bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. deskripsi data
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/1.jpg)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Kondisi Awal
Dialog awal merupakan suatu pertemuan antara peneliti dan guru
matematika kelas XB SMK Muhammadiyah 4 Surakarta bersama-sama
melakukan pengenalan, penyatuan ide, dan mendiskusikan masalah. Dialog
awal dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Nopember 2013. Pada awal observasi
kemandirian belajar siswa masih rendah. Siswa memiliki sifat individual yang
tinggi, sehingga rasa tanggungjawab yang dimiliki masih rendah. Perhatian
siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru juga belum maksimal dan
siswa cenderung pasif. Terlihat ketika mendapat soal siswa tidak langsung
mengerjakan, beberapa siswa tidak mengerjakan, masih menunggu jawaban
teman yang mengerjakan, dan tidak percaya diri untuk menyelesaikan di
depan kelas.
Observasi pembelajaran awal dilakukan di kelas XB yang terdiri dari
33 siswa pada hari Senin, 6 Januari 2014. Tujuan dari observasi awal ini
memperjelas sekaligus menentukan fokus penelitian atau indikator yang akan
dicapai dari peningkatan kemandirian belajar yaitu memiliki rasa
tanggungjawab, tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa ingin tahu
yang besar, dan percaya diri.
Berdasarkan hasil dialog awal dan observasi dengan guru kelas yang
terkait diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari 33 siswa
![Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/2.jpg)
39
kelas XB diperoleh data siswa yang memiliki rasa tanggung jawab sebanyak
7 siswa (21,21%), tidak tergantung pada orang lain sebanyak 10 siswa
(30,30%), memiliki rasa ingin tahu yang besar sebanyak 8 siswa (24,24%),
dan percaya diri sebanyak 5 siswa (15,15%).
Dialog awal dan observasi juga menghasilkan kesepakatan bahwa
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam upaya meningkatkan
kemandirian belajar siswa, alternatif pembelajaran yang dilaksanakan adalah
melalui strategi cooperative group investigation.
B. Deskripsi Data Tiap Siklus
1. Data Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah disiapkan oleh
peneliti dengan materi yang diajarkan adalah menentukan model
matematika dari soal cerita (kalimat verbal) program linear dengan
alokasi waktu 2 pertemuan dimana setiap pertemuan 2 x 45 menit.
Pada awal pembelajaran guru menjelaskan proses
pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan strategi
cooperative GI yaitu siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal yang
diberikan dengan cara menganalisis persoalan yang diberikan
kemudian ketua kelompok dapat membagi-bagi anggotanya dengan
tugas-tugas yang berbeda.
![Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/3.jpg)
40
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, karena siswa kelas
XB berjumlah 33 siswa, maka kelas dibagi 8 kelompok dan tiap
kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa. Siswa dikelompokkan secara
heterogen oleh guru, kemudian setiap kelompok menetukan ketua
kelompokknya. Setelah terbentuk kelompok kemudian guru
menyampaikan materi secara garis besar kemudian guru memberikan
LKS kepada masing-masing kelompok untuk menganalisis dan
menyelesaikan. Siswa berkerjasama untuk menyelesaikan persoalan
model matematika tersebut. Kemudian menunjuk kelompok secara
acak untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya secara menarik di
depan kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas dan Observasi
Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 13 Januari 2014 dan Sabtu tanggal 18 Januari 2014.
Pada siklus ini pemberi tindakan adalah guru matematika dan dibantu
oleh peneliti, sedangkan penerima tindakan adalah siswa kelas XB
sebanyak 31 siswa. Materi ajar pada tindakan kelas siklus I adalah
menentukan model matematika dari soal cerita (kalimat verbal).
Peneliti mengamati jalannya pelaksanaan tindakan pada siklus
I dengan berpedoman pada lembar observasi dan catatan lapangan
yang telah tersedia. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses
refleksi, evaluasi, dan revisi. Hasil observasi dan catatan lapangan
terdapat dua tindakan.
![Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/4.jpg)
41
1) Tindak Mengajar
Pada awal pembelajaran diawali dengan conditioning
pertama-tama guru membuka pelajaran dengan memberi salam,
melakukan presensi, mengecek kerapian dan kelengkapan artibut
siswa, sebelum pelejaran dimulai guru juga mengecek kesiapan
siswa seperti kelengkapan alat tulis, buku yang akan digunakan dan
tugas rumah, kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa.
Pembelajaran dimulai dengan membahas tugas rumah
materi sebelumnya, setelah pembahasan selesai guru
menyampaikan judul materi siklus I dan tujuannya, sebelum
menyampaikan materi guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok dan setiap kelompok ada ketua kelompoknya. Guru
menjelaskan pembelajaran dengan strategi cooperative group
investigation, kemudian guru menjelaskan materi siklus I tentang
menentukan model matematika dari soal cerita (kalimat verbal).
Model matematika adalah suatu rumusan matematika, baik
berupa persamaan, pertidaksamaan atau fungsi yang diperoleh dari
hasil penafsiran atau terjemahan masalah dari program linear ke
dalam bahasa matematika. Menurut Pesta (2008: 39) model
matematika adalah suatu cara sederhana untuk menerjemahkan
suatu masalah ke dalam bahasa matematika dengan menggunakan
persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi.
![Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/5.jpg)
42
Diberikan permasalahan untuk dianalisis bersama, sebuah
Firma memproduksi sendiri rak buku dalam dua model, yaitu A
dan B. Produksi rak buku dibatasi oleh persediaan material (papan
kualitas tinggi) dan waktu yang terbatas mesin pemroses. Tiap unit
A memerlukan 3 m2
papan dan tiap unit B memerlukan 4 m2 papan.
Firma memperoleh 1.700 m2 papan tiap minggu dari pemasok
sendiri. Tiap unit A membutuhkan 12 menit dari mesin pemroses
dan tiap unit B membutuhkan 30 menit. Setiap minggu
memungkinkan total waktu mesin 160 jam. Jika keuntungan
(profit) tiap unit A sebesar Rp 20.000,00 dan tiap unit B sebesar Rp
40.000,00, berapa banyak unit dari tiap model akan perusahaan
rencanakan untuk produksi tiap minggu. Tentukan model
matematikanya?
Setelah guru menjelaskan materi secara singkat dan
contohnya, guru memberi LKS (lembar kerja siswa) agar siswa
menganalisis dan menyelesaikannya. Siswa bersama kelompoknya
diminta untuk membagi tugas agar persoalan dapat selesai dan
anggota kelompok dapat memahami, mempelajari kembali, dan
bersiap untuk mempresentasikan. Setiap kelompok diberi
kesempatan untuk mempresentasikan hasilnya dengan menarik,
untuk kelompok yang belum berkesempatan untuk maju mereka
mendapat kesempatan untuk menyanggah, menambahi, atau
memberi pertanyaan kepada kelompok yang berpresentasi.
![Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/6.jpg)
43
Guru sebagai penengah dan dapat membantu jika siswa
mengalami kesulitan, setelah presentasi selesai guru bersama siswa
membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari, kemudian siswa
diberi latihan mandiri untuk mengetahui pemahaman siswa pada
materi yang dipelajari. Siswa diberi waktu 20 menit untuk
menyelesaikan latihan mandiri tersebut, kemudian pekerjaan siswa
dikumpulkan, guru memberi PR (pekerjaan rumah) dan menutup
pembelajaran dengan memberi salam.
2) Tindak Belajar
Secara umum kegiatan pembelajaran pada siklus I masih
kurang teratur. Hal ini dapat dilihat dari kondisi siswa pada saat
mengerjakan LKS masih kebingungan untuk menganalisis
permasalahan dan pembagian tugas ke anggota-anggotanya.
Beberapa kelompok yang menyelesaiakan persoalan hanya satu
anggota saja yang lain hanya melihat, dan ada ketua kelompok
yang tidak bekerja hanya memerintah anggotanya. Siswa
mengerjakan latihan mandiri mereka masih tergantung satu sama
lain untuk menyelesaiakannya, tetapi beberapa kelompok lain
sangat bagus kerjasamanya dari menganalisis soal untuk
menyelesaikan persoalan.
c. Refleksi dan Evaluasi
Refleksi terhadap hasil pelaksanaan tindakan kelas siklus I
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Januari 2014. Pada saat
![Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/7.jpg)
44
refleksi, peneliti dan guru mitra mengecek hasil observasi yang telah
ditulis pada lembar observasi dan catatan lapangan, kemudian hasil
refleksi menghasilkan data sebagai berikut.
1) Upaya yang berhasil
Peningkatan kemandirian belajar siswa dari kondisi awal
meliputi rasa tanggung jawab, tidak tergantung pada orang lain,
memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan percaya diri.
2) Upaya yang belum berhasil
Siswa masih belum berani dan kurang percaya diri untuk
mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapatnya yang
berbeda. Sebagian kelompok tidak percaya diri untuk
mempersentasikan hasil analisisnya. Beberapa anggota kelompok
masih tergantung dengan anggota yang lain untuk menganalisis
persoalan yang diberikan.
3) Akar penyebab belum berhasil
Siswa takut salah dan malu untuk mengajukan pertanyaan
atau mengemukakan pendapatnya yang berbeda. Terbatasnya
waktu yang diberikan kepada siswa saat menganalisis soal
kelompok sehingga ada kelompok yang belum selesai dan
membuat mereka tidak percaya diri untuk mempresentasikan hasil
analisisnya. Ketergantungan anggota dengan anggota yang lain
dikarenakan mereka belum paham dengan materi yang dipelajari
dan tidak percaya diri untuk bertanya kepada guru.
![Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/8.jpg)
45
4) Tindakan berikutnya
Mengatur kelompok yang sudah terbentuk untuk saling
berkerjasama untuk menyelesaikan persoalan dimana soal yang
diberikan agar diselesaikan bersama tidak dikerjakan sendiri, atau
hanya menunggu teman yang sedang mengarjakan tetapi membantu
teman anggotanya yang sedang menganalisis persoalan, agar
selesai tepat pada waktu yang diberikan. Memotivasi rasa percaya
diri siswa agar berani untuk mempresentasikan hasil analisisnya
dan keberanian siswa untuk mencoba menyelesaikan persoalan
yang diberikan, tidak hanya tergantung pada teman yang sedang
mengerjakan.
Berdasarkan hasil refleksi yang telah diuraikan dapat
dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada
tindakan kelas siklus I belum sepenuhnya meningkatkan kemandirian
belajar siswa. Kemandirian belajar siswa masih kurang, terbuktinya
masih adanya siswa yang kurang percaya diri untuk mengungkapkan
pendapatnya, bertanya pada guru dan masih tergantungnya siswa pada
siswa lain dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan
kelas siklus I yang telah dilaksanakan masih perlu adanya perbaikan
pada siklus selanjutnya agar hasil yang dicapai maksimal. Rencana
tindakan kelas siklus I perlu direvisi dan hasilnya akan digunakan
![Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/9.jpg)
46
sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus II. Revisi yang
telah disepakati oleh peneliti dan guru mitra adalah.
1) Guru perlu menumbuhkan rasa percaya diri siswa sehingga ketika
siswa bertanya, menjawab, memberi tanggapan, atau
mempresentasikan hasil analisisnya tidak ragu-ragu dan takut.
2) Guru mempertegaskan kembali tugas-tugas setiap kelompok agar
terjalin kerjasama yang baik dan dapat menyelesaikan persoalan
yang diberikan, tepat pada waktunya.
3) Guru perlu menumbuhkan keberanian siswa untuk mencoba
menganalisis dan mencoba menyelesaikan persoalan yang
diberikan agar tidak tergantung pada teman yang sedang
mengerjakan.
2. Data Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil kesepakatan peneliti dengan guru mitra,
rencana yang disusun untuk tindakan kelas siklus II adalah sebagai
berikut.
1) Guru membuat suasana kelas menjadi lebih menyenengkan agar
siswa lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar.
2) Guru akan menumbuhkan rasa percaya diri siswa sehingga ketika
siswa bertanya, menjawab, memberi tanggapan, atau
mempresentasikan hasil analisisnya tidak ragu-ragu dan takut.
![Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/10.jpg)
47
3) Guru akan mempertegaskan kembali tugas-tugas setiap kelompok
agar terjalin kerjasama yang baik dan dapat menyelesaikan
persoalan yang diberikan, tepat pada waktunya.
4) Guru akan menumbuhkan keberanian siswa untuk mencoba
menganalisis dan mencoba menyelesaikan persoalan yang
diberikan agar tidak tergantung pada teman yang sedang
mengerjakan.
b. Pelaksanaan dan Observasi
Tindakan kelas siklus II dilaksankan hari Senin tanggal 20
Januari 2014 dan Sabtu tanggal 25 Januari 2014. Pada siklus ini
pemberi tindakan adalah guru matematika dan dibantu peneliti,
sedangkan penerima tindakan adalah siswa kelas XB sebanyak 33
siswa. Perencanaan tindakan kelas siklus II disusun berdasarkan
perencanaan siklus I yang telah direvisi. Materi ajar yang disampaikan
adalah menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear.
Selama guru melakukan proses penelitian, peneliti melakukan
observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disepakati bersama. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses
refleksi, evaluasi, dan revisi. Dengan lembar observasi dan catatan
lapangan yang tersedia, peneliti mencatat hasil-hasil proses
pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi. Hasil
observasi tindakan dan catatan lapangan terdapat dua tindakan.
![Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/11.jpg)
48
1) Tindak Mengajar
Awal pembelajaran pertama-tama guru membuka pelajaran
dengan memberi salam, melakukan presensi, mengecek kerapian,
kebersihan kelas dan kelengkapan artibut siswa, sebelum pelejaran
dimulai guru juga mengecek kesiapan siswa seperti kelengkapan
alat tulis, buku yang akan digunakan dan tugas rumah. Guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Sebelum memulai pelajaran siswa sudah menyiapkan diri
untuk menerima materi sesuai dengan kelompok yang sudah
dibentuk. Guru dan siswa membahas PR yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya, guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang ingin mengerjakan ke depan dan materi yang belum
paham untuk ditanyakan.
Upaya memotivasi siswa agar percaya diri untuk bertanya
atau mengungkapkan pendapat yang berbeda, guru menjelaskan
manfaat dari berani untuk bertanya dan percaya diri dalam
mengungkapkan pendapat dan tujuan pembelajaran dari materi
yang akan dipelajari. Guru mengajak siswa mengingat kembali
materi siklus I.
Guru menyampaikan secara umum materi siklus II yaitu
menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear. Cara
menentukan nilai optimum suatu fungsi objektif (sasaran) dari
suatu program linear dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
![Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/12.jpg)
49
berikut: a) rumuskan daerah peyelesaian tersebut dalam model
matematika, b) tentukan daerah penyelesaian (fleksibbel) dari
sistem pertidaksamaan, c) tentukan fungsi sasaran (objektif) yang
diminta, fungsi tujuan dinyatakan dengan π π₯,π¦ = ππ₯ + ππ¦, d)
tentukan nilai optimum fungsi sasarannya dengan menggunakan
titik pojok, dan e) berilah tafsiran jawaban dari permasalahan yang
ada.
Diberikan permasalahan untuk dianalisis bersama, kebun
yang tersedia seluas 600 m2
akan ditanami 2 jenis tanaman yaitu
tanaman tingkat rendah dan tanaman tingkat tinggi, dan mampu
menampung 58 tanaman. Tiap tanaman tingkat rendah
membutuhkan tempat 6 m2 dan tanaman tingkat tinggi 24 m
2.
Biaya menanan tiap tanaman tingkat rendah Rp.1.000,00 dan
tanaman tingkat tinggi Rp. 1.500,00. Jika tanaman ditanam semua,
tentukan biaya maksimum dari banyaknya tanaman yang di tanam
tersebut!
Guru menanyakan pemahaman siswa tentang materi yang
diajarkan sebelum mengerjakan LKS, sebelum siswa mengerjakan
LKS guru menjelaskan kembali tentang tugas-tugas kelompok saat
menganalisis dan menyelesaikan LKS. Ketua kelompok lebih
bertanggung jawab kepada anggota-anggota kelompoknya agar
dapat bekerjasama dengan baik.
![Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/13.jpg)
50
Siswa yang sedang menganalisis soal, saat itu guru juga
mengingatkan waktu yang terbatas dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Guru juga memantau dan mengamati cara kerja
siswa saat menganalisis soal, setelah waktu selesai dan dilanjutkan
mempresentasikan hasil analisis, saat guru menanyakan kelompok
mana yang akan berpresentasi, ternyata hamper semua kelompok
mengajukan diri mereka siap untuk berprsentasi.
Selesai berpresentasi guru menanyakan materi yang belum
dipahami kemudian guru bersama siswa membuat kesimpulan dari
materi yang dipelajari. Selanjutnya guru memberikan latihan
mandiri kepada setiap siswa untuk mengetahui kemandirian belajar
siswa, selama latihan mandiri siwa sudah tidak tergantung pada
teman yang mengerjakan kemudian pekerjaan siswa dikumpulkan.
Akhir kegiatan pembelajaran guru memberi PR (pekerjaan
rumah) dan menutup pembelajaran dengan memberi salam.
2) Tindak Belajar
Berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas siklus II, secara
umum situasi pmbelajaran sudah mengalami peningkatan, siswa
sangat bersemangat dan terbiasa belajar menggunakan strategi
pembelajaran yang digunakan. Peningkatan kemandirian belajar
siswa dapat dilihat dari kerjasama yang bertambah baik, percaya
diri siswa untuk bertanya, menjawab, mengungkapkan pendapat,
dan mempresentasikan hasil analisis.
![Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/14.jpg)
51
Kemandirian belajar siswa juga dapat ditinjau dari usaha
siswa disaat mengerjakan latihan mandiri dengan tidak tergantung
pada temannya. Mereka mulai berani mencoba menyelesaiakan
soal yang diberikan.
c. Refleksi dan Evaluasi
Refleksi terhadap hasil tindakan kelas siklus II pada hari Sabtu
tanggal 25 Januari 2014. Kegiatan refleksi mendiskusikan hasil
observasi tindakan kelas siklus II. Berdasarkan hasil kesepakatan
antara guru dan peneliti bahwa pada siklus II kemandirian belajar
siswa dalam menyelesaikan soal matematika mengalami peningkatan
dari siklus sebelumnya.
Tindakan sudah berjalan sesuai dengan rencana dan harapan
yang diinginkan. Langkah-langkah yang diambil guru beserta peneliti
berhasil meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran, serta indikator-indikatornya juga mengalami
peningkatan.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan,
terutama yang berhubungan dengan kemandirian belajar siswa sesuai
dengan indikator yang dalam penelitian. Peningkatan kemandirian
belajar siswa meliputi rasa tanggung jawab, tidak tergantung pada
orang lain, rasa ingin tahu yang besar, dan percaya diri.
![Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/15.jpg)
52
3. Data Penelitian
Indikator-indikator yang digunakan untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa meliputi rasa tanggung jawab, tidak tergantung
pada orang lain, rasa ingin tahu yang besar, dan percaya diri. Berdasarkan
pada indikator-indikator tersebut, maka melalui observasi yang dilakukan
ditemukan data-data sebagai berikut.
a. Sebelum tindakan kelas
Kemandirian belajar siswa kelas XB sebelum diberi tindakan
kelas diperoleh dari dialog awal dengan guru mitra dan obsevasi di
dalam kelas. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan diperoleh
data dari 33 siswa terdapat 7 siswa (21,21%) memiliki rasa tanggung
jawab, 10 siswa (30,30%) tidak tergantung pada orang lain, 8 siswa
(24,24%) memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan 5 siswa (15,15%)
percaya diri.
b. Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan terjadi
peningkatan kemandirian belajar pada siswa tetapi belum sesuai yang
diharapkan dengan data dari 14 siswa (42,42%) memiliki rasa
tanggung jawab, 13 siswa (39,39%) tidak tergantung pada orang lain,
11 siswa (33,33%) memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan 7 siswa
(21,21%) percaya diri.
![Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/16.jpg)
53
c. Siklus II
Hasil dari siklus II memperlihatkan adanya peningkatan
kemandirian belajar siswa sesuai yang diharapkan dengan indikator-
indikator yang diamati. Data yang diperoleh menunjukkan siswa yang
memiliki rasa tanggung jawab menjadi 17 siswa (51,51%), siswa
sudah tidak tergantung pada orang lain menjadi 21 siswa (63,63%),
siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar menjadi 19 siswa (57,57%),
dan siswa yang memiliki rasa percaya diri menjadi 25 siswa (75,75%).
Berikut ini adalah data lengkap hasil penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dapat dituliskan pada tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1
Kemandirian belajar dalam menyelesaikan soal matematika Siswa Kelas XB
SMK Muhammadiyah 4 Surakarta
Sebelum dan Sudah Penelitian
Aspek Sebelum
Penelitian
Sesudah Penelitian
Siklus I Siklus II
a. Memiliki rasa
tanggungjawab
(7 siswa)
21,21%
(14 siswa)
42,42%
(17 siswa)
51,51%
b. Tidak tergantung pada
orang lain
(10 siswa)
30,30%
(13 siswa)
39,39%
(21 siswa)
63,63%
c. Memiliki rasa ingin tahu
yang besar
(8 siswa)
24,24%
(11 siswa)
33,33%
(19 siswa)
57,57%
d. Rasa percaya diri (5 siswa)
15,15%
(7 siswa)
21,21%
(25 siswa)
75,75%
![Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/17.jpg)
54
Tabel 4.1 menunjukkan data hasil observasi kelas sebelum dan
sesudah penelitian. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa:
a. Mulai siklus I sampai siklus II kemandirian belajar siswa dalam
pembelajaran matematika mengalami peningkatan.
b. Pada akhir penelitian kemandirian belajar siswa yang memiliki rasa
tanggungjawab menjadi 17 siswa (51,51%).
c. Pada akhir penelitian kemandirian belajar siswa yang tidak tergantung
pada orang lain menjadi 21 siswa (63,63%).
d. Pada akhir penelitian kemandirian belajar siswa yang memiliki rasa
ingin tahu yang besar menjadi 19 siswa (57,57%).
e. Pada akhir penelitian kemandirian belajar siswa yang memiliki rasa
percaya diri menjadi 25 siswa (75,75%).
Data penelitian di atas berkaitan dengan kemnadirian belajar siswa
dalam penyelesaian soal matematika, data di atas dapat dilihat secara
grafik. Gambar di bawah ini menunjukkan grafik peningkatan
kemandirian belajar siswa dalam penyelesaian soal matematika. Profil
kelas sebelum dan sesudah penelitian dalam pengamatan aktivitas siswa
pada gambar 4.1 berikut.
![Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/18.jpg)
55
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Kemandirian Belajar dalam Penyelesaian
Soal Matematika
Grafik pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa perubahan tindak
mengajar yang berkaitan dengan kemandirian belajar dalam penyelesaian
soal matematika setelah dilakukan tindakan selama dua siklus.
Kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika
meliputi memiliki rasa tanggungjawab, tidak tergantung pada orang lain,
memiliki rasa ingin tahu yang besar dan percaya diri. Peningkatan jumlah
siswa yang memiliki rasa tanggung jawab 7 siswa menjadi 17 siswa,
siswa sudah tidak tergantung pada orang lain 10 siswa menjadi 21 siswa,
siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar 8 siswa menjadi 19 siswa, dan
siswa yang memiliki rasa percaya diri 5 siswa menjadi 25 siswa.
Berdasarkan hasil peningkatan tersebut menunjukkan bahwa melalui
strategi cooperative group investigation dapat meningkatkan kemandirian
belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika.
0
5
10
15
20
25
30
Sebelum
Penelitian
Siklus I Siklus II
Ju
mla
h S
iaw
a
Tindakan
Memiliki rasa
tanggungjawab
Tidak tergantung
pada orang lain
Memiliki rasa ingin
tahu yang besar
Rasa percaya diri
![Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/19.jpg)
56
C. Pembahasan Tiap dan Antar Siklus
Penerapan strategi cooperative group investigation telah
meningkatkan kemandirian belajar dalam penyelesaian soal matematika siswa
kelas XB SMK Muhammadiyah 4 Surakarta. Hal ini dapat terlihat dari
meningkatnya indikator kemandirian belajar siswa yaitu memiliki rasa
tanggungjawab, tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa ingin tahu
yang besar dan percaya diri. Sutama (2007: 8) pedoman bagi implementasi,
kegiatan pembelajaran, desain model pembelajaran memiliki seperangkat
komponen pembentuk kegiatan pembelajaran yaitu tujuan, materi, kegiatan
implementasi dan evaluasi. Dengan demikian guru sudah memiliki gambaran
untuk strategi yang akan digunakan.
Uraian pelaksanaan tindakan kelas selama dua siklus dilakukan
berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Kegiatan paling awal
yang dilakukan yaitu dengan pengkondisian siswa (conditioning), diantaranya
berdoa sebelum belajar, melakukan presensi, mengecek kerapian, kebersihan
kelas dan kelengkapan artibut siswa, mengecek kesiapan siswa seperti
kelengkapan alat tulis, buku yang akan digunakan dan tugas rumah. Irzan
Tahar dan Enceng (2006: 91) kesiapan belajar bukanlah sesuatu yang
dipompakan sedemikian rupa, melainkan tumbuh secara sadar dari diri
seseorang serta berkaitan dengan pengalaman. Jadi sebelum pembelajaran
dimulai, kesiapan belajar siswa dapat digunakan sebagai ukuran semangat
dan kemandirian belajar yang dimiliki siswa.
![Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/20.jpg)
57
Apersepsi yang dimulai dengan pembahasan PR dan bertanya jawab
yang dilakukan guru dengan siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari.
Utari Sumarmo (2006: 3) menumbuhkan kesadaran siswa untuk berfikir,
mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memilih solusi, dan memandang
kesulitan sebagai tantangan. Pengantar sebelum pembelajaran inti dimulai,
diperlukan untuk memancing pengetahuan awal siswa agar memiliki dan
menumbuhkan rasa ingin tahu dengan hal-hal yang baru.
Kegiatan awal dalam pembelajaran, guru memberikan sebuah
motivasi kepada siswa, dengan motivasi yang tinggi sangat diperlukan dalam
kemandirian belajar. Menurut Irzan Tahar dan Enceng (2006: 93) motivasi
memegang peranan sangat penting karena siswa dituntut untuk belajar
mandiri, berusaha untuk mengatur waktu dan jadwal belajar secara optimal
sehingga mereka dapat menguasai materi yang dipelajari serta dapat
mempengaruhi proses hasil belajar. Jadi motivasi belajar sangat penting
diberikan kepada siswa.
Bagian kegiatan awal yang terakhir yaitu, menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi
dan pengalaman siswa. Menurut Minguel, Juan, dan Eduardo (2007: 72) salah
satu keberhasilan guru matematika yaitu mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari, guru menguasai materi yang akan disampaikan serta
dapat membedakan struktur matematika dengan perkembangan pengetahuan
sehingga siswa mengetahui secara spesifik manfaat dari mempelajari materi
![Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/21.jpg)
58
yang disampaikan. Jadi siswa setelah mengetahui tujuan dari pembelajaran
matematika dapat menggunakannya dikehidupan sehari-hari.
Setelah melakukan kegiatan awal dilanjutkan dengan kegiatan inti
pembelajaran. Kegiatan inti pertama mencakup kegiatan eksplorasi siswa,
yaitu melakukan kegiatan berkelompok kecil dengan kelompok anggota telah
ditentukan guru secara heterogen. Laila Fitriana (2011: 335) fungsi utama
dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim besar-besar belajar,
dan lebih khusus lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk dapat
mengerjakan kuis dengan baik. Membentuk siswa dalam kelompok-kelompok
kecil agar pembelajaran berjalan efektif.
Kemudian guru menjelaskan materi secara umum dan menjelaskan
aturan-aturan berkelompok dengan strategi cooperative group investigation,
setelah itu guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok, agar
setiap kelompok menganalisis dan menyelesaikan persoalan yang diberikan.
Selama kegiatan ini guru memfasilitasi siswa dalam proses menganalisis
persoalan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutama
(2007: 2) pengajar berperan sebagai perancang, fasilitator dan pembimbing
proses pembelajaran, sebab mahasiswa lebih banyak belajar melalui proses
pembentukan dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi
pengetahuan. Guru memiliki peranan untuk mengkondisikan siswa.
Kegiatan inti yang kedua yaitu elaborasi, guru memberikan kebebasan
kepada siswa untuk menganalisis dan menyelesaikan persoalan serta
melakukan interaksi dan kerjasama dalam kelompok untuk memperoleh
![Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/22.jpg)
59
pengetahuan. Sutama (2007: 2) model pembelajaran kooperatif dapat
digunakan untuk belajar membagian tanggung jawab ketika mahasiswa
mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia
sosial. Jadi kegiatan ini dapat dikatakan sebagai kegiatan inti belajar siswa
menggunakan strategi yang sedang diterapkan, dengan siswa diberi
kebebasan untuk menganalisis dan menyelesaikan persoalan yang sidah
disiapkan oleh guru.
Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, kegiatan pada tahap ini ditujukan
untuk mengembangkan dan mempresentasikan hasil analisis siswa. Setiap
kelompok mempresentasikan hasil analisisnya di depan kelas, dan kelompok
lain memberi tanggapan. Suriarini, Candiasa, dan Arya (2013) berpikir kritis
merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan, penguatan,
analisis, dan evaluasi data serta melakukan seleksi atau membuat keputusan
berdasarkan hasil evaluasi. Kegiatan konfirmasi bertujuan untuk melatih
siswa untuk berpikir kritis, untuk mengetahui pemahaman siswa.
Sebagai kegiatan akhir dalam pembelajaran, guru memberikan
evaluasi pembelajaran, mengajak siswa untuk mengulang kembali materi
yang baru saja dipelajari, memberikan latihan mandiri. Sumardi (2004: 5)
setelah pertemuan secara klasikal siswa diberi kesempatan kerja dalam
kelompok kemudian bekerja secara perorangan (penerapan latihan mandiri).
Jadi latihan mandiri melatih siswa tidak hanya belajar kelompok tetapi juga
belajar mandiri.
![Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/23.jpg)
60
Mengingat peran guru sebagai evaluator, maka guru menilai siswa
melalui kegiatan latihan mandiri, sehingga guru akan mengetahui hasil belajar
meliputi keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap
pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Irzan Tahar dan
Enceng (2006: 93) menilai hasil belajar yang telah dicapai merupakan
penilaian tanggung jawab dalam konteks kemandirian belajar. Jadi proses ini
dapat dijadikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
Pada siklus I siswa belum memperlihatkan peningkatan kemandirian
belajar yang signifikan. Proses pembelajaran belum berjalan efektif, siswa
takut salah dan malu untuk mengajukan pertanyaan atau mengemukakan
pendapatnya yang berbeda. Terbatasnya waktu yang diberikan kepada siswa
saat menganalisis soal kelompok. Ketergantungan anggota dengan anggota
yang lain. Melda Panjaitan (2012: 68) rendahnya pertisipasi siswa dalam
PBM mengutamakan guru untuk memberikan respon positif secara kongkrit
dan objektif berupa upaya membangkitkan pertisipasi siswa. Perbaikan yang
dilakukan guru antara lain membuat suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Pada pertemuan siklus I guru menjelaskan materi tentang menentukan
model matematika dari soal cerita (kalimat verbal). Model matematika adalah
suatu rumusan matematika, baik berupa persamaan, pertidaksamaan atau
fungsi yang diperoleh dari hasil penafsiran atau terjemahan masalah dari
program linear ke dalam bahasa matematika. Menurut Pesta (2008: 39)
Model matematika adalah suatu cara sederhana untuk menerjemahkan suatu
![Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/24.jpg)
61
masalah ke dalam bahasa matematika dengan menggunakan persamaan,
pertidaksamaan, atau fungsi.
Diberikan permasalahan kepada siswa untuk dianalisis bersama,
sebuah Firma memproduksi sendiri rak buku dalam dua model, yaitu A dan
B. Produksi rak buku dibatasi oleh persediaan material (papan kualitas tinggi)
dan waktu yang terbatas mesin pemroses. Tiap unit A memerlukan 3 m2
papan dan tiap unit B memerlukan 4 m2 papan. Firma memperoleh 1.700 m
2
papan tiap minggu dari pemasok sendiri. Tiap unit A membutuhkan 12 menit
dari mesin pemroses dan tiap unit B membutuhkan 30 menit. Setiap minggu
memungkinkan total waktu mesin 160 jam. Jika keuntungan (profit) tiap unit
A sebesar Rp 20.000,00 dan tiap unit B sebesar Rp 40.000,00, berapa banyak
unit dari tiap model akan perusahaan rencanakan untuk produksi tiap minggu.
Tentukan model matematikanya?
Diketahui: missal: x = Rak buku model A
y = Rak buku model B
Bahan Jenis
Rak Buku
Model A
x
Rak Buku
Model B
y
Persediaan
Bahan dalam m2
3 4 1.700
Lama pekerjaan dalam jam 0,2 0,5 160
Keuntungan f 20.000 40.000
Ditanya: model matematika?
Penyelesaian: diperoleh persamaan
1. 3π₯ + 4π¦ β€ 1.700
2. 0,2π₯ + 0,5π¦ β€ 160 2π₯ + 5π¦ β€ 1.600
3. π₯ β₯ 0
![Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/25.jpg)
62
4. π¦ β₯ 0
5. Fungsi objektif π π₯, π¦ = 20.000π₯ + 40.000π¦
Guru akan mempertegaskan kembali tugas-tugas setiap kelompok
agar terjalin kerjasama yang baik dan dapat menyelesaikan persoalan yang
diberikan, tepat pada waktunya, dan menumbuhkan keberanian siswa untuk
mencoba menganalisis dan mencoba menyelesaikan persoalan yang
diberikan. Utari S. (2006: 5) kebiasaan dan sikap belajar seperti menganalisis
kebutuhan belajar matematika, merumuskan tujuan, merancang program
belajar, memantau dan mengevaluasi diri apakah strategi telah dilaksanakan
dengan benar, memeriksa hasil, serta merefleksi untuk memperoleh umpan
balik. Menunjukkan bahwa mempertegaskan kembali tentang tugas setiap
kelompok untuk memperoleh umpan balik dari siswa.
Pada siklus II kegiatan pembelajaran dengan strategi cooperative
group investigation menunjukkan perubahan perilaku siswa ke arah yang
lebih baik. Sebagian besar siswa sudah memiliki kemandirian belajar yang
cukup baik. Ervina Maret (2009: 96) metode group investigation melatih
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Jadi membuat
siswa memiliki rasa tanggung jawab, tidak tergantung pada orang lain, rasa
ingin tahu yang besar, dan percaya diri siswa sudah semakin meningkat dan
berkembang.
Guru menyampaikan secara umum materi siklus II yaitu menentukan
nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear. Cara menentukan nilai
![Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/26.jpg)
63
optimum suatu fungsi objektif (sasaran) dari suatu program linear dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) rumuskan daerah peyelesaian
tersebut dalam model matematika, b) tentukan daerah penyelesaian
(fleksibbel) dari sistem pertidaksamaan, c) tentukan fungsi sasaran (objektif)
yang diminta, fungsi tujuan dinyatakan dengan π π₯,π¦ = ππ₯ + ππ¦, d)
tentukan nilai optimum fungsi sasarannya dengan menggunakan titik pojok,
dan e) berilah tafsiran jawaban dari permasalahan yang ada.
Diberikan permasalahan kepada siswa untuk dianalisis bersama,
kebun yang tersedia seluas 600 m2 akan ditanami 2 jenis tanaman yaitu
tanaman tingkat rendah dan tanaman tingkat tinggi, dan mampu menampung
58 tanaman. Tiap tanaman tingkat rendah membutuhkan tempat 6 m2 dan
tanaman tingkat tinggi 24 m2. Biaya menanan tiap tanaman tingkat rendah
Rp.1.000,00 dan tanaman tingkat tinggi Rp. 1.500,00. Jika tanaman ditanam
semua, tentukan biaya maksimum dari banyaknya tanaman yang di tanam
tersebut!
Penyelesaian:
1. Model matematika
Misal, banyak tanaman tingkat rendah = π₯ dan banyak tanaman tingkat
tinggi = π¦, maka model matematika
Keterangan Tempat Jumlah
tanaman Biaya
tanaman tingkat rendah
tanaman tingkat tinggi
6 m2
24 m2
π₯
π¦
Rp. 1.000,00
Rp. 1.500,00
Kapasitas β€ 600 m2 β€ 58
![Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/27.jpg)
64
Diperoleh model matematika:
a) 6π₯ + 24π¦ β€ 600 π₯ + 4π¦ β€ 100
b) π₯ + π¦ β€ 58
c) π₯ β₯ 0;π¦ β₯ 0 dan π₯,π¦ β C
d) Fungsi persamaan: π π₯,π¦ = 1.000π₯ + 1.500π¦
2. Penyelesaian dari sistem persamaan di atas dapat digambarkan pada
daerah yang berwarna.
Menentukan titik B (π₯1,π¦1)
Yaitu perpotongan garisnπ₯ + π¦ = 58 dan garis π₯ + 4π¦ = 100 dengan cara
subtitusi:
π₯ + π¦ = 58β¦β¦(1) π₯ = 58 β π¦ disubtitusikan ke (2)
π₯ + 4π¦ = 100β¦.(2)
58β π¦ + 4π¦ = 100
3π¦ = 100β 58
3π¦ = 42
π¦ = 14 diperoleh π₯ = 44
Maka titik potong kedua garis tersebut adalah B(44,14)
![Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/28.jpg)
65
3. Fungsi sasaran (objektif):
π π₯,π¦ = 1.000π₯ + 1.500π¦ dan nilai optimumnya dapat dicari dari
Titik π π₯,π¦ = 1.000π₯ + 1.500π¦
O(0,0)
A (0,25)
B (44,14)
C (58, 0)
0
0 + 1500.25 = 37.500
1000.44 + 1500.14 = 65.000
1000.58 + 0 = 58.000
4. Jadi π(π₯,π¦) maksimum adalah Rp65.000,00 dengan titik B (44,14)
5. Jadi biaya menanam tanaman tersebut bisa mencapai hasil yang maksimal
apabila banyak tanaman tingkat rendah 44 tanaman dan tanaman tingkat
tinggi 14 tanaman.
Guru membahas materi secara singkat, kemudian siswa menganalisis
soal yang diberikan secara berkelompok. Suartika, Arnyana, dan Setiawan
(2013) siswa bersama kelompok belajarnya akan memberikan kesempatan
kepada setiap individu untuk dapat terlibat dalam proses berpikir dan kegiatan
belajar. Siswa mengerjakan soal secara berkelompok agar siswa dapat terlibat
dalam penyelesaian dan memahaminya.
Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentaikan
hasilnya, kemudian guru memberikan kesempaan siswa untuk bertanya agar
siswa termotivasi untuk belajar. Setiap siswa mengerjakan latihan mandiri
dari guru. Irzan dan Enceng (2006: 94) dalam belajar mandiri peserta ajar
dituntut untuk memiliki kesiapan, keuletan, dan daya tahan, sehingga
diperlukan motivasi belajar yang tinggi. Jadi guru memberikan latihan
![Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/29.jpg)
66
mandiri kepada siswa agar siswa termotivasi untuk mengetahui pemahaman
yang sudah dimiliki.
Guru bersama siswa setelah mengerjakan latihan mandiri menarik
kesimpulan dari pembelajaran. Sumardi (2004 :3) refleksi ini secara rutin
dilakukan setiap akhir putaran penelitian. Secara informal setiap hari kerja
diadakan dialog antara guru matematika dan peneliti untuk membahas hal-hal
yang perlu penanganan segera. Guru yang telah selesai mengajar dan
mengtahui perkembangan setelah tindakan, kemudian guru dan peneliti
membahas setelah tidakan.
1. Pembahasan Tiap Siklus
Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan siswa yang
memiliki tanggungjawab hanya 7 siswa (21,21%). Irzan dan Enceng
(2006: 94) dimensi tanggungjawab berarti peserta ajar mampu menilai
aktivitas, mengatasi kesulitan, dan mengukur kemampuan yang diperoleh
dari belajar. Kemampuan siswa yang masih terbatas sehingga belum
mampu menilai aktivitas, mengatasi kesulitan, dan mengukur kemampuan
membuat tanggungjawab yang dimiliki siswa rendah.
Berdasarkan tindakan kelas siklus I siswa yang yang memiliki
tanggungjawab menjadi 14 siswa (42,42%), hal ini menunjukkan ada
peningkatan. Utari Sumarmo (2006: 3) menumbuhkan kesadaran siswa
untuk berfikir, mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memilih
solusi, dan memandang kesulitan sebagai tantangan. Jadi dengan
menumbuhkan kesadaran siswa untuk belajar agar dapat meningkatkan
![Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/30.jpg)
67
rasa tanggungjawab siswa untuk menghadapi soal matematika yang sulit
menjadi tantangan.
Berdasarkan tindakan kelas siklus II siswa yang yang memiliki
tanggungjawab menjadi 17 siswa (51,51%). Sutama (2007: 2) model
pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk belajar pembagian
tanggungjawab ketika mahasiswa mengikuti pembelajaran dan
berorientasi menuju pembentukan manusia sosial. Jadi dengan
menggunakan strategi cooperative group investigation dapat
meningkatkan rasa tanggungjawab siswa yang berkarakter.
Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan siswa yang tidak
tergantung pada orang lain hanya 10 siswa (30,30%). Sumardi (2004: 1)
materi ajar yang terlalu sulit dapat mengakibatkan siswa menjadi putus
asa, takut, dan kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Siswa
yang sudah berputus asa, takut salah, dan tidak berminat terhadap
pelajaran mendorong siswa menjadi pasif dan cenderung mengandalkan
teman yang bisa mengerjakan.
Berdasarkan tindakan kelas siklus I siswa yang tidak tergantung
pada orang lain mencapai 13 siswa (39,39%), hal tersebut menunjukkan
ada peningkatan. Sutama (2007: 2) pengajar berperan sebagai perancang,
fasilitator dan pembimbing proses pembelajaran, sebab mahasiswa lebih
banyak belajar melalui proses pembentukan dan penciptaan, kerja dalam
kelompok dan berbagi pengetahuan. Kerjasama yang baik didalam
kelompok membuat siswa nyaman, menumbuhkan minat belajar, dan
![Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/31.jpg)
68
tidak takut karena belajar dengan teman sendiri, sehingga memotivasi
siswa untuk tidak tergantung pada orang lain.
Berdasarkan tindakan pada siklus II siswa yang tidak tergantung
pada orang lain menjadi 21 siswa (63,63%). Suriarini, Candiasa, dan Arya
(2013) berpikir kritis merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan
penerimaan, penguatan, analisis, dan evaluasi data serta melakukan
seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi. Mengarahkan
siswa untuk berpikir kritis dapat membuat siswa mampu menyelesikan
soal yang diberikan secara mandiri dan tidak mengandalkan temannya.
Kondisi awal sebelum tidakan siswa yang memiliki rasa ingin tahu
yang besar hanya 8 siswa (24,24%). Huri Suhendri (2012: 398)
banyaknya siswa yang menganggap bahwa pelajaran matematika
merupakan pelajaran yang tidak mudah untuk dimengerti, anggapan
tersebut mendorong siswa tidak mau berusaha untuk belajar. Keulitan
yang dihadapi siswa dalam pelajaran membuat siswa menjadi pasif dan
tidak peduli dengan pelajaran matematika, sehingga rasa ingin tahu yang
dimiliki siswa rendah .
Berdasarkan tindakan kelas siklus I siswa yang memiliki rasa ingin
tahu yang besar sebanyak 11 siswa (33,33%), hal ini menunjukkan
adanya peningkatan. Irzan Tahar dan Enceng (2006: 91) kesiapan belajar
bukanlah sesuatu yang dipompakan sedemikian rupa, melainkan tumbuh
secara sadar dari diri seseorang serta berkaitan dengan pengalaman. Hal
![Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/32.jpg)
69
ini dapat dimaknai kesiapan siswa dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
yang dimilki siswa.
Berdasarkan tindakan kelas siklus II siswa yang memiliki rasa
ingin tahu yang besar menjadi 19 siswa (57,57%). Bistari (2010: 15) guru
memiliki peranan mendorong berkembangnya pemahaman siswa terhadap
matematika sehingga tumbuh rasa ingin tahu siswa secara optimal dan
pemahaman konsep matematika dapat tercapai. Jadi guru memiliki
peranan penting untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dengan
menggunakan strategi yang menyenangkan dan memahami karakter
siswa.
Kondisi awal percaya diri siswa sebanyak 5 siswa (15,15%),
menunjukkan harus adanya usaha unruk meningkatkan percaya diri siswa.
Sudarman (2012: 60) belajar matematika merupakan kegiatan mental
yang tinggi dan menuntut pemahaman dan ketekunan berlatih. Hal
tersebut menggambarkan siswa yang memiliki mental yang rendah,
kurangnya pemahaman, dan jarangnya siswa untuk berlatih membuat
siswa tidak percaya diri saat belajar.
Berdasarkan tindakan kelas siklus I siswa yang memiliki rasa
percaya diri mencapai 7 siswa (21,21%), hal ini menunjukkan
peningkatan. Bistari (2010: 20) meningkatkan rasa percaya diri siswa
merupakan pembiasaan untuk mencegah siswa mengambil jalan pintas
saat menghadapi kesulitan belajar. Meningkatkan rasa percaya diri siswa
![Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/33.jpg)
70
dapat dilakukan guru dengan memotivasinya agar siswa tidak mengambil
jalan pintas saat menghadapi kesulitan.
Berdasarkan tindakan kelas siklus II siswa yang memiliki rasa
percaya diri menjadi 25 siswa (75,75%). Laila Fitriana (2011: 322) upaya-
upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa di antaranya adalah memilih dan menggunakan
model pembelajaran yang relevan. Strategi cooperative group
investigation yang digunakan guru mampu meningkatkan aktivitas,
percaya diri dan prestasi belajar siswa.
2. Pembahasan Antar Siklus
Permasalahan penelitian maupun penelitian tindakan berdasarkan
analisis data kualitatif hasil penelitian dari kerja kolaborasi antara peneliti
dengan guru matematika kelas XB SMK Muhammadiyah 4 Surakarta.
Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa
dalam penyelesaian soal matematika dengan strategi cooperative group
investigation.
Data yang diperoleh untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
kemandirian belajar siswa dalam penelitian ini diuraikan menjadi empat
indikator.
a. Memiliki rasa tanggungjawab
Memiliki rasa tanggungjawab dibutuhkan siswa dalam proses
pembelajaran. Novita Eka I. dan Anita Listiara (2006: 21)
![Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/34.jpg)
71
tanggungjawab perorangan sangat dibutuhkan, agar siswa
bertanggungjawab sendiri atas tugasnya tanpa harus bergantung pada
sesama anggota kelompok atau siswa lain. Karena strategi cooperative
group investigation dapat menumbuhkan rasa toleransi dan kerjasama
antar anggota kelompok, sehingga siswa mengetahui cara
menyelesaikan persoalan yang menjadi tangunggjawab kelompok
tersebut. Adanya peningkatan rasa tanggungjawab dapat dilihat dari
data hasil tindakan kelas. Sebelum tindakan hanya 21,21%, pada
tindakan kelas siklus I mencapai 42,42%, dan setelah dilakukan
tindakan pada siklus II menjadi 51,51%.
b. Tidak tergantung pada orang lain
Siswa tidak tergantung pada orang lain saat menyelesaikan soal
metematika memebuat siswa dapat mandiri saat belajar. Novita Eka I.
dan Anita Listiara (2006: 21) ada kalanya tugas yang diberikan guru
dikerjakan sendiri dulu kemudian hasilnya didiskusikan dengan
demikian melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri karena siswa yang lain juga harus menyelesaikan tuganya
sendiri. Latihan mandiri yang diberikan melatih siswa tidak
tergantung pada temannya atau guru. Peningkatan dapat diketahui dari
data tindakan kelas sebelum tindakan hanya 30,30%, pada tindakan
kelas siklus I mencapai 39,39%, dan setelah dilakukan tindakan pada
siklus II menjadi 63,63%.
![Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/35.jpg)
72
c. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Belajar matematika menumbuhkan rasa ingin tahu yang dimiliki
siswa. Sudarman (2012: 60) belajar matematika tidak sepenuhnya
sama dengan matematika sebagai ilmu karena matematika memiliki
perbedaan antara lain dalam hal penyajian, pola berpikirnya,
keterbatasan semestanya, dan tingkat keabstrakannya. Pada materi
yang peogram linear menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
Peningkatan dapat diketahui dari data tindakan kelas sebelum
tindakan hanya 24,24%, pada tindakan kelas siklus I mencapai
33,33%, dan setelah dilakukan tindakan pada siklus II menjadi
57,57%.
d. Percaya diri
Rasa percaya diri membuat siswa dapat berinteraksi dan
mengeluarkan ide-idenya. Bistari (2010: 20) meningkatkan rasa
percaya diri kepada siswa sedini mungkin sebelum penyampaian
materi sangat diperlukan agar siswa saat menghadapi kesulitan belajar
dapat menyelesaikannya dengan baik. Adanya motivasi belajar dari
guru dan antar siswa yang diberikan kepada siswa membuat percaya
diri yang dimiliki meningkat. Peningkatan dapat diketahui dari data
tindakan kelas sebelum tindakan hanya 15,15%, pada tindakan kelas
siklus I mencapai 21,21%, dan setelah dilakukan tindakan pada siklus
II menjadi 75,75%.
![Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data](https://reader031.vdocuments.mx/reader031/viewer/2022012407/616a26ee11a7b741a34f5daa/html5/thumbnails/36.jpg)
73
Strategi pembelajaran yang digunakan pada akhirnya memudahkan
siswa dalam menguasai kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai. Irzan
Tahar dan Enceng (2006: 92) kemandirian belajar merupakan kesiapan
dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri,
dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam mendiagnosis kebutuhan
belajar, memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber
belajar, memilih dan menetukan pendekatan strategi belajar, dan
melakukan evaluasi hasil belajar yang dicapai. Strategi cooperative group
investigation dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa.
D. Proposisi Hasil Penelitian
1. Memiliki rasa tanggungjawab dalam meyelesaikan soal matematika dapat
meningkatkan kemandirian belajar.
2. Tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan soal matematika
dapat meningkatkan kemandirian belajar.
3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar dalam menyelesaikan soal
matematika dapat meningkatkan kemandirian belajar.
4. Memiliki rasa percaya diri dalam menyelesaikan soal matematika dapat
meningkatkan kemandirian belajar.