bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...
TRANSCRIPT
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Sinduagung Kecamatan Selomerto
Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan subjek
penelitian siswa kelas V dengan jumlah siswa 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan. Letak SD N Sinduagung Kecamatan Selomerto
Kabupaten Wonosobo di Jl. Lingkar Selatan Kecamatan Selomerto Kabupaten
Wonosobo. Jarak tempuh SD N Sinduagung dengan pusat kota adalah ± 30 km.
Suasana SDN Jetis 01 masih sangat asri dengan suasana pedesaan, letak SD N
Sinduagung dekat dengan pemukiman penduduk desa Kresek.
SD N Sinduagung merupakan SD satu-satunya yang ada di di Kelurahan
Sinduagung dengan kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah
keseluruhan adalah 143 siswa. Ruangan SD N Sinduagung terdapat 8 ruangan.
Dengan rincian enam kelas yang digunakan untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang
kantor guru dan 1 ruang adalah ruang kosong yang dijadikan gudang. Ruang kelas
sudah cukupnya baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Di SD N
Sinduagung menyediakan 3 toilet yag terdiri dari 2 toilet untuk siswa laki-laki dan
perempuan dan 1 toilet untuk guru. Selain ruangan dan toilet, SD N Sinduagung
juga memiliki halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara
sekaligus digunakan sebagai lapangan bola dan voly.
Tenaga pengajar atau guru yang ada di SD N Sinduagung sudah cukup,
jumlah tenaga pengajar atau guru terdiri dari 11 guru salah satunya kepala
sekolah, dengan rincian 1 Kepala Sekolah dengan pendidikan terakhir S1, 6 guru
kelas dengan pendidikan terakhir S1 dan D2, 1 guru pendidikan Agama Islam
dengan pendidikan terakhir S1, dan 3 guru wiyata bakti yang semuanya
berpendidikan terakhir S1. Guru di SD N Sinduagung terdiri atas 8 PNS (1 Kepala
Sekolah, 6 Guru Kelas dan 1 Guru Pendidikan Agama Islam.
35
36
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sinduagung sebagai kelompok
eksperimen dan SD Negeri 1 Adiwarno sebagai kelompok kontrol. Pembelajaran
Group Investigation ini merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa
kerjasama dalam kelompok untuk melakukan penelitian eksperimen.
Pembelajaran Group Investigation (GI) dimulai dengan guru menyampaikan
materi pelajaran, membentuk siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-6
siswa yang anggotanya heterogen berdasarkan jenis kelamin, suku atau etnik
maupun dari kemampuan akademiknya, siswa memilih sub topik yang mereka
sukai, guru memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk penelitian beserta
lembar kerja siswa sesuai dengan topik, siswa bersama kelompoknya menyusun
rencana penelitian kemudian dengan bimbingan guru, siswa melakukan penelitian
berdasarkan topik yang telah mereka pilih, salah satu siswa menuliskan hasil
penelitiannya, kemudian perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas
secara bergantian untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Setelah semua
siswa maju ke depan kelas, guru meluruskan kesalahpahaman yang terjadi
diantara siswa, kemudian guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
dan melakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi
treatmen yaitu menggunakan metode pembelajaran Group Investigation.
Penelitian eksperimen ini dilakukan di bulan Januari sampai dengan bulan
April 2012. Sebelum dilakukan penelitian terhadap masing-masing kelas
eksperimen dan kelas kontrol, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
terhadap kedua kelas tersebut. Observasi tersebut dilakukan untuk mendapatkan
data siswa masing-masing kelompok kelas. Hasil observasi yang dilakukan
didapat di kelas eksperimen yaitu siswa kelas V SD Negeri Sinduagung ada 20
siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, sedangkan di
kelas kontrol yaitu siswa kelas V SD Negeri 1 Adiwarno terdapat 21 siswa yang
terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Pelaksanaan uji validitas soal pre-test dilakukan pada hari Sabtu, 24 Maret
2012 dengan responden 22 siswa kelas V SD N 02 Adiwarno. Setelah
mendapatkan data validitas soal pre-test dari SD uji coba tersebut, peneliti
37
menganalisis validitas dan reliabilitas. Dari hasil uji validitas soal pre-test, dari 20
soal terdapat 14 soal valid dengan ketentuan corrected item total correlation >
0,20 dan memperoleh reabilitas 0,799 yang artinya reabilitas dapat diterima. Soal
yang valid tersebut merupakan soal yang nantinya akan digunakan sebagai pre-
test dikelas ekserimen maupun kontrol. Pelaksanaan uji validitas soal pos-test juga
dilakukan pada hari Sabtu, 24 Maret 2012 di SD N 02 Adiwarno. Setelah
mendapatkan data validitas soal pos-test dari SD uji coba tersebut, peneliti
menganalisis validitas dan reliabilitas. Dari hasil uji validitas soal pos-test, dari 21
soal terdapat 15 soal valid dengan ketentuan corrected item total correlation >
0,20 dan memperoleh reabilitas 0,816 yang artinya reabilitas bagus. Soal yang
valid tersebut merupakan soal yang nantinya akan digunakan sebagai pos-test
dikelas ekserimen maupun kontrol.
Pengumpulan data di kelas eksperimen dilakukan bertahap selama 3 x
pertemuan, yaitu dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 April 2012; pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Jum’at 13 April dan pertemuan ketiga dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh
guru kelas V yang pembelajarannya sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang telah dibuat.
Pelaksanaan tindakan pertama dilakukan pada hari Kamis, 13 April 2012 di
mana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul
07.30-08.40 WIB. Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen membahas materi
tentang jenis-jenis magnet, bagian dan kutub magnet dan menunjukkan kekuatan
gaya megnet. Guru mulai menyampaikan materi dengan menjelaskan pengertian
magnet. Kemudian guru menunjukkan jenis-jenis magnet. Guru membentuk siswa
dalam kelompok yaitu masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa yang
telah ditentukan guru berdasarkan jenis kelamin, suku atau etnik maupun
kemampuan akademiknya. Setiap kelompok memilih sub topik yang ingin
dipelajari kemudian guru membagikan bahan-bahan yang diperlukan untuk
percobaan beserta lembar kerja siswa sesuai topik yang telah mereka pilih. Setiap
kelompok menyusun rencana penelitian. Dengan bimbingan guru, siswa
melakukan penelitian sesuai dengan topik, salah satu siswa menuliskan hasil
38
penelitian dan membuat laporan. Setelah semua kelompok selesai dalam
penelitian, maka perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas secara
bergantian untuk mempresentasikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
teman satu kelompok. Jika terjadi kesalahpahaman diantara siswa, maka tugas
guru adalah meluruskan kesalahpahaman yang terjadi diantara siswa tersebut.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Pelaksanaan tindakan kedua dilakukan pada hari Jum’at, 13 April 2012 di
mana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul
07.30-08.40 WIB. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen membahas materi
tentang membuat magnet. Guru membentuk siswa dalam kelompok yaitu masing-
masing kelompok beranggotakan 5 siswa yang telah ditentukan guru berdasarkan
jenis kelamin, suku atau etnik maupun kemampuan akademiknya. Setiap
kelompok memilih sub topik yang ingin dipelajari kemudian guru membagikan
bahan-bahan yang diperlukan untuk percobaan beserta lembar kerja siswa sesuai
topik yang telah mereka pilih. Setiap kelompok menyusun rencana penelitian.
Dengan bimbingan guru, siswa melakukan penelitian sesuai dengan topik, salah
satu siswa menuliskan hasil penelitian dan membuat laporan. Setelah semua
kelompok selesai dalam penelitian, maka perwakilan dari setiap kelompok maju
ke depan kelas secara bergantian untuk mempresentasikan hasil penelitian yang
telah dilakukann dengan teman satu kelompok. Guru bersama siswa bertanya
jawab mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan siswa bersama
kelompoknya kemudian menyimpulkan hasil pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan ketiga dilakukan pada hari Sabtu, 14 April 2012.
Pertemuan ketiga ini dilakukann selama 2 x 35 menit. Pada pertemuan ketiga ini
guru memberikan soal evaluasi (post-test).
Selama pembelajaran berlangsung siswa benar-benar terlibat langsung dalam
pembelajaran yang dilakukan. Dengan membagi siswa dalam kelompok yang
anggotanya heterogen siswa yang kurang mampu menguasai pelajaran dapat
belajar bersama dengan siswa yang lebih menguasai materi. Pembentukan
kelompok ini pengetahuan siswa akan terbangun, dan dengan adanya penelitian,
siswa dapat melakukan penelitian sesuai dengan rancangan penelitian yang
39
mereka buat. Siswa dapat bertukar pikiran dan berbagi pengalaman belajar dengan
kelompok lain dengan cara mempresentasikan langkah-langkah penelitian dan
hasil penelitian di depan kelas.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan dalam 3 x pertemuan,
dilaksanakan pada hari Senin, 16 April 2012; Selasa, 17 April 2012 dan Rabu, 18
April 2012. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas V dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pembelajaran terfokus pada
guru, di mana guru menjelaskan dan siswa memperhatikan.
Pada pertemuan pertama hari Senin, 16 April 2012 pembelajaran dilakukan
selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul 07.30-08.40 WIB. Pada pertemuan
pertama di kelas kontrol membahas materi tentang jenis-jenis magnet, bagian dan
kutub magnet dan menunjukkan kekuatan gaya megnet. Pertemuan kedua hari
Selasa, 17 April 2012 pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai
pada pukul 07.30-08.40 WIB, di mana pembelajaran membahas materi tentang
membuat magnet. Pertemuan ketiga guru memberikan soal evaluasi (post-test).
Pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) menekankan pada bentuk
kerjasama antar siswa dalam kelompok yang heterogen. Berdasarkan hasil refleksi
yang dilakukan oleh guru kelas, peneliti, guru kelas maupun siswa memiliki
banyak keuntungan yang didapat dari penerapan pembelajaran ini. Bagi guru,
dengan menerapkan pembelajaran Group Investigation selain memberikan
pengalaman dan wawasan baru, guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar.
Bagi siswa, pembelajaran Group Investigation dirasa mudah diterima, karena
siswa belajar dan menemukan materi dan pengalam baru dengan melakukan
penelitian. Bagi peneliti dan guru observer, pembelajaran Group Investigation
nantinya menjadi alternatif baru yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar.
4.3 Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini akandiuraikanhasil penelitian variabel pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation, Hasil Belajar dan Gender.
40
4.3.1 Pembelajaran Group Investigation
Deskripsi pembelajaran Group Investigation dapat dilihat dari hasil
observasi. Observasi ini dilakukan pada saat guru menerapkan perlakuan
pembelajaran di dalam kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran
Group Investigation. Lembar observasi yang dibuat tersebut didasarkan dengan
ketentuan-ketentuan atau langkah-langkah pembelajaran Group Investigation.
Observasi ini dilaksanakan sebanyak 3 kali, yaitu pada pembelajaran dipertemuan
ke-1, ke-2 dan ke-3. Kegiatan observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar
observasi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan
membubuhkan tanda cek ( ) pada kolom pernyataan Ya atau Tidak. Observer atau
pengamat jalannya kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
adalah guru kelas VI (Bapak Santo Sutrisno). Hasil implementasi pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dapat dilihat pada tabel 4.1 pada halaman 41.
Dari hasil observasi pembelajaran Group Investigation (GI) yang dilakukan
oleh guru observer yaitu guru kelas VI bapak Santo Sutrisno, didapatkan bahwa
pembelajaran menggunakan Group Investigation (GI) berlangsung dengan baik
sesuai dengan teori dan lengkah-langkah pembelajaran yang telah dibuat. Pada
pertemuan pertama dan kedua aspek yang diamati sudah terlaksana dengan baik,
tujuan pembelajaran dan penguatan sudah dilaksanakan. Pada pertemuan ketiga
guru memberikan soal evaluasi.
41
Tabel 4.1
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Group Investigation
Di Kelas Eksperimen Tahun Ajaran 2011/2012
No Aspek penilaian Pertemuan
I II III
I Pra pembelajaran
1 Guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran
-
2 Guru mengatur siswa menempati tempat dudukny a masing-masing -
3 Guru memeriksa kesiapan siswa menerima pelajaran -
I Kegiatan Pembelajaran
4 Guru melakukan kegiatan apersepsi -
A Tahap Pengelompokan
5 Guru menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai -
6 Guru menjelaskan langkah-langkah metode Group Investigation
secara jelas dan rinci -
7 Guru membagi siswa ke dalam kelompok menurut Group
Investigation -
B Tahap Perencanaan
8 Guru membimbing siswa berdiskusi untuk mengajukan pertanyaan
yang digunakan dalam penelitian -
9 Guru membimbing siswa menyusun rencana penelitian -
C Tahap Penyelidikan
10 Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi dan data -
11 Guru menumbuhkan parsitipasi aktif siswa dalam pembelajaran -
12 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa -
13 Guru menumbuhkan keceriaan dan antusias siswa dalam belajar -
D Tahap Pengorganisasian
14 Guru memantau hasil penelitian siswa -
15 Guru membimbing siswa menyusun laporan penelitian -
16 Guru memeriksa hasil penelitian siswa -
III Kegiatan akhir
A Tahap Pelaporan Penelitian (Presentasi)
17 Guru mengatur jalannya laporan penelitian (presentasi) dari masing-
masing kelompok -
18 Guru membimbing siswa dalam menyampaikan laporan penelitian -
B Tahap Evaluasi
19 Guru membimbing siswa untuk menggabungkan rangkuman
kesimpulan semua kelompok -
20 Guru melakukan refleksi pembelajaran -
21 Guru memberikan soal evaluasi - -
Keterangan:
: jika aspek yang dinilai sesuai dengan langkah-langkah Group Investigation.
42
- : jika aspek yang dinilai tidak sesuai dengan langkah-langkah Group
Investigation.
4.3.2 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa siswa digolongkan menjadi 2 yaitu nilai pre-test dan nilai
postest. Nilai pre-test didapat dari nilai siswa sebelum diberkan perlakuan,
sedangkan nilai pos-test didapat dari nilai siswa setelah mendapatkan perlakuan.
Hasil belajar ini dibedakan dari kelompok eksperimen yang mendapatkan
perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan kelompok
kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Nilai batas KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 65.
4.3.2.1 Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa di SD N Sinduagung (Kelas Eksperimen)
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Kategori Range Pretest Postest
f % f %
Tidak Tuntas 0 - 64 11 55 1 5
Tuntas 65 - 100 9 45 19 95
Jumlah 20 100 20 100
Mean 65,85 83
St. Deviasi 8,94 11,34
Minimal 50 60
Maksimal 85,71 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelompok
eksperimen dibedakan atas dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas.
Dikatakan tuntas jika range nilainya antara 65-100, dikatakan tidak tuntas jika
range nilainya antara 0-64.
Nilai pre-test siswa sebanyak 20 siswa, 9 siswa dinyatakan tuntas dengan
presentase ketuntasan 45% dan 11 siswa dinyatakan belum tuntas dengan
presentase 55%. Rata-rata nilai pre-test yang diperoleh 66,07 standar
deviasinya 8,94, nilai minimal 50 dan nilai maksimalnya 85,71. Nilai pos-test
siswa sebanyak 20 siswa, 19 siswa dinyatakan tuntas dengan presentase 95%
dan 1 siswa dinyatakan belum tuntas dengan presentase 5%. Rata - rata nilai
pos-test yang diperoleh 82,65, standar deviasinya 11,54, nilai minimal 60 dan
43
nilai maksimal 100. Hasil belajar siswa yang dicapai setelah diberikan
perlakuan meningkat hal ini terbukti dengan nilai rata-rata postes lebih besar
dari nilai rata-rata nilai pretest 82,65 > 66,07.
4.3.2.2 Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa di SD N 1 Adiwarno (Kelas Kontrol)
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
Kategori Range Pretest Postest
f % f %
Tidak Tuntas 0 - 64 13 61,90 3 14,29
Tuntas 65 - 100 8 38,10 18 85,71
Jumlah 21 100 21 100
Mean 65,38 71,62
St. Deviasi 6,63 6,64
Minimal 50 60
Maksimal 78,57 87
Dari data di atas, nilai pre-test siswa kelompok kontrol dari 21 siswa, 8
siswa dinyatakan tuntas dengan presentase 38,10% dan 13 siswa belum tuntas
dengan presentase 61,90%. Rata-rata nilai pre-test kelas 65,65, standar
deviasinya 6,63, nilai minimal 50 dan nilai maksimal 78,57. Nilai pos-test
siswa kelompok kontrol dari 21 siswa, 18 dinyatakan tuntas dengan presentase
85,71% dan 3 siswa tidak tuntas dengan presentase 14,29%. Nilai pos-test rata-
rata kelas 71,75, standar deviasinya 6,63, nilai minimal 60 dan nilai maksimal
87. Secara keseluruhan hasil belajar siswa meningkat, dan masih ada 3 siswa
yang belum mencapai ketuntasan setelah diberikan tindakan maka harus
dilakukan tindak lanjut.
4.3.3 Gender
Gender dalam penelitian ini dibatasi pada jenis kelamin yaitu laki - laki dan
perempuan. Data gender siswa didapat dari dokumentasi arsip sekolah yaitu
absensi siswa. Dokumentasi ini untuk mendapatkan data jenis kelamin siswa kelas
V di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
44
Tabel 4.4
Prosentase Jumlah Siswa Laki-laki dan Perempuan Kelas V
Di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahun Ajaran 2011/2012
Kelompok
Gender
Total % Laki – laki Perempuan
Jumlah % Jumlah %
Eksperimen 8 40 12 60 20 100
Kontrol 9 42,86 12 57,14 21 100
Dilihat dari tabel pada kelompok eksperimen (SD N Sinduagung) terdapat 20
siswa yang terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Presentase siswa
laki-laki lebih sedikit daripada siswa perempuan, yaitu siswa laki-laki sebanyak
40% dan siswa perempuan 60%. Sedangkan di kelompok kontrol (SD N 1
Adiwarno) terdapat 21 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Presentase siswa laki-laki lebih sedikit daripada siswa perempuan,
yaitu siswa laki-laki sebanyak 42,86% dan siswa perempuan 57,14%.
4.4 Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel telah
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas didapat dari hasil pretes siswa dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kriteria suatu data
dikatakan normal jika signifikan > 0,05. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji kolmogrov simirnov menggunakan program SPSS 16.0 for
window.
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pretest
Di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahun Ajaran 2011/2012
Kelompok Gender Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df Sig.
Nilai Eksperimen
Kontrol
L
P
.176
.228
20
21
.107
.06
Dari uji normalitas hasil belajar tes kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol didapat hasil sebagai berikut:
1. Nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa laki-laki
dilihat dari tabel Kolmogrov Smirnov. Dari tabel tersebut nampak nilai Sig
45
dengan taraf signifikasi 0,107. Jika nilai Sig > nilai taraf signifikasi, maka
berdistribusi normal. Nilai dari Sig adalah 0,107 > 0,05 maka diambil
kesimpulan nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdistribusi normal.
2. Nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa perempuan
dilihat dari Kolmogrov Smirnov. Dari tabel tersebut nampak nilai Sig dengan
taraf signifikasi 0,06. Jika nilai Sig > nilai taraf signifikasi, maka berdistribusi
normal. Nilai dari Sig adalah 0,06 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal.
4.5 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan mengambil nilai postest siswa dari kelompok
kontrol yang dalam pembelajaran diberikan perlakuan konvensional dan
kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan pembelajaran Group
Investigation (GI).
4.5.1 Hasil Belajar Postest Berdasarkan Gender
Deskripsi silang merupakan hasil dari data ketuntasan hasil belajar siswa baik
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang di analisis berdasarkan gender
siswa
Tabel 4.6
Hasil Belajar Postest Berdasarkan Gender
Di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahun Ajaran 2011/2012
Kategori Range
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
L P L P
f % f % f % f %
Tidak Tuntas 0 - 64 0 0 1 8 1 11 2 17
Tuntas 65 - 100 8 100 11 92 8 89 10 83
Jumlah 8 100 12 100 9 100 12 100
Mean 83 71,75
St.deviasi 11,34 6,64
Minimal 60 60
Maksimal 100 87
N 20 21
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai postest dari kelompok
eksperimen terdapat 20 siswa, dari 8 siswa laki-laki semua siswa tuntas sedangkan
46
dari 12 siswa perempuan terdapat 1 siswa yang tidak tuntas. Presentase siswa laki-
laki tuntas adalah 100%, siswa laki-laki yang tidak tuntas 0%, siswa perempuan
tuntas 92%, siswa perempuan yang tidak tuntas 8%. Secara keseluruhan rata-rata
kelompok eksperimen 83, standar deviasinya 11,34, nilai minimalnya 60 dan nilai
maksimalnya 100.
Nilai pos-test dari kelompok kontrol terdapat 21 siswa, dari 9 siswa laki-laki
yang tuntas sebanyak 8 dan 1 tidak tuntas sedangkan dari 12 siswa perempuan 10
tuntas dan 2 tidak tuntas. Presentase siswa laki-laki tuntas adalah 89%, siswa laki-
laki tidak tuntas 11%, siswa perempuan tuntas 83%, siswa perempuan tidak tuntas
17%. Secara keseluruhan rata-rata kelompok kontrol 77,75, standar deviasinya
6,64, nilai minimalnya 60 dan nilai maksimalnya 87.
4.5.2 Hasil Analisis Hipotesis
Uji Anova digunakan untuk menganalisis data hipotesis dan menggunakan
data hasil postest hasil belajar kelompk eksperimen dan kelompok kontrol.
1. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dengan kelompok kontrol yang
menggunakan metode konvensional.
a) H0 : tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan kelompok siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 : ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan kelompok siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
b) Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
H0 : µe = µk
H1 : µe > µk
c) Tabel Distribusi Frekuensi
47
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa Kelas V di Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
No NE NK NE2 NK
2
1 73 60 5329 3600
2 73 73 5329 5329
3 73 60 5329 3600
4 93 80 8649 6400
5 93 73 8649 5329
6 60 60 3600 3600
7 73 73 5329 5329
8 80 73 6400 5329
9 80 73 6400 5329
10 67 73 4489 5329
11 87 73 7569 5329
12 93 73 8649 5329
13 87 67 7569 4489
14 100 80 10000 6400
15 100 73 10000 5329
16 80 67 6400 4489
17 100 73 10000 5329
18 87 73 7569 5329
19 80 67 6400 4489
20 80 87 6400 7569
21 73 5329
1659 1504 140059 108584 Keterangan:
NE : nilai siswa kelompok eksperimen
NK : nilai siswa kelompok kontrol
NE2 : nilai kuadrat dari nilai siswa kelas eksperimen
NK2 : nilai kuadrat dari nilai siswa kelas kontrol
d) Menghitung jumlah rerata dan jumlah kwadrat
Rata-rata nilai eksperimen =
= = 82,95
Rata-rata nilai kontrol =
= = 71,62
48
Jk1 = 2 –
= 16592 –
= 2752281 – 82,95
= 2752198,05
Jk2 = 2 –
=1504 2 –
= 2262016 – 71,62
= 2261944,38
e) Menghitung nilai uji t indeks
Uji t ind = –
=
=
= = = 0,032
f) Menguji tingkat kesalahan (alpha) = 5% atau 1%
df = (20 + 21) – 2 = 39
(one tail, 39, 5%) t tabel = 2,02
g) Jadi t hitung = 0,032
t tabel = 2,02
t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelompok eksperimen yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation
dengan siswa kelompok control yang menggunakan metode konvensional.
2. Adakah perbedaan hasil belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan di
kelas eksperimen dan kelas kontrol?
db/df = (jumlah siswa eks + jumlah siswa kontrol) - 2
49
a) H0 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa laki-laki dan
perempuan.
H1 : terdapat perbedaan hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan.
b) Hipotesis statistiknya sebagai berikut:
H0 : µl = µp
H1 : µl < µp
c) Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siswa Kelas V Berdasarkan Jenis Kelamin
di Kelas Eksperimen dan KelasKontrol
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012
No NL NP NL2 NP2
1 73 93 5329 8649
2 73 60 5329 3600
3 73 73 5329 5329
4 93 80 8649 6400
5 87 80 7569 6400
6 100 67 10000 4489
7 100 87 10000 7569
8 80 93 6400 8649
9 73 100 5329 10000
10 60 80 3600 6400
11 73 87 5329 7569
12 73 80 5329 6400
13 67 60 4489 3600
14 80 80 6400 6400
15 67 73 4489 5329
16 73 60 5329 3600
17 73 73 5329 5329
18 73 5329
19 73 5329
20 73 5329
21 73 5329
22 67 4489
23 87 7569
24 73 5329
1318 1845 104228 144415
50
Keterangan:
NL : nilai siswa laki-laki kelompok kontrol dan eksperimen
NP : nilai siswa perempuan kelompok kontrol dan eksperimen
NL2 : nilai kuadrat dari nilai siswa laki-laki kelompok kontrol dan eksperimen
NP2 : nilai kuadrat dari nilai siswa laki-laki kelompok kontrol dan eksperimen
d) Menghitung jumlah rerata dan jumlah kwadrat
Rata-rata nilai laki-laki =
=
= 77,53
Rata-rata nilai perempuan =
=
= 76,88
Jk1 = 2 –
= 13182 -
= 1737124 – 77,53
= 1737046,47
Jk2 = 2 –
=1845 2 -
= 3404025 – 76,88
= 3403948,12
e) Menghitung nilai uji t indeks
Uji t ind = –
=
=
= = =
f) Menguji tingkat kesalahan (alpha) = 5% atau 1%
db/df = (jumlah siswa laki-laki + jumlah siswa perempuan) - 2
51
df = (17 + 24) – 2 = 39
(one tail, 39, 5%) t tabel = 2,02
g) Jadi t hitung =
t tabel = 2,02
t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Adakah perbedaan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation berdasarkan gender.
H0 : tidak ada perbedaan penerapan pembelajaran kooperatif Group
Investigation terhadap hasil belajar berdasarkan gender.
H1 : ada perbedaan penerapan pembelajaran kooperatif Group
Investigation terhadap hasil belajar berdasarkan gender.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
H0 : µel = µkl = µep = µkp
H1 : µel ≠ µkl ≠ µep ≠ µkp
Tabel 4.9
Uji Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
Terhadap Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Gender Siswa Kelas V
di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahun Ajaran 2011/2012
Source Type III Sum
of Squares Df
Mean
Square F Sig.
KELAS *
GENDER 62.761 1 62.761 .697 .409
Error 3331.213 37 90.033
Total 248129.00 41
Corrected
total 4629.160 40
Tabel 4.9 menunjukkan Fratio untuk faktor kelas sebesar 0,697. Fratio
dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%), dimana dk nya
1 untuk pembilang dan 37 untuk penyebut, diperoleh angka 4,11 maka
terlihat Ftabel lebih besar dari Fratio. Tingkat signifikansi 0,409 (tidak
signifikan karena nilainya lebih besar dari 0,05) yang berarti H1 ditolak yang
berarti tidak terdapat perbedaan penerapan pembelajaran kooperatif Group
Investigation berdasarkan gender.
52
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan ini mengacu pada data-data yang diperoleh selama pelaksanaan
penelitian dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dalam pembelajaran IPA materi gaya magnet terhadap hasil belajar siswa
berdasarkan gender siswa SD. Terdapat dua kelompok kelas yang digunakan
sebagai peneilitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen merupakan kelompok yang diberikan tindakan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), sedangkan kelompok
kontrol kegiatan pembelajarannya menggunakan metode konvensional atau
ceramah saja.
Hasil statistik pada pengujian hipotesis pertama dapat dilihat bahwa tidak
terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelas eksperimen yang dalam
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif Group
Investigation dengan siswa kelas tontrol yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih
Endarini Sudarmono dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Kelas V Melalui Penerapan Metode Group Investigation pada
Pembelajaran IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester I Tahun Ajaran
2009/2010”.
Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen 82,95 dan nilai rata-rata kelas kontrol
71,62. Nilai rata-rata 83,00 > 71,62, dimana selisih 11,33. Jika dilihat dari nilai
rata-rata kelas ekperimen dan kelas kontrol, terdapat berarti kelompok eksperimen
dengan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih baik dari pada
kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, dengan kata
lain perlakuan yang diberikan dalam pembelajaran mempengaruhi peningkatan
hasil belajar siswa. Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa
dituntut untuk merancang dan melakukan suatu penelitian sendiri bersama teman
satu kelompoknya, sehingga siswa belajar berdasarkan apa yang ia temukan atau
ia peroleh saat penelitian berlangsung, hal itu berpengaruh terhadap daya ingat
siswa terhadap suatu materi tertentu yang ia peroleh saat penelitian. Hal tersebut
53
tentunya sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation menciptakan suasana pembelajaran yang lebih aktif, saling
menghargai pendapat, saling mendukung dalam penelitian dan siswa dituntut
untuk mampu bekerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang
sudah ia pilih pada awal pembelajaran. Siswa juga bisa belajar belajar berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh kelompok lain, yaitu pada saat kelompok lain
mempresentasikan hasil penelitiannya di depan kelas. Saat kelompok lain
mempresentasikan hasil penelitiannya, kelompok lain diperbolehkan untuk
menambahkan atau menyanggah dari pendapat kelompok lain tersebut.
Hasil statistik pada pengujian hipotesis kedua, didapat bahwa tidak terdapat
perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok laki-laki dan kelompok
perempuan. Hal ini dilihat dari nilai t hitung yang lebih kecil dibandingkan
dengan t tabel. Pembagian kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation tidak membedakan jenis kelamin, ras / suku, entik maupun tingkat
kemampuan akademik yang dimiliki siswa, sehingga hasil belajar semua siswa
dalam pembelajaran menggunakan Group Investigation baik laki-laki maupun
perempuan dapat meningkat.
Hasil statistik dalam pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa laki-laki dan
perempuan yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation maupun menggunakan pembelajaran konvensional.
Pada kelompok eksperimen sebelum dilakukan perlakuan atau tindakan dari
20 siswa terdapat 3 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan yang nilai pretestnya
masih dibawah KKM, 5 siswa laki-laki yang di atas KKM dan 4 siswa perempuan
yang di atas KKM. Setelah diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran
Group Investigation (GI) nilai postest siswa laki-laki tuntas semua dan terdapat 1
siswa perempuan yang tidak tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar pada siswa setelah diberikan tindakan pembelajaran
menggunakan pembelajaran Group Investigation (GI) daripada menggunakan
pembelajaran konvensional.
54
Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen berpengaruh dapat
meningkatkan hasil belajar 10 siswa yang semula hasil belajarnya tidak tuntas
menjadi tuntas di atas KKM yang telah ditentukan. Kesepuluh siswa tersebut
memiliki karakter yang berbeda-bada dalam belajar, secara garis besar siswa yang
tuntas setelah diberikan perlakuan mempunyai karakter bahwa siswa tidak bisa
belajar jika hanya mendengar penjelasan dari guru artinya siswa dapat memahami
pelajaran jika melakukan aktifitas, merancang dan melakukan penelitian sendiri,
sehingga siswa belajar berdasarkan apa yang mereka temukan saat melakukan
penelitian. Dengan adanya perlakuan pembelajaran menggunakan Group
Investigation (GI) yang melibatkan kerjasama antar siswa, merancang dan
melakukan penelitian sendiri hal tersebut dapat memotivasi siswa dalam belajar
yang pada akhirnya setelah dilakukan tes akhir nilai siswa dapat mencapai
ketuntasan.
Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menekankan pada bentuk
kerjasama antar siswa dalam satu kelompok untuk merancang sekaligus
melakukan penelitian sendiri untuk memecahkan suatu permaslahan. Guru hanya
bertindak sebagai fasilitator saja. Di dalam kelas, siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang beranggoakan 4-6 siswa yang heterogen yang
didasarkan atas kemampuan, jenis kelamin, suku / ras yang menitikberatkan pada
belajar dalam kelompok, merancang dan melakukan penelitian sendiri. Siswa
akan lebih aktif dalam pembelajaran, karena dituntut bertanggung jawab dalam
kelompok untuk melakukan penelitian saat pembelajaran.
Sudarmono (2009: 21) berpendapat bahwa dalam metode Group
Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau
enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the
dynamic of the learning group.
Pembelajaran Group Investigation (GI) ini dimulai dengan penyampaian
topik yang ingin dipelajari di kelas, kemudian menekankan siswa pada belajar
kelompok untuk dapat saling membantu dalam merancang dan melakukan
penelitian, kemudian siswa mempresentasikan hasil penelitiannya di depan kelas
secara bergantian. Ketika melakukan penelitian, siswa menemukan materi
55
pembelajaran sendiri yang tidak sama persis dengan yang ada pada buku paket.
Siswa belajar sesuai dengan apa yang ia peroleh saat penelitian. Hal itu sejalan
dengan salah satu konsep yang dikemukakan oleh Winaputra yaitu inquiri atau
penemuan.
Pembelajaran dengan menerapkan metode Group Investigation menjadikan
siswa tertarik sehingga siswa aktif dan antusias karena siswa tahu tentang hal apa
yang dipelajarinya dengan cara lain sehingga pengaruhnya terhadap hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih
baik dari kelompok kontrol, ini dibuktikan dari rata-rata kelompok eksperimen
adalah 82,95 dan rata-rata kelas kontrol adalah 71,62 .Penerapan metode Group
Investigation ini cocok digunakan untuk semua siswa yang memiliki kemampuan
berpikir rendah, sedang dan juga tinggi.
4.6.1 Implikasi Teoritis
Pembelajaran kooperatf tipe Group Investigation (GI) menjadikan siswa
lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk merancang serta melakukan
penelitian sendiri. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru serta belajar
dengan materi yang baru yang ia temukan saat penelitian. Selain itu siswa bekerja
dalam kelompok dalam penyelesaiannya. Siswa menemukan hal cara belajar baru
yang berbeda dengan cara belajar yang biasanya digunakan saat pembelajaran.
Siswa juga mendapat materi pelajaran yang baru yang mereka peroleh saat
melakukan penlitian dengan kelompoknya sesuai dengan sub-topik yang telah
mereka pilih sebelumnya. Siswa dapat menyanggah, memberikan tambahan,
memberikan kritik maupun saran kepada kelompok yang lain ketika teman
kelompok yang lain sedang mempresentasikan hasil penelitiannya di depan kelas.
Siswa antar kelompok juga dapat belajar dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh kelompok lain. Jika terjadi kesalahpahaman antar kelompok
mengenai hasil penelitian, guru bertugas untuk meluruskan kesalahpahaman
tersebut agar siswa tidak memperoleh pemahaman yang berbeda.
Dari pembahasan penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan Group Investigation lebih baik dari hasil belajar
56
kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, dengan kata
lain perlakuan yang diberikan dalam pembelajaran mempengaruhi peningkatan
hasil belajar siswa. Maka darin itu, guru diharapkan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif Group Investigation dalam pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
4.6.2 Implikasi Praktis
Implikasi praktis berhubungan dengan kontribusi penelitian bagi sekolah,
guru dan siswa. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
digunakan sebagai salah satu kebijakan yang dapat mempengaruhi hasil
belajarsiswa pada pembelajaran IPA. Baik siswa dengan karakteristik yang ulet,
mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin belajar yang tinggi, atau siswa yang
cepat bosan dengan rutinitas di dalam kelas, kaku dan kurang humoris.
Pembelajaran dengan kooperatif tipe Group Investigation ini menekankan pada
aktivitas siswa untuk merancang dan melakukan penelitian sendiri, sehingga siswa
memperoleh pengalaman dan materi baru saat penelitian. Dengan siswa
melakukan penelitian sendiri tentunya dapat berpengaruh terhadap daya ingat
siswa terhadap suatu materi tertentu sehingga ketika siswa mendapat soal, ia dapat
menjawab dengan tepat. Hasil penelian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan Ratih Endarini Sudarmono yang berjudul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui Penerapan Metode Group Investigation
pada Pembelajaran IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester I Tahun Ajaran
2009/2010” mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V, yaitu ada
peningkatan ketuntasan belajar dari pelaksanaan siklus I adalah 78 menjadi 88
pada siklus II. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation.