempuan

sebagai insan independen dan sosial.

3. Hak Sebagai Saksi

Masalah saksi telah menjadi isu perdebatan yang sangat panas

dalam teologi Islam. Mengenai kesaksian dilaksanakan oleh dua orang laki-

laki atau satu laki-laki dan dua orang perempuan, dalam hal kontrak

keuangan, tersebut dalam al-Qur‟an:

Page 32: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

32

32

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kalian menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menulisnya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari hutangnya. Jika orang yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkannya dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang laki-laki di antara kalian. Jika tidak ada dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kalian ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kalian jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kalian jalankan di antara kalian, maka tidak ada dosa bagi kalian, (jika) kalian tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kalian berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kalian lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada diri kalian. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajar kalian; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Al-Baqarah/2:282)

Al-Sya`râwî menafsirkan ayat ini bahwa:

“Allah menegaskan di surat terpanjang dalam al-Qur‟an perihal persaksian dalam utang-piutang dengan dua orang laki-laki, ketika tidak ditemukan dua orang saksi laki-laki, Allah telah menentukan sebagai gantinya satu laki-laki dan dua perempuan.

Page 33: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

33

33

Kaitannya dengan hal tersebut, Allah menyuruh hamba-Nya untuk melaksanakan perintah dalam hal persaksian sesuai dengan kemampuannya, yaitu apabila kondisi untuk memberikan persaksian dalam kasus utang-piutang dengan dua orang laki-laki tidak memungkinkan, maka dianggap sah persaksian satu laki-laki dan dua perempuan yang disepakati.

Adapun argumen atas persaksian dua perempuan sebagai ganti dari satu laki-laki yaitu, persaksian merupakan bentuk interaksi yang berhadapan secara langsung dengan masyarakat luas, guna memberikan data akurat dan mengetahui kejadian yang sebenarnya. Sedangkan perempuan dalam skala mayoritas jarang sekali bersinggungan dengan hal ini, karena karakter perempuan pada dasarnya tidak bergumul dengan perihal persaksian, bahkan ia sebenarnya tidak memiliki tali hubungan dengan praktek pemberian kesaksian. Kendati demikian apabila kesaksian perempuan diperlukan, maka harus diwakili oleh satu laki-laki dan dua perempuan. Hal ini didasari oleh fenomena riil perempuan yang memang karakter awalnya tidak berkecimpung dengan permasalahan ekonomi. Oleh karenanya Allah menggantikan satu laki-laki dengan dua perempuan, juga agar sikap timbal balik antara keduanya tumbuh dan berkembang dalam arti, ketika ia lupa maka perempuan yang lain mengingatkannya dan mengkaji ulang tindakannya tersebut. Hal ini juga disebabkan oleh ketidakharusan perempuan untuk berinteraksi dengan masyarakat luas khususnya hal-hal yang berkenaan erat dengan pekerjaan.35

Disamping itu, al-Sya`râwî juga berpendapat dalam bukunya Al-

Mar`ah fî al-Qur`ân bahwa:

“Banyak kaum akademisi dan ilmuwan bertanya-tanya kenapa persaksian satu perempuan yang berhasil meraih gelar MA atau Dr dinilai sama dengan persaksian setengah satpam berkelamin laki-laki, kendati dia tidak bisa membaca dan menulis, jargon ketidakadilan dalam persaksian ini sering digembar-gemborkan hampir di setiap

35

Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya’râwî, jilid 2, h. 1211 – 1216.

Page 34: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

34

34

kesempatan, sedangkan mereka tidak memahami makna hukum yang disebutkan dalam al-Qur‟an,

Kalimat “syahadah” diambil dari yaitu obyek yang terlihat jelas

dengan kasat mata, adapun atau obyek tidak membutuhkan kepandaian dan kecerdasan individu, tetapi lebih sangat memerlukan kesaksian mata telanjang dan lebih ditekankan kepada kejujuran. Berkaitan dengan hal tersebut, derajat hamba Allah yang mendapat gelar akademis seperti M.A. atau Dr. dengan hambaNya yang tidak mampu membaca dan menulis adalah sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa strata pendidikan seseorang tidak ada kaitannya dengan perihal persaksian. Akhirnya kejujuran sangat urgen dalam kesaksian dan bukan kecerdasan akal. Karakter perempuan pada awalnya terangkum dalam sebuah tirai, dalam arti perempuan pada hakekatnya tidak dibolehkan terjun dalam medan yang bercampur dengan laki-laki seperti medan pertempuran dan pertengkaran. Hal ini lebih disebabkan oleh hal-hal di bawah ini :

1.Perempuan tercipta dengan penuh kelemahan, dalam arti perempuan tidak memiliki bakat atau kemampuan untuk berkecimpung dalam dunia keras.

2.Perempuan sangat berperasaan, pada gilirannya dia akan merasa tersiksa dengan segala bentuk kekerasan.

3.Partisipasi perempuan dalam dunia yang keras berdampak negatif pada kehormatannya.

Perasaan yang berkapasitas dominan pada perempuan merupakan sumber kasih sayang dan kebahagiaan bagi keluarga sebagai institusi terkecil dari masyarakat, pengaturan fluktuasi perasaan membutuhkan pengorbanan luar biasa, namun hikmahnya yang terkandung sangat besar, dalam arti kekuatan ekspresi perasaan pada kaum perempuan lebih kuat dibanding penggunaan perasaan pada kaum laki-laki, dimaksudkan agar keseimbangan dan kesinambungan tercipta dalam masyarakat.36

Pendapat al-Sya`râwî tersebut karena, ia melihat perempuan tidak

banyak yang ke luar menyaksikan sesuatu yang berhubungan dengan

36

Al-Sya`râwÎ, Al-Mar`ah fi al-Qur`ân, op. cit., h.29-31.

Page 35: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

35

35

keuangan, tetapi perempuan saat ini lebih banyak yang bergelut dengan

masalah kerja dan keuangan. Kalau hal ini diketahui oleh al-Sya`râwî sudah

barang tentu ia akan berpendapat lain.

Memang ayat ini harus difahami hanya berkaitan dengan masalah

keuangan. Menurut Muhammad Assad:”Ketentuan satu laki-laki digantikan

dua orang perempuan tidak memberikan cerminan apapun mengenai

kemampuan moral atau intelektual perempuan. Hal ini berkaitan dengan

fakta bahwa perempuan kurang akrab dengan prosedur bisnis dibandingkan

dengan laki-laki, karena itu ada kemungkinan melakukan kesalahan dalam

hal ini”.37 Demikian juga Muhammad `Abduh berpendapat serupa.38

Harus dicatat bahwa, ungkapan itu hanyalah bersifat anjuran, bukan

perintah wajib, terbukti bagian akhir ayat ini menjelaskan “Janganlah kamu

jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu

membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat

menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)

keraguan, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu

37

Muhammad Assad, The Massage of The Quran (London: Macmillan, 1980), h. 63

38

Muhammad `Abduh, Muhammad Rasyid Rida, Tafsir al-Manâr, op. cit., jilid 3, h.

124.

Page 36: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

36

36

perdagangan tunai yang kalian jalankan di antara kalian, maka tidak ada

dosa bagi kalian, (jika) kalian tidak menulisnya”.

Transaksi tertulis itu diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya

perselisihan atau pengingkaran di kemudian hari.39

Dari sini diketahui bahwa segala sesuatu yang dimaksudkan untuk

menjamin kontrak secara jelas diperlukan kesaksian dan penulisan. Dalam

transaksi yang langsung atau jangka pendek tidak ada salahnya kalau

kontrak itu tidak ditulis dan tidak disaksikan. Adalah sangat ironis kalau hal

tersebut dipergunakan sebagai alasan untuk membuktikan inferioritas

perempuan. Karena menurut `Abbâs Mahmûd al-`Aqqâd, tujuan kesaksian

adalah untuk menegakkan keadilan, menjaga kebenaran dan menciptakan

kemaslahatan 40.

Sesuatu yang perlu diperhatikan yaitu, ayat itu menunjukkan satu

saksi laki-laki digantikan dua saksi perempuan, hanya salah seorang di

antara keduanya yang menjadi saksi, sedangkan satunya hanya berfungsi

untuk mengingatkan, apabila ia ragu,41 karena pada masa turunnya ayat itu

39

Yunahar Ilyas, Feminisme dalam Kajian Tafsir al-Qur`ân Klasik dan Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1997), cet ke-1, h. 90.

40`Abbâs Mahmûd al-`Aqqâd, Al-Mar`ah fî al-Qur`ân, (Beirut: Dâr al-Kitâb al-

`Arabî), h.100.

41

Asghar Ali Engineer, Hak-hak Perempuan dalam Islam, terj. Farid Wajdi dan Cici

Farkha Assegaf, (Yogykarta: LSPPA, 2000), cet ke-2, h. 98.

Page 37: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

37

37

selalu ada kemungkinan saksi perempuan melakukan kesalahan dalam

masalah keuangan, bukan karena rendahnya kecerdasan, tetapi disebabkan

kurang pengalaman dalam masalah keuangan.

Demikian juga pendapat Aminah Wadud bahwa, menurut susunan

kata ayat ini, kedua perempuan itu tidak disebut keduanya menjadi saksi,

karena satu perempuan ditunjuk untuk „mengingatkan‟ satunya lagi, dia

bertindak sebagai teman kerjasama (kolaborator), meskipuan perempuan itu

dua, tetapi masing-masing berbeda fungsinya.42

Pembicaraan tentang saksi dalam ayat ini adalah spesifik untuk

perjanjian finansial, tidak dimaksudkan untuk diberlakukan secara umum,

atau tidak berlaku pada persoalan lain.43

Menurut penulis, dalam perspektif hermenitik ayat 282 surat al-

Baqarah yang berbicara tentang syahadah (saksi) harus dilihat sebagai respon

terhadap fakta sejarah pada saat mana ayat tersebut turun. Dengan demikian

ketika fakta sejarah telah berubah, maka tidak tertutup kemungkinan untuk

dilakukan reinterpretasi terhadap ayat tersebut, dengan melihat secara

konprehensif terhadap semua lingkar konsentris hermenotisnya, yakni hal-hal

42

Amina Wadud Muhsin, Qur`an and Woman, (Kualalumpur: Fajar Bakti

SDN.BHD, 1992), h. 85.

43

Ibid., h. 86.

Page 38: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

38

38

yang melatarbelakangi teks maupun hal-hal yang melatarbelakangi pembaca

(penafsir) yang selalu terkait dengan waktu dan tempat tertentu.

Jadi ayat tersebut harus dipandang secara kontekstual, bukan

normatif, karena ada 7 (tujuh) ayat lain dalam al-Qur`an44, yang

menyebutkan tentang kesaksian, tetapi tidak satupun yang menyebutkan

saksi satu orang laki-laki digantikan dua orang perempuan. Yaitu:

a. Al-Mâidah/5 ayat 106 saksi tentang wasiat bagi orang yang akan mati

hendaklah disaksikan oleh dua orang saksi, tidak dijelaskan jenis kelamin

apakah laki-laki atau perempuan, dengan kalimat berarti dua

saksi itu dapat keduanya laki-laki, keduanya perempuan atau satu laki-

laki dan satu perempuan, yang dipentingkan adalah adil dan dapat

dipercaya.

Saksi masalah wasiat adalah kewajiban, seandainya Allah

memandang rendah kepada perempuan, maka dijelaskan perempuan

tidak dapat diberi tanggung jawab. Dengan demikian jelaslah bahwa dua

saksi perempuan sebagai ganti satu saksi laki-laki yang tertera dalam al-

Qur`an surat al-Baqarah ayat 282 itu mempertimbangkan situasi dan

44

Aftab Husain, Status of Woman in Islam, (Lahore: Sage Pulications, 1987), h. 278.

Page 39: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

39

39

kondisi serta konteks yang khusus, bukan karena inferioritas intelektual

atau moral perempuan.

b. Al-Mâidah/5 ayat 107 menerangkan apabila keempat saksi itu curang,

maka dapat diganti saksi dari kalangan ahli waris tetapi disyaratkan

dengan sumpah.

c. Al-Nisâ`/4 ayat 15 menerangkan tentang perbuatan keji harus disaksikan 4

(empat) orang saksi, tidak disebutkan jenis kelamin, memakai kalimat

yang berarti laki-laki atau perempuan.

d. Al-Nûr/24 ayat 4 menerangkan mereka yang menuduh perempuan

berbuat keji, harus disaksikan 4 (empat) orang saksi,

e. Al-Nûr/24 ayat 6 menyebutkan mereka yang menuduh isterinya berbuat

keji, dan tidak dapat mendatangkan 4 (empat) saksi, sebagai gantinya

adalah memakai sumpah 4 (empat) kali.

f. Al-Nûr/24 ayat 8 menerangkan isteri yang dituduh berbuat keji, untuk

menyatakan bahwa suaminya pembohong adalah memakai sumpah 4

(empat) kali, dengan demikian, seorang perempuan tidak hanya

mempunyai hak untuk menjadi saksi, tetapi dapat juga membatalkan

kesaksian laki-laki, karena sumpah dilakukan sebagai ganti saksi.

g. Al-Talâq/65 ayat 2 menjelaskan tentang perempuan yang cerai setelah

mendekati habis iddahnya, apakah ruju` atau pisah, diperintah untuk

Page 40: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

40

40

memakai saksi dua orang yang adil dengan istilah , dan

menegakkan kesaksian itu karena Allah. Kata tidak menunjuk jenis

kelamin, artinya boleh dua laki-laki, dua perempuan atau satu laki-laki

dan satu perempuan

Berdasar ketentuan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa,

saksi perempuan diakui sama dengan saksi laki-laki, tidak ada perbedaan

diantaranya, khususnya masalah keuangan, kalau perempuan

menyaksikannya, maka ia berhak menyaksikan sendiri, kalaupun ada

perempuan lain fungsinya hanya sebagai pengingat atau penguat.

Sejalan dengan ayat tersebut ada hadis yang seolah-olah

menunjukkan laki-laki memiliki kelebihan dibanding perempuan.

45

“…Aku tidak melihat yang kekurangan akal dan agama dari pemilik pemahaman lebih daripada golongan kalian, perempuan itu bertanya lagi: “Wahai Rasulullah! Apakah maksud kekurangan akal dan agama itu?”, Rasulullah saw bersabda: “Maksud kekurangan

45Muslim, Sahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t), jilid 2 h.65. .Lihat juga Bukhari

dalam kitab Sahihnya (1462) dari Abu Sa‟id al-Khudri.

Page 41: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

41

41

akal ialah penyaksian dua orang perempuan sama dengan penyaksian seorang laki-laki. Inilah yang dikatakan kekurangan akal. Begitu juga perempuan tidak mengerjakan sholat pada malam-malam yang dilaluinya, kemudian berbuka pada bulan Ramadan karena haid. Maka itulah yang dikatakan kekurangan agama”.(H.R.Muslim)

Maksud kekurangan akal, kalau dihubungkan dengan kualitas

persaksian, sementara persaksian itu berhubungan dengan faktor budaya,

maka dapat saja dipahami sebagai keterbatasan penggunaan fungsi akal bagi

perempuan, karena pembatasan budaya di dalam masyarakat.

Namun sangat disayangkan asumsi memposisikan perempuan pada

titik marjinal, perempuan kurang akalnya ini tidak terbukti kebenarannya,

karena kandungan hadis menjelaskan karakter perempuan berdasarkan

struktur fisik dan psikis menurut kodratnya sangat intens dengan

perasaan. Hal ini bukan merupakan kekurangan, namun sebaliknya

menjadi pembeda dengan laki-laki, dan merupakan keistimewaan tersendiri

bagi perempuan yang sangat sesuai dengan tugas keperempuanan, karena

fitrah perempuan memang senantisa menggunakan perasaan lebih banyak

dan berpikir dengan proporsi yang lebih sedikit.

Kendati demikian, perasaan perempuan tidak bermakna ia tidak

mampu bergerak dan berpikir cepat layaknya laki-laki. Salah satu buktinya

adalah perjanjian Hudaibiyah menjadi saksi atas kecerdasan dan

Page 42: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

42

42

ketangkasan perempuan, orang-orang muslim di saat itu menunaikan ihram

dan berduyun-duyun menuju Baitullah al-Haram untuk melaksanakan

umrah, tidak lupa mereka membawa hewan korban untuk disembelih

selepas umrah dan tawaf di sekitar Ka`bah, namun orang-orang

menghadang dan menahan langkah mereka, akhirnya pertempuran dingin

ini diselesaikan dengan sebuah perjanjian yang terkenal dengan perjanjian

Hudaibiyah.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Rasulullah dan kaum kafir

Mekkah. Berisi orang kafir Mekkah tidak akan mengganggu dan

menghalangi langkah orang muslim dan penyebaran dakwah Islam, orang-

orang muslim juga tidak akan menghalangi dan menyakiti kaum kafir

Quraisy dan kerabatnya serta kaum yang berada di perlindungannya.

Adapun perempuan yang menduduki posisi strategis dan berperan

besar dalam perjanjian Hudaibiyah di antaranya, Ummu Salamah. Ketika

perjanjian Hudaibiyah ditandatangani dan disahkan, Nabi mengintruksikan

untuk menyembelih hewan dan bertahallul, namun isi perjanjian sempat

membuat mereka marah, karena menghalangi langkah penyempurnaan

tawaf. Mereka tidak memahami hikmah yang tersirat dari perjanjian ini,

yaitu sinyal-sinyal kemenangan Islam dan ekspansi wilayah Islam sampai

tanah Mekkah.

Page 43: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

43

43

Andaikata mereka lebih memilih untuk menyelesaikan permasalahan

ini dengan peperangan, maka peperangan ini dapat dikatakan tragis, dalam

arti pertempuran akan terjadi antara kaum muslim dan kaum muslim

lainnya yang berdomisili di Mekkah, karena tidak sedikit dari warga

Mekkah yang menganut agama Islam secara sembunyi-sembunyi.

Pada perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah memerintahkan umatnya

untuk menyembelih hewan dan bertahallul, namun seorang dari umatnya

tidak melaksanakan instruksi Rasul, akhirnya Rasul menemui Umu Salamah

binti Abi Umaiyyah dengan kemarahan memuncak.

Umu Salamah berkata:46 “Apa yang terjadi padamu wahai

Rasulullah?” Nabi diam seribu bahasa. Umu Salamah tidak berhenti pada

titik ini, dia justeru menanyakan perihal apakah yang membuatnya tidak

mau bercerita kepadanya, kemudian Nabi berkata: “Orang-orang muslim

telah punah, mereka tidak mengindahkan perintahku, aku

memerintahkannya untuk menyembelih hewan dan memotong rambutnya,

namun tidak melaksanakannya”. Umu Salamah berkata: “Wahai Rasulullah!

Janganlah engkau mencelanya, karena mereka sedang mengalami kejadian

yang dilematis akibat isi perjanjian yang menahan perolehan kemenangan

46

Diriwayatkan Ahmad dalam musnadnya, jilid 4, h. 336, di bagian hadis tentang

perjanjian al-Hudaibiyah dari riwayat al-Masur bin Mukhramah dan Marwan bin al-Hakm.

Page 44: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

44

44

yang sebenaranya dapat dicapai, wahai Nabi utusan Allah, keluarlah dan

jangan mengeluarkan sepatah katapun, sembelihlah hewanmu dan

bertahalullah!”. Akhirnya Nabi menjalankan nasehat isterinya Umu

Salamah, kemudian orang-orang menyembelih hewan korbannya dan

bertahallul seperti Nabi.

Demikianlah Nabi mengaplikasikan nasehat isterinya Umu Salamah

guna menyelesaikan permasalahan yang rumit. Jika pendapat perempuan

diklaim sangat tidak proporsional dan akal perempuan tidak sebanding

dengan akal laki-laki, secara implisit Nabi dalam hal ini tidak melaksanakan

nasehat Umu Salamah.

Jadi nuqsân al-aql yang disebutkan dalam hadis adalah frekuensi

penggunaan akal pada perempuan sangat rendah, dalam arti perempuan

dalam skala mayoritas sering menggunakan perasaan dalam setiap tindak-

tanduknya.

Beda halnya dengan laki-laki, mereka dalam kesehariannya selalu

membudayakan penggunaan akal, karena tugas yang diemban olehnya

bekerja mencari penghasilan yang menuntut keterampilan akal tanpa

campur tangan perasaan. jika seorang ayah tidak mempunyai uang

sepeserpun, sedangkan anaknya meminta uang kepadanya, jelas dia tidak

akan memenuhi permintaannya, keputusan tegas diambil berdasarkan akal.

Page 45: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

45

45

Realita akan berkata lain jika anak meminta uang kepada ibunya, dapat

dipastikan ibu mencari pinjaman guna memenuhi kebutuhan anaknya

walaupun dengan perasaan malu dan penuh deraian air mata.

Keputusan yang diambil oleh laki-laki dan perempuan sangat jauh

berbeda. Hal ini terlihat jelas pada sikap kesehariannya, dapat dibandingkan

solusi yang dipakai oleh kedua pihak dalam tataran praktis. karena tugas

perempuan pada dasarnya menuntut permainan perasaan seperti mengasuh

anak dan suami. Sesungguhnya pengorbanan perempuan sangat besar dan

tidak akan terwujud jika akal ikut berbicara walapun ada kemungkinan akal

perempuan terkadang turut bermain dalam skala mikro.

Kalaupun hadis di atas difahami secara tektual, tetapi ada hadis

qudsi47 yang seolah-olah berlawanan dengan hadis di atas, yaitu:

47

Hadis qudsi ialah nama dari sejumlah hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Rasul dari Allah, dengan jalan wahyu atau ilham atau saat mimpi. Lihat Al-Imâm Abî al-Hasan Nuruddîn `Ali bin Sultan Muhammad al-Qoriy, Al-Ahâdîs al-Qudsiyyah al-Sahihah, terj. M.Thalib, (Bandung:Gema Risalah Press, 2000), cet. ke-3, h. 1.

Page 46: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

46

46

“Dari Abu Musa, ia berkata, Nabi SAW mendatangi orang Arab gunung. Beliau memuliakannya. Lalu beliau berkata:”Datanglah kepadaku” Maka ia mendatangi beliau. Kemudian Rasul berkata kepadanya:”Mintalah kebutuhanmu”. Ia mengatakan:”Onta yang engkau naiki, aku bermaksud agar keluargaku memerahnya”. Maka Rasul menjawab:”Apaka kalian sudah lemah (tidak mampu) hingga kalian seperti perempuan bani Israil.” Para sahabat bertanya:”Wahai Rasul, siapa perempuan bani Israil itu? Rasul menjawab:”Sesungguhnya Musa AS ketika membawa pergi bani Israil dari Mesir, mereka tersesat jalan. Maka Musa berkata:”Siapa ini?” Ulama mereka menjawab:”Yusuf AS”. Ketika ajal Yusuf tiba. Benyamin menanggung perjanjian dengan Allah supaya kami tidak keluar dari Mesir, sehingga kami membawa memindahkan (membawa) tulang-tulang Yusuf bersama kami. Musa berkata:”Siapa yang mengetahui kuburan Yusuf?” Benyamin menjawab:”Perempuan tua dari Bani Isrâîl”. Maka Musa memerintahkan (utusan) pergi kepadanya (perempuan itu). Maka berkatalah Musa:”Tunjukkanlah aku kuburan Yusuf!” Perempuan itu berkata:”Supaya aku bersama kamu di surga”. Maka Musa menolak untuk memberi yang demikian kepada perempuan. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa supaya Musa memberi (memenuhi) permintaan perempuan itu. Maka perempuan itu pergi bersama mereka ke danau, tempat menggenangnya air. Perempuan itu berkata:”Kuraslah air ini!” Kemudian mereka menguras. Perempuan itu berkata lagi:”Hendaklah kalian menggali lubang” Lalu mereka menggali lubang. Perempuan itu berkata:”Hendaklah kalian mengeluarkan tulang-tulang Yusuf”. Ketika mereka mengangkatnya ke atas bumi(tanah). Tiba-tiba ada jalan seperti cahaya siang”48.

48

Ibid., h. 149-151.

Page 47: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

47

47

Hadis ini sebagai salah satu bukti bahwa perempuan mampu

mengingat sesuatu dalam waktu yang lama, dan ingatan itupun

berhubungan dengan kecerdasan akal. Dengan demikian, perempuan

mampu menjadi saksi yang baik. mampu bertindak dan diajak bicara

memecahkan masalah, tidaklah benar kalau perempuan itu kurang akal dan

agama.

D. Hak Politik

Wacana pemimpin perempuan telah memancing polemik dan debat

antara pro maupun yang kontra. Hal ini terjadi karena satu sisi ditemukan

penafsiran ayat dan hadis yang secara tekstual mengutamakan laki-laki

untuk menjadi pemimpin, meskipun sebagian ada yang membolehkannya,

di sisi lain ada kenyataan obyektif adanya sejumlah perempuan yang

memiliki pengaruh kuat di masyarakat dan mempunyai kemampuan untuk

menjadi pemimpin.

Berikut ini akan dijelaskan sesuatu yang ada hubungannya dengan

politik, diantaranya:

1. Hak Ikut Berjihad

Page 48: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

48

48

Jihad adalah memerangi orang kafir untuk meninggikan kalimah Allah,

yang bertujuan menghilangkan kemungkaran. Merupakan alternatif terakhir

dari manhaj metode Islam dalam menciptakan perdamaian dan keamanan.49

Jihad merupakan pekerjaan berat dan sulit. Di masa Rusulullah SAW,

kaum perempuan mengikuti kegiatan tersebut, mereka ikut terjun dalam

peperangan, tidak sedikit fakta sejarah yang menunjukkan hal itu. Islam

menyamakan antar laki-laki dan perempuan dalam menjalankan kewajiban

dan mengatur hak-hak, bahkan menyamakan antara semua umat Islam,

tidak membedakan jenis dan warna kulit50

Jihad adalah suatu kewajiban kolektif, apabila ada sekelompok muslim

yang melaksanakan jihad, maka jihad tidak lagi menjadi kewajiban

individual atas setiap muslim.51

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa jihad adalah

memperjuangkan agama Allah, yang dilakukan baik laki-laki maupun

perempuan.

49

Muhammad Mutawallî al-Sya`râwî, Siapa Penghuni Surga Siapa Penghuni Neraka, terj. Abdul Hayyi al-Kattani dkk. (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.76.

50

`Abbâs Karârah, Al-Dîn wa al-Mar`ah, op. cit., h. 164.

51

Al-Imâm Syamsuddin Ibn Qudâmah, Al-Mugni wa al-Syarh al-Kabîr, (Beirut: Dâr

al-Kitâb al-`Arabî, 1972 M/ 1392 H), Jilid 10, h. 366.

Page 49: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

49

49

Al-Qur`an merekomendasi hal tersebut dengan beberapa ayat di

antaranya:

“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kalian berangkat (pergi perang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka jahanam itu lebih sangat panas (nya)" Jikalau mereka mengetahui”(Al-Tawbah/9:81)

Sabab al-nuzul ayat tersebut disebutkan, dalam suatu riwayat

dikemukakan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk jihad bersama

beliau di musim panas. Berkatalah beberapa orang di antara yang hadir: "Ya

Rasulullah sekarang sedang panas terik, kami tidak kuat keluar berjihad

dengan panas seperti ini. Oleh karenanya janganlah pergi berjihad di musim

panas ini". Maka turunlah akhir ayat ini yang menegaskan bahwa neraka

jahanam itu lebih panas. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari

Ibnu'Abbas 52.

Menurut al-Sya`râwî, dengan ayat tersebut Allah berkehendak untuk

menjelaskan bahwa setiap orang yang masuk Islam menjadi tentara, dan

52

Abî al-Hasan `Ali bin Ahmah al-Wâhidî al-Naisâburî, Asbâb al-Nuzûl, op. cit., h.

172.

Page 50: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

50

50

dalam posisi siaga penuh seolah-olah selalu siap menerima perintah.53 Dan

Allah memberi pahala bagi orang yang jihad di atas orang yang tidak siap,

maka di awal ayat ada kata yaitu derajat yang paling tinggi bagi

mujtahid.54

Disamping mempunyai derajat yang tinggi juga mendapat ampunan

dari Allah SWT seperti yang tersebut dalam al-Nisa`:4/96,

“(Yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan

adalah Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang”

Dapat disimpulkan bahwa laki-laki dan perempuan yang beragama

Islam, wajib melakukan jihad membela agama Allah.

Dalam ayat lain dijelaskan:

53

Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya`râwî, jilid 4, h. 2568.

54

Ibid. h. 2572.

Page 51: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

51

51

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang duduk dengan pahala yang besar”.(Al-Nisa`/4:95)

Ayat tersebut turun dijelaskan, dalam suatu riwayat ketika

diturunkan ayat (tidak sama antara kaum

muslimin yang duduk tidak ikut berjihad), bersabdalah Nabi SAW:

"Tulislah .. ". Dibelakang Rasulullah ada Ibn

Ummi Maktum. Ia berkata: "Ya Rasulullah saya buta". Maka turunlah

kelanjutannya, (Yang tidak mempunyai uzur)sampai akhir

ayat, sebagai pengecualian bagi orang-orang yang berhalangan.

Diriwayatkan oleh Bukhari yang bersumber dari Barrâ‟.55

Jihad juga kewajiban individual, ketika musuh menyerang negeri

muslim, seluruh penduduk negeri tersebut harus pergi berperang melawan

musuh, haram bagi mereka yang menolak untuk berperang.56

55

Abî al-Hasan `Ali bin Ahmah al-Wâhidî al-Naisâburî, Asbâb al-Nuzûl, op. cit h.

117.

56

Fatima Umar Nasif, Menggugat Sejarah Perempuan, Mewujudkan Idealisme Gender

Sesuai Tuntunan Islam, (Jakarta: CV Cendekia Sentra Muslim, 2001), Cet. ke-1, h. 18..

Page 52: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

52

52

Dalam menafsirkan ayat tersebut al-Sya`râwî mengatakan, “Mereka

yang tidak mau berjihad di jalan Allah adalah termasuk golongan orang

munafiq, dan mereka diharamkan mendapat pahala jihad di jalan Allah”57 .

Dalam kontek kekinian perempuan pergi merupakan hal lumrah

terlepas dari dampak yang ditimbulkan dan tujuan dari bepergian tersebut,

seperti mencari rizki, melakukan penelitian, menghadiri forum-forum tukar

pikiran dalam bidang politik, menjalin hubungan diplomasi, menunaikan

ibadah haji serta forum lainnya.

Al-Sya‟rawi berkomentar sebagai tanggapan atas fenomena ini yaitu,

“Seorang laki-laki apabila tidak dapat menjamin keamanan dirinya

tidak dibolehkan bepergian, demikian juga perempuan."58

Jihad di jalan Allah menimbulkan jatuhnya korban tewas dan

korban terluka, terlebih jihad di medan peperangan. Medan peperangan

ini sangat membutuhkan ulur tangan perempuan, karena situasi peperangan

memerlukan tangan-tangan terampil dan penuh perhatian untuk mengobati

korban. Oleh karenanya, dalam setiap peperangan Nabi selalu mengajak dan

membudidayakan peran perempuan, sejarah menceritakan sayyidah

Umaiyah binti Qais bin Abi al-Shalt –al-Ghifariyah- diuji dengan berbagai

57

Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya`râwî, jilid 9, h. 5373.

58

Al-Sya`râwî, Al-Fatâwâ, op. cit., h. 269.

Page 53: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

53

53

musibah di perang Khaibar, pasca kejadian yang mengenaskan tersebut,

Nabi memberikan kalung agar dikenakan di lehernya, Umaiyah

memakainya selama hidupnya, dia berwasiat untuk mengubur kalung

pemberian Nabi dengan jasadnya.

Akhirnya, konsep jihad ini terlihat pada dua poin:

1. Dalam pelaksanaan haji, hamba Allah pada hari-hari haji bermunajat

kepada-Nya dan memohon ampunan-Nya atas dosa-dosa yang

diperbuat pada masa lalu.

2. Dalam jihad di jalan Allah dan medan peperangan, pada detik-detik ini

perhatian dan perasaan hati terkuras habis, bahkan terkadang hal-hal

sensitif seperti tidak mendapat tempat, akhirnya siapa yang mampu

memikirkan hal ini? 59

Rasulullah sendiri dalam hidupnya banyak meminta perempuan

untuk berjihad, dan berkumpul bersama dalam berbagai persoalan, sehingga

ini tidak heran juga dipraktekkan oleh khalifah Rasulullah bahkan setelah

kekhalifahan tersebut berakhir.60

59 Ibid., h. 270.

60

Sa`id Al Afghani, Pemimpin Wanita di Kancah Politik: Studi Sejarah Pemerintahan

`Aisyah, Ed. Sufiyanto, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Pustaka LP2IF, 2001), h. 21.

Page 54: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

54

54

Perempuan pada masa Nabi banyak yang mengikuti jihad perang

bersama Nabi, diantaranya Ummi `Atiyyah, Rabi`, Ummu Sulaim dan lain-

lain61.

`Aisyah dalam memimpin perang Jamal, beliau posisinya berada di

tempat paling depan.

Dewasa ini, Jihad di medan peperangan sudah jarang terjadi, tetapi

bagi manusia baik laki-laki maupun perempuan menurut al-Sya`râwî masih

diwajibkan melakukan jihad dalam bentuk lain, yaitu menyebarkan syariat

Allah di muka bumi, menegakkan keadilan serta memerangi orang-orang

yang sesat 62.

Sementara Asma` Muhammad bin Ziyadah mengatakan bahwa,

pemahaman tentang peranan perempuan dalam jihad tidak terbatas pada

peranan pertempuran semata, kehadiran mereka di medan pertempuran

secara aksiomatis dapat dikatakan bahwa, tidak dimaksudkan kehadiran

mereka di medan pertempuran harus sama dengan kehadiran laki-laki, atau

setidak-tidaknya mirip dengan sepak terjang laki-laki.63

61

Abbâs Karârah, Al-Dîn wa al-Mar`ah, op. cit., h. 161-162.

62

Muhammad Mutawallî al-Sya`râwî, Siapa Penghuni Surga Siapa Penghuni Neraka,

terj. Abdul Hayyi al-Kattani dkk., op. cit., h. 76-77.

63

Asma`Muhammad Ziyadah, Peran politik Wanita Dalam Sejarah Islam, terj. Kathur

Suhardi, (Jakarta: Pustaka Al-Kawsar, 2001), cet. ke-1, h. 129.

Page 55: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

55

55

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, perempuan

mempunyai hak untuk berjihad, baik di medan perang atau di yang lain,

seperti menegakkan keadilan, memerangi orang sesat, menyiarkan agama

dan lain sebagainya.

k Memangku Jabatan

Memangku jabatan penguasa (kepala pemerintahan) dalam Islam

berarti memikul tanggung jawab agama dan negara.64

Hal ini berlaku pada jabatan kepala negara, gubernur, bupati, kepala

pasukan dan lain sebagainya.

Sementara ada yang berpendapat bahwa, jabatan pemerintahan oleh

perempuan adalah haram, adapun jabatan selain di pemerintahan

diperbolehkan.65 Memang jabatan khalifah pertama di dunia ini dibebankan

kepada laki-laki yang bernama Adam, kisah ini dijelaskan dalam al-Qur`an.

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat ahli hukum dan

ahli tafsir sejak dahulu hingga kini didominasi laki-laki, sehingga wajar

kalau ayat-ayat al-Qur`an ditafsirkan dengan bias jender.

64

Abd al-Wahâb al-Syisyani, Huqûq al-Insân wa Hurriyyatah: Asasiyyah fî al-Nizâm al-

Islâmi wa al-Nuzum al-Mu`âsirah, (al-Qâhirah: Dâr al-Nahdah al-Arabî, 1980), cet. ke-1, h. 689.

65

Muhammad Koderi, Bolehkah Wanita menjadi Imam Negara, (Jakarta: Gema Insani,

1999) h. 97.

Page 56: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

56

56

Tidak ditemukan ayat atau hadis yang melarang kaum perempuan

untuk aktif dalam dunia politik. Sebaliknya Al-Qur‟an dan hadis banyak

mengisyaratkan tentang kebolehan perempuan aktif menekuni dunia

tersebut.

Perempuan berhak menduduki jabatan politik, dengan syarat

mentaati hukum syariat Islam, karena tidak ada teks yang secara tegas

(sarih) melarangnya. Sedangkan ayat yang dipakai dasar:

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, mereka menyuruh menjalankan kebajikan dan melarang dari kejahatan, mendirikan salat menunaikan zakat, mereka taat patuh kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, karena sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa lagi Maha bijaksana”.(Al-Tawbah/9:71) Al-Sya`râwî dalam menafsiri kata auliya mengatakan bahwa: “Dalam

masyarakat mukmin harus saling tolong menolong dan saling memberi

nasihat, agar sempurna imannya.”66 Jadi mencakup kerjasama, bantuan, dan

penguasaan.

66

Al-Sya`râwî, Tafsir al-Sya`râwî, jilid 9, h. 5287.

Page 57: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

57

57

Sedangkan "Menyuruh mengerjakan yang makrûf dan mencegah yang

munkar" menurut al-Sya`râwî, “Ketika mukmin mengerjakan perkara munkar,

maka mukmin yang lain mencegahnya, dan ketika mukmin tidak

mengerjakan kebaikan, maka mukmin yang lain mengingatkannya.

Akhirnya, setiap mukmin memerintah dan diperintah untuk mengerjakan

kebaikan dan melarang mengerjakan kemunkaran.”67

Penulis setuju dengan pendapat tersebut, artinya sesama mukmin

baik laki-laki maupun perempuan harus saling mengingatkan, ada

kemungkinan posisinya menjadi pemerintah atau yang diperintah.

Dengan ayat itu menunjukkan bahwa, Laki-laki dan perempuan

mempunyai hak kepemimpinan publik, terbukti keduanya berhak

menyuruh mengerjakan yang makrûf dan mencegah yang munkar, mencakup

segala segi kebaikan, termasuk memberi masukan dan kritik terhadap

penguasa.

Hak perempuan kaitannya dengan relasi jender di bidang politik,

merupakan hak syar`î, jika dalam beberapa masa lalu perempuan tidak

menggunakan hak ini, bukan berarti perempuan tidak boleh dan tidak

mampu, tetapi karena tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk

67

Ibid. h. 5293.

Page 58: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

58

58

memperaktekkannya, atau laki-laki dalam hal ini mengunggulinya, ini

bukan berarti hak politik perempuan tidak diakui, justru menjadi suatu hak

yang dituntut dan dianggap sangat urgen, terutama di saat sekarang ini.

Apalagi, dalam konteks pemberdayaan peran politik perempuan di

Indonesia, hak tersebut secara legal-formal telah terjamin eksistensinya. Hal

itu terlihat jelas misalkan, pada pasal 65 ayat 1, UU no. 12 tahun 2003 tentang

Pemilu, yang menyatakan bahwa:

“Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPRRI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 %” Sementara di sisi lain ada hadis yang dijadikan pegangan untuk tidak

patut perempuan memegang jabatan adalah:

68

“Dari Abî Bakrah berkata: “Allah memberikan manfaat kepadaku pada hari-hari perang Jamal, dengan satu kalimat yang saya dengar dari Rasul SAW setelah aku hampir saja bergabung dengan pasukan unta untuk bertempur bersama mereka”. Abu Bakrah berkata: “Ketika sampai pada Rasul SAW satu berita, bahwa penduduk Persia telah menobatkan puteri Kisra sebagai raja, maka Rasul SAW

68

Muhammad bin Ismâ`îl Abû `Abdillah al-Bukhârî, Sahih Bukhârî, op. cit., juz 4, h.

1610

Page 59: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

59

59

berkata: “Tidak akan sejahtera suatu kaum yang menyerahkan urusan (pemerintahannya) kepada perempuan”. (H.R.Bukhari).

Hadis tersebut dalam tingkatan ahad tidak mutawatir. Seandainya

hadis itu dianggap mutawatir, tetapi sabab al-wurûdnya berkenaan dengan

sebab khusus yaitu merespon kejadian tertentu yang bersifat terbatas.

Rasulullah SAW mengatakannya berkaitan dengan naiknya Puteri Kisra raja

Persia sebagai pemegang pemerintahan.

Hal itu tidak termasuk perundang-undangan yang bersifat umum,

sebab berasal dari Rasulullah dalam kapasitasnya sebagai kepala

pemerintahan dan pemimpin negara, tidak sebagai rasul.

Kalaupun hadis tersebut dianggap sebagai perundangan untuk

umum, maka maknanya secara bahasa yang tepat adalah dikuasainya

seluruh urusan negara, serta pemerintahan secara menyeluruh oleh

perempuan. Ini suatu hal yang tidak mungkin, baik bagi laki-laki maupun

perempuan.

Hadis tersebut memakai kata adalah bentuk nakirah jadi

perempuan yang bersifat umum, sehingga perlu ada taqyid atau batasan,

artinya perempuan yang mempunyai kemampuan memimpin tidak menjadi

masalah kalau dia menjadi pimpinan atau memegang jabatan.

Page 60: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

60

60

Kalau di lihat dari perawinya yaitu Abû Bakrah, ia menggali hadis

tersebut setelah kalahnya `Aisyah di perang Jamal, yang telah terpendam 25

tahun dari ingatannya dalam situasi dan konteks yang berbeda.69 Hadis itu

tidak ada sebelum perang jamal, dimana `Aisyah isteri Nabi menjadi

pimpinan pasukan yang di dalamnya banyak sahabat mengikutinya, tidak

seorangpun sahabat keberatan atas kepemimpinannya. Bahkan Abû

Bakrahpun ada, dan tidak membelot darinya. Seandainya dia yakin bahwa

Nabi melarang perempuan menjadi pemimpin, tentulah ia segera keluar dari

barisan `Aisyah, setelah ia teringat hadis di atas. Hal ini menunjukkan

bahwa, kepemimpinan perempuan dalam hal ini adalah `Aisyah diterima

oleh para sahabat terkemuka.

Bukti bahwa perempuan mempunyai kekuatan dan kemampuan

untuk memikul masalah besar adalah terdapat dalam al-Qur`an tentang

Hajar, ibu Nabi Ismâ`îl AS, tentang ibu Nabi Musa AS., dan tentang

Maryam, ibu Nabi Isa AS.70

69

Fatima Mernisi, Wanita di dalam Islam, terj. Yaziar Radianti, (Bandung: Pustaka,

1991), h. 62.

70

Muhammad Anas Qasim Ja`far, Mengembalikan Hak-Hak Politik Perempuan,

Sebuah Perspektif Islam, terj. Mujtaba Hamdi, (Jakarta: Azan, 2001), cet. ke-1, h. 76.

Page 61: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

61

61

Dari bukti tersebut menunjukkan bahwa perempuan dapat

mengatasi masalah, kendatipun dalam scop yang luas, seperti persoalan

dalam suatu negara

Page 62: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

62

62

Page 63: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

63

63

BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM

TAFSIR AL-SYA`RÂWÎ

A. Hak Sosial Membicarakan perempuan dan kedudukannya dalam kehidupan

sosial sangat menarik, apalagi dalam masyarakat yang patrilinial. Hak sosial adalah hak yang berhubungan dengan perilaku di

masyarakat. Pada kesempatan ini, penulis bahas tentang hak kemanusiaan, hak kerja di luar rumah dan hak sebagai saksi. 1. Hak Kemanusiaan

Manusia, baik laki-laki maupun perempuan dimuliakan oleh Allah, karena mereka berasal dari diri yang satu. Salah satu ayat yang berbicara tentang penciptaan manusia adalah al-Nisâ`/4:1:

Al-Sya`râwî menjelaskan dalam tafsirnya sebagai berikut: “Sepertinya Allah memberikan isyarat kepada sebuah petunjuk bahwa

penciptaan Hawa tanda-tandanya tidak terfahami dari Adam, dan bahwa Allah memberikan penjelasan tentang penciptaan Adam dari tanah dan tahap-tahap penciptaannya sampai menjadi manusia. Oleh karena itu boleh jadi Allah mendakwakannya bentuk Adam sebagai penciptaan jenis awal atau sebagai modal awal, dan kemudian Hawa diciptakan dengan jenis yang

sama dengan Adam, sehingga firman Allah berarti yakni diciptakan dari tanah”.

Pendapat al-Sya`râwî tersebut dapat disimpulkan bahwa, Hawa dijadikan dari jenis yang sama dengan Adam, artinya perempuan diciptakan dari spesies yang sama dengan laki-laki. Al-Sya`râwî dalam menafsirkan ayat ini tidak bias jender.

Pendapat Ibn Kasir. Ibn Kasîr menginterpretasikan “nafs wâhidah” kepada Adam dan “zaujahâ” kepada Hawa, adapun Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam sebelah kiri di saat ia tidur, ketika dia terbangun mendapatinya di sisinya dan merasa ta’ajjub kepada Hawa, kemudian mereka saling menyukai.

Sedangkan Wahbah al-Zuhailî menafsirkan surat al-Nisâ’/4:1 dengan penafsiran yang memiliki persamaan maksud dengan pendapat mayoritas mufassirin.

Page 64: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

64

64

Sedangkan “zaûj” diinterpretasikan kepada Hawa. Ia diciptakan dari tulang rusuk Adam sebelah kiri ketika Adam dalam keadaan tidur, dan di saat terbangun, ia memandang dan tertarik kepadanya, hal ini berdasarkan riwayat dari al-Syaikhâni, Dari Abî Hurairah Rasulullah bersabda:

Ketika dianalisis dan dicermati makna hadis tersebut, para ulama tafsir berbeda pendapat. Ada yang memahaminya secara harfiyah, yakni ulama klasik, tetapi tidak sedikit yang memahaminya secara metaforis, yakni ulama kontemporer. `Aisyah bintu Syâti` misalnya, menyatakan bahwa, yang mengartikan “tulang rusuk yang bengkok” menjadi asal kejadian perempuan adalah sangat tekstual dan harfiah. Padahal, menurut bahasa yang dikenal dalam tatanan bahasa Arab, kata “tulang rusuk” merupakan kata kiasan (majazî bukan haqiqî).

Menurutnya, hadis Rasulullah di atas, bukan dimaksudkan untuk menerangkan pengertian tentang asal usul penciptaan, tetapi merupakan perintah kepada keturunan Adam agar bersikap lembut terhadap perempuan, dan peringatan agar tidak memberlakukan secara kasar terhadap perempuan. Contoh lain yang senada dengan hadis tersebut menurut `Aisyah bintu Syâti` adalah hadis Rasulullah, yang artinya: ”(Perlakukan) kaca-kaca itu dengan lembut”. Hal ini apakah berarti perempuan diciptakan dari kaca?. Tentu tidak. Demikian analisis Bintu Syâti`. Demikianlah pendapat mufassir tradisional, mengartikan surat al-Nisâ`/4:1 kejadian Hawa dari tulang rusuk Adam.

Dari sini diartikan bahwa, kejadian perempuan adalah ke dua dari laki-laki, yang pada ujungnya menganggap perempuan tidak setara dengan laki-laki. Lebih ironis lagi ada yang mengatakan “Laranglah perempuanmu untuk ke luar rumah”, penafsiran yang demikian perlu direvisi, sebab sudah tidak sesuai dengan keadaan zaman, dengan alasan: - Dalam kehidupan saat ini perempuan dan laki-laki mempunyai

kemampuan yang setara - Banyak perempuan yang bertanggung jawab pada semua masalah

baik dalam rumah tangga dan maupun masyarakat. - Kalau penafsiran yang menjadikan inferior terhadap perempuan tidak

direvisi, maka pada akhirnya nanti al-Qur`an akan ditinggalkan oleh masyarakat.

Sedangkan penafsir kontemporer, di antaranya al-Sya`râwî yang tersebut di atas, Muhammad `Abduh dan Muhammad Rasyid Rida dalam

Page 65: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

65

65

tafsîr al-Manâr berpendapat bahwa, penafsiran “nafs wâhidah” kepada Adam bukan inti yang terkandung dalam ayat, baik secara implisit maupun eksplisit, karena kata nafs wâhidah bila diinterpretasikan kepada Adam akan simpang siur.

Apabila kontek ayat tersebut dipahami sebagai Adam, maka konsekuensinya, kata yang datang sesudahnya harus dituliskan dengan bentuk ma’rifat, akan tetapi dalam tataran realita ayat tersebut ditulis dengan bentuk nakirah. Bagaimana mungkin suatu lafaz memuat makna “Adam” (sudah diketahui), sedangkan khitab ayat mencakup keseluruhan manusia sebagaimana yang disitir diawal ayat dan juga penafsirannya dengan belum tentu diketahui oleh seluruh manusia, sebagaimana yang tersirat dalam khitab ayat.

Adapun khitab yang kembali kepada manusia seperti yang tertera di ayat “ya banî Âdam” tidak bertentangan dengan pemahaman ayat di atas dan bukan merupakan bukti autentik dari pernyataan bahwa semua manusia adalah anak dari Adam, karena proporsi penafsiran khitab dalam konteks ayat, secara aklamasi memang meruju‟ kepada anak cucu Adam pada zaman tanzîl (masa diturunkannya ayat).

Al-Qur‟an tidak mempunyai nas-nas qat’î yang menyebutkan secara gamblang bahwasanya semua manusia (basyar) merupakan anak cucu Adam.

Berangkat dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa semua manusia diciptakan dari “nafs wâhidah” yaitu insaniyah (jenis manusia) yang mencakup segala bentuk spesies dan ras manusia dan terikat dengan tali persaudaraan dan mawaddah dengan tanpa memandang asumsi Adam atau kera sebagai asal muasalnya.

Dari paparan tersebut di atas, dapat dilihat bahwa mufassir tradisional berpendapat bahwa, laki-laki dan perempuan hak kemanusiaanya tidak setara, dalam arti laki-laki posisinya superior, perempuan inferior. Sementara pendapat mufassir kontemporer berbeda, artinya laki-laki dan perempuan mempunyai hak kemanusiaan yang sama dan posisi setara.

Menurut hemat penulis, kejadian Hawa adalah sama jenisnya dengan Adam. Artinya laki-laki dan perempuan adalah setara, tidak ada yang inferior dan superior. Kalaupun pendapat tentang kejadian Hawa dari tulang rusuk Adam yang paling bengkok, dan itu berdasar hadis sahih, bukan berarti Hawa atau perempuan inferior, karena kalau demikian, maka apakah kejadian Adam dari tanah, itu berarti tanah lebih mulia dari Adam?. Tentu tidak demikian. Jadi, asal kejadian tidak dapat dipakai dasar untuk

Page 66: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

66

66

menentukan inferior dan superior. Semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan adalah hamba Allah yang setara dan mempunyai hak kemanusiaan yang sama dalam pandangan Allah.

Dalam ayat lainAl-An`âm/6:165

Menurut al-Sya`râwî: “ , ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia dalam strata realisasi konsep kekhalifahan tidak menempati posisi yang sama, tetapi seyogyanya manusia melakukan sebuah proses menuju ke perkembangan potensi yang paripurna dan yang saling komplementer, karena jika manusia tidak membuat perubahan yang berarti dan mengembangkan bakat yang terpendam yang pada gilirannya memotivasi munculnya potensi yang tak terhitung oleh nominal, maka kehidupan ini akan musnah”. Oleh karenanya potensi manusia sebagai khalifah Allah di bumi seharusnya beragam, karena tuntutan kebutuhan kehidupan yang sangat komplek. Jika setiap individu bercita-cita menjadi dokter, maka siapa yang akan menangani permasalahan lainnya.

Paparan deskriptif di atas menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, selayaknya saling tolong menolong dan melengkapi. Dalam arti setiap manusia pasti memiliki potensi yang tidak dimiliki individu lain. Sebaliknya yang pada gilirannya menuntut adanya hubungan timbal balik antar sesama, sehingga dapat dipahami, sebagian manusia mempunyai kelebihan dan menduduki tingkatan yang lebih tinggi.

Menurut penulis, al-Sya`râwî dalam menafsirkan ayat di atas tidak bias jender, terbukti dengan penafsiran bahwa laki-laki dan perempuan, keduanya bertanggungjawab atas semua perbuatan. Kesalahan tidak hanya berada di pihak perempuan. 2. Hak Bekerja di luar Rumah

Perempuan pada era sekarang banyak mengambil peran publik dan sosial. Fenomena ini diklaim sebagai simbol equality (keadilan) antara laki-laki dan perempuan, bahkan tidak sedikit dari pihak perempuan menuntut keadilan dan persamaan hak di segala bidang, tetapi agama masih sering dijadikan dalih untuk menekan laju konsep kesetaraan jender (gender equaty), dan memarjinalkan peran perempuan dalam bidang-bidang yang bersinggungan dengan publik.

Sebenarnya, Islam membolehkan perempuan melakukan peran-peran yang tidak bertentangan dengan kodratnya untuk ditanganinya, karena Islam tidak membedakan laki-laki dan perempuan dalam hal apapun, termasuk hal pekerjaan. Al Qur`an Al-Nisa`/4:32

Page 67: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

67

67

Al-Sya`râwî menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: ”Telah diketahui bahwa manusia itu terdiri dari dua golongan, yaitu

laki-laki dan perempuan, mereka mempunyai aktifitas yang sama dan aktifitas yang khusus di antara mereka, Kedua golongan itu adalah manusia yang sama-sama memiliki kemuliaan dan kemerdekaan keyakian/akidah, sehingga seyogyanya seorang laki-laki tidak menyakiti perempuan karena perbedaan akidah. Seperti yang diceritakan al-Qur`an tentang isterinya Nabi Nuh, Nabi Lut dan isteri Fir`aun”.

Dari pendapat tersebut, dapat di lihat bahwa al-Sya`râwî memberikan kebebasan kepada perempuan dan laki-laki untuk berakidah, karena nanti akan menerima hasil amalan berdasar akidahnya sendiri. Hal tersebut adalah yang berhubungan dengan masalah akidah, tersirat adanya kebebasan dalam bekerja masalah dunia bagi perempuan dan laki-laki, karena mereka menerima hasilnya sendiri.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, al-Sya`râwî tidak melarang perempuan bekerja. Tetapi tugas utama perempuan adalah pekerjaan di rumah, mendidik anak, serta menjadi tempat berteduh suami di rumah.

Menurut penulis, pekerjaan di rumah tidak hanya tugas perempuan atau isteri, tetapi dijalankan bersama-sama antara isteri dan suami, apalagi masalah mendidik anak, karena anak tidak hanya mengharapkan uluran tangan dari ibu saja, juga dari bapak. Demikian juga ketenangan dalam rumah tangga tercipta kalau suami isteri saling mengerti dan memahami, bukan hanya dibebankan kepada isteri.

Permasalahnnya membagi waktu yang dikhususkan untuk keluarga dan anak. Dalam hal ini, tidak harus bertatap muka dengan anak, karena era industri, anakpun di tempat yang jauh dengan menggunakan handphone. Jadi yang penting bagaimana memenej antara kerja dan keluarga.

Bekerja bagi perempuan yang menjadi isteri dalam rumah tangga adalah dalam rangka saling membantu, terutama saling menghidupi anak ketika salah satu meninggal dunia lebih dahulu.

Raitoh isteri sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Mas`ud aktif bekerja, karena suami ketika itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga. 3. Hak Sebagai Saksi

Masalah saksi telah menjadi isu perdebatan yang sangat panas dalam teologi Islam. Mengenai kesaksian dilaksanakan oleh dua orang laki-laki

Page 68: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

68

68

atau satu laki-laki dan dua orang perempuan, dalam hal kontrak keuangan, tersebut dalam al-Qur‟an Al-Baqarah/2:282

Al-Sya`râwî menafsirkan ayat ini bahwa: “Ketika tidak ditemukan dua orang saksi laki-laki, Allah telah

menentukan sebagai gantinya satu laki-laki dan dua perempuan. Kaitannya dengan hal tersebut, Allah menyuruh hamba-Nya untuk melaksanakan perintah dalam hal persaksian sesuai dengan kemampuannya, yaitu apabila kondisi untuk memberikan persaksian dalam kasus utang-piutang dengan dua orang laki-laki tidak memungkinkan, maka dianggap sah persaksian satu laki-laki dan dua perempuan yang disepakati. Hal ini didasari oleh fenomena riil perempuan yang memang karakter awalnya tidak berkecimpung dengan permasalahan ekonomi. Oleh karenanya Allah menggantikan satu laki-laki dengan dua perempuan, juga agar sikap timbal balik antara keduanya tumbuh dan berkembang dalam arti, ketika ia lupa maka perempuan yang lain mengingatkannya dan mengkaji ulang tindakannya tersebut.

Disamping itu, al-Sya`râwî juga berpendapat dalam bukunya Al-Mar`ah fî al-Qur`ân bahwa: “Banyak kaum akademisi dan ilmuwan bertanya-tanya kenapa persaksian satu perempuan yang berhasil meraih gelar MA atau Dr dinilai sama dengan persaksian setengah satpam berkelamin laki-laki, kendati dia tidak bisa membaca dan menulis, jargon ketidakadilan dalam persaksian ini sering digembar-gemborkan hampir di setiap kesempatan, sedangkan mereka tidak memahami makna hukum yang disebutkan dalam al-Qur‟an,

Kalimat “syahadah” diambil dari yaitu obyek yang terlihat jelas dengan

kasat mata, adapun atau obyek tidak membutuhkan kepandaian dan kecerdasan individu, tetapi lebih sangat memerlukan kesaksian mata telanjang dan lebih ditekankan kepada kejujuran. Berkaitan dengan hal tersebut, derajat hamba Allah yang mendapat gelar akademis seperti M.A. atau Dr. dengan hambaNya yang tidak mampu membaca dan menulis adalah sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa strata pendidikan seseorang tidak ada kaitannya dengan perihal persaksian. Akhirnya kejujuran sangat urgen dalam kesaksian dan bukan kecerdasan akal.

Perasaan yang berkapasitas dominan pada perempuan merupakan sumber kasih sayang dan kebahagiaan bagi keluarga sebagai institusi terkecil dari masyarakat, pengaturan fluktuasi perasaan membutuhkan pengorbanan luar biasa, namun hikmahnya yang terkandung sangat besar, dalam arti kekuatan ekspresi perasaan pada kaum perempuan lebih kuat dibanding penggunaan

Page 69: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

69

69

perasaan pada kaum laki-laki, dimaksudkan agar keseimbangan dan kesinambungan tercipta dalam masyarakat.

Pendapat al-Sya`râwî tersebut karena, ia melihat perempuan tidak banyak yang ke luar menyaksikan sesuatu yang berhubungan dengan keuangan, tetapi perempuan saat ini lebih banyak yang bergelut dengan masalah kerja dan keuangan. Kalau hal ini diketahui oleh al-Sya`râwî sudah barang tentu ia akan berpendapat lain. Memang ayat ini harus difahami hanya berkaitan dengan masalah keuangan, dan hanyalah bersifat anjuran, bukan perintah wajib, terbukti bagian akhir ayat ini menjelaskan “Janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kalian jalankan di antara kalian, maka tidak ada dosa bagi kalian, (jika) kalian tidak menulisnya”. Transaksi tertulis itu diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya perselisihan atau pengingkaran di kemudian hari. Dari sini diketahui bahwa segala sesuatu yang dimaksudkan untuk menjamin kontrak secara jelas diperlukan kesaksian dan penulisan. Dalam transaksi yang langsung atau jangka pendek tidak ada salahnya kalau kontrak itu tidak ditulis dan tidak disaksikan. Adalah sangat ironis kalau hal tersebut dipergunakan sebagai alasan untuk membuktikan inferioritas perempuan. Sesuatu yang perlu diperhatikan yaitu, ayat itu menunjukkan satu saksi laki-laki digantikan dua saksi perempuan, hanya salah seorang di antara keduanya yang menjadi saksi, sedangkan satunya hanya berfungsi untuk mengingatkan, apabila ia ragu, karena pada masa turunnya ayat itu selalu ada kemungkinan saksi perempuan melakukan kesalahan dalam masalah keuangan, bukan karena rendahnya kecerdasan, tetapi disebabkan kurang pengalaman dalam masalah keuangan. Demikian juga pendapat Aminah Wadud bahwa, menurut susunan kata ayat ini, kedua perempuan itu tidak disebut keduanya menjadi saksi, karena satu perempuan ditunjuk untuk „mengingatkan‟ satunya lagi, dia bertindak sebagai teman kerjasama (kolaborator), meskipuan perempuan itu dua, tetapi masing-masing berbeda fungsinya. Pembicaraan tentang saksi dalam ayat ini adalah spesifik untuk perjanjian finansial, tidak dimaksudkan untuk diberlakukan secara umum, atau tidak berlaku pada persoalan lain.

Page 70: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

70

70

Menurut penulis, dalam perspektif hermeunitik ayat 282 surat al-Baqarah yang berbicara tentang syahadah (saksi) harus dilihat sebagai respon terhadap fakta sejarah pada saat mana ayat tersebut turun. Dengan demikian ketika fakta sejarah telah berubah, maka tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan reinterpretasi terhadap ayat tersebut, dengan melihat secara konprehensif terhadap semua lingkar konsentris hermenotisnya, yakni hal-hal yang melatarbelakangi teks maupun hal-hal yang melatarblakangi pembaca (penafsir) yang selalu terkait dengan waktu dan tempat tertentu.

Jadi ayat tersebut harus dipandang secara kontekstual, bukan normatif, karena ada 7 (tujuh) ayat lain dalam al-Qur`an, yang menyebutkan tentang kesaksian, tetapi tidak satupun yang menyebutkan saksi satu orang laki-laki digantikan dua orang perempuan. Yaitu: Al-Mâidah/5 ayat 106,Al-Mâidah/5 ayat 107, Al-Nisâ`/4 ayat 15, Al-Nûr/24 ayat 4, Al-Nûr/24 ayat 6, Al-Nûr/24 ayat 8 dan Al-Talâq/65 ayat 2. Berdasar ketentuan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa, saksi

perempuan diakui sama dengan saksi laki-laki, tidak ada perbedaan diantaranya, khususnya masalah keuangan, kalau perempuan menyaksikannya, maka ia berhak menyaksikan sendiri, kalaupun ada perempuan lain fungsinya hanya sebagai pengingat atau penguat.

Sejalan dengan ayat tersebut ada hadis yang seolah-olah menunjukkan laki-laki memiliki kelebihan dibanding perempuan.

Maksud kekurangan akal, kalau dihubungkan dengan kualitas

persaksian, sementara persaksian itu berhubungan dengan faktor budaya, maka dapat saja dipahami sebagai keterbatasan penggunaan fungsi akal bagi perempuan, karena pembatasan budaya di dalam masyarakat.

Namun sangat disayangkan asumsi memposisikan perempuan pada titik marjinal, perempuan kurang akalnya ini tidak terbukti kebenarannya, karena kandungan hadis menjelaskan karakter perempuan berdasarkan struktur fisik dan psikis menurut kodratnya sangat intens dengan perasaan. Hal ini bukan merupakan kekurangan, namun sebaliknya menjadi pembeda dengan laki-laki, dan merupakan keistimewaan tersendiri bagi perempuan yang sangat sesuai dengan tugas keperempuanan, karena fitrah perempuan memang senantisa menggunakan perasaan lebih banyak dan berpikir dengan proporsi yang lebih sedikit.

Jadi nuqsân al-aql yang disebutkan dalam hadis adalah frekuensi penggunaan akal pada perempuan sangat rendah, dalam arti perempuan dalam skala mayoritas sering menggunakan perasaan dalam setiap tindak-tanduknya.

Page 71: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

71

71

Beda halnya dengan laki-laki, mereka dalam kesehariannya selalu membudayakan penggunaan akal, karena tugas yang diemban olehnya bekerja mencari penghasilan yang menuntut keterampilan akal tanpa campur tangan perasaan. jika seorang ayah tidak mempunyai uang sepeserpun, sedangkan anaknya meminta uang kepadanya, jelas dia tidak akan memenuhi permintaannya, keputusan tegas diambil berdasarkan akal. Realita akan berkata lain jika anak meminta uang kepada ibunya, dapat dipastikan ibu mencari pinjaman guna memenuhi kebutuhan anaknya walaupun dengan perasaan malu dan penuh deraian air mata.

Keputusan yang diambil oleh laki-laki dan perempuan sangat jauh berbeda. Hal ini terlihat jelas pada sikap kesehariannya, dapat dibandingkan solusi yang dipakai oleh kedua pihak dalam tataran praktis. karena tugas perempuan pada dasarnya menuntut permainan perasaan seperti mengasuh anak dan suami. Sesungguhnya pengorbanan perempuan sangat besar dan tidak akan terwujud jika akal ikut berbicara walapun ada kemungkinan akal perempuan terkadang turut bermain dalam skala mikro.

D. Hak Politik

Wacana pemimpin perempuan telah memancing polemik dan debat antara pro maupun yang kontra. Hal ini terjadi karena satu sisi ditemukan penafsiran ayat dan hadis yang secara tekstual mengutamakan laki-laki untuk menjadi pemimpin, meskipun sebagian ada yang membolehkannya, di sisi lain ada kenyataan obyektif adanya sejumlah perempuan yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat dan mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin. Berikut ini akan dijelaskan sesuatu yang ada hubungannya dengan politik, diantaranya: 1. Hak Ikut Berjihad

Jihad adalah memerangi orang kafir untuk meninggikan kalimah Allah, yang bertujuan menghilangkan kemungkaran. Merupakan alternatif terakhir dari manhaj metode Islam dalam menciptakan perdamaian dan keamanan.

Jihad adalah memperjuangkan agama Allah, yang dilakukan baik laki-laki maupun perempuan.

Al-Qur`an merekomendasi hal tersebut dengan beberapa ayat Al-Taubah/9:81

Menurut al-Sya`râwî, dengan ayat tersebut Allah berkehendak untuk menjelaskan bahwa setiap orang yang masuk Islam menjadi tentara, dan dalam posisi siaga penuh seolah-olah selalu siap menerima perintah. Dan Allah memberi pahala bagi orang yang jihad di atas orang yang tidak siap,

Page 72: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

72

72

maka di awal ayat ada kata yaitu derajat yang paling tinggi bagi mujtahid. Dapat disimpulkan bahwa laki-laki dan perempuan yang beragama Islam, wajib melakukan jihad membela agama Allah.

Dalam ayat lain Al-Nisa`/4:95. Dalam menafsirkan ayat tersebut al-Sya`râwî mengatakan, “Mereka yang tidak mau berjihad di jalan Allah adalah termasuk golongan orang munafiq, dan mereka diharamkan mendapat pahala jihad di jalan Allah”.

Al-Sya‟rawi berkomentar sebagai tanggapan atas fenomena ini yaitu, “Seorang laki-laki apabila tidak dapat menjamin keamanan dirinya tidak dibolehkan bepergian, demikian juga perempuan.

Akhirnya, konsep jihad ini terlihat pada dua poin: 2. Dalam pelaksanaan haji, hamba Allah pada hari-hari haji bermunajat

kepadaNya dan memohon ampunanNya atas dosa-dosa yang diperbuat pada masa lalu.

2. Dalam jihad di jalan Allah dan medan peperangan, pada detik-detik ini perhatian dan perasaan hati terkuras habis, bahkan terkadang hal-hal sensitif seperti tidak mendapat tempat, akhirnya siapa yang mampu memikirkan hal ini?

Perempuan pada masa Nabi banyak yang mengikuti jihad perang bersama Nabi, diantaranya Ummi `Atiyyah, Rabi`, Ummu Sulaim dan lain-lain. `Aisyah dalam memimpin perang Jamal, beliau posisinya berada di tempat paling depan.

Dewasa ini, Jihad di medan peperangan sudah jarang terjadi, tetapi bagi manusia baik laki-laki maupun perempuan menurut al-Sya`râwî masih diwajibkan melakukan jihad dalam bentuk lain, yaitu menyebarkan syariat Allah di muka bumi, menegakkan keadilan serta memerangi orang-orang yang sesat

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, perempuan mempunyai hak untuk berjihad, baik di medan perang atau di yang lain, seperti menegakkan keadilan, memerangi orang sesat, menyiarkan agama dan lain sebagainya. 2. Hak Memangku Jabatan

Memangku jabatan penguasa (kepala pemerintahan) dalam Islam berarti memikul tanggung jawab agama dan negara. Hal ini berlaku pada jabatan kepala negara, gubernur, bupati, kepala pasukan dan lain sebagainya.

Page 73: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

73

73

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat ahli hukum dan ahli tafsir sejak dahulu hingga kini didominasi laki-laki, sehingga wajar kalau ayat-ayat al-Qur`an ditafsirkan dengan bias jender.

Tidak ditemukan ayat atau hadis yang melarang kaum perempuan untuk aktif dalam dunia politik. Sebaliknya Al-Qur‟an dan hadis banyak mengisyaratkan tentang kebolehan perempuan aktif menekuni dunia tersebut.

Perempuan berhak menduduki jabatan politik, dengan syarat mentaati hukum syariat Islam, karena tidak ada teks yang secara tegas (sarih) melarangnya. Sedangkan ayat yang dipakai dasar Al-Taubah/9:71 Al-Sya`râwî dalam menafsiri kata auliya mengatakan bahwa: “Dalam

masyarakat mukmin harus saling tolong menolong dan saling memberi nasihat, agar sempurna imannya.” Jadi mencakup kerjasama, bantuan, dan penguasaan. Sedangkan "Menyuruh mengerjakan yang makruf dan mencegah yang munkar" menurut al-Sya`râwî, “Ketika mukmin mengerjakan perkara munkar, maka mukmin yang lain mencegahnya, dan ketika mukmin tidak mengerjakan kebaikan, maka mukmin yang lain mengingatkannya. Akhirnya, setiap mukmin memerintah dan diperintah untuk mengerjakan kebaikan dan melarang mengerjakan kemunkaran.”

Dengan ayat itu menunjukkan bahwa, Laki-laki dan perempuan mempunyai hak kepemimpinan publik, terbukti keduanya berhak menyuruh mengerjakan yang makruf dan mencegah yang munkar, mencakup segala segi kebaikan, termasuk memberi masukan dan kritik terhadap penguasa.

Hak perempuan kaitannya dengan relasi jender di bidang politik, merupakan hak syar`î, jika dalam beberapa masa lalu perempuan tidak menggunakan hak ini, bukan berarti perempuan tidak boleh dan tidak mampu, tetapi karena tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk memperaktekkannya, atau laki-laki dalam hal ini mengunggulinya, ini bukan berarti hak politik perempuan tidak diakui, justru menjadi suatu hak yang dituntut dan dianggap sangat urgen, terutama di saat sekarang ini. Apalagi, dalam konteks pemberdayaan peran politik perempuan di Indonesia, hak tersebut secara legal-formal telah terjamin eksistensinya. Hal itu terlihat jelas misalkan, pada pasal 65 ayat 1, UU no. 12 tahun 2003 tentang Pemilu, yang menyatakan bahwa:

“Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPRRI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten / Kota untuk setiap

Page 74: BAB V HAK SOSIAL DAN HAK POLITIK PEREMPUAN DALAM … · Hawa dijadikan dari tulang rusuk Adam atau dari jenis Adam, ... kedua kalimat tersebut saling berkaitan erat dan pengulangan

74

74

daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 %”

Sementara di sisi lain ada hadis yang dijadikan pegangan untuk tidak

patut perempuan memegang jabatan adalah: Hadis tersebut dalam tingkatan ahad tidak mutawatir. Seandainya

hadis itu dianggap mutawatir, tetapi sabab al-wurudnya berkenaan dengan sebab khusus yaitu merespon kejadian tertentu yang bersifat terbatas. Rasulullah SAW mengatakannya berkaitan dengan naiknya Puteri Kisra raja Persia sebagai pemegang pemerintahan.

Hal itu tidak termasuk perundang-undangan yang bersifat umum, sebab berasal dari Rasulullah dalam kapasitasnya sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin negara, tidak sebagai rasul.

Kalaupun hadis tersebut dianggap sebagai perundangan untuk umum, maka maknanya secara bahasa yang tepat adalah dikuasainya seluruh urusan negara, serta pemerintahan secara menyeluruh oleh perempuan. Ini suatu hal yang tidak mungkin, baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Kalau di lihat dari perawinya yaitu Abû Bakrah, ia menggali hadis tersebut setelah kalahnya `Aisyah di perang Jamal, yang telah terpendam 25 tahun dari ingatannya dalam situasi dan konteks yang berbeda. Hadis itu tidak ada sebelum perang jamal, dimana `Aisyah isteri Nabi menjadi pimpinan pasukan yang di dalamnya banyak sahabat mengikutinya, tidak seorangpun sahabat keberatan atas kepemimpinannya. Bahkan Abû Bakrahpun ada, dan tidak membelot darinya. Seandainya dia yakin bahwa Nabi melarang perempuan menjadi pemimpin, tentulah ia segera keluar dari barisan `Aisyah, setelah ia teringat hadis di atas. Hal ini menunjukkan bahwa, kepemimpinan perempuan dalam hal ini adalah `Aisyah diterima oleh para sahabat terkemuka.