bab iv pendekatan program perencanaan dan...

67
BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pendekatan program dasar perencanaan dan perancangan arsitektur merupakan sebuah usaha untuk melakukan pendekatan pada acuan merencanakan dan merancang sehingga diharapkan dalam perancangan “Convention Hotel Bintang 5 di Sleman” ini dapat mendekati kelayakan untuk memenuhi persyaratan pembangunan sebuah jasa akomodasi penginapan dan fasilitasnya serta kegiatan tambahan lainnya di Kabupaten Sleman hingga sepuluh tahun mendatang. Adapun beberapa dasar pendekatan yang harus diperhatikan adalah: 1. Pendekatan Aspek Fungsional Pendekatan dalam aspek fungsional merupakan perincian apa dan siapa saja pelaku di dalam ruangan dan bermanfaat untuk menentukan kapasitas sehingga dapat ditemui besaran ruang yang dibutuhkan. 2. Pendekatan Aspek Kontekstual Dasar pendekatan aspek kontekstual adalah untuk memahami lokasi yang dibutuhkan serta menganalisa tata ruang luar bangunan dan ruang terbuka hijau sehingga bangunan tersebut dapat dibangun pada lokasi yang sesuai dan strategis. 3. Pendekatan Aspek Kinerja Pendekatan dalam aspek kinerja menganalisis tentang utilitas bangunan yang akanmenunjang kinerja dari sebuah bangunan dalam memenuhi kebutuhan fungsi ruangnya.Aspek ini memiliki tujuan untuk mencapai unsur kenyamanan, kemudahan dan mobilitas dari bangunan tersebut. 4. Pendekatan Aspek Teknis Pendekatan aspek teknik berkaitan dengan teknis pembangunan gedung seperti menganalisis struktur dan bahan bangunan yang akan digunakan sehingga akan dibahas masalah struktur serta modul pembuatan ruangan. 5. Pendekatan Aspek Arsitektural Pendekatan aspek arsitektural memiliki kaitan dengan konsep bangunan, karakter bangunan dan penekanan desain yang digunakan. 4.1 Pendekatan Aspek Fungsional 4.1.1 Pendekatan Fungsi Fungsi utama dari sebuah convention hotel adalah sebagai tempat menyediakan jasa akomodasi penginapan dengan fasilitas yang lengkap sesuai dengan standart hotel berbintang di Kabupaten Sleman. Adapun fungsi dari Convention Hotel Bintang 5 di Sleman adalah sebagai berikut: a. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman dapat membantu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman baik yang akan berwisata, melakukan kunjungan bisnis dan melakukan konfrensi (MICE). b. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman merupakan hotel yang menyediakan jasa akomodasi penginapan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan baik domestik maupun asing yang bertujuan untuk pariwisata maupun kunjungan bisnis, pertemuan, seminar, dagang serta acara resmi perusahaan. c. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman memberikan fasilitas yang lengkap sesuai dengan standart hotel berbintang di Kabupaten Sleman.

Upload: duonglien

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pendekatan program dasar perencanaan dan perancangan arsitektur merupakan sebuah usaha

untuk melakukan pendekatan pada acuan merencanakan dan merancang sehingga diharapkan dalam

perancangan “Convention Hotel Bintang 5 di Sleman” ini dapat mendekati kelayakan untuk memenuhi

persyaratan pembangunan sebuah jasa akomodasi penginapan dan fasilitasnya serta kegiatan

tambahan lainnya di Kabupaten Sleman hingga sepuluh tahun mendatang. Adapun beberapa dasar

pendekatan yang harus diperhatikan adalah:

1. Pendekatan Aspek Fungsional

Pendekatan dalam aspek fungsional merupakan perincian apa dan siapa saja pelaku di dalam

ruangan dan bermanfaat untuk menentukan kapasitas sehingga dapat ditemui besaran ruang yang

dibutuhkan.

2. Pendekatan Aspek Kontekstual

Dasar pendekatan aspek kontekstual adalah untuk memahami lokasi yang dibutuhkan serta

menganalisa tata ruang luar bangunan dan ruang terbuka hijau sehingga bangunan tersebut dapat

dibangun pada lokasi yang sesuai dan strategis.

3. Pendekatan Aspek Kinerja

Pendekatan dalam aspek kinerja menganalisis tentang utilitas bangunan yang akanmenunjang

kinerja dari sebuah bangunan dalam memenuhi kebutuhan fungsi ruangnya.Aspek ini memiliki

tujuan untuk mencapai unsur kenyamanan, kemudahan dan mobilitas dari bangunan tersebut.

4. Pendekatan Aspek Teknis

Pendekatan aspek teknik berkaitan dengan teknis pembangunan gedung seperti menganalisis

struktur dan bahan bangunan yang akan digunakan sehingga akan dibahas masalah struktur serta

modul pembuatan ruangan.

5. Pendekatan Aspek Arsitektural

Pendekatan aspek arsitektural memiliki kaitan dengan konsep bangunan, karakter bangunan dan

penekanan desain yang digunakan.

4.1 Pendekatan Aspek Fungsional

4.1.1 Pendekatan Fungsi

Fungsi utama dari sebuah convention hotel adalah sebagai tempat menyediakan

jasa akomodasi penginapan dengan fasilitas yang lengkap sesuai dengan standart hotel

berbintang di Kabupaten Sleman. Adapun fungsi dari Convention Hotel Bintang 5 di

Sleman adalah sebagai berikut:

a. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman dapat membantu meningkatkan kunjungan

wisatawan ke Kabupaten Sleman baik yang akan berwisata, melakukan kunjungan

bisnis dan melakukan konfrensi (MICE).

b. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman merupakan hotel yang menyediakan jasa

akomodasi penginapan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan baik domestik

maupun asing yang bertujuan untuk pariwisata maupun kunjungan bisnis, pertemuan,

seminar, dagang serta acara resmi perusahaan.

c. Convention Hotel Bintang 5 di Sleman memberikan fasilitas yang lengkap sesuai

dengan standart hotel berbintang di Kabupaten Sleman.

Page 2: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

4.1.2 Pendekatan Pelaku

Berdasarkan pengamatan di lokasi dan hasil studi banding, terdapat bermacam-

macam kegiatan yang berlangsung di dalam hotel. Menurut pelakunya, dibedakan

menjadi beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut:

PELAKU KEGIATAN

a. Tamu Hotel dan Konvensi

Pengunjung yang melakukan aktivitas menginap dan menggunakan segala fasilitas yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan membutuhkan tingkat privasi dan kenyamanan tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Parkir b. Melakukan check in maupun check out c. Menginap atau bermalam d. Mempergunakan fasilitas yang

disediakan hotel seperti sarana olahraga, restoran, bar, spa dan fasilitas hiburan lainnya.

e. Mengadakan pertemuan bisnis, seminar atau acara resmi perusahaan

f. Menukarkan uang, memesan tiket, memesan taksiMenginap di kamar hotel selama waktu yang diinginkannya.

g. Keluar hotel untuk keperluan pribadinya seperti mengunjungi tempat-tempat wisata,keluarga/ teman, keperluan bisnis dan lainnya.

h. Mengunjungi kegiatan pendukung konvensi seperti : exhibition atau pameran yang biasanya dibuka untuk umum.

b. Tamu Hotel

Pengunjung yang melakukan aktivitas menginap dan menggunakan segala fasilitas yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan membutuhkan tingkat privasi dan kenyamanan tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Parkir b. Melakukan check in maupun check out c. Menginap atau bermalam d. Mempergunakan fasilitas yang

disediakan hotel seperti sarana olahraga, restoran, bar, spa dan fasilitas hiburan lainnya.

e. Mengadakan pertemuan bisnis, seminar atau acara resmi perusahaan

Tabel 4.1 Pendekatan Pelaku dan Kegiatannya

Page 3: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

f. Menukarkan uang, memesan tiket, memesan taksiMenginap di kamar hotel selama waktu yang diinginkannya.

g. Keluar hotel untuk keperluan pribadinya seperti mengunjungi tempat-tempat wisata,keluarga/ teman, keperluan bisnis dan lainnya.

c. Tamu Pengguna Fasilitas Hotel

Pengunjung yang hanya melakukan kegiatan sementara tanpa menginap dan menikmati fasilitas-fasilitas yang terdapat. Kegiatan yang dilakukan tidak membutuhkan tingkat privasi dan kenyamanan yang terlalu tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Parkir b. Menunggu dan bertemu tamu c. Melakukan reservasi fasilitas hotel d. Menggunakan fasilitas hotel e. Menggunakan toilet umum f. Tidak menggunakan fasilitas menginap

hotel tetapi mengunjungi hotel untuk keperluan tertentu.

g. Mengunjungi hotel untuk mempergunakan fasilitas hotel seperti sarana olahraga, restoran, bar, spa dan fasilitas lainnya.

d. Tamu Konvensi (MICE) Pengunjung yang hanya melakukan kegiatan sementara tanpa menginap dan menikmati fasilitas-fasilitas yang terdapat. Kegiatan yang dilakukan tidak membutuhkan tingkat privasi dan kenyamanan yang terlalu tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Parkir b. Menunggu dan bertemu tamu c. Melakukan reservasi fasilitas hotel d. Menggunakan fasilitas hotel e. Menggunakan toilet umum f. Mengunjungi kegiatan pendukung

konvensi seperti : exhibition atau pameran yang biasanya dibuka untuk umum.

Pengelola

a. General Manager Pemegang jabatan tertiggi dan bertanggung jawab atas seluruh divisi di bawahnya. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain mengendalikan usaha, memberikan arahan serta mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan.

b. Assistant Manager Pengelola yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menjalankan perintah yang disampaikan oleh general manager, menyampaikan laporan yang dibuat oleh para

Page 4: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

kepala divisi serta mengambil alih tugas general manager apabila sewaktu-waktu berhalangan.

c. Accounting

Mengelola akuntansi keuangan hotel, yang

meliputi penerimaan dan pengeluaran uang,

pembukuan, pembayaran gaji pegawai,

pembuatan laporan keuangan dsb.

d. Marketing Department Pengelola yang memiliki tugas untuk melakukan pemasaran dan penjualan produk yang ditawarkan dari pihak hotel, dainataranya kamar hotel, fasilitas dan pelayanan yang tersedia.

e. AdministrationDepartment Pengelola yang bertugas menangani keuangan hotel dan mengolah hasil data operasional.

f. Security Staff Pengelola yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan hotel. Membuat perencanaan pengamanan/pencegahan dan pengawasan tentang berbagai kemungkinan insiden yang akan atau munkin terjadi di dalam maupun di luar hotel.

g. Engineering Department Pengelola yang mengurus pemeliharaan dan perawatan maintenance hotel

h. Human Resource Department Menerima dan menyeleksi pegawai, menempatkan dan menentukan posisi/jabatan tiap calon pegawai, menentukan upah pegawai, member sanksi kepada pegawai yang melanggar peraturan, mengabsensi pegawai, membuat evaluasi keberhasilan kerja pegawai.

Pelayanan

a. Front Office Staff Bagian tempat informasi dan penerima tamu

yang memesan kamar hotel (check in dan

check out), penitipan barang, dan transaksi

pembayaran, memberikan informasi,

menerima & mengakomodasi tamu yang

check in, membuat rekening perhitungan

biaya tamu, membuat laporan administrasi

penjualan kamar dsb.

b. Housekeeping Mengurus kebutuhan bagi kegiatan

kerumahtanggaan, menjaga kebersihan dan

kelengkapan kamar tamu dan restoran.

Membuat perencanaan, perawatan atau

pembersihan semua kamar tamu, ruang

kantor, lobby, koridor, lift, toilet umum,

taman, kolam renang & parkir.

Page 5: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

c. Laundry & Dry Cleaning

Menyusun dan membuat perencanaan untuk

penerimaan semua linen, uniform karyawan,

dan pakaian tamu untuk diadakan proses

pencucian, pengeringan dan pegemasan serta

membuat laporan tentang berapa jumlah

linen, uniform dan jumlah biaya pakaian tamu

yang dapat di cuci dan di dry cleaning setiap

harinya.

d. Storekeeper (General Store) Menerima, menyimpan dan mengeluarkan

persediaan barang dari atau ke gudang,

melakukan pencatatan transaksi, mengurus

jumlah barang yang diterima dan keluar

masuknya barang.

e. Purhasing Membuat perencanaan, pembelian barang,

bahan pada hotel.

f. Food and Beverage Coordinator

Bagian yang mengurus makanan dan

minuman, menyediakan, menjual dan

menyajikan. Mengolah, memproduksi dan

menyajikan makanan dan minuman untuk

keperluan tamu hotel, baik dalam kamar,

restoran/coffee shop, banquet (resepsi

pertemuan), makanan karyawan dsb.

g. Room Boy Mengecek keadaan kamar pada permulaan,

kelengkapan dan kebersihan setiap kamar.

Mengurus linen, perlengkapan mandi dan lain-

lainnya pada kamar.

4.1.3 Pendekatan Aktifitas Aktifitas dalam convention hotel yang dimaksud disini adalah aktifitas yang terjadi

sebagai akibat dari pengunjung, pengelola dan pelayanan hotel. Berdasarkan pengamatan di lokasi, hasil studi banding dan pesyaratan teknis bangunan hotel, kegiatan-kegiatan yang berlangsung di dalam hotel dapat dikelompokkan menurut kegiatannya, antara lain sebagai berikut:

Kelompok Kegiatan Uraian Kegiatan

Kegiatan Publik Memarkirkan kendaraan

Menerima tamu

Sumber : Analisa Pribadi dan Studi Banding, 2016

Tabel 4.2 Aktifitas Kelompok Pelaku

Page 6: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Melayani pemesanan kamar hotel atau fasilitas lainnya dan

pusat informasi tamu.

Melakukan pemesanan kamar

Melakukan pemesanan fasilitas ruang meeting

Menerima tamu, menunggu, atau tempat berkumpul

Makan dan minum dengan fasilitas lengkap

Sarapan pagi dan bersantai

Bersantai dan minum-minum ringan

Melakukan pertemuan, rapat, seminar dan sejenisnya.

Makan, minum sebagai fasilitas dari function room

Rekreasi, olahraga dan bermain.

Kegiatan berbelanja

Mengambil uang tunai atau melakukan transaksi melalui

ATM

Buang air kecil dan buang air besar

Solat

Kegiatan Privat Melakukan aktifitas menginap diantaranya tidur dan mandi.

Kegiatan Pengelolaan

Mengurus adminitrasi, keuangan, pemasaran, pendataan

barang masuk dan keluar dan pengelolaan lainnya.

Melakukan koordinasi / briefing pada tim / keseluruhan

karyawan

Peralihan sebelum memulai bekerja, yaitu berganti baju

seragam, penyimpanan barang karyawan, dan lainnya.

Menampung kegiatan pemeliharaan dan perawatan

maintenance hotel

Mengontrol kegiatan hotel dilengkapi dengan CCTV,

soundcentral, PABX

Menjaga keamanan pada hotel dilengkapi dengan fasilitas

monitoring ruangan.

Page 7: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Mengurus administrasi yang berkaitan dengan makanan

dan minuman.

Kegiatan Servis

Menyimpan seragam karyawan dilengkapi dengan locker

pakaian.

Mengatur ketersediaan kelengkapan kamar tamu dan

restoran.

Menyimpan barang karyawan dan beristirahat

Mencuci, menyetrika kepentingan hotel dan tamu.

Menyimpan perlengkapan kamar.

Mempersiapkan makanan dan minuman

Bongkar muat barang belanjaan dan barang mentah dapur

Menyimpan barang bahan makanan maupun kegiatan

reparasi

Sarana penunjang hotel meliputi PABX, genset room, ruang

panel, ruang pompa air dan ruang sampah.

4.1.4 Pendekatan Kapasitas Hotel a. Perhitungan Jumlah Kamar dari Data Jumlah Wisatawan

Berikut adalah data jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing yang menginap di hotel berbintang di Sleman pada tahun 2010 hingga 2014:

TAHUN JUMLAHWISATAWAN YANG

MENGINAP DI HOTEL

JUMLAH

DOMESTIK ASING

Tahun 2010 667.792 133.868 801.660

Tahun 2011 694.425 149.843 844.268

Tahun 2012 721.058 165.818 886.876

Tahun 2013 747.691 181.793 929.484

Tahun 2014 774.324 197.768 972.092

JUMLAH 3.605.290 829.090 4.434.380

Tabel 4.3 Jumlah Wisatawan Yang Menginap di Hotel Tahun 2011-2015

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Tahun 2015

Sumber : Analisa Pribadi dan Studi Banding, 2016

Page 8: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Maka untuk mengetahui jumlah wisatawan domestik maupun asing yang akan

menginap di hotel berbintang pada tahun 2025 diperlukan proyeksi laju pertumbuhan. Hal tersebut dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

𝑃𝑚 = 𝑃𝑜 +𝑚

𝑛(𝑃𝑛 − 𝑃𝑜)

Keterangan: Pm = jumlah pada tahun m Po = jumlah pada tahun dasar Pn = jumlah pada tahun akhir m = selisih tahun m dengan tahun dasar n = selisih tahun dari data pada tahun akhir dan tahun dasar

Pada tahun 2015 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sleman dan menginap di hotel berbintang di Kabupaten Sleman sebanyak 1.194.188 wisatawan dan sebanyak 737.731wisatawan menginap di hotel berbintang pada tahun 2011. Maka untuk menghitung proyeksi pertumbuhan wisatawan yang menginap di hotel pada tahun 2025 di dapat persamaan sebagai berikut:

Pm = jumlah wisatawan pada tahun 2025 P2010= 801.660 wisatawan P2014= 972.092 wisatawan m = 2025 – 2010 = 15 tahun n = 2014 – 2010 = 4 tahun

maka 𝑃2025 = 801.660 +15

4(972.092 − 801.660)

𝑃2025 = 801.660 +15

4(170.432)

𝑃2025 = 801.660 + (639.120) 𝑃2025 = 1.440.780 𝑤𝑖𝑠𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑛

Jadi, proyeksi jumlah wisatawan yang menginap di hotel berbintang di Kabupaten Sleman pada tahun 2025 mencapai 1.440.780 wisatawan.

Untuk mengetahui tingkat penghunian kamar hotel berbintang di Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel berikut :

Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5

Tahun 2014 38.70 % 59.03 % 51.15 % 57.94 % 69.96 %

Tahun 2013 51.37 % 45.57 % 52.24 % 61.38 % 60.48 %

Tahun 2012 50.63 % 47.98 % 52.01 % 60.14 % 57.08 %

Tahun 2011 35.80 % 45.11 % 49.75 % 55.09 % 52.97 %

Tahun 2010 37.23 % 28.48 % 53.77 % 52.77 % 49.09 %

Rata-rata

per-tahun

47.74 % 45.23 % 51.78 % 57.46 % 57.88 %

Sumber : Kabupaten Sleman Dalam Angka 2015

Tabel 4.4 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Tahun 2010-2014

Page 9: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Presentase rata-rata wisatawan yang menginap di hotel bintang 5 pada tahun 2010-2014 sebesar 57.88 %. Maka pada tahun 2025 jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang 5 adalah: 𝑃2025 = 1.440.780 𝑥 57,88 % 𝑃2025 = 833.924 𝑤𝑖𝑠𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑛

Untuk mengetahui rata-rata lama menginap wisatawan di hotel berbintang di

Kabupaten Sleman dapat dilihat pada table berikut :

NO BULAN HOTEL Rata-Rata Hotel

Bintang dan

Non-Bintang BINTANG NON-BINTANG

1. Januari 1,72 1,36 1,63 2. Februari 1,76 1,32 1,64 3. Maret 1,74 1,32 1,64 4. April 1,70 1,28 1,61 5. Mei 1,54 1,24 1,47 6. Juni 1,71 1,25 1,61 7. Juli 1,74 1,28 1,65 8. Agustus 1,67 1,28 1,58 9. September 1,77 1,40 1,70

10. Oktober 1,68 1,24 1,60 11. November 1,82 1,29 1,71 12. Desember 1,66 1,27 1,56

Jumlah 1,70 1,29 1,61 2013 1,61 1,42 1,56 2012 1,67 1,42 1,59 2011 1,74 1,55 1,67 2010 1,69 1,47 1,60

Rata-rata lama menginap wisatawan di hotel bintang 5 di Kabupaten Sleman

selama 1.70 hari. Maka dalam waktu satu tahun = 360 ℎ𝑎𝑟𝑖

1.70 ℎ𝑎𝑟𝑖= 214.70 ℎ𝑎𝑟𝑖.

Sehingga pada tahun 2025, kamar yang dibutuhkan wisatawan setiap tahunnya

adalah sebagai berikut :

𝑃2025 =833.924

214,70= 𝟑. 𝟖𝟖𝟓 𝒌𝒂𝒎𝒂𝒓

Sedangkan perkiraan kamar pada tahun 2025 berdasarkan rasio perbandingan

antara jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang 5 dengan jumlah kamar yang tersedia tiap tahunnya adalah sebagai berikut :

Jumlah Wisatawan Jumlah Kamar Rasio

Tahun 2014 521.199 1.603 325,13

Tahun 2013 440.464 1.603 274,77

Tahun 2012 316.483 1.428 221,62

Sumber : Kabupaten Sleman Dalam Angka 2015

Tabel 4.5 Rata-rata Lama Menginap di Hotel Berbintang Tahun 2014

Tabel 4.6 Perbandingan Jumlah Wisatawan Hotel Bintang 5 dengan Jumlah Kamar Bintang 5

Page 10: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Tahun 2011 322.445 1.327 290,39

Tahun 2010 314.618 939 335,05

Rata-rata Perbandingan 299,99

Berdasarkan rata-rata rasio perbandingan di atas, maka pada tahun 2025 kamar yang tersedia sebanyak :

𝑃2025 =833.924

299,99= 𝟐. 𝟕𝟖𝟎 𝒌𝒂𝒎𝒂𝒓

Sehingga selisih antara kamar yang dibutuhkan wisatawan pada tahun 2025

dnegan ketersediaan kamar pada tahun 2025 adalah sebagai berikut :

𝑃2025 = 3.885 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟 − 2.780 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟 = 𝟏. 𝟏𝟎𝟓 𝒌𝒂𝒎𝒂𝒓

Maka kekurangan kamar pada hotel bintang 5 di Kabupaten Sleman pada tahun 2025 sebanyak 1.105 unit kamar.

b. Perhitungan Tipe Kamar

Dari data-data yang diperoleh mengenai tipe kamar pada hasil studi banding dapat dibedakan dengan perbandingan sebagai berikut: 1. Pertimbangan

Berdasarkan SK Dirjen Pariwisata (Persyaratan Kelas Hotel Berbintang, Depparpostel RI,1998) : perbandingan komposisi jumlah kamar tidur adalah 20% kamar single, 40% kamar twin, 30% kamar double dan 10% kamar suite.

2. Perhitungan Berdasarkan SK Dirjen Pariwisata (Persyaratan Kelas Hotel Berbintang, Depparpostel RI,1998) : perbandingan komposisi jumlah kamar tidur adalah 20% kamar single, 40% kamar twin, 30% kamar double dan 10% kamar suite.

Standart Room :Twin Room : Deluxe Room : Suite 30% : 40 % : 20% : 10%

Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

Standart Room = 30 % x 300 kamar = 90 unit

Twin Room = 40 % x 300 kamar= 120 unit

Deluxe Room = 20 % x 300 kamar= 60 unit

Suite Room = 10 % x 300 kamar= 30 unit Kamar Suite dibagi menjadi 3 jenis, yaitu

Junior Suite Room = 20 unit

Executive Suite Room = 8 unit

Presidential Suite Room = 2 unit

Dari hasil studi banding di atas, dapat direncanakan tipe kamar yang paling banyak

disediakan yaitu:

Standart Double Room, dengan luas 28 m2 kapasitas kamar tidur 2 orang,

menggunakan tempat tidur ukuran king size bed, kamar mandi dalam dengan shower.

Twin Room, dengan luas 36 m2 kapasitas kamar tidur 2 orang, menggunakan pilihan

tempat tidur ukuran double single bed, kamar mandi dalam dengan shower.

Sumber : Analisa Pribadi, 2016

Page 11: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Deluxe Room, dengan luas 36 m2 kapasitas kamar tidur 2 orang dengan pilihan ukuran

tempat tidur king size bed, mini sofa, kamar mandi dengan fasilitas bath tub dan

shower.

Junior Suite Room, dengan luas 72 m2 kapasitas kamar tidur 2-3 orang dengan

menggunakan ukuran tempat tidur king size bed, sofa bed dilengkapi dengan sofa

duduk, meja kerja, coffee table, bath tub dan shower.

Executive Suite Room, dengan luas 192 m2 kapasitas kamar tidur 2-4 orang dengan

menggunakan ukuran tempat tidur king size bed, sofa bed, dilengkapi dengan living

room, dinning area, meja kerja, coffee table, dapur mini, bath tub, dan shower.

Presidential Suite Room, dengan luas 288 m2 kapasitas kamar tidur 2-4 orang dengan

menggunakan ukuran tempat tidur king size bed, sofa bed, dilengkapi dengan 2

bedrooms, living room, dinning area, meja kerja, coffee table, dapur mini, meeting

room, bath tub, dan shower.

4.1.5 Pendekatan Kapasitas MICE

Wisatawan ke D.I.Yogyakarta ternyata tidak hanya untuk melihat

pesona/keindahan daya tarik wisata yang ada di D.I.Yogyakarta saja tetapi dengan

semakin kondusifnya destinasi Yogyakarta menjadikan Wisata MICE yang semakin

berkembang pada beberapa tahun terakhir ini juga menjadi salah satu wisata andalan

Kabupaten Sleman dalam memberikan kontribusi/pemasukan bagi PAD. Pada tahun 2010

pelaksanaan MICE di Sleman sebanyak 5.554 kali/tahun sedangkan pada tahun 2011

teralisasi sebanyak 8.963 kali/tahun. Dengan demikian penyelenggaraan MICE di

Kabupaten Sleman rata-rata ada 23 kali dalam 1 (satu) hari. Berikut ini adalah jumlah

penyelenggaraan even MICE di Kabupaten Sleman dalam kurun waktu 2010-2014.

NO TAHUN EVENT MICE

1. 2010 5.554

2. 2011 8.693

3. 2012 11.832

4. 2013 14.971

5. 2014 18.110

Penyelenggaraan MICE di Kabupaten Sleman rata-rata tiap tahun memiliki kenaikan sejumlah 36,1 %. Berikut ini jumlah penyelenggara dan peserta MICE di Kabupaten Sleman pada tahun 2011.

NO BULAN JUMLAH

PENYELENGGARA

JUMLAH PESERTA

(org)

Tabel 4.7 Jumlah Event MICE di Hotel Kabupaten Sleman Tahun 2010-2014

Sumber : Kabupaten Sleman dalam Angka 2015

Tabel 4.8 Jumlah Event MICE di Hotel Kabupaten Sleman Tahun 2011

Page 12: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

1. Januari 420 46.482

2. Februari 501 36.146

3. Maret 678 45.022

4. April 621 41.201

5. Mei 832 48.717

6. Juni 739 41.521

7. Juli 1.076 58.045

8. Agustus 348 14.959

9. September 738 35.444

10. Oktober 1.076 59.224

11. November 885 57.329

12. Desember 779 44.909

Jumlah 8.693 828.999

Rata-rata per

bulan

724 44.083

Penyelenggaraan MICE di Kabupaten Sleman yang diselenggarakan di hotel rata-rata 724

even setiap bulan dengan rata-rata peserta sekitar 44.083 orang. Berikut ini proyeksi even MICE yang akan diselenggarakan di Kabupaten Sleman pada tahun 2025.

𝑃𝑚 = 𝑃𝑜 +𝑚

𝑛(𝑃𝑛 − 𝑃𝑜)

Keterangan: Pm = jumlah pada tahun m Po = jumlah pada tahun dasar Pn = jumlah pada tahun akhir m = selisih tahun m dengan tahun dasar n = selisih tahun dari data pada tahun akhir dan tahun dasar

Pada tahun 2014 jumlah even MICE yang diselenggarakan ke Kabupaten Sleman dan diselenggarakan di hotel berbintang di Kabupaten Sleman sebanyak 18.110 wisatawan. Maka untuk menghitung proyeksi pertumbuhan even MICE yang diselenggarakan di hotel pada tahun 2025 di dapat persamaan sebagai berikut:

Pm = jumlah wisatawan pada tahun 2025 P2010= 5.554 even P2014= 18.110 even m = 2025 – 2010 = 15 tahun n = 2014 – 2010 = 4 tahun

maka 𝑃2025 = 5.554 +15

4(18.110 − 5.554)

Sumber : Kabupaten Sleman dalam Angka 2015

Page 13: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

𝑃2025 = 5.554 +15

4(12.556)

𝑃2025 = 5.554 + (47.085) 𝑃2025 = 52.639 𝑒𝑣𝑒𝑛t

c. Perhitungan Jumlah Pengelola dari Hasil Studi Banding Rasio perbandingan jumlah unit kamar yang akan direcanakan dengan karyawan

adalah 1:0,9 atau dapat diartikan 1 kamar dilayani oleh 0,9 karyawan. Jadi dengan kapasitas 300 kamar, maka karyawan yang dibutuhkan adalah 300 x 0,9 = 270 karyawan atau dibulatkan menjadi 270 karyawan.

Pengelola Jumlah Orang

a. General Manager 1

b. Assistant Manager 1

c. Accounting 5

d. Marketing Department

Marketing Manager

Staff

1

10

e. Administration Department

Kepala Administrasi

Cost Control

Staff

1

10

10

f. Front Office Department

Kepala Department

Receptionist

Reservation

Operator

Bell boy

1

5

5

5

10

g. Housekeeping Department

Manager

Houseman

Laundry

Gardener

1

75

10

Tabel 4.9 Jumlah Pengelola Hotel

Page 14: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

5

h. Food and Beverage Department

Food serving manager

Cook

Bartender

Waiter / waitress

Cashier

1

25

5

30

5

i. Human Resource Department

Personal Manager

Staff

1

15

j. Engineering Department

Kepala Dept. Engineering

Electrical Mechanical

Plumber

1

10

10

k. Security Staff

Kepala Dept. Security

Security

1

10

Jumlah 270

4.1.6 Pendekatan Kebutuhan Ruang Kebutuhan ruang didasarkan pada jenis kegiatan yang terjadi pada kelompok

kegiatan para pelaku kegiatan. Kebutuhan ruang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Kelompok

Kegiatan Uraian Kegiatan Sifat Kebutuhan Ruang

Kegiatan

Publik Memarkirkan kendaraan Publik

Area Parkir

Parkir mobil

Parkir motor

Sumber :Analisa Pribadi, 2016

Tabel 4.10 Pendekatan Kebutuhan Ruang

Page 15: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Parkir pengelola

Security office

Ruang transisi dari area

pintu masuk menuju ke

fasilitas yang ada di dalam

hotel

Publik Entrance Hall

Menerima tamu Publik Lobby

Melayani pemesanan kamar

hotel atau fasilitas lainnya

dan pusat informasi tamu.

Publik

Front Office Lobby

Receptionist

Reservation

Penitipan Barang

Cashier

Melakukan pemesanan

kamar Publik

Melakukan pemesanan

fasilitas ruang meeting Publik

Melakukan penitipan

barang Publik

Membayar administrasi Publik

Menerima tamu,

menunggu, atau tempat

berkumpul

Publik Lounge

Memenuhi kebutuhan

komersil seperti souvenir

shop, mini market, ATM

gallery

Publik Ruang yang

disewakan

Kegiatan

Penunjang

Makan dan minum dengan

fasilitas lengkap Publik Restaurant

Sarapan pagi dan bersantai Publik Coffee Shop

Bersantai dan minum-

minum ringan Publik Bar

Melakukan pertemuan,

rapat, seminar dan

sejenisnya.

Publik Meeting Room

Function Room

Makan, minum sebagai

fasilitas dari function room Publik Banquet hall

Page 16: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Rekreasi, olahraga dan

bermain.

Semi Publik

Sarana olahraga

Swimming pool

Fitness Club

Locker

Ruang Ganti

Lavatory

Buang air kecil dan buang

air besar Publik Lavatory

Sarana ibadah Publik Musholla

Kegiatan

Privat

Melakukan aktifitas

menginap diantaranya tidur

dan mandi. Privat

Standart room

Deluxe Room

Junior Suite

Executive Suite

Kegiatan

Pengelolaan

Kegiatan pimpinan dan

kesekretariatan

Privat

Office

General Manager

Assist. Manager

Administration

Marketing

Engineering

HRD

Mengurus adminitrasi,

keuangan, pemasaran,

pendataan barang masuk

dan keluar dan pengelolaan

lainnya.

Privat Administration

Room

Melakukan koordinasi /

briefing pada tim /

keseluruhan karyawan

Privat Meeting Room

Peralihan sebelum memulai

bekerja, yaitu berganti baju

seragam, penyimpanan

Privat Staff Office

Page 17: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

barang karyawan, dan

lainnya.

Ruang Ganti

Locker

Pantry

Musholla

Menampung kegiatan

pemeliharaan dan

perawatan maintenance

hotel Servis

Engineering Office

Ruang Genset

Ruang Panel

Ruang Pompa

Mengontrol kegiatan hotel

dilengkapi dengan CCTV,

soundcentral, PABX

Servis Control Room

Menjaga keamanan pada

hotel dilengkapi dengan

fasilitas monitoring

ruangan.

Servis Security Office

Mengurus administrasi yang

berkaitan dengan makanan

dan minuman.

Servis Food and

Beverage Office

Kegiatan

Servis

Menyimpan seragam

karyawan dilengkapi

dengan locker pakaian.

Servis Uniform Room

Mengatur ketersediaan

kelengkapan kamar tamu

dan restoran. Servis

Housekeeping

Office

Janitor

Lost and Found

Room

Menyimpan barang

karyawan dan beristirahat Servis Ruang Karyawan

Mencuci, menyetrika

kepentingan hotel dan

tamu.

Servis Laundry and dry

cleaning

Menyimpan perlengkapan

kamar. Servis Ruang Linen

Page 18: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Mempersiapkan makanan

dan minuman

Servis

Dapur

Dapur utama

Cold Storage

Gudang

Bongkar muat barang

belanjaan dan barang

mentah dapur

Servis Loading Dock

Menyimpan barang

kegiatan reparasi Servis

Gudang

Gudang Peralatan

dan Perlengkapan

Sarana penunjang hotel

meliputi PABX, genset

room, ruang panel, ruang

pompa air dan ruang

sampah.

Servis Mechanical Room

4.1.7 Pendekatan Program Ruang Pendekatan program ruang dilakukan dengan melihat standar besaran ruang dan

kapasitas dari ruang-ruang yang ada. Standar besaran ruang yang digunakan dalam perencanaan diperoleh dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut:

No. Acuan Simbol

1. Ernest Neufert. 1992. Data Arsitek jilid 1 dan 2.

Erlangga: Jakarta DA

2. Lawson, Fred. 1995. Hotels and Resorts Planning

Design and Refurbisment. England: Butterworth

Architecture

HR

3. Rutes, Walter and Richars Penner. 1985. Hotel

Planning and Design. London: Architectural Press HD

4. Joseph de Chiara & John Callender. 1973. Time Saver

Standards for Building Types. New York: Mc Graw Hill TSS

5. Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan

Komersial. Yogyakarta: Penerbit ANDI PBK

Tabel 4.11 Acuan Sumber Standar Besaran Ruang

Sumber :Analisa Pribadi, 2016

Page 19: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

6. Surat Keputusan Dinas Pariwisata No. 14/U/II/88

tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha dan

Pengelolaan Hotel.

SKDP

7. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat

Nomor 272/HK.105/DRJD/96 mengenai Pedoman

Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

DJPD

8. Studi Banding SB

9. Asumsi AS

Di dalam menghitung program ruang perlu diperhatikan sirkulasi (flow), sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan, yaitu:

No. Presentase Keterangan

1. 5 – 10 % Standar minimum

2. 20 % Kebutuhan keluasan sirkulasi

3. 30 % Kebutuhan kenyamanan fisik

4. 40 % Tuntutan kenyamanan psikologis

5. 50 % Tuntutan spesifik kegiatan

6. 70 – 100 % Keterkaitan dengan banyak kegiatan

Berikut ini adalah pendekatan program ruang pada Convention Hotel bintang 5 di Sleman :

Jenis Ruang Standar

Besaran

Kap

asit

as

Perhitungan Luas

Sum

be

r

Keterangan

Kelompok Kegiatan Publik

Sumber: Analisa Pribadi

Sumber: Time Saver Standart of Building, 1973

Tabel 4.12 Presentase Sirkulasi ruang

Tabel 4.13 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Publik

Page 20: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Entrance Hall-Lobby

Entrance Hall 0,4 m2/

kmr

300

kmr

0,4 m2 x300= 120 m2 DA Entrance Hall dibuat

dengan konsep ruang

indoor yang terhubung

dengan outdoor atau

terdapat taman indoor

dengan unsur tropis.

Perpaduan antara

arsitektur tropis dan

arsitektur modern,

tanpa melupakan

arsitektur lokal jogja.

Sirkulasi 50% 60 m2

Total 180 m2

Lobby 1,8 m2/

kmr

300

kmr

1,8 m2 x 300 = 540 m2 HRP

Lounge 0,4 m2/

kmr

300

kmr

0,4 m2 x 300 = 120 m2 HRP

Front Office 0,4 m2/

kmr

300

kmr

0,4 m2 x 300 = 120 m2 DA

Rented Area

Airline/tour

agency

0,07 m2/

kmr

300

kmr

0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC Rented Area dibuat

dengan konsep

shopping arcade.

Koridor berada di

tengah dan diapit oleh

beberapa rented area.

Money

changer

0,07 m2/

kmr

300

kmr

0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC

ATM gallery 0,07 m2/

kmr

300

kmr

0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC

Souvenir shop 0,07 m2/

kmr

300

kmr

0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC

Boutique 0,07 m2/

kmr

300

kmr

0,07 m2 x 300 = 21 m2 HMC

Lavatory Pria

Toilet Pria 1,7 m2/

rg

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7 m2/

unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Total 21,19 m2

Lavatory Wanita

Toilet Wanita 1,7 m2/

org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Total 24,44 m2

Jumlah Total Kegiatan Publik

Jumlah 1.146,63 m2

Sirkulasi 30% 343,98 m2

Page 21: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Total 1.490,61 m2≈1.491 m2

Jenis Ruang Standar

Besaran

Kap

asit

as

Perhitungan Luas

Sum

be

r

Keterangan

Kelompok Kegiatan Penunjang

Restaurant

Main Dining Room

0,6 krs/

kmr

300

kmr

0,6 x 300 = 180 krs

HMC

Main Dinning Room

disediakan untuk

melayani breakfast

tamu hotel.

1,6 m2/

krs

180

krs

1,6 m2 x 180 = 288 m2

Restaurant Special 1

0,3 krs/

kmr

300

kmr

0,3 x 300 = 90 krs

HMC

Restaurant Special 1

memberikan pilihan

menu makanan khas. 1,9 m2/

krs

90 krs 1,9 m2 x 90 = 171 m2

Restaurant Special 2

0,3 krs/

kmr

300

kmr

0,3 x 300 = 90 krs

HMC

Restaurant Special 2

memberikan pilihan

menu makanan khas. 1,9 m2/

krs

90 krs 1,9 m2 x 90 = 171 m2

Dapur Utama

60% x R.

makan

3 unit 3 x 60% x (288 + 171 +

171 ) = 1.134 m2

HRP

Jumlah 1.146,63 m2

Sirkulasi 30% 343,98 m2

Total Luas Restaurant 1.490,61 m2

Bar and Cafe

Lounge Bar 1,4 m2/

kmr

300

kmr

1,4 m2 x 300 = 420 m2 HRP Bar and Cafe

ditempatkan di rooftop

dengan city view dan

pool view. Dibuat

dengan konsep semi

outdoor berupa sky

lounge.

R. Bartender 5 m2/ org 5 org 5 m2 x 5 = 25 m2 HRP

Cafe

0,3 krs/

kmr

300

kmr

0,3 x 300 = 90 krs

HRP

2,5 m2/

krs

90 krs 2,5 m2 x 90 = 225 m2

Dapur 40-50% x

(lounge +

cafe)

670

m2

50% x 670 m2= 335 m2

HRP

Lavatory Pria

Toilet Pria 1,7 m2/

org

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7 m2/

unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Tabel 4.14 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang

Sumber: Analisa Pribadi

Page 22: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Wastafel 1,3 m2/

unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Total 21,19 m2

Lavatory Wanita

Toilet Wanita 1,7 m2/

org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Total 24,44 m2

Cashier 1,5 m2/

org

4 org 1,5 m2 x 4 = 6 m2 HRP

Jumlah 1.056,63 m2

Sirkulasi 30% 316.98 m2

Total Luas Bar & Cafe 1.373,61 m2

Executive Lounge

Lounge Bar 1,4 m2/

kmr

300

kmr

1,4 m2 x 300 = 420 m2 HRP Executive Lounge

hanya dapat diakses

oleh pengguna suite

room. Executive lounge

merupakan private sky

lounge (berada di

rooftop) dengan

bangunan semi

outdoor.

R. Bartender 5 m2/ org 5 org 5 m2 x 5 = 25 m2 HRP

Lavatory Pria

Toilet Pria 1,7 m2/

org

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7 m2/

unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Total 21,19 m2

Lavatory Wanita

Toilet Wanita 1,7 m2/

org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Total 24,44 m2

Jumlah 491,43 m2

Sirkulasi 30% 147,42 m2

Page 23: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Total Luas Bar & Cafe 638,85 m2

Convention Center

Ballroom 1,1 m2/

org

3000

org

1,1 m2 x 3000= 3300

m2

HRP

Ballroom Lobby

1/6

ballroom

3300

m2

1/6 x 3300 m2 = 550 m2 HRP

Meeting room 1

3 m2/ org 300 x

1 unit

3 m2 x 300= 900 m2

HRP

Meeting room 2

3 m2/ org 100 x

4 unit

3 m2 x 100 x 4= 1.200

m2

HRP

Meeting room 3

3 m2/ org 50 x 6

unit

3 m2 x 50 x 6= 900 m2 HRP

Ruang informasi

2 m2/ org

2 org 2 m2 x 2= 4 m2 HD

Ruang Penitipan

7 m2/

counteer

2 unit 7 m2 x 2= 14 m2 HD

VIP Room 5 m2/ org

10

org

5 m2 x 10= 50 m2 HD

Ruang persiapan

1/12 x

ballroom

3300

m2

1/12 x 3300 m2 = 275 m2 HD

Pantry Ballroom

48 m2/

unit

1 unit 48 m2 x 1 unit = 48 m2 HD

Pantry M.R 24

m2/unit

11

unit

24 m2 x 11 = 264 m2 HD

Ruang Service Convention

R. Kontrol Suara

24 m2/

unit

12

unit

24 m2 x 12 unit = 288

m2

HD

R. Kontrol Lampu

24 m2/

unit

2 unit 24 m2 x 2 unit = 48 m2 HD

Lavatory Pria 6 unit

Toilet Pria 1,7 m2/

org

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7

m2/unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Wastafel 1,3

m2/unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Total 21,19 m2 x 6 unit = 127,14 m2

Lavatory Wanita 6 unit

Toilet Wanita 1,7

m2/org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3

m2/unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Page 24: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Total 24,44 m2 x 6 unit = 146,64 m2

Gudang 30% x

function

2 unit 2 x 30% x 3300 m2 =

1980 m2 HD

Jumlah 10.094,78 m2

Sirkulasi 30% 3.028,43 m2

Total Luas Convention Center 13.123,21 m2

Swimming Pool

Pool 25 m x

50 m

1 unit 25 m x 50 m = 1250 m2

HD

Swimming pool dibuat

di lantai atas (rooftop),

berupa infinity pool

dengan city view. Kids Pool 7,5 m x

25 m

1 unit 5 m x 20 m = 100 m2 HD

Locker, Lavatory

2 x 0,1

m2 x luas

kolam

2 x 0,1 m2 x 1350= 270

m2 HD

Jumlah 1.620 m2

Sirkulasi 30% 486 m2

Total 2.106 m2

Fitness Center

Treadmill 1,5 m x

0,90 m

6 unit 1,35 m2 x 6 = 8,1 m2

HD

Press Station 1,5 m x

1,00 m

4 unit 1,5 m2 x 4 = 6 m2 HD

Static Bicycle 1,2 m x

0,60 m

6 unit 0,72 m2 x 6 = 4,32 m2 HD

Rak Barbel 2,0 m x

0,90 m

4 unit 1,8 m2 x 4 = 7,2 m2 HD

Locker, Lavatory

2 x 0,36

m2/kmr

300

kmr

2 x 0,36 m2 x 300 = 216

m2 HD

Jumlah 241.62 m2

Sirkulasi 30% 72,48 m2

Total 314,10 m2

Spa

R. Tunggu 2 m2/ org

10

org

2 m2 x 10 = 20 m2

HD

R.Meni/pedicure

1,7 m2/

org

4 org 1,7 m2 x 4 = 6,8 m2 HD

Salon 4 m2/ org

10

org

4 m2 x 10 = 40 m2 HD

Page 25: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Massage Room

4 m2/ org

4 org 4 m2 x 4 = 16 m2 HD

Locker, Lavatory

2 x 0,36

m2/kmr

300

kmr

2 x 0,36 m2 x 300 = 216

m2 HD

Jumlah 298,8 m2

Sirkulasi 30% 89,64 m2

Total 388,44 m2

Sauna

R. Tunggu 2 m2/ org

10

org

2 m2 x 10 = 20 m2

HD

Ruang Mandi 4,9 m2/

org

10

org

4,9 m2 x 10 = 49 m2 HD

Ruang Pijat 4,6 m2/

org

10

org

4,6 m2 x 10 = 46 m2 HD

Beranda 4 m2/ org

10

org

4 m2 x 10 = 40 m2 HD

Bak Air Panas 2 m2/ org

5 org 2 m2 x 5 = 10 m2 HD

Locker, Lavatory

2 x 0,36

m2/kmr

300

kmr

2 x 0,36 m2 x 300 = 216

m2 HD

Jumlah 335 m2

Sirkulasi 30% 100,5 m2

Total 435,5 m2

Mushola

Ruang Shalat

1 m2/ org 100

org

1 m2 x 100 = 100 m2

Ruang Wudhu 0,8 m2/

unit

20

unit

0,8 m2 x 20 = 16 m2

Lavatory Pria

Toilet Pria 1,7 m2/

org

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7 m2/

unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Total 21,19 m2

Lavatory Wanita

Toilet Wanita 1,7 m2/

org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Page 26: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Total 24,44 m2

Jumlah 161,63 m2

Sirkulasi 30% 48,48 m2

Total 210,11 m2

Jumlah Total Kegiatan Penunjang

Jumlah 20.446,54 m2

Sirkulasi 30% 6.133,96 m2

Total 26.580,50 m2≈26.580 m2

Jenis Ruang Standar

Besaran

Kap

asit

as

Perhitungan Luas

Sum

be

r

Keterangan

Kelompok Kegiatan Privat

Standart Room

Kamar Tidur

King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4m² SB

Nakas

0,6 m x

0,6 m

2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

SB

Lemari

0,6 m x

1,2 m

1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m²

SB

Meja 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

m² SB

Kursi 0,5 m x

0,6 m

1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB

Sofa 0,8 m x

0,6 m

1 unit 0,48 m² x 1 = 0,48 m² SB

Jumlah 7,345 m2

Sirkulasi 100% 7,345 m2

Total 14,69 m2

Bathroom

Kloset duduk 0,65 m x

0,55 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA

Shower

1,2 m x

1,2 m

1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

DA

Wastafel

0,4 m x

0,9 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m²

DA

Sumber: Analisa Pribadi

Tabel 4.15 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Privat

Page 27: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Jumlah 2,16 m2

Sirkulasi 100% 2,16 m2

Total 4,32 m2

Balkon 1,5 m x

1,5 m

1 unit 2,55 m² x 1 = 2,55 m² SB

Jumlah Luas Kamar Standart Double

Jumlah 21,56 m2

Sirkulasi 30% 6,46 m2

Total 28,02 m2 ≈ 28 m2

Jumlah kamar standar = 90 unit 28 m2 x 90 =2.520 m2

Twin Room

Kamar Tidur

Single Size

Bed

1,2m x

2m

2 unit 2 x 2,4 m² x 1 = 4,8 m² SB

Nakas

0,6 m x

0,6 m

2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

SB

Lemari

0,6 m x

1,2 m

2 unit 2 x 0,72 m² x 1 = 1,44

m² SB

Meja 0,75 m x

1,5 m

2 unit 2 x 1,125 m² x 1 = 2,25

m² SB

Kursi 0,5 m x

0,6 m

2 unit 2 x 0,3 m² x 1 = 0,6 m² SB

Sofa 0,8 m x

0,6 m

1 unit 0,48 m² x 2 = 0,96 m² SB

Jumlah 10,77 m2

Sirkulasi 100% 10,77 m2

Total 21,54 m2

Bathroom

Kloset duduk 0,65 m x

0,55 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA

Shower

1,2 m x

1,2 m

1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

DA

Wastafel

0,4 m x

0,9 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m²

DA

Jumlah 2,16 m2

Sirkulasi 100% 2,16 m2

Total 4,32 m2

Balkon 1,5 m x

1,5 m

1 unit 2,55 m² x 1 = 2,55 m² SB

Page 28: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Jumlah Luas Kamar Twin

Jumlah 28,41 m2

Sirkulasi 30% 8,52 m2

Total 36,09 m2 ≈ 36 m2

Jumlah kamar twin = 120 unit 36 m2 x 120 = 4.320 m2

Deluxe Room

Kamar Tidur

King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4 m² SB

Nakas

0,6 m x

0,6 m

2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

SB

Lemari

0,6 m x

1,8 m

1 unit 1,08 m² x 1 = 1,08 m²

SB

Meja 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

m² SB

Kursi 0,5 m x

0,6 m

1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB

Sofa 0,8 m x

1,5 m

1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² SB

Coffe Table 0,6 m x

1,2 m

1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m² SB

Jumlah 9,145 m2

Sirkulasi 100% 9,145 m2

Total 18,29 m2

Bathroom

Kloset duduk 0,65 m x

0,55 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA

Shower

1,2 m x

1,2 m

1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

DA

Bathup 0,8 m x 2

m

1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m²

Wastafel

0,4 m x 1

m

1 unit 0,4 m² x 1 = 0,4 m²

DA

Jumlah 3,8 m2

Sirkulasi 100% 3,8 m2

Total 7,6 m2

Balkon 1,5 m x

1,5 m

1 unit 2,55 m² x 1 = 2,55 m² SB

Jumlah Luas Kamar Deluxe

Jumlah 28,44 m2

Page 29: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Sirkulasi 30% 8,532 m2

Total 36,09 m2 ≈ 36 m2

Jumlah kamar deluxe = 60 unit 36 m2 x 60 =2.160 m2

Junior Suite Room

Kamar Tidur

King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4 m² SB

Nakas

0,6 m x

0,6 m

2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

SB

Lemari

0,6 m x

1,8 m

1 unit 1,08 m² x 1 = 1,08 m²

SB

Meja 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

m² SB

Kursi 0,5 m x

0,6 m

1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB

Convertible

Sofa

0,8 m x

1,5 m

1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² SB

Coffe Table 0,6 m x

1,2 m

1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m² SB

Long Sofa 1,5 m x

0,8 m

1 unit 1,6 m2 x 1 = 1,6 m2 SB

Meja Sofa 1,2 m x

0,8 m

1 unit 0,96 m2 x 1 = 0,96 m2 SB

Jumlah 12,905 m2

Sirkulasi 100% 12,905 m2

Total 25,81 m2

Dinning Area

Meja Makan 1,2 m x

2,5 m

1 unit 3 m² x 1 = 3 m² DA

Kursi Makan

0,6 m x

0,5 m

6 unit 0,3 m² x 6 = 1,8 m²

DA

Serving Table 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

Jumlah 5,925 m2

Sirkulasi 100% 5,925 m2

Total 11,85 m2

Lavatory

Kloset duduk 0,65 m x

0,55 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA

Shower

1,2 m x

1,2 m

1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

DA

Page 30: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Bathup 0,8 m x 2

m

1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m²

DA

Wastafel

0,4 m x

1,5 m

1 unit 0,6 m² x 1 = 0,6 m²

DA

Jumlah 4 m2

Sirkulasi 100% 4 m2

Total 8 m2

Balkon 1,5 m x

1,5 m

1 unit 2,55 m² x 1 = 2,55 m² SB

Jumlah Luas Kamar Junior Suite

Jumlah 48,21 m2

Sirkulasi 50% 24,1 m2

Total 72,3 m2 ≈ 72 m2

Jumlah junior suite = 20 unit 72 m2 x 20 =1.440 m2

Executive Suite Room

Kamar Tidur

King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4 m² SB

Nakas

0,6 m x

0,6 m

2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

SB

Lemari

0,6 m x

1,8 m

1 unit 1,08 m² x 1 = 1,08 m²

SB

Meja 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

m² SB

Kursi 0,5 m x

0,6 m

1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB

Convertible

Sofa

0,8 m x

1,5 m

1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² SB

Coffe Table 0,6 m x

1,2 m

1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m² SB

Long Sofa 1,5 m x

0,8 m

1 unit 1,6 m2 x 1 = 1,6 m2 SB

Jumlah 11,945 m2

Sirkulasi 100% 11,945 m2

Total 23,81 m2

Dinning Area

Meja Makan 1,2 m x 3

m

1 unit 3,6 m² x 1 = 3,6 m² DA

Kursi Makan

0,6 m x

0,5 m

8 unit 0,3 m² x 8 = 2,4 m²

DA

Page 31: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Serving Table 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

Mini Bar 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

Jumlah 8,25 m2

Sirkulasi 100% 8,25 m2

Total 16,5 m2

Living Room

Long Sofa 1 m x 2,5

m

1 unit 2,5 m² x 1 = 2,5 m² DA

Meja Sofa

0,8 m x

1,5 m

1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m²

DA

Meja Lampu 0,5 m x

0,5 m

2 unit 0,25 m² x 1 = 0,25 m² DA

Massage

Chair

1,2 m x 2

m

1 unit 2,4 m² x 1 = 2,4 m² DA

Jumlah 6,35 m2

Sirkulasi 100% 6,35 m2

Total 12,7 m2

Pantry

Serving Table 0,8 m x 2

m

1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA

Dispenser

0,4 m x

0,4 m

1 unit 0,16 m² x 1 = 0,16m²

DA

Kulkas 0,8 m x 1

m

2 unit 0,8 m² x 1 = 0,8 m² DA

Wastafel 0,8 m x

1,2 m

1 unit 0,96 m² x 1 = 0,96 m² DA

Jumlah 3,52 m2

Sirkulasi 100% 3,52 m2

Total 7,04 m2

Bathroom

Kloset duduk 0,65 m x

0,55 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA

Shower

1,2 m x

1,2 m

1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

DA

Bathup 0,8 m x 2

m

1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m²

DA

Wastafel

0,4 m x

1,5 m

1 unit 0,6 m² x 1 = 0,6 m²

DA

Jumlah 4 m2

Sirkulasi 100% 4 m2

Page 32: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Total 8 m2

Terrace

Sofa 0,8 m x

0,6 m

2 unit 0,48 m² x 2 = 0,96 m² DA

Meja Sofa

0,8 m x

0,8 m

1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m²

DA

Private Pool 5 m x 7,5

m

1 unit 37,5 m² x 1 = 37,5 m² DA

Jumlah 40,6 m2

Sirkulasi 50% 20,3 m2

Total 60,9 m2

Jumlah Luas Kamar Executive Suite

Jumlah 128,95 m2

Sirkulasi 50% 64,475 m2

Total 192,45 m2 ≈ 192 m2

Jumlah junior suite = 8 unit 192 m2 x 8 =1.536 m2

Presidential Suite Room

Kamar Tidur Utama

King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4 m² SB

Nakas

0,6 m x

0,6 m

2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

SB

Lemari

0,6 m x

1,8 m

1 unit 1,08 m² x 1 = 1,08 m²

SB

Meja 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

m² SB

Kursi 0,5 m x

0,6 m

1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB

Convertible

Sofa

0,8 m x

1,5 m

1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² SB

Coffe Table 0,6 m x

1,2 m

1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m² SB

Long Sofa 1,5 m x

0,8 m

1 unit 1,6 m2 x 1 = 1,6 m2 SB

Jumlah 11,945 m2

Sirkulasi 100% 11,945 m2

Total 23,81 m2

Kamar Tidur

King Size Bed 2m x 2m 1 unit 4m² x 1 = 4m² SB

Page 33: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Nakas

0,6 m x

0,6 m

2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

SB

Lemari

0,6 m x

1,2 m

1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m²

SB

Meja 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

m² SB

Kursi 0,5 m x

0,6 m

1 unit 0,3 m² x 1 = 0,3 m² SB

Sofa 0,8 m x

0,6 m

1 unit 0,48 m² x 1 = 0,48 m² SB

Jumlah 7,345 m2

Sirkulasi 100% 7,345 m2

Total 14,69 m2

Dinning Area

Meja Makan 1,2 m x 3

m

1 unit 3,6 m² x 1 = 3,6 m² DA

Kursi Makan

0,6 m x

0,5 m

8 unit 0,3 m² x 8 = 2,4 m²

DA

Serving Table 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

Mini Bar 0,75 m x

1,5 m

1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125

Jumlah 8,25 m2

Sirkulasi 100% 8,25 m2

Total 16,5 m2

Living Room

Long Sofa 1 m x 2,5

m

1 unit 2,5 m² x 1 = 2,5 m² DA

Meja Sofa

0,8 m x

1,5 m

1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m²

DA

Meja Lampu 0,5 m x

0,5 m

2 unit 0,25 m² x 1 = 0,25 m² DA

Massage

Chair

1,2 m x 2

m

1 unit 2,4 m² x 1 = 2,4 m² DA

Jumlah 6,35 m2

Sirkulasi 100% 6,35 m2

Total 12,7 m2

Meeting Room

Meja Rapat 2 m x 5

m

1 unit 10 m² x 1 = 10 m² DA

Kursi Rapat

0,6 m x

0,6 m

10

unit

0,36 m² x 10 = 3,6 m²

DA

Page 34: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Lemari Arsip 0,6 m x 2

m

1 unit 1,2 m² x 1 = 1,2 m² DA

Jumlah 14,8 m2

Sirkulasi 100% 14,8 m2

Total 29,6 m2

Pantry

Serving Table 0,8 m x 2

m

1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m² DA

Dispenser

0,4 m x

0,4 m

1 unit 0,16 m² x 1 = 0,16m²

DA

Kulkas 0,8 m x 1

m

2 unit 0,8 m² x 1 = 0,8 m² DA

Wastafel 0,8 m x

1,2 m

1 unit 0,96 m² x 1 = 0,96 m² DA

Jumlah 3,52 m2

Sirkulasi 100% 3,52 m2

Total 7,04 m2

Main Bathroom

Kloset duduk 0,65 m x

0,55 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA

Shower

1,2 m x

1,2 m

1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

DA

Bathup 0,8 m x 2

m

1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m²

DA

Wastafel

0,4 m x

1,5 m

1 unit 0,6 m² x 1 = 0,6 m²

DA

Walk in Closet 2 m x 3

m

1 unit 6 m² x 1 = 6 m²

Jumlah 10 m2

Sirkulasi 100% 10 m2

Total 20 m2

Standart Bathroom

Kloset duduk 0,65 m x

0,55 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m² DA

Shower

1,2 m x

1,2 m

1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

DA

Wastafel

0,4 m x

0,9 m

1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m²

DA

Jumlah 2,16 m2

Sirkulasi 100% 2,16 m2

Total 4,32 m2

Page 35: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Terrace

Sofa 0,8 m x

0,6 m

4 unit 0,48 m² x 4 = 1,92 m² DA

Meja Sofa

0,8 m x

0,8 m

1 unit 1,6 m² x 1 = 1,6 m²

DA

Private Pool 5 m x 7,5

m

1 unit 37,5 m² x 1 = 37,5 m² DA

Jumlah 41,2 m2

Sirkulasi 50% 20,51 m2

Total 61,71 m2

Jumlah Luas Kamar Preidential Suite

Jumlah 191,83 m2

Sirkulasi 50% 95,91 m2

Total 287,74 m2 ≈ 288 m2

Jml presidential suite = 2 unit 288 m2 x 2 = 576 m2

Jumlah Luas Kelompok Kegaiatan Privat

Jumlah 12.552 m2

Sirkulasi 50% 6.276 m2

Total 18.828 m2

Jenis Ruang Standar

Besaran

Kap

asit

as

Perhitungan Luas

Sum

be

r

Keterangan

Kelompok Kegiatan Pengelola

Manager Office

R. General

Manager

9,5 m2/

org

1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2 HRP Entrance Hall dibuat

dengan konsep

R. Resident

Manager

9,5 m2/

org

1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2

HRP

R. Front Office

Manager

9,5 m2/

org

1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2 HRP

R. Reservation

Manager

9,5 m2/

org

1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2 HRP

R. Rapat 1,5 m2/

org

100

org 1,5 m2 x 100 = 150 m2 HRP

Sumber: Analisa Pribadi

Tabel 4.16 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola

Page 36: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

R. Reservasi 2 m2/ org

6 org 2 m2 x 6 = 12 m2 HRP

R. Arsip 0,04 m2/

jml kmr

300

kmr 0,04 m2 x 300 = 12 m2 HRP

Lavatory Pria

Toilet Pria 1,7 m2/

rg

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7 m2/

unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Total 21,19 m2

Lavatory Wanita

Toilet Wanita 1,7 m2/

org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Total 24,44 m2

Jumlah 257,63 m2

Sirkulasi 50% 77,28 m2

Total 334,91 m2

Divisi Personalia

R. Personel

Manager

9,5 m2/

org

1 org 9,5 m2 x 1 = 9,5 m2

HRP

R. Staff 2 m2/ org 20

org

2 m2 x 20 = 40 m2 HMC

R. Trainning 0,4 m2/

jml kmr

300

kmr

0,4 m2 x 300 = 120 m2 HMC

Locker Room 0,4 m2/

org

270

org

0,4 m2 x 270 = 108 m2 HMC

Lavatory Pria

Toilet Pria 1,7 m2/

rg

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7 m2/

unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Page 37: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Total 21,19 m2

Lavatory Wanita

Toilet Wanita 1,7 m2/

org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Total 24,44 m2

Jumlah 323,13 m2

Sirkulasi 30% 96,93 m2

Total 420,06 m2

Ruang Makan Karyawan

R. Makan 1,7 m2/

org

0,4

staff

1,7 m2 x 270 = 459 m2

HRP

Dapur ⅓ x r.

makan

1 unit ⅓ x 459 m2 = 153 m2 HMC

Lavatory Pria

Toilet Pria 1,7 m2/

rg

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7 m2/

unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Total 21,19 m2

Lavatory Wanita

Toilet Wanita 1,7 m2/

org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Total 24,44 m2

Jumlah 657,63 m2

Sirkulasi 30% 197,28 m2

Total 854,91 m2

Jumlah Kelompok Kegiatan Pengelola

Jumlah 1.609,88 m2

Page 38: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Sirkulasi 50% 804,94 m2

Total 2.414,82 m2 ≈ 2.415 m2

Jenis Ruang Standar

Besaran

Kap

asit

as

Perhitungan Luas

Sum

be

r

Keterangan

Kelompok Kegiatan Pelayanan

Housekeeping

Housekeeping

Office

9,5 m2/

org

2 org 9,5 m2 x 2 = 19 m2 HRP Entrance Hall dibuat

dengan konsep

Laundry

Room

0,7 m2/

jml kmr

300

kmr

0,7 m2 x 300 = 210 m2

HRP

Valet Room 0,03 m2/

jml kmr

300

kmr

0,03 m2 x 300 = 9 m2 HRP

Soiled

Laundry

0,03 m2/

jml kmr

300

kmr

0,03 m2 x 300 = 9 m2 HRP

Linen Storage 0,4 m2/

jml kmr

300

kmr

0,4 m2 x 300 = 120 m2 HRP

Uniform Issue 0,09 m2/

jml kmr

300

kmr

0,09 m2 x 300 = 27 m2 HRP

Lost & Found 0,03 m2/

jml kmr

300

kmr

0,03 m2 x 300 = 9 m2 HRP

Lavatory Pria

Toilet Pria 1,7 m2/

rg

6 org 1,7 m2 x 6 = 10,2 m2 DA

Urinoir

0,7 m2/

unit

5 unit 0,7 m2 x 5 = 3,5 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

2 unit 1,3 m2 x 2 = 2,6 m2 DA

Sirkulasi 30% 4,89 m2

Total 21,19 m2

Lavatory Wanita

Toilet Wanita 1,7 m2/

org

8 org 1,7 m2 x 8 = 13,6 m2 DA

Wastafel 1,3 m2/

unit

4 unit 1,3 m2 x 4 = 5,2 m2 DA

Sirkulasi 30% 5,64 m2

Tabel 4.17 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pelayanan

Sumber: Analisa Pribadi

Page 39: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Total 24,44 m2

Jumlah 448,63 m2

Sirkulasi 50% 224,31 m2

Total 672,94 m2

Gudang

Gudang

Kering

0,2 m² x

L. dapur

utama

1 unit 0,2 m2 x 1.134 m2 =

226,8 m2

HRP

Gudang

Dingin

0,25m² x

L. dapur

utama

1 unit 0,25 m2 x 1.134 m2 =

283,5 m2

HMC

Gudang

Sayuran

0,25m² x

L. dapur

utama

1 unit 0,25 m2 x 1.134 m2 =

283,5 m2

HMC

Gudang

Peralatan

0,3 m² x

L. dapur

utama

1 unit 0,3 m2 x 1.134 m2 =

340,2 m2

HMC

Gudang

Minuman

0,2 m² x

jml kmr

300

kmr

0,2 m2 x 300 = 60 m2 HMC

Gudang

Penerimaan

0,3m² x

jml kmr

300

kmr

0,3 m2 x 300 = 90 m2 HMC

Jumlah 1.284 m2

Sirkulasi 30% 385,2 m2

Total 1.669,2 m2

Ruang Keamanan

Pos Jaga 10 m² x

unit

1 unit 10 m2 x 1 m2 = 10 m2

HRP

R. CCTV 10 m² x

unit

1 unit 10 m2 x 1 m2 = 10 m2 HMC

Jumlah 20 m2

Sirkulasi 30% 6 m2

Total 26 m2

Ruang Engineering

R. Genset 25 m² /

unit

utama

5 unit 25 m2 x 5 = 125 m2

HRP

R. Panel

Listrik

16 m² /

unit

utama

5 unit 16 m2 x 5 = 80 m2 HMC

Page 40: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

R. Pompa 25 m² /

unit

utama

5 unit 25 m2 x 5 = 125 m2 HMC

Lift 20 m² /

unit

utama

10

unit

20 m2 x 10 = 200 m2 HMC

R. AHU 20 m² /

unit

utama

10

unit

20 m2 x 10 = 200 m2

Shaft 3 m²/

unit

10

unit

3 m2 x 10 = 30 m2

R. Chiller 20 m² /

unit

utama

1 unit 20 m2 x 1 = 20 m2

Lift Barang 9 m²/

unit

10

unit

9 m2 x 10 = 90 m2

Tangga

Darurat

24 m²/

unit

10

unit

24 m2 x 10 = 240 m2

Jumlah 1.100 m2

Sirkulasi 30% 330 m2

Total 1.430 m2

Jumlah Kelompok Kegiatan Pelayanan

Jumlah 3.798,14 m2

Sirkulasi 50% 1.899,07 m2

Total 5.697,21 m2 ≈ 5.697 m2

Kelompok Area Parkir Berdasarkan peraturan standar parkir yang dikeluarkan oleh Keputusan Direktur

Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272/HK.105/DRJD/96 mengenai Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkiruntuk bangunan hotel adalah berdasarkan kebutuhan ruang parkir. Tabel ukuran kebutuhan ruang parkir sumber Direktur Jenderal Perhubungan Darat RI sebagai berikut:

No. Peruntukkan Satuan Ruang Parkir (SRP) Kebutuhan Ruang

Parkir

1. Pusat Perdagangan

Pertokoan SRP / 100 m2 luas lantai efektif

3,5 – 7,5

Pasar Swalayan SRP / 100 m2 luas lantai efektif SRP / 100 m2 luas lantai efektif SRP / 100 m2 luas lantai efektif

3,5 – 7,5

Pasar SRP / 100 m2 luas lantai efektif

3,5 – 7,5

2. Pusat Perkantoran

Pelayanan Bukan Umum SRP / 100 m2 luas lantai

1,5 – 3,5 Pelayanan Umum SRP / 100 m2 luas lantai

1,5 – 3,5 3. Pusat Pertemuan

Non Padat SRP / 100 m2 luas lantai SRP / 100 m2 luas lantai

5,0 – 7,5 Padat SRP / 100 m2 luas lantai

7,5 – 10 4. Sekolah SRP / mahasiswa

0,7 – 1,0 5. Hotel atau Penginapan SRP / kamar 0,2 – 1,0

Sumber: Analisa Pribadi

Tabel 4.18 Standart SRP Bangunan Hotel dan Tempat Penginapan

Page 41: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

6. Rumah Sakit SRP / tempat tidur

0,2 – 1,3 7. Gedung Pertunjukan SRP / tempat duduk 0,1 – 0,4

No. Jenis Kendaraan SRP (m2)

1. 2. 3.

a. Mobil penumpang untuk golongan I b. Mobil penumpang untuk golongan II c. Mobil penumpang untuk golongan III Bus/ Truk Sepeda Motor

2,3 x 5 2,5 x 5 3,0 x 5

3,4 x 12,5 0,75 x 2

Berdasarkan table di atas, maka perhitungan untuk kebutuhan ruang parkir adalah sebagai berikut:

Jenis Ruang Standar Besaran Kapasitas Perhitungan Luas Sumber

Kelompok Area Parkir Hotel

Parkir Mobil 0,6 SRP/kamar

3m x 5,5m/mobil

300 kamar 0,6 SRP x 300 = 180 SRP

16,5m2 x 180 = 2.970 m2

DJPD

Parkir Motor 1,5m x 2m/motor

10% luas

parkir

mobil

10%x 2.970 m2 = 297 m2 TSS

Bus 42,5 m2/unit 5 unit 42,5 m2 x 5 = 212,5 m2 DA

Truk Barang 42,5 m2/unit 1 unit 42,5 m2 x 1 = 42,5 m2 DA

Kelompok Area Parkir Convention Center

Parkir Mobil 10 SRP/100 m2

3m x 5,5m/mobil

4400 m2 10 SRP x 44 = 440 SRP

16,5m2 x 440 = 7.260 m2

DJPD

Parkir Motor 1,5m x 2m/motor

10% luas

parkir

mobil

10%x 7.260 m2 = 726 m2 TSS

Bus 42,5 m2/unit 10 unit 42,5 m2 x 10 = 425 m2 DA

Truk Barang 42,5 m2/unit 3 unit 42,5 m2 x 3 = 127,5 m2 DA

Jumlah 12.090,5 m2

Tabel 4.20 Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kendaraan

Tabel 4.19 Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kendaraan

Sumber: Dinas Perhubungan Darat RI, 1996

Sumber: Dinas Perhubungan Darat RI, 1996

Page 42: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Sirkulasi 100% 12.090,5 m2

Total 24.181 m2

Jumlah seluruh kebutuhan ruang yang dibutuhkan :

Berdasarkan table perhitungan di atas, dapat diambil kesimpulan besaran ruang yang dibutuhkan untuk membangun Convention Hotel bintang 5 di Sleman yaitu:

No. Kelompok Kegiatan Jumlah

1. Kelompok Kegiatan Publik 1.491 m2

2. Kelompok Kegiatan Penunjang 21.120 m2

3. Kelompok Kegiatan Privat 15.959 m2

4. Kelompok Kegiatan Pengelola 1.805 m2

5. Kelompok Kegiatan Pelayanan 3.918 m2

Jumlah Kelompok Kegiatan 44.293 m2

Jumlah Area Parkir 24.181 m2

Total 68.474 m2

4.1.8 Pendekatan Hubungan Ruang Penyusunan ruang dalam perencanaan bangunan menggunakan pengelompokkan

kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam koordinasi hubungan, kegiatan dan fungsi ruang dalam perancangan. Untuk mengetahui hubungan antar kelompok ruang, dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

KEGIATAN UTAMA / PRIVAT

Unit Kamar - Standart Room - Deluxe Room - Junior Suite Room - Executive Suite Room

KEGIATAN PUBLIK

Parking Area

Hall

Lobby

Front Office Lobby - Receptionist - Reservation - Penitipan Barang - Cashier

Lounge

Ruang yang disewakan

KEGIATAN SERVIS

Staff Room

Housekeeping Office

Laundry and Dry Cleaning

Ruang Linen

Dapur

Storekeeper Office

Room boy

KEGIATAN PENGELOLA

Office

Administration Room

Meeting Room

Staff Office

Engineering Office

Security Office

Food and Beverage Office

KEGIATAN PENUNJANG

Restaurant

Coffee Shop

Bar

Meeting Room

Function Room

Banquet Hall

Saran Olahraga

Lavatory

Musholla

: Erat

: Cukup Erat

: Tidak Erat

Tabel 4.21 Jumlah Total Besaran Ruang

Sumber: Analisa Pribadi

Sumber :Analisa Pribadi

Page 43: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Adapun pola hubungan ruang dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Pola hubungan ruang digambarkan pada matriks hubungan ruang sebagai berikut : Keterangan :

: Hubungan Erat

: Hubungan Sedang

: Tidak Berhubungan

a. Fungsi Utama 1. Ruang Akomodasi (Hotel)

2. Convention Center

b. Fungsi Penunjang

1. Food and Baverage

Gambar 4.1 Diagram hubungan kelompok ruang Sumber: Analisa Pribadi

Page 44: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

2. Shopping Arcade

3. Fitness Center

4. Swimming Pool

5. Spa

Page 45: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

c. Fungsi Pengelola 1. Departemen Food and Baverage

2. Departemen Front Office

3. Departemen Personalia

Page 46: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

4. Departemen Housekeeping

5. Departemen Purchasing

6. Departemen Security

7. Departemen Engineering

Page 47: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

4.1.9 Pendekatan Sirkulasi Menurut Francis D.K. Ching dalam bukunya Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan

(Ching, 2008), sirkulasi merupakan pergerakan melalui ruang yang dimana jalur pergerakan yang dapat dianggap sebagai elemen penyambung inderawi yang menghubungkan ruang-ruang sebuah bangunan. Sirkulasi yang dipakai merupakan standar sirkulasi dalam membangun sebuah bangunan untuk mendapatkan kenyamanan secara fisik.

1. Sirkulasi Tamu

Sirkulasi manusia yang ada di Convention Hotel Bintang 5 di Sleman terdiri dari:

2. Sirkulasi pengelola dan pelayanan.

Gambar 4.3 Diagram Sirkulasi Pengelola dan Pelayanan Sumber: Analisa Pribdadi, 2016

Gambar 4.2 Diagram Sirkulasi Tamu Menginap Sumber: Analisa Pribdadi, 2016

Page 48: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

2. Sirkulasi Barang dan Makanan Sirkulasi dibagian ini sangat penting juga karena merupakan bagian yang berpengaruh jalannya proses kegaiatan di hotel, apabila sirkulasi dibagian ini sudah baik maka akan memperlancar segala kebutuhan hotel. Proses yang dimaksud disini adalah proses dari penerimaan barang sampai pada unit-unit kegiatan dan memerlukan pendistribusian barang bagian sirkulasi ini terdiri dari :

Sirkulasi makanan dan minuman; yaitu sirkulasi bahan makanan dan minuman baik yang masih mentah maupun yang sudah matang

Sirkulasi barang tamu

Sirkulasi barang-barang perlengkapan; yaitu sikulasi yang mencakup barang-barang atau perabot seperti meja, kursi, peralatan kamar, peralatan kebersihan dan perlengkapan kantor pengelola maupun karyawan.

4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual

Dasar pendekatan kontekstual adalah untuk memahami lokasi yang dibutuhkan sehingga gedung tersebut dapat dibangun pada lokasi yang sesuai dan strategis.

Gambar 4.4 Diagram Alur Sirkulasi Makanan Sumber: Analisa Pribdadi, 2016

Gambar 4.6 Diagram Sirkulasi Barang Sumber: Analisa Pribdadi, 2016

Gambar 4.5 Diagram Sirkulasi Barang Tamu Sumber: Analisa Pribdadi, 2016

Page 49: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

4.2.1 Pemilihan Lokasi Sesuai dengan fungsi Detail Tata ruang kota seperti yang telah disebutkan pada

bab sebelumnya, maka faktor-faktor yang berkaitan erat dalam menentukan lokasi dapat didasarkan pada beberapa aspek-aspek sebagai berikut :

a. Aspek pengembangan kota Lokasi memenuhi aturan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Sleman. Lokasi berada dalam lingkup rencana pengembangan kota, terletak di kawasan bisnis komersial serta mempunyai prospek dan potensi untuk pengembangan di masa yang akan datang.

b. Aspek pelayanan 1. Terletak pada lokasi perkantoran dan bisnis komersial sesuai dengan fungsinya

sebagai usaha akomodasi dengan fasilitas konvensi.

2. Terletak pada lokasi pelayanan jasa dan permukiman dengan aksesbilitas yang cukup tinggi sehingga mudah dalam pencapaian.

c. Aspek transportasi 1. Lokasi bangunan dekat dengan jalur transportasi umum.

2. Lokasi dapat dijangkau dari bandara dan pelabuhan serta sarana transportasi umum tanpa membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat terhindar dari kemacetan atau jalan-jalan yang padat kendaraan.

d. Aspek utilitas Lokasi bangunan berada dalam jangkauan jaringan utilitas kota yang lengkap

seperti jaringan air, jaringan listrik, jaringan telepon dan lainnya.

Pemilihan lokasi Convention Hotel Bintang 5 di Sleman mangacu pada beberapa karakteristik yang berfungsi sebagai pertimbangan dalam pemilihan tapak. Karakteristik tersebut antara lain: a. Lokasi (Bobot 40)

Lokasi merupakan daerah yang strategis anatara pusat kota, bisnis, ekonomi dan pariwisata karena target pengunjung hotel adalah para wisatawan baik asing maupun domestik serta para pebisnis atau investor asing. Oleh karena itu, dibutuhkan lokasi yang mudah diakses baik dari pusat kota, bisnis, ekonomi dan pariwisata, agar memudahkan dalam pencapaian menuju ke lokasi convention hotel.

b. Aksesibilitas (Bobot 30) Merupakan kemudahan dalam pencapaian tapak, yang dapat didukung dengan

keberadaan transportasi umum di sekitar tapak, pencapaian melalui akses jalan tol, kondisi jalan dan kapasitas jalur sirkulasi yang baik.

c. Fasilitas Pendukung Sekitar (Bobot 20) Merupakan keberadaan fasilitas pendukung yang sudah ada di sekitar lingkungan

tapak. Misalnya terdapat pusat oleh-oleh, pusat hiburan, rumah peribadatan atau fasilitas pendukung lainnya.Hal ini berguna untuk memudahkan pengunjung convention hotel dalam memenuhi kebutuhan lainnya.

d. Ketersediaan Lahan (Bobot 10) Dibutuhkan luasan lahan yang sesuai dengan kebutuhan ruang yang dibutuhkan,

sehingga luasan tapak harus dapat menampung luasan besaran kebutuhan ruang dan masukan regulasi pada penggunaan lahan tersebut.

Penentuan luas tapak ditentukan dari besaran ruang yang telah didapat, yaitu

sebagai berikut:

Page 50: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

No. Kelompok Kegiatan Jumlah

1. Kelompok Kegiatan Publik 827,35 m2

2. Kelompok Kegiatan Penunjang 4.807,35m2

3. Kelompok Kegiatan Privat 5.959,2 m2

4. Kelompok Kegiatan Pengelola 1.407,05 m2

5. Kelompok Kegiatan Pelayanan 2.724,12m2

Jumlah Kelompok Kegiatan 15.725,08 m2

Jumlah Area Parkir 3.633,02 m2

Total 19.358,10 m2

Pembagian Lantai

Lantai basement terdiri dari 2 lantai yaitu area parkir dan kegiatan pelayanan (servis): 24.181 m2 + 5.697 m2 = 29.878 m2

= @ lantai 14.939 m2

Bagian podium terdiri dari 2 lantai yaitu kegiatan penunjang (kecuali convention center dan wedding chapel), kegiatan pengelola dan kegiatan publik: 13.090,69 m2 + 2.415 m2 + 1.491 m2= 16.996,69 m2

= @ lantai 6.545,34 m2

Luas lantai dasar = luas dasar podium + convention center + wedding chapel = 6.545,34 m2 + 13.459,79 m2 + 336,1 m2

= 20.341,23 m2

Luas lahan yang dibutuhkan = luas lantai dasar : KDB = 20.341,23 m2 : 60% = 33.902,05 m2

Kelompok kegiatan privat beserta kegiatan pelayanan (servis) direncanakan akan terdiri dari 8 lantai. Sedangkan pada lantai teratas direncanakan untuk swimming pool dan sky lounge.

4.2.2. Pemilihan Tapak Berdasarkan karakteristik pemilihan lokasi yang telah ditentukan di atas, terpilihkan

3 alternatif tapak yang sesuai untuk Convention Hotel Bintang 5 di Sleman adalah sebagai berikut:

a. Alternative Tapak 1

Tapak alternative 1 berada di Jalan Raya Ringroad dengan luas ± 89.641,42 m2 dan batas-batas pada tapak adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Jalan Raya Ringroad b. Sebelah Timur : Hartono Mall c. Sebelah Barat : Jalan Kaliurang d. Sebelah Selatan : Permukiman Warga

Tabel 4.22 Jumlah Besaran Ruang Convention Hotel Bintang 5 di Sleman

Sumber :Analisa Pribadi

Page 51: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Peraturan di sekitar Jalan Raya Ringroad di Kabupaten Sleman , yaitu:

a. Jalan Raya Ringroad merupakan jalan lingkar luar yang menjadi jalan sekunder kolektor.

b. Perdagangan dan jasa serta permukiman KDB yang direncanakan adalah 60%. c. Perdagangan dan jasa termasuk perhotelan memiliki rencana KLB maksimal 10 lantai

dan KLB 3,6. d. Garis sempadan muka bangunan terhadap sempadan jalan dihitung dari as jalan

sampai dengan dinding terluar bangunan yang besarnya ditetapkan berdasarkan fungsi jalan kolektor sekunder sepanjang 23 meter.

Bagian depan eksisting terdapat rumah sakit, bank, perkantoran dan sekolah, dengan lebar jalan ±18 m. Pada bagian timur terdapat pusat perbelanjaan yang dibatasi oleh Jalan dengan lebar jalan ±8 m. Tapak terletak 6,82 km dari Tugu Jogja Kembali dan berjarak 8,3 km dari Malioboro. Sedangkan dari akomodasi transportasi, tapak berjarak

Gambar 4.7 Tapak Alternatif 1 Sumber : googleearth.com, 2016

Gambar 4.8 Peta Digital Tapak Alternatif 1 Sumber : dokumentasi pribadi

Page 52: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

6,47 km dari Bandara Adisucipto, berjarak 8,4 km dari Stasiun Tugu dan 6,5 km dari Stasiun Maguwo.

Tabel 4.23 Ketentuan Lahan Tapak Alternatif 1

Luas Lahan

KDB

Total Luas Lantai Dasar

KLB Total Luas Lantai

Tinggi Lantai Maksimum

GSB

89.641,42 m2

60% 53.784,85 m2

3,6 193.625,46 m2

10 lantai 23 m

Sumber: Analisa Pribadi, 2016

b. Alternative Tapak 2 Tapak alternative 2 berada di Jalan Laksda Adisucipto dengan luas ± 64.953,65 m2

dan batas-batas pada tapak adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Jalan Laksda Adiucipto b. Sebelah Timur : Permukiman Warga c. Sebelah Barat : Permukiman Warga d. Sebelah Selatan : Permukiman Warga

Gambar 4.9 Tapak Alternatif 2 Sumber : googleearth.com, 2016

Page 53: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Peraturan di sekitar Jalan Laksda Adisucipto , yaitu:

a. Jalan Laksda Adisucipto merupakan jalan lingkar luar yang menjadi jalan sekunder kolektor.

b. Perdagangan dan jasa serta permukiman KDB yang direncanakan adalah 60%. c. Perdagangan dan jasa termasuk perhotelan memiliki rencana KLB maksimal 10

lantai dan KLB 3,6. d. Garis sempadan muka bangunan terhadap sempadan jalan dihitung dari as jalan

sampai dengan dinding terluar bangunan yang besarnya ditetapkan berdasarkan fungsi jalan kolektor sekunder sepanjang 23 meter.

Bagian depan eksisting terdapat pertokoan, mall, hotel, kantor, dan sekolah, dengan lebar jalan ±18 m. Pada bagian timur terdapat pusat perbelanjaan yang dibatasi oleh Jalan dengan lebar jalan ±8 m. Tapak terletak 4,19 km dari Tugu Jogja Kembali dan berjarak 5,9 km dari Malioboro. Sedangkan dari akomodasi transportasi, tapak berjarak 3,47 km dari Bandara Adisucipto, berjarak 6,02 km dari Stasiun Tugu dan 3,5 km dari Stasiun Maguwo.

Tabel 4.24 Ketentuan Lahan Tapak Alternatif 1

Luas Lahan

KDB

Total Luas Lantai Dasar

KLB Total Luas Lantai

Tinggi Lantai Maksimum

GSB

64.953,65 m2

60% 38.972,19 m2

3,6 140.299.88 m2

10 lantai 23 m

Sumber: Analisa Pribadi, 2016

c. Alternatif Tapak 3 Tapak alternative 3 berada di Jalan Raya Solo dengan luas ± 53.387,78 m2 dan

batas-batas pada tapak adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Permukiman Warga

Gambar 4.10 Peta Digital Tapak Alternatif 2 Sumber : dokumentasi pribadi

Page 54: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

b. Sebelah Timur : Permukiman Warga c. Sebelah Barat : Pusat Oleh-oleh Yogyakarta d. Sebelah Selatan: Jalan Raya Solo dan Bandara Adisucipto

Peraturan di sekitar Jalan Raya Solo , yaitu:

a. Jalan Raya Solo merupakan jalan lingkar luar yang menjadi jalan sekunder kolektor.

Gambar 4.11 Tapak Alternatif 3 Sumber : googleearth.com, 2016

Gambar 4.12 Peta Digital Tapak Alternatif 1 Sumber : dokumentasi pribadi

Page 55: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

b. Perdagangan dan jasa serta permukiman KDB yang direncanakan adalah 60%. c. Perdagangan dan jasa termasuk perhotelan memiliki rencana KLB maksimal 8

lantai dan KLB 3,6. d. Garis sempadan muka bangunan terhadap sempadan jalan dihitung dari as jalan

sampai dengan dinding terluar bangunan yang besarnya ditetapkan berdasarkan fungsi jalan kolektor sekunder sepanjang 23 meter.

Bagian depan eksisting terdapat bandara, bank, kantor, dan pusat oleh-oleh, dengan lebar jalan ±18 m. Pada bagian timur terdapat pusat perbelanjaan yang dibatasi oleh Jalan dengan lebar jalan ±8 m. Tapak terletak 6,31 km dari Tugu Jogja Kembali dan berjarak 7,78 km dari Malioboro. Sedangkan dari akomodasi transportasi, tapak berjarak 1,27 km dari Bandara Adisucipto, berjarak 8,14 km dari Stasiun Tugu dan 1,3 km dari Stasiun Maguwo.

Tabel 4.25 Ketentuan Lahan Tapak Alternatif 3

Luas Lahan

KDB

Total Luas Lantai Dasar

KLB Total Luas Lantai

Tinggi Lantai Maksimum

GSB

53.387,78 m2

60% 32.032,66 m2

3,6 115.317,6 m2

8 lantai 23 m

Sumber: Analisa Pribadi, 2016 4.2.3 Pendekatan Tapak Terpilih

Penilaian terhadap kedua tapak lokasi tersebut ditentukan dengan beberapa pertimbangan. Mengingat sasaran dari pengguna convention hotel adalah wisatawan domestik maupun asing dan para pebisnis yang memiliki tujuan di pusat kota, memerlukan lokasi yang strategis dekat dengan pusat kota dan perkantoran serta sarana prasarana kota, namun tidak menyimpang dari rencana perkotaan yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot nilai 1-3 dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 4.26 Kriteria Pemilihan Tapak

Kriteria

(Bobot %)

Alternative

Tapak 1

Alternative

Tapak 2

Alternative

Tapak 3

N B x N N B x N N B x N

Lokasi 40% 3 120 3 120 3 90

Aksesibilitas 30% 3 90 2 60 3 90

Fasilitas Pendukung Sekitar

20% 2 40 3 60 2 40

Ketersediaan Lahan 10% 3 30 2 20 2 20

Total 280 220 240

Keterangan : 3 = baik, 2 = kurang baik, 1 = tidak baik. Sumber: Analisa Pribadi, 2016

Dari penilaian empat aspek terhadap 3 alternatif tapak diatas, yang memiliki

potensi paling besar adalah alternative tapak pertama. Tapak ini terletak di Jalan Raya Ringroad yang merupakan jalan kolektor sekunder yang mudah diakses oleh pengunjung.

Page 56: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

4.2.4. Pendekatan Pengolahan Tapak Persyaratan pengolahan tapak yang diatur dalam standar Greenship untuk

bangunan baru, antara lain : 1) Membangun di dalam kawasan perkotaan dilengkapi minimal 8 (delapan) dari 11

prasarana sarana kota. Atau membangun dalam kawasan perkotaanyang berkepadatan <300 orang/ha sehingga tingkat kepadatan hunian >300 orang/Ha. (ASD 1 : Site Selection)

2) Terdapat minimal 7 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak. Membuka akses pejalan kaki selain ke jalan utama di luar tapak yang menghubungkan-nya dengan jalan sekunder dan/atau lahan milik orang lain sehingga tersedia akses ke minimal 3 fasilitas umum sejauh 300 m jarak pencapaian pejalan kaki. Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses pejalan kaki yang aman dan nyaman selama minimum 10 jam sehari. (ASD 2 : Community Accessibility)

3) Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 300 m (walking distance) dari gerbang lokasi bangunan dengan tidak memperhitungkan panjang jembatan penyeberangan dan ramp.

Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung untuk menuju ke stasiun transportasi umum terdekat yang aman dan nyaman sesuai dengan Peraturan Menteri PU 30/PRT/M/2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Lampiran 2B. (ASD 3 : Public Transportation).

4.3 Pendekatan Aspek Kinerja

Pendekatan kinerja merupakan pendekatan untuk membahas kinerja atau utilitas yang akan digunakan pada Convention Hotel Bintang 5 di Sleman ini. Terdapat beberapa sistem kinerja yang akan dibahas, yaitu sistem pencahayaan, penghawaan, akustik, jaringan air bersih, jaringan air kotor, pembuangan sampah, proteksi kebakaran, penangkal petir, komunikasi, keamanan bangunan, transportasi dan jaringan listrik. Dalam pendekatan aspek kinerja Convention Hotel Bintang 5 di Sleman ditekankan pada peraturan Greenship Building Regulation. Berikut ini adalah standar Greenship untuk bangunan baru.

Tabel 4.26 Kriteria Bangunan Green

KODE KRITERIA

Appropriate Site Development (Tepat Guna Lahan)

ASD P Basic Green Area (Area Dasar Hijau)

ASD 1 Site Selection (Pemilihan Tapak)

ASD 2 Community Accessibility (Aksesbilitas Masyarakat)

ASD 3 Public Transportation (Transportasi Publik)

ASD 4 Bicycle (Penggunaan Sepeda)

ASD 5 Site Landscaping (Lansekap Tapak)

ASD 6 Micro Climate (Iklim Mikro)

Page 57: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

ASD 7 Stormwater Management (Pengelolaan Air Hujan)

Energy Efficiency and Conservation (Efisiensi dan Penghematan Energi

EEC P1 Electrical Sub Metering (Pengukuran Sistem Elektrikal)

EEC P2 OTTV Calculation (Perhitungan OTTV)

EEC 1 Energy Efficiency Measure(Pengukuran Efisiensi Energi)

EEC 2 Natural Lighting (Pencahayaan Alami)

EEC 3 Ventilation (Ventilasi)

EEC 4 Climate Change Impact (Dampak Perubahan Iklim)

EEC 5 On Site Renewable Energy (Energi terbarukan pada Tapak)

Water Conservation (Penghematan air)

WAC P1 Water Metering (Pengukuran Penggunaan Air)

WAC P2 Water Calculation(Perhitungan Penggunaan Air)

WAC 1 Water Use Reduction (Pengurangan Penggunaan Air)

WAC 2 Water Fixtures (Pemasangan Instalasi Air)

WAC 3 Water Recycling (Pendaur-ulangan Air)

WAC 4 Alternative Water Resource (Sumber Air Alternatif)

WAC 5 Rainwater Harvesting (Penyimpanan Air Hujan)

WAC 6 Water Efficiency Landscaping (Efisiensi Air untuk lansekap)

Material Resource and Cycle (Sumber dan Daur-ulang Material)

MRC P Fundamental Refrigerant (Refrigeran berkualitas)

MRC 1 Building and Material Reuse(Penggunaan Material Bekas)

MRC 2 Environmentally Friendly Material(Material Ramah

Lingkungan)

MRC 3 Non ODS Usage (Tidak Menggunakan ODS)

MRC 4 Certified Wood (Sertifikat Kayu)

MRC 5 Prefab Material (Material Prepabrikasi)

MRC 6 Regional Material (Material Dalam Negeri)

Indoor Health and Comfort (Kesehatan dan Kenyamanan Ruang Dalam)

Page 58: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

IHC P Outdoor Air Introduction (Introduksi Udara Luar)

IHC 1 CO2 Monitoring (Pengotrol Kadar CO2)

IHC 2 Environmental Tobacco Smoke Control (Pengendalian Asap

Rokok)

IHC 3 Chemical Pollutants (Pencemaran Zat Kimia)

IHC 4 Outside View (pandangan Jarak Jauh)

IHC 5 Visual Comfort (Kenyamanan Visual)

IHC 6 Thermal Comfort (Kenyamanan Suhu Udara)

IHC 7 Acoustic Level (Tingkat Kebisingan)

Building Environmental Management (Pengelolaan Lingkungan)

BEM P Basic Waste Management (Pengelolaan Dasar Limbah

Buangan)

BEM 1 GP as a Member of The Project Team (GP sebagai anggota

Tim Proyek )

BEM 2 Pollution of Construction Activity (Pencemaran Kegiatan

Konstruksi)

BEM 3 Advanced Waste Management(Pengelolaan Limbah Terpadu)

BEM 4 Proper Commissioning(Pemeriksaan secara Menyeluruh)

BEM 5 Submission Green Building Data (Penyerahan Data Bangunan

Hijau)

BEM 6 Fit Out Agreement (Hasil Perjanjian)

BEM 7 Occupant Survey (Survei Pengguna Bangunan)

Sumber: (Taufik, 2014)

4.3.1 Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan pada Convention Hotel Bintang 5 di Sleman ini

ada dua macam sistem, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. a. Pencahayaan Alami

Penggunaaan cahaya alami secara optimal sehingga minimal 30% luas lantai

yang digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas cahaya alami minimal sebesar

300 lux. Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan software.(EEC

2 : Natural Lighting) Pencahayaan alami didapatkan melalui bukaan yaitu penggunaan

jendela kaca, penggunaan skylight pada bangunan, penggunaan sun shading untuk

mengurangi efek sengatan dari bukaan bangunan dan penggunaan oversteek untuk

mengurangI penyinaran matahari secara langsung. Ruangan yang dapat

Page 59: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

memaksimalkan pencahayaan alami yaitu lobby, restoran, café and bar, ruang fitness

dan unit kamar.

b. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan menggunakan lampu penerangan yang bersifat diffuser

(tidak menyilaukan). Pencahayaan buatan pada ruang-ruang dalam hotel konvensi dapat diatur sesuai dengan karakter ruang yang ada. Ruangan tersebut diantaranya yaitu meeting room, ballroom, ruang pengelola, lavatory, musholla, janitor, gudang dan beberapa ruang servis lainnya.

Untuk penghematan energy, terdapat sensor gerak yang mampu mengontrol lampu. Jika ruangan tersebut kosong, tidak ada pergerakan maka lampu akan mati, namun jika sensor mendapati adanya gerakan, maka lampu akan otomatis menyala. Sistem tersebut akan diterapkan pada beberapa ruangan service, yaitu lavatory, musholla, janitor dan ruang karyawan. Pencahayaan buatan juga menggunakan lampu hemat energy, yaitu lampu LED (Light Emitting Diode) yang dapat menghemat energy hingga 85% jika dibandingkan bola lampu tradisional. Selain itu,

1. menggunakan lampu dengan daya pencahayaan sebesar 30%, yang lebih hemat daripada daya pencahayaan yang tercantum dalam SNI 03 6197-2000. (EEC 1-3-2 : Non Natural Lighting).

2. Menggunakan 100% ballast frekuensi tinggi (elektronik) untuk ruang kerja. 3. Zonasi pencahayaan untuk seluruh ruang kerja yang dikaitkan dengan sensor

gerak (motion sensor). 4. Penempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat buka

pintu. (EEC 1-3-2 : Non Natural Lighting) 5. Menggunakan material lampu yang kandungan merkurinya pada toleransi

maksimum yang disetujui GBC Indonesia dan tidak menggunakan material yang mengandung asbestos dan styrene. (IHC 3 : Chemical Pollutans)

6. Menggunakan lampu dengan iluminansi (tingkat pencahayaan) ruangan sesuai dengan SNI 03-6197-2000 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. (IHC 5 : Visual Comfort)

4.3.2 Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan yang digunakan pada Convention Hotel Bintang 5 di Sleman ini ada dua macam, yaitu sistem penghawaan alami dan penghawaan buatan.

a. Penghawaan Alami Sistem penghawaan alami digunakan pada bagian-bagian bangunan yang

memungkinkan hal tersebut seperti lounge, café and bar, pool resto, dan lain-lain. Sinar matahari secara langsung dapat meningkatkan suhu ruang dengan cepat sehingga diperlukan metode untuk mereduksi suhu panas dari sinar matahari tersebut. Metode yang digunakan antara lain dengan menggunakan sun shading, penggunaan kaca reflektor dan vegetasi. Penghawaan alami juga mempengaruhi penghematan energi listrik yang digunakan untuk menyejukkan ruangan. Sistem ini digunakan pada dapur, gudang dan lavatory.

Penghawaan alami yang dapat diterapkan pada bangunan hotel konvensi yang tercantum dalam kriteria “Greenship untuk Bangunan Baru” antara lain:

1) Memasang tanda “Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung” dan tidak menyediakan bangunan atau area khusus untuk merokok di dalam gedung. Apabila tersedia, bangunan/area merokok di luar gedung, minimal berada pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air intake, dan bukaan jendela. (IHC 2 : Environmental Tobacco Smoke Control).

Page 60: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

2) Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu 250C dan kelembaban relative 60%.

b. Penghawaan Buatan Penghawaan buatan hanya dilakukan pada tempat-tempat tertentu yang membutuhkan pengkodisian udara maksimal. Sistem tata udara disesuaikan dengan tingkat kebutuhan suatu ruang. Sistem tata udara dibagi dua yaitu sistem tata udara langsung dan tidak langsung.

1) Sistem tata udara langsung (direct cooling) Sistem yang dimaksud ini adalah dengan menggunakan AC (Air

Conditioner) dan exhaust fan serta blower pada ruang tertentu.. Penggunaan AC dibagi menjadi dua jenis yaitu AC split dan AC sentral. AC split biasanya juga disebut dengan AC setempat karena udara dikondisikan hanya pada salah satu ruangan, seperti pada ruangan retail, ruang pengelola, unit kamar. Sedangkan AC sentral merupakan sistem yang memerlukan Menara pendingin (water cooling tower) yang ditempatkan di luar bangunan. Pada bangunan ini, AC sentral diletakkan di ruang-ruang public seperti lobby, koridor, function room. Untuk mengalirkan udara, sistem ini menggunakan sistem ducting. Sedangkan exhaust fan digunakan pada lavatory, pantry, dapur dan ruang-ruang servis untuk mekanikal elektrikal dan blower digunakan pada ruang generator.

2) Sistem tata udara tidak langsung (indirect cooling) Seperti AHU, chiller, kondensor dan cooling tower, digunakan pada ruang-

ruang yang besar seperti restoran, ruang konvensi, lobby dan ruang lainnya yang dianggap perlu.

Penghawaan buatan yang dapat diterapkan pada bangunan hotel konvensi yang tercantum dalam kriteria “Greenship untuk Bangunan Baru” antara lain : a) Menggunakan peralatan air conditioning dengan COP minimum 10% lebih

besar dari standar SNI 03-6390-2000. b) Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga, koridor, dan lobi

lift, serta melengkapi ruangan tersebut dengan ventilasi alami ataupun mekanik.

c) Tidak menggunakan Chloro Fluoro Carbon (CFC) sebagai refrigeran. d) Ruangan dengan kepadatan tinggi, yaitu < 2.3 m2 per orang dilengkapi dengan

instalasi sensor gas karbon dioksida (CO2) yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga konsentrasi CO2 di dalam ruangan tidak lebih dari 1.000 ppm, sensor diletakkan 1,5 m di atas lantai dekat return air grille atau return air duct. (IHC 1 : CO2 Monitoring)

e) Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi introduksi udara luar minimal sesuai dengan Standar ASHRAE 62.1-2007 atau Standar ASHRAE edisi terbaru. (IHC P : Outdoor Air Introduction)

4.3.3 Sistem Akustik Sistem akustik diterapkan pada ruang-ruang yang memiliki tingkat kebisingan yang

cukup tinggi seperti ruang konvensi dan ruang-ruang lainnya yang dianggap perlu. Sistem akustik diaplikasikan pada ruang-ruang tersebut dengan memanfaatkan bahan-bahan peredam suara seperti : 1) Finishing lantai dengan menggunakan karpet. 2) Dinding dengan menggunakan bahan kayu, pemakaian material kaca dan konstruksi

dinding berbahan karet atau busa. 3) Plafon dengan menggunakan bahan kayu atau gypsum board yang bertekstur atau

bermotif.

Page 61: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

4.3.4 Sistem Jaringan Air Bersih Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PAM atau sumur artetis dengan

kedalaman 100 meter. Dalam sistem pendistribusian air bersih terdapat dua macam, yaitu:

a. Down Feed System Air bersih yang berasal dari PAM masuk ke dalam distribusi bangunan dan

ditampung pada ground reservoir, lalu dengan menggunakan pompa dialirkan dan ditampung di water tank, yang terletak di atap bangunan. Selanjutnya, distribusi air menurun ke bawah menggunakan hukum gravitasi. Dalam penyaluran ke bawah, sistem ini tidak bergantung pada listrik dan menghasilkan kukuatan air tiap lantai relatif sama.

b. Up Feed Syste Air bersih yang berasala dari PAM masuk ke dalam distribusi bangunan dan

ditampung pada ground reservoir, lalu menggunakan pompa didistribusikan ke tiap lantai. Sistem ini efektif untuk bangunan bertingkat rendah, namun memiliki ketergantungan pada aliran listrik dan kekuatan air menjadi kecil, bila terbatas (pada bangunan tingkat tinggi)

Persyaratan sistem jaringan air bersih yang diatur dalam standar Greenship untuk bangunan baru, yaitu :

1. Mengontrol penggunaan air bersih dengan pemasangan alat meteran air yang ditempatkan pada lokasi tertentu di lokasi-lokasi tertentu pada sistem distribusi air. (WAC P1 : Water Metering).

2. Mengisi worksheet air standar GBCI yang telah disediakan. (WAC P2 : Water Calculation).

3. Konsumsi air bersih dengan jumlah tertinggi 80% dari sumber primer tanpa mengurangi jumlah kebutuhan per orang. Penurunan konsumsi air bersih dari sember primer sebesar 5% pada poin 1 akan mendaptakan nilai 1 dengan nilai maksimum sebesar 7. (WAC 1 : Water Use Reduction).

4. Penggunaan water fixture (kran dan shower) yang sesuai dengan kapasitas buangan dibawah standar maksimum untuk penghematan air. (WAC 2 : Water Fixtures).

5. Instalasi daur ulang air dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan seluruh sistem penyiraman (flushing), irigasi dan membuat menara air pendingin (make up cooling tower). (WAC 3 : Water Recycling).

6. Menggunakan salah satu dari tiga sumber air alternatif sebagai berikut : air kondensasi AC, air bekas wudhu atau air hujan. Menggunakan lebih dari satu sumber air dari ketiga alternatif di atas. (WAC 4 : Alternative Water Resources).

7. Instalasi penyimpanan air hujan untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama. (WAC 5 : Water Harvesting).

8. Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedung tidak berasal dari sumber air tanah dan/atau PDAM. Mengontrol kebutuhan air untuk lansekap yang tepat, sesuai dengan kebutuhan taman. (WAC 6 : Water Efficiency Landscaping).

4.3.5 Sistem Jaringan Air Kotor Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Sistem pembuangan air kotor (black water)

Page 62: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Air kotor / black water merupakan air buangan yang berasal dari kloset, urnal, bidet, dan alat buangan lainnya, diteruskan menuju shaft air kotor padat, disalurkan ke STP (Sewage Treatment Plant) dengan bahan kimia yang bersifat mengencerkan limbah. Selanjutnya, limbah dianggap layak di buang di roil kawasan.

b. Sistem pembuangan air bekas (grey water) Air bekas ialah air westafel, shower, air bekas cuci piring atau peralatan

masak. Air bekas ini dapat dibuang setelah treatment atau diloah kembali untuk dimanfaatkan kembali. Terdapat upaya penghematan air jika melakukan pengolahan kembali. Adapun beberapa cara untuk mengolah air bekas, yaitu: 1) Penyaringan oleh tanaman

Limbah ini dialirkan ke bak tanam, adapaun tanaman yang dapat menyerap zat kimia, diantaranya yaitu; Jaringoa, Lily Air, Pontederia, Melati air. kemudian tanaman akan menyerap nitrogen dan fosfor. Sehingga air yang tersisa adalah air limbah yang relatif aman untuk di salurkan ke selokan lingkungan.

2) Pengolahan khusus Membuat instalasi pengolahan yang disebut Sistem Pengolahan Air

Limbah (SPAL), dimana air bekas dialirkan ke bak penampungan inlet, lalu diolah ke sand filter dan water treatment. Setelah itu dialirkan ke bak penampungan outlet. Setelah itu dapat digunakan kembali untuk untuk menyiram tanaman dan mengguyur kloset.

3) Persyaratan sistem jaringan air kotor yang diatur dalam standar Greenship untuk bangunan baru, yaitu mengurangi beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi bangunan. (ASD 7 : Storm Water Management).

4.3.6 Sistem Pembuangan Sampah Karyawan kebersihan melakukan pemilihan sampah antara sampah basah dan

sampah keringuntuk mempermudah pengolahan samapah, Selanjutnya karyawan kebersihan mengambil sampah dari tiap lantai dan memasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-sampah tersebut dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA. Untuk bangunan bertingkat tinggi diperlukan: a. Terdapat boks-boks sampah yang terletak di tempat servis di setiap lantai. Masing-

masing boks dihubungkan oleh pipa penghubung dari beton atau PVC dengan diameter 10” – 14”. Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan dilengkapi dengan kran air untuk pembersih atau pemadam sementara jika terjadi kebakaran di lubang sampah tersebut.

b. Terdapat boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan atau gudang dilengkapi dengan kereta bak sampah.

Persyaratan sistem pembuangan sampah yang diatur dalam standar Greenship untuk bangunan baru, antara lain : 1. Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah sejenis

sampah rumah tangga berdasarkan jenis organik dan anorganik.(BEM P : Basic Waste Management)

2. Memiliki rencana manajemen sampah konstruksi yang terdiri atas: a) Limbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem

pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang dibuang ke

TPA, digunakan kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga.

Page 63: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

b) Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota. (BEM 2 : Pollution of Construction Activity)

3. Adanya instalasi pengolahan limbah organik di dalam tapak bangunan atau memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah organik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota.

4. Memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah anorganik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota. (BEM 3 : Advanced Waste Management)

4.3.7 Sistem Proteksi Kebakaran Penanganan terhadap kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran diusahakan dalam bentuk: 1) Penggunaan bahan bangunan yang tahan panas atau api pada suhu tertentu. 2) Rancangan sistem evakuasi dalam bangunan

Merupakan upaya penyelamatan pelaku kegiatan, sehingga mempermudah evakuasi serta meningkatkan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Sarana penunjang tersebut terdiri dari: a) Sumber daya listrik darurat

Sumber listrik ini dipergunakan untuk mengaktifkan semua peralatan bantu evakuasi.

b) Lampu darurat Pemasangan lampu diletakkan pada tangga darurat, jalan penghubung atau jalan yang dipergunakan oleh manusia pada saat kebakaran.

c) Pintu kebakaran Pintu ini harus dapat menutup secara otomatis dan dapat dibuka dengan kekuatan 10 kg, serta tahan api selama + 1-3 jam. Bukaan pintu ke arah tangga pada setiap lantai, kecuali pada lantai dasar pintu harus membuka kearah luar menuju lobby atau ke luar bangunan.

d) Tangga darurat Pada ruang tangga darurat diberikan penerangan, cerobong penghisap udara (Exhaust Fan) serta kedap terhadap asap dan pada top floor diberikan bukaan berupa pintu. Jarak pencapaian antara tangga maksimal 25 m dengan lebar tangga minimal 1,2 m.

3) Penyediaan alat pencegahan atau pengamanan terhadap bahaya kebakaran. Pencegahan kebakaran di dalam bangunan terdiri dari: a) Thermal detector, yaitu alat untuk mendeteksi panas yang ditimbulkan oleh api,

dimana bekerja secara otomatis. b) Smoke detector, alat ini untuk mendeteksi asap yang ditimbulkan oleh kebakaran,

dimana akan bekerja secara otomatis apabila ada asap yang terdeteksi dengan toleransi tertentu.

c) Sprinkler, yaitu alat untuk memadamkan api secara otomatis apabila tabung gelas pada alat tersebut terkena panas, maka akan pecah dan kemudian keluar air, dimana jarak antara sprinkler tidak lebih dari 2,3 m.

d) Kotak Hidran, yaitu sebuah kotak yang berisi selang dengan panjang + 25 m, dimana terletak pada area seluas 800 m2/unit.

e) Alat pemadam kebakaran ringan, Alat ini berupa tabung-tabung gas zat arang atau serbuk anti api dan dilengkapi dengan alat penyemprot. Untuk setiap area seluas 100 m2 disediakan satu alat tersebut.

f) Fire alarm, Penggunaan alat ini untuk memberitahukan apabila terjadi kebakaran.

Page 64: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

4.3.8 Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem faraday sebagai penangkal petir, yaitu berupa tiang setinggi 30 cm, kemudian dihubungkan dengan kawat menuju ke tanah. Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu jika terjadi sambaran petir maka medan listrik di dalam ruangan akan tetap netral sehingga kerusakan alat-alat listrik di dalam bangunan dapat diminimalisir.

4.3.9 Sistem Komunikasi

Terdapat dua sistem komunikasi yang digunakan, yaitu sistem internal dan sistem eksternal. Selain itu .terdapat wifi (jaringan komunikasi tanpa tabel) yang digunakan sebagai fasilitas para tamu dan oleh pengelola hotel sebagai koneksi pemesanan kamar melalui media internet. a. Komunikasi Internal

Penggunaan telepon untuk berkomunikasi antar ruang di dalam bangunan yaitu dengan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange). Digunakan pada ruang hunian kamar tamu yang terhubung dengan front office, dan untuk menunjang komunikasi antar divisi. Selain itu terdapat, LAN (Local Area Network) yaitu sistem komunikasi data, berupa pertukaran informasi dan data anatr komputer dalam satu bangunan untuk kepentingan pengelola administrasi.

b. Komunikasi Eksternal Komunikasi dari dan keluar bangunan. Alat komunikasi ini dapat berupa

telepon maupun faksimili. Hal ini digunakan untuk komunikasi keluar oleh pengelola maupun para tamu.

4.3.10 Sistem Keamanan Bangunan Sistem keamanan bangunan yaitu berupa penggunaan CCTV pada beberapa titik

yang ditentukan. Hal ini memudahkan dalam pemantauan secara menyeluruh tanpa kehadiran petugas keamanan yang berkeliling. CCTV ini akan terhubung dengan sistem BMS (Building Management System) dan BAS (Building Automatic System)

Sedangkan keamanan pada kamar huni tamu dengan sistem hotel lock, dimana kunci kamar merupakan kartu akses yang dipegang oleh penghuni kamar.

4.3.10 Sistem Transportasi

Sistem transportasi vertical yang digunakan pada city hotel adalah elevator (lift) dan tangga a. Elevator (lift)

Peletakan elevator pada bangunan ialah di area yang mudah terlihat, mudah dicapai dan dapat melayani tiap lantai. Untuk menghemat energi, digunakan sistem sensor gerak atau sleep mode pada lift, sehingga lift hanya beroperasi jika ditemukan sensor gerak pada radius jarak yang ditentukan. Lampu dalam lift juga akan mati secara otomatis saat lift tidak beroperasi.

b. Tangga Tangga digunakan sebagai tangga darurat, yang digunakan pada saat darurat

seperti kebakaran, lift tidak berfungsi, atau evakuasi ketika bencana alam seperti gempa terjadi.

Sedangkan sirkulasi horizontal dalam lantai bangunan menggunakan koridor. Koridor dapat memanjang di tengah bangunan, mengelilingi core atau memanjang di sisi luar bangunan.

Page 65: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

4.3.11 Sistem Jaringan Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui

transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke ruang genset lalu ke tiap-tiap lantai. Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch sistem yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus.

Generator set mempunyai kekuatan 70% dari keadaan normal. Hal yang harus diperhatikan bahwa generator set membutuhkan persyaratan ruang tersendiri, untuk meredam suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk mereduksi getaran dan suara ini dengan menggunakan double slab, dan dilapisi rockwall.

Dan pada kamar tidur tamu terdapat energy saving switch, berupa saklar yang digunakan untuk mengontrol aliran listrik dengan mendeteksi frekuensi dan juga identitas kartu. Sehingga, pada saat penghuni kamar pergi dan meninggalkan kamar dengan membawa kartu akses hotel, aliran listrik mati keseluruhan pada ruang kamar tersebut.

4.4 Pendekatan Aspek Teknis

Pendekatan aspek teknis berkaitan dengan teknis pembangunan convention hotel seperti

menganalisis struktur dan bahan bangunan yang akan digunakan sehingga akan dibahas

masalah struktur serta modul pembuatan ruangan.

4.4.1 Pendekatan Sistem Struktur Bangunan

Sistem struktur bangunan akan mempengaruhi terbentuknya bangunan, sehingga

akan mempengaruhi penampilan bangunan tersebut. ada beberapa persyaratan pokok

struktur, antara lain:

a. Keseimbangan, agar massa bangunan tidak bergerak.

b. Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat gaya luar dan punya daya tahan

terhadap gangguan alam, seperti gempa, angina, dan kebakaran.

c. Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan seluruh struktur yang menerima beban.

d. Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan besaran

ruang, fleksibelitas terhadap penyusunan kamar-kamar, pola sirkulasi, sistem

utilitas, dan lain-lain.

e. Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.

f. Estetika struktur dapat merupakan bagian integral dengan ekspresi arsitektur yang

serasi dan logis.

Sistem struktur suatu bangunan tinggi terdiri dari:

a. Sub struktur

Merupakan struktur bawah bangunan atau pondasi. Karakter struktur tanah dan

jenis tanah sangat menenyukan jenis podasi. Sub struktur pada bangunan ini

menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang adalah sistem pondasi

yang penyaluran gayanya melalui tiang. Prinsip penyaluran gayanya adalah beban

yang bekerja disalurkan melalui tiang ke lapisan tanah bagian dalam dengan daya

dukung yang besar.

b. Upper Structure

Merupakan pondasi atas bangunan. Upper Structure yang digunakan pada

bangunan ini adalah struktur rangka kaku (rigid frame structure). Struktur ini baik

untuk bangunan tinggi karena kekakuannya yang terbentuk dari permukaan grid

kolom dengan balok.

Page 66: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Sistem konstruksi yang direncanakan adalah sistem konstruksi beton. Konstruksi beton digunakan karena mempunyai keuntungan seperti bahan mudah didapat dan mudah adalam pelaksanaan, memiliki kesan kokoh, serta memungkinkan berbagai macam variasi finishing dalam mencapai penampilan karakter yang natural.

Persyaratan penggunaan material yang diatur dalam standar Greenship untuk bangunan baru, antara lain : 1. Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada

proses produksinya minimal bernilai 30% dari total biaya material. Sertifikat dinilai sah

bila masih berlaku dalam rentang waktu proses pembelian dalam konstruksi berjalan.

2. Menggunakan material yang merupakan hasil proses daur ulang minimal bernilai 5%

dari total biaya material.

3. Menggunakan material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya (SD)

terbarukan dengan masa panen jangka pendek (<10 tahun) minimal bernilai 2% dari

total biaya material. (MRC 2 : Environmentally Friendly Material)

4. Tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem gedung. (MRC 3 : Non

ODS Usage)

5. Material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya terbarukan.

6. Menggunakan bahan material kayu yang bersertifikat legal sesuai dengan Peraturan

Pemerintah tentang asal kayu (seperti faktur angkutan kayu olahan/FAKO, sertifikat

perusahaan, dan lain-lain) dan sah terbebas dari perdagangan kayu ilegal sebesar

100% biaya total material kayu.Jika 30% dari butir di atas menggunakan kayu

bersertifikasi dari pihak Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) atau Forest Stewardship

Council (FSC). (MRC 4 : Certified Wood)

7. Desain yang menggunakan material modular atau prafabrikasi (tidak termasuk

equipment) sebesar 30% dari total biaya material. (MRC 5 : Prefab Material)

8. Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada di

dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek minimal bernilai 50% dari total biaya

material.

9. Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada

dalam wilayah Republik Indonesia bernilai minimal 80% dari total biaya material.

(MRC 6 : Regional Material)

10. Emisi material bangunan yang rendah karena dapat mengganggu kenyamanan dan

kesehatan pekerja konstruksi dan pengguna gedung, seperti :

a) Cat dan coating yang mengandung kadar volatile organic compounds (VOCs)

rendah, ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBC Indonesia. (IHC 3 :

Chemical Pollutans).

b) Produk kayu komposit dan produk agrifiber dan laminating adhesive, memiliki

kadar emisi formaldehida rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi yang

diakui GBC Indonesia. (IHC 3 : Chemical Pollutans)

4.4.2 Sistem Modul

Modul merupakan salah satu penunjang untuk mendapatkan perencanaan ruang

yang efesien dan fleksibilitas tanpa mengurangi kenyamanan dan estetika. Modul ada

dua macam, yaitu:

a. Modul Vertikal

Page 67: BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN …eprints.undip.ac.id/51915/5/DYEN_RIZKY_MAHADIKA_21020112130076_BAB... · persediaan barang dari atau ke gudang, melakukan pencatatan transaksi,

Yaitu jarak antar lantai satu dengan lantai lain secara horizontal. Tinggi dari lantai ke

lantai dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

- Tinggi dari langit-langit (plafond) ke langit di atasnya, ruang pada plafond

digunakan sebagai perletakan jaringan Mechanical Electrical (ME). Tinggi dari

modul ini ditentukan oleh:

Besamya saluran-saluran dari servis mekanis (ducting AC, exhaust, kabel-kabel

listrik, dll.)

Besarnya dimensi dari balok portal penyangga lantai.

- Tinggi dari lantai ke plafond, ruang yang ada di antaranya digunakan sebagai unit

kamar hotel.

b. Modul Horizontal

Faktor yang mempengaruhi modul horizontal, adalah:

- Tata letak furniture - Aktivitas efektif dari ruang-ruang kamar, pengelola, dan penunjang - Jalur sirkulasi - Dimensi bahan bangunan dengan standar yang ada di pasaran.

Pemilihan bahan bangunan dalam perancangan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut: - Sesuai dengan sistem struktur, modul, dan konstruksi bangunan. - Kesan bangunan atau ruang yang ditampilkan dengan permainan tekstur dan warna. - Kekuatan dan kemudahan perawatan bahan bangunan yang digunakan.