bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran umum...

39
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak yang terletak pada Jl. Semarang-Purwodadi, memiliki tempat yang strategis yang berdekatan dengan Puskesmas Karangawen, SD Negeri Karangawen dan kantor polisi. Sekolahan ini memiliki 25 kelas yaitu 9 kelas 1, 8 kelas 2 dan 8 kelas 3 dengan jumlah siswi sebanyak 460 dan siswa 400. Hasil pencatatan kejadian anemia remaja putri di SMP Negeri 1 Karangawen sebanyak 80, penelitian ini dilakukan dengan membagi kuesioner secara proporsional pada 25 kelas terhadap siswi remaja putri dengan jumlah responden 213 yang sebelumnya siswi telah bersedia menjadi responden penelitian. 2. Karakteristik responden penelitian Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Remaja Putri di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213). Variabel n Median Standar Deviasi Minimum Maksimum Usia 213 13 0,896 12 15 Usia responden penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 13,06 tahun dengan median 13 tahun dan usia yang paling banyak mengikuti adalah 14 tahun. Usia termuda adalah 12 tahun dan usia tertua adalah 15 tahun dengan standar deviasi 0,896. Kategori usia selanjutnya disajikan sebagai berikut:

Upload: doankien

Post on 29-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak

yang terletak pada Jl. Semarang-Purwodadi, memiliki tempat yang

strategis yang berdekatan dengan Puskesmas Karangawen, SD Negeri

Karangawen dan kantor polisi. Sekolahan ini memiliki 25 kelas yaitu 9

kelas 1, 8 kelas 2 dan 8 kelas 3 dengan jumlah siswi sebanyak 460 dan

siswa 400. Hasil pencatatan kejadian anemia remaja putri di SMP Negeri 1

Karangawen sebanyak 80, penelitian ini dilakukan dengan membagi

kuesioner secara proporsional pada 25 kelas terhadap siswi remaja putri

dengan jumlah responden 213 yang sebelumnya siswi telah bersedia

menjadi responden penelitian.

2. Karakteristik responden penelitian

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Remaja Putri di SMP Negeri 1

Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

Variabel n Median Standar

Deviasi

Minimum Maksimum

Usia 213 13 0,896 12 15

Usia responden penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 13,06 tahun

dengan median 13 tahun dan usia yang paling banyak mengikuti adalah 14

tahun. Usia termuda adalah 12 tahun dan usia tertua adalah 15 tahun

dengan standar deviasi 0,896. Kategori usia selanjutnya disajikan sebagai

berikut:

42

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Remaja Putri di SMP Negeri 1

Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

Usia Frekuensi Persentase (%)

12 tahun 73 34,3

13 tahun 60 28,2

14 tahun 74 34,7

15 tahun 6 2,8

Total 213 100

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Sikap Remaja Putri

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi

Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak, April 2014

(n=213).

Variabel n Minimum Maksimum Median Standar Deviasi

Sikap 213 38 49 46 2,29

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor rata-rata sikap remaja

putri adalah 44,59 dengan nilai median 46. Skor terendah adalah 38 dan

skor tertinggi adalah 49. Standar deviasi berada pada angka 2,29. Hasil

uji kenormalan data didapatkan bahwa variabel sikap remaja memiliki

data tidak berdistribusi normal dengan p value sebesar 0,000 (< 0,05)

sehingga pengkategorian data didasarkan pada nilai median.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Remaja Putri dalam

Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak, April 2014 (n=213).

Sikap Remaja Putri Frekuensi Persentase (%)

Tidak Baik 101 47,4

Baik 112 52,6

Total 213 100

43

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki sikap yaitu 112 remaja putri (52,6%) menyatakan memiliki

sikap yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan tabel 4.5

bahwa remaja putri mengatakan pernah mengkonsumsi tablet Fe,

remaja putri pernah melihat ibunya juga meminum tablet Fe ketika

menstruasi supaya tidak lemas dan remaja putri pernah mendapatkan

penyuluhan tentang tablet Fe dari petugas kesehatan. Sebanyak 101

remaja putri (47,4%) menyatakan memiliki sikap yang tidak baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan tabel 4.5 remaja putri

menyatakan tidak mau mengkonsumsi tablet fe karena tablet Fe akan

meningkatkan nafsu makan, remaja putri kurang mencari informasi

tentang kegunaan tablet Fe melalui internet dan media karena

dimungkinkan fasilitas internet dan media di daerah Karangawen jarang

dan letaknya diperbatasan kota yang jaraknya cukup jauh, remaja putri

merasa tablet Fe menyebabkan kegemukan karena remaja putri

berpendapat bahwa setelah meminum tablet Fe nafsu makan remaja

akan meningkat sehingga terjadi kegemukan.

44

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri Dalam

Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak, April 2014 (n=213).

No Pernyataan Tidak Baik Baik

n % n %

1. Pengalaman pribadi remaja melihat ibu

konsumsi tablet Fe

6

2,8 207

97,2

2. Pengalaman pribadi remaja melihat

anggota keluarga konsumsi tablet Fe

52

24,4 161

75,6

3. Remaja putri pernah minum tablet Fe 3

1,4 210

98,6

4. Pengaruh keluarga tentang tablet Fe 58

27,5 155

72,8

5. Pengaruh keluarga karena tidak mengenal

tablet Fe

34

16 179

84

6. Pengaruh kebudayaan karena tablet Fe

menyebabkan kegemukan

70

32,9 143

67,1

7. Pengaruh kebudayaan karena tablet Fe

meningkatkan nafsu makan.

127

59,6 86

40,4

8. Pengaruh media massa tentang fungsi

konsumsi tablet Fe

119

55,9 94

44,1

9. Pengaruh media massa tentang fungsi

konsumsi tablet Fe pada usia remaja.

25

11,7 188

88,8

10. Ajaran tentang tablet Fe dari guru sekolah 45

21,1 171

78,9

11. Ajaran tentang konsumsi tablet Fe dari

petugas puskesmas terdekat.

18

8,5 195

91.6

12. Pernyataan emosional bahwa tablet Fe

tidak memberikan pengaruh kesehatan

21

9,9 292

90,1

13. Keyakinan positif tentang konsumsi tablet

Fe

55

25,7

158

74,2

14. Keyakinan negatif tentang konsumsi tablet

Fe

87

40 129

60

15. Evaluasi hasil tentang adanya manfaat

tablet Fe untuk remaja.

37

17,4 176

82,6

%

16. Evaluasi hasil tentang tidak adanya

manfaat tablet Fe untuk remaja.

16

7,5 197

92,5

b. Norma Subjektif

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Norma Subjektif Remaja Putri

Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen

Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

Variabel n Minimum Maksimum Median Standar

Deviasi

NormaSubjektif 213 26 30 28 0,92

45

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor rata-rata norma

subjektif remaja putri adalah 27,63 dengan nilai median 28. Skor

terendah adalah 26 dan skor tertinggi adalah 30. Standar deviasi berada

pada angka 0,92. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa variabel

norma subjektif remaja putri memiliki data tidak berdistribusi normal

dengan p value sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga pengkategorian data

didasarkan pada nilai median.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Norma Subjektif Remaja Putri dalam

Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak, April 2014 (n=213).

Norma Subjektif Remaja Putri Frekuensi Persentase (%)

Tidak Baik 104 48,8

Baik 109 51,2

Total 213 100

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki norma subjektif yaitu 109 remaja putri (51,2%) menyatakan

memiliki norma subjektif yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan tabel 4.8 bahwa remaja putri merasa perlu meniru

temannya yang mengikuti ibunya mengkonsumsi tablet Fe ketika mens,

remaja putri menyatakan ingin mengkonsumsi tablet Fe karena

keluarganya memiliki pengalaman yang baik ketika meminumnya,

remaja putri juga yakin bahwa di usia mereka yang sekarang juga perlu

untuk mengkonsumsi tablet Fe sama seperti yang dilakukan ibunya.

Sebanyak 104 remaja putri (48,8%) menyatakan memiliki norma

subjektif yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan

tabel 4.8 remaja putri menyatakan bahwa remaja putri mempunyai

anggapan bahwa tablet Fe bukan kebutuhan remaja karena remaja

berpendapat bahwa dengan olahraga saja sudah cukup, di dalam

keluarga ternyata remaja putri kurang mendapat dukungan dalam

mengkonsumsi tablet Fe karena anggota keluarganya tidak ada yang

46

mengkonsumsi tablet Fe ketika remaja dan remaja putri ada yang

menolak temannya saat diajak untuk mengkonsumsi tablet Fe karena

remaja putri takut akan gemuk setelah mengkonsumsi tablet Fe.

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Norma Subjektif Remaja

Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen

Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

No Pernyataan Tidak Baik Baik

n % n %

1. Keyakinan normatif dari ibu dalam konsumsi

tablet Fe

42 19,7 171

80,3

2. Keyakinan normatif dari ibu dalam konsumsi

tablet Fe dapat dilakukan pada usia remaja

21 9,9 192

91,1

3. Keyakinan normatif dari teman untuk

mengikuti ibunya mengkonsumsi tablet Fe

0

0

213

100

4. Ibu dan keluarga saya sebaiknya memberikan

semangat untuk mengkonsumsi tablet Fe

85

39,9 128

60,1

5. Adanya jaringan dukungan sosial dari semua

remaja agar mengkonsumsi tablet Fe.

95

44,6 118

55,4

6. Motivasi yang kurang dalam konsumsi tablet

Fe

13,1 29

184

86,9

7. Motivasi positif dalam konsumsi tablet Fe 42 19,7 171

80,3

8. Motif primer remaja untuk konsumsi tablet Fe

merupakan kebutuhan remaja

109

51,2 104

48,8

9. Motif primer dari diri remaja untuk konsumsi

tablet Fe

69 32,4 144

67,6

10. Motif sekunder dari orang-orang disekitar

remaja untuk konsumsi tablet Fe

8 3,8

205

96,2

c. Pengendalian Perilaku Yang Disadari

Tabel 4.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengendalian Perilaku yang Disadari

Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1

Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

Variabel n Minimum Maksimum Median Standar

Deviasi

Pengendalian Perilaku

yang Disadari

213 33 40 37 1,736

47

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor rata-rata pengendalian

perilaku yang disadari remaja putri adalah 37 dengan nilai median 37.

Skor terendah adalah 33 dan skor tertinggi adalah 40. Standar deviasi

berada pada angka 1,736. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa

variabel pengendalian perilaku remaja putri memiliki data tidak

berdistribusi normal dengan p value sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga

pengkategorian data didasarkan pada nilai median.

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengendalian Perilaku Yang Disadari

Remaja Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1

Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

Pengendalian Perilaku yang

Disadari Remaja Putri Frekuensi Persentase (%)

Tidak Baik 81 38,0

Baik 132 62,0

Total 213 100

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki pengendalian perilaku yang disadari remaja putri yaitu 132

remaja putri (62,0%) menyatakan memiliki pengendalian perilaku yang

baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan tabel 4.10 remaja

putri menyatakan bahwa remaja merasa yakin pada petugas kesehatan

dari Puskesmas akan memberi informasi jika bertanya tentang tablet Fe,

remaja yakin bahwa dengan mengkonsumsi tablet Fe dapat mengurangi

gejala seperti lemas saat menstruasi, remaja putri menyatakan perlu

meminta petugas untuk mempermudah distribusi tablet Fe pada remaja

sekolah. Sebanyak 81 remaja putri (32,0%) menyatakan memiliki

pengendalian perilaku yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan tabel 4.10 bahwa remaja putri menganggap tablet Fe tidak

dijual bebas dan harganya sangat mahal karena kebanyakan dijual di

apotek dan hanya dijual di Puskesmas, remaja putri merasa

mengkonsumsi tablet Fe dapat menyebabkan gemuk karena remaja

48

beranggapan setelah meminum tablet Fe nafsu makan menjadi

meningkat.

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengendalian Perilaku

yang Disadari Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP

Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

N

o Pernyataan

Tidak Baik Baik

n % n %

1. Persepsi manfaat yang positif dalam

mengkonsumsi tablet Fe

0

0 213

100

2. Persepsi manfaat yang negatif dalam

mengkonsumsi tablet Fe

98

46,6 115

54

3. Persepsi negatif dalam mengkonsumsi tablet Fe

karena bermanfaat hanya ketika menstruasi.

56 26,3 157

73,7

4. Persepsi manfaat yang baik untuk masa

pertumbuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe.

62

29,1 151

70,9

5. Persepsi negatif dalam mengkonsumsi tablet Fe

karena membuat badan gemuk.

125 58,7 88

41,3

6. Persepsi biaya bahwa tablet Fe sangat sulit

didapatkan.

80

37,6 133

62,4

7. Persepsi biaya bahwa tablet Fe dijual bebas dan

harganya murah.

117

54,9 96

45,1

8. Persepsi biaya bahwa untuk memperoleh tablet

Fe perlu menyisihkan uang

91

42,7 122

57,3

9. Persepsi biaya bahwa tablet Fe hanya ada di

Puskesmas.

109

51,2 104

48,8

10. Persepsi biaya bahwa tablet Fe diberikan oleh

petugas kesehatan.

83 39 130

61

11. Penghalang bagi remaja jika tidak terdaftar di

data Puskesmas maka tidak dapat tablet Fe.

59

27,7 154

72,3

12. Remaja merasa, petugas kesehatan akan

memberi informasi tentang konsumsi tablet Fe.

0

0

213

100

13. Penghalang bagi remaja bahwa tablet Fe

diberikan saat puskesmas buka pada jam kerja.

58

27,2 155

72,8

14. Remaja perlu meminta petugas untuk

mempermudah distribusi tablet Fe di sekolah.

22 10,3 191

89,7

d. Niat Remaja dalam Mengkonsumsi Tablet Fe

Tabel 4.12

Distribusi Responden Berdasarkan Intensi (niat) Remaja Putri

Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen

Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

Variabel n Minimum Maksimum Median Standar

Deviasi

Intensi 213 6 8 8 0,634

49

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor rata-rata niat remaja

putri dalam mengkonsumsi tablet Fe adalah 7,5 dengan nilai median 8.

Skor terendah adalah 6 dan skor tertinggi adalah 8. Standar deviasi

berada pada angka 0,634. Hasil uji kenormalan data didapatkan bahwa

variabel niat remaja putri memiliki data tidak berdistribusi normal

dengan p value sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga pengkategorian data

didasarkan pada nilai median.

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intensi (niat) Remaja Putri dalam

Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak, April 2014 (n=213).

Niat Remaja Putri Frekuensi Persentase (%)

Tidak Baik 90 42,3

Baik 123 57,7

Total 213 100

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki niat remaja putri yaitu 123 remaja putri (57,7%) menyatakan

memiliki niat yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan

tabel 4.14 bahwa remaja putri merasa konsentrasi belajar meningkat

jika mengkonsumsi tablet Fe, remaja putri merasa sehat jika

mengkonsumsi tablet Fe, remaja putri merasa perlu untuk mencari

informasi tentang manfaat konsumsi tablet Fe dari pengalaman orang

yang pernah mengkonsumsi. Sebanyak 90 remaja putri (42,3%)

menyatakan memiliki niat yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet

Fe. Berdasarkan tabel 4.14 remaja putri menyatakan bahwa tidak

berminat mencari informasi dari media dan berita untuk mengetahui

kegunaan tablet Fe karena remaja merasa memiliki keterbatasan biaya

dalam memberi media berita seperti koran, majalah dan membayar

biaya internet. Remaja putri merasa minum tablet Fe hanya membuang

waktu dan biaya karena anggapan remaja bahwa biaya untuk

mengkonsumsi tablet Fe tidak murah. Remaja putri tidak berusaha

mencari wacana untuk menambah informasi tentang keutamaan

50

mengkonsumsi tablet tambah darah karena remaja beranggapan harus

mencari internet untuk mendapatkan informasi.

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Intensi (niat) Remaja Putri

Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen

Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

No Pernyataan Baik Tidak Baik

n % n %

1. Upaya mengenal manfaat positif konsumsi

tablet Fe untuk usia remaja.

213

100 0

0

2. Upaya mengenal manfaat positif konsumsi

tablet Fe agar tubuh terasa sehat.

212

99,5 1

0,5

3. Upaya mengenal manfaat positif konsumsi

tablet Fe dengan mencari wacana.

159

74,6 54

25,4

4. Tidak ada upaya untuk mencari media dan

berita untuk mengkonsumsi tablet Fe.

150

70,4 63

29,6

5. Upaya mencari pengalaman pada orang yang

sudah mengkonsumsi tablet Fe.

202

94,8 11

5,2

6. Penilaian pribadi remaja yang positif tentang

konsumsi tablet Fe

190

89,2 23

10,8

7. Penilaian pribadi remaja yang negatif tentang

tablet Fe karena membuang waktu dan biaya.

152

71,4 61

28,6

8. Remaja berniat konsumsi tablet Fe karena

anjuran dari petugas kesehatan.

194

91,1 19

8,9

9. Remaja berniat konsumsi tablet Fe dari semua

pengalaman dan informasi.

197

92,5 16

7,5

51

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan sikap remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak.

r = 0,088 nilai p = 0,200

Grafik 4.1

Hubungan Sikap Remaja Putri dengan Niat (niat) Remaja Putri dalam

Mengkonsumsi Tablet Fe di di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak, April 2014 (n=213)

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Corellations Rank

didapatkan nilai korelasi sebesar 0,088 dengan nilai p sebesar 0,200 (p

value > 0,05) sehingga dapat dinyatakan tidak ada hubungan antara

sikap remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan nilai korelasi sebesar 0,088

tersebut menunjukkan tingkat hubungan yang sangat rendah.

Berdasarkan diagram scatter plot dapat diketahui bahwa garis

kemiringan garis linier bergerak dari bawah keatas yang menunjukkan

hubungan yang positif antara dua variabel, yang artinya semakin kuat

sikap remaja putri, maka akan semakin kuat niat remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet Fe.

52

Tabel 4.15

Crosstab Variabel Sikap dengan Intensi (niat) Remaja Putri dalam

Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak, April 2014 (n=213).

Niat Remaja Putri

Total Baik Tidak Baik

Sikap

Remaja

Putri

Baik Count 69 43 112

Expected Count 64,7 47,3 112,0

% within Sikap RemajaPutri 61,6% 38,4% 100,0%

% of Total 32,4% 20,2% 52,6%

Tidak

Baik

Count 54 47 101

Expected Count 58,3 42,7 101,0

% within Sikap RemajaPutri 53,5% 46,5% 100,0%

% of Total 25,4% 22,1% 47,4%

Total Count 123 90 213

Expected Count 123,0 90,0 213,0

% within Sikap RemajaPutri 57,7% 42,3% 100,0%

% of Total 57,7% 42,3% 100,0%

Berdasarkan hasil crosstabs pada variabel sikap dengan niat remaja

dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa sikap remaja putri

yang tidak baik atau sikap tidak berniat, sejumlah 101 responden yang

terdiri dari intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe

sebanyak 47 responden dan diikuti dengan intensi yang baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 54 responden.

53

b. Hubungan norma subjektif remaja putri dengan intensi (niat) remaja

putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen

Kabupaten Demak.

r = 0,294** nilai p = 0,0001

Grafik 4.2

Hubungan Norma Subjektif Remaja Putri dengan Intensi (niat) Remaja

Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen

Kabupaten Demak, April 2014 (n=213)

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Corellations Rank

didapatkan nilai korelasi sebesar 0,294** dengan nilai p sebesar 0,000 (p

value < 0,05) sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang signifikan

antara norma subjektif remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri

dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan nilai korelasi sebesar

0,294** tersebut menunjukkan terdapat tingkat hubungan yang sangat

rendah.

Berdasarkan diagram scatter plot dapat diketahui garis kemiringan garis

linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan terdapat hubungan

yang positif antara dua variabel, yang artinya semakin kuat norma

subjektif remaja putri, maka akan semakin kuat niat remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet Fe.

54

Tabel 4.16

Crosstab Variabel Norma Subjektif dengan Intensi (niat) Remaja Putri

dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak, April 2014 (n=213).

Niat Remaja Putri

Total Baik Tidak Baik

Norma

Subjektif

Baik Count 78 31 109

Expected Count 62,9 46,1 109,0

% within Norma Subjektif 71,6% 28,4% 100,0%

% of Total 36,6% 14,6% 51,2%

Tidak

Baik

Count 45 59 104

Expected Count 60,1 43,9 104,0

% within Norma Subjektif 43,3% 56,7% 100,0%

% of Total 21,1% 27,7% 48,8%

Total Count 123 90 213

Expected Count 123,0 90,0 213,0

% within Norma Subjektif 57,7% 42,3% 100,0%

% of Total 57,7% 42,3% 100,0%

c. Berdasarkan hasil crosstabs pada variabel norma subjektif dengan niat

remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa norma subjektif

remaja putri yang baik sejumlah 109 responden terdiri dari intensi yang

baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 78 responden dan diikuti

dengan intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak

31 responden.

55

d. Hubungan pengendalian perilaku remaja putri dengan intensi (niat) remaja

putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri 1 Karangawen

Kabupaten Demak.

r = -0,069 nilai p = 0,316

Grafik 4.3

Hubungan Pengendalian Perilaku Remaja Putri dengan Intensi (niat)

Remaja Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1

Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Corellations Rank

didapatkan nilai korelasi sebesar -0,069 dengan nilai p sebesar 0,316 (p

value > 0,05) sehingga dapat dinyatakan tidak ada hubungan yang

signifikan antara pengendalian perilaku yang disadari remaja putri dengan

intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe. Berdasarkan

nilai korelasi sebesar -0,069 tersebut menunjukkan bahwa terdapat tingkat

hubungan yang sangat rendah.

Berdasarkan diagram scatter plot dapat diketahui bahwa arah garis linier

memiliki arah yang negatif sehingga menunjukkan bahwa semakin

rendahnya pengendalian perilaku yang disadari maka akan mempengaruhi

rendahnya niat remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.

56

Tabel 4.17

Crosstab Variabel Pengendalian Perilaku yang Disadari dengan Intensi

(niat) Remaja Putri dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di SMP Negeri 1

Karangawen Kabupaten Demak, April 2014 (n=213).

Niat Remaja Putri

Total Baik

Tidak

Baik

Pengendalian

Perilaku

Baik Count 72 60 132

Expected Count 76,2 55,8 132,0

% within PengendalianPerilaku 54,5% 45,5% 100,0%

% of Total 33,8% 28,2% 62,0%

Tidak

Baik

Count 51 30 81

Expected Count 46,8 34,2 81,0

% within Pengendalian Perilaku 63,0% 37,0% 100,0%

% of Total 23,9% 14,1% 38,0%

Total Count 123 90 213

Expected Count 123,0 90,0 213,0

% within PengendalianPerilaku 57,7% 42,3% 100,0%

% of Total 57,7% 42,3% 100,0%

Berdasarkan hasil crosstabs pada variabel pengendalian perilaku yang

disadari dengan niat remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui

bahwa pengendalian perilaku yang disadari remaja putri tidak baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe sejumlah 81 responden terdiri dari intensi yang tidak

baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 30 responden dan diikuti

dengan intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 51

responden.

C. Pembahasan

1. Sikap remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki sikap yaitu 112 remaja putri (52,6%) menyatakan memiliki

sikap yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 101 remaja

putri (47,4%) menyatakan memiliki sikap yang tidak baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe.

57

Berdasar pada remaja putri yang memiliki sikap yang baik, dengan alasan

bahwa remaja putri mengatakan pernah mengkonsumsi tablet Fe (98,6%),

remaja putri pernah melihat ibunya juga meminum tablet Fe ketika

menstruasi supaya tidak lemas (97,2%) dan remaja putri pernah

mendapatkan penyuluhan tentang tablet Fe dari petugas kesehatan

(91,6%).

Thomas & Znaniecki dalam Wawan & Dewi (2010) menerangkan bahwa

sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu

perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis

yang murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih

merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap berperilaku

seseorang dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan

membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan dan

seseorang akan berperilaku bila dia menilai konsekuensi akibat

melakukan perilaku tersebut berakibat positif (evaluasi hasil) (Ajzen,

1991 dalam Alberry & Munafo, 2011).

Hasil penelitian oleh Puspasari, Saryono & Ramawati (2008) bahwa

95,2% ibu hamil menunjukkan sikap yang utuh yang terbentuk dari

kepercayaan, keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, evaluasi terhadap

objek dan kecenderungan untuk bertindak. Hasil penelitian terdahulu

mendukung hasil penelitian ini.

Sebagian besar remaja putri pada penelitian ini memiliki keyakinan yang

melatarbelakangi untuk melakukan konsumsi tablet Fe yang muncul dari

didalam diri remaja putri secara sadar sesuai dengan keinginan yang

dicapai oleh remaja putri tersebut agar terhindar dari anemia. Sebelumnya

remaja putri di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak telah

mendapatkan tablet Fe dari Puskesmas Karangawen dan mendapatkan

58

pendidikan kesehatan dan konseling dari petugas kesehatan dan guru BK

sekolah tersebut.

Dengan mendapatkan pengarahan pendidikan kesehatan dan konseling

oleh petugas puskesmas dan guru BK, 52,6% remaja putri menyatakan

memiliki sikap yang baik dalam memngkonsumsi tablet Fe yang

dinyatakan dengan remaja yang telah mendapatkan pengalaman dari diri,

lingkungan dan keluarga, telah mendapatkan pengaruh dari orang yang

dianggap penting seperti guru dan petigas kesehatan, mendapatkan

informasi melalui media massa seperti majalah, koran dan internet serta

pernyataan secara emosional bahwa remaja meyakini dengan positif

kegunaan tablet Fe dan memiliki harapan menghasilkan tidak terjadi

anemia pada diri remaja.

Selain sikap baik, pada penelitian ini juga didapatkan sikap tidak baik

pada remaja putri terhadap niat dalam mengkonsumsi tablet Fe, dengan

pernyataan remaja putri bahwa remaja tidak mau mengkonsumsi tablet fe

karena tablet Fe akan meningkatkan nafsu makan (59,6%), remaja putri

kurang mencari informasi tentang kegunaan tablet Fe melalui internet dan

media karena dimungkinkan fasilitas internet dan media di daerah

Karangawen jarang dan letaknya diperbatasan kota yang jaraknya cukup

jauh (55,9%), remaja putri merasa tablet Fe menyebabkan kegemukan

karena remaja putri berpendapat bahwa setelah meminum tablet Fe nafsu

makan remaja akan meningkat sehingga terjadi kegemukan (32,9%).

Menurut Almatsier (2010), memaparkan bahwa kekurangan besi dapat

menyebabkan pucat, lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,

menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan untuk

berkonsentrasi belajar. Pada usia remaja terjadi masa pubertas yaitu salah

satu perubahan pada remaja putri adalah terjadi menstruasi yang dapat

mengakibatkan nyeri haid. Terjadinya disminore pada setiap remaja putri

59

berbeda-beda pada setiap individu. Akibat disminore tersebut pada remaja

dapat menggagu kosnentrasi belajar sehingga prestasi pada usia remaja

dapat menurun. Antisipasinya adalah dengan mengkonsumsi tablet Fe

secara benar untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja.

Hasil penelitian oleh Puspasari, Saryono & Ramawati (2008) bahwa

95,2% ibu hamil menunjukkan sikap yang utuh yang terbentuk dari

kepercayaan, keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, evaluasi terhadap

objek dan kecenderungan untuk bertindak. Hasil penelitian ini tidak

mendukung hasil penelitian dengan sikap yang tidak baik.

Pada hasil penelitian terdahulu menjadi dasar dan penguatan pada hasil

penelitian ini bahwa sesuai dengan konsep dan teori sikap bahwa sikap

remaja putri terbentuk melalui 3 komponen yang mendasari sikap

individu yaitu remaja akan bersikap apabila remaja putri memiliki

kepercayaan terhadap tablet Fe yang biasa didapatkan dari pengalaman

pribadi dan pengaruh orang lain terutama yang dipercaya dan dianggap

penting. Hasil evaluasi terhadap tablet Fe dapat berupa anggapan yang

positif dan anggapan negatif melalui pernyataan emosional bahwa remaja

memiliki perasaan ingin mengkonsumsi atau tidak ingin mengkonsumsi

tablet Fe serta kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap

yang telah dimiliki oleh remaja yaitu menumbuhkan niat untuk

mengkonsumsi atau tidak.

Pada penelitian ini sikap remaja putri cenderung memiliki sikap yang

tidak baik untuk mengkonsumsi tablet Fe, dikarenakan informasi tentang

konsumsi tablet Fe yang belum sepenuhnya dimengerti oleh remaja putri.

Hal ini dimungkinkan dapat terjadi karena anggapan yang negatif tentang

tablet Fe, tidak ada dukungan media yang berisi pembahasan tablet Fe

sehingga remaja belum sepenuhnya mengetahui perlunya tablet Fe.

60

2. Norma subjektif remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki norma subjektif yaitu 109 remaja putri (51,2%) menyatakan

memiliki norma subjektif yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Sebanyak 104 remaja putri (48,8%) menyatakan memiliki norma subjektif

yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasar pada hasil norma subjektif remaja putri yang baik, dinyatakan

dengan remaja putri merasa perlu meniru temannya yang mengikuti

ibunya mengkonsumsi tablet Fe ketika mens (100%), remaja putri

menyatakan ingin mengkonsumsi tablet Fe karena keluarganya memiliki

pengalaman yang baik ketika meminumnya (96,2%), remaja putri juga

yakin bahwa di usia mereka yang sekarang juga perlu untuk

mengkonsumsi tablet Fe sama seperti yang dilakukan ibunya (91,1%).

Keyakinan individu ini akan dipandu oleh pengaruh keyakinan yang

bersifat normatif (yang diharapkan oleh orang lain) misalnya keluarga dan

jaringan dukungan sosial, kemudian motivasi untuk mencapai keinginan

sesuai dengan harapan normatif tersebut dilakukan melalui motif primer

dan sekunder yang selanjutnya akan membentuk norma subjektif dalam

diri individu. Jadi jika seseorang yakin bahwa ada pengaruh dari

keyakinan normatif untuk melakukan perilaku yang diharapkan maka

orang tersebut akan bersikap seperti yang diinginkan (Ajzen, 1991 dalam

Alberry & Munafo, 2011).

Menurut Ajzen dan Fishbein (1991) dalam Abraham (1997),

menerangkan bahwa persepsi individu terhadap pandangan orang lain dan

keinginan individu pada persetujuan orang lain akan mempengaruhi

perilaku individu tersebut, hal ini dipertimbangkan dengan adanya norma

subjektif yang terdiri dari keyakinan normatif dan motivasi pencapaian.

61

Keyakinan yang dimiliki oleh remaja putri tentang bagaimana orang lain

yang dianggap penting juga menginginkan remaja putri bersikap demikian

(Albery & Munafo, 2011). Ketika mengkonsumsi tablet Fe secara teratur,

remaja putri akan melakukannya karena percaya pada yang telah diamati

dan atau dari teman terdekat remaja putri tersebut juga melakukannya.

Hasil penelitian terkait memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang

dipaparkan oleh Sigit (2006) dengan hasil bahwa norma subjektif

memiliki hubungan yang signifikan untuk menimbulkan niat beli

mahasiswa sebagai konsumen potensial produk pasta gigi close up yang

ditunjukkan dengan p value 0,0123. Hasil penelitian terdahulu

mendukung hasil penelitian ini.

Remaja putri pada penelitian ini sebagian memiliki keyakinan normatif

yang terbentuk dari keluarga remaja putri tersebut, dari keluarga yang

memiliki pengetahuan tentang konsumsi tablet Fe maupun yang anggota

keluarga yang sudah mengkonsumsi tablet Fe akan membentuk pola

perilaku melalui proses observasi dan bertanya atau mendapatkan

pengarahan, melalui pengamatan yang berulang didalam keluarga dan

pengaruh keluarga yang menjadi gaya hidup akan menumbuhkan

keyakinan dalam konsumsi tablet Fe yang akan mempengaruhi kesehatan

dalam keluarga.

Remaja putri yang memiliki jaringan pendukung yang adekuat melalui

teman, keluarga, petugas kesehatan, guru atau orang kepercayaan akan

mempengaruhi kesadaran individu remaja putri pada saat terjadi

disminore yang mengakibatkan anemia dan dapat mengganggu

konsentrasi belajar serta alat reproduksi remaja. Pada saat terjadi anemia,

remaja putri tersebut akan mencari pelayanan kesehatan terdekat ketika

berada di sekolah adalah melalui guru dan UKS sekolah sedangkan di

rumah remaja putri akan berkomunikasi dengan keluarga terutama ibu.

62

Dengan ini remaja putri akan terbentuk dukungan dari jaringan dukungan

sosial untuk mendukung individu untuk menjadi lebih sehat dengan

mengkonsumsi tablet Fe dengan benar.

Selain norma subjektif remaja menyatakan baik, ada pula norma subjektif

remaja yang tidak baik yang dinyatakan bahwa remaja putri mempunyai

anggapan bahwa tablet Fe bukan kebutuhan remaja karena remaja

berpendapat bahwa lebih membutuhkan olahraga (51,2%), di dalam

keluarga ternyata remaja putri kurang mendapat dukungan dalam

mengkonsumsi tablet Fe karena anggota keluarganya tidak ada yang

mengkonsumsi tablet Fe ketika remaja (39,9%) dan remaja putri ada yang

menolak temannya saat diajak untuk mengkonsumsi tablet Fe karena

remaja putri takut akan gemuk setelah mengkonsumsi tablet Fe (44,6%).

Selain melalui pembentukan keyakinan normatif, pada norma subjektif

juga terbentuk oleh adanya motivasi pencapaian pada diri individu remaja

putri. Menurut Terry G. 1986 dalam Notoatmodjo (2007), merumuskan

bahwa keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang

mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan (perilaku). Menurut

Stooner 1992 dalam Notoatmodjo (2007) mendefinisikan bahwa motivasi

adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau

perilaku seseorang.

Hasil penelitian terkait memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang

dipaparkan oleh Sigit (2006) dengan hasil bahwa norma subjektif

memiliki hubungan yang signifikan untuk menimbulkan niat beli

mahasiswa sebagai konsumen potensial produk pasta gigi close up yang

ditunjukkan dengan p value 0,0123. Hasil penelitian terdahulu tidak

mendukung hasil penelitian norma subjektif remaja yang menyatakan

tidak baik.

63

Berdasarkan pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ada norma

subjektif yang dapat nenimbulkan niat dan ada pula yang tidak

menimbulkan niat. Sesuai dengan konsep norma subjektif dan

berdasarkan pada hasil penelitian bahwa remaja putri memiliki keyakinan

normatif yang timbul melalui pengaruh yang kuat dari sekitar seperti

keluarga, sahabat maupun teman. Selain itu pada remaja putri yang tidak

memiliki norma subjektif baik atau yang menyatakan memiliki norma

subjektif tidak baik, tidak memiliki norma subjektif yang didapat melalui

media massa seperti internet, koran maupun majalah dan kemungkinan

tidak mengikuti pelajaran pendidikan disekolah dengan baik sehingga

tidak mampu menimbulkan motivasi secara primer seperti langsung dari

pelajaran sekolah maupun sekunder yang berasal dari internet, koran dan

majalah.

3. Pengendalian perilaku remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan pada hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki pengendalian perilaku yang disadari remaja putri

yaitu 132 remaja putri (62,0%) menyatakan memiliki pengendalian

perilaku yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 81 remaja

putri (32,0%) menyatakan memiliki pengendalian perilaku yang tidak

baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasar pada pernyataan remaja putri yaitu memiliki pengendalian

perilaku yang baik dinyatakan oleh remaja bahwa remaja merasa yakin

pada petugas kesehatan dari Puskesmas akan memberi informasi jika

bertanya tentang tablet Fe (100%), remaja yakin bahwa dengan

mengkonsumsi tablet Fe dapat mengurangi gejala seperti lemas saat

menstruasi (100%), remaja putri menyatakan perlu meminta petugas

untuk mempermudah distribusi tablet Fe pada remaja sekolah (89,7%).

64

Menurut Albery & Munafo (2011), kontrol perilaku yang disadari atau

PBC (perceived behavioural control), yaitu keyakinan-keyakinan yang

berkaitan dengan seberapa banyak kontrol yang dimiliki seseorang

terhadap perilaku tertentu, untuk menjelaskan hubungan sikap-perilaku

dalam perilaku tidak dikehendaki (non-volitional). Salah satu dari faktor

yang terkandung di dalam keputusan untuk menjalankan atau tidak

suatu tindakan perlindungan kesehatan adalah kontrol yang dirasakan. Hal

ini menyatakan tentang seberapa banyak kontrol yang dianggap seseorang

dimilikinya dalam menentukan apakah seseorang akan menjalankan

perilaku tersebut atau tidak.

Sebagian besar remaja putri pada penelitian ini mengalami pengendalian

kontrol diri yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Melalui sikap

remaja putri dan adanya norma subjektif remaja putri yang kemudian

akan terjadi pengendalian perilaku yang disadari, melalui keyakinan-

keyakinan yang sebelumnya terbentuk dari pengamatan, pengalaman

pribadi, pengaruh media, serta pengaruh keluarga dan orang yang

dipercaya akan memunculkan anggapan yang dianggap remaja putri

penting atau tidak untuk dilakukan yaitu mengkonsumsi tablet Fe.

Selain pernyatan remaja dengan pengendalian perilaku yang baik, remaja

putri juga menyatakan sebagian memiliki pengendalian perilaku yang

tidak baik yang dinyatakan dengan remaja memiliki pengendalian

perilaku yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe, yang dinyatakan

oleh remaja bahwa remaja putri menganggap tablet Fe tidak dijual bebas

(54,9%) dan harganya sangat mahal karena kebanyakan dijual di apotik

dan hanya dijual di Puskesmas (51,2%), remaja putri merasa

mengkonsumsi tablet Fe dapat menyebabkan gemuk karena remaja

beranggapan setelah meminum tablet Fe nafsu makan menjadi meningkat

(58,7%).

65

Menurut Kozier, dkk (2011), variabel yang mempengaruhi kontrol

perilaku yang disadari atau keyakinan-keyakinan yang terkait dengan

kontrol tindakan yang pertama yaitu persepsi manfaat yang dirasakan

(Perceived Benefit), persepsi ini dipengaruhi oleh pertimbangan apakah

perilaku tersebut bermanfaat untuk mencegah suatu penyakit, kemudian

adanya sumber daya untuk melakukan suatu tindakan, juga dipengaruhi

oleh norma dan tekanan dari kelompok masyarakat. Kedua yaitu persepsi

biaya atau penghalang yang dirasakan (Perceived Cost), persepsi ini

berkaitan dengan hambatan-hambatan dari seseorang untuk melakukan

suatu perilaku sehat. Misalnya dengan adanya dana yang besar, waktu

yang lama, pengalaman yang tidak menyenangkan seperti rasa sakit yang

dialami individu.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Arum &

Mangkunegara (2010) dengan hasil bahwa pengendalian perilaku secara

sedirian tidak signifikan untuk memprediksi intensi yang ditunjukkan

dengan B=0,426; p > 0,05. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil

penelitian dengan pengendalian perilaku yang disadari dengan tidak baik.

Hasil penelitian ini didasarkan bahwa pada remaja putri belum memiliki

pengendalian perilaku yang disadari yang kuat terhadap niat

mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini dimungkinkan karena remaja putri

menganggap tablet Fe tidak dijual bebas dan harganya mahal sehingga

perlu dana lebih untuk membelinya dan mereka menganggap tablet Fe

hanya ada di Puskesmas sehingga mereka merasa membuang waktu kalau

antri di Puskesmas.

4. Niat remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki niat remaja putri yaitu 123 remaja putri (57,7%) menyatakan

memiliki niat yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 90

66

remaja putri (42,3%) menyatakan memiliki niat yang tidak baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasar pada hasil niat remaja yang baik, dinyatakan oleh remaja bahwa

remaja putri merasa konsentrasi belajar meningkat jika mengkonsumsi

tablet Fe (100%), remaja putri merasa sehat jika mengkonsumsi tablet Fe

(99,5%), remaja putri merasa perlu untuk mencari informasi tentang

manfaat konsumsi tablet Fe dari pengalaman orang yang pernah

mengkonsumsi (94,8%).

Berdasar pada theory of planned behavioural (TPB), perilaku dipengaruhi

oleh intensi (niat) dalam mengkonsumsi tablet Fe. Intensi (niat)

dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian perilaku yang

disadari yang telah terbentuk pada diri remaja putri itu sendiri. Villis

(2000) mendeskripsikan intensi (niat) adalah penetapan tujuan yang

merupakan sebuah perkiraan perilaku.

Hasil penelitian terkait didapatkan oleh Istiana, Syahlani & Nurtini (2010)

dengan hasil bahwa niat memiliki hubungan yang signifikan terhadap

perilaku mengkonsumsi produk susu UHT yang ditunjukkan dengan p

value 0,000.

Hasil penelitian sebelumnya mendukung dalam memiliki niat yang baik,

hasil penelitian ini menyatakan bahwa remaja putri memiliki niat yang

baik dalam mengkonsumsi tablet Fe yang ditunjukkan dengan hasil

analisis pada 57,7% remaja putri menyatakan berniat. Melalui sikap yang

muncul dari pengalaman pribadi hingga evaluasi hasil yang diharapkan

remaja yang kemudian akan memunculkan norma subjektif dari adanya

keyakinan normatif dan motivasi pencapaian akan menumbuhkan perilaku

yang disadari oleh remaja putri untuk melakukan konsumsi tablet Fe.

67

Untuk memimbulkan niat pada remaja putri dalam mengkonsumsi tablet

Fe, remaja perlu memiliki faktor independen yang dimiliki secara internal

melalui penentuan sikap yang didapatkan dengan pengalaman pribadi

pengamatan dengan lingkungan sekitar hingga pengaruh dari lembaga

pendidikan. Dari sikap tersebut akan menimbulkan keyakinan normatif

yang menjadi pendukung adanya sikap yang telah muncul sebelumnya.

Didalam keyakinan normatif ini juga terdapat sikap remaja dalam mencari

informasi tentang tablet Fe melalui media massa seperti internet, majalah

serta koran.

Dalam hal ini remaja akan timbul norma secara subjektif dalam mengenal

dampak secara positif maupun negatif dalam konsumsi tablet Fe. Selain

adanya interaksi antara sikap dan norma subjektif dalam memunculkan

niat, pengendalian perilaku juga berperan dalam persepsi dan penilaian

tentang tablet Fe mulai dari biaya, penghalang remaja dalam

mengkonsumsi tablet Fe dan penilaian akan manfaat konsumsi tablet Fe

yang mana penilaian-penilaian ini juga berinteraksi dengan sikap pada diri

remaja seperti penilaian positif konsumsi tablet Fe yang kemudian

menjadi keyakinan dalam mengkonsumsi yang didukung dengan adanya

norma subjektif pada remaja bahwa remaja memiliki hasil sesuai dengan

yang diharapkan yaitu terhindar dari anemia remaja sehingga tidak terjadi

gangguan pada saat menstruasi yang dapat mengganggu konsentrasi

belajar sehingga prestasi pendidikan tidak terganggu.

Selain niat remaja putri yang baik, sebagian remaja putri juga memiliki

niat yang tidak baik yang dinyatakan dengan oleh remaja putri bahwa

tidak berminat mencari informasi dari media dan berita untuk mengetahui

kegunaan tablet Fe karena remaja merasa memiliki keterbatasan biaya

dalam memberi media berita seperti koran majalah dan membayar biaya

internet (29,6%). Remaja putri merasa minum tablet Fe hanya membuang

waktu dan biaya karena anggapan remaja bahwa biaya untuk

68

mengkonsumsi tablet Fe tidak murah (28,6%). Remaja putri tidak

berusaha mencari wacana untuk menambah informasi tentang keutamaan

mengkonsumsi tablet tambah darah karena remaja beranggapan harus

mencari internet untuk mendapatkan informasi (25,4%).

Conner & Norman (2005) menerangkan bahwa pada Social Cognitif

Theory dalam psikologi sosial mengenai kesehatan, intensi (niat)

merupakan konstruksi inti dalam memahami intensi (niat) perilaku terkait

dengan kesehatan, tindakan atau perubahan perilaku. Pada perilaku yang

akan dilakukan adalah intensi (niat) behavioral yang merupakan intensi

(niat) untuk melakukan tindakan kesehatan yang teratur, dimana terdapat

kemungkinan yang semakin meningkat untuk melakukan tindakan

kesehatan tersebut (Albery & Munafo, 2011). Intensi (niat) merupakan

kumpulan keyakinan yang dapat disebut dengan berniat.

Hasil penelitian terkait didapatkan oleh Istiana, Syahlani & Nurtini (2010)

dengan hasil bahwa niat memiliki hubungan yang signifikan terhadap

perilaku mengkonsumsi produk susu UHT yang ditunjukkan dengan p

value 0,000. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian niat

dengan kriteria tidak baik.

Pada remaja putri yang memiliki niat tidak baik dalam mengkonsumsi

tablet Fe dimungkinkan bahwa remaja tidak memiliki tiga komponen

intensi (niat) yang adekuat diantaranya adalah sikap, norma subjektif dan

pengendalian perilaku yang disadari oleh remaja itu sendiri. Seorang

remaja untuk memiliki intensi dalam konsumsi tablet Fe tidak cukup

hanya memiliki norma subjektif yang baik, walaupun dalam norma

subjektif remaja telah mengerti informasi tentang tablet Fe dengan baik,

memiliki motivasi yang positif dalam mengkonsumsi dan memiliki

harapan yang baik setelah mengkonsumsi tetapi tidak memiliki sikap

yang baik seperti terus mencari informasi melalui pengalaman di

69

lingkungan dan orang yang dipercaya seperti keluarga, guru maupun

teman terdekat, niat tidak akan muncul dalam diri, sehingga norma

subjektif yang dimiliki hanya sejumlah informasi tentang tablet Fe yang

ada dalam diri remaja.

5. Hubungan sikap remaja dengan intensi (niat) remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki sikap yaitu 112 remaja putri (52,6%) menyatakan memiliki

sikap yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 101 remaja

putri (47,4%) menyatakan memiliki sikap yang tidak baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan antara sikap

remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi

tablet Fe dengan koefisien korelasinya menunjukkan tingkat hubungan

yang sangat rendah.

Hasil analisis menyatakan bahwa pada variabel sikap dengan niat remaja

dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa sikap remaja putri yang

baik atau sikap berniat, sejumlah 112 responden (52,6%) yang terdiri dari

intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 69 (32,4%)

responden dan diikuti dengan intensi yang tidak baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 43 responden (20,2%).

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap terdiri dari berbagai tingkatan

diantaranya menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Memberikan jawaban

atau respon apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang

diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau tugas yang diberikan. Mengajak orang

70

lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap

suatu masalah. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala risiko adalah memiliki sikap yang paling tinggi.

Dalam teori TPB menjelaskan bahwa akan terjadi sebuah intensi (niat)

jika terjadi interaksi secara independen dari sikap, norma subjektif dan

pengendalian perilaku yang disadari. Melalui interaksi yang saling

berkaitan pada objek remaja putri yaitu mengkonsumsi tablet Fe akan

mudah menimbulkan intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi

tablet Fe. Namun dengan berdirinya sendiri dari sebuah sikap yang

memunculkan intensi (niat) remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe akan

mengalami kekurangan dalam diri remaja untuk melakukan intensi (niat)

karena masih perlu berproses dengan keyakinan normatif dan

pengendalian perilaku.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terkait oleh Istiana,

Syahlani & Nurtini (2010) dengan hasil penelitian sikap tidak

mempengaruhi niat beli produk UHT.

Selain hasil penelitian yang diikuti oleh niat remaja yang baik

berdasarkan hasil penelitian bahwa pada variabel sikap dengan niat

remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa sikap remaja putri

yang tidak baik atau sikap tidak berniat, sejumlah 101 responden (47,4%)

yang terdiri dari intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe

sebanyak 47 responden (22,1%) dan diikuti dengan intensi yang baik

dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 54 responden (25,4%).

Menurut Purwanto (1998) dalam Wawan & Dewi (2010) sikap dapat

bersifat positif apabila sikap memiliki kecenderungan untuk mendekati,

menyenangi dan mengharapkan objek tertentu. Sikap dapat bersifat

71

negatif apabila dalam bertindak cenderung untuk menjauhi, menghindari,

membenci dan tidak menyukai objek tertentu.

Struktur sikap yang membentuk remaja putri dalam mengkonsumsi tablet

Fe dapat terjadi melalui adanya komponen kognitif yang merupakan

pengulangan pengetahuan yang dipercayai oleh individu yang didapat

melalui kepercayaan tentang penilaian terhadap tablet Fe yang masih

terbentu sebuah opini remaja tentang konsumsi tablet Fe. Komponen

afektif remaja muncul dari perasaan yang menyangkut aspek emosional

tentang konsumsi tablet Fe baik secara positif maupun negatif melalui

opini-opini yang muncul dari dalam diri remaja putri.

Komponen konatif timbul pada diri remaja putri yang merupakan aspek

kecenderungan berperilaku mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan sikap

yang dimiliki oleh seseorang. Pada kemampuan konatif remaja ini, remaja

putri mengharapkan bahwa sikap dari individu lain adalah dicerminkan

dalam bentuk perilaku nyata dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Hasil penelitian ini tidak didukung oleh hasil penelitian Arum &

Mangkunegara (2010) dengan hasil bahwa sikap secara sedirian tidak

signifikan untuk memprediksi intensi yang ditunjukan dengan B=0,124;

p > 0,05.

Dengan adanya sikap yang tidak baik tersebut petugas kesehatan

hendaknya petugas kesehatan atau Puskesmas dapat bekerjasama dengan

unit sekolah untuk memfasilitasi media informasi tentang konsumsi tablet

Fe berupa leaflet. Diharapkan dengan adanya media leaflet tentang

konsumsi tablet Fe, remaja mampu menerima informasi dengan baik dan

menumbuhkan motivasi untuk mengkonsumsi tablet Fe, serta bagi remaja

putri yang sudah memiliki sikap yang baik dapat mempertahankan dan

meningkatkan sikap tersebut.

72

6. Hubungan norma subjektif remaja dengan intensi (niat) remaja putri

dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki norma subjektif yaitu 109 remaja putri (51,2%) menyatakan

memiliki norma subjektif yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Sebanyak 104 remaja putri (48,8%) menyatakan memiliki norma subjektif

yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada hubungan yang signifikan antara

norma subjektif remaja putri dengan intensi (niat) remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet Fe dengan koefisiensi korelasi yang didapat

menunjukkan tingkat hubungan yang sangat rendah.

Hasil analisis pada variabel norma subjektif dengan niat remaja dalam

mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa norma subjektif remaja putri

yang baik sejumlah 109 (51,2%) responden terdiri dari intensi yang baik

dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 78 responden (36,6%) dan

diikuti dengan intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe

sebanyak 31 responden (14,6%).

Menurut McClelland yang dikutip dan diterjemahkan oleh Sahlan Asnawi

2002 dalam Notoatmodjo (2007), mengatakan bahwa dalam diri manusia

ada dua motivasi yakni motif primer yang merupakan motif yang tidak

dipelajari, yang secara alamiah timbul pada setiap manusia secara

biologis, misalnya dorongan seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan

biologis seperti makan, minum dan kebutuhan biologis lain. Motif

sekunder yaitu motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi

dengan orang lain, motif ini ditimbulkan karena dorongan dari luar akibat

interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial.

73

Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-

dorongan yang dipersepsikan dari orang-orang disekitarnya dengan

motivasi untuk mengikuti pandangan mereka dalam melakukan atau

tidak melakukan tingkah laku tersebut (Abraham, 1997).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Sigit

(2006) yang berjudul dengan hasil p value 0,004 menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan dari norma subjektif responden secara parsial

(individual) terhadap niat membeli pasta gigi.

Motivasi yang timbul secara internal pada norma subjektif, didasarkan

pada interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya dimana

terdapat kebutuhan atau keinginan terhadap konsumsi tablet Fe di luar

seseorang tersebut, kemudian bagaimana remaja putri tersebut

menghubungkan antara kebutuhan dengan situasi di luar konsumsi tablet

Fe tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dimaksud yaitu

terhindar dari anemia. Oleh sebab itu motivasi adalah suatu alasan remaja

putri untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya agar

terhindar dari anemia.

Berdasarkan pada norma subjektif yang dimiliki remaja adalah baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe dapat terus ditingkatkan melalui kerjasama antar

Puskesmas dengan unit sekolah untuk membentuk kegiatan konseling

yang rutin dan diberikan secara langsung kepada remaja, sehingga remaja

dapat berkonsultasi langsung pada petugas kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel norma subjektif dengan niat

remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa norma subjektif

remaja putri yang tidak baik sejumlah 104 (48,8%) responden terdiri dari

intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 45 responden

74

(21,1%) dan diikuti dengan intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi

tablet Fe sebanyak 59 responden (27,7%).

Menurut Albery & Munafo (2011) dalam Theory of Planned Behavioural

menerangkan tentang keyakinan bahwa seseorang ingin melakukan apa

yang orang lain lakukan. Misalnya, jika seseorang yakin bahwa para ahli

kesehatan ingin melakukan latihan fisik secara teratur dan seseorang suka

mengerjakan apa yang diharapkan para ahli, maka orang tersebut

berpotensi besar untuk membentuk intensi (niat) dalam melakukan latihan

fisik yang teratur dan karena itulah seseorang akan bersikap seperti yang

diinginkan.

Hasil penelitian dengan norma subjektif yang tidak baik, tidak

mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Sigit (2006) yang berjudul

dengan hasil p value 0,004 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan dari norma subjektif responden secara parsial (individual)

terhadap niat membeli pasta gigi.

Remaja putri yang memiliki norma subjektif tidak baik maka

menimbulkan tidak adanya niat mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini

dimungkinkan dengan tidak terjadi secara penuh pembentukan norma

subjektif melalui penilaian terhadap tablet Fe yang kurang ataupun

informasi yang diterima tidak positif sehingga remaja beranggapan bahwa

mengkonsumsi tablet Fe tidak diperlukan. Selain itu juga pembentukan

norma subjektif tidak diikuti dengan motivasi atau dorongan secara

eksternal seperti keluarga dan lingkungan sekitar.

75

7. Hubungan pengendalian perilaku remaja dengan intensi (niat) remaja

putri dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan pada hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki pengendalian perilaku yang disadari remaja putri

yaitu 132 remaja putri (62,0%) menyatakan memiliki pengendalian

perilaku yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 81 remaja

putri (32,0%) menyatakan memiliki pengendalian perilaku yang tidak

baik dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara pengendalian perilaku yang disadari remaja putri dengan intensi

(niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan nilai

koefisisensi korelasi menunjukkan bahwa terdapat tingkat hubungan yang

sangat rendah.

Hasil analisis pada variabel pengendalian perilaku yang disadari dengan

niat remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa

pengendalian perilaku yang disadari remaja putri dengan baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe sejumlah 132 responden (62,0%) terdiri dari

intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 72 responden

(33,8%) dan diikuti dengan intensi yang tidak baik dalam mengkonsumsi

tablet Fe sebanyak 60 responden (28,2%).

Menurut Kozier, dkk (2011), variabel yang mempengaruhi kontrol

perilaku yang disadari atau keyakinan-keyakinan yang terkait dengan

kontrol tindakan yaitu persepsi manfaat yang dirasakan (Perceived

Benefit) persepsi ini dipengaruhi oleh pertimbangan apakah perilaku

tersebut bermanfaat untuk mencegah suatu penyakit, kemudian adanya

sumber daya untuk melakukan suatu tindakan, juga dipengaruhi oleh

norma dan tekanan dari kelompok masyarakat.

76

Hasil penelitian ini tidak didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Arum

& Mangkunegara (2010) dengan hasil bahwa pengendalian perilaku

secara sendirian tidak signifikan untuk memprediksi intensi yang

ditunjukkan dengan B=0,426; p > 0,05.

Berdasarkan teori TBP bahwa terjadi interkorelasi antara sikap, norma

subjektif dan pengendalian perilaku yang disadari untuk memunculkan

intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe. Pada

pengendalian perilaku yang baik pada remaja dimungkinkan terjadi

interkorelasi dengan sikap dan norma subjektif yang tidak mendukung

seperti remaja yang memiliki pengendalian perilaku untuk mengkonsumsi

tablet Fe mempunyai anggapan tentang tablet Fe dari manfaat dan

biayanya tetapi remaja dimungkinkan pada pengendalian ini tidak

memiliki dukungan yang baik melalui sikap dan motivasi melalui norma

subjektif, sehingga remaja hanya memiliki pengendalian perilaku sebatas

penilaian tentang tablet Fe saja.

Hasil analisis pada variabel pengendalian perilaku yang disadari dengan

niat remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa

pengendalian perilaku yang disadari remaja putri tidak baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe sejumlah 81 responden terdiri dari intensi yang

tidak baik dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 30 (14,1%) responden

dan diikuti dengan intensi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe

sebanyak 51(23,9%) responden.

Menurut Kozier, dkk (2011), variabel yang mempengaruhi kontrol

perilaku yang disadari atau keyakinan-keyakinan yang terkait dengan

kontrol tindakan yang pertama yaitu persepsi manfaat yang dirasakan

(Perceived Benefit), persepsi ini dipengaruhi oleh pertimbangan apakah

perilaku tersebut bermanfaat untuk mencegah suatu penyakit, kemudian

adanya sumber daya untuk melakukan suatu tindakan, juga dipengaruhi

77

oleh norma dan tekanan dari kelompok masyarakat. Kedua yaitu persepsi

biaya atau penghalang yang dirasakan (Perceived Cost), persepsi ini

berkaitan dengan hambatan-hambatan dari seseorang untuk melakukan

suatu perilaku sehat. Misalnya dengan adanya dana yang besar, waktu

yang lama, pengalaman yang tidak menyenangkan seperti rasa sakit yang

dialami individu.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Arum &

Mangkunegara (2010) dengan hasil bahwa pengendalian perilaku secara

sedirian tidak signifikan untuk memprediksi intensi yang ditunjukan

dengan B=0,426; p > 0,05

Pengendalian perilaku yang disadari ditentukan oleh pengalaman masa

lalu seseorang maupun dari norma subjektif yang merupakan pengalaman

teman atau orang lain yang pernah melakukannya sehingga terbentuk

perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk

melakukan perilaku yang diinginkan. Pengendalian perilaku yang disadari

ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri seseorang sedang

berada dalam kondisi yang lemah yang akan mempengaruhi keyakinan

seseorang untuk bersikap.

Persepsi biaya atau penghalang yang dirasakan (Perceived Cost) persepsi

ini berkaitan dengan hambatan-hambatan dari seseorang untuk melakukan

suatu perilaku sehat. Misalnya dengan adanya dana yang besar, waktu

yang lama, pengalaman yang tidak menyenangkan seperti rasa sakit yang

dialami individu.

Pada pengendalian yang disadari oleh remaja putri dalam mengkonsumsi

tablet Fe, remaja melakukan upaya mengenal dampak baik positif maupun

negatif dari mengkonsumsi tablet Fe yang diperoleh melalui persepsi diri,

pengalaman disekitar dan pengendalian emosi remaja. Upaya mencari

78

pendapat tentang tablet Fe juga diupayakan oleh remaja putri dapat

melalui keluarga, saudara, teman, guru hingga petugas kesehatan untuk

menimbulkan penilaian atau anggapan yang dapat melatar belakangi

munculnya sebuah keputusan yang disadari remaja putri untuk

mengkonsumsi atau tidak misalnya dengan pemberian tablet Fe secara

rutin disertai dengan konseling tentang tablet Fe sehingga pengendalian

perilaku remaja terbentuk dengan baik.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya kekurangan dalam penelitian yang terdapat pada

keterbatasan penelitian diantaranya yaitu:

1. Penelitian yang menggunakan tempat penelitian yang formal

memungkinkan peneliti harus mengikuti proses birokrasi sesuai program

yaitu tidak boleh menggangu jam pelajaran terutama pada kelas IX

sehingga peneliti menunggu pada hari dan waktu diluar program

pendidikan.

2. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan proporsional random

sampling dengan jumlah sampel penelitian yang besar, mengakibatkan

perlunya waktu yang lebih untuk membagi secara proporsional.

E. Implikasi Penelitian

Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar sikap remaja putri

memiliki sikap yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe, agar sikap remaja

dapat meningkat untuk mengkonsumsi tablet Fe, maka upaya yang harus

ditingkatkan adalah dengan mempertahankan konsumsi tablet Fe, selain itu

diperlukan adanya kerja sama antara perawat komunitas dengan unit sekolah

dalam meningkatkan pengetahuan tentang tablet Fe dengan memberikan

penyuluhan. Selain sikap baik remaja putri, sikap tidak baik juga dimiliki

oleh remaja putri misalnya remaja putri merasa tablet Fe akan meningkatkan

nafsu makan sehingga menyebabkan kegemukan, mereka juga kurang

mencari info tentang tablet Fe. Perubahan sikap tidak baik ini dapat

79

ditanggulangi dengan pemberian leaflet sebagai media baca yang dapat

dibaca dengan mudah dan efisien.

Sebagian remaja putri menyatakan memiliki norma subjektif baik. Dalam

upaya peningkatan norma subjektif yang baik, maka diperlukan keyakinan

remaja putri untuk meniru temannya mengikuti ibunya untuk mengkonsumsi

tablet Fe saat mestruasi. Selain norma subjektif yang baik, norma subjektif

yang tidak baik juga dimiliki oleh remaja putri misalnya mereka menganggap

tablet Fe bukan kebutuhan remaja dan kurang mendapat dukungan dari

keluarga. Dengan adanya pelayanan keperawatan komunitas, diharapkan

perawat dapat meningkatkan norma subjektif remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet Fe dengan memberikan konsultasi secara langsung pada

remaja putri untuk menumbuhkan motivasi yang positif untuk mengkonsumsi

tablet Fe.

Sebagian besar remaja putri memiliki pengendalian perilaku yang baik

terhadap persepsi manfaat yang dirasakan dengan mengkonsumsi tablet Fe,

hal ini dikarenakan terdapatnya pengarahan oleh tenaga kesehatan yang

langsung memberikan informasi tablet Fe. Dalam upaya peningkatan

pengendalian perilaku yang disadari oleh remaja adalah dengan

mengkonsumsi tabet Fe. Berkaitan dengan persepsi yang baik, pengendalian

perilaku yang tidak baik juga dimiliki oleh remaja dengan persepsi bahwa

tablet Fe yang sulit didapat dan harga yang kurang terjangkau. Terkait dengan

persepsi tersebut, perawat komunitas dapat melakukan pengabdian sosial

yang berkerja sama dengan puskesmas untuk memberikan stimulasi pada

remaja putri dengan memberikan tablet Fe dengan kelengkapan informasi dan

konseling terkait dengan konsumsi tablet Fe.