bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. orientasi ......37 bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Orientasi Kancah Penelitian
Penelitian ini berjudul “Pengaruh kecerdasan emosional dan self-
efficacy terhadap psychological well-being (PWB) pada mahasiswa
tahun pertama Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku
(UKIM)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah ada
pengaruh secara simultan dari kecerdasan emosional dan self-efficacy
terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM.
UKIM adalah salah satu universitas yang berada di Kota Ambon.
UKIM terletak di Jl. Ot Pattimaipauw – Talake Kecamatan Nusaniwe
Kota Ambon – Maluku. UKIM memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas
Teologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi,
Fakultas Teknik, dan Fakultas Kesehatan.
Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui skala psikologi yang
disebarkan pada 50 mahasiswa Fakultas Teologi UKIM angkatan 2016
setelah melalui proses uji coba skala pada tanggal 14 Agustus 2017
sampai dengan 25 Agustus 2017 dan dilakukan penyebaran skala
psikologi yang telah mempunyai daya diskriminasi yang baik pada
tanggal 11 September 2017 sampai dengan 13 September 2017. Tujuan
dari diadakan uji coba skala adalah agar skala psikologi yang akan
dibagikan nanti telah memiliki daya diskriminasi yang baik dan bebas
dari aitem yang gugur. Uji coba skala dan penelitian dilakukan pada
Fakultas Teologi UKIM dengan pertimbangan mahasiswa memiliki
karakter yang mirip.
4.2. Prosedur penelitian
4.2.1. Pengambilan data awal
Sebelum memasuki tahap penelitian lebih lanjut, peneliti
melakukan proses mencari informasi pada senat mahasiswa dan
38
asisten dosen. Pencarian informasi ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran PWB mahasiswa angkatan 2016 dan untuk mengetahui
jumlah mahasiswa.
4.2.2. Penyusunan alat ukur dan validitas permukaan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga skala
psikologi, yaitu skala PWB, skala kecerdasan emosional, dan skala
self-efficacy.
a. Skala PWB yang digunakan adalah skala yang dibuat oleh Ryff
(1989) dan dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian.
Aspek PWB yang digunakan adalah penerimaan diri, memiliki
hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan
lingkungan, tujuan hidup, dan menjadi pribadi yang berkembang.
b. Skala kecerdasan emosional yang digunakan adalah skala yang
dibuat oleh Goleman (1995) dan dimodifikasi oleh penulis sesuai
kebutuhan penelitian. Aspek PWB yang digunakan adalah
kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, empati,
dan ketrampilan sosial.
c. Skala self-efficacy yang digunakan adalah skala yang dibuat oleh
Schwarzer dan Jerusalem (1995) dan dimodifikasi oleh penulis
sesuai kebutuhan penelitian. Aspek self-efficacy yang digunakan
adalah magnitude, strength, dan generality.
Setelah skala-skala tersebut dimodifikasi maka penulis
mengajukan skala tersebut pada dosen pembimbing I dan dosen
pembimbing II untuk dilihat dan dilengkapi sebagai salah satu syarat
lolos uji validitas permukaan. Penulis juga memberikan skala
psikologi yang telah disusun kepada enam orang mahasiswa untuk
dibaca dan memberikan masukan apakah bahasa yang digunakan
dapat dimengerti atau tidak.
39
4.2.3. Perizinan
Proses perizinan kepada Fakultas Teologi UKIM diawali
dengan mengajukan permohonan izin kepada Magister Sains
Psikologi UKSW Salatiga. Setelah pihak fakultas mengeluarkan surat
izin, penulis ke Ambon untuk melakukan uji coba skala dan
penelitian. Penulis membawa surat izin uji coba kepada Dekan
Fakultas Teologi UKIM pada tanggal 24 Juli 2017 sebagai syarat
melakukan proses uji coba skala. Proses uji coba skala baru
dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2017 sampai dengan 25
Agustus 2017 dikarenakan mahasiswa sementara ada dalam masa
libur semester. Untuk pelaksanaan penelitian, penulis membawa surat
izin penelitian kepada Dekan Fakultas Teologi UKIM pada tanggal 8
September 2017 dan pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal
11 September 2017 sampai dengan 13 September 2017.
4.3. Deskripsi Uji Coba Skala
4.3.1. Deskrispsi Data Uji Coba Skala
Data uji coba diolah pada penelitian ini adalah data primer
dalam bentuk skala psikologi dari hasil jawabah responden terkait
PWB, kecerdasan emosional, dan self-efficacy. Skala psikologi
diberikan langsung kepada mahasiswa Fakultas Teologi angkatan
2016 yang berjumlah 40 orang.
4.3.2. Distribusi Frekuensi Identitas Responden Uji Coba Skala
Distribusi frekuensi responden uji coba berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.
40
Tabel 4.1
Demografi Responden Uji Coba Skala Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)
1 Laki-laki 13 orang 32,5%
2 Perempuan 27 orang 67,5%
TOTAL 40 orang 100%
Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa responden uji coba
skala yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 13 orang dengan
presentase sebesar 32,5% dan perempuan berjumlah 27 orang dengan
presentase sebesar 67,5%.
4.4. Uji Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala
Seleksi aitem dan reliabilitas skala psikologi perlu dilakukan
terlebih dahulu untuk memilih aitem yang ukurannya sesuai dengan hasil
ukur skala secara keseluruhan dan sejauh mana konsistensi alat ukur
yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, seleksi aitem
dilakukan pada proses uji coba skala sehingga pada proses pengambilan
data dengan responden penelitian akan mendapatkan hasil yang benar-
benar dapat dipertanggungjawabkan.
4.4.1. Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala PWB
Aitem yang digunakan untuk memperoleh data PWB adalah
sebanyak 45 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi aitem melalui item
total corrected maka terdapat 10 aitem yang memiliki koefisien
korelasi <0,20 dan dinyatakan gugur. Adapun aitem yang gugur
tersebut adalah aitem nomor 4, 13, 14, 17, 24, 38, 40, 41, 42, dan 43.
Pada Tabel 4.2 penyebaran aitem valid dan aitem gugur pada uji coba
skala.
Pengujian reliabilitas skala psikologi pada penelitian ini
menggunakan pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien
alpha cronbach’s. Dalam proses uji coba diuji reliabilitasnya agar
41
diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai
dalam proses penelitian.
Tabel 4.2
Sebaran Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala PWB
NO
ASPEK INDIKATOR
SEBARAN
ITEM TOTAL
F U
1 Penerimaan
diri
Memiliki sikap positif
terhadap diri sendiri
1, 12 37 3
Memahami dan
menerima berbagai
aspek diri termasuk di
dalamnya kualitas baik
dan buruk
44 13* 1
Menilai positif
kehidupan yang
sedang dijalani
38* 18 1
2 Memiliki
hubungan
positif dengan
orang lain
Kemampuan individu
untuk membina
hubungan hangat
dengan orang lain
(memiliki kedekatan
dengan orang lain)
29 10,
16,
43*
3
Memiliki perasaan
yang kuat akan empati
sesama manusia
4* 14*,
15
1
Mampu mencintai dan
membina hubungan
interpersonal yang
dibangun atas dasar
saling percaya
40* 35 1
3 Otonomi Mampu mengarahkan
diri dan bersikap
mandiri
7, 27 8 3
Mengevaluasi diri
dengan standar
personal
26 17* 1
Mengatur tingkah laku 20 33 2
42
secara mandiri
4 Penguasaan
lingkungan
Mampu mengelola dan
mengontrol
lingkungan sekitar
2 19 2
Mampu menciptakan
lingkungan yang
cocok dengan kondisi
psikologisnya sendiri
dalam rangka
pengembangan diri
22,
23,
42*
28 3
5 Tujuan hidup Adanya kejelasan
tujuan hidup
11 5 2
Merasakan arti dalam
hidup masa kini
maupun yang telah
dijalani
6, 25 24* 2
Memiliki tujuan dan
sasaran hidup yang
jelas
30,
36
41* 2
6 Pengembangan
diri
Keinginan untuk terus
mengembangkan
potensinya
31 1
Terbuka terhadap
pengalaman baru
9, 34,
39
3, 45
Menyadari potensi-
potensi yang
dimilikinya
21 32 2
Total 20 15 35
Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas Skala PWB
Reliabilitas Statistik
Cronbach's Alpha N of Items
.881 35
43
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.3 diketahui
bahwa variabel PWB memiliki koefisien Cronbach’s alpha sebesar
0.881 dari batas minimal yang ditetapkan adalah >0.60 sehingga skala
psikologi dalam variabel PWB dinyatakan reliabel.
4.4.2. Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional
Aitem yang digunakan untuk memperoleh data kecerdasan
emosional adalah sebanyak 55 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi
aitem melalui corrected item maka terdapat 10 aitem yang memiliki
koefisien korelasi ≤0,20 dan dinyatakan gugur. Adapun aitem yang
gugur tersebut adalah aitem nomor 1, 9, 10, 11, 21, 28, 29, 33, 36, dan
41. Pada Tabel 4.4 penyebaran aitem valid dan aitem gugur pada uji
coba.
Pengujian reliabilitas skala psikologi pada penelitian ini
menggunakan pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien
alpha cronbach’s. Dalam proses uji coba diuji reliabilitasnya agar
diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai
dalam proses penelitian.
Tabel 4.4
Sebaran Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Kecerdasan Emosional
NO. ASPEK INDIKATOR
SEBARAN
ITEM TOTAL
F U
1 Kesadaran
diri
Mengenal dan
merasakan emosi
sendiri
6, 19 1*, 52 4
Memahami penyebab
perasaan yang
muncul
47, 16 2
Mengenal pengaruh
perasaan terhadap
tindakan
27, 34,
26, 40
4
44
2 Mengelola
emosi
Mampu
mengungkapkan
amarah yang tepat
17 42, 55 3
Mampu
mengendalikan
perilaku agresif yang
merusak diri sendiri
dan orang lain
31, 43 38 3
Memiliki perasaan
positif tentang diri
sendiri dan
lingkungan
23, 49 2
Memiliki
kemampuan untuk
mengatasi stres
11*, 32 1
3 Memotivasi
diri sendiri
Mampu
mengendalikan diri
2, 7, 44 33* 3
Bersikap optimis 8, 39 28*, 21 3
Mampu memusatkan
perhatian pada tugas
yang dikerjakan
3, 13,
18
37 4
4 Empati Mampu menerima
sudut pandang orang
lain
4 45 2
Memiliki sikap
empati atau kepekaan
terhadap perasaan
orang lain
9*, 24 53 2
Mampu
mendengarkan orang
lain
5, 10* 54 3
5 Keterampilan
sosial
Memahami
pentingnya membina
hubungan dengan
orang lain
29*,
30, 51
22, 12 4
Mampu
menyelesaikan
konflik dengan orang
lain
46 36* 1
45
Memiliki
kemampuan untuk
berkomunikasi
dengan orang lain
25, 48,
50
14 4
Memiliki perhatian
terhadap kepentingan
orang lain
20, 35 2
Dapat hidup selaras
dengan kelompok
15, 41* 1
Total 33 12 45
Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional
Reliabilitas Statistik
Cronbach's Alpha N of Items
.905 45
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.5 diketahui
bahwa variabel kecerdasan emosional memiliki koefisien Cronbach’s
alpha sebesar 0.905 dari batas minimal yang ditetapkan adalah >0.60
sehingga skala psikologi dalam variabel kecerdasan emosional
dinyatakan reliabel.
4.4.3. Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Self-efficacy
Aitem yang digunakan untuk memperoleh data self-efficacy
adalah sebanyak 22 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi aitem
melalui corrected item maka terdapat 3 aitem yang memiliki koefisien
korelasi <0,20 dan dinyatakan gugur. Adapun aitem yang gugur
tersebut adalah aitem nomor 19, 21, dan 22. Pada Tabel 4.4
penyebaran aitem valid dan aitem gugur pada uji coba.
Pengujian reliabilitas skala psikologi pada penelitian ini
menggunakan pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien
46
alpha cronbach’s. Dalam proses uji coba diuji reliabilitasnya agar
diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai
dalam proses penelitian.
Tabel 4.6
Sebaran Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Self-efficacy
NO ASPEK INDIKATOR
SEBARAN
ITEM
TOTAL
F U
1 Magnitude Berwawasan optimis 15, 16 1, 20 4
Merasa yakin dapat
menyelesaikan
tugas-tugas dengan
baik
3, 5,
19*, 21*
10, 14 5
2 Strength Meningkatkan upaya
sebaik-baiknya
6, 8 17 3
Berkomitmen
melaksanakan tugas
7 13 2
3 Generality Menyikapi situasi
dan kondisi yang
beragam dengan cara
yang baik dan positif
2, 4, 11 18,
22*
4
Berpedoman pada
pengalaman
9, 12 2
Total 12 7 19
Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Skala Self-efficacy
Reliabilitas Statistik
Cronbach's Alpha N of Items
.864 19
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.7 diketahui
bahwa variabel kecerdasan emosional memiliki koefisien Cronbach’s
alpha sebesar 0.864 dari batas minimal yang ditetapkan adalah >0.60
47
sehingga skala psikologi dalam variabel kecerdasan emosional
dinyatakan reliabel.
4.5. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Teologi UKIM Angkatan 2016 yang berjumlah 50 orang. Karakteristik
responden dapat digambarkan sebagai berikut:
4.5.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.8
Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Kelamin Presentase (%)
1 Laki-laki 17 orang 34%
2 Perempuan 33 orang 66%
TOTAL 50 orang 100%
Tabel 4.8 menunjukkan jumlah mahasiswa sebanyak 50 orang
yang terdiri dari 17 laki-laki dengan presentase 34% dan 33
perempuan dengan presentase 66%. Dapat dilihat bahwa responden
perempuan lebih banyak dari responden laki-laki.
4.5.2. Analisis deskriptif
Tabel 4.9
Analisis Deskriptif
N Jarak Minimum Maximum Rata-rata Std. Deviasi
PWB_Y 50 50 88 138 113.18 13.490
KE_X1 50 65 105 170 139.56 13.602
SE_X2 50 27 37 64 50.64 5.749
Valid N (listwise) 50
Dari Tabel 4.9 hasil output analisis deskriptif, dapat diartikan
sebagai berikut:
48
1. Variabel PWB memiliki rata-rata hitung sebesar 113.18 dengan
standar deviasi sebesar 13.490.
2. Variabel kecerdasan emosional memiliki rata-rata hitung sebesar
139.56 dengan standar deviasi sebesar 13.602.
3. Variabel self-efficacy memiliki rata-rata hitung sebesar 50.65
dengan standar deviasi sebesar 5.749.
4.6. Identifikasi Skor
4.6.1. Identifikasi Skor PWB
Skala PWB menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap diri
mereka terkait PWB baik itu kepada diri sendiri maupun terhadap
orang lain, artinya bahwa responden diminta untuk menilai sejauh
mana PWB mereka.
Dalam menentukan tinggi rendahnya PWB mahasiswa, maka
digunakan lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,
dan sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan dalam variabel ini
adalah 29 aitem valid. Skor empiris yang diperoleh bergerak dari 145
(5x29) sampai 29 (1x29). Untuk mengetahui PWB digunakan interval
ukuran sebagai berikut:
𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
𝑖 =5(29) − 1(29)
5
𝑖 =145 − 29
5
𝑖 = 23,2.
Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil PWB dapat
dilihat pada Tabel 4.10
49
Tabel 4.10
Kategori Skor PWB
No. Kategori Interval N Presentase (%)
1 Sangat tinggi 121,8 ≤ x ≤ 145 18 36%
2 Tinggi 98,6 ≤ x ≤ 121,8 24 48%
3 Sedang 75,4 ≤ x <98,6 8 16%
4 Rendah 52,2 ≤ x <75,4 -
5 Sangat rendah 29 ≤ x <52,2 -
Jumlah 50 100%
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa PWB mahasiswa tahun
pertama Fakultas Teologi UKIM mempunyai tingkat PWB yang dapat
dikategorikan sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tepatnya 18%
mahasiswa memiliki PWB pada kategori sangat tinggi, 24% memiliki
PWB pada kategori tinggi, dan 8% pada kategori sedang.
4.6.2. Identifikasi Skor Kecerdasan Emosional
Skala kecerdasan emosional menggambarkan persepsi
mahasiswa terhadap diri mereka terkait kecerdasan emosional baik itu
kepada diri sendiri maupun terhadap orang lain, artinya bahwa
responden diminta untuk menilai sejauh mana kecerdasan emosional
mereka.
Dalam menentukan tinggi rendahnya kecerdasan emosional
mahasiswa, maka digunakan lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan
dalam variabel ini adalah 36 aitem valid. Skor empiris yang diperoleh
bergerak dari 180 (5x36) sampai 36 (1x36). Untuk mengetahui
kecerdasan emosional digunakan interval ukuran sebagai berikut:
𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
𝑖 =5(36) − 1(36)
5
50
𝑖 =180 − 36
5
𝑖 = 28,8.
Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil kecerdasan
emosional dapat dilihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11
Kategori Skor PWB
No. Kategori Interval N Presentase (%)
1 Sangat tinggi 151,2 ≤ x ≤ 180 8 16%
2 Tinggi 122,4 ≤ x ≤ 151,2 38 76%
3 Sedang 93,6 ≤ x <122,4 4 8%
4 Rendah 64,8 ≤ x <93,6 -
5 Sangat rendah 36 ≤ x <64,8 -
Jumlah 50 100%
Dari Tabel 4.11 diketahui bahwa kecerdasan emosional
mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM mempunyai
tingkat kecerdasan emosional yang dapat dikategorikan sedang,
tinggi, dan sangat tinggi. Tepatnya 16% mahasiswa memiliki
kecerdasan emosional pada kategori sangat tinggi, 76% memiliki
kecerdasan emosional pada kategori tinggi, dan 8% pada kategori
sedang.
4.6.3. Identifikasi Skor Self-efficacy
Skala self-efficacy menggambarkan persepsi mahasiswa
terhadap diri mereka terkait self-efficacy baik itu kepada diri sendiri
maupun terhadap orang lain, artinya bahwa responden diminta untuk
menilai sejauh mana self-efficacy mereka.
Dalam menentukan tinggi rendahnya self-efficacy mahasiswa,
maka digunakan lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan dalam
variabel ini adalah 14 aitem valid. Skor empiris yang diperoleh
51
bergerak dari 70 (5x14) sampai 14 (1x14). Untuk mengetahui self-
efficacy digunakan interval ukuran sebagai berikut:
𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
𝑖 =5(14)−1(14)
5
𝑖 =70 − 14
5
𝑖 = 11,2.
Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil self-
efficacy dapat dilihat pada Tabel 4.12
Tabel 4.12
Kategori Skor Self-efficacy
No. Kategori Interval N Presentase (%)
1 Sangat tinggi 58,8 ≤ x ≤70 7 14%
2 Tinggi 47,6 ≤ x ≤58,8 32 64%
3 Sedang 36,4 ≤ x <47,6 11 22%
4 Rendah 11,2 ≤ x <36,4 -
5 Sangat rendah 14 ≤ x <11,2 -
Jumlah 50 100%
Dari Tabel 4.12 diketahui bahwa self-efficacy mahasiswa
tahun pertama Fakultas Teologi UKIM mempunyai tingkat self-
efficacy yang dapat dikategorikan sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Tepatnya 14% mahasiswa memiliki self-efficacy pada kategori sangat
tinggi, 64% memiliki self-efficacy pada kategori tinggi, dan 22%
pada kategori sedang.
4.7. Uji Asumsi Klasik
Pengujian untuk asumsi klasik menggunakan uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heterokedasitas, dan uji linearitas.
52
4.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data
terdistribusi normal. Pengujian normalitas secara statistik dapat
dilakukan dengan uji one sample Kolmogorv-smirnov dengan p>0.05.
Sedangkan bila menggunakan metode grafik dapat dilihat pada grafik
histogram dan P-P Plot Test. Hasil uji normalitas dengan
menggunakan aplikasi SPSS 16 dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1
Histogram
Data dikatakan berdistribusi normal apabila histogram
berbentuk lonceng (bell shaped curve) (Santoso, 2000). Gambar 4.1
memperlihatkan bahwa data berdistribusi normal karena kurva
membentuk lonceng (bell shaped curve), dengan standar deviasi
sebesar 0,979. Selain menggunakan histogram, normalitas juga dapat
dilihat melalui grafik P-P Plot Test.
53
Gambar 4.2
Grafik P-P Plot Test
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sebaran data merupakan
titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga asumsi normalitas
dapat dipenuhi.
Tabel 4.13
Hasil Uji Kormogorov-Smirnov
UjiSatu Sampel Kolmogorov-Smirnov
PWB_Y KE_X1 SE_X2
N 50 50 50
Parameter Normal Rata-rata 113.18 139.56 50.64
Std. Deviasi 13.490 13.602 5.749
Perbedaan yang paling ekstrim
Absolut .079 .112 .175
Positif .073 .112 .175
Negatif -.079 -.108 -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .558 .793 1.238
Asymp. Sig. (2-tailed) .914 .555 .093
a. Uji Distribusi Normal.
54
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
untuk PWB sebesar 0,914, kecerdasan emosional sebesar 0,555, dan
self-efficacy sebesar 0,093. Nilai signifikansi variabel terikat (PWB)
berada di atas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal.
Tabel 4.14
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh Tunggal
Uji Satu Sampel Kolmogorov-Smirnov
Residual yang tak terbakukan
N 50
Parameter Normal
Rata-rata .0000000
Std. Deviasi 8.26362315
Perbedaan yang Paling Ekstrim
Absolut .080
Positif .063
Negatif -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .568
Asymp. Sig. (2-tailed) .903
a. Uji Distribusi Normal.
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai koefisien Kolmogorov-
Smirnov 0,568 dengan signifikansi sebesar 0,903 (p>0,05) maka
disimpulkan bahwa data nilai residual terdistribusi normal.
Secara keseluruhan dengan menggunakan metode statistik
maupun grafik histogram dan grafik P-P Plot Test menunjukkan
bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi secar normal sehingga
dapat dinyatakan bahwa asumsi normalitas dalam penelitian ini
terpenuhi dan model regresi layak digunakan untuk menjadi alat
penganalisa PWB berdasarkan kecerdasan emosional dan self-
efficacy.
4.7.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerence
dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika
55
nilai tolerence ≤ 0.10 dan VIF ≥ 10 (Ghozali, 2009). Berikut adalah
tabel uji multikolinearitas.
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Statistik Kolinearitas
Toleransi VIF
1 (Konstanta)
KE .782 1.278
SE .782 1.278
a. Dependent Variable: PWB
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai tolerance kecerdasan
emosional dan self-efficacy 0,782 lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF
kecerdasan emosional dan self-efficacy 1,278 lebih kecil dari 10 maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
4.7.3. Uji Heterokedasitas
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasitas yaitu
melihat scatterplot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual
SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heterokedasitas (Santoso, 2000).
56
Gambar 4.3
Scatterplot
Scatterplot menunjukkan titik-titik terpencar dengan tidak
membentuk pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik
tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedasitas
sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi PWB
berdasarkan kecerdasan emosional dan self-efficacy.
4.7.4. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan linear
antara variabel bebas dan variabel terikat untuk mengetahui
signifikansi penyimpangan dari linearitas dengan p<0.05.
57
Tabel 4.16
Hasil Uji Linearitas PWB dengan kecerdasan emosional
ANOVA Table
Jumlah Kuadrat df
Kuadrat Tengah F Sig.
PWB * KE
Antar Kelompok
(Gabungan) 8043.130 30 268.104 5.827 .000
Linearitas 5466.500 1 5466.500 118.803 .000
Simpangan dari Linearitas
2576.630 29 88.849 1.931 .069
Dalam Kelompok 874.250 19 46.013
Total 8917.380 49
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi linearitas
sebesar 0,000 (p<0,05) dengan nilai penyimpangan linearitas sebesar
0,069 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
linear antara PWB dan kecerdasan emosional.
Tabel 4.17
Hasil Uji Linearitas PWB dengan Self-efficacy
ANOVA Table
Jumlah Kuadrat df
Kuadrat Tengah F Sig.
PWB * SE
Antar Kelompok
(Gabungan) 4558.118 20 227.906 1.516 .150
Linearitas 646.500 1 646.500 4.301 .047
Simpangan dari Linearitas
3911.618 19 205.875 1.370 .217
Dalam Grup 4359.262 29 150.319
Total 8917.380 49
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai signifikansi linearitas
sebesar 0,047 (p<0,05) dengan nilai penyimpangan linearitas sebesar
0,217 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
linear antara PWB dan self-efficacy.
58
4.8. Uji Hipotesis
Hipotesis: ada pengaruh kecerdasan emosional dan self-efficacy
secara simultan terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas
Teologi UKIM.
4.8.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel independen
(kecerdasan emosional dan self-efficacy) terhadap variabel dependen
(PWB) diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.18
Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F
ANOVAb
Model Jumlah Kuadrat df Kuadrat Tengah F Sig.
1 Regresi 5571.294 2 2785.647 39.128 .000a
Sisa 3346.086 47 71.193
Total 8917.380 49
a. Prediktor: (Konstanta), SE, KE
b. Peubah Gayut: PWB
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 39,128
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti ada
pengaruh signifikan dari kecerdasan emosional dan self-efficacy
secara bersamaan terhadap PWB. Dari hasil perhitungan ini maka
hipotesis dalam penelitian ini diterima.
4.8.2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)
Hasil uji statistik secara parsial untuk variabel bebas
(kecerdasan emosional dan self-efficacy) terhadap variabel dependen
(PWB) diperoleh hasil sebagai berikut:
59
Tabel 4.19
Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Parameter Individual (Uji T)
Koefisien
Model
Koefisien tidak terbakukan
Koefisien terbakukan
t Sig. B Kesalahan baku Beta
1 (Konstanta) 11.464 13.580 .844 .403
KE_X1 .833 .100 .840 8.317 .000
SE_X2 -.288 .237 -.123 -1.213 .231
a. Peubah Gayut: PWB_Y
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai thitung kecerdasan
emosional sebesar 8,317 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05).
Hasil ini memberikan arti bahwa variabel bebas kecerdasan emosional
secara parsial mempunyai pengaruh terhadap PWB.
Nilai thitung self-efficacy sebesar -1,213 dengan tingkat
signifikansi 0,231 (p>0,05). Hasil ini memberikan arti bahwa variabel
bebas self-efficacy secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap
PWB.
Berdasarkan Tabel 4.19 diperoleh persamaan regresi yang
dapat disusun, yaitu:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 sehingga dapat ditulis
Y = 11,464 + 0,840 X1 + -0,123 X2
Dapat dilihat bahwa koefisien regresi kecerdasan emosional
menunjukkan tanda positif (+) dan self-efficacy menunjukkan tanda
negatif (-). Persamaan regresi berganda dapat diartikan sebagai
berikut:
1. Konstanta a sebesar 11,464 mengandung arti bahwa jika variabel
bebas dianggap konstan maka nilai variabel PWB sebesar 11,464.
2. Koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar 0,833 memberikan
pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau tingkatan
60
kecerdasan emosional akan berdampak pada meningkatnya PWB
sebesar 0,833.
3. Koefisien regresi self-efficacy sebesar -0,288 memberikan
pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau tingkatan self-
efficacy akan berdampak pada menurunnya PWB sebesar 0,288.
4.8.3. Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh antara kecerdasan emosional dan
self-efficacy terhadap PWB mahasiswa tahun pertama Fakultas
Teologi UKIM. Berdasarkan pengolahan secara statistik, diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Ringkasan Model
Model R R2 R
2 terkoneksi Kesalahan Baku Taksiran Durbin-Watson
1 .790a .625 .609 8.438 1.379
a. Prediktor: (Konstanta), SE_X2, KE_X1
b. Peubah Gayut: PWB_Y
Tabel 4.20 menunjukkan bahwa Nilai R sebesar 0,790 dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh kecerdasan emosional
dan self-efficacy terehadap PWB dengan koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,625. Dengan demikian variabel kecerdasan emosional dan
self-efficacy memberikan pengaruh terhadap perubahan variabel PWB
sebesar 62,5% sedangkan sisanya 37,5% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
61
4.9. Pembahasan
Mengacu pada hasil analisis data yang telah dilakukan maka
dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional dan self-efficacy secara
simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap PWB.
Besarnya pengaruh kecerdasan emosional dan self-efficacy terhadap
PWB tercermin dalam hasil perhitungan uji F (uji signifikansi simultan)
dengan nilai Fhitung sebesar 39,128 dan nilai signifikansi sebesar 0,000
(p<0,05). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,625, dengan
demikian variabel kecerdasan emosional dan self-efficacy secara
simultan memberikan pengaruh terhadap variabel PWB sebesar 62,5%.
Hal ini berarti bahwa dari variasi yang terjadi pada variabel PWB dapat
dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional dan self-efficacy dan
sisanya sebesar 37,5% dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang
signifikan antara kecerdasan emosional dan self-efficacy terhadap PWB.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka hipotesis yang menyatakan
ada pengaruh kecerdasan emosional dan self-efficacy secara simultan
terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM
dapat diterima. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Adeyemo dan Adeleye (2015) yang memberikan hasil
bahwa kecerdasan emosional dan self-efficacy secara simultan dapat
memengaruhi PWB.
Kekuatan kecerdasan emosional dan self-efficacy sebagai
pengaruh terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas
Teologi UKIM dapat dilihat melalui hasil analisis regresi berganda yang
menunjukkan tanda positif pada kecerdasan emosional yang berarti
semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi PWB dan
tanda negatif pada self-efficacy yang berarti bahwa semakin rendah self-
efficacy maka semakin rendah PWB. Hasil temuan ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Shaheen dan Shaheen (2016)
memberikan hasil bahwa ada korelasi positif yang kuat antara PWB dan
62
kecerdasan emosional dan penelitian yang dilakukan oleh Onuoha dan
Bada (2016) menemukan hasil bahwa tidak ada kontribusi yang
signifikan dari self-efficacy untuk PWB.
Dari determinasi parsial dapat dilihat bahwa kecerdasan
emosional memiliki nilai determinasi parsial sebesar 0.840 dan nilai
signifikansi secara parsial sebesar 0.000 (p<0,05). Dengan demikian
kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh terhadap PWB
mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM. Terdapat hubungan
yang signifikan antara kecerdasan emosional dan PWB memberikan arti
bahwa kecerdasan emosional dapat memprediksi PWB. Hasil penelitian
ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goleman
(dalam Shaheen & Shaheen, 2016) menemukan bahwa siswa dengan
kecerdasan emosional yang tinggi siap untuk menghadapi tantangan
lingkungan baru, menyiapkan jadwal dan rencana studi secara
tertanggung jawab, bertemu orang-orang baru tanpa rasa canggung, dan
dapat mengatasi frustrasi dan kecemasan yang berada di luar kendali
lingkungan. Kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam
kesejahteraan psikologis seseorang, semakin tinggi kecerdasan
emosional yang dimiliki maka semakin tinggi pula PWB.
Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa self-efficacy tidak
memberikan sumbangan dengan determinasi parsial sebesar -0.123 dan
nilai signifikansi sebesar 0.231 (p>0.05) yang berarti bahwa variabel
self-efficacy secara parsial tidak memberi pengaruh secara signifikan
terhadap PWB. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa self-efficacy
tidak berpengaruh pada PWB mahasiswa angkatan pertama Fakultas
Teologi UKIM. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Onouha dan Bada (2016) yang menemukan bahwa self-
efficacy tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PWB.